Industri
Petrokimia & Oleokimia
FATTY ALCOHOL
OLEH
KELOMPOK 3
YERI FIRNANDA
(1007121772)
FARHIZ LAGAN
(1007135536)
(10071
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul Fatty Alcohol
ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah Pengantar Industri Petrokimia dan Oleokimia yang mana
telah banyak memberikan arahan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik, demikian juga kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah
ini .
Penyusun menyadari dalam menulis makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan
penulisan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PEMBAHASAN
2.1 Alkohol Lemak
20
22
DAFTAR PUSTAKA
23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alkohol lemak (RCH2OH) merupakan suatu dasar utama oleokimia yang
memiliki laju pertumbuhan yang telah membantu meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan kemajuan standar hidup masyarakat banyak. Alcohol lemak terus
meningkat sebagai bahan baku surfaktan karena sifatnya yang dapat diurai dan dapat
diperbaharui. Permintaan dunia akan alcohol lemak meningkat 4% tiap tahun, pada
tahun 2000 saja mencapai 1.500.000 MT(2).
Alkohol lemak dapat diproduksi dari minyak bahan alami, atau sintetis dari
petrokimia. Persediaan alcohol lemak dunia sekarang ini dapat dibagi menjadi alami
dan buatan. Perbandingan penggunaan alami : sintetik bervariasi di masing-masing
negara. Sebagai contoh, pada tahun 1995 di Amerika Utara memiliki perbandingan 30
: 70, Eropa Barat 52,5 : 47,5, Jepang 86 : 14 (2) dan diharapkan perbandingan ini
setiap tahun akan lebih berimbang. Karena hal ini dapat meningkatkan persediaan dan
stabilitas harga dari minyak lauric. Sumber utama dari minyak lauric terdapat di
daerah Asia bagian Tenggara.
Hal mendasar yang melatar belakang di buatnya makalah ini adalah agar dapat
menambah pengetahuan tentang hal hal yang berkaitan dengan Alkohol Lemak,
tahap-tahap prosesnya, kondisi operasinya, dan lain- lain.
1.2 Tujuan Penulisan
Selain dilatarbelakangi tujuan agar dapat menambah pengetahuan pembaca atau
mahasiwa/i yaitu untuk memenuhi Tugas Makalah Kelompok yang diberikan oleh
Dosen Mata Kuliah Pengilangan Industri Petro dan Oleokimia.
1.3 Metode Penulisan
Metoda yang digunakan dalam menyelesaikan makalah ini adalah dengan cara
mencari informasi dan data-data dari buku dan lewat jalur internet.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alkohol Lemak
Fatty alkohol (lemak alkohol) adalah alkohol alifatis yang merupakan turunan
dari lemak alam ataupun minyak alam. Fatty alkohol merupakan bagian dari asam
lemak dan fatty aldehid. Fatty alkohol biasanya mempunyai atom karbon dalam
jumlah genap. Molekul yang kecil digunakan dalam dunia kosmetik, makanan dan
pelarut dalam industri. Molekul yang lebih besar penting sebagai bahan bakar. Karena
sifat amphiphatic mereka, fatty alkohol berkelakuan seperti nonionic surfaktan. Fatty
alkohol dapat digunakan sebagai emulsifier, emollients, dan thickeners dalam industri
kosmetik dan makanan.
Contoh fatty alkohol :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
CH3(CH2)5CH=CH(CH2)8OH
8. Stearyl alkohol (1-octadecanol) -- 18 carbon atoms
9. Isostearyl alkohol (16-methylheptadecan-1-ol) -- 18 carbon atoms, branched,
(CH3)2CH-(CH2)15OH
10. Elaidyl alkohol (9E-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms, unsaturated,
CH3(CH2)7CH=CH(CH2)8OH
11. Oleyl alkohol (cis-9-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms, unsaturated
12. Linoleyl alkohol (9Z, 12Z-octadecadien-1-ol) -- 18 carbon atoms,
polyunsaturated
13. Elaidolinoleyl alkohol (9E, 12E-octadecadien-1-ol) -- 18 carbon atoms,
polyunsaturated
14. Linolenyl alkohol (9Z, 12Z, 15Z-octadecatrien-1-ol) -- 18 carbon atoms,
polyunsaturated
5
Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak dari Minyak Kelapa (CO) dan Minyak Inti
Sawit (PKO)
Sumber: Gervajio,2005
2.1.1 Jenis Alkohol Lemak
Alkohol lemak, berdasarkan sumber terbentuknya, terbagi menjadi 2 macam,
yaitu :
1. Alkohol Lemak Alami (Natural Fatty Alcohol)
Alkohol lemak alami berasal dari bahan baku yang dapat diperbaharui yang
terdapat di alam.. proses pembuatan alkohol lemak dari minyak alami bisa melalui
rute pembuatan metil ester atau dari asam lemak. Kedua metode ini merupakan dua
metode yang paling banyak digunakan dalam industri alkohol lemak. Contoh :
Lemak, minyak dan lilin dari tumbuhan dan hewan, seril sesoat dalam lilin erna dan
mirisil palmit dalam lilin lebah.
