Anda di halaman 1dari 13

4.

4 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian

Bagian ini akan menguraikan mengenai hasil uji validitas (validity) dan uji

reliabilitas (reliabelity) masing-masing variabel dalam penelitian ini.

4.4.1 Uji Validitas (Validity)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur

dapat digunakan untuk mengukur apa yang ingin diukur. Uji kesahihan atau

validitas dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah daftar

pernyataan yang disiapkan telah dapat mengukur variabel yang ingin diukur. Uji

kesahihan atau validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi antara

masing-masing penyataan (item) dengan skor konstruknya. Hasil uji validitas

terhadap kuesioner dalam penelitian ini, dilakukan dengan bantuan computer

program SPSS for windows versi 25.0.

4.4.1.1 Variabel Sistem Pengendalian Internal (X1)

Variabel Sistem Pengendalian Internal (X1) diwakili dengan 22 item

pernyataan. Keseluruhan item yang diukur adalah valid karena koefisien

korelasi (r-hitung) seluruh item pernyataan yang diperoleh lebih dari 0,3

atau lebih besar dari nilai r-kritis, mengacu pada pendapat Sugiyono

(2017:126) seperti ditunjukkan pada Tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Sistem Pengendalian Internal
Item
r- r-
Pernyataa Status
Hitung Kritis
n
VALI
1 0,3
0,599 D
VALI
2 0,3
0,484 D
Item
r- r-
Pernyataa Status
Hitung Kritis
n
VALI
3 0,3
0,863 D
VALI
4 0,3
0,833 D
VALI
5 0,3
0,708 D
VALI
6 0,3
0,939 D
VALI
7 0,3
0,772 D
VALI
8 0,3
0,939 D
VALI
9 0,3
0,893 D
VALI
10 0,3
0,736 D
VALI
11 0,3
0,612 D
Sumber: Data diolah oleh peneliti, 2021. (lampiran IV)

4.4.1.2 Variabel Kompetensi (X2)

Variabel Kompetensi (X2) diwakili dengan 18 item pernyataan.

Keseluruhan item yang diukur adalah valid karena koefisien korelasi (r-

hitung) seluruh item pernyataan yang diperoleh lebih dari 0,3 atau lebih

besar dari nilai r-kritis, mengacu pada pendapat Sugiyono (2017:126)

seperti ditunjukkan pada Tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Kompetensi
Item Item
r- r- r- r-
Pernyata Status Pernyata Status
Hitung Kritis Hitung Kritis
an an
VALI VALI
1 0,309 0,3 13 0,426 0,3
D D
2 0,405 0,3 VALI 14 0,414 0,3 VALI
D D
VALI VALI
3 0,422 0,3 15 0,470 0,3
D D
VALI VALI
4 0,330 0,3 16 0,352 0,3
D D
VALI VALI
5 0,467 0,3 17 0,404 0,3
D D
VALI VALI
6 0,459 0,3 18 0,435 0,3
D D
VALI VALI
7 0,401 0,3 19 0,525 0,3
D D
VALI VALI
8 0,386 0,3 20 0,315 0,3
D D
VALI VALI
9 0,482 0,3 21 0,328 0,3
D D
VALI VALI
10 0,382 0,3 22 0,339 0,3
D D
VALI VALI
11 0,484 0,3 23 0,387 0,3
D D
VALI
12 0,410 1,3
D
Sumber: Data diolah oleh peneliti, 2021. (lampiran IV)

4.4.1.3 Variabel Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (Y)

Variabel Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (Y)

diwakili dengan 10 item pernyataan. Keseluruhan item yang diukur adalah

valid karena koefisien korelasi (r-hitung) seluruh item pernyataan yang

diperoleh lebih dari 0,3 atau lebih besar dari nilai r-kritis, mengacu pada

pendapat Sugiyono (2017:126) seperti ditunjukkan pada Tabel 4.8 sebagai

berikut:

Tabel 4.8
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah
Item
r- Hitung r-Kritis Status
Pernyataan
1 0,672 0,3 VALID
2 0,633 0,3 VALID
Item
r- Hitung r-Kritis Status
Pernyataan
3 0,790 0,3 VALID
4 0,866 0,3 VALID
5 0,838 0,3 VALID
Sumber: Data diolah oleh peneliti, 2021. (lampiran IV)

