Anda di halaman 1dari 22

KONSEP DAN PRINSIP DASAR SERTA TERMINOLOGI DALAM

ASSESMEN PEMBELAJARAN KIMIA, STANDAR PENILAIAN


KURIKULUM 2013, DAN PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN BERBASIS KELAS

Mata Kuliah : Asesmen Pembelajaran Kimia

Dosen Pengampu :1. Dr. Chansyanah Diawati, M.Si.

2. Dra. Nina Kadaritna, M.Si.

3. Gamilla Nuri Utami, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh

Kelompok 1

1. Adelia Putri 2013023014


2. Artika Rahmadana 2013023026
3. Nengah Anggi Puspa Dewi 2013023058
4. Rosa Niya 2013023066
5. Zhilal Zhafirah 2013023034

Kelas : 4B

PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2021/2022


1. Konsep dan Prinsip Dasar Serta Terminologi dalam Asesmen Pembelajaran
Kimia

Secara umum, asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi
dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan
tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim
sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Asesmen secara sederhana dapat
diartikan sebagai proses pengukuran dan non pengukuran untuk memperoleh data
karakteristik peserta didik dengan aturan tertentu. Dalam pelaksanaan asesmen
pembelajaran, guru akan dihadapkan pada 3 (tiga) istilah yaitu istilah pengukuran,
penilaian dan test.

A. Pengukuran
Pengukuran (Measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui
pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan
yang telah ditentukan (Cangelosi, 1995). Pengukuran adalah teknik memperoleh data
menggunakan alat ukur standar, berupa tes dan non tes. Pengukuran merupakan
proses yang mendeskripsikan performance siswa dengan menggunakan suatu skala
kuantitatif (sistem angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performance
siswa tersebut dinyatakan dengan angka. Dengan demikian pengukuran dalam bidang
pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu.

B. Asesmen (Penilaian)
Assess berasal dari bahasa Perancis yaitu “assidire” yang berarti “to sit beside”
(duduk di samping), yang mempunyai makna mengenal perkembangan masing-
masing individu dari dekat (Herman, et al., 1992). Asesmen (penilaian) adalah
penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh
informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian
kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Hasil asesmen dapat berupa nilai
kualitatif dan nilai kuantitatif.
Dalam melaksanakan proses asesmen pembelajaran, guru selalu berhadapan dengan
konsep-konsep evaluasi, pengukuran, dan tes. Melakukan asesmen selalu diawali
dengan menyusun tes atau nontes sebagai alat ukur, hasil pengukuran berupa angka
bersifat kuantitatif belum bermakna bila tidak dilanjutkan dengan proses penilaian
dengan membandingkan hasil pengukuran dengan kriteria tertentu sebagai landasan
pengambilan keputusan dalam pembelajaran.

C. Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Dengan demikian evaluasi
merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan
sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah di capai oleh siswa.
D. Instrumen Asesmen
Instrumen merupakan suatu alat bantu untuk mengumpulkan data atau informasi
(Arikunto, 2002:1), sementara itu penilaian merupakan proses penentuan informasi
yang diperlukan, pengumpulan serta penggunaan informasi tersebut untuk melakukan
pertimbangan sebelum keputusan (Firman, 2000:24).
Instrument penilaian disebut juga alat penilaian atau alat evaluasi. Instrument
penilaian adalah alat yang digunakan untuk melakukan evaluasi.

E. Karakteristik Instrumen Asesmen


Instrumen asesmen yang baik memiliki ciri-ciri dan harus memenuhi beberapa kaidah
antara lain:

1. Validitas
Sebuah alat pengukur dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang hendak diukur
secara tepat. Beberapa macam kriteria validitas antara lain:
a) Validitas Isi
b) Validitas Ramalan
c) Validitas Bandingan
d) Validitas Konstruk.
2. Reliabilitas
Suatu tes dikatakan reliable apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan,
keajegan atau konsisten.
3. Objektivitas
Hal ini terutama pada sistem skoringnya, apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka
obyektivitas menekankan pada sistem skoring.
4. Praktibilitas
Praktibilitas artinya bersifat praktis, mudah untuk pengadministrasiannya.
5. Ekonomis
Ekonomis berarti pelaksanaan test tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang
mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama, baik untuk memproduksinya
maupun untuk mengolah hasilnya.

