Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

KEMIRI

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

PEBRIANI SIMBOLONG (J1B115050)

KRISNA ADI PRATAMA (J1B115057)

DIAH PUSPITA (J1B116003)

LALAN FALIUKA (J1B116013)

ADE FITRA WIJAYA (J1B116022)

EVAN JELINA (J1B116052)

HAFIS DIYA ULHAQ (J1B116090)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemiri (Aleurites moluccana) dikenal dengan nama lain candle nut,
merupakan salah satu tanaman industri dari famili Euphorbiceae. Setiap tahun
tanaman kemiri terus mengalami peningkatan perluasan area karena
pemanfaatannya bukan lagi sebagai penghasil bumbu dapur tetapi dapat juga
digunakan untuk keperluan industri dan tanaman obat. Dahulu ketika listrik masih
jarang, minyak kemiri menggantikan fungsi minyak tanah untuk menghidupkan
lampu minyak atau lampu teplok. Biji kemiri yang sudah diolah menjadi minyak
dapat pula difungsikan sebagai bahan bakar alternatif untuk mesin diesel (Hariani,
dkk., 2013).
Kemiri mengandung gliserida, asam linoleat, palmitat, stearat, miristat,
asam minyak, protein, vitamin B1 dan zat lemak. Biji kemiri merupakan salah
satu jenis hasil pertanian yang mengandung minyak. Selain digunakan sebagai
bumbu berbagai masakan, kemiri juga dibudidayakan sebagai sumber minyak
nabati, yang digunakan sebagai pengganti linseed oil (minyak yang dapat
digunakan sebagai cat dan pernis), karena minyak kemiri mempunyai sifat lebih
baik daripada linseed oil. Minyak kemiri termasuk minyak yang lebih mudah
menguap dibandingkan linseed oil (Siswani dan Kristianingrum, 2006).
Biji kemiri termasuk salah satu hasil tanaman yang tumbuh di Indonesia.
Daundan biji Kemiri memiliki banyak manfaat yang berguna bagi
kehidupanmanusia.Minyak kemiri dapat dijadikan bahan baku pembuatan pernis,
cat,sabun, minyak kain, resin, kulit sintesis, pelumas, kompos, dan
campuranpembersih atau pengkilap (Jamieson dkk, 1935). Buahnya berbentuk
bulatdengan diameter 4cm-6cm dan bijinya memiliki cangkang yang sangat
keras.Menurut Vossen dan Umali (2002) daging buah kemiri mengandung 55%
minyakyang berwarna kuning agak kegelapan dan mengandung racun sehingga
tidaklayak untuk dikonsumsi secara langsung.
Cara pemecahan biji kemiridipengaruhi oleh karakteristik dari biji kemiri itu
sendiri.Tenaga yang diperlukansemakin besar.Biji kemiri yang layak proses
adalah biji kemiri dengan ukurandiameter 18mm-35mm. Minyak kemiri
mengandung ikatan asam lemak tidak jenuh sekitar 85%. Minyak biji kemiri
bersifat degradable dan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (Rahmaniar,
dkk., 2009). Di bidang kosmetika, minyak kemiri digunakan untuk bahan
perawatan rambut (zat yang khasiat sebagai penyubur rambut). Biji kemiri
mengandung minyak sebesar 55-65%, sedangkan kadar minyak dalam tempurung
sebesar 60%. Sedangkan asam lemak yang terkandung dalam kemiri terdiri dari
55% asam pelmitat; 6,7% asam stearat; 10,5 % linoleat dan 28,5% linolenat
(Siswani dan Kristianingrum, 2006).
Kemudahan kemiri untuk tumbuh di berbagai tempat membuat produksi
kemiri meningkat dari tahun ke tahun sehingga kemiri menjadi komoditas dalam
negeri dan ekspor di Indonesia. Pohon kemiri dapat bertahan hidup selama 40-60
tahun, tiap tahun pohon kemiri dapat menghasilkan 80 kg biji kemiri per pohon.
Hal inilah yang mendasari untuk mengoptimalkan produk minyak kemiri. Untuk
mendapatkan minyak kemiri dengan kualitas baik maka perlu diperhatikan
metode untuk mengekstraknya. Minyak kemiri dengan kualitas baik dilakukan
metode pengepresan dan ekstraksi.

