1. Berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia ada pemisahan fisika yakni
destilasi, filtrasi dan ekstraksi. Ada juga pemisahan yang menggunakan
metode perubahan kimia seperti pengendapan, kromatografi, dan
elektrokimia.
2. Berdasarkan tipe proses ada klasifikasi proses mekanis, proses fisika, dan
proses kimia.
3. Berdasarkan tipe fasenya, klasifikasi dilakukan jika ada fase awal yang
berubah dan menjadi fase berikutnya dimana pemisahan terjadi
(Wonorahardjo, 2013 : 11-12).
1. Suhu
2. pH
3. Efek garam
4. Kompleksasi
5. Sifat pelarut.
(Bahti, 1998)
4. Filtrasi
Filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari zat cair dengan
menggunakan bahan berpori yang hanya dapat dilalui oleh cairan
(Budiman, 2005). Media yang digunakan bentuk penyaringan adalah:
a) Kertas saring
b) Penyaring asbes murni atau platinum
c) Lempeng berpori yang terbuat dari kaca bertahanan misalnya pyrex
dari silica atau porselin.
5. Sublimasi
Sublimasi Merupakan teknik pemisahan dan pemurnian sutau zat
dari campuran dengan cara memanaskan campuran sehingga dihasilkan
sublimat kumpulan materi pada tempat tertentu yang terbentuk dari fase
padat ke fase gas dan kembali lagi ke fase padat. Sublimasi adalah
perubahan wujud dari padat menjadi gas tanpa melewati keadaan cair,
sublimasi zat padat adalah analog dengan proses destilasi dimana zat
padat berubah lansung menjadi gasnya tanpa melalui fase cair, kemudian
terkondensasi menjadi padatan. Untuk bias menyublim suatu zat padat
harus mempunyai tekanan uap tinggi pada suhu dibawah titik leleh
(Budiman, 2005).
6. Ekstraksi
Pemisahan campuran dengan cara ekstraksi didasarkan atas
perbedaan kelarutan komponen dalam pelarut yang berbeda.
Kromatografi adalah teknik pemisahan dalam berbagai wujud, baik padat,
cair atau gas. Cara ini dipakai jika campuran tidak dapat dipisahkan
dengan cara yang lain. Dasar kromatografi adalah perbedaan daya serap
satu zat dengan zat lain. Jika komponen campuran dialirkan dengan suatu
pelarut melalui padatan tertentu, maka komponen campuran tersebut akan
bergerak dengan kecepatan berbeda. Hal ini dikarenakan daya serap
padatan itu terhadap komponen tidak sama (Syukri, 1999).
7. Penguapan
Pada proses penguapan, larutan dipanaskan sehingga pelarutnya
meninggalkan zat terlarut. Pemisahan terjadi karena zat terlarut mepunyai
titik didih yang lebih tinggi dari pada pelarutnya (Bahti, 1998). Dimana
campuran yang yang mengandung partikel zat padat dipanaskan sehingga
cairan pada campuran tersebut menguap seluruhnya, sehingga partikel-
partikel zat yang tadinya larut dapat dipisahkan (Bahti, 1998).
8. Distilasi
Distilasi adalah proses pemisahan yang paling sering digunakan.
Distilasi untuk memisahkan bahan-bahan alam yang berupa zat cair atau
untuk memurnikan cairan yang mengandung pengotor. Proses distilasi
sering digabungkan dengan ekstraksi untuk mencapai tujuan pemisahan
yang diinginkan. Prinsip utama metode distilasi berdasarkan perbedaan
titik didih dari masing-masing senyawa komponen campuran pada
tekanan yang tetap. Proses ini melibatkan kesetimbangan cair-uap.
Kesetimabangan cair-uap sangat bergantung pada komposisi campuran
yang hendak dipisahkan dan dijadikan dasar untuk memisahkan
komponen campuran (Wonorahardjo, 2013 : 79).
Larutan Pasir
Dibiarkan mengendap
Larutan bagian atas dibuang dengan cara dekantasi
Percobaan 2: Filtrasi
Larutan Kapur
Dihaluskan
Larutan Garam
Filtrat Residu
Kristal NaCl
10 mL CuSO4.5H2O
Kristal CuSO4.5H2O
Percobaan 5: Kristalisasi Bertingkat
Percobaan 6: Sublimasi dan Kristalisasi
Dihaluskan
Dikotori dengan 3 sdm pasir
Dimasukkan kedalam cawan penguapan
Ditutup menggunakan kaca arloji yang berisi air
Dipanaskan perlahan-lahan
Didinginkan
Tujuan dari percobaan 3 yaitu untuk memisahkan zat padat yang terlarut
dalam suatu larutan. Pada percobaan ini garam dapur dilarutkan dengan air
sehingga terbentuk filtrat berupa kristal garam berwarna putih. Hal tersebut terjadi
karena garam dapat larut dalam air dan menjadi larutan homogen. Untuk
memisahkan antara garam dengan air dilakukan dengan cara menguapkan larutan
garam tersebut dengan menggunakan cawan penguap sampai terbentuk kristal
garam. Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa metode yang dilakukan adalah
evaporasi (penguapan) dan kristalisasi. Metode penguapan yaitu proses perubahan
molekul kedalam keadaan cair dengan spontan menjadi gas. Metode kristalisasi
yaitu metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu
larutan. Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal.
