( PREPARATION )
terhadap bahan tekstil baik yang terbuat dari serat alam maupun buatan sebelum
agar proses-proses selanjutnya dapat berjalan dengan lancar dan hasilnya sesuai
yaitu :
dan mengisi kertas kerja ( flow sheet ), yang berfungsi untuk menunjukan identitas
dan jenis proses yang akan dilakukan. Flow sheet yang digunakan bermacam-macam
1. Flow Sheet warna putih digunakan untuk proses B-C (Bleaching-Callender) dan
B-O (Bleaching-Only).
Callander).
3. Flow Sheet warna biru digunakan untuk proses percobaan dan ekspor.
1
2
Dalam pembuatan flow sheet harus mengikuti beberapa ketentuan yang telah
2. Jumlah gulung tiap palet habis dibagi lima, kecuali sisa akhir.
gulungan kain grey pada palet atau kereta kain dengan cara membuka
kapasitas palet atau kereta kain dan mengeluarkan ujung-ujung kain dengan
1. Persiapan Kerja
flowsheet.
(kereta).
2. Langkah Kerja
misal :
(PT. PRIMATEXCO).
2.) Ujung bawah tiap kain dituliskan dengan nomor gulungan dan lot.
3.) Ujung teratas dituliskan kode sama dengan ujung terbawah tapi
menyertakan flowsheet.
Setiap gulungan kain yang tidak memenuhi syarat tidak boleh diproses
misalnya :
kembali dengan jenis kain yang sama dan lebarnya jaga sama kecuali
a
d
Gambar I - 2 : Skema Tumpukan Kain Grey.
a. Ujung kain
d. Palet
6
kain pada ujung – ujungnya yang telah tersusun dari proses pile up.
a. Menyiapkan alat dan bahan, antara lain mesin jahit, tepis, 3x5 cm dan
b. Memasang tepis pada tepi (0,5 – 1cm) keluar dari tepi kain
d. Sebelum sampai pada akhir tepi kain tepis yang kedua dipasangkan
pakan ).
- F, Sambungan benar karena tepi – tepinya sama ( lebar kain yang tidak
a. Alat :
1.) Mesin jahit
2.) Gunting
b. Bahan :
b. Menjahit dengan hati – hati dan teliti agar tidak terjadi salah sambung
d. Benang yang dipakai harus tahan terhadap zat – zat yang digunakan
dalam proses.
panjang dan lebar kain, kotoran – kotoran ( oil, minyak, dan warna ) cacat
kain ( sobek, lubang pakan dan lusi meloncat ) dan adanya logam pada kain
dan kebenaran antara panjang yang tertulis pada kain dengan panjang
inspecting.
Iron ditector berfungsi untuk mendeteksi adanya logam pada kain, alat ini
akan berbunyi atau bersuara bila pada kain terdapat logam. Inspecting juga
1. Langkah Kerja
d. Menulis panjang grey inspecting pada ujung dan buku laporan serta
c. Inspecting nomor 4
1. Kain.
2. Rol pengantar.
12
3. Iron detector .
4. Tombol pengoprasian.
6. Lampu penerang.
7. Counter .
8. Rol penarik.
9. Playtor down.
mentah menjadi bahan setengah jadi dan bahan jadi, untuk menghilangkan semua
jenis kotoran yang terdapat pada kain. Dimana bahan mentah itu masih
berasal dari luar. Kotoran alam adalah kotoran yang timbul bersama tumbuhnya
serat. Seperti malam, lilin/lemak, pigmen dan lainnya. Sedangkan kotoran berasal
dari luar adalah kotoran yang timbul karena proses pengerjaan dari pengolahan
serat sampai menjadi kain. Seperti noda minyak, potongan daun, ranting, debu
dan kanji yang sengaja ditambahkan sebelum ditenun. Kotoran – kotoran tersebut
yang tersembul pada permukaan kain yang disebabkan benang – benang yang
mengalami tegangan dan gesekan pada saat ditenun sehingga ujung –ujung
seratnya terlepas dari lilitan benang. Bulu – bulu tersebut dapat mengurangi
kualitas kain hasil proses selanjutnya. Pada proses merserirasi bulu yang ada
pada permukaan kain lebih banyak menyerap larutan dan menutup permukaan
hasil pencelupan. Pada proses pencapan bulu – bulu tertekan oleh screen dan
13
14
roboh/tertidu keluar dari garis motif,bulu yang tertidur dan terkena pasta dapat
menyerap pasta cap kemudian memindahkan pasta cap tersebut keluar dari
garis batas motif sehingga hasil pencapan kurang tajam. Oleh karena itu bulu
Tidak semua jenis kain perlu proses bakar bulu, pembakaran bulu terutama
dilakukan pada :
Terdapat juga kain yang tidak boleh dibakar bulu nya yaitu :
Prinsip bakar bulu adalah melewatkan kain diatas nyala api langsung, plat
logam panas, dan silinder panas dengan kecepatan tertentu sesuai dengan
tipisnyakain.
Mesin bakar bulu plat terdiri dari satu atau dua plat tembaga berbentuk
lengkung. Pemanas plat dipakai batu bara atau campuran antara udara dan
bahan bakar gas, batu bara, minyak, listrik. Kain dilewatkan pada silinder
berputar rotasi.
bakar bulu gas lebih sempurna hasilnya. Mesin bakar bulu gas termasuk
mesin bakar bulu langsung karena kain langsung di lewatkan pada nyala
api.
Di PT. Primatexco Indonesia pembakaran bulu menggunakan mesin bakar bulu gas,
1. Persiapan Proses
a. Menyiapkan mesin.
2. Langkah Kerja
3.) Memutar sutch LPG sampai power source dan safety lamp
menyala.
4.) Mengaktifkan pilot burner sambil membuka kran LPG dan pilot
burner menyala.
3. Mekanisme Proses
a. Pembukaan Kain
Kain melewati rol pengantar dan colth guider untuk di buka kearah lebar
kain.
b. Pengeringan Awal
kering, untuk itu kain dilewatkan pada cylinder dryer agar proses
c. Penyikatan
berupa potongan benang, serat, debu atau kotoran lainnya, proses ini
d. Pembakaran Bulu
e. Perendaman
Kain dilewatkan pada saturator berisi air untuk memadamkan api yang
f. Pada saat mesin mati mendadak, main burner harus dimatikan agar
penyalaan api.
benang lusi tersebut mudah terputus sehingga mengurangi mutu kain dan
kurang sempurna. Pada proses pencelupan dan pencapan zat warna tidak
bisa masuk kedalam serat sehingga warna luntur dan tidak rata.
atau asetat, biasanya digunakan gelatin, glue atau resin. Benang – benang
dari serat sintetik biasanya dikanji dengan resin, campuran resin dan gom,
gelatin dan lain – lain. Kanji juga tidak larut dalam air supaya dapat larut
dan maltosa yang larut didalam air. Hidrolisa dapat terjadi dalam air
panas, larutan asam atau larutan alkali. Ada pula kanji yang tidak
Pada dasranya jenis ada 2 golongan, yaitu kanji alam dan kanji
sintetik.
1.) Pati, seperti kanji tapioka, kanji jagung (maizena), kanji kentang
3.) Gom, seperti gom arab, gom tragakan, gom karaya dan lain – lain.
1.) Resin, seperti polivinil alkohol ( PVA ), akrilik dan lain – lain.
2.) Derivat selulosa, seperti tylose ( CMC ), hidroksi etil selulosa, metil
selulosa.
enzyme.
yang mudah dioksidasi seperti tapioka, poliakrilat dan lain – lain. Untuk
dari sifat zat oksidator yang digunakan. Zat oksidator yang dapat
digunakan yaitu :
1.) Aktifin S, Ini untuk penghilangan kanji pati dan dapat di lakukan
2.) Garam persulfat, asam sulfat bersifat sebagai oksidator kuat, dan dapat
melepaskan oksigen pada suhu kamar. Karena asam ini sangat aktif.
menghilangkan kanji pati, karena hidrolisa pati berjalan cepat dan tidak
suhu dan pH optimum tergantung dari jenis enzyme yang di pakai. Pada
suhu dan pH diatas atau dibawah optimum, daya kerja enzyme kurang
enzyme yaitu :
2.) Bakteri diastase, diperoleh dari tumbuhan jasad renik tertentu yang
disterilkan.
penggunaannya.
( C6H10O5 )n On n( C6H10O5 )
Pati/kanji pati/kanji
( amilum ) ( amilum )
maltosa/glukosa
polivinil alkohol.
1. Resep Desizing
a. Serat kapas
- Oksidator : X g/l
- Enzyme : X g/l
2. Fungsi Zat
sedikit.
C. Pemasakan (Scouring)
berupa lemak, minyak, lilin dan kotoran lainnya yang menempel pada
bahan. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan kain dengan daya serap yang
yang dapat menhalangi penyerapan bahan terhadap zat – zat pada saat
mengubah lemak menjadi sabun yang larut dalam air, reaksi pembentukan
sabun disebut safonifikasi. Pada proses pemasakan bahan dari serat kapas
terbentuk.
Reaksi yang terjadi pada proses pemasakan serat kapas dengan Natrium
hidroksida ( NaOH )
a.NaOH : X g/l
2. Fungsi Zat
3. Langkah kerja
menggunakan perhitungan :
diatur
1) Pencucian panas
Tegangan kain diatur oleh dancer limit dan setiap boil off
2) Pencucian dingin
5) Pencucian awal
suhu 85oC
6) Pencucian akhir
D. Pengelantangan (Bleaching)
Bahan – bahan yang terbuat dari serat – serat alam biasanya berwarna
putih kekuning – kuningan, warna ini berasal dari pigmen alam yang ada
bahan tekstil dari serat sintetik tidak perlu dikelantang, karna pada proses
Sehingga pada umumnya diputihkan saja zat pemutih optik. Tetapi bila mana
diperlukan dapat juga dikelantang dengan zat –zat oksidator. Campuran serat
sintetik dan serat alam, misalnya poliester – kapas, poliester – wol, poliakrilat
untuk serat alam tersebut. Pengelantangan serat – serat binatang (protein) pada
Zat – zat pengelantangan yang bersifat oksidator ada dua macam, yaitu :
H2O2 H2O + On
Na2SiO3 + On Na2SiO4
1. Resep
2. Fungsi zat
3. Persiapan Proses
a. Mengisi mixing tank dengan air kurang lebih 800 Liter sambil mixer
dijalankan.
4. Mekanisme Proses
a. Impregnasi larutan
kurang lebih 35 menit setelah keluar kain dicuci pada water seal tank
c. Pencucian panas
d. Pencucian dingin
e. Pelurusan pakan
f. Pengeringan
1) Alat :
a) Buret
b) Gelas titrasi
2) Bahan :
b) HC 0,1 N
3) Cara pengecekan
( garis Nol ).
gelas titrasi.
berwarna.
1) Alat :
a) Buret
b) Gelas titrasi
2) Bahan :
a) H2O2 10 %
c) Kalium iodida ( KI ) 20 %.
3) Cara pengecekan
gelas titrasi
titrasi H2O2.
atau menggulung.
1) Dancer roll
3. Dust collector
4. Cloth guider
5. Rol pengantar
6. Cylinder dryer
7. Brushing roll
8. Burner
9. Cooling roll
11. Mangle
13. Washer
17. Playtor
18. Chamber
19. Step
Cc/ml 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,6
1 0,4 0,44 0,48 0,52 0,56 0,6 0,64 0,68 0,72 0,76
3 1,2 1,24 1,28 1,32 1,36 1,4 1,44 1,48 1,52 1,56
4 1,6 1,64 1,68 1,72 1,76 1,8 1,84 1,88 1,92 1,96.
6 2,4 2,44 2,48 2,52 2,56 2,6 2,64 2,68 2,72 2,76
8 3,2 3,24 3,28 3,32 3,36 3,4 3,44 3,48 3,52 3,56
9 3,6 3,64 3,68 3,7,2 3,76 3,8 3,84 3,88 3,92 3,96
11 4,4 4,44 4,48 4,52 4,56 4,6 4,64 4,68 4,72 4,76
13 5,2 5,24 5,28 5,32 5,36 5,4 54,4 5,48 5,52 5,56
14 5,6 5,64 5,68 5,72 5,76 5,8 5,84 5,88 5,92 5,96
-0,8
Cc/ml 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,9
2 4,86 5,10 5,34 5,58 5,83 6,07 6,31 6,56 6,88 7,04
3 7,29 7,53 7,77 8,01 8,26 8,50 8,74 8,90 9,23 9,47
4 9,72 9,96 10,20 10,44 10,68 10,93 11,17 11,42 11,66 11,9
5 12,15 12,39 12,63 12,87 13,12 13,36 13,60 13,85 14,09 14,3
6 14,86 14,82 15,06 15,30 15,55 15,76 16,02 16,28 16,02 16,7
7 17,01 17,25 17,49 17,73 17,98 18,22 18,46 18,71 18,95 19,2
8 19,44 19,68 19,94 19,62 19,41 19,65 19,89 21,14 21,38 21,6
9 21,87 22,11 22,35 22,59 22,84 23,08 23,35 23,54 23,81 24,0
10 24,30 24,56 24,78 25,02 25,27 25,51 25,79 26,06 26,24 26,5
11 26,73 26,97 27,22 27,46 27,70 27,95 28,19 28,43 28,67 28,92
12 29,16 29,40 29,79 29,89 30,13 30,38 30,62 30,86 30,10 31,35
13 31,59 31,83 32,08 32,32 32,56 32,81 33,05 33,29 33,53 33,78
14 34,02 34,26 34,51 34,75 34,99 35,24 35,48 35,72 35,96 36,21
15 36,45 36,69 36,94 37,18 37,42 37,67 37,91 38,15 38,39 38,64
BAB III
dengan menggunakan atau tidak menggunaakan zat kimia untuk menambah sifat
yang dipunyai bahan itu secara fisik atau pun mekanik untuk selamanya maupun
sementara. Proses ini dikerjakan untuk kain yang telah di sempurnakan proses ini
bertujuan untuk meningkatkan mutu kain. Mekanisme proses ini pada dasarnya
melakukan pengerjaan kembali pada kain yang telah disempurnakan pada proses –
proses yang ada pada bagian penyempurnaan khusus untuk menaikan mutu
golongan yaitu :
a) Penyempurnaan kimia
b) Penyempurnaan fisika
A. Penyempurnaan Kimia
menggunakan larutan kimia sehingga dapat merubah sifat – sifat bahan tekstil
- Merserisasi
- Penyempurnaan kanji
1. Merserisasi
mendapatkan nilai tambah seperti : daya serap, efek kilau, dan penegangan
33
34
kostik soda pada suhu kamar, dengan atau tanpa penegangan, kemudian
dicuci. Pada saat itu terjadi pelepasan putaran serat sehingga penampang
serat menjadi lebih bulat, itulah sebabnya kain akan hasil merserisasi
memiliki efek kilau yang baik dan memiliki pegangan penuh. Merserisasi
memberikan pegangan yang yang lunak dari pada kain yang di merserisasi
270 Be dan suhu adalah suhu ruang, kain-kain yang dimerser yaitu cotton,
a. Resep
R/ Merserisasi :
NaOH : X g/l
R/ penetralan :
H2SO4 : X g/l
b. Fungsi Zat
c. Pembuatan larutan
1) Larutan Merserisasi
2) Pelarutan Penetralan
b) Menambahkan air hingga volume tank 800 liter dan kadar larutan
5° Be.
1) Persiapan kerja
2) Pengoperasian Mesin
e. Mekanisme Proses
1) Impregnasi
4) Pencucian awal
Kain dicuci dengan air panas pada matter dengan suhu 85˚ - 90˚C,
5) Penetralan
suhu ruang agar kain bebas dari NaOH. Dilanjutkan pencucian panas
6) Pencucian akhir
(methyl orange).
37
sobek/putus
ganti kereta.
secara berkala.
38
39
1. Kain
2. Roll pengantar
4. Cloth guider
5. Bath impregnasi I
6. Bath impregnasi II
7. Mangle
8. Tension cylinder
9. Tension penegang
12. Feller
15. Shower
18. Bak RL
19. Mengle
21. Matter
23. Washer
24. Mangle
i. Remerser
karena karena memiliki titik didid yang lebih rendah dari NaOH. Hasil
– 300 Be setelah mencapai kadar lebih dari 280Be larutan NaOH remerser
1) Mekanisme Proses
d) Pemisahan Uap
pemasakan.
42
e) Sirkulasi
tinggi
separator
tidakterlalulama dievaporator
3) Pengendalian Mutu
2. Penyempurnaan Kanji
kekuatan kain, memberi efek kekuatan dan pegangan penuh kadang pada
proses ini juga di beri zat anti jamur untuk menjaga kain dari kerusakan
a. Resep :
Tapioka = X g/l
b. Fungsi zat :
Pembuatan larutan
c. Larutan Penganjian :
larutan.
digunakan
a. Resep :
b. Fungsi zat :
c. Pembuatan larutan
tersebut
2) Larutan pewarna
air panas sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga rata dan
1) Persiapan proses
- Mengondisikan mesin
2) Pengoperasian mesin
hingga 100°C
1) Impregnasi larutan
penyerapan larutan.
