Anda di halaman 1dari 8

pangan yang mudah menguap, memiliki kandungan air tinggi, dan bahan yangmudah teroksidasi.

Metode ini
digunakan untuk bahan-bahan yang memilikiciri-ciri di atas agar pengeringan yang dilakukan
tidak menghilangkan kadar air seluruhnya.
Kadar Air
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yangdinyatakan dalam satuan persen.
Kadar air juga merupakan karakteristik yangsangat penting dalam bahan pangan karena air dapat
mempengaruhipenampakan, tekstur, serta ikut menentukan kesegaran dan daya awet
bahanpan gan t er s e but , ka da r a i r men ye ba bka n mudahn ya ba kt er i , ka pan g dan khamir unt
uk berkembang biak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahanpangan (Haryanto 1992).
Metode Destilasi
Metode destilasi adalah suatu metode yang digunakan untuk menetapkankadar air suatu bahan pangan yang mudah
menguap, memiliki kandungan air tinggi, dan bahan yang mudah teroksidasi. Metode ini digunakan untuk bahan-
bahan yang memiliki ciri-ciri di atas agar pengeringan yang dilakukan tidak menghilangkan kadar air
seluruhnya.Destilasi dilakukan melalui tiga tahap, yakni evaporasi yaitumemindahkan pelarut
sebagai uap air dari cairan; pemisahan uap cairan didalam klom, untuk memisahkan komponen
dengan titik didih lebih rendahyang lebih volatil dari komponen lain yang kurang volatil; dan kondensasi
dariuap cairan untuk mendapatkan Iraksi pelarut yang lebih
volatil.Met od e de s t i l a s i i ni di guan a kan s ua t u pel a r ut ya n g i mmi s ci bl e ya i t upelarut yang
tidak dapat saling bercampur dengan air dan diisuling bersama-sama dari contoh yang telah ditimbang
dengan teliti. Pelarut tersebut memilikititik didih sedikit di atas titik didih air. Pelarut yang biasa
digunakan adalahtoluene, xylene, dan campuran pelarut-pelarut ini dengan pelarut lain. Metodeini sering
digunakan pada produik-produk bahan pangan yang mengadungsedikit air atau mengandung
senyawa volatil, diantaranya adalah keju biru,

kopi da n ba h an vol a t i l s ep er t i r empah - r empah ya n g ba n ya k men ga n dun gminyak volatil.
Kondensasi
Kondensasi atau pengembunan adalah perubahan wujud benda ke wujudyang lebih padat, seperti gas (atau
uap) menjadi cairan. Kondensasi terjadiketika uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga
terjadi bila sebuahuap dikompresi (tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalamikombinasi dari
pendinginan dan kompresi. Cairan yang telah terkondensasidari uap disebut kondensat. Sebuah
alat yang digunakan untuk mengkondensasi uap menjadi cairan disebut kondenser. Kondenser
umumnyaadalah sebuah pendingin atau penukar panas yang digunakan untuk berbagaitujuan, memiliki rancangan
yang bervariasi, dan banyak ukurannya dari yangdapat digenggam sampai yang sangat besar (Guenther
1987).Mahkota dewa bisa ditemukan ditanam di pekarangan sebagai tanamanhias atau di kebun-
kebun sebagai tanaman peneduh. Asal tanaman
mahkotadewa ma s i h bel um di ket a h ui . Men i l i k na ma bot a n i n ya Ph a l er i a pa puana , banyak
orang yang memperkirakan tanaman ini populasi aslinya dari tanahPa pua , I r i an J a ya . Di s a n a
mema n g bi s a di t emukan t an aman i ni . Mah kot a dewa tumbuh subur di tanah yang gembur dan subur
pada ketinggian 10-1.200m dpl. Perdu menahun ini tumbuh tegak dengan tinggi 1-2, 5 m.
Batangnyabulat, permukaannya kasar, warnanya cokelat, berkayu dan bergetah,percabangan simpodial. Daun
tunggal, letaknya berhadapan, bertangkaipendek, bentuknya lanset atau jorong, ujung dan pangkal
runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin, warnanya hijau tua, panjang 7-10 cm,lebar 2-5 cm.
Bunga keluar sepanjang tahun, letaknya tersebar di batang atauketiak daun, bentuk tabung, berukuran kecil,
berwarna putih, dan harum. Buahben t ukn ya bul a t , di a met er 3-
5 cm, per muka an l i ci n, ber a l ur , ket i ka mudawa r n an ya h i j a u da n mer ah s et el a h ma s a k.
Da gi n g bua h ber wa r n a put i h, berserat, dan berair. Biji bulat, keras, berwarna cokelat. Berakar tunggang
danberwarna kuning kecokelatan. Perbanyakan dengan cangkok dan bijinya.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SiIat dan khasiat buah berkhasiat menghilangkan gatal (antipruritus) danantikanker. Biji berracun. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa bioaktivitasekstrak buah mahkota dewa dengan metode BSLT yang
dilanjutkan dengan
ujipen a pi s a n an t i kan ker i n vi t r o t er h a da p s el l eukemi a 1210, men un j ukkan toksisitas yang
sangat tinggi dan potensial sebagai antikanker.Tumbuh an den gan n a ma i l mi ah
Phaleria macrocarpa
d i k e n a l j u g a dengan nama simalakama (Melayu/Sumater), Makuto Dewo
(Jawa).Ber kh a s i a t un t uk men goba t i ber ba ga i ma ca m pen ya ki t , s ep er t i : Di a bet es Mellitus,
Kanker dan Tumor, Hepatitis, Rematik dan Asam urat.
III.
Alat dan Bahan
1. Alat destilasi penetapan kadar air, terdiri dari :

