Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

GAMBARAN KADAR ASAM LEMAK PADA VIRGIN COCONUT OIL (VCO )


SECARA KROMATOGRAFI GAS
SYSTEMATIC REVIEW

RUZVIE RIRI LIDWINA SITORUS


P07534019181

POLITEKNIKKESEHATAN KEMENKES MEDAN

JURUSAN D III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak nabati adalah minyak yang berasal dari tumbuhan yang selama ini biasa digunakan
sebagai bahan makanan, sebagai aroma(flavor) makanan di industri, dan bahan untuk
menggoreng. Minyak merupakan turunan karboksilat dari ester gliserol, dimana bentuk asam
karboksilat atau asam lemak dalam bentuk rantai medium dan panjang. Berdasarkan jumlah
ikatan rangkap yang dimiliki, asam lemak penyusunan minyak nabati digolongkan menjadi asam
lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Beberapa jenis minyak nabati yang lazim dikenal yaitu
minyak kelapa, minyak sawit, minyak zaitun, minyak kedelai, minyak bunga matahri, dan lain-
lain (benedicta dkk,2021). Minyak nabati memiliki sifat dan ciri tersendiri yang sangat
ditentukan oleh struktur asam lemak pada rangkaian trigliseridanya. Minyak kelapa kaya akan
asam lemak berantai sedang (C8-C14), khususnya asam laurat dan asam miristat. Adanya asam
lemak rantai sedang ini (median chain fat) yang relatif tinggi membuat minyak kelapa
mempunyai beberapa sifat daya bunuh terhadap beberapa senyawa yang berbahaya di dalam
tubuh manusia. Sifat inilah yang didayagunakan pada pembuatan minyak kelapa murni (Virgin
coconut oil) (Rahmadi, et al., 2013).

Indonesia merupakan Negara yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah,
khususnya bidang perkebunan merupakan peluang bagi Negara Indonesia. Untuk
mengembangkan perkebunan kelapa (Nursyam, 2013). Kelapa, sebagai salah satu komoditas
unggulan negara, sehingga pada saat ini, Indonesia menyandang status sebagai produsen kelapa
terbesar di dunia. Produksi kelapa Indonesia tercatat mencapai 18 juta ton per tahun (Melati dkk,
2020).

Menurut Cecep (2018) kelapa adalah buah tropis yang dihasilkan dari tanaman Cocos
nucifera,termasuk dalam keluarga Arecaceae. ciri-ciri buah kelapa yang terdiri atas sabut,
berbentuk bulat, berukuran kira-kira sebesar kepala manusia. Warna buah kelapa ada yang hijau
dan nada kuning tergantung varietasnya. Di tempurung kelapa membungkus daging buah
berwarna putih bersih dan air buah. Air yang terdapat dalam buah berwarna bening sedikit keruh,
rasanya manis menyegarkan.

Menurut Vinsensius dkk,(2020) Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan
atau Arecaceae adalah anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir
semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna. Buah kelapa
adalah bagian yang bernilai ekonomi. Salah satu produk olahan yang dihasilkan dari buah kelapa
adalah minyak kelapa dan minyak VCO.

Menurut Winarno (2014) tanaman kelapa (Cocos nucifera ) adalah Pada tanaman
tergolong salah satu jenis tanaman tahunan yang paling bermanfaat karena mulai dari daunnya,
daging buahnya, batang hingga akarnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Karena
manfaatnya yang beraneka ragam, menurut benzon dan velasco(1982) menamakan kelapa
sebagai pohon kehidupan (the tree of life). Struktur buah kelapa terdiri dari kulit bagian luar yang
berwarna hijau,kuning atau jingga dan kulitnya keras dan tebal. Terdapat sabut yaitu kulit bagian
tengah yang disebut serabut terdiri dari bagian berserat tebal. Tempurung yaitu bagian yang
keras sekali tebalnya 3-5mm. daging buah kelapa yaitu bagian yang berwarna putih dan lunak,
sering disebut dagu=ing kelapa yang tebalnya 8-10mm. air kelapa yaitu bagian yang berasa
manis, mengandung mineral 4%, gula 2%, dan air (palungkum,2004)

