Anda di halaman 1dari 4

Resume Absolute Advantage,

Comparative Advantage, dan Competitive Advantage


Oleh Rizkika Azizah, Ekonomi Syariah 2015 (11150860000017)

Ekonomi internasional mempelajari bagaimana sejumlah perbedaan ekonomi


berinteraksi satu sama lain di dalam proses alokasi sumber-sumber yang langka untuk
memuaskan keinginan manusia. Dalam penjabaran teori mikro dan makro ekonomi,
ekonomi internasional terbagi menjadi ke dalam dua kelompok utama yaitu,
perdagangan internasional dan keuangan internasional.

DEFINISI PERDAGANGAN INTERNASIONAL


Menurut Tambunan (2001 : 1), Perdagangan internasional merupakan
perdagangan antara atau lintas negara yang meliputi kegiatan ekspor dan impor.
Perdagangan internasional terjadi karena adanya kenyataan bahwa tidak semua negara
memiliki faktor-faktor produksi dan skala ekonomis yang sama, perbedaan kualitas
maupun kuantitas produksi, metode pengkombinasian faktor-faktor produksi tersebut
dalam proses produksi, serta kemungkinan suatu Negara memperoleh keuntungan dari
pembelian barang dengan harga yang lebih rendahdan kemudian menjualnya dengan
harga yang lebih tinggi.
Teori perdagangan internasional secara umum dapat dibagi menjadi empat
bagian, yaitu teori pra klasik (merkantilisme), teori klasik, teori modern dan teori
keunggulan kompetitif secara umum. Dimana teori klasik dibagi menjadi teori
keunggulan absolut (absolute advantage) dan teori keunggulan komparatif (comparative
advantage)

ABSOLUTE ADVANTAGE THEORY

Teori keunggulan absolut atau absolute advantage sering disebut sebagai teori
murni perdagangan internasional. Teori ini dicetuskan oleh Adam Smith. Teori ini
menekankan bahwa efisiensi dalam penggunaan input dalam proses produksi sangat
menentukan keunggulan atau tingkat daya saing. Dikatakan absolute advantage karena
masing-masing negara menghasilkan satu macam barang dengan biaya (diukur dengan
unit tenaga kerja) yang secara absolut lebih rendah dari negara lain. Spesialisasi atas
dasar absolute advantage yang kemudian diikuti dengan pertukaran kedua negara dapat
memperoleh keuntungan.

Asumsi yang digunakan dalam teori ini adalah faktor produksi yang digunakan
hanya tenaga kerja, kualitas barang yang diproduksi kedua Negara adalah sama, perdagangan atau
pertukaran dilakukan dengan barter tanpa uang, dan biaya transportasi diabaikan.

Kelemahan dari teori ini adalah Perdagangan internasional hanya akan menguntungkan
kedua negara apabila kedua negera tersebut masing-masing mempunyai keunggulan
absolut yang berbeda. Apabila hanya suatu negara yang memiliki keunggulan absolut
untuk kedua jenis komoditas, maka tidak akan terjadi perdagangan internasional yang
menguntungkan kedua belah pihak

COMPARATIVE ADVANTAGE THEORY

Teori comparative advantage merupakan teori yang dicetuskan oleh David


Ricardo. Ricardo mengatakan bahwa sekalipun suatu negara mengalami kerugian atau
ketidakunggulan (disadvantage) absolut dalam meproduksi kedua komoditas jika
dibandingkan dengan negara lain, namun perdagangan yang saling menguntungkan masih dapat
berlangsung. Negara yang kurang efisien akan berspesialisasi dalam produksi dan mengekspor
komoditas yang mempunyai kerugian absolut yang lebih kecil. Dari komoditas inilah negara tersebut
mempunyai keunggulan komparatif. Sebaliknya, negara tersebut akan mengimpor komoditas yang
mempunyai kerugian absolut lebih besar. Dari komoditas inilah negara tersebut mengalami kerugian
komparatif. Hal ini dikenal sebagai Hukum Keunggulan Komparatif (law of comparative
advantage).

