KEMIRI
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
UNIVERSITAS JAMBI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Memanfaatkan minyak kemiri sebagai bahan bakar aternatif dan untuk industri
kosmetik.
2. Menentukan metode yang tepat untuk mendapatkan ekstrak minyak kemiri
yang berkualitas baik.
3. Menentukan proses dan pelarut yang cocok agar diperoleh yield ekstrak
minyak kemiri yang optimum.
4. Mengetahui proses mendapatkan minyak kemiri dan pemurniannya
1.4 Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang manfaat dari minyak
kemiri serta dapat mempelajari proses ekstraksi dan pemurnian produk minyak
kemiri
2. Bagi masyarakat
Dapat memanfaatkan minyak kemiri yang tidak mempunyai nilai jual
menjadi produk yang lebih berguna dengan nilai ekonomis yang yang lebih tinggi
sehingga dapat digunakan sebagai alternatif usaha.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kemiri mengandung zat gizi dan nongizi, zat non gizi dalam dalamkemiri
misalnya saponin, flavonoida dan polifenol. Banyak penelititelah membuktikan
bahwa ketiga komponen ini memiliki arti besar bagikesehatan.Polifenol memiliki
peran sebagai antioksidan yang baik untukkesehatan. Antioksidan polifenol dapat
mengurangi risiko penyakitjantung dan pembuluh darah dan kanker. Terdapat
penelitian yangmenyimpulkan polifenol dapat mengurangi risiko penyakit
Alzheimer.flavonoid itu termasuk dalam kelompok polifenol. sedangkan
saponin,merupakan senyawa anti-mikroba.
Kandungan zat gizi mikro yang terdapat dalam kemiri adalah protein,lemak
dan karbohidrat. Mineral dominan yang terdapat dalam kemiriadalah kalium,
fosfor, magnesium, dan kalsium. Dalam kemiri jugaterkandung zat besi, seng,
tembaga dan selenium dalam jumlah sedikit.Kandungan penting lainnya adalah
vitamin, folat, serta fitosterol yangdapat merusak enzim pembentuk kolesterol
dalam hati sehingga dapatmenghambat pembentukan kolesterol.Protein pada biji
kemiri terdiri dari asam amino essensial maupun nonesensial, fungsi asam amino
esensial antara lain untuk pertumbuhankarena asam amino terdapat di semua
jaringan dan membentuk protein danantibody. Asam amino non esensial yang
menonjol pada kemiri yaitu asamglutamate dan asam aspartat. Keberadaan asam
glutamate yang memberikanrasa nikmat ketika kemiri digunakan sebagai bumbu
dapur yang dapatmenjadi pengganti penyedap masakan seperti MSG.
2.5.2 Uraian Proses dan Diagram Alir Proses Pemurnian Minyak Kemiri
Perlakuan Pendahuluan
Perlakuan pendahuluan ini dimaksudkan untuk menentukan perlakuan
pemanasan terbaik pada daging kemiri sebelum dibuat minyaknya yang dinilai
dari rendemen dan warna minyaknya. Pemanasan daging kemiri dimaksudkan
untuk mengkoagulasikan protein dalam biji sehingga diharapkan diperoleh
rendemen minyak yang lebih besar, di samping itu juga untuk menurunkan kadar
air sehingga mengurangi terjadinya hidrolisis atau kerusakan minyak. Perlakuan
pendahuluan yang diterapkan adalah pemanasan terhadap daging kemiri sebelum
dibuat minyaknya. Daging kemiri yang akan dipanaskan, dicincang terlebih
dahulu guna mempercepat proses pengeringan dan meningkatkan rendemen
minyaknya.
1. Prosedur Utama Pemurnian Minyak Kemiri
Pemurnian minyak kemiri dilakukan menggunakan arang aktif dan bentonit
dengan masing-masing 3 taraf yaitu 2; 3; 4 persen dan kontrol. Minyak kemiri dan
bahan tersebut dipanaskan di atas magnetic heating striter pada suhu 1000C
sambil terus diaduk. Selanjutnya disaring menggunakan kertas saring dibantu
dengan alat vakum. Proses selengkapnya dapat dilihat pada bagan proses
pemurnian minyak kemiri di bawah ini :
(Darmawan, 2011).