Kelapa (Cocos nucifera) merupakan salah satu dari sekian banyak jenis tanaman yang
dapat digunakan dalam pembuatan minyak. Minyak yang terbuat dari kelapa banyak digunakan
masyarakat sebagai minyak goreng. Minyak kelapa merupakan minyak yang diperoleh dari
kopra (daging buah kelapa yang dikeringkan) atau dari perasan santannya. Kandungan minyak
pada daging buah kelapa tua diperkirakan mencapai 30 – 35%, atau kandungan minyak dalam
kopra mencapai 63-72%. Minyak kelapa sebagaimana minyak nabati lainnya merupakan
senyawa trigliserida yang tersusun atas berbagai asam lemak dan 90% di antaranya merupakan
asam lemak jenuh. Selain itu minyak kelapa yang belum dimurnikan juga mengandung sejumlah
kecil komponen bukan lemak seperti fosfatida, gum, sterol (0,06-0,08%), tokoferol (0,003%),
dan asam lemak bebas (Diana dkk,2018). Dari data tahun 2020 dikepulauan Maluku utara
tepatnya di pulau morotai ada sedikit 226 rakyat yang ada dipulau tersebut memakai minyak
kelapa sebagai minyak goreng.

Minyak kelapa murni atau Virgin Coconut Oil (VCO) adalah salah satu produk turunan
dari minyak kelapa yang mulai dikenal karena memiliki banyak manfaat dan berguna untuk
bahan baku berbagai industri (Melati dkk, 2020). Minyak VCO juga dapat digunakan sebagai
bahan pangan, kosmetik dan farmasi. VCo di bidang kesehatan dapat meningkatkan metabolisme
tubuh dan menyembuhkan berbagai macam penyakit contohnya HIV/AIDS, diabetes, jantung,
obesitas, hepatitis dan berbagai penyakit lainnya, selain itu didukung oleh trend yang
berkembang mengenai makanan kesehatan yang berasal alam (choryoini, 2015).

Minyak VCO Dibuat dari Buah kelapa tua sekitar (berumur 11-12 bulan) dikeluarkan
sabut dan tempurungnya. Bahan utama yang digunakan dalam pembuantan minyak VCO yaitu
daging buah kelapa, Kemudian diambil Daging kelapa lalu diparut dengan mesin pemarut
kelapa. Untuk bisa mendapatkan santan kental, hasil parutan dilakukan dengan pemerasan
langsung menggunakan kain saring tanpa penambahan air (Ahmad dkk., 2013). Krim yang
diperoleh dipisahkan dari air, kemudian dipanaskan sampai terbentuk minyak dan blondo.
Selanjutnya dilakukan penyaringan dengan beberapa metode pembuatan VCO. Metode tersebut
adalah metode fermentasi, pemanasan bertahap, sentrifugasi, pengasaman dan pancingan

Minyak VCO merupakan hasil olahan dari daging buah kelapa segar (non kopra) yang
dalam pengolahanya tidak melalui proses kimiawi dan tidak menggunakan pemanasan tinggi
sehingga minyak yang dihasilkan berwarna bening (jernih) dan beraroma khas kelapa. Menurut
standar internasional yang dikeluarkan oleh APCC (Asian Pacific Coconut Community) bahwa
terdapat komposisi kandungan asam lemak di dalamVCO yaitu asam kaproat (0,4-0,6%) , asam
kaprilat (5-10%), asam kaprat (4,5-8.0%), asam laurat (43-53%), asam miristat (16-21%), asam
palmitat (7,5-10%), asam stearate (2-4%), asam linoleat (1-2,5%), kandungan asam lemak bebas
sangat rendah yaitu 0,5%, kadar airnya mencapai 0,1-0,5% . komposisi asam lemak tertinggi
dalam minyak kelapa murni adalah asam laurat yang berfungsi memberi gizi serta melindungi
tubuh dari penyakit menular dan penyakit degenerative (Julius dkk, 2012).

