Anda di halaman 1dari 35

STRATEGI PEMBELAJARAN KIMIA

Oleh : Retno Dwi Suyanti

Edisi Pertama
Cetakan Pertama, 2010

Hak Cipta 2010 pada penulis,


Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan
sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun
mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa
izin tertulis dari penerbit.

Ruko Jambusari No. 7A


Yogyakarta 55283
Telp. : 0274-889836; 0274-889398
Fax. : 0274-889057
E-mail : info@grahailmu.co.id

Suyanti, Retno Dwi


STRATEGI PEMBELAJARAN KIMIA/Retno Dwi Suyanti
- Edisi Pertama Yogyakarta; Graha Ilmu, 2010
xii + 208 hlm, 1 Jil. : 23 cm.

ISBN: 978-979-756-644-9

1. Pendidikan 2. Kimia I. Judul


KATA PENGANTAR

ejalan dengan dilaksanakannya Kurikulum Berbasis Kom


petensi yang mengacu pada standar kompetensi, maka di
perlukan berbagai buku pendukung yang dapat menunjang
pelaksanaan Kurikulum tersebut di lapangan.

S
Buku ini ditujukan kepada para pembaca untuk melaksanakan
aktivitas pembelajaran sebagaimana tuntutan Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Buku tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan filosofi
kurikulum yang menekankan pembelajaran siswa aktif.
Buku strategi pembelajaran ini merupakan salah satu referensi,
untuk memberikan pemahaman yang lebih baik dalam melaksanakan
Kurikulum Berbasis Kompetensi, yang pada dasarnya memberi ke
leluasaan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran
sebagaimana diatur dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
terlibat di dalam penyusunan buku ini, baik para akademisi dari
berbagai perguruan tinggi yang telah mereview buku ini maupun para
guru mata pelajaran dari berbagai daerah dan sekolah yang sedan
g
menempuh program magister pendidikan kimia.

Semoga buku pedoman ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan


pihakpihak yang membutuhkannya.

Medan, April 2010


Penulis
Dr.Retno Dwi Suyanti MSi

Stereotip dan Relasi Antarkelompok Teori


vi

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ ix
BAB I ANALISIS INSTRUKSIONAL ............................................ 1
A. Pengertian Analisis Instruksional ............................... 1
B. Struktur Perilaku........................................................ 2
Rangkuman ...................................................................... 8
BAB II PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ....... 9
A. Konsep dan Tujuan PBAS ....................................... 11
B. Peran Guru dalam Implementasi PBAS ................... 13
C. Penerapan PBAS dalam Proses Pembelajaran ......... 14
D. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pbas ....... 16
Rangkuman .................................................................... 20
BAB III STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN
KEMAMPUAN BERPIKIR .............................................. 23
A. Pengertian Strategi Pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Berpikir (SPPKBK)............................... 25
B. Karakteristik SPPKB ................................................. 26
C. Perbedaan SPPKB dengan Pembelajaran
Konvensional .......................................................... 27
D. Tahapan Pembelajaran SPPKB................................. 28
Rangkuman .................................................................... 30

BAB IV STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI 43


A. Pengertian Inkuiri .................................................... 45
B. Strategi Pembelajaran Inkuiri .................................. 45
C. Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri ..48
D. Tingkatantingkatan Inkuiri ...................................... 50
BAB V STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI 61
A. Prinsipprinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran
Ekspositori .............................................................. 62
B. Prosedur Pelaksanaan Strategi Ekspositori................ 63
C. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Ekspositori ...... 64
Rangkuman .................................................................... 64
BAB VI METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN 71
A. Metode Ceramah .................................................... 74
B. Metode Demonstrasi ............................................... 77
C. Metode Diskusi ....................................................... 78
D. Metode Simulasi ..................................................... 81
Rangkuman .................................................................... 95
BAB VII STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF 97
A. Pengertian Strategi Belajar Mengajar ....................... 97
B. Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif ................ 99
C. Prosedur Pembelajaran Kooperatif......................... 104
D. Teknikteknik Pembelajaran Cooperatif Learning.... 106
E. Model Evaluasi Belajar Cooperatif Learning ........... 107
Rangkuman .................................................................. 108
BAB VIII STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(SPBM) ......................................................................... 113
A. Konsep Dasar dan Karakteristik SPBM ................... 114
B. Hakikat Masalah dalam SPBM ............................... 115
C. Tahapantahapan dalam SPBM .............................. 117
D. Keunggulan dan Kelemahan SPBM........................ 120
Rangkuman .................................................................. 122

Strategi Pembelajaran Kimia


viii

BAB IX PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL


PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
DI KELAS ..................................................................... 132
A. Tujuh Komponen CTL ........................................... 132
B. Karakteristik Pembelajaran CTL ............................. 133
Lampiran 2 ................................................................... 135
BAB X STRATEGI PEMBELAJARAN AFEKTIF.......................... 141
A. Penilaian Sikap...................................................... 142
B. Hubungan Antara Sikap, Nilai dan Perilaku........... 144
C. Pembentukan Sikap............................................... 146
D. Model Strategi Pembelajaran Sikap ....................... 146
Rangkuman .................................................................. 151
BAB XI ANALISIS KONSEP DAN PETA KONSEP ..................... 155
BAB XII MISKONSEPSI KIMIA .................................................. 167
BAB XIII IMPLEMENTASI TEORI-TEORI BELAJAR PADA SAINS 175

A. Teori Belajar Piaget ................................................ 177


B. Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne ......181
C. Teori Belajar menurut Ausubel .............................. 183
Rangkuman .................................................................. 184
Model Pembelajaran Ausubel pada Topi Larutan Buffer 196
DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 201
TENTANG PENULIS .................................................................. 205

Daftar Isi ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Perilaku Hierarkikal..................................... 2


