IDENTITAS PRAKTIKAN
Nama : Ria Rismawati
NIM : 03031181419010
Shift/Kelompok : Jumat pagi/6
III.1. Kelapa
Kelapa adalah pohon yang hampir seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan.
Umumnya pohon kelapa tinggi dan tidak mempunyai cabang. Kelapa (Cocos
nucifera) merupakan tanaman didaerah daerah tropis, banyak terdapat di pesisir
pantai. Kelapa sangat menguntungkan karena memiliki banyak manfaat bagi
kehidupan manusia. Beragam kentungan tersebut diperoleh mulai dari daging
buah, air, sabut, dan maupun tempurung. Akar kelapa menginspirasi penemuan
teknologi penyangga bangunan Cakar Ayam. Batangnya disebut glugu diapat
digunkana sebagai kayu dengan mutu menengah, dan dapat dipakai sebagai papan
untuk rumah. Daunnya dapat digunakan sebagai atap rumah setelah dikeringkan.
Daun muda kelapa, disebut janur, dapat digunakan sebagai bahan anyaman
dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan yang sangat menarik,
terutama oleh masyarakat Jawa dan Bali dalam berbagai upacara, dan menjadi
bentuk kerajinan tangan yang berdiri sendiri (seni merangkai janur). Lidi atau
Tangkai anak daun yang sudah dikeringkan, dihimpun menjadi satu menjadi sapu
lidi. Tandan bunganya, yang disebut mayang (sebetulnya nama ini umum bagi
semua bunga palma), digunakan untuk hiasan dalam upacar perkawinan dengan
simbol tertentu. Bunga betinanya, disebut bluluk dalam bahasa Jawa, buang ini
1
2
dapat diolah sebagai makanan. Cairan manis yang keluar atau berasal dari tangkai
bunga kelapa yang disebut sebagai air nira atau legèn dalam bahasa Jawa, air ini
dapat diminum sebagai penyegar atau difermentasi menjadi tuak.
Buah kelapa merupakan bagian yang paling bernilai ekonomi. Sabut, buah
kelapa bagian mesokarp yang berupa serat-serat kasar, memiliki berbagai manfaat
juga seperti bagian yang lainnya, misalnya dapat dijual sebagai bahan bakar,
pengisi jok kursi, anyaman tali, keset, serta media tanam bagi anggrek . Tempurung
atau batok kelapa, yang sebetulnya adalah bagian endokarp, biasa dipakai sebagai
bahan bakar, pengganti gayung, wadah minuman, centong, dan bahan baku dari
pengolahan kerajinan tangan yang mempunyai nilai seni. Endosperma dari buah
kelapa yang berupa cairan serta dagingnya yang melekat didinding dalam batok
adalah sumber penyegar popular yang sangat digemari masyarakat.
Daging buah muda berwarna putih dan lunak serta biasa disajikan sebagai
es kelapa muda atau es degan. Cairan ini mengandung beraneka enzim dan
memilki khasiat penetral racun dan efek penyegar/penenang serta manfaat lainnya.
Beberapa kelapa bermutasi sehingga endapannya tidak melekat pada dinding batok
melainkan tercampur dengan cairan endosperma. Mutasi ini disebut (kelapa)
kopyor. Daging buah kelapa tua berwarna putih dan teksturnya lebih keras. Sarinya
diperas dan cairannya diambil dinamakan santan. Daging buah tua ini juga dapat
diambil dan dikeringkan serta menjadi komoditi perdagangan bernilai, disebut
kopra. Kopra adalah bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya.
Cairan buah tua kelapa biasanya tidak menjadi bahan minuman penyegar dan
merupakan limbah industri kopra. Namun demikian dapat dimanfaatkan lagi untuk
dibuat menjadi bahan semacam jelly yang disebut nata de coco dan merupakan
bahan campuran minuman penyegar.
dari gliserol dan berbagai asam lemak. Berdasarkan ada dan tidak adanya ikatan
ganda dalam struktur kimianya, molekul asam-asam lemak yang terkandung
didalam trigliserida dapat diglongkan kedalam 2 kelompok, yaitu:
a) Golongan minyak dengan asam lemak jenuh atau Saturated Fatty Acid
(SFA), yaitu asam lemak yang terdiri dari beberapa atom karbon yang
diikat oleh atom hydrogen dan tidak terdapat ikatan ganda. Sedangkan
golongan minyak dengan asam lemak tidak jenuh tunggal atau Mono
Unsaturated Fatty Acid (MUFA) yaitu asam lemak yang terdiri dari
beberapa atom karbon dan terdapat satu ikatan ganda.