Penelitian yang dilakukan Ardianto dkk (2018) di kabupaten Bulukumba dengan judul
“analisis perbandingan asam lemak VCO dengan metode fermentasi dari berbagai kelapa” ingin
membandingkan hasil kadar kandungan asam lemak pada VCO yang ditelitinya dengan standar
nilai asam lemak yang sudah ditetapkan dalam SNI 7381-2008 VCO. dengan menggunakan
metode kromatografi gas dan menggunakan beberapa sampel buah kelapa untuk diuji dan
mendapatkan hasil asam lemak yang dominan terdapat pada minyak VCO adalah asam laurat
(44-52%). Asam laurat ini memiliki sifat anti bakteri serta sangat bermanfaat untuk menjaga
kekebalan tubuh.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “bagaimana gambaran kandungan asam lemak yang terdapat dalam minyak VCO
berdasarkan standar yang sudah ditetapkan”

1.2 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui gambaran kadar asam lemak pada minyak VCO

1.3 Manfaat Penelitian


1. Bagi penelitian
untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kadar asam lemak
2. Bagi masyarakat umum
Memberikan informasi dan wawasan khusus nya orang tua tentang kandungan minyak
kelapa murni dan manfaat menggunakan minyak kelapa murni untuk kehidupan sehari-
hari
3. Bagi instusi pendidikan
sebagai bahan referensi dan dapat dipakai sebagai sumber informasi untuk melakukan
penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian.
BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1. Kelapa

Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) merupakan tanaman tahunan yang termasuk jenis
Palmae yang bersel satu (monokotil). Batang kelapa tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang.
Tanaman kelapa banyak dibudidayakan didaerah tropis. Tanaman kelapa dapat tumbuh lebih
baik jika berada pada lahan dengan ketinggian kurang dari 200 meter di atas permukaan laut atau
berada di wilayah pesisir pantai tanaman akan lebih cepat berbuah (Mulyadi,2011). Dalam tata
nama atau sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan,

Gambar 1. Buah kelapa

Klasifikasi dari kelapa sebagai berikut :

• Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)

• Divisio : Spermartophyta(Tumbuhan berbiji)

• Sub-Divisio : Angiospermae (Berbiji tertutup)

• Kelas : Monocotyledonae (biji berkeping satu)


• Ordo : Palmales

• Familia : Palmae

• Genus : Cocos 2

• Spesies : Cocos nucifera L. (warisno, 2003)

Penggolongan varietas kelapa pada umunya didasarkan pada perbedaan umur pohon
mulai berbuah, bentuk dan ukuran buah, warna buah, serta sifat-sifat khusus yang lain. Tanaman
kelapa merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan secara keseluruhan dari bagian tanamannya
yaitu sebagai berikut :

1. Batang tanaman kelapa dapat digunakan untuk konstruksi bangunan, kayu bakar. Daun
dapat digunakan untuk membuat sapu lidi dan berbagai anyaman hiasan maupun untuk
atap bangunan (Widiyanti,2015)
2. Daging buah kelapa untuk membuat minyak kelapa, santan, parutan kering. Sabut kelapa
untuk bahan bakar, karung, karpet, isolator panas, dan tali. Tempurung digunakan untuk
arang, arang aktif, bahan kerajinan. Air kelapa dapat dimanfaatkan menjadi minuman,
nata de coco, dan cuka (Mahmud dan Ferry, 2015).

Berdasarkan umur dari buah kelapa, daging buah kelapa yang sudah masak dapat dijadikan
kopra dan bahan makanan, kandungan buah kelapa dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Komposisi kimia daging Buah Kelapa pada berbagai tingkat kematangan

Kandungan Muda Setengah tua Tua


Kalori (kal) 68 180 359
Air (g) 83,3 70 46,9
Protein(g) 1 4 3,4
Lemak(g) 0,9 15 34,7
Karbohidrat(g) 14 10 14
Kalsium(mg) 7 8 21
Fosfor (mg) 30 55 98
Besi(mg) 1 1,3 2
Vitamin A (SI) 0 10 0
Vitamin B1 0.06 0.05 0,1
Vitamin C (mg) 4 4 2

(Prihatini, 2008)
2.2 Asam Lemak

Asam lemak merupakan unit pembangun yang bersifatnya khas untuk setiap lemak,
disebut juga asam alkanoat atau asam karboksilat (Maulinda dkk, 2017). Asam lemak atau asam
karboksilat adalah senyawa organik polar yang mengandung 2 atau hingga 24 atom karbon (C)
dengan gugus fungsional utamanya adalah gugus karboksil (-COOH). Asam lemak penyusunan
lipid ada dua macam, yaitu Asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh (Mamuaja, 2017).

Asam lemak yang terdiri atas rantai karbon yang mengikat semua hidrogen yang dapat
diikatnya dinamakan asam lemak jenuh. Asam lemak yangmengandung satu atau lebih ikatan
rangkap dimana sebetulnya dapat diikat tambahan atom hydrogen dinamakan asam lemak tidak
jenuh. Asam lemak jenuh tunggal mengandung satu ikatan rangkap, sedangkan asam lemak tidak
jenuh ganda mengandung dua atau lebih ikatan rangkap (Almatsier, 2009).

Asam Lemak merupakan hasil hidrolisis dari lemak yang terbagi menjadi:

a. Asam lemak jenuh, contoh asam butirat, asam laurat, asam palmitat
b. Asam lemak tak jenuh, ikatan rangkap tunggal, contoh asam palmitoleat, asam oleat
c. Asam lemak tak jenuh, ikatan rangkap ganda, contoh asam linolear, asam linolenat

Asam lemak cis merupakan lemak yang baik, sedangkan yang banyak mengandung
banyak asam lemak Trans merupakan lemak yang tidak baik(jahat). Asam lemak cis
banyak terdapat di alam sebagai asam lemak alamiah . Asam Trans terdapat dilemak/
minyak hasil pemprosesan (hidrogenasi) seperti mentega, margarin, minyak yang
mengalami proses pemanasan berulang.

Ada rumus asam lemak yaitu :

Gambar 2. Rumus asam lemak


2.3 Virgin Coconut Oil

Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni terbuat dari daging buah kelapa yang
sudah tua tetapi masih segar yang diproses tanpa pemanasan, tanpa penambahan bahan kimia
apapun, diproses dengan cara sederhana sehingga diperoleh minyak kelapa murni yang
berkualitas tinggi. Agar tidak mengalami proses hidrogenasi, maka ekstraksi minyak kelapa
ini dilakukan dengan proses dingin. Misalnya, secara fermentasi, pancingan, pemanasan
terkendali, pengeringan parutan kelapa secara cepat dan lain-lain Keunggulan dari VCO ini
adalah jernih, tidak berwarna, tidak mudah tengik dan tahan hingga dua tahun (Andi, 2005)

Pembuatan minyak VCO dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu


diantaranya metode tradisional, fermentasi, dan metode enzimatis. Metode tradisional, tahap
yang perlu dilalui untuk terbentuknya minyak kelapa yaitu pembuatan santan kelapa.
Dengan Cara pemanasan, dari santan ini akan diperoleh minyak kelapa. Pemanasan yang
dilakukan sangat tergantung pada besar-kecilnya api yang digunakan. Umumnya, bersuhu
sekitar 100 -110 °C. Suhu ini dikatakan ideal karena pada suhu tersebut air yang terdapat
dalam santan akan menguap dengan demikian, protein yang berikatan dengan air pun akan
pecah. Selanjutnya, protein akan mengalami denaturasi (rusak) (Elok, 2018)

Metode fermentasi salah satu alternatif lain yang mudah bagi petani yaitu
dengan menggunakan penambahan ragi tape sebagai starter untuk proses pemecahan
emulsi santan/krim sehingga mendapatkan VCO yang diinginkan (Muharun dan
Apriyantono, 2014). Adapun metode enzimatis yang digunakan untuk meningkatkan
rendemen minyak yang terekstrak dari krim santan dapat dilakukan dengan menambahkan
suatu enzim yang dapat memecah protein yang berperan sebagai pengemulsi pada santan.
Pemecahan emulsi santan dapat terjadi dengan adanya enzim proteolitik. Enzim papain
merupakan salah satu enzim proteolitik. Enzim ini dapat mengkatalisis reaksi
pemecahan protein dengan menghidrolisa ikatan peptidanya menjadi senyawa-senyawa
yang lebih sederhana (Elok, 2018). Pembuatan Virgin Coconut Oil ini tidak membutuhkan
biaya yang mahal, karena bahan baku mudah didapat dengan harga yang murah dan
pengolahan yang sederhana.

Komponen utama VCO adalah asam lemak jenuh sekitar 90% dan asam lemak tak jenuh
sekitar 10%. Asam lemak jenuh VCO didominasi oleh asam laurat yang memiliki rantai C 12
VCO mengandung ± 53% asam laurat dan sekitar 7% asam kapriat. Keduanya merupakan asam
lemak jenuh rantai sedang yang bias disebut Medium Chain Fatty Acid (MCFA). Menurut
standrat APCC komposisi asam lemak VCO terdapat dalam table 2.

Asam lemak Rumus kimia Jumlah (%) Titik Didih ℃ Titik Lebur (℃ ¿
Asam kaproat C 5 H 11COOH 0,4-0,6 60 -4
Asam kaprilat C 7 H 17COOH 5,0-10,0 80 16
Asam kaprat C 9 H 19COOH 4,5-8,0 135 31
Asam laurat C 11 H 23 COOH 43,0-53,0 225 44
Asam miristat C 13 H 27COOH 16,0-21,0 - 54
Asam palmitat C 15 H 31COOH 7,5-10,0 390 63
Asam stearate C 17 H 35COOH 2,0-4,0 361 72
Asam oleat C 17 H 33COOH 5,0-10,0 229 16
Asam linoleat C 17 H 31COOH 1,0-2,5 237 -5
Tabel 2 komposisi asam lemak Virgin Coconut Oil (VCO)

Sumber: http://www.apccsec.org

2.3.1 Sifat Kimia Fisika VCO

Berikut adalah sifat-sifat kimia dan fisika dari minyak kelapa murni:

1. Penampakan : tidak berwarna, Kristal seperti jarum


2. Aroma : ada sedikit berbau asam ditambah harum caramel
3. Kelarutan : tidak larut dalam air, tetapi laurat dalam alcohol (1:1)
4. Berat jenis : 0,883 pada suhu 121 ℃
5. PH : dibawah 7
6. Persentase penguapan : tidak menguap pada suhu 21 ℃
7. Titik cair : 20-25 ℃
8. Titik didih : 225 ℃
9. Kerapatan Uap : 6,91
10. Tekanan Uap (mmHg): 1 pada suhu 121 ℃ (Darmoyuwono, 2006)

2.3.2 kegunaan VCO

1. sebagai pengganti minyak sayur

VCO merupakan minyak jenuh dan lebih tahan panas sehingga jika dipakai untuk
menggoreng tidak cepat rusak (menjadi senyawa beracun)

2. Penganti selai

VCO dapat menjadi pengaganti selai atau margarin serta sebagai minyak salad

3. Untuk lotion

VCO dapat mempercepat lepasnya lapisan kulit terluar sehingga kulit lebih halus, warna
lebih merah dan bersinar.

4. Minyak pijat
VCO dapat mencegah infeksi kulit dan mengobati kulit yang rusak

5. Untuk rambut

Selain melembut rambut bias juga sebagai penghilang ketombe (Sutarmi, 2006)

2.3.3 Kualitas Bahan Baku VCO

Karena pembuatan VCO dengan metode spontan dipasrahkan pada kemampuan bahan-
bahanku, kualitas kelapa yang dipilih menjadi syarat utama. Kelapa yang digunakan haruslah
3kelapa tua kering dipohon dan segar. Kelapa boleh disimpan maksimal sebulan ditempat kering
dan tak terpapar langsung matahari karena akan meningkatkan kadar asam lemak bebas (free
fatty acid/FFA) kelapa. Komponen utama VCO adalah asam laurat yang merupakan asam lemak
jenuh berantai sedang. Berbeda dengan umumnya asam lemak jenuh, asam lemak jenuh
berantai sedang yang masih terikat pada trigliserida (medium chainstrilgycerida/MCTs)
bermamfaat besar bagi kesehatan . Komponen MCTs itu juga terdapat di air susu ibu. Jika asam
lemak jenuh berantai sedang itu sudah tidak terikat pada trigliserida atau jadi FFA, itu yang
berbahaya karena bisa menempel pada pembulu darah dan pencernaan sehingga berpotensi jadi
kolesterol. Karena itu APCC menyaratkan kadar FFA dalam VCO yang baik maksimal 0,2 %
kualitas kelapa yang digunakan juga amat ditentukan kondisi tanah dan iklim tempat pohon
kelapa itu tumbuh (sutarmi,2006)

2.4 Kromatografi

Kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaaan


distribusi dari komponen dalam fase gerak dan fase diam. Fase gerak dapat berupa gas atau
cairan, sedangkan fase diam dapat berupa cairan atau padatan . Fase gerak berupa gas disebut
kromatografi gas ( gas chromatography) (Rizalima dkk. 2018).

Berdasarkan pada alat yang digunakan, kromatografi dapat dibagi atas :

1. Kromatografi kertas
Kromatografi kertas merupakan metode pemisahan sederhana yang digunakan untuk
memisahkan komponen pigmen zat warna. Kromatografi kertasperlu diajarkan, karena
dalam membelajarkannya membutuhkan adanya visualisasi molekul untuk menjelaskan
pemisahan zat warna atau pigmen dari campuran zat cair yang bersifat homogeny
(Rosalina, 2018)
2. Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT)
Kromatografi cair kinerja tinggi adalah pengembangan terkini dari kromatografi cair
kolom klasik, dimana pada KCKT ini terdapat pengembangan teknologi pada pompa
bertekanan tinggi yang menyebabkan KCKT menjadi suatu metode dengan system
pemisahan zat yang cepat dan efisien (Aulia dkk, 2010)
3. Kromatografi gas
Merupakan salah satu teknik pemisahan senyawa berdasarkan perbedaaan distribusi
pergerakan yang terjadi diantara fase gerak dan fase diam untuk pemisahan senyawa yang
berada pada larutan. Senyawa gas yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom
partisi yang merupakan fase diam. Senyawa yang memiliki kesesuaian kepolaran dengan
bahan yang berada didalam fase diam yang diletakkan di dalam kolom partisi akan
cenderung bergerak lebih lambat dari pada senyawa yang memiliki perbedaan kepolaran
dengan bahan yang ada dikolom partisi (Faricha dkk, 2014)
4. Kromatografi lapis tipis (KLT)
KLT adalah salah satu metode pemisahan kromatografi yang fleksibel dan banyak
digunakan. Metode analisis KLT telah menjadi bagian dari teknik analisis rutin pada
laboratorium analisis dan pengembangan produk karena memiliki beberapa keuntungan.
Keuntungan utama metode ini adalah analisis beberapa sampel dapat dilakukan secara
simultan dengan menggunakan fase gerak dalam jumlah kecil sehingga lebih hemat
waktu dan biaya analisisserta lebih ramah lingkungan (Wulandari, 2011)

2.4.1 Kromatografi gas

Merupakan salah satu teknik pemisahan senyawa berdasarkan perbedaaan


distribusi pergerakan yang terjadi diantara fase gerak dan fase diam untuk pemisahan
senyawa yang berada pada larutan. Senyawa gas yang terlarut dalam fase gerak, akan
melewati kolom partisi yang merupakan fase diam. Senyawa yang memiliki kesesuaian
kepolaran dengan bahan yang berada didalam fase diam yang diletakkan di dalam kolom
partisi akan cenderung bergerak lebih lambat dari pada senyawa yang memiliki
perbedaan kepolaran dengan bahan yang ada dikolom partisi (Faricha dkk, 2014)

