Anda di halaman 1dari 46

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan  Praktikum  Kimia Organik II dengan judul “Reaksi Karbohidrat” 


yang disusun oleh : 
Nama : Muh. Fitrah Ramadhan
NIM : 200105501012
Kelas : Pendidikan Kimia B
Kelompok : 2 (Dua)
telah diperiksa dan dikonsultasikan oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka
laporan ini dinyatakan telah diterima. 

Makassar,12 Oktober 2021


Koordinator Asisten Asisten

Julkifli Eko Baskoro Muh. Arif Kamaluddin


NIM.1713042020 NIM.1613141004

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Munawwarah, S.Pd, M.Pd


NIP. 19930531201032019
A. JUDUL PERCOBAAN
Reaksi Karbohidrat
B. TUJUAN PERCOBAAN
Sebelum melakukan percobaan mahasiswa harus memahami struktur 
glukosa, fruktosa, sukrosa dan laktosa. Setelah melakukan percobaan ini
dengan menggunakan pereaksi yang ada, diharapkan mahasiswa dapat:
1. Membedakan antara gula pereduksi dengan gula bukan pereduksi.
2. Membedakan antara disakarida yang mempunyai kumpulan aldehid
(hemisetal) atau keton (hemiketal) bebas dan tidak bebas.
C. LANDASAN TEORI
Karbohidrat atau sakarida (bahasa Yunani: sakcharon, artinya gula) adalah
komponen essensial semua organisme hidup. Karbohidrat merupakan kelompok
molekul biologi yang paling melimpah di bumi. Meskipun semua organisme dapat
mensintesa karbohidrat, namun kebanyakan karbohidrat dihasilkan oleh
organisme fotosintetik termasuk bakteri tertentu, alga dan tumbuhan. Organisme
ini merubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia, kemudian energi kimia
digunakan untuk membuat karbohidrat dari karbondioksida (CO2). Karbohidrat
memainkan peranan sangat penting pada kehidupan organisme. Polimer
karbohidrat pada binatang dan tumbuhan, bertindak sebagai molekul penyimpan
energi. Binatang dan manusia dapat mencerna karbohidrat yang kemudian
dioksidasi menghasilkan energi selama proses katabolisme. (Azhar, 2016: 72).
Karbohidrat merupakan zat gizi sumber energi paling penting bagi
makhluk hidup. Kadar karbohidrat dinyatakan dalam bentuk % per 100 gram
bahan. menunjukkan bahwa kadar karbohidrat nasi biasa, nasi bakar, dan nasi
panggang (X0, X1, dan X2) yaitu 39,44; 34,84; dan 37,45. Berdasarkan uji
normalitas Shapiro-Wilk didapatkan hasil nilai sig. (X0, X1, dan X2) >0,05 yaitu
0;312, 0;584; dan 0;792 yang menunjukkan data berdistribusi normal. Kemudian
berdasarkan uji homogenitas varian didapatkan hasil sig. >0,05 yaitu 0,350 yang
artinya data bersifat homogen. Berdasarkan syarat tersebut maka dapat dilakukan
uji One Way Anova dengan tingkat signifikasi (α) sebesar 0,05 dan didapatkan
nilai p value 0,000 menunjukan adanya perbedaan yang signifikan dari perlakuan
berupa pembakaran dan pemanggangan terhadap kadar karbohidrat nasi.
Berdasarkan Post Hoc Tests (Tukey HSD) didapatkan hasil bahwa perbandingan
antara dua kelompok perlakuan menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan p
value ≤ 0,05. (Mukti dkk, 2018: 92).
Secara struktural karbohidrat seperti polihidroksi aldehid atau polihidroksi
keton atau senyawa yang menghasilkan polihidroksi aldehid atau polihidroksi
keton pada produk hidrolisisnya. Molekul karbohidrat dapat berikatan dengan
molekul lain membentuk glycoconjugate. Glycoconjugate adalah turunan
karbohidrat dimana satu atau lebih rantai karbohidrat berikatan kovalen dengan
peptida, protein atau lipid. Turunan ini termasuk proteoglycan, peptidoglycan,
glycoprotein, dan glycolipid. Karbohidrat pada proteoglycan, peptidoglycan,
glycoprotein dan glycolipid merupakan heteroglycan. (Azhar, 2016: 73).
Karbohidrat terdapat di semua sel hidup. Energi yang sampai ke bumi
dalam bentuk sinar matahari diubah oleh tanaman darat dan laut menjadi gula,
yang digunakan sebagian dekat titik sintesis (yaitu, dalam tunas yang tumbuh
hijau) untuk konstruksi berbagai komponen dan struktur tumbuhan, dan sebagian
diangkut ke tempat lain lokasi pabrik di mana mereka digunakan untuk membuat
komponen lain. Tanaman ini komponen memasok makanan dan energi untuk
semua bentuk kehidupan lainnya. Beberapa inisial bahan karbohidrat fotosintesis
