Edisi Pertama
Cetakan Pertama, 2010
ISBN: 978-979-756-644-9
S
Buku ini ditujukan kepada para pembaca untuk melaksanakan
aktivitas pembelajaran sebagaimana tuntutan Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Buku tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan filosofi
kurikulum yang menekankan pembelajaran siswa aktif.
Buku strategi pembelajaran ini merupakan salah satu referensi,
untuk memberikan pemahaman yang lebih baik dalam melaksanakan
Kurikulum Berbasis Kompetensi, yang pada dasarnya memberi ke
leluasaan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran
sebagaimana diatur dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
terlibat di dalam penyusunan buku ini, baik para akademisi dari
berbagai perguruan tinggi yang telah mereview buku ini maupun para
guru mata pelajaran dari berbagai daerah dan sekolah yang sedan
g
menempuh program magister pendidikan kimia.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ ix
BAB I ANALISIS INSTRUKSIONAL ............................................ 1
A. Pengertian Analisis Instruksional ............................... 1
B. Struktur Perilaku........................................................ 2
Rangkuman ...................................................................... 8
BAB II PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ....... 9
A. Konsep dan Tujuan PBAS ....................................... 11
B. Peran Guru dalam Implementasi PBAS ................... 13
C. Penerapan PBAS dalam Proses Pembelajaran ......... 14
D. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pbas ....... 16
Rangkuman .................................................................... 20
BAB III STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN
KEMAMPUAN BERPIKIR .............................................. 23
A. Pengertian Strategi Pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Berpikir (SPPKBK)............................... 25
B. Karakteristik SPPKB ................................................. 26
C. Perbedaan SPPKB dengan Pembelajaran
Konvensional .......................................................... 27
D. Tahapan Pembelajaran SPPKB................................. 28
Rangkuman .................................................................... 30
Daftar Isi ix
DAFTAR GAMBAR
ANALISIS INSTRUKSIONAL
K
A. Pengertian Analisis Instruksional
eterampilan melakukan analisis instruksional sangat penting
artinya bagi kegiatan instruksional karena pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus diberikan lebih dahulu
dari yang lain dapat ditentukan dari hasil analisis instruksional. Hal ini
sesuai dengan filosofi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sekurangkurangnya
tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar,
dan penilaian hasil belajar (SNP pasal 20). Sebelum menulis indikator,
pengembang instruksional harus melakukan tiga langkah yaitu:
melakukan analisis instruksional, mengidentifikasi perilaku awal siswa,
dan merumuskan kompetensi dasar.
Analisis instruksional adalah proses menjabarkan perilaku umum
menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematik
.
Dengan melakukan analisis instruksional, akan tergambar susunan
perilaku khusus dari yang paling awal sampai yang paling akhir.
Dengan perkataan lain, melalui tahaptahap perilaku khusus tertentu
pembaca akan mencapai perilaku umum. Perilaku khusus yang telah
tersusun secara sistematik menuju perilaku umum itu laksana jala
n
yang singkat yang harus dilalui pembaca untuk mencapai tujuannya
dengan baik.
B. Struktur Perilaku
Bila perilaku umum diuraikan menjadi perilaku khusus menurut
Supratman (1997) akan terdapat empat macam susunan, yaitu
hierarkikal, prosedural, pengelompokan, dan kombinasi.
1. Struktur Hierarkikal
Struktur perilaku yang hierarkikal adalah kedudukan dua perilaku
yang menunjukkan bahwa salah satu perilaku hanya dapat dilakukan
bila telah dikuasai perilaku yang lain. Dalam kurikulum kimia, mata
kuliah kimia dasar biasa disebut mata kuliah prasyarat untuk mengikuti
mata kuliah lanjutan seperti Kimia Fisika.
2. Struktur Prosedural
Struktur perilaku prosedural adalah kedudukan beberapa perilaku
yang menunjukkan satu seri urutan penampilan perilaku, tetapi
tidak ada yang menjadi prasyarat untuk yang lain. Walaupun ke dua
perilaku khusus itu harus dilakukan berurutan untuk dapat melakukan
suatu perilaku umum, tetapi setiap perilaku itu dapat dipelajari secara
terpisah.
