Anda di halaman 1dari 229

PENGEMBANGAN E-LKPD BERBASIS ETNOMATEMATIKA

KABUPATEN TUBAN KELAS IV MATERI PENGUKURAN


SUDUT

SKRIPSI

Rr. INDAH PALUPI


180611100150

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2022
PENGEMBANGAN E-LKPD BERBASIS ETNOMATEMATIKA
KABUPATEN TUBAN KELAS IV MATERI PENGUKURAN
SUDUT

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan


mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Rr. INDAH PALUPI


180611100150

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2022

ii
iii
iv
v
LEMBAR PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang sampai saat ini masih memberikan

anugerah kepercayaan dan kesejahteraan. Shalawat dan kabar gembira senantiasa

dilimpahkan kepada nabi yang luar biasa, Nabi Muhammad SAW sehingga peneliti

berkesempatan untuk menyelesaikan penyusunan skripsi berjudul “Pengembangan

E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran

Sudut”. Skripsi ini terkhusus saya persembahkan untuk:

1. Orang tua terkasih dan tak tergantikan bagi saya, Ibu Siti Mustamilah dan

Bapak R. Isnoerhadi (Alm.) yang senantiasa menyayangi, mendukung,

menghibur, dan menasehati, serta mendoakan diri saya untuk terus maju dan

tidak mengeluh hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Kedua saudara saya, Mas Yusuf dan Adik Ayu yang selalu mengerti dan

peduli sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Saya pribadi yang selalu kuat dan terus melangkah untuk menyelesaikan

skripsi ini meskipun banyak ujian hidup yang datang silih berganti.

4. Saudara Madura pertama saya sejak empat tahun lalu, Noraini Dwi Syafitri

yang selalu ada membantu tanpa pamrih hingga skripsi ini selesai.

5. Mbak Siti Aisah sahabat bernaung di kala senang maupun susah yang telah

banyak membantu dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini.

6. Mbak Sulistiyowati yang senatiasa mendukung dan memberikan saran

positif agar saya dapat lebih baik dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Tim Penelitian Sukses Siti Rohmah, Diah Ayu Indarti, dan Mutam Mamik

yang kerap membantu bertukar pikiran untuk saling menyelesaikan skripsi.

vi
8. Dewi Sri Astutik, Ayundia Novelisakina, dan Intan Tiara Dewi yang telah

membantu selama proses pengambilan data di lapangan sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

9. Kerabat Kelas D dan PGSD 2018 yang sudah menemani belajar bersama

selama 4 tahun ini semoga senantiasa dilancarkan urusannya kelak.

10. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

vii
Palupi, Rr. Indah. 2022. Pengembangan E-LKPD Berbasis Etnomatematika
Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut. Skripsi, Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Trunojoyo
Madura. Pembimbing: Rika Wulandari, S.Pd., M.Pd..

ABSTRAK

Pada kegiatan pembelajaran matematika, baik guru dan peserta didik


memerlukan bahan ajar pendamping. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk
mengembangkan bahan ajar pendamping berupa E-LKPD Berbasis
Etnomatematika Kabupaten Tuban yang valid, efektif dan menarik pada Kelas IV
materi Pengukuran Sudut di SD Negeri Rengel I. Penelitian pengembangan ini
memanfaatkan metode R&D (Research & Development) bermodel pengembangan
ADDIE. Subjek dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu subjek uji
coba produk kelompok kecil sebanyak 6 peserta didik berkemampuan heterogen
dan subjek uji coba pemakaian kelompok besar sebanyak 22 peserta didik Kelas IV
Tahun Ajaran 2021/2022. Hasil penelitian menyatakan bahwa: 1) Hasil uji
kevalidan rata-rata dari validator adalah 86,88% kategori sangat valid, 2) Hasil uji
keefektifan pada tahap uji coba produk kelompok kecil dan uji coba pemakaian
kelompok besar tergolong kategori efektif, dan 3) Hasil uji kemenarikan pada tahap
uji coba produk kelompok kecil dan uji coba pemakaian kelompok besar tergolong
kategori sangat menarik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa E-LKPD
Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar
pendamping dalam pembelajaran matematika di Kelas IV pada materi Pengukuran
Sudut.

Kata kunci: E-LKPD, etnomatematika, pengukuran sudut

viii
Palupi, Rr. Indah. 2022. Development of E-LKPD Based Ethnomathematics Tuban
Regency Class IV Angle Measurement Material. Thesis, Elementary School
Teacher Education Study Program, Faculty of Education, Trunojoyo University
Madura. Supervisor: Rika Wulandari, S.Pd., M.Pd..

ABSTRACT

In mathematics learning activities, both teachers and students need


complementary teaching materials. This development research aims to develop
complementary teaching materials in the form of E-LKPD Based on
Ethnomathematics in Tuban Regency that are valid, effective and interesting in
Class IV of Angle Measurement material at Rengel I Elementary School. This
development research utilizes the R&D (Research & Development) method with the
ADDIE development model. The subjects in this study were divided into two parts,
namely the subject of small group product trials of 6 students with heterogeneous
abilities and the trial subject of large group use of 22 Class IV students of the
2021/2022 academic year. The results of the study stated that: 1) The average
validity test results from the validators were 86.88% in the very valid category, 2)
The effectiveness test results at the small group product trial stage and the large
group use trial were categorized as very effective, and 3) The results of the
attractiveness test at the small group product trial stage and the large group use
trial were categorized as very attractive. Therefore, it can be concluded that the E-
LKPD Based on the Ethnomathematics of Tuban Regency can be used as a
companion teaching material in learning mathematics in Class IV on the subject of
Angle Measurement.

Keywords: E-LKPD, ethnomathematics, angle measurement

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang sampai saat ini masih memberikan

anugerah kepercayaan dan kesejahteraan sehingga peneliti berkesempatan untuk

menyelesaikan penyusunan skripsi pada penelitian pengembangan yang berjudul

“Pengembangan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV

Materi Pengukuran Sudut”. Shalawat dan kabar gembira senantiasa dilimpahkan

kepada nabi yang luar biasa, Nabi Muhammad SAW. Penelitian ini bertujuan guna

memenuhi syarat studi untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu pada

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Trunojoyo Madura. Peneliti menyadari sepenuhnya, tanpa bantuan dari

pihak, tugas akhir skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Hani’ah, S.Pd., M.Pd., selaku dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Trunojoyo Madura.

2. Ibu Siti Fadjryana Fitroh, S.Psi., MA., selaku ketua jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Trunojoyo Madura.

3. Bapak Andika Adinanda Siswoyo, S.Pd., M.Pd., selaku koordinator

Program Studi PGSD Universitas Trunojoyo Madura.

4. Ibu Rika Wulandari, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan arahan dalam penyusunan skripsi.

5. Bapak Sri Guncahyo, S.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri Rengel I yang

telah memperkenankan peliti untuk melakukan penelitian di sekolah.

6. Bapak Lasiran, S.Pd selaku guru kelas IV SD Negeri Rengel I yang telah

memberikan bantuan dan dukungan selama pelaksanaan penelitian

x
7. Ibu Conny Dian Sumadi, S.Pd. M.Pd selaku dosen ahli bahan ajar yang telah

memberikan penilaian, saran, masukan dan memvalidasi bahan ajar.

8. Ibu Puji Rahayu Ningsih, S.Pd., M.Pd selaku dosen ahli materi yang telah

memberikan penilaian, saran, masukan dan memvalidasi materi.

9. Ibu Tyasmiarni Citrawati, S.Pd., M.Pd selaku dosen ahli bahasa yang telah

memberikan penilaian, saran, masukan dan memvalidasi bahasa.

10. Bapak Lasiran, S.Pd. selaku guru ahli desain pembelajaran yang telah

memberikan penilaian, masukan dan memvalidasi desain pembelajaran.

11. Peserta Didik Kelas IV SD Negeri Rengel I yang telah memberikan

bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Berbagai pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak mendapatkan

balasan dari Allah SWT. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat

kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, peneliti membutuhkan kritik yang

membangun dan saran sehingga dapat memperbaiki segala kekurangannya. Peneliti

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bangkalan, 25 Juni 2022

Peneliti

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii


HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................. v
LEMBAR PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
ABSTRAK..................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian Pengembangan ...................................................... 9
D. Spesifikasi Produk yang diharapkan .................................................. 9
E. Batasan Penelitian Pengembangan ..................................................... 10
F. Pentingnya Penelitian Pengembangan ............................................... 10
G. Definisi Istilah .................................................................................... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 13
A. Landasan Teori ................................................................................... 13
1. Pengembangan.............................................................................. 13
2. Bahan Ajar .................................................................................... 14
3. Lembar Kerja Peserta Didik Elektronik (E-LKPD) ..................... 17
4. Etnomatematika ............................................................................ 24
5. Pengukuran Sudut......................................................................... 32
B. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 36
C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 38
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 39
A. Model Penelitian ................................................................................ 39
B. Prosedur Penelitian............................................................................. 40
C. Subjek Uji Coba ................................................................................. 49
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 51
E. Instrumen Penelitian........................................................................... 55
F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 61
BAB IV HASIL DAN PENGEMBANGAN ............................................... 68
A. Hasil dan Analisis Data ...................................................................... 68
1. Hasil ............................................................................................. 68
2. Analisis Data ................................................................................ 95
B. Pembahasan ........................................................................................ 123
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 134
A. Simpulan............................................................................................. 134
B. Saran ................................................................................................... 136
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 138
LAMPIRAN .................................................................................................. 140

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Instrumen Pengumpulan Data ........................................................ 52


Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara ...................................................................... 56
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Bahan Ajar ................................... 57
Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Materi ........................................... 58
Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Bahasa .......................................... 58
Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Desain Pembelajaran .................... 59
Tabel 3.7 Kisi-kisi Angket Respon Guru ....................................................... 59
Tabel 3.8 Kisi-kisi Angket Respon Peserta Didik.......................................... 60
Tabel 3.9 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru................................... 60
Tabel 3.10 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik ................... 61
Tabel 3.11 Kriteria Kevalidan Produk E-LKPD ............................................ 62
Tabel 3.12 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)........................................... 63
Tabel 3.13 Kriteria Aktivitas Guru ................................................................ 63
Tabel 3.14 Kriteria Aktivitas Peserta Didik ................................................... 65
Tabel 3.15 Kriteria Kriteria Respon Guru...................................................... 66
Tabel 3.16 Kriteria Kriteria Respon Peserta Didik ........................................ 67
Tabel 4.1 Data Validasi Ahli Bahan Ajar ...................................................... 74
Tabel 4.2 Hasil Revisi Ahli Bahan Ajar......................................................... 76
Tabel 4.3 Data Validasi Ahli Materi Pembelajaran ....................................... 77
Tabel 4.4 Hasil Revisi Ahli Materi Pembelajaran.......................................... 79
Tabel 4.5 Data Validasi Ahli Bahasa ............................................................. 81
Tabel 4.6 Hasil Revisi Ahli Bahasa ............................................................... 81
Tabel 4.7 Data Validasi Ahli Desain Pembelajaran ....................................... 82
Tabel 4.8 Hasil Revisi Ahli Bahan Ajar......................................................... 84
Tabel 4.9 Data Subjek Uji Coba Produk Kelompok Kecil ............................ 85
Tabel 4.10 Data Hasil Belajar Uji Coba Produk Kelompok Kecil................. 86
Tabel 4.11 Data Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru Uji Coba Produk
Kelompok Kecil ............................................................................................. 87
Tabel 4.12 Data Hasil Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Uji Coba
Produk Kelompok Kecil ................................................................................. 87
Tabel 4.13 Data Hasil Angket Respon Guru Uji Coba Produk Kelompok
Kecil ............................................................................................................... 88
Tabel 4.14 Data Hasil Angket Respon Peserta Didik Uji Coba Produk
Kelompok Kecil ............................................................................................. 88
Tabel 4.15 Data Subjek Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar .................... 89
Tabel 4.16 Data Hasil Belajar Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar .......... 90
Tabel 4.17 Data Hasil Lembar Observasi Aktivitas GuruUji Coba
Pemakaian Kelompok Besar .......................................................................... 91
Tabel 4.18 Data Hasil Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Uji Coba
Pemakaian Kelompok Besar .......................................................................... 92
Tabel 4.19 Data Hasil Angket Respon Guru Uji Coba Pemakaian
Kelompok Besar ............................................................................................. 92
Tabel 4.20 Data Hasil Angket Respon Peserta Didik Uji Coba Pemakaian
Kelompok Besar ............................................................................................. 93
Tabel 4.21 Data Hasil Evaluasi Produk ......................................................... 94
Tabel 4.22 Rekapitulasi Analisis Uji Kevalidan Produk................................ 103

xiii
Tabel 4.23 Rekapitulasi Analisis Uji Keefektifan Produk pada Uji Coba
Produk Kelompok Kecil ................................................................................. 108
Tabel 4.24 Rekapitulasi Analisis Uji Kemenarikan Produk pada Uji Coba
Produk Kelompok Kecil ................................................................................. 112
Tabel 4.25 Rekapitulasi Analisis Uji Keefektifan dan Kemenarikan
Produk pada Uji Coba Produk Kelompok Kecil ............................................ 113
Tabel 4.26 Rekapitulasi Analisis Uji Keefektifan Produk pada Uji Coba
Pemakaian Kelompok Besar .......................................................................... 117
Tabel 4.27 Rekapitulasi Analisis Uji Kemenarikan Produk pada Uji Coba
Pemakaian Kelompok Besar .......................................................................... 121
Tabel 4.28 Rekapitulasi Analisis Uji Keefektifan dan Kemenarikan
Produk pada Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar...................................... 122

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Permainan Engklek..................................................................... 27


Gambar 2.2 Permainan Benthik ..................................................................... 28
Gambar 2.3 Permainan Dagongan ................................................................. 29
Gambar 2.4 Wisata Goa Ngerong .................................................................. 30
Gambar 2.5 Wisata Pantai Boom ................................................................... 31
Gambar 2.6 Wisata Museum Kambang Putih ................................................ 32
Gambar 2.7 Kerangka Berpikir ...................................................................... 38
Gambar 3.1 Bagan Pengembangan Model ADDIE ....................................... 41
Gambar 4.1 Tampilan Daftar Isi .................................................................... 71
Gambar 4.2 Diagram Presentase Hasil Kevalidan Produk............................. 103
Gambar 4.3 Diagram Rekapitulasi Analisis Uji Keefektifan Produk pada
Uji Coba Produk Kelompok Kecil ................................................................. 109
Gambar 4.4 Diagram Rekapitulasi Analisis Uji Kemenarikan Produk pada
Uji Coba Produk Kelompok Kecil ................................................................. 112
Gambar 4.5 Diagram Hasil Uji Coba Produk Kelompok Kecil ..................... 113
Gambar 4.6 Diagram Rekapitulasi Analisis Uji Keefektifan Produk pada
Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar........................................................... 118
Gambar 4.7 Diagram Rekapitulasi Analisis Uji Kemenarikan Produk pada
Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar........................................................... 121
Gambar 4.8 Diagram Hasil Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar .............. 122

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pra Penelitian..................................................................... 141


Lampiran 2 Surat Selesai Penelitian............................................................... 142
Lampiran 3 Lembar Wawancara Pra Penelitian............................................. 143
Lampiran 4 Lembar Observasi Pra Penelitian................................................ 145
Lampiran 5 Lembar Angket Kebutuhan Peserta Didik .................................. 146
Lampiran 6 Hasil Belajar Matematika Pengukuran Sudut............................. 148
Lampiran 7 Storyboard Produk...................................................................... 149
Lampiran 8 Produk E-LKPD.......................................................................... 152
Lampiran 9 Surat Validasi Ahli Bahan Ajar .................................................. 155
Lampiran 10 Lembar Angket Ahli Bahan Ajar.............................................. 156
Lampiran 11 Surat Validasi Ahli Materi Pembelajaran ................................. 159
Lampiran 12 Lembar Angket Ahli Materi Pembelajaran............................... 160
Lampiran 13 Surat Validasi Ahli Bahasa ....................................................... 162
Lampiran 14 Lembar Angket Ahli Bahasa .................................................... 163
Lampiran 15 Surat Validasi Ahli Desain Pembelajaran ................................. 165
Lampiran 16 Lembar Angket Ahli Desain Pembelajaran .............................. 166
Lampiran 17 Hasil Belajar Peserta Didik Uji Coba Produk Kelompok Kecil 168
Lampiran 18 Lembar Observasi Aktivitas Guru Uji Coba Produk
Kelompok Kecil Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Guru .................. 169
Lampiran 19 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Uji Coba
Produk Kelompok Kecil ................................................................................. 172
Lampiran 20 Angket Respon Guru Uji Coba Produk Kelompok Kecil......... 176
Lampiran 21 Angket Respon Peserta Didik Uji Coba Produk
Kelompok Kecil ............................................................................................. 178
Lampiran 22 Hasil Belajar Peserta Didik Uji Coba Pemakaian Kelompok
Besar ............................................................................................................... 182
Lampiran 23 Lembar Observasi Aktivitas Guru Uji Coba Pemakaian
Kelompok Besar ............................................................................................. 183
Lampiran 24 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Uji Coba
Pemakaian Kelompok Besar .......................................................................... 186
Lampiran 25 Angket Respon Guru Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar .. 190
Lampiran 26 Angket Respon Peserta Didik Uji Coba Pemakaian
Kelompok Besar ............................................................................................. 192
Lampiran 27 Perangkat Pembelajaran............................................................ 196
Lampiran 28 Dokumentasi Observasi Pra Penelitian ..................................... 213

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah kebutuhan yang harus dipenuhi selama hidup. Majunya

suatu negara dipengaruhi oleh sifat pendidikan negara yang sebenarnya, karena

tingkat pendidikan yang tinggi dapat menciptakan Sumber Daya Manusia yang

berkualitas. Sesuai Sagala (dalam Wiraguna, dkk, 2014:1) menyatakan bahwa

“kapasitas pendidikan adalah menghapus semua akar kesengsaraan individu yang

mengalami ketidaktahuan dan keterbelakangan”. Artinya melalui pendidikan

seseorang akan dijauhkan dari ketidaktahuan dan kemelaratan, karena dengan

adanya bekal informasi dan kemampuan yang diperoleh melalui sistem pendidikan

seseorang akan benar-benar sanggup menaklukkan berbagai persoalan kehidupan

yang timbul di mata masyarakat. Mengingat sebagian dari anggapan di atas, dapat

diringkas bahwa pendidikan adalah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap

individu untuk melanjutkan kehidupan yang terhormat dengan memajukan sifat

Sumber Daya Manusia yang berkualitas secara lokal. Oleh karena itu, kebijakan

untuk dapat menempuh pendidikan minimal 12 tahun telah menjadi kewajiban bagi

seluruh masyarakat Indonesia.

Apabila pendidikan adalah sebuah lembaga, maka pembelajaran adalah alur

atau proses kegiatan dalam pendidikan. Pembelajaran adalah suatu komponen dari

serangkaian operasi yang berlangsung dalam pendidikan dimana dilakukan untuk

mencapai tujuan dari pendidikan. Pengertian lain menyatakan pembelajaran adalah

suatu hubungan terhadap beberapa kelompok tertentu mencakup guru, peserta

didik, sumber belajar, akomodasi, perangkat, dan kebijakan yang memberikan

1
2

dampak satu sama lain demi pencapaian tujuan suatu pembelajaran. Tujuan

pembelajaran adalah sebuah target/arah yang dilakukan selama proses

pembelajaran agar setiap individu yang terlibat di dalamnya dapat menunjukkan

perubahan diri menjadi seorang warga negara yang baik, sehingga dapat bekerja di

masyarakat dengan produktif (Henukh, 2016:450). Demikian, dapat diambil

kesimpulan bahwa pembelajaran adalah rangkaian hubungan antara peserta didik

dan guru serta aset belajar dalam suasana pembelajaran tertentu demi keberhasilan

tujuan pembelajaran.

Pembelajaran matematika adalah suatu pembelajaran yang bersifat wajib

dipelajari di seluruh jenjang sekolah. Matematika adalah ilmu hitung yang selalu

diajarkan di sekolah agar peserta didik mampu mengimplementasikan faedah

matematis di lingkungan sehari-hari. Tidak dipungkiri, aktivitas di masyarakat

tidak dapat terlepas dari penerapan konsep matematika baik konsep matematika

dasar maupun matematika kompleks. Contoh penerapan konsep matematika dalam

aktivitas sehari-hari, antara lain: membeli telur di pasar menggunakan satuan berat,

mengukur sudut untuk mengetahui tinggi benda dan lain sebagainya. Aktivitas-

aktivitas tersebut membutuhkan konsep matematika untuk menyelesaikannya. Hal

ini sesuai dengan penilaian Marhamah, dkk (2011:171-172) bahwa pengertian

matematika adalah suatu metode penalaran logis yang tidak tergantikan untuk

menciptakan daya pikir, penalaran yang cerdas, tepat dan tegas sehingga dapat

memberikan keuntungan luar biasa dalam kehidupan sehari-hari yang teratur.

Itulah mengapa mengeksplorasi aritmatika sangatlah penting bagi manusia.

Namun, tidak sedikit yang masih beranggapan bahwa matematika adalah musuh

terbesar bagi semua pelajar. Hal tersebut menjadi tugas penting bagi guru, terutama
3

guru tingkat Sekolah Dasar untuk dapat mengajarkan matematika dengan lebih

mudah dipahami dan menyenangkan, sehingga persepsi bahwa matematika itu sulit

tidak terus berkembang hingga peserta didik dewasa. Seperti pendapat dari Negara

(2014:66) yang menyatakan bahwa peningkatan intelektual peserta didik Sekolah

Dasar berada pada tahap tugas-tugas substansial (nyata), sehingga pembelajaran di

tingkat Sekolah Dasar hendaknya dilakukan dengan memaparkan masalah realistik

agar mudah dipahami oleh peserta didik. Usaha yang dapat dilakukan oleh guru

untuk membina latihan pembelajaran matematika supaya lebih signifikan kepada

peserta didik adalah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika

realistik yang cocok dengan keunikan belajar peserta didik. Adapun pendekatan

yang bisa dimanfaatkan adalah pendekatan etnomatematika.

Etnomatematika adalah ilmu matematika dalam budaya. Budaya itu adalah

kecenderungan perilaku manusia dalam keadaan mereka saat ini. Pendekatan

etnomatematika sebenarnya ingin lebih meningkatkan pengetahuan matematika

yang sudah ada. Seperti penilaian Rachmawati (dalam Apriliyani, Mulyatna,

2021:492) bahwa etnomatematika adalah salah satu jawaban untuk pembelajaran

matematika yang berkaitan dengan budaya yang sesuai dengan landasan peserta

didik, sehingga pengetahuan peserta didik terhadap budaya lebih meningkat. Itulah

mengapa pemakaian pendekatan etnomatematika pada pendidikan matematika di

Indonesia terutama di tingkat Sekolah Dasar harusnya bisa lebih dipertimbangkan.

Kenyataan di lapangan menggambarkan bahwa dalam proses pembelajaran

matematika guru belum pernah menerapkan pendekatan etnomatematika. Hasil

observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di Kelas IV SDN Rengel I

menunjukkan bahwa metode pembelajaran matematika yang diterapkan faktanya


4

masih sering menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Ketika

guru menerangkan materi dari bahan ajar yang tersedia dengan menggunakan

metode ceramah dan tanya jawab, peserta didik terlihat kurang antusias dan tidak

aktif bertanya selama pembelajaran. Kemudian saat kegiatan penugasan, ternyata

masih dijumpai beberapa peserta didik yang tidak dapat mengerjakan tugas secara

mandiri sehingga guru pun turun tangan membantu dan menuntun peserta didik

untuk menyelesaikannya.

Lebih lanjut, peneliti pun telah menyebar angket analisis kebutuhan peserta

didik kepada salah satu peserta didik Kelas IV SD Negeri Rengel I, yaitu

Muhammad Nabil Azka yang merupakan Ketua di Kelas IV. Hasil angket tersebut

diperoleh bahwa peserta didik lebih senang apabila menggunakan bahan ajar baru

dan menarik, seperti bahan ajar elektronik. Selama ini, guru belum pernah

menggunakan bahan ajar pendamping lain dalam mengajarkan matematika

sehingga diketahui peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami konsep

materi jika tidak dibantu oleh guru. Itulah mengapa peserta didik kerap kurang aktif

selama pembelajaran dan belum bisa mengerjakan penugasan secara mandiri

karena guru belum pernah mengembangkan bahan ajar inovatif yang sesuai dengan

kebutuhan belajar peserta didik sehingga peserta didik cukup kesulitan dalam

memahami konsep materi.

Sementara itu, diketahui pula bahwa pengetahuan peserta didik terhad ap

budaya lokal seperti permainan tradisional dan wisata lokal Kabupaten Tuban

cukup tinggi, meskipun peserta didik masih belum pernah mengaitkannya pada

pembelajaran matematika. Peserta didik juga masih belum menemukan dengan

pasti apa saja keunikan daerah tempat tinggalnya, namun ia mengetahui apabila
5

kenunikan tersebut patut untuk dilestarikan. Seharusnya pengetahuan peserta didik

akan budaya lokal ini dapat dimanfaatkan kearah kegiatan pembelajaran sehingga

dengan adanya pengalaman nyata tersebut akan membantu memudahkan peserta

didik dalam memahami konsep materi yang dipelajari.

Berdasarkan data hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti bersama

Guru Kelas IV SDN Rengel I, yaitu Bapak Lasiran, S.Pd., diketahui bahwa selama

mengajar pembelajaran matematika guru menggunakan bahan ajar instan saja,

yakni bahan ajar yang siap pakai dari pemerintah seperti LKPD “Cemara”, Buku

Tematik, dan Buku Paket “Gemar Matematika”. Guru belum pernah menggunakan

atau mengembangkan bahan ajar pendamping lain yang inovatif dan menarik

sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Selain itu, kegiatan pembelajaran

matematika selama ini masih belum pernah memanfaatkan pendekatan

etnomatematika. Padahal seharusnya budaya lokal perlu diajarkan dan ditanamkan

kepada peserta didik agar nilai budaya tersebut tetap terus dilestarikan.

Dengan mengulas akan konsekuensi dari persepsi yang dibuat oleh peneliti

berdasarkan data hasil pra penelitian di SDN Rengel I pada tanggal 25 Oktober

2021 menampilkan bahwa hasil belajar matematika peserta didik Kelas IV lagi

tergolong rendah. Hal tersebut ditunjukkan bahwa 45,84% peserta didik yang

melebihi KKM sebesar 70. Peserta didik mengalami kesulitan dalam pembelajaran

matematika adalah peserta didik cukup kesulitan dalam memahami konsep operasi

hitung khususnya perkalian dan pembagian yang dikonsepkan pada permasalahan

kehidupan sehari-hari. Meski peserta didik cukup mampu menghafal perkalian,

akan tetapi mereka masih kesulitan jika diminta menyelesaikan latihan soal yang

dituangkan dalam bentuk pemecahan masalah lain di kehidupan sehari-hari. Selain


6

itu, peserta didik pun kesusahan dalam membaca simbol matematika, tidak

mengetahui cara membaca serta menggunakan alat ukur busur derajat.

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka bisa dimengerti bahwa pengalaman

belajar Matematika peserta didik Kelas IV SDN Rengel I lagi kurang interaktif dan

bermakna karena guru belum menerapkan pendekatan pembelajaran secara akurat.

Terlebih lagi, guru juga tidak mengembangkan bahan ajar yang inovatif sesuai

pada keunikan dan kebutuhan belajar peserta didik. Apabila hal tersebut tidak

segera diatasi maka dapat berdampak pada hasil belajar Matematika peserta didik

di Kelas IV SDN Rengel I. Upaya untuk mengatasi krisis, maka bisa dilaksanakan

dengan mengembangkan sebuah bahan ajar yang cocok untuk kebutuhan belajar

peserta didik seraya menerapkan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan,

misalnya pendekatan etnomatematika. Budaya Indonesia sangatlah penting untuk

dikenalkan kepada anak bangsa. Salah satu cara untuk mengenalkan budaya

kepada peserta didik dapat dilakukan melalui pendidikan.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Edi Riyanto, dkk (2020) berjudul

“Pengembangan Lembar Kerja Siswa Sekolah Dasar Berbasis Etnomatematika

Dengan Setting Candi Borobudur” didorong oleh belum adanya bahan ajar yang

cocok dengan landasan sosial peserta didik di Indonesia. Oleh karena itu, produk

akhir dalam tinjauan ini adalah membuat suatu materi berupa Lembar Kerja Siswa

(LKS) yang mengintegrasikan kualitas materi dan sosial, terutama Candi

Borobudur. Sebab waktu yang terbatas, produk yang dikembangkan oleh peneliti

hanya untuk materi segi banyak serta keliling dan luas daerah bangun datar. Itulah

mnegapa, pada penelitian berikutnya direkomendasikan untuk dapat

mengembangkan LKS berbasis etnomatematika pada materi lainnya.


7

Penelitian dengan topik pembahasan yang sama juga dilakukan oleh Sri

Indriati Hasanah, dkk (2019) dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa

Berbasis Etnomatematika Dalam Membangun Pemahaman Konsep Siswa”. Dalam

penelitian tersebut dijelaskan bahwa suatu tujuan pembelajaran matematika yang

diandalkan untuk dicapai oleh peserta didik adalah kemampuan memahami konsep

matematika. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan bahan ajar berupa Lembar

Kerja Siswa berbasis etnomatematika yang valid, praktis dan memenuhi kriteria

baik sehingga LKS tersebut memiliki efek potensial terhadap pemahaman konsep

peserta didik. Produk yang dikembangkan masih terbatas pada etnomatematika

Taneyan Lanjheng sehingga diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat

dikembangkan pada lingkup yang lebih luas.

Kemudian penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ardiana Jayani, dkk

(2020) dalam penelitian yang berjudul “Lembar Kerja Siswa Matematika Berbasis

Etnomatematika Setting Historical K.H Ahmad Dahlan di Sekolah Dasar” yang

bertujuan untuk mengedukasi peserta didik melalui historical K.H Ahmad Dahlan

yang hingga saat ini masih tidak banyak peserta didik yang mengenal sejarahnya

dengan cara pengembangan LKS etnomatematika. Adapun peneliti menggunakan

model ADDIE, namun penelitian hanya sampai pada tahap implementasi dengan

pengisian lembar kepraktisan oleh guru. Hal tersebut dikarenakan peneliti tidak

dapat melakukan pembelajaran tatap muka sebab adanya pandemi.

Lemahnya kecakapan interprestasi peserta didik terhadap konsep dasar

matematika yang mana dilatarbelakangi oleh pelaksanaan kegiatan pembelajaran

yang konvensional, dan guru yang belum mengembangkan bahan ajar inovatif

cocok dengan kebutuhan peserta didik sehingga mereka merasa kesulitan dalam
8

memahami materi dan tidak dapat mengerjakan LKPD secara mandiri, serta kurang

antusias selama pembelajaran. Pada keadaan tersebut, sosok guru benar-benar

perlu bertindak lebih kreatif dan inovatif demi mewujudkan suasana pembelajaran

yang menghibur dan bermakna dengan cara mengembangkan bahan ajar yang

digunakan sesuai kebutuhan belajar peserta didik melalui etnomatematika budaya

yang tumbuh di sekitar lingkungan peserta didik. Pengembangan bahan ajar

elektronik adalah salah satu alternatif yang dapat dilakukan mengingat kenyataan

saat ini peserta didik lebih sering dan suka membuka gawai daripada buku

pelajaran mereka. Oleh karena itu, guru dapat mengembangkan bahan ajar dengan

memanfaatkan teknologi seperti gawai sebagai alat pendukung pembelajaran

peserta didik baik saat di sekolah maupun di rumah.

Berlandaskan uraian konteks permasalahan yang dijumpai tersebut, peneliti

ingin mengadakan sebuah penelitian yang berjudul “Pengembangan E-LKPD

Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian

pengembangan ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana kevalidan bahan ajar E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut?

2. Bagaimana keefektifan bahan ajar E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut?

3. Bagaimana kemenarikan bahan ajar E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut?


9

C. Tujuan Penelitian Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan

dari penelitian pengembangan adalah sebagai berikut.

1. Untuk mendeskripsikan kevalidan bahan ajar E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut.

2. Untuk mendeskripsikan keefektifan bahan ajar E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut.

3. Untuk mendeskripsikan kemenarikan bahan ajar E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut

D. Spesifikasi Produk yang diharapkan

Adapun detail produk yang diharapkan akan dikembangkan oleh peneliti

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan produk berupa Lembar Kerja Peserta Didik Elektronik (E-

LKPD) berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV SD/MI pada

Materi Pengukuran Sudut.

2. E-LKPD dikembangkan menggunakan pendekatan Etnomatematika

Permainan Tradisional dan Wisata Lokal Kabupaten Tuban.

3. E-LKPD yang dikembangkan sesuai dengan KI dan KD Matematika materi

Pengukuran Sudut Kelas IV SD/MI.

4. Komponen dalam E-LKPD, meliputi: pemaparan materi berupa teks, gambar,

maupun video yang disertai soal latihan dan evaluasi.

5. Bahan ajar elektronik dibuat dalam bentuk portrait.


10

6. E-LKPD dibuat menggunakan aplikasi Micsrosoft Word, Canva, Google

Form dan Flip PDF Corporate.

7. Produk akhir E-LKPD adalah berupa link yang dapat diakses secara online

menggunakan gawai/laptop/pc dan berupa CD/kaset yang dapat dioperasikan

secara offline.

8. Bagian-bagian E-LKPD, antara lain: cover buku/halaman depan; daftar isi;

standar isi (kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pembelajaran, tujuan

pembelajaran, dan tujuan penelitian); petunjuk belajar, materi; evaluasi;

identitas pengembang; dan daftar pustaka.

E. Batasan Penelitian Pengembangan

Batasan penelitian pengembangan ini adalah dapat menghasilkan E-LKPD

Matematika berbasis Etnomatematika yang memenuhi kriteria valid, menarik dan

efektif yang hanya dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran Matematika

pada Materi Pengukuran Sudut. Adapun muatan etnomatematika pada permainan

tradisional Kabupaten Tuban yang terkandung dalam E-LKPD ini hanya sebatas

dalam permainan tradisional Engklek, Benthik, dan Dagongan; sedangkan wisata

lokal di Kabupaten Tuban adalah wisata Goa Ngerong, Pantai Boom, dan Museum

Kambang Putih saja. Penelitian pengembangan ini juga terbatas, yaitu hanya di

Kelas IV SDN Rengel I.

F. Pentingnya Penelitian Pengembangan

Penelitian pengembangan ini penting dilakukan untuk menghasilkan bahan

ajar inovatif yang valid, menarik, dan efektif yang sesuai dengan kebutuhan belajar
11

peserta didik untuk membangun kemampuan pemahaman konsep matematika

peserta didik, sehingga dapat memberikan efek potensial terhadap hasil belajar

matematika peserta didik. Selain itu, penting bagi guru untuk dapat menciptakan

pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna dengan cara mengenalkan

budaya yang tumbuh di lingkungan sekitar peserta didik. Demikian, tidak hanya

dapat mengubah persepsi mayoritas peserta didik Indonesia akan matematika itu

sulit, namun guru juga dapat menanamkan nilai budaya yang ada di Indonesia

kepada peserta didik sehingga budaya Indonesia tidak pudar dan tetap dapat terus

dikenal serta dilestarikan kepada generasi ke genarasi.

G. Definisi Istilah

Berlandaskan rumusan masalah penelitian, maka penjelasan definisi kata

yang terdapat pada penelitian ini antara lain:

1. Pengembangan

Pengembangan adalah suatu metode atau cara sistematis dilaksanakan baik

saat kegiatan mengenali, mengelaborasi, maupun menilai muatan dan skema

pembelajaran yang mana difokuskan demi keberhasilan tujuan pembelajaran

dengan efektif dan tepat.

2. Lembar Kerja Peserta Didik Elektronik (E-LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik Elektronik (E-LKPD) adalah suatu rentetan

aktivitas peserta didik dalam melakukan eksplorasi dan pemecahan masalah

dalam suatu konsep pembelajaran yang mana dibuat dalam bentuk bahan ajar

non cetak/elektronik.
12

3. Etnomatematika

Etnomatematika adalah suatu ide-ide atau praktik matematika yang dikaitkan

dengan kebiasaan-kebiasaan perilaku manusia dalam suatu lingkungan yang

membentuk budaya, seperti kebiasaan golongan populasi orang kota atau

desa, kalangan pekerja atau profesi, kelompok pelajar di berbagai jenjang,

himpunan rakyat bumiputra, dan golongan khusus yang lain.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengembangan

Pada ruang lingkup pendidikan sangat membutuhkan adanya penelitian dan

pengembangan. Buku-buku yang diperjual belikan secara umum faktaya dapat

dikembangkan lagi melalui penelitian dan pengembangan. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, kata pengembangan memiliki arti sebagai suatu proses, cara,

atau kegiatan untuk menciptakan sesuatu sedikit demi sedikit dan konsisten yang

mengarah pada tujuan yang ideal. Lebih lanjut, Sugiyono (2019:752) menyatakan

bahwa metode penelitian dan pengembangan adalah strategi eksplorasi yang

digunakan untuk membuat suatu produk, kemudian pada saat itu menguji

kelayakan produk tersebut. Hal ini sesuai dengan penilaian Tegeh, dkk (2014:15)

yang berpendapat bahwa pengembangan adalah cara paling umum untuk membuat

interpretasi detail rencana ke dalam struktur aktual, namun tidak dapat dipisahkan

dari hipotesis dan praktik yang terkait dengan pembelajaran.

Berdasarkan sebagian dari anggapan ini, sangat mungkin dirangkum bahwa

pengembangan adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengembangkan suatu

produk berupa desain menjadi bentuk fisik dengan melalui uji kelayakan untuk

mencapai tujuan tertentu. Adapun menurut Pribadi (2019:21), pengembangan

produk berupa bahan ajar sangat penting untuk latihan pembelajaran, karena

dengan ragam materi bahan ajar dapat membuat pembelajaran lebih efektif dan

menarik. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan bahan ajar berupa E-LKPD

Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut.

13
14

2. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Pemakaian bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran, terutama dalam

pembelajaran matematika adalah faktor penting akan sukses tidaknya suatu

pembelajaran. Sesuai Pribadi (2019:1) menunjukkan bahan ajar adalah perangkat

yang berisi data dan informasi yang dapat dipelajari oleh pemakainya. Lebih lanjut

Yunus (2018:162) menyatakan bahwa bahan ajar adalah sekumpulan topik yang

disusun secara efisien untuk menciptakan suasana ekologis yang meningkatkan

minat peserta didik untuk melakukan latihan-latihan pembelajaran. Kemudian

sesuai Remillard dan Heck (dalam Pribadi, 2019:4) menyatakan bahwa bahan ajar

adalah benda-benda yang dapat digunakan untuk membantu proses pembelajaran

yang berkelanjutan. Pemakaian bahan ajar, misalnya seperti tugas belajar, buku

teks, dan lain-lain dapat memberikan kemudahan, dorongan, membenahi, dan

menambah kualitas belajar dan pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dijabarkan di atas, maka dapat

disintesiskan bahwa bahan ajar adalah sebuah alat atau benda yang mengandung

informasi dan pengetahuan yang disusun secara sistematis digunakan sebagai alat

penunjang bagi peserta didik untuk membantu memudahkan dalam memahami

konsep materi sehingga bisa menciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik dan

motivatif bagi peserta didik.

Dalam kegiatan pembelajaran, bahan ajar berperan sebagai media yang

menengahi metode yang terlibat dengan menyampaikan informasi dan

keterampilan dari guru kepada peserta didik (Pribadi, 2019:3). Hal ini sesuai

dengan penilaian Apriliyani dan Mulyatna (2021:492), bahwa dalam


15

pembelajaran, dibutuhkan bahan ajar yang dapat membuat materi teoritis, misalnya

matematika, dapat dimengerti dan diterapkan dalam lingkup kehidupan sehari-hari.

Bahan ajar yang menarik diharapkan dapat membuat peserta didik lebih

tertarik dan semangat dalam mempelajari matematika. Pembuatan bahan ajar

adalah komitmen bagi guru. Bahan ajar yang menarik dapat dibuat dengan

memanfaatkan media dengan mengikuti perbaikan teknologi untuk membantu

proses pengajaran dan pembelajaran. Usaha untuk membuat bahan yang menarik

tentunya membutuhkan kreativitas dan kemajuan guru dalam memanfaatkan dan

menggunakan inovasi yang ada.

b. Fungsi dan Manfaat Bahan Ajar

Fungsi bahan ajar menurut Istikhomah (2020:193) adalah sebagai sarana

penunjang yang dipakai untuk membantu kelancaran sistem pembelajaran,

sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Keuntungan

atau manfaat bahan ajar dalam suatu gerakan belajar dapat membagikan beberapa

kapasitas yang signifikan, antara lain: (1) membuat standar isi atau topik yang

baku, (2) mengurangi terjadinya mispersepsi dalam sistem pembelajaran, (3)

memperluas minat belajar peserta didik, dan (4) mengembangkan lebih lanjut

memori atau pemeliharaan pada bagian penting dari substansi atau topik pelajaran

(Pribadi, 2019:4).

c. Jenis Bahan Ajar

Jenis-jenis bahan ajar menurut Pribadi (2019:8) diklasifikasikan menjadi 5

jenis sebagai berikut.


16

1. Bahan Ajar Cetak adalah bahan ajar yang kerap dijumpai, yakni bahan ajar

berupa cetak. Contoh bahan ajar cetak, seperti buku bacaan, modul, pamflet,

buklet, handout, dan sebagainya

2. Bahan Ajar Audio adalah bahan ajar yang lebih sesuai untuk latihan

pembelajaran eksplisit, misalnya mata pelajaran bahasa. Contoh bahan ajar

audio, misalnya kaset audio dan CD audio tentang suara dalam

mengartikulasikan dialek yang tidak diketahui.

3. Bahan Ajar Video adalah bahan ajar yang dapat dipakai untuk menyelesaikan

klarifikasi gagasan yang digambarkan melalui teks bacaan. Bahan ajar video

ini menampilkan materi berupa visual gambar dan suara. Contoh bahan ajar

video, misalnya VCD, DVD, Blue Rays Disk yang berkaitan dengan rekaman

pembelajaran tentang jalannya kemajuan yang terjadi sedikit demi sedikit.

4. Bahan Ajar Multimedia adalah bahan ajar yang secara utuh dapat

menampilkan semua komponen pertunjukan. Bahan ajar semacam ini dapat

menunjukkan perpaduan data dan informasi berupa teks, suara, gambar, foto,

rekaman, dan video secara bersamaan. Contoh bahan ajar ini, seperti

Computer Assisted Instruction (CAI).

5. Bahan Ajar Berbasis Jaringan adalah bahan/materi pembelajaran yang dapat

diakses melalui web atau intranet. Secara sederhana, ide dasar dari bahan ajar

berbasis jaringan adalah segala jenis penyajian data atau materi berharga yang

dibundel dengan rencana pendidikan dan disampaikan melalui media

teknologi informasi dan komunikasi. Contoh bahan ajar berbasis jaringan,

seperti situs web, blog, dan internet.


17

Pada penelitian ini, peneliti berupaya mengembangkan bahan ajar non cetak

berbasis jaringan, yaitu berupa E-LKPD berbasis Etnomatematika pada Kelas IV

SD/MI Materi Pengukuran Sudut. LKPD Elektronik tersebut nantinya dapat

diakses melalui jaringan internet dengan menggunakan perangkat keras seperti

gawai, laptop, dan pc/komputer.

3. Lembar Kerja Peserta Didik Elektronik (E-LKPD)

a. Pengertian Lembar Peserta Didik (LKPD)

Hakikatnya, Lembar Kerja Siswa (LKS) sama dengan Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD). Namun dalam Kurikulum 2013 terdapat perubahan nama dimana

LKS diganti menjadi LKPD (Pawestri dan Zulfiati, 2020:904). Adapun Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah salah satu jenis bahan ajar yang bisa digunakan

untuk penunjang materi pembelajaran. LKPD dapat dibuat secara cetak dan non-

cetak. Sementara itu, menurut Silvia dan Mulyani (2019:40), LKPD adalah alat

yang menjadi penyampai komunikasi antara guru dan peserta didik dalam cakupan

pembelajaran. Kehadiran LKPD ini nantinya sebagai perangkat belajar dengan

tujuan untuk melaksanakan proses pembelajaran yang terfokus pada peserta didik.

Dengan adanya LKPD, peserta didik dapat berlatih secara mandiri dalam

menelusuri informasi baru, sehingga materi yang dikaji dapat memberikan kesan

yang berarti bagi peserta didik. Lebih lanjut Prastowo (dalam Riyanto, dkk,

2020:2) juga mengungkapkan bahwa keberadaan LKPD bermanfaat bagi peserta

didik dalam menguasai suatu materi secara ideal. Itulah mengapa guru harus cakap

baik pengetahuan maupun keterampilan dalam mengembangkan LKPD yang


18

layak, mengingat LKPD mengandung kemampuan esensial yang harus dimiliki

oleh peserta didik.

Hal ini sesuai dengan penilaian Hasanah, dkk (2019:184) bahwa LKPD

diatur dengan memasukkan kurikulum pendidikan dan variasi pendekatan. LKPD

harus dapat dimanfaatkan dengan baik dan tepat serta dapat menjawab

permasalahan peserta didik dalam berkonsentrasi pada suatu subjek pembelajaran.

Oleh karena itu, LKPD perlu dilakukan pengembangan sesuai dengan kebutuhan

peserta didik yang semakin maju. Selain itu, LKPD adalah campuran dari berbagai

jenis pertanyaan yang harus dipecahkan secara akurat.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disintesiskan bahwa LKPD

adalah suatu bahan ajar yang digunakan sebagai alat komunikasi antara guru dan

peserta didik dalam pembelajaran berisi pemahaman materi dan berbagai jenis soal

yang dibuat sesuai kriteria kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik.

b. Fungsi, Tujuan, dan Manfaat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dijelaskan oleh Prastowo

(dalam Bhaghi, 2019:13) terdapat 4 peran, antara lain:

1) LPKD sebagai bahan ajar yang dapat mengurangi tugas pelajaran namun

lebih banyak menggerakkan peserta didik.

2) LPKD sebagai bahan ajar yang memudahkan peserta didik dalam menguasai

materi yang diberikan.

3) LPKD sebagai bahan ajar yang singkat dan kaya akan tugas untuk latihan.

4) LPKD memberi kemudahan dalam melaksanakan pembelajaran kepada

peserta didik.
19

Tujuan pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dalam

Prastowo (dalam Bhaghi, 2019:13) terdapat 4 sasaran, antara lain:

1) Menyediakan bahan ajar dapat memudahkan peserta didik dalam berinteraksi

dengan materi yang diberikan.

2) Menyediakan latihan untuk menambah pemahaman peserta didik.

3) Melatih kebebasan belajar peserta didik dengan mandiri.

4) Memfasilitasi guru dalam memberi tugas kepada peserta didik.

Manfaat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang diteliti dalam Prastowo

(dalam Bhaghi, 2019:14) adalah dapat membuka kesempatan bagi guru untuk

menarik peserta didik agar dinamis selama mendiskusikan materi saat kegiatan

pembelajaran sedang berlangsung.

c. Jenis-Jenis Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Menurut Prastowo (dalam Bhaghi, 2019:11) ada 5 macam LKPD yang biasa

digunakan oleh peserta didik, antara lain:

1. LKPD Penemuan (membantu menemukan ide)

LKPD ini memuat hal-hal yang harus diselesaikan oleh peserta didik, antara

lain: mengerjakan, memperhatikan dan menelaah. Guru membentuk cara-cara

yang harus diambil oleh peserta didik dan peserta didik memperhatikan

kekhasan dari hasil latihan mereka. Kemudian guru memberikan pertanyaan

logis yang membantu peserta didik menghubungkan keanehan yang diamati

dengan ide-ide yang dikerjakan oleh peserta didik sendiri.

2. LKPD Aplikatif Integratif (membantu peserta didik menerapkan dan

mengkoordinir berbagai ide yang telah ditemukan)


20

Lembar kerja ini membantu peserta didik dengan menerapkan ide-ide yang

telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Setelah peserta didik memahami

suatu gagasan, akan sangat penting jika dapat memanfaatkan informasi yang

telah dipelajarinya dalam menangani masalah dalam kehidupan sehari-hari.

LKPD aplikatif integratif memuat kekhasan atau persoalan dalam kehidupan

sehari-hari yang dibuat dalam bentuk pertanyaan (soal) yang akan dicari

solusinya (diselesaikan) oleh peserta didik. Dengan memanfaatkan LKPD ini,

peserta didik akan berusaha mengatasi permasalahan tersebut dengan bantuan

informasi yang telah dimiliki atau kuasai sebelumnya.

3. LKPD Penuntun (kemampuan sebagai pedoman pembelajaran)

LKPD ini memuat pertanyaan atau solusi yang jawabannya ada di buku.

Sebelum mengupas LKPD ini, peserta didik perlu memahami bahan bacaan

terlebih dahulu. Peserta didik diharapkan dapat menemukan dan memahami

topik yang terdapat dalam buku tersebut.

4. LKPD Penguatan (kemampuan penguatan)

LKPD diberikan setelah peserta didik selesai menganalisis pada suatu tema

tertentu. Materi yang dibuat dalam LKPD lebih memfokuskan pada perluasan

dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat dalam buku bacaan. LKPD

ini lebih cocok digunakan dalam kegiatan pengayaan.

5. LKPD Praktikum (kemampuan sebagai pemandu praktikum)

Daripada membedakan petunjuk praktikum ke dalam buku terpisah, maka

dapat meyatukan pedoman praktikum ke dalam bermacam-macam lembar

kerja. Oleh karena itu, dalam LKPD ini, petunjuk praktikum menjadi salah

satu materi dalam LKPD.


21

Berdasarkan penjelasan dari 5 jenis LKPD di atas, LKPD yang dibuat oleh

peneliti dalam penelitian pengembangan ini adalah jenis LKPD aplikatif integratif,

yang membantu peserta didik menerapkan dan mengoordinasikan ide-ide berbeda

yang ditemukan). Pengembangan E-LKPD menunjukkan materi yang dibuat untuk

menerapkan dan mengoordinasikan ide-ide berbeda yang telah ditemukan dalam

materi pengukuran sudut dengan menggunakan pendekatan etnomatematika.

d. Unsur-Unsur Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) memiliki unsur-unsur yang lebih

mudah daripada modul, namun lebih membingungkan daripada sebuah buku.

Prastowo (dalam Bhaghi, 2019:14) berpendapat bahwa perencanaan LKPD dilihat

dari konstruksinya mencakup 6 komponen utama, antara lain: 1) Judul; 2) Petunjuk

Belajar; 3) Kompetensi Dasar atau Materi Pokok; 4) Informasi Pendukung; 5)

Tugas dan Langkah-Langkah Kerja; 6) Penilaian. Itulah enam unsur utama yang

paling banyak diketahui dalam penyusunan LKPD baik cetak maupun non-cetak.

e. Karakteristik Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Karakteristik Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang diuraikan oleh

Hamzah (dalam Oktafiani, 2020:14), antara lain:

1) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berisi pertanyaan-pertanyaan yang perlu

diselesaikan oleh peserta didik, dan latihan-latihan, misalnya ujian di

lapangan yang perlu dikerjakan peserta didik.

2) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah bahan ajar tercetak.

3) Materi yang diperkenalkan adalah garis besar yang tidak terlalu luas dalam

kajiannya, namun mencakup bagaimana peserta didik akan merespon atau

melakukan.
22

4) Terdapat bagian seperti kata pengantar, pendahuluan, dan daftar isi

f. Langkah-Langkah Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Penyusunan LKPD dilakukan oleh guru dengan memperhatikan berbagai

aspek sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Berikut langkah-langkah

penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dikemukakan oleh

Prastowo (dalam Bhaghi, 2019:15), antara lain:

1) Analisis Kurikulum

Analisis Kurikulum diharapkan dapat mengetahui materi apa saja yang

membutuhkan bahan ajar LKPD. Kepastian materi yang akan dibedah dengan

cara meninjau topik dan peluang berkembangnya materi yang akan diajarkan,

kemudian kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh peserta didik.

2) Penyusunan Peta Kebutuhan LKPD

Peta kebutuhan LKPD diharapkan dapat menentukan jumlah dan permintaan

LKPD yang akan dikembangkan. Permintaan ini sangat mendasar dalam

menentukan kebutuhan penyusunan LKPD.

3) Penetapan Judul LKPD

Judul LKPD sepenuhnya diputuskan berdasarkan kompetensi dasar, topik

atau pengalaman belajar yang terkandung dalam kurikulum. Salah satu

kompetensi dasar bisa dibuatkan judul LKPD jika kompetensi tersebut tidak

terlalu besar.

4) Tahapan Penyusunan LKPD

Tahapan-tahapan penyusunan LKPD adalah: kemampuan merinci

kompetensi dasar, penetapan alat ukur atau penilaian, kesiapan bahan materi

dan penyusunan struktur LKPD.


23

g. Kelebihan Lembar Kerja Peserta Didik Elektronik (E-LKPD)

Adapun Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) memiliki beberapa

keunggulan sebagaimana diungkapkan oleh Prastowo (dalam Muslimah,

2020:1476) adalah sebagai berikut.

1) Membantu peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran.

2) Memudahkan peserta didik dalam memahami konsep materi.

3) Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam pembelajaran.

4) Sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran bagi guru dan peserta

didik.

5) Memudahkan peserta didik dalam menambah pengetahuan terkait materi

yang dipelajari selama kegiatan belajar dengan sistematis.

Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Sya’idah, dkk (2020:7)

menyatakan bahwa kelebihan Lembar Kerja Peserta Didik Elektronik (E-LKPD)

adalah sebagai berikut.

1) Terciptanya suasana kelas yang menyenangkan karena peserta didik dapat

terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran.

2) Kegiatan belajar yang fleksibel dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik.

3) Peserta didik dapat belajar secara mandiri karena memiliki akses untuk

mengeksplor kapanpun dan dimanapun terkait pengetahuan yang baru

diperolehnya.

4) Memudahkan peserta didik dalam upaya memecahkan masalah melalui

diskusi baik antar peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru.
24

Kelebihan bahan ajar E-LKPD dengan pendekatan etnomatematika seperti

dikemukakan oleh Apriliyani dan Mulyatna (2021:498) adalah E-LKPD dapat

memudahkan peserta didik dalam upaya memahami materi karena peserta didik

cenderung suka membaca apabila terdapat ilustrasi nyata berupa gambar atau video

dan tampilan yang berwarna.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dipaparkan di atas, bisa

disimpulkan bahwa pengembangan E-LKPD berbasis etnomatematika

memberikan kelebihan, antara lain: 1) Memaparkan materi dengan lebih menarik

berupa ilustrasi gambar dan video pembelajaran, 2) Mudah diakses melalui gawai

maupun laptop/pc sehingga pengalaman belajar lebih menyenangkan, dan 3)

Adanya variasi dalam pemaparan materi dan berbagai jenis soal evaluasi melalui

budaya lokal setempat.

4. Etnomatematika

a. Pengertian Etnomatematika

Etnomatematika adalah ilmu matematika dalam budaya. Budaya itu adalah

kecenderungan perilaku manusia dalam keadaan mereka saat ini. Pendekatan

etnomatematika sebenarnya ingin lebih meningkatkan pengetahuan matematika

yang sudah ada. Etnomatematika ini dapat mengubah cara pandang terhadap

matematika yang terlalu formal. Hal terbaik yang dapat mengubah pembelajaran

adalah budaya. Seperti penilaian Rachmawati (dalam Apriliyani, Mulyatna,

2021:492) bahwa etnomatematika adalah salah satu jawaban untuk pembelajaran

metamtika yang berkaitan dengan budaya yang sesuai dengan landasan peserta

didik, sehingga pengetahuan peserta didik terhadap budaya lebih meningkat.


25

Penjabaran setting budaya kepada peserta didik dapat disampaikan sekaligus

berupa bentuk soal-soal berpikir kritis.

Etnomatematika adalah ilmu yang memadukan komponen budaya dan

matematika. Ethnomathematics menetapkan basis pembelajaran dengan

melibatkan pendekatan sejarah dan budaya untuk menunjukkan matematika

dengan cara lain. Etnomatematika adalah tahapan penting untuk melihat bahwa

berbagai perspektif dapat menciptakan struktur yang menarik terkait dengan

pengenalan matematika, khususnya matematika dalam budaya (Manik, 2020:42).

Menurut Supriadi (2017:22) etnomatematika adalah disiplin ilmu yang

menggabungkan matematika dengan budaya dan kualitas sosial dalam kehidupan.

Dengan implementasi etnomatematika sebagai pendekatan pembelajaran, memang

sangat bisa diterapkan agar materi lebih mudah dimengerti oleh peserta didik

karena materi tersebut secara langsung berkaitan dengan gaya hidup mereka yang

termasuk tindakan keseharian mereka di arena publik.

Dilihat dari gambaran penilaian di atas, dapat disintesiskan bahwa

etnomatematika adalah suatu cara atau pendekatan untuk menghadapi

pembelajaran matematika yang dihubungkan dengan budaya sehingga membantu

dan mempermudah peserta didik untuk memahami ide matematika yang abstrak,

serta memberikan naungan lain dalam belajar matematika melalui budaya saat ini.

b. Kebudayaan Lokal Kabupaten Tuban

Sebagaimana ditunjukkan oleh Koentjaraningrat (dalam Nahak, 2019:69)

budaya dicirikan sebagai keutuhan pikiran dan karya manusia yang harus disiapkan

dengan belajar, serta setiap akibat dari budi dan pekerjaan manusia. Kebudayaan

akan terus mengalami kemajuan dari masa ke masa sehingga masyarakat sebagai
26

pemilik kebudayaan tersebut harus terus mengetahui, menjaga dan

melestarikannya agar setiap perkembangan zaman yang terjadi tidak

menghilangkan nilai karakter asli dari kebudayaan tersebut.

Sementara itu, Setyaningrum (2018:104) mengemukakan bahwa budaya

lokal yang tumbuh di tengah masyarakat biasanya lahir dari dorongan spritual

masyarakat dan agama-agama lokal yang secara rohani dan material sangat penting

bagi kehidupan sosial suatu lingkungan masyarakat. Budaya lokal memiliki

hubungan yang sangat erat dengan masyarakat di suatu lingkungan dengan seluruh

kondisi alam di lingkungan tersebut. Budaya lokal biasanya ditampilkan seperti

kegiatan upacara adat suatu desa, bersih desa, dan lain sebagainya.

Budaya lokal adalah kecenderungan yang tumbuh dan berkembang secara

lokal serta dirasakan oleh masyarakat dan suku bangsa sekitar. Umumnya, budaya

berkembang dan diturunkan dari zaman ke zaman serta diakuisisi oleh

pendahulunya masing-masing. Abubakar (2016) mengklarifikasi bahwa budaya

adalah pernyataan daya cipta, karya, dan karsa manusia dalam tatanan sosial

tertentu yang mengandung nilai-nilai kecerdasan lingkungan yang ketat, filosofis.

Berlandaskan pendapat-pendapat di atas, maka dapat disintesiskan bahwa

budaya adalah suatu kebiasaan atau perilaku hidup yang tumbuh dan berkembang

dari ide dan pikiran menyangkut daya cipta, karya dan karsa masyarakat yang

diwariskan secara turun-temurun. Permainan tradisional dan wisata lokal juga

termasuk salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh suatu daerah yang mana kedua

hal tersebut dapat mencerminkan suatu ciri khas daerah tersebut. Adapun di

Kabupaten Tuban terdapat permainan tradisional dan wisata lokal yang dapat

digunakan sebagai sumber edukasi peserta didik. Adapun berbagai jenis permainan
27

tradisional dan wisata lokal di Kabupaten Tuban yang dapat dikaitkan dengan

pembelajaran Matematika untuk panduan pembelajaran berbasis etnomatematika,

antara lain:

1) Permainan Tradisional Kabupaten Tuban

a) Engklek

Gambar 2.1 Permainan Engklek

Sumber: (id.theasianparent.com)

Engklek adalah permainan loncat-loncatan yang biasa dilakukan pada

bidang datar yang digambar di tanah dengan membuat gambar sebuah kotak, lalu

melompat dengan satu kaki dimulai dengan satu kotak kemudian ke kotak

selanjutnya. Permainan Engklek dapat dimainkan secara terpisah dan secara

berkelompok, biasanya dimainkan oleh anak putri namun tidak jarang anak putra

juga memainkannya. Permainan Engklek terdiri dari beberapa macam rangkaian

bangun datar. Gambar lapangan engklek dibuat dalam berbagai bentuk sesuai

dengan kreativitas para pemainnya.


28

b) Benthik

Gambar 2.2 Permainan Benthik

Benthik adalah salah satu permainan tradisional di wilayah Kabupaten

Tuban yang dilakukan dengan memukul ranting kecil pada sebuah lubang di tanah.

Ketika kedua ranting tersebut bertubrukan, maka akan muncul suara “thik-thik”,

sehingga permainan ini disebut Benthik. Benthik dimainkan dengan dua ranting

kayu panjang dan pendek. Keduanya memiliki diameter sekitar 1 cm. Ranting

panjang digunakan untuk memukul ranting yang lebih pendek. Permainan ini

membutuhkan halaman yang bersih (tidak ada tanaman), rata dan cukup lebar.

Benthik dimulai dengan membuat lowakan atau lubang kecil untuk

meletakkan kayu pendek dalam posisi melintang atau miring di atasnya. Permainan

ini bisa dimulai dengan hompimpa atau suit. Pemain yang menang akan

mendapatkan giliran main atau pukulan pertama. Sementara itu, pihak yang kalah

harus berjaga atau menangkap pukulan dari pemukul.

Petunjuk untuk memainkan permainan Bentik diawali dengan pemukul

meletakkan kayu pendek di atas lubang ke samping atau melintang. Kemudian,

kayu itu harus didorong sekuat mungkin dengan bantuan kayu panjang agar bisa

terbang cukup jauh. Jika penjaga mampu menangkap kayu pendek, dia akan
29

mendapatkan poin. Kemudian lagi, jika penjaga tidak bisa menangkapnya, poin

akan diberikan kepada pemukul.

c) Dagongan

Gambar 2.3 Permainan Dagongan

Sumber: (traditional games returns)

Dagongan adalah permainan tradisional yang melibatkan bambu dengan

ukuran tertentu dibuat sebagai alat pengukur kekuatan dengan cara saling

mendorong antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Permainan olahraga

adat Tuban ini adalah sesuatu yang bertolak belakang dengan permainan tarik

tambang. Pada permainan tarik tambang cara bermainnya yaitu saling tarik-

menarik, sedangkan untuk permainan dagongan kedua kelompok saling dorong

dengan penuh semangat untuk menang. Dagongan dimainkan secara berkelompok,

umumnya terdiri dari 5 pemain, baik pria maupun wanita.

Wilayah Dagongan adalah wilayah petak persegi panjang dengan ukuran 2

m x 18 m. Garis tengah ditarik untuk memisahkan dua lapangan yang sama

panjangnya. Daerah penyerangan dibatasi oleh garis pemisah dengan jarak 2,5 m

dari garis tengah. Garis serang ini adalah garis batas kaki depan pemain. Bambu

yang digunakan dalam permainan tradisional ini adalah dengan memanfaatkan

bambu yang memiliki ketebalan dan kekuatan tertentu. Tidak diperbolehkan


30

memakai bambu dengan lebar yang terlalu kecil dan rentan patah, karena dapat

membahayakan semua pemain. Alas bambu yang digunakan lebarnya 12 cm - 18

cm dengan panjang 5 m - 8 m.

2) Wisata Lokal Kabupaten Tuban

a) Goa Ngerong

Gambar 2.4 Wisata Goa Ngerong

Wisata Gua Ngerong di Tuban adalah salah satu tempat liburan yang

terletak di Jl. Raya Rengel No. 155, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. Wisata

Goa Ngerong ini menawarkan pemandangan gua yang dihuni banyak kelelawar

dan aliran air yang berasal dari dalam gua yang adalah tempat hidup sejumlah besar

ikan tawas, lele, dan bulus. Ikan dan semua makhluk amfibi yang hidup di perairan

Goa Ngerong tidak dapat dimakan atau dipancing mengingat berbagai mitos di

baliknya. Demikian pula, ini bisa menjadi salah satu upaya masyarakat setempat

untuk tetap melestarikan keindahan alam di tempat wisata ini.


31

b) Pantai Boom

Gambar 2.5 Wisata Pantai Boom

Sumber: (tubankab.go.id)

Pantai Boom Tuban terletak di Desa Kutorejo, Kabupaten Tuban, atau

tepatnya di utara Alun-Alun Tuban. Wisata ini memiliki luas kurang lebih 2,2

hektar. Tidak mirip seperti kebanyakan pantai dengan pasir yang indah, Pantai

Boom yang sebenarnya adalah tanjung yang dipenuhi bebatuan di tepinya sehingga

para wisatawan tidak bisa bermain air di sana.

Selain itu, di sisi laut ini terdapat persewaan perahu milik warga sekitar yang

dapat dipakai para wisatawan apabila ingin menjelajahi perairan sekitarnya.

Walaupun udara di sana sangat panas, namun di tepi laut terdapat pohon pinus yang

memberikan udara sejuk dan menyenangkan. Di bawah barisan pepohonan ini,

para wisatawan dapat bersantai dan menikmati angin laut.

Pemandangan laut yang mempesona, pantai ini dilengkapi juga dengan

berbagai wahana seperti ayunan, komedi putar, bianglala, dan perosotan. Uniknya,

terdapat kolam renang untuk anak-anak. Walau tidak bisa langsung berenang di

laut, anak-anak bisa bermain sepuasnya di kolam tersebut.


32

c) Museum Kambang Putih

Gambar 2.6 Wisata Museum Kambang Putih

Sumber: (explore wisata Tuban)

Tak jauh dari kawasan Makam Sunan Bonang, terdapat destinasi liburan

sebagai ruang pameran yang tak kalah menarik untuk dikunjungi, khususnya

Museum Kambang Putih. Aula pameran ini memiliki koleksi bersejarah yang

cukup lengkap. Di mulai dari wayang kulit, guci kuno, eksemplar kuno, ongkek,

perlengkapan atraksi barongsai, hingga senjata adat, semuanya dapat terlihat di

galeri ini. Area Museum Kambang Putih berada di Jl. Kartini No.3, Kota Tuban.

5. Pengukuran Sudut

a. Pengertian Pengukuran Sudut

Sudut adalah suatu bentuk yang dibingkai oleh dua garis yang bertemu di

sekitar tempat konvergensinya. Pada materi yang berkaitan dengan sudut, tentu

akan menjumpai titik sudut dan kaki sudut. Titik sudut adalah tempat dua garis

bertemu dan membentuk sebuah titik. Kaki sudut adalah dua garis yang

membentuk sudut. Ada 7 jenis sudut, sudut lancip, sudut siku-siku, sudut tumpul,

sudut lurus, sudut refleks, sudut nol derajat, dan sudut penuh.
33

1) Sudut Lancip

Sudut lancip adalah sudut yang memiliki besar sudut yang tidak lebih dari 90°

atau lebih tepatnya, besar sudut lancip berada di antara 0° dan di bawah 90°.

Sudut lancip bisa dianggap lebih kecil daripada sudut siku-siku. Jika

menggunakan lambang matematika, maka dapat ditulis: 0° < x < 90° (x adalah

perkiraan besar sudut).

2) Sudut Siku-Siku

Sudut siku-siku adalah sudut yang pada umumnya memiliki besar tepat 90°.

Sudut siku-siku ini adalah akibat lanjutan dari dua garis lurus yang

berpotongan atau bertemu, sehingga menghasilkan garis yang saling

berhadapan atau tegak lurus. Sudut siku-siku dapat dianggap lebih besar

daripada sudut lancip dan lebih kecil daari sudut tumpul, yaitu: x = 90°.

3) Sudut Tumpul

Sudut tumpul adalah sudut yang lebih besar dari 90° atau lebih pasti di atas

90° dan di bawah 180°. Sudut tumpul bisa dianggap sebagai sudut yang

besarnya melebihi sudut lancip dan sudut siku-siku. Lambang matematikanya

adalah 90° < x < 180°.

4) Sudut Lurus

Sudut lurus adalah sudut yang besarnya 180°. Sekilas, sudut lurus seperti

garis lurus dengan bentuk datar dan seolah-olah memiliki dua lengan.

Lambang matematika sudut lurus adalah x = 180°.

5) Sudut Refleks

Sudut refleks adalah sudut yang memiliki besar dari 180° sampai kurang dari

360°. Dengan besar sudut itu, dapat dikatakan bahwa besar sudut ini lebih
34

besar daripada sudut lancip, sudut siku-siku, sudut tumpul, dan sudut lurus.

Disebut sudut refleks karena sudut ini adalah refleksi dari sudut tumpul.

Apabila di tulis dalam lambang matematika, maka sudut refleks ini dapat

ditulis sebagai 180° < x < 360°.

6) Sudut Nol Derajat (0°)

Sudut 0° adalah sudut yang besarnya hanya 0°. Sudut 0 ° adalah sudut yang

dibingkai oleh dua garis yang selaras, namun tidak membentuk daerah sudut.

Sudut ini tampak seolah-olah dua garis lurus, namun sebenarnya kedua garis

itu saling berimpitan. Oleh karena itu, sudut ini sukar untuk membayangkan

bentuknya. Lambang matematika sudut nol derajat adalah x = 0°.

7) Sudut Penuh

Sudut penuh adalah sudut yang memiliki besar 360°. Oleh karena itu, sudut

penuh biasanya cenderung bundaran. Sebuah garis lurus yang berada pada

satu titik penuh biasanya akan menyelesaikan satu putaran hingga mencapai

titik 360° atau untuk mencapai posisi dasarnya memerlukan suatu putaran.

Lambang matematika sudut penuh ini dapat ditulis sebagai x = 360°.

Dalam menentukan sudut yang tepat, maka memahami bagaimana cara

mengukur sudut secara akurat. Pengukuran sudut dapat dilakukan dengan

menggunakan busur derajat yang bersatuan baku, yaitu derajat. Busur derajat

adalah alat untuk megukur sudut dalam satuan baku. Satuan baku pengukuran

sudut adalah derajat yang memiliki lambang (°). Misalnya 30°, maka 30° dibaca

sebagai tiga puluh derajat. Busur derajat biasanya berbentuk setengah lingkaran

dengan banyak angka di sekitar lengkungannya. Angka 0 ° hingga 180 ° pada

lengkungan dapat membantu dalam mengukur sudut pada bangun datar.


35

b. Pengukuran Sudut Menggunakan Busur Derajat

Berikut cara mengukur sudut mengunakan busur, antara lain:

1) Tempatkan titik pusat busur pada titik yang akan ditaksir.

2) Lapisi pola lekukan dengan salah satu kaki sudut.

3) Lihatlah garis sudut lainnya.

4) Angka pada busur yang berimpit dengan kaki sudut adalah besar sudut.

c. Pengukuran Sudut Pada Bangun Datar

Setelah memahami bagaimana mengukur besar sudut dalam satuan baku

menggunakan busur derajat. Selanjutnya adalah cara menentukan ukuran sudut

pada bangun datar dengan busur derajat. Bangun datar adalah bentuk berupa

bidang datar yang dibatasi oleh beberapa ruas garis. Ruas garis adalah bagian dari

garis yang dibatasi oleh dua titik ujung yang tidak sama dan berisi setiap titik pada

garis di antara ujung-ujungnya. Ilustrasi ruas garis adalah sisi segitiga atau sisi

persegi. Itulah mengapa ruas garis juga disebut sisi bangun datar. Perkembangan

dua ruas garis yang berpotongan atau bertemu pada suatu titik disebut sudut. Tanda

suatu sudut disebut titik sudut.

Jumlah sudut dalam bangun datar adalah sebagai berikut:

1) Jumlah sudut segitiga adalah 180°.

2) Jumlah sudut segiempat adalah 360°.

Adapun macam-macam bangun datar pada segitiga dan segiempat, antara

lain: segitiga siku-siku, segitiga sama sisi, segitiga sama sisi, segitiga sembarang,

persegi, persegi panjang, trapesium siku-siku, trapesium sama kaki, jajar genjang,

belah ketupat, dan layang-layang.


36

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah penelitian masa lalu yang telah dilakukan

sebelum penelitian ini. Penelitian tersebut bermanfaat sebagai bantuan untuk

mengarahkan penelitian pengembangan E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut. Penelitian terdahulu yang

pernah dilakukan antara lain:

1. Edi Riyanto, dkk (2020) dalam ulasan berjudul “Pengembangan Lembar

Kerja Siswa Sekolah Dasar Berbasis Etnomatematika dengan Setting Candi

Borobudur”. Hasil penelitian menampilkan bahwa pengembangan produk

LKS berbasis etnomatematika disebut valid melalui pengujian ahli bahan ajar,

ahli materi, dan ahli pembelajaran dengan rata-rata sebesar 3,4. Akan tetapi

pengembangan LKS matematika berbasis etnomatematika dengan setting

Candi Borobudur masih terbatas pada segi banyak serta keliling dan luas

daerah bangun datar.

2. Sri Indriati Hasanah, dkk (2019) dalam ulasan yang berjudul “Pengembangan

Lembar Kerja Siswa Berbasis Etnomatematika dalam Membangun

Pemahaman Konsep Siswa”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS

berbasis etnomatematika (Taneyan Lanjheng) dalam membangun ide dasar

pemahaman peserta didik telah dibuat untuk memenuhi kriteria valid, praktis

dan hasil pemahaman teoritis peserta didik dari LKS yang dibuat memenuhi

kriteria dan LKS tersebut bersifat efektif dengan kategori baik.

3. Ardiana Jayani, dkk (2020) dalam ulasan berjudul “Lembar Kerja Siswa

Matematika Berbasis Etnomatematika Setting Historical K.H Ahmad Dahlan

di Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menampilkan bahwa LKS berbasis


37

etnomatematika yang dibuat oleh peneliti disebut valid dan praktis dengan

nilai kevalidan sebesar 3,57 dan nilai kepraktisan mendapatkan skor 3,93

dengan kriteria baik. Peneliti menggunakan model pengembangan ADDIE,

namun proses penelitian baru sampai pada tahap implementasi dengan

menyelesaikan lembar kepraktisan oleh guru karena kendala pandemi.


38

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran Matematika SD/MI Kelas IV

Kondisi Ideal Kondisi Nyata


- Menyediakan sumber belajar penunjang - Belum pernah menggunakan sumber
berbasis ternologi yang sesuai dengan belajar penunjang berbasis ternologi
kebijakan Kurikulum 2013. sebagaimana kebijakan dalam K13.
- Mengadakan pembelajaran matematika - Pengalaman belajar yang diberikan
menarik dan bermakna sesuai dengan kepada peserta didik kurang relevan
kebutuhan peserta didik, serta relevan dengan keadaan lingkungan sekitar
dengan keadaan lingkungan sekitar. peserta didik.
- Mengamalkan kegiatan untuk - Kegiatan pembelajaran belum
menumbuhkan nilai budaya dan menunjukkan pembentukan dan
kearifan lokal setempat. penumbuhan nilai budaya lokal.

Teori-teori Penelitian
- Pengembangan (Sugiyono (2019), Tegeh, dkk (2014), dan Pribadi (2019)).
- Bahan ajar (Pribadi (2019, Yunus (2018), Apriliyani dan Mulyatna (2021), dan Istikhomah (2020)).
- E-LKPD (Pawestri dan Zulfiati (2020), Silvia dan Mulyani (2019), Riyanto, dkk (2020), Hasanah,
dkk (2019), Bhaghi (2019), Oktafiani (2020), Muslimah (2020), dan Sya’idah, dkk (2020)).
- Etnomatematika (Manik (2020), Supriadi (2017), Nahak (2019), dan Setyaningrum (2018)).
- Penelitian dahulu yang relevan (Edi Riyanto, dkk (2020), Sri Indriati Hasanah, dkk (2019), dan
Ardiana Jayani, dkk (2020)).

Permasalahan
Pembelajaran Matematika di SD Negeri Rengel I belum pernah menggunakan buku
pendamping elektronik, pengalaman belajar matematika kurang bermakna dan belum relevan
dengan kehidupan nyata peserta didik, serta nilai budaya lokal, terutama dalam permainan
tradisional & wisata lokal belum mendapat apresasi untuk dikenalkan dalam pendidikan.

Solusi Pemecahan Masalah


Pengembangan LKPD sesuai kebijakan Kurikulum 2013 dengan memanfaatkan pendekatan
pembelajaran yang menarik dan disesuaikan dengan nilai budaya di lingkungan tempat
tinggal peserta didik. “Pengembangan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
Kelas IV Materi Pengukuran Sudut”

Gambar 2.7 Kerangka Berpikir


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Model Penelitian

Penelitian dilakukan dengan memanfaatkan metode penelitian dan

pengembangan atau Research and Development (R&D). Sugiyono (2019:753)

menyatakan bahwa metode penelitian dan pengembangan (R&D) adalah metode

penelitian yang digunakan untuk mengembangkan produk tertentu dan menguji

kelayakan produk tersebut. Penelitian ini berfungsi untuk melakukan validasi dan

mengembangkan suatu produk. Dengan menyetujui produk, maka produk tersebut

sudah ada dan peneliti hanya menguji kelayakan produk tersebut. Dari segi luas,

artinya mengembangkan suatu produk adalah menginovasi produk yang ada

sehingga produk tersebut lebih praktis, layak, dan efektif atau membuat produk

lain yang belum pernah ada sebelumnya. Dalam situasi tersebut, peneliti lebih

kepada melakukan pengembangan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten

Tuban Pada Kelas IV Materi Pengukuran Sudut.

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

ADDIE yang merepresentasikan Analysis, Design, Development, Implementation,

dan Evaluation (Sugiyono, 2019:766). Produk E-LKPD dikembangkan dengan

menggunakan model ini karena sesuai dengan kebutuhan pengembangan. Model

ini diatur secara terencana dengan langkah-langkah tindakan yang terstruktur

dengan tujuan akhir untuk menangani masalah pembelajaran yang terkait dengan

sumber belajar pendamping yang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik

(Tegeh, dkk, 2014: 41). Model pengembangan ADDIE memiliki lima tahapan yang

lugas dan berlaku untuk mengembangkan sebuah produk, misalnya, buku

pelajaran, modul pembelajaran, video pembelajaran, multimedia, dan sebagainya.

39
40

B. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian pengembangan adalah langkah-langkah yang menjadi

acuan dalam pelaksanaan penelitian pengembangan. Prosedur penelitian dalam

pengembangan E-LKPD etnomatematika pada permainan tradisional dan wisata

lokal Kabupaten Tuban adalah dengan menggunakan model penelitian ADDIE.

Berikut ini langkah-langkah penelitian model ADDIE yang terdiri atas 5 tahap,

meliputi: (1) analisis (analyze), (2) perancangan (design), (3) pengembangan

(development), (4) implementasi (implementation), dan (5) evaluasi (evaluation).

Adapun gambaran bagan dan pemaparan setiap progres dalam penelitian

pengembangan E-LKPD berbasis etnomatematika Kabupaten Tuban adalah

sebagai berikut.
41

Analyze

a. Identifikasi masalah
Revisi b. Analisis kebutuhan Revisi

Implementation Design
Evaluation
a. Uji coba produk a. Pengkajian
pada kelompok Memperbaiki E-LKPD Materi
kecil dan uji sesuai dengan masukan - Eksplorasi
coba pemakaian dan saran serta hasil uji materi
pada kelompok coba produk. matematika
besar. - Eksplorasi
b. Mengumpulkan etnomatematika
data b. Pembuatan
keefektifan. Storyboard
c. Mengumpulkan
data
kemenarikan.

Development

Revisi a. Pembuatan Flipbook Revisi


E-LKPD.
b. Validasi Kelayakan Produk.

Gambar 3. 1 Bagan Pengembangan Model ADDIE

Sumber: (Tegeh, dkk, 2014:42)


42

1. Analyze

Tahap awal dalam penelitian pengembangan ini adalah analisis. Pada tahap

ini dikaitkan dengan kegiatan menganalisis suatu keadaan, kondisi dan lingkungan

sehingga dapat menemukan produk apa yang hendaknya diperbarui seiring dengan

perkembangannya (Sugiyono, 2019:766). Tahap ini dilaksanakan oleh peneliti

dengan tujuan untuk mendapatkan informasi atau data pengantar sebagai sumber

perspektif guna mengetahui produk seperti apa yang akan diperbarui atau

dikembangkan. Oleh karena itu, pada tahap analisis dilakukan identifikasi masalah

dan analisis kebutuhan melalui kegiatan wawancara, observasi, dan penyebaran

angket analisis kebutuhan peserta didik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Wali Kelas IV SDN Rengel I, selama

pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam kegiatan pembelajaran matematika, guru

memanfaatkan LKPD yang didistribusikan oleh Kemendikbud seperti LKPD

Gemar Matematika dan tidak menggunakan buku pendamping lain, misalnya

LKPD elektronik. Perlu diketahui bahwa muatan materi yang terdapat pada buku

LKPD terbitan Kemendikbud terlalu luas dan kurang sesuai dengan karakteristik

lingkungan tempat tinggal peserta didik. Sementara itu, dari hasil observasi yang

telah dilaksanakan dapat diduga bahwa peserta didik Kelas IV SDN Rengel I

merasa bosan dan tidak aktif karena pendekatan pembelajaran matematika yang

digunakan masih cenderung konvensional.

Hasil belajar matematika peserta didik pun masih tergolong rendah dengan

presentase peserta didik yang tuntas KKM adalah sebanyak 45,84%. Berdasarkan

hasil angket analisis kebutuhan peserta didik juga diketahui bahwa peserta didik

belum pernah menggunakan bahan ajar yang menarik baik yang berhubungan
43

dengan kondisi nyata di lingkungan tempat tinggal peserta didik maupun yang

berbasis elektronik. Selain itu, peserta didik menyadari bahwa kearifan lokal perlu

dilestarikan, namun peserta didik belum pernah belajar konsep matematika melalui

kekayaan budaya lokal setempat. Dengan berbagai informasi tersebut, peneliti

menganalisis perlu melakukan pengembangan E-LKPD berbasis etnomatematika

pada permainan tradisional dan wisata lokal Kabupaten Tuban, tepatnya pada

materi pengukuran sudut.

2. Design

Setelah melakukan tahap analisis atas permasalahan yang telah ditemukan,

tahap selanjutnya adalah tahap design atau perencanaan. Tahap perencanaan

adalah kegiatan merencanakan suatu produk sesuai dengan apa yang dibutuhkan

dan harus eksplisit serta lengkap. Peneliti melakukan pengkajian materi dan

rencana isi dalam bahan ajar yang akan dikembangkan. Kemudian dari kajian

tersebut digunakan sebagai sumber perspektif dalam pengembangan E-LKPD

berbasis etnomatematika Kabupaten Tuban.

a. Pengkajian Materi

Pada tahap ini dilakukan eksplorasi materi yang perlu dikembangkan

dengan menganalisis materi, seperti materi pokok, submateri, dan subbagian

lainnya. Pengkajian materi ini dilakukan dengan cara eksplorasi materi matematika

dan konten etnomatematika sesuai dengan analisis identifikasi masalah dan analisis

kebutuhan pada tahap pertama. Pada eksplorasi materi matematika diketahui

peserta didik cukup kesulitan dalam memahami konsep operasi hitung perkalian

dan pembagian yang terdapat pada latihan soal dalam bentuk pemecahan masalah

di kehidupan sehari-hari, tidak mengetahui cara membaca, dan menggunakan alat


44

ukur busur derajat. Kemudian eksplorasi etnomatematika pun dilakukan dengan

menganalisis keterkaitan materi yang telah ditentukan dengan keberagaman

budaya lokal Kabupaten Tuban, terutama pada permainan tradisional dan wisata

lokal. Berdasarkan pengkajian materi tersebut, peneliti memutuskan materi yang

akan dimasukkan dalam pengembangan E-LKPD berbasis etnomatematika

Kabupaten Tuban. Materi yang diangkat dalam penelitian pengembangan ini

adalah Pengukuran Sudut di Kelas IV.

b. Storyboard

Storyboard adalah tahapan penting sebelum pembuatan E-LKPD ini.

Storyboard adalah pemaparan pemikiran dari bahan ajar yang akan dibuat untuk

memberikan garis besar dari produk yang dikembangkan. Peneliti memasukkan

storyboard yang berisi daftar isi, standar isi (kompetensi inti, kompetensi dasar,

indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan tujuan penelitian), petunjuk

belajar, materi pembelajaran, evaluasi, dan identitas pengembang serta daftar

pustaka. Materi dalam storyboard dirangkai melalui Microsoft Word dan dikirim

dalam bentuk pdf sheet yang akan digunakan sebagai bahan pembantu dalam

pembuatan produk E-LKPD. Pada setiap halaman storyboard, peneliti juga

mengatur bahan materi, desain, gambar, dan video yang diperlukan.

Oleh karena itu, peneliti mengambil materi matematika di Kelas IV pada

bab Pengukuran Sudut, yang berkaitan dengan penentuan ukuran sudut dua garis

dan bangun datar menggunakan busur derajat dengan memasukkan

etnomatematika permainan tradisional dan wisata lokal Kabupaten Tuban. Metode

pembelajarannya adalah dengan menggunakan perkembangan teknologi. Hal ini

sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik yang suka dengan
45

sesuatu yang menarik dan belum pernah mereka dapatkan. Produk yang akan

dibuat berupa pengembangan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten

Tuban pada Materi Pengukuran Sudut.

3. Development

Setelah melalui tahap perencanaan, tahap selanjutnya adalah development

yaitu kegiatan membuat dan menguji produk. Pada tahap pengembangan ini, ada 3

tahapan dalam mengembangkan E-LKPD berbasis etnomatematika Kabupaten

Tuban, yaitu (1) proses editing, (2) pemograman pada aplikasi Flip PDF Corporate

dan (3) build project.

a. Proses Editing

Proses editing adalah tahapan pembuatan sampul dan background buku

yang akan digunakan sebelum dijadikan buku elektronik. Dalam siklus ini,

pengubahan gambar dibantu melalui aplikasi Canva. Proses ini sangat penting

dilakukan untuk membuat bahan ajar yang menarik bagi peserta didik. Setelah

membuat sampul dan background buku, peneliti menambahkan hasil editing

tersebut pada storyboard yang telah dibuat untuk dijadikan sebagai lembaran

materi dengan format yang menarik berupa pdf.

b. Pemrograman Aplikasi

Pada proses ini, pengembangan produk dilakukan pada aplikasi Flip PDF

Corporate untuk membuat buku elektronik dan aplikasi Google Form untuk

membuat soal-soal penilaian yang diperlukan dalam E-LKPD. Soal penilaian yang

telah dibuat pada storyboard ditransfer melalui Google Form untuk mendapatkan

link page. Kemudian saat proses pemrograman aplikasi pada aplikasi Flip PDF

Corporate, dilakukan dengan menambahkan konten storyboard untuk dibuat


46

menjadi buku elektronik. Peneliti menambahkan hyperlink dan link page soal

evaluasi yang telah dibuat di Google Form. Proses ini diselesaikan untuk membuat

produk pada storyboard berbentuk seperti buku elektronik dengan penambahan

gambar dan video serta link soal evaluasi yang mengandung konten

etnomatematika Kabupaten Tuban. Demikian juga pada lembar daftar isi akan

disertakan hyperlink untuk memudahkan para pengguna untuk membuka halaman

yang ingin dituju.

c. Build Project

Pada proses ini, E-LKPD yang telah melalui pemograman akan di export

agar dapat diakses secara online baik di android maupun laptop/pc untuk menjadi

sebuah bahan ajar non cetak berbasis jaringan. Selain itu, pengambang pun juga

membuat produk yang dapat diakses secara offline dengan menyimpannya dalam

bentuk CD/kaset agar mudah dibawa.

d. Validasi Ahli

Setelah pembuatan sebuah produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban pada Materi Pengukuran Sudut, maka kemudian dilanjutkan

dengan proses validasi produk. Persetujuan ini dimaksudkan untuk survei

tambahan apakah produk ini telah dianggap layak dan efektif dalam menyelesaikan

isu-isu yang ada. Persetujuan dilakukan oleh ahli bahan ajar, ahli materi, ahli

bahasa, dan ahli desain pembelajaran menggunakan instrumen validasi. Untuk itu

akan diperoleh saran dari validator sebagai bahan perbaikan untuk pengembangan

lebih lanjut E-LKPD sebelum diujicobakan kepada peserta didik.

Tahap validasi desain produk awal ini dilakukan dengan sekelompok ahli

yang mencakup: ahli bahan ajar, ahli materi, ahli bahasa, dan ahli desain
47

pembelajaran. Ahli bahan ajar mengkaji secara menyeluruh konten yang

digunakan dalam E-LKPD. Ahli materi menganalisis materi yang disusun

berdasarkan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran, sedangkan ahli bahasa

membedah bahasa yang digunakan dalam E-LKPD yang telah dibuat. Ahli desain

pembelajaran menganalisis desain pembelajaran yang dibuat untuk pelaksanaan E-

LKPD saat diujicobakan. Berikutnya adalah daftar validator dari tahap validasi

ahli, antara lain:

1) Ahli bahan ajar dengan latar belakang pendidikan Magister (S2), memiliki

pengetahuan dan pengalaman yang signifikan dengan bidang pengembangan

bahan ajar dan memiliki pengalaman dalam mengampu mata kuliah

pengembangan bahan ajar. Untuk situasi tersebut, yang dimaksudkan adalah

Ibu Conny Dian Sumadi, S.Pd., M.Pd.

2) Ahli materi dengan latar belakang pendidikan Magister (S2), memiliki

pengetahuan dan pengalaman yang berkaitan dengan ruang lingkup Sekolah

Dasar serta memahami bagaimana karakterisrik peserta didik jenjang Sekolah

Dasar. Untuk situasi ini, ahli materi yang dimaksud adalah Ibu Puji Rahayu

Ningsih, S.Pd., M.Pd.

3) Ahli bahasa dengan latar belakang pendidikan Magister (S2), memiliki

pengetahuan dan pengalaman yang aplikatif dengan bidang bahasa mulai dari

kepenulisan hingga berhubungan dengan tata bahasa. Untuk situasi tersebut,

yang dimaksudkan adalah Ibu Tyasmiarni Citrawati, S.Pd., M.Pd.

4) Ahli desain pembelajaran dengan latar belakang pendidikan Sarjana (S1),

memiliki pengetahuan dan pengalaman dengan bidang perencanaan


48

pembelajaran. Untuk situasi tersebut, yang dimaksudkan adalah Bapak

Lasiran, S.Pd.

4. Implementation

Setelah melalui tahap persetujuan dan perbaikan dari para ahli, maka masuk

pada tahap uji coba produk. Tahap implementation ini adalah tindakan

memanfaatkan produk pengembangan yang telah dibuat. Hal tersebut untuk

mengetahui dampak pada sifat realisasi yang terdiri dari kelayakan, keefektifan,

dan kemenarikan. Uji coba produk dilakukan pada kelompok kecil dan uji coba

pemakaian dilaksanakan pada kelompok besar.

Uji coba kelompok kecil diarahkan pada peserta didik Kelas IV SDN Rengel

I dengan jumlah 6 peserta didik yang memiliki kemampuan heterogen. Kemudian

pada uji coba pemakaian kelompok besar dilaksanakan kepada seluruh peserta

didik Kelas IV SDN Rengel I, kecuali 6 peserta didik yang ikut andil dalam uji

coba produk kelompok kecil. Peserta didik dibimbing untuk menggunakan produk

yang dibuat, lalu peserta didik memberikan penilaian pada pengembangan E-

LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban dengan menggunakan

instrumen yang diberikan.

5. Evaluation

Tahap terakhir adalah evaluation atau kegiatan menilai apakah produk

tersebut sesuai dengan spesifikasi atau belum. Pada tahap penilaian, peneliti

menganalisis hasil yang diperoleh dari uji coba dengan hasil yang diperoleh dari

ahli bahan ajar, ahli materi, ahli bahasa, dan ahli desain pembelajaran. Selain itu,

peneliti juga membedah informasi yang diperoleh dari peserta didik untuk

menemukan sentimen terkait produk yang telah dibuat. Dengan asumsi produk
49

tersebut masih dalam kriteria layak dan ada masukan selama uji coba, maka produk

tersebut akan diperbaiki sesuai masukan yang telah diberikan untuk membuat

produk menjadi lebih baik lagi. Namun, dengan asumsi hasil uji coba menyatakan

bahwa produk tersebut sangat layak dan menarik, maka pengembangan E-LKPD

ini telah selesai dan menjadi hasil akhir sehingga layak untuk digunakan di sekolah.

C. Subjek Uji Coba

Subjek uji coba dalam penelitian dan pengembangan E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban terdiri dari dua uji coba, yaitu uji coba ahli, uji

coba produk kelompok kecil dan uji coba pemakaian kelompok besar. Namun

demikian, sebelum menyelesaikan dua uji coba tersebut, penilit terlebih dahulu

melakukan uji coba ahli atau disebut validasi desain. Ahli desain bertindak sebagai

validator dan menjadi subjek penelitian pengembangan ini. Pada penelitian ini

terdapat 6 subjek uji coba, yaitu ahli bahan ajar, ahli materi, ahli bahasa, dan ahli

desain pembelajaran sedangkan uji coba produk kelompok kecil dan uji coba

pemakaian kelompok besar dilakukan pada peserta didik Kelas IV di SDN Rengel

I. Sekolah ini terletak di belakang Kantor Kecamatan Rengel, Rengel, Tuban.

Subjek uji coba yang dipilih harus memenuhi kemampuan yang menyertai:

1. Subjek Uji Coba Ahli

a. Ahli bahan ajar dengan kriteria memiliki latar belakang pendidikan Magister

(S2), memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berkaitan dengan

pengembangan bahan ajar serta memiliki pengalaman mengampu mata kuliah

pengembangan bahan ajar. Untuk situasi tersebut, ahli bahan ajar dalam

penelitian pengembangan ini adalah Ibu Conny Dian Sumadi, S.Pd., M.Pd.
50

b. Ahli materi dengan kriteria memiliki latar belakang pendidikan Magister

(S2), memiliki pengetahuan dan pengalaman yang signifikan dengan Sekolah

Dasar dan memahami karakteristik peserta didik Sekolah Dasar. Untuk situai

tersebut, ahli materi dalam penelitian pengembangan ini adalah Ibu Puji

Rahayu Ningsih, S.Pd., M.Pd.

c. Ahli bahasa dengan kriteria memiliki latar belakang pendidikan Magister

(S2), memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berkaitan dengan bahasa

dan memiliki pengalaman mengampu mata kuliah bahasa. Untuk situasi

tersebut, ahli bahasa dalam penelitian pengembangan ini adalah Ibu

Tyasmiarni Citrawati, S.Pd., M.Pd.

d. Ahli desain pembelajaran dengan kriteria memiliki latar belakang pendidikan

Sarjana (S1), memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berkaitan dengan

perencanaan pembelajaran. Untuk situasi tersebut, ahli desain pembelajaran

dalam penelitian pengembangan ini adalah Bapak Lasiran, S.Pd.

2. Subjek Uji Coba Produk Kelompok Kecil

Uji coba produk kelompok kecil dilakukan di kelas terbatas dengan peserta

didik Kelas IV SDN Rengel I Tahun Ajaran 2021/2022 sebagai subjek penelitian

pengembangan. Subjek dipilih berlandaskan kriteria yang ditentukan berdasarkan

kemampuan, yaitu 2 peserta didik dengan kemampuan kurang, 2 peserta didik

dengan kemampuan sedang dan 2 peserta didik dengan kemampuan tinggi.

3. Subjek Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar

Subjek penelitian pengembangan untuk uji coba pemakaian kelompok besar

dilakukan kepada seluruh peserta didik Kelas IV SDN Rengel I Tahun Ajaran
51

2021/2022. Subjek dipilih dengan mengecualikan beberapa peserta didik yang

telah melakukan uji coba produk kelompok kecil sebelumnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis data

Dalam pengembangan produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban pada Materi Pengukuran Sudut, peneliti menggunakan dua

macam data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data yang digunakan dalam

penelitian ini berfungsi untuk menentukan kevalidan produk yang dibuat,

misalnya, seperti apa produk yang dibuat dan apakah produk tersebut valid atau

tidak. Data tersebut digunakan untuk mengukur dan menggambarkan tingkat

kevalidan, kemenarikan dan keefektifan produk E-LKPD Etnomatematika

Kabupaten Tuban yang dibuat. Dengan demikian, produk yang dikembangkan

kemudian menjadi produk yang valid dan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran

di sekolah. Berikutnya adalah klarifikasi dari dua jenis data tersebut, antara lain:

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian pengembangan ini sebagai penilaian

berupa angka atau skor dan digunakan untuk mengukur tingkat kelayakan produk

E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban yang dibuat oleh peneliti.

Data kuantitatif diperoleh dari hasil validasi ahli pada tahap persetujuan, hasil

respon guru dan hasil respon peserta didik pada tahap uji coba produk kelompok

kecil dan uji coba pemakaian kelompok besar. Terlebih lagi, data tersebut

diperoleh dari hasil angket yang diberikan sebagai sumber perspektif dalam
52

mengkulminasi produk dan menguji produk yang dikembangkan sehingga

cenderung dianggap valid untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

b. Data Kualitatif

Data kualitatif berisi ide, komentar, reaksi, info atau analisis yang diperoleh

dari hasil wawancara yang berarti menemukan masalah yang ada di sekolah

sebelum membuat produk dari tahap identifikasi masalah yang dapat dikenali.

Selain itu, data kualitatif dalam penelitian pengembangan ini diperoleh dari hasil

angket uji coba produk sebagai pemeriksaan kebutuhan peserta didik, validasi ahli

yang ditulis secara mendalam mengenai kevalidan, kemenarikan dan keefektifan

E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban yang telah dibuat.

2. Teknik Pengumpulan Data

Tabel 3.1 Instrumen Pengumpulan Data


Metode Instrumen
Pengumpulan Subjek Pengumpulan Data yang Diamati
Data Data
Wawancara Guru Lembar Keterlaksanaan
Wawancara pembelajaran dan
penggunaan bahan ajar
Observasi Guru Lembar Kondisi pembelajaran di SD
Observasi Negeri Rengel I
Angket Pra Peserta Didik Lembar Mengetahui kemenarikan
Penelitian Angket peserta didik terhadap bahan
ajar
Guru Lembar Respon guru terhadap E-
Angket LKPD Berbasis
Etnomatematika Kabupaten
Tuban
Peserta Didik Lembar Respon peserta didik
Angket terhadap E-LKPD Berbasis
Angket Etnomatematika Kabupaten
Tuban
Ahli Bahan Lembar Validasi kevalidan E-LKPD
Ajar Angket Berbasis Etnomatematika
Kabupaten Tuban sebelum
digunakan dalam tahap uji
coba produk
53

Metode Instrumen
Pengumpulan Subjek Pengumpulan Data yang Diamati
Data Data
Ahli Materi Lembar Validasi materi yang
Pembelajaran Angket digunakan dalam penelitian
dan pengembangan E-LKPD
Berbasis Etnomatematika
Kabupaten Tuban
Ahli Bahasa Lembar Validasi kesesuaian bahasa
Pembelajaran Angket yang digunakan dalam E-
LKPD Berbasis
Etnomatematika Kabupaten
Tuban
Ahli Desain Lembar Validasi perangkat
Pembelajaran Angket pembelajaran menggunakan
E-LKPD Berbasis
Etnomatematika Kabupaten
Tuban
Tes Peserta Didik Lembar Tes Hasil belajar peserta didik
Online (soal setelah menggunakan E-
evaluasi) LKPD dengan Berbasis
Etnomatematika Kabupaten
Tuban dalam proses uji coba
pemakaian
Dokumentasi Peserta Foto Dokumentasi berupa foto
Didik, Guru, kegiatan wawancara,
dan lain-lain pelaksanaan uji coba
pemakaian, penyerahan
bahan ajar, dan lain-lain.

a. Wawancara

Wawancara digunakan untuk melengkapi laporan mendasar untuk melacak

masalah dan untuk mengetahui hal-hal dari responden secara detail (Sugiyono,

2019:229). Peneliti melakukan wawancara di SDN Rengel I dengan berpedoman

instrumen wawancara yang dibuat. Wawancara yang dilaksanakan oleh peneliti

adalah wawancara yang terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara

yang menyiapkan instrumen penelitian sebagai ikhtisar pertanyaan yang tersusun.


54

b. Angket (Kuesioner)

Angket adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilengkapi dengan

memberikan pertanyaan atau artikulasi yang tersusun kepada responden untuk

ditanggapi (Sugiyono, 2019:234). Peneliti melibatkan angket sebagai alat untuk

memperoleh data menjelang dimulainya peninjauan (pra-penelitian) dan pada

tahap pelaksanaan penelitian. Pada saat pra-penelitian, peneliti memberikan angket

kepada peserta didik untuk mengetahui respon peserta didik terkait dengan

pembelajaran matematika untuk memutuskan suatu masalah. Motivasi di balik

pemberian angket atau kuesioner ini adalah untuk mengetahui kevalidan dan

kemenarikan produk dalam uji coba produk kelompok kecil dan uji coba

pemakaian kelompok besar.

c. Observasi

Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang memiliki atribut

spesifik dari berbagai strategi lain yang digunakan oleh peneliti dengan asumsi

terkait dengan perilaku, proses kerja individu, dan apabila jumlah responden yang

diobservasi tidak banyak (Sugiyono, 2019:238). Lembar observasi yang digunakan

dalam penelitian pengembangan ini adalah lembar observasi guru dan lembar

observasi peserta didik.

d. Lembar Tes

Lembar tes dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi kuantitatif, yang

hasilnya sebagai hasil belajar peserta didik setelah memanfaatkan E-LKPD

Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban. Menurut Arifin (2012:130), Tes

adalah suatu teknik yang dilakukan oleh peneliti untuk estimasi yang di dalamnya

terdapat pertanyaan, atau tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik. Lembar
55

tes dapat memberikan data tentang keefektifan produk yang dibuat. Dengan lembar

tes, peneliti dapat mengetahui kemampuan peserta didik usai menggunakan E-

LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban, karena dengan tes tersebut

kemampuan peserta didik akan diketahui melalui nilai yang mereka peroleh.

e. Dokumentasi

Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai catatan yang akan digabungkan

untuk melihat acara-acara yang telah selesai dilaksanakan. Dokumentasi pada

penelitian pengembangan ini berbentuk gambar-gambar saat uji coba produk, uji

coba penggunaan dan selama penelitian ini. Untuk situasi ini, dokumentasi

digunakan sebagai bukti nyata bahwa penelitian benar-benar dilaksanakan.

Demikian juga, dokumentasi digunakan untuk membantu tingkat validitas data.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah perangkat yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data penelitian. Adapun instrumen penelitian yang digunakan

dalam penelitian pengembangan ini, meliputi: pedoman wawancara; angket atau

kuesioner (validasi ahli bahan ajar, ahli materi, ahli bahasa, ahli desain

pembelajaran, angket respon guru dan angket respon peserta didik); pedoman

observasi, lembar tes, dan dokumentasi. Berikut kisi-kisi instrumen penelitian yang

dilibatkan oleh peneliti dalam penelitian pengembangan ini, antara lain:

1. Wawancara

Pedoman wawancara ini diperlukan oleh peneliti untuk pendamping saat

mengarahkan wawancara dengan guru untuk mengetahui reaksi mereka saat

memanfaatkan E-LKPD yang telah dibuat oleh peneliti. Subjek yang digunakan
56

oleh peneliti dalam wawancara ini adalah Wali Kelas IV. Guru digunakan sebagai

subjek penelitian guna mengumpulkan informasi apa yang dibutuhkan peserta

didik untuk membantu pembelajaran. Wawancara digunakan pula untuk mencari

data tentang bahan ajar yang nantinya akan digunakan untuk meminta masukan

dan ide dari guru yang akan digunakan sebagai kontribusi dalam E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban sehingga nantinya akan memperoleh produk

bahan ajar yang valid digunakan untuk pembelajaran di Sekolah Dasar. Kisi-Kisi

pedoman wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara


No. Kisi-Kisi Nomor Soal
1. Pengalaman mengajar 1
2. Pelaksanaan pembelajaran 2
3. Minat peserta didik 3
4. Metode yang digunakan 4
5. Kriteria kelulusan minimum 5
6. Penggunaan bahan ajar 6, 7, 8, dan 9
7. Kendala dalam pembelajaran 10
Sumber: Yusuf (2014:377)

2. Angket (Kuesioner)

Pada tahapan pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan empat jenis

angket, yaitu: angket validasi ahli bahan ajar, angket validasi ahli materi, angket

validasi ahli bahasa, angket ahli desain pembelajaran angket respon guru dan

angket respon peserta didik.

1) Angket Validasi Ahli Bahan Ajar

Angket validasi ahli bahan ajar berfungsi untuk menguji kevalidan

produk yang dikembangkan oleh peneliti. Angket validasi ahli bahan ajar

berperan untuk mengukur kesesuaian produk yang telah dikembangkan.

Berikut adalah kisi-kisi penilaian ahli bahan ajar, antara lain:


57

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Bahan Ajar


Aspek yang Nomor
Kisi-Kisi
Dinilai Soal
Kesesuaian dengan KD 1
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 2
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 6
Kesesuaian dengan sumber belajar 5
Efektifitas
Kemampuan bahan ajar untuk mengulang apa yang 8
dipelajari
Kemampuan bahan ajar sebagai stimulus belajar 10
Kesesuaian bahan ajar dengan lingkungan sekitar 3
Efisiensi bahan ajar dalam kaitannya dengan waktu 9, 14
Efisiensi Efisiensi bahan ajar dalam kaitannya dengan biaya 12
Efisiensi bahan ajar dalam kaitannya dengan desain 13
Kemampuan bahan ajar dalam mengembangkan 4
motivasi peserta didik
Kemampuan bahan ajar dalam menarik perhatian 7
Daya Tarik
peserta didik
Kemampuan bahan ajar dalam menciptakan rasa 11
senang
Keamanan Keamanan bahan ajar bagi peserta didik 15
Sumber: Akbar (2017:121)

2) Angket Validasi Ahli Materi

Angket validasi ahli materi berfungsi untuk memperoleh informasi

kevalidan materi ajar yang terdapat dalam produk E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban. Angket validator ahli materi berperan

untuk memberikan penilaian dan masukan terhadap materi yang terdapat pada

produk pengembangan E-LKPD ini. Berikutnya adalah kisi-kisi penilaian ahli

materi, antara lain:

Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Materi


No. Aspek Kisi-Kisi Nomor Soal
1. Relevansi - Materi relevan 1, 2
- Sesuai dengan kompetensi
dasar
- Sesuai dengan tujuan
pembelajaran
- Kedalaman Uraian
2. Keakuratan - Kesesuaian materi dengan 3
kompetensi dasar
58

No. Aspek Kisi-Kisi Nomor Soal


- Pengemasan materi
3. Kelengkapan sajian - Komponen E-LKPD Berbasis 4, 5
Etnomatematika Kabupaten
Tuban
4. Sistematika sajian - Uraian materi 6, 7
5. Kesesuaian sajian - Mendorong rasa ingin tahu 8, 9, 10
dengan tuntutan - Mendorong peserta didik
pembelajaran yang membangun pengetahuan
terpusat pada sendiri
peserta didik - Mendorong terjadi interaksi
pada E-LKPD
Sumber: Akbar (2017:39)

3) Angket Validasi Ahli Bahasa

Angket validasi ahli bahasa berfungsi untuk menguji kesesuaian bahasa

dalam produk pengembangan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten

Tuban. Berikutnya kisi-kisi penilaian ahli bahasa, antara lain:

Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Bahasa


No. Kriteria Nomor Soal
1. Ketepatan penggunaan EYD 1
2. Kesesuaian kalimat dengan tingkat pemahaman 2, 3, 4, 5, 6,
peserta didik
3. Bahasa yang digunakan 7, 8, 9, 10
Sumber: Akbar (2017:39)

4) Angket Validasi Ahli Desain Pembelajaran

Angket validasi ahli desain pembelajaran berfungsi untuk memperoleh

data terkait apakah sudah sesuai perangkat pembelajaran yang digunakan

pada produk pengembangan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten

Tuban menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

perangkat penilaian yang dibuat oleh peneliti. Berikutnya adalah kisi-kisi

penilaian ahli desain pembelajaran, antara lain:


59

Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Desain Pembelajaran


Aspek yang Nomor
Kisi-Kisi
Dinilai Soal
Kejelasan dan kelogisan rumusan indikator 2
Perumusan pembelajaran
tujuan
Kelengkapan tujuan pembelajaran 3
pembelajaran
Kesesuaian sumber belajar dengan materi 4
Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan 5
perkembangan peserta didik
Kesesuaian langkah pembelajaran dengan 6
tujuan pembelajaran
Pencantuman kegiatan eksplorasi, elaborasi, 7
Isi yang
konfirmasi
disajikan
Kegiatan menekankan pada pengalaman 8
peserta didik
Pemanfaatan sumber belajar peserta didik 9
Pemanfaatan bahan ajar pembelajaran 10
Instrumen asesmen 12, 14
Alokasi waktu Kesesuaian pembelajaran dengan alokasi 11, 15
waktu
Penggunaan bahasa sesuai PUEBI 1
Bahasa
Bahasa yang digunakan komunikatif 13
Sumber: Akbar (2017:153)

5) Angket Respon Guru

Angket respon guru berfungsi untuk mengetahui reaksi guru dalam

pembelajaran berkenaan dengan produk pengembangan E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban. Berikutnya adalah kisi-kisi penilaian

angket respon peserta didik, antara lain:

Tabel 3.7 Kisi-kisi Angket Respon Guru


No. Aspek Kisi-Kisi Nomor Soal
1. Efektifitas - Mudah mengerti materi 1, 2
- Menambah pengetahuan peserta
didik
2. Efisiensi - Mudah mengerjakan soal evaluasi 3, 4, 5, 6
- Kemudahan penggunaan
3. Daya Tarik - Kepuasan penggunaan 7, 8, 9, 10
- Menumbuhkan motivasi belajar
60

(6) Angket Respon Peserta Didik

Angket respon peserta didik berfungsi untuk mengetahui reaksi peserta

didik dalam pembelajaran berkenaan dengan produk pengembangan E-LKPD

Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban. Berikutnya adalah kisi-kisi

penilaian angket respon peserta didik, antara lain:

Tabel 3.8 Kisi-kisi Angket Respon Peserta Didik


No. Aspek Kisi-Kisi Nomor Soal
1. Efektifitas - Mudah mengerti materi 1, 2
- Menambah pengetahuan peserta
didik
2. Efisiensi - Mudah mengerjakan soal evaluasi 3, 4, 5, 6
- Kemudahan penggunaan
3. Daya Tarik - Kepuasan penggunaan 7, 8, 9, 10
- Menumbuhkan motivasi belajar

3. Observasi

Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti adalah lembar observasi

guru dan lembar observasi peserta didik. Lembar observasi aktivitas guru berfungsi

untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran pada E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban. Lembar observasi aktivitas peserta didik diisi

untuk mengetahui aktivitas peserta didik dalam pembelajaran termasuk ranah

psikomotor dan afektif peserta didik berkenaan dengan produk pengembangan E-

LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban. Adapun kisi-kisi lembar

observasi aktivitas guru dan aktivitas peserta didik sebagai berikut.

Tabel 3.9 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru


No. Indikator Nomor Soal
1. Melakukan kegiatan pra pembelajaran 1, 2, 3
2. Pelaksanaan pembelajaran 4, 5, 6
3. Penguasaan kelas serta ketepatan waktu 7, 8
dalam mengajar
4. Partisipasi peserta didik dalam menggunakan 9
produk
61

No. Indikator Nomor Soal


5. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan 10
RPP
6. Penggunaan produk pengembangan 11
7. Kegiatan penutup 12, 13, 14
Sumber: Arifin (2014:157)

Tabel 3.10 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik


No. Indikator Nomor Soal
1. Mengikuti kegiatan pra pembelajaran 1, 2, 3
2. Mengikuti kegiatan pembelajaran 4, 5, 6, 7, 8
3. Penggunaan produk pengembangan 9, 10, 11
4. Mengikuti kegiatan penutup 12, 13, 14, 15
Sumber: Arifin (2014:157)

F. Teknik analisis data

1. Analisis Kevalidan Bahan Ajar

Analisis kevalidan berfungsi untuk menentukan tingkat kevalidan produk

pengembangan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban yang dibuat

oleh peneliti. Analisis kevalidan diserahkan kepada beberapa ahli, antara lain: ahli

bahan ajar, ahli materi, ahli bahasa, dan ahli desain pembelajaran. Berdasarkan data

kuantitatif yang diperoleh dari hasil angket validasi ahli oleh beberapa ahli

tersebut, maka perhitungan rumus yang menyertainya adalah sebagai berikut:


𝐓𝐒𝐞
Vah = 𝐓𝐒𝐡
x 100%

Keterangan:

Vah : Validitas ahli


TSe : Total skor empirik yang diperoleh (penilaian ahli)
TSh : Total skor maksimal
Sumber: Akbar (2017:82)

Hasil perhitungan dari masing-masing ahli tersebut akan digunakan untuk

menghitung rata-rata pada hasil validasi. Rata-rata hasil validasi ditentukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut.


62

𝐕𝐚𝐡𝟏 + 𝐕𝐚𝐡𝟐 + 𝐕𝐚𝐡𝟑 + 𝐕𝐚𝐡𝟒


V= 𝟒

Keterangan:

V : Rata-rata validasi
Vah1 : Validasi ahli bahan ajar
Vah2 : Validasi ahli materi pembelajaran
Vah3 : Validasi ahli bahasa
Vah3 : Validasi ahli desain pembelajaran
Sumber: Akbar (2017:83)

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut akan dirinci untuk

menentukan tingkat validitas pada produk pengembangan E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban. Adapun analisis tersebut mengarah pada

kriteria validitas produk pengembangan E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban dengan penjelasan sebagai berikut.

Tabel 3.11 Kriteria Kevalidan Produk E-LKPD


No. Kriteria Validitas Kriteria Keterangan
1. 84,01% - 100,00% Sangat Valid Dapat digunakan tanpa revisi
2. 68,01% - 84,00% Valid Dapat digunakan namun perlu
direvisi kecil
3. 52,01% - 68,00% Cukup Valid Dapat digunakan namun perlu
revisi besar
4. 36,01% - 52,00% Kurang Valid Tidak dapat digunakan
5. 20,00% - 36,00% Tidak Valid Tidak dapat digunakan
Sumber: Modifikasi Akbar (2017:41)

2. Analisis Keefektifan Bahan Ajar

Analisis keefektifan ditinjau dari hasil belajar peserta didik, lembar

observasi guru, dan lembar observasi peserta didik menggunakan produk

pengembangan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban. Data

mengenai kapasitas guru dalam mengelola pembelajaran dengan memanfaatkan E-

LKPD, dikaji dengan melakukan perhitungan presentase aktivitas guru dalam

perspektif pembelajaran. Selain itu, terdapat pula aktivitas peserta didik selama
63

mengikuti pembelajaran menggunakan produk pengembangan E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban.

a. Hasil belajar

Analisis keefektifan dilakukan dengan memanfaatkan hasil belajar peserta

didik. Hasil belajar yang dimaksud adalah muatan ranah kognitif. Ketuntasan hasil

belajar disesuaikan dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SD Negeri

Rengel I, yaitu 70. Adapun penskoran menggunakan rumus sebagai berikut:

𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡


Skor = x 100
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐦𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥

Tabel 3.12 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)


Nilai hasil tes yang diperoleh Keterangan
70-100 Tuntas
<70 Tidak Tuntas
Sumber: Data Sekolah

Hasil tes dari setiap peserta didik yang telah dikategorikan tuntas atau tidak,

selanjutnya ditentukan dengan menggunakan rumus persentase ketuntasan

klasikal. Seperti yang diungkapkan oleh Trianto (dalam Sulistiyowati, 2021:72)

yang menyebutkan bahwa ketuntasan klasikal harus mencapai ≥ 85%. Adapun

rumus perhitungan persentase ketuntasan klasikal adalah:

∑𝐓𝐬𝐞
P= x 100%
∑𝐓𝐬𝐡

Keterangan:

P : Persentase Ketuntasan Belajar


Tse : Peserta didik tuntas belajar
Tsh : Banyak peserta didik

b. Lembar Observasi Aktivitas Guru

Presentase dari lembar observasi aktivitas guru dapat diperoleh

menggunakan rumus sebagai berikut:


64

𝐓𝐒𝐞
OAG = x 100%
𝐓𝐒𝐡

Keterangan:

OAG : Observasi aktivitas Guru


Tse : Total skor empirik yang diperoleh (penilaian ahli)
TSh : Total skor maksimal
Sumber: Akbar (2017:82)

Berlandaskan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut,

selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui tingkat kriteria aktivitas guru.

Berikutnya adalah kriteria aktivitas guru (modifikasi Akbar, 2017:41).

Tabel 3.13 Kriteria Aktivitas Guru


No. Tingkat Pencapaian Kriteria
1. 81,26% - 100,00% Sangat Baik
2. 62,51% - 81,25% Baik
3. 43,76% - 62,50% Kurang Baik
4. 25,00% - 43,75% Tidak Baik
Sumber: Modifikasi Akbar (2017:41)

c. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik

Presentase dari lembar observasi aktivitas peserta didik dapat diperoleh

menggunakan rumus sebagai berikut:


𝐓𝐒𝐞
OAPD = 𝐓𝐒𝐡 x 100%

Keterangan:

OAPD : Observasi aktivitas Peserta Didik


Tse : Total skor empirik yang diperoleh (penilaian ahli)
TSh : Total skor maksimal
Sumber: Akbar (2017:82)

Berlandaskan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut,

selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui tingkat kriteria aktivitas peserta

didik. Berikutnya adalah kriteria aktivitas peserta didik (modifikasi Akbar,

2017:41).
65

Tabel 3.14 Kriteria Aktivitas Peserta Didik


No. Tingkat Pencapaian Kriteria
1. 80,01% - 100,00% Sangat Baik
2. 60,01% - 80,00% Baik
3. 40,01% - 60,00% Kurang Baik
4. 20,00% - 40,00% Tidak Baik
Sumber: Modifikasi Akbar (2017:41)

Hasil perhitungan menggunakan rumus tersebut akan dianalisis untuk menentukan

keefektifan produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban. Adapun

menurut Sulistiyowati (2021:73) menyatakan bahwa keefektifan pengembangan

produk dapat ditinjau berdasarkan pada hasil belajar peserta didik, hasil observasi

aktivitas guru dan hasil observasi aktivitas peserta didik. Sejalan dengan pendapat

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa produk pengembangan E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban pantas dikatakan efektif apabila mampu

memenuhi tiga indikator sebagai berikut.

1) Hasil belajar dalam kategori minimal aktif yaitu ketuntasan belajar peserta

didik secara klasikal adalah ≥ 85% (Sulistiyowati, 2021:72).

2) Aktivitas guru dalam kategori minimal aktif yaitu deskriptif hasil perhitungan

dari lembar observasi aktivitas guru minimal berada pada kategori baik yaitu

≥ 62,51%.

3) Aktivitas peserta didik dalam kategori minimal aktif yaitu deskriptif hasil

perhitungan dari lembar observasi aktivitas peserta didik minimal berada

pada kategori baik yaitu ≥ 60,01%.

4) Produk pengembangan dikatakan tidak efektif, jika salah satu indikator tidak

terpenuhi (Laili, dkk. 2019:314).


66

3. Analisis Kemenarikan Bahan Ajar

Analisis kemenarikan bahan ajar didapatkan dari data hasil angket respon

guru dan hasil angket respon peserta didik setelah pemanfaatan produk

pengembangan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban. Hasil dari

uji kemenarikan tersebut, selanjutnya dilakukan analisis menggunakan teknik

kuantitatif. Guru dan peserta didik diberikan angket setelah mengikuti

pembelajaran menggunakan produk pengembangan E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban pada saat uji coba produk kelompok kecil dan

uji coba pemakaian kelompok besar. Hal tersebut bertujuan untuk memutuskan

tingkat kemenarikan dari produk yang dibuat oleh peneliti.

a. Angket Respon Guru

Presentase angket respon guru dapat diperoleh menggunakan rumus berikut:


𝐓𝐒𝐞
Arg = x 100%
𝐓𝐒𝐡

Keterangan:

Arg : Hasil Angket Respon Guru


Tse : Total skor empirik yang diperoleh (penilaian ahli)
TSh : Total skor maksimal
Sumber: Akbar (2017:83)

Hasil perhitungan menggunakan rumus tersebut akan dianalisis untuk

menentukan tingkat kemenarikan pada produk pengembangan E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban. Adapun analisis tersebut mengarah pada

kriteria kemenarikan produk E-LKPD dengan penjelasan sebagai berikut.

Tabel 3.15 Kriteria Respon Guru


No. Kriteria Kemenarikan Kriteria
1. 81,26% - 100,00% Sangat Menarik
2. 62,51% - 81,25% Menarik
3. 43,76% - 62,50% Kurang Menarik
4. 25,00% - 43,75% Tidak Menarik
Sumber: Modifikasi Akbar (2017:41)
67

b. Angket Respon Peserta Didik

Presentase dari angket respon peserta didik dapat diperoleh menggunakan

rumus sebagai berikut:


𝐓𝐒𝐞
Arpd = x 100%
𝐓𝐒𝐡

Keterangan:

Arpd : Hasil Angket Respon Peserta Didik


Tse : Total skor empirik yang diperoleh (penilaian ahli)
TSh : Total skor maksimal
Sumber: Akbar (2017:83)

Hasil perhitungan menggunakan rumus tersebut akan dianalisis untuk

menentukan tingkat kemenarikan pada produk pengembangan E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban. Adapun analisis tersebut mengarah pada

kriteria kemenarikan produk E-LKPD dengan penjelasan sebagai berikut.

Tabel 3.16 Kriteria Respon Peserta Didik


No. Kriteria Kemenarikan Kriteria
1. 84,01% - 100,00% Sangat Menarik
2. 68,01% - 84,00% Menarik
3. 52,01% - 68,00% Cukup Menarik
4. 36,01% - 52,00% Kurang Menarik
5. 20,00% - 36,00% Tidak Menarik
Sumber: Modifikasi Akbar (2017:41)
BAB IV

HASIL DAN PENGEMBANGAN

A. Hasil dan Analisis Data

1. Hasil

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian pengembangan ini

adalah dapat mengembangkan bahan ajar berupa E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut dengan

kriteria valid, efektif, dan menarik. Tingkat kevalidan produk didapatkan melalui

penilaian para ahli, antara lain: ahli bahan ajar, ahli materi, ahli bahasa, dan ahli

desain pembelajaran. Pada kualifikasi keefektifan produk diperoleh dari hasil

belajar peserta didik, lembar observasi aktivitas guru, dan lembar aktivitas peserta

didik. Terakhir, kemenarikan produk didapatkan dari hasil angket respon guru dan

lembar angket respon peserta didik. Berikut data-data hasil penelitian dijelaskan

melalui setiap tahapan pengembangan model ADDIE, antara lain:

a. Hasil Analisis (Analyze)

Pada tahap analisis (analyze) dilaksanakan untuk mencari dan menemukan

permasalahan yang dijumpai di sekolah. Adapun peneliti melaksanakan analisis

masalah pra penelitian melalui kegiatan wawancara, observasi, dan menyebarkan

lembar angket kebutuhan peserta didik. Kegiatan wawancara dilaksanakan

bersama Wali Kelas IV SD Negeri Rengel I, yaitu Bapak Lasiran, S.Pd. yang

diketahui bahwa bahan ajar yang kerap dipakai dalam pembelajaran adalah buku

terbitan pemerintah dan belum pernah mengembangkan bahan ajar pendamping

lain yang menarik dan inovatif. Itulah mengapa permasalahan atau kendala yang

sering terjadi saat pembelajaran adalah peserta didik masih membutuhkan bantuan

68
69

guru untuk memahami materi dan belum dapat belajar secara mandiri dengan

bahan ajar yang tersedia. Di samping itu, guru juga menyatakan bahwa keaktifan

bertanya peserta didik masih cukup rendah sehingga ketika diminta mengerjakan

tugas secara mandiri peserta didik masih mengalami kesulitan dan tidak

memahami maksud dari pertanyaan tersebut.

Pengumpulan data pra penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti

selanjutnya adalah kegiatan observasi. Observasi dilaksanakan di SD Negeri

Rengel I pada tanggal 25 Oktober 2021. Hasil kegiatan observasi menunjukkan

bahwa bahan ajar yang digunakan oleh guru belum sesuai dengan kebutuhan

belajar peserta didik. Akibatnya, peserta didik terlihat kurang antusias dan tidak

aktif saat pembelajaran. Sebagian besar peserta didik juga masih sering dibantu

guru dalam mengerjakan tugas mandiri. Di samping itu, hasil belajar peserta didik

pada materi pengukuran sudut masih tergolong rendah dengan presentase tuntas

KKM sebesar 45,84%.

Analisis hasil wawancara dan observasi yang telah dipaparkan di atas,

dikuatkan dengan perolehan data hasil angket kebutuhan peserta didik yang

diberikan kepada peserta didik Kelas IV pada tanggal 25 Oktober 2021. Hasil

angket kebutuhan peserta didik menunjukkan terdapat 85,71% peserta didik

menjawab guru belum menggunakan bahan ajar baru dan menarik dalam

pembelajaran matematika dan sebesar 82,14% peserta didik menyatakan guru

jarang menggunakan bahan ajar pendamping lain selain buku terbitan pemerintah.

Hal itu menyebabkan 89,28% peserta didik mengalami kesulitan dalam

menggunakan bahan ajar tersebut.


70

Pada hasil angket ini juga diketahui bahwa sebesar 100% peserta didik

menjawab guru tidak pernah menggunakan buku elektronik sebagai buku

pendamping, padahal semua peserta didik senang jika bisa menggunakan buku

elektronik. Terlepas dari hal tersebut, diketahui pula bahwa seluruh peserta didik

mengaku mereka mengetahui dan pernah memainkan atau mengunjungi salah satu

permainan tradisional dan wisata lokal yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Akan

tetapi, guru tidak pernah mengaitkan budaya lokal tersebut dalam pembelajaran

matematika berdasarkan seluruh jawaban peserta didik pada lembar angket.

Meskipun terdapat 67,85% peserta didik yang menjawab tidak mengetahui

keunikan daerah tempat tinggalnya, namun mereka semua menyadari bahwa

keunikan tersebut tetap perlu dilestarikan.

b. Desain Produk (Design)

1) Pengkajian Materi

Pengkajian materi dilakukan usai menganalisis kebutuhan di lapangan

sehingga peneliti dapat menentukan produk apa yang akan dikembangkan.

Pengkajian materi dilaksanakan melalui dua eksplorasi, yaitu eksplorasi

materi matematika dan konten etnomatematika. Pada eksplorasi matematika

diketahui bahwa peserta didik kerap kesulitan dalam memahami konsep

operasi hitung perkalian dan pembagian yang terdapat pada latihan soal dalam

bentuk pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari, walaupun peserta didik

sendiri cukup mampu menghafal perkalian dasar. Selain itu, diketahui peserta

didik juga mengalami kesusahan dalam membaca simbol matematika, masih

tidak mengetahui cara membaca dan menggunakan alat ukur busur derajat.
71

Kemudian eksplorasi konten etnomatematika dilakukan dengan cara

menganalisis keterkaitan materi yang telah ditentukan dengan budaya lokal

Kabupaten Tuban, terutama pada permainan tradisional dan wisata lokal.

Berdasarkan eksplorasi tersebut, permainan tradisional yang dapat digunakan

untuk pembelajaran adalah permainan Benthik, Engklek, dan Dagongan,

sedangkan wisata lokal yang dipilih adalah wisata Goa Ngerong, Pantai

Boom, dan Museum Kambang Putih.

Dengan hasil pengkajian materi tersebut, peneliti menetapkan untuk

mengembangkan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban.

Materi yang diangkat dalam penelitian pengembangan ini adalah materi

Pengukuran Sudut di Kelas IV. Materi tersebut ditentukan dengan

menganalisis kurikulum sesuai kebutuhan peserta didik. Selanjutnya, peneliti

menentukan kompetensi dasar, merumuskan indikator dan tujuan

pmebelajaran, menetapkan alat ukur/penilaian, menyiapkan bahan materi dan

soal evaluasi, serta menyusun struktur E-LKPD.

2) Pembuatan Storyboard

Storyboard yang telah dibuat dapat dideskripsikan sebagai berikut.

Gambar 4.1 Tampilan Daftar Isi


72

a) Bagian Pembuka

Pada bagian pembuka terdapat cover buku elektronik dan daftar isi yang

menyajikan setiap halaman penting yang ada di E-LKPD. Bagian pembuka

yang tedapat di daftar isi meliputi, antara lain: halaman depan/cover, daftar

isi, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pembelajaran, tujuan

pembelajaran, tujuan penelitian, dan petunjuk belajar.

b) Bagian Isi

Bagian isi pada E-LKPD memuat materi pembelajaran yang terdapat

pada materi Pengukuran Sudut. Pada materi tersebut terdapat dua kali

pembelajaran, yaitu pembelajaran 1 terkait pengukuran sudut dalam satuan

baku dengan buru derajat, dan 2 mengenai pengukuran sudut bangun datar

dengan busur derajat. Kemudian tersedia pula latihan soal untuk

pembelajaran 1 dan 2, evaluasi di akhir pembelajaran beserta kunci jawaban.

c) Bagian Penutup

Bagian penutup didesain dengan menambahkan profil atau identitas

pengembang dan daftar pustaka sebagai sumber referensi bagi peneliti dalam

menyusun materi pembelajaran.

c. Hasil Pengembangan (Development)

1) Pembuatan Flipbook E-LKPD

Dalam tahap pembuatan produk melalui tiga tahapan dalam

mengembangkan E-LKPD berbasis etnomatematika Kabupaten Tuban, yaitu

(1) proses editing, (2) pemograman pada aplikasi Flip PDF Corporate dan

(3) build project. Proses editing dilakukan dengan membuat cover dan

background buku elektronik. Setelah membuat cover dan background buku,


73

peneliti menambahkan hasil editing tersebut pada storyboard yang telah

dibuat untuk dijadikan sebagai lembaran materi dengan format yang menarik

berupa pdf.

Kemudian pada tahap pemrograman aplikasi dilakukan di aplikasi Flip

PDF Corporate, dilakukan dengan menambahkan konten storyboard untuk

dibuat menjadi buku elektronik. Peneliti menambahkan hyperlink dan link

page soal evaluasi yang telah dibuat di Google Form. Terakhir pada tahap

build project, E-LKPD yang telah melalui pemograman akan di export

sehingga produk dapat diakses baik secara online maupun offline

menggunakan gawai/pc.

2) Validasi Kelayakan Produk

Validasi kelayakan produk adalah tahap penilaian produk yang

dilakukan oleh para validasi ahli untuk menguji kelayakan produk yang

dikembangkan oleh peneliti sebelum diuji coba kepada peserta didik. Adapun

data yang diperoleh dalam penelitian Pengembangan E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban Materi Pengukuran Sudut adalah data

kuantitatif sebagai data utama dan didukung dengan data kualitatif yang mana

terdapat masukan dan saran dari para validasi ahli. Berikut adalah hasil

validasi produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban yang

dilakukan oleh masing-masing validasi ahli, yaitu ahli bahan ajar, ahli materi,

ahli bahasa, dan ahli desain pembelajaran, antara lain:

a) Hasil Validasi Bahan Ajar

Validasi ahli bahan ajar berfungsi untuk menguji kevalidan produk

yang dikembangkan oleh peneliti. Hasil validasi ahli bahan ajar berperan
74

untuk mengukur kesesuaian produk yang telah dikembangkan. Adapun uji

validasi bahan ajar dilakukan kepada validasi ahli dengan kriteria memiliki

latar belakang pendidikan Magister (S2), memiliki pengetahuan dan

pengalaman yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar serta memiliki

pengalaman dalam mengampu mata kuliah pengembangan bahan ajar. Untuk

situasi tersebut, ahli bahan ajar dalam penelitian pengembangan ini adalah

Ibu Conny Dian Sumadi, S.Pd., M.Pd. Validasi produk E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2022.

Adapun hasil validasi ahli bahan ajar berupa data kuantitatif sebagai berikut.

Tabel 4.1 Data Validasi Ahli Bahan Ajar


Skor
No Indikator
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian E-LKPD berbasis etnomatematika
Kabupaten Tuban dengan kompetensi yang harus √
dikuasai peserta didik.
2. Kesesuaian E-LKPD berbasis etnomatematika

Kabupaten Tuban dengan tujuan pembelajaran.
3. Kesesuaian E-LKPD berbasis etnomatematika
Kabupaten Tuban dengan lingkungan peserta √
didik.
4. Kemampuan E-LKPD berbasis etnomatematika
Kabupaten Tuban dalam mengembangkan √
motivasi belajar peserta didik.
5. Kemampuan E-LKPD berbasis etnomatematika
Kabupaten Tuban sebagai bahan ajar untuk √
peserta didik.
6. Kemampuan E-LKPD berbasis etnomatematika
Kabupaten Tuban dalam menyajikan konsep √
energi alternatif yang abstrak menjadi konkret
7. Kemampuan E-LKPD berbasis etnomatematika
Kabupaten Tuban dalam menarik perhatian √
peserta didik.
8. Kemudahan E-LKPD berbasis etnomatematika
Kabupaten Tuban untuk membantu guru dalam √
melakukan pembelajaran
9. Kemampuan E-LKPD berbasis etnomatematika
Kabupaten Tuban dapat dilakukan secara √
berulang
75

Skor
No Indikator
1 2 3 4 5
10. Kemampuan E-LKPD berbasis etnomatematika

Kabupaten Tuban sebagai stimulus belajar.
11. Kemampuan E-LKPD berbasis etnomatematika
Kabupaten Tuban dalam menciptakan rasa √
senang belajar bagi peserta didik
12. Kapasitas atau ukuran E-LKPD berbasis
etnomatematika Kabupaten Tuban yang tidak √
terlalu berat
13. Desain E-LKPD berbasis etnomatematika

Kabupaten Tuban terlihat menarik
14. E-LKPD berbasis etnomatematika Kabupaten

Tuban dapat bertahan untuk waktu yang lama
15. Keamanan E-LKPD berbasis etnomatematika

Kabupaten Tuban
Total skor Perolehan (Tse) 65
Skor Maksimal (TSh) 75

Lebih lanjut, ahli bahan ajar juga memberikan data kualitatif terhadap

produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban, yaitu dalam

bentuk masukan dan saran untuk memperbaiki produk yang dikembangkan,

antara lain:

(1) Perbaikan cover E-LKPD dengan menambahkan kelas dan jenjang

sekolah, serta rumus pengukuran sudut.

(2) Penataan paragraf dan letak gambar.

(3) Perbaikan gambar untuk contoh macam-macam sudut dengan cuplikan

keanekaragaman Kabupaten Tuban.

Masukan dan saran yang diberikan oleh ahli bahan ajar akan dijadikan

acuan untuk melakukan revisi produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban.
76

Tabel 4.2 Hasil Revisi Ahli Bahan Ajar


Saran/Masukan Sebelum Revisi Setelah Revisi
Perbaikan cover E-
LKPD dengan
menambahkan kelas dan
jenjang sekolah, serta
rumus pengukuran
sudut

Penataan paragraf dan


letak gambar

Perbaikan gambar untuk


contoh macam-macam
sudut dengan cuplikan
keanekaragaman
Kabupaten Tuban
77

Saran/Masukan Sebelum Revisi Setelah Revisi

b) Hasil Validasi Materi

Validasi ahli materi berfungsi untuk memperoleh informasi kevalidan

materi ajar yang terdapat dalam produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban. Hasil validasi ahli materi berperan untuk memberikan

penilaian dan masukan terhadap materi yang terdapat pada produk

pengembangan E-LKPD ini. Adapun uji validasi materi pembelajaran

dilakukan kepada validasi ahli dengan kriteria memiliki latar belakang

pendidikan Magister (S2), memiliki pengetahuan dan pengalaman yang

signifikan dengan Sekolah Dasar dan memahami karakteristik peserta didik

Sekolah Dasar. Untuk situai tersebut, ahli materi dalam penelitian

pengembangan ini adalah Ibu Puji Rahayu Ningsih, S.Pd., M.Pd. Validasi

produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban dilaksanakan

pada tanggal 7 Juni 2022. Adapun hasil validasi ahli materi berupa data

kuantitatif sebagai berikut.

Tabel 4.3 Data Validasi Ahli Materi Pembelajaran


Skor
No Indikator
1 2 3 4 5
1. Materi sesuai dengan cakupan materi
pembelajaran Matematika Kelas IV Materi √
Pengukuran Sudut
78

Skor
No Indikator
1 2 3 4 5
2. Kelengkapan dan kedalaman uraian materi

sesuai dengan tingkat pemahaman peserta didik
3. Materi sesuai dengan konsep pembelajaran yang

diajarkan
4. Menyajikan materi pendukung √
5. Latihan soal dan evaluasi yangs esuai dengan

tujuan
6. Uraian materi sistematis dan sederhana ke

kompleks
7. Materi mempermudah peserta didik memahami
permainan tradisional dan wisata lokal √
Kabupaten Tuban
8. Mendorong rasa ingin tahu peserta didik √
9. Mendorong peserta didik untuk membangun

pengetahuannya sendiri
10. Mendorong terjadinya interaksi peserta didik
dengan E-LKPD Berbasis Etnomatematika √
Kabupaten Tuban
Total Skor Perolehan (Tse) 43
Skor Maksimal (TSh) 50

Lebih lanjut, ahli materi pembelajaran juga memberikan data kualitatif

terhadap produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban, yaitu

dalam bentuk masukan dan saran untuk memperbaiki produk yang

dikembangkan, antara lain:

(1) Hubungkan gambar dengan penjelasan, sehingga kebermanfaatan

gambar ada.

(2) Dalam membuat soal (di antaranya kalimat tanya tidak ganda, ada tanda

tanya “?”).

(3) Gambar Engklek lebih baik gambar nyata.

Masukan dan saran yang diberikan oleh ahli materi akan dijadikan

acuan untuk melakukan revisi produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban.
79

Tabel 4.4 Hasil Revisi Ahli Materi Pembelajaran


Saran/Masukan Sebelum Revisi Setelah Revisi
Hubungkan gambar
dengan penjelasan,
sehingga
kebermanfaatan gambar
ada.

Dalam membuat soal (di


antaranya kalimat tanya
tidak ganda, ada tanda
tanya “?”).
80

Saran/Masukan Sebelum Revisi Setelah Revisi

Gambar Engklek lebih


baik gambar nyata.

c) Hasil Validasi Bahasa

Validasi ahli bahasa berfungsi untuk menguji kesesuaian bahasa dalam

produk pengembangan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban.

Adapun uji validasi materi pembelajaran dilakukan kepada validasi ahli

dengan kriteria memiliki latar belakang pendidikan Magister (S2), memiliki

pengetahuan dan pengalaman yang berkaitan dengan bahasa dan memiliki

pengalaman mengampu mata kuliah bahasa. Untuk situasi tersebut, ahli

bahasa dalam penelitian pengembangan ini adalah Ibu Tyasmiarni Citrawati,

S.Pd., M.Pd. Validasi produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten

Tuban dilaksanakan pada tanggal 15 Juni 2022. Adapun hasil validasi ahli

bahasa berupa data kuantitatif sebagai berikut.


81

Tabel 4.5 Data Validasi Ahli Bahasa


Skor
No Indikator
1 2 3 4 5
1. Ketepatan penggunaan kata istilah pada E-LKPD

Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
2. Panjang kalimat sesuai dengan syarat yang

berlaku
3. Kalimat tidak ambigu √
4. Kalimat yang digunakan mewakili pesan dan

informasi yang ingin diketahui
5. Penggunaan bahasa yang sederhana √
6. Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir

peserta didik
7. Bahasa dalam petunjuk penggunaan mudah

dipahami
Total Skor Perolehan (Tse) 29
Skor Maksimal (TSh) 35

Lebih lanjut, ahli bahasa memberikan data kualitatif terhadap produk

E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban, yaitu dalam bentuk

masukan/saran untuk memperbaiki produk yang dikembangkan, antara lain:

(1) Perbaiki ejaan.

Masukan dan saran yang diberikan oleh ahli bahasa akan dijadikan

acuan untuk melakukan revisi produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban

Tabel 4.6 Hasil Revisi Ahli Bahasa


Saran/Masukan Sebelum Revisi Setelah Revisi
Perbaiki ejaan
82

Saran/Masukan Sebelum Revisi Setelah Revisi

d) Hasil Validasi Desain Pembelajaran

Validasi ahli desain pembelajaran berfungsi untuk memperoleh data

terkait apakah sudah sesuai perangkat pembelajaran yang digunakan pada

produk pengembangan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban

menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perangkat

penilaian yang dibuat oleh peneliti. Adapun validasi desain pembelajaran

dilakukan kepada validasi ahli dengan kriteria memiliki latar belakang

pendidikan Sarjana (S1), memiliki pengetahuan dan pengalaman yang

berkaitan dengan perencanaan pembelajaran. Untuk situasi tersebut, ahli

desain pembelajaran dalam penelitian pengembangan ini adalah Bapak

Lasiran, S.Pd. Validasi produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2022. Adapun hasil

validasi ahli desain pembelajaran adalah sebagai berikut.

Tabel 4.7 Data Validasi Ahli Desain Pembelajaran


Skor
No Indikator
1 2 3 4 5
1. Ketepatan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) dengan tujuan pembelajaran yang √
akan dicapai
2. Ketepatan dalam menjabarkan Kompetensi Dasar

(KD) ke dalam indikator pencapaian kompetensi
83

Skor
No Indikator
1 2 3 4 5
3. Kejelasan dan kelogisan rumusan indikator

pembelajaran
4. Kesesuaian indikator pencapaian kompetensi

dengan tingkat perkembangan peserta didik
5. Kelengkapan rumusan pembelajaran, tersurat
aspek ABCD (A= audience, B= behavior, C= √
condition, D= degree).
6. Kesesuaian langkah pembelajaran dengan tujuan

pembelajaran
7. Kegiatan dalam langkah-langkah pembelajaran

lebih menekankan pada pengalaman peserta didik
8. Ketepatan sistematika penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran
9. Pemanfaatan metode dan model pembelajaran

yang digunakan
10. Pemanfaatan bahan ajar yang digunakan √
11. Kelengkapan tahapan pembelajaran yaitu dimulai
dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan √
penutup
12. Pencantuman instrumen penilaian √
13. Kesesuaian urutan kegiatan pembelajaran √
14. Kesesuaian dan kelengkapan instrumen evaluasi

(soal, kunci jawaban dan pedoman penskoran)
15. Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan dalam

pembelajaran
Total Skor Perolehan (Tse) 69
Skor Maksimal (TSh) 75

Lebih lanjut, ahli desain pembelajaran juga memberikan masukan dan

saran terhadap produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban,

antara lain:

(1) Sebaiknya alokasi waktu disesuaikan dengan materi dan banyak soal

evaluasi.

Masukan dan saran yang diberikan oleh ahli bahan ajar akan dijadikan

acuan untuk melakukan revisi produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban.
84

Tabel 4.8 Hasil Revisi Ahli Bahan Ajar


Saran/Masukan Sebelum Revisi Setelah Revisi
Sebaiknya alokasi
waktu disesuaikan
dengan materi dan
banyak soal
evaluasi

d. Hasil Implementasi (Implementation)

Setelah melalui tahap persetujuan dan perbaikan dari para ahli, maka masuk

pada tahap uji coba produk. Tahap implementation ini adalah tindakan

memanfaatkan produk pengembangan yang telah dibuat. Hal tersebut untuk

mengetahui tingkat keefektifan, dan kemenarikan produk E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban. Adapun tingkat keefektifan ditinjau dari hasil

belajar peserta didik, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas

peserta didik, sedangkan tingkat kemenarikan produk dilihat dari hasil angket

respon guru dan angket respon peserta didik. Kegiatan uji coba dilaksanakan dalam

dua tahap, yaitu uji coba produk kelompok kecil dan uji coba pemakaian pada

kelompok besar.
85

1) Uji Coba Produk Kelompok Kecil

Uji coba produk kelompok kecil dilakukan di kelas terbatas dengan 6

peserta didik Kelas IV SDN Rengel I Tahun Ajaran 2021/2022 dengan

kemampuan yang berbeda-beda sebagai subjek penelitian pengembangan ini.

Uji coba produk kelompok kecil dilaksanakan pada tanggal 18 dan 20 Juni

2022 usai mendapatkan penilaian validasi produk dari para ahli. Tujuan

pelaksanaan uji coba produk kelompok kecil adalah untuk mengetahui tingkat

keefektifan dan kemenarikan dari produk yang dikembangkan oleh peneliti

yaitu E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban ditinjau dari hasil

belajar peserta didik, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi

aktivitas peserta didik, angket respon guru dan angket respon peserta d idik.

Adapun data subjek uji coba produk kelompok kecil adalah sebagai berikut.

Tabel 4.9 Data Subjek Uji Coba Produk Kelompok Kecil


No. Nama Peserta Didik Jenis Kelamin
1. Muhammad Hafid Rusli L
2. Muhammad Mahendra Datta L
3. Muhammad Teguh Saputra L
4. Nadya Putri Kania P
5. Nur Eliyana Eka Putri P
6. Yusticia Fay Nur Rojaby P

a) Hasil Belajar Peserta Didik

Usai melaksanakan pembelajaran menggunakan E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban, peserta didik diminta untuk mengerjakan

soal evaluasi yang terdapat dalam bahan ajar tersebut. Soal evaluasi merujuk

dari materi yang terdapat pada pembelajaran 1 dan 2 yang dapat diakses

melalui google form dalam E-LKPD tersebut. Nilai yang didapatkan oleh

peserta didik dikatakan tuntas apabila nilai tersebut telah memenuhi Kriteria
86

Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran matematika yang berlaku di SDN

Rengel I yaitu ≥ 70. Nilai yang diperoleh tersebut yang akan digunakan untuk

mengukur keefektifan pembelajaran dengan menggunakan E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban sebagai bentuk dari hasil belajar peserta

didik pada uji coba produk kelompok kecil. Adapun hasil belajar peserta didik

pada tahap uji coba produk kelompok kecil adalah sebagai berikut.

Tabel 4.10 Data Hasil Belajar Uji Coba Produk Kelompok Kecil
No. Nama Peserta Didik Nilai Ketuntasan
1. Muhammad Hafid Rusli 95 Tuntas
2. Muhammad Mahendra Datta 90 Tuntas
3. Muhammad Teguh Saputra 75 Tuntas
4. Nadya Putri Kania 75 Tuntas
5. Nur Eliyana Eka Putri 80 Tuntas
6. Yusticia Fay Nur Rojaby 85 Tuntas

b) Lembar Observasi Aktivitas Guru

Selain menggunakan hasil belajar peserta didik, untuk mengukur

keefektifan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban selanjutnya

adalah dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan lembar

observasi aktivitas peserta didik. Lembar observasi aktivitas guru diberikan

kepada observer untuk mengobservasi dan menilai aktivitas guru pada saat

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban. Adapun observer yang menilai lembar

observasi aktivitas guru pada uji coba produk kelompok kecil adalah Bapak

Lasiran, S.Pd.. Data hasil lembar observasi aktivitas guru pada tahap uji coba

produk kelompok kecil adalah sebagai berikut.


87

Tabel 4.11 Data Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru Uji Coba Produk
Kelompok Kecil
No. Pembelajaran ke- Skor Presentase Skor
1. 1 53 94.64%
2. 2 54 96.43%
Total Skor 107
Skor Maksimal 112

c) Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik

Upaya mengukur keefektifan produk E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban berikutnya adalah dengan menggunakan

lembar observasi aktivitas peserta didik. Lembar observasi aktivitas peserta

didik diberikan kepada observer untuk mengobservasi dan menilai aspek

psikomotor dan afektif peserta didik saat kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban. Adapun

observer untuk menilai lembar aktivitas peserta didik adalah Siti Aisah

seorang mahasiswi Universitas Terbuka dan Dewi Sri Astutik adalah

mahasiswi Universitas Bojonegoro. Data hasil lembar observasi aktivitas

peserta didik pada tahap uji coba produk kelompok kecil, sebagai berikut

Tabel 4.12 Data Hasil Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Uji Coba
Produk Kelompok Kecil
No. Pembelajaran ke- Skor Presentase Skor
1. 1 54 90%
2. 2 56 93,34%
Total Skor 110
Skor Maksimal 120

d) Angket Respon Guru

Pada hasil angket respon guru digunakan sebagai alat ukur untuk

mengetahui kemenarikan penggunaan E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban dalam pembelajaran pada uji coba produk kelompok kecil
88

dari sudut pandang seorang guru. Adapun hasil angket respon guru pada tahap

uji coba produk kelompok kecil adalah sebagai berikut.

Tabel 4.13 Data Hasil Angket Respon Guru Uji Coba Produk Kelompok
Kecil
No. Nama Guru Skor Presentase Skor
1. Lasiran, S.Pd. 37 92,50%
Total Skor 37
Skor Maksimal 40

e) Angket Respon Peserta Didik

Hasil angket respon peserta didik digunakan untuk mengetahui tingkat

kemenarikan produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban

dan pembelajaran pada uji coba produk kelompok kecil menurut sudut

pandang peserta didik. Adapun hasil angket respon peserta didik pada tahap

uji coba produk kelompok kecil adalah sebagai berikut.

Tabel 4.14 Data Hasil Angket Respon Peserta Didik Uji Coba Produk
Kelompok Kecil
Presentase
No. Nama Peserta Didik Skor
Skor
1. Muhammad Hafid Rusli 50 100%
2. Muhammad Mahendra Datta 48 96%
3. Muhammad Teguh Saputra 48 96%
4. Nadya Putri Kania 47 94%
5. Nur Eliyana Eka Putri 47 94%
6. Yusticia Fay Nur Rojaby 48 96%
Total Skor 288
Skor Maksimal 300

2) Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar

Setelah melaksanakan uji coba produk kelompok kecil dan memperoleh

data yang diperlukan, maka masuk pada tahap implementasi uji coba

pemakaian kelompok besar. Pada uji coba pemakaian kelompok besar

dilaksanakan kepada seluruh peserta didik Kelas IV SDN Rengel I, kecuali 6


89

peserta didik yang ikut andil dalam uji coba produk kelompok kecil. Uji coba

pemakaian kelompok besar dilaksanakan pada tanggal 21 & 22 Juni 2022

setelah mendapatkan validasi produk dari para ahli dan perbaikan serta saran

pada pelaksanaan tahap uji coba produk kelompok kecil.

Tujuan pelaksanaan uji coba produk kelompok besar adalah untuk

mengetahui tingkat keefektifan dan kemenarikan dari produk yang

dikembangkan oleh peneliti yaitu E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban ditinjau dari hasil belajar peserta didik, lembar observasi

aktivitas guru, lembar observasi aktivitas peserta didik, angket respon guru

dan angket respon peserta didik. Adapun data subjek uji coba pemakaian

kelompok besar adalah sebagai berikut.

Tabel 4.15 Data Subjek Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar


No. Nama Peserta Didik Jenis Kelamin
1. Mohammad Alif Amalfi L
2. Mokamad Dika Abdul Latif L
3. Muhamad Anung Nugroho L
4. Muhammad Aufa Misaqi Robbi L
5. Muhammad Choirun Nashikhin L
6. Muhammad Iqbal Wiranata L
7. Muhammad Jibrin Asyam L
8. Muhammad Nabil Azka L
9. Muhammad Nabil Hibrizi L
10. Muhammad Nayottama Ray Abdillah L
11. Muhammad Rizky Bahari L
12. Muhammad Syahrul Azhar L
13. Nur Mufida P
14. Otya Linda Defi P
15. Oxcell Chellcea Sinaga P
16. Rachel Anindita Evani P
17. Rafif Hilmi Pramudya Wibawa L
18. Rama Junlian Syah L
19. Razan Muhammad Irhsan L
20. Satria Jamaluddin Haqiqi L
21. Zaki Youngsoo Arrasyid L
22. Zaky Javier Maulana L
90

a) Hasil Belajar Peserta Didik

Setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban, peserta didik diminta untuk mengerjakan

soal evaluasi yang terdapat dalam bahan ajar tersebut. Soal evaluasi merujuk

dari materi yang terdapat pada pembelajaran 1 dan 2 yang dapat diakses

melalui google form dalam E-LKPD tersebut. Nilai yang didapatkan oleh

peserta didik dikatakan tuntas apabila nilai tersebut telah memenuhi Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran matematika yang berlaku di SDN

Rengel I yaitu ≥ 70. Nilai yang diperoleh tersebut yang akan digunakan untuk

mengukur keefektifan pembelajaran dengan menggunakan E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban sebagai bentuk dari hasil belajar peserta

didik pada uji coba pemakaian kelompok besar. Adapun hasil belajar peserta

didik pada tahap uji coba pemakaian kelompok besar adalah sebagai berikut.

Tabel 4.16 Data Hasil Belajar Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar
Presentase
No. Nama Peserta Didik Skor
Skor
1. Mohammad Alif Amalfi 85 Tuntas
2. Mokamad Dika Abdul Latif 85 Tuntas
3. Muhamad Anung Nugroho 80 Tuntas
4. Muhammad Aufa Misaqi R. 80 Tuntas
5. Muhammad Choirun Nashikhin 85 Tuntas
6. Muhammad Iqbal Wiranata 85 Tuntas
7. Muhammad Jibrin Asyam 95 Tuntas
8. Muhammad Nabil Azka 90 Tuntas
9. Muhammad Nabil Hibrizi 75 Tuntas
10. M. Nayottama Ray A. 85 Tuntas
11. Muhammad Rizky Bahari 90 Tuntas
12. Muhammad Syahrul Azhar 85 Tuntas
13. Nur Mufida 85 Tuntas
14. Otya Linda Defi 85 Tuntas
15. Oxcell Chellcea Sinaga 80 Tuntas
16. Rachel Anindita Evani 75 Tuntas
17. Rafif Hilmi Pramudya Wibawa 80 Tuntas
18. Rama Junlian Syah 75 Tuntas
91

Presentase
No. Nama Peserta Didik Skor Skor
19. Razan Muhammad Irhsan 80 Tuntas
20. Satria Jamaluddin Haqiqi 75 Tuntas
21. Zaki Youngsoo Arrasyid 85 Tuntas
22. Zaky Javier Maulana 80 Tuntas

b) Lembar Observasi Aktivitas Guru

Keefektifan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban

selanjutnya diukur dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru.

Lembar observasi aktivitas guru diberikan kepada observer untuk

mengobservasi dan menilai aktivitas guru pada saat kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban.

Observer yang menilai lembar observasi aktivitas guru pada uji coba

pemakaian kelompok besar adalah Bapak Lasiran, S.Pd.. Data hasil lembar

observasi aktivitas guru pada tahap uji coba pemakaian kelompok besar

adalah sebagai berikut

Tabel 4.17 Data Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru Uji Coba
Pemakaian Kelompok Besar
No. Pembelajaran ke- Skor Presentase Skor
1. 1 52 92,86%
2. 2 53 94,64%
Total Skor 105
Skor Maksimal 112

c) Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik

Lembar observasi aktivitas peserta didik diberikan kepada observer

untuk mengobservasi dan menilai aspek psikomotor dan afektif peserta didik

saat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban untuk mengetahui keefektifan produk.


92

Adapun observer yang mengamati dan menilai lembar aktivitas peserta didik

pada tahap uji coba pemakaian kelompok besar adalah Siti Aisah mahasiswi

Universitas Terbuka, Dewi Sri Astutik dan Ayundia Novelisakina mahasiswi

Universitas Bojonegoro, serta Intan Tiara Dewi mahasiswi Universitan Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Data hasil lembar observasi aktivitas

peserta didik pada tahap uji coba pemakaian kelompok besar, sebagai berikut.

Tabel 4.18 Data Hasil Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Uji Coba
Pemakaian Kelompok Besar
No. Pembelajaran ke- Skor Presentase Skor
1. 1 52 86,67%
2. 2 54,50 90,84%
Total Skor 106,50
Skor Maksimal 120

d) Angket Respon Guru

Pada hasil angket respon guru digunakan sebagai alat ukur untuk

mengetahui kemenarikan penggunaan E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban dalam pembelajaran pada uji coba pemakaian kelompok

besar dari sudut pandang seorang guru. Adapun hasil angket respon guru pada

tahap uji coba pemakaian kelompok besar adalah sebagai berikut.

Tabel 4.19 Data Hasil Angket Respon Guru Uji Coba Pemakaian
Kelompok Besar
No. Nama Guru Skor Presentase Skor
1. Lasiran, S.Pd. 36 90%
Total Skor 36
Skor Maksimal 40

e) Angket Respon Peserta Didik

Hasil angket respon peserta didik digunakan untuk mengetahui tingkat

kemenarikan produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban


93

dan pembelajaran pada uji coba pemakaian kelompok besar menurut sudut

pandang peserta didik. Adapun hasil angket respon peserta didik pada tahap

uji coba pemakaian kelompok besar sebagai berikut.

Tabel 4.20 Data Hasil Angket Respon Peserta Didik Uji Coba Pemakaian
Kelompok Besar
Presentase
No. Nama Peserta Didik Skor
Skor
1. Mohammad Alif Amalfi 47 94%
2. Mokamad Dika Abdul Latif 48 96%
3. Muhamad Anung Nugroho 46 92%
4. Muhammad Aufa Misaqi R. 47 94%
5. Muhammad Choirun N. 47 94%
6. Muhammad Iqbal Wiranata 48 96%
7. Muhammad Jibrin Asyam 47 94%
8. Muhammad Nabil Azka 50 100%
9. Muhammad Nabil Hibrizi 47 94%
10. M. Nayottama Ray A. 46 92%
11. Muhammad Rizky Bahari 48 96%
12. Muhammad Syahrul Azhar 47 94%
13. Nur Mufida 46 92%
14. Otya Linda Defi 48 96%
15. Oxcell Chellcea Sinaga 48 96%
16. Rachel Anindita Evani 49 98%
17. Rafif Hilmi Pramudya W. 47 94%
18. Rama Junlian Syah 48 96%
19. Razan Muhammad Irhsan 49 98%
20. Satria Jamaluddin Haqiqi 47 94%
21. Zaki Youngsoo Arrasyid 47 94%
22. Zaky Javier Maulana 48 96%
Total Skor 1045
Skor Maksimal 1100

e. Hasil Evaluasi (Evaluation)

Pada tahap evaluasi dilakukan untuk mengulas kembali produk E-LKPD

Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut

yang telah melewati beberapa tahap mulai dari menganalisis materi mendesain

produk mengembangkan dan memvalidasi serta implementasi pada uji coba


94

produk kelompok kecil. Adapun data-data evaluasi yang diperoleh dibagi menjadi

dua macam, yaitu data evaluasi formatif dan data evaluasi sumatif. Data evaluasi

formatif adalah data yang didapatkan dari hasil uji coba berupa soal evaluasi

pembelajaran. Kemudian data evaluasi sumatif adalah data yang didapatkan dari

hasil validasi ahli hasil, observasi aktivitas guru, hasil observasi aktivitas peserta

didik, hasil angket respon guru, dan hasil angket respon peserta didik. Pada hasil

evaluasi uji coba produk kelompok kecil terdapat beberapa perbaikan berupa saran

dan masukan yang perlu direvisi sebelum implementasi pada uji coba pemakaian

kelompok besar. Berikut hasil evaluasi produk yang berisi perbaikan dan saran dari

para ahli dan praktisi yang hendaknya digunakan sebagai dasar atau landasan untuk

melakukan perbaikan antara lain.

Tabel 4.21 Data Hasil Evaluasi Produk


No. Validasi Ahli/ Praktisi Perbaikan/Saran
1. Ahli Bahan Ajar - Perbaikan cover E-LKPD dengan
menambahkan kelas dan jenjang sekolah,
serta rumus pengukuran sudut.
- Penataan paragraf dan letak gambar.
- Perbaikan gambar untuk contoh macam-
macam sudut dengan cuplikan
keanekaragaman Kabupaten Tuban.
2. Ahli Materi - Hubungkan gambar dengan penjelasan,
sehingga kebermanfaatan gambar ada.
- Dalam membuat soal (di antaranya kalimat
tanya tidak ganda, ada tanda tanya “?”).
- Gambar Engklek lebih baik gambar nyata
3. Ahli Bahasa - Perbaiki ejaan
4. Ahli Desain - Sebaiknya alokasi waktu disesuaikan
Pembelajaran dengan materi dan banyak soal evaluasi.
5. Lembar Observasi - Secara umum pembelajaran berjalan baik,
Aktivitas Guru untuk pertemuan berikutnya mohon
diperhatikan penggunaan waktu dan
penguasaan kelas.
6. Angket Respon Guru - Pada umumnya pembelajaran berjalan
dengan baik, namun yang harus
dipertimbangkan adalah waktu yang
diharapkan untuk penilaian.
95

2. Analisis Data

Di bagian telaah informasi, diselesaikan dengan menganalisis informasi

yang diperoleh dari hasil validasi ahli, uji coba produk kelompok kecil dan uji coba

pemakaian kelompok besar sehubungan dengan tujuan yang akan dicapai oleh

peneliti. Penelusuran informasi dalam penelitian pengembangan ini adalah

penelitian tentang kajian kevalidan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten

Tuban, kajian keefektifan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban,

dan kajian kemenarikan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban.

Adapun pemaparan informasi adalah seperti berikut ini:

a. Hasil Analisis Tingkat Kevalidan

Kegiatan telaah tingkat keabsahan pada produk E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut dilakukan

untuk menentukan tingkat kevalidan dari produk tersebut. Analisis kevalidan

diserahkan kepada beberapa validasi ahli, antara lain: ahli bahan ajar, ahli materi

pembelajaran, ahli bahasa, dan ahli desain pembelajaran. Peneliti menghitung lalu

membedah informasi kuantitatif yang didapatkan melalui setiap penilaian validasi

para ahli menggunakan rumus, selanjutnya mengkonversikan presentase yang

diperoleh ke dalam kriteria kevalidan produk E-LKPD.

1) Hasil Analisis Validasi Ahli Bahan Ajar

Hasil informasi yang didapatkan pada evaluasi validasi ahli bahan ajar

yang diberikan oleh validator, yaitu Ibu Conny Dian Sumadi, S.Pd., M.Pd.

terhadap produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas

IV Materi Pengukuran Sudut adalah salah satu data yang digunakan untuk

mengukur tingkat kevalidan produk. Adapun skor yang didapatkan pada


96

penilaian validasi ahli bahan ajar sesuai dengan data pada Tabel 4.1 (Data

Hasil Validasi Bahan Ajar) adalah sebanyak 65 dari skor maksimal sebesar

75. Peneliti menganalisis data hasil validasi ahli bahan ajar tersebut

menggunakan rumus (Akbar, 2017:82). Perhitungan hasil penilaian ahli

bahan ajar adalah sebagai berikut.

Diketahui:

TSe = 65

TSh = 75

Ditanya:

Vah : Validitas ahli bahan ajar

Jawab:
TSe
Vah = TSh x 100%

65
Vah = 75 x 100%

Vah = 0,8667 x 100%

Vah = 86,67%

Selain itu, hasil dari perhitungan yang menggunakan rumus tersebut

akan sangat menentukan tingkat keabsahan produk E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban. Dilihat dari hasil penilaian yang

memanfaatkan kondisi kevalidan, skor kevalidan dari ahli bahan ajar adalah

86,67%. Selanjutnya hasil skor dikaji sesuai dengan ukuran kevalidan produk

yang terdapat pada Tabel 3.11 (Kriteria Kevalidan Produk E-LKPD) sehingga

diketahui skor 86,67% tergolong pada kriteria produk yang sangat valid.

Berikutnya, cenderung diduga bahwa tingkat kevalidan produk E-LKPD

Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran


97

Sudut menurut ahli bahan ajar menunjukkan sangat valid untuk digunakan

dalam pembelajaran matematika materi pengukuran sudut pada Kelas IV di

SD Negeri Rengel I. Demikian pula, validasi ahli bahan ajar juga memberikan

ide dan kontribusi sebagai informasi subjektif bagi peneliti untuk tinjauan

dalam melakukan penyempurnaan produk.

2) Hasil Analisis Validasi Ahli Materi Pembelajaran

Akibat dari informasi yang diperoleh dalam evaluasi ahli materi

pembelajaran yang diberikan oleh validator, khususnya Ibu Puji Rahayu

Ningsih, S.Pd., M.Pd. pada produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut adalah informasi

berikut yang diharapkan dapat mengukur tingkat kevalidan produk. Nilai

yang diperoleh dalam penilaian persetujuan ahli materi pembelajaran sesuai

informasi pada Tabel 4.3 (Data Hasil Validasi Materi Pembelajaran) adalah

43 dari skor paling banyak 50. Peneliti merinci informasi dari hasil penilaian

validasi ahli materi pembelajaran menggunakan rumus (Akbar, 2017:82).

Perhitungan hasil dari penilaian ahli materi pembelajaran adalah sebagai

berikut.

Diketahui:

TSe = 43

TSh = 50

Ditanya:

Vah : Validitas ahli materi pembelajaran

Jawab:

TSe
Vah = TSh x 100%
98

43
Vah = 50 x 100%

Vah = 0,86 x 100%

Vah = 86%

Selain itu, hasil dari perhitungan yang menggunakan rumus tersebut

akan sangat menentukan tingkat keabsahan produk E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban. Dilihat dari hasil penilaian yang

memanfaatkan kondisi kevalidan, skor kevalidan dari ahli materi

pembelajaran adalah 86%. Selanjutnya hasil skor dikaji sesuai dengan ukuran

kevalidan produk yang terdapat pada Tabel 3.11 (Kriteria Kevalidan Produk

E-LKPD) sehingga diketahui skor 86% tergolong pada kriteria produk yang

sangat valid. Berikutnya, cenderung diduga bahwa tingkat kevalidan produk

E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV Materi

Pengukuran Sudut menurut ahli materi pembelajaran menunjukkan sangat

valid untuk digunakan dalam pembelajaran matematika materi pengukuran

sudut pada Kelas IV di SD Negeri Rengel I. Demikian pula, ahli materi

pembelajaran memberikan ide dan kontribusi sebagai informasi subjektif bagi

peneliti untuk tinjauan melakukan penyempurnaan produk.

3) Hasil Analisis Validasi Ahli Bahasa

Hasil data yang diperoleh pada penilaian validasi ahli bahasa yang

diberikan oleh validator, yaitu Ibu Tyasmiarni Citrawati, S.Pd., M.Pd.

terhadap produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas

IV Materi Pengukuran Sudut adalah data berikutnya yang dibutuhkan untuk

mengukur tingkat kevalidan produk. Adapun skor yang didapatkan pada

penilaian validasi ahli bahasa sesuai informasi pada Tabel 4.3 (Data Hasil
99

Validasi Bahasa) adalah sebanyak 29 dari skor maksimal sebesar 35. Peneliti

menganalisis data hasil validasi ahli bahasa tersebut menggunakan rumus

(Akbar, 2017: 82). Perhitungan hasil penilaian ahli bahasa, sebagai berikut.

Diketahui:

TSe = 29

TSh = 35

Ditanya:

Vah : Validitas ahli bahasa

Jawab:

TSe
Vah = TSh x 100%

29
Vah = 35 x 100%

Vah = 0,8286 x 100%

Vah = 82,86%

Selain itu, hasil dari perhitungan yang menggunakan rumus tersebut

akan sangat menentukan tingkat keabsahan produk E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban. Dilihat dari hasil penilaian yang

memanfaatkan kondisi kevalidan, skor kevalidan dari ahli bahasa adalah

82,86%. Selanjutnya hasil skor dikaji sesuai dengan ukuran kevalidan produk

yang terdapat pada Tabel 3.11 (Kriteria Kevalidan Produk E-LKPD) sehingga

diketahui skor 82,86% tergolong pada kriteria produk yang valid. Berikutnya,

cenderung diduga bahwa tingkat kevalidan produk E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut

menurut ahli bahasa menunjukkan valid untuk digunakan di pembelajaran

matematika materi pengukuran sudut pada Kelas IV di SD Negeri Rengel I.


100

Demikian pula, ahli bahasa memberikan ide dan kontribusi sebagai informasi

subjektif bagi peneliti untuk tinjauan melakukan penyempurnaan produk.

4) Hasil Analisis Validasi Ahli Desain Pembelajaran

Akibat dari informasi yang diperoleh dalam evaluasi ahli desain

pembelajaran yang diberikan oleh validator, yaitu Bapak Lasiran, S.Pd.

terhadap produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas

IV Materi Pengukuran Sudut adalah data terakhir yang diperlukan untuk

mengukur tingkat kevalidan produk. Adapun skor yang didapatkan pada

penilaian validasi ahli desain pembelajaran sesuai informasi pada Tabel 4.3

(Data Hasil Validasi Desain Pembelajaran) adalah sebanyak 69 dari skor

maksimal 75. Peneliti menganalisis data hasil validasi ahli desain

pembelajaran tersebut menggunakan rumus (Akbar, 2017: 82). Perhitungan

hasil penilaian ahli desain pembelajaran adalah sebagai berikut.

Diketahui:

TSe = 69

TSh = 75

Ditanya:

Vah : Validitas ahli desain pembelajaran

Jawab:
TSe
Vah = TSh x 100%

69
Vah = 75 x 100%

Vah = 0,92 x 100%

Vah = 92%
101

Selain itu, hasil dari perhitungan yang menggunakan rumus tersebut

akan sangat menentukan tingkat keabsahan produk E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban. Dilihat dari hasil penilaian yang

memanfaatkan kondisi kevalidan, skor kevalidan dari ahli desain

pembelajaran adalah 92%. Selanjutnya hasil skor dikaji sesuai dengan ukuran

kevalidan produk yang terdapat pada Tabel 3.11 (Kriteria Kevalidan Produk

E-LKPD) sehingga diketahui skor 92% tergolong pada kriteria produk yang

sangat valid. Berikutnya, cenderung diduga bahwa tingkat kevalidan produk

E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV Materi

Pengukuran Sudut menurut ahli desain pembelajaran menunjukkan sangat

valid untuk digunakan dalam pembelajaran matematika materi pengukuran

sudut pada Kelas IV di SD Negeri Rengel I. Demikian pula, ahli desain

pembelajaran memberikan ide dan kontribusi sebagai informasi subjektif bagi

peneliti untuk tinjauan melakukan penyempurnaan produk.

Setelah mempelajari dan memeriksa semua hasil dari survei persetujuan

untuk menunjukkan validasi ahli bahan ajar, ahli materi pembelajaran, ahli

bahasa, dan ahli desain pembelajaran, hasil perhitungan dari masing-masing

ahli ini akan digunakan untuk memastikan normalitas hasil persetujuan. Hal

ini digunakan untuk menentukan tingkat kevalidan E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban mengenai persetujuan empat validasi ahli.

Hasil rata-rata tersbeut diselesaikan menggunakan rumus Akbar (2017:83)

sebagai berikut:

Diketahui:

Vah1 : 86,67%
102

Vah2 : 86%

Vah3 : 82,86%

Vah3 : 92%

Ditanya:

V : Rata-rata validasi

Jawab:

Vah1 + Vah2 + Vah3 + Vah4


V= 4

86,67% + 86% + 82,86% + 92%


V= 4

347,53%
V= 4

V = 86,88%

Tahap penilaian persetujuan oleh beberapa ahli digunakan untuk

menentukan tingkat kevalidan produk peningkatan materi peragaan sebagai

E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV Materi

Pengukuran Sudut. Dalam pembelajaran, materi ditampilkan sebagai media

yang menengahi strategi yang diperlukan dengan menyampaikan data dan

kemampuan dari guru kepada peserta didik (Pribadi, 2019:3). Oleh karena itu,

bahan ajar yang dibuat oleh peneliti diharapkan dapat membantu guru dalam

melaksanakan pembelajaran matematika di Kelas IV, khususnya pada materi

pengukuran sudut.

Konsekuensi estimasi kevalidan produk yang diperoleh dari evaluasi

persetujuan ahli bahan ajar bertambah sebesar 86,67%, sedangkan

persetujuan ahli materi pembelajaran sebesar 86%. Selain itu, hasil penilaian

persetujuan ahli bahasa adalah 82,86%, dan persetujuan desain pembelajaran


103

adalah sebanyak 92%. Setelah merealisasikan hasil perhitungan dari setiap

persetujuan ahli, maka semua hasil presentase tersebut dihitung untuk

menentukan rata-rata kevalidan produk. Adapun rata-rata validasi para ahli

yang diperoleh adalah sebesar 86,88%. Berdasarkan Tabel 3.11 (Kriteria

Kevalidan Produk E-LKPD) kriteria validitas sebesar 86,88% termasuk pada

kriteria produk yang sangat valid.

Tabel 4.22 Rekapitulasi Analisis Uji Kevalidan Produk


No. Validasi/Ahli Skor Kategori
1. Bahan Ajar 86,67% Sangat Valid
2. Materi Pembelajaran 86% Sangat Valid
3. Bahasa 82,86% Valid
4. Desain Pembelajaran 92% Sangat Valid

Dengan cara ini, cenderung dianggap bahwa pengembangan produk E-

LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV Materi

Pengukuran Sudut termasuk pada kriteria sangat valid dengan presentase

sebesar 86,88% sehingga produk dapat digunakan tanpa revisi. Adapun

presentase hasil kevalidan produk dari setiap validasi ahli dapat dilihat pada

diagram sebagai berikut.

Presentase Hasil Kevalidan Produk

92.00%
90.00%
88.00%
86.00%
84.00%
82.00%
80.00%
78.00%
Ahli Bahan Ahli Materi Ahli Bahasa Ahli Desain
Ajar Pembelajaran Pembelajaran
.
Gambar 4.2 Diagram Presentase Hasil Kevalidan Produk
104

b. Analisis Uji Coba Produk Kelompok Kecil

Tindakan penguraian uji coba produk kelompok kecil dilakukan untuk

menentukan tingkat efektivitas dan daya tarik produk yang telah dibuat oleh

peneliti dalam pelaksanaan uji coba produk kelompok kecil. Sebelum

pelaksanaan, peneliti telah melakukan tahap validasi produk melalui ahli

untuk mensurvei E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban

sehingga diperoleh produk yang sangat valid untuk dimanfaatkan dalam

pembelajaran matematika pada materi pengukuran sudut di Kelas IV. Peneliti

mengarahkan uji coba produk kelompok kecil di Kelas IV SD Negeri Rengel

I dengan 6 peserta didik berkemampuan heterogen sebagai subjek penelitian.

Pemeriksaan keefektifan dalam uji coba produk kelompok kecil dibantu

melalui hasil belajar peserta didik, lembar observasi aktivitas guru, dan

lembar observasi aktivitas peserta didik. Kemudian penelitian tentang

kemenarikan dilakukan dengan memastikan konsekuensi dari hasil angket

respon guru dan angket respon peserta didik. Pemaparan pengujian

keefektifan dan kemenarikan produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban dalam pelaksanaan uji coba produk kelompok kecil adalah

seperti berikut ini:

1) Analisis Keefektifan Hasil Belajar

Pemeriksaan keefektifan dilakukan dengan menggunakan hasil belajar

peserta didik. Hasil belajar yang dimaksud hanya dalam aspek kognitif.

Pemenuhan hasil belajar disesuaikan dengan nilai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) di SDN Rengel I yaitu 70. Hasil belajar peserta didik pada

uji coba produk kelompok kecil disajikan pada Tabel 4.9 (Data Subjek Uji
105

Coba Produk Kelompok Kecil). Hasil tes dari setiap peseta didik yang telah

diklasifikasikan tuntas atau tidak tuntas, selanjutnya akan diselesaikan

dengan menggunakan rumus persentase ketuntasan klasikal. Adapun rumus

perhitungan persentase ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut:

Diketahui:

Tse =6

Tsh =6

Ditanya:

P : Persentase Ketuntasan Belajar

Jawab:
∑Tse
P = ∑Tsh x 100%

6
P = 6 x 100%

P = 100%

Dapat diketahui hasil presentase ketuntasan belajar peserta didik pada

perhitungan di atas adalah sebesar 100%. Dengan demikian, pada uji coba

produk kelompok kecil semua peserta didik dinyatakan tuntas belajar karena

nilai yang didapatkan melampaui KKM di SDN Rengel I, yaitu ≥ 70 dan

ketuntasan klasikal peserta didik mencapai ≥ 85%.

2) Analisis Keefektifan Lembar Observasi Aktivitas Guru

Pemeriksaan efektivitas E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten

Tuban kemudian disurvei dari lembar observasi aktivitas guru. Kapasitas guru

untuk mengendalikan pembelajaran dengan memanfaatkan E-LKPD, disurvei

dengan melakukan perhitungan presentase aktivitas guru dalam perspektif

pembelajaran. Adapun peneliti bertindak sebagai guru pada uji coba produk
106

kelompok kecil dengan memanfaatkan E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban, sehingga Guru Kelas menjadi observer untuk

menilailembar observasi aktivitas guru.

Selain itu, informasi dari uji coba produk kelompok kecil pada hasil

lembar observasi aktivitas guru dipaparkan pada Tabel 4.11 (Data Hasil

Lembar Observasi Aktivitas Guru Uji Coba Produk Kelompok Kecil)

diketahui bahwa nilai keseluruhan yang diperoleh dalam pembelajaran 1 dan

2 adalah 107 dari nilai terbesar adalah 112. Berdasarkan informasi tersebut,

tingkat presentase lembar observasi aktivitas guru dapat diperoleh dengan

memanfaatkan rumus berikut.

Diketahui:

Tse = 107

Tsh = 112

Ditanya:

OAG : Observasi Aktivitas Guru

Jawab:
TSe
OAG = TSh x 100%

107
OAG = 112 x 100%

OAG = 0,9554 x 100%

OAG = 95,54%

Berdasarkan hasil estimasi di atas, diketahui bahwa hasil lembar

observasi aktivitas guru mendapat tingkat 95,54% pada uji coba produk

kelompok kecil. Selain itu, presentase dikaji untuk menentukan tingkat

kriteria aktivitas guru sesuai Tabel 3.15 (Kriteria Aktivitas Guru). Oleh
107

karena itu, cenderung dianggap bahwa aktivitas guru dalam memanfaatkan

E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban pada uji coba produk

kelompok kecil dinyatakan sangat baik mengingat konsekuensi dari lembar

observasi aktivitas guru yang mencapai 95,54%

3) Analisis Keefektifan Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik

Pemeriksaan efektivitas E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten

Tuban kemudian diaudit dari lembar observasi aktivitas peserta didik. Lembar

observasi aktivitas peserta didik diisi guna mengetahui tindakan ranah

psikomotor dan afektif peserta didik sehubungan dengan pemanfaatan produk

pengembangan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban.

Observer di uji coba produk kelompok kecil yang bertugas menilai lembar

observasi aktivitas peserta didik adalah Siti Aisah dan Dewi Sri Astutik.

Selain itu, informasi hasil lembar observasi aktivitas peserta didik di uji

coba produk kelompok kecil disajikan pada Tabel 4.12 (Data Hasil Lembar

Observasi Aktivitas Peserta Didik Uji Coba Produk Kelompok Kecil)

diketahui bahwa nilai ketuntasan yang diperoleh dalam pembelajaran 1 dan 2

sama dengan 110 dari nilai terbesar 120. Berdasarkan informasi tersebut,

tingkat presentase dari lembar observasi aktivitas peserta didik dapat

diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut.

Diketahui:

Tse = 110

Tsh = 120

Ditanya:

OAPD : Observasi Aktivitas Peserta Didik


108

Jawab:

TSe
OAPD = TSh x 100%

110
OAPD = 120 x 100%

OAPD = 0,9167 x 100%

OAPD = 91,67%

Berdasarkan hasil estimasi di atas, diketahui bahwa hasil lembar

observasi aktivitas peserta didik mendapat tingkat 91,67% pada uji coba

produk kelompok kecil. Selain itu, hasil presentase dikaji untuk menentukan

tingkat kriteria aktivitas peserta didik sesuai Tabel 3.15 (Kriteria Aktivitas

Peserta Didik). Oleh karena itu, cenderung dianggap bahwa aktivitas peserta

didik dari perspektif psikomotor dan afektif dalam pembelajaran matematika

memanfaatkan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban pada uji

coba produk kelompok kecil dinyatakan sangat baik mengingat konsekuensi

dari lembar observasi aktivitas peserta didik yang mencapai 91,67%.

Tabel 4.23 Rekapitulasi Analisis Uji Keefektifan Produk pada Uji Coba
Produk Kelompok Kecil
No. Aspek yang diamati Skor Kategori
1. Hasil Belajar 100% Tuntas
2 Lembar Observasi Aktivitas Guru 95,54% Sangat Baik
3. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik 91,67% Sangat Baik

Berdasarkan evaluasi hasil belajar peserta didik sebesar 100%, lembar

observasi aktivitas guru mendapat taraf 95,54% dan hasil lembar observasi

aktivitas peserta didik 91,67% dalam uji coba produk kelompok kecil. Dari

hasil tersebut disadari bahwa E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten

Tuban yang dimanfaatkan dalam pembelajaran adalah efektif. Hasil


109

persentase uji coba produk kelompok kecil dari segi keefektifan E-LKPD

Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban dapat dilihat pada diagram

sebagai berikut.

Rekapitulasi Analisis Uji Keefektifan Produk


Uji Coba Produk Kelompok Kecil

100%

95%

90%

85%
Hasil Belajar Lembar Observasi Lembar Observasi
Aktivitas Guru Aktivitas Peserta
Didik

Gambar 4.3 Diagram Rekapitulasi Analisis Uji Keefektifan Produk pada


Uji Coba Produk Kelompok Kecil

4) Analisis Kemenarikan Angket Respon Guru

Dalam pengujian kemenarikan dengan menggunakan E-LKPD

Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban cenderung dinilai melalui hasil

angket respon guru dan angket respon peserta didik. Studi banding didapat

dari hasil angket respon guru menentukan tingkat daya tarik produk yang

dikembangkan oleh peneliti berdasarkan perspektif guru. Informasi hasil

angket respon guru terdapat pada Tabel 4.13 (Data Hasil Angket Respon Guru

Uji Coba Produk Kelompok Kecil) diketahui bahwa skor keseluruhan yang

diperoleh adalah 37 dari skor paling besar 40. Dari informasi ini, tingkat

presentase dari angket respon guru dapat diperoleh dengan menggunakan

persamaan yang menyertainya:

Diketahui:

Tse = 37
110

Tsh = 40

Ditanya:

Arg : Hasil Angket Respon Guru

Jawab:

TSe
Arg = TSh x 100%

37
Arg = 40 x 100%

Arg = 0,925 x 100%

Arg = 92,50%

Dari konsekuensi perhitungan tersebut, disadari bahwa hasil presentase

dari angket respon guru mendapat tingkat 92,50% di uji coba produk

kelompok kecil. Selain itu, hasil konsekuensi dibedah untuk menentukan

besaran kemenarikan pada produk E-LKPD sesuai Tabel 3.12 (Kriteria

Respon Guru). Selanjutnya cenderung berkesimpulan bahwa kemenarikan

produk menurut perspektif guru dalam uji coba produk kelompok kecil

dengan memanfaatkan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban

dinyatakan sangat menarik mengingat presenstase hasil angket respon guru

yang mencapai 92,50%.

5) Analisis Kemenarikan Angket Respon Peserta Didik

Penyelidikan daya tarik produk di uji coba produk kelompok kecil yang

melibatkan pemanfaatan produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban kemudian disurvei melalui hasil angket respon peserta

didik. Pemeriksaan kualitas menarik yang diperoleh dari hasil angket respon

peserta didik menentukan tingkat daya pikat produk yang dikembangkan oleh

peneliti berdasarkan perspektif peserta didik. Informasi hasil angket respon


111

peserta didik terdapat pada Tabel 4.14 (Data Hasil Angket Respon Peserta

Didik Uji Coba Produk Kelompok Kecil) diketahui bahwa nilai ketuntasan

yang diperoleh adalah 288 dari nilai terbesar 300. Berdasarkan informasi hal

tersebut, tingkat presentase hasil angket respon peserta didik diperoleh

dengan menggunakan rumus berikut.

Diketahui:

Tse = 288

Tsh = 300

Ditanya:

Arpd : Hasil Angket Respon Peserta Didik

Jawab:
TSe
Arpd = TSh x 100%

288
Arpd = 300 x 100%

Arpd = 0,96 x 100%

Arpd = 96%

Dari konsekuensi perhitungan tersebut, diketahui bahwa hasil

presentase dari hasil angket respon peserta didik mendapat tingkat 96% di uji

coba produk kelompok kecil. Selain itu, konsekuensi dibedah untuk

menentukan besaran kemenarikan produk E-LKPD sesuai Tabel 3.13

(Kriteria Respon Peserta Didik). Selanjutnya cenderung berkesimpulan

bahwa kemenarikan produk menurut perspektif peserta didik dalam uji coba

produk kelompok kecil dengan memanfaatkan E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban dinyatakan sangat menarik mengingat

presenstase hasil angket respon peserta didik yang mencapai 96%.


112

Tabel 4.24 Rekapitulasi Analisis Uji Kemenarikan Produk pada Uji Coba
Produk Kelompok Kecil
No. Aspek yang diamati Skor Kategori
1. Angket Respon Guru 92,50% Sangat Menarik
2. Angket Respon Peserta Didik 96% Sangat Menarik

Berdasarkan hasil angket respon guru mendapat taraf 92,50% dan hasil

angket respon peserta didik 96% dalam uji coba produk kelompok kecil. Dari

hasil tersebut disadari bahwa E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten

Tuban yang dimanfaatkan dalam pembelajaran adalah sangat menarik. Hasil

persentase uji coba produk kelompok kecil dari segi kemenarikan E-LKPD

Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban dapat dilihat pada diagram

sebagai berikut:

Rekapitulasi Analisis Uji Kemenarikan Produk


Uji Coba Produk Kelompok Kecil

96%

94%

92%

90%
Angket Respon Guru Angket Respon Peserta
Didik

Gambar 4.4 Diagram Rekapitulasi Analisis Uji Kemenarikan Produk pada


Uji Coba Produk Kelompok Kecil

6) Kesimpulan Hasil Uji Coba Produk Kelompok Kecil

Dilihat dari pelaksanaan tahap pertama, disadari bahwa tingkat

keefektifan produk bahan ajar ditinjau dari hasil belajar peserta didik

memperoleh skor sebanyak 100% dengan kategori tuntas; konsekuensi

lembar observasi aktivitas guru mendapat skor 95,54% dengan klasifikasi

umum sangat baik; dan hasil lembar observasi aktivitas peserta didik
113

mendapat skor 91,67% dengan klasifikasi sangat baik. Selain itu, hasil

presenatase kemenarikan produk bahan ajar yang ditinjau dari hasil angket

respon guru memperoleh skor sebanyak 92,50% dalam klasifikasi sangat

menarik dan hasil angket respon peserta didik mendapat skor 96% dalam

klasifikasi yang sangat menarik.

Tabel 4.25 Rekapitulasi Analisis Uji Keefektifan dan Kemenarikan


Produk pada Uji Coba Produk Kelompok Kecil
No. Aspek yang diamati Skor Kategori
1. Hasil Belajar 100% Tuntas

2 Lembar Observasi Aktivitas Guru 95,54% Sangat Baik


3. Lembar Observasi Aktivitas Peserta 91,67% Sangat Baik
Didik
4. Angket Respon Guru 92,50% Sangat Menarik
5. Angket Respon Peserta Didik 96% Sangat Menarik

Adapun hasil implementasi pada tahap uji coba produk kelompok kecil

menggunakan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban dapat

ditampilkan pada diagram sebagai berikut:

Rekapitulasi Hasil Uji Keefektifan dan Kemenarikan


Uji Coba Produk Kelompok Kecil

100.00%
98.00%
96.00%
94.00%
92.00%
90.00%
88.00%
86.00%
Hasil Lembar Lembar Angket Angket
Belajar Observasi Observasi Respon Respon
Aktivitas Aktivitas Guru Peserta
Guru Peserta Didik
Didik

Gambar 4.5 Diagram Hasil Uji Coba Produk Kelompok Kecil


114

c. Analisis Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar

1) Analisis Keefektifan Hasil Belajar

Pemeriksaan keefektifan dilakukan dengan menggunakan hasil belajar

peserta didik. Hasil belajar yang dimaksud hanya dalam aspek kognitif.

Pemenuhan hasil belajar disesuaikan dengan nilai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) di SDN Rengel I yaitu 70. Hasil belajar peserta didik pada

uji coba pemakaian kelompok besar disajikan pada Tabel 4.16 (Data Subjek

Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar). Hasil tes dari setiap peseta didik yang

telah diklasifikasikan tuntas atau tidak tuntas, selanjutnya akan diselesaikan

dengan menggunakan rumus persentase ketuntasan klasikal. Adapun rumus

perhitungan persentase ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut:

Tse = 22

Tsh = 22

Ditanya:

P : Persentase Ketuntasan Belajar

Jawab:

∑Tse
P = ∑Tsh x 100%

22
P= x 100%
22

P = 100%

Dapat diketahui hasil presentase ketuntasan belajar peserta didik pada

perhitungan di atas adalah sebesar 100%. Dengan demikian, pada uji coba

pemakaian kelompok besar semua peserta didik d inyatakan tuntas belajar

karena nilai yang didapatkan melampaui KKM di SDN Rengel I, yaitu ≥ 70

dan ketuntasan klasikal peserta didik mencapai ≥ 85%.


115

2) Analisis Keefektifan Lembar Observasi Aktivitas Guru

Pemeriksaan efektivitas E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten

Tuban kemudian disurvei dari lembar observasi aktivitas guru. Adapun

peneliti bertindak sebagai guru pada uji coba pemakaian kelompok besar

dengan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban, sehingga Guru

Kelas menjadi observer untuk menilai lembar observasi aktivitas guru.

Selain itu, informasi dari uji coba pemakaian kelompok besar pada hasil

lembar observasi aktivitas guru dipaparkan pada Tabel 4.17 (Data Hasil

Lembar Observasi Aktivitas Guru Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar)

diketahui bahwa nilai keseluruhan yang diperoleh dalam pembelajaran 1 dan

2 adalah 105 dari nilai terbesar adalah 112. Berdasarkan informasi tersebut,

tingkat presentase lembar observasi aktivitas guru dapat diperoleh dengan

memanfaatkan rumus berikut.

Diketahui:

Tse = 105

Tsh = 112

Ditanya:

OAG : Observasi Aktivitas Guru

Jawab:
TSe
OAG = TSh x 100%

105
OAG = 112 x 100%

OAG = 0,9375 x 100%

OAG = 93,75%
116

Berdasarkan hasil estimasi di atas, diketahui bahwa hasil lembar

observasi aktivitas guru mendapat tingkat 93,75% pada uji coba pemakaian

kelompok besar. Selain itu, presentase dikaji untuk menentukan tingkat

kriteria aktivitas guru sesuai Tabel 3.15 (Kriteria Aktivitas Guru). Oleh

karena itu, cenderung dianggap bahwa aktivitas guru dalam memanfaatkan

E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban pada uji coba

pemakaian kelompok besar dinyatakan sangat baik mengingat konsekuensi

dari lembar observasi aktivitas guru yang mencapai 93,75%.

3) Analisis Keefektifan Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik

Pemeriksaan efektivitas E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten

Tuban kemudian diaudit dari lembar observasi aktivitas peserta didik.

Observer di uji coba pemakaian kelompok besar yang bertugas menilai

lembar observasi aktivitas peserta didik adalah adalah Siti Aisah, Dewi Sri

Astutik, Ayundia Novelisakina, dan Intan Tiara Dewi.

Selain itu, informasi hasil lembar observasi aktivitas peserta didik di uji

coba pemakaian kelompok besar disajikan pada Tabel 4.18 (Data Hasil

Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Uji Coba Pemakaian Kelompok

Besar) diketahui bahwa nilai ketuntasan yang diperoleh dalam pembelajaran

1 dan 2 sama dengan 106,50 dari nilai terbesar 120. Berdasarkan informasi

tersebut, tingkat presentase dari lembar observasi aktivitas peserta didik dapat

diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut.

Diketahui:

Tse = 106,50

Tsh = 120
117

Ditanya:

OAPD : Observasi Aktivitas Peserta Didik

Jawab:
TSe
OAPD = TSh x 100%

106,50
OAPD = x 100%
120

OAPD = 0,8875 x 100%

OAPD = 88,75%

Berdasarkan hasil estimasi di atas, diketahui bahwa hasil lembar

observasi aktivitas peserta didik mendapat tingkat 88,75% pada uji coba

pemakaian kelompok besar. Selain itu, presentase dikaji untuk menentukan

tingkat kriteria aktivitas peserta didik sesuai Tabel 3.15 (Kriteria Aktivitas

Peserta Didik). Oleh karena itu, cenderung dianggap bahwa aktivitas peserta

didik dari perspektif psikomotor dan afektif dalam pembelajaran matematika

memanfaatkan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban pada uji

coba pemakaian kelompok besar dinyatakan sangat baik mengingat

konsekuensi dari lembar observasi aktivitas peserta didik mencapai 88,75%.

Tabel 4.26 Rekapitulasi Analisis Uji Keefektifan Produk pada Uji Coba
Pemakaian Kelompok Besar
No. Aspek yang diamati Skor Kategori
1. Hasil Belajar 100% Tuntas

2 Lembar Observasi Aktivitas Guru 93,75% Sangat Baik


3. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik 88,75% Sangat Baik

Berdasarkan evaluasi hasil belajar peserta didik sebesar 100%, lembar

observasi aktivitas guru mendapat taraf 93,75% dan hasil lembar observasi

aktivitas peserta didik 88,757% dalam uji coba pemakaian kelompok besar.
118

Dari hasil tersebut diketahui bahwa pemanfaatan E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban dalam pembelajaran adalah efektif sesuai

dengan Sulistiyowati (2021:73). Hasil persentase uji coba pemakaian

kelompok besar dari segi keefektifan E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban dapat dilihat pada diagram sebagai berikut:

Rekapitulasi Analisis Uji Keefektifan Produk


Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar

100%
95%
90%
85%
80%
Hasil Belajar Lembar Observasi Lembar Observasi
Aktivitas Guru Aktivitas Peserta
Didik

Gambar 4.6 Diagram Rekapitulasi Analisis Uji Keefektifan Produk pada


Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar

4) Analisis Kemenarikan Angket Respon Guru

Dalam pengujian kemenarikan dengan menggunakan E-LKPD

Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban cenderung dinilai melalui hasil

angket respon guru dan angket respon peserta didik. Informasi hasil angket

respon guru terdapat pada Tabel 4.19 (Data Hasil Angket Respon Guru Uji

Coba Pemakaian Kelompok Besar) diketahui bahwa skor keseluruhan yang

diperoleh adalah 36 dari skor paling besar 40. Dari informasi ini, tingkat

presentase dari angket respon guru dapat diperoleh dengan menggunakan

persamaan yang menyertainya:

Diketahui:

Tse = 36
119

Tsh = 40

Ditanya:

Arg : Hasil Angket Respon Guru

Jawab:

TSe
Arg = TSh x 100%

36
Arg = 40 x 100%

Arg = 0,9 x 100%

Arg = 90%

Dari konsekuensi perhitungan tersebut, disadari bahwa hasil presentase

dari angket respon guru mendapat tingkat 90% di uji coba pemakaian

kelompok besar. Selain itu, hasil konsekuensi dibedah untuk menentukan

besaran kemenarikan pada produk E-LKPD sesuai Tabel 3.12 (Kriteria

Respon Guru). Selanjutnya cenderung berkesimpulan bahwa kemenarikan

produk menurut perspektif guru dalam uji coba pemakaian kelompok besar

dengan memanfaatkan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban

dinyatakan sangat menarik mengingat presenstase hasil angket respon guru

yang mencapai 90%.

5) Analisis Kemenarikan Angket Respon Peserta Didik

Penyelidikan daya tarik produk uji coba pemakaian kelompok besar

yang melibatkan pemanfaatan produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban kemudian disurvei melalui hasil angket respon peserta

didik. Informasi hasil angket respon peserta didik terdapat pada Tabel 4.20

(Data Hasil Angket Respon Peserta Didik Uji Coba Pemakaian Kelompok

Besar) diketahui bahwa nilai ketuntasan yang diperoleh adalah 1045 dari nilai
120

terbesar 1100. Berdasarkan informasi hal tersebut, tingkat presentase hasil

angket respon peserta didik diperoleh dengan menggunakan rumus berikut.

Diketahui:

Tse = 1045

Tsh = 1100

Ditanya:

Arpd : Hasil Angket Respon Peserta Didik

Jawab:

TSe
Arpd = x 100%
TSh

1045
Arpd = x 100%
1100

Arpd = 0,95 x 100%

Arpd = 95%

Dari konsekuensi perhitungan tersebut, diketahui bahwa hasil

presentase dari hasil angket respon peserta didik mendapat tingkat 95% di uji

coba pemakaian kelompok besar. Selain itu, konsekuensi dibedah untuk

menentukan besaran kemenarikan produk E-LKPD sesuai Tabel 3.13

(Kriteria Respon Peserta Didik). Selanjutnya cenderung berkesimpulan

bahwa kemenarikan produk menurut perspektif peserta didik dalam uji coba

pemakaian kelompok besar dengan memanfaatkan E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban dinyatakan sangat menarik mengingat

presenstase hasil angket respon peserta didik yang mencapai 95%.


121

Tabel 4.27 Rekapitulasi Analisis Uji Kemenarikan Produk pada


Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar
No. Aspek yang diamati Skor Kategori
1. Angket Respon Guru 90% Sangat Menarik
2. Angket Respon Peserta Didik 95% Sangat Menarik

Berdasarkan hasil angket respon guru mendapat taraf 90% dan hasil

angket respon peserta didik 95% dalam uji coba pemakaian kelompok besar.

Dari hasil tersebut disadari bahwa E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban yang dimanfaatkan dalam pembelajaran adalah sangat

menarik. Hasil persentase uji coba pemakaian kelompok besar dari segi

kemenarikan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban dapat

dilihat pada diagram sebagai berikut:

Rekapitulasi Analisis Uji Kemenarikan Produk


Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar

96.00%
94.00%
92.00%
90.00%
88.00%
86.00%
Angket Respon Guru Angket Respon Peserta
Didik

Gambar 4.7 Diagram Rekapitulasi Analisis Uji Kemenarikan Produk pada


Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar

6) Kesimpulan Hasil Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar

Dilihat dari pelaksanaan tahap kedua, disadari bahwa tingkat

keefektifan produk bahan ajar ditinjau dari hasil belajar peserta didik

memperoleh skor sebanyak 100% dengan kategori tuntas; konsekuensi

lembar observasi aktivitas guru mendapat skor 93,75% dengan klasifikasi

umum sangat baik; dan hasil lembar observasi aktivitas peserta didik
122

mendapat skor 88,75% dengan klasifikasi sangat baik. Selain itu, hasil

presenatase kemenarikan produk bahan ajar yang ditinjau dari hasil angket

respon guru memperoleh skor sebanyak 90% dalam klasifikasi sangat

menarik dan hasil angket respon peserta didik mendapat skor 95% dalam

klasifikasi yang sangat menarik.

Tabel 4.28 Rekapitulasi Analisis Uji Keefektifan dan Kemenarikan


Produk pada Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar
No. Aspek yang diamati Skor Kategori
1. Hasil Belajar 100% Tuntas

2 Lembar Observasi Aktivitas Guru 93,75% Sangat Baik


3. Lembar Observasi Aktivitas Peserta 88,75% Sangat Baik
Didik
4. Angket Respon Guru 90% Sangat Menarik
5. Angket Respon Peserta Didik 95% Sangat Menarik

Adapun hasil pelaksanaan pada tahap uji coba pemakaian kelompok

besar menggunakan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban

dapat ditampilkan pada diagram sebagai berikut:

Rekapitulasi Hasil Uji Keefektifan dan Kemenarikan Uji


Coba Pemakaian Kelompok Besar

100.00%
95.00%
90.00%
85.00%
80.00%
Hasil Lembar Lembar Angket Angket
Belajar Observasi Observasi Respon Respon
Aktivitas Aktivitas Guru Peserta
Guru Peserta Didik
Didik

Gambar 4.8 Diagram Hasil Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar


123

B. Pembahasan

Penelitian dengan teknik Research and Development (R&D) yang

dilakukan oleh peneliti di SDN Rengel I ini untuk mengembangkan

mengembangkan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV

Materi Pengukuran Sudut yang valid, efektif, dan menarik. Pengembangan ini

menggunakan model ADDIE yang membahas setiap tahap, khususnya tahap

Analisis (Analyze), tahap Desain (Design), tahap Pengembangan (Development),

tahap Implementasi (Implementation), dan tahap Evaluasi (Evaluation). Produk

dibuat menggunakan model ADDIE karena sesuai dengan kebutuhan

pengembangan. Seperti yang diungkapkan oleh Tegeh, dkk (2014:41) bahwa

model ADDIE disusun secara terencana dengan langkah-langkah tindakan yang

terstruktur sehingga sangat cocok digunakan untuk mengembangkan bahan ajar

berupa E-LKPD. Lebih lanjut, hasil dan analisis data penelitian pengembangan ini

telah dijabarkan seperti di atas termasuk menguji tingkat kevalidan, keefektifan

dan kemenarikan produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban.

Tahap analisis (analyze) dalam pengembangan produk E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban dilakukan dengan mengidentifikasi masalah

dan menganalisis kebutuhan. Analisis masalah dilakukan saat pra penelitian pada

tanggal 25 Oktober 2021 melalui kegiatan wawancara, observasi, dan lembar

angket kebutuhan peserta didik. Kegiatan wawancara dilaksanakan bersama Wali

Kelas IV SD Negeri Rengel I, yaitu Bapak Lasiran, S.Pd., sedangkan para peserta

didik Kelas IV diminta untuk mengisi lembar angket kebutuhan peserta didik.

Kemudian pada kegiatan observasi dilakukan dengan mengamati aktivitas guru


124

saat kegiatan pembelajaran. Itulah tiga instrumen pra penelitian yang digunakan

oleh peneliti dalam kegiatan analisis masalah di lapangan.

Berdasarkan ketiga instrumen pemerolehan informasi tersebut, hasil

pengujian menunjukkan bahwa permasalahan pembelajaran yang terjadi di Kelas

IV SD Negeri Rengel I adalah peserta didik mengalami kesulitan memahami

konsep perkalian dan pembagian termasuk tugas-tugas yang terkait pemecahan

masalah sebagai berpikir kritis dalam keberadaan sehari-hari. Selain itu, diketahui

bahwa peserta didik pun mengalami kesulitan dalam membaca simbol matematika,

dan masih tidak mengetahui cara membaca serta menggunakan alat ukur busur

derajat. Dengan demikian, hasil belajar peserta didik pada materi pengukuran sudut

sebagian besar masih kurang dari KKM. Lebih lanjut, penggunaan bahan ajar

elektronik masih belum pernah dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran,

melainkan hanya berpedoman pada buku utama tanpa buku pendamping lainnya.

Oleh karena itu, diperlukan bahan ajar pendamping seperti E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban guna membantu para guru dalam pembelajaran

matematika khususnya materi pengukuran sudut di Kelas IV SD/MI.

Usai menganalisis permasalahan di lapangan, tahapan selanjutnya adalah

tahap desain produk (design). Pada tahap desain produk ini, meliputi: pengkajian

materi dan pembuatan storyboard. Peneliti menetapkan untuk mengembangkan E-

LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran

Sudut sesuai kebutuhan di lapangan. Materi dikaji seperti pendapat Prastowo

(dalam Bhaghi, 2019:15), menganalisis kurikulum guna menentukan kompetensi

dasar, merumuskan indikator tujuan pembelajaran, menetapkan alat ukur,

menyiapkan bahan materi dan soal evaluasi, serta menyusun struktur E-LKPD.
125

Usai mengkaji materi, peneliti membuat storyboard untuk dikembangkan menjadi

bahan ajar. Adapun komponen storyboard E-LKPD terdiri dari: a) Bagian

pembuka, meliputi: halaman depan/cover, daftar isi, KI, KD, indikator dan tujuan

pembelajaran, serta tujuan penelitian dan petunjuk belajar; b) Bagian isi, meliputi:

materi pembelajaran, latihan soal, dan evaluasi, beserta kunci jawaban; c) Bagian

penutup, meliputi: profil atau identitas pengembang dan daftar pustaka.

Tahap ketiga adalah pengembangan (development). Langkah ini dijalankan

dengan membuat flipbook E-LKPD dan validasi kelayakan produk. Proses

pembuatan flipbook dilakukan melalui proses editing dengan membuat cover dan

background buku elektronik, proses pemrogaman aplikasi Flip PDF Corporate

dengan menambahkan konten storyboard untuk dibuat menjadi buku elektronik,

dan proses build project untuk export produk yang dapat diakses offline maupun

online. Setelah mengembangkan produk E-LKPD, langkah setelahnya pengesahan

produk dilakukan dengan validasi para ahli guna menguji ketercapaian materi yang

valid dikembangkan oleh peneliti sebelum diujicobakan pada peserta didik.

Validasi kelayakan produk dilakukan oleh beberapa ahli, antara lain: ahli bahan

ajar, ahli materi pembelajaran, ahli bahasa, ahli desain pembelajaran. Informasi

yang diperoleh dari evaluasi par ahli ini adalah informasi kuantitatif sebagai skor

dan informasi subjektif sebagai masukan dan ide.

Persetujuan ahli bahan ajar dilakukan pada tanggal 12 Mei 2022 oleh dosen

dengan latar pendidikan Magister (S2) memiliki pengetahuan dan pengalaman

yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar, yaitu Ibu Conny Dian Sumadi,

S.Pd., M.Pd.. Skor yang diperoleh dari penilaian ahli bahan ajar adalah sebesar 65

dari skor maksimal 75, sehingga didapatkan presentase sebesar 86,67% dengan
126

kriteria sangat valid. Lebih lanjut, ahli bahan ajar juga memberikan kritik dan saran

sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan. Selain itu, ahli

bahan ajar juga memberikan saran dan ide sebagai salah satu bahan pertimbangan

untuk melakukan penyempurnaan. Saran dan ide yang disampaikan oleh ahli bahan

ajar, yaitu perbaikan cover E-LKPD dengan menambahkan kelas dan jenjang

sekolah, serta rumus pengukuran sudut; penataan paragraf dan letak gambar; dan

perbaikan gambar pada contoh macam-macam sudut dengan cuplikan

keanekaragaman Kabupaten Tuban. Demikian peneliti mengerjakan produk sesuai

dengan masukan dan ide tersebut.

Berikutnya, persetujuan ahli materi pembelajaran selesai pada 7 Juni 2022

oleh dosen dengan latar pendidikan Magister (S2) yang memiliki pengetahuan dan

pengalaman yang signifikan dengan Sekolah Dasar, yaitu Ibu Puji Rahayu Ningsih,

S.Pd., M.Pd.. Skor yang diperoleh dari penilaian ahli materi pembelajaran adalah

sebesar 43 dari skor maksimal 50, sehingga didapatkan presentase sebesar 86%

dengan kriteria sangat valid. Lebih lanjut, ahli materi pembelajaran juga

memberikan kritik dan saran sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk

melakukan perbaikan. Saran dan ide yang disampaikan ahli materi pembelajaran,

yaitu untuk menghubungkan gambar dengan penjelasan, sehingga kebermanfaatan

gambar ada; dalam membuat soal lebih baik kalimat tanya tidak ganda dan

diberikan tanda tanya (?); dan gambar Engklek lebih baik gambar nyata. Dengan

cara ini, peneliti mengembangkan lebih lanjut produk sesuai dengan informasi dan

ide sebelum melakukan implementasi uji coba produk.

Pada validasi ahli bahasa dilakukan pada tanggal 15 Juni 2022 oleh dosen

dengan latar pendidikan Magister (S2) memiliki pengetahuan dan pengalaman


127

berkaitan dengan bahasa, yaitu Ibu Tyasmiarni Citrawati, S.Pd., M.Pd.. Skor yang

diperoleh dari penilaian ahli bahan ajar adalah sebesar 29 dari skor maksimal 35,

sehingga didapatkan presentase sebesar 82,86% dengan kriteria valid. Lebih lanjut,

ahli bahasa memberikan kritik dan saran sebagai salah satu bahan pertimbangan

untuk melakukan perbaikan. Saran dan ide yang disampaikan ahli bahasa, yaitu

memperbaiki ejaan. Demikian peneliti memperbaiki produk sesuai masukan dan

saran tersebut sebelum sampai pada tahap uji coba.

Terakhir, validasi ahli desain pembelajaran dilakukan pada tanggal 21 Mei

2022 oleh guru dengan latar pendidikan Sarjana (S1) memiliki pengetahuan dan

pengalaman berkaitan dengan perencanaan pembelajaran, yaitu Bapak Lasiran,

S.Pd.. Skor yang didapat dari evaluasi ahli desain pembelajaran, yaitu 69 dari skor

terbesar 75, sehingga didapatkan presentase sebesar 92% dengan kriteria sangat

valid. Lebih lanjut, ahli desain pembelajaran juga memberikan kritik dan saran

sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan. Saran dan ide

yang disampaikan ahli desain pembelajaran, yaitu alokasi waktu disesuaikan

dengan materi dan banyak soal evaluasi. Demikian peneliti memperbaiki produk

seperti masukan dan ide, sehingga valid digunakan untuk pelaksanaan uji coba

produk kelompok kecil.

Berikut perhitungan data kevalidan bahan ajar didapatkan dari penilaian

validasi para ahli, antara lain: ahli bahan ajar adalah sebesar 86,67%; ahli materi

pembelajaran adalah sebesar 86%; ahli bahasa adalah 82,86%, dan ahli desain

pembelajaran adalah sebanyak 92%. Adapun rata-rata presentase kevalidan produk

berdasarkan keempat validasi ahli adalah sebesar 86,88%. Sesuai dengan Akbar

(2017:41) mengenai kriteria kevalidan produk, maka presentase sebesar 86,88%


128

termasuk pada kriteria produk yang sangat valid sehingga produk E-LKPD

Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut

dapat digunakan di sekolah meskipun tanpa revisi. Usai memperoleh kevalidan

produk sehingga layak digunakan di sekolah, maka diteruskan sampai tahap

implementasi dengan diujicobakan pada kelompok kecil dan kelompok besar.

Tahap pelaksanaan (implementation) ini diarahkan untuk kegiatan ujicoba

kelompok kecil dan kelompok besar. Uji coba pertama dilakukan kepada kelompok

kecil selama dua pembelajaran, tepatnya pada tanggal 18 dan 20 Juni 2022 di Kelas

IV SDN Rengel I. Subjek yang digunakan adalah 6 peserta didik pada Kelas IV

dengan kemampuan yang beragam. Adapun tujuan uji coba produk kelompok kecil

guna menentukan tingkat efektif dan daya tarik produk yang dikembangkan oleh

peneliti, khususnya E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV

Materi Pengukuran Sudut. Efektivitas produk ditinjau dari hasil belajar untuk

mengukur kognitif peserta didik, presentase dari lembar observasi aktivitas guru,

dan lembar observasi aktivitas peserta didik dalam aspek afektif dan psikomotor.

Tingkat efektif produk di bagian uji coba pertama kelompok kecil ditinjau

dari hasil belajar peserta didik, hasil lembar observasi aktivitas guru, dan hasil

lembar observasi aktivitas peserta didik. Hasil belajar peserta didik sebagaimana

terlihat pada Tabel 4.10 (Data Hasil Belajar Uji Coba Produk Kelompok Kecil)

cenderung terlihat bahwa semua peserta didik mendapatkan nilai 70, khususnya

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran matematika yang

berlaku di SDN Rengel I Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semua peserta

didik pada penyisihan materi kumpul kecil dinyatakan selesai belajar dengan

presentase ketuntasan kalsikal peserta didik 100%.


129

Selain itu, tingkat efektif produk juga dilihat dari hasil lembar observasi

aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas peserta didik selama pengerjaan dua

pembelajaran. Pada pembelajaram pertama, hasil observasi aktivitas guru

memperoleh skor sebanyak 53 dari skor maksimal sebanyak 56 dengan presentase

sebesar 94,64%, sedangkan skor hasil observasi aktivitas peserta didik adalah

sebanyak 324 dari skor maksimal sebanyak 360 dengan presentase sebesar 90%.

Kemudian pada pembelajaran kedua hasil observasi aktivitas guru memperoleh

skor sebanyak 54 dari skor maksimal sebanyak 56 dengan presentase sebesar

96,43%, sedangkan skor hasil observasi aktivitas peserta didik adalah sebanyak

336 dari skor maksimal sebanyak 360 dengan presentase sebesar 93,34%. Dari

penjelasan tersebut terlihat bahwa rata-rata nilai lembar observasi aktivitas guru

adalah 95,54% dengan kriteria umum sangat baik dan konsekuensi lembar

observasi aktivitas peserta didik mendapatkan nilai 91,67% dengan umumnya

sangat baik. Dari hasil tersebut, cenderung berkesimpulan bahwa produk E-LKPD

Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut

yang digunakan dalam pembelajaran dikatakan efektif.

Tingkat kemenarikan bahan ajar di uji coba pertama ditinjau dari skor

angket respon guru dan angket respon peserta didik setelah menggunakan produk

di akhir pembelajaran. Adapun skor hasil angket respon guru seperti yang

ditunjukkan pada Tabel 4.13 (Data Hasil Angket Respon Guru Uji Coba Produk

Kelompok Kecil) adalah 37 dari skor paling banyak 40 dengan taraf 92,50%

termasuk katergori yang sangat menarik. Kemudian hasil dari angket respon

peserta didik ditampilkan pada Tabel 4.14 (Data Hasil Angket Respon Peserta

Didik untuk Uji Coba Produk Kelompok Kecil) adalah 288 dari skor paling banyak
130

300 dengan tingkat 96% termasuk kategori sangat menarik. Dari hasil tersebut,

cenderung diduga bahwa materi E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten

Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut yang digunakan dalam pembelajaran

adalah sangat menarik.

Setelah menyelesaikan tahap uji coba pertama kelompok kecil, peneltii

memeriksa dan memikirkan semua informasi yang didapat pada tahap penilaian

(Evaluation). Pada tahap penilaian ini, peneliti mengevaluasi setiap informasi yang

diperoleh, baik informasi kuantitatif sebagai skor maupun informasi subjektif

sebagai info dan ide. Skor yang diperoleh akan ditangani untuk memutuskan efek

lanjutan dari informasi dari setiap instrumen estimasi yang digunakan untuk

menguji tingkat keefektifan dan kemenarikan produk. Demikian juga ada

tambahan informasi subjektif, yaitu informasi dan ide yang diberikan oleh observer

pada lembar observasi aktivitas guru dan angket respon guru setelah pelaksanaan

pembelajaran tahap pertama uji coba produk kelompok kecil.

Sehubungan dengan informasi dan gagasan yang diberikan oleh observer

pada lembar observasi aktivitas guru, secara keseluruhan pembelajaran berjalan

dengan baik, untuk pertemuan selanjutnya lebih fokuslah pada pemanfaatan waktu.

Kemudian dalam angket respon guru, observer juga memberikan masukan dan

gagasan yang menyatakan bahwa secara keseluruhan pembelajaran berjalan

dengan baik, namun yang perlu diperhatikan adalah waktu yang diharapkan untuk

penilaian. Berdasarkan sumber data dan gagasan tersebut, peneliti memperbaiki

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lebih lanjut dengan mengubah

penetapan waktu untuk klarifikasi materi pembelajaran dan pelaksanaan penilaian

sebelum pelaksanaan pada tahap kedua uji coba pemakaian kelompok besar.
131

Pada tahap kedua uji coba kelompok besar dilaksanakan selama dua kali

pembelajaran, yaitu pada tanggal 21 & 22 Juni 2022 di Kelas IV SDN Rengel I.

Subjek yang digunakan untuk uji coba tersebut adalah seluruh peserta didik di

Kelas IV kecuali 6 subjek tahap pertama uji coba kelompok kecil. Motivasi dari

tahap lanjutan ini adalah untuk mengetahui tingkat keefektifan dan kemenarikan

E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran

Sudut pada saat pelaksanaan di sekolah. Keefektifan produk dapat diwujudkan

melalui hasil belajar peserta didik, presentase dari lembar observasi aktivitas guru,

dan lembar observasi aktivitas peserta didik. Evaluasi kognitif peserta didik harus

dilihat dari hasil belajarnya, sedangkan penilaian cara pandang dan kemampuan

peserta didik harus terlihat dari hasil observasi aktivitas peserta didik. Presentase

dari lembar observasi aktivitas guru digunakan untuk mensurvei perspektif dan

kemampuan guru dalam menghadapi kelas selama pembelajaran.

Kemudian, tingkat keefektifan produk pada uji coba kedua ditinjau hasil

belajar peserta didik, hasil lembar lembar observasi aktivitas guru, dan hasil lembar

observasi aktivitas peserta didik diperoleh dari pelaksanaan dua pembelajaran.

Hasil belajar peserta didik sebagaimana terlihat pada Tabel 4.16 (Data Hasil

Belajar Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar) cenderung terlihat bahwa semua

peserta didik mendapat nilai ≥ 70, Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) untuk

mata pelajaran matematika yang ada di SDN Rengel I. Dengan demikian, dapat

diduga bahwa semua peserta didik pada uji coba tahap kedua dinyatakan telah

selesai belajar dengan presentase ketuntasan klasikal peserta didik 100%.

Kemudian tingkat keefektifan produk juga dilihat melalui hasil lembar

observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas peserta didik selama
132

pelaksanaan dua pembelajaran. Pada pembelajaran pertama, lembar observasi

aktivitas guru mendapat skor 52 dari skor terbesar 56 dengan taraf 92,86%,

sedangkan skor dari lembar observasi peserta didik mendapat skor 1144 dari skor

paling banyak 1320 dengan tingkat 86,67%. Kemudian pada pembelajaran kedua,

lembar observasi aktivitas guru mendapat skor 53 dari skor paling banyak 56

dengan taraf 94,64%, sedangkan skor lembar observasi aktivitas peserta didik

mendapat skor 1199 dari skor terbesar 1320 dengan taraf 90,84%. Dari penjelasan

tersebut terlihat bahwa rata-rata nilai lembar observasi aktivitas guru adalah

93,75% dengan standar sangat baik dan lembar observasi aktivitas peserta didik

mendapatkan nilai 88,75% dengan standar sangat baik. Dari hasil tersebut,

cenderung berkesimpulan bahwa pemanfaatan E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut dalam pembelajaran pada

uji cob atahap kedua kelompok besar dapat dikatakan efektif.

Pada kualitas menarik pada uji coba kedua kelompok besar ditinjau survei

angket respon guru dan angket respon peserta didik setelah menggunakan produk

pada akhir pembelajaran. Skor hasil angket respon guru seperti yang ditampilkan

pada Tabel 4.19 (Data Hasil Angket Respon Guru Uji Coba Pemakaian Kelompok

Besar) adalah 36 dari skor terbesar 40 dengan taraf 90% termasuk kategori yang

sangat menarik. Kemudian hasil survey angket respon peserta didik ditampilkan

pada Tabel 4.20 (Data Hasil Angket Respon Peserta Didik Uji Coba Pemakaian

Kelompok Besar) adalah 1045 dari skor paling banyak 1320 dengan taraf 95%

termasuk standar yang sangat menarik. Dari hasil tersebut cenderung

berkesimpulan bahwa pemanfaatan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten


133

Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut dalam pembelajaran pada uji coba tahap

kedua kelompok besar dapat dikatakan sangat menarik.

Setelah menyelesaikan setiap tahapan dari model penelitian pengembangan

ini, data keseluruhan yang didapat menunjukkan bahwa pengembangan E-LKPD

Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudu

disambut dengan reaksi yang layak digunakan sebagai bahan ajar pendamping. Hal

ini dibuktikan dengan hasil informasi yang diperoleh dari para ahli, observer, dan

peserta didik untuk mensurvei bagian-bagian kevalidan, keefektifan dan

kemenarikan dari produk yang telah dilaksanakan pada tahap uji coba produk

kelompok kecil dan uji coba pemakaian kelompok besar. Dengan adanya E-LKPD

Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban ini cenderung dapat dimanfaatkan

sebagai bahan ajar pendamping untuk membantu pelaksanaan pembelajaran

khususnya pada pembelajaran matematika di Kelas IV materi pengukuran sudut.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk bahan ajar pendamping,

yaitu E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV Materi

Pengukuran Sudut dengan kaidah yang valid, efektif, dan menarik. Model

pengembangan ADDIE digunakan dengan hasil yang didapat, antara lain: 1)

Analisis, menemukan bahwa guru belum pernah mengembangkan bahan ajar

pendamping berbasis elektronik dan peserta didik kesulitan dalam membaca dan

mengukur sudut menggunakan busur derajat secara benar. 2) Desain, memutuskan

materi pengukuran sudut di Kelas IV dan menyusun storyboard E-LKPD sesuai

dengan ketentuan. 3) Pengembangan, pembuatan E-LKPD dibantu oleh Flip PDF

Corporate dan uji kevalidan produk kepada empat validasi ahli. 4) Pelaksanaan,

dilakukan secara dua tahap, yaitu tahap uji coba produk kelompok kecil dengan 6

peserta didik dan uji coba pemakaian kelompok besar berjumlah 22 peserta didik

Kelas IV SD Negeri Rengel I. 5) Evaluasi, memeperoleh bahan ajar E-LKPD yang

sangat valid, efektif, dan sangat menarik. Hasil yang diperoleh dari uji kevalidan,

keefektifan dan kemenarikan yang diimplementasikan di SDN Rengel I ini dapat

dipaparkan sebagai berikut:

1. Kevalidan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV

Materi Pengukuran Sudut ditinjau hasil validasi ahli, antara lain: ahli bahan

ajar 86,67%, ahli materi pembelajaran 86%, ahli bahasa 82,86% dan ahli

desain pembelajaran adalah 92%. Oleh karena itu, cenderung terlihat bahwa

kevalidan produk adalah 86,88% dengan standar sangat valid.

134
135

2. Keefektifan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV

Materi Pengukuran Sudut ditinjau hasil belajar peserta didik, lembar

observasi aktivitas guru, dan lembar observasi aktivitas peserta didik pada

dua tahap uji coba. Pada tahap pertama diujicobakan kepada kelompok kecil,

hasil belajar peserta didik dinyatakan tuntas dengan presentase ketuntasan

klasikal 100%; lembar observasi aktivitas guru sebesar 95,54% termasuk

sangat baik; dan lembar observasi aktivitas peserta didik adalah 91,67%

termasuk sangat baik. Selain itu, tahap kedua diujicobakan kepada kelompok

besar, diketahui bahwa hasil belajar peserta didik telah tuntas belajar dengan

presentase ketuntasan klasikal 100%; hasil lembar observasi aktivitas guru

adalah sebesar 93,75% termasuk sangat baik; dan hasil lembar observasi

aktivitas peserta didik adalah sebesar 88,75% termasuk sangat baik. Dengan

demikian, dapat diketahui bahwa keefektifan produk adalah efektif.

3. Kemenarikan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV

Materi Pengukuran Sudut ditinjau dari angket respon guru dan angket respon

peserta didik pada dua tahap uji coba. Pada tahap pertama diujicobakan

kepada kelompok kecil, hasil dari angket respon guru adalah 92,50% dengan

standar sangat menarik; dan skor angket respon peserta didik adalah 96%

dengan standar sangat menarik. Selain itu, tahap kedua diujicobakan kepada

kelompok besar juga diketahui bahwa angket respon guru adalah 90% dengan

standar sangat menarik; dan skor angket respon peserta didik adalah 95%

standar sangat menarik. Jadi, secara keseluruhan produk sangat menarik.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pelaksanaan di SDN Rengel I,

maka dapat diduga bahwa pengembangan E-LKPD Berbasis Etnomatematika


136

Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut sangat valid, efektif dan

sangat menarik.

B. Saran

Saran dan masukan dari peneliti terdahap pengembangan bahan ajar berupa

E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran

Sudut ditujukan kepada para guru, peserta didik, dan peneliti selanjutnya. Adapun

saran dari peneliti untuk pemanfaatan produk E-LKPD Berbasis Etnomatematika

Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Pemanfaatan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban

Kelas IV Materi Pengukuran Sudut sebagai bahan ajar pendamping sehingga

bisa memudahkan guru dalam pembelajaran matematika Kelas IV, khususnya

pada materi pengukuran sudut. Guru dapat mengakses E-LKPD Berbasis

Etnomatematika Kabupaten Tuban secara online melalui gawai, maupun

offline melalui pc/laptop sehingga dapat memudahkan guru dalam

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara daring maupun luring.

2. Bagi Peserta Didik

Penggunaan E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban dapat

membantu peserta didik belajar matematika berbasis budaya lokal yang ada

di tempat tinggalnya, khususnya budaya lokal Kabupaten Tuban. Demikian,

peserta didik dapat meningkatkan motivasi dan minat belajarnya dalam

mempelajari konsep matematika, terutama pada materi pengukuran sudut.


137

3. Bagi Peneliti

Bahan ajar E-LKPD Berbasis Etnomatematika ini dikembangkan sendiri

oleh peneliti sehingga tidak memerlukan biaya produksi lebih. Adapun materi

ajar E-LKPD Berbasis Etnomatematika ini masih terbatas, yaitu pada ruang

lingkup budaya Kabupaten Tuban terkait permainan tradisional dan wisata

lokal saja. Selain itu, materi yang diambil juga adalah bab pengukuran sudut

Kelas IV SD/MI. Oleh karena itu, saran untuk peneliti lain adalah dapat

mengembangkan bahan ajar E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten

Tuban dengan konten materi yang berbeda guna membantu menyediakan

bahan ajar valid, efektif dan menarik di sekolah.

Kemudian pada tahap implementasi uji coba produk, peneliti mengalami

kesulitan dalam mengatur alokasi waktu, maka diharapkan kepada peneliti

selanjutnya agar lebih memperhatikan penggunaan waktu sehingga uji coba

tidak mengganggu jam pelajaran lain. Peneliti dapat menyiapkan keperluan

uji coba sebelum pembelajaran dan melakukan ice breaking seperlunya.

Lebih lanjut, peneliti diharapkan dapat mengelola kelas dengan baik saat

uji coba pemakaian kelompok besar agar kelas lebih kondusif dengan terus

meningkatkan empat kompetensi guru. Selanjutnya, pada pengembangan E-

LKPD serupa sebaiknya dapat digunakan sebagai bahan ajar pendamping saat

pelaksanaan uji coba baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Demikian

beberapa kelebihan dan kekurangan peneliti selama mengembangkan bahan

ajar E-LKPD Berbasis Etnomatematika ini, semoga masukan dan saran yang

diberikan dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi peneli selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Sa’dun. (2017). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.
Amalia, Dian, Imam Wahyudi. (2019). Matematika 4 Untuk Tingkat SD/MI. Depok:
Dar el Ilm li Awlad.
Apriliyani, Sita Wahyu, Fauzi Mulyatna. (2021). Flipbook E-LKPD dengan
Pendekatan Etnomatematika pada Materi Teorema Phytagoras. SINASIS, 2
(1).
Bhaghi, Petrus Elfridus Meo. (2019). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar. Skripsi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Hasanah, Sri Indriati, dkk. (2019). Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis
Etnomatematika Dalam Membangun Pemahaman Konsep Siswa. Jurnal
Pendidikan Matematika dan IPA, 10 (2).
Henukh, Febriana Marthin. (2016). Implementasi Pendekatan Saintifik dalam
Pembelajaran IPA di SDN Cepit, Bantul. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, 13 (1).
Istikhomah, Ulfa, dkk. (2020). Pengembangan E-LKPD (Lembar Kerja Peserta
Didik) dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada
Materi Pecahan di Kelas IV MI Azharul Ulum Sukodono Dampit. Unikama,
4 (1).
Jayani, Ardiana, dkk. (2020). Lembar Kerja Siswa Matematika Berbasis
Etnomatematika Setting Historical K.H Ahmad Dahlan di Sekolah Dasar.
JIPM, 2 (2).
Laili, Ismi,dkk. (2019). Efektifitas pengembangan E-modul Project Based Learning
pada Mata Pelajaran Instalansi Motor Listrik. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan
pembelajaran.3(3), 306-315.
Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma. (2019).
Matematika Dalam Budaya. Yogyakarta: Garudhawaca.
Manik, Efron. (2020). Ethnomathematics dan Pendidikan Matematika Realistik.
Prosiding Webinar Ethnomathematics, Magister Pendidikan Matematika
Pascasarjana Universitas HKBP Nommensen.
Marhamah, dkk. (2011). Pengembangan Materi Ajar Pecahan Dengan Pendekatan
PMRI di SD Negeri 21 Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika, 5 (2).
Muslimah. (2020). Pentingnya LKPD pada Pendekatan Scientific Pembelajaran
Matematika. SHEs: Conference Series, 3 (3).
Nahak, Hildigardis M. I. (2019). Upaya Melestarikan Budaya Indonesia di Era
Globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara, 5 (1).
Negara, Hasan Sastra. (2014). Analisis Pembelajaran Matematika Pada Sekolah
Dasar yang Menerapkan Pendekatan PMRI dan Sekolah Dasar yang Tidak
Menerapkan Pendekatan PMRI di Kota Yogyakarta. TERAMPIL Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 1 (1).
Oktafiani, Triana Ayu. (2020). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis
Etnomatematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa Sekolah Menengah Pertama. Skripsi, Institut Agama Islam Negeri
Purwokerto.

138
139

Pawestri, Elok, Heri Maria Zulfiati. (2020). Pengembangan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) Untuk Mengakomodasai Keberagaman Siswa Pada
Pembelajaran Tematik Kelas II di SD Muhammadiyah Danunegaran.
Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 6 (3).
Pribadi, Benny Agus, Dewi Padmo Putri. (2019). Pengembangan Bahan Ajar.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Ramadhani, Rahmi. (2020). Desain Pembelajaran Matematika Berbasis TIK:
Konsep dan Penerapannya. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Riyanto, Edi, dkk. (2020). Pengembangan Lembar Kerja Siswa Sekolah Dasar
Berbasis Etnomatematika Dengan Setting Candi Borobudur. Jurnal Inovasi
Pendidikan Matematika (JIPM), 2 (1).
Setyaningrum, Naomi Diah Budi. (2018). Budaya Lokal di Era Global. Jurnal
Ekspresi Seni, 20 (2).
Silvia, Tira, Sri Mulyani. (2019). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) Berbasis Etnomatematika Pada Materi Garis dan Sudut. Jurnal
Hipotenusa, 1 (2).
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA.
Sulistiyowati. (2021). Pengembangan E-LKS Berbasis Kearifan Lokal Kabupaten
Tuban Kelas IV Tema 8 Subtema 2. Skripsi, Universitas Trunojoyo Madura.
Supriadi. (2017). Cara Mengajar Matematika untuk PGSD 1. Banten: PGSD UPI
Kampus Serang.
Susanto, Hobri, dkk. (2019). Senang Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas IV.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sya’idah, Fatin Atikah Nata, dkk. (2020). Pengaruh Model Blended Learning
Berbantuan E-LKPD Materi Hidrolisis Garam Terhadap Hasil Belajar
Peserta Didik. Journal of Chemistry in Education, 9 (1).
Tegeh, I Made, dkk. (2014). Model Penelitian Pengembangan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Wiraguna, dkk. (2014). Pengaruh Pendekatan CTL Berbasis Kearifan Lokal
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V di SD Gugus IV Kecamatan
Buleleng. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 2 (1).
LAMPIRAN

140
141

Lampiran 1 Surat Pra Penelitian


142

Lampiran 2 Surat Selesai Penelitian


143

Lampiran 3 Lembar Wawancara Pra Penelitian

PEDOMAN WAWANCARA PRA PENELITIAN

Satuan Pendidikan : SD Negeri Rengel I


Pewawancara : Rr. Indah Palupi
Narasumber : Bapak Lasiran, S.Pd.
Jabatan : Guru Kelas IV
Waktu dan Tempat : 25 Oktober 2021 di SD Negeri Rengel I

No. Pertanyaan Jawaban


1. Berapa lama Bapak mengajar Saya mengajar di sekolah ini mulai dari
di sekolah ini? Agustus 2018, sedangkan mengajar di
Kelas IV baru sekitar 1 tahun lamanya.
2. Berapa jumlah peserta didik Kelas IV berjumlah 28 peserta didik,
yang berada di kelas tersebut? terdiri dari 21 peserta didik laki-laki dan
7 peserta didik perempuan.
3. Metode apa yang sering Bapak Metode yang sering digunakan biasanya
gunakan dalam mengajar? ceramah, tanya jawab, dan penugasan.
4. Dalam masa pandemi seperti Bahan ajar yang digunakan adalah LKS
ini, bahan ajar apa saja yang “Cemara”, Buku Tematik, dan Buku
Bapak pakai? Paket “Gemar Matematika”. Semuanya
bahan ajar dari pemerintah.
5. Bagaimana hasil belajar Hasil belajar Matematika peserta didik
matematika peserta didik kelas Kelas IV masih rata-rata, ada yang bagus
tersebut? dan ada yang masih kurang dari KKM.
6. Apakah masalah atau kendala Masalah atau kendala yang kerap terjadi
yang muncul pada proses saat pembelajaran adalah peserta didik
pembelajaran daring atau masih butuh bantuan guru untuk
luring? memahami materi, belum dapat belajar
mandiri menggunakan bahan ajar yang
tersedia. Dalam pelajaran matematika,
permasalahan yang dialami peserta didik
adalah mereka kesulitan memahami
konsep operasi hitung perkalian dan
pembagian yang dikaitkan pada latihan
soal dalam bentuk pemecahan masalah
di kehidupan sehari-hari, walaupun
peserta didik cukup mampu menghafal
perkalian dasar. Selain itu, peserta didik
pun kesusahan dalam membaca simbol
matematika, masih tidak mengetahui
cara membaca dan menggunakan alat
ukur busur derajat.
144

No. Pertanyaan Jawaban


7. Mengapa masalah tersebut Sepertinya masalah tersebut terjadi
dapat terjadi? karena peserta didik tidak tertarik dan
kesulitan dalam memahami bahan ajar
yang digunakan. Peserta didik masih
bergantung kepada guru agar selalu
membimbing dan menjelaskan
bagaimana cara menyelesaikan latihan
soal yang terdapat di LKS, terutama
bentuk soal pemecahan masalah di
kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dnegan konsep perkaian dan pembagian.
Selain itu, keaktifan bertanya peserta
didik masih cukup rendah sehingga saat
diminta mengerjakan tugas secara
mandiri mereka mengalami kesulitan
dan tidak memahami maksud dari
pertanyaan tersebut.
8. Apakah Bapak pernah Belum pernah.
menerapkan pendekatan
Etnomatematika pada saat
proses pembelajaran
berlangsung?
9. Apakah Bapak pernah Belum pernah.
menggunakan bahan ajar
elektronik?
10. Menurut Bapak bagaimanakah Mungkin dengan diberikan bahan ajar
cara mengatasi masalah atau yang menarik dan inovatif bagi peserta
kendala tersebut? didik dapat meningkatkan keaktifan
bertanya peserta didik selama
pembelajaran dan peserta didik dapat
dengan mandiri mengerjakan tugas yang
diberikan.

Tuban, 25 Oktober 2021


Mengetahui,
Guru Kelas IV,

(Lasiran, S.Pd.)
NIP. 19660224 198803 1 009
145

Lampiran 4 Lembar Observasi Pra Penelitian

LEMBAR OBSERVASI GURU

Tempat Observasi : SD Negeri Rengel I


Hari/Tanggal Pelaksanaan : Senin, 25 Oktober 2021
Observer : Rr. Indah Palupi

No. Aspek yang diamati Ya Tidak


1. Guru menggunakan RPP untuk pedoman √
pembelajaran
2. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai RPP √
3. Terdapat bahan ajar Kurikulum 2013 √
4. Guru menggunakan bahan ajar dengan sistematis √
5. Guru menyampaikan materi sesuai dengan isi √
yang ada di bahan ajar
6. Guru mengaitkan materi dengan kehidupan √
sehari-hari peserta didik
7. Bahan ajar yang digunakan sesuai dengan √
kebutuhan belajar peserta didik
8. Peserta didik antusias dengan bahan ajar yang √
digunakan
9. Guru melakukan pembelajaran yang inovatif √
10. Peserta didik aktif pada saat pembelajaran √

Tuban, 25 Oktober 2021


Observer,

(Rr. Indah Palupi)


NIM. 180611100150
146

Lampiran 5 Lembar Angket Kebutuhan Peserta Didik


147
148

Lampiran 6 Hasil Belajar Matematika Pengukuran Sudut


149

Lampiran 7 Storyboard Produk


150
151
152

Lampiran 8 Produk E-LKPD


153
154
155

Lampiran 9 Surat Validasi Ahli Bahan Ajar


156

Lampiran 10 Lembar Angket Ahli Bahan Ajar

LEMBAR ANGKET VALIDASI AHLI BAHAN AJAR

Peneliti : Rr. Indah Palupi


NIM : 180611100150
Judul Penelitian : Pengembangan E-LKPD Berbasis Etnomatematika
Kabupaten Tuban pada Materi Pengukuran Sudut
Pembimbing : Rika Wulandari, S.Pd., M.Pd.
Validator : Conny Dian Sumadi, S.Pd., M.Pd.
Instansi : Universitas Trunojoyo Madura

Petunjuk:
1. Lembar angket ini diberikan kepada validator yang bertujuan untuk
memberikan penilaian terkait, sehingga memperoleh pedoman dan tindak
lanjut mengenai pengembangan bahan ajar yang dikembangkan.
2. Mohon kesediaan bapak/ibu untuk mengisi angket sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya serta memberikan pendapat, masukan dan saran dikolom yang telah
disediakan. Pendapat, masukan dan saran akan sangat bermanfaat untuk
memperbaiki dan menyempurnakan.
3. Berilah tanda (√) dan skor pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan
jawaban bapak/ibu pada salah satu tempat alternatif jawaban yang dipilih.
4. Kriteria skala penilaian:
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
3 = Ragu-ragu
4 = Setuju
5 = Sangat setuju
157

Pertanyaan:

Skor
No Indikator
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban dengan
kompetensi yang harus dikuasai peserta
didik.
2. Kesesuaian E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban dengan
tujuan pembelajaran.
3. Kesesuaian E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban dengan
lingkungan peserta didik.
4. Kemampuan E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban dalam
mengembangkan motivasi belajar peserta
didik.
5. Kemampuan E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban sebagai
bahan ajar untuk peserta didik.
6. Kemampuan E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban dalam
menyajikan konsep energi alternatif yang
abstrak menjadi konkret
7. Kemampuan E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban dalam
menarik perhatian peserta didik.
8. Kemudahan E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban untuk
membantu guru dalam melakukan
pembelajaran
9. Kemampuan E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban dapat
dilakukan secara berulang
10. Kemampuan E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban sebagai
stimulus belajar.
11. Kemampuan E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban dalam
menciptakan rasa senang belajar bagi
peserta didik
12. Kapasitas atau ukuran E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban yang
tidak terlalu berat
158

Skor
No Indikator
1 2 3 4 5
13. Desain E-LKPD berbasis etnomatematika √
Kabupaten Tuban terlihat menarik
14. E-LKPD berbasis etnomatematika √
Kabupaten Tuban dapat bertahan untuk
waktu yang lama
15. Keamanan E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban
Kritik dan Saran:
Sudah direvisis sesuai saran validator

Dengan demikian angket ini saya isi dengan sebenar-benarnya, tanpa terpengaruh
dari pihak manapun.

Bangkalan, 12 Mei 2022


Validator Ahli Bahan Ajar,

(Conny Dian Sumadi, S.Pd., M.Pd.)


NIP. 199206082019032024
159

Lampiran 11 Surat Validasi Materi Pembelajaran


160

Lampiran 12 Lembar Angket Ahli Materi Pembelajaran


161
162

Lampiran 13 Surat Validasi Ahli Bahasa


163

Lampiran 14 Lembar Angket Ahli Bahasa


164
165

Lampiran 15 Surat Validasi Ahli Desain Pembelajaran


166

Lampiran 16 Lembar Angket Ahli Desain Pembelajaran


167
168

Lampiran 17 Hasil Belajar Peserta Didik Uji Coba Produk Kelompok Kecil
169

Lampiran 18 Lembar Observasi Aktivitas Guru Uji Coba Produk Kelompok


Kecil
170

Pertanyaan:
Skor Penilaian
No Kriteria Penilaian
1 2 3 4
1. Memeriksa kesiapan ruangan, bahan ajar dan peserta
didik sebelum melaksanakan pembelajaran dengan

memanfaatkan E-LKPD Berbasis Etnomatematika
Kabupaten Tuban
2. Memberikan apersepsi sesuai dengan RPP dalam √
pembelajaran dengan memanfaatkan E-LKPD
Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta √
didik dengan menggunakan E-LKPD Berbasis
Etnomatematika Kabupaten Tuban
4. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan √
kompetensi yang akan dicapai dengan menggunakan
E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
5. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan √
perkembangan peserta didik dengan menggunakan E-
LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
6. Menyampaikan materi secara runtut dengan √
menggunakan E-LKPD Berbasis Etnomatematika
Kabupaten Tuban
7. Ketepatan penggunaan waktu pembelajaran dengan √
menggunakan E-LKPD Berbasis Etnomatematika
Kabupaten Tuban
8. Menguasai kelas dengan baik selama pembelajaran
dengan menggunakan E-LKPD Berbasis √
Etnomatematika Kabupaten Tuban
9. Melibatkan peserta didik dalam pembelajaran √
sehingga peserta didik aktif dalam pembelajaran
dengan menggunakan E-LKPD Berbasis
Etnomatematika Kabupaten Tuban
10. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP √
dalam pembelajaran dengan memanfaatkan E-LKPD
Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
11. Menggunakan multimedia interaktif dengan tepat √
12. Memantau kemajuan belajar dengan memanfaatkan E- √
LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
13. Melaksanakan penilaian akhir dengan memanfaatkan √
E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
14. Mengajak peserta didik membuat kesimpulan dalam √
pembelajaran dengan memanfaatkan E-LKPD
Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
171

Komentar atau saran:


Secara umum pembelajaran berjalan baik. Untuk pertemuan berikutnya mohon
diperhatikan penggunaan waktu.

Tuban, 18 Juni 2022


Observer,

(Lasiran, S.Pd.)
NIP. 19660224 198803 1 009
172

Lampiran 19 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Uji Coba Produk


Kelompok Kecil
173
174
175
176

Lampiran 20 Angket Respon Guru Uji Coba Produk Kelompok Kecil


177
178

Lampiran 21 Angket Respon Peserta Didik Uji Coba Produk Kelompok


Kecil
179
180
181
182

Lampiran 22 Hasil Belajar Peserta Didik Uji Coba Pemakaian Kelompok


Besar
183

Lampiran 23 Lembar Observasi Aktivitas Guru Uji Coba Pemakaian


Kelompok Besar
184

Pertanyaan:
Skor Penilaian
No Kriteria Penilaian
1 2 3 4
1. Memeriksa kesiapan ruangan, bahan ajar dan peserta
didik sebelum melaksanakan pembelajaran dengan

memanfaatkan E-LKPD Berbasis Etnomatematika
Kabupaten Tuban
2. Memberikan apersepsi sesuai dengan RPP dalam √
pembelajaran dengan memanfaatkan E-LKPD
Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta √
didik dengan menggunakan E-LKPD Berbasis
Etnomatematika Kabupaten Tuban
4. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan √
kompetensi yang akan dicapai dengan menggunakan
E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
5. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan √
perkembangan peserta didik dengan menggunakan E-
LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
6. Menyampaikan materi secara runtut dengan √
menggunakan E-LKPD Berbasis Etnomatematika
Kabupaten Tuban
7. Ketepatan penggunaan waktu pembelajaran dengan √
menggunakan E-LKPD Berbasis Etnomatematika
Kabupaten Tuban
8. Menguasai kelas dengan baik selama pembelajaran √
dengan menggunakan E-LKPD Berbasis
Etnomatematika Kabupaten Tuban
9. Melibatkan peserta didik dalam pembelajaran √
sehingga peserta didik aktif dalam pembelajaran
dengan menggunakan E-LKPD Berbasis
Etnomatematika Kabupaten Tuban
10. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP √
dalam pembelajaran dengan memanfaatkan E-LKPD
Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
11. Menggunakan multimedia interaktif dengan tepat √
12. Memantau kemajuan belajar dengan memanfaatkan E- √
LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
13. Melaksanakan penilaian akhir dengan memanfaatkan √
E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
14. Mengajak peserta didik membuat kesimpulan dalam √
pembelajaran dengan memanfaatkan E-LKPD
Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
185

Komentar atau saran:


Secara umum pembelajaran berjalan baik. Untuk pertemuan berikutnya mohon
diperhatikan penggunaan waktu dan penguasaan kelas.

Tuban, 21 Juni 2022


Observer,

(Lasiran, S.Pd.)
NIP. 19660224 198803 1 009
186

Lampiran 24 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Uji Coba


Pemakaian Kelompok Besar
187
188
189
190

Lampiran 25 Angket Respon Guru Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar


191
192

Lampiran 26 Angket Respon Peserta Didik Uji Coba Pemakaian Kelompok


Besar
193
194
195
196

Lampiran 27 Perangkat Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SDN Rengel I


Kelas / Semester : IV / II
Mata Pelajaran : Matematika
Pembelajaran :1
Hari / Tanggal : ..…….. / ……….…..…. 2022
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (dua jam pelajaran)

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


❖ Kompetensi Dasar:
3.12 Menjelaskan dan menentukan ukuran sudut pada bangun datar dalam
satuan baku dengan menggunakan busur derajat.
4.12 Mengukur sudut pada bangun datar dalam satuan baku dengan
menggunakan busur derajat.

❖ Indikator:
3.12.1 Membaca alat ukur sudut dalam satuan baku berupa busur derajat.
3.12.2 Menunjukkan ukuran sudut dua garis dengan busur derajat.
3.12.3 Menentukan besar sudut kecil yang dibentuk dua kaki sudut.
3.12.4 Mengukur sudut pada bangun datar dalam satuan baku dalam
kehidupan sehari-hari.
4.12.1 Membandingkan besar dua sudut.

❖ Tujuan Pembelajaran:
1. Dengan mencermati gambar busur, peserta didik dapat membaca alat ukur
sudut dalam satuan baku berupa busur derajat dengan benar.
197

2. Melalui permainan Engklek, peserta didik dapat menunjukkan ukuran sudut


dua garis dengan busur derajat dengan benar.
3. Melalui permainan Benthik dan Engklek, peserta didik dapat menentukan
besar sudut kecil yang dibentuk dua kaki sudut dengan benar.
4. Melalui wisata Pantai Boom, peserta didik dapat mengukur sudut pada
bangun datar dalam satuan baku dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
5. Dengan mengerjakan evaluasi pembelajaran, peserta didik dapat
membandingkan besar dua sudut dengan benar.

C. Materi Pembelajaran:
• Pengukuran sudut dalam satuan baku dengan busur derajat.

D. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Etnomatematika
Model : Discovery Learning
Metode : Demonstrasi, diskusi dan tanya jawab.

E. Media/Alat dan Sumber Pembelajaran


❖ Media atau Alat Pembelajaran:
• PC/Gawai.
• Papan Tulis
• Spidol
• Buku Catatan
• Alat Tulis

❖ Sumber Pembelajaran:
• E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

Durasi
Kegiatan Deskripsi Pembelajaran
(menit)
1. Memberi salam dan berdoa. 10 menit
2. Memeriksa kehadiran peserta didik dan dilanjutkan
dengan melakukan tepuk PPK.
3. Guru melakukan apersepsi:
Pendahuluan a) Apa saja permainan tradisional yang pernah kalian
mainkan bersama teman-teman?
b) Tahukah kalian permainan Benthik (Gatrik)?
Pernah memainkannya?
c) Bagaimana dengan Engklek? Tahu cara mainnya?
198

Durasi
Kegiatan Deskripsi Pembelajaran
(menit)
d) Tahukah kalian kalau dalam permainan Benthik
kita harus menentukan besar sudut yang tepat saat
meletakkan kayu pendek, sedangkan di Engklek
kalian juga harus membuat bentuk bangun datar
yang benar dengan besar sudut yang sesuai. Apa
sih sudut itu?
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginfor-
masikan kegiatan pembelajaran.
1. Guru meminta peserta didik untuk membuka link 50 menit
website E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten
Tuban pada Materi Pengukuran Sudut melalui
gawai/pc.
2. Guru meminta peserta didik untuk membaca dan
memahami secara mandiri materi pembelajaran yang
terdapat pada E-LKPD Etnomatematika.
3. Peserta didik menyimak video permainan tradisonal
Inti
Kab. Tuban, yaitu Benthik (Gatrik).
4. Peserta didik dapat mengukur besar sudut yang
dibentuk oleh dua ruas garis menggunakan busur
derajat.
5. Peserta didik dapat menentukan besar sudut kecil yang
dibentuk dua kaki sudut pada permainan Engklek.
6. Peserta didik menyelesaikan latihan soal pembelajaran
1 dengan baik melalui google form selama 30 menit.
1. Peserta didik menutup website E-LKPD 10 menit
Etnomatematika dengan benar, dan menyimpan
kembali gawai/pc yang telah digunakan.
Penutup
2. Peserta didik bersama dengan guru melakukan refleksi
atas pembelajaran yang telah dilakukan.
a) Apakah pembelajaran hari ini menyenangkan?
199

Durasi
Kegiatan Deskripsi Pembelajaran
(menit)
b) Apakah masih ada yang belum dipahami?
3. Peserta didik diminta untuk menyimpulkan
pembelajaran dengan dibimbing oleh guru.
4. Guru memberikan penguatan kepada peserta didik.
5. Guru bersama peserta didik menutup pelajaran dengan
membaca Hamdalah.
6. Guru meminta peserta didik berdo’a untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran.
7. Guru mengucapkan salam penutup kepada peserta
didik.

G. Penilaian
Tes pengetahuan (kognitif). Instrumen Penilaian terlampir.

Mengetahui,
Guru Kelas IV Peneliti

Lasiran, S.Pd. Rr. Indah Palupi


NIP. ………………… NIM. 180611100150
200

LAMPIRAN
Latihan Soal 1
Kompetensi
Indikator Ranah Soal Jawaban
Dasar
3.12 3.12.1 1) Berapakah besar 1) 135°,
Menjelaskan Membaca alat sudut yang terbentuk termasuk
dan menentu- ukur sudut dari dua ruas garis di jenis sudut
C1
kan ukuran dalam satuan bawah ini? Sebutkan tumpul.
sudut pada baku berupa pula jenis sudut
bangun datar busur derajat. tersebut?
dalam satuan 3.12.2 2) Engklek adalah 2) Sudut
baku dengan Menunjukkan permainan tradisional siku-siku
menggunakan ukuran sudut lompat-lompatan adalah sudut
busur derajat. dua garis pada bidang datar yang
dengan busur yang digambar di atas mempunyai
derajat. tanah dengan besaran sudut
membuat gambar yang sangat
kotak-kotak tepat 90°.
berbentuk siku-siku. Contoh sudut
Jelaskan apa yang siku-siku
dimaksud dengan dalam
C2
sudut siku-siku dan kehidupan
berikan 3 contohnya sehari-hari
dalam kehidupan adalah
sehari-hari! lemari, jam
yang
menunjukkan
pukul tiga,
bingkai foto,
jendela,
buku, dan
keramik.
3.12.3 Perhatikan gambar 3) 180°
Menentukan berikut untuk
besar sudut menjawab soal nomor
kecil yang 3 dan 4!
dibentuk dua Pada permainan
kaki sudut. Benthik, terdapat 2
posisi dalam
C3
meletakkan kayu
pendek, yaitu secara
miring dan melintang
di atas lubang tanah.
3) Besar sudut yang
terbentuk dari gambar
(b) adalah?
201

Kompetensi
Indikator Ranah Soal Jawaban
Dasar
4) Sebutkan jenis 4) Gambar a)
sudut yang terbentuk termasuk
pada posisi kayu di sudut lancip,
gambar (a) dan dan gambar
gambar (b)? b) adalah
sudut lurus.
3.12.4 5) Perhatikan gambar 5) Gambar 2
Mengukur berikut!
sudut pada Berdasarkan 3 gambar
bangun datar di atas, cara
dalam satuan mengukur sudut yang
baku dalam benar ditunjukkan
kehidupan pada nomor?
sehari-hari. Perhatikan gambar 6) 120°
taman Pantai Boom
berikut untuk
menjawab soal nomor
6 dan 7!
C4 6) Besar sudut taman
Pantai Boom pada
gambar tersebut
adalah?
7) Taman Pantai 7) Sudut
Boom tersebut tumpul
termasuk jenis sudut?
8) Wahana bianglala 8) Sudut
(keranjang) di Pantai penuh
Boom berbentuk
lingkaran yang
membentuk sebuah
sudut yang disebut?
4.12 4.12.1 9) Perhatikan gambar 9) 43°
Mengukur Membanding- berikut! Berapakah
sudut pada kan besar dua besar sudut A pada
bangun datar sudut. gambar tersebut?
C5
dalam satuan 10) Tentukan besar 10) 118°
baku dengan sudut B dari gambar
menggunakan berikut?
busur derajat
202

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SDN Rengel I


Kelas / Semester : IV / II
Mata Pelajaran : Matematika
Pembelajaran :2
Hari / Tanggal : ..…….. / ……….…..…. 2022
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (dua jam pelajaran)

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


❖ Kompetensi Dasar:
3.12 Menjelaskan dan menentukan ukuran sudut pada bangun datar dalam
satuan baku dengan menggunakan busur derajat.
4.12 Mengukur sudut pada bangun datar dalam satuan baku dengan
menggunakan busur derajat.

❖ Indikator:
3.12.1 Menentukan ukuran sudut bangun datar dengan busur derajat.
4.12.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan pengukuran sudut dalam
kehidupan sehari-hari.

❖ Tujuan Pembelajaran:
1. Melalui permainan tradisional dan wisata lokal Kabupaten Tuban, peserta
didik dapat menentukan ukuran sudut bangun datar dengan busur derajat
dengan benar.
2. Dengan mengerjakan evaluasi pembelajaran, peserta didik dapat
menyelesaikan masalah yang berkaitan pengukuran sudut dalam kehidupan
sehari-hari dengan benar.
203

C. Materi Pembelajaran:
• Pengukuran sudut bangun datar dengan busur derajat.

D. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Etnomatematika
Model : Discovery Learning
Metode : Demonstrasi, diskusi dan tanya jawab.

E. Media/Alat dan Sumber Pembelajaran


❖ Media atau Alat Pembelajaran:
• PC/Gawai.
• Papan Tulis
• Spidol
• Buku Catatan
• Alat Tulis

❖ Sumber Pembelajaran:
• E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

Durasi
Kegiatan Deskripsi Pembelajaran
(menit)
1. Memberi salam dan berdoa. 10 menit
2. Memeriksa kehadiran peserta didik dan dilanjutkan
dengan melakukan tepuk PPK.
3. Guru melakukan apersepsi:
a. Tahukah kalian wisata lokal di Kabupaten Tuban?
Pendahuluan b. Wisata lokal di Kabupaten Tuban mana saja yang
pernah kalian kunjungi?
c. Bagaimana bentuk atap di Museum Kambang Putih?
Sudut yang terbentuk termasuk jenis apa?
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginfor-
masikan kegiatan pembelajaran.
1. Guru meminta peserta didik untuk membuka link 55 menit
website E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten
Inti
Tuban pada Materi Pengukuran Sudut melalui
gawai/pc.
204

Durasi
Kegiatan Deskripsi Pembelajaran
(menit)
2. Guru meminta peserta didik untuk membaca dan
memahami secara mandiri materi pembelajaran yang
terdapat pada E-LKPD Etnomatematika.
3. Peserta didik menyimak video wisata lokal Kab. Tuban,
yaitu wisata Goa Ngerong.
4. Peserta didik dapat mengukur besar sudut bangun datar
yang terdapat di permainan tradisional Kab. Tuban
dengan menggunakan busur derajat.
5. Peserta didik dapat menentukan besar sudut pada
bangun datar yang terdapat di wisata lokal Kab. Tuban.
6. Peserta didik menyelesaikan latihan soal pembelajaran
2 selama 10 menit dan evaluasi pembelajaran dengan
baik selama 30 menit melalui google form.
1. Peserta didik menutup website E-LKPD 5 menit
Etnomatematika dengan benar, dan menyimpan
kembali gawai/pc yang telah digunakan.
2. Peserta didik bersama dengan guru melakukan refleksi
atas pembelajaran yang telah dilakukan.
a Apakah pembelajaran hari ini menyenangkan?
b Apakah masih ada yang belum dipahami?
3. Peserta didik diminta untuk menyimpulkan
Penutup
pembelajaran dengan dibimbing oleh guru.
4. Guru memberikan penguatan kepada peserta didik.
5. Guru bersama peserta didik menutup pelajaran dengan
membaca Hamdalah.
6. Guru meminta peserta didik berdo’a untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran.
7. Guru mengucapkan salam penutup kepada peserta
didik.
205

G. Penilaian
Tes pengetahuan (kognitif). Instrumen Penilaian terlampir.

Mengetahui,
Guru Kelas IV Peneliti

Lasiran, S.Pd. Rr. Indah Palupi


NIP. ………………… NIM. 180611100150
206

LAMPIRAN
Latihan Soal 2
Kompetensi
Indikator Ranah Soal Jawaban
Dasar
3.12 3.12.1 1) Perhatikan gambar 1) 75°
Menjelaskan Menentukan Ongkek berikut!
dan menentu- ukuran sudut Ongkek adalah alat atau
kan ukuran bangun datar wadah tradisional yang
sudut pada dengan busur digunakan untuk
bangun datar derajat. menampung minuman
dalam satuan Legen, yaitu minuman
baku dengan yang terbuat dari air
menggunakan nira pohon siwalan.
busur derajat. Berdasarkan gambar di
atas, berapa besar sudut
yang terbentuk pada
kerucut Ongkek
tersebut?
2) Perhatikan gambar di 2) Besar
bawah ini! setiap
Lukisan asal-usul Goa sudut
Ngerong digambar adalah
C2
pada dinding yang 90°,
berbentuk persegi jumlah
panjang. Berapa besar keempat
setiap sudut dan jumlah sudut
semua sudut pada tersebut
gambar tersebut adalah
adalah? 360°.
3) Atap wisata Goa 3) Segitiga
Ngerong berbentuk sama kaki
segitiga dengan besar dengan
sudut terkecil sebesar besar
40°, dan dua sudut sudut 70°.
lainnya yang sama
besar. Atap pada wisata
Goa Ngerong tersebut
membentuk sebuah
bangun datar yang
disebut?
4.12 4.12.1 4) Jembatan yang 4) 55°
Mengukur Menyelesaikan terdapat di wisata Goa
sudut pada masalah yang Ngerong dibuat tegak
bangun datar berkaitan C6 lurus sehingga kolong
dalam satuan pengukuran jembatannya
baku dengan sudut dalam membentuk segitiga
siku-siku. Apabila salah
207

Kompetensi
Indikator Ranah Soal Jawaban
Dasar
menggunakan kehidupan satu sudut terkecilnya
busur derajat sehari-hari. sebesar 35°, maka besar
sudut lainnya adalah
sebesar?
5) Bentuk atap pada 5) 115°
bangunan Musem
Kambang Putih ada
yang berbentuk
trapesium sama kaki.
Jika salah satu sudutnya
sebesar 65°, maka besar
sudut yang berhadapan
adalah?
208

LAMPIRAN
Evaluasi
Kompetensi
Indikator Ranah Soal Jawaban
Dasar
3.12 3.12.1 1) Sudut terbentuk 1) b.
Menjelaskan Membaca alat oleh dua ruas garis Berpotongan
dan menentu- ukur sudut yang saling?
kan ukuran dalam satuan C1
sudut pada baku berupa 3) Sinar garis yang 3) d. Kaki
bangun datar busur derajat. membentuk sudut sudut
dalam satuan disebut?
baku dengan 3.12.2 2) Perhatikan 2) c. Tumpul
menggunakan Menunjukkan gambar permainan
busur derajat. ukuran sudut Dagongan berikut!
dua garis Saat mendorong
dengan busur bambu dalam
derajat. Dagongan, posisi
tubuh pemain akan
cenderung miring
menjorok ke depan.
Posisi antara pemain
dan bambu tersebut
akan membentuk
sebuah sudut yang
disebut sudut?
4) Perhatikan 4) a. 85°
gambar berikut!
Salah satu koleksi
C2 unik di Museum
Kambang Putih
adalah sebuah tiang
penyangga
berbentuk Kalpataru
yang terbuat dari
pohon jati bercabang
empat. Kalpataru
artinya pohon
kehidupan. Cabang-
cabang Kalpataru
tersebut saling
membentuk sebuah
sudut. Besar sudut
yang terbentuk pada
salah satu cabang
Kalpataru tersebut
adalah?
209

Kompetensi
Indikator Ranah Soal Jawaban
Dasar
6) Sudut yang 6) d. Sudut
terbentuk dari dua lurus
buah sudut siku-siku
dinamakan sudut?
3.12.3 7) Dalam permainan 7) c. 74°
Menentukan Benthik, seorang
besar sudut pemain melakukan
kecil yang pukulan pada kayu
dibentuk dua pendek membentuk
kaki sudut. lintasan segitiga
yang tegak lurus
dengan lubang
tanah. Jika kayu
tersebut jatuh di titik
lapangan dengan
besar sudut 16°,
maka besar sudut
ketika pemain
memukul kayu
pendek di udara
adalah sebesar?
10) Berikut yang 10) c. Jam
C3 termasuk contoh yang
sudut tumpul pada menunjuk-
jarum jam yang tepat kan pukul 7
adalah?
16) Perhatikan 16) 142°
gambar berikut!
Besar sudut pada
atap Museum
Kambang Putih
adalah?
17) Perhatikan 17) a. Sudut
gambar Engklek lancip = 30°
berikut! b. Sudut
Sebutkan masing- penuh = 360°
masing jenis sudut c. Sudut lurus
dan besar sudut yang = 180°
ditunjukkan oleh d. Sudut siku-
huruf adalah? siku = 90°
3.12.4 5) Perhatikan 5) a. 332°
Mengukur gambar tepi pantai
sudut pada Boom berikut!
C4
bangun datar Jika besar sudut tepi
dalam satuan pantai Boom ada lah
baku dalam 28°, maka besar
210

Kompetensi
Indikator Ranah Soal Jawaban
Dasar
kehidupan sudut refleks
sehari-hari. tersebut adalah?
8) Perhatikan 8) d. 132°
gambar berikut!
Pantai Boom
memiliki spot foto
yang menarik, salah
satunya figur sayap
elang. Kedua
bentangan sayap
elang tersebut
menyerupai bentuk
segitiga, berapa
besar sudut tumpul
pada sayap elang
tersebut?
18) Perhatikan 18) Besar
gambar berikut! ∠CAB = 30°,
Dalam permainan termasuk
Benthik, posisi jenis sudut
tubuh pemain lancip.
sebelum memukul
kayu pendek
biasanya agak
membungkuk dan
menempatkan posisi
kayu panjang
dengan tepat agar
pukulan yang
dihasilkan dapat
melambung tinggi.
Berapa besar sudut
yang terbentuk dari
posisi kayu panjang
dengan tanah?
Sebutkan pula jenis
sudut yang terbentuk
pada posisi tersebut?
3.12.5 9) Gerbang pintu 9) b. 3 jenis
Menentukan masuk Pantai Boom sudut
ukuran sudut berbentuk trapesium
bangun datar siku-siku yang
C2
dengan busur memiliki jenis sudut
derajat. sebanyak?
12) Batang bambu 12) d. Sudut
yang digunakan penuh
211

Kompetensi
Indikator Ranah Soal Jawaban
Dasar
untuk adu kekuatan
dalam permainan
Dagongan harus
membentuk sudut?
4.12 4.12.1 14) Perhatikan 14) b. 2
Mengukur Membanding- gambar berikut!
sudut pada kan besar dua Jumlah sudut tumpul
bangun datar sudut. pada gambar di atas
dalam satuan adalah?
baku dengan 15) Perhatikan 15) d. 59°
menggunakan C5 gambar berikut!
busur derajat Besar sudut Q
adalah?
20) Perhatikan 20) P = 70°
gambar berikut! dan Q = 110°
Besar sudut P dan Q
adalah?
4.12.2 11) Pagar pembatas 11) b. 97°
Menyelesaikan pada pantai Boom
masalah yang dibuat dengan motif
berkaitan kotak dan belah
pengukuran ketupat di
sudut dalam tengahnya. Apabila
kehidupan salah satu sudut pada
sehari-hari. belah ketupat adalah
83°, maka besar
sudut yang
berhadapan adalah
sebesar?
13) Atap Goa 13) a. 60°
Ngerong berbentuk
C6 segitiga sama sisi
yang memiliki sudut
lancip sebesar?
19) Perhatikan 19) 1. 55°
gambar berikut! 2. 70°
Motif lantai pantai 3. 110°
Boom dibuat
menyerupai
gabungan bangun
datar trapesium sama
kaki dan belah
ketupat seperti
gambar di atas.
Apabila salah satu
besar sudut pada
212

Kompetensi
Indikator Ranah Soal Jawaban
Dasar
trapesium adalah
125°, maka tentukan
besar sudut yang
ditunjukkan oleh
nomor 1, 2, dan 3!
213

Lampiran 28 Dokumentasi Observasi Pra Penelitian

Anda mungkin juga menyukai