diubah menjadi senyawa organik lainnya, seperti protein, lemak, dan lignin.
Sebagian besar karbohidrat yang tersisa diubah menjadi polimer gula (disebut
polisakarida, yang merupakan lebih dari 90% dari bahan kering tanaman dan
setidaknya tiga perempat dari berat kering semua makhluk hidup organisme).
Diperkirakan setiap produksi biomassa sebanyak 1012 ton tahun oleh fotosintesis
akan dilakukan di lingkungan. (Bemiller, 2019: 2).
Unit pembangun semua karbohidrat adalah monosakarida. Monosakarida
dapat diartikan sebuah (mono-) unit gula (saccharide). Monosakarida adalah
karbohidrat paling sederhana karena monosakarida tidak dapat lagi dihidrolisis
menjadi gula yang lebih sederhana. Sifat monosakarida adalah larut di dalam air,
berwarna putih, padat kristalin, dan berasa manis. Kebanyakan monosakarida
disintesis dari senyawa sederhana pada proses yang dinamakan glukoneogenesis.
Monosakarida lainnya dihasilkan melalui fotosintesis pada tumbuh-tumbuhan dan
bakteri tertentu. Monosakarida juga merupakan komponen asam nukleat dan
senyawa yang penting dari lipid kompleks. Contoh monosakarida adalah glukosa,
fruktosa, galaktosa, dan ribosa. Fruktosa dikenal juga sebagai gula buah dan
merupakan gula yang paling manis, sedangkan glukosa merupakan gula yang
paling penting dalam tubuh manusia. Glukosa merupakan sumber energi utama
otak dan sistem saraf dan dapat digunakan oleh jaringan lainnya. Kadar glukosa
normal di dalam darah kita adalah 100-120 mg/100 mL darah. Galaktosa terikat
glukosa membentuk laktosa. (Azhar, 2016: 74).
Ada satu jenis host yang dapat membentuk kompleks saluran dan kandang.
Ini jenis ini disebut siklodekstrin atau sikloamilosa. 174 Molekul inang dibuat
enam, tujuh, atau delapan unit glukosa yang terhubung dalam cincin besar,
masing-masing disebut, a-, b-, atau g-. Ketiga molekul tersebut berbentuk
potongan berongga kerucut dengan gugus OH primer menonjol dari sisi sempit
kerucut dan gugus OH sekunder dari sisi lebar. Seperti yang diharapkan untuk
molekul karbohidrat, semuanya larut dalam air dan rongga biasanya isi dengan
molekul air yang ditahan oleh ikatan hidrogen (6, 12, dan 17 H2O molekul untuk
bentuk a, b, dan g, masing-masing), tetapi bagian dalam kerucut kurang polar
daripada bagian luarnya, sehingga molekul organik nonpolar dengan mudah
menggantikan air. Jadi siklodekstrin membentuk kompleks kandang 1:1 dengan
banyaktamu, mulai dari ukuran gas mulia hingga molekul organik besar. Seorang
tamu molekul tidak boleh terlalu besar atau tidak akan muat, meskipun banyak
kompleks yang stabil diketahui di mana salah satu ujung molekul tamu menonjol
dari rongga. Di sisi lain, jika tamu terlalu kecil, mungkin masuk melalui lubang
bawah (meskipun beberapa molekul polar kecil, misalnya metanol, membentuk
kompleks) di mana rongga juga mengandung beberapa molekul air). Sejak
ronggatiga siklodekstrin memiliki ukuran yang berbeda, berbagai macam tamu
dapat ditampung. Karena siklodekstrin tidak beracun (mereka sebenarnya adalah
pati kecil molekul), mereka sekarang digunakan secara industri untuk merangkum
makanan dan obat-obatan. (Smith dan March, 2007: 129).
Polimer karbohidrat juga dapat ditemukan pada dinding sel dan sebagai
pelindung kebanyakan organisme. Polimer karbohidrat lainnya juga berfungsi
sebagai molekul penanda yang memungkinkan satu tipe sel mengenal dan
berinteraksi dengan tipe sel lainnya. Turunan karbohidrat ditemukan dalam
sejumlah molekul biologi termasuk beberapa koenzim dan asam nukleat. Sumber
karbohidrat penting adalah biji-bijian, roti, gula tebu, buah-buahan, susu dan
madu. Sumber karbohidrat ini merupakan sumber energi penting pada manusia
dan binatang. (Azhar, 2016: 72).
Berbagai reagen pelabelan afinitas telah dikembangkan selama bertahun-
tahun untuk identifikasi residu situs aktif spesifik dalam hidrolase glikosida.
Terutama ini terdiri dari karbohidrat yang telah dimodifikasi untuk memasang
berbagai elektrofilik gugus yang mampu bereaksi dengan residu nukleofilik atau
asam/basa tertentu dalam situs aktif enzim. Kelas penting reagen pelabelan
afinitas meliputi Gula. (Stick dan William, 2009: 265).
Nama karbohidrat berasal dari ‘hydrate of carbon’ yang merujuk ke rumus
