Oleh :
Lina Melinda NPM 17020049
M. Rifaldy F NPM 17020054
Nanda Mutiara S NPM 17020062
Putra Nando S NPM 17020068
1.2 Tujuan
Menentukan titik optimum waktu yang berpengaruh pada proses degumming
pada kain sutera.
2. Teori Dasar
2.1 Sutera
Sutra atau sutera merupakan serat protein alami yang dapat ditenun menjadi
tekstil. Jenis sutra yang paling umum adalah sutra dari kepompong yang
dihasilkan larva ulat sutra murbei (Bombyx mori) yang diternak (peternakan ulat
itu disebut serikultur). Sutra memiliki tekstur mulus, lembut, namun tidak licin.
Rupa berkilauan yang menjadi daya tarik sutra berasal dari struktur seperti prisma
segitiga dalam serat tersebut yang membuat kain sutra dapat membiaskan cahaya
dari berbagai sudut.
2.2 Degumming
Proses pemasakan sutera atau degumming sutera bertujuan untuk
menghilangkan kandungan serisin dan sedikit lemakpada serat, dimana
kandungan serisin dapat mencapai 25% dari berat bahan. Proses degumming
biasanya dilakukan pada serat filamen atau kain sutera. Pada kain, serisin yang
adapada benang lusi dapat melindungi filamen sutera dari gesekan saat ditenun.
Berdasarkan hasil penghilangan serisin, maka filament sutera dibagi atas tiga
yaitu :
1. Ecru Silk, mengalami penghilangan serisin 2-5% karena akan dipakai sebagai
benang lusi.
2. Souple Silk, mengalami penghilangan serisin sebagian, kira-kira 8-15%
digunakan untuk benang pakan.
3. Boil Off Silk, mengalami penghilangan serisin sempurna beratnya berkurang
20-30%.
Pada proses degumming ini kain sutera akan direndam dalam larutan sabun
dan Na2CO3 dengan reaksi :
Struktur sutera menjadi mudah mengion akibat reaksi dengan alkali. Ketika
serisin serat sutera terluar larut, maka kekuatan dan kekakuan bahan juga
menurun.
Evaluasi Awal
Timbang Bahan
Proses Degumming
Pencucian
Pengeringan
Zat degumming
100oC
70oC
Menit
15 30 45 60
4. Perhitungan
4.1 Resep Degumming
Empat kain sutera direndam dalam satu erlenmeyer dengan masing-masing
berat :
- Kain1 = 2,91 gram - Kain 3 = 2,83 gram
- Kain 2 = 2,88 gram - Kain 4 = 2,90 gram
Sehingga berat total keempat kain sutera tersebut yaitu 11,52 gram, maka :
- Vlot = 1 : 40 ≈ 11,52 : (40 x 11,52)
= 11,52 : 460,8
- Larutan = 460,8 mL
6
- Sabun/Teepol = x 460,8
1000
= 2,76 mL
2,5
- Na2CO3 = x 460,8
1000
= 2,76 gram
- Air = 460,8 – 2,76
= 458,04 mL
4.2 Resep Penetralan
- Vlot = 1 : 40 ≈ 11,52 : (40 x 11,52)
= 11,52 : 460,8
- Larutan = 460,8 mL
1
- (NH4)2SO4 = x 460,8
1000
= 0,4608 g
Rumus Umum :
- Kain 1
2,91−2,51
%Pengurangan Berat = x 100%
2,91
Kain 1
= 13,74%
- Kain 2
2,88−2,45
%Pengurangan Berat = x 100%
2,88
Kain 2
= 14,93%
- Kain 3
2,83−2,39
%Pengurangan Berat = x 100%
2,83
Kain 3
= 15,54%
- Kain 4
2,90−2,42
%Pengurangan Berat = x 100%
2,90
Kain 4
= 16,55%
6. Pembahasan
%Pengaruh Berat
14
12
10
8
6
4
2
0
15 30 45 60
Waktu (Menit)
Hal ini terjadi karena pada reaksi proses degumming, yaitu Na2CO3 + NH2
– CH – R-COOH NH2 – CH – R - COONa+ (larut) + H2CO3, struktur sutera
menjadi mudah mengion akibat reaksi dengan alkali. Ketika serisin serat sutera
terluar larut, maka kekuatan dan kekakuan bahan juga menurun. Dari data diatas
juga dapat terlihat bahwa pengikisan serisin yang terjadi pada sutera tersebut
terjadi apabila waktu proses/perendaman kain dilakukan lebih lama, maka hasil
pengikisan serisinnya juga semakin besar, sehingga pengurangan beratnya juga
semakin tinggi/baik.
7. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan data yang didapat maka dapat disimpulkan bahwa
waktu optimum untuk proses degumming dengan cara exhaust pada suhu 100oC
yaitu dengan waktu perendaman selama 60 menit.
DAFTAR PUSTAKA