Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PROSES KONVERSI BERBASIS MINYAK/LEMAK


MENJADI PRODUK

“PROSES PEMBUATAN MINYAK ZAITUN”


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Satuan Proses
Dosen Pengampu : Elia Yuswita, S.TP., M. Si.

Asri Rubiyanti
B.1810321

TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS ILMU PANGAN HALAL
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Minyak zaitun adalah minyak yang dihasilkan dari perasan buah zaitun
(Olea europae L) yang awal mula dikembang biakkan di Cekungan Laut
Tengah dan sudah digunakan pada zaman nabi untuk memasak, kosmetik dan
pengobatan. Awal mula sejarah adanya minyak zaitun berawal dari Homer,
seorang penyair legendaris Yunani Kuno yang membuat dan menyebut
minyak zaitun ini sebagai “emas cair” dalam adikaryanya Odyssey.
Penggunaan minyak zaitun untuk kesehatan jiwa maupun kesehatan badan
telah dimulai sejak 6000 tahun yang lalu.Hipocrates , “Bapak Ilmu
Pengobatan” mengatakan bahwa minyak zaitun memiliki nilai terapi yang
tinggi bagi kesehatan (Magdalena, 2014). Lebih dari 60 resep terapi
penyembuhan pasien menggunakan khasiat minyak zaitun telah dilakukan
oleh Hipocrates sejak 400 SM (Orey, 2008).
Menurut Orey, (2008) Kualitas dari minyak zaitun dapat
diklasifikasikan menjadi 5 golongan yaitu:
1. Extra virgin: Jenis minyak zaitun yang dihasilkan dari zaitun berkualitas
wahid. Hanya boleh memiliki keasaman alami kurang dari 1%. Rasa
buahnya masih sangat kuat. Dan dipenelitian ini menggunakan minyak
zaitun extra virgin karena kualitas dan kemurniannya yang terjamin
2. Virgin: Jenis minyak zaitun yang diproses secara mekanik (dengan
perasan) tanpa panas, yang mengubah tingkat keasaman menjadi antara 1-
5%.
3. Pure: Campuran dari minyak zaitun sulingan (diolah dengan uap dan
bahan kimia) dengan yang virgin. Tingkat keasaman berkisar 3-4% dan
memiliki harga yang lebih murah.
4. Extracted and refined: Dibuat dari sisa perasan pertama dengan
menggunakan pelarut kimia, ditambahkan minyak virgin sebagai penguat
rasa. 5. Pomace: Dibuat dengan ekstraksi kimia dari residu yang terrsisa
setelah perasan dan pemrosesan kedua. Mengandung keasaman 5-10% dan
ditambahkan minyak virgin sebagai penguat rasa.
Menurut Orey (2008) terdapat enam unsur super penyangga kesehatan
dalam minyak zaitun, pertama disebutkan bahwa minyak zaitun
mengandungasam lemak esensial yaitu 55-85% Asam Oleat, asam lemak tak
jenuh tunggal. Sembilan persen padanya adalah asam linoleat yakni sebuah
asam lemak tak jenuh ganda. Sedangkan 0-1,5% lainnya diisi oleh asam
linoleat yang juga tak jenuh ganda. Jenis jenis asam lemak ini, tidak seperti
lemak yang jenuh dan lemak sintetis, sehat bagi jantung dan banyak lagi
manfaat lainnya. Lemak tak jenuh ganda penting dalam respon imun, dan
asam lemak esensial didalam membran sel turut menjaga stabilitas karena
perannya dalam mengatur metabolisme. Asam lemak pada permukaan kulit

