Panduan Praktikum Komputasi 2018

BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM
KOMPUTASI PROSES KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BUNG HATTA
PADANG
2018
1
Pengantar
Komputer adalah alat bantu untuk menyelesaikan masalah. Namun, masalah yang
ingin diselesaikan tidak dapat langsung “disodorkan” begitu saja ke komputer.
Sebagai contoh, andaikan anda mempunyai data nilai ujian sekumpulan mahasiswa.
Anda ingin mengurutkan semua data tersebut dari nilai tertinggi hingga nilai
terendah. Misalkan anda ketikkan semua nilai ujian dengan menggunakan sebuah
program pengolah kata, lalu dibawahnya dituliskan perintah kepada komputer untuk
mengurutkan seperti berikut: 30, 27, 36, 91, 64, 76, 74, 32 Urutkan mulai dari nilai
terbesar hingga nilai terkecil. Apakah komputer Anda mengerjakan masalah
pengurutan tersebut? Tentu saja tidak, karena komputer tidak “mengerti” perintah
anda di atas dan tidak “tahu” bagaimana cara mengurutkan sekumpulan nilai
tersebut. Agar komputer dapat menyelesaikan masalah tersebut, maka Anda perlu
merumuskan langkah-langkah penyelesaian tersebut dalam suatu rangkaian instruksi.
Komputerlah yang akan mengerjakan rangkaian instruksi tersebut, karena komputer
dapat mengerjakannya dengan cepat, akurat, bahkan berulang-ulang tanpa kenal lelah
dan bosan. Sekumpulan instruksi yang merupakan penyelesaian masalah itu
dinamakan program. Program “dimasukkan” ke dalam komputer, komputer
mengerjakan instruksi di dalam program tersebut, lalu memberikan hasil atau
keluaran yang diinginkan. Misalkan program yang berisi rangkaian instruksi untuk
mengurutkan sekumpulan data tersebut anda rumuskan kembali sebagai berikut:
Langkah 1 : Cari nilai terbesar diantara N buah data Langkah 2 : Tempatkan nilai
terbesar tersebut pada posisi yang tepat (dengan cara mempertukarkan) Langkah 3 :
Ulangi langkah 1 untuk N – 1 buah data yang lain. Instruksi di atas masih belum bisa
dijalankan oleh komputer karena bahasanya tidak dimengerti oleh komputer. Agar
program dapat dilaksanakan oleh komputer, maka program tersebut harus ditulis
dalam suatu bahasa yang dimengerti oleh komputer. Sebagaimana dalam kehidupan
manusia, kita hanya dapat memberikan perintah kepada orang lain dalam bahasa
yang dimengerti olehnya. Mengingat komputer adalah mesin, maka program harus
ditulis dalam bahasa yang khusus dibuat untuk “berkomunikasi” dengan komputer.
Bahasa komputer yang digunakan dalam menulis program dinamakan bahasa
2
pemrograman. Saat ini, dengan berkembangnya teknik pemrograman terstruktur,
orang tidak lagi memecahkan masalah dengan langsung menulis programnya dalam
bahasa pemrograman. Orang mulai memikirkan suatu cara penyelesaian masalah
yang akan diprogram dengan menekankan pada desain atau rancangan yang
mewakili pemecahan masalah tersebut.
3
TATA TERTIB PENGGUNAAN LABORATORIUM KOMPUTASI
JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS BUNG HATTA
1. Penggunaan laboratorium dibatasi mulai pukul 07.30 WIB hingga pukul 16.00
WIB. Jika digunakan di luar jam tersebut, harus mengurus surat izin pemakaian
laboratorium (format terlampir)
2. Ruang komputasi hanya digunakan sebagai tempat untuk pratikum komputasi
dan pengerjaan tugas akhir mahasiswa. Jika digunakan untuk keperluan lain,
harus ada izin tertulis dari kepala laboratorium.
3. Segala kepentingan administrasi praktikum dilakukan di labor komputasi.
4. Asisten dilarang menggunakan komputer yang terdapat diruang laboratorium
komputasi. Untuk kepentingan riset dan training, asisten diperbolehkan untuk
meminjam laboratorium dengan mengajukan surat peminjaman kepada kepala
laboratorium komputasi.
5. Setiap orang yang berada di laboratorium berkewajiban untuk selalu menjaga
kebersihan, kerapian, ketenangan dan bertanggung jawab terhadap isi
laboratorium.
6. Dilarang keras merokok, minum, dan makan didalam ruangan komputasi.
7. Menggunakan pakaian yang sopan, dan rapi serta sepatu.
8. Selama tidak ada kegiatan pratikum, ruang komputasi dikunci, dan kunci
diserahkan ke kepala laboratorium komputasi.
9. Tidak diperbolehkan merusak atau membawa pulang peralatan komputer dan
semua barang laboratorium;
10. Sebelum meninggalkan laboratorium, ruangan harus dibersihkan dan dirapikan
seperti semula.
11. Tidak diperbolehkan mengunakan game atau membuka aplikasi lain yang tidak
berhubungan dengan materi praktikum/materi tugas akhhir.
12. Tidak diperbolehkan menginstall atau mengubah setting komputer, kecualil
dengan izin kepala laboratorium.
PELAKSANAAN
PRAKTIKUM KOMPUTASI
4
Kegiatan praktikum terdiri dari 6 tahapan yaitu
1. Kuliah Umum
2. Install program
3. Pelaksanaan praktikum
4. Penyusunan laporan praktikum
5. Responsi akhir
1. KULIAH UMUM
Kuliah umum adalah pembekalan praktikan sebelum memulai praktikum dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Kuliah umum dilakukan 3 hari sebelum pelaksanaan praktikum dan
diikuti oleh semua kelompok praktikan, asisten dan instruktur.
b. Kuliah umum menjelaskan tentang
1. Tujuan praktikum
2. Tata tertib pelaksanaan praktikum
3. Penyusunan laporan
4. Sistem penilaian dan sanksi
5. Materi yang terkait dengan modul praktikum
2. INSTALL PROGRAM
Sebelum praktikum, semua mahasiswa peserta praktikum komputasi harus
menginstall program yang akan dipraktekkan yang dipandu oleh asisten.
Mahasiswa yang tidak menginstall program yang dimaksud tidak
diperkenankan mengikuti praktikum.
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Praktikum dimulai pada pukul 8.30 pagi.

