Anda di halaman 1dari 19

Makalah Implementasi Strategi Pemasaran PT.

Ajinomoto
Indonesia

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4 :
Nama anggota :
1. Ardit Figotama
2. Amalia Rizky
3. Ellin Edwinata
4. Fadilla Mayza Harimah
5. Khalifah Tulhayati
6. Nadia Putri
7. Ozi Junisen Aprizal
8. Syara Fitrindah
9. Winda Dwi Chantika

Tingkat 2B

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


JURUSAN D4 PROMOSI KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyusun makalah ini. Penulis menyusun laporan ini untuk memenuhi
tugas dari Bunda Wisuda Andeka, SST. M.Kes.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada, Bunda Wisuda Andeka selaku dosen mata kuliah
PEMASARAN SOSIAL dan juga kepada teman-teman sekelas yang sudah memberi dukungan
dalam proses pembuatan makalah ini.

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih
sederhana dan hasilnya jauh dari sempurna.

Demikianlah kata pengantar dari penulis, semoga makalah ini mendapatkan hasil yang
memuaskan dan berguna bagi para pembaca.

Penulis,07 November 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................……………..…2

DAFTAR ISI..........................................................................................…………….….3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….…... 4


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………….…...5
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………….......5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Informasi Rumah Sakit…………………………………...…...........6


2.2 Tujuan Sistem Informasi Rumah Sakit ...................................................................6
2.3 Tugas dari Sistem Informasi Rumah Sakit.................................................................7
2.4 Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan pada Sistem Informasi Rumah Sakit................7
2.5 Jenis Sistem Informasi Rumah Sakit..........................................................................9
2.6 Subsistem dari Sistem Informasi Rumah Sakit...........................................................9
2.7 Faktor Keberhasilan Sistem Informasi Rumah Sakit.................................................12

BAB III KESIMPULAN

3.1 SIMPULAN……………………………………………………………………..................14

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...............15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang
  

Saat ini banyak perusahaan-perusahaan  saling bersaing dengan produk-produk berkualitas


yang mereka ciptakan untuk mendapatkan tempat di hati masyarakat, mereka menciptakan
berbagai macam produk seperti makanan, minuman, bumbu penyedap dan lain sebagainya,
mereka sangat gencar mempromosikan produk mereka melalui iklan-iklan di televisi, internet,
pamplet, dan sebagainya untuk menjadi yang terbaik dan dapat diterima oleh
masyarakat. Masing-masing pihak akan selalu berusaha untuk memenangkan persaingan dan
melakukan analisis tentang kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan
ancaman (threats)satu sama lain. Kelemahan dirinya dan ancaman dari perusahaan pesaing akan
selalu dianalisis dan diantisipasi yang kemudian akan diperbaiki agar tidak mudah diserang atau
ditundukkan oleh perusahaan pesaing.
Suatu strategi dipilih dari semakain banyak alternative yang telah dianalisis dan
dipertimbangkan dengan teliti dan matang serta dilaksanakan dalam satu kurun waktu tertentu.
Maksudnya adalah agar satu organisasi berada pada kondisi dan posisi yang efektif dalam upaya
menciptakan tujuan dan berbagai sasaran dalam lingkungan eksternal yang sering berubah pada
tingkat dan intensitasnya yang pada kalanya tidak mungkin diperhitungkan sepenuhnya
sebelumnya. Suatu strategi per definisi berorientasi pada masa depan. Karena orientasi demikian
pemilihan strategi tertentu pada umumnya didasarkan pada berbagai asumsi yang berdasarkan
asumsi yang digunakan oleh para perusmus dan penentu strategi itu dengan sepenuhnya
menyadari bahwa semua peristiwa dan faktor yang berpengaruh pada implementasi strategi dapat
dipertimbangkan dan dipehitungkan dengan tepat.
Setelah perusahan merumuskan strategi korporat, kemudian unit-unit usaha yang berada
dibawah kepemilikan korporat merumuskan strategi-strategi bisnis, dan perusahaan yang terlibat
membuat strategi fungsional, maka selanjutnya hal yang dilakukan oleh perusahaan adalah
mengimplementasikan seluruh strategi yang telah dibuat. Setelah perusahan merumuskan strategi
korporat, kemudian unit-unit usaha yang berada dibawah kepemilikan korporat merumuskan
strategi-strategi bisnis, dan perusahaan yang terlibat membuat strategi fungsional, maka
selanjutnya hal yang dilakukan oleh perusahaan adalah mengimplementasikan seluruh strategi
yang telah dibuat.

