KELOMPOK II
Daftar isi………………………………………..……………………………………02
Bab I………………………………………………………………………..………...03
Bab II………………………………………………………………………………...26
a. Kesimpulan………………………………………….……………………….26
Daftar Pustaka...………………………………………………………………….......27
2
BAB I
PEMBAHASAAN
3
Setiap produk akan selalu memiliki jangkuan masa hidup yang berbeda-
beda. Ada produk yang mimiliki masa hidup yang panjang ada pula yang
hanya memiliki masa hidup yang sangat pendek.
d. Portofolio Produk
Portofolio merupakan keadaan dimana suatu perusahaan memiliki
beberapa macam produk yang dihasilkannya dan dipasarkannya kepada
masyarakat luas. Dengan demikian, maka perusahaan itu memiliki produk
yang harus bersama-sama sekaligus untuk dipikirannya. Oleh karena itu,
dikenal sebagai pemikiran tentang sekumpulan produk atau product
portofolio.
4
Semua faktor tersebut akan mempengaruhi secara langsung terhadap Kesemua
faktor tersebut dapat dianalisa bersama-sama dalam suatu biaya produksi serta
hasil yang dapat diperoleh oleh perusahaan. Suatu model yang dapat kita
pergunakan untuk menganalisa ini adalah apa yang sering disebut sebagai analisa
"Titik Pulang Pokok" atau "Titik Impas" atau "Break Even Point" yang disingkat
menjadi "BEP".
5
hanya saja dalam hal ini variabelitaanya bisa berbeda beda. Biaya variabel dapat
diformulasikan dalam persamaan matematika sebagai berikut:
V = v.q
keterangan :
V = Total Biaya Produksi
v = Biaya Variabel per unit
q = Jumlah produksi
6
1.2.4 Total Hasil Penjualan
Setelah unsur biaya berikutnya adalah menganalisa hasil atau revenuenya. Garis
hasil penjualan itu merupakan fungsi dari jumlah yang diproduksikan dengan
harga jualnya. semakin banyak yang diproduksikan akan semakin besar hasil yang
diperoleh. begitu pula semakin tinggi harga jual yang ditetapkan akan semakin
besar pula hasilnya. Total hasil dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai
berikut :
TR = p.q
keterangan :
TR = Total Revenue (Total Hasil)
p = Price (Harga jual) per unit
q = Volume produksi
7
Total Hasil = Total Biaya
TR = TC
TR = FC + VC
p.q = FC + v.q
p.q - v.q = FC
(p-q). q = FC
Q = FC/p-v
8
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi secara garis besar, faktor-
faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi dibagi menjadi 2, yaitu :
Faktor-faktor utama, meliputi :
a. Letak dari pasar
b. Letak dari sumber-sumber bahan mentah
c. Terdapatnya fasilitas pengangkutan
d. Supply dari buruh atau tenaga kerja yang tersedia.
e. Terdapatnya pembangkit tenaga listrik.
Faktor-faktor sekunder, meliputi :
a. Rencana masa depan.
b. Biaya dari tanah dan gedung.
c. Kemungkinan perluasan.
d. Terdapatnya fasilitas service.
e. Terdapatnya fasilitas pembelanjaan
9
Metode Penilaian Pemilihan Lokasi Pabrik
Terdapat 5 metode kuantitatif dan sistematis yang dapat manajer dalam pemilihan
lokasi pabrik, meliputi :
1. Metode Penilaian Bobot (Factor Rating Method)
Merupakan metode penilaian yang paling mudah, dimana faktor-faktor penting
seperti pasar, pengangkutan, bahan baku, tenaga kerja, tenaga listrik, dan iklim
dibandingkan dengan bobot yang ada dam diambil lokasi yang memiliki bobot
paling tinggi. Tetapi, kelemahannya adalah penilaian bobot pada faktor-faktor
penting tersebut terlalu subjektif sehingga tidak relevan.
2. Metode Analisis Ekonomi (Economic Analysis Method)
Metode analisis ekonomi adalah metode yang menganalisis biaya-biaya operasi
pada setiap alternatif lokasi, dan memilih lokasi berdasarkan pada lokasi mana
yang memberikan keuntungan terbesar.
