BIOKIMIA PANGAN
PROTEIN II
Uji Salting Out
Oleh :
I PENDAHULUAN
II TINJAUAN PUSTAKA
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan Uji Salting Out didapat hasil
bahwa sampel L( Sosis), E(Pepton), dan J(Kopi) mengalami
salting out dan terdapat ikatan peptida ditandai dengan terdapat
cincin ungu pada larutan setelah dilakukan uji biuret
5.2 Saran
Disarankan pada semua praktikan harus teliti dalam melihat
hasil dari tiap percobaan supaya tidak terjadi kesalahan
identifikasi kandungan dari suatu sampel.
Keakuratan hasil percobaan, sebaiknya peralatan yang akan
digunakan terlebih dahulu dicuci, dan dikeringkan. Sedangkan
untuk sampel yang disediakan sebaiknya tidak disimpan dalam
waktu yang lama, karena secara tidak langsung sampel akan
terkontaminasi dan berpengaruh pada hasil pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran Internet
http://ayuani18.blogspot.com/2012/05/uji-identifikasi-
protein.html
Uji Identifikasi Protein
Salting Out
Salting Out adalah Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang
mempunyai kelarutan lebih besar dibanding zat utama, akan
menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan
karena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak atsiri dalam air
akan turun bila kedalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh.
Pengendapan pada metode salting-out terjadi karena proses persaingan
antara garam dan protein untuk mengikat air. Grup ion pada permukaan
protein menarik banyak molekul air dan berikatan dengan sangat kuat.
Contohnya Amonium sulfat yang ditambahkan ke dalam larutan protein
akan menyebabkan tertariknya molekul air oleh ion garam. Hal tersebut
disebabkan ion garam memiliki densitas muatan yang lebih besar
dibandingkan protein. Kekuatan ionic garam pada konsentrasi tinggi
semakin kuat sehingga garam dapat lebih mengikat molekul air.
Menurunnya jumlah air yang terikat pada protein menyebabkan gaya
tarik menarik antara molekul protein lebih kuat bila dibandingkan
dengan gaya tarik menarik anatara molekul protein dan air
(mempertinggi interaksi hidrofobik), sehingga protein akan mengendap
dari larutan atau berikatan dengan kolom hidrofobik. Selama proses
salting-out, konsentrasi garam harus tetap dijaga agar tidak menurun
dalam larutan sehingga tidak terjadi pengendapan yang bersamaan
antara protein yang ingin dimumikan dan protein yang tidak diinginkan.
Pengendapan protein dengan penambahan garam
Masukkan 100 cc susu ke dalam gelas kimia, lalu campurkan 100 cc air.
Diaduk terus-menerus sambil diteteskan larutan HCl 10% hingga terlihat
keping-keping dalam cairan itu, yaitu kasein yang mengendap pada titik
-isoelektrik pH 4,7. Tambahkan asam yang berlebih, kasein larut
kembali. Biarkan air tersebut selama 10 menit. Lalu tuangkan cairan itu
ke dalam gelas kimia lainnya, sehingga sisanya yang masih ada disaring
( kasein dan cairan ).
Titik isolistrik pada albumin adalah pada pH 4,55-4,90 (Poedjiadi,
1994).
Seperti asam amino, protein yang larut dalam air akan membentuk ion
yang mempunyai muatan positif dan negatif. Dalam suasana asam
molekul protein akan membentuk ion positif, sedangkan dalam suasana
basa akan membentuk ion negatif. Pada titik isolistrik protein
mempunyai muatan positif dan negatif yang sama, sehingga tidak
bergerak ke arah elektroda positif maupun negatif apabila ditempatkan
di antara kedua elektroda tersebut. Protein mempunyai titik isolistrik
yang berbeda-beda. Titik isolistrik protein mempunyai arti penting
karena pada umumnya sifat fisika dan kimia erat hubungannya dengan
pH isolistrik ini. Pada pH di atas titik isolistrik protein bermuatan
negatif, sedangkan di bawah titik isolistrik, protein bermuatan positif.
Adanya gugus amino dan karboksil bebas pada ujung-ujung rantai
molekul protein, menyebabkan protein mempunyai banyak muatan
(polielektrolit) dan bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam
maupun basa). Daya reaksi berbagai jenis protein terhadap asam dan
basa tidak sama, tergantung dari jumlah dan letak gugus amino dan
karboksil dalam molekul. Dalam larutan asam (pH rendah), gugus amino
bereaksi dengan H+, sehingga protein bermuatan positif. Sebaliknya,
dalam larutan basa (pH tinggi) molekul protein akan bereaksi sebagai
asam atau bermuatan negatif. Pada pH isolistrik muatan gugus amino
dan karboksil bebas akan saling menetralkan sehingga molekul
bermuatan nol (Winarno, 2002).