Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN RESMI

I. Judul Percobaan : PEMISAHAN


II. Tanggal Mulai Percobaan :
Hari : Selasa
Tanggal : 22 Oktober 2019
Pukul : 10:30 WIB
Tempat : Laboratorium Kimia Dasar
III. Tanggal Selesai Percobaan :
Hari : Selasa
Tanggal : 22 Oktober 2019
Pukul : 13:00 WIB
Tempat : Laboratorium Kimia Dasar
IV. Tujuan Percobaan :
- Memisahkan zat pada dari zat cair
- Memisahkan zat padat dari zat padat
V. Dasar Teori :
Campuran adalah kumpulan berbagai molekul, zat, ion, elektron, dan
partikel lainnya. Kita dapat mengukur tekanan, volume, suhu dan massa
campuran. Kita juga dapat mengukur komposisi campuran secara
eksperimental sehingga fraksi mol dan massa dapat ditentukan (Sulistiati,
2013:39). Suatu campuran diklasifikasi sebagai heterogen dan/ homogen.
Campuran heterogen terdiri atas fasa-fasa tersendiri, dan sifat-sifat yang
teramati adalah merupakan gabungan daripada fasa-fasa tunggal. Suatu
campuran homogen terdiri atas fasa tunggal yang mempunyai sifat-sifat yang
sangat berbeda dari komponen-komponen tunggalnya. Larutan didefinisikan
sebagai zat homogen yang merupakan campuran dari dua komponen atau
lebih yang dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan gas dibuat dengan
mencampurkan satu gas dalam gas lainnya. Karena semua gas bercampur
dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen dan
ia merupakan larutan (Sastrohamidjojo, 2005 : 227).
Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam satu wadah ada 3
kemungkinan, yaitu bercampur, bereaksi dan tidak bercampur. Jika zat
bercampur, maka sifat zatnya tidak berubah dan dapat dipisahkan kembali
dengan cara fisika, seperti destilasi, kristalisasi, kromatografi, dan lain-lain.
Di bumi ini jarang ditemukan zat murni, pada umumnya berupa campuran.
Dua zat atau lebih disebut bercampur, bila partikelnya tersebar dalam wadah
yang sama sehingga bersentuhan satu sama lain. Dua zat dapat bercampur
apabila ada reaksi diantara partikelnya. Interaksi itu ditentukan oleh wujud
dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi atas: campuran gas
dengan gas, gas dengan padat, cair dengan cair, cair dengan padat, dan padat
dengan padat (Syukri, 1999: 350-351).
Pemisahan kimia adalah proses pemisahan sampai ke skala molekular
(skala kimia berarti pemisahan sampai ke partikel yang terkecil, sekecil atom
dan molekul atau ion). Pemisahan kimia secara nyata sulit untuk dilakukan.
Pekerjaan ini tidak mudah dilakukan, karena campuran alami adalah
campuran sempurna. Dan upaya pemisahan campuran harus mengatasi semua
gaya-gaya alami yang menyatukan senyawa-senyawa tadi dalam campuran
sempurna. Langkah-langkah analisis kimia secara konvensional maupun
secara modern menggunakan instrumentasi dapat diarahkan pada kondisi
pemisahan yang sama. Komponen campuran heterogen mempunyai
kecenderungan untuk memisahkan diri dengan sendirinya. Campuran
homogen lebih sukar untuk dipisahkan karena komponen campuran
mempunyai sifat fisika dan sifat kimia mirip. Harus digunakan metode lain
untuk memisahkan komponen-komponennya yang memanfaatkan sifat-sifat
kimia dari komponen dalam campuran tersebut. Pemisahan juga berarti
berubahnya konsentrasi relatif dari komponen-komponen yang ada dalam
suatu campuran dalam saru region tertentu sebagai akibat dari berpindahnya
komponen-komponen tadi dari satu daerah dalam material ke daerah lainnya.
Jika ditinjau dari bahan asal campuran, kita mengenal bermacam-macam
pemisahan. Cara-cara pemisahan ini juga didasarkan pada mekanisme proses
yang akhirnya menghasilkan senyawa yang terpisah (Wonorahardjo, 2013: 8-
10).
Beberapa klasifikasi cara pemisahan antara lain :

1. Berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia ada pemisahan fisika yakni
destilasi, filtrasi dan ekstraksi. Ada juga pemisahan yang menggunakan
metode perubahan kimia seperti pengendapan, kromatografi, dan
elektrokimia.
2. Berdasarkan tipe proses ada klasifikasi proses mekanis, proses fisika, dan
proses kimia.
3. Berdasarkan tipe fasenya, klasifikasi dilakukan jika ada fase awal yang
berubah dan menjadi fase berikutnya dimana pemisahan terjadi
(Wonorahardjo, 2013 : 11-12).

Macam macam tekhnik pemisahan dan pemurnian sebagai berikut.

1. Melarutkan dan menyaring


Mula-mula zat yang akan dipisahkan dilarutkan dengan suatu
pelarut, sehingga salah satu zat larut dalam pelarut dan yang lain tidak
larut dalam pelarut. Setelah itu dilakukan penyaringan untuk zat-zat
yanng tidak dapat larut dalam pelarut (Bahti, 1998).
2. Kristalisasi dan rekristalisasi
Kristalisasi merupakan sebuah pristiwa pembentukan partikel
partikel zat padat didalam suatu fase homogenya. Kristalisasi dapat terjadi
sebagai pembentukan partikel padat dalam uap, seperti dalam
pembentukan salju dalam pembekuan (solidification) didalam lelehan cair
(Pinalia, 2011). Dalam kristalisasi, sebuah larutan mulai mengendapkan
sebuah senyawa bila larutan tersebut mencapai titik jenuh terhadap
senyawa tersebut. Dalam pelarut, pelarut menyerang zat padat dan
mensolvatasinya pada tingkat partikel individual. Dalam pengendapan,
terjadi kebalikannya, tarik menarik zat terlarut terjadi pada saat zat
terlarut meninggalkan larutan. Siring tarik menarik antara zat terlarut-
pelarut tetap berlansung selama proses pengendapan dan pelarut
bergabung sendiri kedalam zat padat (Oxtoby, 2001)
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang
jamak digunakan, dimana zat zat tersebut atau zat zat padat tersebut
dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian di kristalkan kembali (Arsyad,
2011). Rekristalisasi atau kristalisasi bertingkat merupakan satu dari
metode yang paling ampuh untuk pemurnian zat padat, didasarkan atas
perbedaan antara kelarutan zat yang diinginkan dan kotornya. Sebuah
produk yang tidak murni dilarutkan dan diendapkan kembali, berulang
kali jika perlu, dengan pengawasan yang berhati hati terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhi kelarutan. Manipulasi kelarutan membutuhkan
pemahaman kesetimbangan yang ada antara zat tidak tercampur dan
larutannya (Oxtoby, 2001).
Rekristalisasi merupakan metode yang sangat penting untuk
pemurnian komponen larutan organik. Ada tujuh metode dalam
rekristalisasi yaitu:
1. Memilih pelarut
2. Melarutkan zat terlarut
3. Menghilangkan warna larutan
4. Memindahkan zat padat
5. Mengkristalkan larutan
6. Mangumpul dan mencuci Kristal
7. Mengerinngkan produknya (hasilnya)
3. Dekantasi
Dekantasi (pengendapan merupakan proses pemisahan suatu zat
dari campurannya dengan zat lain secara pengendapan didasarkan pada
massa jenis yang lebih kecil akan berada pada laporan bagian bawah atau
mengendap, contohnya air dan pasir. Selain itu zat terlarut (yang akan
disahkan) diproses diubah menjadi bentuk yang tak larut, lalu dipisahkan
dari larutan. Berikut faktor – faktor yang mempengaruhi kelarutan
endapan :