1.2 Perumusan Masalah


Untuk mengoptimalkan produk minyak kemiri dengan kualitas baik maka
timbul permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana proses untuk mendapatkan minyak kemiri dari buahnya.
2. Bagaimana proses dan pelarut yang cocok untuk mendapatkan yield minyak
kemiri yang optimum.
3. Bagaimana spesifikasi minyak kemiri yang dihasilkan terhadap penghasil
bahan bakar alternatif dan industri kosmetik.
4. Bagaimana proses pemurnian minyak kemiri.

1.3 Tujuan
1. Memanfaatkan minyak kemiri sebagai bahan bakar aternatif dan untuk industri
kosmetik.
2. Menentukan metode yang tepat untuk mendapatkan ekstrak minyak kemiri
yang berkualitas baik.
3. Menentukan proses dan pelarut yang cocok agar diperoleh yield ekstrak
minyak kemiri yang optimum.
4. Mengetahui proses mendapatkan minyak kemiri dan pemurniannya

1.4 Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang manfaat dari minyak
kemiri serta dapat mempelajari proses ekstraksi dan pemurnian produk minyak
kemiri
2. Bagi masyarakat
Dapat memanfaatkan minyak kemiri yang tidak mempunyai nilai jual
menjadi produk yang lebih berguna dengan nilai ekonomis yang yang lebih tinggi
sehingga dapat digunakan sebagai alternatif usaha.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kemiri


Tanaman kemiri (Aleurites moluccana Willd) adalah suatu tanaman yang
berasal dari famili Euphorbiceae. Kemiri pada mulanya berasal dari Hawaii
kemudian tersebar sampai ke Polynesia Barat lalu ke Indonesia dan Malaysia. Di
Indonesia sendiri, kemiri tersebar ke berbagai propinsi dan dapat tumbuh dengan
baik. Kemudahan kemiri untuk tumbuh di berbagai tempat membuat produksi
kemiri meningkat dari tahun ke tahun sehingga kemiri menjadi komoditas dalam
negeri dan ekspor di Indonesia. Umumnya kemiri diekspor ke Singapura,
Hongkong dan Eropa.
Kalangan masyarakat Hawaii, kemiri dikenal sebagai candlenut karena
fungsinya sebagai bahan penerangan. Kegunaan kemiri sangat beragam. Bagian
tanaman kemiri dapat dimanfaatkan untuk keperluan manusia. Batang kayunya
digunakan sebagai bahan pembuat pulp dan batang korek, daunnya dapat
digunakansebagai obat tradisonal, bijinya biasa digunakan sebagai bumbu masak,
sedangkan tempurung bijinya digunakan untuk obat nyamuk bakar dan arang
(Arlene, dkk., 2009).

Gambar 1. Buah Kemiri


Gambar 2. Biji Kemiri
Salah satu keunikan pohon kemiri adalah pohon kemiri dapat tumbuh dan
berkembang dengan cepat pada berbagai macam tekstur tanah, misalnya tanah
liat, tanah basah, tanah pasir dan tanah kapur. Pohon kemiri dapat bertahan hidup
selama 40-60 tahun, tiap tahun pohon kemiri dapat menghasilkan 80 kg biji
kemiri per pohon (Estrada, dkk., 2007). Kemiri (Aleurites moluccana) dikenal
dengan nama lain candle nut, merupakan salah satu tanaman industri dari famili
Euphorbiceae. Setiap tahun tanaman kemiri terus mengalami peningkatan
perluasan area karena pemanfaatannya bukan lagi sebagai penghasil bumbu dapur
tetapi dapat juga digunakan untuk keperluan industri dan tanaman obat. Dahulu
ketika listrik masih jarang, minyak kemiri menggantikan fungsi minyak tanah
untuk menghidupkan lampu minyak atau lampu teplok. Biji kemiri yang sudah
diolah menjadi minyak dapat pula difungsikan sebagai bahan bakar alternatif
untuk mesin diesel (Hariani, dkk., 2013).
Jika biji kemiri diperas dalam kondisi dingin, minyak yang keluar akan
berwarna kuning muda serta rasa dan bau yang enak. Namun jika diperas dalam
kondisi yang panas, minyak yang keluar akan berwarna gelap serta bau dan
rasanya tidak enak. Biji kemiri tidak dapat langsung dimakan mentah karena
beracun, yang disebabkan oleh toxalbumin. Persenyawaaan toxalbumin dapat
dihilangkan dengan cara pemanasan dan dapat dinetralkan dengan penambahan
bumbu seperti garam, merica, dan terasi. Untuk mengambil kandungan minyak
kemiri secara optimal dari dalam bijinya, maka biji kemiri harus disimpan atau
dijemur dalam selang waktu tertentu sampai kering, buah kemiri terdiri dari:
a. Kulit luar (outer bulk skin) yang merupakan bagian paling luar (berwarna hijau
atau coklat tua waktu panen).
b. Kulit biji kemiri berwarna coklat kehitaman.
c. Bagian yang paling dalam merupakan biji kemiri yang berwarna kuning pucat.
Komposisi biji kemiri (AleuritesMolucanna) tiap 100 gram adalah sebagai
berikut :
Tabel 1. Komposisi Biji Kemiri Tiap 100 Gram

