Anda di halaman 1dari 5

Tugas Materi Perencanaan Promosi Kesehatan

1. Jelaskan tentang metode dalam menentukan prioritas masalah :


a. Metode Matematika :
Adalah Metoda ini dikenal juga sebagai metoda PAHO yaitu singkatan dari Pan American
Health Organization, karena digunakan dan dikembangkan di wilayah Amerika Latin. Dalam
metoda ini dipergunakan beberapa kriteria untuk menentukan prioritas masalah kesehatan
disuatu wilayah berdasarkan: (a) Luasnya masalah (magnitude) (b) Beratnya kerugian yang
timbul (Severity) (c) Tersedianya sumber daya untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut
(Vulnerability (d) Kepedulian/dukungan politis dan dukungan masyarakat (Community and
political concern) (e) Ketersediaan data(Affordability).

b. Metode Delbeque
Metoda Delbeque adalah metoda kualitatif dimana prioritas masalah penyakit ditentukan
secara kualitatif oleh panel expert. Caranya sekelompok pakar diberi informasi tentang
masalah penyakit yang perlu ditetapkan prioritasnya termasuk data kuantitatif yang ada
untuk masing-masing penyakit tersebut. Dalam penentuan prioritas masalah kesehatan
disuatu wilayah pada dasarnya kelompok pakar melalui langka-langkah (1) Penetapan
kriteria yang disepakati bersama oleh para pakar (2) memberikan bobot masalah(3)
menentukan skoring setiap masalah. Dengan demikian dapat ditentukan masalah mana yang
menduduki peringkat prioritas tertinggi. Penetapan kriteria berdasarkan seriusnya
permasalahan menurut pendapat parapakar dengan contoh kriteria persoalan masalah
kesehatan berupa (1) Kemampuan menyebar/menular yang tinggi (2) mengenai daerah yang
luas (3) mengakibatkan penderitaan yang lama (4) mengurangi penghasilan penduduk (5)
mempunyai kecendrungan menyebar meningkat dan lain sebagainya sesuai kesepakatan
parapakar.

c. Metode kelompok minimal


Suatu metode untuk mencapai konsensus dalam suatu kelompok, dengan cara
mengumpulkan ide-ide dari tiap peserta, yang kemudian memberikan voting dan ranking
terhadap ide-ide yang mereka pilih. Ide yang dipilih adalah yang paling banyak skor-nya,
yang berarti merupakan konsensus bersama. Metode ini dapat menjadi alternatif
brainstorming, hanya saja konsensus dapat tercapai lebih cepat. Teknik ini awalnya
dikembangkan oleh Delbecq dan VandeVen, yang kemudian diaplikasikan untuk
perencanaan program pendidikan untuk orang dewasa oleh Vedros. Metode kelompok
minimal cocok diimplementasikan ketika Anda membutuhkan suatu konsensus yang dari
tim, sementara tim sendiri punya pendapat dan perspektif yang berbeda-beda mengenai
masalah tersebut. Jika butuh konsensus yang cepat, metode ini juga cocok, dibandingkan
dengan brainstorming yang memakan waktu lebih lama.

d. Metode Delphi
Metoda lain yang mirip dengan Delbeque adalah metoda Delphi. Dalam metoda Delphi
sejumlah pakar (panel expert) melakukan diskusi terbuka dan mendalam tentang masalah
yang dihadapi dan masing-masing mengajukan pendapatnya tentang masalah yang perlu
diberikan prioritas. Diskusi berlanjut sampai akhirnya dicapai suatu kesepakatan (konsensus)
tentang masalah kesehatan yang menjadi prioritas. Kelemahan cara ini adalah waktunya yang
relative lebih lama dibandingkan dengan metoda Delbeque serta kemungkinan pakar yang
dominan mempengaruhi pakar yang tidak dominan. Kelebihannya metoda ini
memungkinkan telahaan yang mendalam oleh masing-masing pakar yang terlibat.

e. Metode Estimasi beban kerugian akibat sakit (disease burden)


Metoda Estimasi Beban Kerugian dari segi teknik perhitungannya lebih canggih dan sulit,
karena memerlukan data dan perhitungan hari produktif yang hilang yang disebabkan oleh
masing masing masalah. Sejauh ini metoda ini jarang dilakukan di tingkat kabupaten atau
kota di era desentralisasi program kesehatan. Bahkan ditingkat nasional pun baru Kementrian
Kesehatan dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan yang mencoba
menghitung berapa banyak Kerugian yang ditimbulkan dalam kehidupan tahunan penduduk
(DiseaseAdjustedLifeYear =DALY)

f. Metode Perbandingan antara Target dan Pencapaian Program Tahunan


Metoda penetapan prioritas masalah kesehatan beradasarkan pencapaian program tahunan
yang dilakukan adalah dengan membandingkan antara target yang ditetapkan dari setiap
program dengan hasil pencapaian dalam suatu kurun waktu 1 tahun. Penetapan prioritas
masalah kesehatan seperti ini sering digunakan oleh pemegang atau pelaksana program
kesehatan di tingkat Puskesmas dan Tingkat Kabupaten/Kota padaera desentralisasi saat ini.