Labu bundar 500 ml

Kondensor

Tabung penampung berskala 0,1 ml2. Toluen yang sudah dijenuhkan dengan aquades
VI.
Pembahasan
Pen en t ua n ka dar ai r pa da s ua t u s i mpl i s i a per l ul a h di l a kukan t er ut ama un t uk ba h an ya
n g di ker i n gka n dan di s i mpa n l ama , kar en a apa bi l a di da l a msimplisia yang akan disimpan
dalam waktu yang cukup lama memiliki kelebihanjumlah air, maka simplisa tersebut akan menjadi cepat
lembap sehingga sangatmemungkinkan simplisia tersebut menjadi rusak
karena pertumbuhan mikrobaa t a u j a mur
ya n g l ebi h cepa t da n pembus uka n ya n g kemudi a n t er j a di r ea ks i hidrolisis. Reaksi hidrolisis
merupakan reaksi dimana terjadi penguraian molekul-molekul suatu zat oleh air (H
2
O). Penentuan kadar air ini merupakan salah
satupen guj i a n kua l i t a s dar i s ua t u s i mpl i s i a . Un t uk men gh i n da r i kel emba pa n dan pertumb
uhan mikroba, maka kadar air yang baik yang terdapat pada simplia yaitu10, artinya pada kadar tersebut,
simplisia aman untuk digunakan.Pa da per coba a n i n i di uj i ka da r a i r pa da s i mpl i s i a bua h
mah kot a
de wa , kemudi a n di ba n di n gkan den gan ka dar ai r pa da s i mpl i s i a da un kej i bel i n g da nr i m
pa n g j ah e. Pen en t uan ka da r a i r da pa t di l a kuka n den gan ber ba ga i met od e, diantaranya
metode titrimetri, metode azeotroph dan metode
gravimetri.Pen guj i a n ka dar a i r s i mpl i s i a mah kot a dewa i n i di uj i den gan men gguna kan m
et ode a z e ot r oph , ya i t u den ga n men gh i t un g j uml ah a i r pa da ca mpur an dua pelarut yang
memiliki titik didih yang berbeda namun dapat menguap bersama-sama.Pelarut yang dipakai dalam
metode pemisahan ini dengan toluene(C
6
H
5
CH
3
) . Tol uen e ya n g di des t i l a s i mer upa ka n pel a r ut ya n g t i da k t er ca mpur dengan air, namun
kadar air dalam bahan uji akan didestilasi secara bersamaandan dipisahkan dalam tabung penerima
setelah melalui kondensor (pendingin).Toluene harus dibuat jenuh karena struktur tolouene
memungkinkan untuk mengikat sedikit air (masih terdapat rongga-rongga untulkmengikat air), sehinggajika
toluene masih bersiIat anhidrat, maka akan menghasilkan kadar air yang tidak sesuai (palsu).Pada
pengamatannya, toluen dibuat jenuh dengam menggunakan corongpisah, kemudian sisa air yang tidak
terikat dengan toluene dipisahkan dari
corong.Tol uen e kemudi a n di gun a kan s e ba ga i pel a r ut 25 gr am s i mpl i s i a ya n g t el ah

dihaluskan. Toluene dan simplisia lalu dididihkan dalam labu bundar dan disulingdengan alat destilasi dengan
kecepatan 2tetes/detik. Kran pembuka ekstrak
ditutupa gar da pa t di h i t un g j uml ah ka dar a i r ya n g kel uar . Ha s i l a kh i r pen yul i n ga nmerup
akan air dan toluene, namun karena perbedaan berat jenisnya (BJ air 1g/ ml , BJ t ol uen
0, 8669 g/ ml ) ma ka ai r ber a da di ba wa h da n t ol u en di a t a s , sehingga perhitungan dapat dilakukan
dengan mudah.Hasil perhitungan menunjukan kadar air 2, 5 ml, artinya dalam 25 gramsimplisia
terdapat 2, 5 ml air, atau dengan kata lain simplia buah mahkota dewayang diuji memiliki kadar air
9, 8. Pada simplisia lain yang diuji menunjukanhasil yang berbeda (rimpang jahe 12,8, daun
kejibeling 11,99). Dari
dataya n g di h a s i l kan ma ka t er l i ha t ba h wa s i mpl i s i a bua h mah kot a de wa memi l i ki kadar
yang lebih sedikit dibandingka dengan yang lain, namun masih terbilangnormal untuk kadar air suatu
simplisia (10).Kadar air dalam suatu simplisia haruslah sesuai dengan standar yang telahditentukan, karena
selain kerusakan-kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh air,namun kekurangan kadar air dalam
suatu simplisia juga tidak baik, karena eIek (zat aktiI) dapat terurai saat pengeringan berlangsung
sehingga menjadi rusak simplisianya, maka dari itu untuk tanaman yang akan diambil minyak
atsirinyatidak diperlukan pengeringan karena akan memungkinkan minyak atsiri akanterurai saat
dilakukan proses pengeringan.Setiap pengukuran kadar air dalam simplisia berbeda-beda. Hal ini
dapatterjadi karena beberapa Iaktor, diantaranya adalah jenis simplisia yang
berbeda, t empa t pen an a man ya n g ber beda ( I a kt or t a nah , l i n gkun gan ) , l aman ya pr os e s pe
n ger i n gan s i mpl i s i a , dan I a kt or cua ca ( uda r a s eki t a r ) . Na mun s el a i n I a kt or - Iaktor
lingkungan tersebut, terdapat pula Iaktor yang dapat
meningkatkankes a l ah an s a at pen gukur an , ya i t u di a n t ar an ya : t ol u en e ya n g ma s i h an hi dr a
t (sehingga toluene masih dapat mengikata air), kemudian saat pembuatan toluenejenuh (pengocokan air dan
toluene terlalu kuat sehingga terbentuk emulsi antaraair dengan toluene), dan dapat juga
dikarenakan simplisia yang diuji coba masiht er l a l u ka s a r ( kur an g ha l us ) , s eh i n gga por i -
por i keci l da n a i r t i da k t er an gka t semua(lama).