Berikut ini terdapat contoh perilaku yang terstruktur secara
prosedural.
3. Struktur Pengelompokan
Struktur pengelompokanditandai dengan perilakuperilaku
khusus yang yang tidak mempunyai ketergantungan antara satu dengan
yang lain, walaupun semuanya berhubungan. Dalam struktur ini, garis
penghubung antara perilaku khusus yang satu dengan yang lain tidak
diperlukan. Sebagai contoh perilaku pada penjelasan campuran
Analisis Instruksional 3
4. Struktur Kombinasi
Struktur kombinasi terbentuk apabila suatu perilaku umum
diuraikan menjadi perilaku khusus secara kombinasi antara struktur
hierarkikal, prosedural, dan pengelompokan. Berikut adalah
contohnya.
Analisis Instruksional 5
6
ANALISISINSTRUKSIONAL
ANALISISINSTRUKSIONAL
MateriPokok:LarutanElektrolitdanNonElektrolit
MateriPokok :LarutanElektrolitdanNonElektrolit
Mengetahuidanmemahamikegunaan
larutanelektrolitdannonelektrolit
dalamkehidupansehari-hari
Mengelompokkanlarutanyangdiuji
Menjelaskanpenyebabkemampuanlarutan kedalamlarutanelektrolit
elektrolitdalammenghantarkanaruslistrik dannonelektrolit
Memperhatikangejala-gejalayang
timbuldaripercobaan
Mendiskusikanhubungan
senyawaiondansenyawa
Melakukanpercobaanpengujianlarutan
elektrolitdannonelektrolit
Mengenaljenis-jenislarutanelektrolit
Mengenallarutanelektrolit
dannonelektrolit
Membacadanmencariinformasitentang
larutanelektrolitdannonelektrolit
12
ANALISIS
INSTRUKSIONAL
MATERI : ASAM BASA
MENGETAHUI DAN
MEMAHAMI ASAM
BASA DALAM
KEHIDUPAN SEHARI
HARI
MENGELOMPOKKA
MENJELASKAN N ZAT YANG
BERSIFAT ASAM
PENYEBAB
DAN BASA
TERJADINYA ASAM
DAN BASA
MENGAMATI
PERUBAHAN YANG
MENGENAL CIRI TERJADI
CIRI ASAM BASA
MELAKUKAN
PERCOBAAN
MENGENAL JENIS- PENGUJIAN ASAM
JENIS ASAM DAN DAN BASA
BASA
MEMBACA DAN
MENCARI
INFORMASI
MENGENAL ASAM TENTANG ASAM
DAN BASA DAN BASA
Analisis Instruksional 7
13
Deskripsi Analisis Instruksional Asam-Basa
Analisis instruksional adalah proses menjabarkan perilaku umum
menjadi khusus yang tersusun secara logis dan sistematis. Dengan
melakukan analisis instruksional, akan tergambar susunan perilaku
khusus dari awal sampai akhir. Proses penjabaran perilaku tersebut
tidak berorientasi terhadap taksonomi perilaku tertentu. Analisis in
struksional materi asam basa adalah menjabarkan perilaku yang umum
ke perilaku yang khusus dimulai dengan membaca dan mencari infor
masi tentang asam basa, sehingga kita dapat mengenal asam dan basa,
mengenal jenisjenis asam basa serta pembagiannya yang dikenal den
gan asam kuat dan basa kuat serta asam lemah dan basa lemah dan me
ngetahui reaksi yang terjadi, mengenal cirriciri asam basa dan dapat
menjelaskan penyebab terjadinya asam basa. Dan dapat melakukan
percobaan pengujian asam basa dengan menggunakan kertas lakmus,
dan mampu memperhatikan perubahan yang terjadi serta dapat meng
klasifikasikan mana asam dan mana basa. Sehingga kita dapat menge
tahui dan memahami fungsi asam basa dalam kehidupan seharihari.
