Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap negara memiliki konsep kekayaan yang berbeda-beda,baik yang
berasal dari sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Kekayaan yang
dimiliki tersebut sedapat mungkin digunakan untuk mensejahterakan masyarakat
yang ada dinegara yang bersangkutan. Indonesia sendiri kaya akan sumber daya
alam. Tanahnya subur dan lahan pertanian yang luas. Namun hal itu belum
menjamin indonesia menjadi negara yang kaya. Indonesia harus mampu
memproduksi barang dan jasa yang dibtuhkan oleh rakyatnya. Oleh karena itu,
barang dan jasa yang dihasilkan dihasilkan negara indonesia dalam waktu satu
tahun merupakan gambaran kaya atau miskinnya negara indonesia.
Konsep pendaptan nasional begitu terkenal, bahkann orang yangb tidak
mengenal ilmu ekonomi pun pernah mendengarnya. Pengertiannya sangat
sederhana, yakni penjumlahan dari semua pendapatan individu, namun
kenyataannya tidak sesederhan pengertian tersebut.
Sir William Petty dari Inggris merupakan orang pertama yang berusaha
menafsir pendapatan nasional negaranya (Inggris) sebesar 40 juta pound ditahun
1665. Perhitungan tersebut berdasarkan anggapannya bahwa pendapatan nasional
merupakan penjumlaha biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun,
pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut
pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dari
pendapatan nasional. Menurut ahli ekonomi modern, alat utama sebagai pengukur
kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Brutto, yaitu seluruh jumlah
barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur
dengan harga pasar. Oleh karena itu, pengertian pendpatan nasional adalah ukuran
dari nilai total barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam kurun
waktu tertentu yang biasanya satu tahun yang di nyatakan dalam satuan
uang.asrus proses terbentuknya GNP sehingga semua komponen saling
berhubungan.

1.2 Rumusan Masalah


1.
2.
3.
4.
5.

Apa itu Pendapatan Nasional?


Apa saja komponen pendapatan nasional?
Apa faktor yang mempengaruruhi komponen pendapatan nasional?
Apa itu pendapatan perkapita?
Apa saja manfaat perhitungan pendapatan nasional ?

1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.

Menjelaskan tentang pendapatan nasional;


Menjelaskan tentang komponen pendapatan nasional;
Menjelaskan faktor yang mempengaruhikomponen pendapatan nasional;
Menjelaskan tentang pendapatan perkapita;
Menjelaskan apa saja manfaat penghitungan pendapatan nasional.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetian Pendapatan Nasioal
2

Pendapatan atau income adalah uang yang diterima oleh seseorang atau
perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa bunga dan laba termasuk juga berbagai
tunjangan seperti kesehatan dan pensiun. Dalam analisis mikro ekonomi istilah
pendapatan menunjuk pada aliran penghaslan dari penyediaan faktor produksi
untuk periode tertentu sedangkan dalam analisis makro ekonomi, istilah
pendapatan menunjuk pada pendapatan nasional suatu negara.
Pendapatan nasional dapat didefinisikan dengan tiga cara:
1) Nilai seluruh produk (barang atau jasa yang diproduksi) yang diproduksi suatu
negara dalam satu periode tertentu.
2) Jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh faktor produksi dalam satu
periode tertentu.
3) Jumlah pengeluaranuntuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam
suatu negara selama satu periode tertentu.
2.2 Pendekatan Perhitungan Pendapatan Nasional
Ada tiga pendekatan perhitungan pendapatan nasional yaitu:
1. Pendekatan pendapatan
Pendekatan pendapatan adalah metode penghitungan pendapatan
nasioanal dengan menghitung jumlah seluruh pendapatan (upah, bunga,
sewa dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam satu negara
selama satu periode tertentu , sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi
yang diberikan kepada perusahaan (tenaga kerja, modal,tanah dan skill).
2. Pendapatan produksi
Pendekatan produksi adalah metode penghitungan pendapatan
nasional dengan menghitung jumlah nilai seluruh produk (barang dan jasa)
yang dihasilkan dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Nilai
produk yang dihitung adalah nilai jasa dan barang jadi. ini dilakukan
agar tidak terjadi perhitungan ganda (double counting). Contohnya, untuk
produk roti yang berasal dari gandum, kemudian tepung terigu, lalu
menjadi roti, kita tidak akan menghitung nilai gandum yang dijual kepada
pabrik tepung, dan nilai tepung yang dijual kepada pabrik roti. Untuk
menghindari terjadinya perhitungan ganda ini, dapat digunakan metode
perhitungan nilai tambah. Pada setiap tahap produksi suatu barang yang

dihitung hanya nilai tambah terhadap barang tersebut. Misalnya harga


gandum (per Kg) Rp. 5000. Harga tepung Rp. 5000. Maka nilai tambah
tepung terigu adalah 7000-5000=2000
Metode perhitungan nilai tambah
Barang
Gandum
Tepung
Roti
Total

