SKRIPSI
ii
iii
iv
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang sampai saat ini masih memberikan
dilimpahkan kepada nabi yang luar biasa, Nabi Muhammad SAW sehingga peneliti
1. Orang tua terkasih dan tak tergantikan bagi saya, Ibu Siti Mustamilah dan
menghibur, dan menasehati, serta mendoakan diri saya untuk terus maju dan
2. Kedua saudara saya, Mas Yusuf dan Adik Ayu yang selalu mengerti dan
3. Saya pribadi yang selalu kuat dan terus melangkah untuk menyelesaikan
skripsi ini meskipun banyak ujian hidup yang datang silih berganti.
4. Saudara Madura pertama saya sejak empat tahun lalu, Noraini Dwi Syafitri
yang selalu ada membantu tanpa pamrih hingga skripsi ini selesai.
5. Mbak Siti Aisah sahabat bernaung di kala senang maupun susah yang telah
positif agar saya dapat lebih baik dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Tim Penelitian Sukses Siti Rohmah, Diah Ayu Indarti, dan Mutam Mamik
vi
8. Dewi Sri Astutik, Ayundia Novelisakina, dan Intan Tiara Dewi yang telah
9. Kerabat Kelas D dan PGSD 2018 yang sudah menemani belajar bersama
10. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
vii
Palupi, Rr. Indah. 2022. Pengembangan E-LKPD Berbasis Etnomatematika
Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut. Skripsi, Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Trunojoyo
Madura. Pembimbing: Rika Wulandari, S.Pd., M.Pd..
ABSTRAK
viii
Palupi, Rr. Indah. 2022. Development of E-LKPD Based Ethnomathematics Tuban
Regency Class IV Angle Measurement Material. Thesis, Elementary School
Teacher Education Study Program, Faculty of Education, Trunojoyo University
Madura. Supervisor: Rika Wulandari, S.Pd., M.Pd..
ABSTRACT
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang sampai saat ini masih memberikan
kepada nabi yang luar biasa, Nabi Muhammad SAW. Penelitian ini bertujuan guna
memenuhi syarat studi untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu pada
pihak, tugas akhir skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,
1. Ibu Dr. Hani’ah, S.Pd., M.Pd., selaku dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
2. Ibu Siti Fadjryana Fitroh, S.Psi., MA., selaku ketua jurusan Ilmu Pendidikan
4. Ibu Rika Wulandari, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah
5. Bapak Sri Guncahyo, S.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri Rengel I yang
6. Bapak Lasiran, S.Pd selaku guru kelas IV SD Negeri Rengel I yang telah
x
7. Ibu Conny Dian Sumadi, S.Pd. M.Pd selaku dosen ahli bahan ajar yang telah
8. Ibu Puji Rahayu Ningsih, S.Pd., M.Pd selaku dosen ahli materi yang telah
9. Ibu Tyasmiarni Citrawati, S.Pd., M.Pd selaku dosen ahli bahasa yang telah
10. Bapak Lasiran, S.Pd. selaku guru ahli desain pembelajaran yang telah
12. Berbagai pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
balasan dari Allah SWT. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat
kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, peneliti membutuhkan kritik yang
Peneliti
xi
DAFTAR ISI
xii
DAFTAR TABEL
xiii
Tabel 4.23 Rekapitulasi Analisis Uji Keefektifan Produk pada Uji Coba
Produk Kelompok Kecil ................................................................................. 108
Tabel 4.24 Rekapitulasi Analisis Uji Kemenarikan Produk pada Uji Coba
Produk Kelompok Kecil ................................................................................. 112
Tabel 4.25 Rekapitulasi Analisis Uji Keefektifan dan Kemenarikan
Produk pada Uji Coba Produk Kelompok Kecil ............................................ 113
Tabel 4.26 Rekapitulasi Analisis Uji Keefektifan Produk pada Uji Coba
Pemakaian Kelompok Besar .......................................................................... 117
Tabel 4.27 Rekapitulasi Analisis Uji Kemenarikan Produk pada Uji Coba
Pemakaian Kelompok Besar .......................................................................... 121
Tabel 4.28 Rekapitulasi Analisis Uji Keefektifan dan Kemenarikan
Produk pada Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar...................................... 122
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
suatu negara dipengaruhi oleh sifat pendidikan negara yang sebenarnya, karena
tingkat pendidikan yang tinggi dapat menciptakan Sumber Daya Manusia yang
adanya bekal informasi dan kemampuan yang diperoleh melalui sistem pendidikan
yang timbul di mata masyarakat. Mengingat sebagian dari anggapan di atas, dapat
diringkas bahwa pendidikan adalah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap
Sumber Daya Manusia yang berkualitas secara lokal. Oleh karena itu, kebijakan
untuk dapat menempuh pendidikan minimal 12 tahun telah menjadi kewajiban bagi
atau proses kegiatan dalam pendidikan. Pembelajaran adalah suatu komponen dari
1
2
dampak satu sama lain demi pencapaian tujuan suatu pembelajaran. Tujuan
perubahan diri menjadi seorang warga negara yang baik, sehingga dapat bekerja di
dan guru serta aset belajar dalam suasana pembelajaran tertentu demi keberhasilan
tujuan pembelajaran.
dipelajari di seluruh jenjang sekolah. Matematika adalah ilmu hitung yang selalu
tidak dapat terlepas dari penerapan konsep matematika baik konsep matematika
aktivitas sehari-hari, antara lain: membeli telur di pasar menggunakan satuan berat,
mengukur sudut untuk mengetahui tinggi benda dan lain sebagainya. Aktivitas-
matematika adalah suatu metode penalaran logis yang tidak tergantikan untuk
menciptakan daya pikir, penalaran yang cerdas, tepat dan tegas sehingga dapat
Namun, tidak sedikit yang masih beranggapan bahwa matematika adalah musuh
terbesar bagi semua pelajar. Hal tersebut menjadi tugas penting bagi guru, terutama
3
guru tingkat Sekolah Dasar untuk dapat mengajarkan matematika dengan lebih
mudah dipahami dan menyenangkan, sehingga persepsi bahwa matematika itu sulit
tidak terus berkembang hingga peserta didik dewasa. Seperti pendapat dari Negara
agar mudah dipahami oleh peserta didik. Usaha yang dapat dilakukan oleh guru
realistik yang cocok dengan keunikan belajar peserta didik. Adapun pendekatan
matematika yang berkaitan dengan budaya yang sesuai dengan landasan peserta
didik, sehingga pengetahuan peserta didik terhadap budaya lebih meningkat. Itulah
masih sering menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Ketika
guru menerangkan materi dari bahan ajar yang tersedia dengan menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab, peserta didik terlihat kurang antusias dan tidak
masih dijumpai beberapa peserta didik yang tidak dapat mengerjakan tugas secara
mandiri sehingga guru pun turun tangan membantu dan menuntun peserta didik
untuk menyelesaikannya.
Lebih lanjut, peneliti pun telah menyebar angket analisis kebutuhan peserta
didik kepada salah satu peserta didik Kelas IV SD Negeri Rengel I, yaitu
Muhammad Nabil Azka yang merupakan Ketua di Kelas IV. Hasil angket tersebut
diperoleh bahwa peserta didik lebih senang apabila menggunakan bahan ajar baru
dan menarik, seperti bahan ajar elektronik. Selama ini, guru belum pernah
materi jika tidak dibantu oleh guru. Itulah mengapa peserta didik kerap kurang aktif
karena guru belum pernah mengembangkan bahan ajar inovatif yang sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik sehingga peserta didik cukup kesulitan dalam
budaya lokal seperti permainan tradisional dan wisata lokal Kabupaten Tuban
cukup tinggi, meskipun peserta didik masih belum pernah mengaitkannya pada
pasti apa saja keunikan daerah tempat tinggalnya, namun ia mengetahui apabila
5
akan budaya lokal ini dapat dimanfaatkan kearah kegiatan pembelajaran sehingga
Guru Kelas IV SDN Rengel I, yaitu Bapak Lasiran, S.Pd., diketahui bahwa selama
yakni bahan ajar yang siap pakai dari pemerintah seperti LKPD “Cemara”, Buku
Tematik, dan Buku Paket “Gemar Matematika”. Guru belum pernah menggunakan
atau mengembangkan bahan ajar pendamping lain yang inovatif dan menarik
sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Selain itu, kegiatan pembelajaran
kepada peserta didik agar nilai budaya tersebut tetap terus dilestarikan.
Dengan mengulas akan konsekuensi dari persepsi yang dibuat oleh peneliti
berdasarkan data hasil pra penelitian di SDN Rengel I pada tanggal 25 Oktober
2021 menampilkan bahwa hasil belajar matematika peserta didik Kelas IV lagi
tergolong rendah. Hal tersebut ditunjukkan bahwa 45,84% peserta didik yang
melebihi KKM sebesar 70. Peserta didik mengalami kesulitan dalam pembelajaran
matematika adalah peserta didik cukup kesulitan dalam memahami konsep operasi
akan tetapi mereka masih kesulitan jika diminta menyelesaikan latihan soal yang
itu, peserta didik pun kesusahan dalam membaca simbol matematika, tidak
belajar Matematika peserta didik Kelas IV SDN Rengel I lagi kurang interaktif dan
Terlebih lagi, guru juga tidak mengembangkan bahan ajar yang inovatif sesuai
pada keunikan dan kebutuhan belajar peserta didik. Apabila hal tersebut tidak
segera diatasi maka dapat berdampak pada hasil belajar Matematika peserta didik
di Kelas IV SDN Rengel I. Upaya untuk mengatasi krisis, maka bisa dilaksanakan
dengan mengembangkan sebuah bahan ajar yang cocok untuk kebutuhan belajar
dikenalkan kepada anak bangsa. Salah satu cara untuk mengenalkan budaya
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Edi Riyanto, dkk (2020) berjudul
Dengan Setting Candi Borobudur” didorong oleh belum adanya bahan ajar yang
cocok dengan landasan sosial peserta didik di Indonesia. Oleh karena itu, produk
akhir dalam tinjauan ini adalah membuat suatu materi berupa Lembar Kerja Siswa
Borobudur. Sebab waktu yang terbatas, produk yang dikembangkan oleh peneliti
hanya untuk materi segi banyak serta keliling dan luas daerah bangun datar. Itulah
Penelitian dengan topik pembahasan yang sama juga dilakukan oleh Sri
Indriati Hasanah, dkk (2019) dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa
diandalkan untuk dicapai oleh peserta didik adalah kemampuan memahami konsep
matematika. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan bahan ajar berupa Lembar
Kerja Siswa berbasis etnomatematika yang valid, praktis dan memenuhi kriteria
baik sehingga LKS tersebut memiliki efek potensial terhadap pemahaman konsep
(2020) dalam penelitian yang berjudul “Lembar Kerja Siswa Matematika Berbasis
bertujuan untuk mengedukasi peserta didik melalui historical K.H Ahmad Dahlan
yang hingga saat ini masih tidak banyak peserta didik yang mengenal sejarahnya
model ADDIE, namun penelitian hanya sampai pada tahap implementasi dengan
pengisian lembar kepraktisan oleh guru. Hal tersebut dikarenakan peneliti tidak
yang konvensional, dan guru yang belum mengembangkan bahan ajar inovatif
cocok dengan kebutuhan peserta didik sehingga mereka merasa kesulitan dalam
8
memahami materi dan tidak dapat mengerjakan LKPD secara mandiri, serta kurang
perlu bertindak lebih kreatif dan inovatif demi mewujudkan suasana pembelajaran
yang menghibur dan bermakna dengan cara mengembangkan bahan ajar yang
elektronik adalah salah satu alternatif yang dapat dilakukan mengingat kenyataan
saat ini peserta didik lebih sering dan suka membuka gawai daripada buku
pelajaran mereka. Oleh karena itu, guru dapat mengembangkan bahan ajar dengan
B. Rumusan Masalah
7. Produk akhir E-LKPD adalah berupa link yang dapat diakses secara online
secara offline.
tradisional Kabupaten Tuban yang terkandung dalam E-LKPD ini hanya sebatas
lokal di Kabupaten Tuban adalah wisata Goa Ngerong, Pantai Boom, dan Museum
Kambang Putih saja. Penelitian pengembangan ini juga terbatas, yaitu hanya di
ajar inovatif yang valid, menarik, dan efektif yang sesuai dengan kebutuhan belajar
11
peserta didik, sehingga dapat memberikan efek potensial terhadap hasil belajar
matematika peserta didik. Selain itu, penting bagi guru untuk dapat menciptakan
budaya yang tumbuh di lingkungan sekitar peserta didik. Demikian, tidak hanya
dapat mengubah persepsi mayoritas peserta didik Indonesia akan matematika itu
sulit, namun guru juga dapat menanamkan nilai budaya yang ada di Indonesia
kepada peserta didik sehingga budaya Indonesia tidak pudar dan tetap dapat terus
G. Definisi Istilah
1. Pengembangan
dalam suatu konsep pembelajaran yang mana dibuat dalam bentuk bahan ajar
non cetak/elektronik.
12
3. Etnomatematika
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengembangan
Bahasa Indonesia, kata pengembangan memiliki arti sebagai suatu proses, cara,
atau kegiatan untuk menciptakan sesuatu sedikit demi sedikit dan konsisten yang
mengarah pada tujuan yang ideal. Lebih lanjut, Sugiyono (2019:752) menyatakan
digunakan untuk membuat suatu produk, kemudian pada saat itu menguji
kelayakan produk tersebut. Hal ini sesuai dengan penilaian Tegeh, dkk (2014:15)
yang berpendapat bahwa pengembangan adalah cara paling umum untuk membuat
interpretasi detail rencana ke dalam struktur aktual, namun tidak dapat dipisahkan
produk berupa desain menjadi bentuk fisik dengan melalui uji kelayakan untuk
produk berupa bahan ajar sangat penting untuk latihan pembelajaran, karena
dengan ragam materi bahan ajar dapat membuat pembelajaran lebih efektif dan
menarik. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan bahan ajar berupa E-LKPD
13
14
2. Bahan Ajar
yang berisi data dan informasi yang dapat dipelajari oleh pemakainya. Lebih lanjut
Yunus (2018:162) menyatakan bahwa bahan ajar adalah sekumpulan topik yang
sesuai Remillard dan Heck (dalam Pribadi, 2019:4) menyatakan bahwa bahan ajar
yang berkelanjutan. Pemakaian bahan ajar, misalnya seperti tugas belajar, buku
disintesiskan bahwa bahan ajar adalah sebuah alat atau benda yang mengandung
informasi dan pengetahuan yang disusun secara sistematis digunakan sebagai alat
konsep materi sehingga bisa menciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik dan
keterampilan dari guru kepada peserta didik (Pribadi, 2019:3). Hal ini sesuai
pembelajaran, dibutuhkan bahan ajar yang dapat membuat materi teoritis, misalnya
Bahan ajar yang menarik diharapkan dapat membuat peserta didik lebih
adalah komitmen bagi guru. Bahan ajar yang menarik dapat dibuat dengan
proses pengajaran dan pembelajaran. Usaha untuk membuat bahan yang menarik
atau manfaat bahan ajar dalam suatu gerakan belajar dapat membagikan beberapa
kapasitas yang signifikan, antara lain: (1) membuat standar isi atau topik yang
memperluas minat belajar peserta didik, dan (4) mengembangkan lebih lanjut
memori atau pemeliharaan pada bagian penting dari substansi atau topik pelajaran
(Pribadi, 2019:4).
