Anda di halaman 1dari 27

RINGKASAN MATERI KULIAH PENGANTAR BISNIS (B2)

SEMESTER GANJIL 2019/2020


FUNGSI PRODUKSI

KELOMPOK II

07 1907521044 DEBORA DWI ARUM PUSPITALOKA


16 1907521054 RADJA BANU ROCHMANDA
19 1907521057 SI LUH MADE DWI APRILIA SANTIKA
21 1907521059 MARSELLINA NOVIYANTI
26 1907521064 NI MADE MAYA INDRA PRATIWI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


REGULER BUKIT
UNIVERSITAS UDAYANA
DAFTAR ISI

Daftar isi………………………………………..……………………………………02

Bab I………………………………………………………………………..………...03

a. Hakikat fungsi produksi………………………………………………….......03


b. Perencanaa luas produksi………..…………………………………………...04
c. Perencanaan lokasi pabrik…………………………………………………...08
d. Perencanaan layout pabrik……………….……………………………..........11
e. Perencanaan bahan baku……………………………………………………..16
f. Perenanaan lingkungan kerja…………………………………………….......19
g. Pengendaliaan produksi………………………………………………….......20
h. Pengendalian biaya produksi…………………………………………….......23

Bab II………………………………………………………………………………...26

a. Kesimpulan………………………………………….……………………….26

Daftar Pustaka...………………………………………………………………….......27

2
BAB I

PEMBAHASAAN

1.1 Hakikat Produksi


1.1.1 Perencanaan Produksi
Proses Produksi akan menghasilkan produk. Produk yang dihasilkan dapat
berupa barang yaitu benda yang berwujud, akan tetapi dapat pula berupa
benda yang tak berwujud yang sering disebut jasa. Barang maupun jasa yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan harus direncanakan dengan baik agar produk
yang diciptakan itu nanti dapat bermutu tinggi, ongkos produksinya murah
dan cocok dengan selera konsumen pemakainya. Oleh karena itu, maka
pengusaha haruslah memikirkan mutu produk yang akan diproduksinya.
Untuk merencanakan desain atau mutu produk kita perlu mengetahui bahwa
produk itu terdiri dari berbagai atribut. Dalam perencaan produksi terdapa
komponen yang harus diperhatikan yaitu :
a. Atribut Produk
Atribut yang beraspek teknis adalah yang berkaitan dengan kemampuan
teknis dari produk tersebut misalnya keawetanya sepeda motor, tidak
blobornya suatu bolpoin. Aspek ini sering disebut aspek yang kasat mata
atau tangible aspect. Ada juga aspek yang tidak kasat mata atau intangible
aspect. Aspek ini hanya dapat ditemukan dengan mata hati atau rasa.
Misalkan seorang akan merasa profosional dia akan memakai dasi.
b. Posisi Produk
Posisi produk merupakan suatu pandangan konsumen terhadap posisi dari
berbagai produk yang ditawarkan oleh para bisnisman.
c. Siklus Kehidupan Produk

3
Setiap produk akan selalu memiliki jangkuan masa hidup yang berbeda-
beda. Ada produk yang mimiliki masa hidup yang panjang ada pula yang
hanya memiliki masa hidup yang sangat pendek.
d. Portofolio Produk
Portofolio merupakan keadaan dimana suatu perusahaan memiliki
beberapa macam produk yang dihasilkannya dan dipasarkannya kepada
masyarakat luas. Dengan demikian, maka perusahaan itu memiliki produk
yang harus bersama-sama sekaligus untuk dipikirannya. Oleh karena itu,
dikenal sebagai pemikiran tentang sekumpulan produk atau product
portofolio.

1.2 Perencanaan Luas Produksi


Perencanaan luas produksi merupakan maslah penentuan terhadap berapa banyak
jumlah volume produksi yang harus dihasilkan dalam periode atau tahun tertentu.
Masalah ini sering dikenal sebagai penentuan target produksi. Berapa target
produksi untuk tahun yang akan datang merupakan persoalan yang harus
ditetapkan oleh manajer produksi. Dengan target itulah maka rencana ataupun
program program produksi seperti pengadaan bahan, tenaga kerja, nya bahan
pembantu, peralatan-peralatan yang diperlukan beserta prosesnya akan dapat
direncanakan dengan lebih cermat. Untuk keperluan itulah maka luas produksi
perlu ditentukan terlebih dahulu. Untuk menentukan luas atau target produksi itu
maka tentu saja akan hanyak faktor yang perlu diperhatikan. Faktor-faktor
tersebut akan mempengaruhi dan menentukan besar kecilnya target produksi kita.