empirisnya (CH2O) n dimana n adalah 3 atau lebih besar (n biasanya 5 atau 6
tetapi dapat sampai 9). Klasifikasi utama karbohidrat adalah: monosakarida,
disakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida merupakan unit terkecil
dari struktur karbohidrat. Disakarida terdiri dari dua residu monosakarida yang
berikatan kovalen dengan nama ikatan glikosida. Pada oligosakarida (bahasa
Yunani: oligos artinya sedikit) terikat tiga sampai kira-kira 20 residu
monosakarida. Polisakarida (bahasa Yunani : polys artinya banyak) adalah
polimer yang mengandung banyak (biasanya lebih dari 20) residu monosakarida.
Disakarida, oligosakarida dan polisakarida tidak mempunyai rumus empiris
(CH2O) n karena air dikeluarkan selama pembentukan polimer. Oleh sebab itu,
disakarida, oligosakarida dan polisakarida tersusun dari residu unit monosakarida.
Istilah glycan lebih umum untuk polimer karbohidrat. Homoglycan merupakan
polimer dengan monomer gula identik, sedangkan heteroglycan adalah polimer
dengan monomer gula berbeda. (Azhar, 2016: 72-73).
Surfaktan adalah zat yang memiliki sifat menyerap ke antarmuka dan
biasanya surfaktan bertindak untuk me ngurangi energ i bebas antarmuka
daripada untuk meningkatkannya. Surfaktan memiliki karakteristik struktur
molekul yang dikenal sebagai struktur amphipathik .Menurut kelompok
hidrofilik, surfaktan diklasifikasikan sebagai surfaktan anionik, kationik
dan nonionik. Surfaktan anionik adalah surfaktan yang jika berdisosiasi dalam
air menjadi ion bermuatan negatif dan ion bermuatan positif dan kepala
hidrofilik bermuatan negatif (anion). Surfaktan kationik adalah surfaktan
yang jika berdisosiasi dalam air menjadi ion bermuatan negatif dan ion
bermuatan positif dan kepala hidrofilik bermuatan positif (kation).
Surfaktan nonionik tidak dapat berdisosiasi dalam air dan kepala hidrofilik
bermuatan netral .Salah satunya adalah surfaktan karbohidrat ester.Surfaktan
karbohidrat ester dapat diproduksi dengan reaksi antara karbohidrat
dan asam lemak. (Ginting dkk. 2017: 49).
Karbohidrat merupakan zat gizi sumber energi paling penting bagi
makhluk hidup. Kadar karbohidrat dinyatakan dalam bentuk % per 100 gram
bahan. menunjukkan bahwa kadar karbohidrat nasi biasa, nasi bakar, dan nasi
panggang (X0, X1, dan X2) yaitu 39,44; 34,84; dan 37,45. Berdasarkan uji
normalitas Shapiro-Wilk didapatkan hasil nilai sig. (X0, X1, dan X2) >0,05 yaitu
0;312, 0;584; dan 0;792 yang menunjukkan data berdistribusi normal. Kemudian
berdasarkan uji homogenitas varian didapatkan hasil sig. >0,05 yaitu 0,350 yang
artinya data bersifat homogen. Berdasarkan syarat tersebut maka dapat dilakukan
uji One Way Anova dengan tingkat signifikasi (α) sebesar 0,05 dan didapatkan
nilai p value 0,000 menunjukan adanya perbedaan yang signifikan dari perlakuan
berupa pembakaran dan pemanggangan terhadap kadar karbohidrat nasi.
Berdasarkan Post Hoc Tests (Tukey HSD) didapatkan hasil bahwa perbandingan
antara dua kelompok perlakuan menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan p
value ≤ 0,05. (Mukti dkk, 2018: 92).
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Tabung reaksi 16 buah
b. Rak tabung reaksi 2 buah
c. Pipet tetes 10 buah
d. Gelas kimia 600 mL 2 buah
e. Gelas kimia 500 mL 1 buah
f. Gelas kimia 250 mL 1 buah
g. Gelas kimia 100 mL 1 buah
h. Gelas ukur 25 mL 1 buah
i. Gelas ukur 10 mL 1 buah
j. Erlenmeyer 250 mL 1 buah
k. Bunsen 1 buah
l. Kaca arloji 1 buah
m. Corong 3 buah
n. Botol semprot 1 buah
o. Penjepit tabung 1 buah
p. Batang pengaduk 1 buah
q. Corong biasa 1 buah
r. Lap kasar 2 buah
s. Lap halus 2 buah
2. Bahan
a. Larutan α -naftol 1,5 M (dalam etanol) (C10H8O)
b. Larutan natrium hidroksida 10% (NaOH)
c. Larutan asam klorida 10 % (HCl)
d. Larutan asam sulfat pekat (H2SO4)
e. Larutan glukosa (C6H12O6)
f. Larutan fruktosa (C6H12O6)
g. Larutan sukrosa (C12H22O11)
h. Larutan laktosa (C12H22O11)
i. Larutan sampel x
j. Spritus
k. Fenilhidrazin (C6H8N2)
l. Aquades (H2O)
m. Pereaksi benedict (CuSO4)
n. Pereaksi tollens (Ag(NH3)2)
o. Kertas lakmus
p. Kertas saring
q. Kapas
r. Korek api
s. Tissue
t. Label