2. Alkohol Lemak Sintetis dari Petroleum
Alkohol lemak dari bahan baku petroleum sudah dibahas pada mata kuliah
Proses Industri Petro dan Oleokimia bagian petrokimia, namun disini akan dijelaskan
sekilas sebagai bahan perbandingan.
2.2
berikut :
1. Hidrolisis lilin ester menggunakan lemak hewani
2. Proses reduksi sodium mennggunakan lemak dan minyak
3. Proses Ziegler menggunakan etilen
4. Proses oxo menggunakan hydrogenation olefin
5. Katalitik hidrogenasi asam lemak dan metil ester dari lemak dan minyak
6. Hidrogenasi lansung lemak dan minyak
7. Hidrogenasi pada Tekanan Tinggi
Deskripsi tentang metoda pertama dijelaskan sebagai acuan historis awal mula
proses produksi alkohol lemak di dunia. Deskripsi tentang metoda kedua dam metoda
keenam dijelaskan sebagai metode perkembangan dari metode yang pertama. Metoda
ketiga dan keempat menggunakan bahan baku yang berasal dari petrokimia dan akan
dijelaskan
sekilas
sebagai
bahan
perbandingan
saja
dalam
makalah
ini.
Bagaimanapun, harus diketahui bahwa kira-kira 50% persediaan alkohol lemak dunia
di produksi melalui dua cara ini.
2.2.1 Hidrolisis dari lilin ester
Alkohol lemak pertama kali diperoleh dari hidrolisis lilin ester yang berasal dari
binatang, terutama spermaceti dari sperma ikan paus. Namun sejak adanya peraturan
tentang larangan perburuan atas ikan paus, sumber dan metode ini tidak lagi
digunakan.
Lilin spermaceti dipisahkan dengan cara pemanasan menggunakan NaOH pekat
diatas 3000C, lalu alkohol didistilasi dari sabun dan air yang terbentuk. Hasil Sulingan
(distilat) mengandung alcohol tak jenuh C16-C20. Untuk mencegah terjadinya autooksidasi, distilat ini dikeraskan dengan hidrogenasi katalitik.. Alkohol yang diperoleh
mencapai yield 35 %. Produk utama terdiri dari : cetyl, oceyl, dan alcohol arachidyl.
2.2.2 Proses reduksi sodium
8
Pada tahun 1909, Beauvault dan Blanc menemukan proses reduksi sodium
untuk memproduksi alcohol lemak dari kelapa ester. Pabrik alcohol lemak yang
dibentuk pada tahun 1930an menggunakan proses ini. Sedangkan proses dasarnya
relative sederhana, sebenarnya operasi pabrik banyak menangani produk dan reaktan
yang kompleks.
Larutan sodium didispersikan dalam pelarut inert lalu ditambahkan ester kering
dan alcohol dengan hati-hati. Saat reaksinya komplit , oksida nya dipecahdengan
pengadukan dalam air, kemudian alkoholnya dicuci dan didistilasi.
Penambahan Alkohol R (sebaiknya alcohol sekunder), bertindak sebagai donor
hydrogen. Karena adanya reaksi samping , pemakaian sodium bias jadi di atas 20 %
dari kebutuhan stoikiometri. Reduksi berjalan selektif tanpa pembuatan hidrokarbon
dari isomerisasi atau hidrogenasi ikatan rangkap.
2.2.3 Proses zieglar menggunakan etilen
Alkohol lemak dari proses ini mempunyai struktur yang sama dengan alcohol
lemak alami. Proses ini dibagi dalam dua proses yaitu proses Alfol dan proses Epal.
A. Proses Alfol.
Hidrokarbon digunakan sebagai pelarut, proses ini melalui lima tahap yaitu :
1). Hidrogenasi
2 Al(CH2CH3)3 + Al + 1,5 H2 3 Hal(CH2CH3)3
2). Etilasi
3 HAl(CH2CH3)3 + 3 CH2=CH2 3 Al(CH2CH3)3
2/3 dari hasil proses ini di recycle lagi ke proses hidrogenasi dan sisanya lansung
masuk ke reaksi perkembangan
3). Reaksi perkembangan (growth Reaction)
4). Oksidasi
5). Hidrolisa
B. Proses Epal
9
Proses ini mempunyai langkah-langkah yang hampir sama dengan proses alfol.
Fleksibilitas Proses ini lebih besar dibandingkan dengan prose alfol.
Alkohol dan - olefin yang terbentuk bisa dipasarkan. Namun modal dan biaya
yang dibutuhkan juga lebih besar, karena membutuhkan proses control yang lebih
kompleks dan penambahan olefin dan alcohol rantai bercabang.
2.2.4 Proses oxo menggunakan olefin
Proses oxo (hidroformilasi) terdiri dari reaksi antara olefin dengan campuran
gas H2-CO dan katalis yang cocok..
Reaksi ini ditemukan oleh O.Roelen pada tahun 1938.
CH3
2R CH=CH2 + 2CO + 2H2 R-CH2CH2-CHO + R-CH2OH
Yield - olefin diperkirakan
Konsentrasi
Klasik
Cobalt Carbonil
0,1 1,0
katalis
10
Proses OXO
Shell
Cobalt Carbonil
Unio Carbide
Rhodium
Phosphine
Carbonil
Complex
Phospine
0,5
complex
0,001 - 0,1
CO2 : H2
1,1 1,2
1,2 2,5
Excess hidrogen
Temperatur (0C)
150 180
170 210
100 - 120
Tekanan (MPa)
20 30
5 10
2-4
LHSV
0,5 1,0
0,1 1,2
0,1 0,25
Produk Primer
Aldehid
Alkohol
aldehid
Linearitas (%)
40 50
80 85
90
Pada proses shell, alcohol diperoleh lansung karena bagusnya aktifitas katalis
sehingga tahap hidrogenasi aldehid tidak di perlukan lagi, kelemahan proses ini
adalah, adanya olefin yang hilang dari proses.
Sedangkan proses yang menggunakan katalis Rhodium dapat dilakukan pada P
dan T yang rendah, karena tingginya aktifitas katalis . Kelemahannya adalah
memerlukan biaya yang tinggi karena mahalnya harga Rhodium.
2.2.5
ester atau asam lemak. Kedua metode ini memiliki persamaan dan sangat kompetitif
dibandingkan dengan metode lainnya. Secara umum proses pembutan alkohol lemak
secara langsung dari minyak dan lemak dapat dilihat pada gambar.
11
Gambar 2.1 Rute pembentukan Alkohol Lemak dari minyak dan lemak
Proses hidrogenasi langsung mempunyai beberapa kekurangan, diantaranya :
1. Menghasilkan produk samping bernilai tinggi gliserin yang justru mengalami
proses hidrogenasi lanjut menghasilkan propilen glikol yang bernilai rendah.
2. Komsumsi gas hidrogen yang cukup tinggi
3. Penggunaan katalis dalam jumlah besar
2.2.6 Hidrogenasi Katalitik dari Asam Lemak dan Metil Ester
Fatty alcohol diperoleh dengan cara hidrogenasi metil ester atau asam lemak.
Katalis, CuCr
R-COOCH3 + 2H2
Metil ester
Hidrogen
RCOOH +2H2
Asam lemak Hidrogen
R-CH2OH + CH3OH
Alkohol lemak
Katalis, CuCr
Metanol
RCH2OH + H2O
Hidrogenasi langsung asam lemak tidak digunakan dalam skala industri besar karena
kebutuhan temperature reaksi yang lebih tinggi menghasilkan yield yang lebih rendah
dan karena dapat merusak katalis. Secara konvensional, asam lemak dikonversi
terlebih dahulu menjadi ester sebelum dihidrogenasi.
Dalam proses pembuatan fatty alcohol banyak dilakukan dengan bahan dasar
metil ester, karena dengan proses ini diperoleh persentase fatty alcohol lebih tinggi.
Dalam reaksi hidrogenasi dapat terbentuk.
RCH2COCOH + 2H2 ----------------> RCH2CH2OH + CH3OH
RCH2COOH + RCH2CH2OH ------> RCH2COOCH2CH2R + CH3OH
RCH2COOCH2CH2R + H2 --------> 2 RCH2OH
Suhu tinggi menyebabkan reaksi sekunder yaitu dehydratasi
RCH2CH2OH ----------> RHC=CH2`
RCH=CH2 + H2 ---------> RCH2CH3 (parafin)
Fatty alcohol dengan bahan baku metil ester atau fatty acids
- proses ini menghendaki kelebihan H2 400 kali dari teoritis
12
Suspension Process
13
Gambar 2.3 Hidrogenasi Tekanan Tinggi Asam Lemak Metil Ester Proses
Suspensi
Proses:
Kondisi operasi proses ini dalah pada tekanan 25.000-30.000 kPa dan
temperatur 250-300 0C.
Asam lemak
2 H2
Hidrogen
RCH2OH
Alkohol lemak
Panas dari sisa campuran produk reaktor diperoleh dengan resikulasi gas
hidrogen pada alat penukar panas setelah satu produk dipisahkan dengan dua
tingkat pendinginan ekspansi.
14
Pada fase gas ( yang mengandung gas hidrogen, uap alkohol dalam jumlah
kecil dan reaksi air) dipisahkan dari alkohol cair pada hot separator ( pemisah
panas)
Ukuran fase clear dari pemisah sentrifugal adalah passed through yaitu
penyaring halus untuk memindahkan semua sisa suspensi padat hasil dari
produk (alkohol lemak kasar).
Untuk memurnikan alkohol lemak kasar dapat dilakukan dengan distilasi lebih
lanjut untuk menghilangkan hidrokarbon dan dapat mengalami fraksinasi jika
diinginkan.
15
Bahan baku yang digunakan pada proses ini adalah ester dan hidrogen
+ 2 H2
Hidrogen
RCH2OH
+ CH3OH
Alkohol lemak
Metanol
Reaksi ini dilakukan pada fase uap dimana sebagian umpan organik diuapkan
dengan gas hidrogen ( 20 25 mol ) melalui suatu alat peak heater sebelum
dialirkan ke fixed katalis bed.
Kemudian campuran didinginkan dan dipisahkan menjadi fasa gas dan fasa
cair. Pada fasa gas sebagian besar merupakan gas hidrogen dan di recycle.
16
Fasa cairan diekspansi pada flash tank untuk menghilangkan metanol dari
alkohol lemak.
Perbandingan Alkohol Lemak hasil Proses Fixed bed dan Proses Suspensi
Proses fixed bad memerlukan sesuatu untuk menaikkan nilai karena itu
dibutuhkan bejana reaksi yang besar, pompa gas sirkulasi, dan pipa yang tepat untuk
volume yang tinggi dari penggunaan gas hydrogen. Proses suspensi dilain sisi
memerlukan penambahan peralatan untuk pelepasan katalis, distilasi alcohol lemak
mentah dan mengolah lagi metil ester.
Dalam penggunaan bahan mentah, proses fixed bad memiliki hasil yang
banyak dan penggunaan katalis hanya setengahnya. Alkohol lemak yang dihasilkan
dari proses fixed bad memiliki kualitas yang tinggi. Meskipun begitu, kualitas dari
alkohol lemak yang dihasilkan oleh prosess suspensi bisa juga ditingkatkan ke tingkat
yang sama dengan distilasi selanjutnya.
2.2.8
secara langsung asam lemak menjadi alkohol lemak yang mengatasi efek kerugian
dari fatty acid on the copper-bearing analysist. Ini dicapai dengan dua tahap reaksi.
Reaksi pertama adalah esterifikasi dari asam lemak dengan alkohol lemak
menghasilkan ester dan air. Reaksi kedua adalah hidrogenasi ester untuk
menghasilkan dua mol alkohol. Kedua reaksi memiliki persamaan di reaktor yang
sama. Volume yang besar dari alkohol lemak di proses kembali lebih dari 250 kali
umpan asam lemak, dengan efektif mengurangi umpan, asal saja untuk kondisi yang
optimum untuk laju dan esterifikasi yang kompleks.
Hidrogenasi diletakkan dalam reactor bertekanan tinggi dimana material
dipanaskan terlebih dahulu- umpan asam lemak, di sirkulasi menjadi alkohol lemak
dengan menggunakan katalis, dan gas hidrogen adalah fed continuously. Reaksi ini
17
berlansung kira-kira 30.000 kPa dan 2800C. Panas dari campuran produk yang
meninggalkan reactor didapatkan lagi dengan recirculating gas hydrogen melalui
heat exchanger, setelah produk dipisahkan melalui sebuah two-stage coolingexpansion system.
Fasa gas (pada dasarnya kelebihan gas hydrogen, sedikit alkohol mendidih
dan reaksi air) dipisahkan dari larutan alkohol didalam separator panas.
Pencampuran ini didinginkan selanjutnya di cold separator, dimana the low boiling
alkohol dan reaksi air dikondensasi dan diseparasi. Gas hidrogen yang berlebih di
recycle ke sistem.
Larutan alkohol dari hot separator dipompakan ke flash drum dimana
penguraian hydrogen dimulai dan recycled dengan pemisahan hydrogen. Katalis
dipisahkan dan alkohol lemak mentah menggunakan sebuah sentrifugal separator.
Bagian dari katalis diganti dengan katalis baru yang segar untuk mempertahankan
aktivitas dan di recirculasi dengan alkohol lemak. Fase penyelesaian dan sentrifugal
separator adalah melalui polishing filter untuk menghilangkan semua sisa dari solid
yang didapat. Penghasilan alkohol mentah undergoes distilasi selanjutnya untuk
menghilangkan hidrokarbon dan mungkin mengalami fraksinasi bila diinginkan.
18
Gambar 2.5 Sintesis Hidrogenasi Alkohol Lemak dari Asam Lemak Lurgi
Bahan dan Kebutuhan Konsumsi Per Ton dari Alkohol Lemak
Data teknikal untuk kapasitas pabrik of 50+ t/day :
Distilasi cocofatty acid
1050-1100 kg
170 kg
27 m3
Electric energy
130 kWh
Fuel gas
1,1 x 106 Kj
Catalist
5 kg
230-300 m3
185 kg
120 kg
19
2.3
asam lemak. Fatty alkohol dapat difraksinasi untuk memisahkan fraksi C8-C10 yang
dikenal sebagai
detergen range
alkohol. Plasticizer range alkohol berbentuk cair dan memiliki daya pelarut yang
tinggi dapat digunakan dalam industri tinta printer dan cat.
Esterfikasi dengan
Konsumsi DOP pada industri PVC mencapai 50 - 70 % dari toal produksi plasticizer.
Namun demikian, pemakaian DOP sebagai plasticizer PVC, terutama yang
diaplikasina pada food-drug packaging atau mainan anak - anak mulai
dipermasalahkan. Ini dikarenakan adanya migrasi senyawa aromatik tersebut dari
PVC dalam jumlah yang besar dan dapat menyebabkan timbulnya sel kanker. Bahan
plasticizer pengganti DOP dari turunan minyak sawit yang ramah lingkungan.
Plasticizer adalah material yang ditambahkan untuk meningkatkan beberapa
sifat/ properties dari polymer, misalnya kemampuan kerja, ketahanan terhadap panas
(heat
resistance),
ketahanan
terhadap
temperatur
rendah
(low-temperature
telah
dibuat,
21
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. Pembuatan Plasticiser Alkohol Ester dari Minyak Nabati dan
Formulasinya Dengan Resin Polivinil Klorid. http://www.bic.web.id/in/lainlain/207-pvc-dari-minyak-sawit.html. Diakses 7 Mei 2011
Cahyono, Eko. 2010. Plasticizer.
http://www.dokterkimia.com/2010/05/plasticizer.html. Diakses 7 Mei 2011
Yusriati, Sari. 2008. Plasticizer
http://sariyusriati.wordpress.com/2008/10/20/plasticizer/ 2008. Diakses 7 Mei
2011.
Hui, Y. H. Baileys Industrial Oil and Fat Products, fifth edition. 1996. New York:
John Willey & Sons Inc
22