PERCOBAAN IV
LARUTAN PENYANGGA
KELOMPOK : 7 (TUJUH)
ASISTEN : SYELI
I. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengenal sifat-sifat larutan
penyangga
II. Hasil
2.1 Percobaan I
Perlakuan Hasil
Aquades 40 ml pH = 5,46 pH
Aquades 40 ml + larutan HCl 4 tetes = 4,68 pH =
Aquades 40 ml + larutan NaOH 4 6,40
tetes
2.2 Percobaan II
Perlakuan Hasil
Larutan CH3COOH 20 ml + larutan pH = 4,51
CH3COONa 20 ml
Larutan CH3COOH 20 ml + larutan pH = 4,49
CH3COONa 20 ml + larutan HCl 4 tetes
Larutan CH3COOH 20 ml + larutan pH = 4,50
CH3COONa 20 ml + larutan NaOH 4 tetes
Perlakuan Hasil
Larutan NH4Cl 20 ml + larutan NH3 pH = 9,91
20 ml
Larutan NH4Cl 20 ml + larutan NH3 20 pH = 9,98
+ 4 tetes HCl
Larutan NH4Cl 20 ml + larutan NH3 20 pH = 9,93
+ 4 tetes NaOH
III. Persamaan Reaksi
H2O → H+ + OH-
H2O + HCl → H3O+ + Cl-
H2O + Na+ → NaOH + H+
CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O
NH4Cl + H2O → NH4OH + HCl
IV. Pembahasan
Larutan penyangga adalah campuran antara asam yang tidak terurai dan basa
konjugat yang menyebabkan suatu larutan dapat menahan perubahan ph sewaktu
ditambahkan H+ atau OH-. Suatu penyangga memiliki kapasitas paling besar bila
rentang pH-nya terletak di dekat Pka nya. Karena dalam proses metabolime normal
dihasilkan asam, tubuh harus memiliki penyangga yang dapat mempertahankan pH,
dalam rentang yang sesuai untuk kehidupan. (Marks. Dkk 1996)
Pada praktikum kali ini, dengan percobaan pertama yaitu ditambahkan aquades
kedalam masing-masing 3 gelas ukur. Pada gelas ukur pertama hanya aquades tanpa
direaksikan dengan larutan lain dengan pH 5,46 sebagai pembanding untuk gelas
ukur kedua dan ketiga. Pada gelas ukur kedua ditambahkan 4 tetes HCl sehingga pH-
nya menjadi 4,68. Pada gelas ukur ketiga ditambahkan 4 tetes NaOH sehingga pH-
nya menjadi 6,40.
Pada percobaan ketiga larutan juga dibuat terlebih dahulu penyangganya yaitu
dengan direaksikan 20 ml amoniak sebagai basa lemah dengan 20 ml larutan
amonium klorida lalu diukur pH-nya menggunakan pH meter dan didapat pH-nya
yaitu 9,91 lalu dibandingkan dengan gelas ukur kedua dan ketiga. Pada gelas ukur
yang kedua ditambahkan 4 tetes larutan HCl sehingga pH-nya menjadi 9,89. Pada
gelas ukur yang ketiga ditambahkan 4 tetes NaOH sehingga pH yang didapat adalah
9,93. Menurut (Sulistiyarti, 2017) campuran basa lemah dan garamnya (garam yang
mengandung kation basa lemahnya). Campuran ini akan membentuk buffer basa
(pH>7). Contohnya adalah pasangan ammonium hidroksida – amonium klorida.
V. Kesimpulan dan Saran
5.1 kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa larutan penyangga atau larutan
buffer yang terdiri dari suatu asam lemah dan basa konjugatnya memiliki sifat
dapat menahan perubahan pH apabila ditambahkan asam ataupun basa.
6.2 Saran
Saran saya pada praktikum ini adalah vidio yang digunakan agar memiliki sub
title bahasa indonesia agar kita lebih bisa memahami inti dari vidio tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Dawn B. Marks. phD. Dkk. 1996. Biokimia Kedokteran Dasar. EGC : Jakarta.
Dr. Hermin Sulistyarti. 2017. Kimia Analisa Dasar Untuk Analisis Kualitatif. UB
Media : Malang.