Implementasi bertujuan agar strategi yang telah dibuat tidak hanya dirumuskan dan tertulis
saja tetapi ada kerja nyata sebagai bentuk dari pengimplementasiannya. baik dalam perencanaan
strategis, agar benar-benar dapat mencapai arah yang telah ditentukan, serta orang-orang yang
terlibat akan  mampu bekerja dengan sukses.
Kali ini pembahasan implemntasi meliputi bagaimana perusahaan mengelola programnya
serta bagaimana menyusun anggaran, serta menciptakan berbagai prosedur dan aturan untuk
memastikan proses penerapan berjalan dengan sukses.
Untuk menentukan apakah implementasi strategi dapat terlaksana sebagaimana mestinya
atau tidak, manajemen mutlak melakukan tiga jenis tindakan, yaitu dengan melakukan
pengawasan, membuat penilain dan menciptakan suau sistem umpan yang sifatnya strategi pula.
Dalam berbagai bahan pustaka tentang teori manajeman, khususnya tentang fungsi – fungsi
managerial, terlihat bahwa fungsi – fungsi tersebut pada dasarnya berintikan pandangan
pentingnya perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan.

1.2            Rumusan Masalah
Bagaimana implementasi dan penguasaan strategi PT. Ajinomoto di pasar Indonesia?
  1.3            Tujuan

Menganalisis implementasi dan penguasaan strategi PT. Ajinomoto di pasar Indonesia.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1          Pengertian Implementasi Strategi

Pengertian yang cukup luas manajemen strategi menunjukkan bahwa manajemen merupakan
suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan
dan saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak kearah yang sama pula. Komponen
pertama adalah Perencanaan Strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiri dari Visi, Misi, Tujuan
strategi organisasi. Sedang komponen kedua adalah Pelaksanaan Operasional dengan unsur-
unsurnya adalah sasaran atau Tujuan Operasional, Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa
fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan
situasional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.
Model proses manajemen strategi :
1.      Tahap formulasi strategi, yaitu pembuatan pernyataan visi, misi, dan tujuan,
2.      Tahap implementasi strategi, yaitu proses penterjemahan strategi ke dalam tindakan-
tindakan.
3.      Tahap evaluasi strategi , yaitu proses evaluasi apakah implementasi strategi dapat mencapai
tujuan.
Implementasi strategi adalah rangkaian aktivitas dan pekerjaan yang dibutuhkan untuk
mengeksekusi perencanaan strategi. artinya apa yang kita rumuskan pada strategi dan kebijakan
kita terapkan dalam berbegai program kerja, anggaran, dan prosedur-prosedur. Rumusan strategi
yang baik, tidak ada artinya bila tidak diterapkan dalam implementasi. Begitu pula implementasi
tidak akan berkontribusi baik pada perusahaan ,jika rumusan strateginya  tidak baik.

Keberadaan manajemen strategi tidak untuk mendikte tujuan, sebaliknya tujuan dan sasaran
harus dipengaruhi oleh peluang yang tersedia.
ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam  usaha pencapaian tujuan dalam manajemen strategi:
1.      Efektif dan efesiensi Manajemen strategi disebut efektif jika hasil yang dicapai seperti yang
di inginkan. Karena kebanyakan situasi yang memerlukan analisa strategi tidak statis melainkan
interaktif dan dinamis, maka hubungan antara penyebab dan hasilnya tidak tetap atau pasti.
Sebaliknya taktik adalah tindakan nyata yang diambil oleh pelaku dan sepenuhnya berada dalam
pengawasannya.
2.      Keputusan manajemen strategi tidak berarti apa-apa tanpa implementasi. Strategi tergantung
pada kemungkinan dan taktik yang potensial. Keputusan strategi harus dapat mencapai
tujuannya.
·2.2          Implementasi strategi berkaitan dengan apa siapa, dan bagaimana mengeksekusi
strategi ?

2.2.1  Siapa yang mengimplementasikan ?


Tentang siapa yang akan mengimplementasikan strategi yang sudah dirumuskan biasanya
tergantung skala organisasi dan bagaimana struktur yang ada. namun, secara umum
implementasi sebagian besar dilakukan oleh para manajer dan supervisor. Dulu saat pengetahuan
tidak semudah sekarang pemerolehannya, seakan-akan manajemen puncaklah yang paling tahu
urusan strategi. Kini, walaupun mungkin dari segi banyaknya waktu, keterlibatan para manajer
menengah tidak sebanyak manajemen puncak, keterlibatan mereka dalam perumusan strategi
bisa cukup signifikan memang para manajer dan supervisor inilah yang menerjemahkan apa yang
sudah ada pada rumusan strategi (yang dibuat oleh para perencana strategis; para menejemen
puncak, dan manajer umum), untuk diimplementasikan dilapangan.
2.2.2        Apa Yang Akan Dilakukan?
Untuk mengimplementasikan strategi, perusahaan memerlukan rumusan program, anggaran yang
akan membiayayi pelaksanaan program, dan prosedur untuk memastikan program berjalam
seperti yang diharapkan.

A.    Program
Pertama program harus terkait dengan rumusan strategi yang sudah dibuat. Kemudian
sedapat mungkin bersifat action-oriented. Karena itu, didalam dokumen program kerja
dianjurkan menuliskan item programnya dengan kata kerja. Rumusan strategi
pengimplementasiannya dengan “mengunjungi”. Karena “mengunjungi” merupakan rencan
tindak (action-plan) bagi si manajer.
B.     Penganggaran
Anggaran adalah sebuah program dalam bentuk uang dan sering kali disebut juga sebagai
darahnya program. Strategi tidak berjalan dengan baik karena anggaran yang ditetapakn tidak
dapat direalisasikan. Biasanya terjadi karena : pertama, dalam menyusun program, manajer tidak
realistis dengan situasi perusahaannya. Kedua, karena perencanaan arus kas perusahaan meleset
dari dugaan sebelumnya sehingga program kerja tertentu yang memerlukan pendanaan juga
harus digeser pelaksanaannya.

Untuk membuat srategi bisnis efektif, maka ia hatrus ditopng oleh penganggaran yang baik
pula. Karena, strategi adalah keputusan strategic perusahaan tentang bagaimana cara kita
mencapai apa yang menjadi sasaran. Dari sisi pengaanggaran, bagaimana keakuratan serta
kecepatan memprediksi menjadi penting dlam hal ini. Manfaat dari pengintegrasian antara lain:
1.      Dengan pengintegrasian, visi, target, serta pengeksekusian strategi terjadi secara
menyeluruh, tidak terpisah-pisah
2.      Respon yang lebih cepat terhadap situsi pasar dan bisnis, dan lebih akurat dalam membuat
perkiraan, termasuk proyeksi pemasukan.
3.      Sasaran ukuran atas kinerja menjadi lebih jelas.
4.      Dalam melakukan analisis, karena didukung oleh data yang falid dan akurat, analisisnya juga
menjadi lebih akurat.
5.      Memberikan wawasan bagi setiap level dan bagian yang melaksanakan implementasi
strategic, terutama untuk hal-hal yang terkait dengan faktor-faktor yang berkontribusi atas biaya
dan pendapatyan.
6.      Tingkat sukses yang tinggi dalam pemenuhan sasaran strategi karana secara tepat waktu
memonitor kinerja, mengambil tindakan, dan mempersiapkan masa depan.

C.    Prosedur
Dalam banyak kasus, pembuatan prosedur ini tidaklah selalu dibuat setelah progam kerja dan
anggaran diselesaikan, karena prosedur sebelumnya bisa saja sudah ada. Prosedur ini adalah
urutan-urutan aktifitas yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan sebuah bagian pekerjaan
dalam program. Dengan adanya prosedur, maka kita dapat menjamin sebuah pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik, dan hasilnya sesuai dengan harapan.
Pembuatan prosedur ini membutuhkan pemahaman yang baik atas proses kerja atau bisnis
satu aktifitas atau kelompok aktivitas. Dengan inilah organisasi lebih menyukai mereka yang
berpengalaman dalam satu bidang karena umumnya lebih bisa menggambarkan dengan baik
bagaimana urutan-urutan pekerjaan yang harus dilakukan

2.3       Isu Strategi dalam Implementasi Strategi


Dalam aspek implementasi, pembahasan sinergi menjadi relevan kembali. apapun yang kita
terapkan  berkaitan dengan manfaat sinergi yang berpotensi terjadi, baik antar bagian fungsional
yang ada dalam unit bisnis, maupun antar divisi dalam bisnis yang ada. Sinergi dapat diraih
dengan langkah-langkah berikut :
1.      Saling berbagi pengetahuan dan cara bekerja hal ini dapat meningkatkan keterampilan atau
core competence.
2.      Saling berkoordinasi dalam strategi, sehingga tidak ada tumpang tindih , persaingan yang
tidak perlu dan lain-lain.
3.      Saling berbagi sumber daya berwujud, mengombinasikan berbagai bagian terkait dapat
menghemat uang, misalnya merangkap penggunaan sumber daya, fasilitas, dan lain-lain.
2.4       Tantangan Mengimplementasikan Strategi
Implementasi seringkali tidak mudah, bahkan lebih sulit daripada merumuskan strategi itu
sendiri . ada beberapa hal isu penting yang harus diantisipasi dalam menentukan keberhasilan
implementasi strategi. Berbagai tantangan dari pelaksanaan eksekusi atau implementasi adalah
sebagai berikut :
1.      Ketidakmampuan mengelola perubahan untuk mengatasi resistensi internal untuk berubah.
2.      Mencoba mengeksekusi strategi yang bertentangan dengan struktur kekuasaan.
3.      Ketidakjelasan komunikasi dengan tanggung jawab.
4.      Strategi yang buruk atau tidak jelas.
5.      Kurangnya ownership dari rencana eksekusi
6.      Kurangnya sumber daya keuangan dalam mendukung pengimplementasian strategi.
7.      Kurangnya dukungan dari manajemen puncak untuk pengeksekusian strategi.

2.5          Mengimplentasikan Strategi
Manajemen juga perlu menganalisis strategi saat mengimplementasikan strategi adapun jenis-
jenis strategi untuk mencapai kesuksesan dalam pasar yaitu sebagai berikut :
2.5.1.     Lima kekuatan kompetitif (five competitive forces)
Adapun lima kekuatan kompetitif tersebut adalah sebagai berikut:

a.       Ancaman dari pesaing baru


Pesaing baru dalam suatu industri membawa kapasitas baru, harapan untuk memperoleh pangsa
pasar, dan sering juga membawa sumber daya yang substansial. Ancaman dari pesaing baru
dalam industri tergantung dari batasan untuk masuk yang ada pada saat ini, disertai dengan
reaksi dari pesaing lainnya yang pesaing baru tersebut temui. Jika batasan yang ada tinggi dan
pesaing baru menemui persaingan yang keras antar pesaing, maka ancaman terhadap pesaing
baru tersebut rendah.
b.      Intensitas persaingan di antara sesama pesaing
Persaingan muncul karena satu atau lebih pesaing merasa adanya kesempatan untuk
meningkatkan posisi mereka dalam industri yang sama. Persaingan tersebut dapat berupa
persaingan harga, atau persaingan dalam hal pemasaran. Persaingan dapat terjadi karena pesaing
merasa bahwa mereka berada pada posisi yang sama, atau karena pertumbuhan industri tersebut
sedang melemah. Selain itu biaya penyimpanan persediaan atau  biaya tetap yang tinggi dapat
menyebabkan setiap pesaing untuk menurunkan harga agar produk mereka cepat terjual.
c.       Tekanan dari produk pengganti
Setiap perusahaan dalam suatu industri selalu melakukan persaingan dengan industri lain yang
menghasilkan produk pengganti. Produk  pengganti tersebut akan membatasi keuntungan
potensial dari suatu industri dengan memberikan harga yang kompetitif. Semakin menarik harga
yang ditawarkan produk pengganti tersebut, maka keuntungan suatu industri semakin terbatas.
d.      Daya tawar dari pembeli
Pembeli bersaing dengan industri dalam memaksa penurunan harga, menuntut kualitas yang
lebih tinggi atau jasa yang lebih banyak, dan mempermainkan pesaing yang satu dengan yang
lain. Suatu kelompok  pembeli akan sangat berpengaruh jika hal berikut ini terpenuhi:
1.      Pembeli tersebut membeli dalam jumlah yang besar relatif terhadap  penjualan dari setiap
penjual.
2.      Produk yang dibeli dari suatu industri menggambarkan bagian dari  pembelian yang
dilakukan pembeli secara signifikan.
3.      Produk yang dibeli dari suatu industri adalah standar atau tidak ada  perbedaan antara yang
satu dengan yang lain.
4.      Pembeli menghadapi adanya beberapa biaya pengganti.
5.      Produk dari suatu industri tidak penting bagi kualitas produk yang diharapkan oleh pembeli.
6.      Pembeli memiliki informasi yang lengkap.

e.        Daya tawar dari pemasok


Pemasok dapat mengerahkan daya tawar terhadap pemain dalam suatu industri dengan
mengancam akan meningkatkan harga atau mengurangi kualitas dari produk dan jasa yang
dibutuhkan oleh perusahaan. Pemasok yang kuat dapat menekan tingkat keuntungan yang
diharapkan oleh suatu industri sehingga industri tersebut tidak dapat memulihkan kenaikan biaya
dari harga produk mereka sendiri. Suatu kelompok pemasok menjadi kuat  jika terdapat kondisi
sebagai berikut:
1.        Pemasok tersebut didominasi oleh beberapa perusahaan dan lebih terkonsentrasi
dibandingkan dengan industri yang membeli produk mereka.
2.        Pemasok tersebut tidak bersaing dengan produk pengganti yang lain untuk dijual ke industri
mereka.
3.        Industri tersebut bukan konsumen yang penting bagi kelompok  pemasok tersebut.
4.        Produk pemasok merupakan produk yang penting bagi pembeli dalam industri tersebut.
5.        Produk pemasok sudah terdiferensiasi.
6.        Pemasok tersebut dapat menjadi ancaman bagi masa depan industri.
BAB III

STUDI KASUS

3.1.     Tinjauan Umum PT. AJINOMOTO Indonesia

3.1.1.          Sejarah singkat perusahaan PT AJINOMOTO


PT Ajinomoto Indonesia merupakan produsen bumbu masak merek "Ajinomoto".
Perusahaan ini memiliki kantor pusat di Jepang dimana Ajinomoto pusat merupakan salah satu
dari 36 perusahaan makanan dan minuman terbesar di dunia.
Ajinomoto Co. Inc adalah sebuah perusahaan Jepang yang memproduksi bumbu masak,
minyak masak, makanan dan farmasi melalui Britannia Pharmaceuticals Limited, anak
perusahaan yang bermarkas di Britania Raya. Terjemahan harfiah dari AJI-NO-MOTO adalah
"Cita Rasa" (Essence of Taste), digunakan sebagai merek dagang perusahaan monosodium
glutamat. Ajinomoto sekarang ini memproduksi sekitar 33% monosodium glutamat dunia.
MSG Ajinomoto pertama kali ditemukan dan dipatenkan oleh Kikunae Ikeda. Menurut
Ikeda, MSG adalah penyumbang rasa umami untuk makanan yang penting bagi asupan nutrisi.
Pendapatnya ini dibuktikan lewat  berbagai penelitian yang berkredibilitas baik dan diakui oleh
badan-badan kesehatan dunia. Komponen Ajinomoto adalah 78% glutamat, yang merupakan
salah satu asam amino pembentuk protein tubuh dan makanan.
Setahun kemudian, diproduksi bumbu masakan yang menjadi sumber rasa Umami
dengan merek AJI-NO-MOTO. Sampai saat ini, AJI-NO-MOTO telah digunakan luas di hampir
100 wilayah dan negara selama 100 tahun.
Di Indonesia, AJI-NO-MOTO telah dijual selama 40 tahun dan telah menjadi bumbu
masak andalan di dapur Ibu-Ibu Indonesia. Dari tahun ke tahun perkembangan dan inovasi
produk terus dilakukan, terbukti dengan munculnya beragam produk bumbu mulai dari bumbu
kaldu penyedap "MASAKO", bumbu praktis siap saji "SAJIKU", dan bumbu masakan Asia
"SAORI".
Perusahaan Ajinomoto di Indonesia terus berusaha untuk memenuhi komitmen dalam
memberikan kontribusi yang berarti dalam bidang makanan dan kesehatan secara global guna
mewujudkan kehidupan yang lebih baik bagi kita semua. Hal itu dibuktikan dengan produk yang
berkualitas tinggi dan memenuhi standar internasional sehingga konsumen Indonesia tetap setia
menggunakan produk-produk Ajinomoto.
Penguasaan teknologi fermentasi dalam memproduksi AJI-NO-MOTO menjadi pendorong
bagi perusahaan ini untuk mengembangkan bisnisnya dengan memproduksi asam-asam amino
lainnya. Dewasa ini, perusahaan Ajinomoto merupakan supplier utama didunia untuk berbagai
asam amino yang diperlukan oleh industri kesehatan dan makanan. Selain memproduksi AJI-
NO-MOTO, perusahaan juga memperluas produk-produknya untuk konsumen langsung.
Berbagai produk konsumen tersebut di Indonesia antara lain; berbagai bumbu masak siap pakai
(Masako, Sajiku dan Saori) dan minuman (Calpico dan Birdy).

3.1.2.          Berdirinya Ajinomoto Grup Indonesia


1969 : PT AJINOMOTO INDONESIA didirikan
1970 : Pabrik Mojokerto mulai beroperasi
1970 : Mulai menjual AJI-NO-MOTO
1982 : Mulai mensual L-LYSINE
1986 : Mulai menjual AJI-PLUS
1987 : PT AJINEX INTERNATIONAL didirikan
1989 : PT AJINEX INTERNATIONAL mulai beroperasi
1989 : Mulai menjual MASAKO untuk eceran
1989 : Mulai menjual TENCHO dan Aspartame
1993 : PT Ajinomoto Sales Indonesia (ASI) mulai beroperasi
1994 : PT Ajinomoto Calpis Beverage Indonesia (ACBI) didirikan
1996 : Mulai menjual CALPICO Soda
1997 : Mulai menjual BIRDY
1999 : Mulai menjual SAJIKU
2005 : Mulai menjual SAORI
2006 : Mulai menjual CALPICO Mini

3.1.3.     Filosofi Perusahaan
Filosofi Perusahaan
Filosofi perusahaan adalah menciptakan kehidupan yang lebih baik secara global dengan
memberikan kontribusi bagi kemajuan yang berarti dalam bidang makanan dan kesehatan serta
berkarya bagi kehidupan. Sedangkan visi dan misi perusahaan adalah ingin menjadi basis
kekuatan Grup Ajinomoto untuk memanfaatkan kesempatan bisnis di pasar Islam dengan
menciptakan produk-produk/bisnis yang unik dalam bidang makanan (utamanya difokuskan
pada segmen bumbu masak) yang dapat merealisasikan filosofi “Eat Well Live Well ”, sehingga
bisnis perusahaan akan membuat lingkungan di bumi lebih terpelihara. 

Nilai-nilai perusahaan adalah sebagai berikut:


A. Mematuhi peraturan pemerintah dan memperhatikan nilai-nilai yang  berlaku di masyarakat, 
B. Memperhatikan dan memenuhi kebutuhan konsumen,
C. Komunikasi dua arah yang terbuka dan jujur,
D. Disiplin dan bertanggung jawab,
E. Perbaikan dan kemajuan dimulai dari kegiatan sehari-hari, sehingga setiap individu serta
organisasi perusahaan dapat tumbuh dan berkembang  bersama-sama.

Nilai-nilai Sumber Daya Manusia di perusahaan adalah sebagai  berikut:


A. Penciptaan nilai melalui ”value chain”
-Selalu melakukan komunikasi aktif dengan organisasi atau orang terkait,
-Melakukan aktivitas berdasarkan pola pikir bahwa proses selanjutnya adalah pelanggan. 
B. “Genba shugi”
-Melakukan aktivitas dengan menyadari STPDCA {See (lihat),
Think  (Pikir),  Plan  (Rencana),  Do  (Laksanakan), Check (Periksa),  Action (Tindakan)} dan
selalu bertanya Kenapa? Kenapa? Kenapa?
C. Inisiatif
-Menciptakan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan diri,
-Melakukan aktivitas dengan memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai hasil sesuai dengan
tujuan.

3.2.     Implementasi Strategi  Pemasaran PT AJINOMOTO Indonesia


Untuk memasarkan produk ajinomoto di Indonesia yang mayoritas pendunduknya adalah
muslim maka. PT Ajinomoto diwajibkan mempunyai sertifikat halal, Ajinomoto pernah
mengalami kontroversi pada bagian pengendalian mutu kehalalan produk yang berhubungan
dengan akan berakhirnya sertifikat Halal dari MUI pada tahun 2000. Namun hal ini hanya
berlangsung selama 3 bulan karena tindakan yang cepat dari pihak Ajinomoto untuk mengatasi
masalah ini. Pada tahun 2005 dari perekonomian Ajinomoto telah menjadi stabil dan telah
dipercaya oleh masyarakat dengan bukti bertambahnya jenis produk-produk Ajinomoto

3.2.1.     Penerapan Marketing Mix (4P)


Ada empat komponen pokok bidang pemasaran yang dapat dikendalikan perusahaan yang
kita kenal dengan sebutan 4P (Product, Price, Place, dan Promotion), termasuk pula kondisi
persaingan.
PRODUCT
Ada enam jenis produk bumbu Ajinomoto dengan jenis produk yang berbeda dan ukuran
yang bervariasi pula, adapun jenis produknya yaitu sebagai berikut :
1.      Ajinomoto
Penyedap rasa yang dibuat melalui proses fermentasi dengan bahan utama tetes tebu pilihan.
Tersedia dalam kemasan 10g, 50g, 100g, dan 250g.   
2.      Masako
Bumbu Kaldu Penyedap dibuat dengan perpaduan sempurna antara daging segar berkualitas, bumbu
dan rempah pilihan.  Sehingga secara praktis menyempurnakan kelezatan masakan Anda sehari-
hari dengan rasa dan aroma dari daging asli sama seperti kaldu buatan di rumah. Tersedia dalam
kemasan 11gr, dan 147gr.
3.      Tepung Bumbu Sajiku
Tepung Bumbu dibuat dengan perpaduan tepat antara tepung dan rempah pilihan, membuat hasil
gorengan memiliki rasa dan aroma yang lezat serta renyah dengan cara yang praktis dirumah.
Tersedia dalam varian:
Sajiku epung bumbu original 40gr, 80gr, & 250gr
Sajiku tepung bumbu pedas 80gr
Sajiku tepung bumbu golden crispy 80gr, 200gr.
Sajiku tepung bumbu bakwan crispy 90gr.
4.      Sajiku
Sajiku® Bumbu Praktis Siap Pakai adalah solusi tepat untuk membuat masakan sehari-hari
favorit keluarga ibu dirumah menjadi lebih enak dan praktis. Hadir dengan berbagai jenis variant
yang sudah lengkap bumbunya. Sajiku® Bumbu Praktis dapat mewakili bumbu-bumbu yang
biasa ibu gunakan di rumah. Sajiku bumbu tersedia dalam variant:
Aneka bumbu nasi goreng, rasa pedas 20gr, seafood 20gr, rasa ayam 20gr, dan rasa udang 20gr.
Aneka gorengan, ikan goreng 20gr, dan ayam goreng 25gr.
Aneka nusantara, soto ayam 20gr, dan rendang 20gr.
Aneka sayur, sayur asem 25gr, sayur sop 20gr, dan capchay 20gr. 
5.      Saori
Saus oriental yang dibuat dengan bahan-bahan pilihan bermutu, menjadikan masakan sehari-hari
di rumah LEBIH ISTIMEWA dengan rasa khas oriental, karena SAORI® GURIHNYA
BEDA! tersedia dalam dua rasa tiram dan teriyaki dan dikemas dengan kemasan sachet 22ml,
23ml, dan 48ml tersedia juga dalam kemasan botol 135ml dan 275ml.
6.      Mayumi
Mayumi® adalah mayonnaise yang terbuat dari bahan-bahan berkualitas. Memberikan rasa yang
berbeda karena rasa creamy yang penuh di mulut dan sangat kaya rasa untuk makanan sehari-
hari. Tersedia dalam dua variant pertama mayumi original 20gr dan 100gr kedua mayumi pedas
17gr dan 100gr.
PRICE
Penetapan harga produk sesuai dengan isi kemasan jenis produk, dikarenakan Ajinomoto
meproduksi produknya dengan banyak ukuran sesuai yang dibutuhkan masyarakat.
PLACE
PT Ajinomoto  pabrik pertamanya berada di Mojokerto, mendirikan di Mojokerto karena
dekat dengan sumber daya alam (perkebunan tebu) dan yang kedua di Karawang membangun di
Karawang dimaksudkan untuk perluasan area produksi yang akan mengisi pasar untuk Indonesia
bagian barat sampai dengan 50%. Dan 3 kantor cabang yaitu: Jakarta, Surabaya dan Medan. Dan
mempunyai banyak gudang distribusi diantaranya: Jakarta, Bandung, Bogor, Lampung,
Pontianak, Medan, Jambi, Padang, Batam, Surabaya, Malang, Pamekasan, Semarang, Yogya,
Bali, Lombok, Manado, Makasar, Banjarmasin, Pekanbaru, Palu, Kendari dan banyak lagi. Hal
ini untuk memudahkan pemasaran produk Ajinomoto agar tersebar keseluruh pelosok Indonesia.
PROMOTION
Promosi strategi yang dilakukan oleh PT. Ajinomoto Indonesia yaitu:
1.  Periklanan
Semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa yang dibayar oleh suatu
sponsor tertentu.
2. Promosi Penjualan
Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu
produk atau jasa.
3.  Hubungan Masyarakat dan Publisitas
Berbagai program untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk
individualnya. 
4.  Penjualan Secara Pribadi
Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab
pertanyaan, dan menerima pesan.
5.  Pemasaran Langsung
Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat penghubung non personal lain untuk
berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan
tertentu dan calon pelanggan.
Akan tetapi dengan bertambahnya zaman, persaingan pasar semakin ketat, berkembangnya
berbagai jenis media baru dan semakin canggihnya konsumen maka Strategi Promosi
dirumuskan menjadi:
1.      Advertising
2.      Consumer Sales Promotion
3.      Trade Promotion and Co-Marketing
4.      Packaging. Point Of Purchase
5.      Personal Selling
6.      Public relations
7.      Brand Publicity
8.      Corporate Advertising
9.      The Internet
10.  Direct Marketing
11.  Experiential contact: Event, sponsorship
12.  Customer Service
13.  Word Of Mouth Marketing
3.2.3.     Analisis SWOT Ajinomoto dengan USP, Competition, STP (Segmentation,
 

Targeting, Positioning) - Analisis Pemasaran.

3.2.4.            Analisis Strategi PT Ajinomoto Indonesia


Dari paparan di atas, strategi yang dilakukan oleh PT Ajinomoto Indonesia dalam usahanya
melakukan penetrasi pasar di Indonesia bisa dibilang bagus. AJI-NO-MOTO® merupakan
bumbu masak pertama yang ada di Indonesia, sehingga menjadikan AJI-NO-MOTO® dapat
mengambil tempat di hati konsumen, sebagaimana beberapa produk yang masuk pertama
lainnya, masyarakat cenderung menyebut bumbu masak dengan sebutan merek tersebut.
Penggunaan tagline yang tepat dan mudah diingat oleh konsumen menjadikan AJI-NO-
MOTO® dan produk-produk lain dari PT Ajinomoto Indonesia menjadi semakin kokoh dalam
merebut pasar Indonesia. Untuk dapat memenuhi marjin laba perusahaan, diferensiasi produk
dilakukan oleh PT Ajinomoto Indonesia, sehingga jika satu produk tidak menghasilkan marjin
laba tertentu, maka produk lain diharapkan dapat menutupi hal tersebut dengan memperoleh
marjin laba tertentu. Diferensiasi  produk tersebut tidak hanya dilakukan pada produk yang
sejenis (bumbu untuk makanan), tetapi juga menyediakan diferensiasi produk yang berupa
makanan ternak dan pupuk.
Filosofi PT Ajinomoto Indonesia sudah cukup lengkap, meskipun  begitu, untuk visi dan
misi perusahaan, PT Ajinomoto Indonesia masih belum memisahkan antara visi dan misi
perusahaan. Hal ini akan menjadi kendala ketika perusahaan akan menetapkan tujuan jangka
panjang perusahaan, dan bagaimana perusahaan itu mencapai tujuan jangka panjang tersebut
sesuai dengan visi perusahaan, dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk waktu sekarang dalam
rangka mewujudkan misi perusahaan. Lebih baik PT Ajinomoto Indonesia menetapkan visi yang
bertujuan untuk tujuan jangka  panjang perusahaan dan misi untuk mengetahui keadaan
perusahaan di masa sekarang.
BAB IV
PENUTUP

   4.1.            Kesimpulan
PT Ajinomoto Indonesia telah melakukan strategi yang cukup bagus,  baik dalam usahanya
melakukan penetrasi pasar di Indonesia yaitu dengan menetapkan harga yang murah dan
diferensiasi produk, maupun usahanya untuk terus mewujudkan usaha yang berkelanjutan, yaitu
dengan melakukan kinerja yang sesuai dengan nilai-nilai keetisan dan melakukan kegiatan CSR
dalam semua aspek. Meskipun sempat tersandung kerikil dalam usaha tersebut, tetapi PT
Ajinomoto Indonesia mampu bangkit dan berusaha kembali untuk memenuhi kebutuhan pasar
industri bumbu masak di Indonesia.
   4.2.            Saran
PT Ajinomoto Indonesia sebaiknya tetap harus mengingat bahwa usaha yang tidak etis tidak
hanya berakibat pada masalah moral perusahaan, tetapi dapat mengakibatkan rusaknya reputasi
perusahaan di mata konsumen. Untuk itu, sebaiknya sertifikasi halal tidak hanya dijadikan
sebagai sarana untuk menarik simpati masyarakat, tetapi juga merupakan kewajiban  perusahaan
yang melakukan usahanya di masyarakat yang sebagian besar  beragama Islam. Ke depan,
sebaiknya PT Ajinomoto Indonesia tetap terus menjalankan usahanya secara etis.
DAFTAR PUSTAKA

1.      Amir Taufiq. 2011. Manajemen Strategik ” Konsep dan Aplikasi”. Jakarta. PT Raja Grafindo


Persada
2.      Sule Erni Tisnawati & Saefullah Kurniawan. 2008. “Pengantar Manajemen”. Jakarta.
Prenada Media Group
3.      Bateman T.S., Snell S.A. (2008). Manajemen, Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam Dunia
yang Kompetitif. Edisi 7. Buku I. Jakarta: Salemba Empat.
4.      Majalah Tempo No. 46/XXIX/15-21 Januari 2001. 2001. Ajinomoto: Halal atau
Haram?. Jakarta: PT Dian Rakyat.
5.      Porter, Michael E. 1987. From Competitive Advantage to Corporate Strategy. Harvard
Business Review May-June 1987.
6.      Silih Agung Wasesa. 2006. Strategi Public Relations: Bagaimana Strategi  Public Relations
dari 36 Merek Global dan Lokal Membangun Citra,  Mengendalikan Krisis, dan Merebut Hati
Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
7.      Thompson, Arthur A., et.al. 2012. Crafting and Executing Strategy: Concepts and Cases:
Global Edition, 18th ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
8.      http://id.wikipedia.org 7.
9.      http://www.ajinomoto.co.id
10.  http://www.swa.co.id

Anda mungkin juga menyukai