1. Bahan Ajar Cetak adalah bahan ajar yang kerap dijumpai, yakni bahan ajar
berupa cetak. Contoh bahan ajar cetak, seperti buku bacaan, modul, pamflet,
2. Bahan Ajar Audio adalah bahan ajar yang lebih sesuai untuk latihan
3. Bahan Ajar Video adalah bahan ajar yang dapat dipakai untuk menyelesaikan
klarifikasi gagasan yang digambarkan melalui teks bacaan. Bahan ajar video
ini menampilkan materi berupa visual gambar dan suara. Contoh bahan ajar
video, misalnya VCD, DVD, Blue Rays Disk yang berkaitan dengan rekaman
4. Bahan Ajar Multimedia adalah bahan ajar yang secara utuh dapat
menunjukkan perpaduan data dan informasi berupa teks, suara, gambar, foto,
rekaman, dan video secara bersamaan. Contoh bahan ajar ini, seperti
diakses melalui web atau intranet. Secara sederhana, ide dasar dari bahan ajar
berbasis jaringan adalah segala jenis penyajian data atau materi berharga yang
Pada penelitian ini, peneliti berupaya mengembangkan bahan ajar non cetak
Hakikatnya, Lembar Kerja Siswa (LKS) sama dengan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD). Namun dalam Kurikulum 2013 terdapat perubahan nama dimana
LKS diganti menjadi LKPD (Pawestri dan Zulfiati, 2020:904). Adapun Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah salah satu jenis bahan ajar yang bisa digunakan
untuk penunjang materi pembelajaran. LKPD dapat dibuat secara cetak dan non-
cetak. Sementara itu, menurut Silvia dan Mulyani (2019:40), LKPD adalah alat
yang menjadi penyampai komunikasi antara guru dan peserta didik dalam cakupan
tujuan untuk melaksanakan proses pembelajaran yang terfokus pada peserta didik.
Dengan adanya LKPD, peserta didik dapat berlatih secara mandiri dalam
menelusuri informasi baru, sehingga materi yang dikaji dapat memberikan kesan
yang berarti bagi peserta didik. Lebih lanjut Prastowo (dalam Riyanto, dkk,
didik dalam menguasai suatu materi secara ideal. Itulah mengapa guru harus cakap
Hal ini sesuai dengan penilaian Hasanah, dkk (2019:184) bahwa LKPD
harus dapat dimanfaatkan dengan baik dan tepat serta dapat menjawab
Oleh karena itu, LKPD perlu dilakukan pengembangan sesuai dengan kebutuhan
peserta didik yang semakin maju. Selain itu, LKPD adalah campuran dari berbagai
adalah suatu bahan ajar yang digunakan sebagai alat komunikasi antara guru dan
peserta didik dalam pembelajaran berisi pemahaman materi dan berbagai jenis soal
yang dibuat sesuai kriteria kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik.
Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dijelaskan oleh Prastowo
1) LPKD sebagai bahan ajar yang dapat mengurangi tugas pelajaran namun
2) LPKD sebagai bahan ajar yang memudahkan peserta didik dalam menguasai
3) LPKD sebagai bahan ajar yang singkat dan kaya akan tugas untuk latihan.
peserta didik.
19
Manfaat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang diteliti dalam Prastowo
(dalam Bhaghi, 2019:14) adalah dapat membuka kesempatan bagi guru untuk
menarik peserta didik agar dinamis selama mendiskusikan materi saat kegiatan
Menurut Prastowo (dalam Bhaghi, 2019:11) ada 5 macam LKPD yang biasa
LKPD ini memuat hal-hal yang harus diselesaikan oleh peserta didik, antara
yang harus diambil oleh peserta didik dan peserta didik memperhatikan
Lembar kerja ini membantu peserta didik dengan menerapkan ide-ide yang
suatu gagasan, akan sangat penting jika dapat memanfaatkan informasi yang
sehari-hari yang dibuat dalam bentuk pertanyaan (soal) yang akan dicari
LKPD ini memuat pertanyaan atau solusi yang jawabannya ada di buku.
Sebelum mengupas LKPD ini, peserta didik perlu memahami bahan bacaan
LKPD diberikan setelah peserta didik selesai menganalisis pada suatu tema
tertentu. Materi yang dibuat dalam LKPD lebih memfokuskan pada perluasan
dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat dalam buku bacaan. LKPD
kerja. Oleh karena itu, dalam LKPD ini, petunjuk praktikum menjadi salah
Berdasarkan penjelasan dari 5 jenis LKPD di atas, LKPD yang dibuat oleh
peneliti dalam penelitian pengembangan ini adalah jenis LKPD aplikatif integratif,
Tugas dan Langkah-Langkah Kerja; 6) Penilaian. Itulah enam unsur utama yang
paling banyak diketahui dalam penyusunan LKPD baik cetak maupun non-cetak.
3) Materi yang diperkenalkan adalah garis besar yang tidak terlalu luas dalam
melakukan.
22
1) Analisis Kurikulum
membutuhkan bahan ajar LKPD. Kepastian materi yang akan dibedah dengan
cara meninjau topik dan peluang berkembangnya materi yang akan diajarkan,
kemudian kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh peserta didik.
kompetensi dasar bisa dibuatkan judul LKPD jika kompetensi tersebut tidak
terlalu besar.
kompetensi dasar, penetapan alat ukur atau penilaian, kesiapan bahan materi
didik.
didik.
3) Peserta didik dapat belajar secara mandiri karena memiliki akses untuk
diperolehnya.
diskusi baik antar peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru.
24
memudahkan peserta didik dalam upaya memahami materi karena peserta didik
cenderung suka membaca apabila terdapat ilustrasi nyata berupa gambar atau video
berupa ilustrasi gambar dan video pembelajaran, 2) Mudah diakses melalui gawai
Adanya variasi dalam pemaparan materi dan berbagai jenis soal evaluasi melalui
4. Etnomatematika
a. Pengertian Etnomatematika
yang sudah ada. Etnomatematika ini dapat mengubah cara pandang terhadap
matematika yang terlalu formal. Hal terbaik yang dapat mengubah pembelajaran
metamtika yang berkaitan dengan budaya yang sesuai dengan landasan peserta
dengan cara lain. Etnomatematika adalah tahapan penting untuk melihat bahwa
sangat bisa diterapkan agar materi lebih mudah dimengerti oleh peserta didik
karena materi tersebut secara langsung berkaitan dengan gaya hidup mereka yang
dan mempermudah peserta didik untuk memahami ide matematika yang abstrak,
serta memberikan naungan lain dalam belajar matematika melalui budaya saat ini.
budaya dicirikan sebagai keutuhan pikiran dan karya manusia yang harus disiapkan
dengan belajar, serta setiap akibat dari budi dan pekerjaan manusia. Kebudayaan
akan terus mengalami kemajuan dari masa ke masa sehingga masyarakat sebagai
26
lokal yang tumbuh di tengah masyarakat biasanya lahir dari dorongan spritual
masyarakat dan agama-agama lokal yang secara rohani dan material sangat penting
hubungan yang sangat erat dengan masyarakat di suatu lingkungan dengan seluruh
kegiatan upacara adat suatu desa, bersih desa, dan lain sebagainya.
lokal serta dirasakan oleh masyarakat dan suku bangsa sekitar. Umumnya, budaya
adalah pernyataan daya cipta, karya, dan karsa manusia dalam tatanan sosial
budaya adalah suatu kebiasaan atau perilaku hidup yang tumbuh dan berkembang
dari ide dan pikiran menyangkut daya cipta, karya dan karsa masyarakat yang
termasuk salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh suatu daerah yang mana kedua
hal tersebut dapat mencerminkan suatu ciri khas daerah tersebut. Adapun di
Kabupaten Tuban terdapat permainan tradisional dan wisata lokal yang dapat
digunakan sebagai sumber edukasi peserta didik. Adapun berbagai jenis permainan
27
tradisional dan wisata lokal di Kabupaten Tuban yang dapat dikaitkan dengan
antara lain:
a) Engklek
Sumber: (id.theasianparent.com)
bidang datar yang digambar di tanah dengan membuat gambar sebuah kotak, lalu
melompat dengan satu kaki dimulai dengan satu kotak kemudian ke kotak
berkelompok, biasanya dimainkan oleh anak putri namun tidak jarang anak putra
bangun datar. Gambar lapangan engklek dibuat dalam berbagai bentuk sesuai
b) Benthik
Tuban yang dilakukan dengan memukul ranting kecil pada sebuah lubang di tanah.
Ketika kedua ranting tersebut bertubrukan, maka akan muncul suara “thik-thik”,
sehingga permainan ini disebut Benthik. Benthik dimainkan dengan dua ranting
kayu panjang dan pendek. Keduanya memiliki diameter sekitar 1 cm. Ranting
panjang digunakan untuk memukul ranting yang lebih pendek. Permainan ini
membutuhkan halaman yang bersih (tidak ada tanaman), rata dan cukup lebar.
meletakkan kayu pendek dalam posisi melintang atau miring di atasnya. Permainan
ini bisa dimulai dengan hompimpa atau suit. Pemain yang menang akan
mendapatkan giliran main atau pukulan pertama. Sementara itu, pihak yang kalah
kayu itu harus didorong sekuat mungkin dengan bantuan kayu panjang agar bisa
terbang cukup jauh. Jika penjaga mampu menangkap kayu pendek, dia akan
29
mendapatkan poin. Kemudian lagi, jika penjaga tidak bisa menangkapnya, poin
c) Dagongan
ukuran tertentu dibuat sebagai alat pengukur kekuatan dengan cara saling
adat Tuban ini adalah sesuatu yang bertolak belakang dengan permainan tarik
tambang. Pada permainan tarik tambang cara bermainnya yaitu saling tarik-
panjangnya. Daerah penyerangan dibatasi oleh garis pemisah dengan jarak 2,5 m
dari garis tengah. Garis serang ini adalah garis batas kaki depan pemain. Bambu
memakai bambu dengan lebar yang terlalu kecil dan rentan patah, karena dapat
cm dengan panjang 5 m - 8 m.
a) Goa Ngerong
Wisata Gua Ngerong di Tuban adalah salah satu tempat liburan yang
terletak di Jl. Raya Rengel No. 155, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. Wisata
Goa Ngerong ini menawarkan pemandangan gua yang dihuni banyak kelelawar
dan aliran air yang berasal dari dalam gua yang adalah tempat hidup sejumlah besar
ikan tawas, lele, dan bulus. Ikan dan semua makhluk amfibi yang hidup di perairan
Goa Ngerong tidak dapat dimakan atau dipancing mengingat berbagai mitos di
baliknya. Demikian pula, ini bisa menjadi salah satu upaya masyarakat setempat
b) Pantai Boom
Sumber: (tubankab.go.id)
tepatnya di utara Alun-Alun Tuban. Wisata ini memiliki luas kurang lebih 2,2
hektar. Tidak mirip seperti kebanyakan pantai dengan pasir yang indah, Pantai
Boom yang sebenarnya adalah tanjung yang dipenuhi bebatuan di tepinya sehingga
Selain itu, di sisi laut ini terdapat persewaan perahu milik warga sekitar yang
Walaupun udara di sana sangat panas, namun di tepi laut terdapat pohon pinus yang
berbagai wahana seperti ayunan, komedi putar, bianglala, dan perosotan. Uniknya,
terdapat kolam renang untuk anak-anak. Walau tidak bisa langsung berenang di
Tak jauh dari kawasan Makam Sunan Bonang, terdapat destinasi liburan
sebagai ruang pameran yang tak kalah menarik untuk dikunjungi, khususnya
Museum Kambang Putih. Aula pameran ini memiliki koleksi bersejarah yang
cukup lengkap. Di mulai dari wayang kulit, guci kuno, eksemplar kuno, ongkek,
galeri ini. Area Museum Kambang Putih berada di Jl. Kartini No.3, Kota Tuban.
5. Pengukuran Sudut
Sudut adalah suatu bentuk yang dibingkai oleh dua garis yang bertemu di
sekitar tempat konvergensinya. Pada materi yang berkaitan dengan sudut, tentu
akan menjumpai titik sudut dan kaki sudut. Titik sudut adalah tempat dua garis
bertemu dan membentuk sebuah titik. Kaki sudut adalah dua garis yang
membentuk sudut. Ada 7 jenis sudut, sudut lancip, sudut siku-siku, sudut tumpul,
sudut lurus, sudut refleks, sudut nol derajat, dan sudut penuh.
33
1) Sudut Lancip
Sudut lancip adalah sudut yang memiliki besar sudut yang tidak lebih dari 90°
atau lebih tepatnya, besar sudut lancip berada di antara 0° dan di bawah 90°.
Sudut lancip bisa dianggap lebih kecil daripada sudut siku-siku. Jika
menggunakan lambang matematika, maka dapat ditulis: 0° < x < 90° (x adalah
2) Sudut Siku-Siku
Sudut siku-siku adalah sudut yang pada umumnya memiliki besar tepat 90°.
Sudut siku-siku ini adalah akibat lanjutan dari dua garis lurus yang
berhadapan atau tegak lurus. Sudut siku-siku dapat dianggap lebih besar
daripada sudut lancip dan lebih kecil daari sudut tumpul, yaitu: x = 90°.
3) Sudut Tumpul
Sudut tumpul adalah sudut yang lebih besar dari 90° atau lebih pasti di atas
90° dan di bawah 180°. Sudut tumpul bisa dianggap sebagai sudut yang
4) Sudut Lurus
Sudut lurus adalah sudut yang besarnya 180°. Sekilas, sudut lurus seperti
garis lurus dengan bentuk datar dan seolah-olah memiliki dua lengan.
5) Sudut Refleks
Sudut refleks adalah sudut yang memiliki besar dari 180° sampai kurang dari
360°. Dengan besar sudut itu, dapat dikatakan bahwa besar sudut ini lebih
34
besar daripada sudut lancip, sudut siku-siku, sudut tumpul, dan sudut lurus.
Disebut sudut refleks karena sudut ini adalah refleksi dari sudut tumpul.
Apabila di tulis dalam lambang matematika, maka sudut refleks ini dapat
Sudut 0° adalah sudut yang besarnya hanya 0°. Sudut 0 ° adalah sudut yang
dibingkai oleh dua garis yang selaras, namun tidak membentuk daerah sudut.
Sudut ini tampak seolah-olah dua garis lurus, namun sebenarnya kedua garis
itu saling berimpitan. Oleh karena itu, sudut ini sukar untuk membayangkan
7) Sudut Penuh
Sudut penuh adalah sudut yang memiliki besar 360°. Oleh karena itu, sudut
penuh biasanya cenderung bundaran. Sebuah garis lurus yang berada pada
satu titik penuh biasanya akan menyelesaikan satu putaran hingga mencapai
titik 360° atau untuk mencapai posisi dasarnya memerlukan suatu putaran.
menggunakan busur derajat yang bersatuan baku, yaitu derajat. Busur derajat
adalah alat untuk megukur sudut dalam satuan baku. Satuan baku pengukuran
sudut adalah derajat yang memiliki lambang (°). Misalnya 30°, maka 30° dibaca
sebagai tiga puluh derajat. Busur derajat biasanya berbentuk setengah lingkaran
4) Angka pada busur yang berimpit dengan kaki sudut adalah besar sudut.
pada bangun datar dengan busur derajat. Bangun datar adalah bentuk berupa
bidang datar yang dibatasi oleh beberapa ruas garis. Ruas garis adalah bagian dari
garis yang dibatasi oleh dua titik ujung yang tidak sama dan berisi setiap titik pada
garis di antara ujung-ujungnya. Ilustrasi ruas garis adalah sisi segitiga atau sisi
persegi. Itulah mengapa ruas garis juga disebut sisi bangun datar. Perkembangan
dua ruas garis yang berpotongan atau bertemu pada suatu titik disebut sudut. Tanda
lain: segitiga siku-siku, segitiga sama sisi, segitiga sama sisi, segitiga sembarang,
persegi, persegi panjang, trapesium siku-siku, trapesium sama kaki, jajar genjang,
Penelitian yang relevan adalah penelitian masa lalu yang telah dilakukan
LKS berbasis etnomatematika disebut valid melalui pengujian ahli bahan ajar,
ahli materi, dan ahli pembelajaran dengan rata-rata sebesar 3,4. Akan tetapi
Candi Borobudur masih terbatas pada segi banyak serta keliling dan luas
2. Sri Indriati Hasanah, dkk (2019) dalam ulasan yang berjudul “Pengembangan
pemahaman peserta didik telah dibuat untuk memenuhi kriteria valid, praktis
dan hasil pemahaman teoritis peserta didik dari LKS yang dibuat memenuhi
3. Ardiana Jayani, dkk (2020) dalam ulasan berjudul “Lembar Kerja Siswa
etnomatematika yang dibuat oleh peneliti disebut valid dan praktis dengan
nilai kevalidan sebesar 3,57 dan nilai kepraktisan mendapatkan skor 3,93
C. Kerangka Berpikir
Teori-teori Penelitian
- Pengembangan (Sugiyono (2019), Tegeh, dkk (2014), dan Pribadi (2019)).
- Bahan ajar (Pribadi (2019, Yunus (2018), Apriliyani dan Mulyatna (2021), dan Istikhomah (2020)).
- E-LKPD (Pawestri dan Zulfiati (2020), Silvia dan Mulyani (2019), Riyanto, dkk (2020), Hasanah,
dkk (2019), Bhaghi (2019), Oktafiani (2020), Muslimah (2020), dan Sya’idah, dkk (2020)).
- Etnomatematika (Manik (2020), Supriadi (2017), Nahak (2019), dan Setyaningrum (2018)).
- Penelitian dahulu yang relevan (Edi Riyanto, dkk (2020), Sri Indriati Hasanah, dkk (2019), dan
Ardiana Jayani, dkk (2020)).
Permasalahan
Pembelajaran Matematika di SD Negeri Rengel I belum pernah menggunakan buku
pendamping elektronik, pengalaman belajar matematika kurang bermakna dan belum relevan
dengan kehidupan nyata peserta didik, serta nilai budaya lokal, terutama dalam permainan
tradisional & wisata lokal belum mendapat apresasi untuk dikenalkan dalam pendidikan.
A. Model Penelitian
kelayakan produk tersebut. Penelitian ini berfungsi untuk melakukan validasi dan
sudah ada dan peneliti hanya menguji kelayakan produk tersebut. Dari segi luas,
sehingga produk tersebut lebih praktis, layak, dan efektif atau membuat produk
lain yang belum pernah ada sebelumnya. Dalam situasi tersebut, peneliti lebih
dengan tujuan akhir untuk menangani masalah pembelajaran yang terkait dengan
sumber belajar pendamping yang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik
(Tegeh, dkk, 2014: 41). Model pengembangan ADDIE memiliki lima tahapan yang
39
40
B. Prosedur Penelitian
Berikut ini langkah-langkah penelitian model ADDIE yang terdiri atas 5 tahap,
sebagai berikut.
41
Analyze
a. Identifikasi masalah
Revisi b. Analisis kebutuhan Revisi
Implementation Design
Evaluation
a. Uji coba produk a. Pengkajian
pada kelompok Memperbaiki E-LKPD Materi
kecil dan uji sesuai dengan masukan - Eksplorasi
coba pemakaian dan saran serta hasil uji materi
pada kelompok coba produk. matematika
besar. - Eksplorasi
b. Mengumpulkan etnomatematika
data b. Pembuatan
keefektifan. Storyboard
c. Mengumpulkan
data
kemenarikan.
Development
1. Analyze
Tahap awal dalam penelitian pengembangan ini adalah analisis. Pada tahap
ini dikaitkan dengan kegiatan menganalisis suatu keadaan, kondisi dan lingkungan
sehingga dapat menemukan produk apa yang hendaknya diperbarui seiring dengan
dengan tujuan untuk mendapatkan informasi atau data pengantar sebagai sumber
perspektif guna mengetahui produk seperti apa yang akan diperbarui atau
dikembangkan. Oleh karena itu, pada tahap analisis dilakukan identifikasi masalah
LKPD elektronik. Perlu diketahui bahwa muatan materi yang terdapat pada buku
LKPD terbitan Kemendikbud terlalu luas dan kurang sesuai dengan karakteristik
lingkungan tempat tinggal peserta didik. Sementara itu, dari hasil observasi yang
telah dilaksanakan dapat diduga bahwa peserta didik Kelas IV SDN Rengel I
merasa bosan dan tidak aktif karena pendekatan pembelajaran matematika yang
Hasil belajar matematika peserta didik pun masih tergolong rendah dengan
presentase peserta didik yang tuntas KKM adalah sebanyak 45,84%. Berdasarkan
hasil angket analisis kebutuhan peserta didik juga diketahui bahwa peserta didik
belum pernah menggunakan bahan ajar yang menarik baik yang berhubungan
43
dengan kondisi nyata di lingkungan tempat tinggal peserta didik maupun yang
berbasis elektronik. Selain itu, peserta didik menyadari bahwa kearifan lokal perlu
dilestarikan, namun peserta didik belum pernah belajar konsep matematika melalui
pada permainan tradisional dan wisata lokal Kabupaten Tuban, tepatnya pada
2. Design
adalah kegiatan merencanakan suatu produk sesuai dengan apa yang dibutuhkan
dan harus eksplisit serta lengkap. Peneliti melakukan pengkajian materi dan
rencana isi dalam bahan ajar yang akan dikembangkan. Kemudian dari kajian
a. Pengkajian Materi
lainnya. Pengkajian materi ini dilakukan dengan cara eksplorasi materi matematika
dan konten etnomatematika sesuai dengan analisis identifikasi masalah dan analisis
peserta didik cukup kesulitan dalam memahami konsep operasi hitung perkalian
dan pembagian yang terdapat pada latihan soal dalam bentuk pemecahan masalah
budaya lokal Kabupaten Tuban, terutama pada permainan tradisional dan wisata
b. Storyboard
Storyboard adalah pemaparan pemikiran dari bahan ajar yang akan dibuat untuk
storyboard yang berisi daftar isi, standar isi (kompetensi inti, kompetensi dasar,
pustaka. Materi dalam storyboard dirangkai melalui Microsoft Word dan dikirim
dalam bentuk pdf sheet yang akan digunakan sebagai bahan pembantu dalam
bab Pengukuran Sudut, yang berkaitan dengan penentuan ukuran sudut dua garis
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik yang suka dengan
45
sesuatu yang menarik dan belum pernah mereka dapatkan. Produk yang akan
3. Development
yaitu kegiatan membuat dan menguji produk. Pada tahap pengembangan ini, ada 3
Tuban, yaitu (1) proses editing, (2) pemograman pada aplikasi Flip PDF Corporate
a. Proses Editing
yang akan digunakan sebelum dijadikan buku elektronik. Dalam siklus ini,
pengubahan gambar dibantu melalui aplikasi Canva. Proses ini sangat penting
dilakukan untuk membuat bahan ajar yang menarik bagi peserta didik. Setelah
tersebut pada storyboard yang telah dibuat untuk dijadikan sebagai lembaran
b. Pemrograman Aplikasi
Pada proses ini, pengembangan produk dilakukan pada aplikasi Flip PDF
Corporate untuk membuat buku elektronik dan aplikasi Google Form untuk
membuat soal-soal penilaian yang diperlukan dalam E-LKPD. Soal penilaian yang
telah dibuat pada storyboard ditransfer melalui Google Form untuk mendapatkan
link page. Kemudian saat proses pemrograman aplikasi pada aplikasi Flip PDF
menjadi buku elektronik. Peneliti menambahkan hyperlink dan link page soal
evaluasi yang telah dibuat di Google Form. Proses ini diselesaikan untuk membuat
gambar dan video serta link soal evaluasi yang mengandung konten
etnomatematika Kabupaten Tuban. Demikian juga pada lembar daftar isi akan
c. Build Project
Pada proses ini, E-LKPD yang telah melalui pemograman akan di export
agar dapat diakses secara online baik di android maupun laptop/pc untuk menjadi
sebuah bahan ajar non cetak berbasis jaringan. Selain itu, pengambang pun juga
membuat produk yang dapat diakses secara offline dengan menyimpannya dalam
d. Validasi Ahli
tambahan apakah produk ini telah dianggap layak dan efektif dalam menyelesaikan
isu-isu yang ada. Persetujuan dilakukan oleh ahli bahan ajar, ahli materi, ahli
bahasa, dan ahli desain pembelajaran menggunakan instrumen validasi. Untuk itu
akan diperoleh saran dari validator sebagai bahan perbaikan untuk pengembangan
Tahap validasi desain produk awal ini dilakukan dengan sekelompok ahli
yang mencakup: ahli bahan ajar, ahli materi, ahli bahasa, dan ahli desain
47
membedah bahasa yang digunakan dalam E-LKPD yang telah dibuat. Ahli desain
LKPD saat diujicobakan. Berikutnya adalah daftar validator dari tahap validasi
1) Ahli bahan ajar dengan latar belakang pendidikan Magister (S2), memiliki
Dasar. Untuk situasi ini, ahli materi yang dimaksud adalah Ibu Puji Rahayu
pengetahuan dan pengalaman yang aplikatif dengan bidang bahasa mulai dari
Lasiran, S.Pd.
4. Implementation
Setelah melalui tahap persetujuan dan perbaikan dari para ahli, maka masuk
pada tahap uji coba produk. Tahap implementation ini adalah tindakan
mengetahui dampak pada sifat realisasi yang terdiri dari kelayakan, keefektifan,
dan kemenarikan. Uji coba produk dilakukan pada kelompok kecil dan uji coba
Uji coba kelompok kecil diarahkan pada peserta didik Kelas IV SDN Rengel
pada uji coba pemakaian kelompok besar dilaksanakan kepada seluruh peserta
didik Kelas IV SDN Rengel I, kecuali 6 peserta didik yang ikut andil dalam uji
coba produk kelompok kecil. Peserta didik dibimbing untuk menggunakan produk
5. Evaluation
tersebut sesuai dengan spesifikasi atau belum. Pada tahap penilaian, peneliti
menganalisis hasil yang diperoleh dari uji coba dengan hasil yang diperoleh dari
ahli bahan ajar, ahli materi, ahli bahasa, dan ahli desain pembelajaran. Selain itu,
peneliti juga membedah informasi yang diperoleh dari peserta didik untuk
menemukan sentimen terkait produk yang telah dibuat. Dengan asumsi produk
49
tersebut masih dalam kriteria layak dan ada masukan selama uji coba, maka produk
tersebut akan diperbaiki sesuai masukan yang telah diberikan untuk membuat
produk menjadi lebih baik lagi. Namun, dengan asumsi hasil uji coba menyatakan
bahwa produk tersebut sangat layak dan menarik, maka pengembangan E-LKPD
ini telah selesai dan menjadi hasil akhir sehingga layak untuk digunakan di sekolah.
Etnomatematika Kabupaten Tuban terdiri dari dua uji coba, yaitu uji coba ahli, uji
coba produk kelompok kecil dan uji coba pemakaian kelompok besar. Namun
demikian, sebelum menyelesaikan dua uji coba tersebut, penilit terlebih dahulu
melakukan uji coba ahli atau disebut validasi desain. Ahli desain bertindak sebagai
validator dan menjadi subjek penelitian pengembangan ini. Pada penelitian ini
terdapat 6 subjek uji coba, yaitu ahli bahan ajar, ahli materi, ahli bahasa, dan ahli
desain pembelajaran sedangkan uji coba produk kelompok kecil dan uji coba
pemakaian kelompok besar dilakukan pada peserta didik Kelas IV di SDN Rengel
Subjek uji coba yang dipilih harus memenuhi kemampuan yang menyertai:
a. Ahli bahan ajar dengan kriteria memiliki latar belakang pendidikan Magister
pengembangan bahan ajar. Untuk situasi tersebut, ahli bahan ajar dalam
penelitian pengembangan ini adalah Ibu Conny Dian Sumadi, S.Pd., M.Pd.
50
Dasar dan memahami karakteristik peserta didik Sekolah Dasar. Untuk situai
tersebut, ahli materi dalam penelitian pengembangan ini adalah Ibu Puji
Uji coba produk kelompok kecil dilakukan di kelas terbatas dengan peserta
didik Kelas IV SDN Rengel I Tahun Ajaran 2021/2022 sebagai subjek penelitian
dilakukan kepada seluruh peserta didik Kelas IV SDN Rengel I Tahun Ajaran
51
1. Jenis data
macam data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data yang digunakan dalam
misalnya, seperti apa produk yang dibuat dan apakah produk tersebut valid atau
kemudian menjadi produk yang valid dan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
di sekolah. Berikutnya adalah klarifikasi dari dua jenis data tersebut, antara lain:
a. Data Kuantitatif
berupa angka atau skor dan digunakan untuk mengukur tingkat kelayakan produk
Data kuantitatif diperoleh dari hasil validasi ahli pada tahap persetujuan, hasil
respon guru dan hasil respon peserta didik pada tahap uji coba produk kelompok
kecil dan uji coba pemakaian kelompok besar. Terlebih lagi, data tersebut
diperoleh dari hasil angket yang diberikan sebagai sumber perspektif dalam
52
b. Data Kualitatif
Data kualitatif berisi ide, komentar, reaksi, info atau analisis yang diperoleh
dari hasil wawancara yang berarti menemukan masalah yang ada di sekolah
sebelum membuat produk dari tahap identifikasi masalah yang dapat dikenali.
Selain itu, data kualitatif dalam penelitian pengembangan ini diperoleh dari hasil
angket uji coba produk sebagai pemeriksaan kebutuhan peserta didik, validasi ahli
Metode Instrumen
Pengumpulan Subjek Pengumpulan Data yang Diamati
Data Data
Ahli Materi Lembar Validasi materi yang
Pembelajaran Angket digunakan dalam penelitian
dan pengembangan E-LKPD
Berbasis Etnomatematika
Kabupaten Tuban
Ahli Bahasa Lembar Validasi kesesuaian bahasa
Pembelajaran Angket yang digunakan dalam E-
LKPD Berbasis
Etnomatematika Kabupaten
Tuban
Ahli Desain Lembar Validasi perangkat
Pembelajaran Angket pembelajaran menggunakan
E-LKPD Berbasis
Etnomatematika Kabupaten
Tuban
Tes Peserta Didik Lembar Tes Hasil belajar peserta didik
Online (soal setelah menggunakan E-
evaluasi) LKPD dengan Berbasis
Etnomatematika Kabupaten
Tuban dalam proses uji coba
pemakaian
Dokumentasi Peserta Foto Dokumentasi berupa foto
Didik, Guru, kegiatan wawancara,
dan lain-lain pelaksanaan uji coba
pemakaian, penyerahan
bahan ajar, dan lain-lain.
a. Wawancara
masalah dan untuk mengetahui hal-hal dari responden secara detail (Sugiyono,
b. Angket (Kuesioner)
kepada peserta didik untuk mengetahui respon peserta didik terkait dengan
pemberian angket atau kuesioner ini adalah untuk mengetahui kevalidan dan
kemenarikan produk dalam uji coba produk kelompok kecil dan uji coba
c. Observasi
spesifik dari berbagai strategi lain yang digunakan oleh peneliti dengan asumsi
terkait dengan perilaku, proses kerja individu, dan apabila jumlah responden yang
dalam penelitian pengembangan ini adalah lembar observasi guru dan lembar
d. Lembar Tes
adalah suatu teknik yang dilakukan oleh peneliti untuk estimasi yang di dalamnya
terdapat pertanyaan, atau tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik. Lembar
55
tes dapat memberikan data tentang keefektifan produk yang dibuat. Dengan lembar
kemampuan peserta didik akan diketahui melalui nilai yang mereka peroleh.
e. Dokumentasi
penelitian pengembangan ini berbentuk gambar-gambar saat uji coba produk, uji
coba penggunaan dan selama penelitian ini. Untuk situasi ini, dokumentasi
E. Instrumen Penelitian
kuesioner (validasi ahli bahan ajar, ahli materi, ahli bahasa, ahli desain
pembelajaran, angket respon guru dan angket respon peserta didik); pedoman
observasi, lembar tes, dan dokumentasi. Berikut kisi-kisi instrumen penelitian yang
1. Wawancara
memanfaatkan E-LKPD yang telah dibuat oleh peneliti. Subjek yang digunakan
56
oleh peneliti dalam wawancara ini adalah Wali Kelas IV. Guru digunakan sebagai
data tentang bahan ajar yang nantinya akan digunakan untuk meminta masukan
dan ide dari guru yang akan digunakan sebagai kontribusi dalam E-LKPD Berbasis
bahan ajar yang valid digunakan untuk pembelajaran di Sekolah Dasar. Kisi-Kisi
2. Angket (Kuesioner)
angket, yaitu: angket validasi ahli bahan ajar, angket validasi ahli materi, angket
validasi ahli bahasa, angket ahli desain pembelajaran angket respon guru dan
produk yang dikembangkan oleh peneliti. Angket validasi ahli bahan ajar
untuk memberikan penilaian dan masukan terhadap materi yang terdapat pada
3. Observasi
guru dan lembar observasi peserta didik. Lembar observasi aktivitas guru berfungsi
oleh peneliti. Analisis kevalidan diserahkan kepada beberapa ahli, antara lain: ahli
bahan ajar, ahli materi, ahli bahasa, dan ahli desain pembelajaran. Berdasarkan data
kuantitatif yang diperoleh dari hasil angket validasi ahli oleh beberapa ahli
Keterangan:
menghitung rata-rata pada hasil validasi. Rata-rata hasil validasi ditentukan dengan
Keterangan:
V : Rata-rata validasi
Vah1 : Validasi ahli bahan ajar
Vah2 : Validasi ahli materi pembelajaran
Vah3 : Validasi ahli bahasa
Vah3 : Validasi ahli desain pembelajaran
Sumber: Akbar (2017:83)
perspektif pembelajaran. Selain itu, terdapat pula aktivitas peserta didik selama
63
a. Hasil belajar
didik. Hasil belajar yang dimaksud adalah muatan ranah kognitif. Ketuntasan hasil
Hasil tes dari setiap peserta didik yang telah dikategorikan tuntas atau tidak,
∑𝐓𝐬𝐞
P= x 100%
∑𝐓𝐬𝐡
Keterangan:
𝐓𝐒𝐞
OAG = x 100%
𝐓𝐒𝐡
Keterangan:
Keterangan:
2017:41).
65
produk dapat ditinjau berdasarkan pada hasil belajar peserta didik, hasil observasi
aktivitas guru dan hasil observasi aktivitas peserta didik. Sejalan dengan pendapat
1) Hasil belajar dalam kategori minimal aktif yaitu ketuntasan belajar peserta
2) Aktivitas guru dalam kategori minimal aktif yaitu deskriptif hasil perhitungan
dari lembar observasi aktivitas guru minimal berada pada kategori baik yaitu
≥ 62,51%.
3) Aktivitas peserta didik dalam kategori minimal aktif yaitu deskriptif hasil
4) Produk pengembangan dikatakan tidak efektif, jika salah satu indikator tidak
Analisis kemenarikan bahan ajar didapatkan dari data hasil angket respon
guru dan hasil angket respon peserta didik setelah pemanfaatan produk
Etnomatematika Kabupaten Tuban pada saat uji coba produk kelompok kecil dan
uji coba pemakaian kelompok besar. Hal tersebut bertujuan untuk memutuskan
Keterangan:
Keterangan:
1. Hasil
kriteria valid, efektif, dan menarik. Tingkat kevalidan produk didapatkan melalui
penilaian para ahli, antara lain: ahli bahan ajar, ahli materi, ahli bahasa, dan ahli
belajar peserta didik, lembar observasi aktivitas guru, dan lembar aktivitas peserta
didik. Terakhir, kemenarikan produk didapatkan dari hasil angket respon guru dan
lembar angket respon peserta didik. Berikut data-data hasil penelitian dijelaskan
bersama Wali Kelas IV SD Negeri Rengel I, yaitu Bapak Lasiran, S.Pd. yang
diketahui bahwa bahan ajar yang kerap dipakai dalam pembelajaran adalah buku
lain yang menarik dan inovatif. Itulah mengapa permasalahan atau kendala yang
sering terjadi saat pembelajaran adalah peserta didik masih membutuhkan bantuan
68
69
guru untuk memahami materi dan belum dapat belajar secara mandiri dengan
bahan ajar yang tersedia. Di samping itu, guru juga menyatakan bahwa keaktifan
bertanya peserta didik masih cukup rendah sehingga ketika diminta mengerjakan
tugas secara mandiri peserta didik masih mengalami kesulitan dan tidak
bahwa bahan ajar yang digunakan oleh guru belum sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik. Akibatnya, peserta didik terlihat kurang antusias dan tidak
aktif saat pembelajaran. Sebagian besar peserta didik juga masih sering dibantu
guru dalam mengerjakan tugas mandiri. Di samping itu, hasil belajar peserta didik
pada materi pengukuran sudut masih tergolong rendah dengan presentase tuntas
dikuatkan dengan perolehan data hasil angket kebutuhan peserta didik yang
diberikan kepada peserta didik Kelas IV pada tanggal 25 Oktober 2021. Hasil
menjawab guru belum menggunakan bahan ajar baru dan menarik dalam
jarang menggunakan bahan ajar pendamping lain selain buku terbitan pemerintah.
Pada hasil angket ini juga diketahui bahwa sebesar 100% peserta didik
pendamping, padahal semua peserta didik senang jika bisa menggunakan buku
elektronik. Terlepas dari hal tersebut, diketahui pula bahwa seluruh peserta didik
mengaku mereka mengetahui dan pernah memainkan atau mengunjungi salah satu
permainan tradisional dan wisata lokal yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Akan
tetapi, guru tidak pernah mengaitkan budaya lokal tersebut dalam pembelajaran
1) Pengkajian Materi
operasi hitung perkalian dan pembagian yang terdapat pada latihan soal dalam
sendiri cukup mampu menghafal perkalian dasar. Selain itu, diketahui peserta
tidak mengetahui cara membaca dan menggunakan alat ukur busur derajat.
71
sedangkan wisata lokal yang dipilih adalah wisata Goa Ngerong, Pantai
2) Pembuatan Storyboard
a) Bagian Pembuka
Pada bagian pembuka terdapat cover buku elektronik dan daftar isi yang
yang tedapat di daftar isi meliputi, antara lain: halaman depan/cover, daftar
b) Bagian Isi
pada materi Pengukuran Sudut. Pada materi tersebut terdapat dua kali
baku dengan buru derajat, dan 2 mengenai pengukuran sudut bangun datar
c) Bagian Penutup
pengembang dan daftar pustaka sebagai sumber referensi bagi peneliti dalam
(1) proses editing, (2) pemograman pada aplikasi Flip PDF Corporate dan
(3) build project. Proses editing dilakukan dengan membuat cover dan
dibuat untuk dijadikan sebagai lembaran materi dengan format yang menarik
berupa pdf.
page soal evaluasi yang telah dibuat di Google Form. Terakhir pada tahap
menggunakan gawai/pc.
dilakukan oleh para validasi ahli untuk menguji kelayakan produk yang
dikembangkan oleh peneliti sebelum diuji coba kepada peserta didik. Adapun
kuantitatif sebagai data utama dan didukung dengan data kualitatif yang mana
terdapat masukan dan saran dari para validasi ahli. Berikut adalah hasil
dilakukan oleh masing-masing validasi ahli, yaitu ahli bahan ajar, ahli materi,
yang dikembangkan oleh peneliti. Hasil validasi ahli bahan ajar berperan
74
validasi bahan ajar dilakukan kepada validasi ahli dengan kriteria memiliki
situasi tersebut, ahli bahan ajar dalam penelitian pengembangan ini adalah
Ibu Conny Dian Sumadi, S.Pd., M.Pd. Validasi produk E-LKPD Berbasis
Adapun hasil validasi ahli bahan ajar berupa data kuantitatif sebagai berikut.
Skor
No Indikator
1 2 3 4 5
10. Kemampuan E-LKPD berbasis etnomatematika
√
Kabupaten Tuban sebagai stimulus belajar.
11. Kemampuan E-LKPD berbasis etnomatematika
Kabupaten Tuban dalam menciptakan rasa √
senang belajar bagi peserta didik
12. Kapasitas atau ukuran E-LKPD berbasis
etnomatematika Kabupaten Tuban yang tidak √
terlalu berat
13. Desain E-LKPD berbasis etnomatematika
√
Kabupaten Tuban terlihat menarik
14. E-LKPD berbasis etnomatematika Kabupaten
√
Tuban dapat bertahan untuk waktu yang lama
15. Keamanan E-LKPD berbasis etnomatematika
√
Kabupaten Tuban
Total skor Perolehan (Tse) 65
Skor Maksimal (TSh) 75
Lebih lanjut, ahli bahan ajar juga memberikan data kualitatif terhadap
antara lain:
Masukan dan saran yang diberikan oleh ahli bahan ajar akan dijadikan
Kabupaten Tuban.
76
pengembangan ini adalah Ibu Puji Rahayu Ningsih, S.Pd., M.Pd. Validasi
pada tanggal 7 Juni 2022. Adapun hasil validasi ahli materi berupa data
Skor
No Indikator
1 2 3 4 5
2. Kelengkapan dan kedalaman uraian materi
√
sesuai dengan tingkat pemahaman peserta didik
3. Materi sesuai dengan konsep pembelajaran yang
√
diajarkan
4. Menyajikan materi pendukung √
5. Latihan soal dan evaluasi yangs esuai dengan
√
tujuan
6. Uraian materi sistematis dan sederhana ke
√
kompleks
7. Materi mempermudah peserta didik memahami
permainan tradisional dan wisata lokal √
Kabupaten Tuban
8. Mendorong rasa ingin tahu peserta didik √
9. Mendorong peserta didik untuk membangun
√
pengetahuannya sendiri
10. Mendorong terjadinya interaksi peserta didik
dengan E-LKPD Berbasis Etnomatematika √
Kabupaten Tuban
Total Skor Perolehan (Tse) 43
Skor Maksimal (TSh) 50
gambar ada.
(2) Dalam membuat soal (di antaranya kalimat tanya tidak ganda, ada tanda
tanya “?”).
Masukan dan saran yang diberikan oleh ahli materi akan dijadikan
Kabupaten Tuban.
79
Tuban dilaksanakan pada tanggal 15 Juni 2022. Adapun hasil validasi ahli
Masukan dan saran yang diberikan oleh ahli bahasa akan dijadikan
Kabupaten Tuban
Skor
No Indikator
1 2 3 4 5
3. Kejelasan dan kelogisan rumusan indikator
√
pembelajaran
4. Kesesuaian indikator pencapaian kompetensi
√
dengan tingkat perkembangan peserta didik
5. Kelengkapan rumusan pembelajaran, tersurat
aspek ABCD (A= audience, B= behavior, C= √
condition, D= degree).
6. Kesesuaian langkah pembelajaran dengan tujuan
√
pembelajaran
7. Kegiatan dalam langkah-langkah pembelajaran
√
lebih menekankan pada pengalaman peserta didik
8. Ketepatan sistematika penyusunan Rencana
√
Pelaksanaan Pembelajaran
9. Pemanfaatan metode dan model pembelajaran
√
yang digunakan
10. Pemanfaatan bahan ajar yang digunakan √
11. Kelengkapan tahapan pembelajaran yaitu dimulai
dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan √
penutup
12. Pencantuman instrumen penilaian √
13. Kesesuaian urutan kegiatan pembelajaran √
14. Kesesuaian dan kelengkapan instrumen evaluasi
√
(soal, kunci jawaban dan pedoman penskoran)
15. Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan dalam
√
pembelajaran
Total Skor Perolehan (Tse) 69
Skor Maksimal (TSh) 75
antara lain:
(1) Sebaiknya alokasi waktu disesuaikan dengan materi dan banyak soal
evaluasi.
Masukan dan saran yang diberikan oleh ahli bahan ajar akan dijadikan
Kabupaten Tuban.
84
Setelah melalui tahap persetujuan dan perbaikan dari para ahli, maka masuk
pada tahap uji coba produk. Tahap implementation ini adalah tindakan
belajar peserta didik, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas
peserta didik, sedangkan tingkat kemenarikan produk dilihat dari hasil angket
respon guru dan angket respon peserta didik. Kegiatan uji coba dilaksanakan dalam
dua tahap, yaitu uji coba produk kelompok kecil dan uji coba pemakaian pada
kelompok besar.
85
Uji coba produk kelompok kecil dilaksanakan pada tanggal 18 dan 20 Juni
2022 usai mendapatkan penilaian validasi produk dari para ahli. Tujuan
pelaksanaan uji coba produk kelompok kecil adalah untuk mengetahui tingkat
aktivitas peserta didik, angket respon guru dan angket respon peserta d idik.
Adapun data subjek uji coba produk kelompok kecil adalah sebagai berikut.
soal evaluasi yang terdapat dalam bahan ajar tersebut. Soal evaluasi merujuk
dari materi yang terdapat pada pembelajaran 1 dan 2 yang dapat diakses
melalui google form dalam E-LKPD tersebut. Nilai yang didapatkan oleh
peserta didik dikatakan tuntas apabila nilai tersebut telah memenuhi Kriteria
86
Rengel I yaitu ≥ 70. Nilai yang diperoleh tersebut yang akan digunakan untuk
didik pada uji coba produk kelompok kecil. Adapun hasil belajar peserta didik
pada tahap uji coba produk kelompok kecil adalah sebagai berikut.
Tabel 4.10 Data Hasil Belajar Uji Coba Produk Kelompok Kecil
No. Nama Peserta Didik Nilai Ketuntasan
1. Muhammad Hafid Rusli 95 Tuntas
2. Muhammad Mahendra Datta 90 Tuntas
3. Muhammad Teguh Saputra 75 Tuntas
4. Nadya Putri Kania 75 Tuntas
5. Nur Eliyana Eka Putri 80 Tuntas
6. Yusticia Fay Nur Rojaby 85 Tuntas
kepada observer untuk mengobservasi dan menilai aktivitas guru pada saat
observasi aktivitas guru pada uji coba produk kelompok kecil adalah Bapak
Lasiran, S.Pd.. Data hasil lembar observasi aktivitas guru pada tahap uji coba
Tabel 4.11 Data Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru Uji Coba Produk
Kelompok Kecil
No. Pembelajaran ke- Skor Presentase Skor
1. 1 53 94.64%
2. 2 54 96.43%
Total Skor 107
Skor Maksimal 112
observer untuk menilai lembar aktivitas peserta didik adalah Siti Aisah
peserta didik pada tahap uji coba produk kelompok kecil, sebagai berikut
Tabel 4.12 Data Hasil Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Uji Coba
Produk Kelompok Kecil
No. Pembelajaran ke- Skor Presentase Skor
1. 1 54 90%
2. 2 56 93,34%
Total Skor 110
Skor Maksimal 120
Pada hasil angket respon guru digunakan sebagai alat ukur untuk
Kabupaten Tuban dalam pembelajaran pada uji coba produk kelompok kecil
88
dari sudut pandang seorang guru. Adapun hasil angket respon guru pada tahap
Tabel 4.13 Data Hasil Angket Respon Guru Uji Coba Produk Kelompok
Kecil
No. Nama Guru Skor Presentase Skor
1. Lasiran, S.Pd. 37 92,50%
Total Skor 37
Skor Maksimal 40
dan pembelajaran pada uji coba produk kelompok kecil menurut sudut
pandang peserta didik. Adapun hasil angket respon peserta didik pada tahap
Tabel 4.14 Data Hasil Angket Respon Peserta Didik Uji Coba Produk
Kelompok Kecil
Presentase
No. Nama Peserta Didik Skor
Skor
1. Muhammad Hafid Rusli 50 100%
2. Muhammad Mahendra Datta 48 96%
3. Muhammad Teguh Saputra 48 96%
4. Nadya Putri Kania 47 94%
5. Nur Eliyana Eka Putri 47 94%
6. Yusticia Fay Nur Rojaby 48 96%
Total Skor 288
Skor Maksimal 300
data yang diperlukan, maka masuk pada tahap implementasi uji coba
peserta didik yang ikut andil dalam uji coba produk kelompok kecil. Uji coba
setelah mendapatkan validasi produk dari para ahli dan perbaikan serta saran
Kabupaten Tuban ditinjau dari hasil belajar peserta didik, lembar observasi
aktivitas guru, lembar observasi aktivitas peserta didik, angket respon guru
dan angket respon peserta didik. Adapun data subjek uji coba pemakaian
soal evaluasi yang terdapat dalam bahan ajar tersebut. Soal evaluasi merujuk
dari materi yang terdapat pada pembelajaran 1 dan 2 yang dapat diakses
melalui google form dalam E-LKPD tersebut. Nilai yang didapatkan oleh
peserta didik dikatakan tuntas apabila nilai tersebut telah memenuhi Kriteria
Rengel I yaitu ≥ 70. Nilai yang diperoleh tersebut yang akan digunakan untuk
didik pada uji coba pemakaian kelompok besar. Adapun hasil belajar peserta
didik pada tahap uji coba pemakaian kelompok besar adalah sebagai berikut.
Tabel 4.16 Data Hasil Belajar Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar
Presentase
No. Nama Peserta Didik Skor
Skor
1. Mohammad Alif Amalfi 85 Tuntas
2. Mokamad Dika Abdul Latif 85 Tuntas
3. Muhamad Anung Nugroho 80 Tuntas
4. Muhammad Aufa Misaqi R. 80 Tuntas
5. Muhammad Choirun Nashikhin 85 Tuntas
6. Muhammad Iqbal Wiranata 85 Tuntas
7. Muhammad Jibrin Asyam 95 Tuntas
8. Muhammad Nabil Azka 90 Tuntas
9. Muhammad Nabil Hibrizi 75 Tuntas
10. M. Nayottama Ray A. 85 Tuntas
11. Muhammad Rizky Bahari 90 Tuntas
12. Muhammad Syahrul Azhar 85 Tuntas
13. Nur Mufida 85 Tuntas
14. Otya Linda Defi 85 Tuntas
15. Oxcell Chellcea Sinaga 80 Tuntas
16. Rachel Anindita Evani 75 Tuntas
17. Rafif Hilmi Pramudya Wibawa 80 Tuntas
18. Rama Junlian Syah 75 Tuntas
91
Presentase
No. Nama Peserta Didik Skor Skor
19. Razan Muhammad Irhsan 80 Tuntas
20. Satria Jamaluddin Haqiqi 75 Tuntas
21. Zaki Youngsoo Arrasyid 85 Tuntas
22. Zaky Javier Maulana 80 Tuntas
Observer yang menilai lembar observasi aktivitas guru pada uji coba
pemakaian kelompok besar adalah Bapak Lasiran, S.Pd.. Data hasil lembar
observasi aktivitas guru pada tahap uji coba pemakaian kelompok besar
Tabel 4.17 Data Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru Uji Coba
Pemakaian Kelompok Besar
No. Pembelajaran ke- Skor Presentase Skor
1. 1 52 92,86%
2. 2 53 94,64%
Total Skor 105
Skor Maksimal 112
untuk mengobservasi dan menilai aspek psikomotor dan afektif peserta didik
Adapun observer yang mengamati dan menilai lembar aktivitas peserta didik
pada tahap uji coba pemakaian kelompok besar adalah Siti Aisah mahasiswi
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Data hasil lembar observasi aktivitas
peserta didik pada tahap uji coba pemakaian kelompok besar, sebagai berikut.
Tabel 4.18 Data Hasil Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Uji Coba
Pemakaian Kelompok Besar
No. Pembelajaran ke- Skor Presentase Skor
1. 1 52 86,67%
2. 2 54,50 90,84%
Total Skor 106,50
Skor Maksimal 120
Pada hasil angket respon guru digunakan sebagai alat ukur untuk
besar dari sudut pandang seorang guru. Adapun hasil angket respon guru pada
Tabel 4.19 Data Hasil Angket Respon Guru Uji Coba Pemakaian
Kelompok Besar
No. Nama Guru Skor Presentase Skor
1. Lasiran, S.Pd. 36 90%
Total Skor 36
Skor Maksimal 40
dan pembelajaran pada uji coba pemakaian kelompok besar menurut sudut
pandang peserta didik. Adapun hasil angket respon peserta didik pada tahap
Tabel 4.20 Data Hasil Angket Respon Peserta Didik Uji Coba Pemakaian
Kelompok Besar
Presentase
No. Nama Peserta Didik Skor
Skor
1. Mohammad Alif Amalfi 47 94%
2. Mokamad Dika Abdul Latif 48 96%
3. Muhamad Anung Nugroho 46 92%
4. Muhammad Aufa Misaqi R. 47 94%
5. Muhammad Choirun N. 47 94%
6. Muhammad Iqbal Wiranata 48 96%
7. Muhammad Jibrin Asyam 47 94%
8. Muhammad Nabil Azka 50 100%
9. Muhammad Nabil Hibrizi 47 94%
10. M. Nayottama Ray A. 46 92%
11. Muhammad Rizky Bahari 48 96%
12. Muhammad Syahrul Azhar 47 94%
13. Nur Mufida 46 92%
14. Otya Linda Defi 48 96%
15. Oxcell Chellcea Sinaga 48 96%
16. Rachel Anindita Evani 49 98%
17. Rafif Hilmi Pramudya W. 47 94%
18. Rama Junlian Syah 48 96%
19. Razan Muhammad Irhsan 49 98%
20. Satria Jamaluddin Haqiqi 47 94%
21. Zaki Youngsoo Arrasyid 47 94%
22. Zaky Javier Maulana 48 96%
Total Skor 1045
Skor Maksimal 1100
yang telah melewati beberapa tahap mulai dari menganalisis materi mendesain
produk kelompok kecil. Adapun data-data evaluasi yang diperoleh dibagi menjadi
dua macam, yaitu data evaluasi formatif dan data evaluasi sumatif. Data evaluasi
formatif adalah data yang didapatkan dari hasil uji coba berupa soal evaluasi
pembelajaran. Kemudian data evaluasi sumatif adalah data yang didapatkan dari
hasil validasi ahli hasil, observasi aktivitas guru, hasil observasi aktivitas peserta
didik, hasil angket respon guru, dan hasil angket respon peserta didik. Pada hasil
evaluasi uji coba produk kelompok kecil terdapat beberapa perbaikan berupa saran
dan masukan yang perlu direvisi sebelum implementasi pada uji coba pemakaian
kelompok besar. Berikut hasil evaluasi produk yang berisi perbaikan dan saran dari
para ahli dan praktisi yang hendaknya digunakan sebagai dasar atau landasan untuk
2. Analisis Data
yang diperoleh dari hasil validasi ahli, uji coba produk kelompok kecil dan uji coba
pemakaian kelompok besar sehubungan dengan tujuan yang akan dicapai oleh
diserahkan kepada beberapa validasi ahli, antara lain: ahli bahan ajar, ahli materi
pembelajaran, ahli bahasa, dan ahli desain pembelajaran. Peneliti menghitung lalu
Hasil informasi yang didapatkan pada evaluasi validasi ahli bahan ajar
yang diberikan oleh validator, yaitu Ibu Conny Dian Sumadi, S.Pd., M.Pd.
IV Materi Pengukuran Sudut adalah salah satu data yang digunakan untuk
penilaian validasi ahli bahan ajar sesuai dengan data pada Tabel 4.1 (Data
Hasil Validasi Bahan Ajar) adalah sebanyak 65 dari skor maksimal sebesar
75. Peneliti menganalisis data hasil validasi ahli bahan ajar tersebut
Diketahui:
TSe = 65
TSh = 75
Ditanya:
Jawab:
TSe
Vah = TSh x 100%
65
Vah = 75 x 100%
Vah = 86,67%
memanfaatkan kondisi kevalidan, skor kevalidan dari ahli bahan ajar adalah
86,67%. Selanjutnya hasil skor dikaji sesuai dengan ukuran kevalidan produk
yang terdapat pada Tabel 3.11 (Kriteria Kevalidan Produk E-LKPD) sehingga
diketahui skor 86,67% tergolong pada kriteria produk yang sangat valid.
Sudut menurut ahli bahan ajar menunjukkan sangat valid untuk digunakan
SD Negeri Rengel I. Demikian pula, validasi ahli bahan ajar juga memberikan
ide dan kontribusi sebagai informasi subjektif bagi peneliti untuk tinjauan
informasi pada Tabel 4.3 (Data Hasil Validasi Materi Pembelajaran) adalah
43 dari skor paling banyak 50. Peneliti merinci informasi dari hasil penilaian
berikut.
Diketahui:
TSe = 43
TSh = 50
Ditanya:
Jawab:
TSe
Vah = TSh x 100%
98
43
Vah = 50 x 100%
Vah = 86%
pembelajaran adalah 86%. Selanjutnya hasil skor dikaji sesuai dengan ukuran
kevalidan produk yang terdapat pada Tabel 3.11 (Kriteria Kevalidan Produk
E-LKPD) sehingga diketahui skor 86% tergolong pada kriteria produk yang
Hasil data yang diperoleh pada penilaian validasi ahli bahasa yang
penilaian validasi ahli bahasa sesuai informasi pada Tabel 4.3 (Data Hasil
99
Validasi Bahasa) adalah sebanyak 29 dari skor maksimal sebesar 35. Peneliti
(Akbar, 2017: 82). Perhitungan hasil penilaian ahli bahasa, sebagai berikut.
Diketahui:
TSe = 29
TSh = 35
Ditanya:
Jawab:
TSe
Vah = TSh x 100%
29
Vah = 35 x 100%
Vah = 82,86%
82,86%. Selanjutnya hasil skor dikaji sesuai dengan ukuran kevalidan produk
yang terdapat pada Tabel 3.11 (Kriteria Kevalidan Produk E-LKPD) sehingga
diketahui skor 82,86% tergolong pada kriteria produk yang valid. Berikutnya,
Demikian pula, ahli bahasa memberikan ide dan kontribusi sebagai informasi
penilaian validasi ahli desain pembelajaran sesuai informasi pada Tabel 4.3
Diketahui:
TSe = 69
TSh = 75
Ditanya:
Jawab:
TSe
Vah = TSh x 100%
69
Vah = 75 x 100%
Vah = 92%
101
pembelajaran adalah 92%. Selanjutnya hasil skor dikaji sesuai dengan ukuran
kevalidan produk yang terdapat pada Tabel 3.11 (Kriteria Kevalidan Produk
E-LKPD) sehingga diketahui skor 92% tergolong pada kriteria produk yang
untuk menunjukkan validasi ahli bahan ajar, ahli materi pembelajaran, ahli
ahli ini akan digunakan untuk memastikan normalitas hasil persetujuan. Hal
sebagai berikut:
Diketahui:
Vah1 : 86,67%
102
Vah2 : 86%
Vah3 : 82,86%
Vah3 : 92%
Ditanya:
V : Rata-rata validasi
Jawab:
347,53%
V= 4
V = 86,88%
kemampuan dari guru kepada peserta didik (Pribadi, 2019:3). Oleh karena itu,
bahan ajar yang dibuat oleh peneliti diharapkan dapat membantu guru dalam
pengukuran sudut.
persetujuan ahli materi pembelajaran sebesar 86%. Selain itu, hasil penilaian
presentase hasil kevalidan produk dari setiap validasi ahli dapat dilihat pada
92.00%
90.00%
88.00%
86.00%
84.00%
82.00%
80.00%
78.00%
Ahli Bahan Ahli Materi Ahli Bahasa Ahli Desain
Ajar Pembelajaran Pembelajaran
.
Gambar 4.2 Diagram Presentase Hasil Kevalidan Produk
104
menentukan tingkat efektivitas dan daya tarik produk yang telah dibuat oleh
melalui hasil belajar peserta didik, lembar observasi aktivitas guru, dan
Kabupaten Tuban dalam pelaksanaan uji coba produk kelompok kecil adalah
peserta didik. Hasil belajar yang dimaksud hanya dalam aspek kognitif.
Minimal (KKM) di SDN Rengel I yaitu 70. Hasil belajar peserta didik pada
uji coba produk kelompok kecil disajikan pada Tabel 4.9 (Data Subjek Uji
105
Coba Produk Kelompok Kecil). Hasil tes dari setiap peseta didik yang telah
Diketahui:
Tse =6
Tsh =6
Ditanya:
Jawab:
∑Tse
P = ∑Tsh x 100%
6
P = 6 x 100%
P = 100%
perhitungan di atas adalah sebesar 100%. Dengan demikian, pada uji coba
produk kelompok kecil semua peserta didik dinyatakan tuntas belajar karena
Tuban kemudian disurvei dari lembar observasi aktivitas guru. Kapasitas guru
pembelajaran. Adapun peneliti bertindak sebagai guru pada uji coba produk
106
Selain itu, informasi dari uji coba produk kelompok kecil pada hasil
lembar observasi aktivitas guru dipaparkan pada Tabel 4.11 (Data Hasil
2 adalah 107 dari nilai terbesar adalah 112. Berdasarkan informasi tersebut,
Diketahui:
Tse = 107
Tsh = 112
Ditanya:
Jawab:
TSe
OAG = TSh x 100%
107
OAG = 112 x 100%
OAG = 95,54%
observasi aktivitas guru mendapat tingkat 95,54% pada uji coba produk
kriteria aktivitas guru sesuai Tabel 3.15 (Kriteria Aktivitas Guru). Oleh
107
Tuban kemudian diaudit dari lembar observasi aktivitas peserta didik. Lembar
Observer di uji coba produk kelompok kecil yang bertugas menilai lembar
observasi aktivitas peserta didik adalah Siti Aisah dan Dewi Sri Astutik.
Selain itu, informasi hasil lembar observasi aktivitas peserta didik di uji
coba produk kelompok kecil disajikan pada Tabel 4.12 (Data Hasil Lembar
sama dengan 110 dari nilai terbesar 120. Berdasarkan informasi tersebut,
Diketahui:
Tse = 110
Tsh = 120
Ditanya:
Jawab:
TSe
OAPD = TSh x 100%
110
OAPD = 120 x 100%
OAPD = 91,67%
observasi aktivitas peserta didik mendapat tingkat 91,67% pada uji coba
produk kelompok kecil. Selain itu, hasil presentase dikaji untuk menentukan
tingkat kriteria aktivitas peserta didik sesuai Tabel 3.15 (Kriteria Aktivitas
Peserta Didik). Oleh karena itu, cenderung dianggap bahwa aktivitas peserta
Tabel 4.23 Rekapitulasi Analisis Uji Keefektifan Produk pada Uji Coba
Produk Kelompok Kecil
No. Aspek yang diamati Skor Kategori
1. Hasil Belajar 100% Tuntas
2 Lembar Observasi Aktivitas Guru 95,54% Sangat Baik
3. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik 91,67% Sangat Baik
observasi aktivitas guru mendapat taraf 95,54% dan hasil lembar observasi
aktivitas peserta didik 91,67% dalam uji coba produk kelompok kecil. Dari
persentase uji coba produk kelompok kecil dari segi keefektifan E-LKPD
sebagai berikut.
100%
95%
90%
85%
Hasil Belajar Lembar Observasi Lembar Observasi
Aktivitas Guru Aktivitas Peserta
Didik
angket respon guru dan angket respon peserta didik. Studi banding didapat
dari hasil angket respon guru menentukan tingkat daya tarik produk yang
angket respon guru terdapat pada Tabel 4.13 (Data Hasil Angket Respon Guru
Uji Coba Produk Kelompok Kecil) diketahui bahwa skor keseluruhan yang
diperoleh adalah 37 dari skor paling besar 40. Dari informasi ini, tingkat
Diketahui:
Tse = 37
110
Tsh = 40
Ditanya:
Jawab:
TSe
Arg = TSh x 100%
37
Arg = 40 x 100%
Arg = 92,50%
dari angket respon guru mendapat tingkat 92,50% di uji coba produk
produk menurut perspektif guru dalam uji coba produk kelompok kecil
Penyelidikan daya tarik produk di uji coba produk kelompok kecil yang
didik. Pemeriksaan kualitas menarik yang diperoleh dari hasil angket respon
peserta didik menentukan tingkat daya pikat produk yang dikembangkan oleh
peserta didik terdapat pada Tabel 4.14 (Data Hasil Angket Respon Peserta
Didik Uji Coba Produk Kelompok Kecil) diketahui bahwa nilai ketuntasan
yang diperoleh adalah 288 dari nilai terbesar 300. Berdasarkan informasi hal
Diketahui:
Tse = 288
Tsh = 300
Ditanya:
Jawab:
TSe
Arpd = TSh x 100%
288
Arpd = 300 x 100%
Arpd = 96%
presentase dari hasil angket respon peserta didik mendapat tingkat 96% di uji
bahwa kemenarikan produk menurut perspektif peserta didik dalam uji coba
Tabel 4.24 Rekapitulasi Analisis Uji Kemenarikan Produk pada Uji Coba
Produk Kelompok Kecil
No. Aspek yang diamati Skor Kategori
1. Angket Respon Guru 92,50% Sangat Menarik
2. Angket Respon Peserta Didik 96% Sangat Menarik
Berdasarkan hasil angket respon guru mendapat taraf 92,50% dan hasil
angket respon peserta didik 96% dalam uji coba produk kelompok kecil. Dari
persentase uji coba produk kelompok kecil dari segi kemenarikan E-LKPD
sebagai berikut:
96%
94%
92%
90%
Angket Respon Guru Angket Respon Peserta
Didik
keefektifan produk bahan ajar ditinjau dari hasil belajar peserta didik
umum sangat baik; dan hasil lembar observasi aktivitas peserta didik
113
mendapat skor 91,67% dengan klasifikasi sangat baik. Selain itu, hasil
presenatase kemenarikan produk bahan ajar yang ditinjau dari hasil angket
menarik dan hasil angket respon peserta didik mendapat skor 96% dalam
Adapun hasil implementasi pada tahap uji coba produk kelompok kecil
100.00%
98.00%
96.00%
94.00%
92.00%
90.00%
88.00%
86.00%
Hasil Lembar Lembar Angket Angket
Belajar Observasi Observasi Respon Respon
Aktivitas Aktivitas Guru Peserta
Guru Peserta Didik
Didik
peserta didik. Hasil belajar yang dimaksud hanya dalam aspek kognitif.
Minimal (KKM) di SDN Rengel I yaitu 70. Hasil belajar peserta didik pada
uji coba pemakaian kelompok besar disajikan pada Tabel 4.16 (Data Subjek
Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar). Hasil tes dari setiap peseta didik yang
Tse = 22
Tsh = 22
Ditanya:
Jawab:
∑Tse
P = ∑Tsh x 100%
22
P= x 100%
22
P = 100%
perhitungan di atas adalah sebesar 100%. Dengan demikian, pada uji coba
peneliti bertindak sebagai guru pada uji coba pemakaian kelompok besar
Selain itu, informasi dari uji coba pemakaian kelompok besar pada hasil
lembar observasi aktivitas guru dipaparkan pada Tabel 4.17 (Data Hasil
2 adalah 105 dari nilai terbesar adalah 112. Berdasarkan informasi tersebut,
Diketahui:
Tse = 105
Tsh = 112
Ditanya:
Jawab:
TSe
OAG = TSh x 100%
105
OAG = 112 x 100%
OAG = 93,75%
116
observasi aktivitas guru mendapat tingkat 93,75% pada uji coba pemakaian
kriteria aktivitas guru sesuai Tabel 3.15 (Kriteria Aktivitas Guru). Oleh
lembar observasi aktivitas peserta didik adalah adalah Siti Aisah, Dewi Sri
Selain itu, informasi hasil lembar observasi aktivitas peserta didik di uji
coba pemakaian kelompok besar disajikan pada Tabel 4.18 (Data Hasil
1 dan 2 sama dengan 106,50 dari nilai terbesar 120. Berdasarkan informasi
tersebut, tingkat presentase dari lembar observasi aktivitas peserta didik dapat
Diketahui:
Tse = 106,50
Tsh = 120
117
Ditanya:
Jawab:
TSe
OAPD = TSh x 100%
106,50
OAPD = x 100%
120
OAPD = 88,75%
observasi aktivitas peserta didik mendapat tingkat 88,75% pada uji coba
tingkat kriteria aktivitas peserta didik sesuai Tabel 3.15 (Kriteria Aktivitas
Peserta Didik). Oleh karena itu, cenderung dianggap bahwa aktivitas peserta
Tabel 4.26 Rekapitulasi Analisis Uji Keefektifan Produk pada Uji Coba
Pemakaian Kelompok Besar
No. Aspek yang diamati Skor Kategori
1. Hasil Belajar 100% Tuntas
observasi aktivitas guru mendapat taraf 93,75% dan hasil lembar observasi
aktivitas peserta didik 88,757% dalam uji coba pemakaian kelompok besar.
118
100%
95%
90%
85%
80%
Hasil Belajar Lembar Observasi Lembar Observasi
Aktivitas Guru Aktivitas Peserta
Didik
angket respon guru dan angket respon peserta didik. Informasi hasil angket
respon guru terdapat pada Tabel 4.19 (Data Hasil Angket Respon Guru Uji
diperoleh adalah 36 dari skor paling besar 40. Dari informasi ini, tingkat
Diketahui:
Tse = 36
119
Tsh = 40
Ditanya:
Jawab:
TSe
Arg = TSh x 100%
36
Arg = 40 x 100%
Arg = 90%
dari angket respon guru mendapat tingkat 90% di uji coba pemakaian
produk menurut perspektif guru dalam uji coba pemakaian kelompok besar
didik. Informasi hasil angket respon peserta didik terdapat pada Tabel 4.20
(Data Hasil Angket Respon Peserta Didik Uji Coba Pemakaian Kelompok
Besar) diketahui bahwa nilai ketuntasan yang diperoleh adalah 1045 dari nilai
120
Diketahui:
Tse = 1045
Tsh = 1100
Ditanya:
Jawab:
TSe
Arpd = x 100%
TSh
1045
Arpd = x 100%
1100
Arpd = 95%
presentase dari hasil angket respon peserta didik mendapat tingkat 95% di uji
bahwa kemenarikan produk menurut perspektif peserta didik dalam uji coba
Berdasarkan hasil angket respon guru mendapat taraf 90% dan hasil
angket respon peserta didik 95% dalam uji coba pemakaian kelompok besar.
menarik. Hasil persentase uji coba pemakaian kelompok besar dari segi
96.00%
94.00%
92.00%
90.00%
88.00%
86.00%
Angket Respon Guru Angket Respon Peserta
Didik
keefektifan produk bahan ajar ditinjau dari hasil belajar peserta didik
umum sangat baik; dan hasil lembar observasi aktivitas peserta didik
122
mendapat skor 88,75% dengan klasifikasi sangat baik. Selain itu, hasil
presenatase kemenarikan produk bahan ajar yang ditinjau dari hasil angket
menarik dan hasil angket respon peserta didik mendapat skor 95% dalam
100.00%
95.00%
90.00%
85.00%
80.00%
Hasil Lembar Lembar Angket Angket
Belajar Observasi Observasi Respon Respon
Aktivitas Aktivitas Guru Peserta
Guru Peserta Didik
Didik
B. Pembahasan
Materi Pengukuran Sudut yang valid, efektif, dan menarik. Pengembangan ini
berupa E-LKPD. Lebih lanjut, hasil dan analisis data penelitian pengembangan ini
dan menganalisis kebutuhan. Analisis masalah dilakukan saat pra penelitian pada
Kelas IV SD Negeri Rengel I, yaitu Bapak Lasiran, S.Pd., sedangkan para peserta
didik Kelas IV diminta untuk mengisi lembar angket kebutuhan peserta didik.
saat kegiatan pembelajaran. Itulah tiga instrumen pra penelitian yang digunakan
masalah sebagai berpikir kritis dalam keberadaan sehari-hari. Selain itu, diketahui
bahwa peserta didik pun mengalami kesulitan dalam membaca simbol matematika,
dan masih tidak mengetahui cara membaca serta menggunakan alat ukur busur
derajat. Dengan demikian, hasil belajar peserta didik pada materi pengukuran sudut
sebagian besar masih kurang dari KKM. Lebih lanjut, penggunaan bahan ajar
melainkan hanya berpedoman pada buku utama tanpa buku pendamping lainnya.
Oleh karena itu, diperlukan bahan ajar pendamping seperti E-LKPD Berbasis
tahap desain produk (design). Pada tahap desain produk ini, meliputi: pengkajian
menyiapkan bahan materi dan soal evaluasi, serta menyusun struktur E-LKPD.
125
pembuka, meliputi: halaman depan/cover, daftar isi, KI, KD, indikator dan tujuan
pembelajaran, serta tujuan penelitian dan petunjuk belajar; b) Bagian isi, meliputi:
materi pembelajaran, latihan soal, dan evaluasi, beserta kunci jawaban; c) Bagian
pembuatan flipbook dilakukan melalui proses editing dengan membuat cover dan
dan proses build project untuk export produk yang dapat diakses offline maupun
produk dilakukan dengan validasi para ahli guna menguji ketercapaian materi yang
Validasi kelayakan produk dilakukan oleh beberapa ahli, antara lain: ahli bahan
ajar, ahli materi pembelajaran, ahli bahasa, ahli desain pembelajaran. Informasi
yang diperoleh dari evaluasi par ahli ini adalah informasi kuantitatif sebagai skor
Persetujuan ahli bahan ajar dilakukan pada tanggal 12 Mei 2022 oleh dosen
yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar, yaitu Ibu Conny Dian Sumadi,
S.Pd., M.Pd.. Skor yang diperoleh dari penilaian ahli bahan ajar adalah sebesar 65
dari skor maksimal 75, sehingga didapatkan presentase sebesar 86,67% dengan
126
kriteria sangat valid. Lebih lanjut, ahli bahan ajar juga memberikan kritik dan saran
sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan. Selain itu, ahli
bahan ajar juga memberikan saran dan ide sebagai salah satu bahan pertimbangan
untuk melakukan penyempurnaan. Saran dan ide yang disampaikan oleh ahli bahan
ajar, yaitu perbaikan cover E-LKPD dengan menambahkan kelas dan jenjang
sekolah, serta rumus pengukuran sudut; penataan paragraf dan letak gambar; dan
oleh dosen dengan latar pendidikan Magister (S2) yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang signifikan dengan Sekolah Dasar, yaitu Ibu Puji Rahayu Ningsih,
S.Pd., M.Pd.. Skor yang diperoleh dari penilaian ahli materi pembelajaran adalah
sebesar 43 dari skor maksimal 50, sehingga didapatkan presentase sebesar 86%
dengan kriteria sangat valid. Lebih lanjut, ahli materi pembelajaran juga
memberikan kritik dan saran sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk
melakukan perbaikan. Saran dan ide yang disampaikan ahli materi pembelajaran,
gambar ada; dalam membuat soal lebih baik kalimat tanya tidak ganda dan
diberikan tanda tanya (?); dan gambar Engklek lebih baik gambar nyata. Dengan
cara ini, peneliti mengembangkan lebih lanjut produk sesuai dengan informasi dan
Pada validasi ahli bahasa dilakukan pada tanggal 15 Juni 2022 oleh dosen
berkaitan dengan bahasa, yaitu Ibu Tyasmiarni Citrawati, S.Pd., M.Pd.. Skor yang
diperoleh dari penilaian ahli bahan ajar adalah sebesar 29 dari skor maksimal 35,
sehingga didapatkan presentase sebesar 82,86% dengan kriteria valid. Lebih lanjut,
ahli bahasa memberikan kritik dan saran sebagai salah satu bahan pertimbangan
untuk melakukan perbaikan. Saran dan ide yang disampaikan ahli bahasa, yaitu
2022 oleh guru dengan latar pendidikan Sarjana (S1) memiliki pengetahuan dan
S.Pd.. Skor yang didapat dari evaluasi ahli desain pembelajaran, yaitu 69 dari skor
terbesar 75, sehingga didapatkan presentase sebesar 92% dengan kriteria sangat
valid. Lebih lanjut, ahli desain pembelajaran juga memberikan kritik dan saran
sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan. Saran dan ide
dengan materi dan banyak soal evaluasi. Demikian peneliti memperbaiki produk
seperti masukan dan ide, sehingga valid digunakan untuk pelaksanaan uji coba
validasi para ahli, antara lain: ahli bahan ajar adalah sebesar 86,67%; ahli materi
pembelajaran adalah sebesar 86%; ahli bahasa adalah 82,86%, dan ahli desain
berdasarkan keempat validasi ahli adalah sebesar 86,88%. Sesuai dengan Akbar
termasuk pada kriteria produk yang sangat valid sehingga produk E-LKPD
kelompok kecil dan kelompok besar. Uji coba pertama dilakukan kepada kelompok
kecil selama dua pembelajaran, tepatnya pada tanggal 18 dan 20 Juni 2022 di Kelas
IV SDN Rengel I. Subjek yang digunakan adalah 6 peserta didik pada Kelas IV
dengan kemampuan yang beragam. Adapun tujuan uji coba produk kelompok kecil
guna menentukan tingkat efektif dan daya tarik produk yang dikembangkan oleh
Materi Pengukuran Sudut. Efektivitas produk ditinjau dari hasil belajar untuk
mengukur kognitif peserta didik, presentase dari lembar observasi aktivitas guru,
dan lembar observasi aktivitas peserta didik dalam aspek afektif dan psikomotor.
Tingkat efektif produk di bagian uji coba pertama kelompok kecil ditinjau
dari hasil belajar peserta didik, hasil lembar observasi aktivitas guru, dan hasil
lembar observasi aktivitas peserta didik. Hasil belajar peserta didik sebagaimana
terlihat pada Tabel 4.10 (Data Hasil Belajar Uji Coba Produk Kelompok Kecil)
cenderung terlihat bahwa semua peserta didik mendapatkan nilai 70, khususnya
berlaku di SDN Rengel I Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semua peserta
didik pada penyisihan materi kumpul kecil dinyatakan selesai belajar dengan
Selain itu, tingkat efektif produk juga dilihat dari hasil lembar observasi
aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas peserta didik selama pengerjaan dua
sebesar 94,64%, sedangkan skor hasil observasi aktivitas peserta didik adalah
sebanyak 324 dari skor maksimal sebanyak 360 dengan presentase sebesar 90%.
96,43%, sedangkan skor hasil observasi aktivitas peserta didik adalah sebanyak
336 dari skor maksimal sebanyak 360 dengan presentase sebesar 93,34%. Dari
penjelasan tersebut terlihat bahwa rata-rata nilai lembar observasi aktivitas guru
adalah 95,54% dengan kriteria umum sangat baik dan konsekuensi lembar
sangat baik. Dari hasil tersebut, cenderung berkesimpulan bahwa produk E-LKPD
Tingkat kemenarikan bahan ajar di uji coba pertama ditinjau dari skor
angket respon guru dan angket respon peserta didik setelah menggunakan produk
di akhir pembelajaran. Adapun skor hasil angket respon guru seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 4.13 (Data Hasil Angket Respon Guru Uji Coba Produk
Kelompok Kecil) adalah 37 dari skor paling banyak 40 dengan taraf 92,50%
termasuk katergori yang sangat menarik. Kemudian hasil dari angket respon
peserta didik ditampilkan pada Tabel 4.14 (Data Hasil Angket Respon Peserta
Didik untuk Uji Coba Produk Kelompok Kecil) adalah 288 dari skor paling banyak
130
300 dengan tingkat 96% termasuk kategori sangat menarik. Dari hasil tersebut,
memeriksa dan memikirkan semua informasi yang didapat pada tahap penilaian
(Evaluation). Pada tahap penilaian ini, peneliti mengevaluasi setiap informasi yang
sebagai info dan ide. Skor yang diperoleh akan ditangani untuk memutuskan efek
lanjutan dari informasi dari setiap instrumen estimasi yang digunakan untuk
tambahan informasi subjektif, yaitu informasi dan ide yang diberikan oleh observer
pada lembar observasi aktivitas guru dan angket respon guru setelah pelaksanaan
dengan baik, untuk pertemuan selanjutnya lebih fokuslah pada pemanfaatan waktu.
Kemudian dalam angket respon guru, observer juga memberikan masukan dan
dengan baik, namun yang perlu diperhatikan adalah waktu yang diharapkan untuk
sebelum pelaksanaan pada tahap kedua uji coba pemakaian kelompok besar.
131
Pada tahap kedua uji coba kelompok besar dilaksanakan selama dua kali
pembelajaran, yaitu pada tanggal 21 & 22 Juni 2022 di Kelas IV SDN Rengel I.
Subjek yang digunakan untuk uji coba tersebut adalah seluruh peserta didik di
Kelas IV kecuali 6 subjek tahap pertama uji coba kelompok kecil. Motivasi dari
tahap lanjutan ini adalah untuk mengetahui tingkat keefektifan dan kemenarikan
melalui hasil belajar peserta didik, presentase dari lembar observasi aktivitas guru,
dan lembar observasi aktivitas peserta didik. Evaluasi kognitif peserta didik harus
dilihat dari hasil belajarnya, sedangkan penilaian cara pandang dan kemampuan
peserta didik harus terlihat dari hasil observasi aktivitas peserta didik. Presentase
dari lembar observasi aktivitas guru digunakan untuk mensurvei perspektif dan
Kemudian, tingkat keefektifan produk pada uji coba kedua ditinjau hasil
belajar peserta didik, hasil lembar lembar observasi aktivitas guru, dan hasil lembar
Hasil belajar peserta didik sebagaimana terlihat pada Tabel 4.16 (Data Hasil
Belajar Uji Coba Pemakaian Kelompok Besar) cenderung terlihat bahwa semua
peserta didik mendapat nilai ≥ 70, Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) untuk
mata pelajaran matematika yang ada di SDN Rengel I. Dengan demikian, dapat
diduga bahwa semua peserta didik pada uji coba tahap kedua dinyatakan telah
observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas peserta didik selama
132
aktivitas guru mendapat skor 52 dari skor terbesar 56 dengan taraf 92,86%,
sedangkan skor dari lembar observasi peserta didik mendapat skor 1144 dari skor
paling banyak 1320 dengan tingkat 86,67%. Kemudian pada pembelajaran kedua,
lembar observasi aktivitas guru mendapat skor 53 dari skor paling banyak 56
dengan taraf 94,64%, sedangkan skor lembar observasi aktivitas peserta didik
mendapat skor 1199 dari skor terbesar 1320 dengan taraf 90,84%. Dari penjelasan
tersebut terlihat bahwa rata-rata nilai lembar observasi aktivitas guru adalah
93,75% dengan standar sangat baik dan lembar observasi aktivitas peserta didik
mendapatkan nilai 88,75% dengan standar sangat baik. Dari hasil tersebut,
Pada kualitas menarik pada uji coba kedua kelompok besar ditinjau survei
angket respon guru dan angket respon peserta didik setelah menggunakan produk
pada akhir pembelajaran. Skor hasil angket respon guru seperti yang ditampilkan
pada Tabel 4.19 (Data Hasil Angket Respon Guru Uji Coba Pemakaian Kelompok
Besar) adalah 36 dari skor terbesar 40 dengan taraf 90% termasuk kategori yang
sangat menarik. Kemudian hasil survey angket respon peserta didik ditampilkan
pada Tabel 4.20 (Data Hasil Angket Respon Peserta Didik Uji Coba Pemakaian
Kelompok Besar) adalah 1045 dari skor paling banyak 1320 dengan taraf 95%
Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut dalam pembelajaran pada uji coba tahap
disambut dengan reaksi yang layak digunakan sebagai bahan ajar pendamping. Hal
ini dibuktikan dengan hasil informasi yang diperoleh dari para ahli, observer, dan
kemenarikan dari produk yang telah dilaksanakan pada tahap uji coba produk
kelompok kecil dan uji coba pemakaian kelompok besar. Dengan adanya E-LKPD
PENUTUP
A. Simpulan
Pengukuran Sudut dengan kaidah yang valid, efektif, dan menarik. Model
pendamping berbasis elektronik dan peserta didik kesulitan dalam membaca dan
Corporate dan uji kevalidan produk kepada empat validasi ahli. 4) Pelaksanaan,
dilakukan secara dua tahap, yaitu tahap uji coba produk kelompok kecil dengan 6
peserta didik dan uji coba pemakaian kelompok besar berjumlah 22 peserta didik
sangat valid, efektif, dan sangat menarik. Hasil yang diperoleh dari uji kevalidan,
Materi Pengukuran Sudut ditinjau hasil validasi ahli, antara lain: ahli bahan
ajar 86,67%, ahli materi pembelajaran 86%, ahli bahasa 82,86% dan ahli
desain pembelajaran adalah 92%. Oleh karena itu, cenderung terlihat bahwa
134
135
observasi aktivitas guru, dan lembar observasi aktivitas peserta didik pada
dua tahap uji coba. Pada tahap pertama diujicobakan kepada kelompok kecil,
sangat baik; dan lembar observasi aktivitas peserta didik adalah 91,67%
termasuk sangat baik. Selain itu, tahap kedua diujicobakan kepada kelompok
besar, diketahui bahwa hasil belajar peserta didik telah tuntas belajar dengan
adalah sebesar 93,75% termasuk sangat baik; dan hasil lembar observasi
aktivitas peserta didik adalah sebesar 88,75% termasuk sangat baik. Dengan
Materi Pengukuran Sudut ditinjau dari angket respon guru dan angket respon
peserta didik pada dua tahap uji coba. Pada tahap pertama diujicobakan
kepada kelompok kecil, hasil dari angket respon guru adalah 92,50% dengan
standar sangat menarik; dan skor angket respon peserta didik adalah 96%
dengan standar sangat menarik. Selain itu, tahap kedua diujicobakan kepada
kelompok besar juga diketahui bahwa angket respon guru adalah 90% dengan
standar sangat menarik; dan skor angket respon peserta didik adalah 95%
Kabupaten Tuban Kelas IV Materi Pengukuran Sudut sangat valid, efektif dan
sangat menarik.
B. Saran
Saran dan masukan dari peneliti terdahap pengembangan bahan ajar berupa
Sudut ditujukan kepada para guru, peserta didik, dan peneliti selanjutnya. Adapun
1. Bagi Guru
membantu peserta didik belajar matematika berbasis budaya lokal yang ada
3. Bagi Peneliti
oleh peneliti sehingga tidak memerlukan biaya produksi lebih. Adapun materi
ajar E-LKPD Berbasis Etnomatematika ini masih terbatas, yaitu pada ruang
lokal saja. Selain itu, materi yang diambil juga adalah bab pengukuran sudut
Kelas IV SD/MI. Oleh karena itu, saran untuk peneliti lain adalah dapat
Lebih lanjut, peneliti diharapkan dapat mengelola kelas dengan baik saat
uji coba pemakaian kelompok besar agar kelas lebih kondusif dengan terus
LKPD serupa sebaiknya dapat digunakan sebagai bahan ajar pendamping saat
pelaksanaan uji coba baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Demikian
ajar E-LKPD Berbasis Etnomatematika ini, semoga masukan dan saran yang
138
139
Pawestri, Elok, Heri Maria Zulfiati. (2020). Pengembangan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) Untuk Mengakomodasai Keberagaman Siswa Pada
Pembelajaran Tematik Kelas II di SD Muhammadiyah Danunegaran.
Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 6 (3).
Pribadi, Benny Agus, Dewi Padmo Putri. (2019). Pengembangan Bahan Ajar.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Ramadhani, Rahmi. (2020). Desain Pembelajaran Matematika Berbasis TIK:
Konsep dan Penerapannya. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Riyanto, Edi, dkk. (2020). Pengembangan Lembar Kerja Siswa Sekolah Dasar
Berbasis Etnomatematika Dengan Setting Candi Borobudur. Jurnal Inovasi
Pendidikan Matematika (JIPM), 2 (1).
Setyaningrum, Naomi Diah Budi. (2018). Budaya Lokal di Era Global. Jurnal
Ekspresi Seni, 20 (2).
Silvia, Tira, Sri Mulyani. (2019). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) Berbasis Etnomatematika Pada Materi Garis dan Sudut. Jurnal
Hipotenusa, 1 (2).
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA.
Sulistiyowati. (2021). Pengembangan E-LKS Berbasis Kearifan Lokal Kabupaten
Tuban Kelas IV Tema 8 Subtema 2. Skripsi, Universitas Trunojoyo Madura.
Supriadi. (2017). Cara Mengajar Matematika untuk PGSD 1. Banten: PGSD UPI
Kampus Serang.
Susanto, Hobri, dkk. (2019). Senang Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas IV.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sya’idah, Fatin Atikah Nata, dkk. (2020). Pengaruh Model Blended Learning
Berbantuan E-LKPD Materi Hidrolisis Garam Terhadap Hasil Belajar
Peserta Didik. Journal of Chemistry in Education, 9 (1).
Tegeh, I Made, dkk. (2014). Model Penelitian Pengembangan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Wiraguna, dkk. (2014). Pengaruh Pendekatan CTL Berbasis Kearifan Lokal
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V di SD Gugus IV Kecamatan
Buleleng. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 2 (1).
LAMPIRAN
140
141
(Lasiran, S.Pd.)
NIP. 19660224 198803 1 009
145
Petunjuk:
1. Lembar angket ini diberikan kepada validator yang bertujuan untuk
memberikan penilaian terkait, sehingga memperoleh pedoman dan tindak
lanjut mengenai pengembangan bahan ajar yang dikembangkan.
2. Mohon kesediaan bapak/ibu untuk mengisi angket sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya serta memberikan pendapat, masukan dan saran dikolom yang telah
disediakan. Pendapat, masukan dan saran akan sangat bermanfaat untuk
memperbaiki dan menyempurnakan.
3. Berilah tanda (√) dan skor pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan
jawaban bapak/ibu pada salah satu tempat alternatif jawaban yang dipilih.
4. Kriteria skala penilaian:
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
3 = Ragu-ragu
4 = Setuju
5 = Sangat setuju
157
Pertanyaan:
Skor
No Indikator
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban dengan
kompetensi yang harus dikuasai peserta
didik.
2. Kesesuaian E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban dengan
tujuan pembelajaran.
3. Kesesuaian E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban dengan
lingkungan peserta didik.
4. Kemampuan E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban dalam
mengembangkan motivasi belajar peserta
didik.
5. Kemampuan E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban sebagai
bahan ajar untuk peserta didik.
6. Kemampuan E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban dalam
menyajikan konsep energi alternatif yang
abstrak menjadi konkret
7. Kemampuan E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban dalam
menarik perhatian peserta didik.
8. Kemudahan E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban untuk
membantu guru dalam melakukan
pembelajaran
9. Kemampuan E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban dapat
dilakukan secara berulang
10. Kemampuan E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban sebagai
stimulus belajar.
11. Kemampuan E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban dalam
menciptakan rasa senang belajar bagi
peserta didik
12. Kapasitas atau ukuran E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban yang
tidak terlalu berat
158
Skor
No Indikator
1 2 3 4 5
13. Desain E-LKPD berbasis etnomatematika √
Kabupaten Tuban terlihat menarik
14. E-LKPD berbasis etnomatematika √
Kabupaten Tuban dapat bertahan untuk
waktu yang lama
15. Keamanan E-LKPD berbasis √
etnomatematika Kabupaten Tuban
Kritik dan Saran:
Sudah direvisis sesuai saran validator
Dengan demikian angket ini saya isi dengan sebenar-benarnya, tanpa terpengaruh
dari pihak manapun.
Lampiran 17 Hasil Belajar Peserta Didik Uji Coba Produk Kelompok Kecil
169
Pertanyaan:
Skor Penilaian
No Kriteria Penilaian
1 2 3 4
1. Memeriksa kesiapan ruangan, bahan ajar dan peserta
didik sebelum melaksanakan pembelajaran dengan
√
memanfaatkan E-LKPD Berbasis Etnomatematika
Kabupaten Tuban
2. Memberikan apersepsi sesuai dengan RPP dalam √
pembelajaran dengan memanfaatkan E-LKPD
Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta √
didik dengan menggunakan E-LKPD Berbasis
Etnomatematika Kabupaten Tuban
4. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan √
kompetensi yang akan dicapai dengan menggunakan
E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
5. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan √
perkembangan peserta didik dengan menggunakan E-
LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
6. Menyampaikan materi secara runtut dengan √
menggunakan E-LKPD Berbasis Etnomatematika
Kabupaten Tuban
7. Ketepatan penggunaan waktu pembelajaran dengan √
menggunakan E-LKPD Berbasis Etnomatematika
Kabupaten Tuban
8. Menguasai kelas dengan baik selama pembelajaran
dengan menggunakan E-LKPD Berbasis √
Etnomatematika Kabupaten Tuban
9. Melibatkan peserta didik dalam pembelajaran √
sehingga peserta didik aktif dalam pembelajaran
dengan menggunakan E-LKPD Berbasis
Etnomatematika Kabupaten Tuban
10. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP √
dalam pembelajaran dengan memanfaatkan E-LKPD
Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
11. Menggunakan multimedia interaktif dengan tepat √
12. Memantau kemajuan belajar dengan memanfaatkan E- √
LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
13. Melaksanakan penilaian akhir dengan memanfaatkan √
E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
14. Mengajak peserta didik membuat kesimpulan dalam √
pembelajaran dengan memanfaatkan E-LKPD
Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
171
(Lasiran, S.Pd.)
NIP. 19660224 198803 1 009
172
Pertanyaan:
Skor Penilaian
No Kriteria Penilaian
1 2 3 4
1. Memeriksa kesiapan ruangan, bahan ajar dan peserta
didik sebelum melaksanakan pembelajaran dengan
√
memanfaatkan E-LKPD Berbasis Etnomatematika
Kabupaten Tuban
2. Memberikan apersepsi sesuai dengan RPP dalam √
pembelajaran dengan memanfaatkan E-LKPD
Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta √
didik dengan menggunakan E-LKPD Berbasis
Etnomatematika Kabupaten Tuban
4. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan √
kompetensi yang akan dicapai dengan menggunakan
E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
5. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan √
perkembangan peserta didik dengan menggunakan E-
LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
6. Menyampaikan materi secara runtut dengan √
menggunakan E-LKPD Berbasis Etnomatematika
Kabupaten Tuban
7. Ketepatan penggunaan waktu pembelajaran dengan √
menggunakan E-LKPD Berbasis Etnomatematika
Kabupaten Tuban
8. Menguasai kelas dengan baik selama pembelajaran √
dengan menggunakan E-LKPD Berbasis
Etnomatematika Kabupaten Tuban
9. Melibatkan peserta didik dalam pembelajaran √
sehingga peserta didik aktif dalam pembelajaran
dengan menggunakan E-LKPD Berbasis
Etnomatematika Kabupaten Tuban
10. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP √
dalam pembelajaran dengan memanfaatkan E-LKPD
Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
11. Menggunakan multimedia interaktif dengan tepat √
12. Memantau kemajuan belajar dengan memanfaatkan E- √
LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
13. Melaksanakan penilaian akhir dengan memanfaatkan √
E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
14. Mengajak peserta didik membuat kesimpulan dalam √
pembelajaran dengan memanfaatkan E-LKPD
Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
185
(Lasiran, S.Pd.)
NIP. 19660224 198803 1 009
186
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
❖ Indikator:
3.12.1 Membaca alat ukur sudut dalam satuan baku berupa busur derajat.
3.12.2 Menunjukkan ukuran sudut dua garis dengan busur derajat.
3.12.3 Menentukan besar sudut kecil yang dibentuk dua kaki sudut.
3.12.4 Mengukur sudut pada bangun datar dalam satuan baku dalam
kehidupan sehari-hari.
4.12.1 Membandingkan besar dua sudut.
❖ Tujuan Pembelajaran:
1. Dengan mencermati gambar busur, peserta didik dapat membaca alat ukur
sudut dalam satuan baku berupa busur derajat dengan benar.
197
C. Materi Pembelajaran:
• Pengukuran sudut dalam satuan baku dengan busur derajat.
D. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Etnomatematika
Model : Discovery Learning
Metode : Demonstrasi, diskusi dan tanya jawab.
❖ Sumber Pembelajaran:
• E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
Durasi
Kegiatan Deskripsi Pembelajaran
(menit)
1. Memberi salam dan berdoa. 10 menit
2. Memeriksa kehadiran peserta didik dan dilanjutkan
dengan melakukan tepuk PPK.
3. Guru melakukan apersepsi:
Pendahuluan a) Apa saja permainan tradisional yang pernah kalian
mainkan bersama teman-teman?
b) Tahukah kalian permainan Benthik (Gatrik)?
Pernah memainkannya?
c) Bagaimana dengan Engklek? Tahu cara mainnya?
198
Durasi
Kegiatan Deskripsi Pembelajaran
(menit)
d) Tahukah kalian kalau dalam permainan Benthik
kita harus menentukan besar sudut yang tepat saat
meletakkan kayu pendek, sedangkan di Engklek
kalian juga harus membuat bentuk bangun datar
yang benar dengan besar sudut yang sesuai. Apa
sih sudut itu?
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginfor-
masikan kegiatan pembelajaran.
1. Guru meminta peserta didik untuk membuka link 50 menit
website E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten
Tuban pada Materi Pengukuran Sudut melalui
gawai/pc.
2. Guru meminta peserta didik untuk membaca dan
memahami secara mandiri materi pembelajaran yang
terdapat pada E-LKPD Etnomatematika.
3. Peserta didik menyimak video permainan tradisonal
Inti
Kab. Tuban, yaitu Benthik (Gatrik).
4. Peserta didik dapat mengukur besar sudut yang
dibentuk oleh dua ruas garis menggunakan busur
derajat.
5. Peserta didik dapat menentukan besar sudut kecil yang
dibentuk dua kaki sudut pada permainan Engklek.
6. Peserta didik menyelesaikan latihan soal pembelajaran
1 dengan baik melalui google form selama 30 menit.
1. Peserta didik menutup website E-LKPD 10 menit
Etnomatematika dengan benar, dan menyimpan
kembali gawai/pc yang telah digunakan.
Penutup
2. Peserta didik bersama dengan guru melakukan refleksi
atas pembelajaran yang telah dilakukan.
a) Apakah pembelajaran hari ini menyenangkan?
199
Durasi
Kegiatan Deskripsi Pembelajaran
(menit)
b) Apakah masih ada yang belum dipahami?
3. Peserta didik diminta untuk menyimpulkan
pembelajaran dengan dibimbing oleh guru.
4. Guru memberikan penguatan kepada peserta didik.
5. Guru bersama peserta didik menutup pelajaran dengan
membaca Hamdalah.
6. Guru meminta peserta didik berdo’a untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran.
7. Guru mengucapkan salam penutup kepada peserta
didik.
G. Penilaian
Tes pengetahuan (kognitif). Instrumen Penilaian terlampir.
Mengetahui,
Guru Kelas IV Peneliti
LAMPIRAN
Latihan Soal 1
Kompetensi
Indikator Ranah Soal Jawaban
Dasar
3.12 3.12.1 1) Berapakah besar 1) 135°,
Menjelaskan Membaca alat sudut yang terbentuk termasuk
dan menentu- ukur sudut dari dua ruas garis di jenis sudut
C1
kan ukuran dalam satuan bawah ini? Sebutkan tumpul.
sudut pada baku berupa pula jenis sudut
bangun datar busur derajat. tersebut?
dalam satuan 3.12.2 2) Engklek adalah 2) Sudut
baku dengan Menunjukkan permainan tradisional siku-siku
menggunakan ukuran sudut lompat-lompatan adalah sudut
busur derajat. dua garis pada bidang datar yang
dengan busur yang digambar di atas mempunyai
derajat. tanah dengan besaran sudut
membuat gambar yang sangat
kotak-kotak tepat 90°.
berbentuk siku-siku. Contoh sudut
Jelaskan apa yang siku-siku
dimaksud dengan dalam
C2
sudut siku-siku dan kehidupan
berikan 3 contohnya sehari-hari
dalam kehidupan adalah
sehari-hari! lemari, jam
yang
menunjukkan
pukul tiga,
bingkai foto,
jendela,
buku, dan
keramik.
3.12.3 Perhatikan gambar 3) 180°
Menentukan berikut untuk
besar sudut menjawab soal nomor
kecil yang 3 dan 4!
dibentuk dua Pada permainan
kaki sudut. Benthik, terdapat 2
posisi dalam
C3
meletakkan kayu
pendek, yaitu secara
miring dan melintang
di atas lubang tanah.
3) Besar sudut yang
terbentuk dari gambar
(b) adalah?
201
Kompetensi
Indikator Ranah Soal Jawaban
Dasar
4) Sebutkan jenis 4) Gambar a)
sudut yang terbentuk termasuk
pada posisi kayu di sudut lancip,
gambar (a) dan dan gambar
gambar (b)? b) adalah
sudut lurus.
3.12.4 5) Perhatikan gambar 5) Gambar 2
Mengukur berikut!
sudut pada Berdasarkan 3 gambar
bangun datar di atas, cara
dalam satuan mengukur sudut yang
baku dalam benar ditunjukkan
kehidupan pada nomor?
sehari-hari. Perhatikan gambar 6) 120°
taman Pantai Boom
berikut untuk
menjawab soal nomor
6 dan 7!
C4 6) Besar sudut taman
Pantai Boom pada
gambar tersebut
adalah?
7) Taman Pantai 7) Sudut
Boom tersebut tumpul
termasuk jenis sudut?
8) Wahana bianglala 8) Sudut
(keranjang) di Pantai penuh
Boom berbentuk
lingkaran yang
membentuk sebuah
sudut yang disebut?
4.12 4.12.1 9) Perhatikan gambar 9) 43°
Mengukur Membanding- berikut! Berapakah
sudut pada kan besar dua besar sudut A pada
bangun datar sudut. gambar tersebut?
C5
dalam satuan 10) Tentukan besar 10) 118°
baku dengan sudut B dari gambar
menggunakan berikut?
busur derajat
202
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
❖ Indikator:
3.12.1 Menentukan ukuran sudut bangun datar dengan busur derajat.
4.12.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan pengukuran sudut dalam
kehidupan sehari-hari.
❖ Tujuan Pembelajaran:
1. Melalui permainan tradisional dan wisata lokal Kabupaten Tuban, peserta
didik dapat menentukan ukuran sudut bangun datar dengan busur derajat
dengan benar.
2. Dengan mengerjakan evaluasi pembelajaran, peserta didik dapat
menyelesaikan masalah yang berkaitan pengukuran sudut dalam kehidupan
sehari-hari dengan benar.
203
C. Materi Pembelajaran:
• Pengukuran sudut bangun datar dengan busur derajat.
D. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Etnomatematika
Model : Discovery Learning
Metode : Demonstrasi, diskusi dan tanya jawab.
❖ Sumber Pembelajaran:
• E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten Tuban
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
Durasi
Kegiatan Deskripsi Pembelajaran
(menit)
1. Memberi salam dan berdoa. 10 menit
2. Memeriksa kehadiran peserta didik dan dilanjutkan
dengan melakukan tepuk PPK.
3. Guru melakukan apersepsi:
a. Tahukah kalian wisata lokal di Kabupaten Tuban?
Pendahuluan b. Wisata lokal di Kabupaten Tuban mana saja yang
pernah kalian kunjungi?
c. Bagaimana bentuk atap di Museum Kambang Putih?
Sudut yang terbentuk termasuk jenis apa?
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginfor-
masikan kegiatan pembelajaran.
1. Guru meminta peserta didik untuk membuka link 55 menit
website E-LKPD Berbasis Etnomatematika Kabupaten
Inti
Tuban pada Materi Pengukuran Sudut melalui
gawai/pc.
204
Durasi
Kegiatan Deskripsi Pembelajaran
(menit)
2. Guru meminta peserta didik untuk membaca dan
memahami secara mandiri materi pembelajaran yang
terdapat pada E-LKPD Etnomatematika.
3. Peserta didik menyimak video wisata lokal Kab. Tuban,
yaitu wisata Goa Ngerong.
4. Peserta didik dapat mengukur besar sudut bangun datar
yang terdapat di permainan tradisional Kab. Tuban
dengan menggunakan busur derajat.
5. Peserta didik dapat menentukan besar sudut pada
bangun datar yang terdapat di wisata lokal Kab. Tuban.
6. Peserta didik menyelesaikan latihan soal pembelajaran
2 selama 10 menit dan evaluasi pembelajaran dengan
baik selama 30 menit melalui google form.
1. Peserta didik menutup website E-LKPD 5 menit
Etnomatematika dengan benar, dan menyimpan
kembali gawai/pc yang telah digunakan.
2. Peserta didik bersama dengan guru melakukan refleksi
atas pembelajaran yang telah dilakukan.
a Apakah pembelajaran hari ini menyenangkan?
b Apakah masih ada yang belum dipahami?
3. Peserta didik diminta untuk menyimpulkan
Penutup
pembelajaran dengan dibimbing oleh guru.
4. Guru memberikan penguatan kepada peserta didik.
5. Guru bersama peserta didik menutup pelajaran dengan
membaca Hamdalah.
6. Guru meminta peserta didik berdo’a untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran.
7. Guru mengucapkan salam penutup kepada peserta
didik.
205
G. Penilaian
Tes pengetahuan (kognitif). Instrumen Penilaian terlampir.
Mengetahui,
Guru Kelas IV Peneliti
LAMPIRAN
Latihan Soal 2
Kompetensi
Indikator Ranah Soal Jawaban
Dasar
3.12 3.12.1 1) Perhatikan gambar 1) 75°
Menjelaskan Menentukan Ongkek berikut!
dan menentu- ukuran sudut Ongkek adalah alat atau
kan ukuran bangun datar wadah tradisional yang
sudut pada dengan busur digunakan untuk
bangun datar derajat. menampung minuman
dalam satuan Legen, yaitu minuman
baku dengan yang terbuat dari air
menggunakan nira pohon siwalan.
busur derajat. Berdasarkan gambar di
atas, berapa besar sudut
yang terbentuk pada
kerucut Ongkek
tersebut?
2) Perhatikan gambar di 2) Besar
bawah ini! setiap
Lukisan asal-usul Goa sudut
Ngerong digambar adalah
C2
pada dinding yang 90°,
berbentuk persegi jumlah
panjang. Berapa besar keempat
setiap sudut dan jumlah sudut
semua sudut pada tersebut
gambar tersebut adalah
adalah? 360°.
3) Atap wisata Goa 3) Segitiga
Ngerong berbentuk sama kaki
segitiga dengan besar dengan
sudut terkecil sebesar besar
40°, dan dua sudut sudut 70°.
lainnya yang sama
besar. Atap pada wisata
Goa Ngerong tersebut
membentuk sebuah
bangun datar yang
disebut?
4.12 4.12.1 4) Jembatan yang 4) 55°
Mengukur Menyelesaikan terdapat di wisata Goa
sudut pada masalah yang Ngerong dibuat tegak
bangun datar berkaitan C6 lurus sehingga kolong
dalam satuan pengukuran jembatannya
baku dengan sudut dalam membentuk segitiga
siku-siku. Apabila salah
207
Kompetensi
Indikator Ranah Soal Jawaban
Dasar
menggunakan kehidupan satu sudut terkecilnya
busur derajat sehari-hari. sebesar 35°, maka besar
sudut lainnya adalah
sebesar?
5) Bentuk atap pada 5) 115°
bangunan Musem
Kambang Putih ada
yang berbentuk
trapesium sama kaki.
Jika salah satu sudutnya
sebesar 65°, maka besar
sudut yang berhadapan
adalah?
208
LAMPIRAN
Evaluasi
Kompetensi
Indikator Ranah Soal Jawaban
Dasar
3.12 3.12.1 1) Sudut terbentuk 1) b.
Menjelaskan Membaca alat oleh dua ruas garis Berpotongan
dan menentu- ukur sudut yang saling?
kan ukuran dalam satuan C1
sudut pada baku berupa 3) Sinar garis yang 3) d. Kaki
bangun datar busur derajat. membentuk sudut sudut
dalam satuan disebut?
baku dengan 3.12.2 2) Perhatikan 2) c. Tumpul
menggunakan Menunjukkan gambar permainan
busur derajat. ukuran sudut Dagongan berikut!
dua garis Saat mendorong
dengan busur bambu dalam
derajat. Dagongan, posisi
tubuh pemain akan
cenderung miring
menjorok ke depan.
Posisi antara pemain
dan bambu tersebut
akan membentuk
sebuah sudut yang
disebut sudut?
4) Perhatikan 4) a. 85°
gambar berikut!
Salah satu koleksi
C2 unik di Museum
Kambang Putih
adalah sebuah tiang
penyangga
berbentuk Kalpataru
yang terbuat dari
pohon jati bercabang
empat. Kalpataru
artinya pohon
kehidupan. Cabang-
cabang Kalpataru
tersebut saling
membentuk sebuah
sudut. Besar sudut
yang terbentuk pada
salah satu cabang
Kalpataru tersebut
adalah?
209
Kompetensi
Indikator Ranah Soal Jawaban
Dasar
6) Sudut yang 6) d. Sudut
terbentuk dari dua lurus
buah sudut siku-siku
dinamakan sudut?
3.12.3 7) Dalam permainan 7) c. 74°
Menentukan Benthik, seorang
besar sudut pemain melakukan
kecil yang pukulan pada kayu
dibentuk dua pendek membentuk
kaki sudut. lintasan segitiga
yang tegak lurus
dengan lubang
tanah. Jika kayu
tersebut jatuh di titik
lapangan dengan
besar sudut 16°,
maka besar sudut
ketika pemain
memukul kayu
pendek di udara
adalah sebesar?
10) Berikut yang 10) c. Jam
C3 termasuk contoh yang
sudut tumpul pada menunjuk-
jarum jam yang tepat kan pukul 7
adalah?
16) Perhatikan 16) 142°
gambar berikut!
Besar sudut pada
atap Museum
Kambang Putih
adalah?
17) Perhatikan 17) a. Sudut
gambar Engklek lancip = 30°
berikut! b. Sudut
Sebutkan masing- penuh = 360°
masing jenis sudut c. Sudut lurus
dan besar sudut yang = 180°
ditunjukkan oleh d. Sudut siku-
huruf adalah? siku = 90°
3.12.4 5) Perhatikan 5) a. 332°
Mengukur gambar tepi pantai
sudut pada Boom berikut!
C4
bangun datar Jika besar sudut tepi
dalam satuan pantai Boom ada lah
baku dalam 28°, maka besar
210
Kompetensi
Indikator Ranah Soal Jawaban
Dasar
kehidupan sudut refleks
sehari-hari. tersebut adalah?
8) Perhatikan 8) d. 132°
gambar berikut!
Pantai Boom
memiliki spot foto
yang menarik, salah
satunya figur sayap
elang. Kedua
bentangan sayap
elang tersebut
menyerupai bentuk
segitiga, berapa
besar sudut tumpul
pada sayap elang
tersebut?
18) Perhatikan 18) Besar
gambar berikut! ∠CAB = 30°,
Dalam permainan termasuk
Benthik, posisi jenis sudut
tubuh pemain lancip.
sebelum memukul
kayu pendek
biasanya agak
membungkuk dan
menempatkan posisi
kayu panjang
dengan tepat agar
pukulan yang
dihasilkan dapat
melambung tinggi.
Berapa besar sudut
yang terbentuk dari
posisi kayu panjang
dengan tanah?
Sebutkan pula jenis
sudut yang terbentuk
pada posisi tersebut?
3.12.5 9) Gerbang pintu 9) b. 3 jenis
Menentukan masuk Pantai Boom sudut
ukuran sudut berbentuk trapesium
bangun datar siku-siku yang
C2
dengan busur memiliki jenis sudut
derajat. sebanyak?
12) Batang bambu 12) d. Sudut
yang digunakan penuh
211
Kompetensi
Indikator Ranah Soal Jawaban
Dasar
untuk adu kekuatan
dalam permainan
Dagongan harus
membentuk sudut?
4.12 4.12.1 14) Perhatikan 14) b. 2
Mengukur Membanding- gambar berikut!
sudut pada kan besar dua Jumlah sudut tumpul
bangun datar sudut. pada gambar di atas
dalam satuan adalah?
baku dengan 15) Perhatikan 15) d. 59°
menggunakan C5 gambar berikut!
busur derajat Besar sudut Q
adalah?
20) Perhatikan 20) P = 70°
gambar berikut! dan Q = 110°
Besar sudut P dan Q
adalah?
4.12.2 11) Pagar pembatas 11) b. 97°
Menyelesaikan pada pantai Boom
masalah yang dibuat dengan motif
berkaitan kotak dan belah
pengukuran ketupat di
sudut dalam tengahnya. Apabila
kehidupan salah satu sudut pada
sehari-hari. belah ketupat adalah
83°, maka besar
sudut yang
berhadapan adalah
sebesar?
13) Atap Goa 13) a. 60°
Ngerong berbentuk
C6 segitiga sama sisi
yang memiliki sudut
lancip sebesar?
19) Perhatikan 19) 1. 55°
gambar berikut! 2. 70°
Motif lantai pantai 3. 110°
Boom dibuat
menyerupai
gabungan bangun
datar trapesium sama
kaki dan belah
ketupat seperti
gambar di atas.
Apabila salah satu
besar sudut pada
212
Kompetensi
Indikator Ranah Soal Jawaban
Dasar
trapesium adalah
125°, maka tentukan
besar sudut yang
ditunjukkan oleh
nomor 1, 2, dan 3!
213