PERCOBAAN 3
KELARUTAN DUA CAIRAN YANG BERCAMPUR SEBAGIAN
OLEH
KELOMPOK :4
1. Lutfiyah Findiani Agustin (150332601599)*
2. Moch. Soleh Mudzakir (150332601999)
3. Shindy Mega Ammelia (150332605563)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MARET 2017
KELARUTAN DUA CAIRAN YANG BERCAMPUR SEBAGIAN
A. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat membuat kurva kelarutan dua zat cair yang bercampur sebagian dan
menentukan suhu kritis larutan dua zat cair yang bercampur sebagian.\
B. DASAR TEORI
Bila dua zat cair dicampur dengan komposisi yang berbeda-beda maka ada tiga
kemungkinan yang dapat terjadi yaitu :
Kedua zat cair dapat bercampur dalam tiap komposisi, seperti campuran alkohol
dalam air
Kedua zat cair tidak dapat bercampur sama sekali, seperti antara air dan air raksa
Kedua zat cair hanya dapat bercampur pada komposisi tertentu, misalnya campuran
antara air butanol
Pada percobaan berikut yang akan dilakukan adalah membuat kurva kelarutan air-
butanol atau air-fenol (diagram biner) dan sekaligus menentukan suhu kritisnya. Bila ke
dalam sejumlah air ditambah butanol atau fenol dalam air. Bila penambahan ini diteruskan,
pada suatu saat akan diperoleh larutan jenuh butanol atau fenol dalam air. Tetapi bila
penambahan butanol atau fenol diteruskan lagi akan diperoleh larutan air dalam fenol atau
butanol yang memisah sebagai larutan tersendiri. Pada penambahan selanjutnya akan
diperoleh larutan jenuh air dalam butanol atau fenol, dimana pada saat ini kedua lapisan akan
menghilang dan menjadi satu lapisan lagi. Kedua larutan jenuh air dalam butanol atau air
dalam fenol atau sebaliknya dikatakan sebagai larutan konjugat. Larutan konjugat hanya
terjadi pada range suhu tertentu. Misalnya untuk sistem air-butanol terdapat pada range suhu
0-126 C. Berdasarkan literatur, maka diatas suhu ini air dan butanol dapat saling melarutkan
pada setiap komposisi yang diberikan.Suhu ini disebut suhu kritis air-butanol.
Sistem biner fenol - air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat kelarutan timbal
balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap. Disebut sistem biner karena
jumlah komponen campuran terdiri dari dua zat yaitu fenol dan air. Fenol dan air kelarutanya
akan berubah apabila dalam campuran itu ditambahan salah satu komponen penyusunnya
yaitu fenol atau air. Jika komposisi campuran fenol air dilukiskan terhadap suhu akan
diperoleh kurva sebagai berikut.
T
L1 L2
A2 B2 T2
A1 B1 T1
T0
XA = 1 XC XF = 1
Mol Fraksi
L1 adalah fenol dalam air, L2 adalah air dalam fenol, XA dan XF masing-masing adalah
mol fraksi air dan mol fraksi fenol, XC adalah mol fraksi komponen pada suhu kritis (TC).
Sistem ini mempunyai suhu kritis (TC) pada tekanan tetap, yaitu suhu minimum pada saat dua
zat bercampur secara homogen dengan komposisi CC. Pada suhu T1 dengan komposisi di
antara A1 dan B1 atau pada suhu T2 dengan komposisi di antara A2 dan B2, sistem berada
pada dua fase (keruh). Sedangkan di luar daerah kurva (atau diatas suhu kritisnya, T C),
sistem berada pada satu fase (jernih).
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian
bila temperaturnya di bawah temperatur kritis. Jika mencapai temperatur kritis, maka larutan
tersebut dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika temperaturnya telah melewati
temperatur kritis maka sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur
sebagian lagi. Salah satu contoh dari temperatur timbal balik adalah kelarutan fenol dalam air
yang membentuk kurva parabola yang berdasarkan pada bertambahnya % fenol dalam setiap
perubahan temperatur baik di bawah temperatur kritis. Jika temperatur dari dalam kelarutan
fenol aquadest dinaikkan di atas 50°C maka komposisi larutan dari sistem larutan tersebut
akan berubah. Kandungan fenol dalam air untuk lapisan atas akan bertambah (lebih dari 11,8
%) dan kandungan fenol dari lapisan bawah akan berkurang (kurang dari 62,6 %). Pada saat
suhu kelarutan mencapai 66°C maka komposisi sistem larutan tersebut menjadi seimbang dan
keduanya dapat dicampur dengan sempurna.
Temperatur kritis adalah kenaikan temperatur tertentu dimana akan diperoleh komposisi
larutan yang berada dalam kesetimbangan.