F. Jenis dan teknik penilaian (asesmen)


Berdasarkan Permendikbud No. 23 tahun 2016 pasal 2, lingkup penilaian pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: (1) penilaian hasil belajar
oleh pendidik (2) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan (3) penilaian hasil
belajar oleh pemerintah. Dalam pasal 3 ayat 1 dinyatakan bahwa penilaian hasil
belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah meliputi aspek:
sikap, pengetahuan, ketrampilan.
Dalam Buku panduan asesmen yang diterbitkan BSNP tahun 2007, teknik asesmen
adalah sebagai berikut:

1. Tes tertulis
2. Observasi atau pengamatan
3. Tes praktik/tes kinerja
4. Penugasan
5. Tes Lisan
6. Asesmen Portofolio
7. Jurnal
8. Asesmen diri
9. Asesmen antar teman
G. Prinsip penilaian (Asesmen)
Subali (2010:27) ada beberapa prinsip penilaian proses dan pencapaian hasil belajar
yang harus dijadikan landasannya. Prinsip-prinsip tersebut yaitu:

a) Prinsip integralitas/menyeluruh
Bahwa penilaian terhadap setiap subjek belajar harus komprehensif, mencakup
seluruh aspek, baik yang menyangkut kemampuan dan personalitas atau menyangkut
aspek pengetahuan dan keterampilan sikap dan perilaku.
b) Prinsip kontinuitas/ berkesinambungan
Pelaksanaan penilaian terhadap setiap subjek belajar harus dilakukan secara kontinyu
dan periodik.
c) Prinsip obyektivitas
Penilaian terhadap setiap subjek belajar harus dapat dimaknakan atau ditafsirkan
dengan jelas dan tegas.
d) Prinsip berorientasi pada tujuan
Penilaian hasil belajar terhadap setiap subjek belajar hendaknya dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa jauh subjek belajar menguasai tujuan yang ditargetkan.
e) Prinsip terbuka
Proses dan hasil belajar terhadap setiap subjek belajar perlu diketahui oleh semua
pihak.
f) Prinsip kebermaknaan
Bagi guru, selain harus berguna untuk meningkatkan hasil belajar siswa juga untuk
umpan balik dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran. Bagi siswa juga harus
berguna untuk memperbaiki diri dalam hal cara belajarnya agar penilaian berikutnya
hasilnya akan lebih baik.
g) Prinsip kesesuaian
Penilaian terhadap subjek belajar harus sesuai dengan pendekatan/strategi/metode
kegiatan pembelajaran yang diterapkan dalam rangka pelaksanaan kurikulum.
h) Prinsip determinasi dan klarifikasi
Dalam melakukan penilaian terhadap setiap subjek belajar harus jelas apa yang akan
dinilai apakah tentang kemajuan belajarnya ataukah pencapaian hasil akhirnya.
i) Prinsip mendidik

H. Tujuan Asesmen
Iryanti (2004:3) mengemukakan bahwa asesmen yang dilakukan terhadap siswa
mempunyai tujuan antara lain:

1) Mengetahui tingkat pencapaian siswa.


2) Mengukur pertumbuhan dan perkembangan kemajuan siswa.
3) Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
4) Mengetahui hasil pembelajaran.
5) Mengetahui pencapaian kurikulum.
6) Mendorong siswa untuk belajar.
7) Umpan balik untuk guru supaya dapat mengajar lebih baik.

I. Fungsi Asesmen
Asesmen proses dan hasil belajar merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan
tahap demi tahap berdasarkan keseluruhan hasil penilaian yang dilakukan. Asesmen
proses dan hasil belajar berfungsi untuk memberi:
1. Arah dan petunjuk dalam pelaksanaan pembelajaran
2. Gambaran tentang diri subjek belajar
3. Dorongan/motivasi subjek belajar
4. Masukan untuk perbaikan dan pelaksanaan program guna memperbaiki proses
pembelajaran yang diselenggarakan berikutnya.
Fungsi penilaian dalam pendidikan diklasifikasikan dalam 3 golongan, yaitu fungsi
pengajaran, fungsi administrative, dan fungsi bimbingan.
J. Langkah-langkah Asesmen

1. Penyusunan kisi-kisi
2. Penyusunan intrumen/alat ukur
3. Penelaah (review)
4. Uji coba alat ukur
5. Pelaksanaan pengukuran
6. Asesmen yang merupakan interpretasi hasil pengukuran
7. Pemanfaatan hasil asesmen

K. Kesahihan Asesmen

1. Kesahihan isi (Content validity)


Kesahihan isi juga disebut kesahihan kurikuler (Curricular validity). Karena
tujuan pengukuran juga untuk mengetahui sejauh mana kemampuan seseorang
ditinjau dari segi ranahny, maka tinjauan representasi dapat diartikan dari sisi
kelengkapan ranah (domain) yang akan diukur.
2. Kesahihan konstruksi (Construct calidity)
Dalam bidang psikologi, termasuk di dalamnya psikologi pendidikan,
pemenuhan kesahihan konstruk dikaitkan dengan sifat variabel yang akan
diukur.
3. Kesahihan dihubungkan dengan kriteria (Criterion-related calidity)
Dalam hal ini untuk melihat kesahihan suatu alat ukur dibandingkan dengan
alat ukur yang lain yang standar atau yang baku sebagai patokan (kriteria).
4. Kesahihan muka (face calidity)
Kesahihan muka dibedakan menjadi dua yaitu yang hanya dilihat berdasar
penampakan luarnya dan yang ditinjau berdasarkan pandangan orang yang
lebih ahli.
5. Kesahihan Antar Budaya (Cultural Validity)
Kesahihan alat ukur juga tercermin dari keseragaman daya tangkap subjek
terhadap alat ukur yang bersangkutan.

L. Faktor-Faktor Kesalahan dalam Penilaian (Assessment)

1. Kekeliruan dalam mengolah data


Hal ini akibat ketidak telitian dalam mengubah skor menjadi nilai atau karena
kesalahan cara pengolahan datanya.
2. Pengaruh penilaian sebelumnya
Penilai dapat terpengaruh oleh keadaan keadaan yang mendahului.
3. Menilai mahal atau murah
Kecenderungan seorang penilai untuk membeli nilai rendah atau lebih tinggi.
4. Pengaruh kesan luar
Penampilan pihak yang dinilai dapat berpengaruh terhadap si penilai.
5. Pengaruh hallo effect
Kesan jelek terhadap seseorang yang dinilai akan dapat mempengaruhi pihak
penilai.

2. Standar Penilaian Kurikulum 2013 Berdasarkan Permendikbud Nomor 23


Tahun 2016

Standar penilaian kurikulum 2013 tertuang di Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016.


Sedangkan pada Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan dinyatakan tidak berlaku. Setidaknya ada delapan hal penting terkait
standar penilaian kurikulum 2013 yaitu :

A. Definisi Terkait Standar Penilaian Pendidikan


Terdapat beberapa macam definisi terkait dengan standar penilaian pendidikan, yaitu
sebagai berikut :
 Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan,
manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar
peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
 Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
 Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
 Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
Kompetensi Peserta Didik secara berkelanjutan dalam proses Pembelajaran
untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar Peserta Didik.
 Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar
dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
 Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria
ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada
standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik
peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan.

B. Lingkup Penilaian
Berikut penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah:
a. penilaian hasil belajar oleh pendidik;
b. penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan
c. penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Lalu untuk penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah meliputi aspek:

a. Sikap
Penilaian sikap sebagaimana dimaksud merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik.
b. Pengetahuan
Penilaian pengetahuan sebagaimana dimaksud merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik. Penilaian ini
sebagaimana dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan/atau pemerintah.
c. Keterampilan
Penilaian keterampilan sebagaimana dimaksud merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan
dalam melakukan tugas tertentu. Penilaian ini sebagaimana dilakukan oleh
pendidik, satuan pendidikan, dan/atau pemerintah.

C. Tujuan Penilaian
 Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan
mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta
didik secara berkesinambungan.
 Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai
pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran.
 Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian
kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu.
D. Prinsip Penilaian
Berikut prinsip penilaian hasil belajar :
a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur;
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.terpadu, berarti
penilaian merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran;
d. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
e. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai,
untuk memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta didik;
f. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku;
g. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan; dan
h. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari
segimekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.