Harga
5000
7000
10000
22000

Nilai Tambah
5000
2000
3000
10000

3. Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan pengeluaran adalah metode penghitungan pendapatan
nasional dengan menghitung seluruh jumlah pengeluaran untuk membeli
barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama periode
tertentu.
Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung
pengeluaran yang dilakukan yang dilakukan oleh empat pelaku ekonomi
negara yaitu: rumah tangga, pemerintah, perusahaan, dan masyarakat luar
negeri. Jenis pengeluaran dari amsing-masing pelaku tersebut adalah:
a. Pembelian atau belanja oleh rumah tangga
b. Pengeluaran konsumsi oleh perusahaan
c. Pengeluaran investasi oleh pemerintah
d. Pembelian barang dan jasa oleh masyarakat luar negeri (nilai
ekspor dikurangi nilai impor).
2.3 Komponen Pendapatan Nasional
Dalam perhitungan pendapatan nasional dikenal beberapa komponen
yaitu sebagai berikut:
1. Produk Nasional Bruto(PNB)/Gross National Pruduct (GNP)
GNP merupakan standar umum untuk mengukur kegiatan ekonomin
dalam suatu negara. Di dalam Produk Nasioanl Bruto atau GNP, nilai
semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu engara selama suatu
periode tertentu dihitung untuk meliha besarnya pendapatan nasional.
Yang dihitung dalam GNP adalah produksi yang dilakukan oleh negara
yang bersangkutan, baik yang berada di dalam negeri maupun yang diluar

negeri. Dalam menghitung GNP, para ahli ekonomi mengukur aktivitas


ekonomi dalam empat hal, yaitu:
a. Pengeluaran konsumen
b. Pengeluaran produsen atu bisnis
c. Pengeluaran pemerintah
d. Pengeluaran untuk pembelian barang dan jasa ekspor.
Ada empat jenis pendapatan yang dihitung, yaitu:
a. Gaji, termasuk semua pendapatan buruh
b. Bunga yang diperoleh oleh rumah tetangga
c. Sewa yang diterima oleh individu sebagai pembayaran sewa toko,
rumah dan lain-lain
d. Keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan.
2. Produk Domestik Bruto(PBD)/Gross Domestic Product(GDP)
Logika yang sama juga berlaku pada perekonomian negara. Untuk
melihat apakah suatu negara tersebut miskin atau kaya, pertama yang kita
lihat adalah berapa banyak total pendapatan semua orang yang tionggal
dinegara tersebut. Itulah yang dihitung dalan konsep PBD atau GDP.
Prodeuk Domestik Bruto atau GDP adalah nilai semua barang dan jasa
yang diproduksi oleh suatu negara selama satu periode tertentu. GDP
menghitung dua hal sekaligus, yaitu pendapatan total setiap orang dalam
suatu perekonomian dan pengeluaran total atas seluruh output (berupa
baang dan jasa) dari perekonomian suatu negara.
GDP berbeda dengan GNP karena GNP tidak memperhitungkan
barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk negara yang bersangkutan
yang berada diluar negeri. Sedangakan GDP memperhitungkan produksi
yang dihasilkan oleh warga negara asing yang berada dinegara tempat is
tinggal. Barang dan jasa yang dihasilkn oleh orang asing akan
dikembalikan ke negera asalnya, dan traksasinya dinamakan pembayaran
ke luar negeri. Caran menhitung GPD ada 3 yaitu:
a. Menjumlahkan pengeluaran total yang dilakukan oleh rumah
tangga
b. Menjumlahkan pendapatan total berupa upah, sewa dan laba yang
dibayarkan oleh perusahaan.
c. Menjumlahkan nilai tambah barang dn jasa yang diproduksi.
3. Produk National Netto (PNN)/Net National Product (NNP)
5