2.2 Jenis dan Asal Tanaman


Tumbuhan ini masih sekerabat dengan singkongdan termasuk
dalam suku Euphorbiaceae. Kemiri dikenal masyarakat barat dengan sebutan
candleberry, Indian Walnut dan Cadlenut, sekarang sudah tersebar luas di daerah-
daerah tropis. Pohonnya disebut sebagai varnish tree atau kukui nut tree. Minyak
yang diekstrak dari bijinya berguna dalam industri untuk digunakan sebagai bahan
campuran cat. Tinggi tanaman mencapai sekitar 15-25 meter. Daunnya berwarna
hijau pucat. Kacangnya memiliki diameter sekitar 4–6 cm. Biji yang terdapat di
dalamnya memiliki lapisan pelindung yang sangat keras dan mengandung minyak
yang cukup banyak, yang memungkinkan untuk digunakan sebagai lilin. Tanaman
kemiri dapat tumbuh dan berproduksi baik pada ketinggian 0 – 800 meter di atas
permukaan laut, walaupun dibeberapa tempat dapat juga tumbuh pada ketingian
1.200 meter dpl.
Gambar 3. Pohon Kemiri
2.3 Kandungan Sifat Kimia dan Fisik
Kandungan kimia yang terdapat dalam kemiri adalah gliserida, asam
linoleat, palmitat, stearat, miristat, asam minyak, protein, vitamin B1, dan zat
lemak. Bagian yang bisa dimanfaatkan sebagai obat adalah biji, kulit, dan daun.

Kemiri mengandung zat gizi dan nongizi, zat non gizi dalam dalamkemiri
misalnya saponin, flavonoida dan polifenol. Banyak penelititelah membuktikan
bahwa ketiga komponen ini memiliki arti besar bagikesehatan.Polifenol memiliki
peran sebagai antioksidan yang baik untukkesehatan. Antioksidan polifenol dapat
mengurangi risiko penyakitjantung dan pembuluh darah dan kanker. Terdapat
penelitian yangmenyimpulkan polifenol dapat mengurangi risiko penyakit
Alzheimer.flavonoid itu termasuk dalam kelompok polifenol. sedangkan
saponin,merupakan senyawa anti-mikroba.
Kandungan zat gizi mikro yang terdapat dalam kemiri adalah protein,lemak
dan karbohidrat. Mineral dominan yang terdapat dalam kemiriadalah kalium,
fosfor, magnesium, dan kalsium. Dalam kemiri jugaterkandung zat besi, seng,
tembaga dan selenium dalam jumlah sedikit.Kandungan penting lainnya adalah
vitamin, folat, serta fitosterol yangdapat merusak enzim pembentuk kolesterol
dalam hati sehingga dapatmenghambat pembentukan kolesterol.Protein pada biji
kemiri terdiri dari asam amino essensial maupun nonesensial, fungsi asam amino
esensial antara lain untuk pertumbuhankarena asam amino terdapat di semua
jaringan dan membentuk protein danantibody. Asam amino non esensial yang
menonjol pada kemiri yaitu asamglutamate dan asam aspartat. Keberadaan asam
glutamate yang memberikanrasa nikmat ketika kemiri digunakan sebagai bumbu
dapur yang dapatmenjadi pengganti penyedap masakan seperti MSG.