E. Bentuk Penilaian
a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam bentuk ulangan,
pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan.
b. Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk:
 Mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi Peserta Didik;
 Memperbaiki proses pembelajaran; dan
 Menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian, tengah semester,
akhir semester, akhir tahun. dan/atau kenaikan kelas.
c. Pemanfaatan hasil penilaian oleh pendidik sebagaimana yang dimaksud diatur
lebih lanjut oleh Direktorat Jenderal terkait.
d. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dalam bentuk ujian
sekolah/madrasah.
e. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan sebagaimana yang dimaksud
digunakan untuk penentuan kelulusan dari satuan pendidikan.
f. Satuan pendidikan menggunakan hasil penilaian oleh satuan pendidikan dan
hasil penilaian oleh pendidik sebagaimana yang dimaksud untuk melakukan
perbaikan dan/atau penjaminan mutu pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan.
g. Dalam rangka perbaikan dan/atau penjaminan mutu pendidikan sebagai mana
yang dimaksud, satuan pendidikan menetapkan kriteria ketuntasan minimal
serta kriteria dan/atau kenaikan kelas peserta didik.
h. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam bentuk Ujian
Nasional dan/atau bentuk lain yang diperlukan.
i. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dalam bentuk Ujian Nasional
digunakan sebagai dasar untuk:
 Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
 Pertimbangan seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya; dan
 Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam
upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

F. Mekanisme Penilaian
Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pendidik:
a. perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus;
b. penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan teknik
penilaian lain yang relevan, dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas
atau guru kelas;
c. penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
d. penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio,
dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
e. peserta didik yang belum mencapai KKM satuan pendidikan harus mengikuti
pembelajaran remedi; dan
f. hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan peserta didik
disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.

Ketentuan lebih lanjut tentang mekanisme penilaian oleh pendidik diatur dalam
pedoman yang disusun oleh Direktorat Jenderal terkait berkoordinasi dengan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian.

Mekanisme penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan

a. penetapan KKM yang harus dicapai oleh peserta didik melalui rapat dewan
pendidik;
b. penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan pada semua mata pelajaran
mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
c. penilaian pada akhir jenjang pendidikan dilakukan melalui ujian
sekolah/madrasah;
d. laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester dan akhir tahun
ditetapkan dalam rapat dewan pendidik berdasar hasil penilaian oleh Satuan
Pendidikan dan hasil penilaian oleh Pendidik; dan
e. kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan
melalui rapat dewan pendidik.

Ketentuan lebih lanjut tentang mekanisme penilaian oleh satuan pendidikan diatur
dalam pedoman yang disusun oleh Direktorat Jenderal terkait berkoordinasi dengan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian.

Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pemerintah:

a. penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam bentuk Ujian


Nasional (UN) dan/atau bentuk lain dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan;
b. penyelenggaraan UN oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
bekerjasama dengan instansi terkait untuk mengukur pencapaian kompetensi
lulusan.
c. hasil UN disampaikan kepada peserta didik dalam bentuk sertifikat hasil UN;
d. hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan masukan
dalam perbaikan proses pembelajaran;
e. hasil UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai dasar
untuk: pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan; pertimbangan
seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; serta pembinaan dan pemberian
bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu
pendidikan;
f. bentuk lain penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dapat dilakukan dalam
bentuk survei dan/atau sensus; dan
g. bentuk lain penilaian hasil belajar oleh Pemerintah diatur dengan Peraturan
Menteri.
G. Prosedur Penilaian
 Penilaian aspek sikap dilakukan melalui tahapan:
a. Mengamati perilaku peserta didik selama pembelajaran;
b. Mencatat perilaku peserta didik dengan menggunakan lembar
observasi/pengamatan;
c. Menindaklanjuti hasil pengamatan; dan
d. Mendeskripsikan perilaku peserta didik.
 Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahapan:
a. menyusun perencanaan penilaian;
b. mengembangkan instrumen penilaian;
c. melaksanakan penilaian;
d. memanfaatkan hasil penilaian; dan
e. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan
deskripsi.
 Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan:
a. menyusun perencanaan penilaian;
b. mengembangkan instrumen penilaian;
c. melaksanakan penilaian;
d. memanfaatkan hasil penilaian; dan
e. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan
deskripsi.
 Prosedur penilaian proses belajar dan hasil belajar oleh pendidik dilakukan dengan
urutan:
a. menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu pada RPP yang telah disusun;
b. menyusun kisi-kisi penilaian;
c. membuat instrumen penilaian berikut pedoman penilaian;
d. melakukan analisis kualitas instrumen;
e. melakukan penilaian;
f. mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian;
g. melaporkan hasil penilaian; dan
h. memanfaatkan laporan hasil penilaian.

