Anda di halaman 1dari 22

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman kelapa merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai
ekonomis yang tinggi apabila dikelola dengan baik.Indonesia sendiri merupakan
negara penghasil kelapa, karena sebagai tanaman serbaguna yang telah memberikan
kehidupan kepada petani di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan tingkat
penguasaan tanaman kelapa di Indonesia, yaitu 98% merupakan perkebunan rakyat.
Buah dari tanaman kelapa memiliki sumber protein nabati yang bagus dan dapat
diolah menjadi aneka produk yang bermanfaat bagi manusia dan bisa dimanfaatkan
sebagai bahan baku minyak goreng.
Pada umumnya bagian yang banyak diolah sebagai barang industri yaitu
daging kelapa matang atau tua sebagai bahan baku pengolahan minyak kelapa.
Selain daging kelapa, nira pohon kelapa dapat diolah menjadi gula kelapa. Nira
kelapa diperoleh dari mayang bunga yang belum terbuka. Tandan yang disadap
niranya tidak menghasilkan buah. Tanaman kelapa mulai berbunga pada umr 3-4
tahun. Bunga muncul pada ketiak daun ditutupi oleh kulit tebal untuk melindungi
bakal bunga. Bunga kelapa adalah bunga berumah satu, yaitu bunga jantan dan
bunga betina terletak pada satu tandan. Tanaman kelapa dapat disadap niranya
apabila telah menghasilkan tiga tandan bunga.
Minyak kelapa merupakan produk yang paling berharga dari buah kelapa
dan banyak digunakan sebagai bahan baku industri atau sebagai minyak goreng.
Minyak kelapa dapat diekstraksi dari daging buah kelapa atau daging kelapa yang
dikeringkan (kopra). Kandungan minyak pada kopra umumnya 60 – 65%,
sedangkan daging buah kelapa sekitar 43% (Syafrini, 2013).
Gula merupakan salah satu bahan makanan pokok penduduk Indonesia yaitu
sebagai salah satu sumber kalori dan rasa manis. Gula kelapa dihasilkan dari
penguapan nira pohon kelapa (Cocos nicifera Linn). Gula kelapa merupakan
komoditas yang sangat populer dan banyak digunakan oleh masyarakat. Gula
kelapa selain digunakan sebagai pemanis juga sebagai pembentuk rupa
(appearance), tekstur, warna dan aroma serta flavor.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui proses pembuatan minyak cara kering dan basah
2. Mengetahui proses pembuatan gula merah
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa
Di Indonesia, tanaman kelapa telah dikenali sejak tahunan lalu. Karena
tanaman kelapa dapat tumbuh mulai di sepanjang pesisir pantai dan di dataran tinggi
dan di lereng-lereng gunung di daerah tropis. Ditinjau dari biologi pohon kelapa
termasuk jenis Palmae yang berumah satu (monokotil). Batang tanaman tumbuh
lurus ke atas dan tidak bercabang. Adakalanya pohon kelapa dapat bercabang,
namun keadaan ini merupakan keadaan yang abnormal. Misalnya, kejadian
abnormal terjadi akibat serangan hama tanaman (Andrianto, 2014).
Dalam tata nama atau sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan, tanaman
kelapa (Cocos nucifera) dimasukkan ke dalam klasifikasi sebagai berikut.
Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Kelas : Monocotyledonae (Biji berkeping satu)
Ordo : Palmales
Familia : Palmae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L.
Penggolongan varietas kelapa pada umumnya didasarkan pada perbedaan
umur pohon mulai berbuah, bentuk dan ukuran buah, warna buah, serta sifat-sifat
khusus yang lain.
Tanaman kelapa (Cocos nucifera. L) merupakan tanaman yang sangat
berguna dalam kehidupan ekonomi pedesaan di Indonesia. Karena semua bagian
dari pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah
satu bagian kelapa yang mempunyai banyak manfaat adalah daging buah
(Palungkung, 2004).
Tabel 1. Komposisi Buah Kelapa
Komponen Jumlah Berat (%)
Sabut 25-32
Tempurung 12-13,1
Daging Buah 28-34,9
Air Buah 19,2-25
Sumber : Palungkung (2004)
Kelapa segar mengandung 30-50% minyak, bila dikeringkan menjadi kopra
kadar lemaknya mencapai 63-65%. Kadar minyak sangat dipengaruhi oleh tingkat
ketuaan buah, semakin tua buah semakin tinggi kadar minyaknya. Buah kelapa
yang sudah tua atau matang umumnya dipanen pada umur 11–12 bulan. Oleh
karena itu buah kelapa yang sesuai untuk diolah menjadi minyak kelapa murni harus
berumur 12 bulan (Rindengan, 2004)

2.2 Minyak Kelapa dan Macam-Macam Prinsip Ekstraksinya


Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa.
Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua sebanyak 34,7%. Minyak kelapa
digunakan sebagai bahan baku industri atau sebagai minyak goreng. Minyak kelapa
dapat diekstrak dari daging kelapa segar atau diekstrak dari daging kelapa yang
telah dikeringkan atau yang biasa disebut kopra (Tarwiyah, 2001).
Metode ekstraksi minyak kelapa ada berbagai macam, masingmasing
memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini beberapa cara ekstraksi minyak
beserta kelebihan dan kekurangannya (Huda, 2009):
1. Ekstraksi dengan Cara Basah
Cara basah yang terbagi atas beberapa metode diantaranya adalah
pemancingan, pengasaman, mekanik, enzimatk dan penggaraman. Langkah awal
pembuatan minyak kelapa dengan cara basah yaitu daging buah kelapa dibentuk
menjadi santan. Minyak terdapat di dalam lapisan protein santan. Untuk
mengekstrak minyak, lapisan protein tersebut perlu dipecah. Prinsipnya pembuatan
minyak kelapa cara basah atau melalui santan adalah pemecahan system emulsi
santan melalui hidrolisi protein.
2. Ekstraksi dengan Cara Kering
Metode pembuatan minyak kelapa dengan cara kering, terlebih dahulu
daging buah kelapa dibuat dalam bentuk kopra. Untuk dibuat dalam bentuk kopra,
maka daging buah kelapa dibuat menjadi kering dengan jalan menjemur pada terik
matahari atau dikeringkan melalui oven. Adapun langkah-langkah pembuatan
minyak kering adalah sebagai berikut. Kopra dicacah kemudian dihaluskan menjadi
serbuk kasar. Serbuk kopra dipres sehingga mengeluarkan minyak. Ampas yang
dihasilkan masih mengandung minyak digiling sampai halus dan dipres untuk
mengeluarkan minyaknya. Minyak kemudian diendapkan dan disaring untuk
memisahkan dari partikel tidak larut.
3. Ekstraksi dengan Pelarut
Daging buah kelapa juga dibuat dalam bentuk kopra. Prinsip dari cara ini
yaitu menggunakan pelarut yang dapat melarutkan minyak. Adapun karakteristik
pelarut yang digunakan untuk ekstraksi minyak kelapa diantaranya bertitik didih
rendah, mudah menguap, tidak berinteraksi secara kimia dengan minyak dan
residunya tidak beracun. Cara ekstraksi minyak kelapa yang dilakukan yaitu kopra
dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk. Serbuk kopra ditempatkan pada
ruang ekstraksi, sedangkan pelarut pada ruang penguapan. Kemudian pelarut
dipanaskan sampai menguap. Uap pelarut akan naik ke ruang kondensasi.
Kondensat (uap pelarut yang mencair) akan mengalir ke ruang ekstraksi dan
melarutkan minyak serbuk kopra. Jika ruang ekstraksi telah penuh dengan pelarut,
pelarut yang mengandung minyak akan mengalir (jatuh) dengan sendirinya menuju
ruang penguapan semula. Di ruang penguapan, pelarut yang mengandung minyak
akan menguap, sedangkan minyak tetap berada di ruang penguapan. Proses
berlangsung terus menerus sampai 3 jam. Pelarut yang mengandung minyak
diuapkan. Uap yang terkondensasi pada kondensat tidak dikembalikan lagi ke ruang
penguapan, tapi dialirkan ke tempat penampungan pelarut. Pelarut ini dapat
digunakan lagi untuk ekstraksi. penguapan ini dilakukan sampai diperkirakan tidak
ada lagi residu pelarut pada minyak. Selanjutnya, minyak dapat diberi perlakuan
pemurnian, pemutihan dan penghilangan bau. Kekurangan dari metode ini yaitu
tidak dapat diterapkan di masyarakat dan biayanya relatif mahal.

2.3 SNI Minyak Kelapa


Standar mutu minyak kelapa berdasarkan SNI 7381:2008 adalah sebagai
berikut:
Tabel 2. Syarat Mutu Minyak Kelapa

No. Jenis uji Satuan Persyaratan


1. Keadaan:
1.1 Bau Khas kelapa segar,tidak tengik
1.2 Rasa Normal, khas minyak kelapa
1.3 Warna Tidak berwarna hingga kuning
pucat
2. Air dan senyawa yang menguap % Maks 0,2
3. Bilangan iod g iod/100 g 4,1 – 11,0
4. Asam lemak bebas (dihitung sebagai % Maks 0,2
asam laurat)
5. Bilangan peroksida mg ek/kg Maks 2,0
6. Asam lemak :
6.1 Asam kaproat (C6 : 0) % ND – 0,7
6.2 Asam kaprilat (C8 : 0) % 4,6 – 10,0
6.3 Asam kaprat (C10 : 0) % 5,0 – 8,0
6.4 Asam laurat (C12 : 0) % 45,1 – 53,2

6.5 Asam miristat (C14 : 0) % 16,8 - 21


6.6 Asam palmitat (C16 : 0) % 7,5 –10,2
6.7 Asam stearat (C18) % 2,0 – 4,0
6.8 Asam oleat (C18 : 1) % 5,0 –10,0
6.9 Asam linoleat (C18 : 2) % 1,0 – 2,5
6.10 Asam linolenat (C18:3) % ND – 0,2
koloni Maks 10
/ml
7 Cemaran mikroba
7.1 Angka lempeng total mg/kg Maks 0,1
8 Cemaran Logam : mg/kg Maks 0,4
8.1 Timbal (Pb) mg/kg Maks 5,0
8.2 Tembaga (Cu) mg/kg Maks 0,1
8.3 Besi (Fe)
8.4 Cadmium (Cd) mg/kg Maks 0,1

9 Cemaran Arsen (As)


CATATAN ND = No detection (tidak terdeteksi)
Sumber: Badan Standardisasi Nasional, 2008
2.4 Gula Merah dan Prinsip Pembuatannya
Gula merah atau sering dikenal dengan istilah gula jawa adalah gula yang
memiliki bentuk padat dengan warna yang coklat kemerahan hingga coklat tua.
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3743-1995) gula merah atau gula
palma adalah gula yang dihasilkan dari pengolahan nira pohon palma yaitu aren
(Arenga pinnata Merr), nipah (Nypafruticans), siwalan (Borassus flabellifera Linn),
dan kelapa (Cocos nucifera Linn). Gula merah biasanya dijual dalam bentuk
setengah elips yang dicetak menggunakan tempurung kelapa, ataupun berbentuk
silindris yang dicetak menggunakan bambu ( Kristianingrum, 2009). Secara
kimiawi gula sama dengan karbohidrat, tetapi umumnya pengertian gula mengacu
pada karbohidrat yang memiliki rasa manis, berukuran kecil dan dapat larut.
Cara pengolahan gula merah cukup sederhana dimulai dari penyadapan nira
sebagai bahan baku pembuatan gula merah. Nira merupakan cairan bening yang
terdapat di dalam mayang atau manggar dari tumbuhan jenis palma yang masih
tertutup. Dari mayang atau manggar rata-rata dapat diperoleh 0,5–1 Liter nira/ hari.
Setelah bahan baku diperoleh kemudian dilakukan penyaringan selanjutnya nira
dimasak dengan suhu pemanasan 110–120°C hingga nira mengental dan berwarna
kecoklatan, kemudian dicetak dan didinginkan hingga mengeras (Kristianingrum,
20090.
Gula merah cetak memiliki banyak kegunaan selain sebagai pemanis
makanan juga digunakan sebagai penyedap masakan, campuran dalam pembuatan
cuka untuk empek-empek, kecap dan lain-lain. Gula merah cetak memiliki sifat
sensori yang berbeda tergantung pada bahan baku pembuatannya. Untuk gula
merah cetak dari nira aren memiliki aroma khas aren, warna coklat muda, rasa lebih
manis dan bersih. Gula merah cetak dari nira kelapa memiliki warna coklat yang
lebih gelap, aroma khas kelapa, manis dan sedikit kotor sehingga perlu disaring bila
akan digunakan dalam bentuk cair (Kristianingrum, 2009).