Gambar 1.2 Struktur Perilaku Prosedural ...................................... 3
Gambar 1.3 Struktur Perilaku Pengelompokan.............................. 3
Gambar 1.4 Struktur Perilaku Kombinasi ..................................... 4
Gambar 4.1 Pakaian yang Dijemur di bawah Terik Matahari ...... 54
Gambar 4.2 Margarin Dipanaskan dan Air Mendidih.................. 54
Gambar 4.3 Kertas Dipotong-potong .......................................... 55
Gambar 4.4 Emas Batangan menjadi perhiasan emas ................. 55
Gambar 4.5 Melarutkan Gula dalam Air Kopi ............................. 55
Gambar 4.6 Proses Fotosintesis................................................... 56
Gambar 4.7 Menggoreng Telur ................................................... 56
Gambar 4.8 Kembang Api Yang Dibakar .................................... 56
Gambar 4.9 Korek Api yang Dibakar .......................................... 57
Gambar 4.10 Karat Pada Besi ....................................................... 57
Gambar 6.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ............................. 87
Gambar 10.1 Pencemaran Lingkungan Udara ............................. 152
BAB I

ANALISIS INSTRUKSIONAL

K
A. Pengertian Analisis Instruksional
eterampilan melakukan analisis instruksional sangat penting
artinya bagi kegiatan instruksional karena pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus diberikan lebih dahulu
dari yang lain dapat ditentukan dari hasil analisis instruksional. Hal ini
sesuai dengan filosofi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sekurangkurangnya
tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar,
dan penilaian hasil belajar (SNP pasal 20). Sebelum menulis indikator,
pengembang instruksional harus melakukan tiga langkah yaitu:
melakukan analisis instruksional, mengidentifikasi perilaku awal siswa,
dan merumuskan kompetensi dasar.
Analisis instruksional adalah proses menjabarkan perilaku umum
menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematik
.
Dengan melakukan analisis instruksional, akan tergambar susunan
perilaku khusus dari yang paling awal sampai yang paling akhir.
Dengan perkataan lain, melalui tahaptahap perilaku khusus tertentu
pembaca akan mencapai perilaku umum. Perilaku khusus yang telah
tersusun secara sistematik menuju perilaku umum itu laksana jala
n
yang singkat yang harus dilalui pembaca untuk mencapai tujuannya
dengan baik.

B. Struktur Perilaku
Bila perilaku umum diuraikan menjadi perilaku khusus menurut
Supratman (1997) akan terdapat empat macam susunan, yaitu
hierarkikal, prosedural, pengelompokan, dan kombinasi.

1. Struktur Hierarkikal
Struktur perilaku yang hierarkikal adalah kedudukan dua perilaku
yang menunjukkan bahwa salah satu perilaku hanya dapat dilakukan
bila telah dikuasai perilaku yang lain. Dalam kurikulum kimia, mata
kuliah kimia dasar biasa disebut mata kuliah prasyarat untuk mengikuti
mata kuliah lanjutan seperti Kimia Fisika.

Menerapkan Kimia Lanjutan

Menerapkan Kimia Dasar

Gambar 1.1 Struktur Perilaku Hierarkikal

2. Struktur Prosedural
Struktur perilaku prosedural adalah kedudukan beberapa perilaku
yang menunjukkan satu seri urutan penampilan perilaku, tetapi
tidak ada yang menjadi prasyarat untuk yang lain. Walaupun ke dua
perilaku khusus itu harus dilakukan berurutan untuk dapat melakukan
suatu perilaku umum, tetapi setiap perilaku itu dapat dipelajari secara
terpisah.
Berikut ini terdapat contoh perilaku yang terstruktur secara
prosedural.

Strategi Pembelajaran Kimia


2
Biarkan mencapai
Masukkan zat terlarut ke kestimbangan pada suhu
menyediakan dalam zat pelarut hingga yang sama dengan suhu
zat pelarut terbentuk larutan jenuh pelarut murni
maka diperoleh tekanan
yang disebut tekanan uap
jenuh larutan

Gambar 1.2 Struktur Perilaku Prosedural

Ke tiga perilaku khusus tersebut harus dilakukan secara berurutan


untuk dapat melakukan perilaku penentuan tekanan uap jenuh
larutan.

3. Struktur Pengelompokan
Struktur pengelompokanditandai dengan perilakuperilaku
khusus yang yang tidak mempunyai ketergantungan antara satu dengan
yang lain, walaupun semuanya berhubungan. Dalam struktur ini, garis
penghubung antara perilaku khusus yang satu dengan yang lain tidak
diperlukan. Sebagai contoh perilaku pada penjelasan campuran

Gambar 1.3 Struktur Perilaku Pengelompokan

Analisis Instruksional 3

4. Struktur Kombinasi
Struktur kombinasi terbentuk apabila suatu perilaku umum
diuraikan menjadi perilaku khusus secara kombinasi antara struktur
hierarkikal, prosedural, dan pengelompokan. Berikut adalah
contohnya.

Gambar 1.4. Struktur Perilaku Kombinasi

Perilaku kawasan kognitif adalah perilaku yang merupakan hasil


proses berpikir. Bloom (1956) membagi kawasan kognitif menjadi enam
tingkatan: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan
evaluasi. Keenam tingkatan tersebut secara berturutturut merupakan
tingkatan perilaku kognitif dari yang paling sederhana ke yang paling
kompleks. Gagne (1979) membagi kapabilitas manusia dalam kawasan
kognitif menjadi tiga macam yaitu: keterampilan intelektual, strategi
kognitif, dan informasi verbal. Contoh ke tiga kapabilitas tersebut
adalah keterampilan teknis dalam ilmu pengetahuan, keterampilan dan
mencari cara pemecahan masalah, dan keterampilan mengungkapkan
kembali pengetahuan verbal yang telah dimiliki.
Perilaku kawasan psikomotor adalah perilaku yang dimunculkan
oleh hasil kerja fungsi tubuh manusia. Dave(1967) membagi perilaku
kawasan psikomotorik menjadi lima jenjang, yaitu: menirukan gerak,

Strategi Pembelajaran Kimia


4

memanipulasi katakata menjadi gerak, melakukan gerak dengan tepat,


merangkaikan berbagai gerak, dan melakukan gerak dengan wajar dan
efisien.
Perilaku afektif adalah perilaku yang dimunculkan seseorang
sebagai pertanda kecenderungannya untuk membuat pilihan atau
keputusan untuk beraksi dalam lingkungan tertentu. Bloom dan Masia
(1964) membagi kawasan ini menjadi lima tingkatan, yaitu: menerima
nilai, membuat respon terhadap nilai, menghargai nilainilai yang ada,
mengorganisasikan nilai, dan mengamalkan nilai secara konsisten atau
karakteristik.