Produk Nasional Netto atau NNP adalah GNP dikurangi penyusutan


barang-barang modal yang ada selama satu periode tertentu. Jumlah NNP
sama dengan jumlah pendapata rumah tangga konsumsi sebagai sebagai
imbalan atas penyerahan faktor produksi sehingga NNP disebut juga
dengan pendapatan nasional netto atau NNI (Net National Income).
4. Pendapatan Nasional(PN)/National Income(NI)
Pendapatan nasional adalah NNP atau NNI dikurangi pajak tidak
langsun. Jumlah inilah yang diterima oleh rumah tangga konsumsi
(pemilik faktor produksi). Dengan kata lain, pendapatan nasional adalah
imbalan yang diterima oleh rumah tangga konsumsi dalam suatu negara
atas penyerahan faktor-faktor produksi selama satu periode.
Seperti halnya GNP dibagi dalam empat area aktifitas ekonomi, NI
dibagi menjadi lima tipe pendapatan, yaitu:
a. Upah dan gaji yang dibayarkan kepada pekerja
b. Pendapatan yang didapat oleh seorang wiraswasta atau individu,
termasuk petani dan pemilik perusahaan perorangan
c. Pendapatan dari sewa
d. Keuntungan perusahaan
e. Bunga dari simpanan dan investasi yang diterima oleh individu.
5. Pendapatan Perorangan(PP)/Personal Income(PI)
Pendapatan perorangan atau PI adalah NI dikurangi jaminan sosial,
laba ditahan, pajak perusahaan, ditambah pembayaran pindahan (transfer
payment). Yang dimaksud pembayaran pindahan adalah pembayaran untuk
kesejahteraan atau tunjangan lain, seperti kompensasi untuk
pengangguran, jaminan sosial, dan asuransi kesehatan, yang diperuntukkan
bagi individu yang diatur oleh negara. Pembayaran pindahan ini
menambah penghasilan seseorang, namun tidak dapat dikatakan
produktifitas orang tersebut bertambah sejumlah pembayaran pindahan
tersebut.
6. Pendapatan Bebas (PB)/Disposable Income (DI)
Pendapatan bebas atau DI adalah pendapatan yang ebtu;-betul menjadi
hak mutlak penerima, atau dengan kata lain pendapatan yang siap untuk
dibelanjakan dengan bebas. Besar pendapatan bebas sama dengan PI
dikurangi pajak tidak langsung.

2.4 Faktor Pengaruh Komponen Pendapatan Nasional


Komponen pendapatan nasional dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Faktorfaktor ini penting untuk diketahui sebagai pedoman bagi pemerintah dalam
menetapkan kebijakan-kebijakan ekonomi untuk meningkatkan pendapatan
nasional. Untuk memudahkan analisis, sebaiknyakita menyederhanakan
pemahasan yaitu dengan membahas arus pendapatan dalam sebuah perekonomian
tertutup sederhana. Perekonomian tertutup artinya tidak mengenal hubungan
dengan luar negeri, sehingga tidak ada kegiatan ekspor-impor. Perekonomian
sederhana artinya tidak mengenal keterlibatan pemerintah dalam kegiatan
perekonomian. Jadi, perekonomian tertutup sederhana adalah perekonomian yang
hanya melibatkan dua pelaku, yaitu rumah tangga dan perusahaan.
A. Konsumsi dan Tabungan
Pendapatan nasional atau disebut juga dengan Yield (Y) dalam
perekonomian tertutp sederhana, dari sisi rumah tangga, akan digunakan dua
macam hal, yaitu:
a. Membeli barang dan jasa, atau dengan kata lain melakukan kegiatan
konsumsi atau consumption (C)
b. Menabung yang disebut juga saving (S)
Y =C +S
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pendapatan yang digunakan
untuk konsumsi antara lain:
a. Besarnya pendapatan yang diterima oleh rumah tangga setelah dikurangi
dan potongan-potongan lainnya
b. Komposisi anggota rumah tangga(jumlah dan umur anggota)
c. Kondisi lingkungan, yaitu pengaruh faktior geografis dan sosial
d. Perkiraan masa depan, misalnya perkiraan mengenai kenaikan dan
penurunan harga-harga barang dan jasa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pendapatan yang digunakan
untuk menabung antara lain:
a. Besarnya pendapatan yang yang diterima oleh rumah tangga sestelah
dikurangi pengeluaran untuk konsumsi
b. Tingkat bunga

c. Keinginan untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan terjadinya hal-hal


yang tak terduga dimasa depan.
B. Konsumsi dan Investasi
Apabila tabunga berjumlah cukup besar, maka akan digunakan untuk
kegiatan menghasilkan kembali barang dan jasa yang diperlukan konsumen,
dengan kata lain tabungan akan digunakan untuk melakukan investasi.
Faktor yang mempengaruhi besar investasi antar lain:
a. Tingkat bunga
b. Jumlah permintaan
c. Perkembangan teknologi
2.5 Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata untuk masing-masing
penduduk dalam suatu negara selama satu periode tertentu.
1. Indikator kesejahteraan negara
Angka pendapatan perkapita merupakan ukuran yang dapat
diandalkan untuk melihat tingkat kesejahteraan suatu negara. Ini
disebabkan karena pendapatan perkapita telah mencakup faktor jumlah
penduduk sehingga secara langsung menunjukkan tingkat kemakmuran,
sementara komponen pendapatan nasional lainnya seperti GNP, GDP, dan
sebagainya belum menunjukkan tingkat kemakmuran rakyat secara
langsung karena tidak memperhitungkan faktor jumlah penduduk.
2. Standar pertumbuhan kemakmuran negara
Pendapatan perkapita merupakan standar umum untuk
membandingkan tingkat kemakmuran atau kesejahteraan suatu negara dari
tahun ketahun.
3. Pembanding tingkat antar kemakmuran negara
Selain sebagai tingkat pembanding kemakmuran suatu negara dari
tahun ke tahun, pendapatan perkapita juga umum digunakan sebagai
pembanding tingkat kemakmuran antarnegara yang satu dengan yang
lainnya.
2.6 Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional
a. mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional
b. membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu

c. membandingkan perekonomian antarnegara atau antar daerah.


d. Sebagai landasan Perumusan kebijakan pemerintah

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Perekonomian Indonesia dan Negara Tetangga
Perekonomian Indonesia sedang memasukimasa-masa
yang cerah sekaligus menantang. Walaupun lingkunagan global
masih diwarnai stagnasi, perekonomian kita dipandang banyak
kalangan telah membuahkan sejumlah prestasi.Pertumbuhan pada
tahun 2011 tercatat sebesar 6,5% dengan inflasi 3,79%. Pada
Januari 2012 inflasi bahkan turun menjadi 3,65 %.
Menurut Dana Moneter Internasional atau International
Monetary Fund(IMF) menyatakan pula bahwa Indonesia sebagai
salah satu Negara dengan kondisi perekonomian terkuat di antara
negara-negara

ASEAN.

Pada

2011,

pertumbuhan

Produk

Domestik Bruto (PDB) Indonesia adalah 6,4%. Inicadalah yang


tertinggi disbanding dengan negara-negara ASEAN lain seperti
Malaysia,

Filipina,

Singapura,

Thailand,

dan

Vietnam.Komposisinya adalah 5,2%, Filipina: 4,7%, Singapura:


5,3%, Thailand: 3,5%, dan Vietnam: 5,8%.
Namun, bila dilihat dari besarnya pendapatan perkapita
Negara kita, Indonesia masih ada pada peringkat ke-5 setelah
Thailand dalam 2 tahun berturut-turut. Walaupun

mengalami

perubahan dalam jumlah nominalnya. Kemudian, menyusul


Vietnam pada urutan ke-6. Dana Moneter Internasional (IMF),
Bank Dunia, dan Divisi Statistik PBB (UNSD) mengatakan,
pendapatan nasional bruto (GNI) perkapita Indonesia naikdari
US$1.318 pada 1980 menjadi US$2.007 (1990), selanjutnya
US$2.478 (2000), dan US$3.010 (2010).
Sedangkan untuk saat ini, Indonesia memiliki pendapatan perkapita pada
tahun 2011 lalu berkisar pada bekisar 3.500-3.600 USD. Badan Pusat Statistik
(BPS) mencatat pendapatan per kapita rakyat Indonesia di 2011 mencapai
US$3.542 atau sekitar Rp 31,8 juta. Naik 17,7% dibandingkan dengan 2010 yang
sebesar US$ 3.010 atau sekitar Rp 27 juta. Meski, pada bulan November 2011
sempat meningkat pada angka 3.716 USD. Bila dibandingkan dengan negaranegara tetangga, pendapatan nasional bruto Indonesia jauh tertinggal.
Malaysia pada 1980 telah memiliki GNI US$4.722.Tak heran bila saat ini
pendapatan perkapita mereka telah berlipat-lipat kali dari Indonesia, yakni
mencapai US$13.685. Dibandingkan Thailand, Indonesia juga kalah jauh. Meski
mengawali GNI sebesar US$2.211 pada 1980, Thailand kini melompat jauh
meninggalkan Indonesia.Pada 1995, GNI Thailand telah melewati
US$5.500.Wajar bila pendapatan per kapita saat ini US$7.694.Di kawasan Asia
Tenggara, Indonesia hanya menang dari Filipina dan Vietnam. Pendapatan per
kapita Filipina dan Vietnam masing-masing hanya US$3.478 dan US$2.805.
3.2 Meningkatnya Pendapatan Perkapita Indonesia

10

Secara kumulatif menurut Kepala Badan Pusat Statistik Rusman


Heriawan, produk domestik bruto (PDB) nominal semester I-2011 mencapai Rp
3.549 triliun, lebih tinggi dari semester I-2010 senilai Rp 3.084 triliun atau
dibanding semester II-2010 sebesarRp 3.339 triliun. Perkembangan pada
semester II tahun 2011 kira-kira sama dengan semester II tahun 2010, total PDB
bisa mencapai Rp 7.400 triliun. Dia menjelaskan, dengan perkiraan PDB nominal
2011 sebesar Rp 7.400 triliun atau setara pertumbuhan ekonomi 6,7% dan
memperhitungkan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 241 juta jiwa dengan
rata-rata kurs Rp 8.600 per dolar AS, pendapatan per kapita Indonesia hingga
akhir tahun ini mencapai US$ 3.500-US$ 3.600. Angka itu lebih tinggi dari
tahun lalu ujar Rusman.
Pemerintah optimistis secara terpisah, Menko Perekonomian HattaRajasa
mengungkapkan, saat ini terjadi sedikit guncangan di pasar modal global. Di sisi
lain, sejumlah negara mengalami penurunan pertumbuhan selama kuartal II.
Contohnya Tiongkok dan Singapura yang ekonominya tumbuh pesat pada kuartal
I, tapi pada kuartal II turun tajam. Tapi Indonesia tetap mengalami pertumbuhan
stabil. Konsumsi masyarakat tetap terjaga,inflasi juga cukup baik, ujarnya. Hatta
juga optimistis nilai ekspor bisa menembus US$ 200 miliar tahun ini. Realisasi
nilai ekspor yang melebihi impor menunjukkan surplus pada neraca perdagangan.
Akhir 2011, Pendapatan perKapita US$ 3.600 Ekspor kita jauh lebih tinggi
pertumbuhannya dibanding impor, tutur dia.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, menurut Hatta Rajasa,
pemerintah harus mampu mengatasi tiga titik hambatan. Pertama, memperbaiki
perencanaan proyek yang terkait belanja modal dan infrastruktur. Target ini
termuat dalam berbagai program pemerintah terkait peningkatan perekonomian
rakyat seperti program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI).Seperti rencana pembangunan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau, paling tidak klaster industri serta
membangun tiga pelabuhan baru dan memperbaharui pelabuhan yang telah ada
seperti Pelabuhan Internasional Dumai serta Pelabuhan Kuala Enok pada tahun
yang akan datang.

11

Kedua, memperbaiki proses pelelangan. Ketiga, memperbaiki proses penyelesaian


atau pembayaran. Ini sebetulnya sudah diatur Perpres No 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah.Akan tetapi, Perpres ini harus terus dievaluasi agar
pengadaan barang dan jasa pemerintah lebih simpel, cepat dan transparan.
Senada dengan Hatara Jasa dan Rusman Heriawan, seorang ekonom
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latief Adam mengungkapkan
bahwa pertumbuhan ekonomi sebagian besar didorong konsumsi masyarakat. Jika
inflasi tinggi, daya beli masyarakat menurun dan konsumsi masyarakat akan
berkurang. Ini tentu berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Sehingga pemerintah
tetap harus menjaga inflasi papar dia. Selain disokong tingkat konsumsi yang
tinggi, menurut Latief, tren investasi diperkirakan akan semakin meningkat pada
kuartal III. Demikian pula belanja pemerintah. Tetapi yang diresahkan saat ini
adalah ekspor,karena beberapa negara tujuan ekspor seperti Amerika Serikat dan
Jepang menunjukkan penurunan performa. Dia mengatakan, meskipun pada akhir
tahun diprediksi terjadi perlambatan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi
Indonesia tetap bakal meningkat. Ekspor kita dengan AS dan Eropa tidak
setinggi Singapura atau negara Asean yang lain. Tidak akan berpengaruh terlalu
besar,ujarnya.Dapat dilihat dari sisi positif lainnya, terpuruknya ekonomi AS dan
Eropa justru akan mendatangkan keuntungan tersendiri bagi Indonesia. Karena,
para investor akan memilih negara tujuan lain untuk berinvestasi, salahsatunya
Indonesia. Capital inflow akan semakin deras. Tinggal bagaimana caranya
mentransmisikan capital inflow kesektor ril.
Mengenai konsumsi rumah tangga Kepala BPS Rusman Heriawan
mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2011
mencapai 2,9% dibandingkan tri wulan sebelumnya (q-to-q).Sedangkan
dibandingkan triwulan yang sama 2010 (yoy) tumbuh 6,5%. Konsumsi rumah
tangga memberikan kontribusi paling besar. Sebaliknya, belanja pemerintah
berkontribusi paling rendah. Secara spesial, menurutdia, struktur perekonomian
Indonesia pada triwulan II-2011 masih didominasi kelompok provinsi di Pulau
Jawa dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 57,7%, diikuti Sumatera 23,5%,

