Anda di halaman 1dari 4

REVIEW NERACA PERDAGANGAN INDONESIA TRIWULAN IV 2020

Neraca Perdagangan atau Balance of Trade adalah rincian laba rugi pada jangka
waktu tertentu yang menunjukkan selisih antara nilai transaksi ekspor dan impor
suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Neraca perdagangan suatu negara
dikatakan positif jika nilai moneter dari ekspor melebihi nilai moneter dari impor,
atau terjadi Surplus Perdagangan. Sementara itu, neraca perdagangan suatu negara
yang negatif menunjukkan nilai moneter impornya melebihi nilai moneter ekspor,
atau terjadi defisit perdagangan. Perhitungan neraca perdagangan memerlukan nilai
tukar mata uang yang sama dalam proses perdagangan ekspor dan impor, berikut
adalah ringkasan Neraca Perdagangan Indonesia Tahun 2019 dan 2020:
Ringkasan Neraca Pembayaran Indonesia
(Dalam USD Juta)
Uraian 2019 2020 Perubahan (YoY)
Transaksi Berjalan -30.297 -4.739 -84,36%
A. Barang 3508 28.201 703,91%
B. Jasa-Jasa -7.641 -9.843 28,82%
C. Pendapatan Primer -33.775 -29.028 -14,05%
D. Pendapatan Sekunder 7629 5932 -22,24%
Transaksi Modal 39 37 -5,13%
Transaksi Finansial 36.564 7.829 -78,59%
1. Investasi Langsung 20.531 14.114 -31,26%
2. Investasi Portofolio 21.990 3.932 -82,12%
3. Derivatif Finansial 186 18 -90,32%
4. Investasi Lainnya -6.144 -10.235 66,59%
Total (I+II+III) 6.324 3.127 -50,55%
Selisih Perhitungan Bersih -1.648 -530 -67,84%
Neraca Keseluruhan (IV+V) 4.676 2.597 -44,46%
Cadangan Devisa dan yang
-4.676 -2.597 -44,46%
terkait
Sumber: Bank Indonesia, 2020

Neraca Perdagangan Indonesia utamanya terdiri dari Transaksi Berjalan,


Transaksi Modal dan Transaksi Finansial. Untuk memperoleh Nilai Neraca
Keseluruhan 3 Transaksi Tersebut di jumlahkan kembali dengan Selisih Perhitungan
Bersih. Transaksi Berjalan terdiri dari Nilai Transaksi Ekspor dan Impor dari
Barang-Barang dan Jasa-Jasa selain itu juga terdiri dari Nilai Transaksi Pembiayaan
dan Pembayaran dari Pendapatan Primer dan Sekunder. Transaksi Modal terdiri dari
Nilai Transaksi Penerimaan dan Pembiayaan. Transaksi Finansial terdiri dari Nilai
Transaksi Aset dan Kewajiban dari Investasi Langsung, Investasi Portofolio dan
Investasi Lainnya.
Penjabaran dari Neraca Perdagangan Indonesia tahun 2019 dapat dilihat pada
tabel berikut:
Rincian Neraca Perdagangan Indonesia Tahun 2019
2019 Perubahan
Uraian TOTA
TW1 TW2 TW3 TW4 L QoQ1 QoQ2 QoQ3
- - -
Transaksi Berjalan 6,580 8,208 7,491 -8,096 -30,376 24,74% -8,74% 8,08%
44896,06 22366,96
A. Barang 1,269 571 1,362 306 3,508 % -99,76% %
- - -
B. Jasa-Jasa 1,552 1,878 2,284 -2,027 -7,74 21,01% 21,62% -11,25%
- - -
C. Pendapatan Primer 8,129 8,899 8,396 -8,349 -33,773 9,47% -5,65% -0,56%
D. Pendapatan Sekunder 1,831 1,998 1,826 1,974 7,629 9,12% -8,61% 8,11%
Transaksi Modal 1 5 13 20 39 400,00% 160,00% 53,85%
12,59
Transaksi Finansial 9,882 6,779 7,438 7 36,696 -31,40% 9,72% 69,36%
1. Investasi Langsung 5,968 5,967 5,354 3,196 20,485 -0,02% -10,27% -40,31%
2. Investasi Portofolio 5,525 4,587 4,61 7,278 22,001 -16,98% 0,50% 57,87%
3. Derivatif Finansial 81 10 86 9 186 -87,65% 760,00% -89,53%
- - -
4. Investasi Lainnya 1,693 3,786 2,612 2,113 -5,977 123,63% -31,01% -180,90%
- 2779,21
Total (I+II+III) 3,303 1,424 -41 4,521 6,359 -143,11% % -111,03%
Selisih Perhitungan
Bersih -883 -552 -5 -242 -1,683 -37,49% -99,09% 4740,00%
Neraca Keseluruhan - 2226,76
(IV+V) 2,419 1,977 -46 4,279 4,676 -181,73% % -109,30%
Cadangan Devisa dan - 2226,76
yang terkait 2,419 1,977 46 -4,279 -4,676 -181,73% % -109,30%