1
juga berperan terhadap kemampuan kulit yang anti airdan menjadi bakterisida
(Boyle, 2009). Kemudian ada asam lemak omega-3 dan omega-6 yang penting
dalam mencegah penyakit jantung dan terkandung dalam jumlah besar dalam
minyak ikan seperti salmon, juga minyak biji rami.
Selanjutnya dalam minyak zaitun terdapat antioksidan sebagaimana
asam lemak esensial polifenol dalam minyak zaitun baik bagi tubuh dari ujung
rambut hingga ujung kaki. Begitu juga zat besi kemudian yang berhubungan
juga dengan penyembuhan luka bakar terdapat vitamin A,C,E dan K. Selain
itu menurut Orey (2008) minyak zaitun memiliki kandungan vitamin A,
vitamin C, vitamin E yang mampu menangkal radikal bebas. Sedangkan
berdasarkan hasil uji analisis minyak zaitun extra virgin di lab terpadu
universitas muhammadiyah malang (2013), pada penelitian sebelumnya
didapatkan hasil kandungan vitamin A 38,789 SI/100 gram, kandungan
Vitamin E 775,603 ppm, kandungan polifenol 400,274 ppm, kandungan
oleochantal 176,977 ppm.
Vitamin A memiliki peran dalam pembentukan sel darah
merah.vitamin ini juga memiliki peran sebagai suatu antioksidan yang
melawan reaksi radikal bebas dan emiliki peran kunci dalam imunitas
khususnya fungsi limfosit-T dan respon antibodi terhadap infeksi. Setelahnya
ada vitamin E yang penting untuk menjaga kesehatan kulit dan pembuluh
darah, sehingga vitamin ini dapat mempengaruhi perbaikan jaringan
(Widjianingsih dan Wirjatmadi, 2013), adapun juga vitamin C yang menurut
Boyle (2009) sangat penting untuk kesehatan sistem imun dan untuk
penyembuhan luka yang efisien, dan juga merupakan antioksidan penting.

1.2. Rumusan Masalah


1) Bagaimana proses produksi minyak zaitun?
2) Apa perbedaan minyak zaitun biasa dengan minyak zaitun ekstra virgin?
3) Jenis minyak zaitun apa yang paling baik digunakan?

1.3. Tujuan
1) Mengetahui proses produksi minyak zaitun
2) Mengetahui perbedaan minyak zaitun biasa dan minyak zaitun ekstra
virgin
3) Mengetahui jenis minyak zaitun yang paling baik digunakan

2
BAB II

ISI
A. Tanaman Zaitun

1. Sistematika tanaman.

Gambar 1 Tanamanzaitun(Olea europaea)(Fehri et al 1996).

Tanaman zaitun (Olea europaea) dalam sistematika tumbuhan


dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Green Plants
Subkingdom : Tracheobionata-vascular plants
Superdivision : Spermatophyta-seed plants
Division : Magnoliophyta-flowering plants
Kelas : Magnoliopsida-Dicotylendons
Subkelas : AsteridaeFamilia: Oleaceae-ash, privet, lilac and
olives
Genus : Olea
Spesies : Europa (Susilo 2012).

2. Morfologi tanaman.
Pohon zaitun memiliki keistimewaan yaitu mempunyai umur yang
panjang, umurnya dapat mencapai 600 tahun (Hammad 2014). Olea
europaea memiliki pohon dengan tinggi mencapai 3-15 m. Batang
mempunyai jenis kambium dan xylem dengan trakea atau tanpa trakea
(Susilo 2012). Olea europaea memiliki daun tunggal, berbentuk elips.
Panjang daun 20-90 mm x 7-15 mm, ujung runcing, tepi rata,
permukaanatas licin warna hijau keabu-abuan, permukaan bawah warna
kuning keemasan (Susilo 2012).
Bunga tanaman zaitun berwarna putih atau krem dan berukuran
kecil-kecil, pada bulan Oktober sampai Maret bunga tersebut berkembang
dan mempunyai panjang 6-10 mm. Bunga-bunganya ditumpu pada aksila

