NIS: 4651
Kelas X IPS 1
DINAS PENDIDIKAN
NIS : 4651
Kelas : X IPS 1
DINAS PENDIDIKAN
NIS : 4651
Kelas : X IPS 1
Disahkan di :Kayuagung
Tanggal
Mengesahkan, Menyetujui
Pembina TK 1 NIP.197903232008012011
NIP.196610251997031002
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya yang bertandatangan dibawah ini:
NIS : 4651
NISN : 0041830392
Kelas : X IPS 1
Apabila dikemudian hari ternyata karya tulis saya tidak sesuai dengan pernyataan ini,
maka saya siap mendapat sanksi dari pihak sekolah. Demikian pernyataan ini dibuat dengan
sebenarnya.
Kayuagung, November
2019
Karya tulis ilmiah ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu
sehingga menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah yang dapat di pertanggung jawabkan hasilnya.
Saya ucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu saya dalam menghadapi
berbagai tantangan dalam penyusun karya tulis ilmiah ini.
2) Ibu Zuniar, S.Pd. yang telah membimbing saya selama pembuatan karya tulis ilmiah
penelitian.
3) Terima kasih ke pada teman – teman yang telah mendukung atapun yang telah membantu
untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
4) Dan juga berterimakasih kepada orangtua dan kakak saya yang telah mendukung dalam
pembuatan karya tulis.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar dalam karya tulis ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat saya harapkan.
Terimakasih dan Semoga Karya Tulis ilmiah ini dapat memberikan sumbangan positif
bagi kita semua.
Kata pengantar...............................................................................................iv
Daftar isi..........................................................................................................v
Bab I Pendahuluan .......................................................................................
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui adanya pengaruh penggunaan kemasan Styrofoam.
2. Untuk mendapatkan pengetahuan atau informasi lebih mengenai penggunaan Styrofoam.
KAJIAN PUSTAKA
Tempat makan Styrofoam adalah kemasan makanan sekali pakai dari busa untuk berbagai
makanan. Kata “Styrofoam” sering digunakan untuk expanded polystyrene (EPS) atau busa
polistirena yang diperluas (busa EPS). Akan tetapi, Styrofoam” sebenarnya adalah merek
dagang milik The Dow Chemical Company untuk busa polistirena ekstrusi sel tertutup yang
dibuat untuk isolasi termal dan aplikasi kerajianan. Secara istilah polistirena adalah plastic
berbasis minyak bumi yang terbuat dari stirena monomer. Dalam bahasa inggris, tempat
makan Styrofoam disebut foam food container atau kemasan makanan dari busa . dengan
demikian, benda yang sering orang sebut sebagai “tempat makan Styrofoam” sebenarnya
merujuk pada “kemasan makanan dari busa”
Styrofom adalah kemasan makanan sekali pakai dari busa untuk berbagai makanan.
Styrofom umumnya memiliki warna putih dan terlihat bersih, bentuknya simple dan ringan.
Selain itu bahan tersebut juga mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi nyaman
untuk dipegang. Bahan dasar Styrofoam adalah polisterin, suatu jenis plastik yang sangat
ringan, kaku, tembus cahaya dan murah tetapi mudah rapuh.
Kemasan makanan yaitu desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material,
warna, citra, tipografi dan elemen – elemen desain dengan informasi produk agar produk
dapat dipasarkan. Pengemasan produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat
merebut minat konsumen terhadap pembelian barang.
Bahan ini bisa menahan suhu, sehingga benda didalamnya tetap dingin atau hangat lebih
lama dari pada kertas atau bahan lainnya. Karena bisa menahan suhu, beberapa hal yang bisa
dijadikan alasan kenapa kita perlu mengurangi penggunaan Styrofoam pada kehidupan kita
adalah bahan ini terbuat dari butiran – butiran styrene.
