1. DEGUMMING FILAMEN SUTERA MENGANDUNG : FIBROIN 75% : bagian sutera yang diinginkan sbg bahan tekstil SERISIN 24 ~ 28% : sejenis gom/lilin yang melapisi dan melindungi fibroin, harus dibuang dengan proses DEGUMMING Adanya serisin : serat sutera jadi kaku, warna kekuningan, kilau rendah Degumming dapat dikerjakan pada : Benang sutera ,mentah maupun kain grey sutera Benang sutera Ecru : degumming 2-5% serisin benang lusi Benang sutera Souple : degumming 8-15% serisin benang pakan METODA DEGUMMING: 1. Pemasakan dengan larutan sabun 2. Pemasakan dengan deterjen nonionik 3. Pemasakan dengan enzim protease
Degumming dengan larutan sabun Prinsip : Serisin : senyawa protein yang dapat terhidrolisa menjadi senyawa yang larut oleh adanya alkali. Alasan pemakaian sabun : sabun memiliki daya deterjensi yang baik dan membuat pegangan bahan jadi lembut, ph tidak terlalu alkalis. Penambahan alkali lemah : Na2CO3 atau NaHCO3 : menjaga ph tetap alkalis,mengurangi pemakaian sabun Kekurangan : sabun tidak tahan air mengandung sadah, perlu penambahan zat anti sadah : EDTA
Faktor yang berpengaruh : Konsentrasi sabun : degumming total/parsial tebal tipis kain. Berkisar 6 g/l -15 g/l
35 30 25 20 15 10 5 0 20 40 60 80 100 120 Wakt u (Menit )
(A) 12.5% Sabun (B) 25% Sabun (A) 37.5% Sabun (A) 50% Sabun
pH : dijaga tetap alkalis, tapi tidak boleh terlalu alkalis: merusak fibroin
% Hilangnya Serisin
Waktu : disesuaikan dengan kondisi bahan dan parsial/total degumming Penambahan zat anti sadah : menjaga kinerja sabun
Contoh Resep : Sabun : 6 - 15 g/l Na2CO3 : 0,25 0,75 g/l Zat anti sadah : 0,5 g/l Vlot : 1:40 50 Suhu : 100C Waktu : 1 3 jam Setelah itu bahan dicuci bersih dan dinetralisair dengan asam lemah atau garam asam NH4Cl 1-2 g/l , suhu 50C selam 15 menit
: : : : : :
Enzim yang dapat digunakan : Enzim Tripsin Suhu (oC) 40 pH 8.1 9.9
Papain
70
5.2
Enzim tripsin : dari hewan Enzim papain : dari pepaya Kelebihan : enzim ini hanya menghidrolisa ikatan peptida yang dibentuk oleh gugus karboksil dari lisin dan arganin. Kedua jenis asam amino ini merupakan unsur pembentuk serisin dan juga pH proses tidak terlalu alkali Kekurangan : Enzim tidak dapat menghilangkan serisin seluruhnya Perlu proses dilanjutkan dengan pemasakan sabun
tes pewarnaanmikroskopis, yaitu sutera yang telah didegumming dikerjakan dalam larutan pewarna Neocarmin W mendidih selama 30 detik. Setelah dicuci bersih kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Serisin yang tersisa akan tampak berwarna biru kehijauan, sedangkan bila proses degumming sempurna akan berwarna kuning kecoklatan.
menghitung % kehilangan berat bahan setelah proses degumming dan uji waktu pembasahan.
Proses degumming yang tidak sempurna dapat mengakibatkan masalah pada proses berikutnya seperti pencelupan yang tidak rata.
Tanin adalah semacam zat yang terdapat pada bagian kulit dan batang dari setiap tumbuhan. Tanin berwarna coklat muda sehingga kain sutera yang diproses dengan tannin ini akan menjadi berwarna kecoklatan sehingga proses pengelantangan merupakan suatu keharusan. Proses yang biasa dilakukan adalah dengan merendam bahan sutera selama 1 jam pada suhu sekitar 85oC dalam bejana yang berisi zat tannin sejumlah 100% hingga 200% dari berat bahan tergantung dari % penambahan berat yang diinginkan. Setelah proses selesai bahan langsung diangkat dan dikeringkan.
Air yang digunakan haruslah air lunak karena air sadah dapat menyebabkan terjadinya pengendapan garam dalam larutan serta mengurangi kilau dari bahan sutera.
Tahap 1: bahan sutera diproses dalam larutan garam anorganik anhidrat stani klorida 48o-58oTw (150-170 g/L) pada suhu kamar selama 60-90 menit. Garam ini tidak larut dan akan tinggal diantara serat. Tahap 2 : bahan sutera diproses dalam larutan dinatrium hidrogen fosfat 7-13oTw pada suhu 50-60oC selama 1 jam, dimana akan terbentuk senyawa garam kompleks dengan stani klorida dan melapisi serat. Proses ini dapat dilakukan berulang untuk menaikkan jumlah garam kompleks yang terbentuk. Tahap 3 : bahan diproses dalam larutan natrium silikat 3-10oTw pada suhu 50-70oC selama 1 jam untuk mengatur jumlah berat yang diinginkan.
Untuk mencapai berat yang sama dengan berat awal sebelum degumming diperlukan:
Penggembungan dan kilau yang baik pegangannya agak keras afinitas zat warna kurang baik.
50% MAA yang dihitung dari total berat bahan sutera Katalis amonium persulfat, 3.5% terhadap banyaknya resin MAA 2 ml/L asam formiat 0.2 g/L surfaktan nonionik. Proses dimulai pada suhu 40oC dan suhu dinaikkan menjadi 80oC dalam 20 menit dan dijaga selama 1 jam. Suhu kemudian diturunkan ke 60oC dan larutan dibuang, kemudian dicuci dengan 2 g/L larutan sabun pada suhu 80oC selama 10 menit, setelah itu bahan sutera dibilas.
Saat ini proses penambahan berat dilakukan dengan mencampur dua atau lebih monomer resin untuk mendapatkan sifat kain, karakteritik stabilitas dimensi yang unik dan sifat anti kusut. Tabel berikut adalah beberapa jenis monomer resin dan katalis yang banyak digunakan.
Konsentrasi resin yang menentukan banyaknya penambahan berat Suhu pH Katalis yang mempercepat reaksi proses Lamanya proses mempengaruhi jumlah resin yang bereaksi surfaktan nonionik membantu menurunkan tegangan permukaan bahan sehingga mempermudah terjadinya reaksi antara gugus amino serat dengan resin.