1. Aquades
2. N-butanol atau fenol
D. PROSEDUR PERCOBAAN
10 mL air
Hasil
2. Penambahan Air ke dalam Fenol
10 mL Fenol
Hasil
E. DATA PENGAMATAN
Massa jenis air = 1 gram/mL
Massa jenis fenol = 1,07 gram/mL
F. ANALISIS DATA
massa
% w butanol = × 100 %
massacampuran
massa
% w air = × 100 %
massacampuran
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, percobaan ini dilakukan dalam dua tahap yaitu penambahan fenol
ke dalam air dan penambahan air ke dalam fenol. Penambahan air ke dalam fenol atau fenol
ke dalam air dilakukan secara bervariasi mulai dari volume 1 ml hingga 10 ml. Pada
percobaan pertama dilakukan penambahan fenol ke dalam air yang menyebabkan larutan
menjadi keruh. Artinya larutan ini bercampur sebagian. Kemudian campuran ini dipanaskan
dalam penangas air dan pada suhu tertentu larutan kembali jernih. Artinya pada suhu ini
larutan dapat saling melarutkan dan terlihat bahwa adanya pengaruh suhu terhadap kelarutan
dimana kelarutan akan meningkat dengan naiknya suhu. Selanjutnya larutan didinginkan dan
dicatat suhu ketika larutan kembali keruh. Perubahan suhu bergantung pada komposisi kedua
zat tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dibuat kurva dan ditentukan suhu kritis
dari larutan tersebut.
40
30
20 Series1
10
0
Dari hasil pengamatan penambahan fenol ke dalam air suhu kritisnya adalah 61ºC
dengan komposisi campurannya adalah persen berat butanol 39 % dan dan persen berat air
61%. Ini menunjukkan kalau pada suhu 98 ºC fasa cair dan uap tidak bisa dibedakan.
Percobaan yang kedua yaitu penambahan air ke dalam fenol. Pada tahap ini larutan
tidak keruh tetapi membentuk dua fasa yang ditandai dengan terbentuknya dua lapisan atau
terdapat bidang batas antara air dan fenol. Setelah dipanaskan, pada suhu tertentu larutan
dapat membentuk satu fasa yang ditandai dengan hilangnya bidang batas antara air dan fenol.
Artinya pada suhu ini larutan dapat saling melarutkan. Disini juga terlihat adanya pengaruh
suhu terhadap kelarutan. Selain itu, komposisi juga berpengaruh terhadap kelarutan dimana
semakin banyak air yang ditambahkan ke dalam fenol, semakin tinggi suhu yang dibutuhkan
untuk membuat larutan menjadi satu fasa sehingga suhu pada saat larutan kembali mencapai
dua fasa juga meningkat Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dibuat kurva dan ditentukan
suhu kritis dari larutan tersebut.
60
50
Suhu (⁰C)
40
30
Series1
20
10
Pada percobaan penambahan air kedalam fenol suhu kritisnya adalah 620C, dengan
komposisi campurannya adalah persen berat air 48 % dan dan persen berat fenol 52%. Ini
menunjukkan kalau pada suhu 62ºC fasa cair dan uap tidak bisa dibedakan.
Pada percobaan penambahan air ke dalam fenol didapatkan bahwa suhu yang
dperoleh naik secara signifikan, sedangakn seharusnya suhu yang diperoleh dapat
membentuk kurva melengkung (parabola) hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya
ketelitian praktikan saat percobaan misalnya pada saat membaca skala termometer dan suhu
fenol yang terlalu tinggi.
H. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa dalam campuran air-fenol suhu
kritsnya adalah 620C sehingga di atas suhu 62OC air dan fenol selalu dapat saling
melarutkan pada setiap komposisi. Komponen berada pada satu fasa pada saat
campurannya larut homogen (jernih), sedangkan komponen berada pada dua fasa
ketika dilakukan penambahan air yang menghasilkan dua lapisan (keruh).
I. Tugas
1. Hitunglah berat fenol dan air pada tiap komposisi (pada table 1 dan 2).
a. Penambahan Fenol dalam 10 mL Air
Volume Fenol yang Suhu
Massa Fenol dalam Air
ditambahkan (mL) (⁰C)
35
1 1.07
44
2 2.14
50
3 3.21
60
4 4.28
61
5 5.35
61
6 6.42
59
7 7.49
58
8 8.56
58
9 9.63
57
10 10.7
2. Hitunglah persen berat fenol dan persen berat air pada tiap komposisi (pada table 1
dan 2)
a. Penambahan Fenol dalam 10 mL Air
Volume Fenol yang Suhu
Massa Fenol dalam Air %massa fenol %massa air
ditambahkan (mL) (⁰C)
35
1 1.07 0.096657633 0.903342367
44
2 2.14 0.176276771 0.823723229
50
3 3.21 0.242997729 0.757002271
60
4 4.28 0.299719888 0.700280112
61
5 5.35 0.348534202 0.651465798
61
6 6.42 0.390986602 0.609013398
59
7 7.49 0.428244711 0.571755289
58
8 8.56 0.461206897 0.538793103
58
9 9.63 0.49057565 0.50942435
57
10 10.7 0.516908213 0.483091787
40
30
Series1
20
10
0
0 5 10 15 20 25
Persen Berat Fenol (g/100)
Tim Kimia Fisika. 2017. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. Malang: Universitas Negeri
Malang
Widjajanti,Endang.2008.(online),(http://staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/endang-
widjajanti-lfx-ms-dr/kesetimbangan-fasa.pdf), diakses pada tanggal 26 Februari 2017.
K. Lampiran