D. PROSEDUR KERJA
1. Uji Molisch
a. 5 tabung reaksi disiapkan.
b. 2 mL larutan gula (glukosa, fruktosa, sukrosa, dan laktosa) dan larutan sampel
x, dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda.
c. 2 tetes α -naftol 1,5 M ditambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi.
d. 2 mL larutan H2SO4 pekat ditambahkan ke dalam masing-masing tabung
reaksi.
e. Dicatat dan diamati perubahan yang terjadi.
1. Uji Tollens
a. 3 tabung reaksi yang bersih disiapkan.
b. 2 mL pereaksi tollens dimasukkan ke dalam masing-masing tabung.
c. 5 tetes larutan glukosa, sukrosa, dan larutan sampel x ditambahkan ke dalam
tabung reaksi yang berbeda.
d. Dicatat dan diamati perubahan yang terjadi.
2. Uji Benedict
a. 5 tabung reaksi yang bersih disiapkan.
b. 5 mL larutan benedict dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi.
c. 5 tetes larutan gula (glukosa, fruktosa, sukrosa, dan laktosa) dan larutan
sampel x ditambahkan ke dalam masing-,masing tabung reaksi.
d. Tabung reaksi dipanaskan dalam air yang mendidih.
e. Perubahan warna dari masing-masing tabung diamati dan dicatat.
3. Uji Osazon
a. 4 tabung reaksi yang bersih disiapkan.
b. 2 mL larutan gula (glukosa, fruktosa, sukrosa, dan laktosa) dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang berbeda.
c. 15 tetes larutan fenilhidrazin ditambahkan ke dalam masing-masing tabung.
d. Campuran diaduk dengan baik.
e. Tabung reaksi disumbat dengan menggunakan kapas.
f. Tabung reaksi dipanaskan dalam air yang mendidih selama 30 menit.
g. Tabung reaksi didinginkan dan kemudian disaring dengan kertas saring.
h. Perubahan yang terjadi dicatat.
4. Hidrolisis Sukrosa oleh Asam
a. 1 tabung reaksi besar disiapkan.
b. 10 mL sukrosa dimasukkan ke dalam tabung reaksi..
c. 10 mL HCl 10 % ditambahkan ke dalam tabung reaksi.
d. Tabung teaksi dipanaskan dalam air yang mendidih selama 50 menit.
e. Larutan dalam tabung reaksi besar didinginkan.
f. Larutan ditambahkan NaOH 10 % hingga netral (diuji dengan kertas lakmus).
g. 1 mL larutan benedict ditambahkan dalam tabung reaksi besar.
h. Tabung reaksi besar dipanaskan.
i. Perubahan yang terjadi dicatat.

