TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
Minyak nabati adalah minyak yang berasal dari tumbuhan yang selama ini biasa digunakan
sebagai bahan makanan, sebagai aroma(flavor) makanan di industri, dan bahan untuk
menggoreng. Minyak merupakan turunan karboksilat dari ester gliserol, dimana bentuk asam
karboksilat atau asam lemak dalam bentuk rantai medium dan panjang. Berdasarkan jumlah
ikatan rangkap yang dimiliki, asam lemak penyusunan minyak nabati digolongkan menjadi asam
lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Beberapa jenis minyak nabati yang lazim dikenal yaitu
minyak kelapa, minyak sawit, minyak zaitun, minyak kedelai, minyak bunga matahri, dan lain-
lain (benedicta dkk,2021). Minyak nabati memiliki sifat dan ciri tersendiri yang sangat
ditentukan oleh struktur asam lemak pada rangkaian trigliseridanya. Minyak kelapa kaya akan
asam lemak berantai sedang (C8-C14), khususnya asam laurat dan asam miristat. Adanya asam
lemak rantai sedang ini (median chain fat) yang relatif tinggi membuat minyak kelapa
mempunyai beberapa sifat daya bunuh terhadap beberapa senyawa yang berbahaya di dalam
tubuh manusia. Sifat inilah yang didayagunakan pada pembuatan minyak kelapa murni (Virgin
coconut oil) (Rahmadi, et al., 2013).
Indonesia merupakan Negara yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah,
khususnya bidang perkebunan merupakan peluang bagi Negara Indonesia. Untuk
mengembangkan perkebunan kelapa (Nursyam, 2013). Kelapa, sebagai salah satu komoditas
unggulan negara, sehingga pada saat ini, Indonesia menyandang status sebagai produsen kelapa
terbesar di dunia. Produksi kelapa Indonesia tercatat mencapai 18 juta ton per tahun (Melati dkk,
2020).
Menurut Cecep (2018) kelapa adalah buah tropis yang dihasilkan dari tanaman Cocos
nucifera,termasuk dalam keluarga Arecaceae. ciri-ciri buah kelapa yang terdiri atas sabut,
berbentuk bulat, berukuran kira-kira sebesar kepala manusia. Warna buah kelapa ada yang hijau
dan nada kuning tergantung varietasnya. Di tempurung kelapa membungkus daging buah
berwarna putih bersih dan air buah. Air yang terdapat dalam buah berwarna bening sedikit keruh,
rasanya manis menyegarkan.
Menurut Vinsensius dkk,(2020) Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan
atau Arecaceae adalah anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir
semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna. Buah kelapa
adalah bagian yang bernilai ekonomi. Salah satu produk olahan yang dihasilkan dari buah kelapa
adalah minyak kelapa dan minyak VCO.
Menurut Winarno (2014) tanaman kelapa (Cocos nucifera ) adalah Pada tanaman
tergolong salah satu jenis tanaman tahunan yang paling bermanfaat karena mulai dari daunnya,
daging buahnya, batang hingga akarnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Karena
manfaatnya yang beraneka ragam, menurut benzon dan velasco(1982) menamakan kelapa
sebagai pohon kehidupan (the tree of life). Struktur buah kelapa terdiri dari kulit bagian luar yang
berwarna hijau,kuning atau jingga dan kulitnya keras dan tebal. Terdapat sabut yaitu kulit bagian
tengah yang disebut serabut terdiri dari bagian berserat tebal. Tempurung yaitu bagian yang
keras sekali tebalnya 3-5mm. daging buah kelapa yaitu bagian yang berwarna putih dan lunak,
sering disebut dagu=ing kelapa yang tebalnya 8-10mm. air kelapa yaitu bagian yang berasa
manis, mengandung mineral 4%, gula 2%, dan air (palungkum,2004)
Kelapa (Cocos nucifera) merupakan salah satu dari sekian banyak jenis tanaman yang
dapat digunakan dalam pembuatan minyak. Minyak yang terbuat dari kelapa banyak digunakan
masyarakat sebagai minyak goreng. Minyak kelapa merupakan minyak yang diperoleh dari
kopra (daging buah kelapa yang dikeringkan) atau dari perasan santannya. Kandungan minyak
pada daging buah kelapa tua diperkirakan mencapai 30 – 35%, atau kandungan minyak dalam
kopra mencapai 63-72%. Minyak kelapa sebagaimana minyak nabati lainnya merupakan
senyawa trigliserida yang tersusun atas berbagai asam lemak dan 90% di antaranya merupakan
asam lemak jenuh. Selain itu minyak kelapa yang belum dimurnikan juga mengandung sejumlah
kecil komponen bukan lemak seperti fosfatida, gum, sterol (0,06-0,08%), tokoferol (0,003%),
dan asam lemak bebas (Diana dkk,2018). Dari data tahun 2020 dikepulauan Maluku utara
tepatnya di pulau morotai ada sedikit 226 rakyat yang ada dipulau tersebut memakai minyak
kelapa sebagai minyak goreng.
Minyak kelapa murni atau Virgin Coconut Oil (VCO) adalah salah satu produk turunan
dari minyak kelapa yang mulai dikenal karena memiliki banyak manfaat dan berguna untuk
bahan baku berbagai industri (Melati dkk, 2020). Minyak VCO juga dapat digunakan sebagai
bahan pangan, kosmetik dan farmasi. VCo di bidang kesehatan dapat meningkatkan metabolisme
tubuh dan menyembuhkan berbagai macam penyakit contohnya HIV/AIDS, diabetes, jantung,
obesitas, hepatitis dan berbagai penyakit lainnya, selain itu didukung oleh trend yang
berkembang mengenai makanan kesehatan yang berasal alam (choryoini, 2015).
Minyak VCO Dibuat dari Buah kelapa tua sekitar (berumur 11-12 bulan) dikeluarkan
sabut dan tempurungnya. Bahan utama yang digunakan dalam pembuantan minyak VCO yaitu
daging buah kelapa, Kemudian diambil Daging kelapa lalu diparut dengan mesin pemarut
kelapa. Untuk bisa mendapatkan santan kental, hasil parutan dilakukan dengan pemerasan
langsung menggunakan kain saring tanpa penambahan air (Ahmad dkk., 2013). Krim yang
diperoleh dipisahkan dari air, kemudian dipanaskan sampai terbentuk minyak dan blondo.
Selanjutnya dilakukan penyaringan dengan beberapa metode pembuatan VCO. Metode tersebut
adalah metode fermentasi, pemanasan bertahap, sentrifugasi, pengasaman dan pancingan
Minyak VCO merupakan hasil olahan dari daging buah kelapa segar (non kopra) yang
dalam pengolahanya tidak melalui proses kimiawi dan tidak menggunakan pemanasan tinggi
sehingga minyak yang dihasilkan berwarna bening (jernih) dan beraroma khas kelapa. Menurut
standar internasional yang dikeluarkan oleh APCC (Asian Pacific Coconut Community) bahwa
terdapat komposisi kandungan asam lemak di dalamVCO yaitu asam kaproat (0,4-0,6%) , asam
kaprilat (5-10%), asam kaprat (4,5-8.0%), asam laurat (43-53%), asam miristat (16-21%), asam
palmitat (7,5-10%), asam stearate (2-4%), asam linoleat (1-2,5%), kandungan asam lemak bebas
sangat rendah yaitu 0,5%, kadar airnya mencapai 0,1-0,5% . komposisi asam lemak tertinggi
dalam minyak kelapa murni adalah asam laurat yang berfungsi memberi gizi serta melindungi
tubuh dari penyakit menular dan penyakit degenerative (Julius dkk, 2012).
Penelitian yang dilakukan Ardianto dkk (2018) di kabupaten Bulukumba dengan judul
“analisis perbandingan asam lemak VCO dengan metode fermentasi dari berbagai kelapa” ingin
membandingkan hasil kadar kandungan asam lemak pada VCO yang ditelitinya dengan standar
nilai asam lemak yang sudah ditetapkan dalam SNI 7381-2008 VCO. dengan menggunakan
metode kromatografi gas dan menggunakan beberapa sampel buah kelapa untuk diuji dan
mendapatkan hasil asam lemak yang dominan terdapat pada minyak VCO adalah asam laurat
(44-52%). Asam laurat ini memiliki sifat anti bakteri serta sangat bermanfaat untuk menjaga
kekebalan tubuh.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “bagaimana gambaran kandungan asam lemak yang terdapat dalam minyak VCO
berdasarkan standar yang sudah ditetapkan”
Tinjauan Pustaka
2.1. Kelapa
Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) merupakan tanaman tahunan yang termasuk jenis
Palmae yang bersel satu (monokotil). Batang kelapa tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang.
Tanaman kelapa banyak dibudidayakan didaerah tropis. Tanaman kelapa dapat tumbuh lebih
baik jika berada pada lahan dengan ketinggian kurang dari 200 meter di atas permukaan laut atau
berada di wilayah pesisir pantai tanaman akan lebih cepat berbuah (Mulyadi,2011). Dalam tata
nama atau sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan,
• Familia : Palmae
• Genus : Cocos 2
Penggolongan varietas kelapa pada umunya didasarkan pada perbedaan umur pohon
mulai berbuah, bentuk dan ukuran buah, warna buah, serta sifat-sifat khusus yang lain. Tanaman
kelapa merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan secara keseluruhan dari bagian tanamannya
yaitu sebagai berikut :
1. Batang tanaman kelapa dapat digunakan untuk konstruksi bangunan, kayu bakar. Daun
dapat digunakan untuk membuat sapu lidi dan berbagai anyaman hiasan maupun untuk
atap bangunan (Widiyanti,2015)
2. Daging buah kelapa untuk membuat minyak kelapa, santan, parutan kering. Sabut kelapa
untuk bahan bakar, karung, karpet, isolator panas, dan tali. Tempurung digunakan untuk
arang, arang aktif, bahan kerajinan. Air kelapa dapat dimanfaatkan menjadi minuman,
nata de coco, dan cuka (Mahmud dan Ferry, 2015).
Berdasarkan umur dari buah kelapa, daging buah kelapa yang sudah masak dapat dijadikan
kopra dan bahan makanan, kandungan buah kelapa dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Komposisi kimia daging Buah Kelapa pada berbagai tingkat kematangan
(Prihatini, 2008)
2.2 Asam Lemak
Asam lemak merupakan unit pembangun yang bersifatnya khas untuk setiap lemak,
disebut juga asam alkanoat atau asam karboksilat (Maulinda dkk, 2017). Asam lemak atau asam
karboksilat adalah senyawa organik polar yang mengandung 2 atau hingga 24 atom karbon (C)
dengan gugus fungsional utamanya adalah gugus karboksil (-COOH). Asam lemak penyusunan
lipid ada dua macam, yaitu Asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh (Mamuaja, 2017).
Asam lemak yang terdiri atas rantai karbon yang mengikat semua hidrogen yang dapat
diikatnya dinamakan asam lemak jenuh. Asam lemak yangmengandung satu atau lebih ikatan
rangkap dimana sebetulnya dapat diikat tambahan atom hydrogen dinamakan asam lemak tidak
jenuh. Asam lemak jenuh tunggal mengandung satu ikatan rangkap, sedangkan asam lemak tidak
jenuh ganda mengandung dua atau lebih ikatan rangkap (Almatsier, 2009).