4.4.2 Uji Reliabilitas (Reliability)

Setelah seluruh instrumen dalam penelitian ini dinyatakan valid, maka

selanjutnya dilakukan pengujian reliabilitas untuk mengetahui tingkat ketepatan,

keakuratan, atau keandalan instrument penelitian ini. Uji reliabilitas dalam

penelitian ini menggunakan teknik uji statistik Cronbach Alpha (a). Untuk

melihat andal tidaknya suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70 (Ghozali, 2013:47). Setelah dilakukan

uji reliabilitas, maka semua pernyataan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel

dengan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,70. Uji reliabilitas pada penelitian

ini dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS for windows versi 25.0.

Hasil uji reliabilitas terhadap keseluruhan variabel dapat dilihat pada Tabel 4.9

berikut ini:

Tabel 4.9
Hasil Pengujian Reliabilitas
Jumlah Item Cronbach
No Variabel Keterangan
Pernyataan Alpha
Sistem Pengendalian
1. 11 0.886 Reliabel
Internal
2. Kompetensi 23 0.761 Reliabel
Pengelolaan Dana
3. Bantuan Operasional 5 0.828 Reliabel
Sekolah
Sumber: Data diolah oleh peneliti, 2021. (lampiran IV)

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach Alpha masing-

masing variabel Sistem Pengendalian Internal, Kompetensi, dan Pengelolaan


Dana Bantuan Operasional Sekolah memiliki nilai lebih besar dari 0,70 dengan

nominal sebesar 0,886, 0,761 dan 0,828, maka seluruh konstruk atau variabel

dalam penelitian ini dapat dikatakan reliabel karena memiliki Cronbach Alpha

lebih dari 0,70 mengacu pada Ghozali (2013:47).

4.5 Hasil Transformasi Data

Setelah dilakukan analisis instrumen penelitian dengan melaksanakan uji

validitas dan reliabilitas, selanjutnya dilakukan transformasi data. Transformasi

data ini dilakukan dengan Method Of Successive Internal (MSI) untuk menaikkan

tingkat pengukuran dari skala ordinal ke interval dengan bantuan program

komputer Microsoft Excel 2019 yang hasilnya dapat dilihat pada lampiran III.

4.6 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.6.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi,

variabel yang diteliti mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang

baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Terdapat dua cara

untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis

grafik dan analisis statistik (Ghozali, 2013:160). Hasil analisis uji normalitas

dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut:


Sumber: Output SPSS for windows versi 25.0, 2021 (Lampiran V)
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot

(Gambar 4.1), data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka

model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

Uji normalitas dengan menggunakan analisis statistik yakni dengan

pengujian one sample kolmogorof smirnov-test sebagai alat ukur normalitas

bertujuan untuk mengetahui nilai signifikannya. Data dikatakan terdistribusi

dengan normal bila nilai signifikansinya > 0,05 (Ghozali, 2013:162). Hasilnya

dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas dengan Analisis Statisik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 30
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .23138501
Most Extreme Differences Absolute .140
Positive .078
Negative -.140
Test Statistic .140
Asymp. Sig. (2-tailed) .139c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Lampiran IV, 2021

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan One Sample

Kolmogorov-Smirnov (1K-S) di atas menunjukkan menunjukkan nilai test statistic

sebesar 0,069 dengan nilai asymp sig 0,200, sehingga dapat dikatakan bahwa

residual telah terdistribusi secara normal.

4.6.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model

regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedasitas. Dan jika varians beda,

disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

Heteroskedastisitas. Untuk menguji heterokedastisitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan melihat grafik scatterplot antara variabel terikat (ZPRED) dan

variabel bebas (SRESID) (Ghozali, 2013:139) dengan dasar pemikiran bahwa:

1. Jika ada pola tertentu terdaftar titik-titik (point-point), yang ada

membentuk pola tertentu yang beraturan (bergelombang, melebar,

kemudian menyempit), maka terjadi heterokedastisitas.