Rangkuman
Pengembangan instruksional sebagai suatu proses yang sistematik
untuk menghasilkan sistem instruksional yang siap digunakan meru
pakan proses yang panjang, tidak identik dengan teknologi instruk
sional. Langkah ke dua dalam Model Pengembangan Instruksional
adalah melakukan analisis instruksional, yaitu kegiatan menjabarkan
perilaku umum menjadi perilaku yang lebih kecil atau spesifik ser
ta mengidentifikasi hubungan antara perilaku spesifik yang satu dan
perilaku spesifik yang lain. Konsep yang digunakan Model Pengem
bangan Instruksional dalam proses penjabaran perilaku umum men
jadi perilaku khusus tidak berorientasi terhadap suatu taksonomi
perilaku tertentu, seperti taksonomi yang disusun oleh Gagne atau
Bloom. Proses menganalisis instruksional yang digunakan oleh Model
Pengembangan Instruksional (MPI) didasarkan kepada berpikir logis,
analitik, dan sistematik.
oo0oo
Strategi Pembelajaran Kimia
8
BAB II
PENGEMBANGAN MODEL
PEMBELAJARAN AKTIF
S
afektif, dan psikomotor secara seimbang. Dari konsep tersebut ada dua
hal yang dipahami. Pertama, dipandang dari sisi proses pembelajaran,
PBAS menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal, artinya
PBAS menghendaki keseimbangan antara aktivitas fisik, mental,
termasuk emosional dan aktivitas intelektual. Ke dua, dipandang dari
sisi hasil belajar, PBAS menghendaki hasil belajar yang seimbang dan
terpadu antara kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif), da
n
keterampilan (psikomotorik). Artinya dalam PBAS pembentukan siswa
secara utuh merupakan tujuan utama dalam proses pembelajaran.
Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk
membelajarakn siswa. Artinya, sistem pembelajaran menempatkan
siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran
ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa (PBAS).
Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorientasi
pada aktivitas siswa. Pertama, asumsi filosofis tentang pendidikan.
Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia
seseorang yang sibuk mencatat. Sebab, mungkin saja yang duduk itu
secara mental ia aktif, misalnya menyimak, menganalisis dalam piki
rannya, dan menginternalisasi nilai dari setiap informasi yang disam
paikan. Sebaliknya, siswa yang sibuk mencatat tidak bisa dikatakan
memiliki kadar PBAS yang tinggi jika yang bersangkutan hanya seke
dar secara fisik aktif mecatat, tidak diikuti oleh aktivitas mental dan
emosi.
Ke dua, dipandang dari sisi hasil belajar, PBAS menghendaki hasil
belajar yang seimbang dan terpadu antara kemampuan intelektual
(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Artinya,
dalam PBAS pembentukan siswa secara utuh merupakan tujuan utama
dalam proses pembelajaran.
Dari konsep di atas, maka jelas bahwa pendekatan PBAS berbeda
dengan proses pembelajaran yang selama ini banyak berlangsung.
Selama ini proses pembelajaran banyak diarahkan kepada proses
menghafalkan informasi yang disajikan guru. Ukuran keberhasilan
pembelajaran adalah sejauhmana siswa dapat menguasai materi
pelajaran. Apakah materi itu dipahami untuk kebutuhan hidup setiap
siswa, apakah siswa bisa menangkap hubungan materi yang dihafal
itu dengan pengembangan potensi yang dimilikinya, bukan tidak
menjadi soal, yang penting siswa dapat mengungkapkan kembali apa
yang telah dipelajarinya. Oleh sebab itu, tidak heran kalau proses
pembelajaran yang selama ini digunakan tidak memperhatikan hakikat
mata pelajaran yang disajikan.
Dari penjelasan tersebut maka PBAS sebagai salah satu bentuk
inovasi dalam memperbaiki kualitas proses belajar mengajar bertujuan
untuk membantu peserta didik agar bisa belajar mandiri dan kreatif,
sehingga ia dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang dapat menunjang terbentuknya kepribadian yang mandiri. Dengan
kemampuan itu diharapkan lulusan menjadi anggota masyarakat
yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang dicitacitakan.
Sedangkan secara khusus pendekatan PBAS bertujuan:
yang tinggi, sedang atau lemah, dapat kita lihat dari kriteria penerapan
PBAS dalam proses pembelajaran.
a. Kadar PBAS dilihat dari proses perencanaan
1) Adanya keterlibatan siswa dalam merumuskan indikator
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta pengalaman
dan motivasi yang dimiliki sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan kegiatan pembelajaran.
2) Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun ra
ncangan
pembelajaran.
3) Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan memilih
sumber belajar yang diperlukan.
4) Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan meng
adakan media pembelajaran yang akan digunakan.
Kemampuan guru
Kemampuan guru merupakan faktor utama yang dapat mempe
ngaruhi keberhasilan pembelajaran dengan pendekatan PBAS. Guru
yang memiliki kemampuan yang tinggi akan bersikap kreatif dan ino
vatif yang selamanya akan mencoba dan mencoba menerapkan berb
agai penemuan baru yang dianggap lebih baik untuk membelajarkan
siswa.
b. Sarana Belajar
Keberhasilan implementasi PBAS juga dapat dipengaruhi oleh
ketersediaan sarana belajar. Ketersediaan sarana itu meliputi ruang
kelas dan seting tempat duduk siswa, media, dan sumber belajar.
Rangkuman
Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk
membelajarkan siswa. Artinya sistem pembelajaran menempatkan
siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran
ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa (PBAS).
PBAS dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pem
belajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal
untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang. PBAS bertujuan
sebagai berikut:
Meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih bermakna. Arti
nya, melalui PBAS siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai se
jumlah informasi, tetapi juga bagaimana memanfaatkan informasi itu
untuk kehidupannya.
Mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Artinya,
melalui PBAS diharapkan tidak hanya kemampuan intelektual saja
yang berkembang, tetapi juga seluruh pribadi siswa termasuk sikap
dan mental.
Dalam implementasi PBAS, guru tidak berperan sebagai satu
satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran
kepada siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana mem
fasilitasi agar siswa belajar. Oleh karena itu, penerapan PBAS menun
tut guru untuk kreatif dan inovatif sehingga mampu menyesuaikan
kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik belajar siswa. Ke
berhasilan penerapan PBAS dalam proses pembelajaran dapat dipen
garuhi oleh beberapa faktor yaitu: faktor guru karena guru merupakan
ujung tombak yang sangat menentukan keberhasilan penerapan PBAS,
faktor sarana belajar di mana dalam imlementasi PBAS juga dapat di
pengaruhi oleh ketersediaan sarana belajar yang meliputi ruang kelas
P
dan setting tempat duduk siswa, media, dan sumber belajar.
oo0oo
BAB III
STRATEGI PEMBELAJARAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN
BERPIKIR
ada era sertifikasi guru sekarang ini, muara yang ingin dituju
sebenarnya adalah guru yang profesional. Banyak orang
meragukan apakah jabatan guru bisa disebut profesional.
Bahkan banyak dari kalangan guru sendiri meragukan hal tersebut
.
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah semua orang dapat menjadi
guru? Bila seseorang memahami materi dengan baik kemudian dapat
menyampaikannya tentunya ia bisa disebut guru yang profesional?
Jawabannya benar jika mengajar hanya dianggap sebagai pros
es
penyampaian materi pelajaran. Konsep mengajar yang demikian
tentulah sangat sederhana. Mengajar bukanlah hanya
sekedar
menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi merupakan suatu proses
pengubahan tingkah laku siswa sesuai tujuan yang diinginkan. Oleh
karena itu dalam mengajar ada kegiatan membimbing siswa agar
dapat berkembang sesuai dengan tahaptahap perkembangannya. Di
samping itu juga melatih keterampilan baik keterampilan intelektual
maupun keterampilam motorik sehingga siswa dapat dan berani hidup
di masyarakat yang cepat berubah dan penuh persaingan, memotivasi
siswa agar dapat memecahkan persoalan hidup dalam masyarakat
konsep yang harus dikuasai melalui dialog dan tanya jawab yang
terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Strate
gi
pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) tersebut
identik dengan strategi pembelajaran berpikir kritis seperti yang banyak
diungkapkan para ahli pendidikan.
