Anda di halaman 1dari 29

TEORI EKONOMI MAKRO PEREKONOMIAN TERBUKA

Disusun oleh Kelompok 3 :

1. Wayan Mila Cahya Sari (1807531027/No. Absen : 4 )


2. Made Ryan Ananta Putra (1807531036/No. Absen : 7 )
3. Gusti Ayu Made Dwi Trisnadewi (1807531037/No. Absen : 8 )
4. Tinita Kesait (1807531040/No. Absen : 9 )

Tanggal Presentasi : 23 April 2019

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2019

1
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat karuniaNya sehingga tugas yang berjudul “Teori Ekonomi Makro
Perekonomian Terbuka”, dapat diselesaikan sesuai harapan.
Tugas ini penulis susun dengan mengerahkan segala daya dan upaya yang ada,
termasuk bantuan dan bimbingan serta sumbang saran dari berbagai pihak baik langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu, terimakasih dan penghargaan setinggi tingginya penulis
sampaikan kepada yang terhormat:
1. Ibu Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp. Selaku Rektor Universitas Udayana, yang
telah memberikan bantuan secara moril dan memfasilitasi berbagai kepentingan studi,
selama penulis menempuh pembelajaran di Universitas Udayana;
2. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana yang telah memberikan fasilitas dalam berbagai
kepentingan, sehingga tugas ini dapat terwujud dengan baik sesuai harapan;
3. Bapak Prof.Dr.I.Gde.Bendesa,M.A.D.E. selaku Dosen Pengantar Ekonomi Makro
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang telah memberikan
bimbingannya serta pengajaran kepada penulis;
4. Orang tua penulis, yang telah banyak membantu secara material dan moral kepada
penulis untuk bisa menuntut ilmu di Universitas Udayana
5. Semua pihak yang telah berkontribusi terhadap penyelesaian tugas ini.
Penulis menyadari tugas ini jauh dari kesempurnaan yang disebabkan oleh
keterbatasan penulis dalam pengetahuan, kemampuan, mencari sumber dan pengalaman,
sehingga tulisan ini banyak kekurangan. Semoga tugas ini dapat menambah pengetahuan dan
bermanfaat bagi para pembaca. Akhirnya penulis berharap semoga tugas yang sederhana ini
bisa bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Denpasar, 20 April 2019


Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II Pembahasan 2
2.1 Penawaran dan Permintaan untuk Dana Pinjaman
dan Pertukaran Valuta Asing 2
2.1.1 Pasar Dana Pinjaman 2
2.1.2 Pasar Pertukaran Valuta Asing (The Market for
Foreign-Currency Exchange) 4
2.2 Keseimbangan Perekonomian Terbuka 6
2.2.1 Arus Keluar Modal Neto: Kaitan antara Kedua Pasar 6
2.2.2 Keseimbangan Simultan dalam Dua Pasar 7
2.3 Bagaimana Kebijakan dan Peristiwa Mempengaruhi
Perekonomian Terbuka 8
2.3.1 Defisit Anggaran Pemerintah 9
2.3.2 Kebijakan Perdagangan 11
2.3.3 Ketidakstabilan Politik dalam Pelarian Modal 13
BAB III Penutup 16
3.1 Kesimpulan 16
Daftar Pustaka 17
Pertanyaan 18
Soal dan Aplikasi 20

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perekonomian terbuka tidak lepas dari kegiatan ekspor dan impor, dimana
menurut sejarah banyak negara-negara yang terus-menerus mengimpor lebih banyak barang
dan jasa daripada barang yang diekspor. Defisit perdagangan yang terjadi masih terjadi
perdebatan oleh para ekonom, tetapi banyak politisi dan pengusaha yang memberikan klaim
bahwa defisit perdagangan ini merefleksikan kompetisi yang tidak adil.
Untuk memahami faktor apa saja yang menentukan keseimbangan perdagangan suatu
negara dan bagaimana kebijakan pemerintah memengaruhinya, kita membutuhkan teori
ekonomi makro perekonomian terbuka. Beberapa variabel ekonomi makro penting yang
menggambarkan hubungan ekonomi dengan ekonomi lain seperti ekspor bersih (net export),
arus keluar modal neto (net capital outflow), serta nilai tukar riil dan nominal (real and
nominal exchange rate).
Pada makalah ini juga akan dibahas pengembangan model yang mengidentifikasikan
faktor apa saja yang menentukan variabel-variabel ekonomi makro dan menunjukkan
bagaiamana variabel-variabel ekonomi makro ini berhubungan satu dengan yang lain.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana penawaran dan permintaan untuk dana pinjaman dan pertukaran valuta
asing?
2 Bagaimana keseimbangan perekonomian terbuka?
3 Bagaimana kebijakan dan peristiwa mempengaruhi perekonomian terbuka?

1.3 Tujuan
Adapun rumusan dalam makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui penawaran dan permintaan untuk dana pinjaman dan
pertukaran valuta asing.
2. Untuk mengetahui keseimbangan perekonomian terbuka.
3. Untuk mengetahui kebijakan dan peristiwa yang mempengaruhi perekonomian
terbuka.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penawaran dan Permintaan untuk Dana Pinjaman dan Pertukaran Valuta Asing
Untuk memahami kekuatan yang ada dalam perekonomian terbuka, kita akan
memfokuskan perhatian pada penawaran dan permintaan di dua jenis pasar. Pasar pertama
adalah pasar dana pinjaman yang mengoordinasikan tabungan, investasi, dan aliran dana
pinjaman di luar negeri (disebut dengan arus keluar neto). Pasar kedua adalah pasar untuk
pertukaran dengan mata uang negara lain. Pada bagian ini, kita akan membahas penawaran
dan permintaan pada masing-masing pasar. Pada bagian selanjutnya, kita menggabungkan
kedua pasar ini untuk menjelaskan keseimbangan perekonomian terbuka.
2.1.1 Pasar Dana Pinjaman (The Market for Loanable Funds)
Asumsi sederhana bahwa sistem keuangan hanya terdiri atas satu pasar yang disebut
dengan pasar dana pinjaman. Semua penabung mengunjungi pasar dana pinjaman ini untuk
menyimpan tabungan mereka, sedangkan semua pinjaman mengunjungi pasar ini untuk
memperoleh pinjaman di pasar ini., ada satu tingkat suku bunga yang merupakan keuntungan
dari tabungan serta biaya pinjaman.
Untuk memahami pasar dana pinjaman dalam perekonomian terbuka, kita mulai
dengan identitas yang dibahas pada bab sebelumnya :
S = I + NCO
Tabungan = Investasi domestik + Arus keluar modal neto

Kapan pun sebuah negara menyimpan sebagian pendapatannya negara tersebut dapat
menggunakan tabungannya untuk membiayai pembelian modal domestik atau untuk
membiayai pembelian aset di luar negeri. Kedua sisi identitas ini menunjukkan kedua sisi
pasar dana pinjaman. Penawaran untuk dana pinjaman berasal dari tabungan nasional (S)
permintaan dana pinjaman berasal dari penjumlahan antara investasi domestik (I) dan arus
keluar modal neto (NCO). Dan ini menyatakan bahwa pembelian aset modal menambah
permintaan untuk dana pinjaman, tanpa memperhatikan apakah aset tersebut berlokasi di
dalam negeri atau di luar negeri. Karena arus keluar modal neto dapat bernilai positif atau
negatif, nilainya dapat menambah atau mengurangi permintaan untuk dana pinjaman yang
muncul dari investasi domestik.
Tingkat suku bunga yang lebih tinggi mendorong orang untuk menabung sehingga
meningkatkan jumlah dana pinjaman yang ditawarkan. Tingkat suku bunga yang tinggi juga

2
membuat pinjaman untuk proyek pembiayaan modal lebih mahal. Dengan demikian, hal ini
mematahkan semangat investasi dan mengurangi jumlah dana pinjman yang diminta.
Selain memengaruhi tabungan nasional dan investasi domestik, tingkat suku bunga
riil di sebuah negara memengaruhi arus keluar modal neto negara. Contohnya dua reksa dana,
yang pertama di Australia dan yang kedua di Filipina. Saat tingkat suku bunga riil Australia
naik, obligasi Australia menjadi lebih menarik untuk kedua reksa dana tersebut. Dengan
demikian, kenaikkan tingkat suku bunga riil Australia mematahkan semangat orang-orang
Australia untuk membeli aset di luar negeri. Sebaliknya, hal itu mendorong pihak asing untuk
membeli aset Australia. Untuk kedua alasan ini, tingkat suku bunga riil Australia yang tinggi
mengurangi arus keluar modal neto Australia.
Seperti analisis sebelumnya mengenai sistem keuangan, kurva penawaran miring ke
atas karena tingkat suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan jumlah dana pinjaman yang
tersedia. Sedangkan, kurva permintaan miring ke bawah karena dana pinjman yang tingkat
suku bunga yang lebih rendah menurunkan jumlah dana pinjaman yang diminta. Sisi
permintaan menunjukkan perilaku investasi domestik dan arus keluar modal neto. Artinya,
pada perekonomian terbuka, permintaan dana pinjaman tidak hanya berasal dari mereka yang
menginginkan dana pinjaman untuk membeli barang-barang domestik, tetapi juga dari mereka
yang menginginkan dana pinjaman untuk membeli aset luar negeri.

FIGUR 1

Tingkat suku bunga menyesuaikan diri untuk menyeimbangkan penawaran dan


permintaan dana pinjaman. Jika tingkat suku bunga di bawah titik keseimbangan, maka
jumlah dan pinjaman yang tersedia akan kurang dari jumlah permintaan. Kekurangan dana
pinjaman akan mendorong tingkat suku bunga naik. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga di
atas titik keseimbangan, jumlah dana pinjaman yang tersedia melebihi jumlah permintaan.
Kelebihan dana pinjaman ini akan mendorong tingkat suku bunga turun. Pada tingkat suku

3
bunga keseimbangan, penawaran dana pinjaman seimbang dengan permintaannya. Artinya,
pada tingkat suku keseimbangan, jumlah orang yang ingin menabung sama dengan jumlah
investasi domestic dan arus keluar modal neto yang diinginkan.
2.1.2 Pasar Pertukaran Valuta Asing (The Market for Foreign-Currency Exchange)
Pasar kedua dalam model kita tentang perekonomian terbuka adalah pasar pertukaran
valuta asing. Partisipan dalam pasar ini mempertukarkan mata uang domestik dengan mata
uang asing. Untuk memahami pasar valuta asing kita mulai dengan identitas lain dari bab
sebelumnya:

NCO = NX
Arus keluar modal neto = Ekspor neto

Identitas ini menyatakan bahwa ketidakseimbangan antara pembelian dan penjualan


aset modal di luar negeri (NCO) sama dengan ketidakseimbangan antara ekspor dan impor
barang dan jasa (NX). Contohnya, ketika suatu negara mengalami surplus perdagangan (NX >
0), pihak asing yang membeli lebih banyak barang dan jasa perusahaan tersebut,
dibandingkan dengan penduduk-penduduk dalam negeri yang membeli barang dan jasa asing.
Mereka tentunya membeli aset asing sehingga modal dari negara mengalir ke luar negeri
(NCO>0). Sebaliknya, jika negara tersebut mengalami defisit perdagangan (NX<0), penduduk
dalam negeri itu menghabiskan uang lebih banyak dari penjualan luar negeri. Sebagian dari
uang itu tentunya dibiayai oleh penjualan aset negara tersebut ke luar negeri sehingga modal
asing mengalir ke dalam negara itu (NCO<0).
Perekonomian terbuka memperlakukan dua sisi identitas ini sebagai cerminan dua sisi
pasar pertukaran valuta asing. Arus keluar modal neto mencerminkan jumlah penawaran uang
untuk tujuan pembelian aset asing. Contohnya, ketika reksa dana Perancis ingin membeli
obligasi pemerintah Singapura sehingga memenuhi euro Perancis di pasar pertukaran valuta
asing. Ekspor neto mewakili jumlah permintaan mata uang asing untuk tujuan pembelian
ekspor neto barang dan jasa domestik. Misalnya, maskapai kereta api Singapura ingin
membeli kereta api yang dibuat oleh PT. INKA, maskapai itu perlu menukar dollar Singapura
dengan rupiah sehingga hal ini menuntut rupiah ada di pasar pertukaran valuta asing.
Nilai tukar riil adalah titik dimana antara penawaran dan permintaan pasar di pasar
pertukaran valuta asing. Ketika nilai tukar dalam negeri naik, barang domestik menjadi relatif
lebih mahal dibandingkan dengan barang luar negeri ataupun di luar negeri dan membuat
barang domestik menjadi kurang menarik untuk konsumen di dalam negeri ataupun di luar
negeri. Akibatnya, ekspor dari tanah air gagal, sedangkan impor ke dalam negeri meningkat

4
yang artinya adalah ekspor neto menurun. Oleh karena itu nilai tukar riil mengurangi jumlah
permintaan mata uang lokal di pasarpertukaran valuta asing.
Kurva permintaan miring ke bawah karena nilai tukar uang lebih tinggi membuat
barang domestik menjadi lebih mahal dan mengurangi jumlah permintaan mata uang lokal
untuk membeli barang tersebut. Kurva penawaran berbentuk vertikal karena jumlah mata
uang lokal yang tersedia untuk arus keluar modal neto tidak tergantung pada nilai tukar riil.
Nilai tukar riil menyesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan mata uang
lokal seperti harga setiap barang menyesuaikan penawran dan permintaan untuk barang
tersebut. Jikatingkat suku bunga riil dibawah titik keseimbangan jumlah penawaran mata uang
lokal akan lebih dari jumlah permintaan. Penurunan jumlah mata uang lokal akan mendorong
kenaikan nilai mata uang lokal. Sebaliknya, jika nilai tukar di atas titik keseimbangan, jumlah
mata uang lokal akan melebihi jumlah jumlah permintaan. Kelebihan mata uang lokal akan
menurunkan nilai mata uang lokal. Pada titik keseimbangan nilai tukar riil,permintaan mata
uang lokal dari luar negeri yang berasal dari ekspor neto barang dan jasa domestic sama
dengan penawaran mata uang lokal dari penduduk yang berasal dari arus keluar modal neto
domestik.
Di sini, perlu diperhatikan bahwa pembagian transaki antara “penawaran” dan
“permintaan” pada model ini agak artifisial. Ekspor neto merupakan sumber permintaan untuk
mata uang lokal, sedangkan arus keluar modal neto merupakan sumber permintaan untuk
mata uang lokal, sedangkan arus keluar modal neto merupakan sumber penawaran. Dengan
demikian, seorang warga Singapura mengimpor kereta api yang dibuat oleh Indonesia.
Transaksi penurunan jumlah permintaan dollar Singapura (karena ekspor neto turun), bukan
sebagai kenaikan jumlah penawaran dollar Singapura. Sama halnya saat seorang warga negara
/ pengusaha Indonesia membeli obligasi pemerintah Singapura. Transaksi ini penurunan
penawaran dollar Singapura (karena arus keluar modal neto turun), bukan sebagai kenaikan
jumlah permintaan dollar Singapura. Pada awalnya penggunaan bahan ini mungkin terlihat
kurang wajar, tetapi nanti akan terbukti berguna saat menganalisis pengaruh berbagai
kebijakan.

5
FIGUR 2

2.2 Keseimbangan Perekonomian Terbuka


2.2.1 Arus Keluar Modal Neto: Kaitan antara Kedua Pasar
Perekonomian mengoordinasikan empat variabel ekonomi makro yang penting yaitu:
tabungan nasional (S), investasi domestik (I), arus keluar modal neto (NCO), dan ekspor neto
(NX).
Identitas tersebut dinyatakan sebagai:
S = I+NCO
dan
NCO = NX

Pada pasar dana pinjaman, penawaran berasal dari tabungan nasional, permintaan
berasal dari investasi domestik dan arus keluar modal neto, dan tingkat suku bunga riil
menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Pada pasar pertukaran valuta asing, penawaran
berasal dari arus keluar modal neto, permintaan berasal dari ekspor neto, dan nilai tukar riil
menyeimbangkan penawaran dan permintaan.
Arus keluar modal neto adalah variabel yang menghubungkan kedua pasar ini. Di
pasar dana pinjaman, arus keluar modal neto adalah bagian dari permintaan. Seseorang yang
ingin membeli sebuah aset di luar negeri harus membayar pembelian ini dengan memperoleh
sumber dari pasar dana pinjaman. Di pasar pertukaran valuta asing, arus keluar modal
merupakan sumber penawaran. Seseorang yang ingin membeli sebuah aset di negara lain
harus menyediakan mata uang untuk ditukar dengan mata uang negara tersebut.
6
Faktor utama yang menentukan arus keluar modal neto adalah tingkat suku bunga riil.
Ketika tingkat suku bunga domestik tingi, memiliki aset domestik lebih menarik, sedangkan
arus keluar modal neto rendah. Figur 3 menunjukkan hubungan negatif antara tingkat suku
bunga dengan arus keluar modal neto. Kurva arus keluar modal neto ini merupakan
penghubung antara pasar untuk dana pinjaman dengan pasar pertukaran valuta asing.

Tingkat Suku
Bunga Riil

Arus keluar modal 0 Arus keluar modal Arus Modal


neto negatif neto positif Keluar Neto

2.2.2 Keseimbangan Simultan dalam Dua Pasar


Figur 4 menunjukkan bagaimana pasar dana pinjaman dan pasar pertukaran valuta
asing secara bersama sama menentukan variabel-variabel ekonomi makro yang penting dari
perekonomian terbuka.
Panel (a) dari figur menunjukkan pasar dana pinjaman (diambil dari Figur 1). Seperti
sebelumnya, tabungan nasional merupakan sumber penawaran dana pinjaman. Investasi
domestik dan arus keluar modal neto merupakan sumber permintaan untuk dana pinjaman.
Tingkat suku bunga keseimbangan (r1) menyebabkan jumlah dana pinjaman yang ditawarkan
dan jumlah dana pinjaman yang diminta seimbang.
Panel (b) pada figur menunjukkan arus keluar modal neto (diambil dari Figur 3). Panel
ini menunjukkan bagaimana tingkat suku bunga dari panel (a) menentukan arus keluar modal
neto. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi di tanah air membuat aset domestik lebih menarik
dan hal ini mengurangi arus keluar modal neto. Oleh karena itu, kurva arus keluar model neto
di panel (b) menjadi miring ke bawah.
Panel (c) pada gambar menunjukkan pasar pertukaran valuta asing (diambil dari Figur
2). Karena aset asing harus dibeli dengan mata uang asing, jumlah arus keluar modal neto dari
panel (b) menentukan penawaran mata uang lokal yang ditukarkan dengan mata uang asing.
Nilai tukar rill tidak mempengaruhi arus keluar modal neto sehingga kurva penawarannya
vertikal. Permintaan untuk mata uang lokal berasal dari ekspor neto. Karena penyusutan nilai
ukar riil meningkatkan ekspor neto, kurva permintaan untuk valuta asing miring ke bawah.
Nilai tukar rill keseimbangan (F1) menyeimbangkan jumlah penawaran mata uang dengan
jumlah permintaan mata uang lokal di pasar pertukaran valuta asing.
7
Kedua pasar yang ditunjukkan pada Figur 4 menentukan dua harga relatif-tingkat suku
bunga riil dan nilai tukar rill. Tingkat suku bunga riil yang ditentukan di panel (a) adalah
harga barang dan jasa sekarang relatif terhadap barang dan jasa pada masa depan. Nilai tukar
riil yang ditentukan di panel (c) adalah harga barang dan jasa domestik relatif terhadap barang
dan jasa luar negeri. Kedua harga relatif ini disesuaikan secara bersamaan untuk
menyeimbangkan penawaran dan permintaan di dua pasar tersebut. Saat melakukan hal itu,
mereka menentukan tabungan nasional, investasi domestik, arus keluar modal neto, dan
ekspor neto.

Pasar Dana Pinjaman Arus Keluar Modal Neto

Tingkat
Suku Penawaran
Bunga Riil

Arus keluar
Permintaan modal neto, Nco

Jumlah Dana Arus Keluar


Pinjaman Pasar Modal Neto
Pertukaran
Valuta Asing

Tingkat
Nilai Tukar
Riil

Permintaan
Permintaan

Jumlah Mata
Uang Lokal

2.3 Bagaimana Kebijakan dan Suatu Peristiwa Mempengaruhi Ekonomi Terbuka


Setelah mengembangkan sebuah model untuk menjelaskan bagaimana variabel
makroekonomi ditentukan dalam perekonomian terbuka, kita sekarang dapat menggunakan

8
model tersebut untuk menganalisis bagaimana perubahan kebijakan dan suatu peristiwa dapat
mengubah keseimbangan ekonomi. Perlu diingat bahwa model kita hanya penawaran dan
permintaan di dua pasar (pasar untuk dana pinjaman dan pasar untuk pertukaran mata uang
asing). Saat menggunakan model untuk menganalisis peristiwa apa pun, kita dapat
menerapkan tiga langkah yang diuraikan dalam Bab 4. Pertama, menentukan kurva
penawaran dan permintaan yang dipengaruhi oleh peristiwa itu. Kedua, kita menentukan arah
pergeseran kurva. Ketiga, menggunakan diagram penawaran dan permintaan untuk
memeriksa bagaimana perubahan kurva ini mengubah keseimbangan ekonomi.
2.3.1 Defisit Anggaran Pemerintah
Ketika pertama kali membahas penawaran dan permintaan untuk dana pinjaman di
awal, Kita memeriksa pengaruh dari defisit anggaran pemerintah, yang terjadi ketika
pengeluaran pemerintah melebihi pendapatan pemerintah karena defisit anggaran pemerintah
merupakan tabungan publik negatif mengurangi tabungan nasional (jumlah tabungan publik
dan swasta). Dengan demikian, defisit anggaran pemerintah mengurangi penawaran dana
pinjaman, menaikkan tingkat bunga, dan membatasi investasi.
Sekarang mari kita perhatikan efek dari defisit anggaran dalam perekonomian terbuka.
Pertama, kurva mana dalam yang bergeser? Seperti dalam perekonomian tertutup, dampak
awal dari defisit anggaran adalah tabungan nasional sehingga berdampak kepada penawaran
untuk dana pinjaman. Kedua, ke arah mana kurva penawaran ini bergeser? Sama seperti
dalam perekonomian tertutup, defisit anggaran menunjukkan tabungan publik yang negative
sehingga mengurangi tabungan nasional dan menggeser kurva penawaran untuk dana
pinjaman ke kiri. Ini ditunjukkan sebagai pergeseran dari S1 ke S2 di panel (a) pada Gambar
5.
Langkah ketiga dan terakhir adalah membandingkan keseimbangan lama dan baru.
Panel (a) menunjukkan dampak defisit anggaran A.S. pada pasar A.S. untuk dana pinjaman.
Dengan lebih sedikit dana yang tersedia untuk peminjam di pasar keuangan A.S., tingkat
bunganya naik dari r1 ke r2 untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Menghadapi
tingkat suku bunga yang lebih tinggi menyebabkan peminjam memilih untuk meminjam lebih
sedikit uang. Perubahan ini ditunjukkan dalam gambar dengan pergerakan titik A ke titik B
sepanjang kurva permintaan untuk dana pinjaman. Secara khusus, rumah tangga dan
perusahaan mengurangi pembelian barang modal mereka. Seperti dalam perekonomian
tertutup, anggaran defisit membatasi investasi dalam negeri.
Namun, dalam ekonomi terbuka, berkurangnya penawaran dana pinjaman
memberikan dampak tambahan. Panel (b) menunjukkan kenaikan suku bunga dari r1 ke r2
mengurangi arus keluar modal net. (Penurunan arus modal keluar neto ini juga merupakan
9
bagian dari penurunan jumlah dana pinjaman yang diminta pada pergerakan ditunjukkan dari
titik A ke titik B pada panel (a).) Karena tabungan yang disimpan di dalam negri sekarang
menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi, berinvestasi di luar negeri menjadi
kurang menarik, sehingga penduduk domestik membeli lebih sedikit aset asing. Suku bunga
lebih tinggi juga menarik investor asing, yang ingin mendapatkan keuntungan lebih tinggi dari
aset A.S. Dengan demikian, ketika defisit anggaran menaikkan suku bunga, perilaku baik
domestik maupun asing menyebabkan arus keluar modal neto AS turun.
Panel (c) menunjukkan bagaimana defisit anggaran mempengaruhi pasar untuk
pertukaran mata uang asing. Karena arus modal keluar neto berkurang, orang Amerika
membutuhkan lebih sedikit mata uang asing untuk membeli aset asing dan, oleh karena itu,
penawaran terhadap dolar lebih sedikit di pasar pertukaran mata uang asing. Kurva penawaran
untuk dolar bergeser ke kiri dari S1 ke S2. Berkurangnya penawaran dolar menyebabkan nilai
tukar riil naik dari E1 ke E2. Artinya, dolar menjadi lebih bernilai dibandingkan dengan mata
uang asing.

Kenaikan ini, membuat barang A.S. lebih mahal dibandingkan dengan barang asing.
Karena orang-orang baik di Amerika Serikat maupun di luar negeri mengalihkan pembelian
mereka dari barang A.S. yang lebih mahal, ekspor dari Amerika Serikat akhirnya jatuh namun
impor ke Amerika Serikat naik. Untuk kedua alasan itu, ekspor neto A.S. jatuh. Oleh karena
itu, dalam perekonomian terbuka, defisit anggaran pemerintah meningkatkan suku bunga riil,

10
membatasi investasi domestik, menyebabkan mata uang naik, dan mendorong neraca
perdagangan menuju defisit.
Contoh penting dari pelajaran ini terjadi di Amerika Serikat pada 1980-an. Tak lama
setelah Ronald Reagan terpilih sebagai presiden pada tahun 1980, kebijakan fiscal pemerintah
federal AS berubah secara dramatis. Presiden dan Kongres memberlakukan pemotongan besar
dalam pajak, tetapi mereka tidak memotong pengeluaran pemerintah hamper sebanyak pajak.
Hasilnya adalah defisit anggaran yang besar. Model kita dalam perekonomian terbuka
memperkirakan bahwa kebijakan semacam itu seharusnya mengarah pada defisit
perdagangan, dan faktanya memang demikian, kita melihat dalam sebuah studi kasus pada
bab sebelumnya. Karena defisit anggaran dan defisit perdagangan selama periode ini sangat
erat terkait dalam teori dan praktik, mereka dijuluki defisit kembar. Namun, kita sebaiknya
tidak melihat kesamaaan ini identik, karena banyak faktor di luar kebijakan fiskal dapat
memengaruhi defisit perdagangan
2.3.2 Kebijakan Perdagangan
Kebijakan perdagangan (trade policy) mernpakan kebijakan pemerintah yang secara
langsung memengaruhi jumlah barang dan jasa yang diimpor atau diekspor oleh suatu negara.
Terdapat berbagai bentuk kebijakan perdagangan. Salah satu jenis kebijakan perdagangan
yang umum adalah tarif dalam bentuk pajak pada barang impor serta jenis lainnya adalah
kuota impor yaitu batasan jumlah barang tertentu yang dapat diproduksi di luar negeri dan
dijual di dalam negeri. Kebijakan-kebijakan perdagangan lazim diberlakukan di seluruh dunia
meskipun terkadang bentuknya tersembunyi. Sebagai contoh, pemerintah terkadang menekan
eksportir asing untuk mengurangi juimlah barang yang dapat mereka jual di negaranya. Hal
yang disebut dengan "pembatasan ekspor secara sukarela" (voluntarily export restrictions) ini
sebenarnya tidak begitu sukarela dan intinya merupakan salah satu bentuk kuota impor.
Untuk memahami pengaruh ekonomi makro pada kebijakan perdagangan kita dapat
mengasumsikan berbagai anggapan yang mengarah pada kebijakan perdagangan. Anggaplah
bahwa industri mobil Malaysia, yang mengkhawatirkan kompetisi dengan pembuat mobil
Jepang. Kemudian mereka meyakinkan pemerintah Malaysia untuk menerapkan kuota
sejumlah mobil yang dapat diimpor dari Jepang. Untuk mendukung perjuangan mercka, para
pelobi untuk industri mobil menilai bahwa pembatasan perdagangan akan meningkatkan
keseimbangan perdagangan Malaysia. Hal tersebut dapat dianalisis dengan ilustrasi kurva.
Tingkat suku
(a) Pasar Dana Pinjaman (b) Arus Keluar Modal Neto
bunga riil Penawaran

r r Arus keluar
1 1 modal neto
NCO
Permintaan
11

Jumlah dana pinjaman Arus keluar modal neto


(c) Pasar Pertukaran Valuta Asing

Tingkat nilai S
tukar riil

D2
D1 Jumlah Mata Uang
Lokal

Langkah pertama dalam menganalisis kebijakan perdagangan adalah menentukan


kurva mana yang bergeser. Tidak mengherankan, pengaruh awal dari pembatasan impor
adalah pada barang impor. Karena ekspor neto sama dengan ekspor dikurangi impor,
kebijakan juga memengaruhi ekspor neto. Lebih lanjut, karena ekspor neto merupakan sumber
permintaan untuk ringgit Malaysia di pasar pertukaran valuta asing, kebijakan memengaruhi
kurva permintaan di pasar ini.
Langkah kedua adalah menentukan ke arah mana kurva ini bergeser. Karena kuota
membatasi jumlah mobil Jepang yang dijual di Malaysia, kuota ini mengurangi impor pada
semua nilai tukar riil yang diberikan. Ekspor neto yang diperoleh dari ekspor dikurangi impor
akan naik untuk setiap nilai tukar riil yang diberikan. Karena orang asing membutuhkan
ringgit untuk membeli ekspor neto Malaysia, ada kenaikan permintaan untuk ringgit di pasar
pertukaran valuta asing. Kenaikan permintaan untuk ringgit ini ditunjukkan pada kurva (C)
yang menggambarkan pergeseran dari D1 ke D2.
Langkah ketiga adalah membandingkan keseimbangan lama dan baru. Pada kurva (C)
kita dapat mengamati kenaikan permintaan akan ringgit menyebabkan nilai tukar ril naik dari
E1 ke E2. Pada kurva (A) dapat diamati bahwa tidak ada perubahan pada tigkat suku bunga
riil, hal ini menyebabkan tidak adanya perubahan pada arus keluar modal neto yang
digambarkan pada kurva (B). Dengan tidak adanya perubahan pada arus keluar modal neto,
tidak akan ada perubahan pada ekspor neto meskipun kuota impor telah mengurangi jumlah
barang impor.
Alasan mengapa ekspor neto dapat tetap sama, sedangkan impor turun dijelaskan oleh
perubahan pada nilai tukar riil. Saat ringgit mengalami apresiasi di pasar untuk pasar
12
pertukaran valuta asing, barang domestik menjadi lebih mahal daripada barang luar negeri
Apresiasi ini meningkatkan impor dan mengurangi ekspor. Kedua perubahan ini bekeria
untuk mengimbangi kenaikan langsung pada ekspor neto terhadap kuota impor. Pada
akhirnya, kuota impor mengurangi impor dan ekspor, tetapi ekspor neto (ekspor dikurangi
impor) tidak berubah. Kebijakan - kebijakan perdagangan tidak memengaruhi keseimbangan
perdagangan. Artinya, kebijakan yang langsung memengaruhi ekspor dan impor tidak
mengubah ekspor neto . Hal ini dapat dipahami dengan memahami identitas akuntansi:
NX = NCO= S – I
Ekspor neto sama dengan arus keluar modal neto yang sama dengan tabungan nasional
dikurangi dengan investasi domestik. Kebijakan perdagangan tidak mengubah keseimbangan
perdagangan karena tidak mengubah tabungan nasional ataupun investasi domestik. Untuk
tingkat tabungan nasional dan investasi domestik yang diberikan, nilai tukar riil
menyesuaikan untuk mempertahankan keseimbangan perdagangan, tanpa memperhatikan
kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh pemerintah.
Meskipun kebijakan perdagangan tidak memengaruhi keseluruhan keseimbangan
perdagangan negara, kebijakan ini memengaruhi beberapa perusahaan, industri, dan negara.
Ketika pemerintah Malaysia menerapkan kuota impor untuk mobil Jepang, pembuat mobil
lokal menghadapi kompetisi dari luar negeri yang lebih sedikit dan akan menjual lebih banyak
mobil. Anggapan lainnya mengenai kebijakan perdagangan yaitu pada saat yang bersamaan,
karena nilai ringgit naik, perusahaarn elektronik Malaysia akan lebih sulit berkompetisi
dengan perusahaan elektronik Korea Selatan. Ekspor alat elektronik Malaysia akan turun,
sedangkan impor alat elektronik Malaysia naik. Dalam hal ini kuota impor untuk mobil
Jepang akan menaikkan ekspor neto mobil dan menurunkan ekspor neto alat elektronik.
Selain itu, hal ini akan meningkatkan ekspor neto Malaysia ke Jepang dan menurunkan ekspor
neto Malaysia ke Korea Selatan.
2.3.3 Ketidakstabilan Politik Dan Pelarian Modal
Pelarian modal (Capital Flight) merupakan pengurangan pada permintaan aset yang
besar dan tiba- tiba yang terjadi di sebuah negara. Pada bulan Agustus 1983, ketidakstabilan
politik di Filipina, termasuk pembunuhan pemimpin politik yang terkemuka menyebabkan
pasar finansial dunia gelisah. Orang-orang mulai melihat Filipina sebagai negara yang kurang
stabil dibandingkan dengan apa yang sebelumnya mereka pikirkan. Mereka memutuskan
untuk menarik beberapa aset mereka keluar dari Filipina untuk memindahkannya ke Amerika
Serikat dan tempat berlindung yang aman lainnya. Pergerakan dana yang besar dan tiba-tiba
keluar dari suatu negara dikenal dengan pelarian modal (Capital Flight). Untuk melihat

13
implikasi dari pelarian modal terhadap ekonomi seperti yang terjadi di Filipina, terdapat 3
langkah untuk menganalisisnya yang digambarkan dengan ilustrasi kurva.

Langkah pertama yaitu memperhatikan kurva mana yang dipengaruhi oleh pelarian
modal. Sebagai asumsinya yaitu ketika investor di seluruh dunia memperhatikan masalah
politik di Filipina. Hal ini menyebabkan mereka menjual beberapa aset Filipina mereka dan
menggunakannya untuk membeli aset AS. Tindakan ini meningkatkan arus keluar modal neto
Filipina sehingga memengaruhi kedua pasar. Jadi, hal ini memengaruhi arus keluar modal dan
selanjutnya memengaruhi penawaran mata uang Filipina yaitu peso di pasar pertukaran valuta
asing. Selain itu, karena permintaaan untuk dana pínjaman berasal dari investasi domestik dan
arus keluar modal neto, pelarian modal memengaruhi kurva permintaan di pasar dana
pinjaman.
Langkah kedua yaitu memperhatikan ke arah mana kurva tersebut bergeser. Ketika
arus keluar modal neto meningkat, ada permintaan yang Iebih besar untuk dana pinjaman
guna membiayai pembelian aset modal di luar negeri ini. Dengan demikian, seperti yang
ditunjukkan kurva (a) digambarkan bahwa kurva permintaan dana pinjaman bergeser ke kiri
dari D1 ke D2. Selain itu, karena arus keluar modal neto lebih tinggi untuk semua tingkat suku
bunga, kurva arus keluar modal neto juga bergeser ke kiri dari NCO 1 ke NCO2 seperti yang
digambarkan pada kurva (B).
Langlah ketiga yaitu memperhatikan dampak pelarian modal terhadap perekonomian
dengan membandingkan keseimbangan lama dan baru. Pada kurva A menunjukkan bahwa
permintaan untuk dana pinjaman yang naik menyebabkan tingkat suku bunga di Filipina naik

14
dari r1 menjadi r2, Kiurva (B) menunjukkan bahwa arus keluar modal neto Filipina naik,
meskipun kenaikan tingkat suku bunga memang membuat aset Filipina lebih menarik, ini
hanya mengimbangi sebagian pengaruh pelarian modal terhadap arus keluar modal neto. Pada
kurva (C) menggambarkan bahwa kenaikan pada arus keluar modal neto meningkatkan
penawaran peso di pasar untuk pasar pertukaran valuta asing cari S1 ke S2, artinya saat orang-
orang mencoba untuk keluar dari aset Filipina, ada ketersediaan peso yang besar untuk
ditukarkan dengan mata uang asing. Kenaikan penawaran peso menyebabkan peso turun dari
E1 ke E2. Dengan demikian, pelarian modal dari Filipina meningkatkan tingkat suku bunga
Filipina dan menurunkan nilai peso di pasar pertukaran vaiuta asing.
Perubahan harga ini yang dihasikan dari pelarian nodal memengaruhi beberapa
besaran ekonomi makro yang penting. Turunnya nilai mata uang membuat ekspor lebih murah
dan impor lebih mahal, mendorong keseimbangan perdagangan menuju surplus. Pada saat
yang bersamaan, kenaikan tingkat suku bunga mengurangi investasi domestik yang
memperlambat akumulasi modal dan pertumbuhan ekonomi. Meskipun pelarian modal
memiliki pengaruh yang besar pada negara tempat di mana modal keluar, ini juga
memengaruhi negara-negara lain. Ketika modal mengalir keluar dari Filipina ke Amerika
Serikat, misalnya ia memiliki pengaruh yang berseberangan terhadap perekonomian AS,
seperti pengaruhnya terhadap perekonomian Filipina. Khususnya, kenaikan pada arus keluar
modal neto Filipina terjadi pada waktu yang sama dengan turunnya arus keluar modal neto
AS. Saat nilai peso turun dan tingkat suku bunga Filipina naik, nilai dolar naik dan tingkat
suku bunga AS turun. Ukuran pengaruh ini terhadap perekonomian AS terbilang kecil,
bagaimanapun, karena ekonomi Amerika Serikat sangatlah besar dibandingkan dengan
Filipina.

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan:
1. Sebuah kebijakan yang mengurangi tabungan nasional, seperti defisit anggaran
pemerintah, mengurangi ketersediaan dana pinjaman dan mendorong tingkat suku
bunga naik. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi mengurangi arus keluar modal, yang
mengurangi ketersediaan mata uang lokal di pasar untuk pasar pertukaran valuta asing.
Mata uang lokal naik, dan ekspor neto turun.
2. Meskipun kebijakan yang membatasi perdagangan, seperti tarif atau kuota impor,
terkadang dianjurkan sebagai cara untuk mengubah keseimbangan (dari perdagangan,
kebijakan ini tidak selalu memiliki dampak tersebut. Pembatasan perdagangan
menaikkan ekspor neto untuk nilai tukar yang diberikan sehingga meningkatkan
permintaan untuk mata uang lokal di pasar untuk pasar pertukaran valuta asing.
Akibatnya, mata uang lokal naik nilainya, membuat barang domestik menjadi lebih
mahal dibandingkan dengan barang luar negeri. Kenaikan ini mengimbangi pengaruh
awal dari pembatasan perdagangan terhadap neto.
3. Ketika para investor mengubah sikap mereka mengenai penyimpanan aset sebuah
negara. Konsekuensi terhadap perekonomian ekonomi negara tersebut dapat jadi
sangat mendalam. Khususnya, ketidakstabilan politik dapat mengarah pada pelarian
modal yang cenderung menaikkan tingkat suku bunga dan menyebabkan nilai mata
uang turun.

16
DAFTAR PUSTAKA

Mankiw N,Gregory.2013.Priciples Of Economics Pengantar Ekonomi Makro, edisi


Asia, Jakarta:Salemba Empat.

17
Pertanyaan
1. Jelaskan penawaran dan permintaan di pasar untuk dana pinjaman dan pasar untuk
pertukaran mata uang asing. Bagaimana pasar ini terhubung?
Jawaban:
A. Pasar untuk dana pinjaman.
Pasokan dana pinjaman berasal dari tabungan Nasional. Tabungan nasional meliputi
tabungan pribadi dan tabungan publik. Tabungan pribadi adalah yang tersisa setelah rumah
tangga dan perusahaan membayar semua pajak dan konsumsinya (tabungan swasta =
YTC).Tabungan publik adalah perbedaan antara pendapatan pajak dan pengeluaran
pemerintah (tabungan publik = TG).Permintaan dana pinjaman berasal dari investasi dalam
negeri dan arus modal keluar neto. Penawaran dan permintaan dana pinjaman menentukan
tingkat bunga riil. Pada tingkat bunga riil yang lebih tinggi, orang menabung lebih banyak dan
ini meningkatkan jumlah dana pinjaman. Pada tingkat bunga yang lebih tinggi, pinjaman
menjadi lebih mahal dan menghambat investasi. Oleh karena itu, mengurangi jumlah dana
pinjaman yang diminta. Suku bunga tinggi menurunkan arus modal keluar neto. Kurva
penawaran dana pinjaman adalah ceroboh ke atas karena hubungan positif antara tingkat
bunga riil dan jumlah dana pinjaman. Di sisi lain, permintaan pinjaman dapat ceroboh secara
negatif karena hubungan terbalik antara tingkat bunga riil dan jumlah dana pinjaman yang
diminta.
B. Pasar untuk valuta asing.
Pasar untuk valuta asing terjadi ketika orang memperdagangkan barang dan jasa
dengan negara lain, dan mereka dibayar dalam mata uang domestik mereka sendiri.Pasokan di
pasar berasal dari arus modal keluar neto. Permintaan di pasar untuk valuta asing berasal dari
ekspor neto.Permintaan dan penawaran pertukaran mata uang asing ini menentukan nilai
tukar. Arus modal keluar neto merupakan jumlah dolar yang disediakan untuk membeli aset
asing. Ekspor neto adalah jumlah dolar yang diminta untuk tujuan membeli ekspor neto
barang dan jasa AS. Misalnya, ketika nilai tukar riil AS naik, barang kita menjadi relatif
mahal untuk barang asing. Ini menurunkan ekspor dan meningkatkan impor. Oleh karena itu,
kenaikan nilai tukar (apresiasi dolar) mengurangi jumlah dolar yang diminta.
18
Pasokan dana pinjaman berasal dari tabungan nasional; permintaan dana pinjaman
berasal dari investasi dalam negeri dan arus modal keluar neto. Pasokan dolar di pasar valuta
asing berasal dari arus modal keluar neto; permintaan dolar di pasar valuta asing berasal dari
ekspor neto. Yang menghubungkan antara kedua pasar adalah arus modal keluar neto.
2. Mengapa defisit anggaran dan defisit perdagangan kadang-kadang disebut defisit
kembar?
Jawaban :
Defisit anggaran pemerintah dan defisit perdagangan kadang-kadang disebut defisit
kembar karena defisit anggaran pemerintah sering menyebabkan defisit perdagangan. Defisit
anggaran pemerintah menyebabkan berkurangnya tabungan nasional, menyebabkan tingkat
bunga meningkat, dan mengurangi arus modal keluar neto. Penurunan arus modal keluar neto
mengurangi pasokan dolar, meningkatkan nilai tukar riil. Dengan demikian, neraca
perdagangan akan bergerak menuju defisit.

3. Misalkan serikat pekerja tekstil mendorong orang untuk hanya membeli pakaian
buatan Amerika. Apa yang akan dilakukan kebijakan ini terhadap neraca perdagangan
dan nilai tukar riil? Apa dampaknya bagi industri tekstil? Apa dampaknya terhadap
industri otomotif?
Jawaban :

Jika sebuah serikat pekerja tekstil mendorong orang untuk hanya membeli pakaian
buatan Amerika, impor akan berkurang, sehingga ekspor neto akan meningkat untuk setiap
nilai tukar riil yang diberikan. Ini akan menyebabkan kurva permintaan di pasar untuk valuta
asing bergeser ke kanan. Hasilnya adalah kenaikan nilai tukar riil, tetapi tidak berpengaruh
pada neraca perdagangan. Industri tekstil akan mengimpor lebih sedikit, tetapi industri lain,
seperti industri otomotif, akan mengimpor lebih banyak karena nilai tukar riil yang lebih
tinggi.
4. Apa itu pelarian modal? Ketika suatu negara mengalami pelarian modal, apa
pengaruhnya terhadap suku bunga dan nilai tukarnya?
Jawaban :
Capital flight adalah pergerakan dana yang besar dan tiba-tiba ke luar negeri. Pelarian
modal menyebabkan tingkat bunga meningkat dan nilai tukar terdepresiasi.

19
Soal dan Aplikasi
1. Jepang biasanya mengalami surplus perdagangan yang cukup signifikan. Menurut
Anda, apakah ini lebih berhubungan dengan tingginya permintaan pihak asing untuk barang
barang dari Jepang, rendahnya permintaan Jepang terhadap barang barang luar negeri, tingkat
tabungan Jepang yang relatif tinggi terhadap investasi Jepang, atau penghalang struktural
import ke Jepang? Jelaskan jawaban Anda
Jawaban : Jepang biasanya mengalami surplus perdagangan yang cukup signifikan
karenatingkat tabungan Jepang karena tinggi terhadap investasi domestik Jepang. Hasilnya
adalah tingginya arus keluar modal neto, yang menyebabkan tingginya ekspor neto, sehingga
menghasilkan surplus perdagangan. Kemungkinan lainnya (tingginya permintaan pihak asing
untuk barang barang Jepang, rendahnya permintaan Jepang terhadap barang barang luar
negeri, dan penghalang struktural import ke Jepang) akan mempengaruhi tingkat nilai tukar
riil, tetapi tidak surplus perdagangan.

2. Misalkan pemerintah Anda memperkenalkan kredit pajak investasi yang menyubsidi


investasi domestik.
20
a. Bagaimana kebijakan ini mempengaruhi tabungan nasional, investasi domestik,
arus keluar modal neto, tingkat suku bunga, nilai tukar, dan keseimbangan
perdagangan?
b. Perwakilan dari beberapa eksportir besar menentang kebijakan itu. Mengapa
demikian?
Jawaban :
a. Jika pemerintah memperkenalkan sebuat kredit pajak investasi yang menyubsidi
investasi domestik, keinginan untuk meningkatkan investasi dalam negeri
menyebabkan perusahaan untuk meminjam lebih banyak, meningkatkan permintaan
untuk dana pinjaman. Hal ini meningkatkan suku bunga riil, sehingga mengurangi arus
kas modal keluar neto. Penurunan arus modal keluar neto mengurangi epenawaran
rupiah di pasar pertukaran valuta asing, dan meningkatkan nilai tukar riil. Tingkat
suku bunga riil yang lebih tinggi juga meningkatkan jumlah tabungan nasional.
Singkatnya, tabungan meningkat, investasi domestik meningkat, arus keluar modal
neto menurun, tingkat suku bunga riil meningkat, tingkat kenaikan tukar riil
meningkat, dan keseimbangan perdagangan bergerak menuju defisit.
b. Karena kenaikan nilai tukar riil mengurangi ekspor.
3. Bab ini mencatat bahwa kenaikan defisit perdagangan AS selama 1980-an sebagian
besar disebabkan oleh kenaikan defisit anggaran AS. Di sisi lain, pers populer kadang-
kadang mengklaim bahwa peningkatan defisit perdagangan disebabkan oleh
penurunan kualitas produk A.S relatif terhadap produk asing.
a. Asumsikan bahwa produk A.S memang menurun kualitas relatif selama 1980-an.
Bagaimana hal ini memengaruhi ekspor neto pada nilai tukar tertentu?
b. Gambar diagram tiga panel untuk menunjukkan efek dari pergeseran ekspor neto
ini terhadap nilai tukar riil AS dan neraca perdagangan
c. Apakah klaim dalam pers populer konsisten dengan model dalam bab ini? apakah
penurunan kualitas produk A.S. berdampak pada standar kehidupan kita?
(Petunjuk: Ketika kami menjual barang-barang kami ke orang asing, apa yang
kami terima saat kembali?)
Jawaban :
a. Penurunan kualitas barang pada setiap nilai tukar riil yang diberikan akan mengurangi
ekspor neto, mengurangi permintaan untuk rupiah, sehingga menggeser kurva
permintaan rupiah ke kiri pasar pertukaran valuta asing.
b. Pergeseran ke kiri kurva permintaan untuk rupiah menyebabkan penurunan nilai tukar
riil. Karena arus keluar modal neto tidak berubah, dan ekspor neto sama dengan arus
21
keluar modal neto, maka tidak ada perubahan dalam keseimbangan ekspor neto atau
keseimbangan perdagangan.

c. Perubahan
kualitas barang
tidak dapat

menyebabkan kenaikan defisit perdagangan. Penurunan nilai tukar riil berarti bahwa
kita mendapatkan barang barang asing lebih sedikit dalam pertukaran untuk barang
barang, sehingga standar hidup kita bisa menurun.
4. Seorang ekonom yang membahas kebijakan perdagangan di salah satu koran lokal
menulis: "Salah satu keuntungan menghapus pembatasan perdagangan ladalah]
keuntungan industri kita yang menghasilkon barang untuk ekspor. Industri barang
ekspor akan lebih mudah menjual barang mereka di luar negeri-meskipun jika negara
lain tidak mencontoh kita dan mengurangi penghalang perdagangan mereka." Jelaskan
dengan kata kata mengapa industri ekspor Anda memperoleh keuntungan dari
pengurangan pembatasan impor.
Jawaban :
Pengurangan pembatasan impor akan mengurangi ekspor neto pada setiap nilai tukar
rill yang diberikan, sehingga menggeser kurva permintaan mata uang lokal ke kiri. Pergeseran
kura permintaan untuk mata uang lokal menyebabkan penurunan nilai tukar riil, yang
meningkatkan ekspor neto. Karena arus keluar modal neto tidak berubah, dan ekspor neto
sama dengan arus keluar modal neto, maka tidak ada perubahan dalam ekspor neto atau
keseimbangan perdagangan. Akan tetapi ekspor dan impor meningkat, sehingga industri
ekspor memperoleh keuntungan.

22
5. Misalkan konsumen di negara-negara Asia yang berdekatan tiba-tiba mengembangkan
selera yang kuat terhadap produk makanan yang Anda ekspor. lawabl ah pertanyaan-
pertanyaan berikut ini dengan kata-kata serta diagram.
a. Apa yang terjadi pada permintaan mata uang Anda di pasar pertukaran valuta
asing?
b. Apa yang terjadi pada nilai mata uang Anda di pasar pertukaran valuta asing?
c. Apa yang terjadi pada jumlah ekspor neto?
Jawaban :
a. Ketika konsumen di negara negara Asia yang berdekatan tiba tiba mengembangkan
selera yang kuat terhadap produk makanan yang di ekspor, permintaan mata uang di
pasar pertukaran valuta asing akan meningkat pada setiap nilai tukar riil yang
diberikan.
b. Hasil dari peningkatan permintaan mata uang adalah kenaikan nilai tukar riil.
c. Jumlah ekspor neto tidak berubah

6. Seorang politisi terkemuka di negara Anda melepaskan dukungannya dahulu terhadap


proteksionisme: "Kuota impor hanya mengganggu partner perdagangan kita. Jika kita
menyubsidi ekspor kita, kita dapat mengurangi defisit perdagangan dengan
meningkatkan daya saing kita." Dengan domestikmenggunakan diagram tiga panel,
tunjukkan efek subsidi ekspor pada ekspor neto dan nilai tukar ril. Apakah Anda
sependapat dengan politisi itu?
Jawaban :
23
Subsidi ekspor meningkatkan ekspor neto pada setiap nilai tukar riil yang diberikan.
Hal ini menyebabkan mata uang bergeser ke kanan pada pasar pertukaran valuta asing.
Pengaruhnya adalah nilai tukar riil lebih tinggi, akan tetapi tidak ada perubahan pada ekspor
neto. Jadi pendapat politisi tersebut salah, subsidi ekspor tidak akan mengurangi defisit
perdagangan.
7. Misalkan United States memutuskan untuk mensubsidi ekspor produk pertanian AS,
tetapi tidak meningkatkan pajak atau menurunkan diagram panel pemerintah lainnya,
tunjukkan apa yang terjadi pada tabungan nasional, investasi domestik, arus modal
keluar neto, tingkat bunga, nilai tukar, dan neraca perdagangan. Juga jelaskan dengan
kata-kata bagaimana kebijakan A.S ini memengaruhi jumlah impor, ekspor, dan ekspor
neto.
Jawaban :
Subsidi ekspor meningkatkan ekspor neto pada nilai tukar riil mana pun,
menyebabkan permintaan dolar di pasar valuta asing bergeser ke kanan. Peningkatan nilai
tukar riil meningkatkan impor untuk menyamai peningkatan ekspor dihasilkan oleh subsidi
ekspor. Dengan demikian, ekspor bersih dan defisit perdagangan tidak berubah pada saat ini.
Namun, pengeluaran untuk subsidi ekspor meningkatkan defisit fiskal, mengurangi tabungan
publik, menyebabkan pasokan dana pinjaman bergeser ke kiri. Peningkatan yang dihasilkan
dalam tingkat bunga riil mengurangi investasi dalam negeri dan arus modal keluar neto,
mengurangi penawaran dolar di pasar valuta asing. Nilai tukar riil naik lagi, semakin
meningkatkan impor tetapi menurunkan ekspor. Pada akhirnya, impor meningkat, ekspor
dapat naik atau turun, ekspor neto turun, dan neraca perdagangan bergerak ke arah defisit.

24
8. Misalkan tingkat
bunga riil meningkat di seluruh Eropa. Jelaskan bagaimana perkembangan ini akan
memengaruhi arus keluar modal A.S. Kemudian jelaskan bagaimana hal itu akan
memengaruhi ekspor neto A.S. dengan menggunakan formula dari bab ini dan dengan
menggambar diagram. Apa yang akan terjadi pada tingkat bunga riil AS dan nilai tukar
riil?
Jawaban :
Suku bunga riil yang lebih tinggi di Eropa menyebabkan peningkatan arus keluar
modal bersih A.S. Arus keluar modal neto yang lebih tinggi mengarah pada ekspor neto yang
lebih tinggi, karena dalam ekuilibrium, ekspor neto sama dengan arus modal keluar neto (NX
= NCO).

25
9. Selama beberapa dekade terakhir, sebagian tabungan Cina telah digunakan untuk
membayar investasi Amerika. Artinya, Cina telah membeli aset modal Amerika
a. Jika Cina memutuskan bahwa mereka tidak lagi ingin membeli aset AS, apa yang akan
terjadi di pasar dana pinjaman AS? Khususnya, apa yang akan terjadi pada tingkat suku bunga
AS tabungan AS, dan investasi AS?
b. Apa yang akan terjadi di pasar pertukaran valuta asing? Khususnya, apa yang akan
terjadi pada nilai dolar AS dan keseimbangan perdagangan AS?
Jawaban :
a. Jika elastisitas aliran modal keluar AS sehubungan dengan tingkat bunga riil sangat
tinggi, tingkat bunga riil yang lebih rendah yang terjadi karena peningkatan tabungan
swasta akan meningkatkan aliran modal keluar yang besar, sehingga investasi
domestik AS tidak akan meningkat banyak. .
b. Karena peningkatan tabungan pribadi mengurangi tingkat bunga riil, mendorong
peningkatan arus modal keluar neto, nilai tukar riil akan menurun. Jika elastisitas
ekspor A.S. sehubungan dengan nilai tukar riil sangat rendah, akan diperlukan
penurunan besar dalam nilai tukar riil untuk meningkatkan ekspor neto AS cukup
dengan menyamai peningkatan dalam arus modal keluar neto.

26

Anda mungkin juga menyukai