Pemanasan dengan cara di oven dapat memberikan pemanasan yang konstan
dan merata pada setiap permukaan sehingga pada saat pengepresan minyak yang
dikeluarkan lebih banyak. Salah satu fungsi pemanasan adalah untuk
mengkoagulasi protein sehingga mempermudah minyak yang dikeluarkan dari
bahan tersebut. Pada proses penyangraian nampaknya kontak langsung antara
bahan yaitu daging kemiri dengan wajan saat pemanasan pada suhu tinggi telah
menyebabkan terjadinya pengerakan dan warna kemiri menjadi lebih gelap
dibanding sebelumnya.
Pengerakan sebagian besar terjadi pada kemiri yang berukuran kecil di
mana semakin lama pemanasan menyebabkan kerak yang dihasilkan juga semakin
besar. Sebelum proses pengepresan untuk dibuat minyaknya kerak-kerak tersebut
dipisahkan/dibuang sehingga secara langsung akan mengurangi rendemen minyak
yang nantinya akan dihasilkan. Pengaruh lainnya adalah warna minyak yang
dihasilkan menjadi lebih gelap dibandingkan perlakuan pengovenan dan
penjemuran.
Zat warna di dalam minyak terdiri dari dua golongan yaitu zat warna
alamiah dan hasil degradasi zat warna tersebut. Warna gelap pada minyak juga
dapat disebabkan oleh proses oksidasi pada sebagian minyak karena pemanasan
yang tinggi. Penjemuran daging kemiri belum mampu menghasilkan rendemen
yang lebih baik dibanding perlakuan lainnya namun rendemennya lebih tinggi bila
dibandingkan dengan kontrol. Keunggulan dari perlakuan ini adalah warna
minyak yang dihasilkan lebih baik dibandingkan hasil penyangraian.
Pemberian arang aktif dan bentonit pada proses pemurnian minyak kemiri
ini memberikan reaksi yang berbeda. Kadar air minyak cenderung menurun
dengan meningkatnya konsentrasi arang aktif yang digunakan dan sebaliknya,
kadar air cenderung meningkat dengan bertambahnya konsentrasi bentonit. Hal ini
menunjukkan bahwa arang aktif mampu mengikat kandungan air di dalam
minyak. Sebaliknya dengan bentonit, pemakaian sebesar 2% telah berhasil
mendapatkan kadar air terendah dan cenderung meningkat dengan bertambahnya
bentonit.
Selanjutnya dengan semakin besarnya penambahan konsentrasi adsorben
justru menurunkan berat jenisnya walaupun pengaruhnya tidak nyata. Semakin
besar konsentrasi adsorben kemungkinan menyebabkan adanya reaksi antara
adsorben dengan minyak yang menyebabkan terserapnya asam lemak bebas
(ALB) pada minyak sehingga menurunkan berat jenisnya. Kadar asam lemak
bebas menunjukkan kualitas minyak yang dihasilkan. Minyak dengan ALB tinggi
tidak akan tahan disimpan dalam waktu lama atau cepat rusak (Darmawan, 2011).
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari isi makalah ini antara lain :
1. Biji kemiri merupakan salah satu jenis hasil pertanian yang mengandung
minyak
2. Minyak biji kemiri juga dapat terbakar sehingga dapat digunakan sebagai
bahan bakar
3. Ketengikan (Rancidity) Pada Minyak disebabkan oleh reaksi hidrolisis dan
oksidasi.
4. Proses produksi yang digunakan untuk minyak kemiri adalah rendering,
mekanis dan ekstraksi
5. Pemurnian minyak secara umum adalah pengendapan dan pemisahan
lendir/getah, netralisasi dengan alkali atau penyabunan, bleaching dan
deodorisasi
DAFTAR PUSTAKA