Adapun faktor penentu tersebut adalah:


1. Bahan baku yang tersedia.
2. Tersedianya tenaga kerja (ahli) yang diperlukan.
3. Dana yang diperlukan untuk pembiayaan.
4. Besarnya potensi pasar yang terbuka

4
Semua faktor tersebut akan mempengaruhi secara langsung terhadap Kesemua
faktor tersebut dapat dianalisa bersama-sama dalam suatu biaya produksi serta
hasil yang dapat diperoleh oleh perusahaan. Suatu model yang dapat kita
pergunakan untuk menganalisa ini adalah apa yang sering disebut sebagai analisa
"Titik Pulang Pokok" atau "Titik Impas" atau "Break Even Point" yang disingkat
menjadi "BEP".

1.2.1 Biaya Tetap


Biaya tetap adalah Biaya yang tetap sama, terlepas dari volume yang dihasilkan.
Biaya ikut berubah sejalan dengan perubahan dalam output.

1.2.2 Biaya Variable


Biaya Variabel adalah biaya yang besarnya selalu mengikuti dan tergantung dari
besar kecilnya volume produksi. setiap volume produksi bertambah maka biya
itupun akan ikut bertambah pula besarnya. sebaliknya bila produksi dikurangi
biaya itupun akan berkurang juga. contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku.
biaya bahan baku tentu saja akan selalu mengikuti jumlah yang diprpduksikan.

5
hanya saja dalam hal ini variabelitaanya bisa berbeda beda. Biaya variabel dapat
diformulasikan dalam persamaan matematika sebagai berikut:
V = v.q
keterangan :
V = Total Biaya Produksi
v = Biaya Variabel per unit
q = Jumlah produksi

1.2.3 Biaya Total


Dari biaya tetap dan biaya variabel tersebut akan membentuk menjadi biaya total
yang harus ditanggung oleh pengusaha. penjumlahan dari kedua ongkos tersebut
akan menghasilkan biaya total atau “Total Cost”
Biaya total dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut :
TR = p.q
keterangan :
TR = Total Revenue (Total Hasil)
p = Price (Harga jual) per unit
q = Volume produksi

6
1.2.4 Total Hasil Penjualan
Setelah unsur biaya berikutnya adalah menganalisa hasil atau revenuenya. Garis
hasil penjualan itu merupakan fungsi dari jumlah yang diproduksikan dengan
harga jualnya. semakin banyak yang diproduksikan akan semakin besar hasil yang
diperoleh. begitu pula semakin tinggi harga jual yang ditetapkan akan semakin
besar pula hasilnya. Total hasil dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai
berikut :
TR = p.q
keterangan :
TR = Total Revenue (Total Hasil)
p = Price (Harga jual) per unit
q = Volume produksi

1.2.5 Titik Impas dan Luas Produksi

7
Total Hasil = Total Biaya
TR = TC
TR = FC + VC
p.q = FC + v.q
p.q - v.q = FC
(p-q). q = FC
Q = FC/p-v

1.3 Perencanaan Lokasi Pabrik


Lokasi merupakan salah satu faktor yang penting bagi perusahaan, karena
akan mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan dan menentukan
kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Tujuan dari perencanaan lokasi pabrik
ini sendiri adalah agar perusahaan dapat berproduksi atau beroperasi dengan
lancar efektif dan efisien. Ini berarti bahwa dalam menentukan lokasi perlu
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya produksi dan
biaya distribusi dari barang / jasa yang dihasilkan sehingga biaya-biaya ini dapat
menjadi serendah mungkin.

8
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi secara garis besar, faktor-
faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi dibagi menjadi 2, yaitu :
 Faktor-faktor utama, meliputi :
a. Letak dari pasar
b. Letak dari sumber-sumber bahan mentah
c. Terdapatnya fasilitas pengangkutan
d. Supply dari buruh atau tenaga kerja yang tersedia.
e. Terdapatnya pembangkit tenaga listrik.
 Faktor-faktor sekunder, meliputi :
a. Rencana masa depan.
b. Biaya dari tanah dan gedung.
c. Kemungkinan perluasan.
d. Terdapatnya fasilitas service.
e. Terdapatnya fasilitas pembelanjaan

Tahap-Tahap Perencanaan Lokasi Pabrik:


1. Tahap Pertama
Melihat kemungkinan daerah-daerah mana yang dapat ditentukan sebagai daerah-
daerah alternatif dengan melihat ketentuan dari pemda setempat mengenai daerah-
daerah mana yang diperkenankan untuk mendirikan pabrik tertentu. Biasanya
dilihat : jenis proses produksi, faktor tenaga kerja, dan pengangkutan.
2. Tahap kedua
Melihat pengalaman orang lain atau pengalaman kita sendiri dalam menentukan
lokasi pabrik. Dalam hal ini, jenis barang hasil produksi dan proses
pengerjaannya selalu akan menentukan kekhususan pabrik tersebut, seperti
mengenai lokasinya, transportasi, serta faktor-faktor lainnya yang dianggap
penting.
3. Tahap Ketiga
Mempertimbangkan dan menilai masyarakat dari daerah yang pada tahap kedua
telah dipilih untuk daerah lokasi pabrik karena dianggap paling menguntungkan.

