PENDAHULUAN
Minyak kelapa adalah salah satu lemak nabati yang diperoleh dari proses
ektraksi buah kelapa. Ada dua jenis minyak kelapa yang dihasilkan , minyak
kelapa biasa yang digunakan untuk memasaka dan menggoreng dan minyak
kelapa murni yang dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO). Minyak kelapa
biasa diperoleh dari kopra dengan cara pemanasan dan pemurnian dengan bahan
kimia, sedangkan minyak kelapa murni diperoleh dari kelapa segar tanpa proses
pemanasan. Maka minyak kelapa murni biasanya tidak digunakan untuk
menggoreng tetapi langsung diminum sebagai makanan kesehatan
Komponen utama minyak kelapa murni adalah asam lemak jenuh sekitar
90% dan asam lemak tak jenuh sekitar 10 %. Asam lemak minyak kelapa murni
didominasi oleh asam laurat yang memiliki rantai C12. Minyak kelapa murni
mengandung ± 53% asam laurat dan sekitar 7% asam kapriat memiliki rantai C10.
Keduanya merupakan asam lemak jenuh rantai sedang yang biasa disebut Medium
Chain Fatty Acid (MCFA). Asam lemak rantai sedang ini apabila dikonsumsi
manusia tidak bersifat merugikan, bila terserap oleh tubuh asam laurat akan
diubah menjadi monolaurin dan asam kapriat akan diubah menjadi monokaprin.
Monolaurin merupakan senyawa monogliserida yang bersifat antivirus, antibakteri
dan antiprotozoa serta dapat menanggulangi serangan virus seperti influenza dan
HIV. Monokaprin dalam tubuh manusia bermanfaat bagi kesehatan untuk
mengatasi penyakit seksual.
Nira merupakan cairan yang dikeluarkan atau dihasilkan dari pohon aren,
tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren
adalah tanaman dari keluarga Palma seperti kelapa, nipah, sagu, kurma dan
sebagainya. Nira kelapa adalah salah satu sumber bahan baku pembuatan gula
merah. Komposisi nira dari suatu jenis tanaman dipengaruhi beberapa faktor
seperti varietas tanaman, umur tanaman, kesehatan tanaman, keadaan tanah, iklim,
pemupukan, dan pengairan
Gula merah adalah gula yang dibuat dari nira atau sari bunga pohon kelapa
atau sari pohon aren dengan cara penguapan kandungan air yang terdapat di dalam
nira sampai mencapai kadar air tertentu. Selain penguapan air secara langsung
yang terdapat di dalam nira, gula semut juga dapat diproduksi dari gula merah
yang telah mencair
Masalah yang terjadi pada pembuatan gula semut yang dilakukan oleh
pengrajin rumah tangga diantaranya adalah warna yang terlalu coklat atau terjadi
penggosongan yang disebabkan oleh tidak terkontrolnya suhu pada saat
pemasakan serta pH nira yang asam, selain itu kandungan air yang terdapat pada
gula semut yang masih tinggi.
1.2 Tujuan
Komponen buah kelapa terdiri dari sabut, tempurung, daging dan air buah
kelapa. Panen buah kelapa berlangsung sepanjang tahun setiap satu, dua atau tiga
bulan. Kebun kelapa yang dipelihara dan dipupuk dengan baik akan menghasilkan
80 – 120 buah kelapa per pohon per tahun. Kebun kelapa yang hanya dibersihkan,
tetapi tidak dipupuk akan menghasilkan 40 – 60 buah per pohon per tahun
(Dalimunthe, 2009).
Buah kelapa berbentuk oval dan terdiri dari empat bagian yaitu sabut
(35%), tempurung (12%), daging buah (28%) dan air kelapa (25%). Buah kelapa
ini akan matang pada umur 12 bulan setelah pembuahan. Bagian yang dianggap
paling penting dari kelapa adalah daging buah, terutama sebagai sumber lemak
dan protein (Djatmiko, 1983). Daging buah kelapa yang sudah masak dapat
dijadikan kopra dan bahan makanan, daging buah merupakan sumber protein yang
penting dan mudah dicerna (Dalimunthe, 2009).
Minyak kelapa termasuk salah satu minyak nabati yang dapat memenuhi
kebutuhan manusia. Minyak kelapa dapat dipergunakan untuk keperluan pangan
seperti minyak goreng, bahan margarine dan mentega puting (shortening). Selain
itu minyak kelapa dapat dipergunakan untuk keperluan non pangan, yaitu sebagai
minyak lampu, bahan sabun dan kosmetik (Christian, 2009).
Minyak kelapa di pasaran kurang lebih terdapat tiga jenis minyak kelapa
yaitu minyak kelapa RBD (Rifined, Bleached and Deodorized), VCO (Virgin
Coconut Oil) dan minyak kelapa tradisional atau minyak kelapa kasar. Minyak
kelapa RBD merupakan minyak yang disuling, dikelentang, dan dihilangkan
baunya.
Asam lemak jenuh dari minyak dan lemak mempunyai rantai lurus
monokarboksilat dengan jumlah atom yang genap, dan reaksi yang penting pada
minyak dan lemak adalah reaksi hidrolisa, oksidasi dan hidrogenasi. Reaksi
hidrolisa merupakan pengubahan minyak atau lemak menjadi asam-asam lemak
bebas dan gliserol. Reaksi ini dapat mengakibatkan kerusakan minyak atau lemak,
dan hal ini terjadi karena terdapatnya seejumlah air pada minyak dan lemak
tersebut. Reaksi oksidasi dapat berlangsung apabila terjadi kontak antara oksigen
dengan minyak atau lemak. Pada reaksi ini akan terjadi komponen yang disebut
peroksida. Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjenuhkan ikatan rangkap dari
rantai atom karbon asam lemak pada minyak atau lemak.
Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak digolongkan kedalam
minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika
dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Berdasarkan tingkat
ketidakjenuhannya yang dinyatakan dengan bilangan iod, maka minyak kelapa
dapat dimasukkan kedalam golongan non drying oils, karena bilangan iod minyak
tersebut berkisar antara 7,5 – 10,5 (Desenelli, 2009).
Komposisi asam lemak minyak kelapa, lemak jenuh minyak kelapa kurang
lebih 90 persen. Minyak kelapa mengandung 84 persen trigliserida dengan tiga
molekul asam lemak jenuh, 12 persen trigliserida dengan dua asam lemak jenuh
dan 4 persen trigliserida dengan satu asam lemak jenuh. Minyak kelapa yang
belum dimurnikan mengandung sejumlah kecil komponen bukan minyak,
misalnya fosfatida, gum, sterol (0,06 – 0,08 persen), tokoferol (0,003 persen) dan
asam lemak bebas (kurang dari 5 persen), sterol yang terdapat di dalam minyak
nabati phitosterol dan mempunyai dua isomer yaitu betasitosterol (C29H50O) dan
stigmasterol (C29H48O). Sterol bersifat tidak berwarna, tidak berbau, stabil dan
berfungsi sebagai stabilizer dalam minyak. Tokoferol yang memiliki tiga isomer
yaitu α- tokoferol (titik cair 1580 – 1600 C), β-tokoferol (titik cair 1380 – 1400 C)
dan γ-tokoferol. Persenyawaan tokoferol bersifat tidak dapat disabunkan, dan
berfungsi sebagai anti oksidan. Warna coklat pada minyak yang mengandung
protein dan karbohidrat bukan disebabkan oleh zat warna alamiah, tetapi oleh
reaksi browning/pencoklatan. Warna ini merupakan hasil reaksi dari senyawa
karbonil (berasal dari pemecahan peroksida) dengan asam amino dari protein, dan
terjadi terutama pada suhu tinggi. Warna pada minyak kelapa disebabkan oleh zat
warna dan kotoran-kotoran lainnya. Zat warna alamiah yang terdapat pada minyak
kelapa adalah karoten yang merupakan hidrokarbon tidak jenuh dan tidak stabil
pada suhu tinggi. Pada pengolahan minyak menggunakan uap panas, maka warna
yang disebabkan oleh karoten akan mengalami degradasi (Desenelli, 2009).
