Anda di halaman 1dari 30

PEMBUATAN MINYAK KELAPA MURNI

(VIRGIN COCONUT OIL)

I. TUJUAN
1. Membuat minyak kelapa murni (VCO) dari daging buah kelapa
2. Menganalisa sifat fisis dan kimia yang terkandung dalam minyak kelapa
murni (VCO) yang dihasilkan.

II. DASAR TEORI


2.1 Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera L) merupakan salah satu hasil pertanian Indonesia yang
cukup potensial. Hampir semua bagian dari tanaman tersebut dapat dimanfaatkan.
Banyak kegunaan yang dapat diperoleh dari kelapa dan salah satu cara untuk
memanfaatkan buah kelapa adalah mengolahnya menjadi minyak makan atau minyak
goreng. Produk kelapa yang paling berharga adalah minyak kelapa, yang dapat
diperoleh dari daging buah kelapa segar atau dari kopra (Suhardiyono, 1995).
Kelapa (coconut) dikenal dengan berbagai sebutan seperti Nux indica, al djanz
al kindi, ganzganz, nargil, narle, tenga, temuai dan pohon kehidupan. Buah kelapa
(cocos nucifera) termasuk famili palmae dari genus cocos. Pohon kelapa mempunyai
tinggi rata-rata 12,3 meter dan sejak ditanam sampai berbuah hingga siap dipetik pohon
kelapa membutuhkan waktu 12 bulan (Suhardiyono, 1993).
Pada dasarnya dikenal dua varietas kelapa, yaitu varietas Nana yang umum
disebut kelapa genjah dan varietas Typica yang umum disebut kelapa dalam. Kelapa
genjah berdasarkan sifatnya dibagi 5 yaitu : kelapa gading, kelapa raja, kelapa puyuh,
kelapa raja malabr, kelapa hias. Kelapa dalam berdasarkan sifatnya dibagi 6 yaitu :
kelapa hijau, kelapa merah, kelapa manis, kelapa bali, kelapa kopyor, kelapa lilin
(Wahyuni, Mita, Ir., 2000).

Buah kelapa terdiri dari bagianbagian seperti:
1. Epicarp (Kulit Luar)
Yaitu kulit bagian luar yang berwarna hijau, kuning, atau jingga permukaannya licin, ag
ak keras dan tebalnya 0,14 mm.
2. Mesocarp (Sabut)
Yaitu kulit bagian tengah yang disebut serabut terdiri dari bagian berserat tebalnya 3  5 
mm.
3. Endocarp (Tempurung)
Yaitu bagian tempurung yang keras sekali tebalnya 3-5 mm, bagian dalam melekat pada
kulit luar biji.
4. Testa ( Kulit Daging Buah )
Yaitu bagian dari warna kuning sampai coklat.
5. Endosperm (Daging Buah )
Yaitu bagian yang berwarna putih dan lunak, sering disebut daging kelapa yang tebalny
a 8 -10mm.
6. Air Kelapa
Yaitu bagian yang berasa manis, mengandung mineral 4%, gula 2%, dan air.
7. Lembaga
Yaitu bakal tanaman setelah buah tua.

2.2 Buah Kelapa


Satu pohon kelapa dapat berbuah mulai dari 10 hingga 13 kali dalam setahun.
Buah kelapa tumbuh dalam rumpun, bisa mencapai 12 buah per rumpun. Daging buah
kelapa merupakan bagian yang paling penting dari komoditi asal pohon kelapa.
Daging buah merupakan lapisan tebal berwarna putih. Bagian ini mengandung
berbagai zat gizi. Kandungan zat gizi tersebut beragam sesuai dengan tingkat
kematangan buah.
Selama perkembangannya, buah kelapa secara kontinyu mengalami kenaikan
berat. Ukuran berat maksimum tercapai pada bulan ketujuh. Pada saat itulah jumlah air
kelapa mencapai maksimal.
Setelah periode tersebut, air kelapa berkurang jumlahnya dan daging kelapa
mengalami penebalan. Penebalan daging mencapai puncaknya pada bulan ke-9. Di atas
bulan ke-10, kelapa dapat dikatakan tua. Pada periode tersebut, kadar air semakin
berkurang. Itulah yang menyebabkan kelapa tua akan berbunyi jika dikocok-kocok.
Buah kelapa tua terdiri dari empat komponen utama, yaitu: 35 % sabut, 12 %
tempurung, 28 % daging buah, dan 25% air kelapa. Daging buah tua merupakan bahan
sumber minyak nabati (kandungan minyak 30 % ).
Perbedaan mendasar antara daging buah kelapa muda dan tua adalah kandungan
minyaknya. Kelapa muda memiliki rasio kadar air dan minyak yang besar. Kelapa
disebut tua jika rasio kadar air dan minyaknya optimum untuk menghasilkan santan
dalam jumlah terbanyak. Sebaliknya, bila buah kelapa terlalu tua, kadar airnya akan
semakin berkurang. Pada kondisi tersebut, hasil santan yang diperoleh menjadi sedikit.

2.3 Daging Buah Kelapa


Daging buah kelapa yang sudah masak dapat dijadikan kopra dan bahan
makanan, daging buah merupakan sumber protein yang penting dan mudah dicerna.
Komposisi kimia daging buah kelapa ditentukan oleh umur buah.