3. Sulit terurai
Styrofoam yang sering dikenal sebagai gabus ini digunakan untuk mengemas
makanan instan, atau makanan siap saji. Wadah ini banyak disukai karena ringan,
tahan bocor dan dapat menahan panas sampai beberapa waktu. Namun yang perlu
diingat styrofoam yang terbuat dari kopolimer styren ini adalah suatu jenis plastik
yang mempunyai ciri ringan, kaku, rapuh dan tembus cahaya. Bahan ini dicampur
dengan karet sintetis (butadiena) sehingga warnanya menjadi putih susu. Agar
sifatnya lebih lentur dan awet, ditambahkan zat plastizer seperti dioktiplatat (DOP)
dan butil hidroksi toluena (BHT). Menurut penelitian dari Pusat Penelitian Kimia -
LIPI kandungan zat pada proses terakhir ini mampu mencegah kebocoran dan dapat
tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang. Bahan tersebut juga mampu
mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang, dapat
mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, harganya murah,
lebih aman, serta ringan.
Styrofoam yang telah menjadi pilihan bisnis pangan ini, memiliki efek buruk
terhadap makanan tertentu karena bahan polystyrene dapat terurai menjadi styrene
ketika makanan tersebut bersentuhan dalam kondisi panas. Pada saat makanan atau
minuman ada dalam wadah styrofoam, bahan kimia yang terkandung dalam
styrofoam akan berpindah ke makanan. Perpindahan akan semakin cepat jika,
Makanan yang mengandung lemak tinggi, seperti makanan yang digoreng atau
makanan yang mengandung santan. Styren sebagai bahan dasar styrofoam memang
bersifat dapat larut dalam lemak, karena itu wadah jenis ini tidak cocok digunakan
untuk tempat susu yang mengandung lemak tinggi, atau kopi yang dicampur krim.
Makanan atau minuman yang mengandung alkohol atau asam, seperti minuman
bersoda atau lemon tea. Styren sebagai bahan dasar styrofoam juga bersifat dapat
larut dalam alcohol.
Styrofoam atau yang dikenal dengan nama dagangnya styrene merupakan benda
berwarna putih susu dan bersifat ringan. Styrofoam terbuat dari butiran-butiran
styrene yang diproses dengan menggunakan benzene. Bahan ini terbentuk sebagai
monomer yang tergabung satu sama lain menjadi polisrtyrene atau secara umum
disebut polyfoam. Monomer bahan-bahan pembentuk plastik pada styrofoam
merupakan rantai panjang dari satuan-satuan yang lebih kecil menjadi bentuk
polimer. Bila makanan dibungkus dengan plastik, monomer-monomer ini dapat
berpindah ke dalam makanan dan selanjutnya berpindah ke tubuh orang yang
mengkonsumsinya. Bahan-bahan kimia yang telah masuk ke dalam tubuh ini tidak
larut dalam air sehingga tidak dapat dibuang keluar melalui urine maupun feses
(kotoran). Penumpukan bahan-bahan kimia berbahaya dari plastik di dalam tubuh
dapat memicu gangguan kesehatan .
Limbah kemasan styrofoam sampai saat ini masih belum dapat diatasi
pemusnahannya, mengingat bahan dari kemasan styrofoam tersebut tidak mudah
diuraikan alam. Apabila pemusnahannya dilakukan dengan cara pembakaran akan
mengeluarkan berbagai zat berbahaya termasuk benzena yang dilepas ke udara. Hal
ini akan berakibat pada pencemaran udara sehingga menimbulkan polusi dan
membahayakan bagi yang menghirupnya. Pemusnahan kemasan ini selain dengan
cara pembakaran umumnya dibuang sebagai sampah sehingga menumpuk sebagai
limbah yang akan mencemari lingkungan.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Drs. Yayat Rukhiyat, S. (2015, Maret 11). [e-dukasi.net] Styrofoam. Retrieved Mei 2, 2020, from
sumberbelajar:
https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Styrofoam-
2010/konten1.html
Saputra, Y. (2016, oktober 21). Bahaya styrofoam bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Retrieved
april 29, 2020, from rappler: https://www.rappler.com/indonesia/149920-bahaya-styrofoam-
kesehatan-lingkungan
wikipedia. (2020, mei 2). tempat makan styrofoam5. Retrieved oktober 5, 2015, from od.m.wikipedia.:
http://id.m.wikipedia.org