2. Mahasiswa harus sudah berada di luar laboratorium 15 menit sebelum waktu
masuk praktikum.
3. Mahasiswa harus memasuki laboratorium tepat pada waktunya. Keterlambatan
tanpa alasan yang dapat diterima tidak diperbolehkan mengikuti praktikum.
4. Membawa panduan praktikum dan form (F-01)
5
5. Setiap praktikan harus menandatangani absen kehadiran. Praktikan yang tidak
mengisi absen dianggap tidak hadir. Jika praktikan berhalangan hadir maka
harus memberitahukan atau minta izin pada instruktur atau asisten praktikum
6. Pelaksanaan praktikum dinilai oleh asisten (F-02)
7. Selama praktikum berlangsung, praktikan juga harus mentaati beberapa aturan
sebagai berikut:
a. Tidak diperkenankan merokok, makan, dan minum di dalam ruang
laboratorium.
b. Praktikan tidak diperkenankan meninggalkan ruang praktikum tanpa izin
asisten atau koordinator praktikum sebelum ada tanda praktikum selesai
8. Praktikum berakhir pada pukul 16.00 wib. Sebelum meninggalkan ruangan
praktikum, praktikan mengisi absen pulang. Praktikan yang tidak mengisi absen
pulang dianggap meninggalkan praktikum dan dikurangi nilainya.
9. Setiap praktikan harus mengikuti seluruh modul praktikum. Apabila tidak
mengikuti praktikum tanpa pemberitahuan atau izin, maka praktikan yang
bersangkutan dianggap mengundurkan diri dan seluruh nilai lainnya dibatalkan.
10. Setiap kelompok praktikan akan mendapat 6 modul praktikum
11. Setelah selesai praktikum, praktikan harus membuat laporan lengkap. Laporan
dikumpulkan pada asisten. Laporan akhir untuk setiap modul harus diserahkan 2
hari setelah praktikum selesai. Asisten selanjutnya menyerahkan laporan tersebut
kepada kepala laboratorium dan nantinya didistribusikan kepada instruktur
masing-masing.
12. Laporan lengkap akan dinilai oleh instruktur.
13. Responsi hasil praktikum ditentukan oleh instruktur dalam rentang waktu yang
ditetapkan oleh kepala laboratorium. Responsi yang dilakukan meliputi
penguasaan software dengan memberi tugas sederhana.
14. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan diatur kemudian
FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM
Mahasiswa harus memiliki 6 laporan. Praktikan wajib membuat laporan praktikum