Rumus yang digunakan :
𝝅 = TR - (TFC + TVC)
Dimana :
TR = Total pendapatan (Total Revenue)
TFC = Totak biaya tetap (Total Fixed Cost)
TVC = Total biaya variabel (Total Variable Cost)
10
4. Metode Locational Break Even Analysis
Locational break even analysis adalah metode yang menganalisis biaya-biaya
yang muncul dari setiap alternatif yang ada, dan memilih lokasi dengan total
biaya paling rendah.
2. Layout Produk atau Layout Garis Atau Product Layout atau Line
Layout
Di dalam layout jenis ini mesin-mesin dan perlengkapan pabrik disusun berdasarkan
urutan opersi proses produksi yang diperlukan untuk membuat suatu produk.
11
Pada layout ini, mesin-mesin dan perlengkapan yang digunakan untuk membuat atau
memproses komponen yang sama
Layout ini merupakan susunan letak mesin dan fasilitas produksi yang diatur di dekat
tempat proses produksi dengan posisi tetap.
Keempat macam layout tersebut pada dasarnya dapat dipergunakan baik untuk
produksi untuk pesanan maupun produksi untuk pasar. Akan tetapi secara umum
biasanya penggunaan layout proses bagi produksi untuk pesanan dan layout produk
bagi produksi untuk pasar.
Layout Fungsional
a. Kelebihan Layout Fungsional
1. Dapat mengakibatkan pemanfaatan mesin secara optimal, spesialisasi mesin
dan tenaga kerja
2. Bagian-nagian fungsional luwes dan dapat memproses berbagai jenis produk
3. Mesin-mesin merupakan mesin srbaguna yang biasanya biayanya lebih rendah
bila dibandingkan dengan mesin yang bersifat khusus
4. Produk dan layanan yang memerlukan proses yang bermacam-macam dapat
dengan mudah diproses
5. Fasilitas lain dalam layout fungsional tidak terpengaruh dengan adanya
kemungkinan salah satu mesin rusak
6. Mesin dan karyawan saling tergantung sehingga layout ini sangat sesuai untuk
pelaksanaan sistem upah borongan.
b. Kelemahan Layout Fungsional
1. Fasilitas atau mesin serbaguna biasanya lebih lamban dalam pengoperasian
bila dibandingkan dengan mesin khusus sehingga biaya operasional per satuan
lebih tinggi
12
2. Penentuan jalannya proses (routing) dan penentuan jadual (schedulling) serta
akuntansi biayanya sulit sebab setiap pesanan harus dikerjakan tersendiri
3. Pengendalian bahan (material handling) dan biaya angkut bahan dalam pabrik
relatif tinggi
4. Gerakan bahan-bahan di dalam pabrik lamban sehingga persediaan dalam
proses relatif besar, lagi pula diperlukan tempat penyimpanan yang luas
5. Pesanan-pesanan sering hilang
6. Sulit dilakukan keseimbangan tenaga kerja dan mesin-mesin
7. Sering terjadi proses membalik
Layout Produk
a. Kelebihan Layout Produk
1. Fasilitas mesin dapat dioperasikan secara cepat
2. Penentuan routing dan schedulling mudah
3. Tak perlu material handling
4. Bahan cepat diproses
5. Pesanan tak ada karena proses untuk pasar
6. Tak memerlukan banyak karyawan karena fasilitas bersifat otomatis
b. Kelemahan Layout Produk
1. Fasilitas yang satu tergantung dengan fasilitas yang lain sehingga kerusakan
mesin yang satu akan dapat menghentikan seluruh proses produksi
2. Bila fasilitas ingin ditambah perlu serangkaian fasilitas yang lain sehingga
investasi mahal
3. Memerlukan perencanaan proses yang matang dan pengawasan proses yang
teliti
Layout Kelompok
a. Kelebihan Layout Kelompok
1. Menghemat biaya pengendalian bahan
2. Mudah mengetahui dimana setiap kelompok produk berada
13
3. Waktu pengiriman barang jadi dapat lebih cepat dan penentuan
schedullingnya sederhana
4. Biaya tetap dapat dikurangi karena orang bisa mendasarkan diri pada kegiatan
yang lalu
b. Kelemahan Layout Kelompok
1. Pemanfaatan fasilitas tidak penuh
2. Perlu pengendalian bahan yang baik
3. Bagian-bagian tidak luwes
4. Mesin serba guna harus dimanfaatkan penuh
Untuk melaksanakan ini maka faktor efisiensi dan faktor cadangan kerusakan
harus diperhitungkan untuk masing-masing jenis operasi. Penggunaan faktor efisiensi
dimaksudkan untuk menunjukkan adanya kemungkinan bahwa pabrik tidak
beroperasi pada kapasitas penuh, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan dalam
schedulling. Semakin rendah faktor efisiensi maka semakin tinggi kebutuhan
kapasitas.