 Prosedur penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dengan


mengkoordinasikan kegiatan dengan urutan:
a. menetapkan KKM;
b. menyusun kisi-kisi penilaian mata pelajaran;
c. menyusun instrumen penilaian dan pedoman penskorannya;
d. melakukan analisis kualitas instrumen;
e. melakukan penilaian;
f. mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian;
g. melaporkan hasil penilaian; dan
h. memanfaatkan laporan hasil penilaian.

 Prosedur penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dengan urutan:


a. menyusun kisi-kisi penilaian;
b. menyusun instrumen penilaian dan pedoman penskorannya;
c. melakukan analisis kualitas instrumen;
d. melakukan penilaian;
e. mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian;
f. melaporkan hasil penilaian; dan
g. memanfaatkan laporan hasil penilaian.

H. Instrumen Penilaian
 Instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik dalam bentuk penilaian
berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk
lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan
peserta didik.
 Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk
penilaian akhir dan/atau ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan
substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.
 Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN
memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti
validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan
antarsekolah, antardaerah, dan antartahun.

3. Prinsip-Prinsip Penilaian Berbasis Kelas ( Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip,


Karakteristik, Jenis Instrument, Kelebihan dan Kekurangan)

A. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas (PBK)


Menurut Majid (2007), “Penilaian berbasis kelas adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar
siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan mengajar.
Sanjaya (2006) mengatakan bahwa Penilaian berbasis kelas merupakan bagian
integral dalam proses pembelajaran yang dilakukan sebagai proses pengumpulan data,
pemanfaatan informasi yang menyeluruh tentang hasil belajar yang diperoleh siswa
untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan kompetensi seperti yang
ditentukan kurikulum dan sebagai umpan balik perbaikan proses pembelajaran.
Menurut Syah (2007), “Penilaian berbasis kelas adalah suatu proses
pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa
dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti
autentik, akurat, dan konsisten.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) adalah suatu pengumpulan, pelaporan, dan
penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dengan
menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti
autentik, akurat, dan konsisten, serta mengidentifikasi pencapaian kompetensi yang
telah ditentukan pada kurikulum yang ditetapkan.

B. Tujuan PBK (Penilaian Berbasis Kelas)


Tujuan penilaian berbasis kelas hendaknya diarahkan pada empat tujuan yaitu:
 Penelusuran (keeping track), yaitu untuk menelusuri agar proses pembelajaran anak
didik tetap sesuai dengan rencana.
 Pengecekan (checking-up), yaitu untuk mengecek adakah kelemahan-kelemahan yang
dialami anak didik dalam proses pembelajaran melalui penilaian kelas, baik yang
formal ataupun informal.
 Penilaian (finding out), yaitu untuk mencari dan menemuka hal-hal yang
menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran.
 Penyimpulan (summing-up), yaitu untuk menyimpulkan apakah anak didik telah
menguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum atau belum.
Adapun tujuan utama dari penilaian berbasis kelas (PBK (Penilaian Berbasis Kelas)
yaitu:
a. Memberikan penghargaan terhadap pencapaian siswa dalam belajar. Penilaian ini
digunakan untuk menentukan apakah siswa dapat mengikuti tingkat atau kelas
berikutnya, penilaian jenis ini seringkali disebut penilaian sumatif yang memberikan
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dicapai siswa.
b. Memperbaiki program kegiatan belajar mengajar dan belajar siswa. Penilaian untuk
tujuan inii, digunakan untuk melihat apakah siswa sudh mengetahui, memahami, dan
terampil pada suatu pembiasan pelajaran. Penilaian ini sering disebuut penilaian
formatif yang bermanfaat untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan belajar
mengajar.

C. Fungsi Penilaian Berbasis Kelas


a. Memotivasi siswa untuk belajar
b. Memantau ketercapaian standar ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan
dan telah dicapai oleh siswa
c. Sebagai pertanggungjawaban publik kepada stake holder Pendidikan (sekolah,
guru, orang tua, siswa, dan masyarakat).
d. Sebagai alat untuk mengendalikan dan menjamin mutu kualitas pembelajaran yang
dilaksanakan disekolah oleh guru maupun siswa.
e. Sebagai umpan balik khususnya guru maupun siswa.

