Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PERSIAPAN PROSES PENYEMPURNAAN TEXSTIL

Persiapan proses (Preparation) penyempurnaan tekstil pada kain selulosa


kapas dan rayon adalah cara-cara mempersiapkan bahan yang akan mengalami proses
pencelupan dan pencapan sehingga akan memperudah dalam penanganan proses
berikutnya Persiapan proses ini meliputi pembukaan dan penumpukan kain (Pile up),
pengkodean (Kodefikasi), penyambungan kain (Sewing), dan pemeriksaan kain
(inspecting).
Penyempumaan Tekstil adalah rangkaian proses pengerjaan pada bahan tekstil
berupa serat, benang, maupun kain yang masih mentah sehingga menjadi bahan yang
siap dipergunakan Berdasarkan pengertian tersebut penyempumaan tekstil ada dua
macam pengertian yattu pengertian dalam arti luas dan pengertian dalam arti sempit
Pengertian dalam arti luas yaitu proses pengerjaan bahan tekstil baik berupa serat,
benang, maupun kain sampai menjadi bahan siap dipergunakan Pengertian dalam arti
sempit yaitu proses penyempurnaan terhadap kain tekstil yang sudah jadi untuk
meningkatkan mutu dan daya guna seperti penyempurnaan resin, santoris, anti api,
dan sebagainya.
Di unit finishing proses-proses yang dilakukan untuk menghasilkan kain
putih meliputi proses berikut yaitu :
A. Penumpukan kain (Pile Up)
Penumpukan kam adalah proses penumpukan kain dengan cara membuka
Gulungan kam menjadi tumpukan kain dalam bentuk lipatan pada kain Dimana
ujung bawah dan ujung atas gulungan dikeluarkan 3 meter untuk mempermudah
dalam pemberian kode dan penyambungan kain Kapasitas palet bersekitar 2000-
3000 meter, sehingga dalam satu tumpukan kain dalam satu palet terdiri dan
beberapa gulungan kain.
Tujuan proses pile up adalah:
- Memisahkanjenis kain yang sam dan jenis yang Iainnya.
- Mempermudah dalam penyambungan dan pemberian kode.
1. Menyiapkan Operasi Proses.
a. Persiapan bahan.
Memeriksa kode kain yang masih dalam gulungan kemudian mencocokan
dengan rencana kerja,

b. Persiaan alat.
Alat-alat yang disiapkan untuk proses pile up yaitu:
- Palet
- Pisau atau Suet
- Bolpoin
- Spidol
- Kartu jiroses

c. Cara kerja pile up:


1) Membuka gulungan pertama dengan ujung kain bawah dikeluarkan
dan ujung latin atas dikeluarkan Ice sisi sebaliknya.
2) Membuka gulungan kedua dan seterusnya dengan mengeluarkan ujung
kain bagian atas dan bawah seperti posisi ujung kain pertama sebelah
atas.
3) Ujung kain teraichir dilceluarkan ke arah yang berlawanan atau searah
dengan ujung kain pertama sebelah bawah untuk memperoleh
penyambungan.
4) Masing-masing kereta atau palet berkapasitas 2000-3000 meter.
Gambar I — 1 Penumpukan Kain Path Palet

Keterangan Gambar I -1

1. Palet
2. Ujung bawah gulungan pertama
3. Ujung kain yang akan disambung
4. Ujung atas gulungan kedua / terakhir

B. Pemberian Kode (Kodefikasi)


Pemberian kode adalah prose pemberian kode path pangical kain dan
ujung kain grey yang udah di Pile up dengan menggunakan tinta permanen :

Tujuan pemberian kode :


 Mempermudah urutan proses.
 Mempermudah pengontrolan proses.
 Menghindari tercampumya kain milik perusahaan yang berbeda

Contoh pengkodean pada kain grey :

8D 06 / 05.1.82 –

Keterangan :

 S : jenis kain
 D : konstruksi kain
 06 : work order
 05 : nama pemilik Acung
 I : nomer gulungan
 82 - : panjang kain asal (meter)
Tabel I-1 Kodefikasi Kain dan Proses yang Dikerjakan
Kode Jenis Kain Jenis Proses Lebar Jadi (cm)
1. Catton Biru Merser 101
2. Catton Biru Bleaching 103
3. Catton Biru Merser 90
4. Catton Prima Bleaching 103
5. Catton Prima Marser 105
6. Catton Prima Merser 115
7. Catton Biru Merser 105
8. Catton Biru Marser 115
9. Catton Biru Tebal Bleaching 115
10. Catton Biru Tebal Bleaching 150
RB Rayon Bleaching 117
R3B Rayon Bleaching 90
RC Rayon Bleaching 150
Contoh kartu flow sheet yang ada di PT Lokatex

KODE : PROSES JENIS KAIN :


GULUNGAN : LEBAR GERY : KONTRUKSI :
LEBAR JADI : ASAL GERY :
PERSIAPAN FOLDING
No KETERANGAN PROSES TANGGAL SHIFT REGU KETERANGAN
PILE UP INSPECT (YARD)
PILE UP

JAHIT

INSPECT

SINGEING

BLEACHING

MERCER

STENTER

CALENDER

FOLDING
JML
C. Penyambungan Karn (Sewing)

Penyanibungan kam adalah proses penyambungan ujung kam yang satu


dengan ujung kain yang lain Tujuan proses sewing adalah agar kam diatas palet
menjadi sam kesatuan sehmgga path saat proses tidak akan terputus Proses
penyambungan bin dilakukan dengan mesm obras sambung bukan mesm jahit
biasa penggunaan unaan mesin jahit biasa dengan satu benang menghasilkan
sambungan kurang bat, sambungan tidak rata, dan menyisahkan ujung kain
sehingga dapat merusak rol padder.
Untuk memperkuat sambungan agar tahan tethadap tarikan, maka path
saat menyambung dengan mesin obras bagian tepi kam diberi bin tepis yang
berwarna.

1. Fungsi kain tepis dalam proses penyambungan


a. Untuk menahan jahitan supaya tidak mudah sobek.
b. Untuk menjaga agar kain tidak terlipat
c. Untuk mempermudah pemisahan dalam proses pelipatan

2. Aturan pemasangan kain tepis


a. Kain tepis diletakkan pada ujung jahitan/sambungan
b. Kain tapis dipasang keluar dari jahitan sepanjang 0,5-1 cm

3. Cara penyambungan kain :


a. Mempersiapkan kain obras
b. Mengambil ujung dan pangkal kain
c. Menyelipkan kain tepis pada awal jahitan.
d. Memulai menjahit
e. Menyelipkan kain tepis pada akhir jahitan.
f. Apabila terjadi kelebihan lebar pada satu sisi kain, maka cara
penyambungan dilakukan dengan melipat kain yang kelebihan lebar
Gambar 1-2 Bentuk Jahitan Kain

Keterangan :

1. Benar (pinggir kain lurus, jabitan teranyam baik, hirus dan sejajar
dengan benang pakan)
2. Salah (jahitan tidak teranyam baik & tidak lurus)
3. Salah (selisih kain tidak lurus/lebar tidak sama)
4. Salah (sambungan miring)

serat, debu-debu dan kotoran mekamk lainnya Serta membuat bulu-bulu path
permukaan karn berdin sehingga akan terbakar secara sempurna Penyikatan
dilakukan oleh beberapa rol sikat yang berputar Alat mi ditempatkan di depan
mesin bakar bulu yang ditempatkan tersendiri dalam suatu ruang yang tertutup
yang dthubungkan dengan kipas penghisap debu Debu yang terlepas dan
bahan tensap dan dikumpulkan dalam kotak debu di luar ruangan tertutup
tersebut Pembakaran bulu dimaksudkan untuk menghilangkan ujung-ujung
serat bulu yang terdapat path permukaan karn, agar karn menjadi ban tidak
semua jems kain perlu mengalanu proses pembakaran bulu Pembakaran bulu
terutania dilakukan pada kain :

 Kain lapis yang halus


 Kain yang akan di merseris
 Kainyangakandicap
 •K.ainsatin,
 Kain halus

Pada umumnya pembakaran bulu dikerjakan sebelum penghilangan


kanji. Pembakaran bulu sesudah penghilangan kanji akan mendapatkan kain
yang licin sekali, artinya semua bulu pada permukaan kain dapat
dihilangkan.
Pada kain-kain yang terbuat dari sent polyester, bulu-bulu yang
terbakar akan meleleh dan membentuk gumpalan-gumpalan kecil pada
permukaan kain
Apabila dicelup, gumpalan-gumpalan tersebut akan berwarna lebih tua
daripada kainnya. keadaan ini dapat diatasi dengan :
 Melakukan pencelupan secara pad-termofix
 Melakukan pembakaran bulu setelah pencelupan
Untuk menghindari bahaya kebakaran, ruangan pembakar bulu
ditempatkan terpisah dan ruangan-ruangan lainnya. Selain itu mesin pembakar
bulu sering dilengkapi dengan bak penyomprot uap atan digabungkan dengan
mesin penghilang kanji.

Tujuan Proses Bakar Bulu adalah :

• Menambah kehalusan dan kerataan pada hasil celupan


• Menambah daya kilau kain
• Memperlancar proses selanjutnya seperti marserisasi dan lain-lain

1. Mekamsme Proses
Proses prmbakaran bum dapat dilakukan dengan eara melewatkan
kain path nyala api atau plat logam yang panas dengan kecepatan ± 80-
120 meter/memt, dtsesuaikan dengan tebal tipisnya kain Agar pembakaran
bum Iebth sempuma, karn hams dalam keadaan kering
Pengeringan dilakukan dengan silinder pengermgan yang
ditempatkan didepan mesm pembakar bulu, sehingga bulu-bulu menjadi
kenng dan mudah terbakar Pembakaran bum dapat dilakukan path sebelah
permukaan kain atau thpat pula pada kedua penmikaan kain.
Kesalahan-kesalahan yang mungkin timbul path proses pembakaran
Bulu adalah :

 Pembakaran bulu tidak rata, karena tegangan kain tidak sama


 Terjadi perubaan warna alan gosong, icarena nyala apt terialu. besar
alan. terlalu panas
 Terjadi lipatan-lipatan kam ke arah lusi, sebrngga setelah thcelup
terithat gans-garis ke arah lusi karena bagian bagian kam yang tidak
terbakar buhmya
 Gosong setempat, apabila ada sisa pelarut olie pada kain, Sisa pelarut
olie tersebut terhidrolisa menjadi asam oleh panas yang tinggi

Cara Proses pembakaran bulu dibagi atas 4 macam sesuai


denganjenis mesinnya, yaitu :
 Mesin pembakar bulu plat
 Mesin Pembakar bulu silender
 Mesin pembakar bulu gas.
 Mesin pembakar bulu listrik
 Mesin pembakar bum gas

Pada mesin ini kain dibakar bulunya langsung dengan nyala api. Nyala
api diperoleh dan hasil pembakaran gas dan udara yang dialirkan melalui
tempat pembakaran yang dilapisi dengan batu tahan api. Gas yang digunakan
dapat diperoleh dari :

 Gas alam seperti gas propan dan gas butana


 Gas dafi minyak solar yang dipanaskan
 Gas dan bensin yang dipanaskan
 Gas dan minyak tanah yang dipanaskan.

Kejelekan menggunakan mesin bakar bulu gas adalah :

 Bahaya kebaran lebib besar.


 Pegangan kain agak kaku.

Kebaikan mesin pembakar bulu gas :

 Pembakaran bulu lebih sempurna


 Bulu-bulu pada lekukan anyaman dapat terbesar

2. Proses Bakar Bulu di PT Lokatex

Di PT Lokatex menggunakan mesin bakar bulu gas LPG (Liquid


Petrolium Gas). Gas-gas tersebut disemprotkan dengan tekanan perbandingan
gas dan udana diatur sampai memperoleh nyala yang bim.

D. A

Anda mungkin juga menyukai