Anda di halaman 1dari 26

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman nilam (pogostemon cablin benth) merupakan salah satu tanaman

penghasil minyak atsiri yang cukup penting dan dikenal dengan nama patchouly

oil. Minyak nilam bersama dengan 14 jenis minyak atsiri lainnya adalah komoditi

ekspor menghasilkan yang devisa. indonesia pemasok utama minyak nilam dunia

90%, Minyak nilam indonesia sudah dikenal dunia sejak 65 tahun yang lalu,

volume minyak atsiri selalu mengalami peningkatan, tahun 2001 mencapai 5.080

ton dengan nilai us 52,97 juta atau 4,4% nilai perdagangan minyak atsiri dunia

Indonesia pemasok utama minyak nilam dunia 90%(Halfin 2017).

Sebagian besar produk tanaman perkebunan berorientasi ekspor dan

diperdagangkan di pasar internasional, sebagai sumber devisa. Disamping

memberikan keuntungan ekonomi, tidak bisa diabaikan agar usaha perkebunan

dapat memelihara bahkan meningkatkan kualitas lingkungan. Kontribusi

subsektor perkebunan terhadap perekonomian nasional pada tahun 2012 mencapai

us$ 35,64 milyar atau setara dengan rp.427,68 triliun. Peran perkebunan tersebut

cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dalam memperkokoh

pembangunan nasional (Harlin, 2016).

Masalah utama yang dihadapi oleh penyuling nilam di Desa Lere

Kecamatan Basala Kabupaten Konawe Selatan adalah harga minyak nilam yang

sering berfluktuasi, dan kurangnya perhatian pemerintah terhadap petani, mulai

dari masa tanam, infrastruktur pertanian hingga penjagaan harga produk pertanian,

1
petani kurang mendapatkan penyuluhan tentang teknis bertani yang dapat

meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil, sehingga sangat mempengaruhi

volume produksi dari pengelolaan tanaman nilam.

Berbagai macam permasalahan di atas, pada akhirnya membuat banyak

orang yang mengalami keraguan untuk bertani tanaman nilam, dan juga

menyebabkan beberapa petani nilam mengalami keraguan akan adanya suatu

prospek yang pasti di dalam usaha pertanian nilam yang sedang dijalankannya.

Keraguan yang dialami para petani ini jika tidak direspon dengan benar, maka

akan dapat menyababkan produksi nilam mengalami penurunan seara drastis.

Dengan adanya permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian

mengenai kelayakan usaha. Analisis kelayakan usaha adalah suatu

analisis/penelitian tentang dapat atau tidaknya serta menguntungkan atau tidaknya

suatu usaha yang biasanya merupakan usaha tani tersebut dapat dilaksanaka, Jadi

dengan diadaknnya analisis kelayakan usaha, dapat dilihat sejauh mana manfaat

yang diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha (Soekartawi, 2006).

Menurut Sukirno (2006), pendapatan adalah jumlah penghasilan yang

diterima seluruh oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode

tertentu, baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. kegiatan usaha pada

akhirnya akan memperoleh pendapatan berupa nilai uang yang diterima dari

penjualan produk yang dikurangi biaya yang telah dikeluarkan.

Selain perlu dilakukan penelitian berdasarkan analisis kelayakan usaha,

perlu juga diadakan perhitungan dengan Break Even Point (BEP) atau titik impas.

Break Even Point (BEP) atau titik impas merupakan suatu titik yang menunjukkan

2
bahwa pendapatan total yang dihasilkan perusahaan sama dengan jumlah biaya

yang dikeluarkan, sehingga perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak

mengalami kerugian. Break Even Point (BEP) dapat diartikan suatu keadaan

dimana dalam operasi, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita

rugi. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

ini melalui kajian empirik dengan judul penelitian “analisis kelayakan usahatani

agroindustri tanaman nilam di Desa Lere Kecamatan Basala Kabupaten Konawe

Selatan’’

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pendapatan usahatani tanaman nilam di Desa Lere Kecamatan

Basala Kabupaten Konawe Selatan?

2. bagaimana kelayakan usahatani tanaman nilam di Desa Lere Kecamatan Basala

Kabupaten Konawe Selatan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan peneletian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Mengetahui pendapatan usahatani tanaman nilam di Desa Lere Kecamatan

Basala Kabupaten Basala

2. Mengetahui kelayakan usahatani tanaman nilam di Desa Lere Kecamatan

Basala Kabupaten Konawe Selatan

3
1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah

1. Sebagai bahan informasi bagi petani nilam tentang usaha tani nilam yang lebih

baik dan menguntungkan. .

2. Sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti khususnya dan semua pihak yang

berminat dalam penelitian usahatani nilam

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usahatani Tanaman Nilam

Usahatani merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana cara-cara petani

memperoleh dan mengkombinasiakan sumberdaya (lahan, tenaga kerja, modal,

dan pengelolaan) yang terbatas untuk mencapai tujuannya. Menurut pengertian

tersebut maka dapat diketahui bahwa usahatani merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan oleh petani mulai dari penentuan sumberdaya yang akan digunakan

serta bagaimana cara mengkombinasikannya. Kegiatan tersebut untuk mencapai

tujuannya yaitu memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin

(Soekartawi, 2011).

Tanaman nilam (Pogostemon cablin benth) adalah suatu semak tropis

penghasil sejenis minyak atsiri yang dinamakan sama (minyak nilam). Tanaman

ini menyukai suasana teduh, hangat dan lembab. Selain itu tanaman nilam juga

mudah layu jika terkena sinaran matahari langsung atau jika tanaman kekurangan

air (Mangun, 2008).

Bagian tanaman nilam yang umum dimanfaatkan adalah pada bagian akar,

batang dan daun yang diekstraksi minyaknya, kemudian diolah menjadi parfum,

minyak esensial, anti serangga, dan juga digunakan pada industri kosmetik.

Dalam perdagangan internasional, minyak nilam dikenal sebagai dengan sebutan

minyak patchouli. Aroma minyak nilam dikenal 'berat' dan 'kuat' dan telah

berabad-abad digunakan sebagai wangi-wangian (parfum) dan bahan dupa atau

5
setanggi pada tradisi timur. Harga jual minyak nilam termasuk yang tertinggi

apabila dibandingkan dengan minyak atsiri lainnya.

Untuk mendapatkan tanaman nilam yang memiliki kualitas baik, harus

disesuaikan dengan jenis tanah yang cocok untuk ditanami seperti tanah latosol,

tanah andosol dan tanah aluvial. Musim yang cocok untuk menanam nilam adalah

awal musim hujan, serta waktu panen terbaik adalah saat umur tanaman telah

mencapai 6 bulan. Serta budidaya tanaman nilam dapat dilakukan dengan cara

kultur jaringan (vegetatif).

Tanaman nilam dikenal dengan sebagai dhilep wangi atau pecoli,

mempunyai daun berbentuk bulat dan lonjong, ujungnya runcing, pangkalnya

tumpul tetapi bergerigi, dan permukaannya berbulu. Tinggi tanaman nilam sekitar

30 – 70 cm, lebar daun sekitar 5 – 7 cm, panjang sekitar 7 – 9 cm, dan tebalnya

sekitar 0,5 -1 mm.

2.2 Jenis-Jenis Tanaman Nilam

Menurut Trease dan Evan Hamid dan Syarif, (1992), tanaman nilam

meliputi tiga spesies yaitu pogostemon cablin Benth, pogostemon hortensis, dan

pogostemon heyneanus.

1) Pogostemon cablin benth sering juga disebut nilam aceh Jenis nilam ini

termasuk famili labiate yaitu kelompok tanaman yang mempunyai aroma yang

mirip satu sama lain. Di antara jenis nilam, yang diusahakan secara komersil

adalah varietas pogostemon cablin benth. Jenis ini sebenarnya dari filipina,

yang kemudian berkembang ke malaysia, madagaskar, paraguay, brazilia, dan

indonesia. (Sudaryani, 2004).

6
2) Pogostemon heyneanus sering juga dinamakan nilam jawa atau nilam hutan.

Jemis ini berasal dari india, banyak tumbuh liar di hutan pulau jawa. Jenis ini

berbunga, karena itu kandungan minyaknya rendah yaitu 0,50-1,5%. Di

samping itu minyak nilam dari tanaman ini komposisi minyaknya kurang

mendapatkan pasaran dalam perdagangan. (Sudaryani, 2004).

3) Pogostemon hortensis disebut juga nilam sabun karena bisa digunakan untuk

mencuci pakaian. Jenis nilam ini hanya terdapat di daerah banten. Bentuk

Pogostemon Hortensis ini mirip dengan nilam jawa, tetapi tidak berbunga.