1. Teknik basah
Minyak yang dibuat dari kelapa yang dihancurkan kemudian ditambahkan air
dan diambil santannya. Santan ini kemudian dipanaskan dengan api kecil sampai
terbentuk minyak. Minyak yang dihasilkan disaring dan dipisahkan dan
galendo/blondo. Jenis minyak ini disebut minyak kelapa tradisional atau minyak
kelapa kasar (crude coconut oil). Minyak jenis ini mempunyai aroma yang khas
(harum). Minyak kelapa merupakan senyawa organik campuran ester dari gliserol
dan asam lemak yang disebut gliserida, serta larut dalam pelarut minyak atau
lemak (Hutagalung, 2009).
2. Teknik Kering
Kopra yaitu daging kelapa yang dijemur matahari atau diasapi. Sesuai
dengan kondisinya, bahan ini relatif kotor dan mengandung bahan asing yang
mempengaruhi hasil akhirnya. Bahan asing ini bisa berupa jamur, tanah, sampah
dan kotoran lainnya. Proses penjemuran dan pengasapan memberikan pengaruh
besar pada hasil akhir. Demikian pula banyaknya jamur sangat mempengaruhi
warna dan bau minyak. Minyak kelapa mentah (crude coconut oil) yang
dihasilkan bisaUntuk menghasilkan minyak goreng dan minyak komersial
lainnya, pabrikan memproses lebih lanjut dengan menyuling memakai pelarut
kimia dan menghilangkan baunya. Untuk maksud ini mereka menambahkan
bahan kimia seperti beberapa jenis soda (NaOH atau KOH). Bau dihilangkan
dengan menyaring melalui karbon aktif. Tentu saja semua ini akan mempengaruhi
viskositas (tingkat kekentalan), berat jenis, titik beku, rasa, bau, dan sebagainya.
Pada umumnya yang membedakan dengan mudah adalah baunya dihilangkan dan
rasanya hambar. Minyak RBD masih bisa digunakan untuk keperluan makanan di
rumah tangga dan industri (Syuhada, 2009).
3. Ekstraksi
Ekstraksi minyak kelapa ekstraksi merupakan cara yang digunakan untuk
mendapatkan minyak dari bahan yang mengandung minyak atau lemak, ekstraksi
dari bahan yang berminyak terdiri dari ekstraksi menggunakan panas (rendering),
ekstraksi mekanis (mechanical expression) dan ekstraksi dengan pelarut (solvent
extraction).
Rendering dibagi menjadi dua cara yaitu wet rendering dan dry rendering .
Pada wet rendering, proses ekstraksi dilakukan dengan penambahan sejumlah air
pada saat dilakukan proses. Penggunaan panas akan menggumpalkan protein
sehingga tidak ada lagi pelindung (emulsifier) dalam sistem emulsi santan dan
minyak akan mudah terpisah (Syuhada, 2009).
Tabel 2.1. Standar Mutu Minyak Kelapa Murni Berdasarkan SNI 7381:2008
Gula merah atau sering dikenal dengan istilah gula jawa adalah gula yang
memiliki bentuk padat dengan warna yang coklat kemerahan hingga coklat tua.
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3743-1995) gula merah atau gula
palma adalah gula yang dihasilkan dari pengolahan nira pohon palma yaitu aren
(Arenga pinnata Merr), nipah (Nypafruticans), siwalan (Borassus flabellifera
Linn), dan kelapa (Cocos nucifera Linn). Gula merah biasanya dijual dalam
bentuk setengah elips yang dicetak menggunakan tempurung kelapa, ataupun
berbentuk silindris yang dicetak menggunakan bambu. Secara kimiawi gula sama
dengan karbohidrat, tetapi umumnya pengertian gula mengacu pada karbohidrat
yang memiliki rasa manis, berukuran kecil dan dapat larut
Gula merah kelapa memiliki indeks glikemik sebesar 35. Nilai indeks
glikemik ini termasuk dalam kategori rendah (< 55). Penelitian ini dilakukan pada
10 orang responden yang diperlakukan khusus. Sedangkan nilai indeks glikemik
gula pasir yaitu 64, hampir mendekati indeks glikemik tinggi (>70). Selain nilai
indeks glikemik yang rendah, gula merah kelapa juga mengandung sejumlah zat
gizi yang tidak terdapat atau sangat sedikit terdapat dalam gula pasir. Gula merah
kelapa juga mengandung sejumlah asam amino dan vitamin. Tabel berikut
menggambarkan perbandingan mineral mikro dan makro pada gula merah kelapa
dan gula pasir (Susila, 2009).
Tabel 2.2 Persyaratan mutu gula kelapa yang aman dikonsumsi sesuai dengan
SNI.01.3743.1995
3.1.2 Bahan
1. Nira
2. Kelapa parut
3. Kelapa utuh
4. Air
5. Gula
6. Fermipan
3.2 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan
3.2.1 Skema Kerja
a. Minyak Kelapa Cara Kering
Kelapa
Pengecilan Ukuran
Pengeringan
Santan
Pemisahan Air
Krim
Penambahan fermipan
0% 2% 4% 6%
Fermentasi 24 jam
Pemisahan
Minyak
Penyaringan
Pemanasan
Pengadukan
Gula Penambahan
75 gr 100gr
Pengadukan
Pencetakkan
1 Pemarutan 90
2 Pengirisan 55
75 +++ +++
100 +++++ ++++
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum para praktikan haru hati-hati dan tidak ramai,
juga saat menimbang harus sesuai dengan yang ditentukan.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
A. Acara 2
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = x 100%
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑘𝑟𝑖𝑚
= 27,72%
2. Kelompok 4 (fermipan 2%)
89
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = x 100%
290
= 30, 69%
3. Kelompok 5 (fermipan 4%)
95
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = x 100%
320
= 29,69%
4. Kelompok 6 (fermipan 6%)
89
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = x 100%
300
= 29,67%
DAFTAR PUSTAKA
Arwiyanti, I.D., dan Kristina, A.C. 2008. Pembuatan Minyak Kelapa dari Santan
Secara Enzimatis Menggunakan Enzim Papain dengan Penambahan Ragi
Tempe. Semarang: Fakultas Teknik Kimia, Universitas Diponego
Christian, Laras., dan Prakoso, Adi. 2009. Pembuatan Minyak Kelapa Murni
(VCO) Dengan Metode Fermentasi Dengan Ragi Tempe, Laporan Hasil
Penelitian. Surakarta : Fakultas Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret
Desnelli, dan Fanani, Z. 2009. Kinetika Reaksi Oksidasi Asam Miristat, Stearat,
dan Oleat dalam Medium Minyak Kelapa, Minyak Kelapa Sawit, serta
Tanpa Medium. Jurnal Penelitian Sains 12 (1C): 12107.
Istianah. 2008. Studi Pengaruh Medan Radio Frekuensi (RF) terhadap Perubahan
Sudut Polarisasi pada Minyak Goreng (Skripsi). Semarang: Jurusan Fisika,
FMIPA UNDIP.
Khatib, N.A. 2009. Pengaruh pH Krim dan Suhu Pemeraman Terhadap Kualitas
Hasil Ekstraksi Minyak Kelapa. Malang: Universiitas Brawijaya
SNI.01.3743.1995: Jakarta
Susila, K. 2009. Potensi Nira dari Buah Kelapa. Disampaikan pada kegiatan
PPM. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Syuhada, A. 2009. Oven pengering awal kelapa untuk bahan baku kopra. Aceh:
Universitas Syiah Kuala.
Syuhada, A. 2011. Pemanasan awal kelapa batok untuk pengolahan kopra. Aceh:
Universitas Syiah Kuala.