Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL

“Ekonomi Informasi”

Dosen Pengampu :
Dra. Sri Isworo Ediningsih, MM

Disusun oleh :
Kelompok 3
Enjel Stevany Br Tarigan 141210068
Ayu Fajarliana 141210100
Achmad Mubarok 141210109

Kelas EM-D

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN “NASIONAL” VETERAN
YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kekuatan dan petunjuk untuk
menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya kami sekelompok tidak Akan bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari proses
pembelajaran yang telah dititipkan kepada kelompok kami.

Makalah ini memuat tentang materi “Ekonomi Informasi”, pokok yang akan dibahas
di dalam makalah ini dipilih oleh Dosen kami untuk kami pelajari lebih dalam. Kami selaku
penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Dra. Sri Isworo Ediningsih, MM
selaku dosen pengampu Mata Kuliah Ekonomi Manajerial yang telah banyak membantu
dalam proses penyelesaian makalah ini. Semoga makalah yang kami buat ini dapat dinilai
dengan baik dan dihargai oleh pembaca. Meski makalah ini masih mempunyai kekurangan,
kami selaku penyusun mohon kritik dan sarannya.

Yogyakarta, 11 November 2023

Kelompok 3

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
BAB I......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah............................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN....................................................................................................................... 4
A. Rata-Rata Dan Varians.................................................................................................... 4
B. Ketidakpastian Dan Perilaku Konsumen......................................................................... 7
a. Keputusan Manajerial Terhadap Konsumen Penghindar Risiko................................7
b. Pencarian Yang Dilakukan Oleh Konsumen.............................................................. 8
C. Ketidakpastian Dan Perusahaan.................................................................................... 10
a. Penghindaran Risiko.................................................................................................10
b. Pencarian Yang Dilakukan Oleh Produsen...............................................................11
c. Memaksimalkan Laba...............................................................................................11
D. Ketidakpastian Dan Pasar..............................................................................................11
a. Informasi Asimetris.................................................................................................. 11
b. Pemberian Sinyal Dan Penyaringan......................................................................... 13
E. Pelelangan...................................................................................................................... 14
a. Jenis Lelang.............................................................................................................. 15
b. Struktur Informasi.................................................................................................... 16
c. Strategi penawaran Yang Optimal Untuk Penawar Yang Netral Terhadap Risiko...17
d. Pendapatan Yang Diharapkan Dalam Berbagai Jenis Pilihan Lelang...................... 18
BAB III.................................................................................................................................... 19
PENUTUP............................................................................................................................... 19
Kesimpulan.........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Information economics atau Ekonomika Informasi adalah cabang dari


Ekonomi Mikro yang mempelajari bagaimana informasi dan sistem informasi
mempengaruhi ekonomi dan keputusan ekonomi. Informasi memiliki karakteristik
khusus: sangat mudah untuk menciptakan tetapi sulit untuk percaya. Sangat mudah
untuk menyebarkan tetapi sulit untuk dikontrol. Ini mempengaruhi banyak
keputusan.Ciri-ciri khusus (seperti membandingkan jenis barang lain) sangatlah
“complicated” dengan banyak teori standar ekonomi (Allen, 1990)

Ada beberapa sub bidang ekonomi informasi. Informasi sebagai sinyal telah
digambarkan sebagai semacam ukuran negatif dari ketidakpastian (Arrow, J.K.,
1996). Ini mencakup pengetahuan yang lengkap dan ilmiah sebagai kasus khusus.
Wawasan pertama di bidang ekonomi informasi yang berkaitan dengan ekonomi
barang informasi.

Ekonomi informasi secara resmi terkait dengan teori permainan sebagai dua
jenis yang berbeda dari permainan yang mungkin berlaku, termasuk game dengan
informasi sempurna (Mycielski, 1992), informasi yang lengkap (Brandenburger,
2008) dan informasi yang tidak lengkap (2008 Heifetz.) metode eksperimental dan
teori permainan telah dikembangkan untuk model dan menguji teori-teori ekonomi
informasi, (Lippman, dan call, 2001) termasuk aplikasi kebijakan publik yang
potensial seperti desain mekanisme untuk memperoleh informasi-sharing dan perilaku
sebaliknya meningkatkan kesejahteraan (Myerson, 2008)

Titik awal untuk analisis ekonomi adalah pengamatan bahwa informasi


memiliki nilai ekonomi karena memungkinkan individu untuk membuat pilihan yang
menghasilkan hadiah yang diharapkan lebih tinggi atau utilitas yang diharapkan dari
mereka akan mendapatkan dari pilihan yang dibuat dengan tidak adanya informasi

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan rata-rata dan varian?
2. Bagaimana ketidakpastian dan perilaku konsumen?
3. Bagaimana ketidakpastian dan perusahaan?
4. Bagaimana ketidakpastian dan pasar?
5. Apa yang dimaksud dengan pelelangan?
C. Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas pada mata kuliah Ekonomi Manajerial
2. Menjawab semua rumusan masalah yang tertulis di atas

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Rata-Rata Dan Varians

Cara termudah untuk meringkas informasi tentang hasil yang tidak pasti
adalah dengan menggunakan konsep statistik mean dan varians dari variabel acak.
Lebih khusus lagi, misalkan ada ketidakpastian mengenai nilai suatu variabel.
Variabel acak, x, mungkin mewakili keuntungan, harga output, atau pendapatan
konsumen. Karena x adalah variabel acak, kita tidak dapat memastikan berapa nilai
sebenarnya. Yang kita tahu hanyalah bahwa dengan probabilitas tertentu, nilai
variabel acak yang berbeda akan muncul.
Nilai rata-rata atau nilai yang diharapkan dari suatu variabel acak, x,
didefinisikan sebagai jumlah probabilitas terjadinya hasil yang berbeda dikalikan hasil
yang dihasilkan. Secara formal, jika kemungkinan hasil dari variabel acak adalah x1,
x2, . . . , xn dan probabilitas hasilnya adalah q1, q2, . . . , qn, nilai x yang diharapkan
diberikan oleh E[x] = q1x1 + q2x2 + · · · + qnxn dimana q1 + q2 + · · · + qn = 1.
Dengan demikian, rata-rata suatu variabel acak mengelompokkan informasi
tentang kemungkinan hasil yang berbeda ke dalam satu statistik. Ini adalah cara yang
sangat mudah untuk menghemat jumlah informasi yang dibutuhkan untuk mengambil
keputusan Untuk menggambarkan pentingnya mempertimbangkan risiko dalam
pengambilan keputusan, pertimbangkan dua opsi berikut:
● Opsi 1: Balikkan koin. Jika muncul, Anda menerima $1; jika muncul ekor,
Anda membayar $1.
● Opsi 2: Balikkan koin. Jika muncul, Anda menerima $10; jika muncul ekor,
Anda membayar $10.
Meskipun taruhannya jauh lebih tinggi pada opsi 2 dibandingkan opsi 1, setiap
opsi memiliki nilai yang diharapkan sebesar nol. Rata-rata, Anda tidak akan mendapat
untung atau rugi dengan opsi mana pun. Untuk melihatnya, perhatikan bahwa ada
kemungkinan 50–50 koin akan mendarat di kepala. Jadi, nilai yang diharapkan dari
opsi 1 adalah

4
Kedua opsi tersebut memiliki nilai yang diharapkan sama tetapi sifatnya berbeda.
Dengan merangkum informasi mengenai opsi menggunakan mean, kita telah kehilangan
beberapa informasi tentang risiko yang terkait dengan kedua opsi tersebut. Terlepas dari opsi
mana yang Anda pilih, Anda akan mendapatkan uang atau kehilangan uang dengan melempar
koin. Berdasarkan opsi 1, separuh waktu Anda akan menghasilkan $1 lebih banyak dari rata
rata dan separuh waktu Anda akan menghasilkan $1 lebih sedikit dari rata-rata.
Berdasarkan opsi 2, penyimpangan dari rata-rata keuntungan atau kerugian
sebenarnya jauh lebih besar: Separuh waktu Anda akan menghasilkan $10 lebih banyak dari
rata-rata dan separuh waktu Anda akan kehilangan $10 lebih banyak daripada rata-rata.
Karena deviasi dari mean ini jauh lebih besar pada opsi 2 dibandingkan opsi 1, maka wajar
bila menganggap opsi 2 lebih berisiko dibandingkan opsi 1.
Meskipun pembahasan sebelumnya memberikan alasan untuk menyebut opsi 2 lebih
berisiko dibandingkan opsi 1, seringkali lebih mudah bagi manajer untuk memiliki angka
yang merangkum risiko yang terkait dengan hasil acak. Ukuran risiko yang paling umum
adalah varians, yang secara khusus bergantung pada penyimpangan hasil yang mungkin
terjadi dari mean.
Varians dari variabel acak adalah jumlah probabilitas terjadinya hasil yang berbeda
dikalikan deviasi kuadrat dari rata-rata variabel acak. Secara formal, jika kemungkinan hasil
dari variabel acak adalah x1, x2, . . . , xn, probabilitasnya adalah q1, q2, . . . , qn, dan nilai
yang diharapkan dari x diberikan oleh E[x], maka varians dari x diberikan oleh:

Deviasi standar hanya merupakan akar kuadrat dari varians:

Karena varians yang lebih besar berarti deviasi standar yang lebih besar (dan
sebaliknya), tampaknya deviasi standar tidak memberikan informasi berguna selain yang

5
terdapat dalam varians. Namun, deviasi standar mempunyai beberapa penerapan praktis.
Secara khusus, hasil untuk variabel acak apa pun akan selalu berada dalam dua standar
deviasi dari rata-ratanya setidaknya 75 persen. Misalnya, jika variabel acak, x, memiliki
rata-rata 5 dan simpangan baku 1, dapat dipastikan x akan bernilai antara 3 [= 5 – 2(1)] dan 7
[= 5 + 2(1 )] setidaknya 75 persen dari waktu.
Mari kita terapkan rumus ini pada contoh pelemparan koin untuk melihat bagaimana
varians dapat digunakan untuk mendapatkan angka yang merangkum risiko yang terkait
dengan opsi. Dalam setiap kasus, hanya dua kemungkinan yang terjadi dengan peluang yang
sama, jadi q1 = q2 = 1/2. Rata-rata setiap pilihan adalah nol. Jadi, varians dari opsi 1 adalah

Oleh karena itu, opsi 2 lebih berisiko daripada opsi 1. Karena deviasi standar adalah
akar kuadrat dari varians, deviasi standar opsi 1 adalah 1 dan deviasi standar opsi 2 adalah 10.
Contoh soal :
Manager xyz company memperkenalkan produk baru yang akan menghasilkan laba
sebesar 1000 dolar įika perekonomian tidak memasuki Resesi. Namun, įika Resesi terįadi,
permintaan untuk barang normal akan įatuh sangat taįam sehingga perusahaan akan
kehilangan 4000 dolar. įika ahli ekonomi memproyeksikan bahwa terdapat peluang 10%
perekonomian akan memasuki Resesi, berapa laba yang diharapkan xyz company dari
memperkenalkan produk baru? seberapa resikonya memperkenalkan produk baru?
Jawaban:
Nilai yang diharapkan (rata-rata) dari variabel acak, laba yang diharapkan terkait
memperkenalkan produk baru adalah

Jadi, laba yang diharapkan terkait memperkenalkan produk baru adalah $500. Dengan
menggunakan varians sebagai ukuran risiko, diperoleh

6
B. Ketidakpastian Dan Perilaku Konsumen

Karena sikap konsumen terhadap risiko berbeda-beda, kita harus


memperkenalkan beberapa terminologi tambahan untuk membedakan sikap-sikap ini.
Pertama, orang yang menghindari risiko lebih memilih jumlah tertentu sebesar $M
daripada prospek berisiko dengan nilai yang diharapkan sebesar $M. Individu yang
menyukai risiko lebih memilih 6 prospek berisiko dengan nilai yang diharapkan
sebesar $M dibandingkan jumlah tertentu sebesar $M. Terakhir, individu yang netral
risiko tidak peduli antara prospek berisiko dengan nilai yang diharapkan sebesar $M
dan sejumlah $M
Ada kemungkinan bahwa bagi beberapa prospek, individu akan menyukai
risiko, sedangkan bagi prospek lainnya, mereka akan menghindari risiko. Untuk
pertaruhan kecil, orang biasanya menyukai risiko, sedangkan untuk pertaruhan besar,
mereka menghindari risiko.

a. Keputusan Manajerial Terhadap Konsumen Penghindar Risiko


1. Kualitas produk.
Analisis risiko dapat digunakan untuk menganalisis situasi dimana
konsumen tidak yakin terhadap kualitas produk. Misalnya, seorang konsumen
rutin membeli merek lilin mobil tertentu dan dengan demikian relatif yakin
tentang kualitas dan karakteristik produk tersebut. Jika konsumen menghindari
risiko, kapan dia bersedia membeli wax mobil yang baru diperkenalkan ke
pasar?
Konsumen yang menghindari risiko lebih menyukai sesuatu yang pasti
dibandingkan prospek yang tidak pasti dengan nilai yang diharapkan sama.
Jadi, jika konsumen mengharapkan produk wax mobil yang baru berfungsi
sama baiknya dengan produk yang biasa dibelinya, maka, jika dianggap sama,
ia tidak akan membeli produk baru tersebut. Alasannya adalah adanya risiko
yang terkait dengan penggunaan produk baru; wax baru dapat membuat mobil
terlihat jauh lebih baik dibandingkan wax lama, atau dapat merusak cat mobil.
Ketika konsumen mempertimbangkan kemungkinan kemungkinan ini dan
menyimpulkan bahwa lilin baru diharapkan sama baiknya dengan lilin yang
dia gunakan sekarang, dia memutuskan untuk tidak membeli produk baru
tersebut. Konsumen lebih memilih hal yang pasti (merek saat ini)
dibandingkan prospek yang beresiko (produk baru).
2. Jaringan Toko
Penghindaran risiko juga menjelaskan mengapa perusahaan mungkin
berkepentingan untuk menjadi bagian dari jaringan toko dibandingkan tetap

7
independen. Misalnya, seorang konsumen berkendara melalui Smalltown, AS,
dan memutuskan untuk makan siang. Ada dua restoran di kota ini: restoran
lokal dan jaringan hamburger nasional. Meskipun konsumen tidak tahu
apa-apa tentang restoran ini, pengalamannya menunjukkan bahwa pengunjung
lokal biasanya sangat baik atau sangat buruk. Di sisi lain, jaringan hamburger
nasional memiliki menu dan bahan yang 7 terstandarisasi; jenis dan kualitas
produk yang ditawarkan relatif tertentu, meskipun kualitasnya rata-rata.
Karena konsumen menghindari risiko, ia akan memilih untuk makan di
jaringan restoran nasional kecuali ia mengharapkan produk dari restoran lokal
tersebut lebih baik dibandingkan dengan jaringan restoran tersebut.
3. ASURANSI
Fakta bahwa konsumen menghindari risiko menyiratkan bahwa mereka
bersedia membayar untuk menghindari risiko. Inilah sebabnya mengapa orang
memilih untuk membeli asuransi atas rumah dan mobil mereka. Dengan
membeli asuransi, individu menyumbangkan sejumlah kecil uang (relatif
terhadap potensi kerugian) untuk menghilangkan risiko yang terkait dengan
kerugian besar.

b. Pencarian Yang Dilakukan Oleh Konsumen

Selama ini kita berasumsi konsumen mengetahui harga suatu barang dengan
pasti. Analisis ini menjadi lebih rumit jika konsumen tidak mengetahui harga yang
dikenakan oleh perusahaan berbeda untuk produk yang sama. Misalkan konsumen
tidak mengetahui harga yang dikenakan oleh toko yang berbeda untuk beberapa
komoditas homogen.
Misalkan ada banyak toko yang mengenakan harga berbeda untuk merek jam
tangan yang sama. Seorang konsumen ingin membeli produk dari toko yang
menggunakan harga terendah, namun dia tidak mengetahui harga yang dikenakan oleh
masing-masing toko. Biarkan c menunjukkan biaya untuk memperoleh informasi
tentang harga yang dibebankan oleh masing-masing toko. Misalnya, c mungkin
mewakili biaya melakukan panggilan telepon, biaya perjalanan ke toko untuk
mengetahui berapa harga yang dikenakan untuk sebuah jam tangan, atau biaya untuk
mencari harga di katalog atau di Internet.

8
Gambar 12–1 juga mengilustrasikan strategi pencarian optimal bagi
konsumen. Biaya setiap pencarian adalah garis horizontal berlabel c. Jika konsumen
menemukan harga yang lebih tinggi dari R, manfaat yang diharapkan dari pencarian
tersebut lebih besar daripada biayanya, dan konsumen harus menolak harga tersebut
(terus mencari harga yang lebih rendah). Sebaliknya, jika konsumen menemukan
harga di bawah R, yang terbaik adalah menerima harga tersebut (berhenti mencari dan
membeli produk). Hal ini karena manfaat yang diharapkan dari pencarian harga yang
lebih rendah lebih kecil dibandingkan biaya pencarian.

Jika konsumen menentukan harga R, dia akan bersikap acuh tak acuh antara
membeli pada harga tersebut dan terus mencari harga yang lebih rendah.
Harga reservasi, R, adalah harga dimana konsumen tidak peduli antara
membeli pada harga tersebut dan mencari harga yang lebih rendah. Secara formal,
jika EB(p) adalah manfaat yang diharapkan dari pencarian harga yang lebih rendah
dari p dan c mewakili biaya per pencarian, maka harga reservasi memenuhi kondisi.

9
Apa yang terjadi jika biaya pencarian meningkat? Seperti yang ditunjukkan
Gambar 12–2, peningkatan biaya pencarian menggeser garis horizontal ke atas
menjadi c*, sehingga menghasilkan harga reservasi yang lebih tinggi, R*. Artinya,
konsumen sekarang akan merasa harga lebih dapat diterima dan pencariannya tidak
terlalu intensif. Demikian pula, jika biaya untuk mencari harga yang lebih rendah
turun, konsumen akan lebih banyak mencari harga yang lebih rendah.

C. Ketidakpastian Dan Perusahaan

Pada bagian ini kita akan membahas implikasi ketidakpastian terhadap


keputusan produksi dan keluaran. Merupakan hal yang penting untuk
menggarisbawahi bahwa seluruh analisis tentang dampak ketidakpastian terhadap
perilaku konsumen dapat secara langsung diterapkan oleh manajer Perusahaan.

a. Penghindaran Risiko

Seperti halnya konsumen yang memiliki preferensi terhadap prospek


berisiko, begitu juga seorang manajer Perusahaan. seorang manajer yang
bersikap netral terhadap risiko tertarik dalam memaksimalkan laba yang
diharapkan. Jika manajer adalah penghindar risiko, ia kemungkinan akan lebih
memilih proyek berisiko dengan nilai yang diharapkan lebih rendah jika
memiliki risiko yang lebih rendah daripada suatu proyek dengan nilai yang
diharapkan lebih tinggi. Saat seorang manajer menghadapi keputusan untuk
melakukan pemilihan diantara proyek yang berisiko, sangat penting untuk
berhati-hati dalam mengevaluasi risiko dan tingkat pengembalian yang
diharapkan dari suatu proyek dan kemudian mendokumentasikannya.

Saat kebanyakan manajer merupakan penghindar risiko, umumnya


pemilik Perusahaan (pemegang saham) menginginkan manajer untuk bersikap
netral terhadap risiko. Dimana manajer yang bersikap netral pada risiko hanya
akan fokus pada nilai yang diharapkan dari proyek yang berisiko, bukan risiko
yang mendasarinya. Secara lebih khusus, tujuan manajer yang netral terhadap
risiko adalah mengambil tindakan yang memaksimalkan nilai saat ini yang
diharapkan dari Perusahaan, yaitu tindakan yang memaksimalkan laba yang
diharapkan.

Alasan pemegang saham menginginkan manajer untuk mengambil


tindakan yang memaksimalkan laba yang diharapkan adalah karena mereka
dapat menggabungkan dan mendiversifikasikan risiko dengan pembeli saham
dari berbagai Perusahaan yang berbeda untuk menghilangkan risiko sistematis
terkait operasi Perusahaan. oleh karena itu tidak efisien bagi manajer untuk
menghabiskan waktu dan uangnya sebagai usaha untuk mendiversifikasikan

10
risiko, yang dengan melakukannya akan mengurangi laba yang diharapkan
Perusahaan. dengan demikian, saat pemilih (pemegang saham) kemungkinan
adalah penghindar risiko, mereka lebih memilih manajer yang menghasilkan
keputusan yang bersikap netral terhadap risiko.

b. Pencarian Yang Dilakukan Oleh Produsen

Sama halnya saat kinsmen mencari toko yang menetapkan harga


terendah, produsen juga mencari harga terendah untuk masukan (input). Saat
terdapat ketidakpastian mengenai harga masukan, perusahaan yang melakukan
pengoptimalan menggunakan strategi pencarian yang optimal. Strategi
pencarian untuk manajer yang bersikap netral terhadap risiko akan sama
dengan konsumen yang bersikap netral terhadap risiko.

c. Memaksimalkan Laba

Manajer yang bersikap netral terhadap risiko harus menentukan berapa


keluaran yang akan diproduksi sebelum ia yakin tentang permintaan untuk
produknya. Karena permintaan tidak pasti, pendapatan juga tidak pasti. Ini
berarti bahwa untuk memaksimalkan laba yang diharapkan, manajer harus
menyamakan penerimaan marginal yang diharapkan dengan biaya marginal
dalam menetapkan keluaran:
E(MR) = MC

Alasan sederhananya adalah, jika penerimaan marginal yang


diharapkan melebihi marginal, manajer dapat meningkatkan laba yang
diharapkan dengan meningkatkan keluaran. Produksi dari unit keluaran
lainnya akan secara rata-rata menambah lebih banyak pendapatan daripada
biaya. Demikian pula jika penerimaan marginal yang diharapkan kurang dari
biaya marginal, maka manajer harus mengurangi keluaran, agar Perusahaan
dapat mengurangi biaya lebih daripada saat mengurangi pendapatan yang
diharapkan.

D. Ketidakpastian Dan Pasar


a. Informasi Asimetris

Informasi asimetris adalah situasi yang terjadi saat beberapa orang


memiliki informasi yang lebih baik daripada yang lain, sehingga orang-orang
dengan sedikit informasi secara rasional menolak untuk berpartisipasi dalam
pasar. Informasi asimetris antara konsumen dengan Perusahaan dapat
mempengaruhi laba Perusahaan, misalnya sebuah Perusahaan berinvestasi
dalam pengembangan produk baru yang diketahui dalam menjadi lebih unggul
dibandingkan produk yang ada di pasar. Konsumen disisi lain, tidak
mengetahui apakah produk yang baru benar-benar unggul daripada produk

11
yang sudah ada atau apakah Perusahaan salah dalam mengklaim keunggulan
produk. Jika tingkat asimetris sangat parah, konsumen dapat menolak untuk
membeli produk baru, bahkan jika produk tersebut benar-benar lebih baik dari
produk yang ada. Alasannya karena konsumen tidak tahu bahwa produk
tersebut benar-benar unggul. Dan informasi asimetris mempengaruhi
kebanyakan keputusan manajerial lainnya, termasuk mempekerjakan pegawai
dan pemberian kredit kepada pelanggan.

Adapun dua bentuk spesifik dari informasi asimetris:

Adverse Selection
Adverse selection umumnya terjadi saat seseorang memiliki
karakteristik tersembunyi, yakni karakteristik yang dia ketahui tetapi tidak
diketahui oleh pihak lain dalam transaksi ekonomi. Adverse selection juga
mengacu pada situasi saat suatu proses seleksi menghasilkan kumpulan
individu dengan karakteristik yang tidak diinginkan secara ekonomi.

Misalkan perusahaan asuransi memberikan asuransi kepada pengemudi


dengan catatan mengemudi yang buruk, namun dengan premi yang sangat
tinggi untuk menutupi klaim masa depan terkait antisipasi karena mengemudi
dengan buruk. Perusahaan asuransi harus menetapkan premi yang sama karena
tidak dapat membedakan antara pengemudi yang baik dan pengemudi yang
buruk. Dengan menetapkan harga yang sama untuk kedua jenis pengemudi,
maka menghasilkan adverse selection.

Perusahaan asuransi akan berakhir dengan menjual polis asuransi


hanya kepada pengemudi yang kemungkinan besar mengalami kecelakaan
mobil. Karena Perusahaan asuransi beroperasi hanya jika terdapat beberapa
pengemudi yang membayar premi dan tidak mengalami kecelakaan mobil,
Perusahaan asuransi biasanya merasa bahwa saat itu merupakan waktu yang
tepat untuk menetapkan harga yang lebih rendah terkait premi asuransi dan
menolak untuk memberikan asuransi terhadap pengemudi dengan catatan
mengemudi yang buruk.

Moral Hazard

12
Moral hazard umumnya terjadi saat salah satu pihak melakukan
tindakan tersembunyi, yakni tindakan yang ia tahu pihak lain tidak dapat
melihat. Terkadang saat dua pihak terlibat dalam kontrak, salah satu pihak
dalam kontrak melakukan tindakan tersembunyi yang menguntungkan dirinya
dan mengorbankan pihak lain.

Misalnya, pemilik mempekerjakan seorang manajer dan memberikan


kontrak dengan sistem gaji tetap, untuk mengoperasikan perusahaan, yang
menghasilkan laba yang bervariasi secara acak berdasarkan kondisi
perekonomian. Sayangnya, laba juga tergantung pada upaya manajer, yang
tidak teramati oleh pemilik. Dengan demikian upaya yang dilakukan manajer
mencerminkan tindakan tersembunyi. Perhatikan jika pemilik setuju untuk
membayar gaji tetap manajer sesuai dengan kontrak, maka manajer
benar-benar terlindungi dari kerugian ekonomi yang kemungkinan terjadi
akibat fluktuasi secara acak dalam laba Perusahaan.

Manajer sekarang memiliki insentif untuk menghabiskan lebih sedikit


waktu di kantor (tindakan tersembunyi), dan pengurangan kinerja yang
dilakukan manajer menyebabkan laba Perusahaan menjadi lebih rendah dan
menyebabkan kerugian untuk pemilik. Dengan kata lain, kontrak dengan
sistem gaji tetap, disertai dengan tindakan tersembunyi dari manajer,
menghasilkan moral hazard. Dalam hal ini, pemilik dapat mengatasinya
dengan melakukan monitor manajer untuk menghilangkan tindakan
tersembunyi manajer atau dengan membuat manajer dibayar berdasarkan laba
Perusahaan yakni dengan menghilangkan pemberian asuransi terhadap
manajer terkait kerugian ekonomi.

b. Pemberian Sinyal Dan Penyaringan

Pemberian sinyal merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh pihak


yang terinformasi untuk mengirimkan indikator yang dapat diamati dari
karakteristik tersembunyi yang dimilikinya kepada pihak yang tidak
terinformasi. Dalam pasar untuk suatu produk, Perusahaan menggunakan
sejumlah perangkat utama untuk memberikan sinyal terkait kualitas produk
kepada konsumen, yakni dengan jaminan uang Kembali, periode percobaan
gratis, dan label kemasan yang menunjukan bahwa produk telah

13
memenangkan “penghargaan tertentu” atau pernyataan yang menunjukan
bahwa produsen telah berada di bisnis tersebut sejak lama. Di pasar tenaga
kerja, pelamar kerja berusaha untuk memberikan sinyal terkait kemampuan
mereka melalui resume yang memberitahukan “tingkat Pendidikan” mereka
atau fakta bahwa mereka meraih gelar yang lebih tinggi seperti MBA atau
PhD.
Agar sinyal memberikan informasi yang berguna kepada pihak lain
yang tidak terinformasi, sinyal harus mudah diamati oleh pihak yang tidak
terinformasi. Selain itu, sinyal harus menjadi indikator yang dapat diandalkan
dari karakteristik dasar yang tidak dapat diamati dan sulit bagi pihak dengan
karakteristik lainnya untuk dengan mudah meniru. Misalnya, jika pasar tenaga
kerja merupakan pasar persaingan sempurna dan manajer dapat mengamati
produktivitas pekerja sebelum mempekerjakan mereka, pekerja yang tidak
produktif akan mendapatkan gaji sebesar nol dan pekerja yang produktif akan
mendapatkan gaji yang sama dengan nilai produk marginal mereka.

Penyaringan sendiri merupakan upaya yang dilakukan oleh pihak yang


kurang terinformasi untuk memilah individu sesuai dengan karakteristik
mereka. Pemilihan ini dapat dicapai melalui self selection device, yakni
individu yang memiliki informasi tentang karakteristik mereka sendiri
disajikan dengan satu set pilihan, dan pilihan yang mereka pilih akan
mengungkapkan karakteristik mereka kepada pihak yang kurang terinformasi.

Misalkan terdapat dua pekerja--Fred dan Mitchell- yang memiliki


karakteristik berbeda: Fred adalah administrator yang lebih baik, dan Mitchell
adalah seorang tenaga penjual yang lebih baik. Natalie (Direktur personalia)
dapat mengatasi kekurangan informasinya dengan menawarkan kepada Fred
dan Mitchell pilihan pekerjaan yang berbeda dan membiarkan mereka memilih
sendiri Pekerjaan yang terbaik bagi mereka serta bagi perusahaan. dengan
mengumumkan kompensasi dari pilihan posisi yang ditawarkan kepada kedua
pekerja. Jadi nantinya, meskipun Natalie tidak mengetahui yang mana dari
kedua individu akan menjadi administrator yang lebih baik dan tenaga penjual
yang lebih baik, perangkat seleksi mandiri menyortir pekerja ke pekerjaan
yang akan pekerja pilih jika dia sudah mengetahui karakteristik kedua pekerja
tersebut.

E. Pelelangan

Dalam lelang, calon pembeli bersaing untuk mendapatkan hak memiliki


barang, jasa, atau, lebih umum lagi, segala sesuatu yang bernilai. Lelang digunakan
untuk menjual berbagai macam barang, termasuk karya seni, surat utang negara,
furnitur, real estat, sewa minyak, perusahaan, listrik, dan berbagai barang konsumsi di
situs lelang di Internet. Jika juru lelang adalah penjual, seperti dalam lelang karya
seni, dia ingin mendapatkan harga setinggi mungkin untuk barang tersebut. Pembeli,

14
sebaliknya, berusaha mendapatkan barang tersebut dengan harga serendah mungkin
Dalam beberapa kasus, juru lelang adalah orang yang mencari penawaran dari calon
pemasok. Misalnya, sebuah perusahaan yang membutuhkan peralatan modal baru
dapat mengadakan lelang di mana calon pemasok menawar harga yang mencerminkan
harga yang akan mereka tetapkan untuk peralatan tersebut. Dalam lelang dengan
banyak penawar, persaingan di antara para penawar menghasilkan persyaratan yang
lebih menguntungkan bagi juru lelang.
Lelang merupakan hal yang penting untuk dipahami manajer karena dalam
banyak kasus, perusahaan berpartisipasi baik sebagai juru lelang atau sebagai penawar
dalam proses lelang. Dengan kata lain, perusahaan memungkinkan ingin menjual
melalui lelang atau membeli barang dalam sebuah lelang. Penting bagi para manajer
untuk memahami implikasi lelang terhadap keputusan manajerial.

a. Jenis Lelang

Terdapat 4 tipe dasar dalam lelang yaitu; English auction (ascending-bid);


first-price, sealed-bid; second-price; dan Dutch Auction (descending-bid).
Lelang tersebut berbeda sehubungan dengan (1) waktu terkait keputusan
penawar, (2) jumlah yang harus pemenang lelang bayarkan.
1. English Auction, dalam lelang ini, suatu barang akan dijual kepada
penawar tertinggi. Dalam English Auction, penawar secara kontinu
mendapatkan informasi tentang penawaran dari peserta lelang lainnya.
Berdasarkan informasi ini, jika menurut mereka barang tersebut
bernilai lebih dari tawaran tertinggi saat ini, mereka akan menaikkan
tawarannya. Lelang berakhir ketika tidak ada penawar lain yang
bersedia membayar lebih untuk barang tersebut selain penawaran
tertinggi. Dalam English Auction orang yang memperoleh barang
tersebut merupakan orang yang menawarkan harga paling tinggi dan
paling menghargai barang tersebut.
Sebagai ilustrasi, misalkan tiga perusahaan bersaing untuk
mendapatkan hak membeli sebuah mesin di lelang Inggris pada
penjualan kebangkrutan. Perusahaan A menilai mesin tersebut sebesar
$1 juta, perusahaan B menilainya sebesar $2 juta, dan perusahaan C
menilainya sebesar $1,5 juta. Perusahaan mana yang akan memperoleh
mesin tersebut, dan berapa harganya?
Ketiga perusahaan tersebut akan menawar hingga $1 juta untuk
mesin tersebut. Ketika tawarannya sedikit di atas jumlah ini,
perusahaan A akan keluar karena menilai mesin tersebut seharga $1
juta. Ketika tawaran mencapai $1,5 juta, perusahaan C akan keluar,
yang berarti perusahaan B akan memperoleh mesin tersebut seharga
$1,5 juta (atau mungkin $1,5 juta ditambah $0,01). Secara efektif,
pemenang lelang hanya perlu menduduki peringkat tertinggi kedua dari
mesin tersebut.

15
2. First-Price, Sealed-Bid Auction yaitu penawar menuliskan penawaran
mereka pada potongan kertas tanpa mengetahui tawaran yang dibuat
oleh peserta lainnya. Juru lelang akan mengumpulkan penawaran dan
memberikan barang kepada penawar tertinggi. Penawar tertinggi
membayarkan kepada juru lelang sejumlah yang ia tulis pada selembar
kertas. Dengan demikian pelelangan ini, penawar tertinggi
memperoleh barang tersebut.
Misalnya, situasi di mana sebuah mesin dilelang ke salah satu
dari tiga perusahaan dalam lelang harga kedua dan penawaran tertutup.
Jika Perusahaan A menawar $1 juta, Perusahaan B menawar $2 juta,
dan Perusahaan C menawar $1,5 juta, maka penawar 15
tertinggi—Perusahaan B—memenangkan barang tersebut, namun
hanya membayar penawaran tertinggi kedua, yaitu $1,5 juta.
3. Second-Price, Sealed-Bid Auction yaitu pelelangan ini memiliki
kemiripan dengan penawar mengajukan First-Price, Sealed-Bid
Auction. Seseorang yang mengajukan penawaran tertinggi merupakan
pemenang, namun harus membayar hanya sejumlah penawar tertinggi
kedua ajukan. Misalnya, situasi di mana sebuah mesin dilelang ke
salah satu dari tiga perusahaan dalam lelang harga kedua dan
penawaran tertutup. Jika Perusahaan A menawar $1 juta, Perusahaan B
menawar $2 juta, dan Perusahaan C menawar $1,5 juta, maka penawar
tertinggi Perusahaan B memenangkan barang tersebut, namun hanya
membayar penawaran tertinggi kedua, yaitu $1,5 juta.
4. Dutch Auction atau lelang belanda yaitu penjual memulai dengan
menawarkan harga yang sangat tinggi untuk barang tersebut. Juru
lelang secara bertahap menurunkan harga sampai salah satu pembeli
menunjukkan kemauannya untuk membeli barang pada harga tertentu.
Pada titik ini, proses lelang berakhir; penawar membeli barang saat
harga terakhir diumumkan. Lelang Belanda digunakan secara luas di
Belanda untuk melelang bunga seperti tulip. Dealer mobil terkadang
menggunakan lelang Belanda untuk menjual mobil; harga mobil
tertentu dipasang setiap hari di tenda, dan harga diturunkan setiap hari
sampai seseorang membeli mobil tersebut.
b. Struktur Informasi

Penawar dalam lelang jarang memiliki informasi yang sempurna. Bahkan,


dalam situasi saat setiap penawar mengetahui seberapa besar dia menghargai
barang tersebut, terdapat kemungkinan bahwa penawar lain tidak mengetahui
informasi tersebut.
● Penilaian Pribadi yang Bersifat Independent
Lelang yang baru saja dijelaskan merupakan salah satu lelang
dengan penawar memiliki penilaian pribadi yang independent.
Penilaian pribadi merujuk pada fakta bahwa suatu barang bernilai bagi
penawar individu ditentukan berdasarkan selera pribadi yang hanya

16
diketahui penawar tersebut. Fakta bahwa penilaian pribadi adalah
independen berarti penilaian tidak tergantung pada penilaian orang
lain.
● Perkiraan Penilaian yang Berkorelasi
Dalam kebanyakan situasi lelang, penawar tidak yakin
penilaian yang sesungguhnya dari suatu barang. Peserta lelang
kemungkinan memiliki akses informasi yang berbeda tentang nilai
yang sebenarnya suatu barang dan dengan demikian membentuk
perkiraan yang berbeda terkait penilaian terhadap suatu barang.
● Penilaian Secara umum
Situasi lelang dengan nilai sebenarnya dari suatu barang adalah
sama untuk semua penawar, tetapi penilaian secara umum adalah tidak
diketahui. Setiap peserta lelang menggunakan informasi mereka sendiri
(pribadi) untuk menentukan perkiraan penilaian secara umum yang
sebenarnya terhadap suatu barang.
Contoh yang baik dari lelang nilai umum adalah penggunaan
lelang oleh pemerintah untuk menjual hak atas minyak, gas, dan
mineral kepada calon perusahaan. Nilai sebenarnya dari hak-hak ini
(jumlah minyak, gas, atau bijih di bawah bumi) tidak diketahui oleh
penawar, namun berapapun jumlahnya, nilainya sama untuk semua
penawar. Setiap penawar membuat perkiraan nilai umum sebenarnya
dengan melakukan pembacaan seismik dan melakukan pengujian
lainnya. Meskipun nilai sebenarnya sama untuk semua penawar, setiap
penawar kemungkinan akan memperoleh perkiraan berbeda melalui
pengujiannya sendiri.

c. Strategi penawaran Yang Optimal Untuk Penawar Yang Netral Terhadap


Risiko
● Strategi untuk Lelang dengan Penilaian Pribadi yang Independen
Dalam hal ini, setiap penawar sudah mengetahui seberapa
banyak ia menghargai barang sebelum lelang dimulai, sehingga
penawar tidak belajar segala sesuatu yang berguna terkait penilaiannya
sendiri selama proses lelang
● Strategi untuk Lelang dengan Penilaian yang Berkorelasi
Dalam lelang berdasarkan penilaian secara umum,
pemenangnya adalah penawar yang paling optimis tentang penilaian
yang sebenarnya dari barang tersebut. Untuk menghindari winner’s
curse, penawar harus merevisi ke bawah perkiraan penilaian
pribadinya dengan memperhitungkan fakta tersebut.

Winner's curse adalah kabar buruk bagi pemenang bahwa


perkiraan penilaiannya terhadap suatu barang melebihi perkiraan dari
seluruh penawar lainnya.

17
d. Pendapatan Yang Diharapkan Dalam Berbagai Jenis Pilihan Lelang

Lelang “terbaik” berdasarkan sudut pandang juru lelang, tergantung


pada sifat alami informasi yang penawar miliki. Dengan penilaian pribadi
yang independen, peserta lelang biasanya sudah mengetahui penilaian mereka
sendiri dan karena itu tidak mengetahui apapun yang berguna tentang seberapa
bernilainya barang tersebut selama proses lelang. Kesetaraan pendapatan tidak
berlaku untuk penilaian yang terafiliasi. Peserta lelang mengurangi penawaran
mereka dibawah penawaran yang seharusnya mereka ajukan secara murni
berdasarkan perkiraan penilaian pribadi mereka untuk menghindari winner’s
curse.
Dalam first-price auction, masing-masing penawar mempunyai insentif
untuk merubah penawarannya. Akibatnya, setiap penawar memperkirakan
penilaian tertinggi berikutnya akan berada seberapa jauh dibawah penilaian
sendirinya dan kemudian mengurangi penawaran sesuai jumlah tersebut.
Peserta lelang yang memenangkan lelang merupakan peserta lelang 17 dengan
penilaian tertinggi dan oleh karena itu ia membayar sejumlah tersebut kepada
juru lelang yang secara rata-rata sama dengan penilaian tertinggi kedua.
Dalam first price auction, identik dengan yang ada dalam English auction dan
second-price auction. Karena Dutch auction secara strategi sama dengan
first-price auction, pendapatan yang diharapkan dibawa kedua lelang adalah
sama. Berdasarkan alasan tersebut, keempat lelang tersebut menghasilkan
pendapatan yang diharapkan adalah sama untuk juru lelang saat penawar
memiliki penilaian pribadi yang independen.

18
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Konsumen dan produsen memiliki preferensi risiko yang berbeda, di sisi lainnya,
beberapa orang memiliki preferensi untuk prospek berisiko, sementara yang lainnya
merupakan penghindar risiko. jika kita atau perusahaan tempat kita bekerja memiliki
preferensi untuk tidak mengambil risiko, kita akan menerima proyek dengan imbal hasil yang
diharapkan rendah, yang menghasilkan risiko yang sesuai adalah lebih rendah daripada
proyek dengan tingkat imbal hasil yang diharapkan tinggi. Namun, jika mengambil risiko,
kita akan bersedia untuk mengambil proyek-proyek yang berisiko.

Struktur risiko serta penggunaan rata-rata hitung, varians, dan deviasi standar juga
membantu dalam mendefinisikan bagaimana pelanggan akan merespon prospek yang tidak
pasti. Misalnya orang-orang yang paling aktif dalam mencari asuransi dan bersedia
membayar risiko risiko biasanya adalah untuk risiko yang buruk. hal tersebut menyebabkan
adverse selection. selain itu, setelah individu mendapatkan asuransi, mereka akan cenderung
untuk mengambil tindakan pencegahan yang lebih sedikit untuk menghindari kerugian
daripada yang seharusnya mereka lakukan. Hal tersebut menciptakan moral hazard. kontrak
insentif, pemberian sinyal, dan penyaringan dapat digunakan untuk mengurangi beberapa
masalah terkait informasi asimetris.

Terakhir, mengenai lelang yang memainkan peran utama dalam perekonomian


kapitalis, yang terbagi menjadi beberapa jenis, yakni English Auction, Dutch Auction, first
price sealed bid price, dan second price. Strategi penawaran dan pendapatan yang diharapkan
berbeda-beda di antara berbagai jenis lelang tergantung pada jenis lelang dan apakah
penawaran memiliki penilaian pribadi yang independen atau perkiraan penilaian yang
berafiliasi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Baye, M. R., & Prince, J. T. (2017). Managerial Economics and Business Strategy
(Ninth Edition). McGraw Hill Education

20

Anda mungkin juga menyukai