2.4 Minyak Kelapa


Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak digolongkan ke dalam
minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika dibandingkan
dengan asam lemak lainnya. Berdasarkan tingkat ketidakjenuhannya yang dinyatakan
dengan bilangan Iod (iodine value), maka minyak kelapa dapat dimasukkan ke dalam
golongan non drying oils, karena bilangan iod minyak tersebut berkisar antara 7,5-10,5.

2.5 Minyak Kelapa Murni


Minyak kelapa murni atau bahasa ilmiahnya virgin coconut oil adalah minyak
perawan yang berasal dari sari pati kelapa, diproses secara higienis tanpa sentuhan api
secara langsung dan bahan kimia tambahan.
Dilihat dari warnanya, minyak kelapa murni jauh lebih bening seperti air
mineral. Selain itu kadar air dan asam lemak bebasnya kecil, serta kandungan asam
lauratnya tinggi. Minyak kelapa murni mengandung anti oksidan bebas sehingga
mampu menjaga kekebalan tubuh.
Proses pembuatan minyak kelapa murni ini sama sekali tidak menggunakan zat
kimia organis dan pelarut minyak. Dari proses seperti ini, rasa minyak yang dihasilkan
lembut dengan bau khas kelapa yang unik. Jika minyak membeku, warna minyak kelapa
ini putih murni. Sedangkan jika cair, VCO tidak berwarna ( bening ). Minyak kelapa
murni tidak mudah tengik karena kandungan asam lemak jenuhnya tinggi sehingga
proses oksidasi tidak mudah terjadi. Namun, bila kualitas VCO rendah, proses
ketengikan akan berjalan lebih awal. Hal ini disebabkan oleh pengaruh oksigen,
keberadaan air, dan mikroba yang akan mengurangi kandungan asam lemak yang
berada dalam VCO menjadi komponen lain.
Secara fisik, VCO harus berwarna jernih. Hal ini menandakan bahwa di
dalamnya tidak tercampur oleh bahan dan kotoran lain. Apabila didalamnya masih
terdapat kandungan air, biasanya akan ada gumpalan berwarna putih. Keberadaan air ini
akan mempercepat proses ketengikan. Selain itu, gumpalan tersebut kemungkinan juga
merupakan komponen blondo yang tidak tersaring semuanya. Kontaminasi seperti ini
secara langsung akan berpengaruh terhadap kualitas VCO.
Kandungan komponen minyak kelapa murni antara lain seperti yang
dicantumkan pada tabel berikut:
Tabel Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Murni
Asam Lemak Rumus Kimia Jumlah (% )
Asam Lemak Jenuh
Asam Laurat C11H23COOH 43,0−¿53,0
Asam Miristat C13H27COOH 16,0 – 21,0
Asam Kaprat C9H19COOH 4,5 −¿ 8,0
Asam Palmitat C15H31COOH 7,5 −¿10,0
Asam Kaprilat C7H15COOH 5,0 −¿10,0
Asam Kaproat C5H11COOH 0,4 −¿0,6
Asam Lemak Tidak Jenuh
Asam Oleat C16H32COOH 1,0 −¿2,5
Asam Palmitoleat C14H28COOH 2,0 −¿4,0
Sumber : Setiaji, B., dan Surip Prayogo, 2006
Minyak kelapa murni (VCO) mempunyai banyak manfaat terutama dalam bidang keseh
atan (anonim, 2009), diantaranya :
a. Merupakan antibakteri ,antivirus , antijamur dan antiprotozoa alamiah 
b. Membantu meredakan gejala-gejala dan mengurangi resiko kesehatan yang
dihubungkan dengan diabetes.
c. Membantu melindungi diri terhadap serangan penyakit osteoporosis.
d. Membantu mencegah tekanan darah tinggi.
e. Membantu mencegah penyakit liver.
f. Menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
g. Membantu mencegah penyakit kanker.
h. Membantu menurunkan berat badan.
i. Menjaga stamina tubuh.
j. Memelihara kesehatan kulit dan rambut.