12

Kalimantan 9,5%, Sulawesi 4,7%, dansisanya 4,6% dikontribusi pulaupulaulainnya.


Rusman mengatakan, besaran PDB atas dasar harga berlaku pada triwulan
II-2011 mencapai Rp 1.811,1 triliun. Adapun PDB atas dasar harga konstan 2000
pada triwulan yang sama sebesar Rp 611,1triliun. Sektor yang mengalami
pertumbuhan tertinggi (q-toq)adalah perdagangan, hotel, dan restoran 4,8%,
konstruksi 4,2%, serta sektor listrik, gas, dan air bersih 4%.Secara tahunan (yoy),
kata dia, sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh 10,7%, sektor
perdagangan, hotel, dan restoran 9,6%, dan sektor konstruksi 7,4%. Struktur PDB
tri wulan II-2011 masih didominasi sektor industri pengolahan, sektor pertanian,
serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan kontribus imasing-masing
24,3%, 15,4%, dan 13,9%. Rusman menjelaskan, pertumbuhan PDB tri wulan II2011 dibandingkan tri wulan I-2011 (q-to-q) yang mencapai 2,9% ditopang
kenaikan pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 1,3%.
Sedangkan pengeluaran konsumsi pemerintah naik 26%, pembentukan
modal tetap bruto (PMTB) naik 3,9%, ekspor barang dan jasa tumbuh 7,4%, serta
impor barang dan jasa meningkat 6%. Dia menambahkan, pertumbuhan ekonomi
triwulan II-2011 yang mencapai 6,5% dibandingkan triwulan II-2010 (yoy)
didukung pengeluaran konsumsi rumah tangga yang meningkat 4,6%. Adapun
pertumbuhan ekonomi semester I-2011 terhadap semester I-2010 yang mencapai
6,5% didukung peningkatan konsumsi rumah tangga 4,5%, konsumsi pemerintah
3,7%, PMTB 8,3%, serta ekspor dan impor masing-masing 14,9% dan 15,8%.
Rusman mengemukakan, struktur PDB penggunaan triwulan II-2011 didominasi
komponen pengeluaran rumah tangga sebesar 54,3%. Komponen PMTB dan
pengeluaran konsumsi pemerintah memberikan kontribusi masing-masing 31,6%
dan 8,3%. Sedangkan ekspor neto berkontribusi 1,9%.
Dapat disimpulkan dari data, pertumbuhan ekonomi 2010 yang bisa
mencapai 6,5% diakibatkan oleh pendapatan masyarakat meningkat sebesar 4,6%
sehingga akan mendorong permintaan konsumsi masyarakat menjadi lebih kuat
serta menciptakan permintaan agregat baru (C) bagi barang dan jasa. Kemudian,
belanja negara Indonesia meningkat pula 3,7%(G), didukung lagi dengan

