Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Shalawat serta salam marilah kita junjung tinggi kepada nabi besar kita Nabi
Muhammad Saw yang telah membawa kita dari zaman kebodohan sampai zaman
ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini. Makalah ini saya buat untuk menunjang
salah satu nilai tugas mata kuliah Kimia Dasar.
Terima kasih kepada semua puhak yang membantu saya dalam penyusunan
makalah ini. Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik.
Karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan saya, saya yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Indralaya, 30 September 2015

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................1
Daftar Isi...................................................................................................................2
BAB 1 Pendahuluan.................................................................................................3
1.1 Latar Belakang............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................4
BAB 2 Pembahasan..................................................................................................5
2.1 Pengertian Isopropil Alkohol......................................................................5
2.2 Karakteristik Isopropil Alkohol..................................................................5
2.3 Cara Memproduksi Isopropil Alkohol........................................................6
2.4 Kegunaan Isopropil Alkohol.......................................................................7
BAB 3 Penutup........................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.................................................................................................7
3.2 Saran............................................................................................................8
Daftar Pustaka..........................................................................................................8

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan bakar adalah salah satu unsur yang sangat penting bagi kendaraan
bermotor. Bahan bakar yang umum dipakai kendaraan bermotor adalah bahan
bakar cair, seperti bensin. Setiap negara memiliki standar untuk emisi bahan
bakar. Indonesia menggunakan standar euro II sebagai standar emisi bahan bakar.
Disamping standar emisi, bensin yang digunakan juga harus dapat mencegah
ketukan (knocking). Kemampuan bensin dalam mencegah terjadinya ketukan
pada mesin biasanya diukur dengan angka oktan, RON (Research Octane
Number), dan MON (Motor Octane Number). Semakin besar ketiga angka
tersebut maka semakin baik kualitas suatu bensin. Angka oktan, RON, dan MON
bensin dapat ditingkatkan dengan ditambahkan bahan aditif ke dalam bensin
tersebut. Semula, ketiga angka ini ditingkatkan dengan menambahkan TEL (Tetra
Ethyl Lead) dan TML (Tetra Methyl Lead).
Setelah selama beberapa waktu dipakai, para peneliti menemukan kelemahan
TEL dan TML yaitu dapat menimbulkan emisi bahan bakar yang dapat
membahayakan kesehatan manusia. Lalu dilakukan beberapa penelitian mengenai
bahan aditif bahan bakar sebagai pengganti TEL dan TML. Kemudian para
peneliti menemukan MTBE sebagai pengganti TEL dan TML. Tetapi, kelarutan
MTBE dalam air tinggi, sehingga dapat menimbulkan kerugian kepada manusia.
Apabila terjadi kebocoran tangki SPBU maka bensin akan meresap ke dalam
tanah. Air tanah yang terminum manusia ini berbahaya karena sudah tercemari
dengan MTBE yang bersifat karsinogenik (zat penyebab penyakit kanker).
Setelah itu dikembangkan beberapa penelitian tentang bahan aditif bahan bakar
yang dapat meningkatkan angka oktan, RON, dan MON serta dapat memenuhi
standar emisi. Bahan yang ditemukan adalah metanol dan etanol. Metanol dapat
memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan etanol dalam hal peningkatan
3

angka oktan, RON, dan MON, namun metanol tidak dapat dipakai karena sifatnya
yang korosif sehingga berbahaya bagi mesin. Etanol adalah bahan yang ramah
lingkungan karena tidak mengeluarkan emisi gas racun. Pembuatan etanol, atau
yang lebih sering disebut alkohol dalam perdagangan, sebagai aditif bahan bakar
tidak jarang disalahgunakan menjadi minuman. Penyebabnya, harga jual etanol
sebagai minuman lebih tinggi dibandingkan harga jual etanol sebagai bahan aditif
bahan bakar.
Oleh karena itu, penulisan dilanjutkan untuk menemukan alternatif-alternatif
lainnya yang memiliki resiko penyimpangan yang lebih kecil. Salah satunya
adalah isopropil alkohol (IPA). IPA adalah zat yang tidak beracun. Zat ini
berpotensi menjadi bahan aditif bahan bakar karena merupakan salah satu hasil
samping dari produksi berbahan baku gas alam, sehingga tersedia dalam jumlah
yang cukup besar. IPA yang biasanya dihasilkan adalah IPA dengan kandungan
95%-v dalam larutan. Padahal, agar dapat menjadi aditif bahan bakar,
kemurniannya harus mencapai minimal 99,85%-v sehingga agar IPA tersebut
dapat digunakan sebagai bahan aditif perlu dilakukan upaya untuk mendehidrasi
IPA 95%-v menjadi IPA 99,85%-v. Salah satu caranya adalah dengan
menggunakan metode adsorpsi. Metode adsorpsi merupakan metode yang
sederhana dan tidak membutuhkan biaya operasi yang terlalu tinggi.

1.2 Rumusan Masalah


1.
2.
3.
4.

Apakah pengertian Isopropil Alkohol?


Apakah karakteristik Isopropil Alkohol?
Bagaimana cara memproduksi Isopropil Alkohol?
Apa saja kegunaan dari Isopropil Alkohol?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisannya adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian Isopropil Alkohol
2. Mengetahui karakteristik Isopropil Alkohol
3. Mengetahui cara memproduksi Isopropil Alkohol

4. Mengetahui apa saja kegunaan dari Isopropil Alkohol

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Isopropil Alkohol
Isopropil alkohol (IPA) atau isopropanol adalah nama lain dari 2-propanol.
Rumus kimianya adalah CH3CHOHCH3. Senyawa ini merupakan turunan kedua
setelah propilen dari propana.

2.2 Karakteristik Isopropil Alkohol


Isopropil Alkohol merupakan suatu senyawa yang tidak berwarna dan mudah
terbakar dengan bau yang menyengat,Isopropil Alkohol adalah bentuk yang paling
sederhana dari alkohol sekunder, dimana atom karbon alkohol terikat dengan dua
atom karbon lain yang biasanya diperjelas dengan rumus kimia (CH 3)2CHOH.
Isopropil Alkohol sebenarnya merupakan isomer sturktur dari n-Propanol,
penggunaannya sangat beragam di skala industri maupun rumah tangga.
Isopropil alkohol apabila membentuk azeotrop dengan air, akan menurunkan
titik didih menjadi 80,37C (176,67F) , komposisi 87,7% dan berat (91 vol%)
isopropil alkohol, karena campuran air-isopropil alkohol akan tertekan oleh titik
lebur. Campuran tersebut akan memiliki rasa sedikit pahit, dan tidak aman untuk
diminum. Semakin rendah suhu Isopropil alkohol, maka akan membuatnya semakin
kental. Pada suhu di bawah -70C (-94F) viskositas isopropil alkohol akan
menyerupai sirup maple. Isopropil alkohol memiliki skala maksimum ukuran
Absorbance pada 205 nm oleh cahaya tampak ultaviolet.
Isopropil alkohol larut dalam air, alkohol, eter, dan kloroform tetapi tidak larut
dalam larutan

garam. Sebagai pelarut Isopropil alkohol dapat melarutkan etil

selulosa, polivinil butiral, berbagai macam minyak, alkaloid, perekat dan lem alami.

Tidak seperti etanol atapun metanol, Isopropil alkohol dapat dipisahkan dari air
dengan cara menambahkan sedikit garam, seperti garam natrium klorida, garam
natrium sulfat dan juga beberapa garam anorganik yang lain. Hal ini dikarenakan
Isopropil alkohol jauh lebih banyak larut dalam air tawar dari pada larutan garam.
Proses tersebut biasa disebut penggaraman, yang menyebabkan isopropil alkohol
yang terkonsentrasi untuk memisah menjadi lapisan yang berbeda.
Isopropil alkohol dapat teroksidasi menjadi aseton, yang merupakan keton
yang sesuai. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan zat pengoksidasi seperti
asam kromat, atau dengan dehidrogenasi alkohol isopropil terlebih jika ditambahkan
katalis tembaga yang dipanaskan.
(CH3)2CHOH (CH3)2CO + H2
Seperti kebanyakan alkohol, isopropil alkohol dapat bereaksi dengan logam
aktif seperti kalium, membentuk alkoksida yang bisa disebut isopropoksida. Reaksi
dengan aluminium (diawali dengan sedikit merkuri) digunakan untuk menghasilkan
katalis isopropoksida aluminium. Isopropil alkohol sering digunakan baik sebagai
pelarut ataupun sumber hidrida dalam reduksi Meerwein-Ponndorf-Verley dan reaksi
transfer hidrogenasi lainnya. Isopropil alkohol dapat dikonversi menjadi 2bromopropana menggunakan fosfor tribromida, atau dehidrasi untuk propena dengan
memanaskannya dengan asam sulfat.

2.3 Cara Memproduksi Isopropil Alkohol


Isopropil Alkohol umumnya diproduksi dengan cara mereaksikan air dengan
propena dalam reaksi hidrasi. Ada juga yang memproduksinya dengan cara
hidrogenasi aseton. Terdapat dua cara proses hidrasi, yaitu hidrasi langsung dan
hidrasi tak langsung yang menggunakan asam sulfat. Proses hidrasi tak langsung
adalah proses hidrasi yang dapat menggunakan propena berkualitas rendah,
kebanyakan diproduksi di Amerika Serikat. Sebaliknya, proses hidrasi tak langsung
adalah proses yang membutuhkan propena yang memiliki kemurnian tinggi,

kebanyakan diproduksi di Eropa. Proses hidrasi tak langsung ini menghasilkan


isopropil alkohol yang jauh lebih banyak daripada 1-propanol yang disebabkan
penambahan air atau asam sulfat ke propena tersebut, hal ini mengacu pada aturan
Markovnikov.

2.4 Kegunaan Isopropil Alkohol


Sebagian besar dari isopropil alkohol digunakan sebagai pelarut untuk pelapis
atau untuk proses industri, terutama untuk melarutkan berbagai macam minyak.
Isopropil alkohol khususnya sangat populer di dunia farmasi sebagai cairan
Antiseptik desinfektan yang memiliki tingkat toksisitas rendah dari residu apapun.
Isopropil alkohol juga digunakan sebagai zat perantara kimia dan zat pereaksi,
misalnya Isopropyl alkohol bereaksi dengan titanium tetraklorida dan logam
aluminium untuk menghasilkan titanium dan aluminium isopropoksida. Isopropil
alkohol juga banyak digunakan sebagai zat aditif bensin.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Isopropil alkohol (IPA) atau isopropanol adalah nama lain dari 2-propanol.
Isopropil Alkohol adalah bentuk yang paling sederhana dari alkohol sekunder, dimana
atom karbon alkohol terikat dengan dua atom karbon lain yang biasanya diperjelas
dengan rumus kimia (CH3)2CHOH. Isopropil Alkohol umumnya diproduksi dengan
cara mereaksikan air dengan propena dalam reaksi hidrasi.
3.2 Saran
Sebaiknya Isopropil Alkohol dapat dikembangkan lagi kegunaannya agar
bermanfaat bagi masyarakat luas.

DAFTAR PUSTAKA
7

Abadi, Lelyana O. 2007. Dehidrasi Isopropil Alkohol. (http://digilib.itb.ac.id/gdl.php ?


mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-lelyanaokt-31592, online, diakses
tanggal 29 September 2015).
Cathaputra, Haryo P. D. 2007. Produksi Isopropil Alkohol Murni untuk Aditif Bensin
yang Ramah Lingkungan Sebagai Wujud Pemanfaatan Produk Samping Pada
Industri GasAlam. (http://www.triharyo.com/cetak.php?id=90, online, diakses
tanggal 29 September 2015).

Anda mungkin juga menyukai