PENDAHULUAN
2.1 Kelapa
Di Indonesia, tanaman kelapa telah dikenali sejak tahunan lalu. Karena
tanaman kelapa dapat tumbuh mulai di sepanjang pesisir pantai dan di dataran tinggi
dan di lereng-lereng gunung di daerah tropis. Ditinjau dari biologi pohon kelapa
termasuk jenis Palmae yang berumah satu (monokotil). Batang tanaman tumbuh
lurus ke atas dan tidak bercabang. Adakalanya pohon kelapa dapat bercabang,
namun keadaan ini merupakan keadaan yang abnormal. Misalnya, kejadian
abnormal terjadi akibat serangan hama tanaman (Andrianto, 2014).
Dalam tata nama atau sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan, tanaman
kelapa (Cocos nucifera) dimasukkan ke dalam klasifikasi sebagai berikut.
Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Kelas : Monocotyledonae (Biji berkeping satu)
Ordo : Palmales
Familia : Palmae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L.
Penggolongan varietas kelapa pada umumnya didasarkan pada perbedaan
umur pohon mulai berbuah, bentuk dan ukuran buah, warna buah, serta sifat-sifat
khusus yang lain.
Tanaman kelapa (Cocos nucifera. L) merupakan tanaman yang sangat
berguna dalam kehidupan ekonomi pedesaan di Indonesia. Karena semua bagian
dari pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah
satu bagian kelapa yang mempunyai banyak manfaat adalah daging buah
(Palungkung, 2004).
Tabel 1. Komposisi Buah Kelapa
Komponen Jumlah Berat (%)
Sabut 25-32
Tempurung 12-13,1
Daging Buah 28-34,9
Air Buah 19,2-25
Sumber : Palungkung (2004)
Kelapa segar mengandung 30-50% minyak, bila dikeringkan menjadi kopra
kadar lemaknya mencapai 63-65%. Kadar minyak sangat dipengaruhi oleh tingkat
ketuaan buah, semakin tua buah semakin tinggi kadar minyaknya. Buah kelapa
yang sudah tua atau matang umumnya dipanen pada umur 11–12 bulan. Oleh
karena itu buah kelapa yang sesuai untuk diolah menjadi minyak kelapa murni harus
berumur 12 bulan (Rindengan, 2004)
Kelapa 1 butir
Pengecilan ukuran
Pengepresan
Santan
Pemisahan air
Krim
Penambahan fermipan
Fermentasi
Pemisahan
Minyak
Pengamatan
Pada praktikum ini, bahan yang digunakan yaitu kelapa parut sebanyak 400
gram. Kelapa yang telah ditimbang, selanjutnya diparut dan diekstraksi dengan air
100 ml suhu 50-60o C diekstrak sebanyak 6 kali. Air bersuhu 50-60o C berfungsi
untuk memaksimalkan hasil ekstraksi dari daging kelapa parut. Proses ekstraksi ini
menghasilkan santan, santan lalu didiamkan selama 1 jam agar krim dan air
terpisah. Krim dan air yang telah terpisah, airnya dibuang dan krim yang dihasilkan
ditambahkan dengan fermipan masing-masing 0%, 2%, 4%, dan 6%. Penambahan
fermipan ini untuk mendenaturasi protein di dalam kandungan krim, karena asam
yang dihasilkan asam selama proses fermentasi. Perbedaan perlakuan ini berfungsi
untuk menentukan perlakuan mana yang hasilnya akhirnya lebih baik atau
maksimal. Krim tersebut didiamkan selama 24 jam agar terjadi fermentasi antara
krim dan fermipan. Setelah pendiaman 24 jam krim akan terpisah menjadi 3 fraksi
yaitu fraksi air, fraksi krim dan fraksi minyak. Fraksi minyak akan diambil
sedangkan fraksi air dapat dibuang dan fraksi krim dapat dipanaskan agar
mengeluarkan sisa-sisa minyak yang masih terkandung dalam krim.
3.2.3 Pembuatan Gula Merah
Penyaringan
Pemanasan
Pengadukan
Pengadukan
Pencetakan
Pengamatan
Pada praktikum pembuatan gula merah, bahan yang digunakan adalah nira
sebanyak 500 ml. Nira disaring dahulu agar terpisah dari kotoran-kotoran yang
dapat mengkontaminasi selama proses pengolahan dan selanjutnya nira dipanaskan
didalam wajan dengan suhu medium pada kompor. Pada proses pemanasan nira
terus dilakukan pengadukan menggunakan spatula agar nira tidak mudah rusak
(gosong). Nira yang dipanaskan kemuadian ditambah gula pasir masing-masing 75
gram, 100 gram, dan 125 gram. Penambahan gula pasir bertujuan untuk membantu
proses kristalisasi pada nira sehingga dihasilkan larutan nira yang kental berwarna
coklat. Selama proses penambahan gula, nira juga diaduk-aduk agar larutan
homogen. Setelah proses ini, nira kental selanjutnya dimasukkan dalam cetakan dan
didinginkan. Gula merah yang dihasilkan didiamkan selama 24 jam hingga
memadat dan selanjutnya gula merah diamati warna dan kekerasannya serta
dihitung rendemen gulanya.
BAB. 4 DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Fermipan (%)
Parameter
0 2 4 6
Rendemen (%) 15,63 25,29 27,14 27,09
BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari pembahasan data pengamatan dan hasil perhitungan pada praktikum
ini, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Proses pembuatan minyak kelapa dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara
kring dan cara basah. Pembuatan dengan cara kering, daging kelapa
dikeringkan terlebih dahulu atau disebut kopra dan dipress dengan press
hidrolik untuk menyekstrak minyaknya. Pembuatan dengan cara basah,
daging kelapa diekstrak santannya telebih dahulu dan ditambah dengan ragi
atau fermipan untuk dilakukan fermentasi agar minyak dapat terpisah dari
santan.
2. Perlakuan pra pengeringan dan suhu pengeringan pada pengolahan cara
kering dapat mempengaruhi rendemen minyak dan mutu minyak yang
dihasilkan.
3. Proses pembuatan gula merah, bahan baku yang digunakan adalah nira. Nira
dipanaskan hingga mengental dan warna berubah menjadi coklat, kemudian
dicetak dan didiamkan hingga gula merah mengeras.
4. Penambahan gula pasir pada pembuatan guka merah dapat mempengaruhi
tingkat kekerasan dan warna gula merah. Semakin banyak gula pasir yang
ditambahkan maka gula merah akan semakin mengeras dan warnanya akan
semakin pekat.
6.2 Saran
Sebaiknya praktikan lebih berhati-hati pada saat praktikum dan praktikan
harus megikuti prosedur yang telah dittapkan agar tidak ada kesahan pada saat
pengolahan atau praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Pratama,, F. 2015. Pembuatan Gula Kelapa Dari Nira Terfermentasi Alami (kajian
Pengaruh Konsentrasi Anti Inversi Dan Natrium Metabisulfit). Jurnal
Pangan dan Agroindustri. ISSN: 2354-7936. Vol 3 No 4, p 1272-1282.
Syafrini, E. 2013. Analisis Kajian Mutu Komposisi Asam Lemak pada Minyak
Kelapa . Jurnal. Medan : Universitas Sumatera Utara.
= 29,02%
81,03
Pemarutan dan Pemanasan 400C = 345,48 × 100%
= 23,45%
55,17
Pemotongan dan Pemanasan 600C = 438,86 × 100%
= 12,57%
29,79
Pemotongan dan Pemanasan 400C = 381,11 × 100%
= 7,82%
Acara 2 Pembuatan Minyak Cara Basah
Volume Minyak
Rumus Rendemen = × 100%
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐾𝑟𝑖𝑚
50
Penambahan Fermipan 0% = 320 × 100%
= 15,63%
88
Penambahan Fermipan 2% = 348 × 100%
= 25,29%
95
Penambahan Fermipan 4% = 350 × 100%
= 27,14%
97
Penambahan Fermipan 6% = 358 × 100%
= 27,09%
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGOLAHAN KOMODITI PERKEBUNAN HULU
Disusun Oleh :