1. Suhu
2. pH
3. Efek garam
4. Kompleksasi
5. Sifat pelarut.
(Bahti, 1998)
4. Filtrasi
Filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari zat cair dengan
menggunakan bahan berpori yang hanya dapat dilalui oleh cairan
(Budiman, 2005). Media yang digunakan bentuk penyaringan adalah:
a) Kertas saring
b) Penyaring asbes murni atau platinum
c) Lempeng berpori yang terbuat dari kaca bertahanan misalnya pyrex
dari silica atau porselin.
5. Sublimasi
Sublimasi Merupakan teknik pemisahan dan pemurnian sutau zat
dari campuran dengan cara memanaskan campuran sehingga dihasilkan
sublimat kumpulan materi pada tempat tertentu yang terbentuk dari fase
padat ke fase gas dan kembali lagi ke fase padat. Sublimasi adalah
perubahan wujud dari padat menjadi gas tanpa melewati keadaan cair,
sublimasi zat padat adalah analog dengan proses destilasi dimana zat
padat berubah lansung menjadi gasnya tanpa melalui fase cair, kemudian
terkondensasi menjadi padatan. Untuk bias menyublim suatu zat padat
harus mempunyai tekanan uap tinggi pada suhu dibawah titik leleh
(Budiman, 2005).
6. Ekstraksi
Pemisahan campuran dengan cara ekstraksi didasarkan atas
perbedaan kelarutan komponen dalam pelarut yang berbeda.
Kromatografi adalah teknik pemisahan dalam berbagai wujud, baik padat,
cair atau gas. Cara ini dipakai jika campuran tidak dapat dipisahkan
dengan cara yang lain. Dasar kromatografi adalah perbedaan daya serap
satu zat dengan zat lain. Jika komponen campuran dialirkan dengan suatu
pelarut melalui padatan tertentu, maka komponen campuran tersebut akan
bergerak dengan kecepatan berbeda. Hal ini dikarenakan daya serap
padatan itu terhadap komponen tidak sama (Syukri, 1999).
7. Penguapan
Pada proses penguapan, larutan dipanaskan sehingga pelarutnya
meninggalkan zat terlarut. Pemisahan terjadi karena zat terlarut mepunyai
titik didih yang lebih tinggi dari pada pelarutnya (Bahti, 1998). Dimana
campuran yang yang mengandung partikel zat padat dipanaskan sehingga
cairan pada campuran tersebut menguap seluruhnya, sehingga partikel-
partikel zat yang tadinya larut dapat dipisahkan (Bahti, 1998).
8. Distilasi
Distilasi adalah proses pemisahan yang paling sering digunakan.
Distilasi untuk memisahkan bahan-bahan alam yang berupa zat cair atau
untuk memurnikan cairan yang mengandung pengotor. Proses distilasi
sering digabungkan dengan ekstraksi untuk mencapai tujuan pemisahan
yang diinginkan. Prinsip utama metode distilasi berdasarkan perbedaan
titik didih dari masing-masing senyawa komponen campuran pada
tekanan yang tetap. Proses ini melibatkan kesetimbangan cair-uap.
Kesetimabangan cair-uap sangat bergantung pada komposisi campuran
yang hendak dipisahkan dan dijadikan dasar untuk memisahkan
komponen campuran (Wonorahardjo, 2013 : 79).

VI. Alat dan Bahan


a. Alat
- Gelas kimia 1 Buah
- Pembakar spiritus dan kasa 1 Buah
- Kaki tiga 1 Buah
- Gelas ukur 50 ml 1 Buah
- Cawan penguap 1 Buah
- Corong 1 Buah
- Kaca Arloji 1 Buah
- Kertas saring Secukupnya
b. Bahan
- Garam dapur Secukupnya
- Kapur tulis 1 Buah
- Pasir Secukupnya
- Kapus barus secukupnya
- CuSO4.5H2O 10 ml
VII. Alur Percobaan
Percobaan 1 : Dekantasi

1 Sdm Pasir 20 ml H2O

Dimasukkan dalam gelas kimia


Diaduk sampai rata

Larutan Pasir
Dibiarkan mengendap
Larutan bagian atas dibuang dengan cara dekantasi