b) Golongan minyak dengan asam lemak tidak jenuh majemuk Poly
Unsaturated Fatty Acid (PUFA) yaitu asam lemak yang terdiri dari
beberapa atom karbon dan terdapat dua ikatan ganda.
masyarakat di daerah tropis. Dan yang paling penting dari kelapa adalah buahnya,
daging kelapa, air kelapa, santan, dan minyaknya. Belakangan ini, pemanfaatan
daging buah kelapa menjadi sangat lebih variatif. Virgin Coconut Oil (VCO)
merupakan bentuk olahan daging kelapa yang baru-baru ini banyak diproduksi
orang. Dibeberapa daerah, Virgin Coconut Oil (VCO) lebih terkenal dengan nama
minyak perawan, minyak sara, atau minyak kelapa murni.
Pada pengolahan minyak kelapa biasa atau minyak goreng secara
tradisional dihasilkan minyak kelapa bermutu kurang baik. Hal tersebut ditandai
dengan adanya kadar air dan asam lemak bebas yang cukup tinggi di dalam
minyak kelapa. Bahkan warnanya agak kecokelatan sehingga cepat menjadi
tengik. Daya simpannya pun tidak lama, hanya sekitar dua bulan saja . Oleh karena
itu, dilakukan serangkaian pengujian untuk memperbaiki teknik pengolahan
minyak kelapa tersebut sehingga diperoleh minyak kelapa dengan mutu yang lebih
baik dari cara sebelumnya. Minyak kelapa yang dihasilkan memiliki kadar air dan
kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, serta berbau harum. Daya
simpannya pun menjadi lebih lama, bisa lebih dari 12 bulan.
Minyak kelapa murni merupakan hasil olahan kelapa yang bebas dari
trans-fatty acid (TFA) atau asam lemak-trans. Asam lemak trans ini dapat terjadi
akibat proses hidrogenasi. Agar tidak mengalami proses hidrogenasi, maka
ekstraksi minyak kelapa ini dilakukan dengan proses dingin. Misalnya, secara
fermentasi, pancingan, sentrifugasi, pemanasan terkendali, pengeringan parutan
kelapa secara cepat dan lain-lain. Minyak kelapa murni atau Virgin Coconut Oil
(VCO) memiliki sifat kimia-fisika antara lain:
1. Penampakan: tidak berwarna, kristal seperti jarum.
2. Aroma: ada sedikit berbau asam ditambah bau caramel.
3. Kelarutan: tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol (1:1).
4. Berat jenis: 0,883 pada suhu 20oC.
5. pH: tidak terukur, karena tidak larut dalam air. Namun karena termasuk
dalam senyawa asam maka dipastikan memiliki pH di bawah 7.
6. Persentase penguapan: tidak menguap pada suhu 21oC (0%).
7. Titik cair: 20-25oC.
5
Saat ini VCO telah diproduksi secara lebih luas di berbagai negara. Ada
beberapa metode dalam membuat VCO, akan tetapi semuanya tetap harus
memenuhi standar kandungan air dalam VCO harus kurang dari 0,1%. Dalam
proses pembuatan VCO yang harus diperhatikan juga adalah daging kelapa yang
digunakan harus maih segar. Secara umum ada 2 cara atau proses pembuatan VCO
yaitu proses Direct Micro Expeller (DME) dan proses wet-milling.
a) Proses Direct Micro Expeller (DME), disebut juga proses kering. Pada
proses ini daging kelapa yang masih segar dikeringkan dengan panas yang
rendah dan waktu sebentar. Setelah itu daging kelapa segar tadi ditekan
secara mekanis sehingga menghasilkan minyak.
b) Proses Wet-Milling banyak dilakukan oleh masyarakat. Pada proses ini
tidak dilakukan pengeringan terhadap daging kelapa. Proses ini diawali
dengan memarut daging kelapa segar dan memerasnya sehingga dihasilkan
santan kelapa. Selanjutnya minyak dipisahkan dari air dan ampas kelapa.
Santan merupakan sistem emulsi minyak dengan air dengan protein sebagai
emulsifier (pemantap emulsi). Bila emulsifier diganggu (oleh mikroorganisme atau
enzim), maka sistem emulsi akan goyah dan protein tidak mampu lagi menyatukan
minyak dengan air sehingga minyak terlepas. Saat itu santan akan terbagi menjadi
3 bagian, yaitu minyak, air dan protein. Metode yang dapat digunakan untuk
memisahkan minyak dari air dan ampas kelapa antara lain dengan pemanasan,
centrifuge, fermentasi, metode pancingan, metode penambahn enzim, serta metode
dingin dan segar. Pada metode fermentasi, prosesnya dilakukan dengan cara
memilih kelapa yang tua, kemudian daging buahnya dipisahkan dari tempurung,
diparut, lalu diperas hingga menjadi santan . Pada santan yang sudah terbentuk,
emulsi santan ditambahkan ragi dan kemudian difermentasi selama 8-12 jam.
Pada proses fermentasi skala industri, santan yang sudah didapat diberi ragi
air ketam sawah sebagai starter. Setelah itu diaduk samapi merata dan biarkan
proses fermentasi berjalan selama 24-36 jam sampai air terpisah dengan minyak.
Hasil fermentasi dipanaskan sebentar untuk mengurangi kandungan airnya dan
setelah itu disaring. Hasilnya adalah minyak kelapa murni yang jernih dan harum.
Sebagai starter fermentasi juga dapat berupa bakteri Saccharomyces cerevisiae.
7
atas 100oC maka hasilnya berwarna kuning tua atau kecoklatan . Ini merupakan
minyak goreng biasa yang tidak bisa dikategorikan minyak kelapa murni.
Proses pemisahan dengan centrifuge menghasilkan VCO yang kandungan
gizinya masih sangat lengkap misal vitamin E dan antioksidan . Selain itu aroma
kelapa segar juga masih dapat tercium. Hal ini disebabkan karena pada proses ini
tidak digunakan pemanasan sama sekali. Santan tadi dipisahkan menjadi minyak
dan air dengan menggunakan alat centrifugal secara mekanis. Namun proses ini
masih agak sulit untuk dilakukan. Komponen minyak kelapa adalah asam lemak
jenuh sekitar 90% dan asam lemak tak jenuh sekitar 10%. Tingginya kandungan
asam lemak jenuh menjadikan minyak kelapa sebagai sumber saturated fat. Asam
lemak jenuh didominasi oleh asam laurat dengan rantai karbon 12, termasuk asam
lemak rantai menengah alias medium-chain fatty acid (MCFA) dan jumlahnya
sekitar 52%, sehingga minyak kelapa kerap disebut minyak laurat.
Seiring dengan makin meningkatnya permintaan, makin banyak pula
pemain yang terjun di bisnis VCO. Apalagi, melalui informasi dari mulut ke mulut
serta penjelajahan (browsing) di internet, cukup banyak calon pembeli di luar
negeri yang bersedia menampung minyak murni ini . Berbagai merek pun beredar
di pasaran dari produsen yang tersebar di berbagai penjuru Nusantara. Ada merek
Mentawai VCO, Natural Virgin, Arbaa Kifika, dan Virgin Oil. Namun, karena
belum ada asosiasi serta perhatian yang cukup dari pemerintah terhadap tren
minyak kelapa murni, standar mutu produk pun berbeda-beda.
Menurut standar internasional kandungan asam laurat minyak kelapa murni
minimal 25%, jika kurang relatif tak berkhasiat . Minyak kelapa lebih banyak
dikenal sebagai minyak goreng. Padahal, sebelum agroindustri CPO sawit merajai
pasar minyak nabati dunia, minyak kelapa merupakan bahan baku industri
kosmetik, terutama sabun mandi. Setelah CPO masuk pasar dunia, minyak kelapa
sebagai minyak goreng maupun bahan baku industri farmasi langsung tersisih.
9. Virgin coconut oil juga memiliki manfaat yang sangat baik untuk
membantu melancarkan dan jug amemperbaiki pencernaan.
10. Manfaat virgin coconut oil adalah sebagai salah satu minyak essensial yang
dapat membantu kinerja pankreas, mengurangi beban kerja dari organ
pankreas. Karena apabila beban kerja pada pankreas yang berlebihan dapat
menyebabkan pankreas akan berfungsi secara tidak optimal.
11. Virgin coconut oil merupakan minyak essensial yang dapat mencegah
peradangan dan dapat mengatasi penyakit hipertensi atau darah tinggi.
12. Manfaat virgin coconut oil mampu membantu meningkatkan penyerapan
kalsium dan juga magnesium secara optimal . Penyerapan kalsium secara
optimal ini membuat kesehatan tulang menjadi terjaga dengan lebih baik.
13. Virgin coconut oil memiliki kandungan antioksidan yang sangat baik untuk
tubuh. Antioksidan dapat menangkal radikal bebas yang dapat meyebabkan
berbagai gangguan kesehatan, seperti kanker dan juga penuaan.
d) Kulit sabut kelapa sudah berwarna cokelat, hal ini menandakan bahwa
kelapa tersebut sudah cukup tua.
e) Apabila dikoclak, bunyinya terdengar nyaring, hal ini sangat berhubungan
dengan jumlah air yang terdapat di dalamnya . Apabila koclak, menandakan
bahwa jumlah air yang berada di dalam kelapa telah berkurang.
f) Kelapa belum berkecambah, apabila sudah berkecambah kelapa tersebut
sudah terlalu tua sehingga kandungan gizinya banyak yang sudah berubah.
g) Apabila dibelah, daging buah berwarna putih dengan ketebalan berkisar
10-15 mm. Pada pangkal kelapa, sudah terdapat benjolan kecil berwarna
kekuningan, disebut gandos.
lipoprotein dalam emulsi lemak yaitu papain (pepaya), bromelin (nanas), dan
enzim protease yang berasal dari kepiting sungai. Enzim papain terutama banyak
yang terdapat dalam getah daun pepaya. Sementara enzim bromelin banyak
terdapat pada bagian bonggol (hatinya) nanas. Dengan rusaknya protein, ikatan
lipoprotein dalam santan juga akan terputus dengan sendirinya. Kemudian, minyak
yang diikat oleh ikatan tersebut akan keluar dan mengumpul menjadi satu. Karena
minyak memiliki massa jenis lebih rendah dari air, maka posisinya kemudian
berada paling atas, disusul dengan protein, dan terakhir (bawah) yaitu air.
Pengasaman merupakan salah satu upaya pembuatan VCO dengan cara
membuat suasana emulsi dalam keadaan asam. Asam memiliki kemampuan untuk
memutus ikatan lemak-protein dengan cara mengikat senyawa yang berikatan
dengan lemak. Namun asam yang dicampurkan kedalam santan hanya bisa bekerja
dengan maksimal bila kondisi pH (derajat keasamannya) sesuai. Pada proses
pembuatan VCO, pH yang paling optimal yaitu 4,3. Pengukuran pH tersebut
dilakukan dengan pH meter atau kertas lakmus.
Sentrifugasi merupakan salah satu pembuatan VCO dengan cara mekanik.
Pembuatan VCO dengan sentrifugasi juga dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
pembuatan santan, pembuatan VCO serta penyaringan . Pada cara ini krim
dimasukan dalam tabung ke dalam sentrifuse. Pemutusan ikatan lemak protein
pada santan dilakukan dengan pemutaran (pemusingan), yaitu dengan gaya
sentrifugal karena berat jenis minyak dan air berbeda maka setelah dilakukan
sentrifugasi keduanya akan terpisah dengan sendirinya. Berat jenis minyak lebih
ringan dibanding air sehingga minyak akan terkumpul pada lapisan atas. Kunci
dari pembuatan VCO dengan sentrifugasi yaitu kecepatan pemutaran, yaitu 20.000
rpm. Disamping itu faktor waktu juga ternyata menjadi pembatas dalam pemutaran
tersebut. Waktu yang dibutuhkan untuk memutus ikatan lemak-protein dari santan
dengan kecepatan 20.00 rpm yaitu sekitar 15 menit . Alat yang biasa digunakan
untuk memutar santan dinamakan dengan centrifuge.
Pembuatan minyak secara fermentasi pada prinsipnya adalah pengrusakan
protein yang menyelubungi globula lemak menggunakan menggunakan enzim
13
enzim proteolitik. Enzim yang dimaksud adalah enzim yang dihasilkan oleh
mikroorganisme atau tanaman sebagai inokulum. Pada pembuatan minyak kelapa
dengan fermentasi, krim yang didapatkan dicampurkan dengan laru atau ragi
tempe yang mengandung Rhizopus Oligosporus. Mikroba ini mempunyai
kemampuan menghasilkan enzim protease dan lipase yang dapat menghidrolisis
minyak dengan didukung oleh kadar air yang tinggi.