2) Pengeringan awal
Melewatkan kain pada feed roll kain masuk pada clip tenter untuk
4) Pemanasan
5) Pendinginan kain
Type : Clip
3. Kain
4. Cloth guider
6. Mangle
8. Roll pengantar
9. Exhaust fan
15. Feller
24. kereta
50
B. Penyempurnaan Fisika
tekstil untuk menambah sifat yang dipunyai bahan secara fisik atau mekanik.
a. Persiapan proses
b. Pengoprasian mesin
hingga 100°C
c. Mekanisme proses
a) Pengeringan awal
Melewatkan kain pada feed roll kain masuk pada clip tenter
c) Pemanasan
d) Pendinginan kain
Type : Clip
52
1) Persiapan proses
- Mengecek bowl
kerja.
2) Mengoprasikan mesin
a) Menghidupkan NFB
menyala
dan mengkilap
Keterangan Gambar III – 8 Skema Jalanny Kain Pada mesin Callender 3 bowl dan
Keterangan Gambar III – 9 Skema Jalannya Kain Pada Mesin Callender 5 bowl :
1. Kain 1. Kain
sanforize.
a. Langkah kerja
1) Persiapan proses
2) Pengoperasian mesin
feed roll
blanket
3) Test Pencucian
- Sesudah merserisasi
- Sebelum sanforize
- Setelah sanforize
b. Mekanisme proses
pemengkeretan
kevapour chamber
pengurangan panas
belt
palmer
1. Kain
2. Rol pengantar
3. Swivel tention
4. Cloth guider
5. Feed roll
6. Pipa uap
9. Rubber belt
Proses pengemasan yaitu proses akhir yang dikerjakan terhadap kain yang
kain ekspor.
1. Langkah kerja
62
63
2. Persiapan proses
a. Mengecek mesin
c. Menjalankan mesin
ada logam.
b. Bila ada cacat kain seperti pakan miring dan noda diberi tanda
4. Pedoman penyortiran
a. Bila ada pakan yang miring kain diberi tanda tepat pada pakan yang
miring tersebut.
5. Mesin
1. Persiapan Kerja
1) Gunting
2)Stempel
64
3) Spidol
4) Roll meter
5) Tali
6) plastik
b. Menyiapkan mesin
2. Langkah kerja
c. Mencatat panjang kain dan mesin akan berhenti secara otomatis pada
panjang kain.
f. Menuliskan panjang kain pada ujung kain dan beri stempel yang
b. Kain – kain cacat seperti lebarnya kurang, bolong clip, pakan miring
pengecekan
4. Spesifikasi mesin
C. Penggulungan (Rolling)
mendapatkan kain dalam bentuk gulungan pada roll kertas dengan panjang
halus, kain ekspor atau kain yang yang sesuai permintaan order
1. Langkah kerja
Maksut diadakannya proses ini adalah untuk membuat kain hasil proses
mempermudah pendistribusian.
3. Mekanisme proses
4. Persiapan proses
1) Alat :
a) Gunting
b) Bolpoin
c) Spidol
66
2) Bahan :
kualitas kain.
1. Persiapan kerja
a. Menyiapkan alat
a. Gunting
b. Setrika
c. Isolasi
b. Urutan proses
2. Klasifikasi cacat
b. cacat asal dari proses penyempurnaan, misal sobek clip, noda oil, dan
tepi melipat
67
1. Persiapan kerja.
a. Menyiapkan alat
b) Gunting
c) Stempel
d) Alat tulis
b. Menyiapkan bahan
2. Langkah kerja
terdapatkecacatan.
1. Persiapan Proses
a) Fungsi zat
2. Langkah Kerja
1. Gulung Ikat
2. Gulung Plastik
dalam plastik biasanya kain diberi lebel tertentu sesuai jenis kain dan
3. Packing Box
Packing box ini menggunakan box karton( kertas ) yang diikat dengan
strapping band
a. Persiapan proses
b. Menyiapkan box karton dan menulis data kain pada box antara
lain : nomor box, jenis kain, ukuran, kelas, dan nomor lot.
b. Langkah kerja
diproses packing ball press ini berbentuk lipatan folding yang dilipat lagi
kearah pakannya
a. Persiapan Proses
spidol, jarum, tali plastik, plat baja dan alat pengikat baja
b. Langkah Kerja
Type : H-200-1/2551
71
72
73
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
baku menjadi bahan jadi berupa kain putih ( mori ) yang siap digunakan
oleh konsumen.
lingkungan hal ini terbukti dengan adanya unit pengolahan limbah( UPL )
masyarakat sekitar.
B. Saran
pencapan (printing).
perusahaan lain.
74
75
bagi siswa…
76
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan Nasional.