Kandungan minyaknya 0,5-1,5%. Komposisi minyak yang dihasilkan jelek

sehingga untuk jenis nilam ini juga kurang mendapatkan pasaran dalam

perdagangan (Sudaryani, 2004).

Diantara ketiga jenis nilam tersebut yang banyak dibudidayakan yaitu

pogostemon cablin benth (nilam aceh), karena kadar dan kualitas minyaknya lebih

tinggi dari varietas lainnya. Nilam aceh diperkirakan daerah asalnya filipina atau

semenanjung malaya. Setelah sekian lama berkembang di indonesia, tidak tertutup

kemungkinan terjadi perubahan-perubahan dari sifat dasarnya. Dari hasil

eksplorasi ditemukan bermacammacam tipe yang berbeda baik karakteristik

morfologinya, kandungan minyak, sifat kimia minyak dan sifat ketahanannya.

Walaupun tanaman nilam di indonesia telah lama dibudidayakan, daerah

penghasil utama (aceh dan sumatra utara) sampai sekarang masih diusahakan

secara tradisional. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain oleh faktor

sosial ekonomi petani dan masih terbatasnya teknologi yang tersedia. Mengingat

daun nilam mengandung minyak atsiri yang mempunyai banyak kegunaan, maka

7
perlu dicari kondisi proses penyulingan minyak nilam yang menghasilkan kadar &

kualitas minyak yang baik juga menguntungkan dari segi ekonomi.

Dalam dunia perdagangan minyak nilam dikenal dengan nama minyak

patchouli. Nilam (pogostemon cablin benth) salah satu famili dari labiatae,

merupakan tanaman yang mengandung minyak atsiri yang cukup penting

peranannya, baik sebagai sumber devisa negara maupun sebagai sumber

pendapatan petani. Ekspor minyak nilam mencapai 700 – 1500 ton pertahun.

Terbukti minyak nilam telah tercatat sebagai penyumbang terbesar devisa negara

dibanding minyak atsiri lainnya. Menurut balai penelitian tanaman rempah dan

obat bogor, pada saat ini indonesia merupakan produsen minyak nilam terbesar

dunia dengan kontribusi sekitar 70 - 90 % .

Minyak nilam merupakan salah satu minyak atsiri yang mempunyai fungsi

dan kegunaan yang luas karena wanginya yang khas maka sering digunakan

sebagai parfum pakaian, karpet dan barang - barang tenun, industri sabun, dan

kosmetik. Minyak nilam terdiri atas campuran senyawa terpen yang bercampur

dengan alkohol, aldehid, dan ester-ester yang memberikan aroma yang khas dan

spesifik. Senyawa-senyawa tersebut antara lain : sinamaldehid, benzaldehid,

patchoulen, eugenol benzoat, dan patchouli alkohol sebagai komponen utama

minyak nilam. Minyak nilam yang banyak mengandung senyawa terpen akan

menurunkan nilai kelarutannya .

Aroma minyak nilam sangat khas, sehingga kerap di manfaatkan orang

sebagai pengikat (fiksatif) wangi pada parfum ataupun kosmetika. Minyak ini

memiliki daya lekat kuat, sehingga aroma wanginya tidak mudah hilang atau

8
menguap. Keunggulan lainnya adalah dapat larut dengan alkohol dan dicampur

dengan minyak atsiri lain. Dibandingkan dengan minyak atsiri yang dihasilkan

dari tanaman lain, minyak nilam paling diunggulkan keharumannya

Berdasarkan penelitian terhadap bioaktivitasnya, ternyata minyak nilam

memiliki aktivitas sebagai antibakteri, anti radang, dan menghambat pertumbuhan

jamur dan bakteri. Minyak nilam juga memiliki kepekaan terhadap bakteri seperti

Staphylococcus Epidermidis dan Propionibacteriumacnes .

Berdasarkan akitivitasnya sebagai antibakteri dan antiradang inilah, maka

dijadikan dasar untuk mengembangkan minyak nilam sebagai obat

jerawat .jerawat adalah penyakit kulit (topikal) akibat peradangan menahun dari

folikel polisebasea dan ditandai dengan meningkatnya jumlah bakteri dalam

folikel yaitu Propionibacterium Acnes dan Staphylococcus Epidermidis yang

berperan dalam proses inflamasi.

2.3 Pendapatan

Tingkat pendapatan ditentukan oleh kemampuan faktor-faktor produksi

dalam menghasilkan barang dan jasa. Jika perusahaan/produsen menghasilkan

barang dan jasa yang semakin besar maka pendapatan yang akan diperoleh pun

semakin besar. Analisis pendapatan adalah besaran yang mengukur jumlah

pendapatan yang akan diperoleh dari hasil panen, setelah total pendapatan

dikurangi dengan total pengeluaran maka menjadi pendapatan.

Pendapatan adalah hasil berupa uang atau hasil materi lainnya yang

diperoleh dari pemakaian kekayaan yang bebas. Pendapatan umumnya adalah

9
penerimaan- penerimaan individu atau perusahaan. Ada dua jenis

pendapatan, yaitu:

1. Pendapatan kotor (gross income) adalah penerimaan seseorang atau badan

usaha selama periode tertentu sebelum dikurangi dengan

pengeluaranpengeluaran.

2. Pendapatan bersih (net income) adalah sisa penghasilan dan laba setelah

dikurangi semua biaya, pengeluaran dan penyisihan untuk depresiasi serta

kerugian kerugian yang bisa timbul.

Pendapatan atau penerimaan adalah total penerimaan (total revenue: tr),

yaitu total penerimaan dari hasil penjualan atau hasil kali antara produksi yang

diperoleh dengan harga jual (Soekartawi, 2011).

Semakin besar jumlah produksi maka makin besar pula penerimaan yang

akan didapatkan. Penerimaan adalah hasil perkalian jumlah produk total dengan

satuan harga jual, sedangkan pengeluaran atau biaya yang dimaksudkan sebagai

nilai penggunaan sarana produksi dan lain-lain yang dikeluarkan pada proses

produksi tersebut. Produksi berkaitan dengan penerimaan dan biaya produksi,

penerimaan tersebut diterima petani karena masih harus dikurangi dengan biaya

produksi yaitu keseluruhan biaya yang dipakai dalam proses produksi tersebut

(Soekartawi, 1995).

10
Menurut Soekartawi (1995) ,pendapatan atau penerimaan merupakan

perkalian antara yang dihasilkan dengan harga jual, dapat dirumuskan sebagai

berikut :

Tr = p x q

Keterangan :

Tr : total revenue (rp)

P : harga produk (rp)

Q : jumlah produksi (ton)

2.4 Penerimaan

Pendapatan kotor atau penerimaan usahatani didefinisikan sebagai nilai

produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun

tidak dijual. Pengeluaran total usahatani didefinisikan sebagai nilai semua

masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan di dalam produksi, tetapi tidak

termasuk tenaga kerja keluarga petani. Pengeluaran usahatani mencakup

pengeluaran tunai dan tidak tunai. Jadi nilai barang dan jasa untuk keperluan

usahatani yang dibayar dengan benda atau berdasarkan dengan kredit harus

dimasukkan sebagai pengeluaran. Selisih antara pendapatan kotor usahatani dan

pengeluaran total usahatani disebut pendapatan bersih. Ini merupakan keuntungan

usahatani yang dapat dipakai untuk membandingkan penampilan beberapa

usahatani (Sukirno, 2012).

11
Tr = q x p

Keterangan :

Tr = penerimaan total

Q = jumlah produk yg di hasilkan

P = harga produk

Besarnya penerimaan total yang didapatkan produsen berdasarkan jumlah

produk yang diproduksi atau semakin tinggi harga per unit produksi yang

bersangkutan maka akan semakin besar pula penerimaan total yang didapatkan.

Sebaliknya jika produk yang dihasilkan sedikit dan harganya rendah maka

penerimaan total yang diterima produsen juga akan semakin kecil

(Soejarmanto dan Riswan, 1994).

2.5 Biaya

Biaya merupakan objek yang dicatat, digolongkan, diringkas dan disajikan

oleh akuntansi biaya. Proses akuntansi biaya dapat ditunjukan untuk memenuhi

kebutuhan baik pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan.

Definisi biaya menurut Mulyadi (2012) adalah sebagai berikut : “biaya adalah

pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi

atau kemungkinan terjadi untuk tujuan tertentu.” Menurut Karter dan Usry dalam

Krista (2005) mendefinisikan bahwa: “biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran

pengorbanan untuk memperoleh manfaat.”

Menurut Harahap (2007) mendefinisikan bahwa: “biaya sebagai

penurunan gross dan asset atau kenaikan gross dalam kewajibab yang diakui dan

nilai menurut prinsip akuntasi yang ditterima yang berasal dari kegiatan lainnya

12
yang merupakan kegiatan utama perusahaan. Berikut ini akan dijelaskan lebih

lanjut mengenai klasifikasi biaya :

Biaya variabel variable cost/vc menurut Supriyono, (2010) adalah biaya

yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan jumlah hasil yang diinginkan.