Analisis Instruksional 5
6
ANALISISINSTRUKSIONAL
ANALISISINSTRUKSIONAL
MateriPokok:LarutanElektrolitdanNonElektrolit
MateriPokok :LarutanElektrolitdanNonElektrolit
Mengetahuidanmemahamikegunaan
larutanelektrolitdannonelektrolit
dalamkehidupansehari-hari

Mengelompokkanlarutanyangdiuji
Menjelaskanpenyebabkemampuanlarutan kedalamlarutanelektrolit
elektrolitdalammenghantarkanaruslistrik dannonelektrolit

Memperhatikangejala-gejalayang
timbuldaripercobaan
Mendiskusikanhubungan
senyawaiondansenyawa

Strategi Pembelajaran Kimia


kovalendenganlarutan Mencarisebab
elektrolit terjadinyaaruslistrik Mencelupkankedua
Menghubungkan Menghubungkan Menghubungkan
duabuahkabel penjepitbuayapada kabelpadabola batangelektrodapada
denganpenjepit batangelektrodadan lampu larutanyangdiuji
Mengenalciri-cirisenyawa
Mengenalreaksiionisasi buaya padasumberarus
iondankovalenpolar

Mengenaljenislarutan Mengetahuijenislarutan Merangkaialatuntukpengujianlarutan


elektrolitberdasarkan elektrolitberdasarkansifat elektrolitdannonelektrolit
ikatannya hantaranlistriknya

Melakukanpercobaanpengujianlarutan
elektrolitdannonelektrolit
Mengenaljenis-jenislarutanelektrolit

Mengenallarutanelektrolit
dannonelektrolit

Membacadanmencariinformasitentang
larutanelektrolitdannonelektrolit
12
ANALISIS
INSTRUKSIONAL
MATERI : ASAM BASA
MENGETAHUI DAN
MEMAHAMI ASAM
BASA DALAM
KEHIDUPAN SEHARI
HARI

MENGELOMPOKKA
MENJELASKAN N ZAT YANG
BERSIFAT ASAM
PENYEBAB
DAN BASA
TERJADINYA ASAM
DAN BASA

MENGAMATI
PERUBAHAN YANG
MENGENAL CIRI TERJADI
CIRI ASAM BASA

MEMPERSIAPKAN MENGUJI BAHAN


BAHAN BAHAN BAHAN TERSEBUT
MENGENAL YANG BERSIFAT DENGAN KERTAS
ASAM DAN BASA LAKMUS
REAKSINYA

MENGENAL BASA MENYUSUN


PROSEDUR KERJA
MENGENAL ASAM KUAT DAN BASA
PENGUJIAN ASAM
LEMAH
KUAT DAN ASAM DAN BASA
LEMAH

MELAKUKAN
PERCOBAAN
MENGENAL JENIS- PENGUJIAN ASAM
JENIS ASAM DAN DAN BASA
BASA

MEMBACA DAN
MENCARI
INFORMASI
MENGENAL ASAM TENTANG ASAM
DAN BASA DAN BASA

Analisis Instruksional 7

13
Deskripsi Analisis Instruksional Asam-Basa
Analisis instruksional adalah proses menjabarkan perilaku umum
menjadi khusus yang tersusun secara logis dan sistematis. Dengan
melakukan analisis instruksional, akan tergambar susunan perilaku
khusus dari awal sampai akhir. Proses penjabaran perilaku tersebut
tidak berorientasi terhadap taksonomi perilaku tertentu. Analisis in
struksional materi asam basa adalah menjabarkan perilaku yang umum
ke perilaku yang khusus dimulai dengan membaca dan mencari infor
masi tentang asam basa, sehingga kita dapat mengenal asam dan basa,
mengenal jenisjenis asam basa serta pembagiannya yang dikenal den
gan asam kuat dan basa kuat serta asam lemah dan basa lemah dan me
ngetahui reaksi yang terjadi, mengenal cirriciri asam basa dan dapat
menjelaskan penyebab terjadinya asam basa. Dan dapat melakukan
percobaan pengujian asam basa dengan menggunakan kertas lakmus,
dan mampu memperhatikan perubahan yang terjadi serta dapat meng
klasifikasikan mana asam dan mana basa. Sehingga kita dapat menge
tahui dan memahami fungsi asam basa dalam kehidupan seharihari.
Rangkuman
Pengembangan instruksional sebagai suatu proses yang sistematik
untuk menghasilkan sistem instruksional yang siap digunakan meru
pakan proses yang panjang, tidak identik dengan teknologi instruk
sional. Langkah ke dua dalam Model Pengembangan Instruksional
adalah melakukan analisis instruksional, yaitu kegiatan menjabarkan
perilaku umum menjadi perilaku yang lebih kecil atau spesifik ser
ta mengidentifikasi hubungan antara perilaku spesifik yang satu dan
perilaku spesifik yang lain. Konsep yang digunakan Model Pengem
bangan Instruksional dalam proses penjabaran perilaku umum men
jadi perilaku khusus tidak berorientasi terhadap suatu taksonomi
perilaku tertentu, seperti taksonomi yang disusun oleh Gagne atau
Bloom. Proses menganalisis instruksional yang digunakan oleh Model
Pengembangan Instruksional (MPI) didasarkan kepada berpikir logis,
analitik, dan sistematik.
oo0oo
Strategi Pembelajaran Kimia
8
BAB II

PENGEMBANGAN MODEL
PEMBELAJARAN AKTIF

rategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) dapat


dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran
yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk
memperoleh hasil belajar berupa panduan antara aspek kognitif,