Proses pembelajaran berpikir kritis dimulai
dengan suatu
pernyataan apa yang akan dipelajari, menampilkan temuan tidak
terbatasdanpertimbangankemungkinankemungkinan,dankesimpulan
polapola pengertian yang didasarkan pada kejadian. Alasanalasan,
penyimpangan, dan prasangka baik para pengajar maupun para ahli
membandingkan dan membentuk lembaga penilaian (Liwoso,2008).
Apakah Berpikir Kritis Itu? Banyak definisi yang ditawarkan
mengenai berpikir kritis, salah satunya yang dikemukakan oleh
Sembel (2003) adalah sebagai berikut. Berpikir kritis merupaka
n
sebuah proses. Proses berpikir ini bermuara pada tujuan akhir yan
g
membuat kesimpulan ataupun keputusan yang masuk akal tentang
apa yang harus kita percayai dan tindakan apa yang akan kita lakukan.
Berpikir kritis bukanlah dilakukan untuk mencari jawaban semata,
tetapi yang terlebih utama adalah mempertanyakan jawaban, fakta
,
atau informasi yang ada. Dengan demikian bisa ditemukan alternatif
atau solusi terbaiknya.
Untuk selanjutnya strategi pembelajaran berpikir kritis tersebut
disamakan pembahasannya dengan strategi pembelajaran peningkatan
kemampuan berpikir (SPPKB).
B. Karakteristik SPPKB
Karakteristik SPPKB dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pada proses pembelajaran SPPKB tidak hanya menuntut siswa
untuk mendengar dan mencatat, tetapi menghendaki aktivitas
siswa dalam proses berpikir.
b. No
SPPKB dibangun dalam nuansa dialogis
SPPKB danKonvensiona
Pembelajaran proses tanya
jawab
1.
secara terus menerus. Proses l tanya
Peserta didik sebagai subjek bela Peserta
jawab dan dialog itu
didik sebagai objek b
diarahkan
2. jar.
untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
elajar
berpikir siswa, yang
Pembelajaran padadengan
dikaitkan gilirannya kemampuan
Pembelajaran berpikir
bersifat tersebut
teoritis
dapat membantu
kehidupan siswa memperoleh
nyata melalui penggali . pengetahuan yang mereka
3.
konstruksi
an sendiri.
c. SPPKB adalah model
pengalaman siswa. pembelajaran yang menyandarkan pada dua
4. Perilaku dibangun atas prose
Perilaku
sisi yang dibangun
sama atas kesadaran
pentingnya, yaitu dua sisi proses dan hasil belajar.
sendiri.
Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
5. Kemampuan didasarkan atas
berpikir, sedangkan hasil belajar diarahkan
s untuk mengonstruksi
penggalian pengalaman.
pengetahuan atau penguasaan materi pembelajaran.
Tujuan akhir dari proses pembelaj kebiasaan.
6. aran Kemampuan diperoleh melalu
Strategi Pembelajaran
adalah kemampuanKimia
berpikir melal i
24
ui latihan-latihan.
proses menghubungkan antara Tujuan akhir adalah penguas
7.
pengalaman dengan kenyataan. aan
Tindakan perilaku siswa dalam materi pembelajaran.
pembelajaran merupakan kesadar
C. Perbedaan
8. SPPKB dengan Pembelajaran
an
Konvensionalyang didorong dari dalam diri sis Tindakan perilaku didorong d
wa.
Adapun perbedaan yang mendasar antara SPPKB dengan strategi
Pengetahuan yang dimiliki setiap
pembelajaran konvensional dapat dilihat
ari pada Tabel 1.
siswa
selalu
Tabel 3.1berkembang
Perbedaansesuai
SPPKB dengan faktor
dengan luar dirinya seperti
Pembelajaran ras
Konvensional
D. Tahapan Pembelajaran SPPKB
Menurut George W. Maxim, dalam Sanjaya (2006) ada 6 tahap
dalam SPPKB. Setiap tahap dapat dijelaskan sebagai berikut
a. Tahap Orientasi
Pada tahap ini guru dapat mengondisisikan siswa pada posisi
siap melakukan pembelajaran. Tahap orientasi dilakukan dengan,
pertama, penjelasan tujuan pembelajaran