Anda di halaman 1dari 3

C.

Ikatan Ion
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat adanya serah terima elektron
sehingga membentuk ion positif dan ion negatif yang konfigurasi elektronnya sama
dengan gas mulia. Ion positif dan ion negatif diikat oleh suatu gaya elektrostatis.
Senyawa yang dihasilkan dinamakan senyawa ion ( Muchtaridi, 2016 ).
1) Pembentukan Ikatan Ion
Ikatan ion terjadi antara atom – atom yang mempunyai energi ionisasi rendah
( mudah melepas elektron ) dengan atom – atom yang mempunyai afinitas elektron
yang besar ( mudah menarik elektron ). Umumnya, unsur – unsur logam mempunyai
energi ionisasi rendah sedangkan unsur – unsur non-logam mempunyai afinitas
elektron yang tinggi. Oleh karena itu, ikatan ion terjadi antara logam dengan non-
logam ( Sudarmo, 2016 ).

Misalnya, pembentukan ikatan ion pada Natrium Klorida (NaCl). NaCl


merupakan senyawa ionik yang terbentuk dari penggabungan ion Na+ dengan ion Cl-
melalui pembentukan ikatan ionik. Ikatan ini terjadi melalui mekanisme transfer
elektron dari atom logam natrium (Na) ke atom non-logam (Cl) membentuk natrium
klorida (NaCl) dalam fase padat.

Atom Natrium ( Na ) mempunyai nomor atom 11 dan atom Klorida ( Cl )


mempunyai nomor atom 17, dengan konfigurasi elektron :

11Na :281

17Cl :287

Untuk mencapai kestabilan, atom natrium melepaskan sebuah elektron sehingga


mempunyai konfigurasi elektron gas mulia Ne.
Na → Na+ + e-
(2 8 1) (2 8)
Atom Cl mengikat sebuah elektron yang dilepaskan atom Na sehingga mempunyai
konfigurasi elektron sesuai dengan gas mulia Ar.
Cl + e- → Cl-
(2 8 7) (2 8 8)
Terjadi tarik menarik antara ion Na+ dengan ion Cl- membentuk molekul.

Na → Na+ + e-
Cl + e- → Cl- +

Na + Cl → Na+ + Cl-

Na+ + Cl- membentuk ikatan ionik NaCl ( Natrium Klorida ) ( Sudarmo,


2016 ).

xx + xx -
Na + Cl x x
x Na + x
Cl
xx
x
x Na Cl
xx

Gambar 1. Pembentukan NaCl

Contoh senyawa lainnya adalah senyawa CaF2. Atom 20Ca ( 2 8 8 2 )


memiliki dua elektron valensi sehingga atom Ca akan melepas dua elektron untuk
membentuk Ca2+ ( 2 8 8 ). Atom 9F ( 2 7 ) memiliki tujuh elektron valensi sehingga
atom F akan menerima satu elektron untuk membentuk ion F- ( 2 8 ). Atom Ca
melepaskan dua elektron sedangkan atom F menerima satu elektron, sehingga
diperlukan dua atom F untuk menerima dua elektron dari atom Ca. sehingga
terbentuklah CaF2 ( Sutresna, dkk., 2016 ).

2) Sifat – sifat senyawa ion


Senyawa ion mempunyai beberapa sifat, di antaranya :
a) Kristalnya keras tetapi rapuh
Apabila senyawa ion dipukul, akan terjadi pergeseran posisi ion positif
dan ion negatif, dari yang semula berselang – seling menjadi berhadapan
langsung. Hal ini menyebabkan ion positif bertemu dengan ion positif dan
terjadi gaya tolak menolak. Hal ini yang menyebabkan Kristal senyawa ion
bersifat rapuh.
b) Dapat menghantarkan arus listrik
Senyawa ion dalam keadaan cair dapat menghantarkan listrik karena
ion-ionnya dapat bergerak secara bebas. Akan tetapi, dalam keadaan padat,
senyawa ion tidak dapat menghantarkan listrik karena ion-ionnya tidak dapat
bergerak ( Sudarmo, 2016 ).
c) Mempunyai titik lebur dan titik didih yang tinggi karena kuatnya ikatan antar
atom.
d) Pada suhu kamar, semua senyawa ion berupa zat padat. Memiliki struktur
Kristal dengan permukaan yang mengkilap.
e) Rata – rata senyawa ion memiliki struktur yang sangat stabil sehingga
dibutuhkan energi yang sangat besar untuk mengurai senyawa ionik.
f) Hampir seluruh senyawa ion larut dalam air kecuali MgF2. Akan tetapi,
cenderung tidak dapat larut dalam pelarut organik seperti alkohol, aseton, dan
petroleum eter ( Umiyanti, 2016 ).
g) Semua senyawa ion pada suhu kamar tidak bersifat volatil ( mudah menguap )
dikarenakan ion – ionnya terikat dengan kuat.

Anda mungkin juga menyukai