Fungsi penilaian berbasis kelas dapat dilihat dari sisi siswa maupun guru.
Dari sisi siswa, PBK (Penilaian Berbasis Kelas) berfungsi untuk :
a. Dalam mengaktualisasikan dirinya dengan cara mengembangkan dan mengubah
tingkah lakunya kearah yang lebih baik dan lebih maju
b. Memperoleh kepuasan atas segala upaya yang telah dikerjakannya
Bagi guru, PBK (Penilaian Berbasis Kelas) berfungsi untuk:
a. Menetapkan berbagai metode dan media alat, sumber belajar, dan pendekatan
pembelajaran yang relevan dengan kompetensi yang akan dicapai pada proses
pembelajaran
b. Membantu pertimbangan dan keputusan dibidang administrative berkaitan dengan
prosedur penilaian yang akan digunakan serta format-format atau instrument yang
perlu dipersiapkan dalam kegiatan penilaian.

D. Prinsip Umum dan Karakteristik PBK (Penilaian Berbasis Kelas)


 Prinsip Umum PBK (Penilaian Berbasis Kelas)
Sebagai suatu proses, pelaksanaan PBK (Penilaian Berbasis Kelas) terencana dan
terarah sesuai dengan pencapaian kompetensi. Hakikat penilaian berbasis kelas adalah
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, bukan semata-mata sebagai alat untuk
mengetahui penguasaan materi pembelajaran. Oleh karena itu, dalam proses
pelaksanaanya, guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Motivasi
PBK (Penilaian Berbasis Kelas) diarahkan untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa melalui upaya pemahaman akan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki baik
guru maupun siswa.
b. Validitas
Penilaian diarahkan untuk memperoleh informasi tentang ketercapaian kompetensi
seperti terumuskan dalam kurikulum. Oleh sebab itu, penilaian tidak menyimpang
dari kompetensi yang ingin dicapai.
c. Adil
PBK (Penilaian Berbasis Kelas) menempatkan posisi siswa dalam kesejajaran.
Setiap siswa akan memperoleh perlakukan yang sama. Untuk itu, setiap siswa
memiliki kesempatan yang sama untuk dievaluasi tanpa memandang perbedaan
sosial ekonomi, latar belakang, budaya, dan kemampuan.
d. Terbuka
Alat penilaian yang baik adalah alat penilaian yang dipahami baik oleh penilai
maupun yang dinilai. Siswa perlu memahami jenis atau proses penilaian yang
dilakukan beserta kriteria penilaian guna mendorong siswa dan memperoleh hasil
yang baik sehingga motivasi belajar siswa akan bertambah.
e. Berkesinambungan
PBK (Penilaian Berbasis Kelas) pada hakikatnya merupakan bagian integral dari
proses pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian dilakukan secara terus-menerus dan
berkesinambungan. Penilaian dilakukan untuk memperoleh informasi tentang
perkembangan dan kemajuan siswa dalam pencapaian kompetensi.
f. Bermakna
Melalui PBK (Penilaian Berbasis Kelas), siswaa kan mengetahui posisi mereka
dalam perolehan kompetensi. Disamping itu mereka juga akan memahami kesulitan-
kesullitan yang dirasakan dalam mencapai kompetensi. Dengan demikian, hasil
penilaian itu juga bermakna bagi guru termasuk bagi orang tua dalam memberikan
bimbingan kepada siswa dalam upaya memperoleh kompetensi yang sesuai dengan
target kurikulum.
g. Menyeluruh
Kurikulum berbasis kompetensi diarahkan untuk perkembangan siswa secara utuh,
baik perkembangan kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Oleh sebab itu guru
melaksanakan PBK (Penilaian Berbasis Kelas) menggunakan ragam penilaian sebab
hasil penilaian harus memberikan informasi secara utuh tentang perkembangan
setiap aspek.
h. Edukatif
Hasil PBK (Penilaian Berbasis Kelas) tidak semata-mata diarahkakn untuk
memperoleh gambaran kemampuan siswa dalam pencapaian kompetensi melalui
angka yang diperoleh, akan tetapi penilaian harus memberikan umpan balik untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru maupun siswa sehingga
hasil belajar akan lebih optimal.
 Karakteristik PBK (Penilaian Berbasis Kelas)
karakteristik utama dari penilaian berbasis kelas di antaranya adalah terciptanya pusat
belajar dan berakar dalam proses pembelajaran serta adanya umpan balik.