g. Metode Penetapan Prioritas Alternatif/Pilihan Pemecahan Masalah untuk Intervensi


Ada 2 metoda yang lazim digunakan dalam penetapan prioritas alternative pemecahan
masalah untuk intervensi dalam penetapan pilihan bentuk intevensi yaitu metoda Analisis
Pembiayaan yang lebih dikenal cara efektifitas dan efisiensi dan metoda Hanlon.
1. Metoda Analisis Pembiayaan (Cost Analysis) lebih dikenal Efektifitas Efisiensi.
Penggunaan metoda ini dengan memperhitungkan efektifitas dan efisiensi dalam
penetapan pilihan jenis intervensi yang dilakukan dengan menggunakan rumus
penetapan prioritas kegiatan sbb.:
Prioritas (P) = Mxlx V
───────
C
Dimana M = Magnitude (besarnya masalah yang dihadapi)
I = Important (pentingnya jalan keluar menyelesaikan masalah)
V = Vunerability (ketepatan jalan keluar untuk masalah)
C = Cost(biaya yang dikeluarkan) dimana kriterinya ditetapkan:
Nilai 1 =Biaya sangat murah
Nilai 2 =Biaya murah
Nilai 3 =Biaya cukup murah
Nilai 4 =Biaya mahal
Nilai 5 =Biaya sangat mahal

h. Metode Hanlon
Penggunaan metoda Hanlon dalam penetapan altematif prioritas jenis intervensi yang akan
diiakukan menggunakan 4 kriteria masing-masing: (1) Kelompok kriteria 1 yaitu besarnya
masalah (magnitude) (2) Kelompok kriteria 2 yaitu Tingkat kegawatan masalah
(emergency/seriousness (3) Kelompok kriteria 3 yaitu kemudahan penanggulangan masalah
(causability) (4) Kelompok kriteria 4 yaitu dapat atau tidaknya program dilaksanakan
menggunakan istilah PEARL faktor. Seperti halnya metoda yang lain, metoda Hanlon dalam
proses awainya menggunakan pendapat anggota secara curah pendapat (brain storming)
untuk menentukan nilai dan bobot. Dari masing-masing kelompok kriteria diperoleh nilai
dengan jalan melakukan scoring dengan skala tertentu, Kemudian kelompok kriteria tersebut
dimasukkan ke dalam formula dan hasil yang didapat makin tinggi nilainya maka itulah
prioritas jenis program yang didahulukan (menjadi prioritas intervensi).

i. Metode Semikuantif
Teknik ini digunakan dengan menggunakan nilai risiko digambarkan dalam angka numerik.
Namun nilai ini tidak bernilai absolut. Misalnya risiko A bernilai 2 dan risiko B bernilai 4.
Dalam hal ini, bukan berarti risiko B secara absolut dua kali lipat dari risiko A

j. Metode Urgency, Seriousness, Growth (USG)


Analisis Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu metode skoring untuk
menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Pada tahap ini masing-masing
masalah dinilai tingkat risiko dan dampaknya. Bila telah didapatkan jumlah skor maka dapat
menentukan prioritas masalah. Langkah skoring dengan menggunakan metode USG adalah
membuat daftar akar masalah, membuat tabel matriks prioritas masalah dengan bobot
skoring 1-5 dan nilai yang tertinggi sebagai prioritas masalah. Untuk lebih jelasnya,
pengertian urgency, seriousness, dan growth dapat diuraikan sebagai berikut (Kotler dkk,
2001):
a. Urgency Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dan dihubungkan dengan waktu
yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tuntuk memecahkan masalah yang
menyebabkan isu tadi.
b. Seriousness Seberapa serius isu perlu dibahas dan dihubungkan dengan akibat yang
timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat
yang menimbulkan masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu
dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan
masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri
sendiri.
c. Growth Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.

2. Jelaskan tentang metode mencari akar penyebab masalah :


a. Diagram sebab akibat (Diagram Ishikawa) atau sering juga disebut diagram tulang ikan
Diagram tulang ikan atau fishbone adalah salah satu metode / tool di dalam meningkatkan
kualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram Sebab-Akibat atau cause effect
diagram. Penemunya adalah seorang ilmuwan jepang pada tahun 60-an. Bernama Dr. Kaoru
Ishikawa, ilmuwan kelahiran 1915 di Tikyo Jepang yang juga alumni teknik kimia
Universitas Tokyo. Sehingga sering juga disebut dengan diagram ishikawa. Metode tersebut
awalnya lebih banyak digunakan untuk manajemen kualitas. Yang menggunakan data verbal
(non-numerical) atau data kualitatif. Dr. Ishikawa juga ditengarai sebagai orang pertama yang
memperkenalkan 7 alat atau metode pengendalian kualitas (7 tools). Yakni fishbone
diagram, control chart, run chart, histogram, scatter diagram, pareto chart, dan flowchart.

Dikatakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan) karena memang berbentuk mirip dengan tulang
ikan yang moncong kepalanya menghadap ke kanan. Diagram ini akan menunjukkan sebuah
dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai penyebabnya. Efek atau
akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab
sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Dikatakan diagram Cause and Effect (Sebab dan
Akibat) karena diagram tersebut menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan
dengan pengendalian proses statistikal, diagram sebab-akibat dipergunakan untuk untuk
menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang
disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu.

Diagram Fishbone telah menciptakan ide cemerlang yang dapat membantu dan memampukan
setiap orang atau organisasi/perusahaan dalam menyelesaikan masalah dengan tuntas sampai
ke akarnya. Kebiasaan untuk mengumpulkan beberapa orang yang mempunyai pengalaman
dan keahlian memadai menyangkut problem yang dihadapi oleh perusahaan Semua anggota
tim memberikan pandangan dan pendapat dalam mengidentifikasi semua pertimbangan
mengapa masalah tersebut terjadi. Kebersamaan sangat diperlukan di sini, juga kebebasan
memberikan pendapat dan pandangan setiap individu. Jadi sebenarnya dengan adanya
diagram ini sangatlah bermanfaat bagi perusahaan, tidak hanya dapat menyelesaikan masalah
sampai akarnya namun bisa mengasah kemampuan berpendapat bagi orang – orang yang
masuk dalam tim identifikasi masalah perusahaan yang dalam mencari sebab masalah
menggunakan diagram tulang ikan.

b. Pohon Masalah (problem tree)


Pohon Masalah atau sering disebut tree diagram, merupakan teknik untuk memecahkan
konsep apa saja, seperti kebijakan, target, tujuan, sasaran, gagasan, persoalan, tugas-tugas,
atau aktivitas-aktivitas secara lebih rinci ke dalam sub-subkomponen, atau tingkat yang lebih
rendah dan rinci. Pohon Masalah dimulai dengan satu item yang bercabang menjadi dua atau
lebih, masing-masing cabang kemudian bercabang lagi menjadi dua atau lebih, dan
seterusnya sehingga nampak seperti sebuah pohon dengan banyak batang dan cabang.
Pohon Masalah juga menggambarkan rangkaian hubungan sebab akibat dari beberapa faktor
yang saling terkait. Pohon Masalah umum di gunakan pada tahap perencanaan

3. Kasus :
Kelurahan Teluk Sepang merupakan kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Padang
Serai. Penduduk Kelurahan Teluk Sepang sebanyak 9.595 jiwa dengan kepadatan penduduk
sebesar 1.569/km2. Jenjang pendidikan terbanyak adalah SD/MI.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat di Kelurahan Teluk Sepang ini masih
rendah terutama olahraga (10,09%), penggunaan jamban sehat (15,74%), mengkonsumsi
makanan seimbang (23,5%), ASI eksklusif (35%), dan Merokok di dalam rumah (78,5%%).
Masyarakat di Kelurahan Teluk Sepang sebagian besar memiliki mata pencaharian
sebagai petani dan nelayan. Berdasarkan hasil observasi lapangan terhadap indikator keadaan
lingkungan, masih ditemukan masyarakat yang memiliki kebiasaan membuang sampah ke sungai,
kebun, dan membakarnya, serta kebiasaan masyarakat disini sering ditemukan minum-minuman
beralkohol.

Dari kasus di atas, silakan membuat Perencanaan Promosi Kesehatan sesuai dengan Daur
Perencanaan!
1. Analisa situasi

keadaan lingkungan, masih ditemukan masyarakat yang memiliki kebiasaan membuang


sampah ke sungai, kebun, dan membakarnya, serta kebiasaan masyarakat disini sering
ditemukan minum-minuman beralkohol.

2. Penentuan prioritas masalah :


Persentase paling tinggi ialah Merokok di dalam rumah (78,5%%).

3. Pemilihan alternative solusi


1. Berolahraga secara rutin
2. Mengubah perilaku sehat
3. Mengurangi merokok di dalam rumah

4. Penyusunan rencana

a) Kegiatan : Penyuluhan bahaya merokok


b) Tujuan : Untuk menjadikan kawasan teluk sepang kawasan bebas rokok
c) Sasaran : Masyarakat setempat
d) Biaya dan Sumber : APBD
e) Waktu & Tempat : Kamis, 26 Februari 2021
f) Penanggungjawab: Tim promosi kesehatan dan lurah setempat
g) Keterangan : lain-lain yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan

1. Komunikasi rencana

Tim promosi kesehatan berkomunikasi kepada lurah, Ketua RT,RW dan seluruh
masyarakat setempat.

Anda mungkin juga menyukai