Filtrat Residu (endapan pasir)

Percobaan 2: Filtrasi

1 Batang Kapur Tulis 20 ml H2O

Dimasukkan dalam gelas kimia


Diaduk sampai rata

Larutan Kapur

- Disaring menggunakan kertas saring

Filtrat Residu (endapan pasir)


Percobaan 3: Penguapan dan Kristalisasi

¼ sdm Garam Dapur 20 ml H2O

Dihaluskan

Dimasukkan ke dalam gelas kimia


Diaduk sampai rata

Larutan Garam

Disaring menggunakan kertas saring dan corong

Filtrat Residu

- Diuapkan sampai habis airnya

Kristal NaCl

Percobaan 4: Penguapan dan Kristalisasi

10 mL CuSO4.5H2O

Dimasukkan ke dalam gelas kimia


Diuapkan sampai volume hampir habis
Didinginkan

Kristal CuSO4.5H2O
Percobaan 5: Kristalisasi Bertingkat
Percobaan 6: Sublimasi dan Kristalisasi

2 Butir Kapur Barus

Dihaluskan
Dikotori dengan 3 sdm pasir
Dimasukkan kedalam cawan penguapan
Ditutup menggunakan kaca arloji yang berisi air
Dipanaskan perlahan-lahan

Zat padat pada


kaca arloji

Didinginkan

Kristal kapur barus

IX. Analisis Data dan Pembahasan


Percobaan pertama : Metode Dekantasi
Analisis
Tujuan dari percobaan 1 yaitu untuk memisahkan antara zat padat dengan zat
cair. Hasil dari percobaan 1 terdapat filtrat berupa air berwarna keruh kecoklatan
dan residu berupa pasir. Hal ini terjadi karena pasir tidak larut dalam air. Pasir
dapat dengan mudah dipisahkan dari air sehingga pemisahan tersebut dilakukan
dengan cara mencampurkan pasir dengan air, mengaduknya kemudian
mengendapkan campuran tersebut lalu menuang air bagian atas. Dari percobaan ini
dapat dianalisis bahwa metode yang digunakan adalah dekantasi yaitu metode
pemisahan campuran dengan cara pengendapan.
Pembahasan

Pada percobaan pertama digunakan metode pemisahan dekantasi. Dekantasi


merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk memisahkan campuran larutan dan
padatan yang paling sederhana yaitu dengan menuangkan cairan secara perlahan
sehingga endapan tertinggal dibagian dasar bejana. Prinsip dekantasi adalah
perbedaan wujud zat dalam campuran, yaitu antara zat padatp dan zat cair sehingga
dengan menggunakan teknik dekantasi, cairan dapat terpisah dari campurannya.
Termasuk pemisahan dekantasi karena pasir tidak larut dalam air, pasir perlu
diendapkan terlebih dahulu karena ukuran partikelnya besar dan mengendap
dibagian bawah. Sehingga air yang berada diatasnya dapat langsung dipisahkan
tanpa menngunakan penyaring cukup menuangkannya secara perlahan-lahan
dengan bantuan spatula agar air mudah masuk kedalam tempat pemisahan.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu mencampurkan 20 ml air dengan 1 sendok
pasir didalam gelas kimia kemudian diaduk rata. Lalu dibiarkan dan ditunggu
beberapa menit. Setelah dibiarkan, dapat dilihat bahwa terdapat endapan didasar
gelas kimia. Setelah didiamkan, tanpa dilakukan penyaringan. Air dituangkan pada
wadah dan terlihat bahwa butiran pasir tetap mengendap di dasar gelas. Hal
tersebut terjadi dikarenakan pasir tidak larut dalam air.

Percobaan kedua : Metode Filtrasi


Analisis
Tujuan dari percobaan 2 yaitu untuk memisahkan campuran kapur dengan
air, terdapat filtrat berupa air keruh tak berwarna dan residu berupa bubuk kapur
tulis yang menempel pada kertas saring. Hal tersebut terjadi karena bubuk kapur
tulis tidak dapat larut dalam air. Namun bubuk kapur tulis yang memiliki ukuran
partikel kecil harus dipisahkan dengan menggunakan kertas saring dan corong
untuk menahan partikel-partikel kecil tersebut. Sehingga dapat dianalisis bahwa
metode yang digunakan adalah filtrasi yaitu pemisahan zat padat dari suatu larutan
berdasarkan ukura partikel yang berbeda menggunakan kertas saring.
Pembahasan
Percobaan kedua hampir sama dengan percobaan pertama, namun yang
membedakannya adalah ukuran partikelnya. Partikel kapur lebih halus atau kecil
dibandingkan partikel pasir. Apabila menggunakan metode dekantasi maka hasil
pemisahannya tidak maksimal, sehingga metode yang digunakan adalah metode
penyaringan atau filtrasi. Filtrasi adalah pemisahan bahan secara mekanis
berdasarkan ukuran partikel yang berbeda-beda. Prinsip dari filtrasi yaitu
pemisahan melalui medium pori atau media saring lainnya. Langkah pertama yang
dilakukan adalah mencampurkan 1 batang kapur tulis yang telah ditumbuk halus
dengan mortar dan alu (serbuk/bubuk) dengan 20 ml air tidak berwarna, lalu
disaring menggunakan kertas saring. Setelah disaring campuran antara bubuk kapur
tulis dengan air, dihasilkan filtrat berupa air yang tidak berwarna dan endapan yang
berwarna putih tertinggal pada kertas saring yang tidak lain merupakan bubuk
kapur tulis. Hal ini menunjukan bahwa kapur tulis tidak mengalami larut dalam
air.

Percobaan ketiga : Metode Evaporasi dan Kristalisasi


Analisis

Tujuan dari percobaan 3 yaitu untuk memisahkan zat padat yang terlarut
dalam suatu larutan. Pada percobaan ini garam dapur dilarutkan dengan air
sehingga terbentuk filtrat berupa kristal garam berwarna putih. Hal tersebut terjadi
karena garam dapat larut dalam air dan menjadi larutan homogen. Untuk
memisahkan antara garam dengan air dilakukan dengan cara menguapkan larutan
garam tersebut dengan menggunakan cawan penguap sampai terbentuk kristal
garam. Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa metode yang dilakukan adalah
evaporasi (penguapan) dan kristalisasi. Metode penguapan yaitu proses perubahan
molekul kedalam keadaan cair dengan spontan menjadi gas. Metode kristalisasi
yaitu metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu
larutan. Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal.
Pembahasan

Pada percobaan ketiga, dilakukan proses evaporasi dan kristalisasi.


Proses evaporasi yaitu proses pemisahan yang dilakukan dengan proses
perubahan molekul kedalam keadaan cair dengan spontan menjadi gas dan proses
kristalisasi yaitu memisahkan zat padat berbentuk kristal berupa garam dapur
dari air. Dari percobaan yang ketiga dihasilkan kristal garam dengan warna yang
lebih putih daripada warna garam yang sebelum diuapkan. Hal ini terjadi karena
proses penguapan pada air dan molekul-molekul garam akan menggumpal
sehingga akan terbentuk kristal-kristal garam yang lebih murni. Hal ini terjadi
karena pada proses penguapan air yang akan menguap, dan molekul-molekul
garam akan menggumpal sehingga akan terbentuk kristal-kristal garam yang
lebih murni, karena komponen larutan lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak
ikut mengkristal. Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh
zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Kristalisasi adalah proses
pembentukan kristal. Langkah pertama yang dilakukan adalah mencampurkan ¼
sendok NaCl dengan 10 ml air tidak bewarna pada gelas kimia yang diaduk rata.
Setelah menjadi larutan homogen, larutan tersebut disaring menggunakan kertas
saring untuk memastikan tidak ada kotoran yang ikut masuk. Setelah itu
dihasilkan filtrat yang berupa larutan garam, filtrat tersebut diuapkan dengan
menggunakan cawan penguapan hingga air hampir habis. Setelah proses
penguapan, diperoleh hasil berupa Kristal garam berwarna putih dalam cawan
penguapan. Proses ini disebut dengan proses kristalisasi.
Percobaan keempat : Metode Evaporasi dan Kristalisasi

Analisis
Tujuan dari percobaan 4 yaitu untuk memisahkan zat padat yang terlarut
dalam suatu larutan seperti pada percobaan 3. Pada percobaan 4 10 ml
CuSO4.5H2O 0,1 M dilarutkan dengan air, kemudian diuapkan sehingga dihasilkan
endapan berwarna biru. Hal tersebut dapat terjadi karena CuSO 4.5H2O dapat larut
dalam air sehingga pemisahannya dilakukan dengan cara menguapkan larutan
sampai volumenya hampir habis. Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa metode
yang dilakukan adalah kristalisasi. Metode kristalisasi yaitu metode pemisahan
untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Kristalisasi adalah
proses pembentukan kristal.
Pembahasan
Pada percobaan keempat, metode yang digunakan sama dengan metode
ketiga, yaitu dilakukan proses evaporasi dan kristalisasi. Proses evaporasi yaitu
proses pemisahan yang dilakukan dengan proses perubahan molekul kedalam
keadaan cair dengan spontan menjadi gas dan proses kristalisasi yaitu memisahkan
zat padat berbentuk kristal berupa larutan CuSO 4 5H2O dari air. Dari percobaan
yang keempat dihasilkan kristal garam yang berwarna biru. Hal ini terjadi karena
proses penguapan pada air dan molekul-molekul CuSO 4 5H2O akan menggumpal
sehingga akan terbentuk kristal. Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk
memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Pada percobaan keempat,
langkah yang dilakukan adalah 10 ml CuSO 4.5H2O dimasukkan kedalam cawan
penguapan dan diuapkan hingga air yang hampir habis. Pada percobaan keempat
ini menghasilkan Kristal garam CuSO 4 berwarna biru muda. Proses ini yang
disebut kristalisasi.

Percobaan kelima : Metode Kristalisasi Bertingkat


Analisis :
Tujuan dari percobaan kelima adalah memisahkan zat padat dari zat padat.
Pada percobaan ini dilakukan metode kristalisasi bertingkat. Kristalisasi bertingkat
menggunakan prinsip perbedaan zat kelarutan yang akan dimurnikan dengan
kelarutan zat pengotornya. Rekristalisasi dapat dilakukan dengan cara melarutkan
cuplikan ke dalam pelarut yang sesuai. Pada percobaan ini larutan yang akan
diuapkan adalah filtrat hasil penyaringan dan air bilasannya. Diuapkan dicawan
hingga volumenya hampir habis dan menghasilkan kristal berwarna putih.

Pembahasan :
Percobaan kelima yaitu pemisahan campuran pasir, garam dan air.
Pemisahan ini dilakukan dengan menggunakan 2 metode, yang pertama adalah
metode penyaringan atau filtrasi untuk memisahkan pasir dari larutan garam.
Pemisahan ini dilakukan menggunakan kertas saring karena partikel pasir tidak
dapat melalui pori-pori kertas saring sehingga menghasilkan filtrat berupa larutan
garam, dan residu berupa pasir. Langkah selanjutnya menggunakan metode
penguapan untuk memisahkan air dengan larutan garam karena titik didih air yang
lebih rendah dari pada garam sehingga air lebih cepat menguap dan menghasilkan
Kristal garam berwarna putih. Langkah yang dilakukan adalah mencampurkan 1
sendok pasir dengan 1 sendok garam dapur dan 10 ml air tidak bewarna, lalu
diaduk sampai tercampur rata . Dihasilkan larutan heterogen. Larutan tersebut
kemudian dipanaskan dan diaduk lagi agar bercampur sempurna. Setelah itu
disaring menggunakan kertas saring sehingga menghasilkan filtrat berupa larutan
garam dan residu berupa pasir. Kemudian mencuci corong dengan 2 kali cuci,
masing-masing 5 ml air. Pemisahan ini disebut dengan filtrasi. Setelah itu filtrat
berupa larutan garam diuapkan hingga air yang hampir habis. Pada penguapan ini
terbentuk Kristal garam berwarna putih. Proses pemisahan ini disebut kristalisasi
bertingkat.