F. HASIL PENGAMATAN
1. Uji Molisch

No Aktivitas Hasil

1. Glukosa + 2 tetes α -naftol + 2mL H2SO4 Larutan bening tidak berwarna,


larutan berwarna ungu
kehitaman dan panas.
2. Sukrosa + 2 tetes α -naftol + 2 mL H2SO4 Larutan bening tidak berwarna,
larutan berwarna ungu
kehitaman dan panas.

3. Fruktosa+ 2 tetes α -naftol + 2 mL H2SO4 Larutan bening tidak berwarna,


larutan berwarna ungu
kehitaman dan panas.

4. Laktosa + 2 tetes α -naftol + 2 mL H2SO4 Larutan bening tidak berwarna,


larutan berwarna kuning
kehitaman dan panas.

5. Gula-x + 2 tetes α -naftol + 2 mL H2SO4 Larutan bening tidak berwarna,


larutan berwarna ungu
kehitaman dan panas.

2. Uji Tollens

No Aktivitas Hasil
.

1. 2 mL pereaksi Tollens + 5 tetes glukosa Terbentuk cermin perak

2. 2 mL pereaksi Tollens + 5 tetes sukrosa Tidak terbentuk cermin


perak.

3. 2 mL pereaksi Tollens + 5 tetes gula-x Tidak terbentuk cermin


perak.

3. Uji Benedict

No Aktovitas Hasil
.

1. 5mL benedict + Glukosa Berwarna merah bata +


endapan

2. 5mL benedict + fruktosa Terdapat endapan merah bata

3. 5mL benedict + Sukrosa Berwarna hijau Kebiruan

4. 5mL benedict + Laktosa Terdapat endapan merah bata

5. 5mL benedict + Gula-x Terdapat endapan merah bata

4. Uji Osazon

No Aktivitas Hasil

1. 2mL glukosa + 15 tetes fenilhidrazin Warna kuning (kristal).

2. 2mL sukrosa + 15 tetes fenilhidrazin Endapan kuning (kristal).

3. 2mL fruktosa + 15 tetes fenilhidrazin Orange ada kristal.

4. 2mL laktosa + 15 tetes fenilhidrazin Endapan kuning (kristal).

5. Hidrolisis Sukrosa oleh Asam

No Aktivitas Hasil

1. 10 mL sukrosa + 10 mL HCl 10% Larutan bening

+ dipanaskan 50 menit + dinetralkan NaOH Larutan bening

Uji kertas lakmus Lakmus merah tetap


Uji dengan benedict merah, biru tetap biru.

