Anda di halaman 1dari 215

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF

BERBASIS HIGH ORDER THINKING SKILLS


PADA MUATAN IPS TEMA 6 KELAS V
SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Ditulis untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan


Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh
REKA KURNIA SARI
NPM. 1710013411055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
PADANG
2021

i
i
ii
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Reka Kurnia Sari


NPM : 1710013411055
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengembangan Instrumen Penilaian Kognitif Berbasis High
Order Thinking Skills pada Muatan IPS Tema 6 Kelas V
Sekolah Dasar
Universitas : Universitas Bung Hatta

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengembangan


Instrumen Penilaian Kognitif Berbasis High Order Thinking Skills pada Muatan
IPS Tema 6 Kelas V Sekolah Dasar” adalah benar karya saya.
Sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang di
tulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang lazim. Demikian surat pernyataan ini saya buat
dengan benar.

Padang, 29 Maret 2021

Reka Kurnia Sari


1710013411055

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah diucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala


karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, peneliti memiliki kekuatan dan
kemampuan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengembangan
Instrumen Penilaian Kognitif Berbasis High Order Thinking Skills pada Muatan
IPS Tema 6 Kelas V Sekolah Dasar”. Tidak lupa, shalawat beserta salam peneliti
ucapkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu‘alaihiwasallam yang menjadi suri
tauladan dalam sikap dan tindakan seorang intelektual muslim.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
Pendidikan S-1 pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Bung Hatta Padang.
Penulis menyadari adanya kendala atau rintangan yang dihadapi dalam
menyelesaikan skripsi ini, dengan do’a dan bantuan dari berbagai pihak, serta
kerja keraslah sehingga skripsi ini dapat terwujud. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan sedalam-
dalamnya kepada:
1. Drs. Khairul, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bung Hatta.
2. Syukma Netti, S.Pd.,M.Si., selaku Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Bung Hatta.
3. Dra. Zulfa Amrina, M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Bung Hatta.
4. Yulfia Nora, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing, yang selalu
memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada peneliti.
5. Dra. Pebriyenni, M.Si., selaku validator.
6. Yuni Hayati Putri, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri 01 Bungo
Pasang.

iv
7. Dian Masdareta, S.Pd., selaku Validator dan guru kelas V SD Negeri 01
Bungo Pasang
Akhir kata, peneliti mendoakan semoga amal kebaikan pihak-pihak tersebut
diatas mendapat balasan yang setimpal dari Allah SubhanahuWata’ala, amin ya
Rabbal‘alamin. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bung Hatta khususnya dan semua pihak pada umumnya.

Padang, 29 Maret 2021

Peneliti

v
vi
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF BERBASIS
HIGH ORDER THINKING SKILLS PADA MUATAN IPS TEMA 6 KELAS
V SEKOLAH DASAR

Reka Kurnia Sari1, Yulfia Nora1


1Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Bung Hatta
e-mail :rekakurniasari1998@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen penilaian berbasis high


order thinking skills (HOTS) yang valid dan praktis untuk menilai pengetahuan
peserta didik kelas V SD pada muatan IPS Tema 6. Jenis penelitian ini adalah
penelitian pengembangan. Model penelitian pengembangan yang digunakan
adalah pengembangan 4-D yaitu define, design, development dan disseminate.
Pada penelitian ini dibatasi sampai tahap pengembangan (development) yaitu
tahap uji coba. Pada tahap validitas, instrumen penilaian berbasis HOTS divalidasi
oleh 2 orang ahli yaitu dosen PGSD Universitas Bung Hatta dan guru kelas V SD
Negeri 01 Bungo Pasang. Pada tahap praktikalitas instrumen penilaian berbasis
HOTS di uji cobakan kepada 26 orang peserta didik kelas V SD dan 1 orang guru
kelas V SD. Berdasarkan hasil validitas, instrumen penilaian kognitif berbasis
HOTS pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V SD telah memenuhi kriteria
sangat valid dengan persentase 93%, dan hasil praktikalitas menunjukkan bahwa
instrumen penilaian kognitif berbasis HOTS pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3
kelas V SD yang dikembangkan sangat praktis digunakan oleh guru dan peserta
didik dengan persentase praktikalitas sebesar 91.8%. Dapat disimpulkan bahwa
instrumen penilaian kognitif berbasis HOT pada muatan IPS Tema 6 kelas V SD
valid dan praktis digunakan sebagai alat ukur pengetahuan peserta didik kelas V
SD pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3.

Kata Kunci : Pengembangan Instrumen Penilaian, HOTS, IPS

vii
DEVELOPMENT OF COGNITIVE ASSESSMENT INSTRUMENTS BASED
ON HIGH ORDER THINKING SKILLS ON IPS MAJOR
THEME 6 CLASS V ELEMENTARY SCHOOL

Reka Kurnia Sari1, Yulfia Nora1


1Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Bung Hatta
e-mail :rekakurniasari1998@gmail.com

ABSTRAK

This study aims to produce an assessment instrument based on high order


thinking skills (HOTS) which is valid and practical to assess the knowledge of
fifth grade elementary school students on IPS major theme 6. The type of the
research was development research. The development research model used were
4-D, namely define, design, development and disseminate. This research was
limited to the development phase, namely the trial phase. At the validity stage, the
HOTS-based assessment instrument was validated by 2 experts, namely the Bung
Hatta University PGSD lecturer and the fifth grade teacher at SD Negeri 01
Bungo Pasang. At the practical stage the HOTS-based assessment instrument was
tested on 26 grade V SD students and 1 teacher of fifth grade. Based on the
validity results, the HOTS-based cognitive assessment instrument on IPS major
Theme 6 Sub-theme 3 class V elementary school has met the very valid criteria
with a percentage of 93%, and the practical results show that the HOTS-based
cognitive assessment instrument on IPS major Theme 6 Sub-theme 3 class V
elementary school that developed very practical used by teachers and students
with a percentage of practicality of 91.8%. It can be concluded that the HOTS-
based cognitive assessment instrument on IPS Theme 6 class V SD were valid and
practical to be used as a tool to measure the knowledge of elementary school fifth
grade students on IPS major Theme 6 Sub-theme 3.

Keywords: Development of Assessment Instruments, HOTS, IPS

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................1
B. Identifikasi Masalah .....................................................................................6
C. Batasan Masalah ..........................................................................................7
D. Perumusan Masalah .....................................................................................7
E. Tujuan Pengembangan .................................................................................8
F. Manfaat Pengembangan ...............................................................................8
G. Spesifikasi Produk .......................................................................................9
BAB II KERANGKA TEORETIS
A. KajianTeori ..................................................................................................11
1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .........................................11
2. Hasil Belajar ............................................................................................12
3. Penilaian Hasil Belajar ............................................................................14
a. Pengertian Penilaian Hasil Belajar .....................................................14
b. Tujuan dan Fungsi Penilaian Hasil Belajar ........................................16
c. Jenis Penilaian Hasil Belajar ..............................................................17
d. Instrumen Penilaian Hasil Belajar ......................................................21
e. Pengembangan Instrumen Penilaian .................................................33

ix
4. High Order Thinking Skills (HOTS) .......................................................37
a. Pengertian High Order Thinking Skills (HOTS) ................................37
b. Dimensi High Order Thinking Skills (HOTS) ....................................39
c. Level Kognitif HOTS .........................................................................40
d. Langkah-langkah Penyusunan Soal HOTS) .......................................42
B. Penelitian yang Relevan ...............................................................................43
C. Kerangka Konseptual ...................................................................................45
BAB III METODE PENGEMBANGAN
A. Model Pengembangan ..................................................................................46
B. Prosedur Pengembangan ..............................................................................47
1. Tahap Pendefinisian ................................................................................48
a. Analisis Kurikulum ............................................................................48
b. Analisis Kebutuhan ............................................................................48
c. Analisis Siswa ....................................................................................48
2. Tahap Perancangan .................................................................................48
a. Menentukan Tujuan Tes .....................................................................49
b. Menyusun Kisi-kisi Tes ......................................................................49
c. Merumuskan Soal Tes Berbasis HOTS ..............................................49
3. Tahap Pengembangan .............................................................................49
a. Uji Validitas oleh Ahli........................................................................50
b. Uji Praktikalitas ..................................................................................50
C. Uji Coba .......................................................................................................51
1. Subjek Uji Coba ......................................................................................51
2. Jenis Data ................................................................................................52
3. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................52
a. Lembar Validasi .................................................................................52
b. Instrumen Penilaian Tes .....................................................................54
c. Lembar Praktikalitas ...........................................................................55
4. Teknik Analisis Data..............................................................................55
a. Analisis Validasai Expert ...................................................................56
b. Analisis Butir Soal Tes .......................................................................57

x
1) Validitas Tes ..................................................................................57
2) Indeks Kesukaran Soal ..................................................................58
3) Daya Pembeda Soal .......................................................................59
4) Reliabilitas Tes ..............................................................................60
c. Analisis Praktikalitas ..........................................................................61
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengembangan ....................................................................................63
1. Penyajian Data Uji Coba .........................................................................63
2. Hasil Analisis Data ..................................................................................81
3. Revisi Produk ..........................................................................................90
B. Pembahasan..................................................................................................93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................................95
B. Saran ............................................................................................................95

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................97


LAMPIRAN ..............................................................................................................102

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kata Kerja L3 HOTS .......................................................................................41


2. Kisi-kisi Validitas Isiper Item Soal Tes berbasis HOTS ..................................53
3. Kisi-kisi Validitas Isi Soal Tes berbasis HOTS ................................................53
4. Kriteria Penskoran Instrumen Penilaian Tes berbasi HOTS ............................54
5. Kriteria Penilaian Validitas...............................................................................57
6. Koefesien Korerasi Validitas ............................................................................58
7. Klasifikasi Indeks Kesukaran Butir Soal ..........................................................59
8. Klasifikasi Daya Pembeda ................................................................................60
9. Klasifikasi Koefesien Reliabilitas.....................................................................61
10. Kriteria Penilaian Praktikalitas .........................................................................62
11. KI, KD dan Materi Pokok Muatan IPS Tema 6 Subtema 3 Kelas V SD .........64
12. Indikator Soal Berbasis HOTS Muatan IPS Tema 6 Subtema 3 ......................66
13. Rubrik Skor Soal Berbasis HOTS ....................................................................70
14. Desain Instrumen Penilaian Berbasis HOTS ....................................................72
15. Daftar Nama Validator Soal berbasis HOTS pada Muatan IPS Tema 6
Subtema 3 Kelas V SD .....................................................................................78
16. Saran dan Masukan dari Validator ...................................................................79
17. Hasil AnalisisValiditas per Item Soal HOTS oleh Validator ...........................82
18. Hasil AnalisisValiditas Instrumen Hots oleh Validator....................................84
19. Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal HOTS ..................................................85
20. Hasil Analisis Praktikalitas oleh Guru ..............................................................88
21. Hasil Analisis Praktikalitas oleh Peserta Didik ................................................88
22. Rekapitulasi Hasil Analisis Praktikalitas Instrumen Penilaian Berbasis
HOTS oleh Guru dan Siswa .............................................................................89
23. Revisi Instrumen Penilaian Berbasis HOTS Berdasarkan Saran dan
Masukan dari Validator ....................................................................................91

xii
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN

Gambar/Bagan Halaman
1. Contoh Soal Penilaian Akhir Semester 1 Tema 3 Kelas V SDN 01
Bungo Pasang ...................................................................................................5
2. Kerangka Konseptual........................................................................................45
3. Prosedur Pengembangan ...................................................................................47

xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus Tema 6 Subtema 3.......... .....................................................................102
2. Kisi-Kisi Penyusunan Instrumen Penilaian Berbasis HOTS Kelas V SD
pada Muatan IPS Tema 6 Subtema 3 ................................................................105
3. Kartu Soal HOTS ..............................................................................................107
4. Lembar Validitas Item Soal Berbasis HOTS ....................................................137
5. Kisi-kisi Angket Uji Praktikalitas Instrumen Penilaian Berbasis HOTS .........143
6. Lembar Angket Praktikalitas oleh Guru ...........................................................144
7. Lembar Angket Praktikalitas oleh Siswa..........................................................147
8. Lembar Jawaban Validitas Soal Berbasis HOTS oleh Validator 1 ..................150
9. Lembar Jawaban Validitas Soal Berbasis HOTS oleh Validator 2 ..................156
10. Hasil Analisis Validitas Item Soal Berbasis HOTS oleh Validator dan
Cara Perhitungannya .........................................................................................162
11. Hasil Analisis Validitas Instrumen Penilaian Berbasis HOTS oleh
Validator dan Cara Perhitungannya ..................................................................165
12. Beberapa Lembar Jawaban Uji Coba Soal HOTS ............................................167
13. Hasil Uji Coba Soal HOTS Muatan IPS Tema 6 Subtema 3 Kelas V di
SD Negeri 13 Surau Gadang.............................................................................173
14. Analisis Validitas Butir Soal dan Cara Perhitungannya ...................................174
15. Analisis Indeks Kesukaran dan Cara Perhitungannya ......................................183
16. Analisis Daya Beda Soal dan Cara Perhitungannya .........................................185
17. Analisis Reliabilitas Butir Soal dan Cara Perhitungannya ...............................187
18. Kesimpulan Analisis Butir Soal HOTS Muatan IPS Tema 6 Subtema 3
Kelas V SD .......................................................................................................191
19. Lembar Jawaban Praktikalitas Guru .................................................................192
20. Hasil Analisis Praktikalitas Insrumen Penilaian Berbasis HOTS Muatan
IPS Tema 6 Subtema 3 Kelas V SD oleh Guru ................................................193
21. Beberapa Lembar Jawaban Praktikalitas Siswa ...............................................194
22. Hasil Analisis Praktikalitas Insrumen Penilaian Berbasis HOTS Muatan
IPS Tema 6 Subtema 3 Kelas V SD oleh Siswa ...............................................197

xiv
23. Rekapitulasi Hasil Analisis Praktikalitas Insrumen Penilaian Berbasis
HOTS Muatan IPS Tema 6 Subtema 3 Kelas V SD oleh Guru dan
Siswa .................................................................................................................198
24. Dokumentasi Uji Coba .....................................................................................199

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era revolusi industri 4.0 memberikan perubahan yang sangat cepat dalam

tatanan kehidupan manusia. Teknologi canggih yang terus bermunculan di era ini

seolah “memaksa” manusia untuk cepat beradaptasi jika tidak ingin ketinggalan

zaman. Hal ini tentunya menjadi suatu tantangan tersendiri karena untuk dapat

beradaptasi terhadap perubahan zaman yang terjadi secara cepat maka manusia

harus memiliki keterampilan berfikir yang tinggi, sebagaimana yang diungkapkan

oleh Forum Ekonomi Dunia (World Economi Forum/WEF) bahwa menghadapi

era revolusi industri 4.0, sumber daya manusia harus kreatif dan kritis dalam

berfikir serta memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang rumit

(Rahmat dkk, 2019).

Menciptakan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan berfikir

tingkat tinggi dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan, dan hal ini sudah

di lakukan oleh pemerintah Indonesia melalui penerapan kurikulum 2013 pada

sistim pendidikannya. Tujuan pemerintah menerapkan kurikulum 2013 adalah

untuk menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan analisa yang tinggi serta

kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah melalui penilaian berbasis High

Order Thinking Skills (HOTS) yang diterapkan pada setiap jenjang pendidikan

(Widanan, 2017:1). Oleh sebab itu, guna mewujudkan tujuan dari kurikulum 2013

tersebut maka semua guru pada setiap jenjang pendidikan di tuntut untuk

menerapkan penilaian berbasis HOTS. Akan tetapi fakta yang terjadi di lapangan

1
diketahui bahwa masih terdapat guru yang belum menerapkan HOTS pada

instrumen penilaian yang dirancangnya terutama pada tingkat sekolah dasar

dimana dari hasil observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 21 Desember 2020

di kelas V SDN 01 Bungo Pasang diketahui bahwa instrumen penilaian yang

dirancang guru belum menerapkan HOTS sebagaimana yang dapat dilihat pada

Gambar 1 berikut ini.

Gambar 1. Contoh Soal Penilaian Akhir Semester 1 Tema 3


Kelas V SDN 01 Bungo Pasang

Gambar 1 dapat dilihat bahwa instrumen penilaian yang dirancang guru

masih menerapkan keterampilan berfikir tingkat rendah. Contohnya pada soal

muatan IPS yaitu soal nomor 25 sampai dengan nomor 32 dimana guru

menerapkan level kognitif C1 yaitu mengidentifikasi dan mengingat kembali.

2
Sementara itu, KD IPS Tema 3 kelas V SD pada KI-3 (pengetahuan) yaitu KD 3.2

menganalisis bentuk-bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan

pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat

Indonesia. Ini berarti, soal IPS yang dirancang oleh guru belum sesuai dengan KD

IPS Tema 3 Kurikulum 2013 karena KI-3 (pengetahuan) KD IPS Tema 3 masuk

kepada level penalaran (level 3) dengan dimensi proses berpikir menganalisis

(C4).

Hasil observasi dapat dikatakan bahwa soal-soal yang dirancang pada KD

IPS Tema 3 kelas V SD Kurikulum 2013 seharusnya masuk kepada kriteria soal

HOTS karena KD-nya memenuhi kriteria soal HOTS, akan tetapi guru belum

menerapkan hal tersebut karena level kognitif pada soal yang dirancang guru pada

muatan IPS Tema 3 kelas V SD berada pada level berfikir tingkat rendah dengan

dimensi proses berpikir C1 (mengingat dan mengidentifikasi). Ini berarti,

intrumen penilaian yang dirancang oleh guru belum sesuai dengan tuntutan

kurikulum 2013 yaitu menerapkan instrumen penilaian berbasis HOTS dengan

level kognitif C4, C5 dan C6. Selain itu, pada kurikulum 2013 guru juga dituntut

untuk merancang soal yang dapat menstimulus peserta didik untuk membaca yaitu

dengan menyajikan soal dalam bentuk cerita. Akan tetapi hal tersebut belum

dilaksanakan dengan baik oleh guru pada instrumen penilaian yang dirancangnya

karena soal yang dirancang oleh guru umumnya sangat singkat sehingga peserta

didik kurang terstimulus untuk membaca. Tidak itu saja, pada Kurikulum 2013

guru juga dituntut untuk merancang instrumen penilaian yang kontekstual yaitu

menarik dan sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari dan ini dapat

3
dilkukan dengan cara menyajikan gambar-gambar yang menarik atau memberikan

contoh dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi kenyataannya, guru kurang

menerapkan tuntutan kurikulum 2013 tersebut pada instrumen penilaian yang

dirancangnya.

Mengenai instrumen penilaian yang dirancang oleh guru, peneliti

melakukan wawancara dengan guru kelas V SDN 01 Bungo Pasang pada tanggal

23 Desember 2020, dan dari hasil wawancara guru menyatakan bahwa instrumen

penilaian yang dirancangnya tersebut di sesuaikan dengan kemampuan berfikir

peserta didik tingkat SD yang masih rendah karena itu level kognitif instrumen

penilaiannya berada pada level C1, C2 dan C3.

Hasil wawancara dengan guru kelas V SDN 01 Bungo Pasang dapat

dikatakan bahwa guru beranggapan keterampilan berfikir peserta didik tingkat

sekolah dasar masih rendah karena itu intrumen penilaian yang dirancangnya

menyesuaikan dengan keterampilan berfikir peserta didik. Akan tetapi faktanya,

anak usia 9 sampai12 tahun kemampuan kognitifnya sudah berada pada tingkatan

C4, C5 dan C6 (Bujuri, 2018:40-46). Dengan kata lain, peserta didik kelas V SD

dengan usia 11 tahun seharusnya memiliki kemampuan kognitif menganalisis,

mengevaluasi dan mencipta (C4, C5 dan C6) akan tetapi karena guru cendrung

mengasah kemampuan kognitif peserta didik dengan keterampilan berfikir tingkat

rendah sehingga keterampilan berfikir tingkat tinggi peserta didik kelas V SD

kurang berkembang. Ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Abosalem (2016:1)

bahwa penilaian dalam bentuk hafalan atau mengingat dapat membuat

keterampilan berfikir peserta didik kurang berkembang. Oleh karena itu, sangat

4
penting bagi guru untuk mengembangkan intrumen penilaian berbasis HOTS

supaya peserta didik dapat menjadi lebih kritis dan analitis sehingga dapat

bersaing dalam kancah internasional sebagaimana yang diharapkan oleh

kurikulum 2013.

Pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS telah banyak dilakukan

oleh peneliti terdahulu dan umumnya latar belakang penelitian terdahulu karena

guru masih menerapkan keterampilan berfikir tingkat rendah, sebagaimana yang

diungkapkan oleh Farihah dkk (2018) dalam penelitiannya bahwa tuntutan

penilaian berbasis HOTS pada Kurikulum 2013 tidak terlaksana dengan baik

karena instrumen penilaian yang dirancang guru cenderung menguji aspek ingatan

sehingga keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik tidak terlatih.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ichsan dkk (2018:13) dalam

penelitiannya bahwa penilaian berbasis HOTS sangat penting untuk siswa SD

dikarenakan masih rendahnya tingkat berpikir tinggi yang dimiliki peserta didik,

dengan dilatihnya peserta didik melalui penilaian berbasis HOTS maka

kemampuan peserta didik akan berkembang menjadi lebih kritis dan trampil

dalam menyelesaikan masalah. Sementara itu, Faisal dkk (2019:82) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa guru SD seharusnya mengubah pola

pembelajaran berdasarkan keterampilan berpikir tingkat tinggi supaya kualitas

lulusan memeliki kompetensi yang tinggi yaitu dengan cara mengembangkan

instrumen penilaian berbasis HOTS.

Hasil penelitian terdahulu dapat dikatakan bahwa HOTS memiliki peran

yang besar dalam meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik dan peserta

5
didik pada tingkat SD seharusnya sudah mulai dilatih dengan HOTS melalui

penilaian yang dilakukan supaya kedepannya peserta didik terbiasa dengan

keterampilan berfikir tingkat tinggi. Beranjak dari hal tersebut serta fenomena

yang terjadi, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pengembangan

instrumen penilaian berbasis HOTS. Instrument penilaian yang peneliti ingin

kembangkan yaitu instrumen penilaian pengetahuan (kognitif) dalam bentuk tes

tulis, dan pengembang instrumen difokuskan kepada muatan IPS kelas V karena

tujuan pembelajaran IPS menurut Rahmad (2016:69) adalah untuk menghasilkan

peserta didik yang reflektik, kritis dan trampil dalam memecahkan masalah. Oleh

karena itu, dengan dilakukannya pengembangan instrumen penilaian berbasis

HOTS pada muatan IPS diharapkan tujuan pembelajaran IPS dapat terwujud.

Berdasarkan pemaparan diatas serta pentingnya menciptakan peserta didik

yang berkualitas sejak jenjang pendidikan Sekolah Dasar maka diperlukan

pengembangan penilaian yang dapat melatih keterampilan berfikir peserta didik.

Oleh karena itu, dalam penilaian pembelajaran diperlukan alat ukur (instrumen)

yang berkualitas yang memenuhi kriteria penilaian yang baik sehingga hasil

belajar dan kemampuan peserta didik akan terdeteksi dengan baik. Oleh karena

itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan

Instrumen Penilaian Kognitif Berbasis High Order Thinking Skills pada Muatan

IPS Tema 6 Kelas V Sekolah Dasar”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka masalah

pada penelitian ini dapat di identifikasi sebagai berikut:

6
1. Masih terdapat guru yang belum menerapkan keterampilan berfikir tingkat

tinggi (HOTS) pada instrumen penilaian yang dirancangnya terutama pada

tingkat sekolah dasar

2. Soal muatan IPS Tema 3 yang dirancang oleh guru kelas V SD SDN 01 Bungo

Pasang menerapkan keterampilan berfikir tingkat rendah di saat KD IPS Tema

3 kelas V SD Kurikulum 2013 masuk kepada kriteria soal HOTS.

3. Tuntutan penilaian berbasis HOTS pada Kurikulum 2013 belum terlaksana

dengan baik pada intrumen penilaian yang dirancang oleh guru SD.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan terarah dan mencapai sasaran untuk itu

penelitian ini dibatasi pada pengembangan instrumen tes kognitif berbasis HOTS

(High Order Thinking Skills) pada muatan IPS Tema 6 Kelas V Sekolah Dasar

yang valid dan praktis dalam menilai hasil belajar siswa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah yang telah di kemukakan maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana kriteria pengembangan instrumen penilaian kognitif berbasis

HOTS yang valid untuk menilai pengetahuan peserta didik kelas V SD pada

muatan IPS Tema 6?

2. Bagaimana kriteria pengembangan instrumen penilaian kognitif berbasis

HOTS yang praktis untuk menilai pengetahuan peserta didik kelas V SD pada

muatan IPS Tema 6?

7
E. Tujuan Pengembangan

Dengan dilakukannya penelitian ini maka tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui kriteria pengembangan instrumen tes kognitif berbasis

HOTS yang valid untuk menilai pengetahuan peserta didik kelas V SD pada

muatan IPS Tema 6.

2. Untuk mengetahui kriteria pengembangan instrumen penilaian kognitif

berbasis HOTS yang praktis untuk menilai pengetahuan peserta didik kelas V

SD pada muatan IPS Tema 6

F. Manfaat Pengembangan

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu:

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan mengenai

pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS serta sebagai bahan

acuan dalam membuat instrumen penilaian berbasis HOTS pada mata

pelajaran IPS di Sekolah Dasar.

b. Manfaat bagi penulis dapat memperoleh pengetahuan mengenai

instrumen penilaian yang relevan dengan materi dan kompetensi siswa.

c. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang mengkaji topik yang

sama dan hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran

untuk penelitian yang lebih mendalam bagi peneliti lainnya.

2. Manfaat praktis

a. Instrumen yang dikembangkan dapat digunakan oleh guru untuk melatih

kemampuan berfikir tingkat tinggi peserta didik pada muatan IPS serta

8
dapat digunakan untuk menilai hasil belajar peserta didik pada muatan

IPS. Selain itu bisa dijadikan sebagai contoh dalam pembuatan instrumen

penilaian tes tertulis berbasis HOTS pada pembelajaran tematik siswa

kelas V Sekolah Dasar.

a. Menambah pemahaman dan wawasan penulis dalam melihat

permasalahan yang ada dalam pendidikan, khususnya pada intrumen

penilaian.

b. Sebagai bahan masukan bagi peserta didik dalam mengikuti proses

pembelajaran agar keterampilan berfikir peserta didik dapat meningkat

dan mendapatkan hasil belajar yang baik.

G. Spesifikasi Produk

Pengembangan instrumen tes kognitif berbasis HOTS yang valid dan

relevan untuk menilai hasil belajar siswa kelas V SD pada muatan IPS Tema 6

memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1. Instrumen penilaian dirancang berdasarkan soal-soal yang dapat memacu

keterampilan berfikir tingkat tinggi peserta didik

2. Instrumen yang dibuat memiliki standar penilaian yang sesuai dengan

tuntutan kurikulum 2013 dan memiliki standar kelayakan dari segi validitas

dan realibilitas, serta sesuai dengan karakteristik siswa dilihat dari tingkat

kesukaran dan daya pembeda soal.

3. Intrumen penilaian dibuat berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) 3.2

menganalisis bentuk bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan

9
pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi

masyarakat Indonesia

4. Instrumen penilaian ini dibuat berdasarkan kurikulum 2013 dengan

menggunakan taksonomi Bloom yang dikembangkan oleh Anderson pada

level kognitif 3 yaitu menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta

atau kreatifitas (C6).

5. Instrumen penilaian menyajikan soal yang dapat menstimulus peserta didik

untuk membaca serta memotivasi peserta didik untuk menyelesaikan

masalah dengan sebaiknya.

6. Instrumen ini disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda yang berjumlah 15

butir soal dengan 4 alternatif pilihan jawaban

7. Instrumen penilaian ini dapat digunakan sebagai alat evaluasi soal berbasis

HOTS karena praktikalisasinya telah diuji.

10
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

IPS sebagai mata pelajaran di tingkat sekolah dasar pada dasarnya

merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu-ilmu sosial seperti Geografi,

Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Mata pelajaran ini mengkaji seperangkat

peristiwa, fakta, konsep, dan peristiwa yang berkaitan dengan isu sosial. Adapun

tujuan pembelajaran IPS pada tingkat SD/MI adalah untuk memberikan bekal

kepada peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi,

anggota masyaraka, warga negara, serta mahkluk Tuhan (Siska, 2018:19)

Pembelajaran IPS pada tingkat SD adalah untuk mengajarkan konsep-

konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan,

pedagogis, dan psikologis. Tujuannya adalah untuk mengembangkan kemampuan

peserta didik untuk berpikir secara kritis dan kreatif, mampu untuk memecahkan

masalah, serta memiliki. Selain itu, melalui pembelajara IPS diharapkan dapat

membangun komitmen dan kesadaran peserta didik terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan dan meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global

(Sulistyowati dan Yasa, 2017:3-4).

Ruang lingkup pembelajaran IPS pada tingkat SD/MI dibagi menjadi

beberapa aspek yaitu : (a). Ditinjau dari ruang lingkup hubungan mencakup

hubungan sosial, hubungan ekonomi, hubungan psikologi, hubungan budaya,

hubungan sejarah, hubungan geografi, dan hubungan politik. (b). Ditinjau dari

11
segi kelompoknya adalah dapat berupa keluarga, rukun tetangga, kampung, warga

desa, organisasi masyarakat dan bangsa. (c). Ditinjau dari tingkatannya meliputi

tingkat lokal, regional dan global. (d). Ditinjau dari lingkup interaksi dapat berupa

kebudayaan, politik dan ekonomi. Sementara itu, tujuan pembelajaran IPS adalah

untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah pribadi,

masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap

perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah

yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang

menimpa masyarakat secara umum. (Rahmad, 2016:68-69).

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat dikatakan mata pelajaran

ilmu pengetahuan sosial (IPS) di Sekolah Dasar adalah untuk mengembangkan

pengetahuan peserta didik mengenai nilai-nilai sosial yang berkembang

dimasyarakat, serta mengembangkan pemahaman tentang geografi, sejarah,

ekonomi dan budaya. Tujuannya supaya peserta didik dapat mengenal konsep-

konsep kehidupan serta memiliki pengetahuan dasar mengenai nilai-nilai yang

berlaku ditengah masyarakat dan juga melalui pembelajaran IPS peserta didik

diharapkan memiliki kemampuan berpikir kirtis dan keterampilan sosial yang

tinggi.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan yang di miliki peserta didik dari

proses belajar yang dilakukannya dan salah satu tanda peserta didik telah belajar

yaitu terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri peserta didik. Cara yang dapat

12
digunakan untuk mengetahui hasil belajar beserta didik yaitu melakukan penilaian

baik itu dalam bentuk tes atau tugas (Yuberti, 2013:1-19).

Susanto (2014:1) menyatakan bahwa hasil belajar memiliki peran penting

dalam proses pembelajaran karena hasil belajar menunjukkan perubahan perilaku

peserta didik dalam aspek pengetahuan/pemahaman, keterampilan dan sikap.

Hasil belajar peserta didik diperoleh dari penilaian, oleh sebab itu, guru sudah

selayaknya memahami dan memiliki ketrampilan dalam melakukan penilaian

proses dan hasil belajar peserta didik. Dengan demikian para guru akan mampu

menyusun instrumen penilaian yang valid dan reliabel (Widiyanto, 2018)

Hasil belajar pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu ranah

kognitif, psikomotor dan efektif. Setiap mata pelajaran selalu mengadung ketiga

ranah tersebut. Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang

pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan

kekuatan fisik. Sementara itu ranah kognitif berhubungan dengan hasil belajar

yang pencapainnya melalui kemampuan berfikir. Sedangkan ranah afektif

berhubungan dengan sikap atau perilaku peserta didik selama proses pembelajaran

berlangsung (Ratnawulan dan Rudiana, 2014:64-65)

Berdasarkan penjelasan dan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar merupakan sekumpulan informasi mengenai pencapaian

peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Informasi diperoleh dengan

cara memberikan penilaian baik itu dalam bentuk tes atau tugas. Aspek yang

dinilai dalam hasil belajar adalah sehubungan dengan kemampuan peserta didik

dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Peserta didik dikatakan memiliki

13
hasil belajar yang baik jika terjadi perubahan perilaku pada ketiga ranah yang

dinilai. Perubahan perilaku dalam hal ini yaitu kompetensi peserta didik pada

ranah kognitif, afektif dan psikomotor terjadi peningkatan kearah yang lebih baik.

Oleh karena itu, hasil belajar memiliki peran yang sangat besar guna mengukur

dan mengetahui kompetensi peserta didik, dan melalui penilain hasil belajar guru

akan dapat melakukan evaluasi guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan

peserta didik.

3. Penilaian Hasil belajar

a. Pengertian Penilaian

Permendiknas No. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan

menyebutkan bahwa penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan

informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup:

penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan

harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat

kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian

sekolah/madrasah. Lebih lanjut, Pasal 1 Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 menjelaskan bahwa penilaian adalah untuk

mengumpulkan informasi pencapaian pembelajaran peserta didik dalam

kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan

kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama

dan setelah proses pembelajaran.

Secara umum penilaian atau evaluasi adalah suatu proses sistematik untuk

mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi suatu program. Sementara itu

14
penilaian yang dikaitkan dengan pembelajaran di sekolah yaitu suatu usaha untuk

mengukur pengetahuan, sikap, dan ketrampilan peserta didik. Hasil pengukuran

pada ketiga ranah tersebut yang menentukan tingkat penguasaan peserta didik atau

keberhasilan mengajar seorang guru (Ali dan Khaeruddin, 2012:3).

Menurut Asrul dkk (2014:2) penilaian adalah suatu proses atau kegiatan

yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang

proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-

keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Keputusan tersebut

dapat menyangkut keputusan tentang peserta didik (seperti nilai yang akan

diberikan), keputusan tentang kurikulum dan program atau juga keputusan tentang

kebijakan pendidikan. Penilaian hasil belajar dilakukan sesuai dengan rubrik

penilaian yang dirancang oleh guru (Awang, 2017:35-36)

Setiawati dkk (2018:5) menjelaskan penilaian sebagai proses pengumpulan

dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik

meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan

untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik. Penilaian

pengetahuan dilakukan untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik,

sedangkan penilaian keterampilan dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta

didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu.

Berdasarkan pemaparan para ahli diatas dapat dikatakan bahwa penilaian

dalam pendidikan adalah untuk mengumpulkan informasi mengenai hasil belajar

peserta didik baik itu pengetahuannya, keterampilannya ataupun sikapnya selama

mengikuti proses pembelajaran. Melalui penilaian guru dapat mengukur

15
kompetensi peserta didik serta efektifitas pelaksanaan pendidikan yang dilakukan

yang nantinya akan digunakan untuk pengambilan keputusan dalam perumusan

stretegi atau pengelolaan pembelajaran berikutnya. Penilaian dalam satuan

pendidikan pada umumnya terdiri atas tiga bentuk yaitu penilaian sikap,

pengetahuan dan keterampilan peserta didik.

b. Tujuan dan Fungsi Penilaian

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 mengemukakan bahwa penilaian

dalam sistem pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menilai keberhasilan

proses dan hasil belajar peserta didik. Sementara itu tujuan penilaian menurut

Setiawati dkk (2018:5) yaitu untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan

belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.

Fungsi penilaian menurut Ali dan Khaeruddin (2012:5) yaitu:

1) Umpan balik bagi peserta didik untuk mengetahui kemampuan dan


kekurangannya dalam pembelajaran sehingga peserta didik termotivasi
untuk memperbaiki hasil belajarnya.
2) Membantu peserta didik dalam merasakan kepuasan atas pencapaiannya
karena telah melaksanakan tugas dan perannya sesuai dengan yang
diharapkan (reinforcement)
3) Memantau perkembangan peserta didik dan mendiagnosis kesulitan mereka
dalam belajar sehingga memungkinkan dilakukan pengayaan dan remediasi
untuk memenuhi kebutuhan peserta didik sesuai dengan kemajuan dan
kesulitannya.
4) Bahan masukan bagi guru untuk memperbaiki program pembelajarannya di
kelas.
5) Memungkinkan peserta didik mencapai kompetensi yang telah ditentukan
walaupun dengan kecepatan yang berbeda-beda.

Tujuan penilaian menurut Rahman dan Nasryah (2019:8-9) yaitu:

1) Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta
didik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Untuk itu, guru harus mengumpulkan data dan informasi
dalam kurun waktu tertentu melalui berbagai jenis dan teknik penilaian

16
untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian kemajuan belajar peserta
didik.
2) Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta
didik dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta
didik selama mengikuti proses pembelajaran.
3) Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi
kekurangan kesalahan atau kelemahan peserta didik dalam proses
pembelajaran, sehingga guru dapat dengan cepat mencari alternatif
solusinya.
4) Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik
terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini dapat
digunakan guru untuk menyusun laporan kemajuan belajar ke berbagai
pihak yang berkepentingan.

Berdasarkan pemaparan para ahli di atas dapat dikatakan bahwa tujuan

penilaian adalah untuk mengetahui perkembangan kemampuan peserta didik serta

untuk mengukur pencapaian kompetensi pembelajarannya. Melalui penilaian yang

dilakukan dapat diketahui efektifitas dari pelaksanaan pembelajaran, sehingga

kedepannya diperoleh gambaran yang tepat mengenai pengelolaan pembelajaran

yang akan digunakan guna membantu meningkatkan kemampuan peserta didik.

Sementara itu, fungsi dari penilaian adalah sebagai bahan rujukan untuk

menciptakan pembelajaran yang efektif yang dapat meningkatkan kemampuan

dan pemahaman peserta didik.

c. Jenis Penilaian Hasil Belajar

Pada dasarnya jenis penilaian hasil belajar dibedakan atas dua jenis yaitu tes

dan non tes (Sulistyowati dan Yasa, 2017:93). Adapun penjelasannya adalah

sebagai berikut:

1) Tes

Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka

melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai

17
pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau

dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik (Rahman

dan Nasryah, 2019:20). Adapun teknik penilaian dengan menggunakan tes adalah

sebagai berikut

a) Tes Tulis

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 tahun

2013 tes tulis digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi

pengetahuan (kognitif) peserta didik. Tes tulis terdiri atas:

(1)Tes uraian

Tes uraian atau essay merupakan bentuk tes yang meliliki ciri-ciri yaitu si

penjawab memiliki keleluasaan dalam memberikan jawaban, sedangkan

pemberian skor dari setiap jawaban tes diberikan atas dasar pertimbangan

subjektif dari si pemeriksa (Nurhasan dalam Aji dan Winarno, 2016:1455).

Menurut Ekawati dan Sumaryanta (2011:14) tes essay diklasifikasikan

menjadi beberapa bentuk, yiatu: uraian bebas (non objektif), uraian

terstruktur (objektif), jawaban singkat, dan isian (melengkapi).

(2)Tes Objektif

Menurut Depdiknas (dalam Hanifah, 2014:44) bentuk soal tes objektif

terdiri dari dua bagian yaitu pokok soal (stem) yang berisi permasalahan

yang akan ditanyakan dan sejumlah pilihan atau kemungkinan jawaban

(option). Dari sejumlah pilihan jawaban yang disediakan hanya ada satu

jawaban yang paling tepat. Menurut Ekawati dan Sumaryanta (2011:11-13)

bentuk soal objektif terdiri atas tes benar salah dan tes pilihan ganda.

18
b) Tes Lisan

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 tahun

2013 tes bentuk lisan adalah tes yang dipergunkan mengukur tingkat

pencapaian kompetensi, terutama pengetahuan (kognitif) dimana guru

memberikan pertanyaan langsung kepada peserta didik secara verbal (lisan)

dan ditanggapi peserta didik secara langsung dengan menggunakan bahasa

verbal (lisan).

c) Penugasan

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 tahun

2013penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat

berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai

dengan karakteristik tugasnya.

Ditinjau dari segi kegunaan, menurut Ali dan Khaerudin (2012 18-20) tes

dibedakan atas empat jenis yaitu:

a) Tes penempatan berfungsi untuk menentukan penampilan awal pada obyek

mata pelajaran sehingga dapat diketahui/ditempatkan siswa dalam situasi

pembelajaran yang tepat.

b) Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa.

Dari kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan

yang tepat.

c) Tes formatif dilakukan pada setiap akhir program/akhir kompetensi dasar.

Informasi dari tes formatif digunakan untuk mengadakan perubahan-

19
perubahan dan perbaikan dalam program tersebut dalam bentuk remedial

atau pengulangan dan pengayaan.

d) Tes sumatif dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik setelah

berakhirnya pemberian sekelompok program. tes sumatif meliputi materi

yang lebih luas dan mengukur keberhasilan belajar peserta didik secara

keseluruhan.

2) Non Tes

Nontes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan

tanpa menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara

sistematis. Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak secara

menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, dan lain-lain yang

berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu

maupun secara kelompok. Teknik penilaian non tes yaitu Skala bertingkat (rating

scale), Kuesioner (questionaire), Daftar cocok (checklist), Wawancara

(interview), Pengamatan (observation) dan Riwayat hidup (Rahman dan Nasryah,

2019:27-8).

Berdasarkan pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa jenis penilaian terdiri

atas dua yaitu tes dan non tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan

peserta didik. Umumnya untuk menilai kemampua peserta pada ranah kognitif

jenis penilaian yang digunakan adalah tes, sementara itu untuk menilai

kemampuan peserta didik pada ranah afektif dan psikomotr jenis tes yang

digunakan adalah non tes. Adapun teknik penilaian disesuaikan dengan aspek

yang dinilai. Pada penelitian ini jenis penilaian yang digunakan adalah tes dalam

20
bentuk tes objektif pilihan ganda. Alasan memilih jenis penilaian tes tulis karena

instrumen penilaian yang dikembangkan adalah untuk mengukur kemampuan

peserta didik pada ranah kognitif, dan mengingat objek penelitian adalah peserta

didik tingkat SD karena itu teknik tes tulis yang dipilih adalah objektif pilihan

ganda.

d. Instrumen Penilaian Hasil Belajar

1) Pengertian Instrumen Penilaian

Instrumen penilaian menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan No. 23 tahun 2016 yaitu alat yang digunakan oleh pendidik dapat

berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain

yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta

didik. Sementara itu, dalam Pasal 10 Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 dijelaskan bahwa

instrumen merupakan alat yang digunakan untuk penilaian hasil belajar yang

memuat komponen materi, konstruksi dan bahasa pada kompetensi pengetahuan,

kompenen materi dan konstruksi pada kompetensi ketarampilan, dan pada

kompetensi sikap sedikitnya memuat materi.

Djaali dan Mulyono (dalam Widarto, 2014:5) menjelaskan bahwa instrumen

penilaian digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, faktor-faktor yang

diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar,

perkembangan hasil belajar siswa, keberhasilan proses belajar mengajar guru, dan

keberhasilan pencapaian suatu program tertentu.

21
Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran. Cara ini dilakukan

untuk memperoleh data yang objektif yang diperlukan untuk menghasilkan

kesimpulan penelitian yang objektif pula. instrumen berfungsi mengungkapkan

fakta menjadi data, sehingga jika instrumen yang digunakan mempunyai kualitas

yang memadai dalam arti valid dan reliabel maka data yang diperoleh akan sesuai

dengan fakta atau keadaan sesungguhnya di lapangan (Purwanto dalam Firdaos,

2016: 380).

Berdasarkan pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa instrumen merupakan

alat yang digunakan untuk mengukur guna pengumpulana informasin. Sementara

itu instrumen penilaian merupakan alat ukur untuk mengetahui dan mengukur

kompetensi peserta didik yang tujuannya adalah sebagai alat yang digunakan

untuk evaluasi tingkat pemahaman dan kemapuan peserta didik sehingga dapat

membantu guru dalam pengambilan keputusan mengenai pengelolaan dan

pelaksanaan pembelajaran serta sebagai bahan rujukan untuk meningkatkan

kemampuan siswa. Dengan kata lain intrumen penilaian merupakan alat ukur

yang digunakan oleh guru untuk menilai perkembangan peserta didik baik itu

dalam bentuk tes, pengamatan ataupun penugasan.

2) Standar Instrumen Penilaian Hasil Belajar

Standar Penilaian Pendidikan merupakan salah satu sub-standar yang

tercakup dalam Standar Nasional Pendidikan, dan Berdasarkan Permendikbud RI

No. 23 Tahun 2016 menegaskan bahwa Standar Penilaian Pendidikan adalah

kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan

22
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar

dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan

menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 tahun 2013

menjelaskan bahwa standar penilaian pendidikan, adalah standar nasional

pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur dan instrument penilaian

hasil belajar peserta didik. Sementara itu syarat yang harus dipenuhi dalam

perancangan instrumen penilaian yaitu; (1) substansi yang merepresentasikan

kompetensi yang dinilai; (2) konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai

dengan bentuk instrumen yang digunakan; dan (3) penggunaan bahasa yang baik

dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik

dan memiliki bukti validitas empirik.

Instrumen berfungsi mengungkapkan suatu fakta menjadi suatu data,

sehingga jika instrumen yang digunakan dalam penelitian mempunyai kualitas

yang baik, dalam arti valid dan reliabel serta memiliki tingkat kesukaran, daya

pembeda dan distraktor/pengecoh yang baik, maka data yang diperoleh akan

sesuai dengan fakta atau keadaan sesungguhnya di lapangan. Sedangkan jika

kualitas instrumen yang digunakan tidak baik dalam arti mempunyai validitas dan

reliabilitas yang rendah, serta memiliki tingkat kesukaran, daya pembeda dan

distraktor/pengecoh yang tidak baik, maka data yang diperoleh juga tidak valid

atau tidak sesuai dengan fakta di lapangan, sehingga dapat menghasilkan

kesimpulan yang keliru (Arifin, 2017:29).

23
Instrumen penilaian yang dikembangkan harus memenuhi persyaratan

subtansi, konstruksi, dan penggunaan bahasa. Substansi dalam hal ini

merepresentasikan kompetensi yang dinilai. Sementara konstruksi yaitu

memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan.

Kemudian penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai

dengan tingkat perkembangan peserta didik. (Widiyanto, 2018:44)

Berdasarkan pemaparan para ahli dapat dikatakan bahwa instrumen

penilaian harus memenuhi standar atau kriteria yang ditetapkan. Tujuannya dari

penetapan standar instrumen tersebut supaya alat ukur penilaian relevan dengan

tujuan penilaian dan memiliki kualitas yang baik sebagai alat ukur. Standar yang

harus dipenuhi oleh instrumen penilaian yaitu harus sesuai dengan kompetensi

peserta didik (subtansi), instrumen harus memenuhi pesersyaratan teknik seperti

perumusan pokok soal harus jelas, tidak rancu serta tidak mengandung pernyataan

negatif. Selain itu, instrumen harus menggunakan bahasa Indonesi yang baik dan

benar.

3) Instrumen Penilaian yang Berkualitas

Menurut Nurkancana (dalam Hanifah, 2014:43), instrumen yang berkualitas

baik dapat dianalisis dari empat kriteria adalah (1) validitas artinya tes tersebut

dapat mengukur apa yang hendak diukur, (2) reliabilitas artinya tes tersebut dapat

menunjukkan hasil yang konsisten (tetap) walaupun sudah berkali-kali tes tersebut

dilakukan, (3) tingkat daya pembeda artinya tes tersebut dapat membedakan siswa

menurut tingkat kemampuannya, (4) tingkat kesukaran artinya memiliki

keseimbangan antara butir soal sukar, sedang dan mudah.

24
Karakteristik instrument penilaian yang baik menurut Alfiriani (2016:51)

yaitu; (1) valid yaitu betul- betul mengukur apa yang hendak diukur secara tepat,

(2) reliable yaitu handal karena mempunyai hasil yang konsisten, (3) relevan yaitu

sesuai dengan standar kompetensi, (4) representativ yaitu materi instrumen

mewakili seluruh materi yang disampaikan, (5) praktis yaitu mudah digunakan,

(6)deskriminatif instrumen dissusun sedemikian rupa sehingga dapat menunjukan

perbedaan- perbedaan. Untuk mengetahui apakah instrument cukup deskriminatif

atau tidak biasanya dilakukan uji daya pembeda instrument tersebut, (7) spesifik

yaitu instrumen disusun dan digunakan khusus untuk objek yang dinilai, (8)

proposional yaitu memiliki tingkat kesulitan yang proposional antara sulit,

sedang, dan mudah, (9) ekonomis yaitu pelaksanaan tes tidak membutuhkan

ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama, dan (1)

obyektifitas yaitu pendapat atau pertimbangan dari pemeriksa tidak turut

berpengaruh dalam proses penentuan angka atau proses scoring.

Kualitas instrumen mempengaruhi hasil pengukuran, maka dari itu penting

untuk memahami syarat-syarat dan kaidah dalam penyusunan instrumen.

Instrumen yang baik dapat mengukur data secara akurat sesuai dengan fungsinya,

karena itu karakteristik instrumen yang baik harus memiliki dasar valid, reliabel,

relevan, representatif, praktis, deskriminatif, spesifik dan proporsional (Rahman

dan Nasryah, 2019:34). Tes yang dibuat untuk mengukur tingkat kemampuan

siswa haruslah tes yang memiliki kualitas yang baik sehingga diperoleh nilai yang

benar-benar sesuai dengan kemampuan peserta didik. Instrumen penilaian yang

digunakan oleh pendidik dalam bentuk penilaian berupa tes, pengamatan,

25
penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan

karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Instrumen

penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk penilaian akhir

dan/atau ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan

bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik. Instrumen penilaian yang

digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN memenuhi persyaratan substansi,

konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik serta menghasilkan skor

yang dapat diperbandingkan antarsekolah, antar daerah, dan antar tahun.

(Widiyanto, 2018: 32-33)

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa tes yang

berkualitas adalah tes yang telah di uji kevaliditasan, kehandalan, daya beda dan

tingkat kesukarannya. Adapun penjabaran dari syarat tes yang berkualitas tersebut

adalah sebagai berikut.

1) Validitas

Azwar (dalam Arifin, 2017: 30) menyebutkan bahwa validitas berasal

dari kata validity yang memiliki arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas berhubungan

dengan kemampuan dalam mengukur ketepatan sesuatu yang ingin diukur.

Tes yang valid adalah tes yang mengukur dengan tepat keadaan yang ingin

diukur. Sebalikanya, tes dikatakan tidak valid bila digunakan untuk

mengukur suatu keadaan yang tidak tepat diukur dengan tes tersebut (Alam

dkk, 2019:61).

26
Winarno (dalam Aji dan Winarno, 2016:1456) menyatakan bahwa

validitas instrumen lebih tepat diartikan sebagai derajat kedekatan hasil

pengukuran dengan keadaan yang sebenanrnya (kebenaran), bukan masalah

sama sekali benar atau seluruhnya salah. Sementara itu, menurut Arikunto

(dalam Idrus, 2019:929) validitas sering diartikan dengan kesahihan. Suatu

tes dikatakan valid apabila mengukur apa yang seharunya diukur. Terdapat

4 (empat) macam validitas yang berasal dari dasar pembagian jenisnya

yaitu;

a) validitas isi, suatu tes dikatakan memiliki validitas isi (content validity)

apabila mengukur kesejajaran antara tujuan khusus pembelajaran atau

indikator pembelajaran dengan materi pokok atau isi pelajaran yang

diberikan. Misalnya bila ingin mengukur kemamuan pemahaman mata

pelajaran fiqih umpamanya, maka item-item tes yang dibuat diambilkan

dari materi pelajaran fiqih pada kurikulum kelas yang kita ajar. Karena

aitem-aitem tes yang dibuat mengacu pada kurikulum validitas isi

sering disebut juga dengan validitas kurikuler.

b) validitas konstruksi, yaitu suatu tes dikatakan memiliki validitas

konstruk apabila item-item tes yang membangung tes tersebut mengukur

semua aspek berfikir dari tujuan pembelajaran khusus atau indikator

pembelajaran. Misalnya indikator pembelajaran dalam mata pelajaran

IPS maka perintah soal harus menunjukkan pada materi pelajaran IPS.

c) validitas ada sekarang atau validitas pengalaman atau empiris. Suatu tes

memiliki validitas empiris apabila hasil tes dipasangkan dengan

27
pengalaman akan menghasilkan hasil yang sama. Misalkan untuk

mengetahui valid atau tidaknya tes yang dibuat sekarang dibandingkan

dengan hasil ujian semester atau hasil ujian tahun yang lalu dengan cara

membandingkan aitem-aitem tes yang dibuat sekarang dengan aitem-

aitem tes yang telah dibuat pada masa lalu.

d) validitas prediksi, yaitu apabila tes tersebut memiliki kemampuan untuk

memprediksikan prestasi yang akan dicapai seseorang di masa yang

akan datang. Misalkan hasil seleksi masuk keperguruan tinggi. Dari hasil

tes tersebut dapat diperkirakan tingkat kesuksesan seseorang

diperguruang tinggi sebagai mahasiswa pada masa yang akan datang.

2) Reliabilitas

Reliabilitas sering disebut juga tarap kepercayaan dan sering disebut

juga dengan keterandalan. Suatu tes dikatakan memiliki reliabilitas apabila

tes tersebut dipergunakan untuk mengukur secara berulang-ulang

memberikan hasil yang tetap atau sama. Penilaian yang reliable (terpercaya)

memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi

(Idrus, 2019:930). Sementara itu menurut Thorndike dan Hagen (dalam

Alam dkk, 2019:61) uji reliabilitas yang berhubungan pada tingkat akurasi

tes apa yang mesti diukur. Reliabilitas berhubungan pada akurasi instrumen

atau tes untuk menghasilkan kecermatan hasil ukur.

Nama lain dari reliabilitas adalah ketetapan, kepercayaan,

kemantapan, keterandalan, keajegan atau kestabilan. Sedangkan yang

dimaksud dengan reliabilitas tes adalah kestabilan skor yang diperoleh dari

28
orang yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang

berbeda. Suatu tes dikatakan reliabel jika hasil tes sama pada seseorang

walaupun telah diadakan pengetesan ulang pada waktu yang berbeda

(Hanifah, 2014:47-48).

Winarno (dalam Aji dan Winarno, 2016:1457) menyatakan bahwa

reliabilitas instrumen diartikan sebagai keajegan (consistency) hasil dari

instrumen tersebut. Ini berarti suatu instrumen dikatakan memiliki

keterandalan sempurna, manakala hasil pengukuran berkali-kali terhadap

subjek yang sama selalu menunjukkan hasil atau skor yang sama.

Allen dan Yen (dalam Arifin, 2017:30) menyatakan bahwa tes

dikatakan reliabel jika skor amatan mempunyai korelasi yang tinggi dengan

skor yang sebenarnya. Selanjutnya dinyatakan bahwa reliabilitas merupakan

koefisien korelasi antara dua skor amatan yang diperoleh dari hasil

pengukuran menggunakan tes yang paralel. Dengan demikian, pengertian

yang dapat diperoleh dari pernyatan tersebut adalah suatu tes itu reliabel jika

hasil pengukuran mendekati keadaan peserta tes yang sebenarnya.

3) Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi

usaha memecahkannya. Sebaliknya soal sukar akan menyebabkan siswa

menjadi putus asa dan tidak semangat untuk menciba lagi karena di luar

jangkauannya. Besarnya tingkat kesukaran soal kurang dari 0,30 maka

interpretasinya terlalu sukar, besarnya 0,30-0,70 maka interpretasinya cukup

29
(sedang) dan besarnya lebih dari 0,70 dapat diinterpretasikan terlalu mudah

(Aji dan Winarno, 2016:1457).

Azwar (dalam Hanifah, 2014:46) menyatakan bahwa tingkat

kesukaran butir soal adalah proporsi antara banyaknya peserta tes yang

menjawab butir soal dengan benar dengan banyaknya peserta tes. Hal ini

berarti makin banyak peserta tes yang menjawab butir soal dengan benar

maka makin besar indeks tingkat kesukaran, yang berarti makin mudah

butir soal itu. Sebaliknya makin sedikit peserta tes yang menjawab butir soal

dengan benar maka soal tersebut makin sukar.

Tingkat kesukaran butir soal adalah persentase atau proporsi dari

peserta tes untuk menjawab benar suatu butir soal. Besarnya tingkat

kesukaran berkisar 0,00 - 1,00. Semakin besar tingkat kesukaran yang

diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu dan soal itu

harus direvisi. Suatu soal memiliki p = 0,00 artinya bahwa tidak ada siswa

yang menjawab benar dan bila memiliki p = 1,00 artinya bahwa semua

siswa menjawab benar. keberagaman peserta tes terjadi ketika level

optimum kesukaran adalah 0,50, yang mengindikasikan bahwa sebanyak

50% peserta tes menjawab benar, dan sebanyak 50% peserta tes menjawab

salah. Akan tetapi, tidak setiap butir soal harus memiliki tingkat kesukaran

0,50. Boleh satu soal memiliki nilai kurang dari 0,50, ataupun lebih besar

dari 0,50, akan tetapi rata-rata dari keseluruhan dari butir soal tetap 0,50

(Arifin, 2017:31).

30
4) Daya pembeda

Nurhasan (dalam Aji dan Winarno, 2016:1457) menyatakan bahwa

daya beda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

pengikut tes yang berkemampuan tinggi dengan pengikut tes yang

berkemampuan rendah. patokan yang digunakan adalah besarnya daya

pembeda kurang dari 0,20 dapat diklasifikasikan poor dengan interpretasi

butri item lemah/jelek/tidak memiliki daya pembeda yang baik, 0,20-0,40

klasifikasinya satisfactory dengan interpretasi cukup (sedang), 0,40-0,70

klasifikasinya good dengan interpretasi baik, 0,70-1,00 klasifikasinya

excellent dengan interpretasi baik sekali dan bertanda negatif berarti daya

pembeda negatif (jelek sekali).

Naga (dalam Hanifah, 2014:46) menyatakan bahwa daya pembeda

soal adalah kemampuan soal dengan skornya dapat membedakan peserta tes

dari kelompok tinggi dan kelompok rendah. Dengan kata lain makin tinggi

daya pembeda soal makin banyak peserta dari kelompok tinggi yang dapat

menjawab soal dengan benar dan makin sedikit peserta tes dari kelompok

rendah yang dapat menjawab soal dengan benar. Agar dapat diterima maka

nilai D (discrimination: daya pembeda soal) adalah 0,30 atau lebih.

Sedangkan untuk dapat dinyatakan cukup memuaskan adalah 0,40 ke atas.

Daya beda butir dimaksudkan mengkaji soal-soal tes dari segi

kesanggupan tes tersebut dalam membedakan siswa yang memiliki

kemampuan rendah dengan siswa yang memiliki kemampuan tinggi.

Surapranata menyatakan bahwa salah satu tujuan dilakukannya analisis

31
adalah untuk meningkatkan kualitas soal, yaitu apakah suatu soal (1)

dapat diterima karena telah didukung oleh data statistik yang memadai (2)

diperbaiki, karena terbukti terdapat beberapa kelemahan, atau bahkan (3)

tidak digunakan sama sekali karena terbukti secara empiris tidak berfungsi

sama sekali (Idrus, 2019:930).

Menurut Arifin (2017:32) daya pembeda soal adalah kemampuan

suatu butir soal dapat membedakan siswa yang telah menguasai materi yang

ditanyakan dan siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang

ditanyakan. Manfaat daya pembeda butir soal adalah seperti berikut ini:

a) Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya.

Berdasarkan indeks daya pembeda, setiap butir soal dapat diketahui

apakah butir soal itu baik, direvisi, atau ditolak.

b) Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat

mendeteksi/membedakan kemampuan siswa, yaitu siswa yang telah

memahami atau belum memahami materi yang diajarkan guru. Apabila

suatu butir soal tidak dapat membedakan kedua kemampuan siswa itu,

maka butir soal itu dimungkinkan seperti berikut ini: (1) Kunci jawaban

butir soal itu tidak tepat. (2) Butir soal itu memiliki 2 atau lebih kunci

jawaban yang benar. (3) Kompetensi yang diukur tidak jelas. (4)

Pengecoh tidak berfungsi. (5) Materi yang ditanyakan terlalu sulit,

sehingga banyak siswa yang menebak. (6) Sebagian besar siswa yang

memahami materi yang ditanyakan berpikir ada yang salah informasi

dalam butir soalnya.

32
e. Pengembangan Instrumen Penilaian

1) Pengertian Pengembangan Instrumen

Pengembangan instrumen merupakan kegiatan pengembangan terhadap

konseptual teoritik yang disusun sesuai dengan konstruk dengan tujuan untuk

menghasilkan sebuah instrumen baku yang mengacu kepada teknik-teknik yang

sudah ditetapkan oleh para pakar secara bertahap dan proporsional (Firdaos,

2016:381). Dapat dikatakan bahwa pengembangan yang dilakukan disesuaikan

dengan model pengembangan yang ditetapkan oleh para ahli

Sementara itu menurut Borg dan Gall (dalam Ainin, 2013:96-97)

pengembangan adalah suatu desain penelitian yang bertujuan untuk

mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.Pengembangan instrumen

ini digunakan untuk mengatasi masalah pendidikan, meningkatkan efektivitas

Proses Belajar Mengajar (PBM) dan bukan untuk menguji teori. Tujuan penelitian

pengembangan adalah untuk memperkuat dasar-dasar empirik untuk mengkreasi

produk, alat pembelajaran maupun non-pembelajaran, dengan model-model baru

yang lebih baik.

Menurut Soenarto (dalam Adib, 2017:142) dalam bidang pendidikan

penelitian pengembangan instrumen bertujuan untuk menghasilkan produk yang

dapat digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan,

mencakup berbagai aspek pendidikan : pengembangan kurikulum, materi

pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, manajemen

laboratorium, pengembangan fasilitas, evaluasi dan penilaian pembelajaran, uji

kompetensi dan sertifikasi.

33
Berdasarkan pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa pengembangan

instrumen adalah kegiatan menghasilkan produk yang inovatif yang dapat

memperbaiki kelemahan-kelemahan dari produk sebelumnya dan dalam hal ini

produk yang dimaksudkan adalah instrumen penilaian. Dengan dilakukannya

pengembangan instrumen penilaian maka nantinya akan diperoleh instrumen

penilaian yang lebih baik dari instrumen penilaian yang telah ada.

2) Teknik Pengembangan Instrumen Tes

Menurut Mardapi (dalam Muttaqin dan Kusaeri, 2017:7) teknik

pengembangan instrumen penilaian terdiri dari sembilan langkah. Akan tetatapi

dalam penelitian ini langkah-langkah pengembangan instrumen dimodifikasi

sehingga terdiri dari tujuh langkah yaitu: (1) menyusun spesifikasi tes, (2) menulis

soal tes, (3) menelaah soal tes, (4) memperbaiki tes, (5) melakukan uji coba tes,

(6) menganalisis butir soal tes, (7) Menafsirkan hasil tes. Langkah-langkah

pengembangan instrumen menurut Mardapi yang tidak digunakan dalam

penelitian ini adalah merakit tes dan melaksanakan tes. Merakit tes tidak

digunakan karena langkah tersebut dilakukan pada saat memperbaiki tes.

Melaksanakan tes tidak digunakan karena langkah tersebut sama dengan dengan

tahap uji coba. Dengan asumsi bahwa hasil telaah yang dilakukan para ahli

mampu menjamin kualitas instrumen yang dibuat, maka uji coba yang dilakukan

dalam penelitian ini cukup sekali yaitu pada langkah kelima menyusun spesifikasi

tes.

34
1) menulis soal tes

Penulisan soal marupakan langkah menjabarkan indikator menjadi

pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan perincian pada

kisi-kisi yang telah dibuat. Setiap pertanyaan perlu disusun sedemikian

sehingga jelas yang ditanyakan dan jelas pula jawaban yang diinginkan atau

diharapkan. Penyusunan spesifikasi tes dimulai dengan; (1) menentukan

tujuan tes, yaitu untuk tes formatif dan sumatif, (2) menyusun kisi-kisi tes.

Kisi-kisi soal memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar, indikator,

daftar pokok bahasan dan, subpokok bahasan yang diujikan, langkah ini

merupakan tahap pendefinisian atau define. Selanjutnya Penulisan soal

merupakan langkah menjabarkan indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan

yang memiliki karakteristik sesuai dengan kisi-kisi soal yang telah dibuat,

butir soal ini merupakan draf awal, langkah ini merupakan tahap design.

(Amri dan Syahriani, 2018:59).

2) menelaah soal tes

Proses telaah soal dilakukan setelah soal selesai dibuat untuk menghindari

kekeliruan yang akan berakibat pada peserta didik tidak bisa memahami

maksud soal. Sebaiknya penelaah orang lain yang ahli dan bukan penyusun

agar lebih obyektif. Maksud telaah soal agar soal yang dihasilkan adalah

soal yang benar-benar berkualitas. Kegiatan peneleaahan tes disertai kisi-

kisi, kunci jawaban dan rubrik penskoran. Dalam penelaahan ini digunakan

pedoman penelaahan (lembar validasi) yang diserahkan kepada validator.

35
Lembar validasi tersebut disusun berdasarkan kaedah penulisan tes tertulis

yang mencakup materi, konstruksi, dan bahasa.

3) memperbaiki tes

Soal yang tidak sesuai dengan yang diharapkan berarti soal tidak

berkualitas. Pada soal ini perlu ada upaya perbaikan agar sampai pada soal

yang masuk kategori soal yang sesuai dengan patokan yang telah

distandarkan oleh para ahli evaluasi. Dengan demikian, ada soal yang

masih dapat diperbaiki dari segi bahasa, ada juga soal yang harus di revisi

total, baik yang menyangkut pokok soal maupun alternatif jawaban, bahkan

ada soal yang harus dibuang atau disisihkan karena tidak memenuhi standar

kualitas yang diharapkan.

4) melakukan uji coba tes

Tujuan soal diujicobakan agar diperoleh informasi mengenai soal tersebut

dari sisi reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, daya beda, pola jawaban,

efektifitas distraktor. Hasil ujicoba akan menjadi dasar dalam memperbaiki

soal jika diketahui soal belum sesuai dengan parameter soal berkualitas. Uji

coba dilakukan kepada peserta didik yang bukan akan mendapatkan soal

tersebut sebagai evaluasi. Setelah dianalisis oleh para ahli maka tahap

selanjutnya adalah melakukan kegiatan uji coba instrumen. Tujuan dari uji

coba adalah untuk memperoleh data empirik. Data empirik tersebut berguna

untuk menguji.

36
5) menganalisis butir soal tes

Soal yang baik adalah soal yang sudah mengalami uji coba dan revisi.

Analisis butir soal perangkat tes hasil uji coba dilakukan untuk

memeperoleh data tentang kualitas soal yang telah disusun. Data tersebut

mencakup beberapa hal, yaitu validitas, reliabilitas, uji beda dan tingkat

kesukaran.

6) Menafsirkan hasil tes

Langkah penafsiran data sebenarnya tidak dapat dilepaskan dari pengolahan

data, karena setelah mengolah data dengan sendirinya akan menafsirkan

hasil pengolahan itu. Hasil tes menghasilkan data kuantitatif yang berupa

skor. Skor ini kemudian ditafsirkan sehingga menjadi nilai, yaitu rendah,

menengah atau tinggi. Tinggi rendahnya nilai ini selalu dikaitkan dengan

acuan penilaian.

4. High Order Thinking Skills (HOTS)

a. Pengertian High Order Thinking Skills (HOTS)

HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur

kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang tidak sekadar

mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan

pengolahan (recite). Soal-soal HOTS pada konteks asesmen mengukur

kemampuan: 1) transfer satu konsep ke konsep lainnya, 2) memproses dan

menerapkan informasi, 3) mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-

beda, 4) menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan 5) menelaah

ide dan informasi secara kritis. Meskipun demikian, soal-soal yang berbasis

37
HOTS tidak berarti soal yang lebih sulit daripada soal recall (Setiawati dkk,

2018:10-11).

Sani (2019:2) menjelaskan keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS

(high order thingking skills) merupakan kemampuan berfikir strategis yaitu

kemampuan mengunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, menganalisa

argumen, negosiasi isu atau membuat prediksi. Kemampuan HOTS ini mencakup

berpikir kritis, problem solving, dan membuat keputusan. Sementara Pohan

(2020:195) mengungkapkan penilaian berbasis HOTS adalah penilaian yang

bertujuan untuk mengukur kemampuan berfikir kritis, logis, reflektis,

metakognitif dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat

tinggi.

Lie dkk (2020:2) menjelaskan HOTS sebagai kemampuan dalam

menggunakan dan mengolah proses berpikir di atas fakta. Seseorang yang

mempunyai keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak hanya mengatahui suatu

fakta tertentu, tetapi juga menggunakan pengetahuan yang diperoleh untuk

mengembangkan pengetahuan itu sendiri, dan pada dasarnya kemampuan berfikir

tingkat tinggi ini bisa dilatih. Oleh karena itu siapa saja bisa memiliki kemampuan

dalam berfikir tingkat tinggi.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa keterampilan berpikir

tingkat tinggi atau HOTS merupakan kemampuan yang dapat dikuasai oleh semua

peserta didik pada setiap jenjang pendidikan, selama peserta didik tersebut terus

dilatih dengan konsep elemen HOTS yaitu kritis, analitis, evaluatif dan kreatif.

38
Jika elemen HOTS pada peserta didik terus diasah melalui penilaian kemampuan

peserta didik maka kemampuan HOTS peserta didik akan terbentuk.

b. Dimensi HOTS (High Order Thinking Skills)

Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi

metakognitif. Dimensi metakognitif menggambarkan kemampuan

menghubungkan beberapa konsep yang berbeda, menginterpretasikan,

memecahkan masalah (problem solving), memilih strategi pemecahan masalah,

menemukan (discovery) metode baru, berargumen (reasoning), dan mengambil

keputusan yang tepat. Dimensi proses berpikir HOTS merujuk kepada Taksonomi

Bloom terdiri atas kemampuan menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi

(evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6). (Setiawati dkk, 2018:11).

Lie (2020:3-7) mengelompokkan dimensi HOT kedalam tiga dimensi

keterampilan berfikir yaitu: .

1) HOTS sebagai alih pengetahuan yaitu kemampuan untuk berpikir dan

bertanya dibalik fakta dengan menerapkan Taksonomi Bloom pada tingkat

kemampuan, penerapan, analisis, sintersis dan evaluasi.

2) HOTS sebagai kemampuan berpikir kritis yaitu mengamati dan

menjelaskan, membandingkan dan menghubungkan, menemukan

kompleksitas, menjelajahi pandangan, menalar, menanya, dan menelusuri.

3) HOTS sebagai penyelesaian masalah yaitu mengidentifikasi masalah yang

mesti diselesaikan, identifikasi hal-hal yang tidak relevan, menjelaskan dean

mengevalusia beberapa strategi, membuat model permasalahan, identifikasi

39
hambatan atau informasi tambahan untuk menyelesaikan masalah, dan

bernalar dengan data.

Sani (2020:3) menjelaskan dimensi dari keterampilan berpikir tingkat tinggi

atau HOTS yaitu mengacu kepada taksonomi Bloom yang berkaitan dengan

kemampuan menyelesaikan masalah, berpikiri kritis, dan berpikir kreatif.

Misalnya, untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan, peserta didik harus

mampu menganalisis pemarsalahan, memikirkan alternatif solusi, menerapkan

strategi penyelsaian masalah, serta mengevaluasi metode dan solusi yang

diterapkan.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa dimensi HOTS

merujuk kepada taksonomi Bloom yaitu menganalisa, mengevaluasi dan

mengkreasi, dengan menerapkan ketiga taksonomi Bloom tersebut, kemampuan

berfikir peserta didik dapat diarahkan kepada kemampuan tingkat tinggi, karena

ketiga tingkat pengetahuan tersebut dapat membantu peserta didik dalam

penyelesaian masalah secara kritis dan analitis.

c. Level Kognitif HOTS

Setiawati dkk (2018:15-17) menjelaskan bahwa pengelompokan level

kognitif terdiri atas pengetahuan dan pemahaman (level1), aplikasi (level 2), dan

penalaran (level 3). Akan tetapi level kognitif HOTS berada pada level 3 (L3)

yaitu level penalaran karena level penalaran mencakup dimensi proses berpikir

menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mengkreasi (C6). Pada dimensi proses

berpikir menganalisis (C4) menuntut kemampuan peserta didik untuk

menspesifikasi aspek-aspek/elemen, menguraikan, mengorganisir,

40
membandingkan, dan menemukan makna tersirat. Pada dimensi proses berpikir

mengevaluasi (C5) menuntut kemampuan peserta didik untuk menyusun

hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, membenarkan atau

menyalahkan. Sedangkan pada dimensi proses berpikir mengkreasi (C6) menuntut

kemampuan peserta didik untuk merancang, membangun, merencanakan,

memproduksi, menemukan, memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat,

memperindah, menggubah. Soal-soal pada level penalaran tidak selalu merupakan

soal-soal sulit. Adapun kata kerja operasional proses berpikir HOTS pada ranah

kognitif adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Kata Kerja L3 HOTS


Mengkreasi 1. Mengkreasi ide/gagasan sendiri
2. Kata kerja: mengkonstruksi, desain, kreasi,
mengembangakan, menulis, memformulasikan
Mengevaluasi 1. Mengambil keputusan sendiri
2. Kata kerja: evaluasi, menilai, menyanggah, memurutuskan,
memilih, mendukung
Menganalisis 1. Menspesifikasi aspek-aspek/elemen
2. Kata kerja: membandingkan, memeriksa, mengkritisi,
menguji
Sumber: Setiawati dkk (2018:15)

Menurut Hanifah (2019:4) level kognitif HOTS atau kemampuan berpikir

tingkat tinggi untuk mengolah informasi yang diperoleh dengan melibatkan proses

berpikir kreatif dan kritis analisis, evaluasi, dan cipta), serta dalam menghadapi

suatu situasi atau masalah tertentu yang membutuhkan suatu penyelesaian.

Sementara itu Fanny (2019:46) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis High

OrderThinking Skills merupakan suatu proses berpikir peserta didik dalam level

kognitif yang lebih tinggi yang dikembangkan dari berbagai konsep dan metode

41
kognitif dan taksonomi pembelajaran seperti metode problem solving, taksonomi

bloom, dan taksonomi pembelajaran, pengajaran, dan penilaian.

Taubah (2019:202-203) menjelaskan bahwa penilaian kognisi berbasis

HOTS berada pada level kognisi 3 (LK 3) degan level kemampuan yang harus

dimiliki oleh peserta didik adalah sebagai berikut:

1) Menganalisis yaitu siswa memiliki kemampuan menspesifikasi aspek-


aspek/elemen, baik itu materi pembelaranan atau apapun, yang di dapat dan
terjadi dalam proses pembelajaran. Kemampuan analisis yang dimiliki oleh
peserta adalah kemampuan dalam membandingkan, memeriksa, dan
mengkritik.
2) Mengevaluasi yaitu peserta didik mengambil keputusan sendiri tentang apa
yang akan atau tidak dia lakukan. Kemampuan siswa yang harus dimiliki
adalah kemampuan melakukan evaluasi, kemampuan menilai atau
memberikan penilaian terhadap semua hal yang ada disekelilingnya,
kemampuan dan keberanian untuk menyanggah, kemampuan memutuskan,
kemampuan memilih, dan kemampuan untuk mendukung atau memberikan
dukungan terhadap sesuatu hal yang dipilih.
3) Mengkreasi yaitu mengkreasi ide/gagasan sendiri. Diharapkan peserta didik
memiliki kemampuan mengkonstruksi, kemampuan mendesain, kemampuan
berkreasi, kemampuan mengembangkan keilmuan yang didapat,
kemampuan menulis, serta kemampuan memformulasikan konsep konsep
baru.

d. Langkah-langkah Penyusunan Soal HOTS

Teluma dan Rivaei (2019:69) menjelaskan bahwa soal HOTS yang disusun

harus mampu mengukur 3 hal berikut yaitu HOTS sebagai transfer of knowledge

(pentransferan ilmu), HOTS sebagai critical-creative thingking (berfikir kritis dan

kreatif), dan HOTS sebagai problem solving (pemcahan masalah). Selain itu,

dalam penulisan soal HOTS, dibutuhkan penguasaan materi ajar, keterampilan

dalam menulis soal (kontruksi soal), dan kreativitas guru dalam memilih stimulus

soal sesuai dengan situasi dan kondisi daerah di sekitar satuan pendidikan

(Hanifah, 2019:5) .

42
Setiawati (2018:18-19) menjelaskan bahwa dalam pembuatan butir soal

HOTS dituntut untuk dapat menentukan perilaku yang hendak diukur dan

merumuskan materi yang akan dijadikan dasar pertanyaan (stimulus) dalam

konteks tertentu sesuai dengan perilaku yang diharapkan. Berikut dipaparkan

langkah-langkah penyusunan soal-soal HOTS.

1) Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS


Terlebih dahulu guru-guru memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal
HOTS. Tidak semua KD dapat dibuatkan model-model soal HOTS. Oleh
karena itu, guru secara mandiri melakukan analisis terhadap KD yang dapat
dibuatkan soal-soal HOTS.
2) Menyusun kisi-kisi soal
Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk para guru dalam
menulis butir soal HOTS. Secara umum, kisi-kisi tersebut diperlukan untuk
memandu guru dalam memilih KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS,
memilih materi pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji,
merumuskan indikator soal, menentukan level kognitif serta menentukan
bentuk soal dan nomor soal
3) Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual
Stimulus yang digunakan hendaknya menarik, artinya mendorong peserta
didik untuk membaca stimulus. Stimulus yang menarik umumnya baru,
belum pernah dibaca oleh peserta didik. Sedangkan stimulus kontekstual
berarti stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari,
menarik, mendorong peserta didik untuk membaca.
4) Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal
HOTS. Kaidah penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah
penulisan butir soal pada umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek
materi, sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relatif sama.
5) Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban
Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan pedoman
penskoran atau kunci jawaban. Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk
soal uraian. Sedangkan kunci jawaban dibuat untuk bentuk soal pilihan
ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan isian singkat.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah peneitian yang

dilakukan oleh Rusdianto dkk (2020) dengan judul Pengembangan instrumen

43
Penilaian Berbasis Higher Order Thinking (HOT) Pelajaran Matematika Kelas IV

Sekolah Dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen penilaian berbasis

HOT yang dikembangkan berupa 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian pada

aspek materi, konstruksi dan bahasa dinyatakan valid secara teoritis berdasarkan

judgment ahli dan secara empiris instrumen valid dan reliabel berdasarkan hasil

analisis ujicoba lapangan. Pada soal pilihan ganda rata-rata validitas butir soal

0,46 “cukup baik”, koefisien reliabilitas sebesar 0,73 “baik”, sedangkan soal

uraian rata-rata validitas butir soal 0,76 “baik”, koefisien reliabilitas sebesar 0,81

“baik”. Secara umum instrumen penilaian yang dikembangkan telah memenuhi

kriteria tes yang baik, yaitu valid dan reliabel.

Penelitian relevan berikutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Utami

dan Wardani (2020) dengan judul Pengembangan Instrumen Penilaian Kognitif

dalam Pembelajaran Tematik Kelas 5 SD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

(1) cara mengembangkan instrumen penilaian kognitif yaitu menentukan tema,

KI, KD, IPK, tujuan pembelajaran, alat ukur, kisi-kisi, butir soal, uji coba, revisi

dan menentukan produk akhir (2) Instrumen butir soal berbentuk PG terdiri dari

42 butir. Berdasarkan analisis secara klasik, butir soal memiliki validitas tinggi

r=0,20, reliabilitas a=0,20 (a =938), tingkat kesukaran sedang 0,25 <P=0,75, daya

pembeda diterima P=0,20, daya pengecoh 59,5 % sangat baik dan 40,5 % baik.

Dengan demikian, instrumen penilaian kognitif pembelajaran tematik kelas 5 SD

ini layak digunakan.

Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian dengan judul

Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Kognitif Berbasis HOTS (High

44
Order Thinking Skills) Pada Muatan IPS Tema 6 Kelas V SD Padang Tahun

Ajaran 2020/2021. Persamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian

relevan yaitu sama-sama melakukan penelitian pengembangan pada instrumen

penilaian pada aspek koknitif berbasis HOTS. Sementara perbedaan penelitian

yang peneliti lakukan ini dengan penelitian relevan terletak pada mata pelajaran

dan objek penelitian.

C. Kerangka Konseptual.

Berdasarkan penelitian pengembangan instrumen penilaian kognitif berbasis

HOTS kelas V SD pada muatan IPS Tema 6, maka kerangka konseptual dari

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Proses penilaian yang berjalan belum menggunakan instrumen


penilaian HOTS

Dikembangkan instrumen penilaian HOTS

Instrumen penilaian HOTS di validasi dan di uji coba

Menghasilkan instrumen tes kognitif berbasis HOTS yang


valid dan praktis untuk menilai pengetahuan peserta didik
kelas V pada muatan IPS Tema 6

Gambar 2. Kerangka Konsepetual

45
BAB III
METODE PENGEMBANGAN

A. Model Pengembangan

Metode penelitian ini adalah Research and Development atau penelitian

pengembangan. Menurut Sugiono (dalam Lubis 2016:236) penelitian Research

and Development adalah suatu proses yang dipakai untuk menghasilkan produk

tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Pada penelitian ini produk yang

hendak dikembangkan yaitu instrumen penilaian kognitif berbasis HOTS pada

muatan IPS kelas V SD.

Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini yaitu model

prosedural. Model prosedural adalah model yang bersifat deskriptif yaitu

menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk.

Mengacu pada model yang digunakan tersebut, maka prosedur yang digunakan

merujuk pada model pengembangan 4-D (Define, design, develop, disseminate),

akan tetapi pada penelitian ini model pengembangan prosedural dibatasi kepada

tiga tahap yaitu tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design) dan

tahap pengembangan (develop). Hal ini karena di sesuaikan dengan tujuan

penelitian yaitu untuk menghasilkan instrumen tes kognitif berbasis HOTS yang

valid dan praktis untuk menilai hasil belajar siswa kelas V pada muatan IPS Tema

6 sehingga peneliti tidak perlu untuk melakukan tahap ke empat yaitu

penyebarluasan (disseminate).

46
B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan yang digunakan dalam pengembangan modul ini

terdiri dari beberapa tahap yakni: tahap pendefinisian (define), tahap perancangan

(design) dantahap pengembangan (develop). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada bagan berikut ini.

Analisis Analisis Analisis


Kurikulum Kebutuhan Siswa Define

Menentukan Tujuan Tes

Menyusun Kisi-kisi Tes Design

Merumuskan Soal Tes Berbasis HOTS

Uji Validasi

Revisi

Uji Praktikalitas

Develop
Revisi

Instrumen tes kognitif berbasis HOTS yang valid dan praktis


untuk menilai hasil belajar siswa kelas V SD
pada muatan IPSTema 6

Gambar 3. Posedur Pengembangan

47
1. Tahap Pendefinisian (Define)

Tahap ini dinamakan juga analisis kebutuhan yang tujuannya adalah untuk

menetapkan dan menentukan syarat-syarat sebelum melakukan pengembangan

produk yang dalam hal ini instrumen tes. Tahapan ini adalah untuk menentukan

spesifikasi tes yang berfungsi sebagai petunjuk praktis bagi penyusun tes yang

terdiri dari analisis kurikulum, analisis kebutuhan dan analisis karakter siswa.

a. Analisis Kurikulum

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap kurikulum 2013. Tujuan

dilakukannya analisis kurikulum supaya instrumen tes yang di kembangkan

berpedoman kepada SK dan KD pada kurikulum yang akan digunakan.

b. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan bertujuan untuk melihat permasalahan yang ditemukan

pada saat observasi awal yaitu intrumen penilaian yang digunakan guru masih

menerapkan keterampilan berfikir tingkat rendah dan guru belum melaksanakan

tuntutan kurikulum 2013 guru yaitu menerapkan keterampilan berfikir tingkat

tinggi (HOTS) pada intrumen penilaian kognitif siswa.

c. Analisis Siswa

Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi target pembelajaran yaitu

peserta didik. Identifikasi ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik peserta

didik yang merujuk kepada teori perkembangan kognitif Jean Piaget.

2. Tahap perancangan (Design)

Tahap perancangan bertujuan untuk merancang instrumen tes kognitif yang

dikembangkan. Tahap ini merupakan tahap penting dalam penelitian karena pada

48
tahap ini akan dirancang instrumen penilaian yang akan dikembangkan sehingga

diperoleh instrumen tes kognitif berbasis HOTS yang valid dan praktis. Tahap

perancangan terdiri atas menentukan tujuan tes, menyusun kisi-kisi tes dan

merumuskan soal tes berbasih HOTS

a. Menentukan Tujuan Tes

Menentukan tujuan tes sangat penting karena akan memberikan arah yang

jelas kepada pembuatan tes. Ditinjau dari tujuannya, terdapat empat macam tes

yaitu : (a) tes penempatan, (b) tes diagnostik, (c) tes formatif, dan (d) tes sumatif

(Ekawati dan Sumaryanta, 2011:11) .

b. Menyusun Kisi-kisi Tes

Setelah menentukan tujuan tes, kegiatan berikutnya adalah menyusun kisi-

kisi tes. Kisi-kisi yang dirancang berpedoman kepada kisi-kisi berbasis HOTS

Kemendikbud yang terdiri atas KD, indikator pencapaian kompetensi (IPK),

materi pokok, indikator soal, level kognitif, bentuk soal dan nomor soal.

c. Merusumuskan Soal Tes Berbasis HOTS

Setelah penyusunan kisi-kisi, langkah selanjutnya adalah menulis butir-

butir soal HOTS. Penulisan soal berbasis HOTS disesuaikan dengan kaidah

penulisan butir soal HOTS dan disesuaikan dengan kisi-kisi.

3. Tahap Pengembangan (Develop)

Tahap pengembangan bertujuan untuk menghasilkan instrumen tes kognitif

yang valid dan praktis. Tahap pengembangan terdiri atas:

49
a. Uji Validitas

Soal tes yang telah disusun kemudian di uji kevaliditasannya. Uji validitas

dilakukan melalui dua tahap. Pertama uji validitas isi yang dilakukan oleh

validator menggunakan lembar validitas. Lembar validitas adalah untuk

mengetahui kevaliditasan instrumen soal HOTS dilihat dari aspek kesesuaian soal

HOTS dengan materi, konstruksi, dan bahasa. Saran dan masukan dari validator

digunakan untuk revisi soal HOTS hingga diperoleh instrumen HOTS yang valid

dari segi materi, konstruksi, dan bahasa.

Setelah soal HOTS yang dirancang di validasi oleh validator, tahap

berikutnya yaitu melakukan validasi butir soal. Validasi butir soal diperoleh dari

lembar jawaban peserta didik yang dilakukan pada saat uji coba soal HOTS. Uji

coba soal HOTS dilakukan pada peserta didik di luar subjek penelitian akan tetapi

memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian yang dalam hal ini

sama-sama kelas V SD tetapi berbeda kelas atau sekolah. Lembar jawaban peserta

didik adalah untuk mengetahui kesahihan butir soal HOTS dilihat dari tingkat

validitas, indeks kesukaran, daya pembeda soal dan reliabilitas. Hasil validasi

butir soal HOTS digunakan untuk memperbaiki soal yang memiliki kekurangan

dari segi validitas, indeks kesukaran, daya pembeda soal dan reliabilitas sehingga

nantinya diperoleh soal HOTS yang layak untuk di uji cobakan pada subjek

penelitian.

b. Uji Praktikalitas

Setelah kevaliditasan instrumen soal HOTS diperoleh langkah berikutnya

yaitu melakukan uji praktikalitas. Uji praktikalitas tujuannya adalah untuk

50
memperoleh data empirik mengenai praktikalitas instrumen tes yang

dikembangkan. Uji praktikalitas dilakukan pada saat uji coba kepada subjek

penelitian.

C. Uji Coba

Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat

digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat kevalidan, kepraktisan, dan

keefektifan. Pada bagian uji coba ini disajikan subjek uji coba, jenis data,

instrument pengumpulan data, dan teknik analisis data.

1. Subjek Uji Coba

Merujuk kepada desain uji coba dimana desain uji coba dilakukan pada dua

tahap maka subjek uji coba dalam hal ini terdiri atas para ahli dan peserta didik.

Subjek uji coba para ahli terdiri atas dua orang para ahli yang dalam hal ini dosen

PGSD Universitas Bung Hatta Padang dan guru kelas V SDN 01 Bungo Pasang.

Sementara itu, subjek uji coba lapangan yaitu peserta didik kelas V SDN 01

Bungo Pasang yang berjumlah 26 orang.

2. Jenis Data

Jenis data pada penelitian ini adalah data primer. Data primer yang

dimaksud adalah data yang diperoleh secara langsung dari dosen, pendidik, dan

peserta didik. Data primer tersebut yaitu (1) skor validasi dari dosen dan guru, dan

(2) skor jawaban tes kognitif berbasis HOTS oleh peserta didik, dan (3) skor

praktikalisasi dari guru dan peserta didik.

51
3. Instrumen Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan instrumen pengumpulan data berupa lembar

validasi, instrumen penilaian tes tertulis dan lembar praktikalisasi.

a. Lembar Validasi Isi

Lembar validasi isi berupa format penelaahan instrumen penilaian yang di

nilai oleh validator atau para ahli. Lembar validasi pada penelitian ini terdiri atas

dua yaitu lembar validasi per item soal tes dan lembar validasi instrumen tes.

1) Lembar validasi item soal adalah untuk mengetahui ketepatan dari materi,

konstruksi dan kebahasaan pada masing-masing item soal. Tujuannya jika ada

kekurangan atau kesalahan dari item soal menurut para ahli maka peneliti dapat

memperbaiki secara tepat item soal tersebut. Lembar validasi item soal dapat

dilihat pada Lampiran 5. Adapun prosedur penggunaan lembar validasi yaitu

validator diminta untuk memberikan penilaian terhadap item soal pada

instrumen tes objektif berbasis HOTS dengan pilihan jawaban sebagai berikut:

SB = Sangat Baik

B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

Aspek yang dinilai oleh Validator terdiri atas tiga yaitu aspek materi,

konstruksi dan kebahasaan. Adapun kisi-kisi lembar validasi yang disusun adalah

sebagai berikut:

52
Tabel 2. Kisi-kisi Validitas Isi per Item Soal Tes berbasis HOTS
Aspek yang
No Indikator Instrumen
diamati
1. Kesesuaian item soal dengan materi IPS
Materi
Tema 6 Subtema 3 kelas V SD
Kesesuaian item soal dengan indikator
Lembar
2. Konstruksi Kompetensi Dasar IPS Tema 6 Subtema 3
Validasi
kelas V SD
Item soal menggunakan bahasa Indonesia
3. Kebahasaan
yang baik dan benar

2) Lembar validasi soal adalah untuk mengetahui ketepatan dari materi,

konstruksi dan kebahasaan intrumen tes secara keseluruhan. Tujuannya supaya

diketahui kevaliditasan isi intrumen tes secara keseluruhan. Lembar validasi

soal dapat dilihat pada Lampiran 5. Adapun prosedur penggunaan lembar

validasi yaitu validator diminta untuk memberikan penilaian terhadap item soal

pada instrumen tes objektif dengan pilihan jawaban yaitu:

SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

Aspek yang dinilai oleh Validator pada lembar validasi item soal terdiri atas

tiga aspek yaitu materi, konstruksi dan kebahasaan. Adapun kisi-kisi lembar

validasi yang disusun adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Kisi-kisi Validitas Isi Soal Tes berbasis HOTS


Aspek yang No
No Indikator Instrumen
diamati Pernyataan
1. Materi Merepresentasikan kompetensi 1-7
2. Konstruksi Memenuhi persyaratan teknis 8-13 Lembar
Penggunaan bahasa yang baik 14-16 Validasi
3. Kebahasaan
dan benar serta komunikatif

53
b. Instrumen Penilaian Berbasis HOTS

Instrumen penilaian berbasis HOTS yang dikembangkan dalam penelitian

ini adalah tes objektif pilihan ganda. Instrumen penilaian tes tersebut digunakan

pada saat uji coba instrumen. Setelah dilakukan uji coba maka hasilnya akan

dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya beda

soal tes. Adapun bentuk penskoran butir soal pada instrumen penilaian berbasis

HOTS adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Kriteria Penskoran Instrumen Penilaian Tes berbasi HOTS


Skor
2 1 0
Jawaban benar dan tepat Jawaban benar tetapi Jawaban salah
belum tepat

Sementara itu penilaiannya menggunakan rumus sebagai berikut:

jumlah jawaban
Nilai = x100
jumlah nilai tertinggi

c. Lembar Praktikalitas

Lembar praktikalitas diberikan setelah intrumen penilaian berbasis HOTS di

uji cobakan. Lembar praktikalitas ini tujuannya adalah untuk mengetahui

kepraktisan instrumen ketika digunakan dalam pembelajaran di sekolah dilihat

dari kemudahan penggunaan, pemahaman konsep dan materi, efisiensi waktu dan

minat peserta didik (Sukardi, 2011:52). Lembar pratikalisasi dapat dilihat pada

Lampiran 7 dan 8. Uji praktikalitas dilakukan oleh guru dan peserta didik dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

54
1) Uji Praktikalitas oleh guru

a) Memberikan instrumen penilaian berbasis HOTS yang telah dikembangkan

kepada guru untuk selanjutnya digunakan oleh guru.

b) Guru mengisi lembar praktikalisasi dilihat dari kemudahan penggunaan,

manfaat dan efisiensi waktu instrumen penilaian berbasis HOTS.

2) Uji Praktikalitas oleh peserta didik

a) Memberikan instrumen penilaian berbasis HOTS yang telah dikembangkan

kepada peserta didik untuk selanjutnya dijawab seluruh pertanyaan yang

diberikan oleh peserta didik.

b) Setelah lembar jawaban peserta didik dikumpul oleh peneliti, kemudian

peneliti membagikan lembar praktikalisasi kepada peserta didik

4. Teknik Analisis Data

Tekni analisis data pada penelitian pengembangan instrumen tes kognitif ini

dilakukan dengan cara menganalisis validasi dari para ahli dan analisis butir soal

Tujuanmya adalah untuk menghasilkan item soal HOTS yang bermutu dan

relevan dengan materi IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V SD.

a. Analisis Validasi Expert

Analisis validasi expert atau ahli adalah analisis yang dilakukan dengan cara

menilai validitas isi dari instrumen tes. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui

kelayakan dan kevaliditasan item soal tes yang akan dikembangkan dilihat dari

aspek materi, konstruksi dan bahasa dengan kriteria penilaian yaitu:

SB = Sangat Baik dengan bobot nilai 4


B = Baik dengan bobot nilai 3

55
C = Cukup dengan bobot nilai 2
K = Kurang dengan bobot 1

Adapun formula yang dipakai untuk validasi setiap item soal adalah

menggunakan formula validitas yang dikemukakan oleh Aiken. Formula ini

didasarkan pada hasil penilaian panel ahli sebanyak orang terhadap suatu item

mengenai sejauh mana item tersebut mewakili konstrak. Rumus untuk

menghitung koefisien validitas Aiken’s V adalah sebagai berikut.

∑s
V= 𝑛 (𝑐−1)

Keterangan :
s = r – lo
lo = Angka penilaian terendah (dalam hal ini = 1)
c = Angka penilaian tertinggi ( dalam hal ini = 4 )
r = Angka yang diberikan oleh seorang penilai
n = Banyaknya Validator (Penilai).

Sementara itu untuk melihat nilai validatas secara keseluruhan adalah

dengan cara:

a. Menentukan skor tertinggi

Skor tertinggi = jumlah validator x jumlah soal x skor maksimum

b. Menentukan jumlah skor dari masing-masing soal dengan menjumlahkan

semua skor yang diperoleh dari masing-masing soal.

c. Penentuan nilai validitas dengan cara:

jumlah skor yang diperoleh


Nilai validitas = jumlah skor tertinggi

Adapun kriteria yang digunakan dalam menilai validitas isi dari soal tes

yang dilakukan oleh validator adalah sebagai berikut

56
Tabel 5. Kriteria Penilaian Validitas
Nilai Kriteria
0,81 – 1,00 Sangat Valid
0,61 – 0,80 Valid
0,41 - 0,60 Cukup
0,21 - 0,40 Kurang Valid
0,00 - 0,20 Tidak Valid

b. Analisis Butir Soal HOTS

Instrumen penilaian berbasis HOTS yang telah di uji cobakan kemudian

dilakukan analisis butir soal HOTS tujuannya adalah untuk memperoleh informasi

apakah instrumen yang disusun telah sesuai dengan parameter butir soal yang

relevan dilihat dari kevaliditasannya, indeks kesukaran, daya beda soal dan

reliabilitas.

1) Validitas Tes

Menurut Arikunto (2012:73), “sebuah tes dikatakan valid apabila tes

tersebut dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur”. Dalam menentukan

validitas instrumen tes pada hasil belajar IPS dalam bentuk objektif digunakan

rumus korelasi product moment dyaitu sebagai berikut:

𝑁 ∑ 𝑋𝑌−∑ 𝑋 ∑ 𝑌
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑𝑋 2−(∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑𝑌 2−(∑𝑌)2}

Keterangan:

rxy : Koefesien korelasi antara variable X dan Y


N : Jumlah siswa
∑ XY : Jumlah perkalian antar X dengan Y
∑X : Jumlah skor masing-masing butir soal
∑Y : Jumlah skor masing-masing test
∑ Y2 : Jumlah kuadrat masing-masing Y

57
∑ (X)2 :
Jumlah X dikuadratkan
∑ (Y)2 :
Jumlah Y dikuadratkan

Hasil pencarian validitas dibandingkan dengan kriteria koefisien korelasi,

yaitu dengan interpretasi dapat dilihat seperti Tabel di bawah ini.

Tabel 6. Koefesien Korerasi Validitas


No Validitas Kriteria
1 0,80-1,00 Sangat Tinggi
2 0,60-0,79 Tinggi
3 0,40-0,59 Cukup
4 0,20-0,39 Rendah
5 0,00-0,19 Sangat Rendah
Sumber: Arikunto (2012:89)

2) Indeks Kesukaran Soal

Indeks kesukaran soal adalah alat yang digunakan untuk menyatakan apakah

soal yang diteskan tergolong ke dalam kategori mudah, sedang, atau sukar.

Arikunto (2012:2220), menyatakan “bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak

terlalu mudah atau tidak terlalu sukar”. Untuk mengetahui indeks tingkat

kesukaran soal digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudijono (dalam Amalia

dan Widayti, 2012:9) yaitu:

Jumlah skor pada suatu soal


Mean =
Jumlah siswa yang menggunakan tes

Mean
Indeks Kesukaran =
Skor maksimum yang telah ditetapkan

Berdasarkan dari hasil analisis uji coba soal maka diperoleh soal dengan

kriteria sukar, sedang dan mudah. Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks

kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:

58
Tabel 7. Klasifikasi Indeks Kesukaran Butir Soal
No Indeks Kesukaran Soal Kriteria
1 0,00-0,30 Sukar
2 0,31-0,70 Sedang
3 0,71-1,00 Mudah
Sumber: Arikunto (2012:225)

3) Daya Pembeda Soal

Menurut Arikunto (2012:226) “daya pembeda soal adalah kemampuan

sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)

dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)”. Angka yang menunjukkan

besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D (d besar). Seperti

hanya indeks kesukaran, indeks diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar antara

0,00 sampai 1,00.

Rumus untuk menentukan indeks deskriminasi menurut Arikunto

(2012:228):

𝐵𝐴 𝐵𝐵
𝐷= − = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵
𝐽𝐴 𝐽𝐵

Keterangan:

D : Daya pembeda soal yang dicari.


JA : Banyak peserta kelompok atas
JB : Banyak peserta kelompok bawah
BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar.
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar.
PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
PB : Propersi peserta kelompok bawah yang mnjawab benar.

Berdasarkan hasil analisis uji coba soal maka diperoleh daya pembeda soal

dengan kriteteria jelek, cukup, baik dan baik sekali. Menurut ketentuan yang

sering diikuti, kriteria daya pembeda dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

59
Tabel 8. Klasifikasi Daya Pembeda
No Daya Pembeda Kriteria
1 0,00-0,20 Jelek
2 0,21-0,40 Cukup
3 0,41-0,70 Baik
4 0,71-1,00 Baik Sekali
Sumber: Arikunto (2012:232)

4) Reliabilitas Tes

Menurut Arikunto (2012:100) “reliabilitas berhubungan dengan masalah

ketetapan hasil tes”. Reliabilitas instrumen dibutuhkan adalah untuk mengetahui

kemampuan suatu tes untuk memberikan hasil yang relatif ajeg atau tetap bila

digunakan pada waktu atau tempat yang berlainan (Fitrifitanofa dkk, 2013:97).

Untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus alpha sebagai berikut:

𝑛 ∑ 𝜎𝑖2
r11 = [𝑛−1] (1 − )
𝜎𝑡2

Keterangan:

r11 : Reabilitas

n : Jumlah responden

𝜎𝑡2 : Varians nilai total

∑ 𝜎𝑖2 : Total varians butir soal (Arikunto, 2010:101)

(𝛴𝑥)²
𝛴х² −
𝜎𝑖2 = 𝑛
𝑛

Keterangan:

∑x : Total jawaban responden

n : Jumlah responden (Arikunto, 2010:101)

60
Tabel 9. Klasifikasi Koefesien Reliabilitas
No Indeks Realibilitas Klasifikasi
1 𝑟11= 0,00 Tidak ada
2 0,00< 𝑟11 ≤0,20 Sangat Rendah
3 0,20 <𝑟11 ≤0,40 Rendah
4 0,40 <𝑟11 ≤ 0,60 Cukup
5 0,60 <𝑟11 ≤0,80 Tinggi
6 0,80 <𝑟11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi
Sumber: Sundayana (2016:70)

c. Analisis Praktikalitas

Analisis praktikalitas dilakukan dengan cara menilai kepraktisan instrumen

penilaian berbasis HOTS yang dikembangkan dilihat dari kemudahan

penggunaan, manfaat dan efisiensi waktu. Kriteria penilaian praktikalitas ini

yaitu:

SS = Sangat Setuju dengan bobot nilai 5

S = Setuju dengan bobot nilai 4

KS = Kurang Setuju dengan bobot nilai 3

TS = Tidak Setuju dengan bobot 2

STS = Sangat Tidak Setuju dengan bobot 1

Analisis praktikalitas dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan skor maksimum

Skor Maks = Jumlah responden x Jumlah item pernyataan x skor tertinggi

b. Menentukan jumlah skor masing-masing responden dengan menjumlahkan

semua skor yang diperoleh dari masing-masing item pertanyaan.

c. Menentukan skor yang diperoleh dengan menjumlahkan skor masing-

masing responden.

61
d. Penentuan nilai praktikalitas

Nilai praktikalitas = jumlah skor yang diperoleh x 100%


Skor tertinggi

Adapun kriteria yang digunakan dalam menilai praktikalitas intrumen

penilaian berbasis HOTS yang dikembangkan adalah sebagai berikut

Tabel 10. Kriteria Penilaian Praktikalitas


Persentase Kriteria
81 – 100 % Sangat praktis
61 – 80 % Praktis
41 – 60 % Cukup praktis
21 – 40 % Kurang praktis
0 – 20 % Tidak praktis
Sumber: Yanto (2019:79)

62
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengembangan

1. Penyajian Data Uji Coba

Penelitian dilakukan di SD Negeri 01 Bungo Pasang pada tanggal 5 Maret

2021 sampai 6 Maret 2021. Penelitian yang dilakukan untuk menguji validitas dan

praktikalitas instrumen penilaian kognitif berbasis HOTS pada muatan IPS Tema

6 Subtema 3 kelas V SD. Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan

uji validitas isi dan validitas butir soal HOTS. Validitas isi dilakukan oleh 2 orang

ahli, sedangkan validitas butir soal HOTS dilakukan oleh peserta didik kelas V

SD Negeri 13 Surau Gadang. Setelah diperoleh instrumen penilaian HOTS yang

valid kemudian dilakukan uji praktikalitas dengan melakukan uji coba instrumen

penilaian kognitif berbasis HOTS pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V di

SD Negeri 01 Bungo Pasang menggunakan lembar praktikalitas oleh guru dan

siswa. Adapun tahap pelaksanaan penelitian dijabarkan pada subbab berikut ini.

a. Tahap Pendefinisian (define)

Tahap pendefinisian merupakan tahap dilakukannya perancangan instrumen

tes berbasis HOTS yang akan dikembangkan. Kegiatan tahap pendefinisian

dimulai dengan menganalisis kurikulum, analisis kebutuhan dan analisis siswa.

1) Analisis Kurikulum

Pengembangan instrumen penilaian berbasi HOTS disesuaikan dengan

kurikulum 2013. Adapun kurikulum 2013 yang digunakan yaitu kurikulum 2013

edisi revisi 2017. Berdasarkan analisis silabus kurikulum 2013 diketahui bahwa

63
tema muatan IPS kelas V SD yang sedang dipelajari adalah Tema 6 yaitu Panas

dan Perpindahannya dengan Subtema 3 yaitu Pengaruh Kalor Terhadap

Kehidupan. Berdasarkan analisis tersebut, pengembangan instrumen penilaian

berbasis HOTS muatan IPS menggunakan silabus Tema 6 Subtema 3 Kelas V SD

yang dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 102.

Analisis kurikulum yang dilakukan disesuaikan dengan KI, KD serta materi

pokok yang akan dicapai pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3 Kelas V SD

sebagaimana yang dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini.

Tabel 11. KI, KD dan Materi Pokok Muatan IPS Tema 6 Subtema 3 Kelas
V SD
KI KD Materi Pokok
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai 3.2Menganalisis a) Pembangunan
ajaran agama yang dianutnya bentuk-bentuk sosial budaya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, interaksi manusia
dengan b) Pembangunan
santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi lingkungan dan ekonomi
dengan keluarga, teman, guru, dan pengaruhnya
c) Interaksi sosial
tetangga, dan negara terhadap
pembangunan budaya dan
3. Memahami pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif sosial, budaya, ekonomi
pada tingkat dasar dengan cara
dan ekonomi
masyarakat d) Permasalah
mengamati, menanya, dan mencoba
Indonesia. sosial
berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan e) Dampak
4.2Menyajikan hasil
kegiatannya, dan benda-benda yang analisis tentang interkasi
dijumpainya di rumah, di sekolah, dan interaksi manusia manusia
tempat bermain dengan
4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan terhadap alam
lingkungan dan
bertindak kreatif, produktif, kritis, pengaruhnya f) usaha untuk
mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. terhadap menatasi
Dalam bahasa yang jelas, sistematis, pembangunan
logis dan kritis, dalam karya yang estetis, sosial, budaya, permasalahan
dalam gerakan yang mencerminkan anak dan ekonomi sosial dan
sehat, dan tindakan yang mencerminkan masyarakat
lingkungan
perilaku anak sesuai dengan tahap Indonesia.
perkembangannya
(Sumber: Silabus Kelas V SDN 01 Bungo Pasang)

64
Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa terdapat dua KD pada muatan IPS

Tema 6 Subtema 3 dengan enam materi pokok yang terdapat pada pembelajaran

ke 3, 4, dan 6. Berdasarkan kepada tujuan penelitian maka KD yang digunakan

adalah KD yang berhubungan dengan KI-3 (pengetahuan) pada muatan IPS kelas

V SD yaitu KD 3.2 “Menganalisis bentuk-bentuk interaksi manusia dengan

lingkungan dan pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi

masyarakat Indonesia”. Pemilihan KD ini juga berdasarkan pertimbangan dalam

langkah-langkah pembuatan soal HOTS yaitu memilih KD yang sesuai dengan

model-model soal HOTS, dan berdasarkan pertimbangan tersebut, KD 3.2 muatan

IPS Tema 6 dan Subtema 3 dapat dikembangkan ke dalam soal-soal berbasis

HOTS karena materi muatan IPS Tema 6 dan Subtema 3 dapat disajiikan dalam

bentuk analisis dan penalaran.

Hasil dari analisis KD dan materi muatan IPS Tema 6 Subtema 3

selanjutnya dijabarkan ke dalam indikator soal. Penjabaran indikator disesuaikan

dengan materi pokok muatan IPS Tema 6 dan Subtema 3 sehingga nantinya dapat

dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan konsep-konsep yang diperlukan

dalam pembuatan soal sehingga sesuai dengan materi yang dipelajari.

Berdasarkan hasil analisis analisis KD dan materi muatan IPS Tema 6 Subtema 3,

peneliti menjabarkan indikator soal sebanyak 15 indikator sebagaimana yang

dapat dilihat pada Tabel 12 berikut ini..

65
Tabel 12. Indikator Soal Berbasis HOTS Muatan IPS Tema 6 Subtema 3
Level
Indikator Soal
Kognitif
1. Disajikan peran masyarakat terhadap sosial budaya, peserta didik C4
dapat menyeleksi perannya dalam pembangunan sosial budaya
daerahnya
2. Disajikan gambar permainan tradisional anak Indonesia, peserta C4
didik dapat menganalisis perannya untuk menjaga warisan budaya
dan tradisi
3. Disajikan gambar pembangunan ekonomi dengan memanfaatkan C5
lingkungan, peserta didik dapat menilai peran lingkungan dalam
pembangunan ekonomi masyarakat dan daerah
4. Disajikan gambar pembangunan ekonomi dengan memanfaatkan C5
alam, peserta didik dapat mengevaluasi peran alam dalam
pembangunan ekonomi masyarakat
5. Disajikan cerita yang berhubungan dengan interaksi sosial, peserta C4
didik dapat menganalisis bentuk interaksi sosial di tengah
masyarakat
6. Disajikan cerita yang berhubungan dengan interaksi sosial, peserta C5
didik dapat mengevaluasi pengaruh interaksi sosial terhadap
pembangunan ekonomi masyarakat
7. Disajikan gambar yang berhubungan dengan interaksi budaya, C4
peserta didik dapat menganalisis bentuk dari interaksi budaya yang
terjadi di tengah masyarakat
8. Disajikan cerita yang berhubungan dengan permasalahan sosial, C5
peserta didik dapat menilai penyebab timbulnya permasalahan sosial
9. Disajikan gambar yang berhubungan dengan permasalahan sosial, C6
peserta didik dapat menyimpulkan dampak dari permasalahan sosial
10. Disajikan gambar yang berhubungan dengan permasalahan sosial, C6
peserta didik dapat menyimpulkan dampak dari suatu permasalahan
sosial yang terjadi di sekitarnya
11. Disajikan gambar dan cerita yang berhubungan dengan dampak C5
interaksi manusia terhadap alam, peserta didik dapat mengevaluasi
dampak interaksi manusia terhadap alam dan hewan
12. Disajikan gambar dan cerita yang berhubungan dengan dampak C6
interaksi manusia terhadap alam, peserta didik dapat menyimpulkan
dampak dari polusi udara dan air terhadap kehidupan dan alam
13. Disajikan gambar yang berhubungan dengan usaha mengatasi C6
permasalahan sosial dan lingkungan, peserta didik dapat
mengkategorikan usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah banjir
14. Disajikan gambar yang berhubungan dengan permasalahan sosial, C4
peserta didik dapat menganalisis usaha yang dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan macet
15. Disajikan gambar yang berhubungan dengan usaha untuk mengatasi C6
permasalahan lingkungan, peserta didik dapat mengkategorikan
usaha yang dapat dilakukannya untuk mengatasi masalah pemanasan
global

66
2) Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan adalah untuk mengetahui permasalahan yang terjadi

dalam lingkungan pendidikan. Analisis kebutuhan ini dilakukan pada saat

observasi awal. Hasil observasi di SDN 01 Bungo Pasang diketahui bahwa masih

terdapat guru SD yang belum melaksanakan tuntutan kurikulum 2013 yaitu

menerapkan keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS) pada intrumen penilaian

kognitif peserta didik sehingga keterampilan berfikir tingkat tinggi peserta didik

belum terlatih secara baik. Guna memenuhi tuntutan kurikulum 2013 maka

dibutuhkan pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS supaya

ketarampilan berfikir tingkat tinggi peserta didik dapat dilatih khususnya pada

tingkat Sekolah Dasar yang jarang memperoleh soal-soal yang dapat mengasah

keterampilan tingkat tinggi peserta didik.

3) Analisis Siswa

Analisis siswa dilakukan untuk mengidentifikasi target pembelajaran yaitu

peserta didik guna mengetahui kesesuaian produk yang akan dikembangkan

dengan karakteristik peserta didik. Pengembangan produk yang dilakukan

berhubungan dengan kognitif peserta didik dalam hal keterampilan berfikit tingkat

tinggi, karena itu identifikasi karakteristik peserta didik dalam hal ini merujuk

kepada teori perkembangan kognitif Jean Piaget.

Tujuan digunakannya teori perkembangan kognitif Jean Piaget adalah untuk

mengetahui kesesuaian kemampuan kognitif peserta didik tingkat SD dengan

level kognitif keterampilan berfikir tingkat tinggi yang menggunakan Level

67
kognitif 3 (penalaran) mencakup dimensi proses berpikir menganalisis (C4),

mengevaluasi (C5), dan mengkreasi (C6).

Berdasarkan teori Piaget diketahui bahwa anak usia 6 sampai 12 tahun

masuk kepada tahap operasional konkrit dimana anak usia ini sudah cukup

matang untuk menggunakan pemikiran logika atau operasi (Ibda, 2015:32). Ini

berarti karakter anak usia 6 sampai 12 atau anak pada jenjang pendidikan sekolah

dasar sudah mampu untuk berpikir dan menalar secara logis, memahami konsep,

dan mengorganisasikan objek. Sementara itu, pada siswa kelas V yaitu usia 10

dan 11 tahun menurut Bujuri (2018:40-46) kemampuan kognitifnya sudah berada

pada tingkatan C4, C5 dan C6.

Hasil analisis karakteristik peserta didik dapat dikatakan bahwa level

kognitif peserta didik kelas V SD sudah berada pada tingkatan berfikir tingkat

tinggi C4, C5 dan C6. Dalam artian, peserta didik kelas V SD sudah memiliki

kemampuan dalam menalar, menganalisis dan mengkritisi. Berdasarkan analisis

karakteri peserta didik maka dapat dikatakan bahwa keterampilan berfikir tingkat

tinggi (HOTS) sudah bisa diterapkan pada siswa kelas V SD.

b. Tahap Perancangan (Design)

Tahap perancangan merupakan tahap penting dalam penelitian

pengembangan karena pada tahap ini instrumen penilaian yang akan

dikembangkan di rancang dan disusun sehingga nantinya dapat diperoleh

instrumen tes kognitif berbasis HOTS yang valid dan relevan dengan materi IPS

Tema 6 Subtema 3 kelas V SD. Langkah awal yang dilakukan pada tahap

68
perancangan ini adalah menentukan tujuan tes, kemudian menyusun kisi-kisi tes

dan merumuskan soal tes berbasis HOTS.

1) Menentukan Tujuan Tes

Supaya dapat memberikan arah yang jelas kepada pembuatan instrumen tes

berbasis HOTS, maka terlebih dahulu perlu ditentukan tujuan dari pembuatan tes,

apakah untuk tes formatif atau sumatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mendapatkan instrumen tes berbasis HOTS yang valid dan praktis dalam

mengukur pengetahuan peserta didik pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3 karena

itu tujuan pembuatan instrumen tes berbasis HOTS adalah untuk mengukur atau

menilai pencapaian aspek kognitif peserta didik pada satu KD muatan IPS.

Berdasarkan hal tersebut, tujuan dilakukannya tes adalah untuk tes formatif yang

dilakukan setelah guru selesai memberikan materi muatan IPS Tema 6 Subtema 3

kepada siswa kelas V SD di SDN 01 Bungo Pasang.

2) Menyusun Kisi-kisi Tes

Setelah tujuan tes ditentukan, langkah selanjutnya menyusu kisi-kisi. Tujuan

penyusunan kisi-kisi soal adalah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai

petunjuk dalam menulis soal agar kegiatan penilaian yang disusun relevan dengan

kegiatan pembelajaran. Kisi-kisi yang dirancang berpedoman kepada kisi-kisi

berbasis HOTS Kemendikbud yang terdiri atas KD, materi, indikator soal, level

kognitif, bentuk soal dan nomor soal. Kisi-kisi tes disajikan dalam bentuk matriks

yang dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 105.

Pada penyusunan kisi-kisi juga ditentukan bentuk soal yang akan

digunakan. Bentuk soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah objektif

69
pilihan ganda. Pemilihan bentuk soal tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa

soal objektif pilihan ganda memiliki keunggulan untuk mengetahui kemampuan

dasar peserta didik secara objektif mengenai materi IPS pada Tema 6 Subtema 3

kelas V SD. Bentuk soal pilihan ganda yang digunakan yaitu menyajikan pokok

persoalan yang harus dijawab peserta didik dengan memilih satu jawaban yang

sesuai dengan kriteria HOTS dari empat pilihan jawaban yang diberikan. Adapun

bentuk penskoran tes yang digunakan yaitu menggunakan rubrik penskoran

holistik sebagaimana yang dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 13. Rubrik Skor Soal Berbasis HOTS


Skor
2 1 0
Jawaban benar dan tepat Jawaban benar tetapi Jawaban salah
belum tepat

Penilaian lembar jawaban peserta didik menggunakan rumus sebagai

berikut:

jumlah jawaban
Nilai = x100
jumlah nilai tertinggi

3) Merumuskan Soal Tes Berbasis HOTS

Setelah penyusunan kisi-kisi, langkah selanjutnya adalah menulis butir-butir

soal tes yang merujuk kepada kaedah penulisan butir soal HOTS. Kaedah

penulisan butir soal HOTS terletak pada stimulus yang digunakan. Oleh karena

itu, sebelum merumuskan soal terlebih dahulu dipilih stimulus yang akan

digunakan. Pada butir soal HOTS, stimulus yang dipilih adalah stimulus yang

meransang peserta didik untuk membaca karena itu bentuk soal yang digunakan

umumnya dalam bentuk cerita, dan konteks dari stimulus sehubungan dengan

70
kenyataan dalam kehidupan sehari-hari yang dipilih dari lingkungan sosial serta

situasi di daerah peserta didik. Selain itu, soal tes juga menggunakan gambar-

gambar yang berkaitan dengan soal sehingga peserta didik tertarik untuk

mengerjakannya.

Setelah stimulus ditentukan, langkah penyusunan soal HOTS berikutnya

adalah menulis butir soal. Butir soal dibuat bersarkan kisi-kisi yang telah

dirancang dan pada kisi-kisi jumlah soal dibuat berdasarkan indikator soal yaitu

sebanyak 15 soal. Selain itu, penulisan butir soal juga disesuaikan dengan kaidah

penulisan butir soal HOTSi. Kaidah penulisan butir soal HOTS yaitu

menggunakan level kognitif 3 (L3) penalaran yang mencakup dimensi proses

berpikir C4 (menyeleksi, menganalisis), C5 (mengevaluasi, menilai), C6

(menyimpulkan, mengkategorikan).

Instrumen penilaian HOTS yang dikembangkan diproses dengan

menggunakan Microsoft Word 2007 yang berperan menata kumpulan gambar dan

kalimat untuk dijadikan sebuah halaman dan desain cover menggunakan Corel

Draw X7. Gambar-gambar yang digunakan dalam intrumen penilaian HOTS

diambil dari internet yang relevan dengan butir soal yang diberikan. Adapun

desain produk pengembangan instrumen penilaian HOTS terdiri dari cover depan

dan cover belakang, kata pengantar, isi buku, kompetensi inti, daftar isi, pemetaan

kompetensi dasar, instrumen penilaian HOTS dan daftar pustaka. Desain

instrumen dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini.

71
Tabel 14. Desain Instrumen Penilaian Berbasis HOTS
Komporen
No Desain Keterangan
Produk
Bagian cover instrumen
penilaian berbasis HOTS
memuat identitas
instrumen berbasi HOTS
yang meliputi judul
instrumen, logo Bung
Cover Hatta, lambang sekolah
1
Depan dasar, nama penyusun
dan nama pembimbing.

Bagian kata pengantar


berisi gambaran umum
tentang instrumen
penilaian berbasis HOTS
sehingga peserta didik
dapat berfikir secara
Kata kritis
2
Pengantar

Bagian isi buku berisi


penjelasan mengenai
tujuan dan struktur
penulisan dari instrumen
penilaian berbasis HOTS
sehingga pembaca dapat
memahami maksud
3 Isi Buku dirancangnya buku
instrumen penilaian
berbasis HOTS

72
Bagian kompetensi inti
berisi gambaran
mengenai standar
kompetensi yang harus
dicapai oleh peserta
didik

Kompetensi
4
Inti

Bagian daftar isi berisi


halaman yang dapat
memudahkan pembaca
dalam menemukan
halaman-halaman buku
yang ingin ditemukan

5 Daftar Isi

Bagian judul tema dan


subtema berisi tema dan
subtema yang dipelajari
yang dalam hal ini Tema
6 dan Subtema 3

Judul Tema
6 dan
Subtema

73
Bagian analisis
kompetensi dasar berisi
penjelasan mengenai
kompetensi dasar yang
harus di capai oleh
peserta didik
Analisis
7 Kompetensi
Dasar

Bagian pemetaan
kompetensi dasar berisi
penjelasan mengenai
pembelajaran IPS pada
Tema 6 Subtema 3 kelas
SD
Pemetaan
8 Kompetensi
Dasar

Bagian rangkuman
materi berisi materi-
materi yang dipelajari
oleh peserta didik pada
Tema 6 Subtema 3

Rangkuman
9
Materi

74
Bagian instrumen
penilaian HOTS berisi
penjelasan mengenai
indikator-indikator soal
yang digunakan pada
instrumen penilaian
Instrumen HOTS muatan IPS Tema
10 Penilaian 6 Subtema 3 kelas V SD
HOTS

Bagian kartu soal berisi


gambaran mengenai soal
HOTS pada muatan IPS
Tema 6 dan Subtema 3

11 Kartu Soal

Bagian kunci dan skor


jawaban berisi
keterangan mengenai
kunci jawaban dan skor
jawaban serta
keterangan mengenai
Kunci dan soal HOTS
12 Skor
Jawaban

75
Bagian daftar pustaka
berisi daftar buku dari
berbagai sumber.

Daftar
13
Pustaka

Bagian identitas penulis


berisi biodata penulis.

Identitas
14
Penulis

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bagian-bagian dari

instrumen penilaian kognitif berbasis HOTS pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3

kelas V SD terdiri atas sampul atau cover, kata pengantar, isi buku, kompetensi

inti, daftar isi, judul tema dan subtema, pemetaan kompetensi dasar, rangkuman

materi, instrumen penilaian HOTS, kartu soal, kunci dan skor jawaban, daftar

pustaka dan identitas penulis.

76
c. Tahap Pengembangan (Development)

Setelah dilakukan tahap perancangan, tahapan berikutnya yang dilakukan

yaitu tahap pengembangan. Tahap pengembangan ini merupakan tahap dimana

instrumen yang dirancang di validasi baik itu dari segi isi ataupun butir soal yang

digunakan sehingga kriteria instrumen yang sahih dalam mengukur pengetahuan

peserta didik dapat diperoleh. Setelah itu, dilakukan uji praktikalitas guna

mengetahui apakah instrumen penilaian berbasis HOTS yang dikembangan dapat

diterapkan atau tidak dalam mengukur pengetahuan peserta didik. Tahapan

pengembangan akan akan dijelaskan pada subbab berikut ini.

1) Tahap Validitas

Tahap validitas ini adalah untuk memvalidasi instrumen yang telah

dirancang baik itu dari segi isi ataupun butir soal yang digunakan. Uji validitas

yang dilakukan terdiri atas dua tahap yaitu analisis validitas oleh ahli dan validasi

butir soal.

a) Validitas oleh Para Ahli

Validitas yang dilakukan oleh para ahli adalah untuk mengetahui

kesesuaian isi instrumen penilaian berbasis HOTS dengan materi, konstruksi dan

bahasa. Pada analisis validitas, para ahli diminta untuk melakukan penelaahan

soal HOTS melalui lembar validasi yang telah disusun sebelumnya, tujuannya

adalah untuk menghasilkan soal HOTS yang valid dilihat dari aspek materi,

konstruksi dan kebahasaan. Kegiatan penelaahan instrumen penilaian berbasis

HOTS melibatkan dua orang pakar yaitu dosen dan guru kelas V SD. Berikut ini

77
daftar nama validator yang melakukan penelaahan butir soal HOTS yang

dikembangkan:

Tabel 15. Daftar Nama Validator Soal berbasis HOTS pada Muatan IPS
Tema 6 Subtema 3 Kelas V SD
No Nama Validator Keterangan
1 Dra. Pebriyenni, M.Si Dosen PGSD Universitas Bung Hatta
2 Dian Masdareta, S.Pd Guru Kelas V SD N 01 Bungo Pasang

Penelaahan yang dilakukan oleh validator terdiri atas dua bentuk yaitu

penelaahan masing-masing item soal HOTS dan penelaahan instrumen HOTS

secara keseluruhan. Penelaahan pada masing-masing item soal adalah untuk

melihat soal-soal yang harus dikoreksi menurut validator dilihat dari aspek

kesesuaian soal dengan materi, kesesuaian soal dengan indikator dan penggunaan

bahasa yang baik dan benar. Tujuaan dilakukannya penelaahan pada butir soal

HOTS adalah untuk mendapatkan ketepatan soal yang harus diperbaiki sehingga

soal HOTS yang valid dapat diperoleh. Sementara penelahaan secara keseluruhan

adalah untuk mengetahui tingkat kevaliditasan instrumen soal HOTS secara

keseluruhan dilihat dari aspek materi, konstruksi dan kebahsaan sehingga

kevaliditasan instrumen HOTS dapat terpenuhi. Pada penelahaan yang dilakukan

oleh validator juga diserta dengan kolom saran dan masukan tujuannya adalah

untuk mengetahui kekurang-kekurangan dari instrumen HOTS yang dirancang

sehingga kesempurnaan instrumen HOTS dapat diraih. Lembar validitas validator

secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 4 halaman 137. Adapun saran-saran yang

diberikan oleh validator dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

78
Tabel 16. Saran dan Masukan dari Validator
Saran dan Masukan
No Penelaah
Validasi 1 Validasi 2
1 Validator 1 a. Sajikan soal HOTS dalam bentuk Dapat digunakan
kartu soal HOTS tanpa perbaikan
b. Lengkapi instrumen HOTS dengan
materi yang kontekstual
c. Skor penilaian sebaiknya terdiri
atas beberapa level keterampilan
berfikir
d. Di cover, tuliskan secara lengkap
HOTS, tambahkan dalam tanda
kurung singkatan
e. Di cover, pisahkan penulisan
pembimbing dengan punulis.
f. Pada kata pengantar, lihat
penulisan Allah Swt, perhatikan
tanda baca dan penulisan
g. Perhatikan penggunaan kata
Validator 2 Soal HOTS sudah sesuai dengan
materi dan indikator, konstruksi soal
-
juga sudah jelas, dan kebahasaan
juga sudah baik.

b) Validasi Butir Soal HOTS

Validasi butir soal adalah untuk mengetahui kevaliditasan dan kehandalan

soal-soal HOTS yang digunakan serta validitas, reabilitas, tingkat kesukaran dan

daya beda butir soal sehingga nantinya diperoleh instrumen HOTS yang

berkualitas sebagai alat untuk penilaian kognitif peserta didik. Validasi butir soal

dilakukan melalui uji coba soal HOTS pada peserta didik di luar subjek penelitian.

Uji coba soal HOTS dilakukan pada peserta didik kelas V SD Negeri 13

Surau Gadang yang berjumlah 14 orang. Uji coba soal HOTS dilakukan sekali

atau disebut dengan single test method. Uji coba soal HOTS dilakukan dengan

79
cara membagikan instrumen penilaian berbasis HOTS kepada peserta didik

beserta lembar jawabannya. Peserta didik diminta untuk menjawab soal-soal

HOTS berdasarkan pilihan jawaban yang telah disediakan. Waktu yang diberikan

kepada peserta didik untuk menjawab soal pada instrumen penilaian HOTS yaitu

selama 20 menit. Setelah 20 menit, peneliti meminta peserta didik untuk

mengumpulkan lembar jawabannya. Lembar jawaban peserta didik nantinya

digunakan untuk analisis butir soal guna mengetahui tingkat validitas, indeks

kesukaran, daya pembeda serta reliabilitas butir soal HOTS. Hasil validasi butir

soal HOTS digunakan untuk memperbaiki soal yang memiliki kekurangan dari

segi validitas, indeks kesukaran, daya pembeda soal dan reliabilitas sehingga

nantinya diperoleh soal HOTS yang layak untuk di uji cobakan pada subjek

penelitian.

2) Tahap Praktikalitas

Tahap praktikalitas dilakukan setelah soal HOTS diperbaiki dan dinyatakan

valid oleh validator serta kriteria validitas, indeks kesukaran, daya pembeda serta

reliabilitas butir soal HOTS sudah terpenuhi. Instrumen penilaian HOTS yang

sudah memenuhi kriteria valid kemudian di uji cobakan kepada subjek uji coba.

Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri 01

Bungo Pasang yang berjumlah 26 orang.

Uji coba dilakukan pada hari Jumat tanggal 5 Maret 2021 dan Sabtu tanggal

6 Maret 2021 di SD Negeri 01 Bungo Pasang. Uji coba dilakukan sebanyak dua

kali karena peserta didik pada satu kelas dibagi kedalam dua shift pembelajaran.

Uji coba instrumen HOTS dilakukan dengan cara membagikan instrumen

80
penilaian berbasis HOTS kepada peserta didik beserta lembar jawabannya. Peserta

didik diminta untuk menjawab soal-soal HOTS berdasarkan pilihan jawaban yang

telah disediakan. Waktu yang diberikan kepada peserta didik untuk menjawab

soal pada instrumen penilaian HOTS yaitu selama 20 menit. Setelah 20 menit,

peneliti meminta peserta didik untuk mengumpulkan lembar jawabannya.

Setelah lembar jawaban instrumen penilaian berbasis HOTS yang

dikerjakan oleh peserta didik dikumpul, kemudian dilakukan uji praktikalitas. Uji

Praktikalitas dilakukan dengan cara menyerahkan angket praktikalitas kepada

guru dan peserta didik. Angket praktikalitas guru dan siswa ini gunanya adalah

untuk mengetahui respon dari guru dan peserta didik mengenai kepraktisan dari

instrumen penilaian berbasi HOTS yang di uji cobakan. Angket praktikalitas Guru

dan peserta didik dapat di lihat pada Lampiran 6 dan 7 halaman 144 -147.

2. Hasil Analisis Data

Hasil analisis data berisi uraian data-data yang telah dikumpulkan melalui

angket validitas yang diisi oleh validator, lembar jawaban peserta didik pada saat

uji coba soal HOTS dan angket praktikalitas pada saat uji coba intrumen penilaian

berbasis HOTS. Adapun penjabaran hasil analisis data dijabarkan pada subbab

berikut ini.

a. Hasil Analisis Validitas oleh Ahli

Data validitas diperoleh dari angket validitas yang diberikan kepada dua

orang ahli yaitu dosen PGSD dan guru SD kelas V SD Negeri 01 Bungo Pasang.

Angket validitas yang diberikan kepada para ahli terdiri atas dua bentuk pertama

validitas butir soal HOTS dimana validator memvalidasi masing-masing butir soal

81
HOTS yang dirancang dilihat dari aspek kesesuaian butir soal dengan materi,

kesesuaian butri soal dengan konstruksi dan pengunaan bahasa yang baik dan

benar. Penilaian dari validator digunakan untuk merevisi butir soal jika aspek

yang dinilai memiliki tingkat kevaliditasan cukup dan kurang. Sementara itu, jika

aspek yang ditelaah pada butir soal memiliki nilai validitas tidak valid maka butir

soal tersebut diganti dengan soal yang lebih valid. Akan tetapi, jika aspek yang

ditelaah pada butir soal memiliki nilai validitas valid dan sangat valid maka butir

soal HOTS tersebut dapat digunakan untuk uji coba instrumen penilaian HOTS.

Adapun hasil dari penelahaan yang dilakukan oleh validator dilihat dari masing-

masing butir soal disajikan pada Tabel 17 berikut ini

Tabel 17. Hasil AnalisisValiditas per Item Soal HOTS oleh Validator
Validitas Validitas Validitas
Kriteria Kriteria Kriteria
No. item dari item dari item dari
Validtas Validtas aspek Validtas aspek
Soal aspek aspek aspek
aspek Materi Konstruksi Kebahsaan
Materi Konstruksi Kebahasaan
1 0,83 Sangat Valid 0,83 Sangat Valid 0,83 Sangat Valid
2 0,83 Sangat Valid 0,83 Sangat Valid 0,83 Sangat Valid
3 1,00 Sangat Valid 1,00 Sangat Valid 0,83 Sangat Valid
4 0,83 Sangat Valid 0,83 Sangat Valid 0,83 Sangat Valid
5 1,00 Sangat Valid 1,00 Sangat Valid 0,83 Sangat Valid
6 1,00 Sangat Valid 1,00 Sangat Valid 1,00 Sangat Valid
7 0,83 Sangat Valid 0,83 Sangat Valid 0,83 Sangat Valid
8 0,83 Sangat Valid 0,83 Sangat Valid 1,00 Sangat Valid
9 1,00 Sangat Valid 1,00 Sangat Valid 0,83 Sangat Valid
10 1,00 Sangat Valid 0,83 Sangat Valid 0,83 Sangat Valid
11 0,83 Sangat Valid 0,83 Sangat Valid 0,67 Valid
12 0,67 Valid 0,67 Valid 0,67 Valid
13 1,00 Sangat Valid 0,83 Sangat Valid 1,00 Sangat Valid
14 0,83 Sangat Valid 0,83 Sangat Valid 1,00 Sangat Valid
15 1,00 Sangat Valid 0,83 Sangat Valid 1,00 Sangat Valid

Berdasarkan Tabel 17 dapat dilihat bahwa terdapat tiga aspek yang dinilai

oleh validator yaitu aspek materi, konstruksi dan kebahasaan. Adapun hasil

82
penilaian dari validator berdasarkan item soal pada aspek materi dengan indikator

“Kesesuain butir soal dengan materi IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V SD”

diketahui bahwa dari 15 item soal objektif pilihan ganda, 14 item soal masuk pada

kriteria sangat valid dan satu item soal masuk pada kriteria valid. Berikutnya,

hasil penilaian validator berdasarkan item soal dilihat dari aspek konstruksi soal

dengan indikator “Kesesuaian soal dengan indikator IPS Tema 6 Subtema 3 kelas

V SD”, diketahui bahwa dari 15 item soal pilihan ganda, 14 item soal masuk pada

kriteria sangat valid dan satu soal masuk kriteria valid. Selanjutnya, hasil

penilaian validator berdasarkan item soal dilihat dari aspek kebahasaan dengan

indikator “Item soal menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar”

diketahui bahwa dari 15 item soal pilihan ganda, 13 item soal masuk pada kriteria

sangat valid dan satu soal masuk kriteria valid. Hasil penilaian dari validator dapat

dikatakan bahwa 15 item soal HOTS yang dirancang pada instrumen penilaian

berbasis HOTS dapat digunakan untuk uji coba instrumen karena butir soal HOTS

telah memenuhi kriteria validitas pada aspek materi, konstruksi dan kebahasaan.

Hasil analisis validitas per item soal oleh validator secara rinci dapat dilihat pada

Lampiran 10 halaman 162.

Angket validasi berikutnya yang dinilai oleh validator yaitu validitas

instrumen HOTS secara keseluruhan tujuannya adalah untuk mengetahui kualitas

dari instrumen penilaian HOTS yang dikembangkan dilihat dari aspek materi,

konstruksi dan kebahasaan. Adapun hasil penilaian validator dapat dilihat pada

Tabel 18 berikut ini.

83
Tabel 18. Hasil AnalisisValiditas Instrumen HOTS oleh Validator
No Aspek Penilaian Nilai Validitas Kriteria
1 Materi 92.9% Sangat Valid
2 Konstruksi 89.6% Sangat Valid
3 Kebahasaan 95.8% Sangat Valid
Rata-rata 92.2% Sangat Valid
(Sumber, Lampiran 12:177)

Berdasarkan Tabel 18 dapat dilihat nilai validitas instrumen soal HOTS

yang diberikan oleh para ahli adalah sebesar 92.2% masuk kepada kriteria sangat

valid baik itu dari aspek materi, konstruksi dan kebahasaan. Hal ini berarti bahwa

instrumen penilaian HOTS yang di kembangkan sangat valid digunakan untuk

menilai pengetahuan peserta didik pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V

SD. Hasil analisis validitas instrumen penilaian berbasis HOTS oleh validator

secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 11 halaman 165.

b. Hasil Analisis Validasi Butir Soal HOTS

Data dari analisis validasi butir soal diperoleh dari lembar jawaban peserta

didik pada saat uji coba soal HOTS. Hasil uji coba soal HOTS secara rinci dapat

dilihat pada Lampiran 13 halaman 173. Tujuan dari analisis validasi butir soal

HOTS ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai validitas, indeks

kesukaran, daya beda soal dan reliabilitas soal HOTS. Hasil analisis butir soal

nantinya digunakan untuk revisi instrumen soal HOTS karena dari hasil analisisi

butir soal HOT nantinya akan diperoleh informasi mengenai item soal yang pantas

untuk digunakan dan yang tidak pada instrumen penilaian kognitif berbasis HOTS

pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V SD. Dengan kata lain, hasil analisis

butir soal digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan mengenai soal yang

akan digunakan atau di buang pada instrumen penilaian HOTS yang

84
dikembangkan sehingga nantinya diperoleh soal yang sahih untuk di uji cobakan

pada subjek uji coba. Adapun rekapitulasi hasil analisis butir soal dapat dilihat

pada Tabel berikut ini.

Tabel 19. Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal HOTS


Indeks Daya Reliabilitas
No Validitas
Kesukaran Pembeda Keterangan
Soal
V Kriteria P Kriteria D Kriteria r11 Kriteria
1 0,65 Tinggi 0,64 Sedang 0,57 Baik Dipakai
Baik
2 0,65 Tinggi 0,54 Sedang 1 Dipakai
Sekali
Baik
3 0,73 Tinggi 0,57 Sedang 1,14 Dipakai
Sekali
Baik
4 0,50 Cukup 0,64 Sedang 0,86 Dipakai
Sekali
Baik
5 0,72 Tinggi 0,68 Sedang 1 Dipakai
Sekali
Baik
6 0,65 Tinggi 0,64 Sedang 0,86 Dipakai
Sekali
7 0,50 Cukup 0,64 Sedang 0,57 Baik Dipakai
Sangat
8 0,54 Cukup 0,68 Sedang 0,43 Baik 0.89 Dipakai
Tinggi
9 0,47 Cukup 0,61 Sedang 0,43 Baik Dipakai
Baik
10 0,66 Tinggi 0,68 Sedang 1 Dipakai
Sekali
Baik
11 0,60 Tinggi 0,68 Sedang 0,71 Dipakai
Sekali
Baik
12 0,72 Tinggi 0,68 Sedang 1 Dipakai
Sekali
Baik
13 0,66 Tinggi 0,61 Sedang 0,71 Dipakai
Sekali
Baik
14 0,78 Tinggi 0,61 Sedang 1 Dipakai
Sekali
15 0,46 Cukup 0,61 Sedang 0,43 Baik Dipakai

Berdasarkan Tabel 19 dapat dilihat rekapitulasi hasil analisis validitas,

reliabilitas, indeks kesukaran, daya pembeda soal dan reliabilitas. Hasil analisis

validitas diketahui bahwa 10 item soal HOTS masuk pada kriteria tinggi karena

nilai validitas berada pada rentang 0.60-0.80 yaitu soal 1, 2, 3, 5, 6, 10, 11, 12, 13

dan 14. Kemudian, 5 item soal masuk pada kriteria cukup karena nilai validitas

85
berada pada rentang 0.40-0.60 yaitu soal nomor 4, 7, 8, 9 dan 15. Dapat dikatakan

bahwa 15 item soal HOTS yang dikembangkan pada instrumen penilaian kognitif

berbasis HOTS pada muatan IPS Tema 6 dan Subtema 3 kelas V SD telah

memenuhi kriteria butir soal yang baik. Hasil analisis validitas secara terperinci

dapat dilihat pada lampiran Lampiran 14 halaman174.

Hasil analisis indeks kesukaran diketahui bahwa nilai indeks kesukaran

tertinggi yaitu 0.68 dan nilai terendah yaitu 0.54. Hasil analisis menunjukan

bahwa seluruh soal HOTS yang digunakan untuk mengukur pengetahuan peserta

didik pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V SD masuk pada kriteria sedang

karena nilai indeks kesukaran berada pada rentang 0.31-0.70. Sehingga dapat

dikatakan bahwa butir soal HOTS yang digunakan pada instrumen penilaian

kognitif berbasis HOTS pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V SD sudah

sesuai dengan item soal yang baik yaitu tidak sukar dan tidak mudah. Hasil

analisis indeks kesukaran secara terperinci dapat dilihat pada Lampiran 15

halaman 183.

Hasil analisis daya pembeda soal diketahui bahwa 10 item soal masuk pada

kriteria baik sekali karena nilai daya pembeda berada pada rentang 0.71-1.00 yaitu

item soal nomor 2, 3, 4, 5, 6, 10, 11, 12, 13 dan 14. Berikutnya, 5 item soal yang

masuk pada kriteria baik karena nilai daya pembeda berada pada rentang 0.41-

0.70 yaitu soal nomor 1, 7, 8, 9, dan 15. Hasil analisis dapat dikatakan bahwa

butir soal HOTS yang digunakan pada instrumen penilaian kognitif berbasis

HOTS pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V SD memiliki kemampuan

untuk membedakan antara peserta didik memiliki kemampuan tinggi dan rendah.

86
Hasil analisis daya pembeda soal secara terperinci dapat dilihat pada lampiran

Lampiran 16 halaman185.

Hasil analisis reliabilitas diperoleh nilai reliabilitas instrumen penilaian

berbasis HOTS pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V SD sebesar 0.89 dan

masuk kepada kriteria sangat tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen

penilaian berbasis HOTS pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V SD

memiliki ketetapan dan kehandalan yang sangat tinggi sehingga dapat digunakan

pada waktu dan tempat berlainan serta pada subjek yang lain. Hasil analisis

reliabilitas secara terperinci dapat dilihat pada lampiran Lampiran 17 halaman187.

Hasil analisis butir soal HOTS dapat disimpulkan bahwa 15 item soal yang

digunakan pada instrumen penilaian kognitif berbasis HOTS pada muatan IPS

Tema 6 Subtema 3 kelas V SD dapat digunakan dalam mengukur pengetahuan

peserta didik kelas V SD pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3 karena nilai

validitas, indeks kesukaran, daya pembeda soal dan reliabilitas telah memenuhi

standar butir soal yang baik dan berkualitas.

1) Analisis Praktikalitas

Analisis praktikalitas instrumen penilaian kognitif berbasis HOTS pada

muatan IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V SD dilakukan oleh guru dan peserta didik

melalui angket praktikalitas yang diberikan setelah peserta didik selesai

mengerjakan jawaban instrumen penilaian HOTS. Hasil analisis praktikalitas oleh

guru dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

87
Tabel 20. Hasil Analisis Praktikalitas oleh Guru
Nilai Kriteria
No Aspek
praktikalitas
1. Kemudahan Penggunaan 85% Sangat praktis
2. Pemahaman konsep dan materi 91,7% Sangat praktis
3. Efisiensi Waktu 100% Sangat praktis
4. Minat Peserta didik 93.3% Sangat praktis
Rata-rata Praktikalitas Guru 92.7% Sangat Praktis

Berdasarkan Tabel 20 diketahui nilai praktikalitas instrumen penilaian

kognitif berbasis HOTS pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V SD yang

diberikan oleh guru adalah sebesar 92,7% dengan kriteria sangat praktis karena

berada pada rentang 81%-100%. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen penilaian

kognitif berbasis HOTS pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V SD sangat

praktis baik itu dari segi kemudahan penggunaan, pemahaman konsep dan materi,

efisiensi waktu serta minat peserta didik. Hasil analisis praktikalitas oleh guru

secara terperinci dapat dilihat pada lampiran Lampiran 20 halaman 193.

Selain kepada guru, uji praktikalitas juga dilakukan kepada peserta didik

kelas V SD dengan jumlah siswa sebanyak 26 orang. Data analisis praktikalitas

peserta didik dapat dilihat pada Tabel 21 berikut ini.

Tabel 21. Hasil Analisis Praktikalitas oleh Peserta Didik


Nilai Kriteria
No Aspek
praktikalitas
1. Kemudahan Penggunaan 89.6% Sangat praktis
2. Pemahaman konsep dan materi 90.3% Sangat praktis
3. Efisiensi Waktu 87.7% Sangat praktis
4. Minat Peserta didik 90.3% Sangat praktis
Rata-rata Praktikalitas Siswa 91.8% Sangat Praktis

88
Berdasarkan Tabel 21 diketahui nilai praktikalitas instrumen penilaian

kognitif berbasis HOTS pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V SD yang

diberikan oleh peserta didik adalah sebesar 89.5% dengan kriteria sangat praktis

karena berada pada rentang 81%-100%. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen

penilaian kognitif berbasis HOTS pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V

SD sangat praktis baik itu dari segi kemudahan penggunaan, pemahaman konsep

dan materi, efisiensi waktu serta minat peserta didik. Sehingga dapat dikatakan

bahwa instrumen penilaian berbasis HOTS yang dihasilkan dapat digunakan

dalam menilai pengetahuan peserta didik kelas V pada muatan IPS Tema 6

Subtema 3. Hasil analisis praktikalitas oleh peserta didik secara terperinci dapat

dilihat pada lampiran Lampiran 22 halaman 197.

Melalui analisis angket respon guru dan siswa tersebut, maka dapat

diperoleh rekapitulasi hasil analisis praktikalitas instrumen penilaian berbasis

HOTS oleh guru dan peserta didik sebagaimana yang dapat dilihat pada Tabel

berikut ini.

Tabel 22. Rekapitulasi Hasil Analisis Praktikalitas Instrumen Penilaian


Berbasis HOTS oleh Guru dan Siswa

Aspek Yang Jumlah Skor Skor


No. % Kriteria
Dinilai Praktikalitas Maksimal
Angket
1. 102 110 92.7% Sangat Praktis
Respon Guru
Angket
2. 2505 2730 91.8% Sangat Praktis
Respon Siswa
Sangat
Rata-rata 2607 2840 91.8%
Praktis

Berdasarkan Tabel 22 diperoleh nilai praktikalitas respon guru dan

praktikalitas respon siswa terhadap instrumen penilaian kognitif berbasis HOTS

89
pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V SD dengan rata-rata 91.8%

memenuhi kriteria sangat praktis, yang berarti bahwa instrumen penilaian

kognitif berbasis HOTS pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V SD yang

dikembangkan tersebut sangat praktis dalam mengukur pengetahuan peserta didik

pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V SD. Bentuk rekapitulasi analisis data

praktikalitas secara terperinci dapat dilihat pada Lampiran 23 halaman 198.

3. Revisi Produk

Revisi instrumen penilaian kognitif berbasis HOTS pada muatan IPS Tema

6 Subtema 3 kelas V SD dilakukan pada dua bentuk pertama dari hasil analisis

validitas validator yaitu sebelum instrumen HOTS di uji cobakan, dan kedua dari

hasil analisis butir soal setelah instrumen soal HOTS di uji cobakan. Berdasarkan

hasil telaah butir soal oleh validator di ketahui bahwa item soal masuk kepada

kriteria sangat valid dan valid sehingga soal-soal HOTS yang dirancang tidak

memerlukan perbaikan. Akan tetapi, pada saran dan masukan guna

penyempurnaan instrumen penilaian berbasis HOTS, terdapat saran dari validator

yang digunakan sebagai masukan untuk revisi instrumen penilaian berbasis

HOTS. Revisi yang dilakukan berdasarkan saran dan masukan validator dapat

dilihat pada Tabel 23 berikut ini.

90
Tabel 23. Revisi Instrumen Penilaian Berbasis HOTS Berdasarkan Saran
dan Masukan dari Validator
Sebelum di Revisi Setelah di Revisi Keterangan
Sebelum di revisi,
soal HOTS
disajikan dalam
bentuk lembar
soal, setelah
dilakukan revisi
soal HOTS
disajikan dalam
bentuk kartu soal
HOTS

Sebelum di revisi,
tidak terdapat
rangkuman
mengenai materi
karena instrumen
soal HOTS
disajikan dalam
bentuk lembar
soal, setelah
dilakukan revisi
disajikan
rangkuman materi
yang kontekstual

Sebelum di
lakukan revisi,
pada instrumen
soal HOTS tidak
terdapat rubrik
penskoran,
setelah dilakukan
revisi disajikan
rubrik penskoran
berdasarkan level
keterampilan
berfikir peserta
didik

91
Pada cover
dilakukan revisi
sesuai saran
validator yaitu
membuat
kepanjangan
HOTS dan
memisahkan
nama pembing
dengan penulis

Pada kata
pengantar
dilakukan revisi
sesuai dengan
saran validator
yaitu
menggunakan
tanda baca yang
benar pada tulisan
Allah SWT serta
menyertakan
ucapan
terimakasih
kepada validator

Pada kartu soal


nomor 7,
dilakukan revisi
yaitu menganti
kata prosesi
dengan
melangsungkan

92
Bentuk revisi instrumen penilaian kognitif berbasis HOTS pada muatan IPS

Tema 6 Subtema 3 kelas V SD berikutnya dilakukan berdasarkan hasil analisis

butir soal HOTS. Bedasarkan hasil analisis butir soal HOTS diketahui bahwa 15

item soal yang digunakan pada instrumen penilaian kognitif berbasis HOTS pada

muatan IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V SD telah memenuhi kriteria validitas,

reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda soal sehingga revisi butir soal

tidak perlu untuk dilakukan karena telah memenuhi standar butir soal yang baik

dan berkualitas.

B. Pembahasan

1. Hasil Validitas Instrumen Penilaian Kognitif Berbasis HOTS pada


Muatan IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V SD

Validasi instrumen penilaian berbasis HOTS pada muatan IPS Tema 6

Subtema 3 kelas V SD dilakukan oleh dua orang ahli yaitu Ibu Dra. Pebriyenni,

M.Si yang berprofesi sebagai dosen PGSD Universitas Bung Hatta, kemudian Ibu

Dian Masdareta, S.Pd yang berprofesi sebagai Guru Kelas V SD N 01 Bungo

Pasang. Secara keseluruhan, hasil validasi kedua kedua validator adalah sebesar

93% masuk kepada kriteria sangat valid. Hal ini karena instrumen penilaian

berbasis HOTS yang dikembangkan telah memenuhi ketiga aspek dalam uji

validitas yaitu aspek materi, konstruksi dan kebahasaan.

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2019:9) mengenai

panduan penulisan soal HOTS di jelaskan bahwa untuk memastikan kualitas soal

sehingga memberi informasi yang valid maka soal perlu memenuhi kaidah

penulisan soal yang valid dilihat dari aspek konstruksi, substansi, dan bahasa.

93
Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen penilaian berbasis

HOTS yang dikembangkan telah memenuhi syarat dalam perancangan instrumen

yang baik karena aspek yang diukur telah dibuktikan validitasnya secara empirik

oleh para ahli.

2. Hasil Praktikalitas Instrumen Penilaian Kognitif Berbasis HOTS pada


Muatan IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V SD

Praktikalitas instrumen penilaian berbasis HOTS pada muatan IPS Tema 6

Subtema 3 kelas V SD menunjukkan nilai rata-rata sebesar 91.8% memenuhi

kriteria sangat praktis. Menurut Winarno (dalam Aji dan Winarno, 2016:1450)

instrumen penilaian yang dibuat untuk mengukur tingkat kemampuan peserta

didik haruslah tes yang memiliki kualitas yang baik sehingga diperoleh nilai yang

benar-benar sesuai dengan kemampuan peserta didik. Suatu tes dikatakan

memiliki kualitas yang baik apabila memiliki krtiteria validitas, reliabilitas, indeks

kesukaran, daya pembeda dan memiliki nilai kepraktisan. Berdasarkan hal

tersebut dapat dikatakan bahwa instrumen penilaian kognitif berbasis HOTS pada

muatan IPS Tema 6 dan Subtema 3 kelas V SD praktis digunakan oleh guru dan

peserta didik sebagai instrumen penilaian kognitif peserta didik pada muatan IPS

Tema 6 Subtema 3 kelas V SD.

94
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian, hasil analisis dan pembahasan dalam

penelitian ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Validitas instrumen penilaian kognitif berbasis HOTS pada muatan IPS

Tema 6 Subtem 3 kelas V SD dinyatakan sangat valid dengan persentase

sebesar 92.2%, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen penilaian

kognitf berbasis HOTS pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V SD

dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan peserta didik pada muatan

IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V SD karena telah memenuhi kriteria valid

dari aspek materi, konstruksi dan kebahasaan.

2. Praktikalitas instrumen penilaian kognitif berbasis HOTS pada muatan IPS

Tema 6 Subtem 3 kelas V SD dinyatakan sangat praktis dengan persentase

yang diperoleh sebesar 91.8%. Sehingga dapat disimpulkan instrumen

penilaian kognitif berbasis HOTS pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3 kelas

V SD yang dikembangkan sangat praktis digunakan untuk mengukur

pengetahuan peserta didik pada muatan IPS Tema 6 Subtema 3 kelas V SD

B. Saran

1. Bagi peneliti, instrumen penilaian kognitif berbasis HOTS untuk kelas V SD

dapat dijadikan sebagai landasan untuk melaksanakan penelitian berikutnya.

95
2. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan

penelitian di sekolah.

3. Bagi guru, dengan adanya instrumen penilaian berbasis HOTS untuk kelas

V SD dapat digunakan untuk menilai pengetahuan peserta didik.

4. Bagi sekolah, instrumen penilaian berbasis HOTS untuk kelas V SD ini

dapat digunakan untuk melatih keterampilan berfikir tingkat tinggi peserta

didik.

96
DAFTAR PUSTAKA

Abosalem, Yousef. 2016. Assessment Techniques and Students’ Higher-Order.


International Journal of Secondary Education Thinking Skills, 4(1): 1-11

Aji, Bastaman Sasmito dan Winarno, M. E. 2016. Pengembangan Instrumen


Penilaianpengetahuan Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan
Kesehatan (PJOK) Kelas VIII Semester Gasal. Jurnal Pendidikan Teori,
Penelitian, dan Pengembangan, 1(7): 1449-1463

Alam, S., Japar, M., dan Asnur, M. N. A. 2019. Pengembangan Instrumen Tes
Siswa Tingkat Sekolah Dasar Kabupaten Kuningan. Jurnal Ilmu
Kependidikan, 8(1): 59-68

Alfiriani, Adlia. 2016. Evaluasi Pembelajaran dan Implementasinya. Padang:


Sukabina Press

Ali, Sidin dan Khaeruddin. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Makasar: Badan


Penerbi UNM

Amri dan Syahriani. 2018. Pengembangan Tes Sumatif Mata Pelajaran Biologi
Semester Ganjil Kelas IX. Jurnal Biotek, 6(1): 53-64

Aprilia, Nani dan Susilo M. J. 2014. Pengembangan Instrumen Evaluasi


Pembelajaran Microteaching Berbasis Perspekti Keterampilan Dasar
Mengajar. Jurnal BIOEDUKATIKA, 2(2): 9-13

Arifin, Zaenal. 2017. Kriteria Instrumen dalam suatu Penelitian. Jurnal


THEOREMS (The Original Research of Mathematics), 2(1): 28-36

Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta

Asrul, Ananda, R., dan Rosnita. 2014. Evaluasi Pembelajaran.


Bandung:Citapustaka

Awang, Imanuel Sairo. 2017. Strategi Pembelajaran: Tinjauan Umum Bagi


Pendidik. STKIP Persada Khatulistiwa

Ekawati, Estina dan Sumaryanta. 2011. Pengembangan Instrumen Penilaian


Pembelajaran Matematika SD/SMP. Yogyakarta:P usat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK)
Matematika.

97
Faisal. 2014. Sukses Mengawal Kurikulum 2013 di SD. Yogyakarta: Diandra
Creative.

Faisal, Mailani, E., Lova, S. M., dan Tambunan, H. P. 2019. Portrait of The
Effectiveness of Authentic Assessment Based on High Order Thinking
Skills (HOTS) in Elementary School of Medan. Advances in Social Science,
Education and Humanities Research, 335: 81-85

Farihah, N., Imanan, U. N., dan Hidayati, E. W. 2018. Pengembangan Soal


Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada Materi Baris dan Deret.
Majamath, 1(2):142-154

Firdaos, Rijal. 2016. Metode Pengembangan InstruMen Pengukur kecerdasan


Spiritual Mahasiswa. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam,
11(2): 377-398

Gyll, Sean dan Raglan, Shelley. 2018. Improving the Validity of Objective
Assessment in Higher Education: Steps for Building a best- in- class
Competency- Based Assessment Program. The Journal of Competency-
Based Education, 3(1): 1-8

Hadiana, Deni. 2015. Penilaian Hasil Belajar Untuk Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, 21(1): 15-25

Hairun, Yahya. 2020. Evaluasi Penilaian dalam Pembelajaran. Yogyakarta:


Deepublish Publisher

Hamid, Mustofa Abi. 2016. Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar


Siswa Berbasis TIK Pada Pembelajaran Dasar Listrik Elektronika. Volt
Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, (1)1: 37-46

Hanifah, Nani. 2014. Perbandingan Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda Butir Soal
dan Reliabilitas Tes Bentuk Pilihan Ganda Biasa dan Pilihan Ganda
Asosiasi Mata Pelajaran Ekonomi. SOSIO e-KONS, 6(1): 41-55

Hanifah, Nurdinah. 2019. Pengembangan Instrumen Penilaian Higher Order


Thinking Skill (HOTS) di Sekolah Dasar. Current Research in Education:
Conference Series Journal, 1(1): 1-8

Helmiati. 2012. Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo

98
Ichsan, I. J., Iriani, E., dan Hemarwati, F. M. 2018. Peningkatan Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skills) Pada Siswa Sekolah
Dasar Melalui Video Berbasis Kasus Pencemaran Lingkungan. Edubiotik,
3(2):12-18

Idrus L. 2019. Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran. ADAARA, Jurnal


Manajemen Pendidikan Islan, 9(2): 920-935

Ivanty, D. W. N., Aminah, N. S., dan Ekawati, E. Y. 2013. Penyusunan Instrumen


Tes Tengah Semester Genap Fisika X SMA untuk Kelas X SMA. Jurnal
Pendidikan Fisika, 1(1): 27-36

Lie, A., Tamah, S. M., Gozali, I., dan Triwidayati, K. R. 2020. Mengembangkan
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Yogyakarta: Kanisius

Lubis, Leli Hasanah. 2016. Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap Siswa.


Jurnal Tematik, 6(3): 231-239

Muttaqin, Mochamad Zaenal dan Kusaeri. 2017. Pengembangan Instrumen


Penilaian Tes Tertulis Bentuk Uraian untuk Pembelajaran PAI Berbasis
Masalah Materi Fiqh. Jurnal Tatsqif, 15(1): 1-23

Nofitaturrahmah, Fifi. 2015. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk MI yang


Menyenangkan. Elementary, 3(2): 217-235

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun


2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun


2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia Nomor 66


Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia Nomor 104


Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun 2016 Tentang


Standar Penilaian Pendidikan

Pohan, Albert Efendi. 2020. Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan


Ilmiah. Purwodadi: Sarnu Untung

99
Rahmad. 2016. Kedudukan Ilmu Sosial (IPS) pada Sekolah Dasar. Muallimuna
Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, 2(1): 67-78

Rahman, Arief Aulia dan Nasryah, Cut Eva. 2019. Evaluasi Pembelajaran.
Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia

Ratnawulan, Elis dan Rusdiana. Evaluasi Pembelajaran dengan Pendekatan


Kurikulum 2013. Bandung: Pustaka Setia.

Rusdianto, Andy. 2020. Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Higher


Order Thingking (HOT) Pelajaran Matematika Kelas IV Sekolah Dasar.
JP3D (Jurnal Pembelajaran dan Pengarajan Pendidikan Dasar), 3(1):1-
19.

Sani, Ridwan Abdullah. 2019. Pembelajaran Berbasis HOTS (Higher Order


Thinking Skills). Tanggerang: Tira Smart
Setiawati, W., Asmira, O., Ariyana. Y., Bestari, R., dan Pujiastuti, A. 2018. Buku
Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Siska, Yulia. 2016. Konsep Dasar IPS. Yogyakarta: Garudhawaca

Siska, Yulia. 2018. Pembelajaran IPS di SD/MI. Yogyakarta: Garudhawaca

Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.


Jakarta: Kencana

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media
Group

Taubah, Mufatihatul. 2019. Penilaian HOTS dan Penerapannya di SD/MI.


Elementary, 7(2):197-214

Teluma, Mariyati, dan Rivaie, Wanto. 2019. Penilaian. Kota Pontianak: PGRI
Prov Kalbar.

Utami, Diah Ayu Putri dan Wardani, Naniek Sulistya. 2020. Pengembangan
Instrumen Penilaian kognitif dalam Pembelajaran Tematik Kelas 5 SD.
Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 13(1): 1-18

100
Wahyudi. 2011. Asesmen Pembelajaran Berbasis Portofolio di Sekolah. Jurnal
Visi Ilmu Pendidikan

Widana, Wayan I. 2017. Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill
(HOTS). Jakarta: Direktorat Pembinaan Sma Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar Dan Menengah Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan

Widarto. 2014. Menyusun Instrumen Penilaian Hasil Belajar Merupakan


Kompetensi Penting Bagi Guru Profesional. Prosiding Semninar Nasional
dalam Rangka Dies Natalis ke-50 Universitas Negeri Yogyakarta.

Widiyanto, Joko. 2018. Evaluasi Pembelajaran. Madiun: UNIPMA Press.

Yulastri, A., Hidayat, H., Ganefri dan Edya, Fuji. 2018 . Learning outcomes with
the application of Product based entrepreneurship module in Vocational
higher education. Jurnal Pendidikan Vokasi, 8(2): 120-131

Zulyadaini. 2016. Perbandingan Hasil Belajar Matematika Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe Coop-Coop Dengan Konvensional. Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, 16(1): 153-158

101
LAMPIRAN 1.

SILABUS TEMA 6 SUBTEMA 3

Satuan Pendidikan : SD Negeri 01 Bungo Pasang


Kelas/Semester : V / II
Tema 6 : Panas dan Perpindahannya
Subtema : 3 (Pengaruh Kalor Terhadap Kehidupan)

KompetensiInti :
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangga, dan negara
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah,
dan tempat bermain
4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas,
sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku
anak sesuai dengan tahap perkembangannya

Mata Pelajaran dan Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar
Kompetensi Dasar Waktu
IPA ➢ Kalor dan • Menganalisis gambar pada saat 1. Teknik Penilaian • Buku guru
3.6 Menerapkan konsep Perpindahannya proses memasak a. Penilaian Sikap: Lembar Observasi 18 JP • Buku Siswa
perpindahan kalor dalam ➢ Suhu dan kalor • Mengidentifikasikan benda- b. Penilaian pengetahuan: Tes • Materi
kehidupan sehari-hari. ➢ Perpindahan benda sekitar yang dapat c. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja • Gambar
4.6 Melaporkan hasil pengamatan kalor menghantarkan panas Rubrik Penilaian Mempraktikkan Gerak tentang
tentang perpindahan kalor. • Mendemonstrasikan kegiatan sikap tubuh (duduk, membaca, berdiri, aktivitas yang
untuk membedakan suhu dan jalan), dan bergerak secara lentur serta memanfaatkan
kalor seimbang (KD 3.6 dan 4.6) kerja organ
• Mendiskusikan perubahan suhu 1. Teknik Penilaian gerak manusia
benda dengan konsep kalor a. Penilaian Sikap: Lembar Observasi • Gambar
dilepaskan dan kalor diterima b. Penilaian pengetahuan: Tes tentang
102
oleh benda c. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja kelainan tulang
manusia, teks
IPS  Mengamati gambar/foto/video/ 1. Teknik Penilaian • Buku guru
3.2 Menganalisis bentuk-bentuk  Pembangunan teks bacaan tentang interaksi a. Penilaian Sikap: Lembar Observasi 18 JP • Buku Siswa
interaksi manusia dengan sosial budaya sosial dan hasil-hasil b. Penilaian pengetahuan: Tes • Materi
lingkungan dan pengaruhnya  Pembangunan pembangunan di lingkungan c. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja • peta Indonesia
terhadap pembangunan sosial, ekonomi masyarakat, serta pengaruhnya Rubrik Penilaian Mempraktikkan Gerak • atlas
budaya, dan ekonomi  Interaksi sosial terhadap pembangunan sosial, sikap tubuh (duduk, membaca, berdiri,
masyarakat Indonesia. budaya budaya, dan ekonomi jalan), dan bergerak secara lentur serta
4.2 Menyajikan hasil analisis  Permasalahan masyarakat seimbang (KD 3.2 dan 4.2)
tentang interaksi manusia sosial 1. Teknik Penilaian
dengan lingkungan dan  Dampak a. Penilaian Sikap: Lembar Observasi
pengaruhnya terhadap interaksi b. Penilaian pengetahuan: Tes
pembangunan sosial, budaya, manusia c. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja
dan ekonomi masyarakat terhadap alam
Indonesia.  Usaha untuk
mengatasi
permasalahan
sosial dan
lingkungan
PPKn  Kewajiban, hak,  Menyimak cerita/video/film/ 1. Teknik Penilaian • Buku guru
1.2 Menghargai kewajiban, hak, dan tanggung gambar tentang pelaksanaan a. Penilaian Sikap: Lembar Observasi 30 JP • Buku Siswa
dan tanggug jawab sebagai jawab sebagai kewajiban, hak, dan tanggung b. Penilaian pengetahuan: Tes • Materi
warga masyarakat dan umat sebagai warga jawab sebagai warga masyarakat c. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja • Gambar
beragama dalam kehidupan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari Rubrik Penilaian Mempraktikkan Gerak perilaku yang
sehari-hari. dengan rasa ingin tahu dan rasa sikap tubuh (duduk, membaca, berdiri, sesuai dan tidak
2.2 Menunjukkan sikap tanggung bersyukur kepada Tuhan Yang jalan), dan bergerak secara lentur serta sesuai dengan
jawab dalam memenuhi Maha Esa seimbang (KD 3.2 dan 4.2) nilai-nilai
kewajiban dan hak sebagai  Membaca wacana tentang 1. Teknik Penilaian Pancasila
warga masyarakat dalam pelaksanaan kewajiban, hak, dan a. Penilaian Sikap: Lembar Observasi
kehidupan sehari-hari. tanggung jawab sebagai warga b. Penilaian pengetahuan: Tes
3.2 Memahami hak, kewajiban dan masyarakat dalam kehidupan c. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja
tanggung jawab sebagai warga sehari-hari dengan rasa ingin
dalam kehidupan sehari-hari. tahu dan tanggung jawab
4.2 Menjelaskan hak, kewajiban,
dan tanggung jawab sebagai
warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari.

103
SBdP  Memainkan alat musik 1. Teknik Penilaian • Buku guru
 Membuat sederhana untuk mengiringi lagu a. Penilaian Sikap: Lembar Observasi 24 JP • Buku Siswa
3.1 Memahami gambar cerita. gambar cerita. bertangga nada mayor dan minor b. Penilaian pengetahuan: Tes • Contoh gambar
4.1 Membuat gambar cerita.  Memainkan alat  Mempraktikkan gerak c. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja cerita
musik melangkahkan kaki ke berbagai Rubrik Penilaian Mempraktikkan Gerak • peralatan
sederhana arah dan mengayun ke berbagai sikap tubuh (duduk, membaca, berdiri, menggambar
arah mengikuti ketukan/tepuk jalan), dan bergerak secara lentur serta
tangan seimbang (KD 3.2 dan 4.2)
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap: Lembar Observasi
b. Penilaian pengetahuan: Tes
c. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja
Bahasa Indonesia  Membuat ringkasan narasi teks 1. Teknik Penilaian • Buku guru
3.3 Meringkas teks penjelasan  Teks Penjelasan video/gambar yang disajikan a. Penilaian Sikap: Lembar Observasi 24 JP • Buku Siswa
(eksplanasi) dari media cetak  Ringkasan  Memahami kalimat efektif untuk b. Penilaian pengetahuan: Tes • Materi
atau elektronik.  Kalimat efektif membuat ringkasan c. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja • Teks bacaan
4.3 Menyajikan ringkasan teks  Surat undangan Rubrik Penilaian Mempraktikkan Gerak
penjelasam (eksplanasi) dari sikap tubuh (duduk, membaca, berdiri,
media cetak atau elektronik jalan), dan bergerak secara lentur serta
dengan menggunakan kosakata seimbang (KD 3.3 dan 4.3)
baku dan kalimat efektif secara 1. Teknik Penilaian
lisan, tulis, dan visual. a. Penilaian Sikap: Lembar Observasi
b. Penilaian pengetahuan: Tes
c. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja

Mengetahui Guru Kelas V


Kepala SD Negeri 01 Bungo Pasang

Yuni Hayati Purit, S.Pd Dian Masdareta, S.Pd


NIP.196309241984102001 NIP.196711051988022001

104
LAMPIRAN 2.

KISI-KISI PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS HOTS KELAS


V SD PADA MUATAN IPS TEMA 6 SUBTEMA 3

Kompetensi Level Bentuk No


Materi Indikator Soal
Dasar kognitif Soal Soal
16. Disajikan peran masyarakat
C4
terhadap sosial budaya, peserta
didik dapat menyeleksi perannya 1
dalam pembangunan sosial budaya
Pembangunan Objektif
daerahnya
sosial budaya pilihan
17. Disajikan gambar permainan
C4 ganda
tradisional anak Indonesia, peserta
didik dapat menganalisis perannya 2
untuk menjaga warisan budaya dan
tradisi
18. Disajikan gambar pembangunan C5 3
ekonomi dengan memanfaatkan
lingkungan, peserta didik dapat
menilai peran lingkungan dalam
3.2 Menganalisis
pembangunan ekonomi masyarakat Objektif
bentuk- Pembangunan
dan daerah pilihan
bentuk ekonomi
19. Disajikan gambar pembangunan C5 ganda 4
interaksi
ekonomi dengan memanfaatkan
manusia
alam, peserta didik dapat
dengan
mengevaluasi peran alam dalam
lingkungan
pembangunan ekonomi masyarakat
dan
20. Disajikan cerita yang berhubungan C4
pengaruhnya
dengan interaksi sosial, peserta
terhadap 5
didik dapat menganalisis bentuk
pembanguna
interaksi sosial di tengah
n sosial,
masyarakat
budaya, dan
21. Disajikan cerita yang berhubungan C5
ekonomi
dengan interaksi sosial, peserta
masyarakat Interaksi sosial Objektif 6
didik dapat mengevaluasi pengaruh
Indonesia. budaya dan pilihan
interaksi sosial terhadap
ekonomi ganda
pembangunan ekonomi masyarakat
22. Disajikan gambar yang C4
berhubungan dengan interaksi
budaya, peserta didik dapat
menganalisis bentuk dari interaksi
7
budaya yang terjadi di tengah
masyarakat
23. Disajikan cerita yang berhubungan C5 8
dengan permasalahan sosial,
Objektif
Permasalahan peserta didik dapat menilai
pilihan
sosial penyebab timbulnya permasalahan
ganda
sosial
24. Disajikan gambar yang C6 9

105
berhubungan dengan permasalahan
sosial, peserta didik dapat
menyimpulkan dampak dari
permasalahan sosial
25. Disajikan gambar yang C6
berhubungan dengan permasalahan 10
sosial, peserta didik dapat
menyimpulkan dampak dari suatu
permasalahan sosial yang terjadi di
sekitarnya
26. Disajikan gambar dan cerita yang
berhubungan dengan dampak
interaksi manusia terhadap alam,
C5 11
peserta didik dapat mengevaluasi
Dampak dampak interaksi manusia terhadap
interaksi alam dan hewan
manusia 27. Disajikan gambar dan cerita yang
terhadap alam berhubungan dengan dampak
interaksi manusia terhadap alam,
C6 12
peserta didik dapat menyimpulkan
dampak dari polusi udara dan air
terhadap kehidupan dan alam
28. Disajikan gambar yang
berhubungan dengan usaha
mengatasi permasalahan sosial dan
lingkungan, peserta didik dapat C6 13
mengkategorikan usaha yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah
banjir
29. Disajikan gambar yang
Usaha untuk
berhubungan dengan permasalahan
mengatasi
sosial, peserta didik dapat
permasalahan
menganalisis usaha yang dapat C4 14
sosial dan
dilakukan untuk mengatasi
lingkungan
permasalahan macet
30. Disajikan gambar yang
berhubungan dengan usaha untuk
mengatasi permasalahan
lingkungan, peserta didik dapat C6 15
mengkategorikan usaha yang dapat
dilakukannya untuk mengatasi
masalah pemanasan global

106
LAMPIRAN 3

KARTU SOAL HOTS

KARTU SOAL NOMOR 1


(PILIHAN GANDA)

Mata Pelajaran : IPS


Kelas/Semester : V/2
Kurikulum : 2013
3.2 Menganalisis bentuk bentuk interaksi manusia
dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap
Kompetensi Dasar
pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia
Materi Pembangunan sosial budaya
Disajikan peran masyarakat terhadap sosial budaya,
Indikator Soal peserta didik dapat menyeleksi perannya dalam
pembangunan sosial budaya daerahnya
Level Kognitif C4 (menyeleksi)
Soal
1. Minah merupakan anak gadis Minang. Sebaga putri Minang, sudah
seharusnya Minah menjaga warisan budaya Minang. Berdasarkan
gambar dibawah ini, apakah yang harus dilakukan oleh Minah
untuk menjaga dan melestarikan budaya Minang?
a. b.

c. d.

107
Skor Jawaban
Kunci Jawaban B
A B C D
Soal tersebut termasuk soal HOTS
1 2 0 1
karena untuk menjawab soal tersebut
peserta didik harus memahami konsep

Keterangan pembangunan budaya sehingga peserta


didik dapat menyeleksi peran
masyarakat terhadap pembangunan
dan kelestarian budaya daerahnya

108
KARTU SOAL NOMOR 2
(PILIHAN GANDA)

Mata Pelajaran : IPS


Kelas/Semester : V/2
Kurikulum : 2013

3.2 Menganalisis bentuk bentuk interaksi manusia


dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap
Kompetensi Dasar
pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia
Materi Pembangunan sosial budaya
Disajikan gambar permainan tradisional anak
Indikator Soal Indonesia, peserta didik dapat menganalisis
perannya untuk menjaga warisan budaya dan tadisi
Level Kognitif C4 (menganalisis)
Soal
2. Perhatikan gambar berikut ini!

Gambar di atas merupakan permainan tradisional anak Indonesia


yang keberadaannya saat ini hampir punah. Keberadaan permainan
ini hampir punah karena anak-anak Indonesia pada masa sekarang
lebih memilih untuk memainkan permainan di handphone dari pada
permainan tradisional.
Berdasarkan pernyataan di atas, apakah yang harus di lakukan siswa
SD untuk menjaga permainan tradisional dari kepunahan?
a. Bermain handphone
b. Memainkan mainan tradisional jika ada teman yang mengajak
tetapi lebih sering bermain handphone dari pada permainan
tradisional
c. Mengurangi bermain handphone dan lebih sering melakukan
permainan tradisional
d. Memainkan mainan tradisional ketika tidak ada handphone

109
Skor Jawaban
Kunci Jawaban C
A B C D
Soal tersebut termasuk soal HOTS
0 1 2 1
karena untuk menjawab soal tersebut

Keterangan peserta didik harus menganalisis


perannya sebagai penjaga warisan
budaya Indonesia

110
KARTU SOAL NOMOR 3
(PILIHAN GANDA)

Mata Pelajaran : IPS


Kelas/Semester : V/2
Kurikulum : 2013

3.2 Menganalisis bentuk bentuk interaksi manusia


dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap
Kompetensi Dasar
pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia
Materi Pembangunan ekonomi
Disajikan gambar pembangunan ekonomi dengan
memanfaatkan lingkungan, peserta didik dapat
Indikator Soal
menilai peran lingkungan dalam pembangunan
ekonomi masyarakat dan daerah
Level Kognitif C5 (menilai)
Soal
3. Perhatikan gambar berikut!

Gambar di atas merupakan gambar Pantai Padang yang telah


tertata dengan indah. Pemerintah Kota Padang memanfaatkan
pantai Padang untuk menarik wisatawan berkunjung ke Kota
Padang karena itu pemerintah Kota Padang menata Pantai Padang
dengan sebaiknya. Penataan Pantai Padang yang dilakukan oleh
Pemerintah Kota Padang merupakan bentuk dari ....
a. Usaha pemerintah menarik wisatawan untuk berkunjung
b. Usaha pemerintah memajukan perekonomian Kota Padang
c. Pemanfaatan alam untuk membuat turis senang bermain di
Pantai Padang
d. Pemanfaatan alam untuk pembangunan ekonomi masyarakat
dan daerah Kota Padang

111
Skor Jawaban
Kunci Jawaban D
A B C D
Soal tersebut termasuk soal HOTS
1 1 0 2
karena untuk menjawab soal tersebut

Keterangan peserta didik harus mampu menilai


bentuk pemanfaatan lingkungan
terhadap pembangunan ekonomi

112
KARTU SOAL NOMOR 4
(PILIHAN GANDA)

Mata Pelajaran : IPS


Kelas/Semester : V/2
Kurikulum : 2013

3.2 Menganalisis bentuk bentuk interaksi manusia


dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap
Kompetensi Dasar
pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia
Materi Pembangunan ekonomi
Disajikan gambar pembangunan ekonomi dengan
memanfaatkan alam, peserta didik dapat
Indikator Soal
mengevaluasi peran alam dalam pembangunan
ekonomi masyarakat
Level Kognitif C5 (mengevaluasi)
Soal
4. Perhatikan gambar berikut!

Gambar di atas menunjukkan ibu-ibu yang sedang membeli


tanaman hias di kios tanaman ibu Santi. Tanaman hias yang dijual
ibu Santi merupakan bentuk dari pemanfaatan alam untuk
pembangunan ekonomi keluarganya, karena ....
a. Ibu Santi memanfaatkan tanah dan matahari untuk
menumbuhkan tanaman hiasnya sehingga dapat di jual
b. Tanaman hias ibu Santi merupakan hasil dari alam yang dapat
di jual
c. Ibu Santi mencari tanaman hias di alam bebas seperti mencari
di hutan dan di semak-semak
d. Alam memberikan ibu Santi pendapatan

113
Skor Jawaban
Kunci Jawaban A
A B C D
Soal tersebut termasuk soal HOTS
2 1 1 0
karena untuk menjawab soal tersebut

Keterangan peserta didik harus mampu


mengevaluasi peran alam dalam
pembangunan ekonomi masyarakat

114
KARTU SOAL NOMOR 5
(PILIHAN GANDA)

Mata Pelajaran : IPS


Kelas/Semester : V/2
Kurikulum : 2013

3.2 Menganalisis bentuk bentuk interaksi manusia


dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap
Kompetensi Dasar
pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia
Materi Interaksi sosial budaya dan ekonomi
Disajikan cerita yang berhubungan dengan interaksi
Indikator Soal sosial, peserta didik dapat menganalisis bentuk
interaksi sosial di tengah masyarakat
Level Kognitif C4 (menganalisis)
Soal
5. Toko Cristine Hakim merupakan toko oleh-oleh yang menjual
makanan khas Minang seperti kripik balado. Untuk membuat kripik
balado, pemilik toko Cristine Hakim membutuhkan singkong
karena kripik balado terbuat dari singkong. Pemilik toko Cristine
Hakim membeli singkong kepada petani singkong sehingga terjadi
transaksi jual beli antara pemilik toko Cristine Hakim dengan
petani singkong. Transaksi jual beli antara pemilik toko Cristine
Hakim dengan petani singkong merupakan bentuk dari interaksi
sosial.

Berdasarkan cerita di atas, apa yang menyebabkan terbentuknya


interaksi sosial antara pemilik toko Cristine Hakim dengan petani
singkong?
a. Pemilik toko Cristine Hakim membutuhkan singkong milik
petani
b. Petani singkong membutuhkan orang yang membeli
singkongnya.
c. Pemilik toko Cristine Hakim dan petani singkong saling
membutuhkan
d. Pemilik toko Cristine Hakim membutuhkan singkong dan petani
singkong membutuhkan kripik balado

115
Skor Jawaban
Kunci Jawaban C
A B C D
Soal tersebut termasuk soal HOTS
1 1 2 0
karena untuk menjawab soal tersebut
dibutuhkan analisis peserta didik

Keterangan sehingga peserta didik dapat


mengevaluasi peran dan pengaruh
interaksi sosial dalam hidup
bermasyarakat

116
KARTU SOAL NOMOR 6
(PILIHAN GANDA)

Mata Pelajaran : IPS


Kelas/Semester : V/2
Kurikulum : 2013

3.2 Menganalisis bentuk bentuk interaksi manusia


dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap
Kompetensi Dasar
pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia
Materi Interaksi sosial budaya dan ekonomi
Disajikan cerita yang berhubungan dengan interaksi
sosial, peserta didik dapat mengevaluasi pengaruh
Indikator Soal
interaksi sosial terhadap pembangunan ekonomi
masyarakat
Level Kognitif C5 (mengevaluasi)
Soal
6. Ibu Tuti merupakan pemilik dari pabrik roti Padang. Guna
menjalankan pabrik rotinya tersebut, ibu Tuti membutuhkan
pekerja. Saat sekarang ini ada 17 orang yang bekerja di pabrik roti
Ibu Tuti. Umumnya pekerja di pabrik roti ibu Tuti adalah
masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik roti tersebut.

Berdasarkan cerita tersebut, bagaimana pengaruh dari keberadaan


pabrik roti terhadap pembangunan ekonomi masyarakat di
sekitarnya?
a. Ekonomi masyarakat disekitar pabrik roti menjadi terbantu
b. Memudahkan masyarakat di sekitar untuk berangkat kerja
karena jaraknya dekat
c. Ibu-ibu yang tidak bekerja dapat bekerja di pabrik roti sebagai
pembungkus roti
d. Mengurangi pengangguran dan meningkatkan ekonomi
masyarakat di sekitarnya

117
Skor Jawaban
Kunci Jawaban D
A B C D
Soal tersebut termasuk soal HOTS
1 0 1 2
karena untuk menjawab soal tersebut
peserta didik harus mampu
Keterangan
menganalisis dan mengevaluasi
pengaruh interaksi sosial terhadap
pembangunan ekonomi masyarakat

118
KARTU SOAL NOMOR 7
(PILIHAN GANDA)

Mata Pelajaran : IPS


Kelas/Semester : V/2
Kurikulum : 2013

3.2 Menganalisis bentuk bentuk interaksi manusia


dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap
Kompetensi Dasar
pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia
Materi Interaksi sosial budaya dan ekonomi
Disajikan gambar yang berhubungan dengan
interaksi budaya, peserta didik dapat menganalisis
Indikator Soal
bentuk dari interaksi budaya yang terjadi di tengah
masyarakat
Level Kognitif C4 (menganalisis)
Soal
7. Hari ini kakak Mia melangsungkan acara pernikahan dengan
menggunakan adat Minang seperti yang terlihat pada gambar di
bawah ini.

Kira-kira dari gambar di atas interaksi apakah yang terjadi?


a. Interaksi sosial karena keluarga pengatin pria dan wanita telah
menjadi kerabat atas pernikahan anak-anaknya.
b. Interaksi budaya karena acara pernikahan di lakukan dengan
menggunakan adat dan budaya Minang
c. Interaksi ekonomi karena pengantin pria dan wanita setelah
berumah tangga saling bergantung memenuhi kebutuhan hidup
d. Interaksi budaya karena pernikahan merupakan adat dan
budaya Minang

119
Skor Jawaban
Kunci Jawaban B
A B C D
Soal tersebut termasuk soal HOTS

Keterangan karena untuk menjawab soal tersebut 1 2 1 0


dibutuhkan analisis peserta didik

120
KARTU SOAL NOMOR 8
(PILIHAN GANDA)

Mata Pelajaran : IPS


Kelas/Semester : V/2
Kurikulum : 2013

3.2 Menganalisis bentuk bentuk interaksi manusia


dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap
Kompetensi Dasar
pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia
Materi Sosialisasi/ enkulturasi
Disajikan cerita yang berhubungan dengan
Indikator Soal permasalahan sosial, peserta didik dapat menilai
penyebab timbulnya permasalahan sosial
Level Kognitif C5 (menilai)
Soal
8. Tahun 2020 adalah tahun yang memilukan bagi seluruh umat
manusia karena pada tahun ini manusia di serang oleh virus yang
bernama Covid-19. Covid-19 membuat manusia tidak bisa
beraktivitas karena banyak tempat yang ditutup termasuk sekolah.
Penutupan tempat-tempat yang mengundang orang banyak
dilakukan karena penyebaran virus sangat cepat. Meskipun banyak
tempat yang ditutup, jumlah kasus Covid-19 masih saja mengalami
peningkatan. Jumlah kasus Covid-19 terus mengalami peningkatan
karena banyak masyarakat yang tidak mematuhi protokol
kesehatan. Sikap dari masyarakat yang tidak mematuhi protokol
kesehatan merupakan salah satu bentuk dari permasalahan sosial.

Berdasarkan cerita diatas kenapa orang yang tidak mematuhi


protokol kesehatan disebut sebagai bentuk dari permasalahan
sosial?
a. Covid-19 mudah menyebar
b. Tidak mematuhi peraturan kesehatan
c. Tidak mempedulikan kesehatan diri sendiri
d. Dapat merugikan diri sendiri dan orang lain

121
Skor Jawaban
Kunci Jawaban D
A B C D
Soal tersebut termasuk soal HOTS
0 1 1 2
karena untuk menjawab soal tersebut di
Keterangan
butuhkan logika dan pemahaman
peserta didik

122
KARTU SOAL NOMOR 9
(PILIHAN GANDA)

Mata Pelajaran : IPS


Kelas/Semester : V/2
Kurikulum : 2013

3.2 Menganalisis bentuk bentuk interaksi manusia


dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap
Kompetensi Dasar
pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia
Materi Sosialisasi/ enkulturasi
Disajikan gambar yang berhubungan dengan
Indikator Soal permasalahan sosial, peserta didik dapat
menyimpulkan dampak dari permasalahan sosial
Level Kognitif C6 (menyimpulkan)
Soal
9. Perhatikan gambar berikut!

Simpulkanlah dampak dari permasalahan sosial pada gambar di


atas?
a. Rumah semi permanen yang berada di sebelah lintasan kereta
api bisa roboh akibat dari goncangan kereta api
b. Kereta api menjadi tidak bisa bergerak karena terhambat
bangunan liar yang ada di sebelah rel
c. Membangun rumah di dekat lintasan kereta api dapat
membahayakan diri sendiri dan penumpang kereta api
d. Ketika kereta api mengalami kerusakan dan keluar dari rel maka
rumah dan orang yang ada di dekat rel kereta api bisa di tabrak
kereta api

123
Skor Jawaban
Kunci Jawaban C
A B C D
Soal tersebut termasuk soal HOTS
1 0 2 1
karena untuk menjawab soal tersebut di
butuhkan logika dan pemahaman serta
Keterangan
analisis peserta didik sehingga peserta
didik bisa menyimpulkan dampak dari
permasalahan sosial yang terjadi

124
KARTU SOAL NOMOR 10
(PILIHAN GANDA)

Mata Pelajaran : IPS


Kelas/Semester : V/2
Kurikulum : 2013

3.2 Menganalisis bentuk bentuk interaksi manusia


dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap
Kompetensi Dasar
pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia
Materi Sosialisasi/ enkulturasi
Disajikan gambar yang berhubungan dengan
permasalahan sosial, peserta didik dapat
Indikator Soal
menyimpulkan dampak dari suatu permasalahan
sosial yang terjadi di sekitarnya
Level Kognitif C6 (menyimpulkan)
Soal
10. Perhatikan gambar berikut!

Gambar diatas mempelihatkan masalah sosial yang sering kita


temui yaitu membuang sampah di sembarang tempat.
Simpulkanlah dampak dari permasalahan sosial pada kegiatan
tersebut?
a. Sampah yang berserakan di jalan membuat jalan terlihat kotor
dan merusak pemandangan
b. Sampah seharusnya di buang pada tempatnya karena membuang
sampah sembarang dapat membuat saluran air tersumbat
c. Sampah yang berserakan di jalan dapat mengganggu
kenyamanan dalam berkendara karena kendaraan sulit untuk
lewat.
d. Membuang sampah di jalan dapat merusak pemandangan, dan
menyebarkan bau busuk serta dapat menyumbat saluran air
sehingga menyebabkan banjir

125
Skor Jawaban
Kunci Jawaban D
A B C D
Soal tersebut termasuk soal HOTS
1 1 0 2
karena untuk menjawab soal tersebut di
butuhkan logika dan pemahaman serta

Keterangan analisis peserta didik sehingga peserta


didik bisa menyimpulkan dampak dari
permasalahan sosial yang terjadi di
sekitarnya

126
KARTU SOAL NOMOR 11
(PILIHAN GANDA)

Mata Pelajaran : IPS


Kelas/Semester : V/2
Kurikulum : 2013

3.2 Menganalisis bentuk bentuk interaksi manusia


dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap
Kompetensi Dasar
pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia
Materi Sosialisasi/ enkulturasi
Disajikan gambar dan cerita yang berhubungan
dengan dampak interaksi manusia terhadap alam,
Indikator Soal
peserta didik dapat mengevaluasi dampak
interaksi manusia terhadap alam dan hewan
Level Kognitif C5 (mengevaluasi)
Soal
11. Perhatikan gambar berikut!

Gambar di atas memperlihatkan beruang kutub yang sangat kurus


berjalan di atas lautan es yang telah mencair. Fenomena ini terjadi
karena suhu bumi semakin panas akibat dari pemanasan global
sehingga es yang ada di Kutub Utara mencair dan beruang kutub
kesulitan untuk bertahan hidup. Pemanasan global terjadi karena
asap kendaraan manusia membuat suhu di bumi menjadi panas.
Berdasarkan cerita diatas, apa yang akan terjadi pada hewan jika
suhu panas di bumi akibat dari pemanasan global terus
meningkat?
a. Banyak hewan akan kehilangan habitatnya dan akhirnya
punah.
b. Beruang kutub tidak bisa lagi tinggal di Kutub Utara karena es
terus mencair
c. Pemanasan global memberikan dampak yang sangat buruk
bagi hewan dan manusia
d. Hewan menjadi kepanasan dan dehidrasi

127
Skor Jawaban
Kunci Jawaban A
A B C D
Soal tersebut termasuk soal HOTS
2 1 0 1
karena untuk menjawab soal tersebut di
butuhkan logika dan pemahaman serta

Keterangan analisis peserta didik sehingga peserta


didik bisa mengevaluasi dampak
interaksi manusia terhadap alam dan
hewan

128
KARTU SOAL NOMOR 12
(PILIHAN GANDA)

Mata Pelajaran : IPS


Kelas/Semester : V/2
Kurikulum : 2013
3.2 Menganalisis bentuk bentuk interaksi manusia
dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap
Kompetensi Dasar
pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia
Materi Sosialisasi/ enkulturasi
Disajikan gambar dan cerita yang berhubungan
dengan dampak interaksi manusia terhadap alam,
Indikator Soal
peserta didik dapat menyimpulkan dampak dari
polusi udara dan air terhadap kehidupan dan alam
Level Kognitif C6 (menyimpulkan)
Soal
12. Perhatikan gambar berikut!

Gambar di atas memperlihatkan polusi udara dan air yang


disebabkan oleh interaksi manusia. Polusi udara umumnya
bersumber dari asap kendaraan dan pabrik sementara itu polusi air
bersumber dari limbah pabrik dan sampah manusia. Polusi udara
ataupun polusi air, keduanya memberikan dampak yang buruk bagi
manusia, alam dan hewan.
Apa yang dapat kamu simpulkan dari cerita di atas?
a. Polusi disebabkan oleh interaksi manusia yang tidak
bertanggungjawab
b. Polusi dari interaksi manusia dapat merusak lingkungan dan
membahayakan kehidupan mahkluk hidup lainnya
c. Limbah pabrik membuat air menjadi kotor dan beracun
d. Hewan dapat berenang di air yang penuh dengan sampah dan
limbah pabrik

129
Skor Jawaban
Kunci Jawaban B
A B C D
Soal tersebut termasuk soal HOTS
1 2 1 0
karena untuk menjawab soal tersebut di
butuhkan logika dan pemahaman serta

Keterangan analisis peserta didik sehingga peserta


didik bisa menyimpulkan dampak dari
interaksi manusi terhadap alam dan
kehidupan makhluk hidup di bumi

130
KARTU SOAL NOMOR 13
(PILIHAN GANDA)

Mata Pelajaran : IPS


Kelas/Semester : V/2
Kurikulum : 2013
3.2 Menganalisis bentuk bentuk interaksi manusia
dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap
Kompetensi Dasar
pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia
Materi Sosialisasi/ enkulturasi
Disajikan gambar yang berhubungan dengan usaha
mengatasi permasalahan sosial dan lingkungan,
Indikator Soal
peserta didik dapat mengkategorikan usaha yang
dapat dilakukan untuk mengatasi masalah banjir
Level Kognitif C6 (mengkategorikan)
Soal
13. Permasalahan sosial di sekitar kita dapat diatasi dengan beberapa
usaha sebeperti yang dapat dilihat pada gambar berikut ini.
2.

Kegiatan yang dilakukan pada gambar di atas dapat dikategorikan


sebagai usaha untuk mengatasi permasalahan .....
a. Sampah
b. Banjir
c. Kebersihan
d. Lingkungan

131
Skor Jawaban
Kunci Jawaban B
A B C D
Soal tersebut termasuk soal HOTS
1 2 0 1
karena untuk menjawab soal tersebut di
butuhkan logika dan pemahaman serta
analisis peserta didik sehingga peserta
Keterangan
didik bisa mengkategorikan usaha yang
dilakukannya untuk mengatasi
permasalahan sosial dan lingkungan
yang ada disekitarnya

132
KARTU SOAL NOMOR 14
(PILIHAN GANDA)

Mata Pelajaran : IPS


Kelas/Semester : V/2
Kurikulum : 2013
3.2 Menganalisis bentuk bentuk interaksi manusia
dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap
Kompetensi Dasar
pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia
Materi Sosialisasi/ enkulturasi
Disajikan gambar yang berhubungan dengan
permasalahan sosial, peserta didik dapat
Indikator Soal
menganalisis usaha yang dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan macet
Level Kognitif C4 (menganalisis)
Soal
14. Perhatikan gambar berikut!

Gambar di atas menunjukkan kondisi jalan yang sedang macet dan


situasi ini merupakan permasalahan sosial yang sering kali terjadi
terutama pada hari libur. Usaha apa yang dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan sosial tersebut ....
a. Mematuhi tata tertib lalu lintas
b. Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan lebih memilih
menggunakan kendaraan umum
c. Berkendara dengan pelan karena keselamatan dalam berkendara
sangat penting
d. Memilih untuk menggunakan kendaraan roda dua dari pada
kendaraan roda empat

133
Skor Jawaban
Kunci Jawaban B
A B C D
Soal tersebut termasuk soal HOTS
1 2 0 1
karena untuk menjawab soal tersebut di
butuhkan pemahaman peserta didik
mengenai permasalah sosial sehingga
Keterangan
peserta didik dapat menganalisis usaha
yang dilakukan untuk mengatasi
permasalah sosial yang terjadi
dilingkungannya

134
KARTU SOAL NOMOR 15
(PILIHAN GANDA)

Mata Pelajaran : IPS


Kelas/Semester : V/2
Kurikulum : 2013
3.2 Menganalisis bentuk bentuk interaksi manusia
dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap
Kompetensi Dasar
pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia
Materi Sosialisasi/ enkulturasi
Disajikan gambar yang berhubungan dengan usaha
untuk mengatasi permasalahan lingkungan, peserta
Indikator Soal didik dapat mengkategorikan usaha yang dapat
dilakukannya untuk mengatasi masalah pemanasan
global
Level Kognitif C6 (mengkategorikan)
Soal
15. Perhatikan kegiatan-kegiatan berikut ini!

Kegiatan yang dilakukan pada gambar di atas dapat dikategorikan


sebagai usaha untuk mengatasi permasalahan .....
a. Longsor
b. Polusi udara
c. Listrik
d. Pemanasan global

135
Skor Jawaban
Kunci Jawaban D
A B C D
Soal tersebut termasuk soal HOTS
1 1 0 2
karena untuk menjawab soal tersebut di
butuhkan logika dan pemahaman serta

Keterangan analisis peserta didik sehingga peserta


didik bisa mengkategorikan usaha yang
dapat dilakukannya untuk mengatasi
permasalahan lingkungan

136
LAMPIRAN 4

LEMBAR VALIDITAS ITEM SOAL BERBASIS HOTS

Nama Validator :
Jabatan :

Kompetensi Dasar:
3.2 Menganalisis bentuk- bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan
pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia

Petujuk Validasi Soal Tes:


1. Terdapat tiga kriteri penilaian yaitu kesesuian item soal dengan materi,
kesesuaian item soal dengan indikator, dan kebahasaan.
2. Berilah tanda ceklis (√) pada masing-masing kolom kriteria penilaian yang
menurut Bapak/Ibu sesuai dengan pihan jawaban. Adapun kriteria pilihan
jawaban adalah sebagai berikut:
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang

137
Aspek yang di Nilai
kesesuaian Kunci
Level No Kesesuaian
Indikator dengan Kebahasaan Soal
Kognitif Soal dengan Materi
indikator
SB B C K SB B C K SB B C K
Disajikan peran masyarakat terhadap sosial budaya,
peserta didik dapat menyeleksi perannya dalam C4 1 B
pembangunan sosial budaya budaya daerahnya
Disajikan gambar permainan tradisional anak
Indonesia, peserta didik dapat menganalisis C4 2 C
perannya untuk menjaga warisan budaya dan tradisi
Disajikan gambar pembangunan ekonomi dengan
memanfaatkan lingkungan, peserta didik dapat
C5 3 D
menilai peran lingkungan dalam pembangunan
ekonomi masyarakat dan daerah
Disajikan gambar pembangunan ekonomi dengan
memanfaatkan alam, peserta didik dapat
C5 4 A
mengevaluasi peran alam dalam pembangunan
ekonomi masyarakat
Disajikan cerita yang berhubungan dengan interaksi
sosial, peserta didik dapat menganalisis peran dan C4 5 C
bentuk interaksi sosial di tengah masyarakat
Disajikan cerita yang berhubungan dengan interaksi
sosial, peserta didik dapat mengevaluasi pengaruh
C5 6 D
interaksi sosial terhadap pembangunan ekonomi
masyarakat
Disajikan gambar yang berhubungan dengan
interaksi budaya, peserta didik dapat menganalisis
C4 7 B
bentuk dari interaksi budaya yang terjadi di tengah
masyarakat
Disajikan cerita yang berhubungan dengan
C5 8 D
permasalahan sosial, peserta didik dapat menilai

138
penyebab timbulnya permasalahan sosial
Disajikan gambar yang berhubungan dengan
permasalahan sosial, peserta didik dapat C6 9 C
menyimpulkan dampak dari permasalahan sosial
Disajikan gambar yang berhubungan dengan
permasalahan sosial, peserta didik dapat
C6 10 D
menyimpulkan dampak dari suatu permasalahan
sosial yang terjadi di sekitarnya
Disajikan gambar dan cerita yang berhubungan
dengan dampak interaksi manusia terhadap alam,
C5 11 A
peserta didik dapat mengevaluasi dampak interaksi
manusia terhadap alam dan hewan
Disajikan gambar dan cerita yang berhubungan
dengan dampak interaksi manusia terhadap alam,
C6 12 B
peserta didik dapat menyimpulkan dampak dari
polusi udara dan air terhadap kehidupan dan alam
Disajikan gambar yang berhubungan dengan usaha
mengatasi permasalahan sosial dan lingkungan,
C6 13 B
peserta didik dapat mengkategorikan usaha yang
dapat dilakukan untuk mengatasi masalah banjir
Disajikan gambar yang berhubungan dengan
permasalahan sosial, peserta didik dapat
C4 14 B
menganalisis usaha yang dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan macet
Disajikan gambar yang berhubungan dengan usaha
untuk mengatasi permasalahan lingkungan, peserta
didik dapat mengkategorikan usaha yang dapat C6 15 D
dilakukannya untuk mengatasi masalah pemanasan
global

Keterangan Tingkat Kognitif :


C4 : Menganalisis; kata kerja menyeleksi dan menganalisis.
C5 : Mengevaluasi; kata kerja mengevaluasi dan menilai

139
C5 : Mencipta atau mengkreasi; kata kerja menyimpulkan dan mengkategorikan

Saran Validator :

Padang, 02 Maret 2020


Mengetahui,
Validator Uji Coba Soal

Padang, Februri 2021


Validator

( .......................................)

140
LEMBAR VALIDITAS SOAL BERBASIS HOTS

Nama Validator :
Jabatan :

Kompetensi Dasar:
3.2 Menganalisis bentuk- bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan
pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia

Petujuk Validasi Soal Tes:


1. Terdapat tiga kriteri penilaian yaitu materi, konstruksi dan bahasa.
2. Berilah tanda ceklis (√) pada masing-masing kolom kriteria penilaian yang
menurut Bapak/Ibu sesuai dengan pihan jawaban. Adapun kriteria pilihan
jawaban adalah sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak setuju

141
Jawaban
No Aspek yang ditelaah
SS S KS TS
Materi
1 Soal sesuai dengan indikator
2 Materi yang diukur sesuai dengan konpetensi
3 Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau
dari materi
4 Soal memiliki satu jawaban yang benar
5 Batasan pertanyaan dan jawaban yang
diaharapkan jelas
6 Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran
7 Isi materi yang ditanyakan sudah sesua
dengan jenjang, jenis sekolah atau tingkat
kelas
Konstruksi
8 Pokok soal dirumuskan secara jelas dan tegas
9 Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban
merupakan pernyataan yang diperlukan saja
10 Pokok soal tidak memberikan petunjuk ke
arah jawaban yang benar
11 Pokok soal tidak mengandung pernyataan
yang bersifat negatif
12 Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau
dari segi materi
13 Gambar, grafik, tabel diagram dan sejenisnya
yang terdapat pada soal jelas dan berfungsi
Bahasa
14 Rumusan soal menggunakan bahasa yang
komunikatif
15 Butir soal menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar
16 Rumusan soal tidak menggunakan bahasa
daerah

Padang, Februari 2021


Validator

( .........................................)

142
LAMPIRAN 5

KISI-KISI ANGKET UJI PRAKTIKALITAS


INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS HOTS

Variabel Nomor
No Indikator Pernyataan
Praktikalitas
1. Kemudahan a. Soal instrumen penilaian berbasis HOTS 1-4
penggunaan dapat dipahami dengan jelas.
2. Pemahaman a. Penggunaan bahasa Indonesia yang 5-6
konsep dan sederhana mampu mengarahkan siswa
materi dalam memahami konsep.
b. Stimulus yang digunakan menarik dan 7-9
kontekstual
c. Instrumen penilaian berbasis HOTS 10-12
memupuk rasa cinta dan peduli terhadap
kemajuan daerah
d. Instrumen penilaian berbasis HOTS dapat 13-16
meningkatkan keterampilan berfikir
peserta didik
3. Efisiensi waktu Waktu pembelajaran menjadi lebih efisien 17-19

4. Minat peserta instrumen penilaian berbasis HOTS menarik 20-22


didik minat siswa untuk menyelesaikan masalah
dengan baik

143
LAMPIRAN 6

LEMBAR ANGKET PRAKTIKALITAS OLEH GURU

Nama :
Jabatan :

Petujuk Pengisian Angket:


1. Terdapat empat kriteri penilaian yaitu kemudahan penggunaan,
pemahaman konsep dan materi, efisiensi waktu, minat peserta didik
2. Berilah tanda ceklis (√) pada masing-masing kolom kriteria penilaian yang
menurut Bapak/Ibu sesuai dengan pihan jawaban. Adapun kriteria pilihan
jawaban adalah sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Tidak setuju

144
No Pernyataan SS S KS TS STS
Kemudahan Penggunaan
1. Instrumen penilaian berbasis HOTS
mudah digunakan karena memiliki
petunjuk pengisian.
2 Soal instrumen penilaian berbasis
HOTS dapat dipahami dengan jelas
karena pertanyaan dan jawaban
dirumuskan dengan jelas
3 Stimulus yang digunakan jelas dan
dapat dipahami karena sesuai dengan
kenyataan dalam kehidupan sehari-hari
4 Gambar yang digunakan jelas dan
sesuai dengan pokok permasalahan
Pemahaman Konsep dan Materi
5 Instrumen penilaian berbasis HOTS
menggunakan bahasa yang sederhana
sehingga peserta didik dapat
memahami pokok permasalahan
dengan baik.
6 Bahasa Indonesia yang sederhana
membuat peserta didik mampu untuk
mengaitkan pokok permasalahan
dengan materi
7 Stimulus yang digunakan pada soal
merupakan informasi baru bagi peserta
didik sehingga pengetahuan peserta
didik menjadi bertambah
8 Stimulus yang digunakan mendorong
peserta didik untuk membaca sehingga
dapat memahami konsep
9 Stimulus yang digunakan membuat
peserta didik mampu menghubungkan
materi yang dipelajari dengan konteks
nyata dalam kehidupan sehari-hari.
10 Instrumen penilaian berbasis HOTS
memberikan gambaran mengenai
kondisi daerah peserta didik sehingga
pengetahuan peserta didik mengenai
kondisi daerahya bertambah
11 stimulus yang digunakan berbasis
permasalahan di daerah di lingkungan
peserta didik membuat peserta didik
dapat memahami materi dengan mudah
12 Penyajian soal-soal berbasis HOTS
dapat meningkatkan rasa memiliki dan

145
cinta peserta didik terhadap potensi-
potensi yang ada di daerahnya
13 Soal-soal berbasis HOTS yang
digunakan dapat mengasah
keterampilan berfikir tingkat tinggi
perseta didik
14 Soal-soal berbasis HOTS yang
digunakan dapat membuat peserta
didik kritis dan trampil dalam
menyelesaikan masalah
15 Penyajian soal-soal berbasis HOTS
dapat melatih peserta didik untuk
mengasah kemampuan dan
keterampilannya sesuai dengan
tuntutan kompetensi
16 Penyajian soal-soal berbasis HOTS
membuat peserta didik dapat
menguasai literasi dengan cepat karena
menggunakan sumber
pengetahuan dalam bentuk visual
Efisiensi waktu
17 Membangun pemahaman peserta didik
mengei konsep dan materi melalui
penilaian berbasis HOTS dapat
mengefisienkan waktu belajar
18 Penilaian berbasis HOTS dapat melatih
keterampilan berfikir tingkat tinggi
peserta didik sehingga peserta didik
tidak membutuhkan waktu yang lama
dalam memahami konsep dan materi
19 Melatih peserta didik dengan penilaian
berbasis HOTS membuat peserta didik
dapat menyelesaikan permasalahan
sesuai dengan waktu yang tersedia.
Minat Peserta didik
20 Stimulus yang digunakan membuat
peserta didik tertarik untuk membaca
21 Pengunaan gambar membuat peserta
didik tertarik untuk memahami pokok
permasalah
22 Pengunaan daerah peserta didik
sebagai stimulus dapat membuat
peserta didik merasa terpanggil untuk
memecahkan berbagai permasalahan
yang timbul di daerahnya

146
LAMPIRAN 7

LEMBAR ANGKET PRAKTIKALITAS OLEH SISWA

Nama :
Kelas :

Petujuk Pengisian Angket:


1. Terdapat empat kriteri penilaian yaitu kemudahan penggunaan,
pemahaman konsep dan materi, efisiensi waktu, minat peserta didik
2. Berilah tanda ceklis (√) pada masing-masing kolom kriteria penilaian yang
menurut Bapak/Ibu sesuai dengan pihan jawaban. Adapun kriteria pilihan
jawaban adalah sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Tidak setuju

147
No Pernyataan SS S KS TS STS
Kemudahan Penggunaan
1. Lembar soal mudah digunakan karena
memiliki petunjuk pengisian.
2 Pertanyaan dan pilihan jawaban pada
soal mudah dipahami
3 Soal cerita mudah dipahami karena
sesuai dengan kenyataan dalam
kehidupan sehari-hari
4 Gambar yang digunakan pada soal
jelas dan sesuai dengan pertanyaan
Pemahaman Konsep dan Materi
5 Soal dapat dipahami karena bahasanya
mudah dimengerti
6 Saya dapat mengaitkan soal dengan
materi pelajaran karena penjelasannya
jelas
7 Soal cerita memberikan informasi baru
sehingga pengetahuan saya menjadi
bertambah
8 Membaca soal cerita membuat saya
dapat memahami materi pelajaran
9 Soal cerita membuat saya dapat
menghubungkan materi pelajaran
dengan kehidupan sehari-hari.
10 Pengetahuan saya mengenai daerah
menjadi bertambah karena soal
menceritakan kondisi daerah saya
11 Saya dapat memahami materi dengan
mudah karena soal membahas
permasalahan yang ada di daerah saya
12 Rasa peduli saya dengan daerah
menjadi meningkat setelah membaca
soal
13 Soal yang digunakan dapat mengasah
keterampilan berfikir saya
14 Soal yang digunakan dapat membuat
saya kritis dan trampil dalam
menyelesaikan masalah
15 Soal cerita dan gambar yang digunakan
membuat saya dapat menguasai literasi
dengan cepat
Efisiensi waktu
16 Soal yang digunakan dapat membuat
saya dapat memahami materi pelajaran

148
dengan cepat
17 Soal yang digunakan membuat saya
tidak membutuhkan waktu yang lama
untuk memahami materi
18 Soal yang digunakan membuat saya
dapat menyelesaikan permasalahan
sesuai dengan waktu yang tersedia
Minat Peserta didik
19 Soal cerita yang digunakan membuat
saya tertarik untuk membaca
20 Gambar yang digunakan pada lembar
soal membuat saya tertarik untuk
memahami pokok permasalah
21 Pengunaan daerah saya dalam soal
membuat saya merasa terpanggil untuk
membantu dalam memecahkan
berbagai permasalahan yang ada di
daerah saya

149
LAMPIRAN 8

LEMBAR JAWABAN VALIDITAS ITEM SOAL BERBASI HOTS


OLEH VALIDATOR 1

Nama Validator : Dra. Pebriyenni, M.Si


Jabatan : Dosen

Kompetensi Dasar:
3.2 Menganalisis bentuk- bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan
pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia

Petujuk Validasi Soal Tes:


1. Terdapat tiga kriteri penilaian yaitu kesesuian item soal dengan materi,
kesesuaian item soal dengan indikator, dan kebahasaan.
2. Berilah tanda ceklis (√) pada masing-masing kolom kriteria penilaian yang
menurut Bapak/Ibu sesuai dengan pihan jawaban. Adapun kriteria pilihan
jawaban adalah sebagai berikut:
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang

150
Aspek yang di Nilai
kesesuaian Kunci
Level No Kesesuaian
Indikator dengan Kebahasaan Soal
Kognitif Soal dengan Materi
indikator
SB B C K SB B C K SB B C K
Disajikan peran masyarakat terhadap sosial budaya,
peserta didik dapat menyeleksi perannya dalam C4 1 √ √ √ B
pembangunan sosial budaya budaya daerahnya
Disajikan gambar permainan tradisional anak
Indonesia, peserta didik dapat menganalisis C4 2 √ √ √ C
perannya untuk menjaga warisan budaya dan tradisi
Disajikan gambar pembangunan ekonomi dengan
memanfaatkan lingkungan, peserta didik dapat
C5 3 √ √ √ D
menilai peran lingkungan dalam pembangunan
ekonomi masyarakat dan daerah
Disajikan gambar pembangunan ekonomi dengan
memanfaatkan alam, peserta didik dapat
C5 4 √ √ √ A
mengevaluasi peran alam dalam pembangunan
ekonomi masyarakat
Disajikan cerita yang berhubungan dengan interaksi
sosial, peserta didik dapat menganalisis peran dan C4 5 √ √ √ C
bentuk interaksi sosial di tengah masyarakat
Disajikan cerita yang berhubungan dengan interaksi
sosial, peserta didik dapat mengevaluasi pengaruh
C5 6 √ √ √ D
interaksi sosial terhadap pembangunan ekonomi
masyarakat
Disajikan gambar yang berhubungan dengan
interaksi budaya, peserta didik dapat menganalisis
C4 7 √ √ √ B
bentuk dari interaksi budaya yang terjadi di tengah
masyarakat
Disajikan cerita yang berhubungan dengan
C5 8 √ √ √ D
permasalahan sosial, peserta didik dapat menilai

151
penyebab timbulnya permasalahan sosial
Disajikan gambar yang berhubungan dengan
permasalahan sosial, peserta didik dapat C6 9 √ √ √ C
menyimpulkan dampak dari permasalahan sosial
Disajikan gambar yang berhubungan dengan
permasalahan sosial, peserta didik dapat
C6 10 √ √ √ D
menyimpulkan dampak dari suatu permasalahan
sosial yang terjadi di sekitarnya
Disajikan gambar dan cerita yang berhubungan
dengan dampak interaksi manusia terhadap alam,
C5 11 √ √ √ A
peserta didik dapat mengevaluasi dampak interaksi
manusia terhadap alam dan hewan
Disajikan gambar dan cerita yang berhubungan
dengan dampak interaksi manusia terhadap alam,
C6 12 √ √ √ B
peserta didik dapat menyimpulkan dampak dari
polusi udara dan air terhadap kehidupan dan alam
Disajikan gambar yang berhubungan dengan usaha
mengatasi permasalahan sosial dan lingkungan,
C6 13 √ √ √ B
peserta didik dapat mengkategorikan usaha yang
dapat dilakukan untuk mengatasi masalah banjir
Disajikan gambar yang berhubungan dengan
permasalahan sosial, peserta didik dapat
C4 14 √ √ √ B
menganalisis usaha yang dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan macet
Disajikan gambar yang berhubungan dengan usaha
untuk mengatasi permasalahan lingkungan, peserta
didik dapat mengkategorikan usaha yang dapat C6 15 √ √ √ D
dilakukannya untuk mengatasi masalah pemanasan
global
Keterangan Tingkat Kognitif :
C4 : Menganalisis; kata kerja menyeleksi dan menganalisis.
C5 : Mengevaluasi; kata kerja mengevaluasi dan menilai
C5 : Mencipta atau mengkreasi; kata kerja menyimpulkan dan mengkategorikan
152
Saran Validator :

Dapat digunakan tanpa perbaikan

Padang, 02 Maret 2020


Mengetahui,
Validator Uji Coba Soal

Padang, 1 Maret 2021


Validator

Dra. Pebriyenni, M.Si

153
LEMBAR JAWABAN VALIDITAS SOAL BERBASIS HOTS
OLEH VALIDATOR 1

Nama Validator : Dra. Pebriyenni, M.Si


Jabatan : Dosen

Kompetensi Dasar:
3.2 Menganalisis bentuk- bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan
pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia

Petujuk Validasi Soal Tes:


1. Terdapat tiga kriteri penilaian yaitu materi, konstruksi dan bahasa.
2. Berilah tanda ceklis (√) pada masing-masing kolom kriteria penilaian yang
menurut Bapak/Ibu sesuai dengan pihan jawaban. Adapun kriteria pilihan
jawaban adalah sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak setuju

154
Jawaban
No Aspek yang ditelaah
SS S KS TS
Materi
1 Soal sesuai dengan indikator √
2 Materi yang diukur sesuai dengan konpetensi √
3 Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau

dari materi
4 Soal memiliki satu jawaban yang benar √
5 Batasan pertanyaan dan jawaban yang

diaharapkan jelas
6 Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran √
7 Isi materi yang ditanyakan sudah sesua
dengan jenjang, jenis sekolah atau tingkat √
kelas
Konstruksi
8 Pokok soal dirumuskan secara jelas dan tegas √
9 Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban

merupakan pernyataan yang diperlukan saja
10 Pokok soal tidak memberikan petunjuk ke

arah jawaban yang benar
11 Pokok soal tidak mengandung pernyataan

yang bersifat negatif
12 Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau

dari segi materi
13 Gambar, grafik, tabel diagram dan sejenisnya

yang terdapat pada soal jelas dan berfungsi
Bahasa
14 Rumusan soal menggunakan bahasa yang

komunikatif
15 Butir soal menggunakan bahasa Indonesia

yang baik dan benar
16 Rumusan soal tidak menggunakan bahasa

daerah

Padang, 1 Maret 2021


Validator

Dra. Pebriyenni, M.Si

155
LAMPIRAN 9

LEMBAR JAWABAN VALIDITAS ITEM SOAL BERBASI HOTS


OLEH VALIDATOR 2

Nama Validator : Dian Masdareta, S.Pd


Jabatan : Guru Kelas V SD Neger 01 Bungo Pasang

Kompetensi Dasar:
3.2 Menganalisis bentuk- bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan
pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia

Petujuk Validasi Soal Tes:


1. Terdapat tiga kriteri penilaian yaitu kesesuian item soal dengan materi,
kesesuaian item soal dengan indikator, dan kebahasaan.
2. Berilah tanda ceklis (√) pada masing-masing kolom kriteria penilaian yang
menurut Bapak/Ibu sesuai dengan pihan jawaban. Adapun kriteria pilihan
jawaban adalah sebagai berikut:
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang

156
Aspek yang di Nilai
kesesuaian Kunci
Level No Kesesuaian
Indikator dengan Kebahasaan Soal
Kognitif Soal dengan Materi
indikator
SB B C K SB B C K SB B C K
Disajikan peran masyarakat terhadap sosial budaya,
peserta didik dapat menyeleksi perannya dalam C4 1 √ √ √ B
pembangunan sosial budaya budaya daerahnya
Disajikan gambar permainan tradisional anak
Indonesia, peserta didik dapat menganalisis C4 2 √ √ √ C
perannya untuk menjaga warisan budaya dan tradisi
Disajikan gambar pembangunan ekonomi dengan
memanfaatkan lingkungan, peserta didik dapat
C5 3 √ √ √ D
menilai peran lingkungan dalam pembangunan
ekonomi masyarakat dan daerah
Disajikan gambar pembangunan ekonomi dengan
memanfaatkan alam, peserta didik dapat
C5 4 √ √ √ A
mengevaluasi peran alam dalam pembangunan
ekonomi masyarakat
Disajikan cerita yang berhubungan dengan interaksi
sosial, peserta didik dapat menganalisis peran dan C4 5 √ √ √ C
bentuk interaksi sosial di tengah masyarakat
Disajikan cerita yang berhubungan dengan interaksi
sosial, peserta didik dapat mengevaluasi pengaruh
C5 6 √ √ √ D
interaksi sosial terhadap pembangunan ekonomi
masyarakat
Disajikan gambar yang berhubungan dengan
interaksi budaya, peserta didik dapat menganalisis
C4 7 √ √ √ B
bentuk dari interaksi budaya yang terjadi di tengah
masyarakat
Disajikan cerita yang berhubungan dengan
C5 8 √ √ √ D
permasalahan sosial, peserta didik dapat menilai

157
penyebab timbulnya permasalahan sosial
Disajikan gambar yang berhubungan dengan
permasalahan sosial, peserta didik dapat C6 9 √ √ √ C
menyimpulkan dampak dari permasalahan sosial
Disajikan gambar yang berhubungan dengan
permasalahan sosial, peserta didik dapat
C6 10 √ √ √ D
menyimpulkan dampak dari suatu permasalahan
sosial yang terjadi di sekitarnya
Disajikan gambar dan cerita yang berhubungan
dengan dampak interaksi manusia terhadap alam,
C5 11 √ √ √ A
peserta didik dapat mengevaluasi dampak interaksi
manusia terhadap alam dan hewan
Disajikan gambar dan cerita yang berhubungan
dengan dampak interaksi manusia terhadap alam,
C6 12 √ √ √ B
peserta didik dapat menyimpulkan dampak dari
polusi udara dan air terhadap kehidupan dan alam
Disajikan gambar yang berhubungan dengan usaha
mengatasi permasalahan sosial dan lingkungan,
C6 13 √ √ √ B
peserta didik dapat mengkategorikan usaha yang
dapat dilakukan untuk mengatasi masalah banjir
Disajikan gambar yang berhubungan dengan
permasalahan sosial, peserta didik dapat
C4 14 √ √ √ B
menganalisis usaha yang dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan macet
Disajikan gambar yang berhubungan dengan usaha
untuk mengatasi permasalahan lingkungan, peserta
didik dapat mengkategorikan usaha yang dapat C6 15 √ √ √ D
dilakukannya untuk mengatasi masalah pemanasan
global
Keterangan Tingkat Kognitif :
C4 : Menganalisis; kata kerja menyeleksi dan menganalisis.
C5 : Mengevaluasi; kata kerja mengevaluasi dan menilai
C5 : Mencipta atau mengkreasi; kata kerja menyimpulkan dan mengkategorikan
158
Saran Validator :

Sudah baik dalam membuat soal HOTS, dan dapat digunakan tanpa perbaikan

Padang, 02 Maret 2020


Mengetahui,
Validator Uji Coba Soal

Padang, 4 Maret 2021


Validator

( Dian Masdareta,S.Pd)

159
LEMBAR JAWABAN VALIDITAS SOAL BERBASIS HOTS
OLEH VALIDATOR 2

Nama Validator : Dian Masdareta, S.Pd


Jabatan : Guru Kelas V SD Negeri 01 Bungo Pasang

Kompetensi Dasar:
3.2 Menganalisis bentuk- bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan
pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia

Petujuk Validasi Soal Tes:


1. Terdapat tiga kriteri penilaian yaitu materi, konstruksi dan bahasa.
2. Berilah tanda ceklis (√) pada masing-masing kolom kriteria penilaian yang
menurut Bapak/Ibu sesuai dengan pihan jawaban. Adapun kriteria pilihan
jawaban adalah sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak setuju

160
Jawaban
No Aspek yang ditelaah
SS S KS TS
Materi
1 Soal sesuai dengan indikator √
2 Materi yang diukur sesuai dengan konpetensi √
3 Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau

dari materi
4 Soal memiliki satu jawaban yang benar √
5 Batasan pertanyaan dan jawaban yang

diaharapkan jelas
6 Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran √
7 Isi materi yang ditanyakan sudah sesua
dengan jenjang, jenis sekolah atau tingkat √
kelas
Konstruksi
8 Pokok soal dirumuskan secara jelas dan tegas √
9 Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban

merupakan pernyataan yang diperlukan saja
10 Pokok soal tidak memberikan petunjuk ke

arah jawaban yang benar
11 Pokok soal tidak mengandung pernyataan

yang bersifat negatif
12 Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau

dari segi materi
13 Gambar, grafik, tabel diagram dan sejenisnya

yang terdapat pada soal jelas dan berfungsi
Bahasa
14 Rumusan soal menggunakan bahasa yang

komunikatif
15 Butir soal menggunakan bahasa Indonesia

yang baik dan benar
16 Rumusan soal tidak menggunakan bahasa

daerah

Padang, 4 Maret 2021


Validator

( Dian Masdareta,S.Pd)

161
LAMPIRAN 10

HASIL ANALISIS VALIDITAS ITEM SOAL BERBASIS HOTS OLEH


VALIDATOR DAN CARA PERHITUNGANNYA

ANALISIS VALIDITAS ITEM SOAL BERBASIS HOTS OLEH VALIDATOR


Skor Materi Validitas Skor Konstruksi Validitas Skor Kebahasaan Validitas
No Item item dari item dari item dari
Soal Validator Validator aspek Validator Validator aspek Validator Validator aspek
1 2 Materi 1 2 Konstruksi 1 2 Kebahasaan
1 4 3 0,83 4 3 0,83 4 3 0,83
2 4 3 0,83 4 3 0,83 4 3 0,83
3 4 4 1,00 4 4 1,00 4 3 0,83
4 4 3 0,83 4 3 0,83 4 3 0,83
5 4 4 1,00 4 4 1,00 4 3 0,83
6 4 4 1,00 4 4 1,00 4 4 1,00
7 4 3 0,83 4 3 0,83 4 3 0,83
8 4 3 0,83 4 3 0,83 4 4 1,00
9 4 4 1,00 4 4 1,00 4 3 0,83
10 4 4 1,00 4 3 0,83 4 3 0,83
11 3 4 0,83 3 4 0,83 3 3 0,67
12 3 3 0,67 3 3 0,67 3 3 0,67
13 4 4 1,00 4 3 0,83 4 4 1,00
14 4 3 0,83 4 3 0,83 4 4 1,00
15 4 4 1,00 4 3 0,83 4 4 1,00

Perhitungan validitas item soal menggunakan rumus


∑s
V= 𝑛 (𝑐−1)

Keterangan :
s = r – lo
lo = Angka penilaian terendah (dalam hal ini = 1)
c = Angka penilaian tertinggi ( dalam hal ini = 4 )
r = Angka yang diberikan oleh seorang penilai
n = Banyaknya Validator.

162
1. Cara perhitungan Validtas Item Soal pada Aspek Materi
S = r - lo
No Item ∑s = s Validator1 + s Validtas =
Validator Validator n (c-1)
Soal Validator2 ∑s / n (c-1)
1 2
1 4 –1 = 3 3 –1 = 2 3+2 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
2 4 –1 = 3 3 –1 = 2 3+2 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
3 4 –1 = 3 4 –1 = 3 3+3 = 6 2 x (4-1) = 6 6/6 = 1,00
4 4 –1 = 3 3 –1 = 2 3+2 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
5 4 –1 = 3 4 –1 = 3 3+3 = 6 2 x (4-1) = 6 6/6 = 1,00
6 4 –1 = 3 4 –1 = 3 3+3 = 6 2 x (4-1) = 6 6/6 = 1,00
7 4 –1 = 3 3 –1 = 2 3+2 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
8 4 –1 = 3 3 –1 = 2 3+2 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
9 4 –1 = 3 4 –1 = 3 3+3 = 6 2 x (4-1) = 6 6/6 = 1,00
10 4 –1 = 3 4 –1 = 3 3+3 = 6 2 x (4-1) = 6 6/6 = 1,00
11 3 –1 = 2 4 –1 = 3 2+3 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
12 3 –1 = 2 3 –1 = 2 2+2 = 4 2 x (4-1) = 6 4/6 = 0,67
13 4 –1 = 3 4 –1 = 3 3+3 = 6 2 x (4-1) = 6 6/6 = 1,00
14 4 –1 = 3 3 –1 = 2 3+2 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
15 4 –1 = 3 4 –1 = 3 3+3 = 6 2 x (4-1) = 6 6/6 = 1,00

2. Cara perhitungan Validtas Item Soal pada Aspek Konstruksi


S = r - lo
No Item ∑s = s Validator1 + s Validtas = ∑s / n
Validator Validator n (c-1)
Soal Validator2 (c-1)
1 2
1 4 –1 = 3 3 –1 = 2 3+2 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
2 4 –1 = 3 3 –1 = 2 3+2 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
3 4 –1 = 3 4 –1 = 3 3+3 = 6 2 x (4-1) = 6 6/6 = 1,00
4 4 –1 = 3 3 –1 = 2 3+2 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
5 4 –1 = 3 4 –1 = 3 3+3 = 6 2 x (4-1) = 6 6/6 = 1,00
6 4 –1 = 3 4 –1 = 3 3+3 = 6 2 x (4-1) = 6 6/6 = 1,00
7 4 –1 = 3 3 –1 = 2 3+2 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
8 4 –1 = 3 3 –1 = 2 3+2 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
9 4 –1 = 3 4 –1 = 3 3+3 = 6 2 x (4-1) = 6 6/6 = 1,00
10 4 –1 = 3 3 –1 = 2 3+2 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
11 3 –1 = 2 4 –1 = 3 2+3 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
12 3 –1 = 2 3 –1 = 2 2+2 = 4 2 x (4-1) = 6 4/6 = 0,67
13 4 –1 = 3 3 –1 = 2 3+2 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
14 4 –1 = 3 3 –1 = 2 3+2 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
15 4 –1 = 3 3 –1 = 2 3+2 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83

163
3. Cara perhitungan Validtas Item Soal pada Aspek Kebahasaan
S = r - lo
No Item ∑s = s Validator1 + s Validtas = ∑s / n
Validator Validator n (c-1)
Soal Validator2 (c-1)
1 2
1 4 –1 = 3 3 –1 = 2 3+2 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
2 4 –1 = 3 3 –1 = 2 3+2 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
3 4 –1 = 3 3 –1 = 2 3+2 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
4 4 –1 = 3 3 –1 = 2 3+2 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
5 4 –1 = 3 3 –1 = 2 3+2 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
6 4 –1 = 3 4 –1 = 3 3+3 = 6 2 x (4-1) = 6 6/6 = 1,00
7 4 –1 = 3 3 –1 = 2 3+2 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
8 4 –1 = 3 4 –1 = 3 3+3 = 6 2 x (4-1) = 6 6/6 = 1,00
9 4 –1 = 3 3 –1 = 2 3+2 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
10 4 –1 = 3 3 –1 = 2 3+2 = 5 2 x (4-1) = 6 5/6 = 0,83
11 3 –1 = 2 3 –1 = 2 2+2 = 4 2 x (4-1) = 6 4/6 = 0,67
12 3 –1 = 2 3 –1 = 2 2+2 = 4 2 x (4-1) = 6 4/6 = 0,67
13 4 –1 = 3 4 –1 = 3 3+3 = 6 2 x (4-1) = 6 6/6 = 1,00
14 4 –1 = 3 4 –1 = 3 3+3 = 6 2 x (4-1) = 6 6/6 = 1,00
15 4 –1 = 3 4 –1 = 3 3+3 = 6 2 x (4-1) = 6 6/6 = 1,00

164
LAMPIRAN 11
HASIL ANALISIS VALIDITAS INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS HOTS OLEH VALIDATOR DAN CARA PERHITUNGANNYA
No Skor Jumlah Skor Nilai
Aspek yang ditelaah Kriteria
Validator 1 Validator 2 Skor Tertinggi Validitas
Materi
1 Soal sesuai dengan indikator 4 4 8 8 100% Sangat Valid
2 Materi yang diukur sesuai dengan konpetensi 4 3 7 8 87.5% Sangat Valid
3 Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari materi 4 3 7 8 87.5% Sangat Valid
4 Soal memiliki satu jawaban yang benar 4 3 7 8 87.5% Sangat Valid
5 Batasan pertanyaan dan jawaban yang diaharapkan jelas 4 3 7 8 87.5% Sangat Valid
6 Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran 4 4 8 8 100% Sangat Valid
7 Isi materi yang ditanyakan sudah sesua dengan jenjang, jenis Sangat Valid
4 4 8 8 100%
sekolah atau tingkat kelas
Total Aspek Materi 28 24 52 56 92.9% Sangat Valid
Konstruksi
8 Pokok soal dirumuskan secara jelas dan tegas 4 3 7 8 874.5% Sangat Valid
9 Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan
4 3 7 8 87.5% Sangat Valid
yang diperlukan saja
10 Pokok soal tidak memberikan petunjuk ke arah jawaban yang
3 4 7 8 87.5% Sangat Valid
benar
11 Pokok soal tidak mengandung pernyataan yang bersifat negatif 3 4 7 8 87.5% Sangat Valid
12 Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi 4 3 7 8 87.5% Sangat Valid
13 Gambar, grafik, tabel diagram dan sejenisnya yang terdapat pada
4 4 8 8 100% Sangat Valid
soal jelas dan berfungsi
Total Aspek Konstruksi 22 21 43 48 89.6% Sangat Valid
Kebahasaan
14 Rumusan soal menggunakan bahasa yang komunikatif 4 4 8 8 100% Sangat Valid
15 Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar 4 4 8 8 100% Sangat Valid
16 Rumusan soal tidak menggunakan bahasa daerah 4 3 7 8 100% Sangat Valid
Total Aspek Kebahasaan 12 11 23 24 95.8% Sangat Valid
Rata-rata 118 128 92.2% Sangat Valid

165
Cara perhitungan validitas soal berbasis HOTS oleh validator 1

1. Aspek Materi
No Jumlah skor = Slor Tertinggi 4 di kali Nilai Validatas =
skor validator 1 + skor validator 2 dengan 2 orang validator Rata-rata x 100 %
1 4+4= 8 4x2=8 (8/8)x 100 % = 100%
2 4+3= 7 4x2=8 (7/8)x 100 % = 87.5%
3 4+3= 7 4x2=8 (7/8)x 100 % = 87.5%
4 4+3= 7 4x2=8 (7/8)x 100 % = 87.5%
5 4+3= 7 4x2=8 (7/8)x 100 % = 87.5%
6 4+4= 8 4x2=8 (8/8)x 100 % = 100%
7 4+4= 8 4x2=8 (8/8)x 100 % = 100%
Cara perhitungan validitas aspek materi yaitu:
= Jumlah skor : jumlah skor tertinggi x 100%
= 52 : 58 x 100%
= 92.9%

2. Aspek Konstruksi
No Jumlah skor = Slor Tertinggi 4 di kali Nilai Validatas =
skor validator 1 + skor validator 2 dengan 2 orang validator Rata-rata x 100 %
8 4+3= 7 4x2=8 (7/8)x 100 % = 87.5%
9 4+3= 7 4x2=8 (7/8)x 100 % = 87.5%
10 3+4= 7 4x2=8 (7/8)x 100 % = 87.5%
11 3+4= 7 4x2=8 (7/8)x 100 % = 87.5%
12 4+3= 7 4x2=8 (7/8)x 100 % = 87.5%
13 4+4= 8 4x2=8 (8/8)x 100 % = 100%
Cara perhitungan validitas aspek konstruksi yaitu:
= Jumlah skor : jumlah skor tertinggi x 100%
= 43 : 48 x 100%
= 89.6%

3. Aspek Kebahasaan
No Jumlah skor = Slor Tertinggi 4 di kali Nilai Validatas =
skor validator 1 + skor validator 2 dengan 2 orang validator Rata-rata x 100 %
8 4+4= 8 4x2=8 (8/8)x 100 % = 100%
9 4+4= 8 4x2=8 (8/8)x 100 % = 100%
13 4+3= 7 4x2=8 (7/8)x 100 % = 87.5%
Cara perhitungan validitas aspek kebahasaan yaitu:
= Jumlah skor : jumlah skor tertinggi x 100%
= 23 : 24 x 100%
= 95.8%

Cara perhitungan rata-rata = (92.9% + 89.6% + 95.8%) : 3 = 92.2

166
LAMPIRAN 12

BEBERAPA LEMBAR JAWABAN UJI COBA SOAL HOTS

167
168
169
170
171
172
LAMPIRAN 13

HASIL UJI COBA SOAL HOTS MUATAN IPS


TEMA 6 SUBTEMA 3 KELAS V DI SD NEGERI 13 SURAU GADANG

Nomor Soal dan Poins Soal


No Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor Nilai
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 Daffa Alkhairi 1 1 0 0 1 0 1 1 0 2 1 0 0 1 1 10 33
2 Fathan Albesito R. 1 0 1 2 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 9 30
3 Fedyani Gunawan 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 1 2 2 25 83
4 M. Habil H. 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 40
5 Nabilla T. H. 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 18 60
6 Natasya Putri L. 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 24 80
7 Nizha Hamidah 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 27 90
8 Putri Awalliya 1 1 0 1 1 2 0 2 1 1 1 1 0 1 2 15 50
9 Randi Saputra 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 25 83
10 Rayna Queen D. 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 27 90
11 Revano Perdana P. 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 23 77
12 Riyuda Pratama 2 1 1 0 0 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 18 60
13 Salsabila Maysa 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 23 77
14 Saskia Yulia G. 0 0 1 1 1 0 2 0 0 0 2 2 0 1 0 10 33

173
LAMPIRAN 14
ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL DAN CARA PERHITUNGANNYA
Nomor Soal dan Poins Soal
No Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Y Y2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 Daffa Alkhairi 1 1 0 0 1 0 1 1 0 2 1 0 0 1 1 10 100
2 Fathan Albesito R. 1 0 1 2 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 9 81
3 Fedyani Gunawan 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 1 2 2 25 625
4 M. Habil H. 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 144
5 Nabilla T. H. 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 18 324
6 Natasya Putri L. 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 24 576
7 Nizha Hamidah 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 27 729
8 Putri Awalliya 1 1 0 1 1 2 0 2 1 1 1 1 0 1 2 15 225
9 Randi Saputra 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 25 625
10 Rayna Queen D. 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 27 729
11 Revano Perdana P. 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 23 529
12 Riyuda Pratama 2 1 1 0 0 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 18 324
13 Salsabila Maysa 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 23 529
14 Saskia Yulia G. 0 0 1 1 1 0 2 0 0 0 2 2 0 1 0 10 100
Total Skor 18 15 16 18 19 18 18 19 17 19 19 19 17 17 17 266 5640
Validitas 0,66 0,65 0,73 0,50 0,72 0,65 0,50 0,54 0,47 0,66 0,60 0,72 0,66 0,79 0,46
Kriteria T T T C T T C C C T T T T T C

Keterangan: T = Tinggi C = Cukup

174
CARA PERHITUNGAN ANALISIS VALIDITAS SOAL

Perhitungan Validitas Soal No. 1 Perhitungan Validitas Soal No. 2


No. No.
X Y XY X² Y² X Y XY X² Y²
Siswa Siswa
1 1 10 10 1 100 1 1 10 10 1 100
2 1 9 9 1 81 2 0 9 0 0 81
3 2 25 50 4 625 3 0 25 0 0 625
4 1 12 12 1 144 4 0 12 0 0 144
5 1 18 18 1 324 5 1 18 18 1 324
6 2 24 48 4 576 6 2 24 48 4 576
7 2 27 54 4 729 7 1 27 27 1 729
8 1 15 15 1 225 8 1 15 15 1 225
9 1 25 25 1 625 9 2 25 50 4 625
10 2 27 54 4 729 10 2 27 54 4 729
11 1 23 23 1 529 11 2 23 46 4 529
12 2 18 36 4 324 12 1 18 18 1 324
13 1 23 23 1 529 13 2 23 46 4 529
14 0 10 0 0 100 14 0 10 0 0 100
𝛴 18 266 377 28 5640 𝛴 15 266 332 25 5640
𝑁𝛴𝑋𝑌 − (𝛴𝑋)(𝛴𝑌) 𝑁𝛴𝑋𝑌 − (𝛴𝑋)(𝛴𝑌)
𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2 } {𝑁𝛴𝑌 2 − (𝛴𝑌)2 } √{𝑁𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2 } {𝑁𝛴𝑌 2 − (𝛴𝑌)2 }
14 x 377 − (18)(266) 14 x 332 − (15)(266)
𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 =
√{14 x28 − (18)2 } {14 x 5640 − (266)2 } √{14 x25 − (15)2 } {14 x 5640 − (266)2 }
𝑟𝑥𝑦 = 0.66 𝑟𝑥𝑦 = 0.65
TINGGI TINGGI

175
Perhitungan Validitas Soal No. 3 Perhitungan Validitas Soal No. 4
No. No.
X Y XY X² Y² X Y XY X² Y²
Siswa Siswa
1 0 10 0 0 100 1 0 10 0 0 100
2 1 9 9 1 81 2 2 9 18 4 81
3 2 25 50 4 625 3 2 25 50 4 625
4 0 12 0 0 144 4 1 12 12 1 144
5 1 18 18 1 324 5 1 18 18 1 324
6 2 24 48 4 576 6 1 24 24 1 576
7 2 27 54 4 729 7 2 27 54 4 729
8 0 15 0 0 225 8 1 15 15 1 225
9 2 25 50 4 625 9 2 25 50 4 625
10 1 27 27 1 729 10 2 27 54 4 729
11 2 23 46 4 529 11 2 23 46 4 529
12 1 18 18 1 324 12 0 18 0 0 324
13 1 23 23 1 529 13 1 23 23 1 529
14 1 10 10 1 100 14 1 10 10 1 100
𝛴 16 266 353 26 5640 𝛴 18 266 374 30 5640
𝑁𝛴𝑋𝑌 − (𝛴𝑋)(𝛴𝑌) 𝑁𝛴𝑋𝑌 − (𝛴𝑋)(𝛴𝑌)
𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2 } {𝑁𝛴𝑌 2 − (𝛴𝑌)2 } √{𝑁𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2 } {𝑁𝛴𝑌 2 − (𝛴𝑌)2 }
14 x 353 − (16)(266) 14 x 374 − (18)(266)
𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 =
√{14 x26 − (16)2 } {14 x 5640 − (266)2 } √{14 x30 − (18)2 } {14 x 5640 − (266)2 }
𝑟𝑥𝑦 = 0.73 𝑟𝑥𝑦 = 0.50
TINGGI CUKUP

176
Perhitungan Validitas Soal No. 5 Perhitungan Validitas Soal No. 6
No. No.
X Y XY X² Y² X Y XY X² Y²
Siswa Siswa
1 1 10 10 1 100 1 0 10 0 0 100
2 0 9 0 0 81 2 1 9 9 1 81
3 2 25 50 4 625 3 2 25 50 4 625
4 1 12 12 1 144 4 1 12 12 1 144
5 2 18 36 4 324 5 1 18 18 1 324
6 2 24 48 4 576 6 2 24 48 4 576
7 2 27 54 4 729 7 1 27 27 1 729
8 1 15 15 1 225 8 2 15 30 4 225
9 2 25 50 4 625 9 1 25 25 1 625
10 2 27 54 4 729 10 2 27 54 4 729
11 1 23 23 1 529 11 2 23 46 4 529
12 0 18 0 0 324 12 1 18 18 1 324
13 2 23 46 4 529 13 2 23 46 4 529
14 1 10 10 1 100 14 0 10 0 0 100
𝛴 19 266 408 33 5640 𝛴 18 266 383 30 5640
𝑁𝛴𝑋𝑌 − (𝛴𝑋)(𝛴𝑌) 𝑁𝛴𝑋𝑌 − (𝛴𝑋)(𝛴𝑌)
𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2 } {𝑁𝛴𝑌 2 − (𝛴𝑌)2 } √{𝑁𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2 } {𝑁𝛴𝑌 2 − (𝛴𝑌)2 }
14 x 408 − (19)(266) 14 x 383 − (18)(266)
𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 =
√{14 x33 − (19)2 } {14 x 5640 − (266)2 } √{14 x30 − (18)2 } {14 x 5640 − (266)2 }
𝑟𝑥𝑦 = 0.72 𝑟𝑥𝑦 = 0.65
TINGGI TINGGI

177
Perhitungan Validitas Soal No. 7 Perhitungan Validitas Soal No. 8
No. No.
X Y XY X² Y² X Y XY X² Y²
Siswa Siswa
1 1 10 10 1 100 1 1 10 10 1 100
2 0 9 0 0 81 2 1 9 9 1 81
3 2 25 50 4 625 3 2 25 50 4 625
4 1 12 12 1 144 4 1 12 12 1 144
5 1 18 18 1 324 5 1 18 18 1 324
6 1 24 24 1 576 6 1 24 24 1 576
7 2 27 54 4 729 7 2 27 54 4 729
8 0 15 0 0 225 8 2 15 30 4 225
9 2 25 50 4 625 9 1 25 25 1 625
10 2 27 54 4 729 10 2 27 54 4 729
11 1 23 23 1 529 11 1 23 23 1 529
12 2 18 36 4 324 12 2 18 36 4 324
13 1 23 23 1 529 13 2 23 46 4 529
14 2 10 20 4 100 14 0 10 0 0 100
𝛴 18 266 374 30 5640 𝛴 19 266 391 31 5640
𝑁𝛴𝑋𝑌 − (𝛴𝑋)(𝛴𝑌) 𝑁𝛴𝑋𝑌 − (𝛴𝑋)(𝛴𝑌)
𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2 } {𝑁𝛴𝑌 2 − (𝛴𝑌)2 } √{𝑁𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2 } {𝑁𝛴𝑌 2 − (𝛴𝑌)2 }
14 x 374 − (18)(266) 14 x 391 − (19)(266)
𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 =
√{14 x30 − (18)2 } {14 x 5640 − (266)2 } √{14 x31 − (19)2 } {14 x 5640 − (266)2 }
𝑟𝑥𝑦 = 0.50 𝑟𝑥𝑦 = 0.54
CUKUP CUKUP

178
Perhitungan Validitas Soal No. 9 Perhitungan Validitas Soal No. 10
No. No.
X Y XY X² Y² X Y XY X² Y²
Siswa Siswa
1 0 10 0 0 100 1 2 10 20 4 100
2 1 9 9 1 81 2 0 9 0 0 81
3 0 25 0 0 625 3 2 25 50 4 625
4 1 12 12 1 144 4 1 12 12 1 144
5 2 18 36 4 324 5 1 18 18 1 324
6 2 24 48 4 576 6 2 24 48 4 576
7 1 27 27 1 729 7 2 27 54 4 729
8 1 15 15 1 225 8 1 15 15 1 225
9 2 25 50 4 625 9 2 25 50 4 625
10 2 27 54 4 729 10 1 27 27 1 729
11 1 23 23 1 529 11 2 23 46 4 529
12 2 18 36 4 324 12 1 18 18 1 324
13 2 23 46 4 529 13 2 23 46 4 529
14 0 10 0 0 100 14 0 10 0 0 100
𝛴 17 266 356 29 5640 𝛴 19 266 404 33 5640
𝑁𝛴𝑋𝑌 − (𝛴𝑋)(𝛴𝑌) 𝑁𝛴𝑋𝑌 − (𝛴𝑋)(𝛴𝑌)
𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2 } {𝑁𝛴𝑌 2 − (𝛴𝑌)2 } √{𝑁𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2 } {𝑁𝛴𝑌 2 − (𝛴𝑌)2 }
14 x 356 − (17)(266) 14 x 404 − (19)(266)
𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 =
√{14 x29 − (17)2 } {14 x 5640 − (266)2 } √{14 x33 − (19)2 } {14 x 5640 − (266)2 }
𝑟𝑥𝑦 = 0.47 𝑟𝑥𝑦 = 0.66
CUKUP TINGGI

179
Perhitungan Validitas Soal No. 11 Perhitungan Validitas Soal No. 12
No. No.
X Y XY X² Y² X Y XY X² Y²
Siswa Siswa
1 1 10 10 1 100 1 0 10 0 0 100
2 0 9 0 0 81 2 0 9 0 0 81
3 2 25 50 4 625 3 2 25 50 4 625
4 1 12 12 1 144 4 1 12 12 1 144
5 1 18 18 1 324 5 1 18 18 1 324
6 1 24 24 1 576 6 2 24 48 4 576
7 2 27 54 4 729 7 2 27 54 4 729
8 1 15 15 1 225 8 1 15 15 1 225
9 2 25 50 4 625 9 2 25 50 4 625
10 2 27 54 4 729 10 2 27 54 4 729
11 2 23 46 4 529 11 1 23 23 1 529
12 1 18 18 1 324 12 1 18 18 1 324
13 1 23 23 1 529 13 2 23 46 4 529
14 2 10 20 4 100 14 2 10 20 4 100
𝛴 19 266 394 31 5640 𝛴 19 266 408 33 5640
𝑁𝛴𝑋𝑌 − (𝛴𝑋)(𝛴𝑌) 𝑁𝛴𝑋𝑌 − (𝛴𝑋)(𝛴𝑌)
𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2 } {𝑁𝛴𝑌 2 − (𝛴𝑌)2 } √{𝑁𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2 } {𝑁𝛴𝑌 2 − (𝛴𝑌)2 }
14 x 394 − (19)(266) 14 x 408 − (19)(266)
𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 =
√{14 x31 − (19)2 } {14 x 5640 − (266)2 } √{14 x33 − (19)2 } {14 x 5640 − (266)2 }
𝑟𝑥𝑦 = 0.60 𝑟𝑥𝑦 = 0.72
TINGGI TINGGI

180
Perhitungan Validitas Soal No. 13 Perhitungan Validitas Soal No. 14
No. No.
X Y XY X² Y² X Y XY X² Y²
Siswa Siswa
1 0 10 0 0 100 1 1 10 10 1 100
2 1 9 9 1 81 2 0 9 0 0 81
3 1 25 25 1 625 3 2 25 50 4 625
4 1 12 12 1 144 4 0 12 0 0 144
5 2 18 36 4 324 5 1 18 18 1 324
6 1 24 24 1 576 6 2 24 48 4 576
7 2 27 54 4 729 7 2 27 54 4 729
8 0 15 0 0 225 8 1 15 15 1 225
9 2 25 50 4 625 9 1 25 25 1 625
10 2 27 54 4 729 10 2 27 54 4 729
11 2 23 46 4 529 11 1 23 23 1 529
12 2 18 36 4 324 12 1 18 18 1 324
13 1 23 23 1 529 13 2 23 46 4 529
14 0 10 0 0 100 14 1 10 10 1 100
𝛴 17 266 369 29 5640 𝛴 17 266 371 27 5640
𝑁𝛴𝑋𝑌 − (𝛴𝑋)(𝛴𝑌) 𝑁𝛴𝑋𝑌 − (𝛴𝑋)(𝛴𝑌)
𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2 } {𝑁𝛴𝑌 2 − (𝛴𝑌)2 } √{𝑁𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2 } {𝑁𝛴𝑌 2 − (𝛴𝑌)2 }
14 x 369 − (17)(266) 14 x 371 − (17)(266)
𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 =
√{14 x29 − (17)2 } {14 x 5640 − (266)2 } √{14 x27 − (17)2 } {14 x 5640 − (266)2 }
𝑟𝑥𝑦 = 0.66 𝑟𝑥𝑦 = 0.79
TINGGI TINGGI

181
Perhitungan Validitas Soal No. 15
No.
X Y XY X² Y²
Siswa
1 1 10 10 1 100
2 1 9 9 1 81
3 2 25 50 4 625
4 1 12 12 1 144
5 1 18 18 1 324
6 1 24 24 1 576
7 2 27 54 4 729
8 2 15 30 4 225
9 1 25 25 1 625
10 1 27 27 1 729
11 2 23 46 4 529
12 1 18 18 1 324
13 1 23 23 1 529
14 0 10 0 0 100
𝛴 17 266 346 25 5640
𝑁𝛴𝑋𝑌 − (𝛴𝑋)(𝛴𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2 } {𝑁𝛴𝑌 2 − (𝛴𝑌)2 }
14 x 346 − (17)(266)
𝑟𝑥𝑦 =
√{14 x25 − (17)2 } {14 x 5640 − (266)2 }
𝑟𝑥𝑦 = 0.46
CUKUP

182
LAMPIRAN 15
ANALISIS INDEKS KESUKARAN DAN CARA PERHITUNGANNYA
Nomor Soal dan Skor
No Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Y Y2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 Daffa Alkhairi 1 1 0 0 1 0 1 1 0 2 1 0 0 1 1 10 100
2 Fathan Albesito R. 1 0 1 2 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 9 81
3 Fedyani Gunawan 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 1 2 2 25 625
4 M. Habil H. 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 144
5 Nabilla T. H. 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 18 324
6 Natasya Putri L. 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 24 576
7 Nizha Hamidah 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 27 729
8 Putri Awalliya 1 1 0 1 1 2 0 2 1 1 1 1 0 1 2 15 225
9 Randi Saputra 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 25 625
10 Rayna Queen D. 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 27 729
11 Revano Perdana P. 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 23 529
12 Riyuda Pratama 2 1 1 0 0 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 18 324
13 Salsabila Maysa 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 23 529
14 Saskia Yulia G. 0 0 1 1 1 0 2 0 0 0 2 2 0 1 0 10 100
Jumlah Skor 18 15 16 18 19 18 18 19 17 19 19 19 17 17 17 266 5640
Mean 1,29 1,07 1,14 1,29 1,36 1,29 1,29 1,36 1,21 1,36 1,36 1,36 1,21 1,21 1,21
Indeks Kesukaran 0,64 0,54 0,57 0,64 0,68 0,64 0,64 0,68 0,61 0,68 0,68 0,68 0,61 0,61 0,61
Kriteria S S S S S S S S S S S S S S S

Keterangan: S = Sedang

183
CARA PERHITUNGAN INDEKS KESUKARAN

Soal Mean = Jumlah Skor : Jumlah Siswa Indeks Keukaran Kriteria


1 18 : 14 = 1.29 1.29 : 2 = 0.64 Sedang
2 15 : 14 = 1.07 1.07 : 2 = 0.54 Sedang
3 16 : 14 = 1.14 1.14 : 2 = 0.57 Sedang
4 18 : 14 = 1.29 1.29 : 2 = 0.64 Sedang
5 19 : 14 = 1.36 1.36 : 2 = 0.68 Sedang
6 18 : 14 = 1.29 1.29 : 2 = 0.64 Sedang
7 18 : 14 = 1.29 1.29 : 2 = 0.64 Sedang
8 19 : 14 = 1.36 1.36 : 2 = 0.68 Sedang
9 17 : 14 = 1.21 1.21 : 2 = 0.61 Sedang
10 19 : 14 = 1.36 1.36 : 2 = 0.68 Sedang
11 19 : 14 = 1.36 1.36 : 2 = 0.68 Sedang
12 19 : 14 = 1.36 1.36 : 2 = 0.68 Sedang
13 17 : 14 = 1.21 1.21 : 2 = 0.61 Sedang
14 17 : 14 = 1.21 1.21 : 2 = 0.61 Sedang
15 17 : 14 = 1.21 1.21 : 2 = 0.61 Sedang

184
LAMPIRAN 16
ANALISIS DAYA BEDA SOAL DAN CARA PERHITUNGANNYA
Kelompok Atas
Nomor Soal dan Skor
No Nama Siswa Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Nizha Hamidah 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 27
2 Rayna Queen D. 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 27
3 Fedyani Gunawan 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 1 2 2 25
4 Randi Saputra 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 25
5 Natasya Putri Lusianto 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 24
6 Revano Perdana P. 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 23
7 Salsabila Maysa 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 23
Jumlah 11 11 12 12 13 12 11 11 10 13 12 13 11 12 10 174
Pa 1,57 1,57 1,71 1,71 1,86 1,71 1,57 1,57 1,43 1,86 1,71 1,86 1,57 1,71 1,43
Kelompok Bawah
Nomor Soal dan Skor
No Nama Siswa Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Nabilla Tasmiratul H. 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 18
2 Riyuuda Pratama 2 1 1 0 0 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 18
3 Putri Awalliya 1 1 0 1 1 2 0 2 1 1 1 1 0 1 2 15
4 M. Habil Harisman 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12
5 Daffa Alkhairi 1 1 0 0 1 0 1 1 0 2 1 0 0 1 1 10
6 Saskia Yulia Gusma 0 0 1 1 1 0 2 0 0 0 2 2 0 1 0 10
7 Fathan Albesito Rivo 1 0 1 2 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 9
Jumlah 7 4 4 6 6 6 7 8 7 6 7 6 6 5 7 92
Pb 1,00 0,57 0,57 0,86 0,86 0,86 1,00 1,14 1,00 0,86 1,00 0,86 0,86 0,71 1,00
DP 0,57 1,00 1,14 0,86 1,00 0,86 0,57 0,43 0,43 1,00 0,71 1,00 0,71 1,00 0,43
Kriteria B BS BS BS BS BS B B B BS BS BS BS BS B

Keterangan: BS = Baik Sekali B = Baik

185
CARA PERHITUNGAN ANALISIS DAYA BEDA SOAL
1. Perhitunga Pa
Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5
Pa = Jumlah : N Pa = Jumlah : N Pa = Jumlah : N Pa = Jumlah : N Pa = Jumlah : N
= 11 : 7 = 11 : 7 = 12 : 7 = 12 : 7 = 13 : 7
= 1.57 = 1.57 = 1.71 = 1.71 = 1.86
Soal 6 Soal 7 Soal 8 Soal 9 Soal 10
Pa = Jumlah : N Pa = Jumlah : N Pa = Jumlah : N Pa = Jumlah : N Pa = Jumlah : N
= 12 : 7 = 11 : 7 = 11 : 7 = 10 : 7 = 13 : 7
= 1.71 = 1.57 = 1.57 = 1.43 = 1.86
Soal 11 Soal 12 Soal 13 Soal 14 Soal 15
Pa = Jumlah : N Pa = Jumlah : N Pa = Jumlah : N Pa = Jumlah : N Pa = Jumlah : N
= 12 : 7 = 13 : 7 = 11 : 7 = 12 : 7 = 10 : 7
= 1.71 = 1.76 = 1.57 = 1.71 = 1.43

2. Perhitunga Pb
Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5
Pb = Jumlah : N Pb = Jumlah : N Pb = Jumlah : N Pb = Jumlah : N Pb = Jumlah : N
=7:7 =4:7 =4:7 =6:7 =6:7
=1 = 0,57 = 0,57 = 0,86 = 0,86
Soal 6 Soal 7 Soal 8 Soal 9 Soal 10
Pb = Jumlah : N Pb = Jumlah : N Pb = Jumlah : N Pb = Jumlah : N Pb = Jumlah : N
=6:7 =7:7 =8:7 =7:7 =6:7
= 0,86 =1 = 1,14 =1 = 0,86
Soal 11 Soal 12 Soal 13 Soal 14 Soal 15
Pb = Jumlah : N Pb = Jumlah : N Pb = Jumlah : N Pb = Jumlah : N Pb = Jumlah : N
=7:7 =6:7 =6:7 =5:7 =7:7
=1 = 0,86 = 0,86 = 0,71 =1

3. Perhitunga DP
Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5
DP = Pa - Pb DP = Pa - Pb DP = Pa - Pb DP = Pa - Pb DP = Pa - Pb
= 1,57 – 1 = 1,57 – 0,57 = 1,71 – 0,57 = 1,71 – 0,86 = 1,86 – 0,86
= 0,57 =1 = 1,14 = 0,86 = 0,86
Baik Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali
Soal 6 Soal 7 Soal 8 Soal 9 Soal 10
DP = Pa - Pb DP = Pa - Pb DP = Pa - Pb DP = Pa - Pb DP = Pa - Pb
= 1,71 – 0,86 = 1,57 – 1 = 1,57 – 1,14 = 1,43 – 1 = 1,86 – 0,86
= 0,86 = 0,57 = 0,43 = 0,43 =1
Baik Sekali Baik Baik Baik Baik Sekali
Soal 11 Soal 12 Soal 13 Soal 14 Soal 15
DP = Pa - Pb DP = Pa - Pb DP = Pa - Pb DP = Pa - Pb DP = Pa - Pb
= 1,71 - 1 = 1,86 – 0,86 = 1,57 – 0,86 = 1,71 – 0,71 = 1,43 – 1
= 0,71 =1 = 0,71 =1 = 0,43
Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik

186
LAMPIRAN 17
ANALISIS RELIABILITAS BUTIR SOAL DAN CARA PERHITUNGANNYA
Nomor Soal dan Skor
No Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Y Y2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 Daffa Alkhairi 1 1 0 0 1 0 1 1 0 2 1 0 0 1 1 10 100
2 Fathan Albesito R. 1 0 1 2 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 9 81
3 Fedyani Gunawan 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 1 2 2 25 625
4 M. Habil H. 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 144
5 Nabilla T. H. 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 18 324
6 Natasya Putri L. 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 24 576
7 Nizha Hamidah 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 27 729
8 Putri Awalliya 1 1 0 1 1 2 0 2 1 1 1 1 0 1 2 15 225
9 Randi Saputra 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 25 625
10 Rayna Queen D. 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 27 729
11 Revano Perdana P. 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 23 529
12 Riyuda Pratama 2 1 1 0 0 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 18 324
13 Salsabila Maysa 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 23 529
14 Saskia Yulia G. 0 0 1 1 1 0 2 0 0 0 2 2 0 1 0 10 100
Σх 18 15 16 18 19 18 18 19 17 19 19 19 17 17 17 266 5640
Σх2 28 25 26 30 33 30 30 31 29 33 31 33 29 27 25
𝜎𝑖2 0,35 0,64 0,55 0,49 0,52 0,49 0,49 0,37 0,60 0,52 0,37 0,52 0,60 0,45 0,31 ∑𝜎𝑖2 7,26
𝜎𝑡2 41,9
r11 0,89 SANGAT TINGGI

187
CARA PERHITUNGAN RELIABILITAS
1. Menghitung X dengan cara memangkat duakan masing-masing poin pada item soal yang diberi lambang X. Setelah nilai X2 semua item soal diperoleh,
2

kemudian poin X dan X2 dari siswa nomor 1 sampai dengan 26 di jumlah dan diberi lambang Σх. Hasil perhitungan disajikan pada tabel berikut.

No Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 7 Soal 8 Soal 9 Soal 10 Soal 11 Soal 12 Soal 13 Soal 14 Soal 15
Siswa X X² X X² X X² X X² X X² X X² X X² X X² X X² X X² X X² X X² X X² X X² X X²
1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 2 4 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
2 1 1 0 0 1 1 2 4 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1
3 2 4 0 0 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 0 0 2 4 2 4 2 4 1 1 2 4 2 4
4 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 1 1 1 1 1 1 2 4 1 1 1 1 1 1 2 4 1 1 1 1
6 2 4 2 4 2 4 1 1 2 4 2 4 1 1 1 1 2 4 2 4 1 1 2 4 1 1 2 4 1 1
7 2 4 1 1 2 4 2 4 2 4 1 1 2 4 2 4 1 1 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4
8 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 2 4 0 0 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 2 4
9 1 1 2 4 2 4 2 4 2 4 1 1 2 4 1 1 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 1 1 1 1
10 2 4 2 4 1 1 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 1 1 2 4 2 4 2 4 2 4 1 1
11 1 1 2 4 2 4 2 4 1 1 2 4 1 1 1 1 1 1 2 4 2 4 1 1 2 4 1 1 2 4
12 2 4 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 2 4 2 4 2 4 1 1 1 1 1 1 2 4 1 1 1 1
13 1 1 2 4 1 1 1 1 2 4 2 4 1 1 2 4 2 4 2 4 1 1 2 4 1 1 2 4 1 1
14 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 2 4 0 0 0 0 0 0 2 4 2 4 0 0 1 1 0 0
Σх2 18 28 15 25 16 26 18 30 19 33 18 30 18 30 19 31 17 29 19 33 19 31 19 33 17 29 17 27 17 25

188
2. Langkah selanjutnya menghitung nilai varian butir soal dengan rumus
sebagai berikut:
(𝛴𝑥)²
𝛴х² − 𝑛
𝜎𝑖2 =
𝑛

Keterangan:
𝜎𝑖2 : Varians butir soal
∑x : Total jawaban responden
∑x2 : Total jawaban responden yang dipangkat duakan
n : Jumlah responden

Hasil perhitungan 𝜎𝑖2 pada setiap item soal adalah sebagai berikut:

Soal 1 Soal 2 Soal 3


(18)² (15)² (16)²
28 − 14 25 − 14 26 − 14
𝜎𝑖2 = 𝜎𝑖2 = 𝜎𝑖2 =
14 14 14
=0.35 =0.64 =0.55
Soal 4 Soal 5 Soal 6
(18)² (19)² (18)²
30 − 14 33 − 14 30 − 14
𝜎𝑖2 = 𝜎𝑖2 = 𝜎𝑖2 =
14 14 14
=0.49 =0.52 =0.49
Soal 7 Soal 8 Soal 9
(18)² (19)² (17)²
30 − 14 31 − 14 29 − 14
𝜎𝑖2 = 𝜎𝑖2 = 𝜎𝑖2 =
14 14 14
=0.49 =0.37 =0.60
Soal 10 Soal 11 Soal 12
(19)² (19)² (19)²
33 − 14 31 − 14 33 − 14
𝜎𝑖2 = 𝜎𝑖2 = 𝜎𝑖2 =
14 14 14
=0.52 =0.37 =0.52
Soal 13 Soal 14 Soal 15
(17)² (17)² (17)²
29 − 14 27 − 14 25 − 14
𝜎𝑖2 = 𝜎𝑖2 = 𝜎𝑖2 =
14 14 14
=0.60 =0.45 =0.31

Setelah nilai varians masing-masing item soal diperoleh, selanjutnya dilakukan


perhitungang total varians butir soal dengan cara menjumlahkan semua nilai 𝜎𝑖2
pada setiap butir soal

189
∑𝜎𝑖2 = 0.35 + 0.64 + 0.55 + 0.49 + 0.52 + 0.49 + 0.49 + 0.37 + 0.60 + 0.52 +
0.37 + 0.52 + 0.60 + 0.45 + 0.31
= 7.26

3. Selanjutnya dilakukan perhitungan varians nilai total yaitu dengan rumus


sebagai berikut:

(𝛴𝑌)²
𝛴𝑌² −
𝜎𝑡2 = 𝑛
𝑛

(266)²
5640 −
= 14
14

= 41,9

4. Langkah terakhir yaitu menghitung nilai reliabilitas yaitu dengan rumus


sebagai berikut:

𝑛 ∑ 𝜎𝑖2
r11 = [𝑛−1] (1 − )
𝜎𝑖2

Keterangan:

r11 : Reabilitas
n : Jumlah responden
∑𝜎𝑖2 : Total varians butir soal
𝜎𝑡2 : Jumlah varians skor

14 7.26
r11 = [14−1] (1 − 41.9)

r11 = 0.89

190
LAMPIRAN 18

KESIMPULAN ANALISIS BUTIR SOALS HOTS MUATAN IPS


TEMA 6 SUBTEMA 3 KELAS V SD
Indeks Daya Reliabilitas
No Validitas
Kesukaran Pembeda Keterangan
Soal
V Kriteria P Kriteria D Kriteria r11 Kriteria
1 0,65 Tinggi 0,64 Sedang 0,57 Baik Dipakai
Baik
2 0,65 Tinggi 0,54 Sedang 1 Dipakai
Sekali
Baik
3 0,73 Tinggi 0,57 Sedang 1,14 Dipakai
Sekali
Baik
4 0,50 Cukup 0,64 Sedang 0,86 Dipakai
Sekali
Baik
5 0,72 Tinggi 0,68 Sedang 1 Dipakai
Sekali
Baik
6 0,65 Tinggi 0,64 Sedang 0,86 Dipakai
Sekali
7 0,50 Cukup 0,64 Sedang 0,57 Baik Dipakai
Sangat
8 0,54 Cukup 0,68 Sedang 0,43 Baik 0.89 Dipakai
Tinggi
9 0,47 Cukup 0,61 Sedang 0,43 Baik Dipakai
Baik
10 0,66 Tinggi 0,68 Sedang 1 Dipakai
Sekali
Baik
11 0,60 Tinggi 0,68 Sedang 0,71 Dipakai
Sekali
Baik
12 0,72 Tinggi 0,68 Sedang 1 Dipakai
Sekali
Baik
13 0,66 Tinggi 0,61 Sedang 0,71 Dipakai
Sekali
Baik
14 0,78 Tinggi 0,61 Sedang 1 Dipakai
Sekali
15 0,46 Cukup 0,61 Sedang 0,43 Baik Dipakai

191
LAMPIRAN 19

LEMBAR JAWABAN PRAKTIKALITAS GURU

192
LAMPIRAN 20

HASIL ANALISIS PRAKTIKALITAS INSTRUMEN PENILAIAN


BERBASIS HOTS MUATAN IPS TEMA 6 SUBTEMA 3
KELAS V SD OLEH GURU
No Aspek yang Skor Skor Nilai
Kriteria
Item ditelaah Guru Tertinggi Praktikalitas
1 4 5
2 Kemudahan 4 5 17
3 Penggunaan 5 5 𝑥100% Sangat
20 Praktis
4 4 5 = 85%
Total 17 20
5 4 5
6 5 5
7 5 5
8 4 5
9 5 5
Pemahaman
10 4 5 56
Konsep dan 𝑥100% Sangat
11 5 5 60
Materi Praktis
12 4 5 = 91.7%
13 5 5
14 4 5
15 5 5
16 5 5
Total 56 60
17 5 5
Efisiensi 15
18 5 5 𝑥100% Sangat
Waktu 15
19 5 5 Praktis
= 100%
Total 15 15
20 Minat Peserta 4 5
14
21 Didik 5 5 𝑥100% Sangat
22 5 5 15 Praktis
= 93.3%
Total 14 15
𝟏𝟎𝟐
Total Keseluruhan 102 110 𝒙𝟏𝟎𝟎 Sangat
𝟏𝟏𝟎 Praktis
= 𝟗𝟐. 𝟕%

193
LAMPIRAN 21

BEBERAPA LEMBAR JAWABAN PRAKTIKALITAS SISWA

194
195
196
LAMPIRAN 22
HASIL ANALISIS PRAKTIKALITAS INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS HOTS
MUATAN IPS TEMA 6 SUBTEMA 3 KELAS V SD OLEH SISWA
Aspek yang ditelaah
Inisial
No Kemudahan Penggunaan Pemahaman Konsep dan Materi Efisiensi Waktu Minat Peserta Didik
Siswa
1 2 3 4 Jumlah 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah 16 17 18 Jumlah 19 20 21 Jumlah
1 ARG 5 5 5 5 20 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 49 4 4 4 12 5 5 4 14
2 AA 5 5 4 5 19 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 50 5 5 4 14 5 4 5 14
3 AMD 5 4 5 4 18 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 48 5 5 4 14 5 4 4 13
4 DS 5 4 4 4 17 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 49 5 4 5 14 4 5 4 13
5 FIR 4 4 4 4 16 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 50 5 5 4 14 5 4 4 13
6 FAR 4 4 4 4 16 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 51 4 5 4 13 5 4 4 13
7 HA 4 5 5 4 18 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 52 4 4 5 13 5 5 5 15
8 Hal 5 5 5 4 19 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 48 4 4 4 12 4 5 5 14
9 HAF 4 5 4 5 18 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 49 5 4 5 14 4 5 4 13
10 HA 4 5 4 5 18 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 49 4 4 5 13 4 5 4 13
11 KA 5 5 5 4 19 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 49 4 5 4 13 4 5 4 13
12 MAR 5 4 4 4 17 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 46 4 4 4 12 5 4 4 13
13 MRT 5 4 5 4 18 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 50 4 5 4 13 5 4 5 14
14 MAI 5 4 5 4 18 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 50 5 5 4 14 5 4 5 14
15 MSR 4 5 5 5 19 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 48 4 4 5 13 4 5 4 13
16 NTH 5 4 4 5 18 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 49 5 5 4 14 5 4 5 14
17 NEP 4 4 5 4 17 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 50 4 4 5 13 4 5 4 13
18 NH 5 4 4 4 17 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 50 4 5 4 13 5 4 4 13
19 RS 5 4 3 2 14 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 50 4 4 4 12 4 4 5 13
20 RAP 4 4 5 4 17 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 50 4 4 4 12 5 4 4 13
21 RSA 5 4 5 5 19 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 51 4 5 4 13 5 4 5 14
22 SF 5 4 4 5 18 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 50 4 5 4 13 5 4 5 14
23 SKS 5 4 5 5 19 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 51 4 4 4 12 5 4 5 14
24 SE 4 4 5 4 17 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 48 5 4 4 13 4 5 5 14
25 YH 5 5 5 5 20 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 51 5 5 4 14 5 5 4 14
26 WS 5 5 5 5 20 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 53 5 5 5 15 5 5 4 14
Total 466 1291 342 352
Nilai Tertinggi 5 x 4 x 26 = 520 5 x 11 x 26 = 1430 5 x 3 x 26 = 390 5 x 3 x 26 = 390
Nilai Praktikalitas 466 1291 342 352
𝑥100% = 89.6% 𝑥100% = 90.3% 𝑥100% = 87.7% 𝑥100% = 90.3%
520 1430 390 390
Kriteria Sangat Praktis Sangat Praktis Sangat Praktis Sangat Praktis
Rata-rata (89.6% + 90.3% + 87.7% + 90.3%) : 4 = 89.5%
Kriteria Sangat Praktis

197
LAMPIRAN 23

REKAPITULASI HASIL ANALISIS PRAKTIKALITAS


INSTRUMEN PENILAIAN HOTS OLEH GURU DAN SISWA

Aspek Yang Jumlah Skor Skor


No. % Kriteria
Dinilai Praktikalitas Maksimal
Angket
1. 102 110 92.7% Sangat Praktis
Respon Guru
Angket
2. 2505 2730 91.8% Sangat Praktis
Respon Siswa
Sangat
Rata-rata 2607 2840 91.8%
Praktis

198
LAMPIRAN 24
DOKUMENTASI UJI COBA

199

Anda mungkin juga menyukai