Percobaan Keenam : Metode Sublimasi dan Kristalisasi


Analisis :
Pada percobaan keenam bertujuan untuk memisahkan zat padat dari zat
padat. Percobaan ini menggunakan metode sublimasi. Pada percobaan keenam,
langkah yang dilakukan adalah mencampurkan 2 butir kapur barus yang sudah
dihaluskan dengan pasir pada cawan penguapan, kemudian diaduk/dicampur
terlebih dahulu. Kemudian cawan ditutup menggunakan kaca arloji yang berisi air.
Setelahnya, cawan dipanaskan hingga terbentuk zat padat pada bagian bawah kaca
arloji. Zat padat tersebut merupakan kapur barus hasil sublimasi untuk memisahkan
zat padat dengan zat padat.
Pembahasan:
Percobaan keenam, yaitu proses pemisahan antara kapur barus dengan
pengotornya, yaitu berupa pasir. Proses ini disebut sebagai proses sublimasi yaitu
pemisahan zat murni yang didasarkan pada perbedaan titik sublim yakni pemisahan
komponen yang dapat menyublim dari campuran yang tidak dapat menyublim.
kapur barus mempunyai sifat mudah menguap dan mempunyai titik leleh lebih
rendah dibandingkan pasir sehingga kapur barus bias menyumblim sedangkan
kapur tidak bisa. Sublimasi sendiri adalah perubahan wujud dari padat ke gas tanpa
mencair terlebih dahulu .Yang dihasilkan pada proses penyubliman tersebut adalah
kristal kapur barus yang tak berwarna. Kristalisasi sendiri adalah proses
pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan, melt atau pengendapaan
langsung dari gas. Kristalisasi juga merupakan teknik pemisahan kimia antara
bahan padat cair di mana terjadi perpindahan massa dari suatu zat terlarut dari
cairan larutan ke fase kristal.
Kristalisasi ada dua macam, yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi
pendinginan. Kristalisasi penguapan dilakukan jika zat yang akan dipisahkan tahan
terhadap panas dan titik bekunya lebih tinggi daripada titik didih
pelarut.Kristalisasi pendinginan dilakukan dengan cara mendinginkan lar
utan. Pada saat suhu larutan turun,komponen zat yang memiliki titik
beku lebih tinggi akan membeku terlebih dahulu, sementara zat
lain masih larut sehingga keduanya dapat dipisahkan dengan cara penyaringan.
Zat lain akan turun bersama pelarut sebagai filtrat, sedangkan zat padat
tetap tinggal di atas saringan sebagai residu. Pada percobaan ini menggunakan
metode kristalisasi bertingkat, prinsip dari kristalisasi bertingkat menggunakan
prinsip perbedaan kelarutan zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan zat
pengotornya. Rekristalisasi dapat dilakukan dengan cara melarutkan cuplikan ke
dalam pelarut yang sesuai. Hal ini terjadi karena pada proses sublimasi kapur barus
menguap akibat pengaruh dari pemanasan, kemudian uap-uap tersebut mengkristal
dan menempel pada bagian cekung kaca arloji yang digunakan sebagai penutup
gelas kimia sebagai akibat dari kaca arloji yang berisi air. Fungsi dari dibasahi air
adalah menurunkan suhu sehingga membantu proses pengkristalan.
X. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan pemisahan yang dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa terdapat berbagai macam metode pemisahan yaitu,
a. Percobaan 1 : Proses dekantasi
b. Percobaan 2 : Proses filtrasi atau penyaringan
c. Percobaan 3 : Proses penguapan dan kristalisasi
d. Percobaan 4 : Proses penguapan dan kristalisasi
e. Percobaan 5 : Proses kristalisasi bertingkat
f. Percobaan 6 : Proses sublimasi dan kristalisasi
XI. Daftar Pustaka

