Anda di halaman 1dari 4

1.

Kasus 1
Kelemahan dari pembelajaran terpadu terletak pada kurang efektifnya proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru itu sendiri, guru memiliki pengaruh yang
sangat besar dalam pembelajaran1. Guru merupakan unsur manusiawi yang sangat
menentukan keberhasilan pembelajaran, selain itu, guru merupakan unsur manusiawi
yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik dalam upaya pendidikan sehari-
hari. 2Oleh sebab itu, seorang guru sangat menentukan kualitas autput dan outcome
yang dihasilkan oleh sekolah. Karena dialah yang merencanakan, menjalankan
rencana pembelajaran serta menilai pembelajaran yang telah dilakukan.
Permasalahan proses pembelajaran terpadu perlu segera dikaji, dan dicari
altenatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkannya secara lebih operasional
sehingga mudah diimplementasikan di sekolah, terutama dalam pendidikan formal
yang merupakan bagian dari materi pembelajaran kelas II di Sekolah Dasar. Dari
permasalahan diatas Penerapan pembelajaran terpadu type networked diharapkan
mampu meningkatkan pemahaman pada tema hidup bersih dan sehat di kelas II
sekolah dasar
Sumber :
Dzakiyyah, N. I. (2019). Penerapan Pembelajaran Terpadu Tipe Networked Bertema
Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Dasar. MIDA: Jurnal Pendidikan Dasar
Islam, 2(1), 33-45. https://doi.org/10.52166/mida.v2i1.1336

2. Kasus 2
Banyak nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sekitar 52,3%.
Padahal nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu
≥70. Hal itu disebabkan karena adanya kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa di
SD N Tambakrejo 01. Kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran yaitu
kurangnya rasa ketertarikan dan perhatian siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.
Sehingga materi yang disampaikan oleh guru tidak dapat diserap dengan baik karena
model yang digunakan oleh guru kurang bervariasi dan masih menggunakan metode
konvensional serta tidak tersedianya media pembelajaran pendukung. Ketika hal ini
1

2
terjadi pada saat pembelajaran siswa akan mengalami kesulitan dalam mengikuti
materi-materi pembelajaran selanjutnya.
Dari berbagai tipe model pembelajaran terpadu yang dapat digunakan,
penerapan pembelajaran terpadu tipe connected berbantu media video animasi lebih
memungkinkan untuk terwujudnya kondisi belajar siswa yang dinamis. Kondisi
belajar yang dinamis adalah kondisi dimana guru dapat menumbuhkan keyakinan
dalam diri siswa bahwa siswa mampu memahami serta mengerjakan soal IPA.
Penggunaan model pembelajaran terpadu tipe connected diharapkan siswa mampu
mengikuti proses pembelajaran secara aktif dan menyenangkan sehingga ilmu
pengetahuan yang hendak disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh
siswa
Sumber :
Taqiya, T. B., Nuroso, H., & Reffiane, F. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran
Terpadu Tipe Connected Berbantu Media Video Animasi. MIMBAR PGSD
Undiksha, 7(3). https://doi.org/10.23887/jjpgsd.v7i3.19492

3. Kasus 3
Di SMPN 2 Bukit Kemuning, kreativitas penyampaian materi IPS masih
perlu ditingkatkan, belum memanfaatkan potensi peserta didik untuk belajar aktif
sehingga proses pembelajaran menjadi membosankan, dan pesan yang disampaikan
belum dapat diterima dengan baik oleh peserta didik, terbukti dengan nilai akademik
rata-rata 7 untuk materi IPS kelas VII SMPN 2 Bukit Kemuning Tahun Pelajaran
2012/2013 dan belum mencapai nilai minimal 70 serta masih adanya perilaku peserta
didik yang kurang sesuai dengan prinsipprinsip hidup yang baik, seperti membuang
sampah tidak pada tempatnya, berkata tidak sopan, tidak jujur dengan masih adanya
kebiasaan menyontek dalam ulangan dan belum memiliki nilai–nilai etika yang baik.
Berdasarkan permasalahan yang ada di SMPN 2 Bukit Kemuning, penulis
mencoba mengembangkan sistem pembelajaran inovatif yang dikembangkan dalam
penelitian ini. Rancangan pembelajaran yang dikembangkan ialah rancangan
pembelajaran Model Connected. Diharapkan dengan model ini, siswa mampu
memahami pengertian serta seluk beluk materi IPS secara komprehensif.
Sumber :
Sulistyo, I., Darsono, D., & Pujiati, P. (2014). Model Connected Dalam Pembelajaran IPS
Berkarakter. Jurnal Studi Sosial/Journal of Social Studies, 2(3).

4. Kasus 4
Selama ini pengajaran pembelajaran IPA masih dilaksanakan secara terpisah.
Mata pelajaran kimia hanya membahas tentang konsep kimia saja tanpa dihubungkan
dengan konsep lain seperti biologi atau kajian ilmu lainnya yang berkaitan dengan
konsep tersebut. Pencapian standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
IPA masih dilakukan sesuai dengan bidang kajian masing-masing tanpa ada
keterpaduan di dalamnya. Untuk mengatasi masalah tersebut maka peneliti
menetapkan model yang digunakan adalah pembelajaran terpadu.
Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang diawali dari suatu tema
tertentu yang mengaitkan satu pokok bahasan dengan pokok bahasan lain, konsep
tertentu dikaitkan dengan konsep yang lain, yang dilakukan secara spontan atau
direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih dan dengan beragam
pengalaman belajar siswa maka pembelajaran menjadi lebih bermakna. Meninjau
dari segala fakta dan permasalahan yang ada, maka pembelajaran terpadu merupakan
pembelajaran yang sesuai untuk diimplementasikan di kelas dalam mempelajari
materi zat aditif dan materi zat makanan serta fungsinya bagi kesehatan.
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa baik secara individual maupun secara
kelompok aktif dalam mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip
secara histolik dan otentik.
Sumber :
Sarina, Y., & Enawaty, E. Penerapan Model Connected Berlatar Kooperatif dengan Tema
Bahan Kimia dalam Makanan. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa
(JPPK), 4(11).

5. Kasus 5
Pembelajaran Matematika di SD banyak mengalami hambatan, hal ini
disebabkan oleh kondisi siswa yang kurang motivasi belajar, sulit berkonsentrasi saat
belajar sedangkan guru dihadapkan oleh kurikulum pendidikan yang menuntut
berbagai kompetensi siswa dalam matematika, karena secara nyata banyak
ditemukan, terutama pada pelajaran matematika kelas V, siswa tidak cakap pada
keterampilan dasar Matematika seperti operasi perkalian dan pembagian.
Berdasarkan permasalahan tersebut guru merasa perlu melakukan suatu
terobosan baru dalam proses pembelajaran yaitu penerapan pembelajaran terpadu
dan terintegrasi pada beberapa masalah sesuai dengan kebutuhan siswa, karena
dengan model pembelajaran tersebut siswa terkondisi dan konsentrasi pada hal-hal
yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari, sehingga mendukung siswa
untuk berkembang kearah berfikir kritis dan kreatif yang merupakan bagian dari
aspek kecerdasan serta untuk melatih siswa memahami konsep yang abstrak baik
secara verbal maupun nonverbal dan menuntut guru untuk membantu perkembangan
melalui pendekatan pembelajaran terpadu.
Sumber :
Suanah, S. (2019). Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu Connected untuk
Meningkatkan Pemahaman tentang FPB dan KPK dalam Pelajaran Matematika. Indonesian
Journal of Primary Education, 2(2), 82-90.  https://doi.org/10.17509/ijpe.v2i2.15105

Anda mungkin juga menyukai