9
Metode Penilaian Pemilihan Lokasi Pabrik
Terdapat 5 metode kuantitatif dan sistematis yang dapat manajer dalam pemilihan
lokasi pabrik, meliputi :
1. Metode Penilaian Bobot (Factor Rating Method)
Merupakan metode penilaian yang paling mudah, dimana faktor-faktor penting
seperti pasar, pengangkutan, bahan baku, tenaga kerja, tenaga listrik, dan iklim
dibandingkan dengan bobot yang ada dam diambil lokasi yang memiliki bobot
paling tinggi. Tetapi, kelemahannya adalah penilaian bobot pada faktor-faktor
penting tersebut terlalu subjektif sehingga tidak relevan.
2. Metode Analisis Ekonomi (Economic Analysis Method)
Metode analisis ekonomi adalah metode yang menganalisis biaya-biaya operasi
pada setiap alternatif lokasi, dan memilih lokasi berdasarkan pada lokasi mana
yang memberikan keuntungan terbesar.
Rumus yang digunakan :
𝝅 = TR - (TFC + TVC)
Dimana :
TR = Total pendapatan (Total Revenue)
TFC = Totak biaya tetap (Total Fixed Cost)
TVC = Total biaya variabel (Total Variable Cost)

3. Metode Center of Gravity


Metode center of gravity merupakan teknik matematis yang digunakan untuk
menemukan lokasi pusat distribusi yang akan meminimalkan biaya distribusi.
Jadi, pemilihan lokasi pabrik akan terdapat tepat di tengah-tengah dari jarak
semua pasar yang ada sehingga dapat meminimalkan biaya distribusi. Metode ini
memperhitungkan lokasi pasar, jumlah barang yang dikirim ke pasar tersebut, dan
biaya pengiriman untuk menemukan lokasi terbaik untuk sebuah pasar distribusi.
Kelemahan dari metode ini adalah karena penentuan lokasi berdasarkan koordinat
tertentu, akan mengalami masalah jika lokasi yang didapatkan terdapat tepat di
tengah laut, atau tempat lainnya yang tidak dapat diakses pabrik.

10
4. Metode Locational Break Even Analysis
Locational break even analysis adalah metode yang menganalisis biaya-biaya
yang muncul dari setiap alternatif yang ada, dan memilih lokasi dengan total
biaya paling rendah.

1.4 Layout Pabrik

Layout Pabrik didefinisikan sebagai tataletak/susunan fasilitas, mesin-mesin dan


peralatan pabrik yang dimiliki oleh perusahaan. Tujuan dari perencanaan layout
adalah untuk mendapatkan susunan tata letak yang paling optimal dari fasilitas-
fasilitas produksi yang tersedia di dalam perusahaan. Dengan adanya susunan tata
letak yang optimal tersebut diharapkan pelaksanaan proses produksi dpat berjalan
dengan efisien dan lancar.

1.4.1 Jenis Layout Pabrik

1. Layout Proses atau Layout Fungsional atau Functional Layout atau


Process Layout

Dalam layout ini mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang memiliki kesamaan


fungsi dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu tempat atau ruang tertentu. layout
semacam ini biasanya dipergunakan untuk perusahaan-perusahaan yang berproduksi
dalam rangka memenuhi pesanan dimana terdapat banyak pesanan yang berbeda baik
dalam bentuk, kualitas, maupun jumlahnya.

2. Layout Produk atau Layout Garis Atau Product Layout atau Line
Layout

Di dalam layout jenis ini mesin-mesin dan perlengkapan pabrik disusun berdasarkan
urutan opersi proses produksi yang diperlukan untuk membuat suatu produk.

3. Layout Kelompok atau Group Layout

11
Pada layout ini, mesin-mesin dan perlengkapan yang digunakan untuk membuat atau
memproses komponen yang sama

4. Layout Posisi Tetap

Layout ini merupakan susunan letak mesin dan fasilitas produksi yang diatur di dekat
tempat proses produksi dengan posisi tetap.

Keempat macam layout tersebut pada dasarnya dapat dipergunakan baik untuk
produksi untuk pesanan maupun produksi untuk pasar. Akan tetapi secara umum
biasanya penggunaan layout proses bagi produksi untuk pesanan dan layout produk
bagi produksi untuk pasar.

1.4.2 Kelebihan dan Kelemahan Tiap-Tiap Jenis Layout:

 Layout Fungsional
a. Kelebihan Layout Fungsional
1. Dapat mengakibatkan pemanfaatan mesin secara optimal, spesialisasi mesin
dan tenaga kerja
2. Bagian-nagian fungsional luwes dan dapat memproses berbagai jenis produk
3. Mesin-mesin merupakan mesin srbaguna yang biasanya biayanya lebih rendah
bila dibandingkan dengan mesin yang bersifat khusus
4. Produk dan layanan yang memerlukan proses yang bermacam-macam dapat
dengan mudah diproses
5. Fasilitas lain dalam layout fungsional tidak terpengaruh dengan adanya
kemungkinan salah satu mesin rusak
6. Mesin dan karyawan saling tergantung sehingga layout ini sangat sesuai untuk
pelaksanaan sistem upah borongan.
b. Kelemahan Layout Fungsional
1. Fasilitas atau mesin serbaguna biasanya lebih lamban dalam pengoperasian
bila dibandingkan dengan mesin khusus sehingga biaya operasional per satuan
lebih tinggi

12
2. Penentuan jalannya proses (routing) dan penentuan jadual (schedulling) serta
akuntansi biayanya sulit sebab setiap pesanan harus dikerjakan tersendiri
3. Pengendalian bahan (material handling) dan biaya angkut bahan dalam pabrik
relatif tinggi
4. Gerakan bahan-bahan di dalam pabrik lamban sehingga persediaan dalam
proses relatif besar, lagi pula diperlukan tempat penyimpanan yang luas
5. Pesanan-pesanan sering hilang
6. Sulit dilakukan keseimbangan tenaga kerja dan mesin-mesin
7. Sering terjadi proses membalik

 Layout Produk
a. Kelebihan Layout Produk
1. Fasilitas mesin dapat dioperasikan secara cepat
2. Penentuan routing dan schedulling mudah
3. Tak perlu material handling
4. Bahan cepat diproses
5. Pesanan tak ada karena proses untuk pasar
6. Tak memerlukan banyak karyawan karena fasilitas bersifat otomatis
b. Kelemahan Layout Produk
1. Fasilitas yang satu tergantung dengan fasilitas yang lain sehingga kerusakan
mesin yang satu akan dapat menghentikan seluruh proses produksi
2. Bila fasilitas ingin ditambah perlu serangkaian fasilitas yang lain sehingga
investasi mahal
3. Memerlukan perencanaan proses yang matang dan pengawasan proses yang
teliti
 Layout Kelompok
a. Kelebihan Layout Kelompok
1. Menghemat biaya pengendalian bahan
2. Mudah mengetahui dimana setiap kelompok produk berada

13
3. Waktu pengiriman barang jadi dapat lebih cepat dan penentuan
schedullingnya sederhana
4. Biaya tetap dapat dikurangi karena orang bisa mendasarkan diri pada kegiatan
yang lalu
b. Kelemahan Layout Kelompok
1. Pemanfaatan fasilitas tidak penuh
2. Perlu pengendalian bahan yang baik
3. Bagian-bagian tidak luwes
4. Mesin serba guna harus dimanfaatkan penuh

1.4.3 Perencanaan Layout Pabrik

Beberapa langkah yang perlu dilaksanakan dalam perencanaan layout adalah:

1. Perencanaan produk berupa spesifikasi mengenai produk, seperti manfaat,


fungsi, bentuk, ukuran, kualitas dan proses pembuatan, bahan yang diperlukan
dll.
2. Menyusun urutan pekerjaan dalam proses produksi (routing)
3. Menetapkan perlengkapan yang diperlukan dan memilih mesin-mesinnya

Untuk melaksanakan ini maka faktor efisiensi dan faktor cadangan kerusakan
harus diperhitungkan untuk masing-masing jenis operasi. Penggunaan faktor efisiensi
dimaksudkan untuk menunjukkan adanya kemungkinan bahwa pabrik tidak
beroperasi pada kapasitas penuh, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan dalam
schedulling. Semakin rendah faktor efisiensi maka semakin tinggi kebutuhan
kapasitas.

1.5 Perencanaan Bahan Baku

Bahan baku harus direncanakan sedemikian rupa sehingga menopang tercapainya


tujuan bagian produksi yaitu tepat jumlah, tepat waktu, tepat mutu, dan tepat harga.
Pengaturan bahan baku memiliki dua aspek utama yaitu:

1. Penyediaan

14
2. Penggunaan

1.5.1 Penyediaan Bahan

Bahan dasar harus tersedia dengan cukup untuk menjamin kelancaran proses
produksi. Agar tersedia bahan maka bahan tersebut haruslah dibeli. Pembelian bahan
baku ini bisa dilakukan dengan cara besar-besaran atau dengan cara kecil-kecilan.
Bila kita mengadakan bahan itu secara besar-besaran maka frekuensi pembelian akan
jarang dan proses produksi akan lancar karena bahan baku tersedia dengan cukup.
Kedua cara pengadaan bahan tersebut menanggung konsekuensi biaya yang berbeda-
beda.