2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik (piont-point) menyebar

keatas dan dibawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Sumber: Output SPSS for windows versi 25.0, 2021 (Lampiran V)


Gambar 4.2
Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar 4.2 diatas, menunjukan bahwa titik-titik menyebar

secara acak, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model

regresi, sehingga model regresi layak digunakan.

4.4.3 Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas dimaksudkan untuk menguji ada atau tidak adanya

hubungan linear antara variabel bebas dalam model regresi, maka dilakukan suatu

pendeteksian dengan menguji gejala multikolonieritas. Asumsi multikolonieritas

menyatakan bahwa variabel independen harus terbebas dari gejala

multikolonieritas. Pada penelitian ini digunakan nilai variance inflation factor

(VIF) sebagai indikator ada atau tidaknya multikolonieritas diantara variabel


bebas. Berdasarkan hasil analisis data (output) dengan bantuan program SPSS for

windows versi 25.0, dapat dilihat hasil uji multikolonieritas yang menunjukkan

nilai VIF untuk masing-masing variabel independen, seperti ditunjukkan pada

Tabel 4.11 sebagai berikut:

Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolonearitas
Coefficientsa
Collinearity
Correlations Statistics
Zero-
Model order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant)
Sistem .620 .580 .513 .927 1.079
Pengendalian
Internal
Kompetensi .467 .397 .311 .927 1.079

Sumber: Data diolah oleh peneliti, 2021. (lampiran V)

Berdasarkan Tabel 4.11 diatas dapat disimpulkan bahwa antar variabel

independen tidak terjadi korelasi atau gejala multikolonieritas tidak terjadi. Hal ini

dapat dilihat dari hasil perhitungan nilai Tolerance lebih dari 0,1 dan nilai

Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa

tidak ada multikolineritas antar variabel independen dalam model regresi.

4.7. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui bagaimana

variabel dependen dapat diprediksi melalui dua atau lebih variabel independen

sebagai faktor prediktor. Penelitian ini mencoba untuk melihat seberapa besar

pengaruh Sistem Pengendalian Internal dan Kompetensi terhadap Pengelolaan


Dana Bantuan Operasional Sekolah, berdasarkan output program SPSS for

windows versi 25.0 (lampiran V), terlihat hasil regresi berganda sebagai berikut:

Tabel 4.12
Hasil Perhitungan Regresi Berganda
No Variabel Koefisien
t-hitung Sig.
. Independen Regresi
Sistem 0,533 3,701 0,001
1. Pengendalian
Internal
2. Kompetensi 0.323 2,246 0,033
Konstanta = 1,497 Fhitung = 12,537 Sig. F = 0,000
Adjusted R Square =
Multiple-R = 0, 694 α = 0,05
0,443
Sumber: Data diolah oleh peneliti, 2021.

Berdasarkan nilai-nilai koefisien regresi yang diperoleh dari hasil analisis

regresi linier berganda di atas, selanjutnya dimasukkan ke dalam model

persamaan regresi berganda dengan formulasi sebagai berikut:

Y= 1,497 + 0,533 X1 + 0,323 X2 + e

Persamaan tersebut di atas memberikan gambaran mengenai besaran

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Koefesien penerapan

Sistem Pengendalian Internal (X1) dan Kompetensi (X2) bertanda positif

menunjukan bahwa terdapat pengaruh satu arah antara variabel independen

dengan variabel dependen Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (Y).

Persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta (a) sebesar 1,497 menunjukkan bahwa jika variabel bebas

(X1, dan X2) tetap atau tidak mengalami perubahan (bernilai nol), maka

Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah yang dihasilkan bernilai

1,497.
2. Koefesien regresi untuk X1 (Sistem Pengendalian Internal) sebesar 0,533

dan bertanda positif. Hal ini berarti bahwa setiap perubahan satu satuan

pada variabel Sistem Pengendalian Internal dengan asumsi variabel

lainnya tetap, maka Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah akan

mengalami peningkatan sebesar 0,533.

3. Koefesien regresi untuk X2 (Kompetensi) sebesar 0,323 dan bertanda

positif. Hal ini berarti bahwa setiap perubahan satu satuan pada variabel

Kompetensi dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka Pengelolaan Dana

Bantuan Operasional Sekolah akan mengalami peningkatan sebesar 0,323.

Besarnya pengaruh variabel independen secara keseluruhan, ditunjukkan

oleh Nilai Adjusted R square yaitu sebesar 0,443. Nilai tersebut dapat diartikan

bahwa perubahan kedua variabel independen tersebut mempunyai pengaruh

sebesar 44,3% terhadap Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah

sedangkan sisanya sebesar 55,7% (100% - 44,3%) dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak disertakan dalam penelitian ini.

Koefisien korelasi (Multiple R) bertujuan untuk mengetahui derajat atau

tingkat keeratan hubungan antara keseluruhan variabel independen. Nilai

koefisien korelasi (Multiple R) dalam penelitian ini sebesar 0,694 (Tabel 4.12)

yang berarti bahwa hubungan korelasi antara variabel independen (Sistem

Pengendalian Internal dan Kompetensi) terhadap variabel dependen (Pengelolaan

Dana Bantuan Operasional Sekolah) adalah sebesar 0,694. Berdasarkan pedoman

interpretasi koefisien korelasi Sugiyono (2014:250), maka dapat disimpulkan

bahwa keeratan hubungan variabel Sistem Pengendalian Internal dan Kompetensi


terhadap Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah adalah Kuat. Secara

lebih ringkas dapat dilihat pada Tabel 4.15 sebagai berikut:

Tabel 4.13
Interpretasi terhadapKoefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,000-0,199 Sangat rendah
0,200-0,399 Rendah
0,400-0,599 Sedang
0,600-0,799 Kuat
0,800-1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2014:250)

4.8. Pengujian Hipotesis

4.8.1. Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variebel independen

(X) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen (Y). Berdasarkan hasil uji ANOVA (Analisys of Varian) atau F test

diperoleh nilai Fhitung sebesar 12,537 > Ftabel sebesar 3,35 dan tingkat signifikansi

lebih kecil dari taraf ketidakpercayaan (0,000 < 0,05). Berdasarkan hasil ini, maka

dapat memberikan arti bahwa Sistem Pengendalian Internal dan Kompetensi

secara simultan berpengaruh terhadap Pengelolaan Dana Bantuan Operasional

Sekolah sehingga hipotesis pertama, yang menyatakan bahwa Sistem

Pengendalian Internal dan Kompetensi secara simultan berpengaruh terhadap

Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah dapat diterima.

4.8.2. Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah setiap variabel independen,

secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah jika secara terpisah, masing-
masing variabel independen masih memberikan kontribusi secara signifikan

terhadap variabel independen (Y).

Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji t dari dua variabel bebas yang

dimaksudkan dalam model regresi terlihat bahwa:

1. Hasil uji regresi penerapan Sistem Pengendalian Internal (X1) diperoleh

nilai thitung sebesar 3,701 > ttabel sebesar 1,313 dan tingkat signifikasinya

lebih kecil dari taraf kepercayaan 5% yaitu 0,001 < 0,05. Dengan

demikian, secara parsial variabel penerapan Sistem Pengendalian Internal

(X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pengelolaan Dana

Bantuan Operasional Sekolah (Y). Berdasarkan hasil ini, maka hipotesis

kedua dari penelitian ini, dimana penerapan Sistem Pengendalian Internal

berpengaruh signifikan terhadap Pengelolaan Dana Bantuan Operasional

Sekolah dapat diterima.

2. Hasil uji regresi Kompetensi (X2) diperoleh nilai thitung sebesar 2,246 > ttabel

sebesar 1,313 dan tingkat signifikasinya lebih kecil dari taraf kepercayaan

5% yaitu 0,033 < 0,05. Dengan demikian, secara parsial variabel

Kompetensi (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pengelolaan

Dana Bantuan Operasional Sekolah (Y). Berdasarkan hasil ini, maka

hipotesis ketiga dari penelitian ini, dimana Kompetensi berpengaruh

signifikan terhadap Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah

diterima.

Anda mungkin juga menyukai