Disusun oleh
Kelompok 1
Kelas : 4B
PENDIDIKAN KIMIA
Secara umum, asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi
dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan
tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim
sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Asesmen secara sederhana dapat
diartikan sebagai proses pengukuran dan non pengukuran untuk memperoleh data
karakteristik peserta didik dengan aturan tertentu. Dalam pelaksanaan asesmen
pembelajaran, guru akan dihadapkan pada 3 (tiga) istilah yaitu istilah pengukuran,
penilaian dan test.
A. Pengukuran
Pengukuran (Measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui
pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan
yang telah ditentukan (Cangelosi, 1995). Pengukuran adalah teknik memperoleh data
menggunakan alat ukur standar, berupa tes dan non tes. Pengukuran merupakan
proses yang mendeskripsikan performance siswa dengan menggunakan suatu skala
kuantitatif (sistem angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performance
siswa tersebut dinyatakan dengan angka. Dengan demikian pengukuran dalam bidang
pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu.
B. Asesmen (Penilaian)
Assess berasal dari bahasa Perancis yaitu “assidire” yang berarti “to sit beside”
(duduk di samping), yang mempunyai makna mengenal perkembangan masing-
masing individu dari dekat (Herman, et al., 1992). Asesmen (penilaian) adalah
penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh
informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian
kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Hasil asesmen dapat berupa nilai
kualitatif dan nilai kuantitatif.
Dalam melaksanakan proses asesmen pembelajaran, guru selalu berhadapan dengan
konsep-konsep evaluasi, pengukuran, dan tes. Melakukan asesmen selalu diawali
dengan menyusun tes atau nontes sebagai alat ukur, hasil pengukuran berupa angka
bersifat kuantitatif belum bermakna bila tidak dilanjutkan dengan proses penilaian
dengan membandingkan hasil pengukuran dengan kriteria tertentu sebagai landasan
pengambilan keputusan dalam pembelajaran.
C. Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Dengan demikian evaluasi
merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan
sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah di capai oleh siswa.
D. Instrumen Asesmen
Instrumen merupakan suatu alat bantu untuk mengumpulkan data atau informasi
(Arikunto, 2002:1), sementara itu penilaian merupakan proses penentuan informasi
yang diperlukan, pengumpulan serta penggunaan informasi tersebut untuk melakukan
pertimbangan sebelum keputusan (Firman, 2000:24).
Instrument penilaian disebut juga alat penilaian atau alat evaluasi. Instrument
penilaian adalah alat yang digunakan untuk melakukan evaluasi.
1. Validitas
Sebuah alat pengukur dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang hendak diukur
secara tepat. Beberapa macam kriteria validitas antara lain:
a) Validitas Isi
b) Validitas Ramalan
c) Validitas Bandingan
d) Validitas Konstruk.
2. Reliabilitas
Suatu tes dikatakan reliable apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan,
keajegan atau konsisten.
3. Objektivitas
Hal ini terutama pada sistem skoringnya, apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka
obyektivitas menekankan pada sistem skoring.
4. Praktibilitas
Praktibilitas artinya bersifat praktis, mudah untuk pengadministrasiannya.
5. Ekonomis
Ekonomis berarti pelaksanaan test tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang
mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama, baik untuk memproduksinya
maupun untuk mengolah hasilnya.
1. Tes tertulis
2. Observasi atau pengamatan
3. Tes praktik/tes kinerja
4. Penugasan
5. Tes Lisan
6. Asesmen Portofolio
7. Jurnal
8. Asesmen diri
9. Asesmen antar teman
G. Prinsip penilaian (Asesmen)
Subali (2010:27) ada beberapa prinsip penilaian proses dan pencapaian hasil belajar
yang harus dijadikan landasannya. Prinsip-prinsip tersebut yaitu:
a) Prinsip integralitas/menyeluruh
Bahwa penilaian terhadap setiap subjek belajar harus komprehensif, mencakup
seluruh aspek, baik yang menyangkut kemampuan dan personalitas atau menyangkut
aspek pengetahuan dan keterampilan sikap dan perilaku.
b) Prinsip kontinuitas/ berkesinambungan
Pelaksanaan penilaian terhadap setiap subjek belajar harus dilakukan secara kontinyu
dan periodik.
c) Prinsip obyektivitas
Penilaian terhadap setiap subjek belajar harus dapat dimaknakan atau ditafsirkan
dengan jelas dan tegas.
d) Prinsip berorientasi pada tujuan
Penilaian hasil belajar terhadap setiap subjek belajar hendaknya dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa jauh subjek belajar menguasai tujuan yang ditargetkan.
e) Prinsip terbuka
Proses dan hasil belajar terhadap setiap subjek belajar perlu diketahui oleh semua
pihak.
f) Prinsip kebermaknaan
Bagi guru, selain harus berguna untuk meningkatkan hasil belajar siswa juga untuk
umpan balik dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran. Bagi siswa juga harus
berguna untuk memperbaiki diri dalam hal cara belajarnya agar penilaian berikutnya
hasilnya akan lebih baik.