2.4 Pasca Panen


Beberapa kegiatan pascapanen buah kemiri yang dilakukan adalah
pengupasan kulit luar buah, pengeringan, penyimpanan, sortasi, pemecahan kulit
biji (tempurung/cangkang), pengeringan inti (daging) kemiri, sortasi dan
pengemasan. Pengupasan kulit luar dilakukan dengan menggunakan tangan untuk
mengupas kulit yang berwarna coklat kehitaman dan membersihkan lendirnya
untuk menghasilkan gelondong. Kemudian pengeringan gelondong dimaksudkan
untuk mencegah rusaknya kemiri oleh cendawan atau serangga sebelum
pengolahan lebih lanjut. Pengeringan dapat dilakukan dengan cara penjemuran di
bawah sinar matahari dan dengan menggunakan alat pengering mekanis.
Biji kemiri mempunyai kulit biji (tempurung/cangkang) yang sangat keras.
Kulit yang keras ini dikupas dengan cara memecahkan tempurung baik secara
manual, mekanis ataupun secara kimia mekanis. Pengupasan secara manual
menghasilkan inti biji yang tidak seragam; ada inti utuh, inti pecah dua bahkan
inti pecah-pecah.

2.5 Minyak Kemiri


Minyak kemiri dikenal dengan istilah candlenut oil. Minyak kemiri
mempunyai sifat mudah menguap dibandingkan dengan minyak jenis lain seperti
linseed oil (minyak biji rami) sehingga sering digunakan sebagai minyak
pengering dalam industri. Minyak kemiri dimanfaatkan pula dalam industri
sebagai shampo dan minyak rambut. Minyak biji kemiri digunakan sebagai cat,
pernis, dan bahan bakar. Pada umumnya minyak kemiri tidak dapat dicerna secara
langsung karena bersifat laksatif dan biasanya digunakan sebagai bahan tinta
cetak, pembuatan sabun dan sebagai pengawet kayu (Darmawan, 2011).
Minyak kemiri merupakan semi drying oil, berbentuk cair pada suhu kamar,
berbentuk padat pada suhu -15ºC dan lebih cepat mengering di udara terbuka
dibandingkan dengan linseed oil. Oleh karena itu minyak kemiri dapat digunakan
sebagai minyak pengering dalam industri cat dan pernis. Cake oil dari kemiri
mengandung 46,2% protein, 4,4% P2O5, dan 2,0% K2O serta gliserida dari asam
linolenat, asam oleat dan asam linoleat.

Gambar 2.3 Hasil Ekstraksi Minyak Kemiri


Tabel 2. Sifat Kimia Dan Fisika Minyak Kemiri Menurut SNI 01-4462-1998

(Estrada, dkk., 2007)


