ANGGARAN PENJUALAN
A. Penjualan
Pengertian Penjualan
Beberapa ahli menyebutnya sebagai ilmu dan beberapa yang lain
menyebutnya sebagai seni. Ada pula yang memasukkan masalah etika dalam
penjualan. Menurut Swasta Basu (2019:8-10), “Menjual adalah ilmu dan seni
mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain
agar bersedia membeli barang jasa yang ditawarkan. Jadi, adanya penjualan
dapat tercipta suatu proses pertukaran barang dan/atau jasa antara penjual
dengan pembeli”. Penjualan tatap muka merupakan komunikasi orang secara
individual yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan seluruh usaha
pemasaran pada umumnya, yaitu meningkatakan penjualan yang dapat
menghasilkan laba dengan menawarkan kebutuhan yang memuasakan kepada
pasar dalam jangka panjang.
Menurut Nafarin M (2015:96), “Jualan (sale) artinya hasil proses menjual atau
yang dijual atau hasil penjualan. Penjualan (selling) artinya proses penjualan.
Sedangkan menjual (sell) artinya menyerahkan sesuatu kepada pembeli dengan
harga tertentu”. Menurut Mulyadi (2010:202), “Penjualan adalah kegiatan
yang terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik kredit mauapun
tunai”.
Dari beberapa pengertian di atas mengenai penjualan, maka dapat disimpulkan
bahwa penjualan adalah suatu kegiatan dan cara untuk
mempengaruhi pribadi agar terjadi pembelian (penyerahan) barang atau jasa
yang ditawarkan, berdasarkan harga yang telah disepakati oleh kedua belah
pihak dalam kegiatan tersebut secara tunai maupun kredit.
Dengan menggunakan data pembeli yang lalu maupun sekarang, penjual dapat
menentukan karakteristik calon pembeli atau pembeli potensialnya. Penentuan
calon pembeli beserta karakteristiknya dapat dilakukan dengan segmen pasar.
Termasuk dalam karakteristik calon pembeli adalah faktor lokasi yang menjadi
sasaran kunjungan bagi wiraniaga. Dari lokasi ini dapatlah dibuat sebuah daftar
tentang orang-orang atau perusahaan yang secara logis merupakan pembeli
potensial dari produk yang ditawarkan.
3. Pendekatan Pendahuluan
Penjualan yang dilakukan bermula dari suatu usaha untuk memikat perhatian
calon konsumen, kemudian diusahakan untuk mengetahui daya tarik atau minat
mereka. Jika minat mereka dapat diikuti dengan munculnya keinganan untuk
membeli, maka penjual tinggal merealisir penjualan produknya.
5. Pelayanan Purna Jual
Kegiatan penjualan tidak berakhir pada saat pesanan dari pembeli telah
dipenuhi, tetapi masih perlu dilakukan dengan memberikan pelayanan servis
kepada mereka. Beberapa pelayanan yang diberikan oleh penjual sesudah
penjualan dilakukan antara lain berupa :
a. Pemberian garansi
1. Penjualan Langsung
Penjualan melalui toko sering dilakukan untuk penjualan secara eceran dan
penjualan dalam partai besar. Dalam penjualan ini pembeli harus datang ke
toko untuk mendapatkan kebutuhannya. Jadi, transaksi jual beli yang
dilakukan oleh penjual dan pembeli terjadi di toko. Semua contoh barang
yang ditawarkan oleh penjual ditempatkan di toko.
b Penjualan Di Luar Toko
Penjualan di luar toko dapat dilakukan oleh penjual dari sebuah perusahaa,
oleh para pedagang kaki lima, atau pun oleh para penjaja keliling yang
menawarkan barangnya ke rumah-rumah konsumen. Jadi, transaksi jual-
belinya terjadi di luar atau di rumah konsumen.