Arsyad, M. Natsir. 2001. Kamus Kimia dan Arti Penjelasan Istilah. Jakarta:
Gramedia.
Bahti, Husein H. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika. Bandung: Citra
Aditya Bakti
Brady, J.B. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara:
Jakarta.
Budiman, Anwar. 2005.”kimia”. Bandung: Yrama Widya.
Oxtoby, David. W. 2001. Kimia Modern Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Pinalis, A. 2011. Penentuan Metode Rekristalisasi Yang Tepat Untuk
Meningkatkan Kemurnian Kristal Ammonium Perkolat (AP)
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara. Vol.6 No.2
Ralph H, Petrucci. 1987. Kimia Dasar. Jilid 1. Surabaya: Erlangga
Sastrohamidjojo, Hardjono.2005. Kimia Dasar. Yogyakarta : UGM.
Sulistiati. 2013. Termodinamika. Yogykarta: Graha Ilmu.
Syukri, S. 1999. Kimia dasar 2. Bandung : ITB.
Tim Kimia Dasar. 2019. Petunjuk Praktikum Kimia Umum. Surabaya:
Jurusan Kimia FMIPA UNESA.
Wonorahardjo, surjani. 2013. Metode-metode Pemisahan Kimia. Jakarta :
Akademia Permata

XII. Jawaban Pertanyaan


Mengapa garam dapat larut dalam air sedangkan pasir tidak? Jelaskan
berdasarkan sifat fisika dan kimia masing-masing!
Jawab:
Garam memiliki sifat fisika yaitu rapuh, larut dalam air. Berdasarkan sifat
kimia, larutan garam merupakan elektrolit kuat sehingga terionisasi
sempurna pada air. Hal itu menyebabkan garam dapat terlarut dalam air,
sedangkan pasir memiliki ikatan atom yang sangat solid sehingga tidak
mudah terputus dengan pelarut air. Oleh karena itu, pada saat pasir
dicampur dengan air akan menghasilkan endapan. Pemutusan ikatan atom
pada pasir dapat dilakukan dengan menaikkan suhu lebih tinggi.
XIII. Lampiran
Lampiran dokumentasi

Percobaan 1

Mencampurkan 20 ml Hasil pemisahan

air dan 1 sdm pasir Campuran air + pasir secara dekantasi


Bagian atas (Filtrat)
Bagian bawah
(residu)

Percobaan 2

Menghaluskan kapus Mencampurkan 20 ml air Pemisahan larutan


tulis dan kapur tulis secara filtrasi

Hasil pemisahan Hasil pemisahan secara


secara filtrasi (Filtrat) filtrasi (Residu)
Percobaan 3

Mencampurkan Menyaring larutan NaCl Menguapkan larutan


10ml air + ¼ sdm NaCl sampai habis
garam dapur (NaCl) airnya

Hasil pemisahan
secara kristalisasi
(Kristal NaCl)

Percobaan 4:

10 ml larutan Larutan CuSO4.5H2O Didinginkan dan


CuSO4.5H2O 0,1 M diuapkan terbentuk Kristal
CuSO4.5H2O

Percobaan 5:
1 sdm pasir + 1 sdm Larutan dipanaskan Larutan disaring
garam + 10 ml air selama 1 menit dengan kertas saring
menghasilkan filtrat
dan residu

Residu dicuci Filtrat + air cucian residu Filtrat + air cucian


dengan 5ml air (2x) residu diuapkan

Kristal yang
terbentuk

Percobaan 6:
2 butir kapur barus Kapur barus + pasir Kristal kapur barus
dihaluskan dipanaskan dan ditutup yang terbentuk
dengan kaca arloji berisi (pemisahan secara
air sublimasi dan
kristalisasi)

Anda mungkin juga menyukai