Minyak kemiri mempunyai sifat-sifat unik, yaitu minyak ini mudah
mengering bila dibiarkan di udara terbuka. Oleh karena itu minyak kemiri. dapat
digunakan sebagai minyak pengering dalam industri minyak dan varnish. Minyak
pengering memiliki derajat ketidakjenuhan yang tinggi karena sebagian besar
tersusun oleh asam lemak tak jenuh dan memiliki sifat mudah teroksidasi dan
membentuk polimer berupa lapisan film. Minyak kemiri memiliki bilangan iodin
136–167 yang berarti memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi dan
memang dapat berfungsi sebagai minyak pengering. Selain itu, minyak biji kemiri
juga dapat terbakar sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar, misalnya
bahan bakar untuk penerangan dan bahkan sekarang ini sudah mulai diteliti
kegunaan minyak kemiri untuk dijadikan bahan bakar kendaraan bermotor
pengganti solar, yaitu biodiesel.
Minyak kemiri yang dihasilkan per hektar tanaman kemiri adalah 1800-
2700 liter dengan ekivalen energi 17000-25500 kWh (Estrada, dkk., 2007).
Komponen utama penyusun minyak kemiri adalah asam lemak tak jenuh.
Disamping itu, minyak biji kemiri mengandung asam lemak jenuh dengan
presentase yang relatif kecil. DiFilipina, minyak kemiri sudah lama dikenal dan
digunakan untuk melapisi bagian dasar perahu agar tahan korosif terhadap air laut.
Minyak kemiri dipulau Jawa digunakan sebagai bahan pembatik, dan untuk
penerangan. Kandungan minyak dalam biji kemiri tergolong tinggi, yaitu 55 –
66% dari berat bijinya (Darmawan, 2011).
Komposisi asam lemak yang terkandung dalam minyak biji kemiri disajikan
pada Tabel berikut :
Tabel 3. Komposisi Asam Lemak (%) Minyak Kemiri
Asam Lemak Jumlah (%)
Asam Linolenat 28,5
Asam Oleat 10,5
Asam Linoleat 48,5
Asam Palmitat 55
Asam Stearat 6,7
(Darmawan, 2011)
2.5.1 Proses Produksi Minyak Kemiri
A. Rendering
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari material
yang mengandung kadar air yang tinggi dengan cara pemanasan. Pemanasan dapat
dilakukan dengan air panas (wet rendering). Lemak akan mengapung di
permukaan sehingga dapat dipisahkan. Pemanasan tanpa air (dry rendering),
biasanya dipakai untuk mengekstrak lemak susu. Secara komersial, rendering
dilakukan dengan menggunakan ketel vakum. Protein akan rusak oleh panas, dan
air akan menguap sehingga lemak dapat dipisahkan (Pamata, 2008).
B. Cara Mekanis
Salah satu cara pengambilan minyak atau lemak terutama yang berasal dari
biji-bijian pada tumbuh-tumbuhan adalah dengan pengepresan mekanis. Cara ini
dilakukan untuk mengambil kandungan minyak yang kadarnya berkisar antara 30-
70%. Cara mekanis dapat dilakukan dengan pengempaan hidrolik atau
pengempresan menggunakan pengempaan berulir. Pengepresan umumnya
dilakukan untuk mengekstrak komponen-komponen dari bahan-bahan biologis
seperti tanaman. Komponen-komponen biologi tersebut terletak di dalam struktur
sel-sel tumbuhan, sehingga sel-sel tersebut perlu dirusak agar dapat diambil
komponen yang diinginkan. Dua cara umum dalam pengepresan mekanis, yaitu:
1. Hydraulic pressing (pengepresan hidrolis), di mana bahan dipress dengan
tekanan sekitar 2000 psi tanpa menggunakan media pemanas sehingga cara ini
sering juga disebut sebagai cold pressing.
2. Expeller pressing(pengepresan berulir) dimana untuk mengambil minyak atau
lemak perlu dilakukan proses pemasakan atau tempering terlebih dahulu pada
suhu sekitar 115,5°C dan tekanan 15000– 20000 psi.
Banyaknya minyak atau lemak yang diperoleh dari pengepresan mekanis
tergantung pada:
 Ukuran partikel
Untuk biji yang berukuran relatif besar harus dikecilkan agar mudah
dibentuk menjadi flake sehingga dapat mudah dipress dan akhirnya meningkatkan
yield minyak
 Moisture content
Moisture content bahan berpengaruh secarasignifikan terhadap yield minyak
hasil pengepresan. Moisture content optimum masing-masing bahan untuk
mencapai yield tinggi bervariasi.
 Suhu dan waktu pemanasan
Suhu dan waktu pemanasan mempengaruhi yield, karena dengan pemanasan
ini dapat memecah sel tumbuhan dan dapat juga mengkoagulasi protein yang ada
dalam biji, sehingga viskositas minyak turun dan akan mempercepat aliran
minyak ke luar. Pada suhu yang tinggi dan waktu lama mungkin akan memberi
efek negatif pada kualitas cake oil dan minyak hasil pengepresan
 Tekanan
Secara umum yield berbanding lurus dengan akar tekanan yang digunakan
dan akhirnya konstan. Untuk pengepresan yang lama akan mengakibatkan kualitas
minyak turun, karena mempercepat terjadinya ketengikan.