g) Prinsip kesesuaian
Penilaian terhadap subjek belajar harus sesuai dengan pendekatan/strategi/metode
kegiatan pembelajaran yang diterapkan dalam rangka pelaksanaan kurikulum.
h) Prinsip determinasi dan klarifikasi
Dalam melakukan penilaian terhadap setiap subjek belajar harus jelas apa yang akan
dinilai apakah tentang kemajuan belajarnya ataukah pencapaian hasil akhirnya.
i) Prinsip mendidik
H. Tujuan Asesmen
Iryanti (2004:3) mengemukakan bahwa asesmen yang dilakukan terhadap siswa
mempunyai tujuan antara lain:
I. Fungsi Asesmen
Asesmen proses dan hasil belajar merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan
tahap demi tahap berdasarkan keseluruhan hasil penilaian yang dilakukan. Asesmen
proses dan hasil belajar berfungsi untuk memberi:
1. Arah dan petunjuk dalam pelaksanaan pembelajaran
2. Gambaran tentang diri subjek belajar
3. Dorongan/motivasi subjek belajar
4. Masukan untuk perbaikan dan pelaksanaan program guna memperbaiki proses
pembelajaran yang diselenggarakan berikutnya.
Fungsi penilaian dalam pendidikan diklasifikasikan dalam 3 golongan, yaitu fungsi
pengajaran, fungsi administrative, dan fungsi bimbingan.
J. Langkah-langkah Asesmen
1. Penyusunan kisi-kisi
2. Penyusunan intrumen/alat ukur
3. Penelaah (review)
4. Uji coba alat ukur
5. Pelaksanaan pengukuran
6. Asesmen yang merupakan interpretasi hasil pengukuran
7. Pemanfaatan hasil asesmen
K. Kesahihan Asesmen
B. Lingkup Penilaian
Berikut penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah:
a. penilaian hasil belajar oleh pendidik;
b. penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan
c. penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Lalu untuk penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah meliputi aspek:
a. Sikap
Penilaian sikap sebagaimana dimaksud merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik.
b. Pengetahuan
Penilaian pengetahuan sebagaimana dimaksud merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik. Penilaian ini
sebagaimana dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan/atau pemerintah.
c. Keterampilan
Penilaian keterampilan sebagaimana dimaksud merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan
dalam melakukan tugas tertentu. Penilaian ini sebagaimana dilakukan oleh
pendidik, satuan pendidikan, dan/atau pemerintah.
C. Tujuan Penilaian
Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan
mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta
didik secara berkesinambungan.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai
pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran.
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian
kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu.
D. Prinsip Penilaian
Berikut prinsip penilaian hasil belajar :
a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur;
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.terpadu, berarti
penilaian merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran;
d. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
e. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai,
untuk memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta didik;
f. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku;
g. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan; dan
h. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari
segimekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.
E. Bentuk Penilaian
a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam bentuk ulangan,
pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan.
b. Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk:
Mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi Peserta Didik;
Memperbaiki proses pembelajaran; dan
Menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian, tengah semester,
akhir semester, akhir tahun. dan/atau kenaikan kelas.
c. Pemanfaatan hasil penilaian oleh pendidik sebagaimana yang dimaksud diatur
lebih lanjut oleh Direktorat Jenderal terkait.
d. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dalam bentuk ujian
sekolah/madrasah.
e. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan sebagaimana yang dimaksud
digunakan untuk penentuan kelulusan dari satuan pendidikan.
f. Satuan pendidikan menggunakan hasil penilaian oleh satuan pendidikan dan
hasil penilaian oleh pendidik sebagaimana yang dimaksud untuk melakukan
perbaikan dan/atau penjaminan mutu pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan.
g. Dalam rangka perbaikan dan/atau penjaminan mutu pendidikan sebagai mana
yang dimaksud, satuan pendidikan menetapkan kriteria ketuntasan minimal
serta kriteria dan/atau kenaikan kelas peserta didik.
h. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam bentuk Ujian
Nasional dan/atau bentuk lain yang diperlukan.
i. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dalam bentuk Ujian Nasional
digunakan sebagai dasar untuk:
Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
Pertimbangan seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya; dan
Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam
upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
F. Mekanisme Penilaian
Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pendidik:
a. perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus;
b. penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan teknik
penilaian lain yang relevan, dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas
atau guru kelas;
c. penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
d. penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio,
dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
e. peserta didik yang belum mencapai KKM satuan pendidikan harus mengikuti
pembelajaran remedi; dan
f. hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan peserta didik
disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.
Ketentuan lebih lanjut tentang mekanisme penilaian oleh pendidik diatur dalam
pedoman yang disusun oleh Direktorat Jenderal terkait berkoordinasi dengan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian.
a. penetapan KKM yang harus dicapai oleh peserta didik melalui rapat dewan
pendidik;
b. penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan pada semua mata pelajaran
mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
c. penilaian pada akhir jenjang pendidikan dilakukan melalui ujian
sekolah/madrasah;
d. laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester dan akhir tahun
ditetapkan dalam rapat dewan pendidik berdasar hasil penilaian oleh Satuan
Pendidikan dan hasil penilaian oleh Pendidik; dan
e. kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan
melalui rapat dewan pendidik.