Berdasarkan data diatas diketahui Transaksi berjalan pada Triwulan (TW) I


tahun 2019 terjadi surplus sebesar USD 2.419 Juta hal ini karena nilai defisit yang di
bagian transaksi berjalan sebesar USD 6,580 Juta dapat ditutupi oleh nilai Transaksi
Modal dan Transaksi Finansial yang masing-masing surplus sebesar USD 1 Juta dan
USD 9.882 juta, dimana hasil Selisih perhitungan bersih juga mengalami defisit
sebesar USD 883 Juta, pada bagian transaksi berjalan bagian barang mengalami
surplus sebesar USD 1,269 Juta menandakan pada TW ini nilai ekspor barang lebih
banyak dari nilai impor barang, pendapatan sekunder juga mengalami surplus dimana
penerimaan lebih besar dari pembiayaan.
Pada TW II tahun 2019 terjadi defisit dengan nilai defisit sebesar USD 1.977
Juta atau menurun 181,73% dari TW sebelumnya yang mengalami surplus. Defisit
pada TW ini diakibatkan karena tingginya defisit Transaksi Berjalan yang mengalami
peningkatan sebesar USD 8.208 Juta pada TW ini atau meningkat 24,74% dari TW
sebelumnya. Transaksi Modal mengalami peningkatan surplus menjadi USD 5 Juta
atau meningkat 400% dari TW sebelumnya, Transaksi Finansial walaupun surplus
tetapi mengalami penurunan menjadi USD 6.779 Juta atau turun 31,41% dari surplus
TW sebelumnya.
Pada TW III tahun 2019 defisit kembali terjadi namun mengalami penurunan
defisit dari TW II sebesar USD 1.977 Juta menjadi USD 46 Juta atau penurunan
defisit sebesar 2226%. Pada TW III 2019 defisit terjadi pada Transaksi Berjalan dan
Selisih Perhitungan Bersih, Nilai Transaksi Berjalan mengalami penurunan defisit
dari TW II sebesar 8,74% menjadi USD 7.491 Juta. Pada TW III Transaksi Modal
dan Transaksi Finansial mengalami peningkatan surplus dari TW sebelumnya masing
masing sebesar USD 13 juta dan USD 7.438 juta, peningkatan surplus paling besar
terjadi pada Transaksi Finansial menjadi USD 7.438 atau meningkat sebesar 9,72%
dari TW sebelumnya.
Pada TW IV 2019 terjadi surplus sebesar USD 4.279. Surplus di TW IV
kebanyakan didukung oleh peningkatan surplus pada Transaksi Finansial menjadi
USD 12.597 atau meningkat 69,36% dari TW sebelumnya, Transaksi Modal juga
mengalami peningkatan surplus menjadi USD 20 Juta atau meningkat 160,5% dari
TW sebelumnya. Walaupun TW IV mengalami surplus namun Transaksi berjalan
tetap mengalami defisit yang meningkat dari TW III menjadi USD 8.096 Juta atau
meningkat sebesar 8,08%. Peningkatan defisit pada TW IV 2019 terjadi karena
penurunan nilai surplus dari Barang, dan peningkatan nilai defisit dari Pendapatan
Primer.
Perkembangan NPI secara keseluruhan tahun 2019 menunjukkan ketahanan
sektor eksternal yang tetap kuat. NPI tahun 2019 mencatat surplus USD4,6 miliar,
membaik dari tahun sebelumnya yang mengalami defisit sebesar USD7,1 miliar.
Perkembangan tersebut didorong oleh defisit neraca transaksi berjalan yang membaik
serta surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat signifikan. Defisit neraca
transaksi berjalan pada 2019 tercatat sebesar USD30,3 miliar atau 2,72% dari PDB,
membaik dibandingkan dengan defisit pada tahun sebelumnya sebesar 2,94% dari
PDB. Perkembangan tersebut terutama ditopang oleh neraca perdagangan barang
yang mencatat surplus, berbeda dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami
defisit. Neraca perdagangan barang yang mencatat surplus dipengaruhi oleh surplus
neraca perdagangan nonmigas yang meningkat serta defisit neraca perdagangan
migas yang menurun. Hal tersebut dipengaruhi oleh turunnya impor minyak sejalan
dengan kebijakan pengendalian impor seperti program B20. Kinerja NPI yang
membaik juga ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat
signifikan menjadi sebesar USD36,3 miliar dari USD25,2 miliar pada 2018, ditopang
oleh aliran masuk modal berjangka panjang di tengah berlanjutnya ketidakpastian
pasar keuangan global.
Secara keseluruhan NPI tahun 2019 mengalami peningkatan Year on Year
dari tahun 2018 sebesar 165,57%, dimana tahun 2018 NPI mengalami defisit USD
7,131 Juta dan tahun 2019 NPI mengalami surplus sebesar USD 4,676 Juta.

Anda mungkin juga menyukai