S
afektif, dan psikomotor secara seimbang. Dari konsep tersebut ada dua
hal yang dipahami. Pertama, dipandang dari sisi proses pembelajaran,
PBAS menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal, artinya
PBAS menghendaki keseimbangan antara aktivitas fisik, mental,
termasuk emosional dan aktivitas intelektual. Ke dua, dipandang dari
sisi hasil belajar, PBAS menghendaki hasil belajar yang seimbang dan
terpadu antara kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif), da
n
keterampilan (psikomotorik). Artinya dalam PBAS pembentukan siswa
secara utuh merupakan tujuan utama dalam proses pembelajaran.
Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk
membelajarakn siswa. Artinya, sistem pembelajaran menempatkan
siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran
ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa (PBAS).
Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorientasi
pada aktivitas siswa. Pertama, asumsi filosofis tentang pendidikan.
Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia

menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, sosial, maupun


kedewasaan moral. Oleh karena itu, proses pendidikan bukan hanya
mengembangkan intelektual saja, tetapi mencakup seluruh potensi
yang dimiliki anak didik. Dengan demikian, hakikat pendidikan pada
dasarnya adalah: interaksi manusia, pembinaan dan pengembangan
potensi manusia, berlangsung sepanjang hayat, kesesuaian dengan
kemampuan dan tingkat perkembangan siswa, keseimbangan antara
kebebsan subjek didik dan kewibawaan guru, dan peningkatan kualitas
manusia.
Ke dua, asumsi tentang siswa sebagai subjek pendidikan, yaitu:
siswa bukanlah manusia dalam ukuran mini akan tetapi manusia
yang sedang dalam tahap perkembangan, setiap manusia mempunyai
kemampuan yang berbeda, anak didik pada dasarnya adalah insan
yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam menghadapi lingkungannya,
anak didik memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhannya. Asumsi
tersebut menggambarkan bahwa anak didik bukanlah objek yang
harus dijejali dengan informasi, tetapi mereka adalah subjek yang
memiliki potensi dan proses pembelajaran seharusnya diarahkan
untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak didik itu.
Ke tiga, asumsi tentang guru adalah: guru bertanggung jawab atas
tercapainya hasil belajar peserta didik, guru memiliki kemampuan
professional dalam mengajar, guru mempunyai kode etik keguruan,
guru memiliki peran sebagai sumber belajar, pemimpin dalam belajar
yang memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi siswa dalam
belajar.
Ke empat, asumsi yang berkaitan dengan proses pengajaran
adalah: bahwa proses pengajaran direncanakan dan dilaksanakan
sebagai suatu sistem, peristiwa belajar akan terjadi manakala anak
didik berinteraksi dengan lingkungan yang diatur oleh guru, proses
pengajaran akan lebih aktif apabila menggunakan metode dan tekhnik
yang tepat dan berdaya guna, pengajaran memberi tekanan kepada
proses dan produk secara berimbang, inti proses dan produk secara

Strategi Pembelajaran Kimia


10

seimbang, inti proses pengajaran adalah adanya kegiatan belajar siswa


secara optimal.
Dalam pandangan psikologi modern belajar bukan hanya sekedar
menghapal sejumlah fakta atau informasi, akan tetapi peristiw
a
mental dan proses berpengalaman. Oleh karena itu, setiap peristiwa
pembelajaran menuntut keterlibatan intelektual-
emosional siswa
melalui asimilasi dan akomodasi kognitif untuk mengembangkan
pengetahuan, tindakan, serta pengalaman langsung dalam rangka
membentuk keterampilan (motorik, kognitif, dan sosial), penghayatan
serta internalisasi nilainilai dalam pembentukan sikap (Joni, 1980:2)
Seperi telah dikemukakan dimuka pada bab IV pasal 19 peraturan
pemerintah No. 19 tahun 2005 dikatakan bahwa proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif
,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpa
r
tisifasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreati
vitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa me
ngajar yang didesain guru harus berorientasi pada aktivitas siswa.

A. Konsep dan Tujuan PBAS


PBAS dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal
untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspe
k
kognitif, dan psikomotor secara seimbang. Dari konsep tersebut ada
dua hal yang harus dipahami.
Pertama, dipandang dari sisi proses pembelajaran, PBAS
menekankan kepada aktivitas secara optimal, artinya PBAS menghen
daki keseimbangan antara aktivitas fisik, mental, termasuk emosional
dan aktivitas intelektual. Oleh karena itu, kadar PBAS tidak hanya bisa
dilihat dari aktivitas fisik saja, akan tetapi juga aktivitas mental dan in
telelektual. Seorang siswa yang tampaknya hanya mendengarkan saja,
tidak berarti memiliki kadar PBAS yang rendah dibandingkan dengan

Pengembangan Model Pembelajaran Aktif 11

seseorang yang sibuk mencatat. Sebab, mungkin saja yang duduk itu
secara mental ia aktif, misalnya menyimak, menganalisis dalam piki
rannya, dan menginternalisasi nilai dari setiap informasi yang disam
paikan. Sebaliknya, siswa yang sibuk mencatat tidak bisa dikatakan
memiliki kadar PBAS yang tinggi jika yang bersangkutan hanya seke
dar secara fisik aktif mecatat, tidak diikuti oleh aktivitas mental dan
emosi.
Ke dua, dipandang dari sisi hasil belajar, PBAS menghendaki hasil
belajar yang seimbang dan terpadu antara kemampuan intelektual
(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Artinya,
dalam PBAS pembentukan siswa secara utuh merupakan tujuan utama
dalam proses pembelajaran.
Dari konsep di atas, maka jelas bahwa pendekatan PBAS berbeda
dengan proses pembelajaran yang selama ini banyak berlangsung.
Selama ini proses pembelajaran banyak diarahkan kepada proses
menghafalkan informasi yang disajikan guru. Ukuran keberhasilan
pembelajaran adalah sejauhmana siswa dapat menguasai materi
pelajaran. Apakah materi itu dipahami untuk kebutuhan hidup setiap
siswa, apakah siswa bisa menangkap hubungan materi yang dihafal
itu dengan pengembangan potensi yang dimilikinya, bukan tidak
menjadi soal, yang penting siswa dapat mengungkapkan kembali apa
yang telah dipelajarinya. Oleh sebab itu, tidak heran kalau proses
pembelajaran yang selama ini digunakan tidak memperhatikan hakikat
mata pelajaran yang disajikan.
Dari penjelasan tersebut maka PBAS sebagai salah satu bentuk
inovasi dalam memperbaiki kualitas proses belajar mengajar bertujuan
untuk membantu peserta didik agar bisa belajar mandiri dan kreatif,
sehingga ia dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang dapat menunjang terbentuknya kepribadian yang mandiri. Dengan
kemampuan itu diharapkan lulusan menjadi anggota masyarakat
yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang dicitacitakan.
Sedangkan secara khusus pendekatan PBAS bertujuan:

Strategi Pembelajaran Kimia


12

a. Meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih


bermakna.
Artinya, melalui PBAS siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai
sejumlah informasi, tetapi juga bagaimanamemanfaatkan
informasi itu untuk kehidupannya.
b. Mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki yang dimilikinya.
Artinya, melalui PBAS diharapkan tidak hanya kemampuan
intelektual saja yang berkembang, tetapi juga seluruh pribadi
siswa termasuk sikap dan mental.

B. Peran Guru dalam Implementasi PBAS


Kekeliruan yang kerap kali muncul adalah adanya anggapan
bahwa dengan PBAS peran guru semakin berkurang. Anggapan
semacam ini tentu saja tidak tepat, sebab walaupun PBAS didesai
n
untuk meningkatkan aktivitas siswa, tidak berarti mengakibatka
n
kurangnya peran dan tanggung jawab guru. Baik guru maupun siswa
samasama harus berperan secara penuh, oleh karena peran mereka
samasama sebagai subjek belajar. Adapun yang membedakannya
hanya terletak pada tugas apa yang harus dilakukannya. Misalnya,
ketika siswa melaksanakan diskusi kelompok atau mengerjakan tugas,
tidak berarti guru hanya diam dan duduk di kursi sambil membac
a
koran, akan tetapi secara aktif guru harus melakukan kontrol dan
memberi bantuan kepada siswa yang memerlukannya.
Dalam implementasi PBAS, guru tidak berperan sebagai satu
satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran
kepada siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana mem
fasilitasi agar siswa belajar. Oleh karena itu, penerapan PBAS menun
tut guru untuk kreatif dan inovatif sehingga mampu menyesuaikan
kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik belajar siswa.
Untuk itu ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru, di anta
ranya adalah:
1. Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang
harus dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Artinya,

Pengembangan Model Pembelajaran Aktif 13

tujuan pembelajaran tidak sematasemata ditentukan oleh guru,


akan tetapi diharapkan siswa pun terlibat dalam menentukan dan
merumuskannya.
2. Menyusun tugastugas belajar bersama siswa. Artinya, tugastugas
apa yang sebaiknya dikerjakan oleh siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran, tidak hanya ditentukan guru akan tetapi melibatkan
siswa. Hal ini penting dilakukan untuk memupuk tanggung jawab
siswa. Biasanya manakala siswa terlibat dalam menentukan jenis
dan tugas dan batas akhir penyelesaiannya.
3. Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus
dilakukan. Dengan pemberitahuan rencana pembelajaran, maka
siswa akan semakin paham apa yang harus dilakukan. Hal ini
dapat mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan kreatif.
4. Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memer
lukannya. Guru perlu menyadari bahwa siswa memiliki kemam
puan yang sangat beragam. Oleh karena keragamannya itulah
guru perlu melakukan kontrol kepada siswa untuk melayani se
tiap siswa terutama siswa yang dianggap lambat dalam belajar.
5. Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, mem
bimbing, dan lain sebagainya melalui pengajuan pertanyaanper
tanyaan.
6. Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan.

C. Penerapan PBAS dalam Proses Pembelajaran


Dalam kegiatan belajar mengajar PBAS diwujudkan dalam
berbagai bentuk kegiatan, seperti mendengarkan,berdiskusi,
memproduksi sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah, dan
lain sebagainya. Akan tetapi juga ada yang tidak bisa diamati, seperti
kegiatan mendengarkan dan menyimak. Kadar PBAS tidak hanya
ditentukan oleh aktivitas fisik semata, akan tetapi juga ditentukan oleh
non fisik seperti mental, intelektual, dan emosional.
Namun demikian, salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk
mengetahui apakah suatu proses pembelajaran memiliki kadar PBAS
Strategi Pembelajaran Kimia
14

yang tinggi, sedang atau lemah, dapat kita lihat dari kriteria penerapan
PBAS dalam proses pembelajaran.
a. Kadar PBAS dilihat dari proses perencanaan
1) Adanya keterlibatan siswa dalam merumuskan indikator
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta pengalaman
dan motivasi yang dimiliki sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan kegiatan pembelajaran.
2) Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun ra
ncangan
pembelajaran.
3) Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan memilih
sumber belajar yang diperlukan.
4) Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan meng
adakan media pembelajaran yang akan digunakan.

b. Kadar PBAS dilihat dari proses pembelajaran


1) Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, emosional
maupun intelektual dalam setiap proses pembelajaran. Hal
ini dapat dilihat dari tingginya perhatian serta motivasi siswa
untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
2) Siswa belajar secara langsung. Dalam proses pembelajaran
secara langsung, konsep dan prinsip diberikan melalui pe
ngalaman nyata seperti merasakan, meraba, mengoperasikan,
melakukan sendiri, dan lain sebagainya.
3) Adanya keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar
yang kondusif.
4) Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap
sumber belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan
tujuan pembelajaran.
5) Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa seperti
menjawab dan mengajukan pertanyaan.

Pengembangan Model Pembelajaran Aktif 15

6) Terjadinya interaksi yang multi arah, baik antara siswa dengan


siswa atau guru dengan siswa.