Konsekuensi biaya yang terjadi dalam pengadaan bahan itu ada 2 macam yaitu:

a. Biaya pembelian atau pemesanan (ordering cost)

Biaya pembelian adalah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam
melakukan kegiatan pemesanan bahan baku. Sering kali terjadi kekeliruan pengertian
bahwa biaya pembelian itu diperhitungkan sebagai harga bahan yang dibeli, hal ini
tidak benar. Harga bahan yang dibeli bukan merupakan biaya pembelian akan tetapi
masuk sebagai biaya bahan, sedangkan biaya pembelian adalah biaya yang harus
ditanggung dari kegiatan pembeliannya itu seperti: transportasi, komunikasi,
penginapan, atau hospitality. Besar kecilnya biaya ini akan sangat tergantung dari
komoditi yang akan dibeli. Ada komoditi yang memerlukan pengurusan yang panjang
dan lama sehingga memakan ongkos yang banyak tetapi ada pula yang simple dan
ongkosnya ringan.

b. Biaya penyimpanan (carrying cost)

Biaya penyimpanan adalah biaya yang harus ditanggung karena kita harus
menyimpan bahan yang sudag dibeli dan belum dipergunakan dalam proses produksi.
Biaya ini sering kali diperhitungkan sebagai risiko berkurangnya nilai bahan tersebut
dalam penyimpanan. Hal ini atas dasar pertimbangan bahwa bahan tersebut akan
berkurang, baik berkurang kualitasnya maupun berkurang jumlahnya. Oleh karena itu

15
seringkali biaya ini dinyatakan dalam presentase tertentu dari nilai bahan yang
disimpan.

Kedua biaya tersebut ditanggung bersama oleh perusahaan. Biaya pembelian dan
biaya penyimpanan akan membentuk total biaya persediaan yang merupakan jumlah
dari kedua biaya tersebut

Grafik biaya persediaan dan EOQ

Dalam grafik tersebut kita melihat ada jumlah pembelian yang mendatangkan biaya
total yang terendah. Titik itulah yang sering disebut sebagai titik atau jumlah
pembelian yang paling ekonomis yang dalam bahasa asing disebut “Economical
Order Quantity”. Jumlah tersebut dipandang pling ekonomis karena total biaya yang
ditanggungnya adalah yang terendah.

16
Semakin banyak bahan yang kita beli berarti kita melakukan pembelian secara besar-
besaran dan dalam hal ini maka frekuensi pembeliannya menjadi jarang. Sebagai
akibat dari caa pengadaan bahan ini biaya pembelian akan menjadi kecil karena
frekuensi pembeliannya jarang sedangkan biaya penyimpanan tentu saja karena bahan
yang kita beli banyak maka kita harus banyak pula menanggung biaya penyimpanan.
Sebaliknya, apabila kita mengadakan bahan secara kecil-kecilan maka frekuensi
pembelian menjadi besar sehingga biaya pembelian atau pemesanannya menjadi
besar sedangkan karena bahan yang dibeli sedikit maka biaya penyimpanannya juga
kecil.

Titik terendah dari total biaya persediaan yang menimbulkan titik EOQ tersebut akan
tercapai apabila biaya penyimpanan sama besarnya atau berpotongan dengan biaya
pemesanan. Pada hal persamaan biaya penyimpanan dapat dirumuskan sebagai
berikut:

C = cTq / 2

Dimana:

C = biaya penyimpanan (carrying cost)

c = biaya penyimpanan per unit.

T = periode (1 tahun)

q = jumlah pembelian

Sedangkan biaya pembelian adalah:

O = Ro / q

Dimana:

O = biaya pemesanan (ordering cost)

R = jumlah kebutuhan bahan selama satu periode

o = biaya pesan setiap kali pemesanan

17
q = jumlah yang dipesan

Dari formulasi biaya pesan dan biaya penyimpanan itu maka dapat kita perhitungkan
EOQ karena titik itu terjadi pada saat biaya simpan sama dengan biaya pemesanan
maka :

C=O

cTq / 2 = Ro/q

x 2q

cTq2 = 2Ro

q =√2𝑅𝑜/𝑐𝑇

Di mana T = 1 tahun maka:

q = √2𝑅𝑜 / 𝑐

1.6 Perencanaan Lingkungan Kerja

Perencanaan adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam suatu perusahaan.
Semua bidang dalam perusahaan memerlukan perencanaan baik dalam bidang
keuangan, tenaga kerja maupun operasional.

Tenaga kerja atau karyawan adalah salah satu hal yang wajib mendapat perhatian
dalam suatu perusahaan. Tenaga kerja akan menjalannkan kegiatan operasional
perusahaan sehingga perusahaan dapat berjalan sesuai perencanaan yang dilakukan.
Untuk memperoleh kinerja yang optimal dari karyawan maka perlu diperhatikan
kebutuhan dari karyawan tersebut. Maka dari itu perlu dilakukan perencanaan
lingkungan kerja yang baik sehingga karyawan dapat bekerja dengan baik dan
menghasilkan kinerja yang baik bagi perusahaan.

18
1.6.1 Perencanaan lingkungan kerja terdiri dari :
1. Pelayanan Karyawan Seorang

Karyawan bekerja untuk sebuah perusahaan pastilah memiliki motivasi. Motivasi


yang paling utama tentu adalah untuk mendapatkan uang atau gaji. Namun disamping
masih ada banyak hal yang diperlukan karyawan untuk dapat memberikan kinerja
terbaiknya pada perusahaan.Disinilah letak pentingnya sebuah perencanaan
pelayanan karyawan. Pelayanan terhadap karyawan yang dimaksud yaitu pemberian
fasilitas atau tunjangan lain di luar gaji yang dapat meningkatkan kesejahteraan
karyawan.Selain pelayanan dalam bentuk fasilitas atau tunjangan yang disebutkan
diatas, pelayanan tersebut juga menyangkut tentang berbagai sarana dan prasarana
yang tersedia di kantor yang dapat mempermudah atau membantu karyawan dalam
menjalankan pekerjaannya.

2. Kondisi Karyawan

Kondisi karyawan akan selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor
internal karyawan yaitu kondisi perusahaan. Perubahan lingkungan Perubahan
kondisi ini harus mendapat perhatian dari pihak perusahaan karena akan sangat
mempengaruhi kinerja karyawan untuk perusahaan. Untuk mengantisipasi masalah
tersebut maka perusahaan juga harus terus menganalisis serta melakukan perubahan
dalam pemenuhan kebutuhan karyawan sesuai dengan kondisi yang sedang terjadi
yang juga harus disesuaikan dengan dengan kemampuan perusahaan.

3. Hubungan Karyawan dengan Pimpinan

Untuk membangun hubungan yang harmonis antara pimpinan dan karyawan


membutuhkan banyak kecerdasan, mulai dari kecerdasan intelektual, emosional,
spiritual, kecerdasan komunikasi dan kecerdasan tanggung jawab. Pimpinan
berfungsi untuk mengkoordinasikan semua kekuatan perusahaan untuk mencapai
misi, visi, strategi, dan tujuan perusahaan; sedangkan karyawan berfungsi membantu
tanggung jawab pimpinan dengan sepenuh hati agar visi, misi, strategi, dan tujuan
perusahaan dapat diwujudkan sesuai rencana dan harapan. Persoalannya, sering sekali

19
pimpinan dan karyawan tidak selalu mampu menyatu dan mencair dalam satu
kekuatan yang utuh dan pasti dalam meraih semua impian perusahaan. Pimpinan
harus memiliki mind set dan perilaku untuk membantu karyawan mencapai kinerja
dan prestasi maksimal dengan cara-cara persuasif. Pimpinan hanya boleh
menggunakan kekuasaannya dalam hal membuat keputusan dan mengarahkan
karyawan ke visi, misi, dan tujuan perusahaan. Tapi dalam hubungan kerja sehari-
hari, pimpinan haruslah berperan sebagai orang tua yang membimbing setiap
karyawan melalui sikap baik dan kasih sayang. Demikian juga dengan karyawan, para
karyawan harus secara ikhlas dan cerdas mengarahkan seluruh energi, potensi, dan
kekuatan dirinya untuk membantu kesuksesan tanggung jawab pimpinan. Hubungan
yang tulus, ikhlas, dan mensyukuri haruslah menjadi modal yang kuat dalam
menyatukan semua perbedaan di dalam perusahaan.Kepemimpinan yang berkualitas
akan muncul di saat pimpinan fokus untuk pertumbuhan potensi karyawan dan
perusahaan. Tidak seorang karyawan pun yang ingin menjadi persis untuk selamanya.
Setiap karyawan pasti mengharapkan perubahan ke arah yang lebih baik dalam karir
kerja dan kehidupan pribadinya. Oleh karena itu, pimpinan wajib berjuang untuk
menciptakan budaya yang memungkinkan orang untuk tumbuh dan berkembang.
Untuk dapat tumbuh dan berkembang, maka setiap karyawan wajib berkontribusi
dengan maksimal buat pimpinan dan perusahaan. Setiap orang di dalam perusahaan,
baik itu pimpinan maupun karyawan wajib berbagi visi yang menunjukkan bahwa
semua orang terlibat dalam suatu tujuan yang lebih besar buat kejayaan perusahaan.