Kelebihan dari Kromatografi gas adalah Kromatografi gas dapat melakukan


pengujian kemurnian suatu zat tertentu, atau memisahkan berbagai komponen campuran
(jumlah relatif dari komponen tersebut juga dapat ditentukan). Dalam beberapa situasi,
Kromatografi gas dapat membantu dalam mengidentifikasi senyawa. Namun kelemahan
teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap, kromatografi gas tidak
mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah besar, fasegas dibandingkan
sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fasediam dan zat terlarut.(Arfiyah,
2012)

Sampel yang dapat dianalisis dengan Kromatografi gas:

1. Produk Gas Alam


2. Kemurnian Pelarut
3. Asam lemak
4. Residu pestisida
5. Polusi udara
6. Alkohol
7. Steroid
8. Minyak atsiri
9. Flavor
10. Ganja

Gambar dibawah ini menggambarkan sistematika instrument sebuah kromatografi gas


yang sederhana

Gambar 3. Instrumen Kromatografi gas

Sumber : Hendayana, 2006

Bagian-bagian yang terpenting dari sebuah kromatografi gas meliputi:

1. Depo gas pembawa sebagai fasa gerak


2. gerbang suntik
3. Kolom kromatografi
4. control temperature
5. detektor
2.5 Kerangka Konsep

Variabel bebas variabel Terikat parameter

- VCO - Memenuhi nilai


- Minyak Asam Lemak standar
Kelapa - Tidak memenuhi
nilai standar

2.6 Definisi Operasional


a. VCO merupakan hasil olahan dari daging buah kelapa segar (non kopra) yang dalam
pengolahannya tidak melalui proses kimiawi dan tidak mengggunakan pemanasan
tinggi sehingga minyak yang dihasilkan berwarna bening (jernih) dan beraroma khas
kelapa.
b. Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang dihasilkan dari daging buah kelapa.
Berdasarkan kandungan asam lemaknya, minyak kelapa digolongkan ke dalam
minyak asam laurat.
c. Asam Lemakmerupakan unit pembangun yang bersifatnya khas untuk setiap lemak,
disebut juga asam alkanoat atau asam karboksilat (Maulinda dkk, 2017). Asam lemak
atau asam karboksilat adalah senyawa organik polar yang mengandung 2 atau hingga
24 atom karbon (C) dengan gugus fungsional utamanya adalah gugus karboksil (-
COOH). Asam lemak penyusunan lipid ada dua macam, yaitu Asam lemak jenuh dan
asam lemak tak jenuh
d. Menurut standar nilai asam lemak pada VCo yang berlaku yang dibuat oleh badan
standarisasi nasional yang berlaku secara nasional
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah systematic review dengan
menggunakan desain deskriptif, yaitu untuk mengetahui gambaran kadar asam lemak pada virgin
coconut oil.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelusuran studi literature, kepustakaan, artikel, jurnal,


google scholar dsb.

3.2.2 Waktu Penelitian

Desember – Mei 2022

3.3. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam studi literature adalah artikel yang digunakan sebagai refrensi
dengan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

1. Kriteria inklusi:
a. Artikel yang dipublish tahun 2012-2020
b. Menjelaskan Gambaran Kadar Asam Lemak pada Minyak Virgin Coconut Oil
2. Kriteria Eksklusi :
a. Artikel yang dipublish sebelum tahun 2012
b. Tidak menjelaskan Gambaran Kadar Asam Lemak pada Minyak Virgin
Coconut Oil

Artikel refrensiyang memenuhi kriteria tersebut diantaranya:

1. “Analisis Perbandingan Asam Lemak VCO dengan Fermentasi dari berbagai


Varietas Kelapa” Ardianto dan Haerul Mutiah 2018
2. “Analisa Asam Lemak Dalam Minyak Kelapa Murni (VCO) dengan Dua Peralatan
Kromatografi Gas” Julius dan Nancy 2011
3. “Synthesis and Characterization Of Medium Chain Triglyceride (MCT) from Virgin
Coconut Oil (VCO) Hasanah and Warnasih 2020
3.4 Jenis dan Cara Pengumpulan Data
3.4.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari 3 jurnal
dari google dan google scholar .

3.5 Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data menggunakan bantuan search engine berupa situs penyedia
literature yang memiliki rentang publikasi tahun 2012-2019 dan dilakukan dengan cara
membuka situs web resmi Artikel yang sudah ter-publish seperti google dan google
scholar dengan kata kunci “Asam Lemak pada VCO dan “Analisa Asam Lemak pada
VCO”

3.6 Analisa Data

Analisa Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
berupa tabel (hasil tabulasi) yang diambil dari referensi yang digunakan dalam penelitian.

3.7 Etika Penelitian

Berikut adalah beberapa standar etika penelitian menurut wager dan wiffen (2011) ketika
melakukan kajian literature, yaitu:

 Hindari duplikat publikasi dengancara menyelesaikan artikel yang sama pada setiap
database yang digunakan agar tidak terjadi double counting
 Memastikan data yang dipublikasikan telah diekstraksi secara akurat dan tidak adanya
indikasi untuk mencoba mencondongkan data kearah tertentu.
 Hindari plagiat dengan cara mengutip hasil penelitian orang lain. Penulis mencantumkan
refrensi dengan menggunakan ketentuan APA style untuk mencegah plagiarism.
 Transparansi dengan cara memaparkan segala sesuatu yang terjadi selama penelitian
(Rukmana dkk,2017)

3.7 Prinsip Pemeriksaan

Prinsip pemeriksaan metode kromatografi gas (GC) adalah metode pemisahan suatu
campuran menjadi komponen-komponen berdasarkan interaksi tersebut yaitu fase gerak
dan fase diam. Kromatografi gas terdiri dari beberapa komponen yaitu gas pembawa,
injeksi, kolom, dan detector.
3.7 Alat, Bahan, Reagensia

3.7.1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah: kromatografi gas, neraca analitik, tabung
bertutup, alat-alat gelas laboratorium, waterbath, pipet.

3.7.2 Bahan

NAOH, methanol,heksan , BF-3 minyak kelapa murni atau VCO

3.8 Prosedur Penelitian

3.8.1. Pembuatan Sampel VCO Dengan Metode pengadukan tanpa pancing

a. Menyediakan dua daging kelapa yang sudah tua, kemudian parut dan timbang lalu buat
santan, tiap satu butir kelapa ditambah dengan 300 mL aquades.

b. Membiarkan santan selama 2 jam dalam corong pisah atau botol aqua sampai terpisah
antara air dan santan kanil.

c. Memisahkan santan kanil dengan membuang air menggunakan selang.

d. Mengaduk santan kanil dengan mixer (dengan waktu pengadukan selama 5, 10, 15, 20,
dan 25 menit).

e. Memindahkan santan kanil yang telah dimixer ke dalam corong pisah atau botol aqua
dan didiamkan selama 6-7 jam sampai terbentuk tiga lapisan, yaitu minyak pada lapisan
atas, blondo pada lapisan tengah dan air pada lapisan bawah.

f. Memisahkan dan menyaring minyak kelapa murni dengan kertas saring Whatman 42.

g. Menyaring kembali dengan bentonit (Haryani, 2006)

3.8.2. pembuatan Sampel

1. siapkan bahan dan sampel yang akan diuji

2. lalu sebanyak 2 ml heksan ditambahkan dalam 0,1 gr VCO lalu dikocok hingga
bercampur

3. selanjutnya ambil metanolik H 2 SO 4 ditambahkan sebanyak 0,4 ml dan kocok selama


10 detik
4. setelah itu, setelah larutan tercampur semua lalu ditempatkan dalam waterbath yang
telah diukur suhunya yaitu 50 ℃ selama 60 detik

5. kemudian diangkat lalu dikocok lagi selama 10 detik lagi

6. selanjutnya tambahkan NaOH sebanyak 0,4 ml dan aduk Selama beberapa saat hingga
tercampur larutan tersebut

7. kemudian didiamkan larutan tersebut hingga terbentuk dua lapisan

8. lalu lapisan metil ester dipisahkan dan digunakan untuk analisa kromatografi gas

Anda mungkin juga menyukai