C. Kadar PBAS ditinjau dari kegiatan evaluasi pembelajaran


1) Adanya keterlibatan siswa untuk mengevaluasi sendiri hasil
pembelajaran yang telah dilakukannya.
2) Keterlibatan siswa secara mandiri untuk melaksanakan kegiatan
semacam tes dan tugastugas yang harus dikerjakannya.
3) Kemauan siswa untuk menyusun laporan baik tertulis maupun
secara lisan berkenaan hasil belajar yang diperolehnya.

D. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pbas


Keberhasilan penerapan PBAS dalam proses pembelajaran dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
a. Guru

Dalam proses pembelajaran dalam kelas, guru merupakan ujung


tombak yang sangat menentukan keberhasilan penerapan PBAS, karena
guru merupakan orang yang berhadapan langsung dengan siswa. Ada
beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan PBAS dipandang dari
sudut guru, yaitu kemampuan guru, sikap profesionalitas guru, latar
belakang pendidikan guru, dan pengalaman mengajar.

Kemampuan guru
Kemampuan guru merupakan faktor utama yang dapat mempe
ngaruhi keberhasilan pembelajaran dengan pendekatan PBAS. Guru
yang memiliki kemampuan yang tinggi akan bersikap kreatif dan ino
vatif yang selamanya akan mencoba dan mencoba menerapkan berb
agai penemuan baru yang dianggap lebih baik untuk membelajarkan
siswa.

Sikap profesional guru


Sikap professional guru berhubungan dengan motivasi yang tinggi
dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Guru yang professional

Strategi Pembelajaran Kimia


16

selamanya akan berusaha untuk mencapai hasil yang optimal. Ia tidak


akan merasa puas dengan hasil yang telah dicapai. Oleh karenanya ia
akan selalu belajar untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan
meningkatkan kemampuan dan keterampilannya.

Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru


Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru
akan sangat berpengaruh terhadap implementasi PBAS. Dengan latar
belakang pendidikan yang tinggi, memungkinkan guru memiliki
pandangandan wawasan yang luas terhadap variabelvariabel
pembelajaran seperti pemahaman tentang psikologi anak, pemahaman
terhadap unsur lingkungan dan gaya belajar siswa, pemahaman tentang
berbagai model, dan metode pembelajaran.

b. Sarana Belajar
Keberhasilan implementasi PBAS juga dapat dipengaruhi oleh
ketersediaan sarana belajar. Ketersediaan sarana itu meliputi ruang
kelas dan seting tempat duduk siswa, media, dan sumber belajar.

Penerapan Pembelajaran PBAS dalam Pembelajaran Kimia


Dilihat dari materi, dalam mempelajari kimia bukan hanya
membutuhkan pemahaman serta penguasaan konsep saja tetapi dalam
mempelajari kimia di sini siswa dituntut aktif bersama guru untuk
menerapkan ilmu yang dipelajari ke dalam pengembangan diri. Siswa
juga perlu melakukan suatu praktikum, karena kimia adalah ilmu
yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana
gejalagejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat,
perubahan, dinamika, dan energetika zat. Sehingga pelajaran kimia
itu perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali
peseta didik pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah kemampuan
yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih
tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu
pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar

Pengembangan Model Pembelajaran Aktif 17

secara langsung melalui pengembangan dan keterampilan proses


dan sikap ilmiah sehingga dalam mempelajarinya diperlukan suatu
pembelajaran yang khusus (Mulyasa,132; 2007)
Dalam kegiatan belajar mengajar PBAS diwujudkan dalam ber
bagai bentuk kegiatan, seperti mendengar, berdiskusi, memproduksi
sesuatu atau melakukan praktikum, menyusun laporan dan mem
ecahkan suatu masalah, karena berdasarkan tujuannya, secara khusus
pendekatan PBAS bertujuan, pertama meningkatkan kualitas pembe
lajaran agar lebih bermakna. Artinya, melalui PBAS siswa tidak hanya
dituntut untuk menguasai sejumlah informasi untuk kehidupannya. Ke
dua mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Melalui PBAS
diharapkan tidak hanya kemampuan intelektual saja yang berkem
bang, tetapi juga seluruh pribadi siswa termasuk sikap dan mental.
Pada pembelajarankimia apabila diterapkan sistem pem
belajarannya berdasarkan PBAS maka diharapkan bisa meningkatkan
nilai dan hasil belajar siswa baik dari segi kognitif, afektif, dan
psikomotor, karena sistem belajar berdasarkan PBAS ini didesain
untuk meningkatkan aktivitas dari siswa, tidak berarti mengakibatkan
kurangnya peran dan tanggung jawab guru. Baik guru maupun siswa
samasama berperan secara penuh, oleh karenanya peran mereka
samasama sebagai subjek belajar.
Dalam implementasi PBAS terutama dalam pembelajaran kimia,
guru diharapkan tidak berperan sebagai satusatunya sumber belajar,
akan tetapi yang lebih penting guru harus bisa memfasilitasi agar siswa
belajar secara aktif. Di mana pada PBAS ini dalam pembelajaran kimia
aktivitas dari guru yaitu:
1. Merencanakan dan mendesain tahap skenario pembelajaran yang
akan dilaksanakan di dalam kelas.
2. Membuat strategi pembelajaran apa yang ingin dipakai (strategi
yang umum dipakai adalah belajar dengan bekerja sama).
3. Membayangkan interaksi apa yang mungkin akan terjadi antara
guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
Strategi Pembelajaran Kimia
18

4. Mencari keunikan siswa, dalam hal ini berusaha mencari sisi


cerdas dan modalitas belajar siswa dengan demikian sisi kuat dan
sisi lemah siswa menjadi perhatian yang setara dan seimbang.
5. Menilai siswa dengan cara yang transparan dan adil dan harus
merupakan penilaian kinerja serta proses dalam bentuk kognitif,
afektif, dan skill (biasa disebut psikomotorik).
6. Melakukan macammacampenilaian misalnya tes tertulis,
performatif (penampilan saat presentasi, debat, dll.) dan penugasan
atau melakukan praktikum.
7. Membuat portofolio pekerjaan siswa.
Sedangkan aktivitas dari siswa dalam belajar yaitu:
1. Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir.
2. Melakukan riset sederhana.
3. Mempelajari ideide serta konsepkonsep baru dan menantang.
4. Memecahkan masalah (problem solving).
5. Belajar mengatur waktu dengan baik.
6. Melakukan kegiatan pembelajaran secara sendiri atau berkelompok
(belajar menerima pendapat orang lain, siswa belajar menjadi
team player).
7. Mengaplikasikan hasil pembelajaran lewat tindakan atau action.
8. Melakukan interaksi sosial (melakukan wawancara, survey, terjun
ke lapangan, mendengarkan guest speaker).
9. Melakukan kegiatan/ praktikum dengan belajar berkelompok.
Namun demikian, salah satu yang dapat kita lakukan untuk
mengetahui apakah suatu pembelajaran kimia memiliki kadar PBAS
yang tinggi, sedang atau lemah, dapat kita lihat dari kriteria penerapan
PBAS dalam preses pembelajaran. Kriteria tersebut menggambarkan
sejauh mana keterlibatan siswa dalam pembelajaran baik dala
m
perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran maupun dalam
mengevaluasi hasil pembelajaran. Di mana semakin terlibat siswa
dalam ke tiga aspek, maka kadar PBAS semakin tinggi, maka dari
proses ini diharapkan dapat meningkatkan hasil dan nilai belajar siswa
baik secara berkelompok maupun perorangan.

Pengembangan Model Pembelajaran Aktif 19

Rangkuman
Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk
membelajarkan siswa. Artinya sistem pembelajaran menempatkan
siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran
ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa (PBAS).
PBAS dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pem
belajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal
untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang. PBAS bertujuan
sebagai berikut:
Meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih bermakna. Arti
nya, melalui PBAS siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai se
jumlah informasi, tetapi juga bagaimana memanfaatkan informasi itu
untuk kehidupannya.
Mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Artinya,
melalui PBAS diharapkan tidak hanya kemampuan intelektual saja
yang berkembang, tetapi juga seluruh pribadi siswa termasuk sikap
dan mental.
Dalam implementasi PBAS, guru tidak berperan sebagai satu
satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran
kepada siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana mem
fasilitasi agar siswa belajar. Oleh karena itu, penerapan PBAS menun
tut guru untuk kreatif dan inovatif sehingga mampu menyesuaikan
kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik belajar siswa. Ke
berhasilan penerapan PBAS dalam proses pembelajaran dapat dipen
garuhi oleh beberapa faktor yaitu: faktor guru karena guru merupakan
ujung tombak yang sangat menentukan keberhasilan penerapan PBAS,
faktor sarana belajar di mana dalam imlementasi PBAS juga dapat di
pengaruhi oleh ketersediaan sarana belajar yang meliputi ruang kelas

P
dan setting tempat duduk siswa, media, dan sumber belajar.
oo0oo

Strategi Pembelajaran Kimia


20

BAB III

STRATEGI PEMBELAJARAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN
BERPIKIR
ada era sertifikasi guru sekarang ini, muara yang ingin dituju
sebenarnya adalah guru yang profesional. Banyak orang
meragukan apakah jabatan guru bisa disebut profesional.
Bahkan banyak dari kalangan guru sendiri meragukan hal tersebut
.
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah semua orang dapat menjadi
guru? Bila seseorang memahami materi dengan baik kemudian dapat
menyampaikannya tentunya ia bisa disebut guru yang profesional?
Jawabannya benar jika mengajar hanya dianggap sebagai pros
es
penyampaian materi pelajaran. Konsep mengajar yang demikian
tentulah sangat sederhana. Mengajar bukanlah hanya
sekedar
menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi merupakan suatu proses
pengubahan tingkah laku siswa sesuai tujuan yang diinginkan. Oleh
karena itu dalam mengajar ada kegiatan membimbing siswa agar
dapat berkembang sesuai dengan tahaptahap perkembangannya. Di
samping itu juga melatih keterampilan baik keterampilan intelektual
maupun keterampilam motorik sehingga siswa dapat dan berani hidup
di masyarakat yang cepat berubah dan penuh persaingan, memotivasi
siswa agar dapat memecahkan persoalan hidup dalam masyarakat

yang penuh tantangan dan rintangan, membentuk siswa yang penuh


kreatif dan inovatif dan lain sebagainya. Oleh sebab itu guru perlu
memiliki kemampuan merancang dan mengimplementasikan berbagai
strategi pembelajaran yang dianggap cocok dengan minat dan bakat
serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa termasuk didalamnya
memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran dan media pembelajaran
untuk menjamin efektivitas pembelajaran. Dengan demikian seorang
guru perlu memiliki kemampuan khusus, kemampuan yang tidak
mungkin dimiliki oleh orang yang bukan guru. Karena itu juga
sebabnya guru merupakan pekerjaan profesional yang membutuhkan
kemampuan khusus hasil proses pendidikan yang dilaksanakan oleh
lembaga pendidikan keguruan (Sanjaya, 2006; 1415).
Guru sebagai pekerja profesional harus memfasilitasi dirinya
dengan seperangkat pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan
tentang keguruan, selain harus menguasai substansi keilmuan yang
ditekuninya. Banyak guru yang dalam mengajar masih terkesan hanya
menggugurkan kewajiban. Guru semacam ini relatif tidak memerlukan
strategi, kiat, dan berbagai metode tertentu dalam mengajar (Mukhtar,
2007; 2).
Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknlogi
yang demikian pesatnya peran guru dalam mengajar juga mengalami
perkembangan, dari hanya sekedar menyampaikan pelajaran menjadi
peran yang lebih kompleks dalam menciptakan suasana pembelajaran
yang penuh inovatif dan kreatif, sehingga tujuan pembelajaran dapat
dicapai (Danim, 2002;7)
Dengan, demikian seorang guru dalam mengajar harus bisa
mengatur strategi pembelajaran yang tepat agar semua tujuan
pembelajaran tersebut dapat tercapai. Srategi pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Berpikir (SPPKB) sebagai salah satu strategi pembelajaran
diharapkan mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan
tersebut. Dalam SPPKB materi pelajaran tidak disajikan begitu saja
kepada siswa. Akan tetapi siswa dibimbing untuk menemukan sendiri