2.5.2 Pemurnian Minyak Secara Umum


Cara-cara pemurnian minyak dapat dilakukan dalam beberapa tahap
1. Pengendapan dan pemisahan lendir/getah
Untuk menghilangkan partikel-partikel halus yang tersuspensi atau
berbentuk koloidal. Pemisahan ini dilakukan dengan sentrifugasi atau
penyaringan.
2. Netralisasi dengan alkali atau penyabunan
Untuk memisahkan senyawa-senyawa terlarut seperti fosfatida, asam lemak
bebas, dan hidrokarbon. Lemak dengan kandungan asam lemak bebas yang tinggi
dipisahkan dengan menggunakan uap panas dalam keadaan vakum, kemudian
ditambah alkali. Sedangkan lemak dengan asam lemak bebas yang rendah cukup
ditambahkan basa, seperti koh dan naoh sehingga asam lemak bebas yang
membentuk sabun ikut fase air dan terpisah dari lemaknya.
3. Bleaching
Pada tahap ini zat-zat warna dalam minyak dihilangkan dengan
menambahkan adsorbing agent, seperti arang aktif. Setelah penyerapan warna,
lemak disaring dalam keadaan vakum.
4. Deodorisasi
Proses dilakukan dalam botol vakum yang dialirkan uap panas yang akan
membawa senyawa volatil. Selesai proses deodorisasi, lemak harus segera
didinginkan untuk mencegah kontak dengan oksigen (Pamata, 2008).

2.5.2 Uraian Proses dan Diagram Alir Proses Pemurnian Minyak Kemiri
Perlakuan Pendahuluan
Perlakuan pendahuluan ini dimaksudkan untuk menentukan perlakuan
pemanasan terbaik pada daging kemiri sebelum dibuat minyaknya yang dinilai
dari rendemen dan warna minyaknya. Pemanasan daging kemiri dimaksudkan
untuk mengkoagulasikan protein dalam biji sehingga diharapkan diperoleh
rendemen minyak yang lebih besar, di samping itu juga untuk menurunkan kadar
air sehingga mengurangi terjadinya hidrolisis atau kerusakan minyak. Perlakuan
pendahuluan yang diterapkan adalah pemanasan terhadap daging kemiri sebelum
dibuat minyaknya. Daging kemiri yang akan dipanaskan, dicincang terlebih
dahulu guna mempercepat proses pengeringan dan meningkatkan rendemen
minyaknya.
1. Prosedur Utama Pemurnian Minyak Kemiri
Pemurnian minyak kemiri dilakukan menggunakan arang aktif dan bentonit
dengan masing-masing 3 taraf yaitu 2; 3; 4 persen dan kontrol. Minyak kemiri dan
bahan tersebut dipanaskan di atas magnetic heating striter pada suhu 1000C
sambil terus diaduk. Selanjutnya disaring menggunakan kertas saring dibantu
dengan alat vakum. Proses selengkapnya dapat dilihat pada bagan proses
pemurnian minyak kemiri di bawah ini :
(Darmawan, 2011).
Pemanasan dengan cara di oven dapat memberikan pemanasan yang konstan
dan merata pada setiap permukaan sehingga pada saat pengepresan minyak yang
dikeluarkan lebih banyak. Salah satu fungsi pemanasan adalah untuk
mengkoagulasi protein sehingga mempermudah minyak yang dikeluarkan dari
bahan tersebut. Pada proses penyangraian nampaknya kontak langsung antara
bahan yaitu daging kemiri dengan wajan saat pemanasan pada suhu tinggi telah
menyebabkan terjadinya pengerakan dan warna kemiri menjadi lebih gelap
dibanding sebelumnya.
Pengerakan sebagian besar terjadi pada kemiri yang berukuran kecil di
mana semakin lama pemanasan menyebabkan kerak yang dihasilkan juga semakin
besar. Sebelum proses pengepresan untuk dibuat minyaknya kerak-kerak tersebut
dipisahkan/dibuang sehingga secara langsung akan mengurangi rendemen minyak
yang nantinya akan dihasilkan. Pengaruh lainnya adalah warna minyak yang
dihasilkan menjadi lebih gelap dibandingkan perlakuan pengovenan dan
penjemuran.
Zat warna di dalam minyak terdiri dari dua golongan yaitu zat warna
alamiah dan hasil degradasi zat warna tersebut. Warna gelap pada minyak juga
dapat disebabkan oleh proses oksidasi pada sebagian minyak karena pemanasan
yang tinggi. Penjemuran daging kemiri belum mampu menghasilkan rendemen
yang lebih baik dibanding perlakuan lainnya namun rendemennya lebih tinggi bila
dibandingkan dengan kontrol. Keunggulan dari perlakuan ini adalah warna
minyak yang dihasilkan lebih baik dibandingkan hasil penyangraian.
Pemberian arang aktif dan bentonit pada proses pemurnian minyak kemiri
ini memberikan reaksi yang berbeda. Kadar air minyak cenderung menurun
dengan meningkatnya konsentrasi arang aktif yang digunakan dan sebaliknya,
kadar air cenderung meningkat dengan bertambahnya konsentrasi bentonit. Hal ini
menunjukkan bahwa arang aktif mampu mengikat kandungan air di dalam
minyak. Sebaliknya dengan bentonit, pemakaian sebesar 2% telah berhasil
mendapatkan kadar air terendah dan cenderung meningkat dengan bertambahnya
bentonit.
Selanjutnya dengan semakin besarnya penambahan konsentrasi adsorben
justru menurunkan berat jenisnya walaupun pengaruhnya tidak nyata. Semakin
besar konsentrasi adsorben kemungkinan menyebabkan adanya reaksi antara
adsorben dengan minyak yang menyebabkan terserapnya asam lemak bebas
(ALB) pada minyak sehingga menurunkan berat jenisnya. Kadar asam lemak
bebas menunjukkan kualitas minyak yang dihasilkan. Minyak dengan ALB tinggi
tidak akan tahan disimpan dalam waktu lama atau cepat rusak (Darmawan, 2011).

2.6 Manfaat Kemiri Bagi Manusia


Tumbuhan kemiri memiliki banyak khasiat diantaranya untuk:
 Menyuburkan, menghitamkan rambut, menjadikan rambut hitam berkilau
 Mengobati buang air besar yang berdarah
 Mengobati gatal akibat digigit serangga
 Bahan bakar kendaraan bermotor
 Mengatasi sariawan (sakit gigi)
 Menghitamkan alis mata
 Bahan campuran lilin
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari isi makalah ini antara lain :
1. Biji kemiri merupakan salah satu jenis hasil pertanian yang mengandung
minyak
2. Minyak biji kemiri juga dapat terbakar sehingga dapat digunakan sebagai
bahan bakar
3. Ketengikan (Rancidity) Pada Minyak disebabkan oleh reaksi hidrolisis dan
oksidasi.
4. Proses produksi yang digunakan untuk minyak kemiri adalah rendering,
mekanis dan ekstraksi
5. Pemurnian minyak secara umum adalah pengendapan dan pemisahan
lendir/getah, netralisasi dengan alkali atau penyabunan, bleaching dan
deodorisasi
DAFTAR PUSTAKA

Arlene, Ariestya. 2009. Pengaruh Rasio Umpan Terhadap Pelarut Dan


Temperatur Dalam Ekstraksi Minyak Dari Biji Kemiri Secara Batch
Terhadap Perolehan Minyak Dari Biji Kemiri (Aleurites Moluccana).
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik
Parahyangan. Simposium Nasional Rapi Viii.
Darmawan, Saptadi. 2011. Pembuatan Minyak Kemiri Dan Pemurniannya
Dengan Arang Aktif Dan Bentonit.
Estrada, Ferek., Ruben Gusmao., Mudjijati Dan Nani Indraswati. 2007.
Pengambilan Minyak Kemiri Dengan Cara Pengepresan Dan Dilanjutkan
Ekstraksi Cake Oil. Widya Teknik Vol. 6, No. 2, 2007 (121-130).
Hariani, Poedji Loekitowati., Fahma Riyanti Dan Mutia Riska. 2013. Pengaruh
Variasi Temperatur Dan Konsentrasi Minyak Terhadap Rendemen Dan
Karakteristik Biodiesel Dari Minyak Biji Kemiri (Aleurites Moluccana).
Jurusan Kimia Fmipa, Unsri Kampus Indralaya Ogan Ilir : Sumatera
Selatan, Prosiding Semirata Fmipa : Universitas Lampung.
Rahmaniar., Gatot Priyanto dan Basuni Hamzah. 2009. Pembuatan Kompon Karet
Dengan Penambahan Minyak Kemiri Epoksi. Dinamika Penelitian BIPA
Vol. 20 No. 35 Tahun 2009.
Siswani, Endang Dwi dan Susila Kristianingrum. 2006. Penentuan Koefisien
Perpindahan Massa Pada Ekstraksi Minyak Kemiri (Lewat Model
Matematika). J.Kim, No 1, Th, V, Juli 2006.
.

Anda mungkin juga menyukai