Teori keunggulan komparatif dibagi menjadi dua, yaitu cost comparative


advantage (labor efficiency) dan teori production comperative advantage (labor
produktifity).

Menurut cost comparative advantage theory, suatu negara akan memperoleh


manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang dimana Negara tersebut dapat berproduksi relative lebih efisien
serta mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relatif kurang atau tidak
efisien. Sedangkan menurut production comperative advantage theory, suatu negara
akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif
lebih produktif serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif
kurang atau tidak produktif.

Walaupun salah satu negara memiliki keunggulan absolut dibandingkan negara


lainnya dalam produksi kedua produk, sebenarnya perdagangan internasional akan
tetap dapat terjadi dan menguntungkan keduanya melalui spesialisasi di masing-masing
negara yang memiliki labor productivity. Kelemahan teori klasik Comparative Advantage
adalah tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara
dua negara. Sedangkan kelebihannya adalah perdagangan internasional antara dua
negara tetap dapat terjadi walaupun hanya satu negara yang memiliki keunggulan
absolut asalkan masing-masing dari negara tersebut memiliki perbedaan dalam cost
comparative advantage atau production comparative advantage.

Asumsi dalam hukum keunggulan komparatif menurut David Ricardo dalam


Salvatore (1997), yaitu hanya terdapat dua negara dan dua komoditi, perdagangan
bersifat bebas, terdapat mobilitas tenaga kerja yang sempurna di dalam negara namun
tidak ada mobilitas antara dua negara, biaya produksi konstan, tidak terdapat biaya
transportasi, tidak ada perubahan teknologi dan menggunakan teori tenaga kerja.
Menurut Boediono (1990), terdapat tiga faktor utama yang menentukan atau
mempengaruhi keunggulan komparatif suatu negara dan merupakan faktor yang
fundamental dalam menentukan pola perdagangan internasional, yaitu tersedianya
sarana produksi atau faktor produksi dalam macam atau jumlah yang berbeda antara
negara satu dengan yang lain, dan adanya kenyataan bahwa dalam cabang-cabang
produksi tertentu orang bisa memproduksikan secara lebih efisien apabila skala
produksi semakin besar, adanya perbedaan dalam corak dan laju kemajuan teknologi
Tingkat daya saing suatu negara dalam perdagangan internasional pada
prinsipnya ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu faktor keunggulan komparatif
(comparative advantage) yang mempunyai sifat alamiah dan faktor keunggulan
kompetitif (competitive advantage) yang bersifat dapat dikembangkan atau diciptakan
(Tambunan, 2001 : 48-50). Menurut Warr dalam Sambodo, dkk (2007), teori
keunggulan kompetitif dan komparatif berada dalam posisi saling melengkapi.
Keunggulan kompetitif berkaitan dengan faktor penentu daya saing, sedangkan
keunggulan komparatif lebih menekankan pada sisi efisiensi pengalokasian
sumberdaya.
COMPETITIVE ADVANTAGE THEORY
Keunggulan kompetitif yang disebut juga sebagai keunggulan bersaing,
merupakan nilai yang mampu diciptakan produsen untuk konsumen yang melebihi
biaya produksi. Terdapat dua jenis keunggulan bersaing yaitu keunggulan biaya dan
diferensiasi (Dirgantoro, 2002). Biaya rendah adalah kemampuan sebuah unit untuk
merancang, membuat dan memasarkan produk dengan cara yang lebih efisien daripada
pesaing. Diferensiasi adalah kemampuan untuk menyediakan nilai unik dan superior
kepada pembeli dari segi kualitas, keistimewaan atau layanan purna jual (Hunger dan
Wheelen, 2005). Salah satu faktor untuk mencapai keunggulan kompetitif adalah
teknologi.

REFERENSI

Boediono. 1990. Ekonomi Internasional. BPFE. Yogyakarta


Hady, Hamdy. 2004. Ekonomi Internasional. Ghalia Indonesia. Jakarta
Salvatore, Dominick. 1997. Ekonomi internasional. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai