DISUSUN OLEH :
DEDE ALFIANSYAH
HANDRI
MUHAMAD SOFYAN MULSAF
XI KIMIA INDUSTRI 1
Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Aleurites
Spesies : Aleurites moluccana (L.) Willd.
Kandungan Kimia
Daging biji, daun dan akar Aleurites moluccana mengandung saponin,
flavonoida dan polifenol, di samping itu daging bijinya mengandung minyak
lemak. (Anonimb, 1997). Pada korteksnya mengandung tannin (Anonima,
1997).
Kegunaan dan Khasiat
Daging bijinya bersifat laksatif. Di Ambon korteksnya digunakan sebagai
anti tumor (Harini, 2000), di Jawa digunakan sebagai obat diare, sariawan dan
desentri, di Sumatera daunnya digunakan untuk obat sakit kepala dan
gonnorhea. (Anonima, 1997). Minyak kemiri dibuktikan berkhasiat sebagai
obat penumbuh rambut (Julaiha, 2003).
Komposisi
Komposisi Kimia Minyak Kemiri
Asam lemak Jumlah (%)
Asam lemak jenuh -
Asam palmitat 55
Asam stearat 6.7
Asam lemak tak jenuh -
Asam oleat 10.5
Asam linoleat 48.5
Asam linolenat 28.5
2.2 Teori Ekstraksi dan Prosesnya
2.2.1 Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat ke dalam komponen –
komponennya berdasarkan perbedaan kelarutannya dengan mengguankan zat
pelarut atau solven sebagai pemisah atau “ separating agent” dengan pembagian
sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak bercampur untuk mengambil zat
terlarut tersebut dari satunpelarut ke pelarut yang lain. Apabila komponen yang
dipisahhkan berada dalam fase padat, maka proses tersebut dinamakan pelindihan
atau ”LEACHING”, sedangkan istilah “ EKSTRAKSI” umum dipakai jika soluter
berada dalam fase cair. Seringkali campuran bahan padat dan cair ( misalnya bahan
alami) tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan
mekanisn atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja, karena komponennya
saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat – sifat
fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah.
2.3.1 Distilasi
Destilasi (penyulingan) adalah proses pemisahaan komponen dari suatu
campuran yang berupa larutan cair cair dimana karakteristik dari campuran
tersebut adalah mampu campur dan mudah menguap ( volatile), selain itu
komponen komponen tersebut mempunyai perbedaan tekanan uap dan hasil
pemisahaan menjadi komponen komponen atau keompok kelompok komponen.
Karena adanya perbedaan tekanan uap, maka dapat dikatakan pula proses
penyulingan merupakan proses pemisahan komponen komponennya berdasarkan
perbedaan titik didihnya.
4. Destilasi azeotrop
Digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop( campuran campuran
dua atau lebih komponen yang sulit dipisahkan), biasanya dalam prosesnya
digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau
dengan menggunakan tenaga tinggi.
6. Refluks / destruksi
Refluks dialakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan
tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya
reaksi– reaksi senyawa organik adalah “lambat” maka campuran reaksi perlu
dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan baik
perekasi maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya
dapat cepat, dengan jalan pemanasan tetap jumlahnya tetap reaksinya
dilakukan secara refluks.
7. Destilasi kering
Prinsipnya memanaskan material padat untuk mendapatkan untuk
mendapatkan fase uap dan cairnya. Contoh untuk mengambil cairan bahan
bakar dari kayu atau batu bata.
Proses Destilasi
1. Keadaan awal
Mula – mula, pada cairan terdapat campuran Adan B, dimana karakteristikdari
komponen komponen tersebut adalah komponen A lebih mudah menguap
dibandingkan komponen B.
2. Campuran diuapkan sebagian, uap dan cairnya dibiarkan dalam keadaan
setimbang.
3. Uap dipisahkan dari cairannya dan dikondensasi
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
Alat
1. Labu alas datar 7. Batu Didih
2. Kondensor 8. Gelas Beaker
3. Soxhlet 9. Selang gas dan air
4. Gelas Ukur 10 Kertas sarig
5. Hot Plate 11. Korek api
6. Klem dan Statif
Bahan
1. n-heksana
2. biji kemiri
Alat
1. Labu Alas Bulat 6. Beaker Glass
2. Erlenmeyer 7. Gelas Ukur
3. Kondensor 8. Neraca Analitik
4. Heating Mantle 9. Selang gasdan air
5. Batu Didih 10. Klem dan Statif
Bahan
1. Minyak kemiri hasil ekstraksi
SG = ρ minyak
ρ air
4. Lakukan uji mutu produk minyak kemiri secara kimia, dengan tahapan sebagai
berikut:
1) Membuat larutan asam oksalat 0,1 N dengan cara berikut :
a. Pastikan neraca dalam keadaan bersih, waterpass berada di dalam
lingkaran dan kabel telah terhubung ke aliran listrik
b. Kondisikan neraca pada posisi ON
c. Pastikan agar angka pada neraca menunjukan angka nol
d. Pastikan botol timbang beserta tutup dan kaca arloji dalam keadaan
bersih dan kering
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
B. OPERASI DESTILASI
V cairan awal (ekstrak minyak kemiri + pelarut n-heksan) = 264 ml
V destilat (n-heksan) = 236 ml
V minyak kemiri = 11,5 ml
Waktu tetesan pertama = 10:17 WIB
M minyak kemiri = V × ρ
= 11,5 ml × 0,89703
= 10,315845 ml
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡
Efisiensi destilasi = 𝑥 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙
236
= 𝑥 100%
300
= 78,67 %
Pada praktikum kali ini yang di lakukan ialah penarikan minyak kemiri
dengan metode soxhlet. Hal pertama yang di lakukan ialah menimbang biji kemiri
sebanyak 70 gram yang sudah dihaluskan menggunakan parutan keju. Fungsi untuk
menghaluskan biji kemiri untuk mempercepat proses ekstraksi, karena luas
permukaannya lebih besar jadi laju reaksi lebih cepat berjalan. Ekstraksi dilakukan
selama 2 jam. Ekstraksi dilakukan selama 2 jam. Setelah selesai di ekstraksi minyak
kemiri perlu melalui proses destilasi lagi untuk memisahkan pelarut dan minyak
kemirinya. Setelah proses distilasi dilakukan uji mutu minyak kemiri.
Berdasarkan data hasil percobaan dan analisis data dapat kita ketahui bahwa
dalam ekstraksi atau pembuatan minyak kemiri dengan metode soxhlet ini memiliki
banyak keuntungan selain penggunaannya yang sederhana dan mudah juga dapat
menghasilkan minyak kemiri lebih banyak dibanding metode modern yang lainnya.
Dalam percobaan ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti dalam
penentuan suhu yang baik, pemotongan buah kemiri, pembungkusan buah kemiri
dengan kertas saring, pemasangan alat yang benar dan tepat, juga ketelitian dalam
melakukan proses ekstrasi maupun destilasi.
Pada percobaan ini ada 2 proses yang dilakukan yaitu proses ekstrasi dengan
soxhlet dan proses destilasi, pada proses ekstraksi hasil berupa cairan berwarna agak
kekuningan yang merupakan campuran/larutan n-hexane dan minyak kemiri yang
didapat. Pada proses ekstraksi sebenarnya diperbolehkan lebih dari 2 jam untuk
mendapatkan hasil ekstraksi/minyak yang lebih maksimal. Setelah dilakukan ekstrasi,
hasil yang didapat kemudian dilakukan proses destilasi sederhana untuk memisahkan
kandungan minyak dengan n-heksan. Pada proses destilasi didapatkan 2 hasil yaitu
destilat dan minyak kemiri. Minyak kemiri yang telah didapat merupakan minyak
kemiri murni dan memiliki bau kurang enak(gosong) dikarenakan tidak adanya
thermometer untuk menentukan suhu dan labu sedikit kotor jadi susah tercontrol dan
terlalu lama pada proses destilasi.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil percobaan, analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa ektraksi/ pembuatan minyak kemiri dengan metode soxhlet memiliki keuntungan yang
lebih banyak dibanding dengan metode modern yang lain, namun ekstraksi dengan metode
ini juga dibutuhkan ketelitiaan dan kehati-hatian. Selain itu praktikan dapat mengetahaui
langkah – langkah ekstraksi minyak kemiri dengan baik sesuai prosedur yang telah
diterapkan.
Pada percobaan ini digunakan kemiri sebanyak 70 gram dengan pelarut n-heksan 300 ml,
sehingga menghasilkan minyak kemiri sebanyak 11,5 ml dengan pelarut n-heksan 236 ml dan
massa jenis 0,89703 gram/ml.
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa hasil dari praktikum ini dapat dikatakan
kurang begitu baik, karena dari segi warna yaitu kuning kecoklatan, dan bau gosong
dikarenakan karena tidak adanya thermometer untuk menentukan suhu dan labu sedikit kotor
jadi susah tercontrol dan terlalu lama pada proses destilasi jadi belom meperlihatkan minyak
kemiri dengan kualitas yang baik.