Ketentuan lebih lanjut tentang mekanisme penilaian oleh satuan pendidikan diatur
dalam pedoman yang disusun oleh Direktorat Jenderal terkait berkoordinasi dengan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian.
H. Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik dalam bentuk penilaian
berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk
lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan
peserta didik.
Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk
penilaian akhir dan/atau ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan
substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.
Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN
memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti
validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan
antarsekolah, antardaerah, dan antartahun.
Fungsi penilaian berbasis kelas dapat dilihat dari sisi siswa maupun guru.
Dari sisi siswa, PBK (Penilaian Berbasis Kelas) berfungsi untuk :
a. Dalam mengaktualisasikan dirinya dengan cara mengembangkan dan mengubah
tingkah lakunya kearah yang lebih baik dan lebih maju
b. Memperoleh kepuasan atas segala upaya yang telah dikerjakannya
Bagi guru, PBK (Penilaian Berbasis Kelas) berfungsi untuk:
a. Menetapkan berbagai metode dan media alat, sumber belajar, dan pendekatan
pembelajaran yang relevan dengan kompetensi yang akan dicapai pada proses
pembelajaran
b. Membantu pertimbangan dan keputusan dibidang administrative berkaitan dengan
prosedur penilaian yang akan digunakan serta format-format atau instrument yang
perlu dipersiapkan dalam kegiatan penilaian.
E. Bentuk Penilaian
Bentuk penilaian berhubungan erat dengan kompetensi dasar, hasil belajar, dan
indikator hasil belajar yang ingin dicapai. Setiap jenis penilaian memerlukan
seperangkat jenis penilaiannya. Adapun bentuk dan jenis penilaian yang dpaat
digerakkan antara lain sebagai berikut.
a. Kuis digunakan menanyakan hal-hal yang prinsip dari pelajaran yang lalu secara
singkat, bentuknya berupa isian singkat, dan dilakukan sebelum pelajaran hal ini
dilakukan agar peserta didik mempunyai pemahaman yang cukup mengenai
pelajaran yang diterima serta membangun hubungan dengan pelajaran yang akan
dipelajari.
b. Pertanyaan lisan di kelas digunakan untuk mengungkap penguasaan peserta didik
tentang pemahaman mengenai fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang berkaitan
dengan disiplin ilmu yang dipelajari.
c. Ulangan harian dilakukan secara periodic pada akhir pengembangan kompetensi
untuk megungkap kognitif peserta didik serta menilai keberhasilann penggunaan
perangkat pembelajaran.
d. Tugas individu dilakukan secara periodic untuk diselesaikan oleh peserta didik yan
berguna untuk mengungkap kemampuan teoritis dan praktis penguasaan penilaian
dalam penggunaan media metode, strategi, dan prosedur tertentu.
e. Tugas kelompok digunakan untuk belajar keolompok dalam menilai kemampuan
kerja kelompok sebagai upaya pemecahan masalah serta membangan sikap
kebersamaan pada diri peserta didik.
f. Ulangan semester digunakan untuk menilai penguasaan kompetensi pada akhir
program semester.
g. Ulangan kenaikan digunakan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik menguasai
materi pada suatu bidang studi tertentu satu tahun ajaran.
h. Response atau ujian praktik dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan
praktiknya, untuk menguasai penguasaan hadir baik dari aspek kognitif, objektif
maupun psikomotoriknya.
F. Jenis Penilaian
a. Penilaian berbentuk tes
Penilaian berbentuk test dapat berupa tes nonverbal (perbuatan) dan verbal. Tes
non verbal dipakai untuk mengukur kemampuan psikomotorik. Tes verbal dapat
berupa tes hasil tulis dan tes lisan.
Penilaian berbentuk tes mempunyai dua fungsi diantaranya.
1. Test untuk mengukur ranah kognitif
Tujuan penilaian ranah kognitif yaitu berorientasi pada kemampuan berpikir yang
mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana yaitu mengingat sampai
pada kemampuan memecah masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan
dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari
untuk memecahkan masalah tersebut.
2. Tes untuk mengukur ranah psikomotorik
Tes untuk mengukur aspek psikomotorik adalah tes yang dilakukan untuk
mengukur penampilan atau perbuatan atau kinerja yang telah dikuasai peserta
didik.
b. Penilaian berbentuk non-tes
Penilaian non-tes adalah alat evaluasi yang bisa digunakan untuk menilai aspek
tingkah laku termasuk sikap, minat, dan motivasi. Ada beberapa jenis non tes
sebagai alat penilaian diantaranya, wawancara, observasi, studi kasus, dan skala
penilaian.
Diawati, C. (2019). Dasar-Dasar Perancangan dan Evaluasi Pembelajaran (2 ed.). Yogyakarta: Graha
Ilmu.