Pembahasan
Analisis
Tujuan dari percobaan 4 yaitu untuk memisahkan zat padat yang terlarut
dalam suatu larutan seperti pada percobaan 3. Pada percobaan 4 10 ml
CuSO4.5H2O 0,1 M dilarutkan dengan air, kemudian diuapkan sehingga dihasilkan
endapan berwarna biru. Hal tersebut dapat terjadi karena CuSO 4.5H2O dapat larut
dalam air sehingga pemisahannya dilakukan dengan cara menguapkan larutan
sampai volumenya hampir habis. Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa metode
yang dilakukan adalah kristalisasi. Metode kristalisasi yaitu metode pemisahan
untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Kristalisasi adalah
proses pembentukan kristal.
Pembahasan
Pada percobaan keempat, metode yang digunakan sama dengan metode
ketiga, yaitu dilakukan proses evaporasi dan kristalisasi. Proses evaporasi yaitu
proses pemisahan yang dilakukan dengan proses perubahan molekul kedalam
keadaan cair dengan spontan menjadi gas dan proses kristalisasi yaitu memisahkan
zat padat berbentuk kristal berupa larutan CuSO 4 5H2O dari air. Dari percobaan
yang keempat dihasilkan kristal garam yang berwarna biru. Hal ini terjadi karena
proses penguapan pada air dan molekul-molekul CuSO 4 5H2O akan menggumpal
sehingga akan terbentuk kristal. Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk
memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Pada percobaan keempat,
langkah yang dilakukan adalah 10 ml CuSO 4.5H2O dimasukkan kedalam cawan
penguapan dan diuapkan hingga air yang hampir habis. Pada percobaan keempat
ini menghasilkan Kristal garam CuSO 4 berwarna biru muda. Proses ini yang
disebut kristalisasi.
Pembahasan :
Percobaan kelima yaitu pemisahan campuran pasir, garam dan air.
Pemisahan ini dilakukan dengan menggunakan 2 metode, yang pertama adalah
metode penyaringan atau filtrasi untuk memisahkan pasir dari larutan garam.
Pemisahan ini dilakukan menggunakan kertas saring karena partikel pasir tidak
dapat melalui pori-pori kertas saring sehingga menghasilkan filtrat berupa larutan
garam, dan residu berupa pasir. Langkah selanjutnya menggunakan metode
penguapan untuk memisahkan air dengan larutan garam karena titik didih air yang
lebih rendah dari pada garam sehingga air lebih cepat menguap dan menghasilkan
Kristal garam berwarna putih. Langkah yang dilakukan adalah mencampurkan 1
sendok pasir dengan 1 sendok garam dapur dan 10 ml air tidak bewarna, lalu
diaduk sampai tercampur rata . Dihasilkan larutan heterogen. Larutan tersebut
kemudian dipanaskan dan diaduk lagi agar bercampur sempurna. Setelah itu
disaring menggunakan kertas saring sehingga menghasilkan filtrat berupa larutan
garam dan residu berupa pasir. Kemudian mencuci corong dengan 2 kali cuci,
masing-masing 5 ml air. Pemisahan ini disebut dengan filtrasi. Setelah itu filtrat
berupa larutan garam diuapkan hingga air yang hampir habis. Pada penguapan ini
terbentuk Kristal garam berwarna putih. Proses pemisahan ini disebut kristalisasi
bertingkat.
Arsyad, M. Natsir. 2001. Kamus Kimia dan Arti Penjelasan Istilah. Jakarta:
Gramedia.
Bahti, Husein H. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika. Bandung: Citra
Aditya Bakti
Brady, J.B. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara:
Jakarta.
Budiman, Anwar. 2005.”kimia”. Bandung: Yrama Widya.
Oxtoby, David. W. 2001. Kimia Modern Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Pinalis, A. 2011. Penentuan Metode Rekristalisasi Yang Tepat Untuk
Meningkatkan Kemurnian Kristal Ammonium Perkolat (AP)
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara. Vol.6 No.2
Ralph H, Petrucci. 1987. Kimia Dasar. Jilid 1. Surabaya: Erlangga
Sastrohamidjojo, Hardjono.2005. Kimia Dasar. Yogyakarta : UGM.
Sulistiati. 2013. Termodinamika. Yogykarta: Graha Ilmu.
Syukri, S. 1999. Kimia dasar 2. Bandung : ITB.
Tim Kimia Dasar. 2019. Petunjuk Praktikum Kimia Umum. Surabaya:
Jurusan Kimia FMIPA UNESA.
Wonorahardjo, surjani. 2013. Metode-metode Pemisahan Kimia. Jakarta :
Akademia Permata
Percobaan 1
Percobaan 2
Hasil pemisahan
secara kristalisasi
(Kristal NaCl)
Percobaan 4:
Percobaan 5:
1 sdm pasir + 1 sdm Larutan dipanaskan Larutan disaring
garam + 10 ml air selama 1 menit dengan kertas saring
menghasilkan filtrat
dan residu
Kristal yang
terbentuk
Percobaan 6:
2 butir kapur barus Kapur barus + pasir Kristal kapur barus
dihaluskan dipanaskan dan ditutup yang terbentuk
dengan kaca arloji berisi (pemisahan secara
air sublimasi dan
kristalisasi)