13

peningkatan investasi sebesar 8,3% (I), serta ekspor dengan peningkatan sebesar
14,9% (X). Tentunnya semua itu akan menigkatkan PDB atau GDP Indonesia di
tahun lalu.
3.3 Hal yang Menyebabkan Thailand yang Berada di Atas Indonsesia
Seperti yang dijelaskan dimuka bahwa Thailand menempati posisi ke 4 di
atas Indonesia dengan pendapatan per kapita US $ 7.694. Indonesia telah
tertinggal olehnya sejak tahun 1995. Akan tetapi, Thailand sebenarnya pada tahun
2011 tengah menghadapi krisis ekonomi karena adanya benccana banjir pada juli
2011. Banjir tersebut merupakan yang terparah sejak 70 tahun yang lalu. Banjir ini
melumpuhkan sektor perindustrian dan pertanian thailand. ekspor beras thailand
baru dapt dikirim pada bulan februari 2012. Sedangkan, untuk perindustrian pada
kuartal IV 2011 itu, indeks manufaktur turun dan mengganggu ekspor Desember
2011. Honda, Toshiba dan Fujitsu bahkan memangkas proyeksi laba karena
gangguan produksi.
Kelesuan ekonomi ini mengakibatkan inflasi menjadi 3,8 %. Bank Sentral
menurunkan suku bunganya sebesar seperempat poin menjadi 3,25 persen. Hal ini
bertujuan untuk menigkatkan permintaan konsumsi rumah tangga dan investasi
yang terus merosot. Sisi ekspor thailand juga mengalami kemunduran.
Departemen Perdagangan Thailand mengatakan, pihaknya menargetkan
peningkatan ekspor 15% pada tahun ini, lebih rendah dari kenaikan ekspor 2011
sebesar 17,2%. Namun, berkurangnya permintaan global akan membebani ekspor
Thailand tahun ini.Sedangkan, thailand mengandalkan ekspor dan pariwisata
sebagai pemicu pertumbuhan. Di sektor industri, Thailand dikenal sebagai salah
satu basis produksi sejumlah produsen mobil Jepang dan Amerika.
Dampak yang terjadi, Produk Domestik Bruto (PDB) Thailand tercatat menyusut
hingga 10,7% pada periode Oktober hingga Desember 2011, dibandingkan kuartal
sebelumnya.Ini dapat disimpulkan dari analisis semua faktor GDP yang telah
disebutkan dalam data, yaitu :
1. Merosotnya komsumsi rumah tangga, (C)

14

Pasca, bencana banjir yang menewaskan 700 orang ini tentunya akan
membuat permintaan atas barang dan jasa konsumsi rumah tangga akan turun.
Para korban banyak kehinlangan harta benda dan pekerjaan mereka.
2. Terhambatnya produksi pada sektor industri, (I)
Banyak perusahaan asing ataupun nasional thailand yang tidk dapat
berproduksi selama banjir terjadi dan mengalami kerugian akibat rusaknya
peralatan maupun bahan baku mereka. Seperti yangdicontohkan di awal yaitu
perusahaan Honda, Fujitsu, dan Thosiba. Tentunya tingkat investasi di negara ini
pun menjadi anjlok. Dampak positifnya bagi Indonesia, ada beberapa perusahaan
yang mengalihkan investasi dan produksinya ke Indonesia.
3. Infrastruktur Thailand mengalami kerusakan,
Setelah bencana banjir yang melanda infrastruktur thailand rusak parah.
Seperti yang disampaikan oleh Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra
mengatakan, negara itu akan menghabiskan 350 miliar baht (US$ 11 milyar; 7
milyar) untuk memperbaiki infrastruktur usai banjir. Meskipun, belanja negara
menigkat akan tetapi pembelanjaan tersebut bukan untuk menambah kapasitas
produksi nasional. Namun hanya untuk memulihkannya seperti keadaan semula.
Perbaikan infrastruktur ini akan menghambat pertumbuhan ekonomi Thailand
sementara waktu ini.
4. Ekspor Thailand menurun karena ekonomi global dan bencana banjir, ( X)
Ekspor negara Thailand turun nilainya karna sektor pertanian dan beberapa
sektor industir lumpuh karena banjir juli 2011 lalu. Ditambah lagi penurunan
permintaan dari negara-negara importirnya akibat krisis global yang terjadi saat
ini.
Terlepas dari semua krisis yang sedang dialami Thailand GDP per kapita Thailand
masih dapat bertahan berada di atas Indonesia. Pada tahun 2010 Thailand
memperoleh GDP perkapita sebesar US $ 8.643 dan Indonesia hanya US $ 3.010.
Namun, kini Indonesia berusaha mengejar ketinggalannya dari Thailand yang saat
ini mengalami penyusutan perkembangan ekonomi sebesar 9%.
3.4 Filipina yang Berada di Bawah Indonesia
Dana Moneter Internasional (IMF) secara mengejutkan menurunkan
proyeksi pertumbuhan ekonomi Filipina untuk tahun 2011 menjadi 3,7% dan
4,2% untuk 2012. Penurunan proyeksi tersebut lantaran ekspor Filipina yang