E. Bentuk Penilaian
Bentuk penilaian berhubungan erat dengan kompetensi dasar, hasil belajar, dan
indikator hasil belajar yang ingin dicapai. Setiap jenis penilaian memerlukan
seperangkat jenis penilaiannya. Adapun bentuk dan jenis penilaian yang dpaat
digerakkan antara lain sebagai berikut.
a. Kuis digunakan menanyakan hal-hal yang prinsip dari pelajaran yang lalu secara
singkat, bentuknya berupa isian singkat, dan dilakukan sebelum pelajaran hal ini
dilakukan agar peserta didik mempunyai pemahaman yang cukup mengenai
pelajaran yang diterima serta membangun hubungan dengan pelajaran yang akan
dipelajari.
b. Pertanyaan lisan di kelas digunakan untuk mengungkap penguasaan peserta didik
tentang pemahaman mengenai fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang berkaitan
dengan disiplin ilmu yang dipelajari.
c. Ulangan harian dilakukan secara periodic pada akhir pengembangan kompetensi
untuk megungkap kognitif peserta didik serta menilai keberhasilann penggunaan
perangkat pembelajaran.
d. Tugas individu dilakukan secara periodic untuk diselesaikan oleh peserta didik yan
berguna untuk mengungkap kemampuan teoritis dan praktis penguasaan penilaian
dalam penggunaan media metode, strategi, dan prosedur tertentu.
e. Tugas kelompok digunakan untuk belajar keolompok dalam menilai kemampuan
kerja kelompok sebagai upaya pemecahan masalah serta membangan sikap
kebersamaan pada diri peserta didik.
f. Ulangan semester digunakan untuk menilai penguasaan kompetensi pada akhir
program semester.
g. Ulangan kenaikan digunakan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik menguasai
materi pada suatu bidang studi tertentu satu tahun ajaran.
h. Response atau ujian praktik dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan
praktiknya, untuk menguasai penguasaan hadir baik dari aspek kognitif, objektif
maupun psikomotoriknya.

F. Jenis Penilaian
a. Penilaian berbentuk tes
Penilaian berbentuk test dapat berupa tes nonverbal (perbuatan) dan verbal. Tes
non verbal dipakai untuk mengukur kemampuan psikomotorik. Tes verbal dapat
berupa tes hasil tulis dan tes lisan.
Penilaian berbentuk tes mempunyai dua fungsi diantaranya.
1. Test untuk mengukur ranah kognitif
Tujuan penilaian ranah kognitif yaitu berorientasi pada kemampuan berpikir yang
mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana yaitu mengingat sampai
pada kemampuan memecah masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan
dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari
untuk memecahkan masalah tersebut.
2. Tes untuk mengukur ranah psikomotorik
Tes untuk mengukur aspek psikomotorik adalah tes yang dilakukan untuk
mengukur penampilan atau perbuatan atau kinerja yang telah dikuasai peserta
didik.
b. Penilaian berbentuk non-tes
Penilaian non-tes adalah alat evaluasi yang bisa digunakan untuk menilai aspek
tingkah laku termasuk sikap, minat, dan motivasi. Ada beberapa jenis non tes
sebagai alat penilaian diantaranya, wawancara, observasi, studi kasus, dan skala
penilaian.

G. Persyaratan Pembelajaran Berbasis Kelas


Penilaian dilakukan sesudah melakukan pengukuran. Oleh karena itu agar penilaian
itu tepat maka hasil pengukuran harus akurat. Salah satu cara yang dapat dilakukan
agar hasil pengukuran tepat yaitu alat ukurnya harus memenuhi beberapa persyaratan
diantaranya:
a. mempunyai nilai kesahihan
b. mempunyai nilai keandalan
c. mempunyai nilai ekonomis

H. Pelaporannya Hasil Penilaian Dan Pemanfaatannya


Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar
siswa dan hasil mengajar guru. Laporan hasil belajar siswa mencakup ranah kognitif,
psikomotor, dan afektif. Informasi ranah kognitif dan psikomotor berasal dari system
penilaian yang digunakan untuk mata pelajaran yang sesuai dengan tuntutan
kompetensi dasar. Informasi ranah afektif diperoleh melalui kuisioner, invetori, dan
pengamatan yang sistematik.

