Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH VARIASI WAKTU TERHADAP PROSES

PEMASAKAN/DEGUMMING METODA PERENDAMAN PADA KAIN


SUTERA GREY

LAPORAN

diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Teknologi Persiapan


Penyempurnaan 1

oleh
1. Mochamad Faisal Fadlillah (17020053)
2. Muhammad Abshar Shiddieq (17020056)
3. Nadya Amelia Puteri (17020061)
4. Pujawati (17020067)
Grup 2K3

Dosen : Ikhwanul Muslim S.ST., MT.


Asisten dosen : Eka O., S.ST., MT
Yayu E. Y., S.ST

PROGRAM STUDI KIMIA TEKSTIL


POLITEKNIK STTT BANDUNG
2018
I. Maksud dan Tujuan
1.1 Maksud
Melakukan proses degumming/pemasakan pada kain sutera grey dengan metode
perendaman.

1.2 Tujuan
Mengetahui hasil optimum dari variasi waktu terhadap proses degumming/
pemasakan pada kain sutera dengan metode perendaman.

II. Teori Dasar


2.1 Sutera
Sutera adalah serat yang diperoleh dari sejenis serangga yang disebut
lepidopterra. Serat sutera yang berbentuk filament dihasilkan oleh larva ulat sutera
waktu membentuk kepompong. Spesies utama yang dipelihara untuk menghasilkan
sutera adalah Bombyx Mori. Pemeliharaan ulat sutera pertama ditemukan bangsa
Cina sekitar 2600 SM setelah 3000 tahun baru ditemukan cara pengolahan sutera
yang dicuri dari bangsa Cina oleh bangsa Eropa. Sutera diperkenalkan Alexander
The Great pada bangsa Eropa. Industri sutera yang besar pertama kali didirikan di
Eropa Tenggara yang secara cepat menyebar ke daerah barat karena kekuasaan
Muslim.
Serat sutera merupakan serat protein yang strukturnya berupa polipeptida,
bersifat hidrofil dan daya serap airnya besar, moisture regain (MR) sutera 11%.
Gugus amina (-NH2) dan karboksil (-COOH) pada serat protein merupakan gugus
fungsi yang berperan untuk mengadakan ikatan dengan ion zat warna berupa ikatan
ionik (elektrovalen).
Serat protein umunya lebih tahan asam tapi kurang tahan suasana alkali,
sehingga pengerjaan proses pencelupannya biasa dilakukan dalam suasana asam.
Dibanding serat wol, serat sutera urang tahan asam, pada pengerjaan dengan
amonium sulfat pekat serat akan rusak, tetapi agak lebih tahan alkali. Namun
demikian dalam suasana dalam agak alkalis dan suhu tinggi serat sutera juga akan
rusak.
1) Karakteristik dan Sifat Serat Sutera
Daya Serap Hidrofilik, MR : 11%
Efek Panas Sensitif terhadap panas pada suhu 100 oC.
Elastisitas Baik, daya tarik 20%, dapat ditarik hingga mulur 20%.
Tidak mudah rusak oleh larutan asam encer hangat, tapi larut
dengan cepat didalam asam kuat. Sutera mudah diserang oleh
oksidator, tahan terhadap jamur, serangga, dan bakteri.
Kimia
Pemanasan yang lama dalam air menyebabkan kilau dan
kekuatan berkurang.
Tidak tahan terhadap zat yang mengandung khlorin.
Pembakaran Menimbulkan api besar, tidak meninggalkan abu.
Kekuatan/ daya
Baik pada saat kering, kekuatan saat basah berkurang 15%
tahan
Serat sutera merupakan filamen yang kehalusannya 1,75-4,0
Kehalusan serat
denier.
Sutera mentah 11% tetapi setelah dihilangkan serisinnya
Moisture Regain
menjadi 10 %
Tabel 2.1 tabel karakteristik sutera

2) Bentuk penampang
Penampang lintang serat sutera Bombyx Mori berbentuk segitiga dengan
sudut-sudut yang membulat, sedangkan penampang lintang dari serat sutera liar
(tusah) berbentuk pasak seperti pada gambar:

Gambar 2.1 penampang melintang dan penampang membujur serat sutera


2.2 Sutera Grey
Kain grey adalah kain mentah yang masih mengandung banyak kotoran–
kotoran baik berupa kotoran alam maupun kotoran yang berasal dari luar.
Kotoran alam adalah kotoran yang timbul bersama tumbuhnya serat seperti
fibroin, serisin, lilin, garam-garam mineral dan lainnya. Kotoran luar adalah
kotoran yang timbul karena proses pengerjaan dari pengolahan serat sampai
menjadi kain seperti noda minyak, potongan daun, ranting, debu, dan kanji yang
sengaja ditambahkan sebelum pertenunan. Serisi, lemak, malam/lilin dan kanji
bersifat menghalangi penyerapan larutan (hidrofob).
Grey sutera mengandung kotoran - kotoran baik berupa kotoran alam
maupun kotoran luar selain itu terdapat pula kotoran berupa bulu–bulu serat pada
permukaannya sebagai akibat dari gesekan-gesekan mekanik dan peregangan-
peregangan pada waktu proses pertenunan, bulu-bulu pada permukaan kain
menyebabkan hasil pencelupan warnanya kurang cerah dan pada pencapan
menyebabkan warna blobor dan motif kurang tajam. Serat sutera mengandung
kotoran alam berupa serisin (perekat). Kotoran-kotoran alam, kotoran luar maupun
bulu-bulu pada permukaan kain akan mengganggu proses penyempurnaan tekstil
baik pengelantangan, pencelupan, maupun pencapan sehingga perlu dihilangkan
dalam proses.

2.3 Proses Pemasakan Sutera (Degumming)


Proses pemasakan sutera atau degumming sutera bertujuan untuk
menghilangkan kandungan serisin dan sedikit lemak pada serat, dimana kandungan
serisin dapat mencapai 25% dari berat bahan. Proses degumming biasanya
dilakukan pada serat filament atau kain sutera. Pada kain, serisin yang adapada
benang lusi dapat melindungi filament sutera dari gesekan saat ditenun.
Berdasarkan hasil penghilangan serisin, maka filament sutera dibagi atas tiga yaitu:
a) Ecru Silk, mengalami penghilangan serisin 2-5% karena akan dipakai
sebagai benang lusi.
b) Souple Silk, mengalami penghilangan serisin sebagian, kira-kira 8-15%
digunakan untuk benang pakan.
c) Boil Off Silk, mengalami penghilangan serisin sempurna beratnya
berkurang 20-30%.
Pada proses degumming ini pH larutan merupakan factor yang paling penting,
karena sutera akan rusak pada pH tinggi maka proses degumming berlangsung pada
pH 9-10. Pemasakan merupakan proses persiapan yang memegang peranan penting
bagi bahan tekstil karena dengan pemasakan akan memudahkan bahan untuk
menyerap zat-zat yang ada pada proses basah berikutnya. Tujuan pemasakan adalah
untuk memperoleh bahan tekstil yang bersih atau untuk menghilangkan kotoran
alami baik berupa lemak, minyak, pektin, serisin, gum,kulit biji kapas (pada serat
selulosa dan protein) dan kotoran dari luar seperti oli, debu, spinning oil (pada serat
sintetik) sehingga meningkatkan daya serap pada seluruh permukaan bahan secara
merata.
Mekanisme proses pemasakan adalah menyabunkan kotoran berupa lemak, oli,
serisin, gum sehingga dapat larut dalam air serta melepaskan kotoran akibat efek
detergensi dari larutan pemasakan dan gerakan mekanik yang diberikan pada bahan.

III. Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
 Neraca analitik  Piala gelas
 Gelas kimia  Gelas ukur
 Batang pengaduk  Pipet ukur
 Spatula  Jas Laboratorium
 Thermometer  Masker
 Penangas  Sepatu tertutup
 Setrika
3.1.2 Bahan
 Kain uji  Na2CO3
 Teepol (sabun)  NH4Cl
3.2 Diagram Alir

Siapkan kain dan zat sesuai resep

Buat persiapan penyempurnaan sesuai resep dengan variasi waktu 15' ,


30', 45', dan 60'

Rendam kain dalam gelas kimia (proses degumming)

Pencucian dengan (NH4)2SO4 (penetralan)

Kain dicuci dingin kemudian di keringkan

Evaluasi kain
(% pengurangan berat)

3.3 Resep
Teepol = 12 ml/L
Na2CO3 = 2,5 g/L
(NH4)2SO4 = 1 g/L
Waktu = 15’, 30’, 45’, 60’
Suhu = 100°C
Vlot = 1 : 40
3.4 Skema Proses
a) Pada kain gunting 3 (waktu perendaman 15 menit)

b) Pada kain gunting 1 (waktu perendaman 30 menit)

c) Pada kain gunting 2 (waktu perendaman 45 menit)


d) Pada kain gunting 4 (waktu perendaman 60 menit)

e) Pada proses pencucian

3.5 Fungsi Zat


- Teepol/sabun : menyabunkan serisin sehingga dapat larut
- Na2CO3 : memberikan suasana pH alkalis, membantu melarutkan
serisin
IV. Perhitungan
Diketahui :
Berat bahan = (2,93 + 2,81 + 2,99 + 2,88) gram
= 11,61 gram
Vlot = 1 : 40

𝐿𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 = 𝑉𝑙𝑜𝑡 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛

= 40 𝑥 11,61 gram
= 464,4 𝑚𝐿

a) Teepol
12 𝑚𝑙
= 𝑥 𝐿𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
1000 𝑚𝐿
4 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 464,4 𝑚𝐿
1000 𝑚𝐿
= 5,5728 𝑚𝐿

b) Na2CO3

2,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 𝐿𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
1000 𝑚𝐿

2,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 464,4 𝑚𝐿
1000 𝑚𝐿

= 1,161 𝑔𝑟𝑎𝑚

c) (NH4)2SO4

1 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 𝐿𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
1000 𝑚𝐿

1 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 464,4 𝑚𝐿
1000 𝑚𝐿

= 0,464 𝑔𝑟𝑎𝑚
d) Air
= 464,4 mL – 5,57 mL
= 458,8 mL

e) Evaluasi presentase pengurangan berat


1) Kain gunting 3 (15 menit)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
% 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
2,93 𝑔𝑟𝑎𝑚−2,71 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100%
2,93 𝑔𝑟𝑎𝑚

0,22 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 2,93 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 100%

= 7,51 %

2) Kain gunting 1 (30 menit)


𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
% 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
2,99 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 2,68 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100%
2,99 𝑔𝑟𝑎𝑚

0,31 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100%
2,99 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 10,37 %

3) Kain gunting 2 (45 menit)


𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
% 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
2,81 𝑔𝑟𝑎𝑚−2,50 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100%
2,81 𝑔𝑟𝑎𝑚

0,31 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 2,81 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 100%

= 11,03 %
4) Kain gunting 4 (60menit)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
% 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
2,88 𝑔𝑟𝑎𝑚−2,49 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100%
2,88 𝑔𝑟𝑎𝑚

0,39 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 2,88 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 100%

= 13,54 %

Tabel Data Hasil Percobaan

Variasi I Variasi II Variasi III Variasi IV


Suhu 100°C 100°C 100°C 100°C
Waktu
15 menit 30 menit 45 menit 60 menit
perendaman
Berat awal kain 2,93 gram 2,99 gram 2,81 gram 2,88 gram
Berat akhir kain 2,71 gram 2,68 gram 2,50 gram 2,49 gram
% pengurangan
7,51 % 10,37% 11,03 % 13,54 %
berat
V. Diskusi
1. Persentase pengurangan berat
16
13.54
14

12 11.03
% pengurangan berat

10.37
10
7.51
8

0
0 10 20 30 40 50 60 70
waktu perendaman (menit)

Pada tabel diatas dapat disimpulkan semakin lama pemasakan semakin banyak
pengurangan beratnya yang mana pada 60 menit dengan 13,54% hal ini karena
serisin pada sutera dihilangkan dari 25% kandungan serisin didalam sutera. Dan
pada umumnya mutu serat sutera pun ditentukan oleh kebersihan, kehalusan,
kerataan. Dan pada proses pendidihannya akan menurunkan kilau karena sutera
yang tak tahan alkali akan tetapi akan memperbaiki sifat daya serap pada kain dan
juga daya celup sutera, maka jika pendidihan dilakukan sangat lama sutera akan
rusak.

VI. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan empat variasi
waktu perendaman, dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu perendaman
maka % pengurangan beratnya akan semakin besar. Hasil yang paling optimum
didapat pada variasi IV (Kain gunting 4), dibuktikan dengan persentase
pengurangan beratnya yaitu sebesar 13,54 %, yang mana prosesnya dilakukan
menggunakan suhu kamar (100°C) dan waktu perendaman selama 60 menit.
DAFTAR PUSTAKA

http://khanifarifin.blogspot.com/2011/11/pretreatment-pada-kain-sutera.html?m=1
Diktat Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan, Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil

Anda mungkin juga menyukai