Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

PEMANFAATAN LIMBAH SISA PENGOLAHAN BUAH

KELAPA SAWIT PADA PTPN SEI GALUH

DISUSUN OLEH :

Nama Anggota Kelompok 4 :

1. Ario Asasaga
2. Della Yola Lestari
3. Fia Nopa Dona
4. Lestari
5. Riska Permata Nggas
6. Winda Dwi Chantika

Tingkat 2 B

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


JURUSAN D4 PROMOSI KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah baik
sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non hayati dan juga memiliki
keunggulan geografis yaitu berada di kawasan khatulistiwa sehingga Indonesia memiliki
iklim tropis yang memungkinkan untuk melakukan kegiatan pertanian sepanjang tahun.
Dengan potensi alam yang mendukung ini membuat Indonesia dikenal sebagai negara
agraris yang sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya bergerak di bidang
pertanian. Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan
perekonomian nasional karena kontribusinya terhadap peningkatan Produk Domestik
Bruto (PDB), menyediakan lapangan pekerjaan, sumber devisa negara dan juga sebagai
motor penggerak dalam pertumbuhan output dan diversifikasi produksi di sektor ekonomi
lain atau dengan kata lain menjadi bahan baku untuk kegiatan industri. Sektor pertanian
terdiri dari beberapa subsektor yaitu subsektor tanaman pangan, subsektor perkebunan,
subsektor peternakan, subsektor kehutanan dan subsektor perikanan. Menurut data Sensus
Pertanian Nasional, dari sekitar 220 komoditas pertanian yang diekspor Indonesia dalam
periode 2005-2011, terdapat sekitar 50 komoditas yang memiliki keunggulan komparatif
(RCA). Dan sektor pertanian di Indonesia yang memiliki keunggulan komparatif berasal
kelompok industri primer yang didominasi oleh komoditas perkebunan, seperti kelapa
sawit, karet, kopi, kakao, lada, dan teh. Subsektor ini tercatat memberikan kontribusi
yang berarti bagi perekonomian Indonesia, yakni sebesar 13 persen dari PDB pertanian.
Meskipun masih dibawah 20 persen, namun angka ekspornya terus alami peningkatan
dari tahun ke tahun. Dari data sensus di atas salah satu kontribusi dari sektor perkebunan
adalah kelapa sawit. Karena permintaan dan pengeksporan kelapa sawit semakin banyak
maka tidak dapat di pungkiri bahwa semakin banyak produksi yang dilakukan maka akan
banyak pula menimbulkan limbah dari sisa industri pengolahannya.

Maka dari itu di perlukan sebuah penangan terhadap limbah yang dihassilkan oleh
industri tersebut. Limbah yang dihasilkan dari pabrik kelapa sawit diantaranya adalah
tandan kosong dari kelapa sawit tersebut, cangkang, limbah serabut atau fiber kelapa
sawit, limbah sisa pembakaran api boiler dan limbah air sisa pengolahan kelapa sawit
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas diketahui bahwa limbah dari proses pegolahan kelapa
sawit sangatlah beragam. Limbah tersebut dapat menimbulkan masalah jika tidak di olah
dan dimanfaatkan dengan baik.

Adapun permasalahan yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah:


1. Bagaimana cara memanfaatkan limbah dari kelapa sawit?
2. Berapa besar nilai keuntungan dari pengolahan limbah kelapa sawit untuk perkebunan
kelapa sawit itu sendiri?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Menganalisis cara yang tepat untuk pengolahan limbah kelapa sawit di PTPN V Sei
Galuh.
2. Menganalisis seberapa besar keuntungan yang dapat di ambil dari pemanfaatan limbah
kelapa sawit tersebut.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petani dan
perusahaan kelapa sawit, diantarnya adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengurangi limbah yang dihasilkan dari pengolahan kelapa sawit.
2. Dapat mengurangi biaya perawaatan kebun kelapa sawit.
3. Bagi kalangan akademisi penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan tambahan
informasi dan referensi untuk menyusun penelitian-penelitian selanjutnya ataupun
penelitian sejenis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kelapa Sawit


Kelapa sawit (Elaeis Guineesis Jacq) bukanlah tanaman asli Indonesia melainkan masuk
ke Indonesia di bawa oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1848. Pada tahun
1911 di mulailah budidaya kelapa sawit di Deli (pantai timur Sumatera) dan di Aceh oleh
seorang Belgia bernama Adrien Hallet. Bertepatan terjadinya revolusi industri di Eropa,
dimana banyak sekali membutuhkan asupan minyak nabati untuk menjalankan mesin-
mesin dan juga keperluan memasak dengan cara menggoreng. Mungkin karena di bawa
dari Belanda inilah maka Belanda berhak ikut menentukan harga sawit dunia. Entahlah
penyebab pastinya. Kelapa sawit merupakan bahan baku utama pembuat minyak goreng,
margarin, sabun, kosmetik bahkan kabel hingga industri farmasi, ini di sebabkan oleh
keunggulan sifatnya yang tahan terhadap oksidasi dengan tekanan tinggi dan mampu
melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya. Bukan hanya itu
saja, yang paling menarik adalah tidak ada sampah di dalam proses produksi minyak
sawit. Sisa produksinya di antaranya serat, cangkang, batang, tandan dan pelepah dapat
diolah menjadi kompos dan yang sudah di gunakan sebagai sumber energi terbarukan,
yaitu Biodiesel. Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri penghasil minyak, seperti;
minyak masak, minyak industri, dan minyak bahan bakar (biodesel). Perkebunan kelapa
sawit sangat menguntungkan bagi sebuah industri, sehingga banyak hutanhutan di
konversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia merupakan penghasil minyak
kelapa sawit terbesar di dunia. Perkebunan kelapa sawit sendiri banyak tersebar di
berbagai daerah seperti; sumatera, jawa, kalimantan dan sulawesi. Kelapa sawit berbentuk
pohon dengan tinggi dapat mencapai hingga 24 meter. Walaupun memiliki akar serabut,
namun pohon kelapa sawit bisa berdiri tegak dan sangat kokoh. Seperti jenis palma
lainnya, daun kelapa sawit tersusun majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua serta
pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sedikit mirip dengan tanaman salak,
hanya saja duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas
pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelepah yang mengering akan
terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan pohon kelapa.
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit
yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Minyak
dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah
melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan
meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.
2.2 Jenis-jenis Kelapa Sawit dan Varietesnya

Jenis – Jenis Kelapa Sawit dan Varietesnya Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman
yang sangat ekomis di indonesia. Tanaman ini memiliki varietes yang sangat beragam
dan juga bervariasi hal ini dapat di bedakan dengan morfologinya. Namun, banyaknya
varietes tersebut ada beberapa varietes yang sangat berkualitas atau unggul di bandingkan
dengan varietes lainnya, berupa tahan, da kuat terhadap hama dan penyakit, produksi
selalu meningkat, dan kandungan minyak yang sangat tinggi.
Berikut ini ada bebera jenis varietes yang banyak di gunkan oleh para petani dan
perkebunan kelapa sawit di indonesia.
a. Varietes berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah
Perbedaan ini sangatlah di perlukan untuk membedakan benih atau bibit yang
berkualitas serta menghasilkan banyak minyak. Perbedaan ini dapat di lakukan
dengan cara mengetahui varietes lainnya yaitu sebagai berikut.
1. Varietes dura
Ciri – ciri : Memiliki tempurung dengan ketebalan 2-3 mm. Daging buah
relatif tipis 35 – 50 % terhada buah. Biji besar dengan kandungan minyak rendah.
Dalam persilangan di gunakan untuk indukan betina.
2. Varietes Psifera
Ciri – ciri : Ketebalan tempurung sakit relatif tipis. Daging buah tebl, lebuh
tebal dari buah dura. Daging biji sangat tipis. Minyak sawit yang di hasilkan
rendah. Tidak dapat di perbanyak tanpa di silangkan dengan jenis sawit lainnya.
2. Varietes tenera
Ciri – ciri : Hasil persilangan dari kedua diata. Memiliki tempurung tipis 0-5
mm. Terdapat serabut lingkaran di keliling tempurung. Saging buah sangat
tebl. Tandan buah sangat banyak , tetapi memiliki ukuran kecil. Berat tandan
mencapai 22-24 %.