3
dengan kelopak berjumlah empat lobusdan empat corolla. Terdapat benang
sari yang terdapat diluar mulut bunga (Susilo 2012). Buah zaitun yang
masih muda berwarna hijau sedangkan buah zaitun yang telah matang
berwarna ungu kehitaman dan kerap diekstrak untuk diambil minyaknya
yang dikenal sebagai minyak zaitun (Susilo 2012). Satu batang pohon
zaitun bisa menghasilkan 15-20 kg buah zaitun, buahnya berupa buah batu
dengan biji yang mengandung endosperma (Khadijah 2011).
Pada budidaya perkebunan zaitun modern, digunakan teknnologi
pertanian modern dengan penggunaan pupuk, peptisida dan varitas pohon
zaitun yang telah dimodivikasi, sehingga memungkinkan didapatnya hasil
panen mulai usia pohon 3 tahun, akan tetapi secarra ekonomis panen dapat
dinikmati pada usia [ohon mulai 12 tahun. Pada masa pembesaran, pohon
zaitun harus dilindungi dati hama jamur (Cycloconium oleagium), curculio
kumbang dan kelinci yang sering memakan bagian kulit pohon zaitun
muda.
Panen buah zaitun sangat rentan pada gangguan hama yang berasal
dari lalat zaitun (Bactocera olrae), yang bertelur di buah zaitun dan
larvanya akan membuat buah zaitun tidak layak dikonsumsi. Pada
gangguan hama tersebut digunakan berbagai macam pestisida kimia
berbahaya yang dengan cepat dapat mengendalikan hama, akan tretapi
pada pertanian secara organic digunakan bakteri dan hewan tertentu yang
merupakan musuh alami dari hama pengganggu.
Semakin matang buah zaitun semakin sedikit kandungan
minyaknya, demikian juga dengan kandungan polyphenols (antioksidan).
Kandungan polyphenol sangat bermanfaat bagi kesehatan, khususnya
menvegah kanker dan penyakit pembuluh darah seperti stroke, akan tetapi
zat polyphenol juga mempengaruhi cita rasa minyak zaitun dengan
memberikan rasa pahit, getir, dan pedas di tenggorokan.
Pafa pengolahan minyak zaitun umumnya digunakan buah zaitun
yang memiliki kematangan sedang (ranum) biasanya baerwarna hijau agak
ekunguan untuk diproses menjadi minyak zaitun, sehingga didapatkan
minyak zaitun yang berwarna hijau keemasan atau emas kehijauan.

B. Proses Produksi Minyak Zaitun (Extra Virgin Oil)

Sebelum minyak zaitun Extra Virgin Oil dapat dikonsumsi, maka harus
melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Panen
Panen manual dilakukan hanya dengan tangan yang langsung
memetik buah zaitun secara langsung, biasanya hanya dilakukan pada
perkebunan skala kecil.

4
Panen dengan bantuan mesin (semi manual) menggunakan peralatan bantu
yang menyerupai garpu.

Panen zaitun dengan menggunakan mesin dilakukan pada perkebuann


menengah dan besar dengan tujuan mempersingkat waktu pemanenan.

2. Penyortiran
Pada proses penyortiran dilakukan pemisahan antara buah zaitun
sempurna dan buah zaitun cacat. Buah zaitun cacat adalah buah zaitun
dalam kondisi rusak seperti terkena hama ataupun cacat karena proses
pemanenan yang tidak sempurna.buah zaitun cacat akan digunakan pada
proses pembuatan minyak zaitun selain jenis minyak zaitun extra virgin.

Penyortiran secara otomatis pada Penyortiran manual pada pabrik


pabrik skala besar kecil dan sedang

3. Pencucian

5
Pada proses pencucian dilakukan penyemprotan dan perendaman,
pada proses ini sebagian besarnya hanya dapat membersihkan kotoran
kasar seperti tanah, pasir, dll. Proses pencucian tidak dapat menghilangkan
kandungan zat kimia pestisida ssecara keseluruhan, sehingga tidak
mustahil zat kimia tersebut ikut terbawa pada proses selanjutnya. Produk
organic memiliki kelebihan karena tidak digunakannya bahan kimia,
sehingga resiko adanya residu bahan kimia pestisida secara otomatis tidak
ada.

4. Pelumatan (grinding) hingga menjadi berbentuk pasta lembut

Proses pelumatan buah zaitun


proses pelumatan buah zaitun hingga menjadi bubur halus yang
hingga menjadi bubur halus yang dilakukan dengan cara tradisional
digunakan dengan mesin modern. menggunakan tenaga manusia
maupun hewan.