Endapan merah bata

G. PEMBAHSAN
Percobaan reaksi karbohidrat pada umumnya dilakukan untuk dapat
mengetahui pereaksi-peraksi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu
karbohidrat. Aadapun tujuan dari percobaan ini yaitu mahasiswa diharapkan dapat
membedakan antara gula pereduksi dengan gula bukan pereduksi dan dapat
membedakan antara gula disakarida yang mempunyai kumpulan aldehid
(hemiasetal) atau keton (hemiketal) bebas dan tidak bebas. Beberapa percobaan
yang dilakukan uaitu Uji Molisch, Uji Tollens, Uji Benedict, Uji Osazon dan
Hidrolisis Sukrosa oleh asam.
1. Uji Molisch
UJI molisch digunakan untuk mengientifikasi adanya senyawa karbohidrat
dalam suatu smampel dan uji ini dapat mengidentifikasi semua senyawa
karbohidrat. Dalam percobaan ini digunakan gula yaitu glukosa, fruktosa, sukrosa
laktosa dan gula x. Masing-masing larutan tersebut ditambahkan larutan α -naftol
yang berfungsi untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam sampel dan
menghasilkan larutan bening. Kemudian masing-masing larutan ditambahkan
H2SO4 pekat melalui dinding-dinding tabung, pencampuran gula dilakukan
dengan hati-hati agar antara gula dengan asam sulfat tidak tercampur. Setelah
penambahan H2SO4 pekat larutan berwarna bening dan terdapat endapan, hal ini
tidak sesuai dengan teori yang seharusnya terbentuk cincin ungu antara dua
lapisan yang menandakan terjadinya reaksi furfural dengan α -naftol.
Adapun reaksi yang seharusnya terjadi:
a. Glukosa

b. Fruktosa

c. Laktosa
d. Sukrosa

2. Uji Tollens
Pereaksi ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya gula pereduksi atau
bukan. Gula pereduksi akan membentuk cermin perak setelah direaksikan dengan
pereaksi Tollens. Larutan gula yang digunakan yaitu glukosa, sukrosa dan gula x .
Hasil yang diperoleh yaitu tabung yang berisi glukosa terbentuk cermin perak dan
tabung yang berisi sukrosa dan gula x tidak terbentuk. Hal ini telah sesuai dengan
teori bahwa glukosa adalah gula pereduksi yang memiliki gugus aldehid. Sukrosa
tidak membentuk cermin perak karena merupakan gula non-pereduksi memiliki
ikatan antara hemiasetal-hemiketal dan begitu juga dengan gula x yang kuat maka
tidak mudah terurai dan susah untuk tereduksi.

Adapun reaksi yang terjadi:

a. Glukosa

b. Sukrosa
3. Uji Benedict
Percobaan ini bertujuan untuk membedakan antara gula pereduksi dengan
gula non pereduksi. Percobaan ini digunakan larutan glukosa, fruktosa, sukrosa,
laktosa dan gula x. Penambahan Benedict ke masing-masing gula menghasilkan
larutan berwarna biru. Gula yang merupakan gula pereduksi akan menghasilkan
endapan merah bata sedangkan gula non-pereduksi tidak. Semua larutan gula
dipanaskan untuk mempercepat reaksi antara gula dan Benedict. Hasil yang
didapatkan yaitu larutan glukosa, fruktosa, laktosa dan gula x menghasilkan
endapan merah bata, berarti keempatnya merupakan gula pereduksi. Keempat
larutan tersebut dapat dioksidasi oleh Cu karena glukosa mengandung gugus
aldehid, fruktosa mengandung gugus keton dan laktosa memiliki ikatan
hemiasetal yang bebas sehingga dapat dioksidasi oleh endapan Benedict (Cu++)
menjadi CuO2 yang berupa endapan merah bata, sedangkan sukrosa tidak
menghasilkan endapan karena ikatan hemiasetal dan hemiketal tidak bebas
sehingga ikatannya kuat dan sukar untuk dioksidasi oleh Cu++ pada pereaksi
Benedict.
Adapun reaksi yang terjadi:
a. Glukosa:

b. Fruktosa

c. Laktosa:

d. Sukrosa:
4. Uji Osazon
Uji osazon digunakan untuk mengidentifikasi adanya gula pereduksi.
Dalam pengujian digunakan larutan gula yaitu glukosa, fruktosa, laktosa dan
sukrosa yang ditambahkan dengan fenilhidrazin yang akan menyediakan gugus
hidrazin yang mengikat gugus aldehid atau keton pada gula pereduksi. Gula
monosakarida (gula pereduksi) dengan penambahan fenilhidrazin berlebih akan
menghasilkan hablur berwarna kuning dan disakarida yang memiliki hemiasetal
atau hemiketal yag bebas, akan menjalani reaksi sejenis dengan fenilhidrazin
membentuk hablur berwarna kuning. Kemudian dilakukan pemanasan untuk
mempercepat reaksi. Penutupan pada mulut tabung dilakukan untuk mengurangi
penguapan agar uap larutan tidak keluar dari tabung karena pemanasan. Uji positif
yang terjadi pada glukosa, sukrosa dan laktosa dimana terbentuk hablur warna
kuning yang disebut osazon. Glukosa, sukrosa dan laktosa menghasilkan larutan
berwarna kuning, sedangkan fruktosa menghasilkan larutan tidak berwarna. Hal
ini tidak sesuai dengan teori karena seharusnya Fruktosa juga dapat membentuk
ozason jika ditambahkan fenilhidrazin.

Adapun reaksi yang seharusnya terjadi:


a. Glukosa
b. Fruktosa
c. Laktosa

d. Sukrosa

5. Hidrolisis Sukrosa oleh Asam


Percobaan ini digunakan untuk menghidrolisis sukrosa dengan
monosakaridanya yaitu glukosa dan fruktosa dengan bantuan asam kuat yaitu
HCl. HCl berfungsi sebagai reagen penghidrolisis yang akan menghidrolisis
sukrosa dengan monosakaridanya yaitu glukosa dan fruktosa. Campuran
dipanaskan untuk mempercepat terjadinya reaksi hidrolisis sukrosa. Setelah
didinginkan larutan dinetralkan dengan NaOH agar tidak terjadi hidrolisis larutan
asam. Untuk membuktikan larutan netral maka diuji dengan kertas lakmus yaitu
merah tetap merah dan biru tetap biru. Hasil yang didapatkan setelah penambahan
HCl larutan berwarna merah kecoklatan dan selanjutnya dilakukan uji Benedict
pada campuran di mana setelah penambahan Benedict pada larutan campuran
tetap berwarna coklat. Hal ini tidak sesuai dengan teori karena tidak dilakukan
pemanasan setelah penambahan Benedict.
Adapun reaksi yang seharusnya terjadi:

H. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
a. Glukosa, fruktosa dan laktosa merupakan gugusan gula pereduksi sedangkan
sukrosa merupakan gula non pereduksi di mana hal tersebut melalui
pengujian Tollens dan uji Benedict.
b. Glukosa dan fruktosa yang merupakan karbohidrat monosakarida serta
laktosa yang merupakan karbohidrat disakarida mempunyai guhus hemiasetal
atau hemiketal bebas sedangkan sukrosa mempunyai gugus hemiketal melalui
pengujian osazon.
2. Kesimpulan
Diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar lebih teliti dan
memperhatikan bahan yang diujicobakan agar hasil yang diperoleh dapat sesuai
dengan teori.
DAFTAR PUSTAKA

Azhar, Minda. 2016. Biokimia sel Karbohidrat, Protein, dan Enzim. Padang: UNP
Press.

Bemiller, James N. 2019. Carbohydrate for food Chemistry Science. United


Kingdom: Elsevier Inc
Ginting Hiskia Arapenta., Zahriana., Tjahjono Herawan., dan Deny samuel salein.
2017.Optimasi sintesis Biosurfaktan Karbohidrat Ester dari asam palmitat
dan Fruktosa menggunakan Enzim Lipase Termobilisasi. Jurnal Tekni
kimia. Vol. 6 No. 2

Lestari Indah dan Eka safitri Lavenia. 2017. Penentuan Karbohidrat pada Pisang
kepok kuning atau putih sebelum dan sesudah sirebus untuk dikomsumsi
penderita diabetes. Jurnal Sains. Vol. 7 No. 13

Mukti, kana satria Arif., Ninna Rohmawati dan Sulistyani. 2018. Analisis
Kandungan Karbohidrat, Glukosa, dan uji daya terima pada nasi pbakar,
nasi panggang, dan nasi biasa. Jurnal Agroteknologi. Vol. 12 No. 1

Sari, Nurmala. 2019. The use of glucose syrup as product of selulosa Hidrolysze
from the jackfruit rags (Artocarpus heteropylus lamk) as Sweetner on
canadas production from the coconut plam. Journa Of Pharmaceutical and
Sciences. Vol. 2 No. 1

Smith, Michael B dan March Jerry. 2007. Marc’s Advance Organik Chemistry.
New Jerssy: John Wiley and Sons Inc.

