BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
belajar yang diperoleh dari interaksi antara individu dengan lingkungannya berupa
orang itu dan perubahan itu tidak diperoleh secara langsung dari dirinya secara
alamiah (Gagne dalam Ngatmini, 2013: 35). Keberhasilan belajar peserta didik
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa faktor yang
berasal dari diri peserta didik, sedangkan faktor eksternal berasal dari luar, seperti
guru dengan audiovisual dan bahkan demonstrasi oleh guru, siswa hanya dapat
dengan metode diskusi yang tidak didominasi oleh guru (bukan diskusi kelas,
whole class discussion, dan guru sebagai pemimpin diskusi), siswa dapat
mengingat sebanyak 50%. Jika para siswa diberi kesempatan melakukan sesuatu
konsep dan penerapan konsep yang ada sehingga menimbulkan asumsi sulit untuk
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru kimia kelas X di SMA
masalah yang dihadapi siswa adalah sulitnya memahami materi kimia mengenai
menyelesaikan soal bila soal diubah sedikit bentuknya dari contoh soal. Selain
itu, berdasarkan data empirik yang diperoleh yaitu hasil belajar siswa berupa nilai
ulangan semester 1 kelas X1, X2, dan X3 menunjukkan bahwa 17% siswa
mendapat nilai di atas 70; 33,1% siswa mandapat nilai 65-69; dan 49,9% siswa
yang disajikan secara mantap kepada siswa yaitu dengan menggunakan sistem
efektif. Oleh karena itu kreativitas guru sangat menentukan sehingga siswa dapat
oleh guru dimaksudkan untuk lebih memberikan kesempatan yang luas kepada
terpusat kepada siswa (student oriented) salah satunya yaitu dengan cara
adalah mendorong siswa untuk berpikir secara mandiri, menyimak presentasi guru
secara teliti dan hati-hati, terbiasa mengajari temannya yang lain serta pecaya
kepada siswa yang kurang mengerti. Dengan demikian daya ingat siswa terhadap
materi pembelajaran mencapai 90%. Hal ini sejalan dangan hasil riset National
aktif dalam proses pembalajaran yang meliputi bermain peran, studi kasus, dan
praktik.
dapat berpikir secara mandiri, memahami materi yang diajarkan guru melalui
telibat dan mampu memahami serta mengingat materi yang telah diajarkan.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dapat diuraikan sebagai
C. TUJUAN PENULISAN
D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai bahan acuan bagi penulis
(telephone).
E. PENJELASAN ISTILAH
Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dalam penulisan ini maka perlu
1. Belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DESKRIPSI TEORITIS
Ilmu kimia, cabang dari IPA merupakan ilmu yang sangat berguna
dari pengenalan beberapa konsep dasar kimia pada tingkat SMP dan
dilanjutkan pada materi-materi yang lebih sulit di tingkat SMA. Karena itu,
SMP untuk dapat lebih mudah mempelajari materi yang lebih sulit di tingkat
konsep ilmu kimia, bukan hanya menghafal materi yang diberikan tanpa
pemahaman konsep yang benar. Konsep ilmu kimia dapat dipahami dalam 3
level representasi, yaitu level makroskopis, level sub mikroskopis, dan level
dalam long term memory mereka. Dengan demikian, kapan pun informasi
dari ketiga level representasi di atas, maka kimia akan menjadi bidang studi
yang sulit dipahami siswa secara utuh. Siswa cendrung untuk menghafal
lagi tentang apa yang sudah mereka pelajari tersebut. Namun, dalam
terpusat pada guru (teacher centered). (Hal 119) kebanyakan sekolah tidak
9
kelengkapan yang dibutuhkan selama praktikum mulai dari alat dan bahan,
suatu atom maupun molekul yang tidak dapat dilihat, yang dapat diketahui
konsep yang harus dipahami oleh siswa harus dikondisikan dengan proses
hari yang dipelajari pada awal semester I kelas X. Sebenarnya siswa kelas X
konsep dan penerapan konsep yang ada sehingga menimbulkan asumsi sulit
dapat berjalan dengan efektif . Oleh karena itu kreativitas guru sangat
a. Pembelajaran Kooperatif
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda untuk
hanya bisa terjadi bila ada partisipasi aktif peserta didik. Demikian juga peran
serta aktif peserta didik tidak akan terjadi bilamana guru tidak aktif dan
aktif peserta didik serta dapat mengasah ranah kognitif, afektif, dan
ketrampilan, dan sikap serta perilaku positif dan terpuji akan terjadi melalui
suatu proses pencarian dari diri peserta didik. Hal ini akan terwujud bila
oleh Spencer Kagan, salah satu ahli pembelajaran kooperatif tahun 1980-an
tindakan atau interaksi dari sebuah struktur yang terjadi di dalam kelas.
kerangka untuk menjaga isi. Struktur bertelepon (telephone) terdiri dari lima
unsur desain yaitu : murid keluar ruangan, menunggu siswa diberi instruksi,
siswa kembali, siswa kembali diberi instruksi oleh pemateri, tes kembali.
secara mandiri, menyimak presentasi guru secara teliti dan hati-hati, terbiasa
mengajari temannya yang lain serta percaya kepada orang lain. Aktivitas
pembelajaran. Selain itu, dengan adanya tes tentang materi yang sudah
dipelajari terhadap siswa yang diajari oleh teman satu kelompok mendorong
dari rekan sebaya untuk memperoleh nilai yang baik, karena nilai yang
sekelompoknya.
bertelepon (telephone) yaitu suatu pola interaksi siswa yang digunakan dalam
yang masing-masing terdiri dari 4 orang ( diberi nomor 1-4), setelah itu guru
memanggil salah satu nomor yang harus keluar dan mempelajari materi
materi yang telah dipelajari didalam kelas ( tutor teman sebaya), kemudian
masing-masing nomor yang keluar tadi mengerjakan soal yang diberikan oleh
guru, nilai yang diperoleh oleh temannya tersebut secara otomatis akan
yang berada dikelas harus mengikuti proses pembelajaran secara teliti dan
kooperatif struktur bertelepon (telephone) yaitu jika ada salah satu siswa dari
anggota kelompok tersebut yang merasa tidak puas dengan nilai yang
2. Guru memanggil salah satu nomor. Nomor yang dipanggil keluar dari
ruang kelas dan mengerjakan tugas khusus dari guru secara mandiri
4. Siswa lainnya (siswa yang masih tinggal di kelas) dalam setiap kelompok
menguji.
6. Siswa yang keluar kelas tadi dipanggil kembali “ditelepon” untuk masuk
7. Siswa dengan nomor yang tadi dipanggil untuk keluar kelas itu, kemudian
menjalani ujian dari guru, nilai yang diperolehnya akan menjadi nilai
Catatan : jika ada seorang siswa yang tidsk puas terhadap nilai yang
B. KERANGKA BERPIKIR
Ilmu kimia, cabang dari IPA merupakan ilmu yang sangat berguna
kimia membahas mengenai hukum dan teori suatu atom maupun molekul
yang tidak dapat dilihat, yang dapat diketahui hanyalah gejala dari atom
konsep dan penerapan konsep yang ada sehingga menimbulkan asumsi sulit
dapat berjalan dengan efektif . Oleh karena itu kreativitas guru sangat
siswa untuk berpikir secara mandiri, menyimak presentasi guru secara teliti
dan hati-hati, terbiasa mengajari temannya yang lain serta percaya kepada
mengajari temannya yang lain daya ingat para siswa akan mencapai rata-rata
materi stoikiometri”.
C. HIPOTESIS
BAB III
METODE PENELITIAN
A. TIPE PENELITIAN
peristiwa, atau kejadian pada saat penelitian yang bersifat eksploratif bertujuan
ajaran 2015/2016 dengan jumlah peserta didik sebanyak 97 orang yang terdiri
dari 47 siswa dan 50 siswi. Jumlah kelas X keseluruhan ada tiga kelas.
Sedangkan yang menjadi sampel terdiri dari dua kelas yaitu kelas X1 sebagai
eksperimen dengan jumlah peserta didik 30 orang. Dan kelas X2 sebagai kelas
D. VARAIBEL PENELITIAN
(telephone)
E. INSTRUMEN PENELITIAN
1. Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan berupa butir soal pilihan ganda dan uraian,
Filti, 2015:23&24).
20
1. Teknik tes
struktur bertelepon.
bertelepon.
a. Lembaran observasi
berlangsung.
Pada lembaran kerja ini, siswa akan menjawab setiap pertanyaan dan
guru akan memberikan nilai sesuai dengan skor yang ada pada LKS.
21
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
untuk mengetahui hasil belajar dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
dengan berpatokan pada sistem penilaian pada KTSP dan pada penilaian acuan
klasikal 75.
menggunakan rumus :
Keterangan :
Keterangan :
22
Keterangan :
2(𝑅𝑟𝑁𝑎𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓)+2(𝑅𝑟𝑁𝑝𝑠𝑖𝑘𝑜𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟)+3(𝑅𝑟𝑁𝑘𝑜𝑔𝑛𝑖𝑡𝑖𝑓)+3(𝑁𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑡𝑖𝑓)
NA = 10
Selajutnya nilai tes awal, tes formatif, RrNaf, RrNpsik, RrNkog,NA ditentukan
predikatnya dengan berpatokan pada tebel predikat dengan berpatokan pada tabel
berikut ini :
70-84 Baik
65-69 Cukup
<65 Gagal
kooperatif struktur bertelepon pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor (Wa
Heni, 2014:34-37).
Keterangan :
2. Jika siswa memiliki nilai < 65 dapat dikategorikan tidak tintas (TT).