5. Extraksi
Dalam pengekstraksian dilakukan dengan 2 cara, antara lain
sebagai berikut:
a. Cara sentrifugal

6
Pada proses ini bubur buah zaitun diputar dalam kecepatan
tinggi hingga memaksa cairan yang terkandung di dalamnya keluar.
Kelemahan cara ini adalah adanya proses sentrifugal yang kadang
menimbulkan panas, sehingga dikhawatirkan minyak zaitun extra
virgin yang dihasilkan akan berkurang mutunya. Cara ini kebanyakan
digunakan oleh industry besar yang berusaha mendapatkan hasil
ekstraksi dengan waktu yang relative lebih singkat, namun minyak
zaitun yang dihasilkan akan ikut banyak menerap udara saat proses
dputaran tinggi, hal ini mengakibatkan zat pengawet alaminya
menguap sehingga sering dibutuhkan tambahan zat pengawet additive.

b. Cara tekanan

Cara tekanan merupakan cara konvensional/tradisional yang


sangat efektif menjaga kualitas minyak zaitun, bubur buah zaitun
dilumuri di atas lembaran-lembaran pelapis yang kemudian ditumpuk
secara vertical, lalu ditekandengan tekanan hidrolik. Cara ini
kebanyakan dilakukan oleh industri minyak zaitun skala kecil,
khususnyua industry organik. Ekstraksi dengan cara tekan lebih
menjamin kualitas dari minyak zaitun ekstra virgin yang dihasilkan
karena tidak terjaid penurunan kualitas akibat terserapnya oksigen
akibat proses putaran tinggi.

7
Pada ekstraksi minyak zaitun ekstar virgin dengan cara tekan
konvensional (tradisional) akan selalu didapatkan endapan partikel
halus dari serat buah zaitun yang kadang terlihat di dasar kemasan
botol transparan seperti kabut tipiis yang dapat segera hilang jika botol
kemasan beberapa kali digoncangkan. Adanya endapan/sediment halus
di dasar botol pada produk minyak zaitun ekstra virgin dapat juga
diartikan sebagai ciri minyak zaitun ekstra virgin segar yang baru saja
diekstraksi, biasanya berumur kurang dari 1 bulan dihitung dari
tanggal proses ekstraksinya, lalu kemudian segera dikemas ke dalam
botol. Pada hasil ekstraksi minyak zaitun ekstra virgin yan gtelah
disimpan lebih lama (diatas 3 bulan) maka enfapan sedimen partikel
halus dari serat buah zaitun akan terkumpul mengendap didasar tanki
penyimpanan bukan di botol kemasan.

Gambar: minyak zaitun yang hasil perasan pertama yang belum disaring (unfiltered
olive oil) proses ini akan menghasilkan cairan ekstraksi buah zaitun berupa campuran
minyak air dan serat halius, selain itu dihasilkan juga limbah ampas (pomace) buah
zaitun yang akan diolah kembali melalui proses kimia.

Gambar: limmbah/pomace setelah pemerasan akan kembali diolah dalam proses


rafinasi yang menghasilkan jenis minyak zaitun lainnya.

6. Pengendapan dan Pemisahan Lapisan


Hasil dari ekstraksi berupa campuraan minyak, air dan serat halus
zaitun, yang kemudian akan diendapkan beberapa saat agar terjadi
pemisahan secara alami antara minyak zaitun ekstra virgin, minyak air,
dan minyak air serat.
Pada proses pengendapan akan dihasilkan lapisan:

8
a. Lapisan minyak yang merupakan produk minyak zaitun ekstra virgin
yang masih keruh karena masih mengandung molekul halus air.
b. Lapisan air dan minyak yang akan melalui proses rafinasi dengan
panas tinggi untuk menghilangkan air.
c. Lapisan air, minyak dan serat halus buah zaitun akan kembali difilter
dan dirafinasi.

7. Pemurnian
Minyak zaitun ekstra virgin yang dihasilkan masih mengandung
molekul air sehingga akan terlihat keruh dan tidak dapat berumur panjang.
Kandungan air akan mempercepat proses oksidasi yang akan dapat
merusak mutu kualitas minyak zaitun.
Proses pemurnian menggunakan filter yang dapat memisakan
antara molekul air dan minyak zaitun ekstra virgin, setelah melalui
pemurnian akan dihasilkan minyak zaitun ekstra virgin berwarna jernih
hijau keemasan yang siap dikemas.

Gambar: perbedaan minyak zaitun ekstra virgin unfiltered dan filtered

Gambar: minyak zaitun yang belum melalui proses filterisasi

9
Gambar: minyak zaitun yang telah melalui proses filterisasi

Minyak zaitun yang telah difilter dari molekul air akan terlihat sangat
jernih berwarna hijau keemasan.

8. Penyimpanan

Proses produksi minyak zaitun ekstar virgin sejak awal tidak


melalui proses yang mengakibatkan peningkatan panas atau disebut juga
proses ekstarksi dingin (cold pressed). Pada minyak zaitun ekstara virgin
regular (biasa/umum) sering dilakukan penambahan zat tambahan berupa
pengawet untuk memperlambat proses penurunan kualitas yang sangat
rentan terjadi akibat penyimpanan yang lama. Penambahan zat pengawet
ini biasanya terjadi pada industri minyak zaitun besar yang melakukan

10
penyimpanan minyak zaitun dalam tangki-tangki raksasa untuk
mengamankan stok produksi karena farga bahan baku buah zaitun tidak
stabil dan cenderung akan meningkat tinggi saat panen zaitun berakhir.
Minyak zaitun hasil produksi skala besar ini dapat ditangai dengan area
pemasatan yang bersifat global yaitu dengan banyaknya Negara tujuan
penjualan/export.

9. Pengemasan
Pengemasan minyak zaitun ekstra virgin mengikuti standar
HACCP/ISO 22000 beerkenaan dengan standar keamanan pangan (Food
Safety Management) yaitu pengemasan hasil produksi dengan
meminimalisir resiko kontaminasi dari makhluk hidup (seperti pekerja,
dsb), penggunaan mesin/alat yang materialnya berstandar “food grade”
dan kemasan yang juga aman dengan standar “food grade”.

Gambar: proses pengemasan minyak zaitun ekstra virgin organic Balsari

Fakta lain yang harus sangat perlu diketahui dari produk repacking
adalah sulitnya memperkirakan umur layak konsumsi (kesegaran) dari
produknya Karen ada rentang waktu yang cukup panjang antara waktu

11
minyak zaitun selesai diproduksi dari Negara asal hingga selesai dikemas
ulang di Negara importer, rentang waktu tersebut antara lainnya adalah,
waktu penyimpanan di gudang pabrik asal, waktu pengiriman dengan
kapal laut, dst. Industri repacking lokal biasanya memiliki kode izin PIRT
sebagai industry rumah tangga yan gdikeluarkan oleh Suku Dinas
kesehatan kabupaten/kotamadya dan kode izin MD sebagai industri umum
yang dikeluarkan oleh BPOM RI. Minyak zaitun masih dianggap layak
konsumsi jika berumur maksimal 3 tahun dari tanggal produksi di Negara
asal, dengan adanya rentang waktu tadi maka akan sangat mustahil jika
produk repacking lokal memiliki masa layak konsumsi (baik digunakan
sebalum) 3 tahun dari tanggal produksi, hal ini sering disiasati dengan
tidak menuliskan tanggal produksi pada kemasan.

Pada produk yang diimport langsung dari Negara asal maka sesuai
aturan yang ada (ISO 9001, HACCP/ISO 22000, Organik Product Term)
maka tanggal produksi dan tanggal layak konsumsi akan tecetak jelas di
kemasan, segingga konsumen dapat menghitung perkiraan umur/kesegaran
dari produk secara definitif.

Ilustrasi singkat

C. Perbedaan Minyak Zaitun Biasa dengan Ekstra Virgin Oil

Label nama yang berbeda antara minyak zaitun biasa dengan extra
virgin olive oil mengacu pada perbedaan proses pembuatannya. Secara

12
garis besar begini cara pembuatan minyak zaitun: buah zaitun yang telah
dipanen sebelumnya akan dicuci bersih dan kemudian akan dihancurkan
untuk menghasilkan pasta buah halus. Setelah sari buah dan airnya dipisah
dalam proses yang disebut masterasi, maka minyak zaitunlah produk
akhirnya.
Minyak zaitun biasa (minyak refinasi) adalah hasil dari runutan
proses di atas. Suhu panas dan bahan-bahan kimia dipakai dalam
prosesnya untuk memproduksi minyak zaitun ini agar memperpanjang
umur simpan di toko. Karena melewati begitu banyak tahapan pengolahan,
minyak zaitun murni memiliki warna pucat bening, rasa yang lebih
netral/tawar, dan minim kadar asam oleatnya hanya 3-4%. Jenis minyak
zaitun ini berkualitas rendah dan lebih cocok digunakan sebagai pengganti
minyak sayur untuk menggoreng.

Perbedaan extra virgin olive oil (gambar kiri) dan minyak zaitun biasa (gambar kanan). sumber:
thektchn.com

Sementara itu, extra-virgin olive oil merupakan jenis minyak


zaitun berkualitas paling tinggi dan memiliki citarasa terbaik. Pasalnya
minyak zaitun jenis ini melewati sangat sedikit berbagai proses
pengolahan pabrikan yang rumit bahkan mungkin tidak sama sekali. Extra
virgin olive oil dihasilkan dari proses cold pressing satu kali ekstraksi
buah zaitun. Berbanding terbalik dari proses pembuatan minyak zaitun
biasa yang mengandalkan panas, cold pressing bergantung hanya pada
gaya tekanan. Proses ini tidak melibatkan panas dan bahan-bahan kimia.
Oleh karena itu, kualitas minyaknya lebih murni, berkelas tinggi,
dan mengandung antioksidan paling banyak dibandingkan minyak zaitun
jenis lainnya.
Minyak zaitun extra virgin yang baik seharusnya memiliki aroma
buah zaitun segar, citarasa yang sedikit pahit, dan meninggalkan
aftertaste pedas lada setelah dicicip. Warnanya pun akan tampak persis
hijau zaitun, yang lebih pekat daripada minyak zaitun biasa. Extra virgin
olive oil paling cocok digunakan sebagai dressing salad, minyak tumisan,

13
dan “selai” roti, di mana rasa zaitun asli yang kuat bisa lebih keluar untuk
dinikmati.
Extra-virgin olive oil memiliki kandungan bahan kimia dan radikal
bebas yang lebih rendah daripada minyak zaitun biasa. Minyak ini juga
mengandung antioksidan yang lebih tinggi dan masih memiliki vitamin K
dan E komplit, yang biasanya akan terbuang pada proses pemanasan
minyak zaitun murni. Selain itu, kandungan lemak baik yang sehat untuk
tubuh lebih banyak ditemukan dalam extra virgin olive oil.
Yang jadi kekurangan dari minyak zaitun extra-virgin ini adalah
tidak dapat menggunakannya untuk menggoreng dalam suhu tinggi,
karena minyak extra-virgin memiliki titik didih yang lebih rendah daripada
minyak zaitun biasa sehingga lebih mudah terbakar dan berasap. Namun
minyak zaitun extra-virgin lebih baik karena mengandung jenis lemak
yang baik bagi tubuh sehingga dapat menurunkan risiko penyakit jantung
dan membantu mengontrol kadar gula darah.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Proses produksi minyak zaitun ekstra virgin terdiri dari beberapa tahapan,
antara lain: pemanenan, penyortiran, pencucian, pelumatan, ekstrasi, pengendapan
dan pemisahan lapisan, pemurnian, penyimpanan, dan terakhir pengemasan.
Proses produksi minyak zaitun biasa (minyak refinasi) menggunakan suhu panas
dan bahan-bahan kimia dan melewati begitu banyak tahapan pengolahan. Hasil
produksi minyak zaitun murni memiliki warna pucat bening, rasa yang lebih
netral/tawar, dan minim kadar asam oleatnya.
Sedangkan, extra virgin olive oil dihasilkan dari proses cold
pressing satu kali ekstraksi buah zaitun yang bergantung hanya pada gaya
tekanan tanpa melibatkan panas dan bahan-bahan kimia. Oleh karena itu,
kualitas minyaknya lebih murni, berkelas tinggi, dan mengandung
antioksidan paling banyak dibandingkan minyak zaitun jenis lainnya.
Sehingga extra-virgin olive oil merupakan jenis minyak zaitun berkualitas
paling tinggi dan memiliki citarasa terbaik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Wijaya, Hendry, dr. 2017. Mana yang Lebih Sehat: Minyak Zaitun Biasa Atau
Extra
Virgin Olive Oil?. https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/beda-
minyak-zaitun-extra-virgin-olive-oil/ [13 Mar 2020].
Zaitun.info Segala Hal Tentang Zaitun. Proses Produksi.
http://www.zaitun.info/proses-produksi/ [6 Mar 2020].
Rahayuningsih, R. 2019. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.
http://repository.setiabudi.ac.id/3799/2/BAB%20II.pdf [12 Mar
2020].

15

Anda mungkin juga menyukai