2.6 Prinsip Pembuatan Minyak Kelapa Murni


Membuat   VCO   tidak   sesulit   yang   dibayangkan.   Bahkan,   teknologi  
pembuatan VCO telah dilakukan oleh nenek moyang kita secara turun-menurun.
Namun, cara tradisional perlu dibenahi agar kualitas VCO yang dihasilkan lebih baik.
Disamping teknologi yang diterapkan sangat sederhana, bahan baku pun tersedia
melimpah di Indonesia. Oleh karenanya pembuatan VCO sangat memungkinkan untuk
diterapkan oleh petani di pedesaan sekalipun.
Kandungan kimia yang paling utama (tinggi) dalam sebutir kelapa yaitu air, prot
ein, dan lemak. Ketiga senyawa tersebut merupakan jenis emulsi dengan protien sebagai
emulgatornya. Emulsi adalah cairan yang terbentuk dari campuran dua zat atau lebih
yang sama, dimana zat yang satu terdapat dalam keadaan terpisah seacara halus atau
merata didalam zat lain. Sementara yang dimaksud dengan emulgator adalah zat yang
berfungsi untuk memperkuat (memepererat) emulsi tersebut. Dari ikatan tersebut
protein akan mengikat butir-butir minyak kelapa dengan suatu lapisan tipis sehingga
butir-butir minyak tidak akan bisa bergabung, demikian juga dengan air. Emulsi tidak
akan pernah pecah karena masih ada tegangan muka protein air yang lebih kecil dari
protein minyak. Minyak kelapa (VCO) baru bisa keluar jika ikatan emulsi tersebut
dirusak, cara-caranya yaitu dengan sentrifugasi, pengasaman, enzimatis dan pancingan.
Proses pembuatan minyak kelapa murni secara umum dapat dijelaskan (Setiaji, 
B dan Surip, P, 2006) sebagai berikut :
a. Kelapa dikupas dengan cara memisahkan antara daging buah dengan dengan kulit
sabut dan tempurungnya, lalu airnya dibuang. Kelapa yang sudah dikupas
ditempatkan didalm satu waah dan siap untuk diparut.
b. Kelapa diparut dan dikumpulkan dalamwadah yang cukup besar, agar hasil parutan
tidak berhamburan.
c. Parutan kelapa dicampur dengan air bersih, lalu diperas. Hasil perasan ditampung di
dalam toples plastik. Proses pemerasan kelapa ini dilakukan dua kali. Jadi, ampas
hasil perasan pertama dicampur lagi dengan air bersih, lalu diperas dan hasil perasan
disaring dan ditampung didalam toples plastik. Proses pemerasan ini sangat penting
dan harus segera dilakukan, karena jika hasil parutan kelapa terlalu lama didiamkan
rasanya akan asam dan tidak bisa menghasilkan VCO.
d. Air hasil perasan yang ada ditoples plastik didiamkan sekitar 2 jam, sehingga
terdapat 2 lapisan, lapisan atas adalah kanil (krim) dan bagian bawah adalah air
(skim).
e. Setelah air terbuah, proses selanjutnya kanil (krim) dapat diolah dengan berbagai
metode sentrifugasi, pengasaman, enzimatis dan pancingan.
f. Selanjutnya akan terbentuk 3 lapisan, lapisan pertama berada paling bawah adalah
air, lapisan kedua berada ditengah adalah blondo dan lapisan ketiga berada diatas
adalah minyak.
g. Minyak yang berada di lapisan atas adalah minyak VCO, karena itu harus ditampung
di tempat bersih dan higenis (toples plastik atau lainnya). Cara mengambil minyak
dengan memasukkan selang kecil, lalu disedot dan ditampung dalam wadah yang
telah disiapkan.
h. Untuk menghindari masuknya bakteri dan membuang kadar air, lakukan
penyaringan. Penyaringan ini sangat penting agar selain kadar air bisa mencapai
0,015 % , juga supaya minyak tidak berbau tengik.

Pembuatan minyak kelapa murni dengan fermentasi
Pembuatan minyak secara fermentasi pada prinipnya adalah pengrusakan protein yang
menyelubungi globula lemak mengunakan enzim proteolitik. Enzim yang dimaksud
adalah enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau tanaman sebaga inokulum.
Pada pembuatan minyak kelapa dengan fermentasi, krim yang didapatkan dicampurkan
dengan ragi atau laru tempe yang mengandung Rhizopus Oligosporus. Mikroba ini
mempunyai kemampuan menghasilkan enzim protease dan lipase yang dapat
menghidrolisis minyak dengan didukung oleh kadar air yang tinggi.
Mekanisme reaksi : 
R−¿ CH −¿ COOH [C −¿ NH]
NH2 O
Protein Polipeptida

Pembuatan VCO dengan fermentasi memiliki kelebihan dan kekurangan :
 Kelebihan
a. Berwarna jernih dan beraroma harum khas minyak kelapa.
b. Penggunaan  energi yang minimal karena tidak menggunakan bahan bakar.
c. Pengolahan sederhana dan tidak terlalu rumit.
d. Tingkat ketengikan rendah dan daya simpan lebih lama.

 Kekurangan
a. Proses fermentasi lama karena membutuhkan waktu 24 jam

2.7 Minyak Dan Lemak


Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran, yang merupakan ester dari 
gliseroldan asam lemak rantai panjang. Minyak nabati terdapat dalam buah-buahan
kacangkacangan, biji-bijian, akar tanaman dan sayur- sayuran. Dalam jaringan hewan
lunak terdapat diseluruh badan tetapi jumlah terbanyak dalam jaringan adipose dan
tulang sumsum.
Trgliserida dapat berwujud padat atau cair. Dan hal ini tergabtung dari
komposisi asam lemak tidak jenuh, yakni asam oleat, asam linoleat, asam asam
linolenat dengan titik cair yang rendah. Lemak hewani umumnya terbentuk pada saat
suhu kamar karena banyak mengandung asam lemak jenuh, misalnya asam palmitat an
stearat yang mempunyai titik cair yang lebih tinggi.
Pengujian minyak atau lemak :
a. Bilangan penyabunan.
Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk
menyabunkan satu gram minyak atau lemak. Tujuan dari analisa bilangan
penyabunan adalah untuk mengetahui jenis asam lemak.
b. Bilangan Asam
Bilangan asam adalah jumlah miligram KOH yang dibutuhan untuk menetralkan
asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak. Tujuan dari analisa
bilangan asam adalah untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat
dalam minyak atau lemak
c. Bilangan Peroksida 
Bilangan peroksida adalah nilai yang terpenting untuk menentukan derajat
kerusakan pada minyak atau lemak. Tujuan dari anlisa bilangan peroksida adalah
untuk mengetahui sifat teroksidasi dari minyak.

