Anda di halaman 1dari 8

Sintaks Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

Labels: Model pembelajaran


Beberapa waktu yang lalu kita telah menayangkan artikel tentang: (1) Mengenal Model
Pembelajaran Langsung; (2) Alasan Mengapa Menggunakan Model Pembelajaran Langsung;
dan (3) Perencanaan Model Pembelajaran Langsung. Melanjutkan seri tulisan tentang model
pembelajaran langsung (pengajaran langsung/direct instruction) ini, maka blog Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dan Model-Model Pembelajaran pada kesempatan ini akan membahas
tentang Sintaks Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) secara lebih terperinci.

Sintaks Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)


Seperti yang telah diuraikan secara singkat pada artikel Mengenal Model Pembelajaran Langsung,
sintaks model pembelajaran langsung terdiri dari 5 fase (langkah), yaitu:
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2. Mempresentasikan dan mendemontrasikan pengetahuan atau keterampilan
3. Membimbing pelatihan
4. Mencek pemahaman dan umpan balik
5. Memberi kesempatan pelatihan lanjutan dan penerapan

Nah, kelima fase atau langkah ini akan dibahas secara mendetail pada uraian di bawah ini.

1. Menyampaikan Tujuan Dan Mempersiapkan Siswa


Sebenarnya fase yang pertama dari model pengajaran langsung ini juga dilakukan pada model-model
pembelajaran yang lain, karena menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyiapkan siswa untuk
mengikuti pembelajaran adalah langkah pertama yang wajib dilakukan oleh setiap guru.

Tujuan dari fase (langkah) pertama dari sintaks model pembelajaran langsung (direct instruction) ini
adalah untuk membuat perhatian siswa menjadi terpusat pada pembelajaran yang akan
dilaksanakan sehingga mereka selanjutnya akan memiliki motivasi belajar yang baik dalam mengikuti
pembelajaran. Ada 2 bagian dari fase ke-1 sintaks model pembelajarang langsung ini, yaitu: (a)
menyampaikan tujuan pembelajaran; dan (b) mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran.

a. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran

Setiap guru wajib menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa selama atau setelah
mengikuti suatu kegiatan pembelajaran. Dengan penyampaian tujuan pembelajaran yang jelas dan
lugas oleh guru maka siswa akan memiliki alasan mengapa mereka harus terlibat secara aktif dalam
kegiatan belajar. Selain itu, tentu saja membantu siswa untuk tahu persis apa yang harus mereka
kuasai dari kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan.

Bila siswa tahu apa yang akan mereka pelajari, maka mereka akan mencoba membuat hubungan-
hubungan materi pembelajaran itu dengan kehidupan mereka sendiri. Dengan demikian, siswa akan
berupaya untuk belajar dengan giat. Dengan mengetahui apa yang akan dipelajari juga menolong
siswa dalam menarik kembali pengetahuan awal (bekal awal) yang telah mereka miliki dari sistem
memori jangka panjang (long-term memory), di mana nantinya bekal awal ini akan dipadukan
dengan informasi dan hasil pengamatan yang diperoleh dari presentasi dan demonstrasi yang
dilakukan oleh guru selama kegiatan pembelajaran.

Untuk menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai secara lugas dan jelas, guru dapat
mengkomunikasikan tujuan tersebut di papan tulis, menjelaskan tahap-tahap kegiatan belajar yang
akan dilakukan, serta materi pembelajaran yang akan dipelajari. Bahkan lebih bagus lagi apabila guru
menjelaskan alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap tahap kegiatan belajar. Melalui penjelasan
guru inilah diharapkan siswa akan memiliki gambaran umum tentang kegiatan belajar yang akan
mereka ikuti, hingga tahap-tahap dan hubungan antar tahap-tahap kegiatan belajar.