15

mulai menurun (X) dan anggaran belanja negara yang menciut (G).Sebelumnya
pada September lalu, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Filipina akan
mencapai 4,7 persen untuk 2011 dan 4,9 persen tahun depan.
Mulai Januari sampai September 2011, ekspor Filipina anjlok sehingga
berimbas pada pertumbuhan ekonomi yang melambat. Merosotnya ekspor Filipina
tersebut dipicu oleh sepinya permintaan ekspor dari negara-negara di kawasan
Eropa karena parahnya krisis utang di Benua Biru.Bukan hanya itu, melambatnya
pertumbuhan ekonomi Filipina juga lantaran dipicu oleh faktor internal, seperti
anggaran belanja yang berkurang menyusul tingginya angka kejahatan korupsi.
IMF menekankan, Filipina menghadapi tantangan cukup besar untuk menjaga
ekonominya tetap stabil, terlebih ketika iklim ekonomi global sedang tidak pasti.
Pemerintah Filipina sendiri mengatakan bahwa, pertumbuhan ekonomi melambat
karena merosotnya sektor pertanian dan industri pertambangan. Sektor pertanian
merosot karena musim kering sementara sektor pertambangan turun karena
belanja pemerintah berkurang. Wajar jika hal-hal tersebut menyebabkan
pendapatan nasional negara ini berada di bawah Indonesia. Ekspor yang berkiblat
pada negara Eropa mengalami kelesuan karena krisis yang terjadi di sana. Di
samping itu, anggaran belanja negara yang kecil karena korupsi menjadi penyebab
utama Filipina sulit berkembang dalam perumbuhan ekonomi. Serta kecilnya
porsi, investasi pada GDP-nya saat yang harus ditingkatkan lagi. Filipina harus
mencari banyak celah untuk mengundang investor asing maupun memberdayakan
potensi investasi lokal dengan perbaikan infrastruktur. Dengan demikian, ekonomi
di negara tersebut akan lebih stabil dan mengalami pertumbuhan positif.
Perlu diketahui, seperti halnya Indonesia yang akan diprediksi menjadi
negara ke 4 dengan GDP tertinggi di dunia sebesar US $ 14 triliun pada tahun
2050. Pertumbuhan ekonomi Filipina pun juga diproyeksi produk domestik bruto
(PDB) pada 2050 mencapai US$5,9 triliun.Namun sekali lagi, saat ini investasi di
Filipina yang terlalu kecil, yakni hanya 14,5 persen dari PDB masih perlu
ditingkatkan. Meski demikian, negara ini akan diuntungkan dengan pertumbuhan
populasi penduduk dan komunitas pekerja di luar negeri yang melakukan

16

pengiriman uang. Negeri ini juga diuntungkan dari pengalaman para pekerja di
luar negeri. (Ekonom Citi, William Buiter).

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pendapatan atau income adalah uang yang diterima oleh seseorang atau
perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa bunga dan labatermasuk juga berbagai
tunjangan seperti kesehatan dan pensiun.
Ada tiga pendekatan perhitungan pendapatan nasional yaitu:
1. Pendekatan pendapatan
2. Pendapatan produksi
3. Pendekatan Pengeluaran
17

Secara kumulatif menurut Kepala Badan Pusat Statistik Rusman


Heriawan, produk domestik bruto (PDB) nominal semester I-2011 mencapai Rp
3.549 triliun, lebih tinggi dari semester I-2010 senilai Rp 3.084 triliun atau
dibanding semester II-2010 sebesarRp 3.339 triliun. Perkembangan pada
semester II tahun 2011 kira-kira sama dengan semester II tahun 2010, total PDB
bisa mencapai Rp 7.400 triliun. Dia menjelaskan, dengan perkiraan PDB nominal
2011 sebesar Rp 7.400 triliun atau setara pertumbuhan ekonomi 6,7% dan
memperhitungkan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 241 juta jiwa dengan
rata-rata kurs Rp 8.600 per dolar AS, pendapatan per kapita Indonesia hingga
akhir tahun ini mencapai US$ 3.500-US$ 3.600.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011.10 negara Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi.
anehsemua.blogspot.com, Diakses tanggal 18 Maret 2015.
Sukwuaty, dkk.2004.Ekonomi SMA Untuk Kelas X. Jakarta:Erlangga.
Suwerli, dkk. 2006. Ekonomi SMA Kelas XI. Bandung: Yudhistira.

18

Anda mungkin juga menyukai