Semakin tinggi jumlah output yang kehendaki semakin besar pula jumlahnya

biaya varibel yang dikeluarkan. Sedangkan biaya tetap (fixed cost) adalah biaya

yang jumlahnya selalu sama meskipun jumlah produksi berubah-ubah. Biaya

adalah pengorbanan-pengorbanan yang mutlak atau harus dikeluarkan agar

diperoleh suatu hasil. Untuk menghasilkan suatu barang atau jasa tentu ada alat

dan tenaga, modal, bahan baku, dan jenis pengorbanan lain yang tidak dapat

diperoleh hasil. Pengorbanan tersebut dapat diukur dengan nilai uang.

2.6 Kelayakan

Kelayakan usaha adalah suatu penelitian tentang dapat atau tidaknya serta

menguntungkan atau tidaknya suatu usaha yang biasanya merupakan usaha tani

tersebut dapat dilaksanakan. Jadi tujuan utama adanya studi kelayakan usaha

adalah untuk menghindari keterlanjutan usaha tani yang memakan dana retative

besar yang ternyata justru tidak memberikan keuntungan secara ekonomis

(Husein 2007).

Analisis kelayakan usaha adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana

manfaat yang diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha

(Soekartawi, 2006). Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam mengambil keputusan, apakah usaha tersebut layak ataub tidak untuk

diusahakan.

13
Suatu usaha yang akan dilakukan dinilai dapat memberikan keuntungan

atau layak diterima jika dilakukan analisis kelayakan usaha, kelayakan usaha

dapat diketahui dengan pendekatan R/C. R/C adalah singkatan dari Revenue Cost

Ratio atau dikenal dengan perbandingan antara total biaya (TR) dan total

penerimaan (TC), dengan rumus:

R/C Rasio =

Keterangan:

TR = Total Revenue/Total Penerimaan

TC = Total Cost/Total Biaya

Adapun kriteria berdasarkan R/C-Rasio adalah :

A. R/c rasio > 1, usaha budidaya nilam layak untuk diusahakan.

B. R/c rasio = 1, maka usaha budidaya nilam tidak untung dan tidak Rugi.

C. R/c rasio < 1, usaha budidaya nilam tidak layak untuk diusahakan.

2.7 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu merupakan hal yang sangat perlukan dalam

mendukung penelitian. Penelitian yang dapat digunakan untuk mendukung

penelitian ini yaitu sesuatu yang berhubungan dengan judul, terkait tentang

analisis kelayakan usahatani agroindustri tanaman nilam. Maka dari itu perlu

dilakukan pengkajian jurnal, skripsi atau thesis terkait judul yang sesuai. Berikut

penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian ini

14
NO NAMA JUDUL PENELITIAN HASIL PENELITIAN
PENELITI
1. FIRDAYAN BERDASARKAN HASIL
TI, ARIFIN KELAYAKAN DAN PEMBAHASAN
DAN ANDI USAHATANI NILAM DI MAKA DAPAT
NUR DUSUN LABUAJA DESA DISIMPULKAN SEBAGAI
IMRAN LAIYA KECAMATAN BERIKUT: PRODUKSI
(2021) CENRANA KABUPATEN DAN PENDAPATAN
MAROS USAHATANI NILAM DI
DUSUN LABUAJA DESA
LAIYA KECAMATAN
CENRANA KABUPATEN
MAROS, YAITU RATA-
RATA PRODUKSI
SEBESAR 35,73 KG DAN
RATA-RATA
PENDAPATAN
USAHATANI NILAM
SEBESAR RP 15.822.333/
SATU KALI PRODUKSI.
USAHATANI NILAM DI
DUSUN LABUAJA DESA
LAIYA KECAMATAN
CENRANA KABUPATEN
MAROS LAYAK
DIUSAHAKAN.