b. Varietes berdasarkan wana kulit kelapa sawit


Untuk menghasilkan mengetahui benih atau bibit yang berkualitas maka harus
mengetahui warna kulit kelapa sawit dengan baik. Berupa varietes nigrescense,
Virescens , dan albenscens.
Varietes Nigrescens : Memiliki warna mudah kehitam-hitaman atau coklat , dan
warna matang sempurna berwarna jingga kehitaman.
Varietes Virescens : Memiliki warna mudah hijau, dan memiliki warna matang
sempurna jingga kemerahan, dan juga ujung berwana hijau.
Varietes Abescnes : Memiliki warna mudah keputi-putihan, dan juga warna
matang sempurna berwran kekuningan serta ujung ungu kehitaman

c. Varites Ungulan atau berkualitas


Secara umum kelapa sawit unggulan di hasilkan melalui proses reproduksi dai
hibrida terbaik dengan melakukan persilangan antara bibit indukan tetua yang di
ketahui mempunyai kualitas yang bagus. Persilangan ini biasanya di
gunakandalam proses persilangan antara dura dan psifera, indukan betina dura dan
jantan psifera telah membuktikan memiliki kualitas terbaik dan juga banyak
menghasilkan produksi di bandingkan dengan varietes lainnya.

2.3 Hasil Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit


Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak goreng, margarin, sabun,
kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit
dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keunggulan sifat
yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan
bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya
melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang
kosmetik. Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah
buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang
diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya.
Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol,
dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan
baku margarin. Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri
kosmetika. Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil,
bila masak berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit
buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak
goreng, sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak. Ampas
yang disebut bungkil inti sawit itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan
makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang. Buah
diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur 90 °C.
Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan
cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan
cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu dialirkan
ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke bagian bawah lumpur.
Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan
ternak dan difermentasikan menjadi kompos. Sedangkan yang di hasilkan dari
pabrik kelapa sawit pada umumnya adalah sebagai berikut.
2.3.1 CPO
Crude Palm Oil (CPO) atau dalam bahasa Indonesia berarti Minyak
Kelapa Sawit adalah suatu komoditas yang unik di Indonesia, unik karena
kelapa sawit saat ini merupakan komoditas andalan dimana Indonesia
menjadi produsen terbesar kelapa sawit. Tetapi ironisnya justru Indonesia
bukan dalam posisi mengendalikan harga sawit dunia melainkan harga
sawit naik turun mengikuti harga dunia yang memakai harga Ringgit
Malaysia atau bahkan harga di Rotterdam, Belanda.

2.3.2 Tandan Kosong


Janjang kosong merupakan produk dari pabrik kelapa sawit setelah TBS
diproses di sterilizer dan stripper. Janjang kosong kaya akan kandungan
materi organik dan nutrisi bagi tanaman. Rata-rata 1 ton janjang kosong
mengandung unsur hara utama sebanding dengan 0,8 kg urea, 2,9 kg RP,
8,3 kg MOP, 5 kg kieserite, dan unsur hara lainnya (B, Cu, Zn, Fe, dan
Mn). Aplikasi janjang kosong sangat sesuai dalam memenuhi sebagian
pupuk anorganik, asalkan jumlah pasokan haranya sebanding dengan
pupuk anorganik tersebut (Pahan, 2007). Salah satu aspek fisik penting
adalah kemampuan tandan kosong kelapa sawit untuk menyerap dan
menahan air, sehingga diharapkan dapat mempertahankan kelembaban
lingkungan mikro di sekitarnya. Terutama dengan memperhatikan
penempatan tandan kosong yang tepat. Perbedaan C/N rasio janjang
kosong sangat tinggi, sehingga proses dekomposisi oleh mikroorganisme
dan mineralisasi di lapangan berjalan relatif lambat. Penguraian 50%
kandungan unsur hara di lapangan membutuhkan waktu 205 hari (N), 85
hari (P), 25 hari (K), dan 115 hari (Mg).

2.3.3 Cangkang Sawit


Cangkang sawit atau cangkang kelapa sawit (Palm Kernel Shell) sering
juga disebut tempurung sawit adalah bagian keras yang terdapat pada
buah kelapa sawit yang berfungsi melindungi isi atau kernel dari buah
sawit tersebut. Hampir sama dengan tempurung kelapa yang sering kita
jumpai sehari-hari. Cangkang adalah sejenis bahan bakar padat yang
berwarna hitam berbentuk seperti batok kelapa dan agak bulat, terdapat
pada bagian dalam pada buah kelapa sawit yang diselubungi oleh serabut.
Pada bahan bakar cangkang ini terdapat berbagai kandungan antara lain :
Dimana kandungan yang terkandung pada cangkang mempunyai
persentase (%) yang berbeda jumlahnya. Antara lain : kalium (K) sebesar
7,5 %, natrium (Na) sebesar 1,1, kalsium (Ca) 1,5 %, klor (Cl) sebesar
2,8 %, karbonat (CO3) sebesar 1,9 %, nitrogen (N) sebesar 0,05 % posfat
(P) sebesar 0,9 % dan silika (SiO2) sebsesar 61 %.. bahan bakar
cangkang ini setelah mengalami proses pembakaran akan berubah
menjadi arang, kemudian arang tersebut dengan adanya udara pada dapur
akan terbang sebagai ukuran partikel kecil yang dinamakan peatikel pijar.
(Lenaria Bakkara, 2014).

2.3.4 Fiber Kelapa Sawit


Serabut adalah bahan bakar padat yang bebentuk seperti rambut, apabila
telah mengalami proses pengolahan berwarna coklat muda, serabut ini
terdapat dibagian kedua dari buah kelapa sawit setelah kulit buah kelapa
sawit.didalam serabut dan daging buah sawitlah minyak CPO
terkandung. Panas yang dihasilkan serabut jumlahnya lebih kecil dari
yang dihasilkan oleh cangkang, oleh karena itu perbandingan lebih besar
serabut dari pada cangkang.disamping serabut lebih cepat habis menjadi
abu apabila dibakar, pemakaian serabut yang berlebihan akan berdampak
buruk pada proses pembakaran karena dapat menghambat proses
perambatan panas pada pipa water wall, akibat abu hasil pembakaran
beterbangan dalam ruang dapur dan menutupi pipa water wall,disamping
mempersulit pembuangan dari pintu ekspansion door (Pintu keluar untuk
abu dan arang) akibat terjadinya penumpukan yang berlebihan.
2.3.5 Abu (ash)

Abu merupakan zat organik sisa dari pembakaran bahan organik.


Limbah padat PTPN V Sei Galuh terdiri dari cangkang, serabut (fiber) dan abu
boiler hasil pembakaran cangkang dan fiber yang dibakar dengan suhu
10000C sampai 20000C. 11 Penentuan kadar abu berhubungan dengan
mineral suatu bahan.
Mineral yang terdapat dalam bahan pangan terdiri dari dua jenis garam,
yaitu garam organic misalnya karbonat, fosfat, sulfat dan nitrat.
Proses untuk menentukan jumlah mineral sisa pembakaran disebut pengabuan.
Kandungan dan komposisi abu atau mineral pada bahan tergantung pada jenis
bahan dan cara pengabuannya. Pembakaran cangkang dan fiber kelapa sawit
PTPN V Sei Galuh menghasilkan abu dalam 2 jenis yaitu abu dasar (bottom
ash) dan abu terbang (fly ash). Di bawah ini merupakan spesifikasi dari boiler
di PTPN V Sei Galuh.

2.4 Kerangka
Pemikiran
Kelapa sawit adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak,
minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan
keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama
dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil
minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia penyebarannya di daerah
Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Maka dari itu
semakin banyaknya pembukaan lahan untuk perkeebunan maka akan semakin
banyak pula kelapa sawit yang di hasilkan dan akan banyak pula limbah yang
dihasilkan oleh pabrik pengolahan kelapa sawit.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar


Provinsi Riau di . Pemilihan tempat dilakukan dengan pertimbangan bahwa
daerah tersebut merupakan produksi Kelapa sawit terdekat di daerah Pekanbaru,
selain itu daerah tersebut merupakan tempat tinggal peneliti sehingga
pengambilan data bisa dilakukan lebih akurat. Disamping itu Kecamatan
Tapung merupakan daerah transmigrasi pada tahun 1990 dan sebagian besar
peekerjaan dari masyarakatnya adalah pekebun keelapa sawit sehingga akaan
banyak di temukan produktifitas kelapa sawit. Waktu penelitian ini
direncanakan pada Mei 2021 dengan melakukan usulan penelitian,
penulisan proposal, survei pengumpulan data, pengolahan dan penulisan
laporan hasil penelitian.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang akan dilakukan dengan cara mengambil data
dari pabrik kelapa sawit PTPN V Sei Galuh dengan cara menghitug limbah
yang dihasilkan perharinya. Baik itu limbah tandan kosong, limbah abu
maupun limbah fiber

3.3 Metode Pengolahan dan Alalisa Data


Data yang telah diperoleh dilanjutkan dengan pentabulasian yang akan
disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Selanjutnya data tersebut
dianalisa dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Untuk
mengetahui data secara akurat maka akan di ambil langsung dan di hitung
berdasarkan buah yang di olah pada pabrik kelapa sawit trsebut dalam
perharinya.
Data yang di peroleh melalui daerah laboratorium PTPN V bagian
kebun yang mengerti kandungan apa saja yang dibutuhkan pohon kelapa
sawit untuk tumbuh sehat dan menghasilkan buah yang banyak.
3.4 Ruang Lingkup dan Sasaran
Ruang lingkup ini dibatasi pada pemanfaat limbah sisa pengolahan buah
kelapa sawit pada PTN Sei Galuh mengenai faktor-faktor yang berhubungan
dengan kegiatan pemanfaatan limbah. Maka dari itu di perlukan sebuah penangan
terhadap limbah yang dihassilkan oleh industri tersebut
Sasaran : masyarakat dan PTN Sei Galuh
3.5 Metode
Metode yang di gunakan penyuluhan serta sosialisasi serta pemberian
edukasi mengenai pemanfaat limbah sisa pengolahan buah kelapa sawit.
a. metode persiapan

No Waktu Persiapan

1 Sabtu, 1 Mei 2021 Pembuatan proposal

2 Senin, 3 Mei 2021 Pengajual proposal dan izin

3 Selasa, 4 Mei 2021 Penyebaran proposal permohonan


dana

4 Rabu, 5 Mei 2021 Pengumpulan dana

5 Kamis, 6 Mei 2021 Persiapan tempat dan sasaran


kegiatan

b. metode pelaksanaan

No Waktu Kegiatan

1 07.30 – 08.00 Persiapan

2 08.30-11.00 Melakukan kegiatan penyuluhan tentang


pemanfaatan limbah

3 11.00-12.00 Edukasi dan penyuluhan tentang


Pemanfaatan Limbah Sisa Pengolahan
Buah Kelapa Sawit

3.6 Rincian
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA
NO NAMA BARANG VOLUME HARGA JUMLAH
SATUAN
1 mik(toa) 1 Unit - 100.000
2 snak petugas 35 7.0000 245.000
3 pena 1 (kotak) 35.000 35.000
4 buku 2 unit 10.000 20.000
JUMLAH 390.000

DAFTAR PUSTAKA

Anindita, Ratya. 2004. Komoditas Pertanian. Papyrus: Jakarta

Hidayat, Doni. 2011. Analisis Peranan Perkebunan Kelapa


Sawit Di Provinsi Riau Dalam Era Otonomi Daerah. Jurnal
pertanian. Faultas pertanian IPB. Jawa Barat

Kotler, Philip. 2009. Perkebunan Kelapa Sawit. Erlangga. Jakarta

Kusumo, Ryo. 2014. Pengolahan Kelapa Sawit. http://srimayainvestment.


blogspot.co.id/2014/11/pertanian-kelapa-sawit.html. Diakses 22
desember 2016

Nuryati. 2010. Kelapa Sawit dan Pengolahannya. Ghalia Indonesia:


Jakart

Anda mungkin juga menyukai