1. Penyediaan
14
2. Penggunaan
Bahan dasar harus tersedia dengan cukup untuk menjamin kelancaran proses
produksi. Agar tersedia bahan maka bahan tersebut haruslah dibeli. Pembelian bahan
baku ini bisa dilakukan dengan cara besar-besaran atau dengan cara kecil-kecilan.
Bila kita mengadakan bahan itu secara besar-besaran maka frekuensi pembelian akan
jarang dan proses produksi akan lancar karena bahan baku tersedia dengan cukup.
Kedua cara pengadaan bahan tersebut menanggung konsekuensi biaya yang berbeda-
beda.
Konsekuensi biaya yang terjadi dalam pengadaan bahan itu ada 2 macam yaitu:
Biaya pembelian adalah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam
melakukan kegiatan pemesanan bahan baku. Sering kali terjadi kekeliruan pengertian
bahwa biaya pembelian itu diperhitungkan sebagai harga bahan yang dibeli, hal ini
tidak benar. Harga bahan yang dibeli bukan merupakan biaya pembelian akan tetapi
masuk sebagai biaya bahan, sedangkan biaya pembelian adalah biaya yang harus
ditanggung dari kegiatan pembeliannya itu seperti: transportasi, komunikasi,
penginapan, atau hospitality. Besar kecilnya biaya ini akan sangat tergantung dari
komoditi yang akan dibeli. Ada komoditi yang memerlukan pengurusan yang panjang
dan lama sehingga memakan ongkos yang banyak tetapi ada pula yang simple dan
ongkosnya ringan.
Biaya penyimpanan adalah biaya yang harus ditanggung karena kita harus
menyimpan bahan yang sudag dibeli dan belum dipergunakan dalam proses produksi.
Biaya ini sering kali diperhitungkan sebagai risiko berkurangnya nilai bahan tersebut
dalam penyimpanan. Hal ini atas dasar pertimbangan bahwa bahan tersebut akan
berkurang, baik berkurang kualitasnya maupun berkurang jumlahnya. Oleh karena itu
15
seringkali biaya ini dinyatakan dalam presentase tertentu dari nilai bahan yang
disimpan.
Kedua biaya tersebut ditanggung bersama oleh perusahaan. Biaya pembelian dan
biaya penyimpanan akan membentuk total biaya persediaan yang merupakan jumlah
dari kedua biaya tersebut
Dalam grafik tersebut kita melihat ada jumlah pembelian yang mendatangkan biaya
total yang terendah. Titik itulah yang sering disebut sebagai titik atau jumlah
pembelian yang paling ekonomis yang dalam bahasa asing disebut “Economical
Order Quantity”. Jumlah tersebut dipandang pling ekonomis karena total biaya yang
ditanggungnya adalah yang terendah.
16
Semakin banyak bahan yang kita beli berarti kita melakukan pembelian secara besar-
besaran dan dalam hal ini maka frekuensi pembeliannya menjadi jarang. Sebagai
akibat dari caa pengadaan bahan ini biaya pembelian akan menjadi kecil karena
frekuensi pembeliannya jarang sedangkan biaya penyimpanan tentu saja karena bahan
yang kita beli banyak maka kita harus banyak pula menanggung biaya penyimpanan.
Sebaliknya, apabila kita mengadakan bahan secara kecil-kecilan maka frekuensi
pembelian menjadi besar sehingga biaya pembelian atau pemesanannya menjadi
besar sedangkan karena bahan yang dibeli sedikit maka biaya penyimpanannya juga
kecil.
Titik terendah dari total biaya persediaan yang menimbulkan titik EOQ tersebut akan
tercapai apabila biaya penyimpanan sama besarnya atau berpotongan dengan biaya
pemesanan. Pada hal persamaan biaya penyimpanan dapat dirumuskan sebagai
berikut:
C = cTq / 2
Dimana:
T = periode (1 tahun)
q = jumlah pembelian
O = Ro / q
Dimana:
17
q = jumlah yang dipesan
Dari formulasi biaya pesan dan biaya penyimpanan itu maka dapat kita perhitungkan
EOQ karena titik itu terjadi pada saat biaya simpan sama dengan biaya pemesanan
maka :
C=O
cTq / 2 = Ro/q
x 2q
cTq2 = 2Ro
q =√2𝑅𝑜/𝑐𝑇
q = √2𝑅𝑜 / 𝑐
Perencanaan adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam suatu perusahaan.
Semua bidang dalam perusahaan memerlukan perencanaan baik dalam bidang
keuangan, tenaga kerja maupun operasional.
Tenaga kerja atau karyawan adalah salah satu hal yang wajib mendapat perhatian
dalam suatu perusahaan. Tenaga kerja akan menjalannkan kegiatan operasional
perusahaan sehingga perusahaan dapat berjalan sesuai perencanaan yang dilakukan.
Untuk memperoleh kinerja yang optimal dari karyawan maka perlu diperhatikan
kebutuhan dari karyawan tersebut. Maka dari itu perlu dilakukan perencanaan
lingkungan kerja yang baik sehingga karyawan dapat bekerja dengan baik dan
menghasilkan kinerja yang baik bagi perusahaan.
18
1.6.1 Perencanaan lingkungan kerja terdiri dari :
1. Pelayanan Karyawan Seorang
2. Kondisi Karyawan
Kondisi karyawan akan selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor
internal karyawan yaitu kondisi perusahaan. Perubahan lingkungan Perubahan
kondisi ini harus mendapat perhatian dari pihak perusahaan karena akan sangat
mempengaruhi kinerja karyawan untuk perusahaan. Untuk mengantisipasi masalah
tersebut maka perusahaan juga harus terus menganalisis serta melakukan perubahan
dalam pemenuhan kebutuhan karyawan sesuai dengan kondisi yang sedang terjadi
yang juga harus disesuaikan dengan dengan kemampuan perusahaan.
19
pimpinan dan karyawan tidak selalu mampu menyatu dan mencair dalam satu
kekuatan yang utuh dan pasti dalam meraih semua impian perusahaan. Pimpinan
harus memiliki mind set dan perilaku untuk membantu karyawan mencapai kinerja
dan prestasi maksimal dengan cara-cara persuasif. Pimpinan hanya boleh
menggunakan kekuasaannya dalam hal membuat keputusan dan mengarahkan
karyawan ke visi, misi, dan tujuan perusahaan. Tapi dalam hubungan kerja sehari-
hari, pimpinan haruslah berperan sebagai orang tua yang membimbing setiap
karyawan melalui sikap baik dan kasih sayang. Demikian juga dengan karyawan, para
karyawan harus secara ikhlas dan cerdas mengarahkan seluruh energi, potensi, dan
kekuatan dirinya untuk membantu kesuksesan tanggung jawab pimpinan. Hubungan
yang tulus, ikhlas, dan mensyukuri haruslah menjadi modal yang kuat dalam
menyatukan semua perbedaan di dalam perusahaan.Kepemimpinan yang berkualitas
akan muncul di saat pimpinan fokus untuk pertumbuhan potensi karyawan dan
perusahaan. Tidak seorang karyawan pun yang ingin menjadi persis untuk selamanya.
Setiap karyawan pasti mengharapkan perubahan ke arah yang lebih baik dalam karir
kerja dan kehidupan pribadinya. Oleh karena itu, pimpinan wajib berjuang untuk
menciptakan budaya yang memungkinkan orang untuk tumbuh dan berkembang.
Untuk dapat tumbuh dan berkembang, maka setiap karyawan wajib berkontribusi
dengan maksimal buat pimpinan dan perusahaan. Setiap orang di dalam perusahaan,
baik itu pimpinan maupun karyawan wajib berbagi visi yang menunjukkan bahwa
semua orang terlibat dalam suatu tujuan yang lebih besar buat kejayaan perusahaan.
pengendalian produksi merupakan salah satu fungsi yang terpenting dalam usaha
mencapai tujuan perusahaan. Yang dimaksud dengan pengendalian produksi yaitu
merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang telah direncanakan dapat
terlaksana dengan baik. Pengendalian produksi adalah aktivitas yang menetapkan
kemampuan sumber-sumber yang digunakan dalam memenuhi rencana, kemampuan
produksi berjalan sesuai rencana, melakukan perbaikan rencana. Tujuan utamanya
20
adalah memaksimumkan pelayanan bagi konsumen, meminimumkan investasi pada
persediaan, perencanaan kapasitas, pengesahan produksi dan pengesahan
pengendalian produksi, persediaan dan kapasitas, penyimpanan dan pergerakan
material, peralatan, routing dan proses planning, dan sebagainya.
c. Menetapkan ukuran pemesanan barang yang ekonomis atas bahan baku yang akan
dibeli.
21
g. Membuat jadwal produksi, penugasan, serta pembebanan mesin dan tenaga kerja
yang terperinci.
Perencanaan ini meliputi kegiatan peramalan usaha, perencanaan jumlah produk dan
penjualan, perencanaan produksi, perencanaan kebutuhan bahan, dan perencanaan
finansial.
22
5. Penjadwalan produksi dan tenaga kerja
6. Penjaminan kualitas
8. Pengendalian produksi
Pengendalian biaya produksi adalah suatu tanggung jawab penting untuk dapat
menghasilkan produk bermutu secara ekonomi sesuai dengan yang dijadwalkan, yang
mengakibatkan. Pemuasan kebutuhan pelanggan dan yang menghasilkan
pengambilan yang sesuai. Bagi para pemegang saham perusahaan Controller harus
mengembangkan suatu sistem penghitungan biaya yang akan mengendalikan sumber
daya dan menyediakan informasi akuntansi yang cukup untuk pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan banyak masalah produksi yang terlibat.
Tanggung jawab controller adalah untuk menjamin, bahwa telah ditetapkan sistem
biaya produksi untuk melayani keinginan dan kebutuhan para eksekutif produksi.
Controller juga merupakan pengumpul fakta biaya, dan menjadi tanggung jawabnya
untuk melihat bahwa kepada manajer produksi telah tersedia informasi biaya yang
23
cukup pada waktu yang tepat untuk melaksanakan pengendalian & perencanaan yg
wajar.
Dalam pengendalian biaya produksi terdapat akuntansi biaya. Akuntansi biaya adalah
suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan, pencatatan, dan
analisis terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas suatu organisasi
untuk menghasilkan barang atau jasa.
A. Pengendalian Bahan
Artinya Penyediaan bahan dengan kuantitas dan kualitas yang disyaratkan dan pada
waktu dan tempat yang diperlukan dalam proses produksi. Hal ini mengandung arti :
Bahan yang diperoleh tidak boleh berlebihan jumlahnya, Jumlahnya y diperoleh harus
dapat dipertanggungjawabkan, jumlah yang dipergunakan harus sesuai dengan yang
dimaksudkan/penggunaannya.
24
5.Mengurangi investasi yang diperlukan dalam fasilitas pergudangan.
C. Upah Langsung
Adalah upah atau gaji pabrik yang dapat diidentifikasikan terhadap suatu departemen
yang produktif, sebagai lawan dari suatu departemen jasa/penunjang, serta yang
penting artinya pada departemen tersebut.
25
BAB II
KESIMPULAN
Produksi adalah sesuatu yang dihasilkan oleh sesuatu perusahaan baik berbentuk
barang maupun jasa dalam suatu periode waktu yang dihitung sebagai nilai tambah
bagi perusahaan. Bentuk hasil produksi dengan kategori barang dan jasa sangat
tergantung pada kategori aktivitas bisnis yang dimiliki perusahaan yang
bersangkutan. Dalam aktivitas produksi terdapat banyak komponen yang akan
menentukan berhasil atau berjalannya sebuah produksi. Komponen atau bagian
tersebut harus kita pahami agar dapat menghasilkan produksi yang bermutu dan
berkualtas
26
DAFTAR PUSTAKA
http://rijaluljalul.blogspot.com/2013/11/perencanaan-lingkungan-kerja.html?m=1
https://www.academia.edu/9416350/FUNGSI_PRODUKSI_PENGANTAR_BISNIS
_1_
http://mymakulpengantarbisnis.blogspot.com/2015/06/pengantar-bisnis-pengantar-
perencanaan.html?m=1
27