2. Penjualan Tidak Langsung
Dalam praktek terdapat variasi “menjual” yang dilakukan oleh para penjual,
yaitu tidak menggunakan individu atau tenaga-tenaga penjualan. Faktorfaktor
atau masalah-masalah yang dapat mempengaruhi terjadinya penjualan tidak
langsung adalah:
a Jarak antara lokasi penjual dengan pembeli cukup jauh b Responsi
masyarakat terhadap sebuah iklan atau catalog c Biaya penggunaan
wiraniaga cukup besar bagi perusahaan d Biaya pemasaran langsung
cukup besar bagi pembeli e Terbatasnya waktu yang dimiliki oleh
pembeli maupun penjual
1. Wilayah pemasaran
2. Kelompok konsumen
Rencana penjualan juga dapt pula dibagi berdasarkan kelompok yang
ingin dijadikan sasaran penjualan oleh perusahaan. Misalnya
berdaasarkan umur tertentu, jenis kelamin, tingkat pendapatan.
3. Jenis produk
Membagi target penjualan berdasarkan jenis produk yang dihasilkan
atau ingin dijual perusahaan.
4. Kelompok wiraniaga
Yaitu membagi target penjualan yang harus dicapai oleh wiraniaga atau
setiap tim wiraniaga yang dimiliki oleh perusahaan. Misalnya ali harus
mampu menjual 120 unit perbulan.
• Kurva biaya per unit, yakni makin tinggi volume penjualan makin besar pula
biaya yang ditanggung
1. Faktor Pemasaran
a. Luas pasar, yakni apakah bersifat lokal, regional, nasional, atau justru
internasional.
2. Faktor Keuangan
a. Kemampuan model kerja perusahaan untuk mencapai target penjualan yang
dianggarkan, seperti untuk membeli bahan baku, membayar upah dan biaya
promosi produk, dan sebagainya.
3. Faktor Ekonomis
a. Kemampuan peningkatan penjualan dalam menimbulkan terjadinya
peningkatan laba atau justru sebaliknya.
3. Faktor Teknis
4. Faktor Lainnya
➢ Faktor Teknis Apakah kapasitas terpasang, seperti mesin dan alat mampu
memenuhi target penjualan yang di anggarkan. Apakah bahan baku dan tenaga
kerja mudah dan murah.
➢ Faktor lainnya Apakah pada musim tertentu anggaran penjualan ditambah.
Apakah kebijaksanaan pemerintah tidak berubah. Sampai berapa lama
anggaran yang disusun masih dapat dipertahankan.
Potensi pasar bergantung dalam dua faktor utama: kemampuan pembeli untuk
membeli dan kesediaan mereka untuk membeli.
Metode Kualitatif
Kualitatif, atau menghakimi, metode ini dapat memberikan kontribusi penting
untuk peramalan penjualan karena mereka mempertimbangkan faktor-faktor
yang tidak bisa diukur. Metode ini juga biasanya menggunakan lebih luas
keahlian dalam semua bidang organisasi. Metode
kualitatif, bagaimanapun,harus selalu digunakan bersama dengan beberapa
pendekatan lain beberapa eksekutif akan menyarankan penggunaan salah satu
metode inidengan sendirinya.
Pendapat para juri eksekutif
Pendapat juri eksekutif mungkin adalah pendekatan tertuauntuk peramalan, dan
digunakan oleh banyak perusahaan. Premis dasar adalah untukmembentuk
komite dibebankan dengan pengembangan perkiraan penjualan. Kelompok ini
biasanya memiliki keanggotaan bervariasi yang terdiri dari orang-orang dari
penjualan, riset pemasaran, akuntansi, produksi, dan iklan. Setiap anggota
diminta untuk memberikan perkiraan penjualan masa depan. Pembenaran
tertulis dari perkiraan sering diperlukan. Perkiraan ini biasanya dibuat untuk
hanya yang paling agregat kategori penjualan, seperti kabupaten, kelompok
produk, atau kelas pelanggan. Pendapat tersebut kemudian di kumpulkan
dan dianalisis pada pertemuan kelompok. Variasi disintesis melalui penilaian
kolektif perkiraan individu.