Guru dapat menulis, menempel di papan tulis, atau menyajikan slide dengan power point singkat
seperti contoh berikut:

Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat memfokuskan lensa mikroskop untuk melakukan pengamatan sel-sel tumbuhan

Kegiatan dan Alokasi Waktu:

 Pendahuluan, preview, penyampaian tujuan pembelajaran (3 menit)


 Rasional Pembelajaran (2 menit)
 Demonstrasi oleh guru tentang cara memfokuskan lensa mikroskop dan tanya jawab
(10 menit)
 Latihan memfokuskan lensa mikroskop oleh siswa dalam kelompok praktikum
masing-masing (20 menit)
 Kesimpulan/Rangkuman (3menit)
 Tugas Rumah / PR untuk pertemuan berikutnya (2 menit)

b. Mempersiapkan Siswa untuk Mengikuti Pembelajaran

Selain menyampaikan tujuan pembelajaran, hal kedua yang harus dilakukan guru adalah menarik
perhatian siswa. Guru harus memusatkan perhatian mereka sehingga mereka siap mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran penting sebab:
1) memudahkan siswa mengingat kembali pengetahuan yang telah mereka miliki (bekal awal) yang
ada kaitannya, yang terdapat di dalam sistem memori jangka panjang (long-term memory), dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2) siswa masuk ke dalam kelas dengan berbagai macam pemikiran masing-masing. Pikiran-pikiran ini
perlu dihilangkan sehingga tidak mengganggu konsentrasi mereka selama mengikuti kegiatan belajar
nantinya.
3) membuat siswa menjadi termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan oleh guru.
Cara untuk mempersiapkan siswa agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik sangat variatif.
Setiap guru akan mempunyai beragam ide untuk melaksanakan hal penting pada fase pertama
sintaks model pembelajaran langsung (direct instruction) ini. Makin kreatif guru, akan makin bagus
cara yang dilakukannya untuk mempersiapkan siswa.
2. Mempresentasikan dan Mendemontrasikan Pengetahuan atau
Keterampilan
Agar guru berhasil melaksanakan fase kedua dari sintaks model pembelajaran langsung (direct
instruction) ini, maka guru perlu menerapkan teknik-teknik presentasi dan demonstrasi yang efektif.
Fase kedua sintaks model pembelajaran langsung ini (mempresentasikan dan mendemontrasikan
pengetahuan atau keterampilan) adalah fase yang sangat krusial.

a. Mempresentasikan Pengetahuan dengan Jelas

Apabila guru menyajikan informasi (pengetahuan) dengan jelas, maka dampaknya sangat besar
terhadap proses pembelajaran pada siswa. Penelitian telah banyak membuktikan hal ini. Biasanya,
kemampuan memberikan presentasi atau penyajian informasi yang jelas diperoleh bersama waktu
(pengalaman). Walaupun demikian, karena kemampuan mempresentasikan informasi atau
pengetahuan dengan jelas merupakan sebuah keterampilan, maka ini dapat dipelajari dan dilatihkan
oleh seorang guru muda (pemula) yang belum berpengalaman.

Syarat yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk mencapai kejelasan presentasi atau penyajian
informasi adalah: (1) menguasai teknik / keterampilan komunikasi dengan baik; dan (2) menguasai
sepenuhnya isi materi pembelajaran yang akan disajikan.

Selain kedua hal tersebut di atas, guru juga perlu melakukan perencanaan dan persiapan bila akan
melakukan presentasi. Berikut tips yang dapat digunakan agar sukses melakukan presentasi:

1) Kejelasan tujuan dan poin-poin kunci.


Untuk mendapatkan hal ini, nyatakan tujuan presentasi dengan jelas. Buat fokus pada sebuah titik
(arah) dalam suatu waktu tertentu. Selalu berhati-hati saat presentasi agar tidak menyimpang dari
pokok pembicaraan (presentasi).

2) Presentasi dilakukan step by step (selangkah demi selangkah)


Caranya, buat presentasi dalam langkah-langkah kecil yang berurutan secara logis. Sajikan terlebih
dahulu outline (kerangka utama) bila bahan presentasi sangat kompleks.

3) Beri contoh kongkrit yang beragam dan pengulangan


Kejelasan presentasi dapat diperoleh melalui contoh kongkrit yang beragam, yang mudah dipahami
siswa. Bila perlu lakukan pengulangan untuk poin-poin sulit.

4) Cek pemahaman siswa


Sebelum melanjutkan presentasi pada langkah berikutnya, pastikan siswa telah paham langkah
sebelumnya. Gunakan pertanyaan agar siswa juga dapat memantau pemahaman mereka masing-
masing. Bila perlu minta siswa mengutarakannya dalam bahasa mereka sendiri.

b. Mendemontrasikan Keterampilan

Mendemonstrasikan suatu keterampilan adalah ruh dari model pembelajaran langsung yang
berpegang pada Teori Belajar Sosial (Teori Pemodelan Tingkah Laku). Asumsi dari teori belajar
pemodelan tingkah laku adalah, bahwasanya belajar dilakukan sesorang melalui proses mengamati
orang lain. Belajar dengan melakukan pemodelan (peniruan) akan sangat mengehmat waktu,
tenaga, biaya, bahkan menghindarkan pebelajar dari bahaya. Pebelajar tidak perlu melakukan trial
and error (coba-coba dan gagal).

Agar demonstrasi keterampilan yang dilakukan guru sukses, maka guru perlu memperhatikan 2 hal
berikut: (1) melakukan demonstrasi keterampilan dengan benar; dan (2) berlatih sebelum
melakukan demonstrasi.

1) melakukan demonstrasi keterampilan dengan benar


Agar implementasi model pengajaran langsung (direct instruction) berhasil dilakukan guru harus
mendemonstrasikan keterampilan dengan benar (akurat). Melakukan demonstrasi secara akurat
bukan hal yang mudah. Untuk itu perlu diperhatikan tahapan-tahapan (komponen-komponen
bagian) keterampilan secara urut dan logis. Ini dapat dilakukan dengan analisis tugas (task analyisis)
saat guru merencanakan sebuah demonstrasi keterampilan yang rumit atau kompleks.

2) berlatih sebelum melakukan demonstrasi


Latihan yang dilakukan guru untuk melakukan demonstrasi suatu keterampilan akan membuat
pelaksanaan demonstrasi sukses. Latihan harus dilakukan oleh guru agar ia dapat yakin saat
mendemonstrasikan keterampilan tidak melakukan kesalahan. Semakin sulit dan kompleks suatu
keterampilan, semakin wajib guru melakukan latihan. Telah banyak penelitian membuktikan, siswa
tidak dapat melakukan suatu keterampilan kompleks dengan baik dikarenakan guru kurang tepat
atau kurang baik saat melakukan demonstrasi.

3. Membimbing Pelatihan
Fase ketiga sintak model pembelajaran langsung (direct instruction) adalah membimbing pelatihan.
Guru harus memberikan latihan terbimbing kepada siswa. Pada fase ini siswa tidak sekedar berlatih
saja, tetapi siswa harus berlatih di bawah bimbingan guru. Tujuan diberikan pembimbingan adalah
agar latihan yang dilakukan siswa dapat efektif. Setidaknya ada 4 (empat) prinsip yang harus
dipegang guru saat melakukan latihan terbimbing untuk siswanya, yaitu: (a) latihan singkat tapi
utuh; (b) keterampilan harus benar-benar dikuasai; (c) hati-hati terhadap kelebihan dan kelemahan
latihan berkelanjutan (massed practice) dan latihan terdistribusi (distributed practice); dan (d)
perhatikan tahap awal latihan.

a. Latihan Singkat Tapi Utuh

Suatu keterampilan yang baru dipelajari oleh siswa harus dilatihkan. Keterampilan yang sulit atau
kompleks perlu dilatihkan dengan cara disederhanakan, dilakukan secara singkat, akan tetapi tetap
utuh.

b. Keterampilan Harus Benar-Benar Dikuasai

Pada suatu keterampilan kompleks selalu terdapat sub keterampilan prasyarat. Misalnya, ketika
siswa belajar menggunakan mikroskop untuk melakukan pengamatan objek-objek berukuran kecil,
mereka terlebih dahulu harus menguasai sub keterampilan bagaimana memfokuskan lensa
mikroskop. Siswa tidak akan dapat melakukan pengamatan dengan mikroskop apabila lensa-lensa
mikroskop belum fokus. Sub keterampilan yang merupakan prasyarat bagi sub keterampilan
selanjutnya harus dilatihkan hingga benar-benar dikuasai oleh siswa. Bila tidak, sia-sia saja guru
melanjutkan untuk mengajarkan sub keterampilan berikutnya.

c. Latihan Berkelanjutan (Massed Practice) Dan Latihan Terdistribusi


(Distributed Practice)

Bila suatu keterampilan amat kompleks dan rumit, maka dalam sekali kegiatan pembelajaran,
keterampilan itu tentu saja tak akan dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Karena itu diperlukan latihan
berkelanjutan (massed practice) dan latihan terdistribusi (distributed practice). Misalnya,
keterampilan menggunakan mikroskop dapat dilatihkan pada kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya
di sepanjang semester atau tahun pembelajaran. Latihan dilakukan dengan tujuan meningkatkan
kemahiran mereka dengan meningkatkan tingkat kesulitan, dan juga dengan membagi-bagi latihan
ke dalam segmen-segmen. Hal ini perlu dilakukan karena bila suatu keterampilan kompleks diajarkan
dalam tempo yang lama tanpa berselang, maka siswa akan bosan. Akibatnya latihan yang diberikan
tidak lagi efektif.

d. Tahap Awal Latihan Sangat Penting

Perhatikan kemampuan siswa melakukan suatu keterampilan pada tahap-tahap awal. Ini sangat
penting karena siswa mungkin melakukannya tanpa sadar. Guru perlu memperbaiki (membetulkan)
kesalahan ini selagi masih di tahap awal, supaya lebih mudah terkoreksi. Analoginya, lebih mudah
meluruskan batang bambu yang masih muda dibandingkan batang bambu yang sudah tua. Sebelum
keterampilan yang keliru itu menjadi begitu terotomatisasi, maka akan lebih mudah
memperbaikinya.

4. Mencek Pemahaman dan Umpan Balik


Umpan balik amat diperlukan dan dilakukan pada fase keempat penerapan model pembelajaran
langsung (direct instruction). Pelatihan tidak akan efektif tanpa umpan balik dari siswa. Guru harus
menunjukkan di bagian mana kekeliruan itu, lalu mendemonstrasikan kembali bagaimana
seharusnya keterampilan itu dilakukan. Selain itu guru juga harus memberikan umpan balik positif,
sehingga kemampuan melakukan keterampilan yang sudah baik akan dipertahankan oleh siswa.

Pengecekan pemahaman dapat dilakukan guru dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan. Siswa


diminta menjawab berdasarkan bahasa dan pemahaman mereka sendiri sehingga guru dapat
mengetahui hasil presentasi pengetahuan atau demonstrasi dan latihan-latihan yang telah
dilakukan.

5. Memberi Kesempatan Pelatihan Lanjutan dan Penerapan


Fase terakhir (kelima) dari sintaks model pembelajaran langsung adalah memberi kesempatan
pelatihan lanjutan dan penerapan kepada siswa. Jenis pelatihan lanjutan dan penerapan yang sering
diberikan oleh guru adalah pelatihan mandiri dalam bentuk penugasan rumah (PR). Melalui
pelatihan lanjutan siswa dapat berlatih secara mandiri untuk menerapkan keterampilan yang baru
diperolehnya. Pelatihan lanjutan sebenarnya juga dimaksudkan sebagai perpanjangan waktu belajar
di luar pembelajaran yang telah diberikan oleh guru di kelas.

Ada 3 hal yang dapat dijadikan panduan bagi guru saat memberikan pelatihan lanjutan dan
penerapan, yaitu: (a) PR bukan lanjutan proses pembelajaran; (b) memberi informasi kepada orang
tua siswa; dan (c) memberi umpan balik terhadap PR yang telah diberikan.

a. PR bukan lanjutan proses pembelajaran

Perlu dicatat, bahwa PR bukan kelanjutan dari sebuah proses pembelajaran yang dilakukan di kelas.
PR adalah latihan lanjutan, atau dapat juga difungsikan sebagai sarana untuk mempersiapkan siswa
mengikuti pembelajaran berikutnya.

b. Keterlibatan Orang Tua Siswa

Orang tua sebaiknya mengetahui sejauh mana mereka harus terlibat dalam PR yang diberikan oleh
guru. Guru perlu memberi tahu apakah orang tua membantu menjawabkan pertanyaan-pertanyaan
yang sulit ataukah hanya sekedar memberikan lingkungan belajar yang kondusif dan memotivasi
sehingga siswa dapat menyelesaikan PR yang diberikan.

c. Umpan Balik Terhadap PR yang Telah Diberikan

Umpan balik harus jelas. Guru tidak dapat hanya sekedar mencek apakah siswa mengerjakan PR
yang diberikan. Tetapi, guru juga harus betul-betul menelaahnya dengan baik, di mana kelebihan
siswa dan di mana kekurangan (kesulitan) yang masih dimiliki siswa. Bila guru hanya mencek apakah
siswa mengerjakan atau tidak PR yang diberikan, lambat laun siswa akan sadar bahwa ia tidak perlu
serius mengerjakan PR: cukup mengerjakan (yang penting mengerjakan) atau sekedar menuliskan
sesuatu di atas kertas, dan semuanya menjadi beres. Hasil telaah penting untuk bahan pertimbangan
perencanaan pembelajaran berikutnya agar dapat sukses.
Model pembelajaran langsung atau yang dikenal dengan direct instruction ini adalah sebuah
model pembelajaran yang menitik beratkan pada penguasaan konsep dan juga perubahan
perilaku dengan melakukan pendekatan secara deduktif. Di sini peran dari guru memang
sangat penting sebagai penyampai informasi, sehingga sudah seyogyanya seorang guru
memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada seperti tape recorder, film, peragaan, gambar dan
sebagainya. Adapun informasi yang disampaikan bisa berupa pengetahuan yang sifatnya
prosedural maupun pengetahuan deklaratif. Meskipun demikian kekurangannya yaitu model
pembelajaran seperti ini tidak bisa digunakan setiap waktu serta tidak dapat diterapkan di
semua tujuan pembelajaran.

Dalam sintaks model pembelajaran langsung, terapat tujuh langkah yang mana di setiap
langkah tersebut terdapat tahapan-tahapan dalam penyampaian materi. Untuk lebih jelasnya
simak berikut ini :

• Menyampaikan orientasi pelajaran dan tujuan pembelajaran kepada siswa.


Jadi pada tahap ini para pengajar menyampaikan beberapa hal yang harus dipelajari dan juga
kinerja peserta didik yang diharapkan.

• Melakukan review pengetahuan serta keterampilan pra-syarat.


Di sini guru akan mengajukan pertanyaan untuk mengetahui keterampilan dan pengetahuan
yang sudah dikuasai siswa.

• Menyampaikan materi pelajaran.


Dalam tahap ini pengajar akan menyampaikan materi dan informasi
serta memberikan berbagai contoh dan sebagainya.

• Melaksanakan bimbingan.
Jadi bimbingan ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan yang bertujuan untuk
menilai tingkat pemahaman peserta didik dan mencoba untuk mengoreksi kesalahan konsep
yang ada.

• Memberi kesempatan untuk siswa agar terus berlatih.


Di sini guru memberi kesempatan untuk siswa agar terus melatih keterampilannya maupun
menggunakan informasi yang baru secara kelompok atau individu.

• Menilai kinerja masing-masing siswa dan memberinya umpan balik.


Dalam tahap ini seorang guru akan memberikan review terhadap segala hal yang sudah
dilakukan siswa, kemudian guru akan memberi umpan balik atas respon siswa dengan benar.

• Memberikan latihan mandiri.


Jadi guru juga bisa memberikan tugas secara mandiri untuk para siswa guna meningkatkan
pemahaman atas materi yang telah disampaikan.

Di samping itu, model pembelajaran langsung ini pada dasarnya bisa dan sangat cocok
diterapkan apabila mendapati situasi yang memungkinkan di antaranya seperti berikut ini :

 Saat guru ingin mencoba mengenalkan bidang pembelajaran baru.


 Saat guru ingin mencoba mengajari keterampilan kepada siswa ataupun mengajari
prosedur yang mempunyai struktur jelas.
 Saat para siswa mendapati kesulitan yang bisa diatasi dengan sebuah penjelasan
terstruktur.
 Saat guru ingin menyampaikan teknik tertentu sebelum para peserta didik melakukan
kegiatan praktek.
 Saat guru menginginkan para siswa tertarik akan suatu topik.

Jadi model pembelajaran langsung memang patut diterapkan apabila sudah mendapati
beberapa kondisi seperti yang dijelaskan tersebut, sehingga proses belajar dan penyampaian
materi kepada para siswa juga bisa semakin efektif.

Anda mungkin juga menyukai