Disusun oleh
c.Tidak ada insentif bagi perusahaan untuk masuk keluar karna laba nol
(zeroeconomi propit )
PT KIANI KERTAS
Kembali, lebih dari 1000 orang karyawan PT. Kiani Kertas (Kertas
Nusantara) dijadwalkan akan demo di depan kantor pemkab Berau
Kalimantan Timur karena tunggakan gaji yang tidak diterima karyawan
selama lebih dari 5 bulan. Pembayaran ini sudah ditunggak sejak bulan
Agustus tahun lalu, karena kondisi keuangan perusahaan kertas terbesar
di Asia tersebut dalam kondisi kritis. Ada apa dengan PT. Kiani Kertas?
Bukankah dulu perusahaan ini berkibar dan sangat menguntungkan?
Mengapa kini dalam kondisi terengah -engah? Salah kelola seper ti apa?
Apa ada yang bocor? Menurut Suyadi, Ketua DPC SBSI Berau Kaltim,
sebelum diambil alih oleh Prabowo, kondisi PT. Kiani sangat sehat. Pabrik
berjalan dengan baik, karyawan sejahtera, penduduk sekitar yang
memiliki pohon diuntungkan juga dengan menyup lai ke PT. Kiani Kertas.
Sebelum diambil alih oleh Prabowo, perusahaan itu sangat bermanfaat
bagi masyarakat sekitar dan berhasil meningkatkan taraf perekonomian di
Berau. Tetapi sekarang, walupun mesin -mesin masih baik, suplai kayu
sudah ada (dari masyara kat sekitar yang menanam pohon kayu di HTI),
tetapi mengapa justru produksi dihentikan? Pengambil Alihan PT. Kiani
Kertas dari Bob Hassan ke Prabowo Dulu perusahaan ini merupakan
perusahaan milik Bob Hassan. Perusahaan ini diambil alih oleh BPPN
terkait penyelesaian hutang Bank Umum Nasional milik Bob Hassan
senilai Rp 8,9 Trilyun. Berarti dalam hitungannya ketika itu tentu nilai
PT. Kiani Kertas senilai Rp 8,9 Trilyun. Tahun 2002, BPPN menawarkan
kepada perusahaan milik Prabowo Subianto, PT. Voyala, yang k emudian
membeli semua saham PT. Kiani senilai Rp 7,1 Trilyun. Dari nilai tersebut,
US$ 230 juta (sekitar Rp 2,3 Trilyun) merupakan kredit dari Bank Mandiri.
Tetapi kemudian PT. Kiani terjerat dalam kredit macet tidak mampu
membayar hutangnya ke Bank Mandir i.
PT.Kiani lolos dari gugatan pailit setelah 89% atau 120 kr editur dari 143
setuju memberikan perpanjangan masa pembayaran hutang. Keputusan
ini diambil dari rapat pemungutan suara yang diadakan untuk
memutuskan atau menolak proposal perpanjangan hutang oleh
perusahaan milik Prabowo tersebut. Perpanjangan masa pemb ayaran
terhitung mulai 2013, selama 15 tahun untuk kreditur separatis dan 20
tahun untuk kreditur konkuren Data kurator kepailitan menunjukkan
bahwa hutang perusahaan terdiri dari :
Kesimpulan:
Jadi Pt Kiani kertas mengalami kerugian dalam jangka panjang pada kasus
t e r s e b u t k a r n a perusahaan berhutang untuk menjalankan bisnis dan operasionalnya
Sehingga pemindah alihan kepemilikan perusahaan dari Bob Hasan ke PT. Voyala, perusahaan
milik Prabowo Subianto yang membeli seluruh saham PT. Kiani yang senilai Rp 7,1 Trilyun
namun dari nilai tersebut, US$ 230 juta (sekitar Rp 2,3 Trilyun) merupakan kredit dari Bank
Mandiri.