Strategi Pembelajaran Kimia


22

konsep yang harus dikuasai melalui dialog dan tanya jawab yang
terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Strate
gi
pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) tersebut
identik dengan strategi pembelajaran berpikir kritis seperti yang banyak
diungkapkan para ahli pendidikan.
Proses pembelajaran berpikir kritis dimulai
dengan suatu
pernyataan apa yang akan dipelajari, menampilkan temuan tidak
terbatasdanpertimbangankemungkinankemungkinan,dankesimpulan
polapola pengertian yang didasarkan pada kejadian. Alasanalasan,
penyimpangan, dan prasangka baik para pengajar maupun para ahli
membandingkan dan membentuk lembaga penilaian (Liwoso,2008).
Apakah Berpikir Kritis Itu? Banyak definisi yang ditawarkan
mengenai berpikir kritis, salah satunya yang dikemukakan oleh
Sembel (2003) adalah sebagai berikut. Berpikir kritis merupaka
n
sebuah proses. Proses berpikir ini bermuara pada tujuan akhir yan
g
membuat kesimpulan ataupun keputusan yang masuk akal tentang
apa yang harus kita percayai dan tindakan apa yang akan kita lakukan.
Berpikir kritis bukanlah dilakukan untuk mencari jawaban semata,
tetapi yang terlebih utama adalah mempertanyakan jawaban, fakta
,
atau informasi yang ada. Dengan demikian bisa ditemukan alternatif
atau solusi terbaiknya.
Untuk selanjutnya strategi pembelajaran berpikir kritis tersebut
disamakan pembahasannya dengan strategi pembelajaran peningkatan
kemampuan berpikir (SPPKB).

A. Pengertian Strategi Pembelajaran Peningkatan


Kemampuan Berpikir (SPPKBK)
Menurut Sanjaya (2006) SPPKBK merupakan strategi pembelajaran
yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam SPPKB
materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa melainkan
berupa proses dialog yang berkesinambungan berbekal pengalama
n
siswa untuk memecahkan masalah yang diajukan.

Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) 23

Ada tiga hakikat dasar yang terkandung dalam pengertian SPPKB


yaitu:
a. Karena SPPKB merupakan model pembelajaran yang bertumpu
pada pengembangan berpikir, maka tujuan yang dicapai bukan
hanya siswa mengusai sejumlah materi pelajaran, tetapi siswa
harus bisa memberikan gagasangagasan atau ideide melalui
kemampuan berbahasa secara verbal, sebab kemampuan
berbicara juga merupakan salah satu kemampuan berpikir.
b. Faktafakta yang ditelaah merupakan dasar pengembangan
kemampuan berpikir, dengan kata lain pengembangan gagasan
dan ideide didasarkan pada kemampuan anak mendiskripsikan
hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang
mereka peroleh dalam kehidupan seharihari.
c. Sasaran akhir SPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkan
masalahmasalah dengan taraf perkembangan anak.

B. Karakteristik SPPKB
Karakteristik SPPKB dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pada proses pembelajaran SPPKB tidak hanya menuntut siswa
untuk mendengar dan mencatat, tetapi menghendaki aktivitas
siswa dalam proses berpikir.
b. No
SPPKB dibangun dalam nuansa dialogis
SPPKB danKonvensiona
Pembelajaran proses tanya
jawab
1.
secara terus menerus. Proses l tanya
Peserta didik sebagai subjek bela Peserta
jawab dan dialog itu
didik sebagai objek b
diarahkan
2. jar.
untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
elajar
berpikir siswa, yang
Pembelajaran padadengan
dikaitkan gilirannya kemampuan
Pembelajaran berpikir
bersifat tersebut
teoritis
dapat membantu
kehidupan siswa memperoleh
nyata melalui penggali . pengetahuan yang mereka
3.
konstruksi
an sendiri.
c. SPPKB adalah model
pengalaman siswa. pembelajaran yang menyandarkan pada dua
4. Perilaku dibangun atas prose
Perilaku
sisi yang dibangun
sama atas kesadaran
pentingnya, yaitu dua sisi proses dan hasil belajar.
sendiri.
Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
5. Kemampuan didasarkan atas
berpikir, sedangkan hasil belajar diarahkan
s untuk mengonstruksi
penggalian pengalaman.
pengetahuan atau penguasaan materi pembelajaran.
Tujuan akhir dari proses pembelaj kebiasaan.
6. aran Kemampuan diperoleh melalu
Strategi Pembelajaran
adalah kemampuanKimia
berpikir melal i
24
ui latihan-latihan.
proses menghubungkan antara Tujuan akhir adalah penguas
7.
pengalaman dengan kenyataan. aan
Tindakan perilaku siswa dalam materi pembelajaran.
pembelajaran merupakan kesadar
C. Perbedaan
8. SPPKB dengan Pembelajaran
an
Konvensionalyang didorong dari dalam diri sis Tindakan perilaku didorong d

wa.
Adapun perbedaan yang mendasar antara SPPKB dengan strategi
Pengetahuan yang dimiliki setiap
pembelajaran konvensional dapat dilihat
ari pada Tabel 1.
siswa
selalu
Tabel 3.1berkembang
Perbedaansesuai
SPPKB dengan faktor
dengan luar dirinya seperti
Pembelajaran ras
Konvensional
D. Tahapan Pembelajaran SPPKB
Menurut George W. Maxim, dalam Sanjaya (2006) ada 6 tahap
dalam SPPKB. Setiap tahap dapat dijelaskan sebagai berikut

Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) 25

a. Tahap Orientasi
Pada tahap ini guru dapat mengondisisikan siswa pada posisi
siap melakukan pembelajaran. Tahap orientasi dilakukan dengan,
pertama, penjelasan tujuan pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai