1
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat karuniaNya sehingga tugas yang berjudul “Teori Ekonomi Makro
Perekonomian Terbuka”, dapat diselesaikan sesuai harapan.
Tugas ini penulis susun dengan mengerahkan segala daya dan upaya yang ada,
termasuk bantuan dan bimbingan serta sumbang saran dari berbagai pihak baik langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu, terimakasih dan penghargaan setinggi tingginya penulis
sampaikan kepada yang terhormat:
1. Ibu Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp. Selaku Rektor Universitas Udayana, yang
telah memberikan bantuan secara moril dan memfasilitasi berbagai kepentingan studi,
selama penulis menempuh pembelajaran di Universitas Udayana;
2. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana yang telah memberikan fasilitas dalam berbagai
kepentingan, sehingga tugas ini dapat terwujud dengan baik sesuai harapan;
3. Bapak Prof.Dr.I.Gde.Bendesa,M.A.D.E. selaku Dosen Pengantar Ekonomi Makro
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang telah memberikan
bimbingannya serta pengajaran kepada penulis;
4. Orang tua penulis, yang telah banyak membantu secara material dan moral kepada
penulis untuk bisa menuntut ilmu di Universitas Udayana
5. Semua pihak yang telah berkontribusi terhadap penyelesaian tugas ini.
Penulis menyadari tugas ini jauh dari kesempurnaan yang disebabkan oleh
keterbatasan penulis dalam pengetahuan, kemampuan, mencari sumber dan pengalaman,
sehingga tulisan ini banyak kekurangan. Semoga tugas ini dapat menambah pengetahuan dan
bermanfaat bagi para pembaca. Akhirnya penulis berharap semoga tugas yang sederhana ini
bisa bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II Pembahasan 2
2.1 Penawaran dan Permintaan untuk Dana Pinjaman
dan Pertukaran Valuta Asing 2
2.1.1 Pasar Dana Pinjaman 2
2.1.2 Pasar Pertukaran Valuta Asing (The Market for
Foreign-Currency Exchange) 4
2.2 Keseimbangan Perekonomian Terbuka 6
2.2.1 Arus Keluar Modal Neto: Kaitan antara Kedua Pasar 6
2.2.2 Keseimbangan Simultan dalam Dua Pasar 7
2.3 Bagaimana Kebijakan dan Peristiwa Mempengaruhi
Perekonomian Terbuka 8
2.3.1 Defisit Anggaran Pemerintah 9
2.3.2 Kebijakan Perdagangan 11
2.3.3 Ketidakstabilan Politik dalam Pelarian Modal 13
BAB III Penutup 16
3.1 Kesimpulan 16
Daftar Pustaka 17
Pertanyaan 18
Soal dan Aplikasi 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perekonomian terbuka tidak lepas dari kegiatan ekspor dan impor, dimana
menurut sejarah banyak negara-negara yang terus-menerus mengimpor lebih banyak barang
dan jasa daripada barang yang diekspor. Defisit perdagangan yang terjadi masih terjadi
perdebatan oleh para ekonom, tetapi banyak politisi dan pengusaha yang memberikan klaim
bahwa defisit perdagangan ini merefleksikan kompetisi yang tidak adil.
Untuk memahami faktor apa saja yang menentukan keseimbangan perdagangan suatu
negara dan bagaimana kebijakan pemerintah memengaruhinya, kita membutuhkan teori
ekonomi makro perekonomian terbuka. Beberapa variabel ekonomi makro penting yang
menggambarkan hubungan ekonomi dengan ekonomi lain seperti ekspor bersih (net export),
arus keluar modal neto (net capital outflow), serta nilai tukar riil dan nominal (real and
nominal exchange rate).
Pada makalah ini juga akan dibahas pengembangan model yang mengidentifikasikan
faktor apa saja yang menentukan variabel-variabel ekonomi makro dan menunjukkan
bagaiamana variabel-variabel ekonomi makro ini berhubungan satu dengan yang lain.
1.3 Tujuan
Adapun rumusan dalam makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui penawaran dan permintaan untuk dana pinjaman dan
pertukaran valuta asing.
2. Untuk mengetahui keseimbangan perekonomian terbuka.
3. Untuk mengetahui kebijakan dan peristiwa yang mempengaruhi perekonomian
terbuka.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penawaran dan Permintaan untuk Dana Pinjaman dan Pertukaran Valuta Asing
Untuk memahami kekuatan yang ada dalam perekonomian terbuka, kita akan
memfokuskan perhatian pada penawaran dan permintaan di dua jenis pasar. Pasar pertama
adalah pasar dana pinjaman yang mengoordinasikan tabungan, investasi, dan aliran dana
pinjaman di luar negeri (disebut dengan arus keluar neto). Pasar kedua adalah pasar untuk
pertukaran dengan mata uang negara lain. Pada bagian ini, kita akan membahas penawaran
dan permintaan pada masing-masing pasar. Pada bagian selanjutnya, kita menggabungkan
kedua pasar ini untuk menjelaskan keseimbangan perekonomian terbuka.
2.1.1 Pasar Dana Pinjaman (The Market for Loanable Funds)
Asumsi sederhana bahwa sistem keuangan hanya terdiri atas satu pasar yang disebut
dengan pasar dana pinjaman. Semua penabung mengunjungi pasar dana pinjaman ini untuk
menyimpan tabungan mereka, sedangkan semua pinjaman mengunjungi pasar ini untuk
memperoleh pinjaman di pasar ini., ada satu tingkat suku bunga yang merupakan keuntungan
dari tabungan serta biaya pinjaman.
Untuk memahami pasar dana pinjaman dalam perekonomian terbuka, kita mulai
dengan identitas yang dibahas pada bab sebelumnya :
S = I + NCO
Tabungan = Investasi domestik + Arus keluar modal neto
Kapan pun sebuah negara menyimpan sebagian pendapatannya negara tersebut dapat
menggunakan tabungannya untuk membiayai pembelian modal domestik atau untuk
membiayai pembelian aset di luar negeri. Kedua sisi identitas ini menunjukkan kedua sisi
pasar dana pinjaman. Penawaran untuk dana pinjaman berasal dari tabungan nasional (S)
permintaan dana pinjaman berasal dari penjumlahan antara investasi domestik (I) dan arus
keluar modal neto (NCO). Dan ini menyatakan bahwa pembelian aset modal menambah
permintaan untuk dana pinjaman, tanpa memperhatikan apakah aset tersebut berlokasi di
dalam negeri atau di luar negeri. Karena arus keluar modal neto dapat bernilai positif atau
negatif, nilainya dapat menambah atau mengurangi permintaan untuk dana pinjaman yang
muncul dari investasi domestik.
Tingkat suku bunga yang lebih tinggi mendorong orang untuk menabung sehingga
meningkatkan jumlah dana pinjaman yang ditawarkan. Tingkat suku bunga yang tinggi juga
2
membuat pinjaman untuk proyek pembiayaan modal lebih mahal. Dengan demikian, hal ini
mematahkan semangat investasi dan mengurangi jumlah dana pinjman yang diminta.
Selain memengaruhi tabungan nasional dan investasi domestik, tingkat suku bunga
riil di sebuah negara memengaruhi arus keluar modal neto negara. Contohnya dua reksa dana,
yang pertama di Australia dan yang kedua di Filipina. Saat tingkat suku bunga riil Australia
naik, obligasi Australia menjadi lebih menarik untuk kedua reksa dana tersebut. Dengan
demikian, kenaikkan tingkat suku bunga riil Australia mematahkan semangat orang-orang
Australia untuk membeli aset di luar negeri. Sebaliknya, hal itu mendorong pihak asing untuk
membeli aset Australia. Untuk kedua alasan ini, tingkat suku bunga riil Australia yang tinggi
mengurangi arus keluar modal neto Australia.
Seperti analisis sebelumnya mengenai sistem keuangan, kurva penawaran miring ke
atas karena tingkat suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan jumlah dana pinjaman yang
tersedia. Sedangkan, kurva permintaan miring ke bawah karena dana pinjman yang tingkat
suku bunga yang lebih rendah menurunkan jumlah dana pinjaman yang diminta. Sisi
permintaan menunjukkan perilaku investasi domestik dan arus keluar modal neto. Artinya,
pada perekonomian terbuka, permintaan dana pinjaman tidak hanya berasal dari mereka yang
menginginkan dana pinjaman untuk membeli barang-barang domestik, tetapi juga dari mereka
yang menginginkan dana pinjaman untuk membeli aset luar negeri.
FIGUR 1
3
bunga keseimbangan, penawaran dana pinjaman seimbang dengan permintaannya. Artinya,
pada tingkat suku keseimbangan, jumlah orang yang ingin menabung sama dengan jumlah
investasi domestic dan arus keluar modal neto yang diinginkan.
2.1.2 Pasar Pertukaran Valuta Asing (The Market for Foreign-Currency Exchange)
Pasar kedua dalam model kita tentang perekonomian terbuka adalah pasar pertukaran
valuta asing. Partisipan dalam pasar ini mempertukarkan mata uang domestik dengan mata
uang asing. Untuk memahami pasar valuta asing kita mulai dengan identitas lain dari bab
sebelumnya:
NCO = NX
Arus keluar modal neto = Ekspor neto
4
yang artinya adalah ekspor neto menurun. Oleh karena itu nilai tukar riil mengurangi jumlah
permintaan mata uang lokal di pasarpertukaran valuta asing.
Kurva permintaan miring ke bawah karena nilai tukar uang lebih tinggi membuat
barang domestik menjadi lebih mahal dan mengurangi jumlah permintaan mata uang lokal
untuk membeli barang tersebut. Kurva penawaran berbentuk vertikal karena jumlah mata
uang lokal yang tersedia untuk arus keluar modal neto tidak tergantung pada nilai tukar riil.
Nilai tukar riil menyesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan mata uang
lokal seperti harga setiap barang menyesuaikan penawran dan permintaan untuk barang
tersebut. Jikatingkat suku bunga riil dibawah titik keseimbangan jumlah penawaran mata uang
lokal akan lebih dari jumlah permintaan. Penurunan jumlah mata uang lokal akan mendorong
kenaikan nilai mata uang lokal. Sebaliknya, jika nilai tukar di atas titik keseimbangan, jumlah
mata uang lokal akan melebihi jumlah jumlah permintaan. Kelebihan mata uang lokal akan
menurunkan nilai mata uang lokal. Pada titik keseimbangan nilai tukar riil,permintaan mata
uang lokal dari luar negeri yang berasal dari ekspor neto barang dan jasa domestic sama
dengan penawaran mata uang lokal dari penduduk yang berasal dari arus keluar modal neto
domestik.
Di sini, perlu diperhatikan bahwa pembagian transaki antara “penawaran” dan
“permintaan” pada model ini agak artifisial. Ekspor neto merupakan sumber permintaan untuk
mata uang lokal, sedangkan arus keluar modal neto merupakan sumber permintaan untuk
mata uang lokal, sedangkan arus keluar modal neto merupakan sumber penawaran. Dengan
demikian, seorang warga Singapura mengimpor kereta api yang dibuat oleh Indonesia.
Transaksi penurunan jumlah permintaan dollar Singapura (karena ekspor neto turun), bukan
sebagai kenaikan jumlah penawaran dollar Singapura. Sama halnya saat seorang warga negara
/ pengusaha Indonesia membeli obligasi pemerintah Singapura. Transaksi ini penurunan
penawaran dollar Singapura (karena arus keluar modal neto turun), bukan sebagai kenaikan
jumlah permintaan dollar Singapura. Pada awalnya penggunaan bahan ini mungkin terlihat
kurang wajar, tetapi nanti akan terbukti berguna saat menganalisis pengaruh berbagai
kebijakan.
5
FIGUR 2
Pada pasar dana pinjaman, penawaran berasal dari tabungan nasional, permintaan
berasal dari investasi domestik dan arus keluar modal neto, dan tingkat suku bunga riil
menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Pada pasar pertukaran valuta asing, penawaran
berasal dari arus keluar modal neto, permintaan berasal dari ekspor neto, dan nilai tukar riil
menyeimbangkan penawaran dan permintaan.
Arus keluar modal neto adalah variabel yang menghubungkan kedua pasar ini. Di
pasar dana pinjaman, arus keluar modal neto adalah bagian dari permintaan. Seseorang yang
ingin membeli sebuah aset di luar negeri harus membayar pembelian ini dengan memperoleh
sumber dari pasar dana pinjaman. Di pasar pertukaran valuta asing, arus keluar modal
merupakan sumber penawaran. Seseorang yang ingin membeli sebuah aset di negara lain
harus menyediakan mata uang untuk ditukar dengan mata uang negara tersebut.
6
Faktor utama yang menentukan arus keluar modal neto adalah tingkat suku bunga riil.
Ketika tingkat suku bunga domestik tingi, memiliki aset domestik lebih menarik, sedangkan
arus keluar modal neto rendah. Figur 3 menunjukkan hubungan negatif antara tingkat suku
bunga dengan arus keluar modal neto. Kurva arus keluar modal neto ini merupakan
penghubung antara pasar untuk dana pinjaman dengan pasar pertukaran valuta asing.
Tingkat Suku
Bunga Riil
Tingkat
Suku Penawaran
Bunga Riil
Arus keluar
Permintaan modal neto, Nco
Tingkat
Nilai Tukar
Riil
Permintaan
Permintaan
Jumlah Mata
Uang Lokal
8
model tersebut untuk menganalisis bagaimana perubahan kebijakan dan suatu peristiwa dapat
mengubah keseimbangan ekonomi. Perlu diingat bahwa model kita hanya penawaran dan
permintaan di dua pasar (pasar untuk dana pinjaman dan pasar untuk pertukaran mata uang
asing). Saat menggunakan model untuk menganalisis peristiwa apa pun, kita dapat
menerapkan tiga langkah yang diuraikan dalam Bab 4. Pertama, menentukan kurva
penawaran dan permintaan yang dipengaruhi oleh peristiwa itu. Kedua, kita menentukan arah
pergeseran kurva. Ketiga, menggunakan diagram penawaran dan permintaan untuk
memeriksa bagaimana perubahan kurva ini mengubah keseimbangan ekonomi.
2.3.1 Defisit Anggaran Pemerintah
Ketika pertama kali membahas penawaran dan permintaan untuk dana pinjaman di
awal, Kita memeriksa pengaruh dari defisit anggaran pemerintah, yang terjadi ketika
pengeluaran pemerintah melebihi pendapatan pemerintah karena defisit anggaran pemerintah
merupakan tabungan publik negatif mengurangi tabungan nasional (jumlah tabungan publik
dan swasta). Dengan demikian, defisit anggaran pemerintah mengurangi penawaran dana
pinjaman, menaikkan tingkat bunga, dan membatasi investasi.
Sekarang mari kita perhatikan efek dari defisit anggaran dalam perekonomian terbuka.
Pertama, kurva mana dalam yang bergeser? Seperti dalam perekonomian tertutup, dampak
awal dari defisit anggaran adalah tabungan nasional sehingga berdampak kepada penawaran
untuk dana pinjaman. Kedua, ke arah mana kurva penawaran ini bergeser? Sama seperti
dalam perekonomian tertutup, defisit anggaran menunjukkan tabungan publik yang negative
sehingga mengurangi tabungan nasional dan menggeser kurva penawaran untuk dana
pinjaman ke kiri. Ini ditunjukkan sebagai pergeseran dari S1 ke S2 di panel (a) pada Gambar
5.
Langkah ketiga dan terakhir adalah membandingkan keseimbangan lama dan baru.
Panel (a) menunjukkan dampak defisit anggaran A.S. pada pasar A.S. untuk dana pinjaman.
Dengan lebih sedikit dana yang tersedia untuk peminjam di pasar keuangan A.S., tingkat
bunganya naik dari r1 ke r2 untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Menghadapi
tingkat suku bunga yang lebih tinggi menyebabkan peminjam memilih untuk meminjam lebih
sedikit uang. Perubahan ini ditunjukkan dalam gambar dengan pergerakan titik A ke titik B
sepanjang kurva permintaan untuk dana pinjaman. Secara khusus, rumah tangga dan
perusahaan mengurangi pembelian barang modal mereka. Seperti dalam perekonomian
tertutup, anggaran defisit membatasi investasi dalam negeri.
Namun, dalam ekonomi terbuka, berkurangnya penawaran dana pinjaman
memberikan dampak tambahan. Panel (b) menunjukkan kenaikan suku bunga dari r1 ke r2
mengurangi arus keluar modal net. (Penurunan arus modal keluar neto ini juga merupakan
9
bagian dari penurunan jumlah dana pinjaman yang diminta pada pergerakan ditunjukkan dari
titik A ke titik B pada panel (a).) Karena tabungan yang disimpan di dalam negri sekarang
menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi, berinvestasi di luar negeri menjadi
kurang menarik, sehingga penduduk domestik membeli lebih sedikit aset asing. Suku bunga
lebih tinggi juga menarik investor asing, yang ingin mendapatkan keuntungan lebih tinggi dari
aset A.S. Dengan demikian, ketika defisit anggaran menaikkan suku bunga, perilaku baik
domestik maupun asing menyebabkan arus keluar modal neto AS turun.
Panel (c) menunjukkan bagaimana defisit anggaran mempengaruhi pasar untuk
pertukaran mata uang asing. Karena arus modal keluar neto berkurang, orang Amerika
membutuhkan lebih sedikit mata uang asing untuk membeli aset asing dan, oleh karena itu,
penawaran terhadap dolar lebih sedikit di pasar pertukaran mata uang asing. Kurva penawaran
untuk dolar bergeser ke kiri dari S1 ke S2. Berkurangnya penawaran dolar menyebabkan nilai
tukar riil naik dari E1 ke E2. Artinya, dolar menjadi lebih bernilai dibandingkan dengan mata
uang asing.
Kenaikan ini, membuat barang A.S. lebih mahal dibandingkan dengan barang asing.
Karena orang-orang baik di Amerika Serikat maupun di luar negeri mengalihkan pembelian
mereka dari barang A.S. yang lebih mahal, ekspor dari Amerika Serikat akhirnya jatuh namun
impor ke Amerika Serikat naik. Untuk kedua alasan itu, ekspor neto A.S. jatuh. Oleh karena
itu, dalam perekonomian terbuka, defisit anggaran pemerintah meningkatkan suku bunga riil,
10
membatasi investasi domestik, menyebabkan mata uang naik, dan mendorong neraca
perdagangan menuju defisit.
Contoh penting dari pelajaran ini terjadi di Amerika Serikat pada 1980-an. Tak lama
setelah Ronald Reagan terpilih sebagai presiden pada tahun 1980, kebijakan fiscal pemerintah
federal AS berubah secara dramatis. Presiden dan Kongres memberlakukan pemotongan besar
dalam pajak, tetapi mereka tidak memotong pengeluaran pemerintah hamper sebanyak pajak.
