Anda di halaman 1dari 12

Strategi Pemasaran Ritel

Istilah strategi sering digunakan dalam bisnis ritel. Dalam manajmen ritel, sering
dijumpai pembahasan tentang strategi barang dagangan, strategi promosi,
strategi lokasi, dan strategi merek privat. Kenyataannya, istilah tersebut selalu
digunakan sehingga semua keputusan ritel saat ini adalah keputusan yang
strategis.
1.1
Pengertian Strategi Pemasaran Ritel
Strategi pemasaran ritel adalah pernyataan yang memperjelas tentang
beberapa hal berikut ini:
1) Target pasar ritel
Di mana pengertian target pasar dapat diperjelas dengan definisi sebagai
berikut, yaitu segmen-segmen atau kelompok-kelompok pasar atau
pelanggan yang direncanakan oleh peritel untuk dilayani, terkait dengan
keterbatasan sumber daya yang dimiliki dan sekaligus yang harus
disiapkan oleh peritel. Segmen atau kelompok pelanggan tersebut harus
sudah diidentifikasi dengan jelas, sehingga kebutuhan dan keinginannya
dapat dipahami dan disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki
maupun yang harus disiapkan oleh peritel.
2) Format yang direncanakan oleh ritel untuk digunakan dalam memenuhi
kebutuhan target pasar
Format ritel adalah gabungan ritel didasarkan pada sifat atau ciri barang
dagangan

dan

jasa

yang

ditawarkan,

kebijakan

penentuan

harga,

pemasangan iklan dan program promosi, maupun pendekatan pada desain


toko dan lokasi khusus. Beberapa format ritel yang banyak berkembang di
Indonesia khususnya untuk format ritel dengan toko (store retailing)
adalah hypermarket, supermarket dan minimarket (untuk kelompok
orientasi makanan), dan departement store ataupun factory outlet (untuk
kelompok barang dagangan umum).
3) Dasar perencanaan ritel untuk memperoleh keuntungan bersaing yang
dapat dipertahankan (sustainable competitive advantage)
Pengertian keunggulan bersaing yang dipertahankan adalah keuntungan
dari persaingan yang dapat dipertahankan dalam jangka waktu panjang.
Dengan demikian, tiap strategi pemasaran ritel akan meliputi hal-hal sebagai
berikut: (1) memilih segmen target pasar dan penentuan format ritel, (2)
mengembangkan keunggulan bersaing yang memungkinkan ritel untuk
mengurangi tingkat kompetensi yang dihadapi.

1.2

Bauran Pemasaran Ritel


Bauran ritel (retail mix) adalah strategi pemasaran yang mengacu pada

beberapa variabel, di mana peritel dapat mengkombinasikan variabel-variabel


tersebut menjadi jalan alternatif dalam upaya menarik konsumen. Variabel
tersebut pada

umumnya

meliputi

faktor-faktor

seperti

variasi

barang

dagangan dan jasa yang ditawarkan, harga, iklan, promosi dan tata ruang,
desain toko, lokasi toko, dan pengelolaan barang dagangan.
Untuk menjaga kelangsungan hidup serta kemajuan dan keunggulan
daalam bisnis ritel yang semakin kompetitif, maka pengelola bisnis tersebut
harus berupaya menerapkan strategi berupa program bauran penjualan ritel
yang

diharapkan

memunculkan

minat

beli

konsumen.

Dalam

konsep

pemasaran, Mc Carthy (1993:46) mengemukakan komponen produk, harga,


tenpat dan promosi atau lebih dikenal dengan 4P (product, prace, place, dan
promotion) dengan menitikberatkan perhatian yang berbeda pada keempat
variabel

tersebut,

karena

tergantung

pada

pembuat

keputusan

pemasarannya untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang cenderung


berubah-berubah dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan
mencapai tujuan perusahaan.
Para peritel menggabungkan unsur-unsur bauran ritel untuk menciptakan
suatu metode dalam upaya menarik pasar sasaran. Kombinasi dari bauran
ritel ini akan memproyeksikan citra toko yang memengaruhi persepsi para
konsumen. Dengan menggunakan kesan-kesan atas toko ini, para pembeli
memposisikan toko yang satu terhadap yang lain. Seorang manajer pemasarn
ritel harus memastikan penetapan dan memperbaiki posisi dasar tokonya
secara

tepat

agar

sesuai

dengan

harapan

konsumen

ketika

mereka

memutuskan untuk berkunjung dan berbelanja di toko tersebut. Cara-cara


yang dipergunakan oleh peritel tersebut didasarkan pada kumpulan dari
unsur-unsur yang sering disebut bauran ritel.
1.2.1 Unsur-Unsur Bauran Ritel
1) Produk
Produk adalah keseluruhan dari penawaran yang dilakukan secara normal
oleh perusahaan kepada konsumen dalam memberikan pelayanan, letak
toko, dan nama barang dagangannya. Konsumen akan memberikan kesan
yang baik terhadap suatu toko apabila toko tersebut dapat menyediakan
barang yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen. Oleh karena itu,
peritel harus tanggap terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh suatu toko atau departement
store dalam memilih produk yang dijualnya yaitu:
2

a. Variety,

kelengkapan

produk

yang

dijual

dapat

memengaruhi

pertimbangan konsumen dalam memilih suatu toko atau departement


store.
b. Width or Breath, tersedianya produk-produk pelengkap dari produk
utama yang ditawarkan. Contohnya pada toko roti, selain menyediakan
roti juga menyediakan berbagai macam minuman.
c. Depth, merupakan macam dan jenis karakteristik dari suatu produk,
misalnya baju yang dijual di departement store tidak hanya dari satu
merek saja tetapi juga tersedia merek-merek lainnya.
d. Consistency, produk yang sudah sesuai dengan keinginan konsumen
harus tetap dijaga keberadaannya dengan cara menjaga kelengkapan,
kualitas, dan harga dari produk yang dijual.
e. Balance, berkaitan erat dengan usaha untuk menyesuaikan jenis dan
macam-macam produk yang dijual dengan pasar sasarannya.
2) Harga
Harga sangat berhubungan dengan nilai dasar dari persepsi konsumen
berdasarkan dari keseluruhan unsur bauran ritel dalam menciptakan suatu
gambaran dan pengalaman transaksi. Tingkat harga pada suatu toko dapat
memengaruhi cara berpikir konsumen terhadap unsur-unsur lain dari bauran
ritel. Contohnya tingkat harga sering kali dianggap dapat mencerminkan
kualitas dari barang dagangan dan pelayanan yang diberikan, sehingga pada
akhirnya juga akan memengaruhi konsumen dalam menentukan pilihannya
untuk berbelanja di sebuah departement store. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam menetapkan harga adalah pasar sasaran, persaingan,
biaya produk yang akan dijual, aturan harga dalam bauran ritel, karakteristik
barang

dagangan,

dan

pertimbangan-pertimbangan

hukum.

Dalam

menetapkan harga, terdapat tiga macam strategi harga yang pada umumnya
digunakan sebagai dasar oleh peritel yaitu:
a. Penetapan harga di bawah harga pasar (pricing below the market),
umumnya dilakukan oleh peritel yang mempunyai biaya operasional
yang lebih rendah dan volume yang lebih tinggi.
b. Penetapan harga sesuai dengan harga pasar (pricing at the market),
umumnya dilakukan oleh peritel untuk memperlebar pasarnya dengan
menawarkan kepada konsumen mengenai kualitas produk yang baik,
harga yang cukup, dan pelayanan yang baik.
c. Penetapan harga di atas harga pasar (pricing above the market),
biasanya dijalankan oleh toko yang sudah mempunyai reputasi yang
baik atau sudah terkenal. Konsumen akan tetap membeli meskipun

harganya di atas harga pasar dan ini merupakan keuntungan bagi


penjual.
3) Promosi
Promosi merupakan kegiatan yang memengaruhi persepsi, sikap, dan
perilaku konsumen terhadap suatu toko ritel dengan segala penawarannya.
Berman dan Evans (2001:154) membagi promosi dalam beberapa tipe,
diantaranya: point of purchase, kontes, kupon, program belanja, undian,
contoh gratis, demonstrasi, pemberian hadiah yang diadakan pada peristiwa
khusus.
Promosi merupakan alat komunikasi untuk menghubungkan keinginan
pihak peritel dengan konsumen untuk memberitahu, membujuk, dan
mengingatkan konsumen agar mau membeli produk yang dijual dari
keuntungan dan manfaat yang diperolehnya. Para peritel harus dapat
mendukung dan memperkuat posisi badan usahanya di pasar. Ada tiga
macam alat promosi yang sering digunakan oleh peritel, yaitu:
a) Iklan, segala bentuk presentasi nonpersonal dan promosi dari barangbarang serta pelayanan oleh sebuah sponsor tertentu yang dapat
dilakukan melalui berbagai media seperti televisi, radio, majalah, surat
kabar, katalog, dan media lainnya.
b) Penjualan langsung, bentuk presentasi lisan dalam suatu percakapan
dengan satu atau beberapa orang calon pembeli dengan tujuan untuk
mencapai kesepakatan pembelian. Cara ini biasanya dilakukan dengan
menggunakan tenaga wiraniaga.
c) Promosi penjualan, merupakan aktivitas yang dapat merangsang
konsumen

untuk

membeli

yang

meliputi

pemajangan,

pameran,

pertunjukkan, dan demonstrasi. Bentuk promosi penjualan, antara lain


dengan pemberian sampel dan kupon hadiah.
4) Pelayanan
Pelayanan merupakan suatu keinginan konsumen untuk dilayani, dan
pelayanan tersebut tentunya berhubungan dengan penjualan produk yang
akan dibeli konsumen, misalnyaa pemberian fasilitas alternatif pembayaran,
pemasangan perlengkapan, merubah model untuk pakaian dan sebagainya.
Pelayanan didefinisikan sebagai aktivitas, manfaat, kepuasan dari sesuatu
yang

ditawarkan

dalam

penjualan.

Para

pengusaha

harus

dapat

menyesuaikan jenis layanan yang ditawarkan dengan unsur-unsur lainnya


dalam bauran ritel. Contohnya, toko yang menetapkan harga jual di atas
harga pasar harus memberikan pelayanan yang benar-benar sesuai dengan
harga yang dibayar oleh konsumen. Adapun jenis-jenis pelayanan dalam
4

bauran ritel antara lain: (1) waktu pelayanan toko (jam operasional toko), (2)
pengiriman barang, (3) penanganan terhadap keluhan dari konsumen, (4)
penerimaan pesanan melalui telepon dan pos, dan (5) penyediaan fasilitas
parkir.
Berbagai jenis pelayanan yang ditawarkan di atas dapat membedakan
pelayanan antara toko yang satu dengan yang lain, sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin lengkap dan memuaskan pelayanan yang
diberikan oleh departement store, maka semakin besar kemungkinan
konsumen akan akan tertarik untuk memilih berbelanja di departement store
yang bersangkutan.
5) Fasilitas fisik
Fasilitas fisik merupakan faktor penentu dalam mendominasi pangsa pasar
yang diinginkan oleh perusahaan, karena penguasaan pasar dapat dicapai
apabila perusahaan mendapat kedudukan yang baik sehingga dapat
menciptakan citra perusahaan bagi para konsumennya. Secara spesifik,
beberapa elemen penting yang dapat lebih menonjolkan citra dari suatu toko
yaitu berupa arsitektur yang baik, desain eksterior dan interior yang
menarik, sumber daya manusia yang memadai, penyediaan barang yang
baik, lambang dan logo, penempatan lokasi toko dan nama toko yang dapat
menarik perhatian. Nama toko berperan penting karena sebagian besar dari
elemen tersebut berkaitan dengan peritel (pengelolanya) yang ditampilkan
secara fisik. Adapun faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan, yaitu
kestrategisan, apakah daerah tersebut dapat dijadikan pusat bisnis atau
bukan dan bagaimana arus lalu lintasnya. Arus lalu lintas memngaruhi
penempatan lokasi toko ritel karena dapat menarik konsumen untuk
mengunjungi toko tersebut, bahkan berbelanja.
Lokasi merupakan struktur fisik dari sebuah toko yang merupakan
komponen utama yang terlihat dalam mebentuk kesan sebuah toko yang
dilakukan peritel dalam melakukan penempatan tokonya dan kegiatan dalam
menyediakan saluran pelayanan yang dibutuhkan konsumen. Fasilitas fisik
mempunyai peran penting untuk memposisikan toko ritel dalam benak
konsumen. Sebagai contoh, sebuah peritel yang ingin memposisikan dirinya
sebagai toko berskala atas akan menggunakan penampilan yang mewah
atau canggih untuk menarik minat konsumen agar datang ke toko dan
melakukan pembelian. Fasilitas fisik dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

a) Lokasi toko, mencari dan menentukan lokasi merupakan tugas paling


penting,

karena

penentuan

lokasi

yang

tepat

merupakan

kunci

kesuksesan sebuah bisnis.


b) Tata letak toko, penataan toko yang dirancang dan dibuat setelah lokasi
toko

dipilih.

Semuanya

ini

bertujuan

untuk

memudahkan

dan

memberikan kenyamanan bagi konsumen dalam berbelanja.


c) Desain toko, desain dari sebuah toko dibagi ke dalam dua bagian:
Desain eksterior, merupakan penampilan luar dari sebuah toko
yang

harus

dapat

menarik

konsumen

untuk

melakukan

pembelian. Faktor-faktor desain eksterior meliputi: penempatan


pintu masuk, penerangan pada bagian luar toko, penempatan
papan reklame serta pengaturan jendela dan dinding.
Desain interior, merupakan penampilan bagian di dalam suatu
toko yang tidak kalah pentingnya untuk menarik konsumen.
Faktor-faktor desain interior ini meliputi: ketinggian langit-langit,
penerangan dalam toko, warna dan temperatur dalam ruangan.

PRODUK
Keluasan dan kedalaman
serta keragaman produk
PROMOSI

PERSONALIA
Pelayanan
pelanggan
dan
penjualan
PRESENTASI
Tata letak
dan suasana

Periklanan,
publisitas,
dan humas
PASAR
SASARAN

LOKASI
Site dan
lokasi
perdagan
6
gan

Harga
Gambar 1.1 : Bauran Ritel
Sumber: Lamb, Hair, McDaniel, Manajemen Pemasaran. 2001
1.3

Mengembangkan Keunggulan Bersaing

Mengembangkan keuntungan bersaing berarti ritel membangun sebuah dinding


disekitar posisinya pada pasar ritel. Hal ini membuat para pesaing sulit keluar daro
dinding atau pembatas untk menghubungkan konsumen pada target pasar ritel. Elemen
terakhir dalam strategi ritel adalah pendekatan-pendekatan untuk mengembangkan
keuntungan bersaing yang bisa dipertahankan atau berkelanjutan dalam jangka panjang.
Tujuh kesempatan yang penting bagi ritel untuk mengembangkan keuntungan
bersaing yang bisa dipertahankan adalah :
1. Loyalitas konsumen
Loyalitas konsumen berarti bahwa konsumen bersedia berbelanja di lokasi ritel.
Mempunyai konsumen loyal adalah metode yang penting dalam mempertahankan
keuntungan dari para pesaing. Beberapa cara dalam membangun loyalitas adalah
dengan :
1. Mengembangkan strategi-strategi yang jelas dan tepat
2. Menciptakan hubungan emosional dengan para konsumen melalui program
loyalitas
2. Lokasi
Lokasi adalah faktor utama dalam pemilihan toko konsumen. Hal ini juga merupakan
keuntungan bersaing yang tidak dengan mudah ditiru.
3. Manajemen sumber daya manusia
Ritel adalah bisnis tenaga kerja intensif. Para pegawai memiliki peranan penting
dalam memberikan layanan pada konsumen dan membangn loyalitas konsumen.
Pegawai yang berpengetahuan dan ahli, berusaha mewujudkan tujuan-tujuan ritel
yaitu asset-aset penting yang mendukung keberhasilan perusahaan.
4. Sistem distribusi dan informasi
Semua ritel berusaha untuk melakukan pengelolaan yang efisien. Mereka terus
memenuhi kebutuhan konsumen. Pada saat yang sama, memberi mereka barangbarang dengan harga lebih rendah daripada pesaingnya atau memutuskan untuk
menggunakan kesempatan guna menarik perhatian konsumen dari para pesaing
dengan menawarkan jasa yang lebih baik, berbagai barang dan penyajian secara
visual. Ritel dapat mencapai efisiensi dengan mengembangkan sistem distribusi dan
informasi.
7

5. Barang-barang yang unik


Sangat sulit bagi ritel untuk mengembangkan keuntungan bersaing melalui barangbarang karena para pesaing dapat membeli dan menjual merek-merek nasional yang
sama terkenalnya. Tetapi beberapa ritel menyadari keuntungan bersaing yang dapat
dipertahankan dengan mengembangkan merek-merek berlebel privat ( juga disebut
merek-merek toko), yang merupakan produk-produk yang dikembangkan dan
dipasarkan oleh ritel dan hanya tersedia dari ritel tersebut.
6. Hubungan pedagang atau penjual
Dengan mengembangkan hubungan yang kuat dengan para pedagang atau penjual,
ritel bisa mendapatkan hak-hak eksklusif, yaitu : untuk menjual barang-barang
disebuah daerah, untk mendapatkan istilah-istilah khusus dan membeli yang tidak
tersedia untuk para pesaing yang kekurangan dalam hal tersebut, dan untuk menerima
barang-barang terkenal dalam pengiriman yang singkat.
Hubngan dengan penjual seperti hubungan dengan konsumen, dikembangkan dalam
waktu yang lama dan tidak dapat diimbangi dengan mudah oleh seorang pesaing.
7. Layanan konsumen
Beberpa ritel menawarkan layanan-layanan pada konsumen yang tidak benar-benar
mereka inginkan, tetapi membuat konsumen melakukan pembelian barang. Sangatlah
membutuhkan waktu dan usaha untuk membangun sebuah tradisi dan reputasi untk
layanan konsumen, tetapi layanan yang bagus adalah asset strategis yang berharga.
Untuk membangun keuntungan yang bisa dipertahankan dalam jangka panjang, ritel
secara khsus tidak boleh hanya bergantung pada pendekatan tunggal seperti biaya
rendah atau layanan bagus. Namun harus secara komprehensif membangun hubungan
yang terintegrasi.
Loyalitas
konsumen
Layanan
konsumen

Hubungan
para
pedagang

lokasi
Keunggulan
bersaing yang
berkelanjutan

Manajemen
SDM

Barang
Sistem
distribusi
dan
Gambar dagangan
1.2 : Keunggulan Bersaing
Berkelanjutan
yang
unik
informasi
(Sustainable Competitive Advantage)
1.4

Strategi Pertumbuhan
8

1. Penembusan pasar
Kesempatan penembusan pasar meliputi usaha-usaha langsung terhadap konsumen
yang telah ada menggunakan format ritel sekarang. Ritel dapat mencapai strategi
pertumbuhan ini dengan menarik konsumen pada target pasar sekarang yang tidak
berbelanja ditokonya untuk mengunjungi toko tersebut lebih sering atau untuk
membeli lebih banyak barang saat tiap kunjungan.
2. Perluasan pasar
Kesempatan perluasan pasar menggunakan format ritel yang ada pada segmen pasar
baru.
3. Pengembangan format ritel
Kesempatan pengembangan format ritel meliputi penawaran format ritel baru, format
dengan gabungan ritel yang berbeda pada target pasar yang sama.
4. Diversifikasi
Kesempatan diversifikasi adalah saat ritel memperkenalkan format ritel baru secara
langsung pada segmen pasar yang tidak termasuk.
a. Diversifikasi yang berkaitan dan yang tidak berkaitan
Pada kesempatan diversifikai yang berkaitan atau berhubungan, target pasar
sekarang atau format ritel memiliki kesempatan baru. Keadaan seperti ini
diperlukan pembelian dari penjal-penjual yang sama dengan menggunakan sistem
distribusi atau manajemen yang sama atau pengiklanan dikoran yang sama pada
target pasar yang sama. Sebaliknya, diversifikasi yang tidak berkaitan memiliki
kekurangan dalam hal bisnis sekarang dan bisnis baru.
b. Penyatuan vertical
Penyatuan vertical adalah diversifikasi yang dilakukan ritel dalam penjualan atau
produksi.
1.5

Proses Perencanaan Strategi Pemasaran Ritel


Proses perencanaan pemasaran ritel strategis yaitu sekumpulan langkah-

langkah yang dilalui ritel untuk mengembangkan perencaan ritel strategis.


Langkah-langkah ini menjelaskan bagaimana ritel memilih segmen target
pasar, menentukan format ritel yang sesuai, dan membangun keuntungan
bersaing yang bisa dipertahankan. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai
berikut:
Langkah 1: Jelaskan Tujuan Bisnis atau Misi Bisnis
Pernyataan misi di sini adalah gambaran atau penjelasan yang luas tentang
tujuan ritel dan lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan.
Langkah 2: Laksanakan Pemeriksaan Situasi
Audit (pemeriksaan) situasi adalah suatu kegiatan untuk melakukan analisis
kesempatan-kesempatan dan ancaman-ancaman dalam lingkungan ritel dan
kelebihan serta kekurangan bisnis ritel.
9

a. Faktor

Pasar,

untuk

melakukan

analisis

faktor-faktor

pasar,

dapat

dilakukan dengan mencari data dan informasi ke Badan Pusat Statistik


(BPS) untuk mendapatkan informasi tentang ukuran, pertumbuhan,
perputaran dan pasar musiman pada umumnya.
b. Faktor Persaingan, sifat atau ciri persaingan pada pasar ritel terpengaruh
oleh penghalang atau hambatan untuk masuk, penawaran, kekuasaan
penjualan, dan persaingan.
c. Faktor Lingkungan, faktor-faktor

lingkungan

yang

mempengaruhi

ketertarikan pasar meliputi perubahan teknologi, ekonomi, peraturan dan


sosial. Ritel perlu menjawab tiga pertanyaan ini: (1) Perkembangan atau
perubahan baru apa yang mungkin terjadi, seperti peraturan dan
teknologi baru atau faktor-faktor sosial yang berbeda dan kondisi
ekonomi?, (2) Kemungkinan apa yang akan terjadi dalam perubahan
lingkungan? Faktor-faktor kunci apa yang memengaruhi perubahanperubahan

ini

memengaruhi

terjadi?,
dampak

(3)

Bagaimana

tiap-tiap

pasar

perubahan-perubahan

ritel,

perusahaan,

dan

ini
para

pesaingnya?
Langkah 3: Jelasakan Kesempatan-Kesempatan Strategis
Setelah menyelesaikan audit situasi, langkah berikutnya adalah menjelaskan
kesempatan-kesempatan dalam meningkatkan penjualan ritel.
Langkah 4: Evaluasi Kesempatan-kesempatan Strategis
Evaluasi ini menentukan kemungkinan ritel untuk meningkatkan keuntungan
bersaing

yang

dipertahankan

dan

keuntungan

jangka

panjang

dari

kesempatan-kesempatan dengan evaluasi.


Langkah 5: Menentukan Tujuan-tujuan Khusus dan Mengalokasi Sumbersumber Daya
Setelah mengevaluasi, langkah berikut adalah proses perencaan strategis.
Proses perencanaan strategis adalah menentukan tujuan khusus untuk tiap
kesempatan. Tujuan-tujuan khusus ini memiliki tiga komponen.
1. Pengelolaan, termasuk adanya kemajuan yang bisa diukur
2. Kerangka waktu di mana tujuan harus dicapai
3. Tingkat investasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Langkah 6: Kembangkan Penggabungan Ritel untuk Melaksanank Strategi
10

Langkah

keenam

dalam

proses

perencanaan

adalah

mengembangkan

penggabungan ritel untuk tiap kesempatan di mana investasi akan dilakukan


dan untuk mengendalikan dan mengevaluasi pengelolaan.

Langkah 7: Evaluasi Pengelolaan dan Buat Penyesuaian


Jika ritel memenuhi atau melebih-lebihkan tujuan, perubahannya tidak
diperlukan. Tetapi jika ritel gagal memenuhi tujuannya, analisis ulang
diperlukan. Analisis ulang ini dimulai dengan peninjauan program-program
pelaksanaan, tetapi ini bisa menunjukkan bahwa kebutuhan atau perlunya
strategi harus dipertimbangkan ulang.

Langkah 1: Jelaskan Tujuan Bisnis atau

Langkah 2: Laksanakan Pemeriksaan

Langkah 3: Jelasakan KesempatanKesempatan Strategis

Langkah 4: Evaluasi Kesempatankesempatan Strategis

Langkah 5: Menentukan Tujuantujuan Khusus dan Mengalokasi

Langkah 6: Kembangkan

Langkah 7: Evaluasi Pengelolaan


dan Buat Penyesuaian

11

Gambar 1.3: Langkah Perencanaan Ritel Strategis


Sumber: Levy & Weitz, 2004

Daftar Pustaka
Utami,

Christina

Whidya.

2014.

Manajemen

Ritel:

Strategi

dan

Implementasi Operasional Bisnis Ritel Modern di Indonesia. Edisi 2.


Jakarta: Salemba Empat.

12

Anda mungkin juga menyukai