Asam Lemak merupakan hasil hidrolisis dari lemak yang terbagi menjadi:
a. Asam lemak jenuh, contoh asam butirat, asam laurat, asam palmitat
b. Asam lemak tak jenuh, ikatan rangkap tunggal, contoh asam palmitoleat, asam oleat
c. Asam lemak tak jenuh, ikatan rangkap ganda, contoh asam linolear, asam linolenat
Asam lemak cis merupakan lemak yang baik, sedangkan yang banyak mengandung
banyak asam lemak Trans merupakan lemak yang tidak baik(jahat). Asam lemak cis
banyak terdapat di alam sebagai asam lemak alamiah . Asam Trans terdapat dilemak/
minyak hasil pemprosesan (hidrogenasi) seperti mentega, margarin, minyak yang
mengalami proses pemanasan berulang.
Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni terbuat dari daging buah kelapa yang
sudah tua tetapi masih segar yang diproses tanpa pemanasan, tanpa penambahan bahan kimia
apapun, diproses dengan cara sederhana sehingga diperoleh minyak kelapa murni yang
berkualitas tinggi. Agar tidak mengalami proses hidrogenasi, maka ekstraksi minyak kelapa
ini dilakukan dengan proses dingin. Misalnya, secara fermentasi, pancingan, pemanasan
terkendali, pengeringan parutan kelapa secara cepat dan lain-lain Keunggulan dari VCO ini
adalah jernih, tidak berwarna, tidak mudah tengik dan tahan hingga dua tahun (Andi, 2005)
Metode fermentasi salah satu alternatif lain yang mudah bagi petani yaitu
dengan menggunakan penambahan ragi tape sebagai starter untuk proses pemecahan
emulsi santan/krim sehingga mendapatkan VCO yang diinginkan (Muharun dan
Apriyantono, 2014). Adapun metode enzimatis yang digunakan untuk meningkatkan
rendemen minyak yang terekstrak dari krim santan dapat dilakukan dengan menambahkan
suatu enzim yang dapat memecah protein yang berperan sebagai pengemulsi pada santan.
Pemecahan emulsi santan dapat terjadi dengan adanya enzim proteolitik. Enzim papain
merupakan salah satu enzim proteolitik. Enzim ini dapat mengkatalisis reaksi
pemecahan protein dengan menghidrolisa ikatan peptidanya menjadi senyawa-senyawa
yang lebih sederhana (Elok, 2018). Pembuatan Virgin Coconut Oil ini tidak membutuhkan
biaya yang mahal, karena bahan baku mudah didapat dengan harga yang murah dan
pengolahan yang sederhana.
Komponen utama VCO adalah asam lemak jenuh sekitar 90% dan asam lemak tak jenuh
sekitar 10%. Asam lemak jenuh VCO didominasi oleh asam laurat yang memiliki rantai C 12
VCO mengandung ± 53% asam laurat dan sekitar 7% asam kapriat. Keduanya merupakan asam
lemak jenuh rantai sedang yang bias disebut Medium Chain Fatty Acid (MCFA). Menurut
standrat APCC komposisi asam lemak VCO terdapat dalam table 2.
Asam lemak Rumus kimia Jumlah (%) Titik Didih ℃ Titik Lebur (℃ ¿
Asam kaproat C 5 H 11COOH 0,4-0,6 60 -4
Asam kaprilat C 7 H 17COOH 5,0-10,0 80 16
Asam kaprat C 9 H 19COOH 4,5-8,0 135 31
Asam laurat C 11 H 23 COOH 43,0-53,0 225 44
Asam miristat C 13 H 27COOH 16,0-21,0 - 54
Asam palmitat C 15 H 31COOH 7,5-10,0 390 63
Asam stearate C 17 H 35COOH 2,0-4,0 361 72
Asam oleat C 17 H 33COOH 5,0-10,0 229 16
Asam linoleat C 17 H 31COOH 1,0-2,5 237 -5
Tabel 2 komposisi asam lemak Virgin Coconut Oil (VCO)
Sumber: http://www.apccsec.org
Berikut adalah sifat-sifat kimia dan fisika dari minyak kelapa murni:
VCO merupakan minyak jenuh dan lebih tahan panas sehingga jika dipakai untuk
menggoreng tidak cepat rusak (menjadi senyawa beracun)
2. Penganti selai
VCO dapat menjadi pengaganti selai atau margarin serta sebagai minyak salad
3. Untuk lotion
VCO dapat mempercepat lepasnya lapisan kulit terluar sehingga kulit lebih halus, warna
lebih merah dan bersinar.
4. Minyak pijat
VCO dapat mencegah infeksi kulit dan mengobati kulit yang rusak
5. Untuk rambut
Selain melembut rambut bias juga sebagai penghilang ketombe (Sutarmi, 2006)
Karena pembuatan VCO dengan metode spontan dipasrahkan pada kemampuan bahan-
bahanku, kualitas kelapa yang dipilih menjadi syarat utama. Kelapa yang digunakan haruslah
3kelapa tua kering dipohon dan segar. Kelapa boleh disimpan maksimal sebulan ditempat kering
dan tak terpapar langsung matahari karena akan meningkatkan kadar asam lemak bebas (free
fatty acid/FFA) kelapa. Komponen utama VCO adalah asam laurat yang merupakan asam lemak
jenuh berantai sedang. Berbeda dengan umumnya asam lemak jenuh, asam lemak jenuh
berantai sedang yang masih terikat pada trigliserida (medium chainstrilgycerida/MCTs)
bermamfaat besar bagi kesehatan . Komponen MCTs itu juga terdapat di air susu ibu. Jika asam
lemak jenuh berantai sedang itu sudah tidak terikat pada trigliserida atau jadi FFA, itu yang
berbahaya karena bisa menempel pada pembulu darah dan pencernaan sehingga berpotensi jadi
kolesterol. Karena itu APCC menyaratkan kadar FFA dalam VCO yang baik maksimal 0,2 %
kualitas kelapa yang digunakan juga amat ditentukan kondisi tanah dan iklim tempat pohon
kelapa itu tumbuh (sutarmi,2006)
2.4 Kromatografi
1. Kromatografi kertas
Kromatografi kertas merupakan metode pemisahan sederhana yang digunakan untuk
memisahkan komponen pigmen zat warna. Kromatografi kertasperlu diajarkan, karena
dalam membelajarkannya membutuhkan adanya visualisasi molekul untuk menjelaskan
pemisahan zat warna atau pigmen dari campuran zat cair yang bersifat homogeny
(Rosalina, 2018)
2. Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT)
Kromatografi cair kinerja tinggi adalah pengembangan terkini dari kromatografi cair
kolom klasik, dimana pada KCKT ini terdapat pengembangan teknologi pada pompa
bertekanan tinggi yang menyebabkan KCKT menjadi suatu metode dengan system
pemisahan zat yang cepat dan efisien (Aulia dkk, 2010)
3. Kromatografi gas
Merupakan salah satu teknik pemisahan senyawa berdasarkan perbedaaan distribusi
pergerakan yang terjadi diantara fase gerak dan fase diam untuk pemisahan senyawa yang
berada pada larutan. Senyawa gas yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom
partisi yang merupakan fase diam. Senyawa yang memiliki kesesuaian kepolaran dengan
bahan yang berada didalam fase diam yang diletakkan di dalam kolom partisi akan
cenderung bergerak lebih lambat dari pada senyawa yang memiliki perbedaan kepolaran
dengan bahan yang ada dikolom partisi (Faricha dkk, 2014)
4. Kromatografi lapis tipis (KLT)
KLT adalah salah satu metode pemisahan kromatografi yang fleksibel dan banyak
digunakan. Metode analisis KLT telah menjadi bagian dari teknik analisis rutin pada
laboratorium analisis dan pengembangan produk karena memiliki beberapa keuntungan.
Keuntungan utama metode ini adalah analisis beberapa sampel dapat dilakukan secara
simultan dengan menggunakan fase gerak dalam jumlah kecil sehingga lebih hemat
waktu dan biaya analisisserta lebih ramah lingkungan (Wulandari, 2011)
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah systematic review dengan
menggunakan desain deskriptif, yaitu untuk mengetahui gambaran kadar asam lemak pada virgin
coconut oil.
Objek penelitian dalam studi literature adalah artikel yang digunakan sebagai refrensi
dengan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
1. Kriteria inklusi:
a. Artikel yang dipublish tahun 2012-2020
b. Menjelaskan Gambaran Kadar Asam Lemak pada Minyak Virgin Coconut Oil
2. Kriteria Eksklusi :
a. Artikel yang dipublish sebelum tahun 2012
b. Tidak menjelaskan Gambaran Kadar Asam Lemak pada Minyak Virgin
Coconut Oil
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari 3 jurnal
dari google dan google scholar .
Cara pengumpulan data menggunakan bantuan search engine berupa situs penyedia
literature yang memiliki rentang publikasi tahun 2012-2019 dan dilakukan dengan cara
membuka situs web resmi Artikel yang sudah ter-publish seperti google dan google
scholar dengan kata kunci “Asam Lemak pada VCO dan “Analisa Asam Lemak pada
VCO”
Analisa Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
berupa tabel (hasil tabulasi) yang diambil dari referensi yang digunakan dalam penelitian.
Berikut adalah beberapa standar etika penelitian menurut wager dan wiffen (2011) ketika
melakukan kajian literature, yaitu:
Hindari duplikat publikasi dengancara menyelesaikan artikel yang sama pada setiap
database yang digunakan agar tidak terjadi double counting
Memastikan data yang dipublikasikan telah diekstraksi secara akurat dan tidak adanya
indikasi untuk mencoba mencondongkan data kearah tertentu.
Hindari plagiat dengan cara mengutip hasil penelitian orang lain. Penulis mencantumkan
refrensi dengan menggunakan ketentuan APA style untuk mencegah plagiarism.
Transparansi dengan cara memaparkan segala sesuatu yang terjadi selama penelitian
(Rukmana dkk,2017)
Prinsip pemeriksaan metode kromatografi gas (GC) adalah metode pemisahan suatu
campuran menjadi komponen-komponen berdasarkan interaksi tersebut yaitu fase gerak
dan fase diam. Kromatografi gas terdiri dari beberapa komponen yaitu gas pembawa,
injeksi, kolom, dan detector.
3.7 Alat, Bahan, Reagensia
3.7.1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah: kromatografi gas, neraca analitik, tabung
bertutup, alat-alat gelas laboratorium, waterbath, pipet.
3.7.2 Bahan
a. Menyediakan dua daging kelapa yang sudah tua, kemudian parut dan timbang lalu buat
santan, tiap satu butir kelapa ditambah dengan 300 mL aquades.
b. Membiarkan santan selama 2 jam dalam corong pisah atau botol aqua sampai terpisah
antara air dan santan kanil.
d. Mengaduk santan kanil dengan mixer (dengan waktu pengadukan selama 5, 10, 15, 20,
dan 25 menit).
e. Memindahkan santan kanil yang telah dimixer ke dalam corong pisah atau botol aqua
dan didiamkan selama 6-7 jam sampai terbentuk tiga lapisan, yaitu minyak pada lapisan
atas, blondo pada lapisan tengah dan air pada lapisan bawah.
f. Memisahkan dan menyaring minyak kelapa murni dengan kertas saring Whatman 42.
2. lalu sebanyak 2 ml heksan ditambahkan dalam 0,1 gr VCO lalu dikocok hingga
bercampur
6. selanjutnya tambahkan NaOH sebanyak 0,4 ml dan aduk Selama beberapa saat hingga
tercampur larutan tersebut
8. lalu lapisan metil ester dipisahkan dan digunakan untuk analisa kromatografi gas