Teknik delphi
Pendekatan mirip dengan juri pendapat eksekutif adalah pengembangan teknik
delphi oleh Rand Corporation,Paling sering digunakan untuk membuat
panjang-jangka proyeksi, sekelompok “ahli” dirakit untuk memberikan
pandangan mereka tentang isu-isu seperti arah masa depan bisnis
kondisi, kegiatan bisnis, teknologi, pengembangan produk baru, dan perubahan
pasar. para ahli sering memimpin otoritas dari universitas, yayasan
swasta, industri, dan instansi pemerintah.
Daftar faktor
Daftar faktor awalnya diformulasikan untuk meringankan suatu cacat yang jelas
dalam pendapat eksekutif juri dan tenaga penjualan pendekatan komposit.
Sedangkan metode surat ini mungkin meminta peserta untuk membenarkan
atau menjelaskan alasan di balik perkiraan mereka, mereka tidak mencoba
untuk menganalisis pentingnya variabel yang dianggap membuat
perkiraan. Faktor metode daftar memaksa peramal untuk mengukur alasan di
balik penilaian mereka. Neraca, menunjukkan pengaruh positif dan negatif pada
penjualan masa depan, sudah diatur. Faktor yang relevan yang mempengaruhi
penjualan kemudian terdaftar, dan perkiraan pengaruh mereka pada penjualan
dicatat. Faktor penjualan positif dan negatif kemudian dijumlahkan, dan
perbedaan dalam jumlah ditambahkan ke, atau dikurangi dari, penjualan saat ini
untuk menghasilkan perkiraan penjualan.
Tujuan dari analisis regresi adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi, atau yang terkait erat dengan perubahan dalam penjualan.
Sebuah analisis awal dapat dicapai dengan memplot diagram pencar. Sebuah
hubungan yang signifikan
dapat diamati antara penjualan perusahaan dan produk negara bruto. Ini adalah
contoh dari regresi sederhana, karena hanya ada satu variabel independen.
Penggunaan dua atau lebih variabel independen disebut regresi
berganda. Dengan satu variabel bebas, hubungan dalam model regresi biasanya
ditentukan dengan metode kuadrat-terkecil. Rumus dasar adalah Y = a + bX
Dimana Y = variabel dependen (penjualan)
X = variabel bebas (produk negara bruto)
a = nilai Y-intercept (nilai Y saat X sama dengan nol)
b = selisih rata-rata perubahan penjualan (kemiringan persamaan)
Dimana X1. . .
Xn akan mewakili variabel independen yang berbeda.
Model Ekonometrik
Beberapa dari model perkiraan yang kompleks meliputi beberapa variable yang
juga dikenal sebagai model ekonometrik. Contohnya model input-output, yang
menunjukkan output (penjualan) akan melengkapi input (persediaan) industri
lain. Model input output telah dikembangkan untuk menunjukkan impact dari
kenaikan produksi dari industri permintaan. Beberapa situasi perkiraan
penjualan dapat direplika secara matematik dan dimasukkan dalam program
computer.
Lama perkiraan
Kebanyakan perusahaan mengembangkan perkiraan penjualan dengan
bermacam variasi waktu, mengurutkannya dari perminggu atau per bulan.
Waktu dominan lebih memfokuskan pada dasar asumsi. Perkiraan anual untuk
kebutuhan listrik didasarkan pada asumsi cuaca, aktivitas industri, dan
konstruksi komersial. Perkiraan jangka pendek dapat lebih akurat dibanding
prediksi jangka panjang, karena asumsi dasar terkadang lebih tepat.
Asumsi penting sebelum melakukan estimasi ke depannya, adalah
dasar yang tidak boleh over stres. Sales manajer sebaiknya fokus penuh pada
aspek prosedur perkiraan penjualan.
Apabila manajemen membutuhkan detail yang lebih baik dalam
perkiraan jangka panjang, maka asumsi perkiraan tersebut dalam dimasukkan
dalam sebuah grafik, dan statis yang jelas. Hal ini mungkin dapat menjadikan
perkiraaan jangka panjang, berdasarkan asumsi yang telah dipilih.
Hal yang telah dijabarkan diatas juga perlu adanya revisi secara terus
menerus, dalam perkiraan penjualan, supaya lebih update. Evaluasi secara terus
menerus juga diperlukan sebagai kunci dalam perencanaan pada sebuah
organisasi.
Sudjana (1989:254)
Menurut Sudjana, Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya
atau jumlah sesuatu pada waktu ayang akan datang berdasarkan data pada masa
lampau yang dianalisis secara ilmiah khususnya menggunakan metode
statistika.
Sumayang (2003:24)
Menurut Sumayang, Peramalan adalah perhitungan yang objektif dan dengan
menggunakan data-data masa lalu, untuk menentukan sesuatu di masa yang
akan datang.
Supranto (2000)
Menurut Supranto, Peramalan adalah dugaan atau perkiraan mengenai
terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan datang. Ramalan
bisa bersifat kualitatif, artinya tidak berbentuk angka dan bisa bersifat
kuantitatif, artinya berbentuk angka, dinyatakan dalam bilangan.
Murahartawaty (2009:41)
Menurut Murahartawaty, Peramalan adalah penggunaan data masa lalu dari
sebuah variabel atau kumpulan variabel untuk mengestimasi nilainya di masa
yang akan datang.
Tita Deitana
Menurut Tita Deitana, Peramalan adalah suatu ilmu dan seni untuk melakukan
prediksi di masa mendatang.
Danang Sunyoto
Menurut Danang Sunyoto, Peramalan adalah suatu langkah untuk melakukan
pengukuran atau penaksiran pada keadaan bisnis di masa depan. Peramalan
penjualan adalah perkiraan penjualan yang akan terjadi pada masa yang akan
datang dalam suatu kondisi tertentu dan dibuat berdasarkan data-data yang
pernah terjadi dan mungkin akan terjadi.
Assauri
Menurut Assauri, Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yan
gakan terjadi di masa yang akan datang.
Nafarin (2000:24)
Menurut Nafarin, Peramalan Penjualan adalah proses kegiatan memperkirakan
produk yang akan dijual pada waktu yang akan datang dalam keadaan tertentu
dan dibuah berdasasrkan data yang pernah terjadi dan atau tidak mungkin akan
terjadi.
Wignjosoebroto (2003:337)
Menurut Wignjosoebroto, Metode Peramalan adalah suatu upaya untuk
memperoleh gambaran mengenai apa yang akan terjadi di masa mendatang.
John E. Biegel (1999)
Menurut John E. Biegel, Peramalan adalah kegiatan memperkiraka tingkat
permintan produk yang diharapkan untuk suatu produk atau beberapa produk
dalam periode waktu tertentu di masa yang akan datang.
Makridakis (1988)
Menurut Makridakis, Peramalan adalah bagian integral dan kegiatan
pengambilan keputusan manajemen.
Hoffman (1975)
Menurut Hoffman, Peramalan Penjualan adalah pendekatan terhadap pasar
yang menempatkan penualan dan pemasaran sebagai aktivitas proyek, yang
terdiri dari enam langkah, penelitian pasar, desain produk, penjulan, pembuatan
produk yang akan dikirimkan, pengiriman produk dan pelayanan berjalan.
Ishak (2010:104)
Menurut Ishak, Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya
permintaan terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang.
Nasution (2003:25)
Menurut Nasution, Peramalan adalah memperkirakan beberapa kebutuhan
dimasa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas (jumlah),
kualitas (mutu), waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi
permintaan barang atau jasa.
Subagyo (2000)
Menurut Subagyo, Forecasting adalah memperkirakan sesuatu yang akan
terjadi.
Handoko (1999)
Menurut Handoko, Peramalan adalah suatu usaha untuk meramalkan keadaan
di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu.
Gaspersz (2005)
Menurut Gaspersz, Aktivitas peramalan adalah suatu fungsi bisnis yang
berusaha memperkirakan penjualan dan penggunaan produk sehingga produk
itu dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat
Dalam penerapannya, metode ini tidak mensyaratkan jumlah data harus genap.
Perbedaan dengan metode tren semi-average terletak pada pemberian skor nilai
X-nya. Dalam hal ini, pemberian skor X dimulai dari 0,1,2, dst.
a. Analisis Industri
Dalam analisis ini lebih ditekankan pada "Market Share" yang dimiliki perusahaan.
Analisis ini menghubungkan potensi penjualan perusahaan dengan industri pada
umumnya (volume dan posisi dalam persaingan).
Tahapan dalam pemakaian analisis industri:
1. membuat proyeksi permintaan industri;
2. menilai posisi perusahaan dalam persaingan.
Market Share =permintaan perusahaan permintaan industry
Seperti yang dijelaskan dalam buku Anggaran Sebagai Alat Bantu Manajemen
oleh Justine T Sirait, berikut komponen penyusunan anggaran penjualan:
2. Kemampuan Finansial
3. Keadaan Personalia
Menurut menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu terdapat dua faktor yang
mempengaruhi anggaran penjualan, yaitu:
1. Faktor internal
2. Faktor ekternal
a. Keadaan pesaing dipasar
b. Posisi perusahaan dalam persaingan
c. Tingkat pertumbuhan penduduk
d. Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan
e. Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah yang berpengaruh
1. Faktor Pemasaran
Luas pasar, apakah bersifat lokal, regional, nasional,atau internasional; keadaan
persaingan, apakah bersifat monopoli, oligopoli, atau bebas; keadaan konsumen,
bagaimana selera konsumen apakah konsumen akhir atau konsumen industri.
2. Faktor Keuangan
Yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain mengenai kemampuan modal kerja
mendukung pencapaian target penjualanyang dianggarkan, seperti untuk membeli
bahan baku, membayar upah, biaya promosi produk dan lain-lain.
3. Faktor Ekonomis
Yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain dengan meningkatnya penjualan
berarti meningkatkan laba (rentabilitas) atau sebaliknya.
4. Faktor Kebijakan Perusahaan
Yaitu seperti kebijakan membuat produk dengan kualitas nomor satu sehingga
kesempatan untuk menjual produk nomor dua dan nomor tiga menjadi tertutup
7. Faktor Teknis
Apakah kapasitas seperti mesin dan alat mampu memenuhi target penjualan yang
dianggarkan apakah bahan baku dan tenaga kerja mudah dan murah.
8. Faktor Lainnya
Apakah pada musim tertentu anggaran penjualan ditambah, apakah kebijaksanaan
pemerintah tidak berubah sampai lama anggaran yang disusun harus dapat
dipertahankan.
K. Penyusunan anggaran penjualan
Tidak ada suatu bentuk standar yang harus dipergunakan oleh perusahaan jika
akan menyusun budget penjualan. Ini berarti tiap-tiap perusahaan mempunyai
kebebasan untuk menentukan bentuk serta formatnya. Namun harus mencakup
rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang
yang akan dijual, harga barang yang akan dijual, waktu penjualan serta tempat
(daerah) penjualan.
Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyusunan Anggaran Penjualan
Dewasa ini merupakan hal yang umum apabila suatu perusahaan mempunyai
daerah pemasaran yang cukup luas. Bagi perusahaan-perusahaan seperti ini di dalam
penyusunan anggaran penjualannya perlu untuk memperlihatkan kemana saja produk
perusahaan tersebut akan dijual. Hal ini sangat membantu para pelaksana penjualan
serta memudahkan pengawasan penjualan. Pada umumnya daerah pemasaran yang
luas ini akan dibagi menjadi beberapa daerah pemasaran dengan dasar-dasar tertentu
yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Dasar yang paling umum digunakan adalah
letak geografis dan tidak jarang pula yang mempergunakan pembagian atas dasar kota
tujuan atau kelompok kota tujuan pemasaran.
c. Diskriminasi harga
Didalam penentuan harga jual produk, terdapat beberapa perusahaan yang menetapkan
harga yan8g sama bagi penjualan produknya untuk seluruh daerah pemasaran yang
ada. Namun demikian tidak disangkal pula bahwa terdapat beberapa perusahaan yang
menerapkan kebijakan diskriminasi harga untuk daerah yang berbeda. Untuk
perusahaan-perusahaan semacam ini harga yang dapat ditentukan untuk masing-
masing daerah pemasaran tersebut harus jelas sehingga dapat diketahui dan diawasi
pelakksanaannya dengan mudah. Jika harga untuk masing-masing daerah pemasaran
ini tidak dijelaskan maka penjualan produk perusahaan tersebut akan mengalami
beberapa kesulitan didalam pemantauannya, karena terdapat beberapa harga yang
berbeda antara satu daerah dengan daerah pemasaran yang lainnya.
d. Potongan harga
Pada umumnya anggaran penjualan ini disusun untuk satu periode atau satu
tahun. Namun untuk keperluan perencanaan, koordinasi dan pengawasan dalam
perusahaan tersebut selayaknya anggaran penjualan yang disusun ini juga dilengkapi
dengan rincian penjualan bulanan. Bahkan beberapa perusahaan yang mendasarkan
penyusunan anggaran penjualan dari pada pengecer, agen dan distributor, tidak jarang
disusun perencanaan penjualan produk perusahaan perbulan dahulu baru kemudian
dijadikan perencanaan tahunan dengan jalan menjumlahkan seluruh penjualan bulanan
yang ada. Namun bagi perusahaan yang menyusun peramalan penjualan tahunan, pada
umumnya pemecahan perencanaan penjualan bulanan ini akan dilaksanakan atas dasar
pola penjualan bulanan yang telah ada dari beberapa periode yang telah lalu. Atas
dasar pola ini ditentukan berapa besarnya jumlah penjualan perbulan pada periode
yang bersangkutan.
Semakin jelas anggaran penjualan dalam perusahaan tersebut disajikan, semakin
mudah pula manajemen perusahaan yang bersangkutan melaksanakan koordinasi dan
pengawasan kegiatan penjualan perusahaan ini.
e. Teknis Penyususan Anggaran Penjualan dan Ilustrasi
Analisis trend
Metode trend mencoba melihat pola dan amatan melalui tebaran titik dari
pasangan data penjualan pada setiap waktunya.
contoh:
Dari contoh diatas dapat ditentukan kelompok pertama dan kelompok keduanya, yaitu
2005, 2006, 2007 adalah kelompok 1 dan 2008, 2009, 2010 adalah kelompok 2.
Dari setiap kelompok dicari rata-ratanya, yaitu ditunjukkan pada tabel berikut:
Penyelesaian Perhitungan:
a = 6.500
b = 6.980 – 6.500 = 160
Sehingga persamaannya adalah:
Y = 6.500 + 160(x)
Maka forecast untuk tahun 2011 adalah
Y = 6.500 + 160(5) = 7.300
• Forecast tahun 2012 = 7.460
• Forecast tahun 2013 = 7.620
• Forecast tahun 2016 = 8.100 dst
Trend secara matematis
Tahun Penjualan
1978 335.691
1979 346.425
1980 351.965
1981 317.134
1982 381.648
Perkembangan Produk yang Dihasilkan Sampai tahun 1981 perusahaan ini hanya
memprodusir rokok yang setiap bungkusnya berisi 10 batang. Tahun 1982 ditambah
lagi dengan bungkus yang berisi 12 batang. Tahun 1983 akan ditambah lagi dengan
bungkus yang berisi 3 batang.
Setelah diketahui data tentang volume penjualan selama 5 tahun terakhir, maka
dapat diestimasikan volume penjualan yang akan dicapai pada tahun 1981 dengan
menggunakan metode moment.
Tahun Y (bal) X XY X2
1978 335.691 0 0 0
1979 346.428 1 346.428 1
1980 351.965 2 703.930 4
1981 317.134 3 951.402 9
1982 381.648 4 1.526.592 16
1.732.866 10 3.528.352 30
Y = a + bX
∑Y = n.a + b.∑X
∑XY= a.∑X +b.∑X²
1.732.866 = 5a +10b
3.528.352 = 10a + 30b
atau
3.528.352 = 10a + 30b ........... (2)
3.465.732 = 10a + 20b ............(1) 62.620 =
10b b = 6262 a = 334,049,2
Persamaan trend : Y = 334.049,2 + 6,262 X
Volume penjualan tahun 1983
Y = 334.049,2 + 6.262 (5)
= 365.359,2 bal dibulatkan = 365.359 bal
Menurut perkiraan, perbandingan masing-masing jenis rokok (12 batang, 10 batang
dan 3 batang ) adalah :
Jenis rokok Jumlah Persentase
@12 batang 21.922 bal 6%
@10 batang 336.130 bal 92%
@3 batang 7.307 bal 2%
jumlah 365.359 100%
Rokok @ 10 batang:
1. Jawa Tengah 151.258 bal (45%)
2. Jawa Timur 168.065 bal (50%)
3. Jawa Barat 2.353 bal (0,7%)
4. Sumatra Utara 3.025 bal (0,9%)
5. Kalimantan Barat 6.723 bal (2%)
6. Sulawesi Utara 2.017 bal (0,6%)
7. Bali 2.689 bal (0,8%)
Jumlah 336.130 bal (100%
)
Rokok @ 13 batang:
1. Jawa Tengah 3.288 bal (45%)
2. Jawa Timur 168.065 bal (50%)
3. Jawa Barat 2.353 bal (0,7%)
4. Sumatra Utara 3.025 bal (0,9%)
5. Kalimantan Barat 6.723 bal (2%)
6. Sulawesi Utara 2.017 bal (0,8%)
7. Bali 2.689 bal (0,8%)
Jumlah 7.307 bal (100%
)
Catatan:
Distribusi masing-masing jenis rokok ke masingmasing daerah dianggap sama.
Umpama: masing-masing jenis rokok akan terjual di Jawa Tengah sebanyaknya 45%,
di Jawa Timur 50% dan seterusnya.
Anggaran penjualan diatas belum sempurna karena belum diperinci menurut
waktu (bulan, kuartal) selama tahun 1983. Anggaran penjualan yang lebih lengkap
dapat disusun dengan menggali kembali data-data secar lebih terperinci.
Data penjualan bulanan/kuartal selama 5 tahun terakhir adalah :
Penjualan Tahun 1978-1982
(dalam bal )
Tahun Kuarta Kuarta Kuarta Kuarta Jumlah
I l l l l
II III IV
1978 69.204 92.221 93.590 80.676 335.691
1979 91.844 77.765 98.202 78.617 346.428
1980 71.870 85.740 100.23 94.120 351.965
1981 61.739 90.949 5 78.160 317.134
1982 57.575 102.75 86.286 106.56 381.648
7 114.75 1
5
Jumlah 352.23 449.43 492.06 438.13 1.732.86
2 2 8 4 6
Ratara 70.446 89.886 98.614 87.627
ta
Dengan menggunakan data di atas, sebetulnya dapat dicari indeks musim untuk
megetahui dengan tepat perubahan tingkat penualan setiap waktu. Tetapi karena
setiap tahun data hanya diperinci menjadi kuartalan, sehingga data tahunan hanya
dibagi menjadi empat kelompok, maka cara tersebut kurang mememnuhi persyaratan
untuk diterapkan. Dalam hal ini dapat dipakai suatu cara yang lebih sederhana yakni
dengan melihat jumlah penjualan kuartal tertentu selama 5 tahun dan
membandingkannya dengan jumlah penjualan secara keseluruhan selama 5 tahun.
Dengan cara ini lalu dapat diketahui penyebaran penjualan tahunan ke setiap kuartal,
yakni sebagai berikut:
Kuartal I :
Kuartil II:
Kuartil III:
Kuartil IV:
Sehingga pada tahun 1983 jumlah rokok yang terjual pada setiap kuartil adalah:
Kuartil I : 20.33% X 365.359 = 74.277 bal
Kuartil II : 25.94% X 365.359 = 94.774 bal
Kuartil III : 28.45% X 365.359 = 103.945 bal
Kuartil IV : 25.28% X 365.359 = 92.373 bal
b. Ramalan penjualan dalam unit untuk tahun 1984 adalah sebagai berikut
(kotor):
Bulan Jaya Genta
Jawa Jawa Jawa Jawa
Barat Timur Barat Timur
2. Faktor internal yakni faktor atau kekuatan yang datangnya dari dalam
perusahaan sendiri, misalnya :
1.forecast
5
tahun
perminta
-
an
industri.
2.Sasaran 4.Rencana
pelita Penjualan
untuk perusa
ha-
6.Rencana
industri an jangka
penjualan
botol panjang
perusaha
-
gelas. an
3.Posisi tahunan.
pasar 5.Rencana
perusaha - kapasitas
an produksi 7.Pesanan 9.Rencana
perusahaa yang penjualan
n jangka diterima kuartalan/
panjang (PYD). bulanan.
8.Kapasi-
tas
perusaha
-
an
terpasang.
Sedang market share dari Perusahaan Pengecoran Besi Boma untuk daerah
penjualan serta tahun yang sama adalah sebagai berikut:
Tabel
Market Share Perusahaan Besi Boma pada 5 Daerah Penjualan 1A dan
19B
No Daerah Penjualan Market Share Boma (Ton)
19A 19B
1. DKI Jaya 52.000 60.000
2. Jawa Barat 41.000 41.000
3. Jawa Tengah 67.000 66.000
4. Jawa Timur 150.000 141.000
5. Bali/Nusa Tenggara 20.000 17.000
4. PABRIK SEMEN
Data tentang pasaran semen di Indonesia diketahui sebagai berikut:
Di Indonesia terdapat 3 buah pabrik semen dengan kapasitas potensial masing-
masing sebagai berikut :
- Semen X : 400.000 ton
- Semen Y : 125.000 ton
- Semen Z : 200.000 ton
Kapasitas yang direalisir setiap tahunnya tidak mungkin lebih dari 90% dari
kapasitas potensinya. Sedangkan demand akan semen untuk seluruh Indonesia
pada tahun 19A kurang lebih 1.000.000 ton dan 19B kira-kira 1.000.000 ton.
Jadi sebagian dari pada kebutuhan semen masih harus diimpor dari luar negeri.
Diperkirakan (berdasarkan berbagai perhitungan) permintaan.
Semen tahun-tahun yang akan datang akan meningkat 15% lebih tnggi dari data
tahun sebelumnya.
Data penyebaran konsumsi semen untuk seluruh Indonesia dan untuk masing-
masing jenis semen adalah : (Tabel di bawah). Dengan data di bawah hitunglah :
a. Demand akan semen Indonesia untuk tahun 19C sampai dengan 19E.
b. Market share (bagian pasar yang dapat dikuasai) dari Perusahaan Semen
Gresik dengan menggunakan data penjualan tahun-tahun yang lalu.
c. Estimated demand (taksiran akan permintaan) terhadap semen hasil
Perusahaan Semen Gresik untuk tahun 19C sampai dengan 19E.
d. Buatlah indeks penyebaran konsumsi semen untuk semua jenis semen untuk
ketujuh daerah penyebaran di Indonesia.
e. Berapa jumlah semen yang masih harus diimpor ke Indonesia untuk tahun
19C sampai dengan 19E.
Tabel :
Pembayaran Konsumsi Semen Indonesia 19A – 19B
Tahun 19A
Daerah Produksi Dalam Seme Jumlah
Penyebara Negeri n Seluruh
n nya
X Y Z Impor (ton)
(ton) (ton) (ton) (ton)
pulau 0