a. Pelaporan hasil penilaian


1. Laporan untuk siswa dan orang tua
laporan yang berisikan catatan siswa diusahakan selengkap mungkin agar dapat
memberikan informasi yang lengkap.
2. Laporan untuk sekolah
Laporan yang dibuat guru untuk pihak sekolah sebaiknya lebih lengkap. Guru tidak
semata-mata melaporkan prestasi siswa tetapi juga menyinggung problem
kepribadian mereka. Laporan tidak hanya dalam bentuk angka tetapi juga deskripsi
siswa.
3. Laporan untuk masyarakat
Laporan untuk masyarakat berkaitan dengan jumlah lulusan sekolah.

b. Pemanfaataan hasil penilaian


 Untuk siswa
a. mengetahui kemajuan hasil belajar diri

b. mengetahui konsep-konsep atau teori yang belum dikuasai

c. memotivasi diri untuk belajar lebih baik

d. memperbaiki strategi belajar

 Untuk orang tua


a. membantu anaknya belajar

b. memotivasi anaknya belajar

c. membantu sekolah meningkatkan hasil belajar siswa

 Untuk guru dan kepala sekolah


Hasil penilaian dapat digunakan guru dan sekolah untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan siswa dalam satu kelas dan sekolah dalam semua mata
pelajaran. Hasil penilaian harus dapat mendorong guru untuk mengajar lebih
baik, membantu guru untuk menentukan strategi mengajar yang tepat, dan
mendorong sekolah agar memberi fasilitas belajar yang baik.

I. Penyajian Hasil Penilaian


Ada bentuk penyajian hasil penilaian yang dapat digunakan guru dalam proses
pembelajaran.
a. Penilaian dengan menggunakan angka. Artinya hasil yang diperoleh peserta
didik disajikan dalam bentuk angka. Rentangan yang digunakan misalnya 1 s.d
10
b. Penilaian dengan menggunakan kategori. Artinya hasil yang diperoleh peserta
didik dalam bentuk kategori.
c. Penilaian dengan menggunakan uraian atau narasi. Artinya hasil yang
diperoleh peserta didik dinyatakan dengan uraian atau penjelasan.
d. Penilaian dengan menggunakan kombinasi. Artinya hasil yang diperoleh
peserta didik disajikan dalam bentuk kombinasi angka, kategori, dan uraian
atau narasi.

J. Kelebihan PBK (Penilaian Berbasis Kelas)


Kegunaan penilaian berbasis kelas (PBK (Penilaian Berbasis Kelas) tidak lepas dari
pertimbangan dari sejumlah keunggulannya, salah satunya sebagai berikut :

a. Pengumpulan data kemajuan belajar baik formal maupun informal dilaksanakan


dalam suasana yang menyenangkan, sehingga ada kesempatan yang terbaik bagi
siswa untuk menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya.
b. Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik tidak untuk dibandingkan dengan
hasil belajar siswa lain ataupun prestasi kelompok, tetapi dengan prestasi atau
kemampuan yang dimiliki sebelumnya; atau dengan kompetensi yang
dipersyaratkan.
c. Pengumpulan informasi dilakukan dengan menggunakan variasi cara, dilakukan
secara berkesinambungan sehingga gambaran kemampuan siswa dapat lebih
lengkap terdeteksi, dan terpotret secara akurat.
d. Siswa dituntut untuk mengeksplorasi dan memotivasi diri mengerahkan
potensinya dalam menanggapi dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan
caranya sendiri dan sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
e. Siswa diberi kesempatan memperbaiki prestasi belajarnya, dengan pemberian
bantuan dan bimbingan yang sesuai.
f. Penilaian tidak hanya dilaksanakan setelah proses belajar-mengajar (PBM)
tetapi dapat dilaksanakan ketika PBM sedang berlangsung (penilaian proses).

K. Kelemahan PBK (Penilaian Berbasis Kelas)


a. Subjektivitas seorang guru dapat mencemari hasil tes
b. waktu pelaksanaan yang diperlukan relatif cukup lama
Referensi :

Diawati, C. (2019). Dasar-Dasar Perancangan dan Evaluasi Pembelajaran (2 ed.). Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Poerwanti, E. Konsep Dasar Asesmen Pembelajaran.


https://www.academia.edu/11202298/1_Konsep_Dasar_Asesmen_Pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai