Anda di halaman 1dari 118

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARAN PPKN MELALUI METODE THINK-PAIR-


SHARE DI KELAS VIII C SMP NEGERI 2 POSO PESISIR
UTARA

Oleh:

I Gusti Ngurah Widiana Putra

A 321 15 024

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada
Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022

i
HALAMAN PERSETUJUAN

ii
HALAMAN PENGESAHAN

iii
PERNYATAAN KEASLIAN

iv
ABSTRAK
I Gusti Ngurah Widiana Putra, A 321 15 024, 2022 “Meningkatkan prestasi
belajar siswa pada pembelajaran PPKn melalui metode Think-Pair-Share di kelas
VIII C SMP Negeri 2 Poso Pesisir Utara”. Skripsi, Program Studi Pendidikan
Pancasila Dan Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako Dibimbing oleh .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan prestasi belajar
siswa melalui penerapan metode Think-Pair Share (TPS) pada pembelajaran PPKn
pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Poso Pesisir Utara. Subjek penelitian adalah
Santri. Informan dalam penelitian ini guru mata pelajaran PPKn kelas VIII dan 22
Siswa kelas VIIIC SMP Negeri 2 Poso Pesisir Utara. Teknik Pengumpulan data
menggunakan tes, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
analisis data kualitatif dengan tahapan, reduksi data, penyajian data, serta penarikan
kesimpulan dan analisis data kualitatif melalui Daya Serap Individu, Ketuntasan
Belajar Klasik, dan Daya Serap Klasikal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Penggunaan model tipe Think-Pair-Share dengan pembelajaran PPKn mampu
meningkatkan aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama mencapai skor 11,
berada pada kuartal 3 atau Sedang, pada siklus II mencapai skor 19 berada pada
kuartal 4 atau Baik. Peningkatan hasil aktivitas belajar siswa pada aktivitas siswa
pada siklus I pertemuan pertama mencapai skor 11, berada pada kuartal 3 atau
Sedang, sedangkan pada siklus II mencapai skor 16 berada pada kuartal 4 atau Baik.
Peningkatan rerata hasil prestasi belajar melalui presentase ketuntasan klasikal pada
siklus I adalah 63,38 dan pada siklus II menjadi 86,36%, sedangkan persentase daya
serap klasikal yang diperoleh pada siklus I adalah 75,54% dan pada siklus II
menjadi 79,45%. Siswa telah dapat mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan, artinya pembelajaran PPKn dengan menggunakan model tipe Think-
Pair-Share dengan pembalajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kata kunci : Think-Pair-Share, Strategi Pembelajaran, Prestasi Belajar.

v
ABSTRACT

I Gusti Ngurah Widiana Putra, A 321 15 024, 2022 "Improving student


achievement in Civics learning through the Think-Pair-Share method in class
VIII C of SMP Negeri 2 Poso Pesisir Utara". A Skripsi, Pancasila and
Citizenship Education Study Program, Department of Social Science
Education, Faculty of Teacher Training and Education, Tadulako University.
Supervised by.
This study aims to determine the improvement of student learning
achievement through the application of the Think-Pair Share (TPS) method in
Civics learning in class VIII C students of SMP Negeri 2 Poso Pesisir Utara.
The research subject is Santri. Informants in this study were teachers of Civics
in class VIII and 22 students of class VIIIC at SMP Negeri 2 Poso Pesisir Utara.
Data collection techniques using tests, observations and documentation. The
data analysis technique used qualitative data analysis with stages, data
reduction, data presentation, as well as drawing conclusions and analyzing
qualitative data through individual absorption, classical learning mastery, and
classical absorption. The results showed that the use of the Think-Pair-Share
type model with Civics learning was able to increase teacher activity in the first
cycle of the first meeting reaching a score of 11, being in the 3rd quarter or
Medium, in the second cycle reaching a score of 19 being in the 4th quarter or
Good. The increase in student learning activity results in student activities in
the first cycle of the first meeting reached a score of 11, was in the 3rd quarter
or Moderate, while in the second cycle it reached a score of 16 which was in
the 4th quarter or Good. The average increase in learning achievement results
through the percentage of classical mastery in the first cycle is 63.38 and in the
second cycle it becomes 86.36%, while the percentage of classical absorption
obtained in the first cycle is 75.54% and in the second cycle it becomes 79.45%
. Students have been able to achieve the predetermined success indicators,
meaning that Civics learning by using the Think-Pair-Share type model with
learning can improve student achievement.

Keywords: Think-Pair-Share, Learning Strategy, Learning Achievement.

vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Syukur Alhamdulillah Robbill Alamin tak henti-hentinya penulis

ucapkan atas kehadirat Allah Subahana Wa’ Ta’ala, yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah, taufik, serta inayah-nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “ Penerapan Civic

responsibility Pada Santri Dipondok Pesantren Modern Al-Istiqomah Ngatabaru ”.

Skripsi ini di tulis sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh

gelar sarjana strata satu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan/PPKn

pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako. Dalam

menyusun skripsi ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis,

namun atas bantuan dari berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing,

maka hambatan-hambatan tersebut dapat dilewati.

Ucapan terimah kasih teristimewa kepada kedua orang tua tercinta

ibunda Naspa kadang dan ayahanda Irman T.Hairun , yang telah memberikan

kasih sayang yang tak terhingga dan mendidik penulis dalam suka maupun

duka serta cinta tiada menuntut balas dan tiada batasnya. Kepadanya karya

ini penulis persembahkan sebagai bukti dari hasil jerih payah yang telah

mereka beri dan jawaban atas doanya.

Secara Khusus penulis mengucapkan terimah kasih kepada dosen

pembimbing Dr. H. Kaharuddin nawing M.Si yang telah banyak memberikan

petunjuk dan arahan kepada penulis sejak awal hingga penulisan skripsi ini.

Kemudian tak lupa penulis juga mengucapkan terimah kasih kepada dosen

penguji utama/pembahas, yakni bapak Dr. Sunarto Amus. M.Si yang telah

vii
memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis untuk kesempurnaan

skripsi ini.

Namun, sangat disadari bahwa skripsi ini juga tidak akan terselesaikan

tanpa bantuan serta dukungan dari pihak-pihak lain, oleh karena itu dengan

kerendahan hati, penulis mengucapkan terimah kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Mahfuz, M.P Rektor Universitas Tadulako.

2. Dr. Ir Amiruddin Kade S.Pd , M.Si Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Tadulako.

3. Dr. Nurhayadi M.Si Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

4. Abdul Komaruddin, S.Pd , M.Ed , P.hD Dekan Bidang Umum dan Keuangan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

5. Dr. Iskandar, M.Hum Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

6. Dr. Nuraedah M,Pd Ketua Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

7. Hasdin S.Pd, M.Pd Selaku Kordinator Program Studi PPKn Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

8. Tim panitia ujian, Dr. Sunarto Amus. M.Si sebagai penguji utama. Imran

M.Si sebagai sekretaris. Terima kasih dan permohonan maaf atas segala

salah ucap dan tingkah dalam perjalanan kuliah ini.

viii
9. Dr. H. Kaharuddin Nawing M.Si Sebagai dosen wali dan dosen pembimbing

yang telah membimbing serta mengarahkan penulis selama penulis

menempuh pendidikan hingga menyelesaikan studi di Universitas Tadulako.

10. Seluruh dosen pembimbing mata kuliah pada program studi PPKn

Universitas Tadulako yang telah lulus memberikan materi perkuliahan

sebagai bekal pengetahuan penulis selama menempuh pendidikan di

Universitas Tadulako.

11. Seluruh Staf Pegawai FKIP yang telah banyak membantu penulis dalam

proses penyelesaian studi dan penyusunan skripsi.

12. Kepada bapak KH. M Arif Siraj, Lc sebagai pimpinan Pondok Pesantren

Modern Al-Istiqomah Ngata Baru beserta jajaranya yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian, dan serta seluruh

informan yang telah meluangkan waktunya dan membantu penulis hingga

mendapatkan data dan memberikan informasi dalam bentuk wawancara

demi kelancaran dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

13. Ucapan Terimakasih kepada teman teman Lia, Shaleh, Inul, Faisar, Chika,

Shila, Nurul, Opi Mallawa, Ari Lestari, Kiki, Nisa, Ojan, Momo, yang telah

banyak membantu dan memberikan dorongan dalam penyelesian penulisan

skripsi ini

14. Teman-teman yang tidak bosan-bosan memberikan motivasi, teman-teman

seperjuangan mahasiswa PPKn angkatan 2015 yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

ix
15. Kakak tingkat dan adik tingkat di Program Studi PPKN yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu nama kalian. Terimakasih atas motivasi, dukungan dan

bantuan kepada penulis selama perkuliahan

16. Teman-teman KKN dan PLP yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu nama kalian. Terima kasih atas motivasi, dukungan dan bantuan

kepada penulis selama perkuliahan sampai penulisan skripsi ini.

17. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu-persatu yang telah

membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

Semoga segala bantuan yang telah diberikan akan senantiasa

menjadi ibadah dan mendapat balasan kebaikan dari Allah Subhanahu Wa

Ta’ala, Amiiin . . .

Palu, Januari 2022

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................................. vi
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ........................... 9


2.1 Penelitian yang Relevan ............................................................................. 9
2.2 Konsep tentang Prestasi Belajar ............................................................. 12
2.2.1 Pengertian Prestasi .......................................................................... 12
2.2.2 Pengertian Belajar ........................................................................... 13
2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ..................................... 14
2.2.4 Ciri-ciri Perubahan Tingkah Laku dalam Belajar ........................... 15
2.2.5 Pengertian Prestasi Belajar .............................................................. 16
2.3 Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn). .................................................... 17
2.3.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) .......................... 17
2.4 Metode Think-Pair Share (TPS). ............................................................ 20
2.4.1 Pengertian ........................................................................................ 20
2.4.2 Langkah-Langkah Think-Pair Share............................................... 22
2.4.3 Kelebihan metode Think-Pair-Share .............................................. 23
2.5 Kerangka Berpikir .................................................................................... 24
2.6 Hipotesis ................................................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 27


3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 27
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................. 27
3.3 Data Penelitian dan sumber Data ....................................................... 27
3.4 Data Penelitian ................................................................................... 27
3.5 Sumber Data ....................................................................................... 28

xi
3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 28
3.7 Analisis Data ................................................................................... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 32


4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................ 32
4.1.1 Orientasi Penelitian ......................................................................... 32
4.2 Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I ..................................................... 33
4.2.1 Perencanaan .................................................................................... 34
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan .................................................................... 34
4.2.3 Hasil Observasi Tindakan Siklus I ................................................. 37
4.2.4 Refleksi........................................................................................... 43
4.3 Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II .................................................... 45
4.3.1 Perencanaan .................................................................................... 45
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan .................................................................... 46
4.3.3 Hasil Observasi Tindakan Siklus II ................................................ 48
4.3.4 Refleksi Siklus II ............................................................................ 55
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 56

BAB V Kesimpulan dan Saran ................................................................................ 62


5.1 Kesimpulan................................................................................................ 62
5.2 Saran .......................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 64

xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman

Tabel 2.1 : Matriks Penelitian Yang Relevan 10


Tabel 4.1 : Analisis Hasil Tes Awal 33
Tabel 4.2 : Distribusi Pembagian Kelompok 35
Tabel 4.3 : Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus I 37
Tabel 4.4 : Hasil Analisis Tes Siswa Tindakan Siklus I 41
Tabel 4.5 : Pengamatan Hasil Aktivitas Guru Siklus I 41
Tabel 4.6 : Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus II 49
Tabel 4.7 : Hasil Analisis Tes Siswa Tindakan Siklus II 53
Tabel 4.9 : Pengamatan Hasil Aktivitas Guru Siklus II 54

xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian 25

xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1: Lembar Kegiatan Peserta Didik (Siklus I) 68
Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I 69
Lampiran 3: Lembar Kegiatan Peserta Didik (Siklus II) 73
Lampiran 4: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II 74
Lampiran 5: Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I 78
Lampiran 6: Hasil Hasil Tes Tindakan Siklus I 81
Lampiran 7: Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I 82
Lampiran 8: Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II 84
Lampiran 9: Hasil Tes Tindakan Siklus II 87
Lampiran 10: Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II 88
Lampiran 11: Daftar Wawancara Siswa 90
Lampiran 12: Daftar Wawancara Guru 91
Lampiran 13: Bukti Penelitian 92

xv
BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat mengakibatkan

perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu memberi dampak pada

lembaga Pendidikan salah satunya, di mana lembaga Pendidikan dituntut untuk

dapat menyelenggarakan proses pendidikan secara optimal dan aktif sebagai upaya

untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan itu sendiri. Peningkatan kualitas

dan mutu pendidikan yang baik diharapkan mampu melahirkan lulusan-lulusan

yang mempunyai daya saing tinggi untuk menghadapi ketatnya tantangan dan

persaingan di dunia kerja. Oleh sebab , perbaikan-perbaikan yang membangun di

bidang pendidikan haru terus dilaksanakan guna mencapai kualitas dan mutu

pendidikan yang sesuai dengan harapan.

Upaya melakukan perbaikan di bidang pendidikan menjadi tanggung jawab

semua pihak, salah satunya yaitu guru. Sebagaimana dijelaskan oleh Oemar

Hamalik (1991: 44) yang mengatakan bahwa “Guru bertanggung jawab

melaksanakan kegiatan pendidikan di sekolah dalam arti memberikan bimbingan

dan pengajaran kepada para siswa”. Guru harus dapat melakukan suatu inovasi

yang menyangkut tugasnya sebagai pendidik yang berkaitan dengan tugas mengajar

siswa.

Inovasi-inovasi yang dilakukan guru dalam tugasnya sebagai pendidik

diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Mengingat bahwa guru

1
juga memberi pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Sebagaimana dikemukakan

oleh Hamzah B. Uno (2008:17) bahwa “Seorang guru sangat berpengaruh terhadap

hasil belajar yang dapat ditunjukkan oleh peserta didiknya”. Oleh karena itu

perubahan-perubahan berkaitan dengan tugas mengajar guru harus selalu

ditingkatkan.

Salah satu cara yang dapat ditempuh berkaitan dengan inovasi tugas mengajar

guru adalah guru hendaknya mempunyai kemampuan dalam mengembangkan

metode mengajarnya. Metode mengajar diartikan sebagai suatu cara atau teknik

yang dipakai oleh guru dalam menyajikan bahan ajar kepada siswa untuk mencapai

tujuan pengajaran. Khususnya dalam hal ini adalah metode untuk menunjang proses

belajar mengajar Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn).

Pemilihan metode mengajar ini juga perlu diperhatikan karena tidak semua

materi dapat diajarkan dengan hanya satu metode mengajar. Guru hendaknya dapat

memilih metode mengajar yang dianggap sesuai dengan materi yang hendak

diajarkan. Hal ini dimaksudkan agar pengajaran khususnya mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) dapat berlangsung secara efektif, efisien dan

tidak membosankan. Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan mata

pelajaran yang diwajibkan untuk kurikulum di jenjang pendidikan dasar, menengah,

dan mata Kuliah wajib untuk kurikulum pendidikan tinggi, sebagaimana yang

diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

Pasal 37.

Berdasarkan hal tersebut PPKn tidak bias dianggap remeh karena merupakan

mata pelajaran yang diwajibkan, sehingga upaya-upaya untuk memperbaiki proses

2
pembelajaran PPKn di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi harus terus

ditingkatkan.

Kenyataan di lapangan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn)

masih dianggap sebagai pelajaran nomor dua atau dianggap sepele oleh sebagian

besar siswa. Kenyataan ini semakin diperburuk dengan metode mengajar yang

dipakai oleh sebagian besar guru PPKn masih memakai metode konvensional atau

tradisional.

Metode konvensional merupakan metode dimana guru memegang peranan

utama dalam menentukan isi dan langkah-langkah dalam menyampaikan materi

kepada siswa. Sehingga keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar dan

mengajar berkurang dan hanya bergantung pada guru. Metode ini berkisar pada

pemberian ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan. Akibatnya dalam

mempelajari materi PPKn siswa cenderung kurang semangat dan dianggap sebagai

pelajaran yang membosankan.

Hal tersebut terjadi pula di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Poso

Pesisir Utara Kabupaten Poso terdiri dari sembilan kelas, meliputi kelas VII A, B,

dan C, kelas VIII A, B, dan C, dan kelas IX A, B, dan C. Peneliti memfokuskan

perhatian pada kelas VIII C.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui wawancara

dengan Guru-guru temukan di SMP Negeri 2 Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso.

Kelas tersebut memiliki permasalahan prestasi belajar rata-rata kelas pada mata

pelajaran PPKn yang masih relatife rendah yaitu nilai rata-rata PPKn kelas VIII C

semester gasal yaitu 60, 2 dengan batas ketuntasan minimalnya (KKM) yaitu 70

3
sementara siswa yang mampu mencapai nilai ≥ 70hanya 40%, sedangkan sisanya

memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut.

Rendahnya prestasi belajar siswa tersebut antara lain disebabkan

olehkurangnya semangatsiswa dalam belajar PPKn, tidak semua siswa mempunyai

buku pegangan atau buku paket PPKn, dan metode mengajar guru yang masih

berkisar pada ceramah, tanya jawab serta penugasan. Berdasarkan sebab-sebab

tersebut peneliti memfokuskan pada metode mengajar guru yang masih bersifat

konvensional. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh guru berkaitan dengan

pengembangan metode mengajaragar tidak terpaku pada metode mengajar

konvensional.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hamzah B. Uno (2008:17) yaitu

dengan “Mengubah dari sekedar metode ceramah dengan berbagai variasi metode

yang lebih relevan dengan tujuan pembelajaran, memperkecil kebiasaan cara

belajar peserta yang baru merasa belajar dan puas kalau banyak mendengarkan dan

menerima informasi (diceramahi) guru, atau baru belajar kalau ada guru”. Oleh

karena itu metode konvensional dalam pengajaran PPKn harus diubah. Hal ini

dilakukan supaya siswa tidak lagi merasa bosan dalam mengikuti pelajaran PPKn.

Sebaliknya dengan metode baru siswa diharapkan lebih aktif tidak lagi hanya

sekedar menerima informasi atau diceramahi guru, tetapi bisa memberikan

informasi kepada teman-temannya.

Salah satu metode mengajar yang dapat diterapkan oleh guru untuk mengatasi

permasalahan di atas dan mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan tidak

membosankan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair Share (TPS).

4
Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair Share (TPS) memberikan kepada

siswa waktu untuk berpikir, menjawab, merespon dan membantu satu sama lain.

Muslimin dalam Ghiffard (2009), mengatakan bahwa “Langkah-langkah

Think-Pair Share ada tiga yaitu berpikir (thinking), berpasangan (pairin), dan

berbagi (sharing)”. Melalui metode ini penyajian bahan ajar tidak lagi

membosankan karena siswa diberikan waktu untuk berdiskusi menyelesaikan suatu

masalah atau soal bersama dengan pasangannya sehingga baik siswa yang pandai

maupun siswa yang kurang pandai sam-sama memperoleh manfaat melalui

aktivitas belajar ini. Jadi selama proses belajar mengajar diharapkan semua siswa

aktif karena pada akhirnya nanti masin-masing siswa secara berpasangan harus

membagikan hasil diskusinya di depan kelas kepada teman-teman lainnya.

Metode Think-Pair Share (TPS) dikembangkan untuk meningkatkan

penguasaan isi akademis siswa terhadap materi yang diajarkan. Hal ini seperti

dinyatakan oleh Richard I. Arends (1997:122) bahwa :

“Think-Pair Share and Numbered heads together, described here, are


two examples of structures teachers can use to teach academic contentor to
check on student understanding of particular conten”. (Peningkatan
penguasaan isi akademis siswa terhadap materi pelajaran dilalui dengan tiga
proses tahapan yaitu melalui proses thinking (berpikir) siswa diajak untuk
merespon, berpikir dan mencari jawaban atas pertanyaan guru, melalui proses
pairing (berpasangan).

Siswa diajak untuk bekerja sama dan saling membantu dalam kelompok kecil

untuk bersama-sama menemukan jawaban yang paling tepat atas pertanyaan guru.

Terakhir melalui tahap sharing (berbagi) siswa diajak untuk mampu membagi hasil

diskusi kepada teman dalamsatu kelas. Jadi melalui metode Think-Pair Share

(TPS) ini penguasaan isi akademis siswa terhadap materi pelajaran dapat meningkat

5
dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan uraian dan sajian data diatas maka peneliti tertarik untuk

mengkaji tentang upaya peningkatan prestasi belajar PPKn melalui metode

pembelajaran Think-Pair Share pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Poso Pesisir

Utara Kabupaten Poso.

1.2 Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan

masalah yaitu :

1) Apakah melalui metode Think-Pair Share (TPS), dapat meningkatkan

prestasi siswa pada pembelajaran PPKn di kelas VIII C SMP Negeri 2 Poso

Pesisir Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah diatas dapat dikemukakan bahwa tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu:

1) Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui penerapan metode Think-

Pair Share (TPS) pada pembelajaran PPKn pada siswa kelas VIII C SMP

Negeri 2 Poso Pesisir Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Penelitian Secara Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan

yang bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai penerapan

6
metode Think-Pair Share (TPS) terhadap peningkatan prestasi belajar

siswa.

b. Penelitian inidiharapkan dapat menjadi bahan pembanding,

pertimbangan, dan pengembangan bagi penelitian di masa yang akan

datang di bidang dan permasalahan sejenis atau bersangkutan.

2. Manfaat Penelitian Secara Praktis

a. Bagi Siswa

1) Siswa memperoleh kemudahan dalam mempelajari materi PPKn

yang sifatnya teoritis.

2) Melalui metode ini siswa tidak lagi merasa bosan dan jenuh dengan

pelajaran PPKn.

3) Siswa diharapkan mempunyai semangat yang tinggi dalam

mempelajari PPKn sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa yang bersangkutan.

b. Bagi Guru

a. Sebagai masukan bagi guru di bidang studi PPKn dalam

menentukan metode mengajar yang tepat sesuai dengan

kemampuan tiap kelas, pada mata pelajaran yang bersangkutan,

dalamrangka peningkatan prestasi belajar siswanya.

b. Sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran dan

peningkatan mutu proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran

PPKn.

c. Bagi Peneliti

7
1) Untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama belajar di

bangku perkuliahan.

2) Sebagai bekal bagi peneliti kelak ketika menjadi guru supaya

memperhatikan metode mengajar yang tepat khususnya metode

Think-Pair Share .

8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Tri Wahyuni pada tahun 2012 tentang “Implementasi

Cooperative Learning tipe Think-Pair Share pada pembelajaran IPS”. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi metode Think- Pair-

Share dalam pembelajaran IPS, dan menganalisis dampak implementasi

metode Think-Pair Share dalam pelajaran IPS di MTS NU Hasyim Asy’ari 02

kudus hasil penelitian menunjukan bahwa metode Think-Paire-Share dapat

diimplementasikan secara tepat, baik dalam perencanaan, pelaksanaan,

maupun evaluasi.

Penelitian yang lain juga dilakukan oleh Farida pada tahun 2013 tentang

“pertanyaan-pertanyaan inovatif dalam Cooperativ Learning tipe Think-Paire-

Share untuk meningkatkan kreativitas berpikir siswa kelas X-E SMA 1

SINDUE. Hasil analisis deskritif mengungkapkan hasil penilaian sebagai

berikut:

Aktivitas kegiatan pembelajaran dari predikat baik menjadi sanggat

baik. Pada kegiatan belajar siswa dari predikat sedang menjadi sangat tinggi.

Sedangkan dalam keterampilan berfikir yang hanya mencapai 31% pada siklu

I mengalami peningkatan 78% pada siklus II.

9
Tabel 2.1. Matriks Penelitian Yang Relevan
No Nama Judul Fokus Hasil penelitian
Peneliti Penelitian penelitian
1 Tri Implementasi Untuk Dari hasil observasi
wahyuni untu metode mengetahui selama pelaksanaan
(2012) pembelajaran implementasi pembelajaran IPS
Think-Paire- merode melalui metode
Share pada metode pembelajaran TPS
pembelajaran pembelajaran (Think-Pire-Share) di
IPS. Think-Pire- em[pat kelas dapat di
Share dalam deskripsikan bahwa
pembelajaran aspek-aspek yang sudah
IPS di MTS direncanankan dalam
NU Hasyim pembelajaran dapat
Asy’ari kudus dilaksanakan dengan
02 Kudus. baik dengan hasil yang
memuaskan, in dapat
dibuktikan dengan hasil
evaluasi siswa secara
individu yang
merupakan post test
dengan hasil yang
memuaskan yaiitu
hamper semua siswa
memperoleh nilai
melampaui kriteria
ketuntasan minimal
(KKM).
2 Farida Pertanyaan- Untuk Berdasarkan hasil
(2013) pertanyaan mengetahui penelitian dapat
inivatif dalam pelaksanaan dijelaskan bahwa
metode pembelajaran menerapkan pertanyaan-
pembelajaran sosiologi di pertanyaan inovatif
Think-Pair kelas Xe SMA dalam metode
Share untuk I Sindue pembelajaran Think-
meningkatkan mengunakan Pire-Share dapat
kreatifitas siswa metode Think- meningkatkan kreativitas
kelas X SMA I Pire-Share. berpikir siswa.
Sindue. Keterampilan berfikir
siswa mengalami
peningkatan dalam
setiap jenis keterampilan

10
No Nama Judul Fokus Hasil penelitian
Peneliti Penelitian penelitian
seperti memberi alasan
60.55% mengalami
peningkatan pada
siklus kedua yakni
75.00% dalam jenis soal
membandingkan dari
48.83% mengalami
peningkatan siklus
kedua yaitu 81,25%,
dalam jenis soal
menghubungkan sebab
akibat pada siklus satu
memperoleh 49.02%
tapi pada siklus kedua
memperoleh 79.10%
pada jenis soal
menciptakan ide atau
gagasan memperoleh
67.19% dan pada siklua
kedua memperoleh
70.19%pada jenis soal
berpendapat 67.19%
pada siklus kedua
mendapat 91.80%, dan
pada jenis soal menilai
89.06%. jika dilihat dari
hasil keterampilan
berpikir siswa maka
pertanyaan-pertanyaan
inovatif dapat
meningkatkan
kreativitas berfikir
siswa.
3 Asnawati Meningkatkan Untuk Dari hasil penelitian
(2015) hasil blajar mengetahu menunjukan bahwa
siswa kelas VIII pelaksanaan dengan menerapkan
melalui metode belajar melalu metode pembelajaran
Think-Pire- metode Think-Pire-Share dapat
Sharedi SMP pembelajaran meningkatkan pretasi
Negeri 5 Sindue Think-Pire- belajar siswa. Hal ini
Share di SMP terlihat pada hasil tes
Negeri 5 esay yang diberikan
Sindue pada siklus I dimana di
peroleh ketuntasann

11
No Nama Judul Fokus Hasil penelitian
Peneliti Penelitian penelitian
klasikal 65,38% dengan
daya serap klasikal
sebesar 74,76%
sedangkan pada siklus
II ketuntasan klasikal
yang diperoleh yaitu
88,46% dengan daya
rerap sebesar 77,48%
berdasarkan indicator
kinerja penelitian, maka
dapat disimpulkan
bahwa metode
pembelajaran Think-
Pire-Share dapat
meningkatkan prestasi
belajar siswa.
Sumber: berbagai Publikasi Ilmiah, 2021

2.2 Konsep tentang Prestasi Belajar

2.2.1 Pengertian Prestasi

Pengertian prestasi yang dikemukakan para ahli sangat beragam, hal ini

dikarenakan masing-masing ahli memiliki sudut pandang yang berbeda-beda

dalam mengartikan prestasi. Kata prestasi berasal dari bahasa

Belandayaituprestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi”

yang berarti hasil usaha (Zainal Arifin, 1990:3). Menurut Peter Salim &

Yenny Salim (1991:1190) menyatakan bahwa “Prestasi adalah hasil yang

diperoleh dari sesuatu yang dilakukan, dan sebagainya”.

Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Sunartombs (2009,).

Bahwa “Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat

dicapaipada saat atau periode tertentu, prestasi dalam hal ini adalah hasil yang

telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran”.

12
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

prestasi adalah hasil dari suatu usaha yang telah dilakukan dalam rangka

mendapatkan apa yang menjadi cita-cita, dalam hal ini adalah hasil usaha

yang telah dilakukan siswa selama proses pembelajaran.

2.2.2 Pengertian Belajar

Belajar merupakan kata yang sudah tidak asing lagi di dengar,

khususnya bagi para pelajar. Namun demikian apabila ditanya tentang makna

belajar tentu mereka mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Begitu pula

dengan pendapat para ahli yang memberikan pengertian beragam tentang arti

belajar. Menurut Slameto (1995:2) menyatakan “Belajar ialah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untukmemperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang barusecara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Cronbach dalam Syaiful Bahri Djamarah (2002:12) berpendapat

“Learning is shown by change in behavior as a result of experience, belajar

sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai

hasil dari pengalaman”. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh

Stephen B. Klein (1996: 2) bahwa; “Learning can be defined as experiential

process resulting in a relatively permanent change in behavior that cannot

be explained by temporary states, maturation, or innate response

tendencies”.

Pengertian ini mengandung maksud bahwa belajar sebagai proses

berpengalaman yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif tetap

13
dan tidak bisa dijelaskan dengan keadaan sementara. Menurut ahli lain James

O. Whittaker dalam Syaiful Bahri Djamarah (2002:12) “Belajar sebagai

proses dimana tingkah laku ditimbulkan/diubah melalui latihan atau

pengalaman”. Berdasarkan pendapat para ahli di atas meng mengenai makna

belajar, maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajaradalahserangkaian

kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai

hasil dari latihan dan pengalaman yang dilakukan dalam interaksinya dengan

lingkungan.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Slameto (1995:54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan:

a) Faktor-faktor intern, yaitu:


1) Faktor Jasmaniah, terdiri dari : Faktor kesehatan, Cacat tubuh
2) Faktor Psikologis, terdiri dari: Inteligensi, Perhatian, Minat, Bakat
Motif , Kematangan, Kesiapan.
3) Faktor Kelelahan, terdiri dari: Kelelahan jasmani dan Kelelahan
rohani.
b) Faktor-faktor ekstern, yaitu:
1) Faktor Keluarga, terdiri dari: Cara orang tua mendidik, Relasi
antaranggota keluarga, Suasana rumah, Keadaan ekonomi keluarga,
Pengertian orang tua, Latar belakang kebudayaan.
2) Faktor Sekolah, terdiri dari: Metode mengajar, Kurikulum, Relasi
guru dengan siswa, Relasi siswa dengan siswa, Disiplin sekolah,
Alat pengajaranWaktu sekolah, Standar pengajaran di atas ukuran,
Keadaan gedung, Metode belajar; Tugas rumah.
3) Faktor Masyarakat, terdiri dari: Kegiatan siswa dalam masyarakat,
Media massa, Teman bergaul, Bentuk kehidupan masyarakat.

Berdasarkan pendapat di atas, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

seseorang digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang

14
belajar, sedangkan faktor ekstern merupakan faktor yang berada di luar

individu.

2.2.4 Ciri-ciri Perubahan Tingkah Laku dalam Belajar

Perubahan yang terjadi pada diri seseorang memang beragam,tetapi

tidak semua perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti

belajar. Menurut Slameto (1995:3-5) terdapat enam ciri-ciri perubahan

tingkah laku dalam belajar, yaitu:

1) Perubahan terjadi sadar


Hal ini berarti masing-masing individu sadar dan mengerti terjadinya
suatu perubahan dalam dirinya akibat dari belajar. Misalnya pengetahuan
tentang sesuatu yang dipelajari bertamba.
2) Perubahan bersifat kontinu dan fungsional
Perubahan yang terjadi berlangsung terus menerus dan akan
menyebabkan perubahan berikutnya serta berguna bagi kehidupan
ataupun proses belajar berikutnya.
3) Perubahan bersifat positif dan aktif
Perubahan-perubahan yang di dapat selalu bertambah dan tertuju untuk
memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan
tersebut tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena adanya usaha
dari individu itu sendiri.
4) Perubahan bersifat bukan sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat tetap atau
permanen. Perubahan tersebut malah akan semakin berkembang apabila
terus digunakan dan dilatih.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku terjadi karena adanyatujuan yang hendak
dicapai.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Perubahan yang diperoleh melalui proses belajar pada hakikatnya
mencakup perubahan seluruh aspek tingkah laku. Aspek perubahan yang
satu berhubungan erat dengan aspek lainnya.

Jadi tidak semua perubahan yang terjadi pada diri seseorang dapat

digolongkan perubahan dalam arti belajar. Perubahan tersebut dapat diartikan

sebagai hasil dari proses belajar apabila termasuk dalam salah satu ciri-ciri

perubahan sebagaimana diterangkan di atas.

15
2.2.5 Pengertian Prestasi Belajar

Kegiatan belajar mengajar erat kaitannya dengan prestasi belajar,

karena hasil dari usaha belajar tersebut dinyatakan dalam bentuk prestasi.

Sebagaimana diungkapkan oleh Nana Syaodih Sukmadinata(2005:102)

menyatakanbahwa:Prestasi belajar dapat disebut juga sebagai hasil belajar

yang merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensi atau

kapasitas yang dimiliki oleh seseorang yang dapat dilihat dari perilaku dalam

bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir maupunketrampilan

motorik. Prestasi belajar ini dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf,

atau kalimat yangmencerminkan hasil yang dicapai dalam periode tertentu.

Ahli lain berpendapat bahwa Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan

yang dapat dicapai dalam suatu proses yang berlangsung dalam interaksi

subjek dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan, nilai-nilai yang akan disimpan atau dilaksanakan

menuju kemampuan Winkel (1991:39).

Zainal Arifin (1990:2) menjelaskan bahwa fungsi utama prestasi

belajar adalah:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan


yang telah dikuasai anak didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan) anak didik.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai prestasi belajar, maka

dapat di ambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari suatu

16
usaha belajar yang dilakukan oleh siswa termasuk di dalamnya penguasaan

pengetahuan maupun ketrampilan, selanjutnya prestasi belajar tersebut dapat

dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, atau kalimat yang

mencerminkan hasil yang dicapai dalam periode tertentu.

Salah satu penilaian prestasi belajar adalah melihat sejauh mana

keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Nana Sudjana (2004: 61) menyatakan:

“Keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal: (1) turut serta dalam
melaksanakan tugas belajarnya; (2) terlibat dalam pemecahan masalah;
(3) bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya; (4) berusaha mencari berabagai informasi
yang diperlukan untuk pemecahan masalah; (5) melaksanakan diskusi
kelompok sesuai dengan petunjuk guru; (6) menilai kemampuan dirinya
dan hasil-hasil yang diperolehnya; (7) melatih diri dalam memecahkan
soal atau masalah sejenis; (8) kesempatan menggunakan atau
menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau
persoalan yang dihadapinya”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan keaktifan siswa dapat

dilihat dari berbagai hal seperti memperhatikan (visual activities),

mendengarkan, berdiskusi, kesiapan siswa, keberanian siswa, memecahkan

soal.

2.3 Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn).

2.3.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn)

Secara Umum Tiga istilah teknis yang sering digunakan dalam

menerjemahkan konsep pendidikan kewarganegaraan yaitu civics, civic

education, dan citizenship education. Namun demikian ketiga istilah

tersebut memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menerjemahkan

konsep pendidikan kewarganegaraan.

17
1) Civics

Digunakan untuk menunjuk pada the science ofcitizenship atau ilmu

kewarganegaraan. Sebagaimana dikemukakan oleh Creshore dalam

Muhammad Numan Somantri (2001:293) bahwa civicsatau ilmu

kewarganegaraan diartikan sebagai “ The science of citizenship, the

relation of man, the individual, to man in organized collection, the

individual in his relation to the state”. Pendapat tersebut memberi

batasan bahwa civicsidentik dengan ilmu kewarganegaraan yang

mengatur hubungan orang-orang, warga negara dengan organisasi

terkecil sampai dengan organisasi puncak yaitu negara.

2) Civics Education

Cenderung digunakan secara spesifik sebagai mata pelajaran dalam

lingkup pendidikan formal. Sebagaimana pendapat Cogan dalam

Muhamad Subarkah (2009) yang mengartikan civics educationsebagai

“...the foundational course work in school designed to prepare young

citizens for an active role in their communities in their adult lives”.

Pengertian tersebut mengandung makna bahwa civiceducation

merupakan mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk

mempersiapkan warga negara muda supaya kelak setelah dewasa dapat

berperan aktif dalam masyarakatnya.

3) Citizenship Education

Digunakan dalam pengertian yang lebih luas, yaitu citizenship

education atau education for citizenship memiliki pengertian yang lebih

18
luas mencakup “...both these in school experiences as well as out of

school or non formal/informal learning which takes place in the family,

the religious organization community organizations, the media, etc

which help to shape the totality of the citizen” (Cogan dalam Muhamad

Subarkah, (2009).

Pengertian tersebut mengandung makna bahwa cakupan citizenship

educationatau education for citizenshiplebih luas meliputi pendidikan

kewarganegaraan dalam lembaga formal (sekolah dan program

pendidikan guru) dan di luar sekolah baik yang berupa program

penataran atau yang lainnya yang dirancang untuk memfasilitasi proses

pematangan sebagai warga negara Indonesia yang baik dan cerdas.

Berdasarkan pendapat tersebut maka civic education dapat

diterjemahkan menjadi Pendidikan Kewarganegaraan yang dipahami sebagai

wahana untuk membina dan mewujudkan warganegara yang baik, cerdas,

kritis, dan partisipatif. Pendidikan Kewarganegaraan adalah program

pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-

sumber pengetahuan lainnya, pengaruhpengaruh positif dari pendidikan

sekolah, masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna

melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak

demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945.

Ahli lain berpendapat bahwa “Pendidikan kewarganegaraan adalah

pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mendidik generasi muda menjadi

19
warga negara yang demokratis dan partisipatif melalui suatu pendidikan yang

dialogial” (Merphin Panjaitan dalam Fadliyanur, (2008).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

pendidikan kewarganegaraan atau civic education secara umum adalah

program pendidikan yang diwajibkan di sekolah yang dirancang untuk

membekali dan melatih generasi muda agar dapat berperan aktif, berpikir dan

bertindak demokratis sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

Pendidikan kewarganegaraan (PPKn) telah menjadi bagian yang

inheren dalam pendidikan nasional Indonesia, yang dalam hal ini terbagi

dalam lima status sebagaimana yang dikemukakan oleh Udin S. Winataputra

(2007),yaitu:

1) Pertama, sebagai mata pelajaran di sekolah.


2) Kedua, sebagai mata kuliah di perguruan tinggi.
3) Ketiga, sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu pengetahuan
sosial dalam kerangka program pendidikan guru.
4) Keempat, sebagai program pendidikan politik yang dikemas dalam
bentuk Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
(Penataran P4) atau sejenisnya yang pernah dikelola oleh pemerintah
sebagai suatu crashprogram.
5) Kelima, sebagai kerangka konseptual dalam bentuk pemikiran individual
dan kelompok pakar terkait, yang dikembangkan sebagai landasan dan
kerangka berpikir mengenai pendidikan kewarganegaraan dalam status
pertama, kedua, ketiga, dan keempat.

Dalam hal ini peneliti memfokuskan pendidikan kewarganegaraan pada

status pertama yaitu sebagai mata pelajaran di sekolah.

2.4 Metode Think-Pair Share (TPS).

2.4.1 Pengertian

Metode Think-Pair Share (TPS) merupakan salah satuvariasidari

pembelajaran kooperatif. Metode ini dikembangkan untuk meningkatkan

20
penguasaan isi akademis siswa terhadap materi yang diajarkan. Hal ini seperti

dinyatakan oleh Richard I. Arends (1997:122) bahwa “Think-Pair Share and

Numbered heads together, described here, are two examples of structures

teachers can use to teach academic content or to check on student

understanding of particular content”.

Metode Think-Pair Share (TPS) dikembangkan oleh Frank Lyman dkk

dari Universitas Maryland. Metode ini memberikan banyak waktu kepada

siswa untuk berpikir, merespon, dan saling membantu antara yang satu

dengan yang lain. Pada kelompok kecil siswa perlu dipupuk suasana yang

saling membantu, saling menghargai dan bukan suasana persaingan. Siswa

harus diberi pengertian bahwa orang yang memberi ilmu justruakan lebih

memperkaya pengetahuannya. Ini artinya dengan memberi penjelasan

tentang hasil diskusi kepada temannya ia akan lebih menguasai materi

tersebut.

Metode ini memuat prinsip yang mengutamakan kerjasama antar

anggota dalam berpasangan. Sukses suatu pasangan tidak ditentukan satu

individu, tetapi semua individu yang saling membantu dalam mencapai hasil

yang maksimal.

Menurut Linda Brown & Vicky Lara (2007) dalam International

Journal of Educational Research menyatakan bahwa “Think-Pair Share is

aquick cooperative learning activity in which the instructor asks an open-

ended question and then allows student about a minute to think about it. Next,

pairs of student discuss their ideas about the question or problem. Finally,

21
the instructor solicits comment or feedback such as a class vote regarding the

question”.

Pendapat tersebut mengandung makna bahwa Think-Pair Share adalah

aktivitas cooperatif learningyang cepat. Instruktur atau guru mengajukan

pertanyaan terbuka dan kemudian memberi waktu pada siswa beberapa menit

untuk berpikir tentang jawabannya. Kemudian setiap pasangan siswa

mendiskusikan ide-ide mereka tentang pertanyaan. Pada akhirnya instruktur

atau guru mengumpulkan komentar atau tanggapan balikan dari satu kelas

yang berhubungan dengan pertanyaan tersebut.

2.4.2 Langkah-Langkah Think-Pair Share

Richard I. Arends (1997:122) menyatakan bahwa metode pembelajaran

Think-Pair Share (TPS) memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

1) Thinking (Berpikir)

The teacher poses a question or anissues associated with the lesson and

asks students to spend a minute thinking alone about the answer or

issues. Students need to be taught that talking is not part of thinking tim

Step. (Guru memberikan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan

pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau

isu tersebut secara mandiri untuk mendapatkan jawaban sementara)

2) Pairing (Berpasangan)

Next, the teacher asks students to pair off and discuss what they have

been thinking about. Interaction during this period can be sharing

answers if a question has been posed or sharing ideas if specific issues

22
was identified. Usually, teachers allow no more than four or five minutes

for pairing. (Guru meminta siswa saling berpasangan untuk

mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada langkah pertama. Pada

tahap ini diharapkan terjadi interaksi dalam berbagi jawaban dan saling

mendiskusikan antara jawaban siswa yang satu dengan pasangannya.

Biasanya guru memberikan waktu 4-5 menit untuk berpasangan).

3) Sharing (berbagi)

In the final step, the teacher asks the pairs to share what they have benn

talking about with the whole class. It is effective to simply go around the

room from pair to pair and continue until about a fourth or half the pairs

have had a chance to report. (Guru meminta pasangan-pasangan yang

telah terbentuk tadi untuk berbagi hasil kerjasamanya di depan kelas

dengan cara bergantian pasangan demi pasangan paling tidak sekitar

seperempat pasangan sesuai dengan waktu yang tersedia. Pada tahap ini

akan menjadi lebih efektif jika guru berkeliling kelas dari pasangan yang

satu ke pasangan yang lain).

2.4.3 Kelebihan metode Think-Pair-Share

Beberapa kelebihan dari penggunaan Think-Pair Share dalam

pembelajaran kelas:

1) Kelompok yang hanya terdiri dari 2 orang (berpasangan) lebih

mengefektifkan waktu dan memudahkan guru dalam mengarahkan

jalannya diskusi.

23
2) Adanya interaksi antar siswa dalam proses belajar mengajar melalui

kegiatan diskusi dapat meningkatkan ketrampilan sosial siswa.

3) Baik siswa yang pandai maupun kurang pandai sama-sama memperoleh

manfaat melalui aktivitas belajar ini.

4) Siswa lebih mudah dalam memahami konsep dan memperoleh

kesimpulan.

5) Optimalisasi partisipasi siswalewat kegiatan bertanya, berdiskusi, dan

pengembangan bakat kepemimpinan.

2.5 Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dan landasan

teori dapat dikemukakan kerangka berpikir sebagai berikut:

24
Proses Belajar Mengajar

Metode Konvensional

Siswa Kurang Aktif


Prestasi Siswa Rendah

Penggunaan
Metode
Think-Pair Share

Keaktifan siswa Prestasi Belajar


Meningkat Meningkat

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

2.6 Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir yang

dikembangkan diatas, maka peneliti merumuskan hipotesis bahwa metode

Think-Pair Share dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas VIII C di

SMP Negeri 2 Poso Pesisi Utara Kabupaten Poso Tahun Ajaran 2019/2021.

Hal ini dapat ditujukkan pada aktifitas siswa dan hasil belajar siswa

dengan teman sebangku, walaupun masih banyak siswa yang bingung dengan

model pembelajaran ini namun pada dasarnya hasil dari pelaksanaan pada II

25
siklus ini berjalan dengan lancar dan baik. Terbukti dari aktifitas siswa pada

siklus I pertemuan pertama dan kedua di kategorikan sangat baik, yang mana

dapat dilihat bahwa penerapan Think Pair Share dalam pembelajaran PPkn

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

26
BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan

kelas (PTK) yang tersusun yang mana digunakan untuk mengetahui sejauh

mana manfaat model pembelajaran Think-Pair Share terhadap hasil belajar

siswa di Kelas VII SMP Negeri 2 Poso Pesisir utara Kabupaten Poso tahun

ajaran 2020/2021.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelas VIIIC SMP Negeri 2 Poso Pesisir utara

Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian dilaksanakan pada 14

September 2020 hingga 15 Oktober 2020.

3.3 Data Penelitian dan sumber Data

Data dalam penelitian tindakan kelas berupa segala gejala atau peristiwa

yang mengandung informasi yang berkaitan dengan kriteria keberhasilan

yang telah ditetapkan.

3.4 Data Penelitian

1) Data mengenai prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah dilaksanakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

27
2) Data mengenai keaktifan siswa selama proses belajar mengajar dan data

mengenai aktivitas guru mengajar dengan metode pembelajaran Think-

Pair Share (TPS) dengan menggunakan lembar observasi.

3) Data mengenai respon siswa terhadap metode pembelajaran yang

diterapkan.

4) Informasi mengenai kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran

PKn sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran Think-

Pair Share (TPS).

3.5 Sumber Data

1) Informan

Dalam penelitian ini yang ditunjuk sebagai informan adalah guru mata

pelajaran PPKn kelas VIII dan 22 Siswa kelas VIIIC SMP Negeri 2 Poso

Pesisir Utara.

2) Peristiwa

Peristiwa yang dimaksud adalah peristiwa selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung pada pertemuan awal.

3) Dokumen

Dokumen digunakan untuk melengkapi data-data yang telah diperoleh

yang terdiri dari rencana pembelajaran, data identitas siswa, daftar nilai

siswa, daftar guru, dan foto ketika proses belajar mengajar berlangsung.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

1) Tes

28
Arikunto (2006:127) berpendapat bahwa, “Tes adalah serentetan

pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur

ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang lxi

dimiliki oleh individu atau kelompok”. Menurut Suharsimi Arikunto

(2006:128) “Jenis tes yang digunakan adalah tes prestasi atau

achievementtest. Tes prestasi atau achievement test adalah tes yang

digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari

sesuatu”. Pemberian tes dimaksudkan untuk mengetahui prestasi belajar

siswa setelah kegiatan pemberian tindakan.

Tes kemampuan awal diberikan pada awal kegiatan untuk

mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi tentang Norma,

Kebiasaan, Adat Istiadat dan Peraturan. Selain itu, tes kemampuan awal

juga dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan pasangan teman

sebangku pada pelaksanaan pembelajaran siklus I. Tes diberikan pula

setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa.

2) Observasi

Observasi pada dasarnya cara menghimpun bahan-bahan berupa

keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang

dijadikan sasaran pengamatan. Menurut Purwanto (2006:149)

menyatakan bahwa “Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis

dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku

dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara

29
langsung”. Pengamatan dalam penelitian ini yaitu pengamatan terhadap

keaktifan siswa selama proses belajar mengajar menggunakan metode

pembelajaran Think-Pair Share (TPS) dan pengamatan terhadap aktivitas

guru mengajar dengan lembar observasi.

3) Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006:206) “Dokumentasi adalah mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya”.

Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan sebagai data

pelengkap yang terdiri dari rencana pembelajaran, data identitas siswa,

daftar nilai siswa, daftar guru, dan foto ketika proses belajar mengajar

berlangsung.

3.7 Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah

analisis penelitian yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (dalam

Sugiyono, 2013 : 246-252). Yang terdiri atas tiga alur yang berlangsung

secara bersamaan yakni : reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan.

1) Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanan, mengabstrakan dan transformasi data kasar muncul

dari catatan lapangan. Reduksi data bagian dari kegiatan pengumpulan

data yang sekaligus pula bagian dari analisis. Reduksi data merupakan

30
bentuk analisis yang bertujuan menajamkan, menggolongkan,

membuang yang tidak perlu.

2) Penyajian data, diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya pengambilan kesimpulan. Hal

tersebut terjadi karena adanya penyajian data akan dipahami apa yang

terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan atas pemahaman

tersebut.

3) Penarikan kesimpulan, yaitu makna-makna yang muncul dalam data

harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yakni

merupakan validitasnya.

Adapun Rumus analisis data menurut Nana Sudjana dan Ibrahim

(2010:72) yaitu sebagai berikut :

Analisis Data Kuantitatif

1. Daya serap Individu

DSI = Skor Yang diperoleh siswa x 100%


Skor maksimal
2. Ketutasan Belajar Klasik

KK = Jumlah Siswa Yang Tuntas x 100%


Jumlah Siswa Seluruhnya
3. Daya Serap Klasikal

DSK = Skor Total Peserta x 100%


Skor Maksimal Seluruh Tes

31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Orientasi Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan pertemuan dengan

kepala sekolah SMP Negeri 2 Poso Pesisir Utara dengan membawa surat pengantar

izin penelitian, pada hari Senin tanggal 14 September 2020. Pertemuan tersebut

untuk menyampaikan maksud dan tujuan yaitu ingin melaksanakan penelitian di

kelas VIII C. Selanjutnya bapak kepala sekolah memanggil guru PPKn kelas VIII

yakni Yosep, S.Pd, untuk mengarahkan agar membantu peneliti dalam pelaksanaan

penelitian. Berdasarkan hasil pertemuan dengan guru PPKn diketahui jadwal mata

pelajaran PPKn di kelas VIII C dilaksanakan satu kali dalam seminggu yaitu hari

Rabu dengan durasi 2x40 menit dalam satu kali pertemuan.

Penelitian dimulai pada hari Rabu tanggal 16 September 2021. Peneliti

didampingi oleh guru PPKn dan diperkenalkan langsung oleh guru tersebut melalui

pembelajaran tatap muka di kelas. Dalam tahapan ini peneliti melakukan tahapan

awal dengan cara mengamati proses belajar mengajar dan melihat aktivitas siswa-

siswi SMP Negeri 2 Poso Pesisir Utara. Hasil observasi awal menunjukan bahwa

pembelajaran yang dilaksanakan secara tatap muka dengan penggunaan metode

pembelajaran bersifat konvensional sangat rendah, karena guru kebanyakan

menerapkan metode ceramah, mencatat dan Tanya jawab yang mengakibatkan

aktivitas siswa menjadi rendah.

32
Hasil observasi awal menunjukkan bahwa tingkat pembelajaran PPKn di

kelas VIII C SMP Negeri 2 Poso Pesisir Utara masih rendah karna, siswa yang

tuntas hanya sebanyak 13 orang (59,1%) dengan presentase ketuntasan klasikal

sebesar 42,30 %, rangkuman hasil analisis dari observasi awal dapat dilihat pada

tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Analisis Hasil Tes Awal


No Tingkat Penelitian Hasil
1 Skor tertinggi 82
2 Skor terendah 52
3 Jumlah siswa 22
4 Jumlah siswa yang tuntas 13
5 Jumlah siswa yang tidak tuntas 9
6 Presentase ketuntasan klasikal 42,30%
7 Presentase daya serap klasikal 64,69%
Sumber: Data diolah Peneliti, 2022. Lampiran

4.2 Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Setelah perencanaan telah siap dan seluruh perangkat pembelajaran yang

dibutuhkan dapat terpenuhi maka dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan

Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam hal ini materi

semester 1 dengan substansi pokok bahasan “Pancasila sebagai dasar negara dan

pandangan hidup bangsa” melalui proses pembelajaran menggunakan Model

Think-Pair-Share pada kelas VIIIC SMP Negeri 2 Poso Pesisir Utara. Kegiatan

siklus I dilaksanakan pada Rabu tanggal 23 September 2020 pukul 09.30 – 10.50

WITA dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 September

2020 pukul 09.30 – 10.50 WITA. Kegiatan siklus I diikuti oleh 22 orang siswa

adapun prosedur yang dilalui dalam siklus I terdiri atas : perencanaan, pelaksanaan,

observasi dan refleksi. Adapun masing-masing kegiatan tersebut dijelaskan sebagai

berikut :

33
4.2.1 Perencanaan

Pada kegiatan ini ada beberapa hal yang dilakukan peneliti sehubungan

dengan pelaksanaan penelitian yaitu:

1. Menentukan materi

2. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan Materi Pancasila

sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. (Lampiran 2)

3. Membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) (Lampiran 1)

4. Menyiapkan lembar observasi aktivitas Guru dan Siswa. Lembar

observasi untuk melihat bagaimana kondisi aktivitas pembelajaran yang

dilakukan didalam kelas melalui Guru dan Siswa (Lampiran 6 dan 8)

5. Menyiapkan lembar hasil tes siswa. Lembar hasil tes untuk melihat

bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan

dan perolehan nilai yang didapat setelah mengerjakan LKPD. (Lampiran

7)

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 23

September 2020 selama 1 jam 20 menit (2 x 40 Menit). Tahapan tindakan ini yaitu

tahap pendahuluan, tahap inti, dan tahap akhir, dengan uraian sebagai berikut:

1. Tahap Awal (pendahuluan)

Pada tahap pendahuluan, Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk

proses belajar mengajar, kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi,

menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan, menyampaikan

tentang tujuan pembelajaran, menyajikan masalah pada siswa melalui Tanya

34
jawab tentang materi yang akan dibahas mengenai Pancasila sebagai dasar

negara dan pandangan hidup bangsa: 1) Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa atas konsensus nasional Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan

hidup bangsa. 2) Mengembangkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai luhur

Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. 3) Menelaah

Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Kegitan awal ini

dilakukan kurang lebih 10 menit sebelum masuk pada kegiatan inti.

2. Tahap Inti

Pada tahap ini guru membagi siswa kedalam satu kelompok berisikan 2 orang

siswa yang duduk sebangku dengan total kelompok terdiri dan 11 kelompok..

Tabel 4.2 Distribusi Pembagian Kelompok


Kelompok Nama Siswa Kelompok Nama Siswa
Abdul Rabjul Intan Nuraini
KELOMPOK 1 KELOMPOK 7
Besse Febrian I Melda Risma
Desvita Revalina Klaudia Stevanya. S
KELOMPOK 2 KELOMPOK 8
Elsa Dwiyanti Lestari Moh. Anas Johan
Febri Faradila Moh. Fahri Ismail
KELOMPOK 3 KELOMPOK 9
Ernia Vebrianti Moh. Yahya Nina
Farel Dwi Herlambang Nengah Murtini
KELOMPOK 4 KELOMPOK 10
Fritson Fiki Ni Komang Marsalinda
Fitriani Wahid Ni Made Mery Monika
KELOMPOK 5 KELOMPOK 11
Fitri Azahra Amelia Ni Made Sinta Dewi
I Kadek Pendi Pramana
KELOMPOK 6
Jhon Kifli Sampali

Pada tahap ini, Guru menjelaskan materi sesuai RPP dapat dilihat pada

(lampiran 2). Setelah penjelasan materi dan pemberian beberapa contoh,

memfasilitasi siswa selama proses pembelajaran. Fasilitas yang dimaksud lembar

kerja peserta didik yang disediakan oleh guru (lampiran 1). Adapun langkah-

langkah pembelajaran dengan model Think-Pair-Share adalah sebagai berikut:

35
Pada tahap inti, Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok

yang telah dibentuk yaitu kelompok kerja siswa secara homogen dengan membagi

kelompok berdasarkan teman sebangku, dapat dilihat pada tabel 4.2. Dengan

memahami materi yang akan dibahas. Maksudnya siswa bekerjasama dalam

kelompok seperti biasa. Dengan melakukan metode yang akan diterapkan yaitu

Think-Pair-Share. Setelah selesai materi dan bisa dipahami oleh semua kelompok,

maka penerapan Think-Pair-Share akan dilaksanakan dengan cara setiap kelompok

diberikan tugas berupa lembar kerja peserta didik (LKPD) kepada masing-masing

kelompok terkait permasalahan yang timbul dalam kondisi Pancasila sebagai dasar

negara dan pandangan hidup bangsa. Guru membimbing siswa untuk berdiskusi

dalam mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD) pada setiap kelompok.

Setelah kelompok menyelesaikan lembar kerja peserta didik (LKPD), masing-

masing kelompok membacakan hasil jawaban mereka didalam kelas. Kelompok

lain harus memberikan tanggapan atau pertanyaan, setuju atau tidak setujukah

mereka terhadap jawaban kelompok yang menjawab. Guru memberikan waktu

terhadap kelompok yang menjawab untuk berdiskusi dengan teman kelompoknya.

Guru akan membimbing dan mengarahkan peserta didik apabila mengalami

kesulitan dalam menjawab pertanyaan.

3. Tahap Akhir

Pada tahap ini, guru melakukan refleksi tentang materi yang diajarkan, setelah

itu guru membantu siswa untuk menyimpulkan dan menyelesaikan materi yang

telah dibahas dan memberikan evalusi untuk pengetahuan tingkat pemahaman

siswa terhadap materi yang dipelajari, serta memotivasi siswa dengan memberikan

36
pesan-pesan moral. Kemudian guru memberikan bahan diskusi pada masing-

masing anggota kelompok untuk dapat dibahas pada pertemuan selanjutnya yaitu

pertemuan kedua. pertemuan kedua dilkaksanakan pada hari Rabu tanggal 30

September 2020 pada pukul 09.30-10.50 WITA. setelah itu Guru bersama siswa

mengakhiri proses pembelajaran PPKn dengan mengakhiri pertemuan

pembelajaran dengan dengan mengucapkan salam.

4.2.3 Hasil Observasi Tindakan Siklus I

Pengamatan membuat catatan setiap perubahan yang terjadi pada setiap siswa

di saat siswa bekerja dalam kelompoknya. Pengamatan dilakukan secara langsung

oleh rekan mitra (pak Yosep, S.Pd), bersama dengan peneliti. Pengamatan

dilakukan dengan cara mengisi lembar pengamatan aktivitas siswa yang telah

disediakan (lampiran 1). Pengamatan (observasi) dilakukan pada saat kegiatan

belajar mengajar berlangsung di dalam kelas. Pengamatan dilakukan dengan cara

mengamati aktivitas guru dan siswa siklus I dengan mengisi lembar observasi guru

dan siswa. Hasil pengamatan aktivitas siswa ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus I


Indikator yang Tidak
Tahap Deskriptor Terlaksana
diamati Terlaksana
1.Memberi salam kepada guru √
2.Siswa duduk dengan tenang √
Kedisiplinan siswa
3.Menyimak penjelasan guru
dalam mengikuti
tentang pentingya materi √
pembelajaran
yang akan dipelajari
Kegiatan 4.Menyiapkan alat tulis √
awal 1.Menyimak tujuan
Siswa
pembelajaran yang √
mendengarkan
disampaikan guru
tujuan
2.Mencatat tujuan
pembelajaran yang
pembelajaran yang √
disampaikan guru
disampaikan guru

37
Indikator yang Tidak
Tahap Deskriptor Terlaksana
diamati Terlaksana
3.memperhatikan rencana
kegiatan pembelajaran siswa √
yang disampaikan guru
4.menyimak dengan jelas
semua yang disampaikan √
oleh guru
1.merespon pembentukan
kelompok yang diberikan √
oleh guru
Siswa menerima
2.mendengarkan aturan main
pembentukan
dan batasan waktu dalam tiap √
kelompok yang
kegiatan
diberikan oleh guru
3.berada dalam kelompok

dengan tertib
4.bertangung jawab √
Kegiatan
1.bekerjasama dalam
inti √
kelompok
Siswa mengikuti 2.mengerjakan LKS yang

pembelajaran diberikan oleh guru
dengan 3.siswa sharing untuk
mengunakan mode menyepakati jawaban atas

pembelajaran pertanyaan yang diberikan
Think-Pair-Share oleh guru
4.siswa berani mengungkapkan

pendapat
1.setiap pasang menyampaikan
atas pertanyaan yang √
diberikan oleh guru
Kegiatan
2.memperhatikan umpan balik
akhir √
yang disampaikan oleh guru
3.mendengarkan penguatan

jawaban
Jumlah 11 8
Jumlah Aktivitas yang dilakukan Siswa 11
Kategori Sedang

Pedoman penskoran susanto dalam (Qaidah 2010:74), yaitu menggunakan kuartal,


yang membagi skor terkecil hingga terbesar yang mungkin dicapai menjadi empat
bagian yang sama. Skor minimal 1, skor maksimal 19.
a. seperempat bagian pertama (K1) =1-5 = Tidak Baik
b. seperempat bagian kedua dan ketiga (K2 & K3) =6-15 = Sedang
c. seperempat bagian terakhir (K4) =16-19 = Baik

Pada pertemuan pertama enam dari delapan aspek penilaian prestasi belajar

siswa melalui keaktivan siswa masih berada pada kategori Kurang dikarenakan

38
siswa belum memahami betul model Think-Pair-Share, yaitu pada aspek bertanya

kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya,

yaitu 6 orang siswa berada pada kategori Baik (skor 3) dan 14 orang siswa lainnya

berada pada kategori Cukup (skor 2) serta 3 orang siswa berada pada kategori

Kurang (skor 1). Pada aspek berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan

untuk pemecahan masalah dalam LKPD, yaitu 3 orang siswa berada pada kategori

Sangat Baik (skor 4), 8 orang siswa berada pada kategori Baik (skor 3), dan 8 orang

siswa berada pada kategori Cukup (skor 3) serta 3 orang siswa lainnya berada pada

kategori Kurang (skor 1). Pada aspek melaksanakan diskusi kelompok sesuai

dengan petunjuk guru, yaitu 1 orang siswa berada pada kategori Sangat Baik (skor

4), 11 orang siswa berada pada kategori Baik (skor 3), dan 7 orang siswa berada

pada kategori Cukup (skor 2) serta 3 orang lainnya berada pada kategori Kurang

(skor 1).

Pada aspek menilai kemampuan dirinya dan aspek yang diperolehnya, yaitu

8 orang siswa berada pada kategori Baik (skor 3), 7 orang siswa berada pada

kategori Cukup (skor 2) dan 6 orang siswa lainnya berada pada kategori Kurang

(skor 1). Pada aspek melatih diri memecahkan soal dalam LKPD, yaitu 3 orang

siswa berada pada kategori Sangat Baik (skor 4), 8 orang siswa berada pada kategori

Baik (skor 3), dan 10 orang siswa lainnya berada pada kategori Cukup (skor 2) serta

1 orang siswa lainnya berada pada kategori Kurang (skor 1). Pada aspek

kesempatan menggunakan atau menerapka apa yang diperoleh dalam

menyelesaikan tugasnya, yaitu 7 orang siswa berada pada kategori Baik (skor 3) ,

39
8 orang siswa berada pada kategori Cukup (skor 2) dan 7 orang siswa lainnya berada

pada kategori Kurang (skor 1). (lampiran 1)

Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam dinamika kelompoknya dan

individu secara keseluruhan menunjukkan bahwa indikator yang berada pada

kategori Cukup dari delapan aspek penilaian, yaitu pada aspek siswa turut serta

dalam melaksanakan tugas belajarnya, yaitu 8 orang siswa berada pada kategori

Sangat Baik (skor 4), 6 orang siswa berada pada kategori Baik (skor 3), dan 6 orang

siswa berada pada kategori Cukup (skor 2) serta 3 siswa lainnya berada pada

kategori Kurang (skor 1). Pada aspek siswa terlibat dalam pemecahan masalah,

yaitu 14 orang siswa berada pada kategori Baik (skor 3) dan 4 orang siswa berada

pada kategori Cukup (skor 2) serta 4 orang lainnya berada pada kategori Kurang

(skor 1).

Penilaian prestasi belajar siswa dilakukan dengan menggunakan lembar hasil

hasil tes akhir tindakan siklus I (Lampiran 7), dapat diketahui bahwa soal yang

diberikan belum dapat diselesaikan dengan baik oleh sebagian siswa, hal ini

diketahui dengan adanya 8 orang siswa yang tidak tuntas dan persentase ketuntasan

klasikal siswa hanya memperoleh nilai rata-rata sebesar 63,63% serta ketuntasan

daya serap individu memperoleh persentase rata- rata sebesar 75,54%.

Hasil di atas menunjukan bahwa perlu dilakukan perbaikan pada tindakan

atau siklus selanjutnya adapun analisis tes akhir tindakan siklus I dapat dilihat pada

tabel berikut:

40
Tabel 4.4 Hasil Analisis Tes Siswa Tindakan Siklus I
No Tingkat penilaian Hasil
1 Skor tertinggi 82
2 Skor terendah 64
3 Jumlah siswa 22
4 Jumlah siswa yang tuntas 14
5 Jumlah siswa yang tidak tuntas 8
6 Persentase ketuntasan klasikal 63,38%
7 Presentase daya serap klasikal 75,54%
Sumber: Lampiran, Data Diolah, 2021.

Hasil pengamatan aktivitas guru dalam mengelola proses pembelajaran juga

mempengaruhi aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama menunjukan

bahwa: guru tidak membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran,

lupa menyampaikan tujuan pembelajaran, siswa dapat kelompok tidak mendapat

bimbingan langsung dari guru, guru tidak membimbing siswa agar bertanggung

jawab, guru tidak memberi kesempatan tiap pasangan sharing untuk menyepakati

jawaban, guru tidak melihat siswa yang memiliki perhatian dalam proses

pembelajaran, guru tidak memfasilitasi diskusi kelas dan guru tidak memberikan

penguatan-penguatan jawaban yang benar sehingga aktivitas siswa dalam

pembelajaran belum maksimal.

Hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Pengamatan Hasil Aktivitas Guru Siklus I


Indikator Tidak
Tahap Deskriptor Terlaksana
yang diamati Terlaksana
1.Mengabsen siswa √
2.Membangkitkan
semangat siswa untuk √
mengikuti pembelajaran
Kegiatan Apresiasi dan
3.Menyampaikan informasi
awal motivasi siswa
tentang pentingya materi √
yang akan dipelajari
4.Menyampaikan tujuan

pembelajaran

41
Indikator Tidak
Tahap Deskriptor Terlaksana
yang diamati Terlaksana
1.Materi pembelajaran
dijelaskan secara luas dan √
mudah dimengerti
Menjelaskan
2.Materi yang dijelaskan
langkah-
sesuai dengan tujuan √
langkah model
pembelajaran
pembelajaran
3.Menjelaskan langkah-
dan
langkah model
menjelaskan √
pembelajaran yang akan
materi
digunakan
pembelajaran
4.Memberi penjelasan
tentang aturan main dan √
batasan waktu tiap kegiatan
1.Membentuk kelompok √
2.Siswa dalam kelompok
diberi tugas dan mendapat
Kelompok √
bimbingan langsung dari
Kegiatan siswa dan
guru
inti membimbing
3.Membimbing siswa agar
siswa dalam √
bertanggung jawab
belajar
4.Memberi kesempatan tiap
pasangan sharing untuk √
menyepakati jawaban
1.Melihat siswa yang
memiliki perhstisn dalam √
Memberikan
proses pembelajaran
kesempatan
2.Memberikan kesempatan
kepada siswa
kepada sisiwa untuk √
untuk
mengemukakan pendapat
menanyakan
3.Memberikan kesempatan
hal-hal yang
kepada siswa untuk √
belum di
bertanya
pahami atau
diketahui 4.Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk √
menjawab pertanyaan.
1.Memberikan kesempatan
setiap pasangan

menyampaikan jawaban di
Memberikan
depan kelas
kesempatan
2.Memfasilitasi diskusi
Kegiatan mempersentasi √
kelas (pleno)
akhir kan hasil kerja
3.Memberikan penguatan-
kelompok
penguatan jawaban yang √
didepan kelas
benar
4.Memberikan

penghargaan.
Jumlah 11 8
Jumlah Aktivitas yang dilakukan Siswa 11

42
Indikator Tidak
Tahap Deskriptor Terlaksana
yang diamati Terlaksana
Kategori Sedang
Sumber: Lampiran, Data diolah, 2021

Pedoman penskoran susanto dalam (Qaidah 2010:74), yaitu menggunakan kuartal,


yang membagi skor terkecil hingga terbesar yang mungkin dicapai menjadi empat
bagian yang sama. Skor minimal 1, skor maksimal 17.
a. seperempat bagian pertama (K1) =1-4 = Tidak Baik
b. seperempat bagian kedua dan ketiga (K2 & K3) =5-12 = Sedang
c. seperempat bagian terakhir (K4) =13-17 = Baik

Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas guru siklus I, diperoleh skor 11

pada pertemuan pertama. Hasil perolehan aktivitas guru pada pertemuan pertama

masuk pada kuartal kedua dan ketiga (K2 & K3) yaitu kategori sedang. Berdasarkan

hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dapat disimpulkan bahwa tindakan pada

siklus I belum berhasil, karena belum mencapai indicator keberhasilan yang telah

ditetapkan, yaitu mencapai kategori B (Baik) atau A (Sangat Baik). Ketidakcapaian

keberhasilan pada siklus I dikarenakan bahwa siswa baru pertama kali melakukan

aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Think-Pair-

Share sehingga belum memahami betul bagaimana pembelajaran yang sedang

berlangsung. Di samping itu, kegagalan juga dipengaruhi oleh aktivitas yang

dilakukan guru dalam tindakan pembelajaran.

4.2.4 Refleksi

Berdasarkan hasil analisis data dan observasi, diketahui bahwa aktivitas

belajar siswa setelah guru menerapkan model Think-Pair-Share, nilai aktivitas

siswa masih banyak dalam kategori Cukup dan Kurang maka penelitian ini

dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Untuk itu dilakukan refleksi agar bisa menilai

apa saja yang menjadi keberhasilan dan kegagalan tindakan yang telah dilakukan

pada siklus I, sehingga dapat dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.

43
Ada 3 aspek pengamatan terhadap aktivitas siswa yang dilakukan oleh

pengamat yang sudah dalam kategori Baik dan perlu dipertahankan saat

pembelajaran PPKn dengan peneran model Think-Pair-Share pada siklus

berikutnya antara lain :

1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

2) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru

3) Melatih diri memecahkan soal dalam LKPD

Adapun 5 aspek yang menunjukan kategori Cukup dan Kurang, yaitu:

1) Terlibat dalam pemecahan masalah

2) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami

persoalan yang dihadapinya

3) Berusaha mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan

masalah dalam LKPD

4) Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya

5) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam

menyelesaikan tugasnya

Adapun langakh-langkah perbaikan terhadap aspek-aspek pengamatan

terhadap aktivitas siswa yang masih menunjukan kategori Cukup dan Kurang untuk

proses pembelajaran selanjutnya yaitu pada siklus II adalah sebagai berikut:

1) Siswa harus aktif dalam mencari jawaban yang diberikan oleh guru

serta mengutarakan hasil pemikirannya dengan teman kelompoknya

berdasarkan LKPD

2) Siswa harus termotivasi dan berani dalam mengemukakan pendapatnya

44
3) Siswa harus aktif dalam mengumpulkan informasi/jawaban dari

berbagai sumber yang sesuai dengan masalah yang dihadapi

4) Siswa harus mencoba mengerjakan soal berdasarkan LKPD serta

menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya

5) Siswa harus termotivasi untuk menerapkan atau mempresentasikan

langkah-langkah yang telah diberikan oleh guru dalam LKPD.

4.3 Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II

4.3.1 Perencanaan

Melihat kekurangan pada siklus I, maka siklus II akan dilakukan perbaikan

proses pembelajaran. Perbaikan proses pembelajaran seperti mengkoordinasi siswa,

menyampaikan materi yang diajarkan dengan menerapkan model Pembelajaran

Think-Pair-Share dengan jelas, memotivasi dan membangkitkan semangat belajar

siswa dalam mengerjarkan Soal/LKPD, berargumentasi dan dalam berdiskusi

kelompok. Perencanaan siklus II disusun berdasarkan refleksi dari siklus I.

Sebelum melaksanakan melaksanakan siklus II, dilakukan perencanaan

terlebih dahulu hal ini dimanfaatkan untuk mempersiapkan segala sesuatu sebelum

tindakan dilaksanakan. Persiapan tindakan siklus II, yaitu:

1. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi Pancasila

sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. (Lampiran 4)

2. Menyiapkan lembar observasi aktivitas Guru (Lampiran 11)

3. Menyiapkan lembar observasi aktivitas Siswa (Lampiran 10)

4. Menyiapkan lembar penilaian hasil tes siswa (Lampiran 9)

45
5. Menetapkan kelompok siswa

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada Rabu, 30 September

2020 pukul 09.30 – 10.50 WITA dengan jumlah 22 orang siswa. Tahapan tindakan

ini yaitu tahap pendahuluan, tahap inti, dan tahap akhir dengan uraian sebagai

berikut:

1. Tahap Awal (Pendahuluan)

Pada tahap pendahuluan, Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif

untuk proses belajar mengajar, kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi,

menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan, menyampaikan tentang

tujuan pembelajaran, menyajikan masalah pada siswa melalui Tanya jawab tentang

materi yang akan dibahas mengenai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan

hidup bangsa: 1) Menyaji hasil telaah arti penting serta nilai-nilai Pancasila sebagai

dasar negara dan pandangan hidup bangsa dalam kehidupan sehari-hari. 2)

Menyusun laporan hasil telaah Pancasila sebagai sebagai dasar negara dan

pandangan hidup bangsa. 3) Mempresentasikan hasil telaah tentang Pancasila

sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. 4) Menyajikan hasil diskusi

tentang nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa 5)

Mensimulasikan praktik perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam

berbagai kehidupan. Selain itu Guru berusaha membangkitkan dan memperhatikan

siswa ditiap-tiap kelompoknya agar lebih memfokuskan pembahasan dan waktu

dalam proses pembelajaran yang merupakan perbaikan dari siklus I. Kegiatan awal

ini dilakukan kurang lebih 10 menit sebelum masuk pada kegiatan inti.

46
2. Tahap Inti

Pada tahap ini, Guru menjelaskan materi sesuai RPP dapat dilihat pada

(lampiran 4). Setelah penjelasan materi dan pemberian beberapa contoh,

memfasilitasi siswa selama proses pembelajaran. Fasilitas yang dimaksud lembar

kerja peserta didik yang disediakan oleh guru (lampiran 10).

Pada tahap inti, Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok

yang telah dibentuk yaitu kelompok kerja siswa secara homogen, dapat dilihat pada

tabel 4.2. dengan memahami materi yang akan dibahas. Maksudnya siswa

bekerjasama dalam kelompok berdua dengan teman sebangku seperti biasa. Dengan

melakukan metode yang akan diterapkan yaitu Think-Pair-Share. Setelah selesai

membimbing siswa mengamati serta mencatat hal-hal penting mengenai materi

yang diajarkan dan bisa dipahami oleh semua kelompok, maka penerapan Think-

Pair-Share akan dilaksanakan dengan cara setiap kelompok diberikan tugas berupa

lembar kerja peserta didik (LKPD) kepada masing-masing kelompok terkait hasil

telaah arti penting serta nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan

hidup bangsa dalam kehidupan sehari-hari dan hasil telaah Pancasila sebagai

sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Guru membimbing peserta didik

secara kelompok mencatat pertanyaan yang ingin diketahui dan mendorong perserta

didik untuk terus menggali rasa ingin tahu dengan menuliskan pertanyaan secara

mendalam berdasarkan pokok pembahasan yang diberikan, Guru mengamati

keterampilan peserta didik secara perorangan dan kelompok dalam menyusun

pertanyaan, selama penyelidikan peserta didik didorong untuk mengajukan

pertanyaan pada peserta didik lain dalam kelompok untuk berpikir tentang jawaban

47
terhadap pemecahan masalah terhadap kendala-kendala yang dihadapi mengenai

pokok bahasan yang diberikan, Guru bertindak sebagai sumber belajar bagi peserta

didik dengan memberi konfirmasi atas jawaban peserta didik atau mengungkap

lebih jauh penyelidikan yang telah mereka lakukan, Guru membimbing peserta

didik dalam menyusun hasil kajian kelompok, Guru membimbing setiap kelompok

untuk menyajikan hasil telaah di kelas, kegiatan penyajian dapat dilakukan setiap

kelompok secara bergantian dikelas dan kelompok lain memberikan pertanyaan

atau komentar terhadap hasil kerja dari kelompok penyanji serta Guru memberikan

apresiasi kepada kelompok yang hasil kerjanya bagus.

3. Tahap Akhir

Pada tahap ini, guru melakukan refleksi tentang materi yang diajarkan, setelah

itu guru membantu siswa untuk menyimpulkan dan mnyelesaikan materi yang telah

dibahas dan memberikan evalusi untuk pengetahuan tingkat pemahaman siswa

terhadap materi yang dipelajari, serta memotivasi siswa dengan memberikan pesan-

pesan moral. Kemudian guru memberikan bahan diskusi pada masing-masing

anggota kelompok untuk dapat dibahas pada pertemuan selanjutnya yaitu

pertemuan kedua. pertemuan kedua dilkaksanakan pada hari Rabu tanggal 30

September 2020 pada pukul 09.30 – 10.50 WITA . Setelah itu Guru bersama siswa

mengakhiri proses pembelajaran PPKn dengan mengakhiri pertemuan

pembelajaran dengan dengan mengucapkan salam.

4.3.3 Hasil Observasi Tindakan Siklus II

Untuk mengetahui aktivitas Guru dan Siswa dalam mengelola pembelajaran

serta melihat proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas maka

48
dilakukan observasi. Pengamatan terhadap diskusi kelompok pada kelompok pada

siklus II ditemukan beberapa hal dalam proses pembelajaran antara lain :

1. Semua anggota kelompok sudah terlihat terjadinya peningkatan pada

aktivitas dalam pembelajaran

2. Siswa mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu

3. Siswa lebih memahami pembelajaran karena lebih membahas kepada materi

yang disediakan yaitu Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup

bangsa.

4. Terjadinya peningkatan terhadap kerjasama dalam menyelesaikan masalah

berdasarkan materi yang diberikan.

5. Pelaksanaan diskusi sudah sangat baik.

Observasi dilakukan untuk mengetahui perbedaan aktivitas Guru dan Siswa,

apakah lebih meningkat dari siklus I atau justru sebaliknya lebih rendah dari siklus

I. Berikut adalah hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada Siklus II:

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus II


Indikator yang Tidak
Tahap Deskriptor Terlaksana
diamati Terlaksana
1. Memberi salam kepada

guru
Kedisiplinan siswa 2. Siswa duduk dengan tenang √
dalam mengikuti 3. Menyimak penjelasan guru
pembelajaran tentang pentingya materi √
yang akan dipelajari
4. Menyiapkan alat tulis √
Kegiatan 5.Menyimak tujuan
awal pembelajaran yang √
Siswa disampaikan guru
mendengarkan 6.Mencatat tujuan
tujuan pembelajaran yang √
pembelajaran yang disampaikan guru
disampaikan guru 7.memperhatikan rencana
kegiatan pembelajaran siswa √
yang disampaikan guru

49
Indikator yang Tidak
Tahap Deskriptor Terlaksana
diamati Terlaksana
8.menyimak dengan jelas
semua yang disampaikan √
oleh guru
5.merespon pembentukan
kelompok yang diberikan √
oleh guru
Siswa menerima
6.mendengarkan aturan main
pembentukan
dan batasan waktu dalam tiap √
kelompok yang
kegiatan
diberikan oleh guru
7.berada dalam kelompok

dengan tertib
8.bertangung jawab √
Kegiatan
5.bekerjasama dalam
inti √
kelompok
Siswa mengikuti 6.mengerjakan LKS yang

pembelajaran diberikan oleh guru
dengan 7.siswa sharing untuk
mengunakan mode menyepakati jawaban atas

pembelajaran pertanyaan yang diberikan
Think-Pair-Share oleh guru
8.siswa berani mengungkapkan

pendapat
4.setiap pasang menyampaikan
atas pertanyaan yang √
diberikan oleh guru
Kegiatan
5.memperhatikan umpan balik
akhir √
yang disampaikan oleh guru
6.mendengarkan penguatan

jawaban
Jumlah 16 4
Jumlah Aktivitas yang dilakukan Siswa 16
Kategori Baik
Sumber: Lampiran, Data diolah, 2021

Pedoman penskoran susanto dalam (Qaidah 2010:74), yaitu menggunakan kuartal,


yang membagi skor terkecil hingga terbesar yang mungkin dicapai menjadi empat
bagian yang sama. Skor minimal 1, skor maksimal 17.
a. seperempat bagian pertama (K1) =1-4 = Tidak Baik
b. seperempat bagian kedua dan ketiga (K2 & K3) =5-12 = Sedang
c. seperempat bagian terakhir (K4) =13-17 = Baik

Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dituangkan dalam bentuk pengisian

lembar pengamatan yang telah disediakan. Pengisian lembar pengamatan dilakukan

oleh observer dalam mengamati aktivitas belajar yang dilakukan siswa. Selama

50
proses pengamatan, peneliti memberi bimbingan siswa dalam melakukan aktivitas

belajar, serta memberi dorongan semangat berupa pujian. Berdasarkan kategori

taraf keberhasilan tindakan siklus I, masih perlu ditingkatkan sehingga dilakukan

perbaikan pada siklus II. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II peningkatan

aktivitas dapat dilihat baik secara individu dengan jumlah nilai dari kategori baik

sampai kategori sangat baik pada pertemuan kedua dengan 22 orang.

Pada pertemuan kedua, aktivitas siswa juga mengalami peningkatan yang

signifikan karena karena siswa sudah bisa memahami model pembelajaran Think-

Pair-Share dengan baik dan menjadi lebih termotivasi untuk belajar dapat dilihat

ari aspek penilaian siswa berkut ini: aspek turut serta dalam melaksanakan tugas

belajarnya, yaitu 6 orang siswa berada pada kategori Sangat Baik (skor 4) dan 16

orang siswa berada pada kategori Baik (skor 3). Pada aspek melaksanakan diskusi

kelompok sesuai dengan petunjuk guru, yaitu 8 orang siswa berada pada kategori

Sangat Baik (skor 4), 14 orang siswa berada pada kategori Baik (skor 2). Dan pada

aspek melatih diri memecahkan soal dalam LKPD, yaitu 3 orang siswa berada pada

kategori Sangat Baik (skor 4), 19 orang siswa berada pada kategori Baik (skor 3).

Pada aspek terlibat dalam pemecahan masalah, yaitu 3 orang siswa berada

pada kategori Sangat Baik (skor 4) dan 19 orang siswa berada pada kategori Baik

(skor 3). Pada aspek bertanya Kepada Siswa Lain Atau Guru Apabila Tidak

Memahami Persoalan Yang Dihadapinya, yaitu 3 orang siswa berada pada kategori

Sangat Baik (skor 4), 18 oang siswa berada pada kategori Baik (skor 3) dan 1 orang

siswa berada pada kategori Cukup (skor 2). Pada aspek berusaha mencari berbagai

informasi yang diperlukan untuk pemacahan masalah dalam LKPD, yaitu 10 orang

51
siswa berada pada kategor Sangat Baik (skor 4) dan 12 orang siswa berada pada

kategori Baik (skor 3). Pada aspek menilai kemampuan dirinya dan hasil yang

diperolenya, yaitu 6 orang siswa berada pada kategori Sangat Baik (skor 4), 12

orang siswa berada pada kategori Baik (skor 3) dan 4 orang lainnya berada pada

kategori Cukup (skor 2). Pada aspek melatih diri memecahkan soal dalam LKPD,

yaitu 3 orang siswa berada pada kategori Sangat Baik (skor 4) dan 19 orang siswa

berada pada kategori Baik (skor 3). Pada aspek kesempatan menggunakan atau

menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan tugasnya, yaitu 4 orang siswa

berada pada kategori Sangat Baik (skor 4), 17 orang siswa berada pada kategori

Baik (skor 3) dan 1 orang siswa lainnya berada pada kategori Cukup (skor 2).

Berdasarkan tabel lampiran 9 hasil pengamatan siswa siklus II, rata-rata nilai

aktivitas siswa pada Siklus II berada pada kategori Baik. Perbaikan dinamika

kelompok dan aktivitas individu juga muncul pada pertemuan kedua. bila Siklus I

aktivitas belajar siswa berada pada kategori Cukup, tetapi terjadi peningkatan pada

Siklus II menjadi Baik. Hasil yang diperoleh pada Siklus II ini jauh berbeda dengan

perolehan pada Siklus I. hal ini disebabkan oleh siswa telah memahami apa yang

dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran Think-Pair-Share.

Peningkatan aktivitas belajar siswa pada Siklus II telah mencapai indikator

keberhasilan tindakan yang begitu terjadi sangat signifikan antara pembelajaran

metode konvensional dibanding dengan pembelajaran dengan menerapkan model

Think-Pair-Share. Hasil ini membuktikan bahwa model pembelajaran Think-Pair-

Share terbukti mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa (lampiran 6 dan 9).

52
Berdasarkan hasil analisis data tes akhir tindakan siklus II dapat diketahui

siswa sudah dapat memahami konsep-konsep PPKn yang diajarkan dengan

menerapkan model pembelajaran Think-Pair-Share. Hal tersebut terbukti dengan

adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus II

presentase ketuntasan klasikal siswa memperoleh skor tata-rata sebesar 86,36% dan

presentase ketuntasan daya serap individu memperoleh skor rata-rata sebesar

79,45%. Hal ini berarti telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang

ditetapkan oleh sekolah yakni 75%.

Berdasarkan hal di atas, maka tindakan tindakan dalam penelitian ini telah

berhasil mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan oleh SMP Negeri 2

Poso Pesisir Utara, sehingga tidak perlu dilakaukan penelitian pada tindakan

selanjutnya. Adapun ringkasan hasil analisis tes akhir tindakan siklus II dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Hasil Analisis Tes Siswa Tindakan Siklus II


No Tingkat penelitian Hasil
1 Skor tertinggi 90
2 Skor terendah 74
3 Jumlah siswa 22
4 Jumlah siswa yang tuntas 19
5 Jumlah siswa yang tidak tuntas 3
6 Presentase ketuntasan klasikal 86,36%
7 Presentase daya serap klasikal 79,45%
Sumber: Lampiran, Data Diolah, 2021

Berdasarkan kategori taraf keberhasilan tindakan siklus I, aktivitas Guru

dalam mengajar masih perlu ditingkatkan sehingga dilakukan perbaikan pada siklus

II. Hasil observasi hasil observasi aktivitas Guru pada Siklus II guru melaksanakan

seluruh komponen aktivitas yang harus dilakukan dalam tindakan pembelajaran.

53
Komponen aktivitas yang telah dilakukan guru. Hasil pengamatan aktivitas guru

Siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.8 Pengamatan Hasil Aktivitas Guru Siklus II


Indikator Tidak
Tahap Deskriptor Terlaksana
yang diamati Terlaksana
1.Mengabsen siswa √
2.Membangkitkan
semangat siswa untuk √
mengikuti pembelajaran
Kegiatan Apresiasi dan
3.Menyampaikan informasi
awal motivasi siswa
tentang pentingya materi √
yang akan dipelajari
4.Menyampaikan tujuan

pembelajaran
1.Materi pembelajaran
dijelaskan secara luas dan √
mudah dimengerti
Menjelaskan
2.Materi yang dijelaskan
langkah-
sesuai dengan tujuan √
langkah model
pembelajaran
pembelajaran
3.Menjelaskan langkah-
dan
langkah model
menjelaskan √
pembelajaran yang akan
materi
digunakan
pembelajaran
4.Memberi penjelasan
tentang aturan main dan √
batasan waktu tiap kegiatan
1.Membentuk kelompok √
2.Siswa dalam kelompok
Kegiatan diberi tugas dan mendapat
Kelompok √
inti bimbingan langsung dari
siswa dan
guru
membimbing
3.Membimbing siswa agar
siswa dalam √
bertanggung jawab
belajar
4.Memberi kesempatan tiap
pasangan sharing untuk √
menyepakati jawaban
Memberikan 1.Melihat siswa yang
kesempatan memiliki perhstisn dalam √
kepada siswa proses pembelajaran
untuk 2.Memberikan kesempatan
menanyakan kepada sisiwa untuk √
hal-hal yang mengemukakan pendapat
belum di 3.Memberikan kesempatan
pahami atau kepada siswa untuk √
diketahui bertanya

54
Indikator Tidak
Tahap Deskriptor Terlaksana
yang diamati Terlaksana
4.Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk √
menjawab pertanyaan.
1.Memberikan kesempatan
setiap pasangan

menyampaikan jawaban di
Memberikan
depan kelas
kesempatan
2.Memfasilitasi diskusi
Kegiatan mempersentasi √
kelas (pleno)
akhir kan hasil kerja
3.Memberikan penguatan-
kelompok
penguatan jawaban yang √
didepan kelas
benar
4.Memberikan

penghargaan.
Jumlah 18 2
Jumlah Aktivitas yang dilakukan Guru 18
Kategori Sedang

Pedoman penskoran susanto dalam (Qaidah 2010:74), yaitu menggunakan kuartal,


yang membagi skor terkecil hingga terbesar yang mungkin dicapai menjadi empat
bagian yang sama. Skor minimal 1, skor maksimal 20.
a. seperempat bagian pertama (K1) =1-5 = Tidak Baik
b. seperempat bagian kedua dan ketiga (K2 & K3) =6-15 = Sedang
c. seperempat bagian terakhir (K4) =16-20 = Baik

Taraf keberhasilan aktivitas guru pertemuan kedua tergolong kategori B

(Baik), dengan jumlah aktivitas yang dilakukan guru pada pertemuan kedua

sebanayak 18. Hasil perolehan aktivitas guru pada pertemuan pertama masuk pada

kuartal k3 yaitu kategori sedang. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas belajar

siswa dapat disimpulkan bahwa tindakan pada siklus II mencapai indikator

keberhailan yang telah ditetapkan, yaitu mencapai kategori B (Baik). Berdasarkan

nilai aktivitas dengan kategori yang baik, maka dengan model Think-Pair-Share

dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

4.3.4 Refleksi Siklus II

Berdasarkan hasil analisis data dan observasi, diketahui bahwa siswa

mengalami peningkatan aktivitas belajar setelah guru menerapkan model

55
pembelajaran Think-Pair-Share. Tetapi dikarenakan nilai aktivitas siswa dalam

keseluruhan masih dalam kategori Cukup pada Siklus I, oleh karena itu peneliti

mencoba membuat alternatif tindakan untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi

pada Siklus I. untuk dapat diperbaiki pada kegiatan selanjutnya yaitu Siklus II.

Terdapat berbagai perubahan yang terjadi dari Siklus I kearah perbaikan tindakan

Siklus II. Hal ini dapat terlihat pada aktivitas guru yang mengalami suatu perubahan

dan peningkatan terhadap aktivitas siswa yang baik yang dilihat dari proses

pembelajaran di dalam kelas. Peningkatan tersebut terjadi pada kempuan siswa

untuk berkomunikasi baik dengan guru maupun teman kelasnya. Seperti, turut serta

dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam pemecahan masalah, bertanya

kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya,

berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah

dalam LKPD, melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru,

menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolenya, melatih diri memecahkan

soal dalam LKPD, kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh

dalam menyelesaikan tugasnya. Dengan demikian tindakan Siklus II dilakukan

demi memperbaiki kekurangan yang terjadi dan mempertahankan yang ada pada

Siklus I, sehingga tidak perlu dilakukan tindakan selanjutnya, karena tindakan pada

kegiatan Siklus II telah mencapai keberhasilan tindakan dan serta telah mendukung

penelitian ini.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Model pembelajaran cooperative learning tipe Think-Pair-Share merupakan

salah satu alternative untuk dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa pada

56
setiap mata pembelajaran khususnya PPKn, hal ini terbukti sesuai dengan hasil

peneliti yang telah dilakukan.

4.4.1 Observasi dan Siklus I

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan diketahui bahwa hasil

belajar siswa masih tergolong rendah khususnya pada mata pembelajaran PPKn.

Hal ini disebabkan oleh kondisis dimana siswa kurang berperan aktif dalam

kegiatan belajar mengajar, siswa hanya menerima materi ceramah dari guru, tanpa

melibatkan siswa untuk merumuskan maslah, dan menemukan sesuatu yang

berguna bagi dirinya sendiri ataupun mencari ide-ide yang baru.

Berdasarkan tabel 4.5 dari hasil observasi aktivitas guru pada siklus I, berada

dalam kategori sedang sesuai dengan kriteria dalam indicator keberhasilan, maka

observasi aktivitas guru pada siklus I masih tergolong cukup. Hal ini menunjukan

bahwa guru dalam mengolah proses pembelajaran dengan mengunakan model

pembelajaran cooperative learning tipe Think-Pair-Share belum maksimal,

sehingga guru harus terus memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam

proses pembelajaran.

Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I menunjukan bahwa aktivitas

siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar masih tergolong sangat kurang.

Hal ini disebabkan karna siswa baru pertama kali mengikuti proses pembelajaran

dengan mengunakan model pembelajatan cooperative learning tipe Think-Pair-

Share dan rasa percaya diri siswa untuk bertanya dalam terlibat aktif dalam diskusi

di kelas juga masih sangat rendah terutama pada pertemuan pertama. Hal ini bisa

dilihat dari jumlah presentase hasil observasi aktivitas siswa yaitu sebesar 55%.

57
Adapun tes akhir hasil belajar siswa pada siklus I (lampiran 7 hal 73)

menunjukan bahwa daya serap klasikal mencaaaapai 74,76% sehingga ketuntasan

klasikal yang diperoleh hanya mencapai 65,38% atau dari 22 orang hanya terdapat

14 orang yang tuntas belajarnya.

4.4.2 Siklus II

Berdasarkan hasil analisis siklus I yang dilakukan oleh peneliti sebagai

observasi dan guru sebagai penerap maka dilakukan perencanaan siklus

selanjutnya yakni siklus II. Pada siklus ini ada dua hal yang disarankan peneliti

sebagai observasi kepada guru sebagai penerapan model pembelajaran cooperative

learning tipe Think-Pair-Share yakni guru harus lebih memotivasi dan

mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam diskusi

kelompok.

Tindakan yang diberikan pada siklus II ini masih sama dengan tindakan siklus

I, hanya saja guru berusaha untuk memaksimalkan kekurangan-kekurangan pada

siklus I dengan memperhatikan saran-saran yang diberikan pada siklus I dengan

memperhatikan saran-saran yang diberikan oleh peneliti sebagai observer guna

memperlancar tindakan pengelolaan pembelajaran sesuai scenario pembelajaran

mengunakan model pembelajaran cooperative learning tipe Think-Pair-Share.

Pada siklus ini menurut observer guru lebih santai dalam menyajikan materi

pembelajaran. Pengelolaan kelas lebih efisien dibandingkan dengan siklus I. Selain

itu siswa siswa juga mulai terbiasa dengan penerapan model pembelajaran

cooperative leraning tipe Think-Pair-Share, hal ini terbukti dengan siswa yang

terlihat lebih senang dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa

58
terlihat tidak ragu-ragu lagi bertanya maoun menjawab pertanyaan.

Dari tabel 4.8 hasil observasi aktivitas guru pada siklus II diperoleh

persentase sebesar 90% ini menunjukan adanya peningkatan dari siklus I yakni 55%

menjadi 90% pada siklus II. Sesuai dengan indicator keberhasilan, maka hasil

observasi aktivitas guru pada siklus ini berada pada kategori Baik. Sehingga dapat

dikatakan bahwa aktivitas guru pada siklus II lebih baik dari siklus I. Berdasarkan

lembar observasi kegiatan pembelajaran pada tabel 4.4 menunjukan bahwa

aktivitas siswa secara umum sudah masuk dalam kateori baik. Hal ini dapat dilihat

dari jumlah presentase yang diperoleh yakni 80% berbeda dengan presentase yang

diperoleh siklus I yang hanya mencapai 55%.

Selanjutnya dari hasil tes hasil belajar siswa pada siklus II menunjukan

bahwa daya serap klasikal yang diperoleh yaitu sebesar 77,48% dengan presentase

ketuntasan 88,46% atau dari 22 orang siswa terdapat 19 orang yang tuntas dan

sisanya terdapat 3 orang siswa yang belum tuntas belajarnya. Sehingga dapat

dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran cooperative learning tipeThink-

Pair-Share pada pembelajaran PPKn dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Ketuntasan belajar individu pada mata pelajaran PPKn yaitu 65, dengan rerata

ketuntasan belajar klasikal 80% siswa yang mengalami ketuntasan belajar.

berdasarkan hasil penelitian terdapat peningkatan hasil prestasi belajar PPKn

dengan materi Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa dari

siklus I sampai siklus II. Hasil prestasi belajar pada siklus I diperoleh persentase

ketuntasan belajar sebesar 67,5%, dengan rerata hasil belajar klasikal 63,38 dengan

jumlah siswa yang tuntas 27 dari 40 siswa. Hal ini menunjukkan belum tercapainya

59
seluruh indikator dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Sehingga penelitian

dilanjutkan pada siklus II.

Gagne dalam Anni (2007: 2) menyatakan bahwa belajar merupakan

perubahan kecakapan atau diposisi pembelajaran yang berlangsung dalam periode

waktu tertentu, dan yang tidak dapat dianggap berasal dari proses pertumbuhan.

Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, tujuan,

kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Konsep tentang belajar mengandung

tiga unsur utama yaitu: belajar berkaitan dengan perubahan perilaku, perubahan

perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman, dan perubahan

perilaku karena belajar bersifat relatif permanen.

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam

hal memperoleh prestasi. Cara mengukur berhasil tidaknya siswa yang melakukan

belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui

prestasi siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Melihat hubungan

antara prestasi dan belajar tersebut membuktikan bahwa prestasi belajar merupakan

hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar

merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.

Penerapan model tipe Think-Pair-Share pembelajaran memberikan siswa

kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.

Keunggulan dari pembelajaran ini adalah optimalisasi partisipasi siswa. Dengan

metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan

hasilnya untuk seluruh kelas, tapi pembelajaran ini memberi kesempatan sedikitnya

delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi

60
mereka kepada orang lain (Lie, 2002: 56) Model ini memberi waktu kepada siswa

untuk berpikir, menjawab pertanyaan, aktif dalam pembelajaran dan saling

membantu satu sama lain.

Dalam penelitian yang telah dilakukan jelas bahwa terjadi peningkatan

aktivitas guru, aktivitas siswa dan prestasi belajar. Penerapan model tipe Think-Pair

Share dengan pembelajaran pada siklus II sudah sangat baik, hal ini terbukti dari

hasil observasi dan prestasi belajar siswa yang telah mencapai indikator

keberhasilan. Dengan demikian penerapan model tipe Think-Pair Share dengan

pembelajaran pada pelejaran PPKn dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas

siswa dan prestasi belajar.

61
BAB V Kesimpulan dan Saran

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan prestasi belajar siswa

melalui model metode Think-Pair-Share (TPS), dapat meningkatkan prestasi

belajar PPKn pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Poso Pesisir Utara

Kabupaten Poso tahun ajaran 2020/2021 peneliti dapat menarik kesimpulan:

1. Penggunaan model tipe Think-Pair-Share dengan pembelajaran PPKn

mampu meningkatkan aktivitas guru dalam pelajaran PPKn. Hal ini dapat

dibuktikan dengan peningkatan aktivitas guru dalam pelajaran PPKn, dari

hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama mencapai

skor 11, berada pada kuartal 3 atau Sedang. sedangkan pada siklus II

mencapai skor 19 berada pada kuartal 4 atau Baik.

2. Penggunaan model tipe Think-Pair-Share dengan pembelajaran aktivitas

siswa dalam pelajaran PPKn meningkat. Hal ini ditunjukan dengan

peningkatan hasil aktivitas belajar siswa pada aktivitas siswa pada siklus I

pertemuan pertama mencapai skor 11, berada pada kuartal 3 atau Sedang.

sedangkan pada siklus II mencapai skor 16 berada pada kuartal 4 atau Baik.

3. Penggunaan model tipe Think-Pair-Share dengan pembelajaran pada

pelajaran PPKn diperoleh rerata hasil prestasi belajar melalui presentase

ketuntasan klasikal pada siklus I adalah 63,38 dan pada siklus II menjadi

86,36%. Sedangkan persentase daya serap klasikal yang diperoleh pada

siklus I adalah 75,54% dan pada siklus II menjadi 79,45%.

62
4. Siswa telah dapat mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan,

artinya pembelajaran PPKn dengan menggunakan model tipe Think-Pair-

Share dengan pembalajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

5.2 Saran

Menurut hasil kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan:

1. Dalam model tipe Think-Pair-Share memerlukan adanya perencanaan

waktu yang cukup matang, agar dapat meningkatkan keaktifan siswa secara

optimal. Hendaknya seorang guru perlu senantiasa mengawasi kelas untuk

memotivasi keaktifan siswa dan member bimbingan individu maupun

kelompok.

2. Dalam pembelajaran yang dilakukan guru ada baiknya menggunakan

media CD pembelajaran, karena dengan menggunakan media tersebut

dapat menampilkan penyajian materi secara menarik dan informatif

sehingga siswa dapat belajar dan berlatih dalam suasana menyenangkan

tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran, Model tipe Think-Pair-Share

perlu diterapkan dan dikembangkan pada materi yang lain.

63
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku
Fadliyanur.2008.CivicsEducation.http://fadliyanur.blogspot.com/2008/1/civ

Hamza B.Uno. 2008. Profesi kependidikan. Jakata: Bumi Aksara.

Herawati Susilo, Husnul Chotimah, & Yuyun Dwita Sari. (2008). Penelitian
Tindakan Kelas Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru
dan Calon Guru. Malang: Bayumodic Publishing.

Kasihani Kasbolah. (2001). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas


Negeri Malang.

Linda Brown & Vicky Lara. (2007). Teaching Large Classes. International
Journal of Educational Research. Volume 45, Issue 4,
110-125.

Linda Brown & Vicky Lara. 2007.”Teaching Large Classes”. International


Journal of Educational Research. Volume 45, Issue 4, 110-125.

Moleong, Lexy J. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Muhamad Subarkah.2009. Paradigma Pendidikan Kewarganegaraan sebaga


Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi. http:// muhamad steknologi
Pendidikan. Blogspot. com/ 2009/ 03/ paradigma-pendidikan
kewarganegaraan. Htm Diunduh tanggal 8 Juni 2009 jam18.48 WIB.

Muhammad Numan Somantri. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan


IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.


Bandung: Rosdakarya.

Ngalim Purwanto. 2006. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nizar Alam Hamdani & Dody Hermana. 2008. Classroom Action Research.
Sukabumi: Rahayasa Research and Training.

Oemar Hamalik. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara

64
1991.Pendidikan Guru Konsep dan Strategi. Bandung: MandarMaju.

Peter Salim & Yenny Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.
Jakarta: Modern Englis

Richard. I Arends. 1998. Learning To Teach: Fifth Edition. Boston: Mc Graw-


Hill Companies, Inc. 1997. Classroom Instruction and Management.
United Statesof America: The Mc Graw-Hill Companies, Inc.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


PT Rineka Cipta.

Stephen B. Klein. 1996. Learning Principles and Applications. Misissippi


State University: Mc Graw-Hill, Inc.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta:Rineka Cipta.

Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi


Kontruktivistik. Jakarta. Prestasi Pustaka.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya:


Kencana.

Wahab, Azis.2007. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta.


Universitas Terbuka.

Winkel, WS. 1991. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar.


Jakarta:Gramedia.

Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instruksional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

B. Sumber lain/Internet

https://media.neliti.com/media/publications/247697-none-cda71435.pdf

https://jurnal.univpgripalembang.ac.id/index.php/didaktika/article/view/2105

http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1684130&val=182

92&title=UPAYA%20PENINGKATAN%20PRESTASI%20BELAJA

65
R%20PKN%20MELALUI%20METODE%20PEMBELAJARAN%20

THINK-PAIR SHARE% 20 TPS% 20 BAGI% 20 SISWA% 20

KELAS% 20 VII%20SMP

file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/125-Article%20Text-250-1-10

20160127. Pdf

66
Lampiran

67
Lampiran : 1

LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK


(Siklus I)

Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Alokasi Waktu : 1 x 60 menit

i. Pokok Bahasan : Arti penting dan perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai


dasar negara dan pandangan hidup bangsa

ii. Tujuan Pembelajaran :


Menelaah Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa serta
menyaji hasil telaah nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa dalam kehidupan sehari-hari dengan memiliki rasa
ingin tahu, memiliki rasa empati, dan bertanggungjawab dalam
menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberikan saran dan
kritik.

iii. Langkah Kerja :


1. Setiap Peserta Didik dapat menjawab soal latihan dengan tepat !

iv. Kegiatan
1. Mendeskripsikan arti penting Pancasila sebagai dasar negara!
2. Mendeskripsikan arti penting Pancasila sebagai pandangan hidup!
3. Menjelaskan nilai-nilai Pancasila!
4. Mendeskripsikan karakteristik yang terkandung dalam nilai-nilai
Pancasila!

68
Lampiran : 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Siklus I
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Poso Pesisir Utara
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas : VIII C
Semester :I
Sub BAB : Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa
Alokasi Waktu : 1 x 60 Menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkunggan sosial
dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar dan
mengarang) sesuai yang dipelajari di Sekolah dan sumber yang sama dalam
sudut pandang atau teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas konsensus nasional
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
2. Mengembangkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa

69
3. Menelaah Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
3.1 Menjelaskan Pancasila sebagai dasar negara
3.2 Menjelaskan Pancasila sebagai Pandangan hidup bangsa
3.3 Menjelaskan Pancasila sebagai ideologi nasional
3.4 Menjelaskan kedudukan Pancasila secara keseluruhan
3.5 Mendeskripsikan arti penting Pancasila sebagai dasar negara
3.6 Mendeskripsikan arti penting Pancasila sebagai pandangan hidup
3.7 Mengidentifikasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa
3.8 Mencontohkan perilaku sesuai nilai-nilai Pancasila dalam berbagai
kehidupan

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik di harapkan dapat:
1. Mendeskripsikan arti penting dan perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa.

D. Materi pembelajaran
Arti penting dan perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa.

E. Metode pembelajaran
Model pembelajaran : Think-Pair-Shared (TPS)

F. Media pembelajaran
- Spidol
- Penghapus
- Papan tulis
- Laptop

70
G. Sumber belajar
- Buku paket Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS
Kelas VIII Edisi revisi 2017
- Internet

H. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan pertama
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
1 ➢ Guru mempersiapkan peserta didik dalam 15 menit
pembelajaran dengan kebersihan kelas, berdoa,
absensi.
➢ Guru memotivasi peserta didik dengan
menunjukan gambar kemudian menanyakan
gambar tersebut kepada peserta didik.
➢ Guru memberi informasi tentang kompetensi
dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2 Kegiatan inti 60 menit

➢ Guru membentuk kelompok siswa yang terdiri


dari 11 kelompok
➢ Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari
➢ Guru membimbing siswa agar mengamati dan
mencatat hal-hal penting mengenai meteri
yang diajarkan oleh Guru
➢ Guru memberikan LKPD berupa Arti penting
dan perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa
➢ Guru membimbing siswa untuk berdiskusi
dalam mengerjakan LKPD pada setiap
kelompok
➢ Setelah semua kelompok menyelesaikan
LKPD, masing-masing perwakilan
membacakan hasil jawaban mereka di depan
kelas
➢ Kelompok lain harus menyimak dan
mendengarkan dengan cermat hasil jawaban
dari kelompok yang menjawab
➢ Kemudian kelompok lain harus memberikan
tanggapan atau pertanyaan, setuju atau tidak
setujukah mereka terhadap jawaban kelompok
yang menjawab

71
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
➢ Guru akan memberikan waktu terhadap
kelompok yang menjawab untuk berdiskusi
dengan teman kelompoknya
➢ Guru akan membimbing dan mengarahkan
peserta didik apabila mengalami kesulitan
dalam menjawab pertanyaan
3 Penutup 15 menit

➢ Guru melakukan refleksi tentang materi yang


diajarkan
➢ Guru dan Siswa menyimpulkan materi
pelajaran
➢ Guru memberi pesan-pesan moral
➢ Guru mengucapkan salam

72
Lampiran : 3

LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK


(Siklus II)

Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

i. Pokok Bahasan : Arti penting dan perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai


dasar negara dan pandangan hidup bangsa

ii. Tujuan Pembelajaran :


Menelaah Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa serta
menyaji hasil telaah nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa dalam kehidupan sehari-hari dengan memiliki rasa
ingin tahu, memiliki rasa empati, dan bertanggungjawab dalam
menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberikan saran dan
kritik.

iii. Langkah Kerja :


1. Setiap Peserta Didik dapat menjawab soal latihan dengan tepat !

iv. Kegiatan
1. Mendeskripsikan arti penting Pancasila sebagai dasar negara!
2. Mendeskripsikan arti penting Pancasila sebagai pandangan hidup!
3. Menjelaskan nilai-nilai Pancasila!
4. Mendeskripsikan karakteristik yang terkandung dalam nilai-nilai
Pancasila!

73
Lampiran : 4

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Siklus II
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Poso Pesisir Utara
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas : VIII C
Semester :I
Sub BAB : Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkunggan sosial
dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar dan
mengarang) sesuai yang dipelajari di Sekolah dan sumber yang sama dalam
sudut pandang atau teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menyaji hasil telaah arti penting serta nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
negara dan pandangan hidup bangsa dalam kehidupan sehari-hari
2. Menyusun laporan hasil telaah Pancasila sebagai sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa

74
3. Mempresentasikan hasil telaah tentang Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa
4. Menyajikan hasil diskusi tentang nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara
dan pandangan hidup bangsa
5. Mensimulasikan praktik perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
dalam berbagai kehidupan

C. Materi pembelajaran
Arti penting dan perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa.

D. Metode pembelajaran
Model pembelajaran : Think-Pair-Shared (TPS)

E. Media pembelajaran
- Spidol
- Penghapus
- Papan tulis
- Laptop

F. Sumber belajar
- Buku paket Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS
Kelas VIII Edisi revisi 2017
- Internet

G. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan kedua
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
1 ➢ Guru mempersiapkan peserta didik dalam 15 menit
pembelajaran dengan kebersihan kelas,
berdoa, absensi.

75
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
➢ Guru memotivasi peserta didik dengan
menunjukan gambar kemudian
menanyakan gambar tersebut kepada
peserta didik.
➢ Guru memberi informasi tentang
kompetensi dan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
2 Kegiatan inti 60 menit

➢ Guru membentuk kelompok siswa yang


terdiri dari 11 kelompok
➢ Guru menjelaskan materi yang akan
dipelajari
➢ Guru membimbing siswa agar mengamati
dan mencatat hal-hal penting mengenai
meteri yang diajarkan oleh Guru
➢ Guru memberikan LKPD berupa Arti
penting dan perwujudan nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa
➢ Guru membimbing siswa untuk berdiskusi
dalam mengerjakan LKPD pada setiap
kelompok
➢ Setelah semua kelompok menyelesaikan
LKPD, masing-masing perwakilan
membacakan hasil jawaban mereka di
depan kelas
➢ Kelompok lain harus menyimak dan
mendengarkan dengan cermat hasil
jawaban dari kelompok yang menjawab
➢ Kemudian kelompok lain harus
memberikan tanggapan atau pertanyaan,
setuju atau tidak setujukah mereka terhadap
jawaban kelompok yang menjawab
➢ Guru akan memberikan waktu terhadap
kelompok yang menjawab untuk berdiskusi
dengan teman kelompoknya
➢ Guru akan membimbing dan mengarahkan
peserta didik apabila mengalami kesulitan
dalam menjawab pertanyaan
3 Penutup 15 menit
➢ Guru melakukan refleksi tentang materi
yang diajarkan
➢ Guru dan Siswa menyimpulkan materi
pelajaran

76
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
➢ Guru memberi pesan-pesan moral
➢ Guru mengucapkan salam

77
Lampiran : 5

Lampiran : Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I

Petunjuk :

1. Sangat Baik (4) = jika semua indikator dilaksanakan


2. Baik (3) = jika hanya tiga indikator dilaksanakan
3. Cukup (2) = jika hanya dua indikator dilaksanakan
4. Kurang (1) = jika hanya satu indikator dilaksanakan

Aspek Yang Diamati


Kel Nama Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8
Abdul Rabjul 4 3 2 4 3 3 4 3 81,25%
1

Besse Febrian 4 3 3 4 3 3 4 3 84,38%


Desvita Revalina 3 2 1 3 1 2 2 1 46,88%
2

Elsa Dwiyanti Lestari 4 3 2 3 2 1 3 2 62,50%


Febri Faradila 3 3 2 3 2 3 3 2 65,63%
3

Ernia Vebrianti 2 1 1 3 1 2 2 1 40,63%


Farel Dwi Herlambang 4 3 3 2 2 3 3 2 68,75%
4

Fritson Fiki 3 2 2 1 3 1 3 3 56,25%


Fitriani Wahid 2 3 3 2 2 1 2 2 53,13%
5

Fitri Azahra Amelia 1 3 2 2 1 2 2 1 43,75%

I Kadek Pendi Pramana 2 3 2 1 3 1 2 3 53,13%


6

Jhon Kifli Sampali 2 3 2 2 1 1 1 1 40,63%


Intan Nuraini 3 2 2 2 2 3 2 2 56,25%
7

I Melda Risma 4 1 3 3 3 2 3 3 68,75%


Klaudia Stevanya. S 1 1 2 2 1 2 2 1 37,50%
8

Moh. Anas Johan 4 3 2 3 2 3 3 2 68,75%


Moh. Fahri Ismail 2 3 1 2 3 1 4 2 56,25%
9

Moh. Yahya Nina 2 3 2 2 3 2 3 2 59,38%


Nengah Murtini 1 3 2 1 2 2 1 3 46,88%
10

Ni Komang Marsalinda 3 3 2 3 2 3 2 3 65,63%


Ni Made Mery Monika 3 2 2 3 2 3 2 1 56,25%
11

Ni Made Sinta Dewi 4 1 3 4 1 1 3 1 56,25%


Rata-rata 58%

Keterangan aktivitas siswa : (1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya,
(2) terlibat dalam pemecahan masalah, (3) bertanya kepada siswa lain atau guru
apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, (4) berusaha mencari

78
berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah dalam LKPD, (5)
melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, (6) menilai
kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya, (7) melatih diri memecahkan soal
dalam LKPD, (8) kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh
dalam menyelesaikan tugasnya

1. Turut Serta Dalam Melaksanakan Tugas Belajarnya


3
Skor 1 = 22 𝑥 100% =12,5%
6
Skor 2 = 22 𝑥 100% = 25%
6
Skor 3 = 𝑥 100% = 25%
22
8
Skor 4 = 22 𝑥 100% = 37,5%
2. Terlibat Dalam Pemecahan Masalah
4
Skor 1 = 22 𝑥 100% = 18,75%
4
Skor 2 = 22 𝑥 100% = 18,75%
14
Skor 3 = 22 𝑥 100% = 62,5%
0
Skor 4 = 22 𝑥 100% = 0%
3. Aspek Bertanya Kepada Siswa Lain Atau Guru Apabila Tidak Memahami
Persoalan Yang Dihadapinya
3
Skor 1 = 22 𝑥 100% = 12,5%
14
Skor 2 = 22 𝑥 100% = 62,5%
6
Skor 3 = 22 𝑥 100% = 25%
0
Skor 4 = 22 𝑥 100% = 0%
4. Berusaha Mencari Berbagai Informasi Yang Diperlukan Untuk Pemecahan
Masalah Dalam LKPD
3
Skor 1 = 22 𝑥 100% = 12,5%
8
Skor 2 = 𝑥 100% = 37,5%
22
8
Skor 3 = 22 𝑥 100% = 37,5%
3
Skor 4 = 22 𝑥 100% = 12,5%
5. Melaksanakan Diskusi Kelompok Sesuai Dengan Petunjuk Guru
3
Skor 1 = 22 𝑥 100% = 12,5%
11
Skor 2 = 22 𝑥 100% = 50%
7
Skor 3 = 22 𝑥 100% = 31,25%
1
Skor 4 = 22 𝑥 100% = 6,25%

79
6. Menilai Kemampuan Dirinya Dan Hasil Yang Diperolehnya
6
Skor 1 = 22 𝑥 100% = 25%
7
Skor 2 = 22 𝑥 100% = 31,25%
8
Skor 3 = 22 𝑥 100% = 37,5%
0
Skor 4 = 22 𝑥 100% = 0%
7. Melatih Diri Memecahkan Soal Dalam LKPD
1
Skor 1 = 22 𝑥 100% = 6,25%
10
Skor 2 = 𝑥 100% = 43,75%
22
8
Skor 3 = 22 𝑥 100% = 37,5%
3
Skor 4 = 22 𝑥 100% = 12,5%
8. Kesempatan menggunakan Atau Menerapkan Apa Yang Diperoleh Dalam
Menyelesaikan Tugasnya
7
Skor 1 = 22 𝑥 100% = 31,25%
8
Skor 2 = 22 𝑥 100% = 37,5%
7
Skor 3 = 22 𝑥 100% = 31,25%
0
Skor 4 = 22 𝑥 100% = 0%

80
Lampiran : 6

Lampiran : Hasil Hasil Tes Tindakan Siklus I

No Skor Jumlah Daya Ketuntasan


Nama siswa ideal skor serap
perolehan individu Ya Tidak
1 Abdul Rabjul 50 39 78 √
2 Besse Febrian 50 37 64 √
3 Desvita Revalina 50 40 80 √
4 Elsa Dwiyanti Lestari 50 38 76 √
5 Febri Faradila 50 39 78 √
6 Ernia Vebrianti 50 34 68 √
7 Farel Dwi Herlambang 50 40 80 √
8 Fitri Azahra Amelia 50 41 82 √
9 Fitriani Wahid 50 35 70 √
10 Fritson Fiki 50 33 66 √
11 I Kadek Pendi Pramana 50 40 80 √
12 I Melda Risma 50 39 78 √
13 Intan Nuraini 50 38 76 √
14 Jhon Kifli Sampali 50 34 68 √
15 Klaudia Stevanya. S 50 38 76 √
16 Moh. Anas Johan 50 40 80 √
17 Moh. Fahri Ismail 50 32 64 √
18 Moh. Yahya Nina 50 39 78 √
19 Nengah Murtini 50 37 74 √
20 Ni Komang Marsalinda 50 39 78 √
21 Ni Made Mery Monika 50 40 80 √
22 Ni Made Sinta Dewi 50 37 74 √
Jumlah Skor 829 1.662 14 8
Jumlah Skor Maksimum 1.100 2.200
Presentase Skor Tercapai 75,36 75,54 63,63 36,36

Dengan menggunakan Rumus Ketuntasan Belajar;

KK= Rt : Jumlah Siswa x 100%


Rs : Jumlah Siswa Seluruhnya

81
Lampiran : 7

Lampiran : Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I

Indikator Tidak
Tahap Deskriptor Terlaksana
yang diamati Terlaksana
1.Mengabsen siswa √
2.Membangkitkan
semangat siswa untuk √
mengikuti pembelajaran
Kegiatan Apresiasi dan
3.Menyampaikan informasi
awal motivasi siswa
tentang pentingya materi √
yang akan dipelajari
4.Menyampaikan tujuan

pembelajaran
1.Materi pembelajaran
dijelaskan secara luas dan √
mudah dimengerti
Menjelaskan
2.Materi yang dijelaskan
langkah-
sesuai dengan tujuan √
langkah model
pembelajaran
pembelajaran
3.Menjelaskan langkah-
dan
langkah model
menjelaskan √
pembelajaran yang akan
materi
digunakan
pembelajaran
4.Memberi penjelasan
tentang aturan main dan √
batasan waktu tiap kegiatan
1.Membentuk kelompok √
2.Siswa dalam kelompok
Kegiatan diberi tugas dan mendapat
Kelompok √
inti bimbingan langsung dari
siswa dan
guru
membimbing
3.Membimbing siswa agar
siswa dalam √
bertanggung jawab
belajar
4.Memberi kesempatan tiap
pasangan sharing untuk √
menyepakati jawaban
Memberikan 1.Melihat siswa yang
kesempatan memiliki perhstisn dalam √
kepada siswa proses pembelajaran
untuk 2.Memberikan kesempatan
menanyakan kepada sisiwa untuk √
hal-hal yang mengemukakan pendapat
belum di 3.Memberikan kesempatan
pahami atau kepada siswa untuk √
diketahui bertanya

82
Indikator Tidak
Tahap Deskriptor Terlaksana
yang diamati Terlaksana
4.Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk √
menjawab pertanyaan.
1.Memberikan kesempatan
setiap pasangan

menyampaikan jawaban di
Memberikan
depan kelas
kesempatan
2.Memfasilitasi diskusi
Kegiatan mempersentasi √
kelas (pleno)
akhir kan hasil kerja
3.Memberikan penguatan-
kelompok
penguatan jawaban yang √
didepan kelas
benar
4.Memberikan

penghargaan.
Jumlah 12 8
Jumlah Aktivitas yang dilakukan Siswa 12
Kategori Sedang

Pedoman penskoran susanto dalam (Qaidah 2010:74), yaitu menggunakan kuartal,


yang membagi skor terkecil hingga terbesar yang mungkin dicapai menjadi empat
bagian yang sama. Skor minimal 1, skor maksimal 20.
a. seperempat bagian pertama (K1) =1-5 = Tidak Baik
b. seperempat bagian kedua dan ketiga (K2 & K3) =6-15 = Sedang
c. seperempat bagian terakhir (K4) =16-20 = Baik

83
Lampiran : 8

Lampiran : Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II

Petunjuk :

1. Sangat Baik (4) = jika semua indikator dilaksanakan


2. Baik (3) = jika hanya tiga indikator dilaksanakan
3. Cukup (2) = jika hanya dua indikator dilaksanakan
4. Kurang (1) = jika hanya satu indikator dilaksanakan

Aspek Yang Diamati


Kel Nama Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8
Abdul Rabjul 4 3 4 4 4 4 4 3 93,75%
1

Besse Febrian 4 4 3 4 4 4 4 4 96,88%


Desvita Revalina 4 3 3 3 3 3 3 3 78,13%
2

Elsa Dwiyanti Lestari 4 3 4 3 4 3 3 3 84,38%


Febri Faradila 4 3 3 3 3 3 3 3 78,13%
3

Ernia Vebrianti 3 3 3 4 4 2 3 3 78,13%


Farel Dwi Herlambang 4 3 3 3 4 3 3 3 81,25%
4

Fritson Fiki 3 3 3 3 3 3 3 2 71,88%


Fitriani Wahid 4 3 3 4 3 3 3 4 84,38%
5

Fitri Azahra Amelia 4 3 3 3 3 2 3 3 75,00%


I Kadek Pendi Pramana 3 3 3 4 3 3 3 3 78,13%
6

Jhon Kifli Sampali 3 3 3 3 3 3 3 3 75,00%


Intan Nuraini 4 3 3 4 3 3 3 3 81,25%
7

I Melda Risma 4 3 3 3 3 4 3 3 81,25%


Klaudia Stevanya. S 4 3 2 3 3 2 3 3 71,88%
8

Moh. Anas Johan 4 4 3 4 4 4 3 4 93,75%


Moh. Fahri Ismail 3 4 4 4 3 3 3 3 84,38%
9

Moh. Yahya Nina 4 4 3 4 4 3 3 3 87,50%


Nengah Murtini 4 4 4 3 4 4 3 3 90,63%
10

Ni Komang Marsalinda 4 3 4 3 3 4 3 3 84,38%


Ni Made Mery Monika 4 4 4 3 3 2 4 3 84,38%
11

Ni Made Sinta Dewi 3 4 4 4 3 3 3 4 87,50%


Rata-rata 83%

Keterangan aktivitas siswa : (1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya,
(2) terlibat dalam pemecahan masalah, (3) bertanya kepada siswa lain atau guru
apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, (4) berusaha mencari
berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah dalam LKPD, (5)

84
melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, (6) menilai
kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya, (7) melatih diri memecahkan soal
dalam LKPD, (8) kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh
dalam menyelesaikan tugasnya

1. Turut Serta Dalam Melaksanakan Tugas Belajarnya


0
Skor 1 = 22 𝑥 100% = 0%
0
Skor 2 = 22 𝑥 100% = 0%
6
Skor 3 = 22 𝑥 100% = 25%
16
Skor 4 = 22 𝑥 100% = 75%
2. Terlibat Dalam Pemecahan Masalah
0
Skor 1 = 22 𝑥 100% = 0%
0
Skor 2 = 22 𝑥 100% = 0%
19
Skor 3 = 22 𝑥 100% = 87,5%
3
Skor 4 = 22 𝑥 100% = 12,5%
3. Aspek Bertanya Kepada Siswa Lain Atau Guru Apabila Tidak
Memahami Persoalan Yang Dihadapinya
0
Skor 1 = 22 𝑥 100% = 0%
1
Skor 2 = 𝑥 100% = 6,25%
22
18
Skor 3 = 22 𝑥 100% = 81,25%
3
Skor 4 = 22 𝑥 100% = 12,5%
4. Berusaha Mencari Berbagai Informasi Yang Diperlukan Untuk
Pemecahan Masalah Dalam LKPD
0
Skor 1 = 22 𝑥 100% = 0%
0
Skor 2 = 𝑥 100% = 0%
22
12
Skor 3 = 22 𝑥 100% = 56,25%
10
Skor 4 = 22 𝑥 100% = 43,75%
5. Melaksanakan Diskusi Kelompok Sesuai Dengan Petunjuk Guru
0
Skor 1 = 22 𝑥 100% = 0%
0
Skor 2 = 22 𝑥 100% = 0%
14
Skor 3 = 22 𝑥 100% = 62,5%
8
Skor 4 = 22 𝑥 100% = 37,5%
6. Menilai Kemampuan Dirinya Dan Hasil Yang Diperolehnya

85
0
Skor 1 = 22 𝑥 100% = 0%
4
Skor 2 = 22 𝑥 100% = 18,75%
12
Skor 3 = 22 𝑥 100% = 56,25%
6
Skor 4 = 22 𝑥 100% = 25%
7. Melatih Diri Memecahkan Soal Dalam LKPD
0
Skor 1 = 22 𝑥 100% = 0%
0
Skor 2 = 22 𝑥 100% = 0%
19
Skor 3 = 22 𝑥 100% = 87,5%
3
Skor 4 = 22 𝑥 100% = 12,5%
8. Kesempatan menggunakan Atau Menerapkan Apa Yang Diperoleh
Dalam Menyelesaikan Tugasnya
0
Skor 1 = 22 𝑥 100% = 0%
1
Skor 2 = 22 𝑥 100% = 6,25%
17
Skor 3 = 22 𝑥 100% = 75%
4
Skor 4 = 22 𝑥 100% = 18,75%

86
Lampiran : 9

Lampiran : Hasil Tes Tindakan Siklus II

Skor
Jumlah Daya Ketuntasan
No Nama Siswa Ideal
Skor Serap Ya Tidak
Perolehan Individu
1 Abdul Rabjul 50 40 80 √
2 Besse Febrian 50 39 78 √
3 Desvita Revalina 50 41 82 √
4 Elsa Dwiyanti Lestari 50 40 80 √
5 Ernia Vebrianti 50 39 78 √
6 Febri Faradila 50 40 80 √
7 Farel Dwi Herlamabang 50 40 80 √
8 Fitri Azahra Amelia 50 45 90 √
9 Fitriani Wahid 50 37 74 √
10 Fritson Fiki 50 38 76 √
11 I kadek Pendi Pramana 50 45 90 √
12 I Meida Risma 50 40 80 √
13 Intan Nuraini 50 39 78 √
14 Jhon Kifli Sampali 50 37 74 √
15 Klaudia Stevanya. S 50 39 78 √
16 Moh. Anas Johan 50 40 80 √
17 Moh. Fahri Ismail 50 37 74 √
18 Moh. Yahya Nina 50 40 80 √
19 Nengah martini 50 39 78 √
20 Ni Komang Marsalinda 50 40 80 √
21 Ni Made Mery Monika 50 39 78 √
22 Ni Made Sinta Wati 50 40 80 √
Jumlah Skor 874 1748 19 3
Jumlah Skor Maksimum 1100 2200
Presentase Skor Tercapai 79,45 79,45 86,36 13,63
Dengan menggunakan Rumus Ketuntasan Belajar;

KK= Rt : Jumlah Siswa x 100%


Rs : Jumlah Siswa Seluruhnya

87
Lampiran : 10

Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II


Indikator Tidak
Tahap Deskriptor Terlaksana
yang diamati Terlaksana
1.Mengabsen siswa √
2.Membangkitkan
semangat siswa untuk √
mengikuti pembelajaran
Kegiatan Apresiasi dan
3.Menyampaikan informasi
awal motivasi siswa
tentang pentingya materi √
yang akan dipelajari
4.Menyampaikan tujuan

pembelajaran
1.Materi pembelajaran
dijelaskan secara luas dan √
mudah dimengerti
Menjelaskan
2.Materi yang dijelaskan
langkah-
sesuai dengan tujuan √
langkah model
pembelajaran
pembelajaran
3.Menjelaskan langkah-
dan
langkah model
menjelaskan √
pembelajaran yang akan
materi
digunakan
pembelajaran
4.Memberi penjelasan
tentang aturan main dan √
batasan waktu tiap kegiatan
1.Membentuk kelompok √
2.Siswa dalam kelompok
Kegiatan diberi tugas dan mendapat
Kelompok √
inti bimbingan langsung dari
siswa dan
guru
membimbing
3.Membimbing siswa agar
siswa dalam √
bertanggung jawab
belajar
4.Memberi kesempatan tiap
pasangan sharing untuk √
menyepakati jawaban
Memberikan 1.Melihat siswa yang
kesempatan memiliki perhstisn dalam √
kepada siswa proses pembelajaran
untuk 2.Memberikan kesempatan
menanyakan kepada sisiwa untuk √
hal-hal yang mengemukakan pendapat
belum di 3.Memberikan kesempatan
pahami atau kepada siswa untuk √
diketahui bertanya

88
Indikator Tidak
Tahap Deskriptor Terlaksana
yang diamati Terlaksana
4.Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk √
menjawab pertanyaan.
1.Memberikan kesempatan
setiap pasangan

menyampaikan jawaban di
Memberikan
depan kelas
kesempatan
2.Memfasilitasi diskusi
Kegiatan mempersentasi √
kelas (pleno)
akhir kan hasil kerja
3.Memberikan penguatan-
kelompok
penguatan jawaban yang √
didepan kelas
benar
4.Memberikan

penghargaan.
Jumlah 18 2
Jumlah Aktivitas yang dilakukan Siswa 18
Kategori Baik

Pedoman penskoran susanto dalam (Qaidah 2010:74), yaitu menggunakan kuartal,


yang membagi skor terkecil hingga terbesar yang mungkin dicapai menjadi empat
bagian yang sama. Skor minimal 1, skor maksimal 20.
a. seperempat bagian pertama (K1) =1-5 = Tidak Baik
b. seperempat bagian kedua dan ketiga (K2 & K3) =6-15 = Sedang
c. seperempat bagian terakhir (K4) =16-20 = Baik

89
Lampiran : 11

Daftar Wawancara Siswa

1. Bagaimana pendapat kalian tentang model pembelajaran Think-Pair Share

atau bertukar pikiran berpasangan ?

2. Apakah menurut kalian metode Think-Pair Share itu menyenangkan ?

3. Apakah dengan metode Think-Pair Share kalian merasa terlibat dan

bertanggung jawab dalam menyelelesaikan tugas diskusi kelompok ?

4. Apakah kalian merasa lebih aktif ketika mengikuti pembelajaran dengan

model Think-Pair Share?

5. Apakah dengan model Think-Pair Share kalian lebih berani untuk

menyampaikan pendapat dan mengajukan pertanyaan ?

90
Lampiran : 12

Daftar Wawancara Guru

1. Bagaimana pendapat Bapak tentang model pembelajaran Think-Pair Share

pada pembelajaran PPKn ?

2. Apakah dengan penerapan model pembelajaran Think-Pair Share dapat

memudahkan siswa untuk belajar ?

3. Apakah menurut Bapak model Think-Pair Share pada siklus II dapat

meningkatkan keaktifan diskusi siswa ?

4. Menurut Bapak apakah ada perubahan pada aktivitas belajar siswa sebelum

dan sesudah pembelajaran dilakukan ?

91
Lampiran 13: Bukti Penelitian

92
93
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KABUPATEN POSO
SMP NEGERI 2 POSO PESISIR UTARA
Jln. Pelabuhan Tambarana, Kec. Poso Pesisir Utara

PROFIL SEKOLAH

1. Nama Sekolah : SMP NEGERI 2 POSO PESISIR UTARA


2. NPSN : 40201316
3. Alamat : Jl.
Pelabuhan TambaranaNo. Telp : -
4. Koordinat :
5. Nama Kepala Sekolah : Mohamad Ridjan, S.Pd.,M.Pd
No. Hp : 085242046800
6. Kategori Sekolah : B
7. Tahun Beroperasi : 2000
8. Kepemilikan Tanah : Milik Pemerintah
a. Luas Tanah : 10.455 m2
b. Luas Bangunan : 2.618 M2

9. Data Siswa dalam 3 Tahun Terakhir :


Jumlah
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
Jumlah (kls. VII + VII + IX)
Pendaftar Jml
Thn Pel. Jml Jml Jml Jml Jml
Siswa Sisw Siswa Rombel
Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel
Baru a
18 / 19 77 77 3 92 3 98 4 267 10
19 / 20 59 59 2 74 3 90 3 223 8
20 / 21 72 72 3 59 2 74 3 205 8

a) Data Ruang Kelas


Jumlah dan Ukuran Jml. Ruang lainnya Jumlah ruang
Ukuran Ukuran Ukuran Jumlah Yg digunakan Yg digunakan
Kondisi 7x 9 m² > 63 m² < 63² = ( a+b+c ) untuk U.R kelas
(a) (b) (c) (d) Ruang kelas (f)=(d+e)
(e)

Ruang Kelas 5 5 10 10

94
b . ) Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Jumlah Guru Staf Jumlah Keterangan


Guru Tetap (PNS) 13
Guru Tidak Tetap (Non PNS) 5
Guru PNS Diperkerjakan (DPK) -
Staf Tata Usaha 5

95
96
97
98
99
100
101
102
103

Anda mungkin juga menyukai