2.5 SNI Gula Merah


Standar mutu gula merah berdasarkan SNI 01-3743-1995 adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. Syarat Mutu Gula Merah
Keadaan Satuan Persyaratan (%)
Bentuk Normal
Bau Normal
Rasa Normal dan khas
Warna Kuning sampai
kecoklatan
Bagian yang tidak larut air %bb Maksimal 1,0
Air %bb Maksimal 10,0
Abu %bb Maksimal 2,0
Gula reduksi %bb Maksimal 10,0
Sukrosa %bb Minimal 77,0
Cemaran logam
Timbal (Pb) mg/kg Maksimal 2,0
Tembaga (Cu) mg/kg Maksimal 10,0
Seng (Zn) mg/kg Maksimal 40
Timah (Sn) mg/kg 0
Raksa (Hg) mg/kg Maksimal 0.03
Arsen (As) mg/kg Maksimal 40,0
Sumber : Badan Standardisasi Nasional ,1995.
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
1. Pisau
2. Telenan
3. Wajan
4. Spatula
5. Parut
6. Penggaris
7. Tali rafia
8. Tisu
9. Alat Pengepres hidrolik
10. Loyang
11. Baskom
12. Saringan
13. Sendok
14. Botol gelap
15. Kompor
16. Neraca analitik
3.1.2 Bahan
1. Kelapa parut 400 gram
2. Kelapa 1 butir
3. Nira kelapa 500 ml
4. Gula pasir
5. Air
6. Fermipan
3.2 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan
3.2.1 Pembuatan Minyak Kelapa Cara Kering

Kelapa 1 butir

Pengecilan ukuran

Pemarutan Pengirisan kurang lebih 1-3 cm

Pengeringan suhu 60oC


selama 24 jam

Pengepresan

Pada praktikum pembuatan minyak kelapa cara kering, bahan yang


digunakan adalah kelapa 1 butir yang masih utuh dan selanjutnya dilakukan
pengecilan ukuran agar mempermudah proses pengeringan. Kelapa yang telah
dikecilkan ukurannya diberi perlakuan pemarutan dan pengirisan kurang lebih
sepanjang 1-3 cm. Perlakuan ini adalah untuk mengetahui, kelapa dengan perlakuan
mana yang menghasilkan minyak lebih banyak dan maksimal. Kelapa hasil
pemarutan dan pengirisan selanjutnya diletakkan pada loyang dan diratakan supaya
proses pengeringan juga merata. Proses pengeringan dilakukan dengan oven pada
suhu yang berbeda masing-masing perlakuan yaitu 40o dan 60oC selama 24 jam,
proses pengeringan ini berfungsi untuk mengurangi kadar air pada daging kelapa
agar minyak kelapa yang dihasilkan tidak mudah tengik dan untuk mendapatkan
minyak kelapa yang maksimal. Daging kelapa yang telah kering selanjutnya
dilakukan pengepressan dengan pompa hidrolik. Proses ini bertujuan untuk
mengekstrak minyak pada daging kelapa.
3.2.2 Pembuatan Minyak Kelapa Cara Basah

Kelapa parut 400 gram

Ekstraksi 6x @100 ml air


(air dengan suhu 50-60oC)

Santan

Pendiaman selama 1 jam

Pemisahan air

Krim

Penambahan fermipan

Fermipan 0% Fermipan 2% Fermipan 4% Fermipan 6%

Fermentasi

Pemisahan

Minyak

Pengamatan
Pada praktikum ini, bahan yang digunakan yaitu kelapa parut sebanyak 400
gram. Kelapa yang telah ditimbang, selanjutnya diparut dan diekstraksi dengan air
100 ml suhu 50-60o C diekstrak sebanyak 6 kali. Air bersuhu 50-60o C berfungsi
untuk memaksimalkan hasil ekstraksi dari daging kelapa parut. Proses ekstraksi ini
menghasilkan santan, santan lalu didiamkan selama 1 jam agar krim dan air
terpisah. Krim dan air yang telah terpisah, airnya dibuang dan krim yang dihasilkan
ditambahkan dengan fermipan masing-masing 0%, 2%, 4%, dan 6%. Penambahan
fermipan ini untuk mendenaturasi protein di dalam kandungan krim, karena asam
yang dihasilkan asam selama proses fermentasi. Perbedaan perlakuan ini berfungsi
untuk menentukan perlakuan mana yang hasilnya akhirnya lebih baik atau
maksimal. Krim tersebut didiamkan selama 24 jam agar terjadi fermentasi antara
krim dan fermipan. Setelah pendiaman 24 jam krim akan terpisah menjadi 3 fraksi
yaitu fraksi air, fraksi krim dan fraksi minyak. Fraksi minyak akan diambil
sedangkan fraksi air dapat dibuang dan fraksi krim dapat dipanaskan agar
mengeluarkan sisa-sisa minyak yang masih terkandung dalam krim.
3.2.3 Pembuatan Gula Merah

Nira kelapa 500 ml

Penyaringan

Pemanasan

Pengadukan

Gula pasir Penambahan

Gula pasir 75 Gula pasir Gula pasir


gram 100 gram 125 gram

Pengadukan

Pencetakan

Pengamatan

Pada praktikum pembuatan gula merah, bahan yang digunakan adalah nira
sebanyak 500 ml. Nira disaring dahulu agar terpisah dari kotoran-kotoran yang
dapat mengkontaminasi selama proses pengolahan dan selanjutnya nira dipanaskan
didalam wajan dengan suhu medium pada kompor. Pada proses pemanasan nira
terus dilakukan pengadukan menggunakan spatula agar nira tidak mudah rusak
(gosong). Nira yang dipanaskan kemuadian ditambah gula pasir masing-masing 75
gram, 100 gram, dan 125 gram. Penambahan gula pasir bertujuan untuk membantu
proses kristalisasi pada nira sehingga dihasilkan larutan nira yang kental berwarna
coklat. Selama proses penambahan gula, nira juga diaduk-aduk agar larutan
homogen. Setelah proses ini, nira kental selanjutnya dimasukkan dalam cetakan dan
didinginkan. Gula merah yang dihasilkan didiamkan selama 24 jam hingga
memadat dan selanjutnya gula merah diamati warna dan kekerasannya serta
dihitung rendemen gulanya.
BAB. 4 DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1 Data Pengamatan


4.1.1 Pembuatan Minyak Kelapa Cara Kering (Press)
Pemarutan Pemotongan
Parameter 0
60 C 400C 600C 400C
Berat Kernel Basah (gram) 381,11 345,48 438,86 371,72
Berat Kernal Kering (gram) 215,1 167,46 241,7 192,51
Berat Minyak (gram) 107,87 81,03 55,17 29,79

4.1.2 Pembuatan Minyak Kelapa Cara Basah (Fermentasi)


Fermipan (%)
Parameter
0 2 4 6
Kuning Pink Kuning
Warna Kuning cerah
kecoklatan keorenan keemasan
Aroma Gurih Tengik, amis Gurih Gurih
V. Krim (ml) 320 348 350 358
V. Minyak (ml) 50 88 95 97

4.1.3 Pembuatan Gula Merah Kelapa


Perlakuan
Parameter Gula Pasir Gula Pasir Gula Pasir
(75 gram) (100 gram) (125 gram)
Warna Coklat kehitaman Coklat kekuningan Coklat
Kekerasan Agak keras Keras Sangat keras

4.2 Hasil Perhitungan


4.2.1 Pembuatan Minyak Kelapa dengan Cara Kering (Press)
Pemarutan Pemotongan
Parameter
600C 400C 600C 400C
Rendemen (%) 56,03 48,39 22,83 13,85
4.2.2 Pembuatan Minyak Kelapa dengan Cara Basah (Fermentasi)

Fermipan (%)
Parameter
0 2 4 6
Rendemen (%) 15,63 25,29 27,14 27,09
BAB 6. PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Dari pembahasan data pengamatan dan hasil perhitungan pada praktikum
ini, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Proses pembuatan minyak kelapa dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara
kring dan cara basah. Pembuatan dengan cara kering, daging kelapa
dikeringkan terlebih dahulu atau disebut kopra dan dipress dengan press
hidrolik untuk menyekstrak minyaknya. Pembuatan dengan cara basah,
daging kelapa diekstrak santannya telebih dahulu dan ditambah dengan ragi
atau fermipan untuk dilakukan fermentasi agar minyak dapat terpisah dari
santan.
2. Perlakuan pra pengeringan dan suhu pengeringan pada pengolahan cara
kering dapat mempengaruhi rendemen minyak dan mutu minyak yang
dihasilkan.
3. Proses pembuatan gula merah, bahan baku yang digunakan adalah nira. Nira
dipanaskan hingga mengental dan warna berubah menjadi coklat, kemudian
dicetak dan didiamkan hingga gula merah mengeras.
4. Penambahan gula pasir pada pembuatan guka merah dapat mempengaruhi
tingkat kekerasan dan warna gula merah. Semakin banyak gula pasir yang
ditambahkan maka gula merah akan semakin mengeras dan warnanya akan
semakin pekat.
6.2 Saran
Sebaiknya praktikan lebih berhati-hati pada saat praktikum dan praktikan
harus megikuti prosedur yang telah dittapkan agar tidak ada kesahan pada saat
pengolahan atau praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, T. 2014. Pengantar Ilmu Pertanian. Yogyakarta : Global Pustaka Utama.

Badan Standardisasi Nasional. 2008. SNI 7381:2008. Minyak Kelapa Virgin


(VCO). Jakarta : Badan Standardisasi Nasional.

Badan Standarisasi Nasional. 1995. SNI 01-3743-1995. Gula Merah. Jakarta:


Badan Standarisasi Nasional.

Gunstone, F. 2008. Lipids Technologies and Applications. New York : Marcel


Dekker Inc.
Huda, T. 2009. Teknik-Teknik Pembuatan Minyak Kelapa. Jakarta : Cakrawala.

Kristianingrum, S. 2009. Analisis Nutrisi Dalam Gula Semut. Yogyakarta:


Universitas Negeri Yogyakarta.

Palungkun, R. 2004. Aneka Produk Olahan Kelapa. Jakarta : Penebar Swadaya.

Pratama,, F. 2015. Pembuatan Gula Kelapa Dari Nira Terfermentasi Alami (kajian
Pengaruh Konsentrasi Anti Inversi Dan Natrium Metabisulfit). Jurnal
Pangan dan Agroindustri. ISSN: 2354-7936. Vol 3 No 4, p 1272-1282.

Rindengan. 2004. Potensi Buah Kelapa Muda Untuk Kesehatan Dan


Pengolahannya. Manado : Terbitan Khusus Balitka.

Sulistijowati, A. 2013. Kualitas Minyak Goreng Habis Pakai Ditinjau dari


Bilangan Peroksida, Bilangan Asam dan Kadar Air. Jakarta : Kemenkes
RI.

Syafrini, E. 2013. Analisis Kajian Mutu Komposisi Asam Lemak pada Minyak
Kelapa . Jurnal. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Tarwiyah, K. 2001. Minyak Kelapa. Dewan Ilmu Pengetahuan. Sumatera Barat:


Teknologi dan Industri.

Utami, L. 2008. Pengambilan Minyak Kelapa dengan Proses Fermentasi


Menggunakan Saccharomyces cerevisiae Amobil. Jurnal Penelitian Ilmu
Teknik. Vol. 8, No. 2, hal. 86-95.
LAMPIRAN PERHITUNGAN

Acara 1 Pembuatan Minyak Cara Kering


Berat Minyak
Rumus Rendemen = × 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑛𝑒𝑙 𝐵𝑎𝑠𝑎ℎ
107,87
Pemarutan dan Pemanasan 600C = 371,72 × 100%

= 29,02%
81,03
Pemarutan dan Pemanasan 400C = 345,48 × 100%

= 23,45%
55,17
Pemotongan dan Pemanasan 600C = 438,86 × 100%

= 12,57%
29,79
Pemotongan dan Pemanasan 400C = 381,11 × 100%

= 7,82%
Acara 2 Pembuatan Minyak Cara Basah
Volume Minyak
Rumus Rendemen = × 100%
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐾𝑟𝑖𝑚
50
Penambahan Fermipan 0% = 320 × 100%

= 15,63%
88
Penambahan Fermipan 2% = 348 × 100%

= 25,29%
95
Penambahan Fermipan 4% = 350 × 100%

= 27,14%
97
Penambahan Fermipan 6% = 358 × 100%

= 27,09%
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGOLAHAN KOMODITI PERKEBUNAN HULU

Disusun Oleh :

Nama : Emilialata Devi Ayudi


NIM : 171710101116
Kelompok/Kelas : 01/THP-B

Asisten : 1. M. Dwi Nurcahyo


2. Alifianita Purwandari
3. Dimas Wahyu Prihantoro
4. M. Yasiqy Haidar Banna
5. Nur Rahmawati Ramadhani
6. Meida Cahyaning Putri

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Acara 1: Pembuatan Minyak Kelapa dengan Cara Kering

Sampel kelapa parut Sampel kelapa iris Pengirisan

pengovenan pengepresan Penimbangan minyak

Acara 2: Pembuatan Minyak Kelapa dengan Cara Basah

Penimbangan sampel Pemerasan santan Perolehan santan

Pendiaman 1 jam Penambahan fernifan Penuangan dalam plastik


Pendiaman 24 jam Penggorengan Minyak yang didapatkan

Acara 3: Pembuatan Gula Merah

Alat dan bahan Penyaringan nira Pengolahan nira

Penambahan sukrosa Pengadukan Pencetakan gula

Anda mungkin juga menyukai