2. YUDHA ANALISIS KELAYAKAN ANALISIS KELAYAKAN


PRANATA USAHA KELAPA KOPRA PENGOLAHAN KELAPA
(2019) STUDI KASUS : KOPRA MENUNJUKKAN
DESASILAU BONTO, BAHWA NILAI R/C
KECAMATANSILAU SEBESAR 1,88> 1 DAN
LAUT, KABUPATEN B/C 0,88<1, MAKA
ASAHAN”. DAPAT DISIMPULKAN
BAHWA USAHA
PENGOLAHAN KELAPA
KOPRA
BERADASARKAN R/C
LAYAK UNTUK
DIUSAHAKAN
SEDANGKAN
BERDASARKAN B/C
TIDAK LAYAK UNTUK
DI USAHAKAN

15
3. RUDIANTO ANALISIS KELAYAKAN USAHAT NI JAGUNG
(2018) USAHA PETANI JAGUNG DI KECEMATAN
DI DESA GARING TOMPOBULU
KECAMATAN KABUPATEN GOWA
TOMPOBULU DESA GARING MASIH
KABUPATEN GOWA DAPAT DIANGGAP
LAYAK DI LAHAN
KERING MAUPUN DI
LAHAN SAWAH
IRIGASI.

4. NURJANA, ANALISIS PENDAPATAN HASIL PENELITIAN


I., DKK. DAN KELAYAKAN TERSEBUT DAPAT
(2015) USAHA PETERNAKAN DISIMPULKAN BAHWA
AYAM BROILER DI USAHA AYAM BROILER
KECAMATAN DI KECAMATAN
MOYUDAN SLEMAN MOYUDAN SLEMAN
MENGHASILKAN
PENDAPATAN SEBESAR
RP. 32.574.474 PER
TAHUN, DENGAN
KAPASITAS RATA –
RATA PRODUKSI
SEBANYAK 1.963 EKOR,
HASIL ANALISIS R/C
RATIO SEBESAR 1,10. INI
MENUNJUKKAN BAHWA
USAHA AYAM BROILER
DI KECAMATAN

2.8 Kerangka Pikir

kerangka pikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan antar konsep

dirumuskan oleh peneliti berdasar tinjauan pustaka, dengan meninjau teori yang

disusun dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang terkait. Kerangka pikir ini

digunakan sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti yang

diangkat. atau, bisa diaartikan sebagai mengalirkan jalan pikiran menurut

16
kerangka logis (countruct logic) atau kerangka konseptual yang relevan untuk

menjawab penyebab terjadinya masalah. untuk membuktikan kecermatan

penelitian, dasar dari teori tersebut perlu diperkuat hasil-hasil penelitian terdahulu

yang relevan.

Usahatani merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana cara-cara petani

memperoleh dan mengkombinasiakan sumberdaya (lahan, tenaga kerja, modal,

dan pengelolaan) yang terbatas untuk mencapai tujuannya. Menurut pengertian

tersebut maka dapat diketahui bahwa usaha tani merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan oleh petani mulai dari penentuan sumberdaya yang akan digunakan

serta bagaimana cara mengkombinasikannya. Kegiatan tersebut untuk mencapai

tujuannya yaitu memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin.`

Penerimaan usahatani didefinisikan sebagai nilai produk total usahatani

dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun tidak dijual. Pengeluaran

total usahatani didefinisikan sebagai nilai semua masukan yang habis terpakai atau

dikeluarkan di dalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani.

Biaya merupakan objek yang dicatat, digolongkan, diringkas dan disajikan

oleh akuntansi biaya. Proses akuntansi biaya dapat ditunjukan untuk memenuhi

kebutuhan baik pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan.

Tingkat pendapatan ditentukan oleh kemampuan faktor-faktor produksi

dalam menghasilkan barang dan jasa. Jika perusahaan/produsen menghasilkan

barang dan jasa yang semakin besar maka pendapatan yang akan diperoleh pun

semakin besar. Analisis pendapatan adalah besaran yang mengukur jumlah

17
pendapatan yang akan diperoleh dari hasil panen kopra, setelah total pendapatan

dikurangi dengan total pengeluaran maka menjadi pendapatan.

Kelayakan usaha adalah suatu penelitian tentang dapat atau tidaknya serta

menguntungkan atau tidaknya suatu usaha yang biasanya merupakan usaha tani

tersebut dapat dilaksanakan. Jadi tujuan utama adanya studi kelayakan usaha

adalah untuk menghindari keterlanjutan usaha tani yang memakan dana retative

besar yang ternyata justru tidak memberikan keuntungan secara ekonomis.

Petani Nilam

Ushatani Nilam

Penerimaan Biaya

Pendapatan

Kelayakan Usahatani

18
Gambar 1. Kelayakan Usahatani Agroindustri Minyak Nilam Di Desa Lere
Kecamtan Basala Kabupaten Konawe Selatan

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Lere Kecamatan Basala Kabupaten

Konawe Selatan. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja dengan beberapa

faktor pendukung. Pertama, Desa Lere merupakan desa yang mayoritas

masyarakatnya bekerja sebagai petanii nilam sebagai tanaman jangka pendek.

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November-Desember 2021.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Populasi petani nilam yang ada di Desa Lere Kecamatan Basala

Kabupaten Konawe Selatan yaitu sekitar 6 petani, metode yang digunakan dalam

19
penentuan sampel adalah metode sensus. metode sensus adalah seluruh populasi

disajikan sebagai responden.

Menurut Arikunto (2012) jika populasinya lebih besar dari 100 orang,

maka bisa diambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah populasi, akan tetapi jika

jumlah populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil

secara keseluruhan. berdasarkan penelitian ini karena jumlah populasi yang

kurang dari 100 makah peneliti mengambil 100% dari seluruh populasi yakni 16

orang responden. Dengan demikian penggunaan seluruh populasi manjadi sampel

penelitian sebagai unit observasi disebut sebagai metode sensus.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengumpulan data berupa:

1. Wawancara, yaitu salah satu teknik pengumpulan data dan informasi dengan

mewawancarai langsung petani-petani nilam.

2. Questioner, yaitu suatu teknik atau alat pengumpulan data dengan jalan

mengajukan daftar pertanyaan mengenai masalah yang hendak diteliti kepada

informan untuk dijawab.

3. Observasi di lapangan, yaitu melakukan pengamatan langsung pada petani yang

memiliki budidaya nilam serta menganalisis hal-hal yang mempengaruhi

pendapatan petani nilam.

3.4 TeKnik Analisis Data

20
Menurut Sugiyono (2010), yang dimaksud dengan analisis data adalah

proses mencari data, menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan

data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis,

menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari

dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

orang lain.

Menurut Soekartawi (2006) besarnya pendapatan dapat dihitung

menggunakan rumus:

1. Pendapatan

PD= TR-TC

dimana:

PD= Pendapatan Usahatani

TR= Total Penerimaan

TC= Total Biaya Rumus Untuk Mencari Penerimaan, (Soekartawi, 2006)

2. Penerimaan

TR = Y. Py

dimana:

TR = Total Penerimaan

Y = Produksi yang diperoleh dalam usahatani

21
Py = Harga Y Rumus Untuk Mencari Total Cost

3. Biaya

TC = FC + VC

keterangan:

TC = Total Cost

FC = Fixed Cost

VC= Variabel Cost, (Soekartawi, 2006)

4. R/C ratio return cost ratio (R/C Ratio) merupakan perbandingan antara

penerimaan (hasil penerimaan) dengan total biaya yang dikeluarkan

(Prajnata, 2004):

TR
R/C Ratio =
TC

keterangan:

TR: total revenue (total penerimaan)

TC: total cost (total biaya produksi)

Kriteria Penilaian R/C Ratio:

R/C< 1 = Usaha Mengalami Kerugian

R/C >1= Usaha Memperoleh Keuntungan

R/C =1= Usaha Mencapai Titik Impas

5. Break Event Point (Titik Pulang Pokok) Volume Produksi

Perhitungan BEP atas dasar unit produksi menggambarkan produksi

minimal yang harus dihasilkan dalam usaha agar tidak mengalami kerugian, dapat

dilakukan dengan menggunakan rumus :

22
BEP (Q) = …………..(Noor, 2007)

Dimana :

BEP (Q) : Titik Impas Dalam Unit Produksi

TC : Biaya Usaha Petani

P : Harga Jual

6. Break Event Point (Titik Pulang Pokok) Harga Produksi

Harga BEP ini adalah harga pokok atau dasar untuk mengembalikan

modal. Agar usaha untung, maka petani harus menjual produksi diatas harga dasar

ini, dan dapat dilihat pada rumus berikut:

BEP (P) = ………………(Noor, 2007)

Dimana :

BEP (P) = Titik Impas Dalam Unit Harga Produksi

TC = Biaya Usaha Petani

Q = Total Produksi Yang Dihasilkan

3.5 Definisi Operasional

1. Usahatani nilam adalah setiap orang yang berusaha tanaman nilam di Desa

Lere Kecamatan Basala Kabupaten Konawe Selatan

2. Karakteristik petani adalah sifat yng di miliki petani dan mempunyai hubungan

dengan pemerintah meliputi pengalaman bertani dan jumlah tanggungan

3. Pengeluaran usahatani adalah modal yang digunakan atau dikeluarkan dalam

produksi usaha tani

23
4. Biaya tetap adalah biaya yang secara rutin dikeluarkan oleh petani yang

besarnya tidak dipengaruhi oleh tingkat output

5. Biaya variabel adalah jumlah biaya marjinal yang dikeluarkan oleh petani

sebagai akibat penggunaan faktor produksi, dimana biaya ini besarnya

berubah-ubah dengan berubahnya jumlah produk yang diproduksi dalam

kurung waktu jangka pendek

6. Biaya produksi merupakan jumlah dari biaya tetap dan biaya tidak tetap yang

digunakan dalam proses produksi

7. Break efent point adalah titik pulang pokok dimana penerimaan sama dengan

Total cost.

8. Penerimaan usahatani tanaman nilam adalah hasil kali antara produksi yang

dihasilkan dengan harga jual (Rp)

9. Pendapatan usahatani tanaman nilam adalah jumlah penerimaan dikurangi

biaya produksi usahatani (Rp)

10. Kelayakan usahatani tanaman nilam adalah kegiatan meganalisa, mengkaji,

dan meneliti untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat di peroleh dalam

melaksanakan suatu kegiatan usaha

11. Nilam (Pogostemon cablin benth) suatu semak tropis penghasil sejenis

minyak astiri yang dinamakan sebagai minyak nilam. Nilam merupakan

sejenis tanaman semak yang bisa mencapai 1 meter. Tanaman ini menyukai

suasana teduh,hangat dan lembab.selain itu tanaman nilam juga mudah layu

jika terkena sinaran matahari langsung atau jika tanaman kekurangan air.

24
DAFTAR PUSTAKA

Halfin,Od., Salahuddin, Wunawarsin.,Ai,2017. Motivasi Petani Dalam


Membudidayakan Tanaman Nilam (Pogostemo Cablin Benth) Di Desa
Kilambibito Kecamatan Kontukowuna Kabupaten Muna. Jurnal. Alumni
Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Uho Dan Staf Pengajar Jurusan
Agribisnis Fakultas Pertanian Uho.

Harlin, 2016. Identifikasi Dan Potensi Perluasan Tanaman Nilam (Pogostemon Cablin
Benth.) Di Bawah Tegakan Kakaodi Kabupaten Polewali Mandar. Jurnal.
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Ilmu Pertanian, Universitas Al
Asyariah Mandar.

Soekartawi, 2011. Ilmu Usaha Tani Dan Penelitian Pembangunan Petani Kecil.
Rajawali Pres. Jakarta

Sukirno. Sadono, 2012. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta: Raja Gafindo


Persada

25
Soekartawi. 2006. Analisis Pendapatan Dan Biaya Produksi Usahatani. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Soekartawi. 2006. Ilmu Usaha Tanidanpenelitianuntuk Pembangunan Usahatani


Kecil. Ui Press, Jakarta.

Soekartawi, Dkk. 2011. Ilmu Usahatani Dan Penelitian Untuk Pengembangan


Petani Kecil. Jakarta: Universitas Indonesia. 1995. Ilmu Usahatani. Ui
Press. Jakarta.

Husodo, S., S. Bungaran, Dillon, N. Muslimin, R. Gumbira, A. I Putu, S. Supandi,


K. Taufik, Suryopratomo, D. Budi. Antuji. 2004. Pertanian Mandiri.
Penebar Swadaya. Jakarta.

Husein Umar. 2007, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Jakarta:
Pt. Raja Grafindo Persada

.Soedjarwanto Dan Riswan, 1994. Peyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Batu
Bata Di Kabupaten Dati Ii Banyumas. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi
Unsoed. Purwokerto

Mulyadi, 2012. Akutansi Biaya. Edisi 5. Cetkan Sebelas. Yogyakarta: Stie Ykp

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukirno. 2002. Analisis Pendapatan. Http ://Digilib. Ac. Id/Bab. 2002.Pdf .2012.
Pemasaran Pertanian. Umm.Press,Jakarta.

Mangun, H. M. S. 2008. Nilam. Penebar Swadaya, Jakarta.

Hamid Dan Syarif. 1992. Jenis Tanaman Nilam. Jawatengah.

Sudaryani. (2004) Budidaya Dan Penyulingan Tanaman Nilam, Penebar Swadaya,


Jakarta.

26

Anda mungkin juga menyukai