2.8 Ragi Tempe


Ragi (inokulum) tempe atau merupakan kumpulan spora kapang atau jamur yang
dapat membentuk benang-benang halus. Laru adalah suatu benda yang mengandung
benih kapang tempe. Kapang tempe termasuk golongan jamur yang bersifat merombak
bahan organik yang telah mati. Laru tempe paling sedikit mengandung tiga spesies
kapang yaitu kapang Rhizopus oligosporus , Rhizopus oryzae, Rhyzopus stolonifer
(Sarwono,2000). Mikroba ini mempunyai kemampuan menghasilkan enzim protease
dan lipase yang dapat menghidrolisis minyak dengan didukung oleh kadar air yang
tinggi. Selama fermentasi Rhizopus oligosporus mensintesa lebih banyak enzim
protease, sedangkan Rhizopus oryzae lebih banyak mensintesa enzim amylase
(Ansori,1992).

III. ALAT DAN BAHAN


3.1 ALAT
Alat yang digunakan untuk pembuatan minyak kelapa murni sebagai berikut:
1. Timbangan
2. Parut
3. Wadah plastik transparan
4. Saringan
5. Kertas saring
6. Kain saring
7. Pemanas mantel dan magnetik stirer
8. Termometer
9. Buret
10. Gelas ukur
11. Gelas beaker
12. Erlenmeyer
13. Pipet ukur
14. Pipet tetes
15. Corong kaca
16. Pengaduk kaca
17. Botol timbang
18. Picnometer
19. Viscometer
20. Pendingin tegak
21. Klem dan statif
22. Spatula
23. Kaca Arloji
24. Hot Plate

3.2 Bahan
3.2.1 Bahan Baku
1. Kelapa
2. Aquadest
3. Ragi Tempe

3.2.2 Bahan Analisa


1. Aquadest
2. Alkohol 96 %
3. KOH
4. Indikator Larutan Phenolphatalein
5. HCL
6. Asam Asetat glasial
7. Kloroform
8. Kalium Iodida
9. Natrium Thiosulfat

IV. CARA KERJA


Teknik pembuatan minyak kelapa murni menggunakan fermentasi ragi tempe sebagai
berikut:
IV.1 Pembuatan Krim/Kanil
1. Menyiapkan dan memilih daging kelapa yang sudah tua.
2. Mengupas kulit kelapa dari dagingnya.
3. Memarut daging kelapa.
4. Memeras daging kelapa parut di atas saringan hingga diperoleh santan.
5. Menambahkan air kedalam parutan kelapa dengan perbandingan satu liter air
untuk 1 kg kelapa, lalu mengambil santannya.
6. Menyaring semua santan yang dihasilkan.
7. Mengendapkan santan yang telah disaring selama 1 jam, sehingga terbentuk 2
lapisan yaitu lapisan bawah berupa air dan lapisan atas berupakrim (kanil).
8. Memisahkan krim dan air dan membuang air yang tidak diperlukan.

IV.2 Persiapan Ragi Tempe


1. Menyiapkan ragi tempedengan perbandingan 4 gram ragi per liter kanil.
2. Melarutkan ragi tempe dengan aquades sebanyak 100 ml.

IV.3 Pembuatan Minyak VCO


1. Menampung krim/kanil yang terbentuk ke dalam toples transparan.
2. Menambahkan larutan ragi tempedengan perbandingan 4 gram per liter
santan.
3. Mendiamkan campuran tersebut selama 24 jam, hingga terbentuk 3 lapisan.
Lapisan paling atas merupakan minyak kelapa murni, lapisan tengah adalah
blondo (ampas kanil) dan lapisan paling bawah adalah air.
4. Memisahkan minyak kelapa murni tersebut dari air dan blondo dan
melakukan penyaringan pada minyak
5. Perhitungan Rendemen
Rendemen = Volume minyak VCO Volume kanil ×100 %

IV.4 Analisa Hasil


a. Bilangan Asam
1. Menimbang 1 gram contoh minyak atau lemak dan memasukkan kedalam
250 ml erlenmeyer.
2. Menambahkan 50 ml alkohol netral 96 % kemudian memanaskannya selama
10 menit.
3. Menitrsi dengan menggunakan KOH 0,1 N dengan indikator larutan
phenolphatalein.
4. Mengakhiri jika terbentuk atau terlihat warna merah jambu.
5. Mencatat volume KOH yang digunakan
Bilangan Asam Acid Value = A × N ×56,1 G
A = Jumlah ml KOH untuk titrasi
N = Normalitas larutan KOH
G = Bobot contoh minyak (gr)
56,1 = Bobot molekul KOH

b. Bilangan Penyabunan
1. Menimbang 2 gram contoh minyak/lemak dan memasukkan kedalam
erlenmeyer 250 ml.
2. Menambah 50 ml KOH beralkohol 0,5 N secara perlahan-lahan
menggunakkan pipet tetes.
3. Menghubungkan erlenmeyer dengan pendingin tegak, kemudian mendidihkan
dengan hati-hati sampai semua contoh tersabunkan dengan sempurna yaitu
jika sudah diperoleh larutan yang bebas dari butir-butir lemak.
4. Mendinginkan larutan dan membilas pendigin tegak dengan sedikit aquadest.
5. Menitrasi dengam menggunakan HCL 0,5 N dengan ndikator llarutan
phenolphatalein hingga larutan merah jambu menghilang.
6. Melakukan titrasi blanko.
7. Mencatat volume HCL yang digunakan
( A−B)
Bilangan Penyabunan = × 28,05
G
A = Jumlah ml HCL untuk titrasi blanko
B = Jumlah ml HCL untuk titrasi contoh
G = Bobot contoh minyak (gr)
28,05 = Setengah dari bobot KOH

c. Bilangan Peroksida
1. Menimbang minyak seberat 1 gram, kemudian memasukkan kedalam
erlenmeyer 250 ml
2. Menambahkan 30 ml campuran pelarut yang terdiri dari 60 % asam asetat dan
40 % kloroform.
3. Menambahkan 0,5 larutan kalium iodide jenug sambil dikocok setelah
minyak larut.
4. Menambahkan aquades sebanyak 30 ml.
5. Menitrasi dengan lautan natrium thiosulfat
6. Mencatat volume larutan natrium thiosulfat yang digunakan
A × N ×1000
Miliekuivalen per 1000 gram =
G

d. Berat Jenis
1. Menimbang picnometer kosong
2. Mengisi picnometer dengan aquades sampai meluap dan tidak terbentuk
gelembung udara kemudian menutupnya.
3. Menimbang picnometer dan isinya
4. Mengukur suhu aquadest
5. Melakukan hal yang sama pada contoh minyak

e. Viskositas (Kekentalan)
1. Memasukkan aquadest kedalam viscometer bersamaan dengan menghidupkan
stopwatch.
2. Mencatat waktu yang diperlukan cairan untuk sampai ke garis batas.
3. Mengulangi langkah diatas untuk minyak.
V. DATA PENGAMATAN

5.1. Pembuatan Minyak VCO


No Sampel Vol. Vol. Suhu Massa Vol. Warna Bau
Krim Skim Pemanasan Blondo Minyak Minyak Minyak
1 Sampel 1 700 570 ml 62-70 oC 238,1 gr 274 ml putih Wangi
(1L ml
Santan
+ 4 gr
ragi )
2 Sampel 2 810 523 ml 62-70 oC 206 gr 180 ml Putih wangi
(1L ml kekunin
Santan gan
+ 4 gr
ragi )
3 Sampel 3 512 432 ml 60-70 oC 225,1 gr 231 ml Putih Wangi
(1L ml kekunin
Santan gan
+ 4 gr
ragi )
4 Sampel 4 600 470 ml 60-70 oC 224 gr 234 ml Putih Wangi
(1L ml kekunin
Santan gan
+ 4 gr
ragi )

5.2. Analisis Hasil


a. Bilangan Asam
No Sampel Gr N KOH VKOH
Sampl V1 V2 V3
e
1 Sampel 1 gram 0,1 N 0,5 ml 0,5 ml 0,6 ml
VCO 1
2 Sampel 1 gram 0,1 N 2 ml 1,8 ml 1,8 ml
VCO 2
3 Sampel 1 gram 0,1 N 1,2 ml 1,3 ml 1,1 ml
VCO 3
4 Sampel 1 gram 0,1 N 3,5 ml 3,3 ml 3,4 ml
VCO 4
b. Bilangan Penyabunan
No Sampel Gr N KOH VKOH N VHCL Sample VHCL Blanko
Sample (Alkoholis (Alkoholis) HCL V1 V1 V2 V3 V2 V3
)

1 Sampel 2 gram 0,5 N 20 ml 0,5 3,4 3,4 3,4 12,9 12,9 13


VCO 1 N ml m m ml ml ml
l l
2 Sampel 2 gram 0,1 N 20 ml 0,5 1,4 1,6 1,5 2,6 2,6 2,6
VCO 2 N ml m m ml ml ml
l l
3 Sampel 2 gram 0,1 N 20 ml 0,5 0,3 0,2 0,3 2,6 2,6 2,6
VCO 3 N ml m m ml ml ml
l l
4 Sampel 2 gram 0,1 N 20 ml 0,5 1,6 1,4 1,4 2,6 2,6 2,6
VCO 4 N ml m m ml ml ml
l l

c. Bilangan Peroksida
No Sampel Gr N Natrium N Natrium Thiosulfat
Sampl Thiosulfat V1 V2 V3
e
1 Sampel 1 gram 0,1 N 0,6 ml 0,5 ml 0,7 ml
VCO 1
2 Sampel 1 gram 0,1 N 1,7 ml 1,8 ml 1,7 ml
VCO 2
3 Sampel 1 gram 0,1 N 0,6 ml 0,6 ml 0,6 ml
VCO 3
4 Sampel 1 gram 0,1 N 0,6 ml 0,5 ml 0,6 ml
VCO 4

d. Berat Jenis
No. Sample Uji Ma Mb Mc
1 Sample Minyak VCO 1 33,6818 gr 59,2444 gr 57,3010 gr
2 Sample Minyak VCO 2 33,6818 gr 59,2444 gr 57,3042 gr
3 Sample Minyak VCO 3 33,6818 gr 59,2444 gr 57,2980 gr
4 Sample Minyak VCO 4 33,6818 gr 59,2444 gr 57,3066 gr

Keterangan :
Ma = Massa Piknometer Kosong
Mb = Massa Piknometer + Air
Mc = Massa Piknometer + Minyak VCO

e. Viskositas ( Kekentalan )
No Sample Uji Bola Penguji k ρb t1 t2 t3
Sample Minyak Nikel Iron Alloy 0,7 8,1 8,37 8,75 8,24
1
VCO 1 W.-No. 4034 4,5 7,9 1,48 1,30 1,35
Sample Minyak Nikel Iron Alloy 0,7 8,1 17,24 17,98 17,46
2
VCO 2 W.-No. 4034 4,5 7,9 2,98 3,24 3,37
Sample Minyak Nikel Iron Alloy 0,7 8,1 15,16 15,91 15,88
3
VCO 3 W.-No. 4034 4,5 7,9 2,22 1,90 2,12
Sample Minyak Nikel Iron Alloy 0,7 8,1 15,21 15,01 15,76
4
VCO 4 W.-No. 4034 4,5 7,9 1,57 1,98 1,79

Keterangan:
k : konstanta (m ρ a.s.cm2/g . s)
ρ a : Massa jenis bola (gr/cm3)
t : Waktu yang dibutuhkan bola untuk jatuh (s)

VI. DATA PERHITUNGAN

1. Rendemen
124 ml+ 150 ml
Rendemen sampel 1= x 100 %=39,14 %
700 ml
180 ml
Rendemen sampel 2= x 100 %=22,22 %
810 ml
231 ml
Rendemen sampel 3= x 100 %=45,12 %
512 ml
234 ml
Rendemen sampel 4= x 100 %=39,00 %
600 ml
39,14 %+22,22 %+ 45,12 %+39,00 %
Rendemen rata−rata= =36,37 %
4

2. Analisis
a. Bilangan Asam
 Bilangan Asam Sampel 1
0,5 ml +0,5 ml+ 0,6 ml
A= =0,53 ml
3
A x N x 56,1
Bilangan Asam Sampel 1=
G
0,53 ml x 0,1 mek /ml x 56,1 mg/mek
¿ =2,9733 mg KOH / gr minyak
1 gr

 Bilangan Asam Sampel 2


2 ml+ 1,8 ml+1,8 ml
A= =1,86 ml
3
A x N x 56,1
Bilangan AsamSampel 2=
G
1,86 ml x 0,1 mek /ml x 56,1 mg/mek
¿ =10,4346 mg KOH / gr minyak
1 gr

 Bilangan Asam Sampel 3


1,2 ml+1,3 ml +1,1 ml
A= =1,2 ml
3
A x N x 56,1
Bilangan Asam Sampel 3=
G
1,2ml x 0,1 mek /ml x 56,1 mg/mek
¿ =6,732 mg KOH /gr minyak
1 gr

 Bilangan Asam Sampel 4


3,5 ml+ 3,5 ml+3,4 ml
A= =3,4 ml
3
A x N x 56,1
Bilangan AsamSampel 4=
G
3,4 ml x 0,1 mek /ml x 56,1 mg/mek
¿ =19,074 mg KOH /gr minyak
1

b. Bilangan Penyabunan
 Bilangan Penyabunan Sampel 1

3,4 ml+3,4 ml+3,4 ml


V Sample (B)= =3,4 ml
3
2,6 ml+2,6 ml +2,6 ml
V Blanko ( A )= =2,6 ml
3
gr
( A – B ) x N HCL x 56,1
ek
Bilangan penyabunan sampel 1=
G
mek mg
(12,93 ml – 3,4 ml ) x 0,5 x 56,1
ml mek
¿
2 gr
¿ 133,65825 mg KOH / gr minyak

 Bilangan Penyabunan Sampel 2


1,4 ml+1,6 ml +1,5 ml
V Sample (B)= =1,5 ml
3
2,6 ml+2,6 ml +2,6 ml
V Blanko ( A )= =2,6 ml
3
gr
( A – B ) x N HCL x 56,1
ek
Bilangan penyabunan sampel 2=
G
mek mg
( 2,6 ml – 1,5 ml ) x 0,1 x 56,1
ml mek
¿
2 gr
¿ 3,0855 mg KOH / gr minyak

 Bilangan Penyabunan Sampel 3


0,3 ml +0,2 ml+0,3 ml
V Sample ( B ) = =0,26 ml
3
2,6 ml+2,6 ml +2,6 ml
V Blanko ( A )= =2,6 ml
3
gr
( A – B ) x N HCL x 56,1
ek
Bilangan penyabunan sampel 3=
G
mek mg
( 2,6 ml – 0,26 ml ) x 0,1 x 56,1
ml mek
¿
2 gr
¿ 6,5637 mg KOH / gr minyak

 Bilangan Penyabunan Sampel 4


1,6 ml+1,4 ml +1,4 ml
V Sample (B)= =1,46 ml
3
2,6 ml+2,6 ml +2,6 ml
V Blanko ( A )= =2,6 ml
3
gr
( A – B ) x N HCL x 56,1
ek
Bilangan penyabunan sampel 4=
G
m ek mg
( 2,6 ml – 1,46 ml ) x 0,1 x 56,1
ml mek
¿
2 gr
¿ 3,1977 mg KOH / gr minyak

c. Bilangan Peroksida
 Bilangan Peroksida Sampel 1
0,6 ml+0,5 ml+ 0,7 ml
A= =0,6 ml
3
A x N x 1000mg
Bilangan Peroksida Sampel 1=
G
mek
0,6 m x 0,1 x 1000 gr /kg
ml
¿ =60 mek /kg
1 gr

 Bilangan Peroksida Sampel 2


1,7 ml +1,8 ml+1,7 ml
A= =1,76 ml
3
A x N x 1000mg
Bilangan Peroksida Sampel 1=
G
mek
1,76 m x 0,1 x 1000 gr /kg
ml
¿ =176 mek / gr
1 gr

 Bilangan Peroksida Sampel 3


0,6 ml+0,6 ml+ 0,6 ml
A= =0,6 ml
3
A x N x 1000mg
Bilangan Peroksida Sampel 1=
G
mek gr
0,6 m x 0,1 x 1000
ml kg mek
¿ =60
1 gr kg

 Bilangan Peroksida Sampel 4


0,6 ml+0,5 ml+ 0,6 ml
A= =0,56 ml
3
A x N x 1000mg
Bilangan Peroksida Sampel 1=
G
mek
0,56 m x 0,1 x 1000 gr /kg
ml
¿ =56 mek /kg
1 gr
d. Density
Keterangan :
Ma = Massa Piknometer Kosong
Mb = Massa Piknometer + Air
Mc = Massa Piknometer + Minyak VCO
m sampel
ρ sampel =
v sampel
Ma = 33,6818 gr
Mb = 59,2444 gr

M air = (59,2444 - 33,6818) gr


= 25,5626 gr

karena ρ air adalah 1 gr/ml, berarti v air = 25,5626 gr = 25,5626 ml. yang
berarti, volume di dalam piknometer adalah 25,5626 ml.

 Density Sample 1
Mc = 57,3010 gr
m sampel = (57,3010 - 33,6818) gr = 23,6192 gr
v sampel = 25,5626 ml
23,6192 gr
ρ sampel = = 0,9239 gr/ml
25,5626 ml

 Density Sample 2
Mc = 57,3042 gr
m sampel = (57,3042 - 33,6818) gr = 23,6224 gr
v sampel = 25,5626 ml
23,6224 gr
ρ sampel = = 0,9241 gr/ml
25,5626 ml

 Density Sample 3
Mc = 57,2980 gr
m sampel = (57,2980 - 33,6818) gr = 23,6162 gr
v sampel = 25,5626 ml
23,6162 gr
ρ sampel = = 0,9238 gr/ml
25,5626 ml

 Density Sample 4
Mc = 57,3066 gr
m sampel = (57,3066 - 33,6818) gr = 23,6248 gr
v sampel = 25,5626 ml
23,6248 gr
ρ sampel = = 0,9241 gr/ml
25,5626 ml

e. Viskositas

 Viskositas Sampel 1
( 8,37+8,75+8,24 ) s
t= = 8,453 s
3
η(mPa . s)=k ( ρ1−ρ2 ) ×t
= 0,7 mPa.s cm3/gr.s (8,1 gr/cm3 – 0,9239 gr/cm3) × 8,453 s
= 42,4617 mPa.s

 Viskositas Sampel 2
( 17,24+17,98+17,46 ) s
t= = 17,56 s
3
η=k ( ρ1− ρ2) × t
= 0,7 mPa.s cm3/gr.s (8,1 gr/cm3 – 0,9241 gr/cm3) × 17,56 s
= 88,2061 mPa.s

 Viskositas Sampel 3
( 15,16+15,91+ 15,88 ) s
t= = 15,65 s
3
η(mPa . s)=k ( ρ1−ρ2 ) ×t
= 0,7 mPa.s cm3/gr.s (8,1 gr/cm3 – 0,9238 gr/cm3) × 15,65 s
= 78,6152 mPa.s

 Viskositas Sampel 4
( 15,21+15,01+15,76 ) s
t= = 15,326 s
3
η=k ( ρ1− ρ2) × t
= 0,7 mPa.s cm3/gr.s (8,1 gr/cm3 – 0,9241gr/cm3) × 15,326 s
= 76,9844 mPa.s

VII. ANALISIS DATA

Pada percobaan, ini kami membuat minyak kelapa murni (VCO) dengan cara
fermentasi yaitu dengan menggunakan ragi tempe. Percobaan kali ini berlangsung
selama 2 minggu, pada minggu pertama yaitu proses pembuatan minyak kelapa murni
dan pada minggu kedua melakukan anlisis minyak kelapa murni yang kami buat berupa
analisis bilangan asam, analisis bilangan penyabunan, analisis bilangan peroksida, berat
jenis dan viscositas. Pada minggu pertama untuk membuat VCO kami menggunakan 1
liter santan murni dan 4 gr ragi tempe, setelah itu mendiamkan santan selama 24 jam
sehingga terdapat 2 lapisan air dan krim/kanil. Kemudian kami memanaskan krim /kanil
selama 90 menit hingga mengeluarkan minyak kelapa. Dari 1 liter kelapa murni dapat
menghasilkan minyak kelapa murni sebanyak 234 ml. Dengan rendemen sebesar
39,00%, dan rendemen rata-rata 4 sampel tersebut sebesar 36,37%.
Pada minggu kedua kami melakukan analisis minyak yang kami buat. untuk
menentukan bilangan asam hal pertama yang dilakukan adalah menimbang 1gr VCO
yang di masukan kedalam erlenmeyer dengan menambahkan 50 ml alkohol netral 96%
kemudian dipanaskan di atas hotplate selama 10 menit setelah di dinginkan
menambahan indikator phenolphtalein dan menitrasinya dengan larutan KOH 0,1 N
sehingga volume rata-rata KOH yang di peroleh adalah 3,4 ml. Dan didapat besar
bilangan asamnya sebesar 19,074 mg KOH/gr minyak.
Dalam penentuan bilangan penyabuan yaitu menimbang sebanyak 2 gr vco di
masukan kedalam erlenmeyer dengan menambahkan 19,2 ml larutan KOH beralkohol
0,5 N secara perlahan-lahan. Setelah itu menghubungkan erlenmeyer dengan pendingin
tegak, kemudian mendidihkan dengan hati-hati sampai semua contoh tersabunkan
dengan sempurna yaitu jika sudah diperoleh larutan yang bebas dari butir-butir lemak.
Selanjutnya mendinginkan larutan dan membilas pendigin tegak dengan sedikit
aquadest, dan menitrasi dengam menggunakan HCL 0,5 N dengan indikator larutan
phenolphatalein hingga larutan merah jambu menghilang. Kemudian melakukan titrasi
blanko. Dan mencatat volume HCL yang digunakan. Sehingga didapat volume HCL
yang kami dapat adalah 1,46 ml, sedangkan untuk volume blanko yang didapat adalah
2,6 ml. Untuk bilangan penyabunannya didapatkan hasil sebesar, 3,1977 mg KOH / gr
minyak.
Pada saat melakukan analisis ketiga, yakni tes bilangan peroksida kami
menimbang minyak seberat 1 gr dan dimasukkan kedalam erlenmeyer. Setelah itu kami
menambahkan 30 ml campuran pelarut yang terdiri dari 60% asam asetat dan 40%
kloroform. Langkah selanjutnya adalah, menambahkan 0,5 ml larutan Kalium Iodide
jenuh sambil dihomogenkan agar minyak nya larut. Kemudian menambahkan aquadest
30 ml, dan menitrasi campuran tadi dengan Thiosulfat. Sehingga volume rata-rata dari
Natrium Thiosulfat yang kami dapatkan adalah sebesar 5,6 ml, dan untuk bilangan
peroksidanya yakni sebesar 56 mek/kg.
Pada uji berat jenis di lakukan penimbangan picnometer kosong di peroleh berat
33,6 gr, picnometer + aquadest 59,3 gr, picnometer + VCO 57,3 gr setelah melalui
perhitungan di peroleh berat jenis VCO yaitu 0,9241 gr/ml . Kemudian pada uji
viskositas digunakan metode hapler dengan berbagai bola penguji, disini kami
menggunakan jenis bola penguji Nikel Iron Alloy dan W.- No. 4034, sehingga setelah
dilakukan perhitungan di peroleh nilai viskositas VCO sebesar 76,9844 mPa.s.
VIII. KESIMPULAN

Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa:


1. Minyak kelapa murni atau bahasa ilmiahnya virgin coconut oil adalah minyak
perawan yang berasal dari sari pati kelapa, diproses secara higienis tanpa
sentuhan api secara langsung dan bahan kimia tambahan.
2. Kami melakukan percobaan pembuatan VCO dengan proses fermentasi ragi
tempe. Percobaan kali ini berlangsung selama 2 minggu, pada minggu pertama
yaitu proses pembuatan minyak kelapa murni dan pada minggu kedua
melakukan anlisis minyak kelapa murni yang kami buat berupa analisis bilangan
asam, analisis bilangan penyabunan, analisis bilangan peroksida, berat jenis dan
viscositas.
3. Hasil VCO yang kami dapatkan adalah sebanyak 234 ml. Dengan rendemen
sebesar 39,00%, dan rendemen rata-rata 4 sampel tersebut sebesar 36,37%.
4. Di minggu kedua kami melakukan analisis, sebagai berikut:
a. Bilangan asam, hasil yang didapatkan:
V. rata-rata KOH = 3,4 ml.
Bilangan asam = 19,074 mg KOH/gr minyak.
b. Bilangan penyabunan, hasil yang didapatkan:
V. HCL = 1,46 ml
V. Blanko = 2,6 ml
Bilangan penyabunan = 3,1977 mg KOH / gr minyak.
c. Bilangan peroksida, hasil yang didapatkan:
V. Natrium Thiosulfat = 5,6 ml
Bilangan peroksidanya= 56 mek/kg.
d. Density, hasil yang didapatkan:
Berat picnometer kosong = 33,6 gr
Berat picnometer + aquadest = 59,3 gr
Berat picnometer + VCO = 57,3 gr
ρ sampel VCO = 0,9241 gr/ml
e. Viskositas, kami menggunakan jenis bola penguji Nikel Iron Alloy dan W.-
No. 4034, sehingga setelah dilakukan perhitungan di peroleh nilai viskositas
VCO sebesar 76,9844 mPa.s.
DAFTAR PUSTAKA

Oleh, D. (n.d.). LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN MINYAK KELAPA MURNI (

VIRGIN COCONUT OIL ) MENGGUNAKAN FERMENTASI RAGI TEMPE.

Retrieved from https://core.ac.uk/download/pdf/12350323.pdf


DIAGRAM BLOK PROSES PEMBUATAN
VIRGIN COCOUNUT OIL

 Metode Pemanasan Bertahap

x Linier H2O
Santan
Separator
¿
t=21 /2 Jam
Krim

Heat Exchanger T¿ 90 ℃

Minyak & Blondo


Blondo
¿ Separator

Minyak
T =65℃
Heat Exchanger t =10 jam

Minyak

Filtrator

Storange
tank
 Metode Fermentasi

X Liter Separator ±1,5 gram


Santan Ragi Tempe

t =24 Jam
Krim

Heat Exchanger

Minyak & Blondo

Blondo
Separator ¿

Minyak

Storange
tank
GAMBAR ALAT

Erlenmeyer Gelas Kimia

Gelas ukur Pipet Ukur

Pipet Tetes Timbangan


Corong Kaca Kaca Arloji

Viskometer Piknometer

Spatula Hot Plate

Termometer Saringan
Pengaduk Magnetic Stirrer

Anda mungkin juga menyukai