1.7 Pengendalian prduksi

pengendalian produksi merupakan salah satu fungsi yang terpenting dalam usaha
mencapai tujuan perusahaan. Yang dimaksud dengan pengendalian produksi yaitu
merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang telah direncanakan dapat
terlaksana dengan baik. Pengendalian produksi adalah aktivitas yang menetapkan
kemampuan sumber-sumber yang digunakan dalam memenuhi rencana, kemampuan
produksi berjalan sesuai rencana, melakukan perbaikan rencana. Tujuan utamanya

20
adalah memaksimumkan pelayanan bagi konsumen, meminimumkan investasi pada
persediaan, perencanaan kapasitas, pengesahan produksi dan pengesahan
pengendalian produksi, persediaan dan kapasitas, penyimpanan dan pergerakan
material, peralatan, routing dan proses planning, dan sebagainya.

1.7.1 Tujuan Pengendalian Produksi

a. Mengusahakan agar perusahaan dapat berproduksi secara efisien dan efektif

b. Mengusahakan agar perusahaan dapat menggunakan modal seoptimal mungkin

c. Mengusahakan agar pabrik dapat menguasai pasar yang luas

d. Untuk dapat memperoleh keuntungan yang cukup bagi perusahaan

1.7.2 Fungsi pengendalian produksi

a. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk sebagai


fungsi dari waktu.

b. Memonitor permintaan yang aktual, membandingkannya dengan ramalan


permintaan sebelumnya dan melakukan revisi atas ramalan tersebut jika terjadi
penyimpangan.

c. Menetapkan ukuran pemesanan barang yang ekonomis atas bahan baku yang akan
dibeli.

d. Menetapkan sistem persediaan yang ekonomis.

e. Menetapkan kebutuhan produksi dan tingkat persediaan pada saat tertentu.

f. Memonitor tingkat persediaan, membandingkannya dengan rencana persediaan, dan


melakukan revisi rencana produksi pada saat yang ditentukan.

21
g. Membuat jadwal produksi, penugasan, serta pembebanan mesin dan tenaga kerja
yang terperinci.

1.7.3 Tingkatan Pengendalian Produksi

Sistem pengendalian produksi terbagi ke dalam tiga tingkatan:

1. Perencanaan jangka panjang (long range planning)

Perencanaan ini meliputi kegiatan peramalan usaha, perencanaan jumlah produk dan
penjualan, perencanaan produksi, perencanaan kebutuhan bahan, dan perencanaan
finansial.

2. Perencanaan jangka menengah (medium range planning)

Perencanaan jangka menengah meliputi kegiatan berupa perencanaan kebutuhan


kapasitas (capacity reqiurement planning), perencanaan kebutuhan material (material
requirement planning), jadwal induk produksi (master production schedule), dan
perencanaan kebutuhan distribusi (distribution requirement planning).

3. Perencanaan jangka pendek (short range planning)

Perencanaan jangka pendek berupa kegiatan penjadwalan perakitan produk akhir


(final assembly schedule), perencanaan dan pengendalian input-output, pengendalian
kegiatan produksi, perencanaan dan pengendalian purchase, dan manajemen proyek.

1.7.4 Kegiatan perencanaan dan pengendalian produksi meliputi:

1. Peramalan kuantitas permintaan

2. Perencanaan pembelian/pengadaan: jenis, jumlah, dan waktu

3. Perencanaan persediaan (inventory): jenis, jumlah, dan waktu

4. Perencanaan kapasitas: tenaga kerja, mesin, fasilitas

22
5. Penjadwalan produksi dan tenaga kerja

6. Penjaminan kualitas

7. Monitoring aktivitas produksi

8. Pengendalian produksi

9. Pelaporan dan pendataan

1.8 Penngendalian Biaya Produksi

Pengendalian biaya produksi adalah suatu tanggung jawab penting untuk dapat
menghasilkan produk bermutu secara ekonomi sesuai dengan yang dijadwalkan, yang
mengakibatkan. Pemuasan kebutuhan pelanggan dan yang menghasilkan
pengambilan yang sesuai. Bagi para pemegang saham perusahaan Controller harus
mengembangkan suatu sistem penghitungan biaya yang akan mengendalikan sumber
daya dan menyediakan informasi akuntansi yang cukup untuk pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan banyak masalah produksi yang terlibat.

1.8.1 Tujuan dasar dari penetapan suatu sistem biaya, yaitu:

1.Untuk pengendalian biaya.

2.Untuk perencanaan dan pengukuran prestasi pelaksanaan (performance).

3.Untuk penetapan harga.

4.Untuk penilaian persediaan.