Hasilnya adalah defisit anggaran yang besar. Model kita dalam perekonomian terbuka
memperkirakan bahwa kebijakan semacam itu seharusnya mengarah pada defisit
perdagangan, dan faktanya memang demikian, kita melihat dalam sebuah studi kasus pada
bab sebelumnya. Karena defisit anggaran dan defisit perdagangan selama periode ini sangat
erat terkait dalam teori dan praktik, mereka dijuluki defisit kembar. Namun, kita sebaiknya
tidak melihat kesamaaan ini identik, karena banyak faktor di luar kebijakan fiskal dapat
memengaruhi defisit perdagangan
2.3.2 Kebijakan Perdagangan
Kebijakan perdagangan (trade policy) mernpakan kebijakan pemerintah yang secara
langsung memengaruhi jumlah barang dan jasa yang diimpor atau diekspor oleh suatu negara.
Terdapat berbagai bentuk kebijakan perdagangan. Salah satu jenis kebijakan perdagangan
yang umum adalah tarif dalam bentuk pajak pada barang impor serta jenis lainnya adalah
kuota impor yaitu batasan jumlah barang tertentu yang dapat diproduksi di luar negeri dan
dijual di dalam negeri. Kebijakan-kebijakan perdagangan lazim diberlakukan di seluruh dunia
meskipun terkadang bentuknya tersembunyi. Sebagai contoh, pemerintah terkadang menekan
eksportir asing untuk mengurangi juimlah barang yang dapat mereka jual di negaranya. Hal
yang disebut dengan "pembatasan ekspor secara sukarela" (voluntarily export restrictions) ini
sebenarnya tidak begitu sukarela dan intinya merupakan salah satu bentuk kuota impor.
Untuk memahami pengaruh ekonomi makro pada kebijakan perdagangan kita dapat
mengasumsikan berbagai anggapan yang mengarah pada kebijakan perdagangan. Anggaplah
bahwa industri mobil Malaysia, yang mengkhawatirkan kompetisi dengan pembuat mobil
Jepang. Kemudian mereka meyakinkan pemerintah Malaysia untuk menerapkan kuota
sejumlah mobil yang dapat diimpor dari Jepang. Untuk mendukung perjuangan mercka, para
pelobi untuk industri mobil menilai bahwa pembatasan perdagangan akan meningkatkan
keseimbangan perdagangan Malaysia. Hal tersebut dapat dianalisis dengan ilustrasi kurva.
Tingkat suku
(a) Pasar Dana Pinjaman (b) Arus Keluar Modal Neto
bunga riil Penawaran
r r Arus keluar
1 1 modal neto
NCO
Permintaan
11
Tingkat nilai S
tukar riil
D2
D1 Jumlah Mata Uang
Lokal
13
implikasi dari pelarian modal terhadap ekonomi seperti yang terjadi di Filipina, terdapat 3
langkah untuk menganalisisnya yang digambarkan dengan ilustrasi kurva.
Langkah pertama yaitu memperhatikan kurva mana yang dipengaruhi oleh pelarian
modal. Sebagai asumsinya yaitu ketika investor di seluruh dunia memperhatikan masalah
politik di Filipina. Hal ini menyebabkan mereka menjual beberapa aset Filipina mereka dan
menggunakannya untuk membeli aset AS. Tindakan ini meningkatkan arus keluar modal neto
Filipina sehingga memengaruhi kedua pasar. Jadi, hal ini memengaruhi arus keluar modal dan
selanjutnya memengaruhi penawaran mata uang Filipina yaitu peso di pasar pertukaran valuta
asing. Selain itu, karena permintaaan untuk dana pínjaman berasal dari investasi domestik dan
arus keluar modal neto, pelarian modal memengaruhi kurva permintaan di pasar dana
pinjaman.
Langkah kedua yaitu memperhatikan ke arah mana kurva tersebut bergeser. Ketika
arus keluar modal neto meningkat, ada permintaan yang Iebih besar untuk dana pinjaman
guna membiayai pembelian aset modal di luar negeri ini. Dengan demikian, seperti yang
ditunjukkan kurva (a) digambarkan bahwa kurva permintaan dana pinjaman bergeser ke kiri
dari D1 ke D2. Selain itu, karena arus keluar modal neto lebih tinggi untuk semua tingkat suku
bunga, kurva arus keluar modal neto juga bergeser ke kiri dari NCO 1 ke NCO2 seperti yang
digambarkan pada kurva (B).
Langlah ketiga yaitu memperhatikan dampak pelarian modal terhadap perekonomian
dengan membandingkan keseimbangan lama dan baru. Pada kurva A menunjukkan bahwa
permintaan untuk dana pinjaman yang naik menyebabkan tingkat suku bunga di Filipina naik
14
dari r1 menjadi r2, Kiurva (B) menunjukkan bahwa arus keluar modal neto Filipina naik,
meskipun kenaikan tingkat suku bunga memang membuat aset Filipina lebih menarik, ini
hanya mengimbangi sebagian pengaruh pelarian modal terhadap arus keluar modal neto. Pada
kurva (C) menggambarkan bahwa kenaikan pada arus keluar modal neto meningkatkan
penawaran peso di pasar untuk pasar pertukaran valuta asing cari S1 ke S2, artinya saat orang-
orang mencoba untuk keluar dari aset Filipina, ada ketersediaan peso yang besar untuk
ditukarkan dengan mata uang asing. Kenaikan penawaran peso menyebabkan peso turun dari
E1 ke E2. Dengan demikian, pelarian modal dari Filipina meningkatkan tingkat suku bunga
Filipina dan menurunkan nilai peso di pasar pertukaran vaiuta asing.
Perubahan harga ini yang dihasikan dari pelarian nodal memengaruhi beberapa
besaran ekonomi makro yang penting. Turunnya nilai mata uang membuat ekspor lebih murah
dan impor lebih mahal, mendorong keseimbangan perdagangan menuju surplus. Pada saat
yang bersamaan, kenaikan tingkat suku bunga mengurangi investasi domestik yang
memperlambat akumulasi modal dan pertumbuhan ekonomi. Meskipun pelarian modal
memiliki pengaruh yang besar pada negara tempat di mana modal keluar, ini juga
memengaruhi negara-negara lain. Ketika modal mengalir keluar dari Filipina ke Amerika
Serikat, misalnya ia memiliki pengaruh yang berseberangan terhadap perekonomian AS,
seperti pengaruhnya terhadap perekonomian Filipina. Khususnya, kenaikan pada arus keluar
modal neto Filipina terjadi pada waktu yang sama dengan turunnya arus keluar modal neto
AS. Saat nilai peso turun dan tingkat suku bunga Filipina naik, nilai dolar naik dan tingkat
suku bunga AS turun. Ukuran pengaruh ini terhadap perekonomian AS terbilang kecil,
bagaimanapun, karena ekonomi Amerika Serikat sangatlah besar dibandingkan dengan
Filipina.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan:
1. Sebuah kebijakan yang mengurangi tabungan nasional, seperti defisit anggaran
pemerintah, mengurangi ketersediaan dana pinjaman dan mendorong tingkat suku
bunga naik. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi mengurangi arus keluar modal, yang
mengurangi ketersediaan mata uang lokal di pasar untuk pasar pertukaran valuta asing.
Mata uang lokal naik, dan ekspor neto turun.
2. Meskipun kebijakan yang membatasi perdagangan, seperti tarif atau kuota impor,
terkadang dianjurkan sebagai cara untuk mengubah keseimbangan (dari perdagangan,
kebijakan ini tidak selalu memiliki dampak tersebut. Pembatasan perdagangan
menaikkan ekspor neto untuk nilai tukar yang diberikan sehingga meningkatkan
permintaan untuk mata uang lokal di pasar untuk pasar pertukaran valuta asing.
Akibatnya, mata uang lokal naik nilainya, membuat barang domestik menjadi lebih
mahal dibandingkan dengan barang luar negeri. Kenaikan ini mengimbangi pengaruh
awal dari pembatasan perdagangan terhadap neto.
3. Ketika para investor mengubah sikap mereka mengenai penyimpanan aset sebuah
negara. Konsekuensi terhadap perekonomian ekonomi negara tersebut dapat jadi
sangat mendalam. Khususnya, ketidakstabilan politik dapat mengarah pada pelarian
modal yang cenderung menaikkan tingkat suku bunga dan menyebabkan nilai mata
uang turun.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
Pertanyaan
1. Jelaskan penawaran dan permintaan di pasar untuk dana pinjaman dan pasar untuk
pertukaran mata uang asing. Bagaimana pasar ini terhubung?
Jawaban:
A. Pasar untuk dana pinjaman.
Pasokan dana pinjaman berasal dari tabungan Nasional. Tabungan nasional meliputi
tabungan pribadi dan tabungan publik. Tabungan pribadi adalah yang tersisa setelah rumah
tangga dan perusahaan membayar semua pajak dan konsumsinya (tabungan swasta =
YTC).Tabungan publik adalah perbedaan antara pendapatan pajak dan pengeluaran
pemerintah (tabungan publik = TG).Permintaan dana pinjaman berasal dari investasi dalam
negeri dan arus modal keluar neto. Penawaran dan permintaan dana pinjaman menentukan
tingkat bunga riil. Pada tingkat bunga riil yang lebih tinggi, orang menabung lebih banyak dan
ini meningkatkan jumlah dana pinjaman. Pada tingkat bunga yang lebih tinggi, pinjaman
menjadi lebih mahal dan menghambat investasi. Oleh karena itu, mengurangi jumlah dana
pinjaman yang diminta. Suku bunga tinggi menurunkan arus modal keluar neto. Kurva
penawaran dana pinjaman adalah ceroboh ke atas karena hubungan positif antara tingkat
bunga riil dan jumlah dana pinjaman. Di sisi lain, permintaan pinjaman dapat ceroboh secara
negatif karena hubungan terbalik antara tingkat bunga riil dan jumlah dana pinjaman yang
diminta.
B. Pasar untuk valuta asing.
Pasar untuk valuta asing terjadi ketika orang memperdagangkan barang dan jasa
dengan negara lain, dan mereka dibayar dalam mata uang domestik mereka sendiri.Pasokan di
pasar berasal dari arus modal keluar neto. Permintaan di pasar untuk valuta asing berasal dari
ekspor neto.Permintaan dan penawaran pertukaran mata uang asing ini menentukan nilai
tukar. Arus modal keluar neto merupakan jumlah dolar yang disediakan untuk membeli aset
asing. Ekspor neto adalah jumlah dolar yang diminta untuk tujuan membeli ekspor neto
barang dan jasa AS. Misalnya, ketika nilai tukar riil AS naik, barang kita menjadi relatif
mahal untuk barang asing. Ini menurunkan ekspor dan meningkatkan impor. Oleh karena itu,
kenaikan nilai tukar (apresiasi dolar) mengurangi jumlah dolar yang diminta.
18
Pasokan dana pinjaman berasal dari tabungan nasional; permintaan dana pinjaman
berasal dari investasi dalam negeri dan arus modal keluar neto. Pasokan dolar di pasar valuta
asing berasal dari arus modal keluar neto; permintaan dolar di pasar valuta asing berasal dari
ekspor neto. Yang menghubungkan antara kedua pasar adalah arus modal keluar neto.
2. Mengapa defisit anggaran dan defisit perdagangan kadang-kadang disebut defisit
kembar?
Jawaban :
Defisit anggaran pemerintah dan defisit perdagangan kadang-kadang disebut defisit
kembar karena defisit anggaran pemerintah sering menyebabkan defisit perdagangan. Defisit
anggaran pemerintah menyebabkan berkurangnya tabungan nasional, menyebabkan tingkat
bunga meningkat, dan mengurangi arus modal keluar neto. Penurunan arus modal keluar neto
mengurangi pasokan dolar, meningkatkan nilai tukar riil. Dengan demikian, neraca
perdagangan akan bergerak menuju defisit.
3. Misalkan serikat pekerja tekstil mendorong orang untuk hanya membeli pakaian
buatan Amerika. Apa yang akan dilakukan kebijakan ini terhadap neraca perdagangan
dan nilai tukar riil? Apa dampaknya bagi industri tekstil? Apa dampaknya terhadap
industri otomotif?
Jawaban :
Jika sebuah serikat pekerja tekstil mendorong orang untuk hanya membeli pakaian
buatan Amerika, impor akan berkurang, sehingga ekspor neto akan meningkat untuk setiap
nilai tukar riil yang diberikan. Ini akan menyebabkan kurva permintaan di pasar untuk valuta
asing bergeser ke kanan. Hasilnya adalah kenaikan nilai tukar riil, tetapi tidak berpengaruh
pada neraca perdagangan. Industri tekstil akan mengimpor lebih sedikit, tetapi industri lain,
seperti industri otomotif, akan mengimpor lebih banyak karena nilai tukar riil yang lebih
tinggi.
4. Apa itu pelarian modal? Ketika suatu negara mengalami pelarian modal, apa
pengaruhnya terhadap suku bunga dan nilai tukarnya?
Jawaban :
Capital flight adalah pergerakan dana yang besar dan tiba-tiba ke luar negeri. Pelarian
modal menyebabkan tingkat bunga meningkat dan nilai tukar terdepresiasi.
19
Soal dan Aplikasi
1. Jepang biasanya mengalami surplus perdagangan yang cukup signifikan. Menurut
Anda, apakah ini lebih berhubungan dengan tingginya permintaan pihak asing untuk barang
barang dari Jepang, rendahnya permintaan Jepang terhadap barang barang luar negeri, tingkat
tabungan Jepang yang relatif tinggi terhadap investasi Jepang, atau penghalang struktural
import ke Jepang? Jelaskan jawaban Anda
Jawaban : Jepang biasanya mengalami surplus perdagangan yang cukup signifikan
karenatingkat tabungan Jepang karena tinggi terhadap investasi domestik Jepang. Hasilnya
adalah tingginya arus keluar modal neto, yang menyebabkan tingginya ekspor neto, sehingga
menghasilkan surplus perdagangan. Kemungkinan lainnya (tingginya permintaan pihak asing
untuk barang barang Jepang, rendahnya permintaan Jepang terhadap barang barang luar
negeri, dan penghalang struktural import ke Jepang) akan mempengaruhi tingkat nilai tukar
riil, tetapi tidak surplus perdagangan.
c. Perubahan
kualitas barang
tidak dapat
menyebabkan kenaikan defisit perdagangan. Penurunan nilai tukar riil berarti bahwa
kita mendapatkan barang barang asing lebih sedikit dalam pertukaran untuk barang
barang, sehingga standar hidup kita bisa menurun.
4. Seorang ekonom yang membahas kebijakan perdagangan di salah satu koran lokal
menulis: "Salah satu keuntungan menghapus pembatasan perdagangan ladalah]
keuntungan industri kita yang menghasilkon barang untuk ekspor. Industri barang
ekspor akan lebih mudah menjual barang mereka di luar negeri-meskipun jika negara
lain tidak mencontoh kita dan mengurangi penghalang perdagangan mereka." Jelaskan
dengan kata kata mengapa industri ekspor Anda memperoleh keuntungan dari
pengurangan pembatasan impor.
Jawaban :
Pengurangan pembatasan impor akan mengurangi ekspor neto pada setiap nilai tukar
rill yang diberikan, sehingga menggeser kurva permintaan mata uang lokal ke kiri. Pergeseran
kura permintaan untuk mata uang lokal menyebabkan penurunan nilai tukar riil, yang
meningkatkan ekspor neto. Karena arus keluar modal neto tidak berubah, dan ekspor neto
sama dengan arus keluar modal neto, maka tidak ada perubahan dalam ekspor neto atau
keseimbangan perdagangan. Akan tetapi ekspor dan impor meningkat, sehingga industri
ekspor memperoleh keuntungan.
22
5. Misalkan konsumen di negara-negara Asia yang berdekatan tiba-tiba mengembangkan
selera yang kuat terhadap produk makanan yang Anda ekspor. lawabl ah pertanyaan-
pertanyaan berikut ini dengan kata-kata serta diagram.
a. Apa yang terjadi pada permintaan mata uang Anda di pasar pertukaran valuta
asing?
b. Apa yang terjadi pada nilai mata uang Anda di pasar pertukaran valuta asing?
c. Apa yang terjadi pada jumlah ekspor neto?
Jawaban :
a. Ketika konsumen di negara negara Asia yang berdekatan tiba tiba mengembangkan
selera yang kuat terhadap produk makanan yang di ekspor, permintaan mata uang di
pasar pertukaran valuta asing akan meningkat pada setiap nilai tukar riil yang
diberikan.
b. Hasil dari peningkatan permintaan mata uang adalah kenaikan nilai tukar riil.
c. Jumlah ekspor neto tidak berubah
24
8. Misalkan tingkat
bunga riil meningkat di seluruh Eropa. Jelaskan bagaimana perkembangan ini akan
memengaruhi arus keluar modal A.S. Kemudian jelaskan bagaimana hal itu akan
memengaruhi ekspor neto A.S. dengan menggunakan formula dari bab ini dan dengan
menggambar diagram. Apa yang akan terjadi pada tingkat bunga riil AS dan nilai tukar
riil?
Jawaban :
Suku bunga riil yang lebih tinggi di Eropa menyebabkan peningkatan arus keluar
modal bersih A.S. Arus keluar modal neto yang lebih tinggi mengarah pada ekspor neto yang
lebih tinggi, karena dalam ekuilibrium, ekspor neto sama dengan arus modal keluar neto (NX
= NCO).
25
9. Selama beberapa dekade terakhir, sebagian tabungan Cina telah digunakan untuk
membayar investasi Amerika. Artinya, Cina telah membeli aset modal Amerika
a. Jika Cina memutuskan bahwa mereka tidak lagi ingin membeli aset AS, apa yang akan
terjadi di pasar dana pinjaman AS? Khususnya, apa yang akan terjadi pada tingkat suku bunga
AS tabungan AS, dan investasi AS?
b. Apa yang akan terjadi di pasar pertukaran valuta asing? Khususnya, apa yang akan
terjadi pada nilai dolar AS dan keseimbangan perdagangan AS?
Jawaban :
a. Jika elastisitas aliran modal keluar AS sehubungan dengan tingkat bunga riil sangat
tinggi, tingkat bunga riil yang lebih rendah yang terjadi karena peningkatan tabungan
swasta akan meningkatkan aliran modal keluar yang besar, sehingga investasi
domestik AS tidak akan meningkat banyak. .
b. Karena peningkatan tabungan pribadi mengurangi tingkat bunga riil, mendorong
peningkatan arus modal keluar neto, nilai tukar riil akan menurun. Jika elastisitas
ekspor A.S. sehubungan dengan nilai tukar riil sangat rendah, akan diperlukan
penurunan besar dalam nilai tukar riil untuk meningkatkan ekspor neto AS cukup
dengan menyamai peningkatan dalam arus modal keluar neto.
26