V I I . K e s i m p u l a n
1.
Pen en t ua n ka dar ai r da l am s ua t u s i mpl i s i a da pa t men ggun a kan metode azeotroph,
yaitu dengan menghitung jumlah air
padaca mpur an dua pel ar ut ya n g memi l i ki t i t i k di di h ya n g ber beda namun dapat menguap
bersama-sama.2. Kadar air pada simplisia buah mahkota dewa adalah 9,8. Artinyasimplisia tersebut masih
memiliki kadar air dalam batas normalkarena batas kadar air normal adalah 10.
3.
Faktor yang dapat mempengaruhi suatu kadar air dalam simplisia
:j en i s s i mpl i s i a ya n g ber beda , t empa t pen an aman ya n g ber beda (Iakt or tanah,
lingkungan), lamanya proses pengeringansimplisia,dan Iaktor cuaca (udara sekitar).4. Faktor yang
dapat membuat kesalahan perhitungan saatpraktikum : jenis simplisia yang berbeda, tempat penanaman
yangberbeda (Iaktor tanah, lingkungan), lamanya proses pengeringansimplisia,dan Iaktor cuaca (udara
sekitar).
VIII. DaItar Pustaka
G u e n t h e r E . 1 9 8 7 . M i n y a k A t s i r i J i l i d 1 . T e r j e m a h a n : S . K e t e r e n . Jakarta: UI
Pr.Haryanto Bambang. 1992. Potensi dan PemanIaatan Sagu. Yogyakarta:Kanisius.Winarno F.G. 1990. Kimia
Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia
PustakaUtama.http://www.iptek.net.id/ind/pdtanobat/view.php?id238(28/10/2010)


























Kromatografi Lapis Tipis
KromatograIi digunakan untuk memisahkan substansi campuran
menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk kromatograIi berkerja
berdasarkan prinsip ini.
KromatograIi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan
perbedaan kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu.
Pada kromatograIi, komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua
buah Iase yaitu Iase diam dan Iase gerak. Fase diam akan menahan
komponen campuran sedangkan Iase gerak akan melarutkan zat
komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada Iase diam
akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam Iase
gerak akan bergerak lebih cepat.
Semua kromatograIi memiliki fase diam (dapat berupa padatan,
atau kombinasi cairan-padatan) dan fase gerak (berupa cairan atau gas).
Fase gerak mengalir melalui Iase diam dan membawa komponenkomponen
yang terdapat dalam campuran. Komponen-komponen yang
berbeda bergerak pada laju yang berbeda
Proses kromatograIi juga digunakan dalam metode pemisahan
komponen gula dari komponen non gula dan abu dalam tetes menjadi
Iraksi-Iraksi terpisah yang diakibatkan oleh perbedaan adsorpsi, diIusi dan
eksklusi komponen gula dan non gula tersebut terhadap adsorbent dan
eluent yang digunakan (Hongisto dan Heikkila, 1977; Kantasubrata, 1993;
Schneider, 1987).
$ DI
Pelaksaanan kromatograIi lapis tipis menggunakan sebuah lapis
tipis silika atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau
logam atau plastik yang keras.
Jel silika (atau alumina) merupakan Iase diam. Fase diam untuk
kromatograIi lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana
dapat berpendar Ilour dalam sinar ultra violet.Fase gerak merupakan
pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.
Fase diam lainnya yang biasa digunakan adalah alumina-aluminium
oksida. Atom aluminium pada permukaan juga memiliki gugus -OH. Apa
yang kita sebutkan tentang jel silika kemudian digunakan serupa untuk
alumina.
$ G#K
Dalam kromatograIi, eluent adalah Iasa gerak yang berperan
penting pada proses elusi bagi larutan umpan (feed) untuk melewati Iasa
diam (adsorbent). Interaksi antara adsorbent dengan eluent sangat
2
menentukan terjadinya pemisahan komponen. Oleh sebab itu pemisahan
komponen gula dalam tetes secara kromatograIi dipengaruhi oleh laju alir
eluent dan jumlah umpan.
Eluent dapat digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorpsinya
pelarut atau campuran pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini
yang banyak digunakan adalah jenis adsorben alumina atau sebuah lapis
tipis silika. Penggolongan ini dikenal sebagai deret eluotropik pelarut.
Suatu pelarut yang bersiIat larutan relatif polar, dapat mengusir pelarut
yang relatiI tak polar dari ikatannya dengan alumina (jel silika).
(Kantasubrata, 1993).
Kecepatan gerak senyawa-senyawa ke atas pada lempengan itu
tergantung pada:
Bagaimana kelarutan senyawa dalam pelarut. Hal ini bergantung
pada bagaimana besar atraksi antara molekul-molekul senyawa
dengan pelarut.
Bagaimana senyawa melekat pada Iase diam, misalnya jel silika.
Hal ini tergantung pada bagaimana besar atraksi antara senyawa
dengan jel silika.
Anggaplah bercak awal pada alumina mengandung dua senyawa,
yang satu dapat membentuk ikatan hidrogen, dan yang lainnya hanya
dapat mengambil tiap-tiap bagian interaksi van der Waals yang lemah.
Senyawa yang dapat membentuk ikatan hidrogen akan melekat
pada jel silika lebih kuat dibanding senyawa lainnya. Kita mengatakan
bahwa senyawa ini terjerap lebih kuat dari senyawa yang lainnya.
Penjerapan merupakan pembentukan suatu ikatan dari satu substansi
pada permukaan.
Penjerapan bersiIat tidak permanen, terdapat pergerakan yang
tetap dari molekul antara yang terjerap pada permukaan jel silika dan
yang kembali pada larutan dalam pelarut.
Dengan jelas senyawa hanya dapat bergerak ke atas pada
lempengan selama waktu terlarut dalam pelarut. Ketika senyawa dijerap
pada jel silika-untuk sementara waktu proses penjerapan berhenti-dimana
pelarut bergerak tanpa senyawa. Itu berarti bahwa semakin kuat senyawa
dijerap, semakin kurang jarak yang ditempuh ke atas lempengan.
Dalam contoh yang sudah kita bahas, senyawa yang dapat
membentuk ikatan hidrogen akan menjerap lebih kuat daripada yang
tergantung hanya pada interaksi van der Waals, dan karenanya bergerak
lebih jauh pada lempengan.
agaimana jika komponen-komponen dalam campuran dapat
membentuk ikatan-ikatan hidrogen?
Terdapat perbedaan bahwa ikatan hidrogen pada tingkatan yang
sama dan dapat larut dalam pelarut pada tingkatan yang sama pula. Ini
tidak hanya merupakan atraksi antara senyawa dengan jel silika. Atraksi
antara senyawa dan pelarut juga merupakan hal yang penting-hal ini akan
3
mempengaruhi bagaimana mudahnya senyawa ditarik pada larutan keluar
dari permukaan silika.
Bagaimanapun, hal ini memungkinkan senyawa-senyawa tidak
terpisahkan dengan baik ketika anda membuat kromatogram. Dalam
kasus itu, perubahan pelarut dapat membantu dengan baik-termasuk
memungkinkan perubahan pH pelarut.
Daftar Pustaka
nonymus. romatografi Lapis Tipis. http.//www.chem-istry.
org/?sectbelafar
Kurniawan, ahya. Pengaruh Jumlah Umpan Dan Laju Alir Eluen
Pada Pemisahan Sukrosa Dari Tetes Tebu Secara KromatograIi.
http.//www.unef.ac.id/fakultas/mipa/fid/vol5no1/yahya.pdf
nonymus. romatografi. http.//id.wikipedia.com/ romatograf.htm
Kantasubrata, 1ulia. arta Kimia Analitik Edisi 1uli 1993. Situs
Web Resmi Pusat Penelitian Kimia LIPI








(Widjaja dkk. , 2008). Fase diam yang digunakan pada percobaan kali ini adalah silica gelG F 2 5 4
n m b e r u k u r a n 1 0 x 1 0 c m , s e d a n g k a n I a s e g e r a k n y a b e r u p a m e t a n o l .
K L T termasuk dalam jenis kromatograIi adsorbsi, walaupun sebenarnya mekanisme yang terjadia d a l a h
k o m b i n a s i a n t a r a k r o m a t o g r a I i a d s o r b s i d a n p a r t i s i ( Wi d j a j a d k k . ,
2 0 0 8 ) . Penggunaan methanol sebagai Iase gerak karena metano bersiIat semipolar sehingga dapatdi guna kan
un t uk pemi s ah an s en ya wa ya n g men ggun a kan s i l i ka gel ( I a s e di a m) ya n g bersiIat
polar.Terdapat dua cara yang digunakan untuk analisis kuantitatiI dengan KLT. Pertama, ber ca k di ukur
l a n gs un g pa da l empen g den gan men ggun a kan ukur an l ua s a t a u den gan teknik
densitometri. Cara kedua adalah dengan mengerok bercak lalu menetapkan kadar senyawa yang
terdapat dalam bercak tersebut dengan metode analisis yang lain, misalkanden gan met od e
s pekt r oI ot omet r i . Seda n gkan pa da pr a kt i kum ka l i i n i ya n g di ker j a ka n a da l ah
pen gukur an l an gs un g men ggun a kan s pekt r oI ot od en s i t omet er ( Ga n dj a r da n Rohman,
2007).Pen ent uan ka dar par a cet a mol di l a kuka n s et el a h memi s ah kan dah ul u
s en ya wa paracetamol dari senyawa pengotornya dengan menggunakan KLT. Pertama-tama,
platKLT harus dicuci terlebih dahulu dangan cara dielusi dengan methanol. Pada ujung platKLT
diletakkan kertas tissue yang berIungsi untuk memperpanjang elusi dalam artiankotoran yang telah
larut dalam metanol akan terus terelusi pada kertas saring dan tidak berhenti pada ujung plat dan
agar mencegah terjadinya elusi balik. Setelah proses elusis el es a i , pl a t KLT di a kt i va s i den ga n
ca r a di ker i n gkan men ggun a kan oven den ga n s uh u120
0
C selama 30 menit. Tujuan dilakukannya aktivasi ini adalah untuk menghilangkansisa-sisa air
yang terdapat Iase diam dan untuk memindahkan pengotor agar berada padauj un g pl at KLT,
s eh i n gga t i da k men ggan ggu pr os es p emi s a h an ( Kus mar di ya n i dan Nawawi, 1992).
Setelah mengaktivasi plat KLT, dilakukan penjenuhan chamber. Tujuandari penjenuhan chamber
ini adalah untuk mengoptimalkan proses pengembangan Iasegerak. Penjenuhan chamber ini
dilakukan dengan menambahkan 2 ml metanol ke dalamchamber dan meletakkan kertas saring
pada chamber, agar penguapan yang terjadi dalamchamber merata sehingga udara di dalam chamber tetap
jenuh pelarut (Kusmardiyani dan Nawawi, 1992). Selama proses penjenuhan, chamber dalam keadaan
tertutup rapat, dan

di di a mkan s el a ma 30 men i t s er t a di j a ga a gar ch a mber t i da k ber ges er s eh i n gga
da pa t mencegah terjadinya ketidak jenuhan pelarut. Kondisi jenuh dalam chamber dengan
uap pelarut mencegah penguapan pelarut (Clark, 2007). Plat KLT kemudian dielusikan
dalamchamber sampai mencapai jarak rambat 9 cm. Setelah itu dilakukan penotolan sampel pada plat KLT
sebanyak 2 m dengan penotol linomat pada dua titik di plat KLT yang berjarak 1 cm. Sampel yang ditotolkan harus
memiliki ukuran bercak sekecil dan sesempit mungkinkarena jika sampel yang digunakan terlalu banyak
akan menurunkan resolusi. Penotolans a mpel ya n g t i da k t epa t a kan men ye ba bka n ber ca k
ya n g men ye ba r ke pun ca k gan da . Pelebaran bercak dapat mengganggu proses
scanning
dengan spektrodensitometri karenamemungkinkan terjadinya himpitan puncak (Kusmardiyani dan Nawawi, 1992).
Selain itu,apabila konsentrasi senyawa pada plat sangat tinggi adalah maka ketika di
scanning
denganTLC- CAMAG SCANNER s i n a r ya n g men gen a i s a mpel a kan di a bs or bs i ol eh
l a pi s a n pertama larutan dan hanya sedikit radiasi yang diserap oleh bagian lain sampel pada jarak yang lebih jauh
sehingga Iluoresensi sampel yang berkonsentrasi tinggi ini tidak seragamdan tidak proporsional dengan konsentrasi
senyawa (Gandjar dan Rohman, 2007).S e t e l a h p e n o t o l a n s a m p e l , p l a t k e m u d i a n
d i e l u s i k a n p a d a c h a m b e r y a n g sebelumnya telah dijenuhkan. Selanjutnya plat
dikeringkan pada oven dengan suhu 120
0
Cselama 10 menit, yang bertujuan untuk menguapkan sisa pelarut yang masih terdapat pada p l a t s e h i n g g a
t i d a k m e n g g a n g g u p r o s e s
scanning
dengan spektroIot odensitometer. SpektroIot odensitometer merupakan suatu instrumen yang dapat
mengukur intensitasradiasi yang direIleksikan dari permukaan lempeng ketika disinari dengan lampu UV
ataulampu sinar tampak. Senyawa-senyawa yang mampu menyerap sinar akan dicatat sebagai puncak (peak) dan
pencatat (recorder). Sebelum menentukan puncak, harus dilakukan pengukuran pada spektrum
dengan rentang tertentu sampai diperoleh puncak dari larutan baku paracetamol. Puncak diperoleh
dengan mengukur spektrum pada gelombang 200-800nm karena paracetamol memiliki kemampuan menyerap
secara kuat di daerah 200-800 nm pada radiasi elektromagnetik. Pada literatur, dalam larutan asam paracetamol
menunjukkanabsorbansi maksimum pada 245 nm (Rusdiana dkk. , -). Setelah praktikum
dilakukan, diperoleh data bahwa paracetamol menunjukkan absorbansi maksimum pada 248
nm. Par a cet a mol ma mpu ber a bs or ba n s i kar en a t er di r i dar i i n t i ci n ci n ben z en a , s a t u
gr uph i dr oks i l , da n a t om ni t r ogen da r i gr up ami da pa da pos i s i pa r a . Ha l i n i
men ye ba bka n

konjugasi yang luas pada gugus-gugus yang terdapat pada paracetamol (Rusdiana dkk., -).Intensitas absorbansi
berbanding langsung dengan absorpsivitas molar, oleh karena itu pada analisis Iluorometri
disarankan penggunaan panjang gelombang yang memberikana bs or ps i ma ks i ma l ( Gan dj a r dan
Roh ma n, 2007) . Ber i kut i n i mer upa kan ga mba r dar i spektrum parasetamol yang diukur pada
panjang gelombang 200-800 nm :
Kurva absorbansi larutan baku paracetamol
Setelah dilakukan praktikum, didapat hasil yang berbeda antara panjanggel omba n g ma ks i mum men ur ut
l i t er a t ur den ga n pan j a n g gel omba n g ma ks i mum pa da per coba a n . Ha l i n i mun gki n
di s e ba bka n ol eh per beda a n kon di s i di l a bor a t or i um s a a t d i l a k u k a n n y a p r a k t i k u m
d e n g a n k o n d i s i l a b o r a t o r i u m p a d a s a a t p e n e t a p a n p a n j a n g gelombang maksimum
seperti yang tertera pada literatur. Selain itu penyimpanan larutan paracetamol juga berpengaruh pada
hasil percobaan yang diperoleh. Setelah didapat kurva baku paracetamol, kemudian dilakukan pengukuran
absorbansi sampel paracetamo

Anda mungkin juga menyukai