1.8.2 Peranan Controller

Tanggung jawab controller adalah untuk menjamin, bahwa telah ditetapkan sistem
biaya produksi untuk melayani keinginan dan kebutuhan para eksekutif produksi.
Controller juga merupakan pengumpul fakta biaya, dan menjadi tanggung jawabnya
untuk melihat bahwa kepada manajer produksi telah tersedia informasi biaya yang

23
cukup pada waktu yang tepat untuk melaksanakan pengendalian & perencanaan yg
wajar.

1.8.3 Akuntansi Biaya

Dalam pengendalian biaya produksi terdapat akuntansi biaya. Akuntansi biaya adalah
suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan, pencatatan, dan
analisis terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas suatu organisasi
untuk menghasilkan barang atau jasa.

Tujuan ditetapkan akuntansi untuk biaya produksi :

1.Untuk mengendalikan biaya.

2.Untuk perencanaan dan pengukuran prestasi pelaksanaan (performance).

3.Untuk penetapan harga.

4.Untuk penilaian persediaan.

1.8.4 Bahan dan Upah langsung

A. Pengendalian Bahan

Artinya Penyediaan bahan dengan kuantitas dan kualitas yang disyaratkan dan pada
waktu dan tempat yang diperlukan dalam proses produksi. Hal ini mengandung arti :
Bahan yang diperoleh tidak boleh berlebihan jumlahnya, Jumlahnya y diperoleh harus
dapat dipertanggungjawabkan, jumlah yang dipergunakan harus sesuai dengan yang
dimaksudkan/penggunaannya.

B. Keuntungan atau manfaat dari pengendalian bahan:

1.Mengurangi penggunaan yg tidak efisien/pemborosan.

2.Mengurangi/mencegah penundaan produksi karena kekurangan bahan.

3.Mengurangi resiko kecurian dan kecurangan.

4.Mengurangi investasi dalam persediaan.

24
5.Mengurangi investasi yang diperlukan dalam fasilitas pergudangan.

6.Menyediakan laporan keuangan intern yang lebih cermat.

7.Membantu departemen pembelian melalui program dan rencana pembelian yang


dikoordinasikan dengan lebih baik

C. Upah Langsung

Adalah upah atau gaji pabrik yang dapat diidentifikasikan terhadap suatu departemen
yang produktif, sebagai lawan dari suatu departemen jasa/penunjang, serta yang
penting artinya pada departemen tersebut.

 Tugas Controller terhadap pengendalian Upah


1. Menetapkan prosedur prosedur untuk membatasi banyaknya pegawai yang
dimasukkan dalam daftar upah sampai sejumlah yang diperlukan untuk
rencana produksi.
2. Menyediakan informasi pra-perencanaan yang akan dipergunakan dalam
menetapkan standar regu kerja dengan menghitung standard jam manusia
yang diperlukan untuk program produksi.
3. Melaporkan per-jam, per-hari atau per-minggu prestasi kerja dari buruh yang
sebenarnya dibandingkan dengan standardnya.
4. Menyediakan data tentang prestasi pelaksanaan masa yang lalu dalam
hubungannya dengan penetapan standard.
5. Memelihara catatan2 yang memadai mengenai standard2 tenaga kerja dan
tetap siap terhadap revisi2 yang diperlukan.
6. Menyediakan laporan2 tambahan mengenai: jam dan biaya lembur, biaya2
kontrak, dan komparatif, jam kerja rata rata perminggu, analisa terperinci
mengenai biaya tenaga kerja yang berada dibawah atau diatas standar.

25
BAB II

KESIMPULAN

Produksi adalah sesuatu yang dihasilkan oleh sesuatu perusahaan baik berbentuk
barang maupun jasa dalam suatu periode waktu yang dihitung sebagai nilai tambah
bagi perusahaan. Bentuk hasil produksi dengan kategori barang dan jasa sangat
tergantung pada kategori aktivitas bisnis yang dimiliki perusahaan yang
bersangkutan. Dalam aktivitas produksi terdapat banyak komponen yang akan
menentukan berhasil atau berjalannya sebuah produksi. Komponen atau bagian
tersebut harus kita pahami agar dapat menghasilkan produksi yang bermutu dan
berkualtas

26
DAFTAR PUSTAKA

Gitosudarmo, Indriyo, Pengantar Bisnis, Edisi II, Yogyakarta: BPFE, 1996

http://rijaluljalul.blogspot.com/2013/11/perencanaan-lingkungan-kerja.html?m=1

https://www.academia.edu/9416350/FUNGSI_PRODUKSI_PENGANTAR_BISNIS
_1_

http://mymakulpengantarbisnis.blogspot.com/2015/06/pengantar-bisnis-pengantar-
perencanaan.html?m=1

27

Anda mungkin juga menyukai