Stick, V Robert dan Jwilliams spencer. 2009. Carbohydrates The Essential


Molecules of Life. United Kingdom: Elsevier Ltd

JURNAL PERCOBAAN
LAPORAN SEMENTARA
JAWABN PERTANYAAN
1. tulis persamaan reaksi yang dapat menyatakan hasil pengujian tollen terhadap
glukosa
Jawab:

2. tulis persamaan reaksi yang dapat menyatakan hasil pengujian benedict


terhadap laktosa
Jawab:

3. tulis rumus molekul sukrosa dan terangkan mengapa dapat menunjukkan hasil
seperti diatas terhadap pereaksi tollen dan benedict
Jawab: Rumus molekul sukrosa adalah C11H22O11. Hasil reduksi antara sukrosa
dengan tollens tidak terbentuk cincin perak pada pengujian benedict juga tidak
terdapat endapan merah bata. Hal ini disebabkan karena pada sukrosa tidak
terdapat gugus aldehid atau gugus keton bebas yang dapat mereduksi tiap ion
anorganik pada pereaksi Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang
mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Begitupun pada pereaksi tollens,
karena ikatan glikosida terbentuk dari hidroksil anomerik dari kedua satuan
monosakarida, sehingga sukrosa tidak menghasilkan cermin perak.
4. terangkan mengapa glukosa dan fruktosa menghasilkan osazon yang sama
Jawab: Glukosa dan fruktosa menghasilkan osazon yang sama karena
monosakarida – monosakarida tersebut mempunyai letak gugus H dan OH yang
sama yaitu pada atom karbon 3, 4 dan 5

5. terangkan mengapa hidrolisis sukrosa dengan asam, kemudian direaksikan


dengan fenilhidrazin berlebih, menghasilkan satu senyawa saja
Jawab: Hidrolisis sukrosa dengan asam, lalu direaksikan dengan fenilhidrazin
berlebih, menghasilkan suatu senyawa saja karena adanya pengaruh asam atau
enzim intervase yang menyebabkan terjadinya pembalikan arah putaran (inversi)
pada bidang polarisasi dari arah putaran kanan (+) menjadi arah putaran kiri (-).
Hal ini karena daya putar ke kiri fruktosa lebih besar daripada daya putar kanan
glukosa. Campuran ini disebut gula invert.

6. apakah makna kalimat “hanya gugus asetil dapat dimasukkan ke dalam molekul
glukosa dan fruktosa”
Jawab: Makna kalimat “lima gugus asetil dapat dimasukkan ke dalam molekul
glukosa dan fruktosa” yaitu bahwa dari beberapa gugus asetil yang ada hanya lima
yang masuk ke dalam molekul glukosa dan fruktosa karena kedua gula tersebut
membentuk ikatan rangkap sehingga hanya lima asetil yang dapat diikat.

7. apakah makna kalimat “hanya delapan gugus asetil dapat dimasukkan kedalam
molekul sukrosa”, bukan sepuluh
Jawab: Maka kalimat “hanya delapan gugus asetil dapat dimasukkan ke dalam
molekul sukrosa” bukan sepuluh yaitu sukrosa memiliki dua cincin flural yang
mana masing – masing cincin mengikat empat gugus asetil, jadi jumlahnya ada
delapan. Dalam satu cincin hanya dapat mengikat empat gugus asetil karena
terdapat satu atom C yang berikatan rangkap dan yang satunya telah berikatan
sehingga hanya tersisa 4 tempat untuk gugus asetil untuk masing – masing cincin
flural.
8. gula apakah yang teradapat didalam larutan setelah dilakukan hidrolisis
terhadap sukrosa? Gula manakah yang mereduksi pereaksi benedict
Jawab: Gula yang terdapat di dalam larutan setelah dilakukan hidrolisis terhadap
sukrosa adalah glukosa dan fruktosa. Glukosa dan fruktosa dapat mereduksi
pereaksi benedict karena glukosa merupakan gula pereduksi yang memiliki gugus
aldehid bebas sedangkan fruktosa memiliki gugus keton bebas.
\

Anda mungkin juga menyukai