untuk setiap modul/pokok bahasan, dengan format isi laporan sebagai berikut :
1. Pendahuluan
6
Pendahuluan ini berisi konsep dasar teori yang akan digunakan dalam
pembahasan, atau sekilas teori pendukung.
2. Deskripsi kerja
Bagian ini berisi langkah-langkah komputasi yang dikerjakan untuk mencapai
dan menganalisis hasil
3. Pembahasan
Bagian ini mengemukakan cara membaca, menganalisis dan menyimpulkan
sesuai dengan permasalahan pada tiap latihan atau tugas
4. Penutup.
Bagian ini berisi kesimpulan program dan hasil aplikasinya
5. Daftar Pustaka
Format penulisan daftar pustaka sesuai dengan pedoman penulisan .
Penulisan daftar pustaka dari buku
Cara Penulisan:
Knight, John F. 2001. Family Medical Care Volume 4. Bandung: Indonesia
Publishing House.
Penulisan daftar pustaka dari artikel dalam jurnal, koran, dan majalah
CaraPenulisan:
Solikhan, Umar. 2013. “Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang
Publik Kota Pangkal Pinang” dalam Sirok Bastra: Jurnal Kebahasaan dan
Kesastraan Volume 1 (hlm. 123-129). Pangkalpinang: Kantor Bahasa Provinsi
Bangka Belitung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Penulisan daftar pustaka dari internet

Cara Penulisan:
Reza, Jeko Iqbal. 2015. “Inikah Dampak Mematikan Pemanasan Global”,
http://tekno.liputan6.com/read/2304179/inikah-dampak-mematikan-pemanasan-
global, diakses pada 10 Februari 2016 pukul 10.27.
TEKNIS PENGUMPULAN
DAN SANGSI DUPLIKAT LAPORAN PRAKTIKUM
1. Laporan dikumpulkan kepada asisten dalam kurun waktu 2x24 jam ;

2. Laporan pertemuan sebelumnya menjadi syarat untuk mengikuti praktikum pada
hari tersebut;
3. Praktikan wajib menandatangani Lembar Bukti Pengumpulan Laporan;
4. Toleransi keterlambatan pengumpulan laporan adalah 10 menit dari waktu yang
telah ditentukan.
7
5. Apabila praktikan menitipkan dalam pengumpulan laporan, dengan alasan
apapun (izin, sakit, dll), maka tanda tangan pada lembar bukti pengumpulan
laporan dilengkapi nama mahasiswa yang dititipi;
6. Apabila karena sesuatu hal mahasiswa berhalangan hadir praktikum dan
berhalangan mengumpulkan laporan, maka laporan dikumpulkan di minggu
ketika praktikan masuk.
7. Laporan yang tidak sesuai dengan aturan penulisan laporan, maka laporan
tersebut tidak diterima.
8. Apabila terdapat plagiasi dalam laporan praktikum lebih dari 70%, khususnya
pada pembahasan, laporan tidak akan diperiksa dan tidak akan mendapat nilai.
F-01
PENETAPAN TUGAS PRAKTIKUM

LABORATORIUM KOMPUTASI PROSES INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Jenis Praktikum
Modul Praktikum
Hari/Tanggal
Nama Asisten
Tanda Tangan
Kelompok Praktikum ............
8
No Nama No. BP
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Penugasan.
F-02
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA - FAKULTAS TEKNOLOGI
INDUSTRI
Jenis Praktikum
Modul Praktikum
Hari/Tanggal
Penilaian
Nama Asisten
Tanda tangan
Kelompok Praktikum ................... Total

Nilai
No Nama No. BP
1.
9
2.
3.
4.
5.
6.
Komponen penilaian
Kesungguhan dalam
melaksanakan praktikum Keaktifan Disiplin
No.
(60%) (15%) (15%)
F-03
LEMBAR PENGAMATAN DATA PRAKTIKUM

INDUSTRI
Jenis Praktikum
Modul Praktikum
Hari/Tanggal
Persetujuan asisten :
Nama Asisten
Tanda tangan
Kelompok Praktikum ..................

No Nama No. BP
1.
10
2.
3.
4.
5.
6.
Data Pengamatan:
Hal ini diisi sesuai dengan print out tugas
F-04
PENILAIAN LAPORAN LENGKAP
INDUSTRI
Jenis Praktikum
Modul Percobaan
Hari/Tanggal
Persetujuan Asisten
Nama Asisten
Tanda tangan
Kelompok Praktikum ..............

No Nama No. BP
11
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Komponen Penilaian (yang dinilai adalah laporan perorangan

Teori Kesesuaian
Kesesuaian Pembahas
Kebersihan Pendukun Data Hasil Total
No. Format an
(15%) g Praktikum Nilai
(15%) (35%)
(20%) (15%)
1
. F-05
RESPONSI LAPORAN LENGKAP
INDUSTRI
Jenis Praktikum
Modul Praktikum
Hari/Tanggal
Penilaian
Nama Instruktur
Tanda tangan
Kelompok Praktikum ................

No Nama No. BP
12
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Komponen penilaian
Kesesuaian tugas Penguasaan Kemampuan
No. praktikum terhadap materi komunikasi Total Nilai
hasil (20%) (50%) (30%)
1
F-06
KARTU
BUKTI TANDA PENYERAHAN LAPORAN LENGKAP
Nama : ...................................................................
NPM : ..................................................................
Praktikum :…………………………………………………
Nomor Kelompok :…………………………………………………
13
Laporan
Lengkap
Diterima
T
Nama modul praktikum a
n
Paraf
g
g
a
l
Catatan :
1. Kartu ini harus dibawa setiap mengikuti praktikum.tanpa kartu ini,
praktikan tidak diizinkan mengikuti praktikum selanjutnya.
Modul 1
Algoritma
1.1 Latar Belakang

Algoritma adalah susunan yang logis dan sistematis untuk memecahkan suatu
masalah atau untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian algoritma sangat lekat
dengan kata logika, yaitu kemampuan seorang manusia untuk berfikir dengan akal
tentang suatu permasalahan menghasilkan sebuah kebenaran, dibuktikan dan dapat
diterima akal. Logika identik dengan masuk akal dan penalaran. Penalaran adalah
14
salah satu bentuk pemikiran. Pemikiran adalah pengetahuan tak langsung yang
didasarkan pada pernyataan langsung pemikiran mungkin benar dan mungkin juga
tak benar. Langkah-langkah di dalam algoritma harus logis, ini berarti hasil dari
urutan langkah-langkah tersebut harus dapat ditentukan, benar atau salah. Langkah-
langkah yang tidak benar dapat memberikan hasil yang salah. Dalam dunia
komputer, algoritma sangat berperan penting dalam pembangunan suatu software.
Komputer hanyalah salah satu pemroses. Agar dapat dilaksanakan oleh
komputer, algoritma harus ditulis dalam notasi bahasa pemrograman sehingga
dinamakan program jadi, program adalah perwujudan atau implementasi teknis
algoritma yang ditulis dalam bahasa pemrograman tertentu sehingga dapat
dilaksanakan oleh komputer.
1.2 Tujuan:
Mahasiswa dapat membiasakan diri melakukan suatu perencanaan apabila
menyelesaikan suatu permasalahan yang diselesaikan dengan suatu perencanaan
yang matang maka akan mendapatkan solusi yang lebih optimal dibandingkan
menyelesaikan masalah tanpa menggunakan suatu perencanaan.
1.3. Kompetensi
Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengenal dan memahami logika dan algoritma.
2. Mampu membuat contoh penyelesaian masalah dengan menggunakan konsep
logika.
1.4. Mata Kuliah Terkait

Proses Industri kimia, Perancangan Alat Proses dan Pengendalian Proses.
1.5. Penelusuran Pustaka

1.5.1 Pengertian Logika dan Algoritma
Pengertian algoritma sangat lekat dengan kata logika, yaitu kemampuan
seorang manusia untuk berfikir dengan akal tentang suatu permasalahan
menghasilkan sebuah kebenaran, dibuktikan dan dapat diterima akal, logika
15
seringkali dihubungkan dengan kecerdasan, seseorang yang mampu berlogika
dengan baik sering orang menyebutnya sebagai pribadi yang cerdas. Dalam
menyelesaikan suatu masalahpun logika mutlak diperlukan. Logika identik dengan
masuk akal dan penalaran. Penalaran adalah salah satu bentuk pemikiran. Pemikiran
adalah pengetahuan tak langsung yang didasarkan pada pernyataan langsung
pemikiran mungkin benar dan mungkin juga tak benar.Definisi logika sangat
sederhana yaitu ilmu yang memberikan prinsip-prinsip yang harus diikuti agar dapat
berfikir valid menurut aturan yang berlaku. Logika dapat diartikan ilmu yang
mengajarkan cara berpikir untuk melakukan kegiatan dengan tujuan tertentu.
Algoritma yang baik harus mampun memberikan hasil yang sedekat mungkin dengan
nilai yang sebenarnya. Ketiga adalah efisiensi algoritma. Efisiensi algoritma dapat
ditinjau dari dua hal yaitu efisiensi waktu dan memori. Meskipun algoritma
memberikan keluaran yang benar atau paling mendekati, tetapi jika kita harus
menunggu lama untuk mendapatkan hasil semisal berjam-jam untuk mendapatkan
keluarannya maka biasanya algoritma tersebut biasanya tidak akan menjadi pilihan
utama, setiap orang menginginkan keluaran yang relatif cepat. Begitu juga dengan
memori, semakin besar memori yang terpakai maka semakin jelek algoritma tersebut
1.5.2 Ciri-ciri, Sifat, Struktur Dasar dan Cara Penulisan Algoritma

Tidak semua urutan langkah penyelesaian masalah yang logis dapat disebut
sebagai algoritma. Menurut Donald E. Knuth, algoritma mempunyai lima ciri penting
yang meliputi:
1. Finiteness (keterbatasan), algoritma harus berakhir setelah mengerjakan
sejumlah langkah proses.
2. Definiteness (kepastian), setiap langkah harus didefinisikan secara tepat dan
tidak berarti ganda.
3. Input (masukan), algoritma memiliki nol atau lebih data masukan (input).
4. Output (keluaran), algoritma mempunyai nol atau lebih hasil keluaran
(output).
5. Effectiveness (efektivitas), algoritma harus sangkil (efektif), langkah-langkah
algoritma dikerjakan dalam waktu yang wajar.
16
Sifat Algoritma
1. Tidak menggunakan simbol atau sintaks dari suatu bahasa pemrograman
tertentu.
2. Tidak tergantung pada suatu bahasa pemrograman tertentu.
3. Notasi-notasinya dapat digunakan untuk seluruh bahasa manapun.
4. Algoritma dapat digunakan untuk merepresentasikan suatu urutan kejadian
secara logis dan dapat diterapkan di semua kejadian sehari-hari
Terdapat tiga cara yang umum digunakan dalam menuliskan algoritma yaitu:
1. Kalimat deskriptif
Pada dasarnya teks algoritma dengan bahasa deskriptif disusun oleh tiga bagian
utama yaitu:
1. Bagian judul (header)
2. Bagian deklarasi (kamus)
3. Bagian deskripsi
Judul Algoritma
Merupakan bagian yang terdiri atas nama algoritma dan penjelasan (spesifikasi)
tentang algoritma tersebut. Dibagian ini juga digunakan untuk menentukan apakah
teks algoritma yang dibuat tersebut adalah program, prosedur, atau fungsi. Nama
algoritma sebaiknya singkat namun cukup menggambarkan apa yang dilakukan oleh
algoritma tersebut. contoh judul algoritma menghitung luas lingkaran yang disertai
dengan penjelasan singkat.
Algoritma Luas_Lingkaran _ Judul Algoritma

{Menghitung luas lingkaran untuk ukuran jari-jari tertentu. Algoritma
menerima masukan jari-jari lingkaran, menghitung luasnya, lalu cetak
luasnya ke piranti keluaran} _ Spesifikasi
Bagian deklarasi (kamus)

Di dalam algoritma, deklarasi atau kamus adalah bagian untuk mendefinisikan semua
nama yang dipakai di dalam algoritma. Nama tersebut dapat berupa nama variabel,
nama konstanta, nama tipe, nama prosedur atau nama fungsi. Semua nama tersebut
baru dapat digunakan di dalam algoritma jika telah didefinisikan terlebih dahulu
didalam bagian deklarasi. Penulisan sekumpulan nama dalam bagian deklarasi
17
sebaiknya dikelompokkan menurut jenisnya. Pendefinisian nama konstanta sekaligus
memberikan nilai konstanta. Pendefinisian nama fungsi atau prosedur sekaligus
dengan pendefinisian spesifikasi dan parameternya. Gambar 2.2 adalah bentuk umum
bagian deklarasi. Sedangkan gambar 2.3 adalah contoh bagian deklarasi algoritma
menghitung luas lingkaran.
Deklarasi :
{Nama Type variabel yang bukan tipe data dasar}
type waktu:<hh:mm:ss: integer> {Type waktu terdiri dari 3 data
masukan yaitu “hh” sebagai jam, “mm” sebagai menit, dan “ss”
sebagai detik}
{Nama konstanta, harus menyebutkan tipe data dan nilai}
constant PHI: real = 3.141592653589793
constant E: real = 2.718281828459045
{Nama variabel yang menggunakan tipe data dasar}

nama : String {suatu nilai yang merupakan kumpulan karakter}
ketemu : boolean {suatu nilai logika (true atau false)}
beratBadan : real {suatu nilai bilangan pecahan}
jumlahAnak : integer {suatu nilai bilangan bulat}
{Nama fungsi, mendefinisikan domain, nama, jumlah, tipe dan

jumlah parameter, serta tipe data keluaran}
function tambah(x:int, y:int): int
{proses: menambahkan dua nilai data dan hasil penambahan sebagai nilai
keluaran fungsi}
Deklarasi :
jari_jari = real {tipe data bilangan pecahan}
luas = real {tipe data bilangan pecahan}
PHI = 3.14
2.1.3 Bagian deskripsi.

Deskripsi adalah bagian inti dari struktur algoritma. Bagian ini berisi uraian langkah-
langkah penyelesaian masalah. Langkah-langkah ini dituliskan dengan notasi yang
lazim dalam penulisan algoritma. Setiap langkah algoritma dibaca dari langkah
paling atas hingga langkah paling bawah. Urutan penulisan menentukan urutan
pelaksanaan perintah.Seperti telah dijelaskan di bab satu bahwa penyusun atau
struktur dasar algoritma adalah langkah langkah.
18
Suatu Algoritma dapat dari tiga struktur dasar, yaitu runtunan, pemilihan dan
pengulangan. Ketiga jenis langkah tersebut membentuk konstruksi suatu algoritma.
Pada bagian deskripsi inilah letak tiga struktur algoritma tersebut.
Deskripsi :
1. Baca jari_jari
2. Hitung luas = jari_jari * jari_jari * PHI
3. Tampilkan luas ke layar
4. Selesai
Algoritma Luas_Lingkaran
{Menghitung luas lingkaran untuk ukuran jari-jari tertentu.
Algoritma menerima masukan jari-jari lingkaran, menghitung
luasnya, lalu cetak luasnya ke piranti keluaran}
Deklarasi :
jari_jari = real {tipe data bilangan pecahan}
luas = real {tipe data bilangan pecahan}
PHI = 3.14
Deskripsi:
1. Baca jari_jari
2. Hitung luas = PHI*jari_jari * jari_jari
3. Tampilkan luas ke layar
4. Selesai
Contoh penulisan algoritma menggunakan kalimat deskriptif.

Pseudocode
Pseudocode adalah cara penulisan algoritma yang menyerupai bahasa
pemrograman tingkattinggi. Pseudocode menggunakan bahasa yang hampir
menyerupai bahasa pemrograman. Biasanya pseudo-code menggunakan bahasa yang
mudah dipahami secara universal dan juga lebih ringkas dari pada algoritma.
Pseudocode berisi deskripsi dari algoritma pemrograman komputer yang
menggunakan struktur sederhana dari beberapa bahasa pemrograman tetapi bahasa
tersebut hanya di tujukan agar dapat di baca manusia. Sehingga pseudocode tidak
dapat dipahami oleh komputer. Supaya notasi pseudocode bisa dipahami oleh
komputer maka harus diterjemahkan terlebih dahulu menjadi sintaks bahasa
pemrograman komputer tertentu. Dalam pseudocode, tidak ada sintaks standar yang
19
resmi. Karena itu, pseudocode ini dapat diterapkan dalam berbagai bahasa
pemograman. Disarankan untuk menggunakan keyword yang umum digunakan
seperti : if, then, else, while, do, repeat, for, dan lainnya Keuntungan menggunakan
notasi pseudocode adalah kemudahan mentranslasi ke notasi bahasa pemrograman,
karena terdapat korespondensi antara setiap pseudocode dengan notasi bahasa
pemrograman. Tabel 1.1. menunjukkan perbandingan beberapa kata yang biasa
digunakan dalam penulisan algoritma dengan menggunakan kalimat deskriptif dan
pseudocode.
3. Flowchart
Flowchart adalah cara penulisan algoritma dengan menggunakan notasi grafis.
Flowchart merupakan gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan atau langkah-
langkah dari suatu program dan hubungan antar proses beserta pernyataannya.
Gambaran ini dinyatakan dengan simbol. Dengan demikian setiap simbol
menggambarkan proses tertentu, sedangkan antara proses digambarkan dengan garis
penghubung. Dengan menggunakan flowchart akan memudahkan kita untuk
melakukan pengecekan bagian-bagian yang terlupakan dalam analisis masalah.
Disamping itu flowchart juga berguna sebagai fasilitas untuk berkomunikasi antara
pemrogram yang bekerja dalam tim suatu proyek. Flowchart menolong analis dan
programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil
dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian.
20
Pada dasarnya terdapat berbagai macam flowchart, diantaranya yaitu Flowchart
Sistem (System Flowchart), Flowchart Paperwork / Flowchart Dokumen (Document
Flowchart), Flowchart Skematik (Schematic Flowchart), Flowchart Program
(Program Flowchart), Flowchart Proses (Process Flowchart). Untuk keperluan
pembuatan program maka digunakan Flowchart Program. Anjuran yang harus
diperhatikan dalam pembuatan flowchart.
1. Flowchart digambarkan di suatu halaman dimulai dari sisi atas ke bawah dan dari
sisi kiri ke kanan.
2. Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan dengan menggunakan bahasa dan
simbol yangtepat dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
3. Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas. Hanya terdapat
satu titik awal dan satu titik akhir.
4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata
kerja,misalkan MENGHITUNG NILAI RATA-TARA.
5. Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.
6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan
hati-hati. Percabangan-percabangan yang memotong aktivitas yang sedang
digambarkan tidakperlu digambarkan pada flowchart yang sama. Simbol konektor
harus digunakan dan percabangannya diletakan pada halaman yang terpisah atau
hilangkan seluruhnya bila percabangannya tidak berkaitan dengan sistem.
7. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar.
21
22
23
Flowchart dapat digambarkan dengan menggunakan program visio.
24
Modul 2
Program visio
(menggambar flowsheet) pra rancangan pabrik
1.1 Latar Belakang
Menggambar flow sheet proses industri kimia merupakan modul praktikum untuk
menggambarkan proses rancangan pabrik sesuai dengan nilai dimensi peralatan yang
diperoleh. Modul praktikum ini berisikan tentang standardisasi gambar teknik, jenis-
jenis peralatan proses yang digunakan , dan cara menggambarkan peralatan proses
tersebut dengan menggunakan perbandingan. Menggambarkan proses industri kimia
ini menggunakan bantuan Microsoft Visio. Microsoft Visio merupakan salah satu
program yang digunakan khusus dalam membantu membuat perancangan diagram atau
gambar. Visio menyediakan banyak fasilitas yang membantu dalam pembuatan diagram
untuk menggambarkan informasi dan sistem dari penjelasan dalam bentuk teks menjadi
suatu diagram dalam bentuk gambar disertai penjelasan singkat. Visio dapat menghasilkan
suatu diagram mulai dari yang sederhana hingga diagram yang kompleks.
1.2 Tujuan:
Menggambarkan flow sheet proses industri kimia lengkap sesuai dengan
perbandingan skala sebenarnya dengan menggunakan batuan perangkat
Microsoft Visio.
1.3. Kompetensi
Mahasiswa memiliki pemahaman terhadap menggambarkan flow sheet
rancangan proses industri kimia dengan perbandingan skala sebenarnya.

Proses Industri kimia, Perancangan Alat Proses dan Pengendalian Proses.

Wilayah kerja Visio terdiri atas 2 jendela utama yaitu jendela pilihan toolbox
disebelah kiri dan halaman pengerjaan disebelah kanan. Tampilan awal Visio,
25
sebelah kiri terdapat jenis-jenis kategori dan di sebelah kanan terdapat jenis
template dari tiap kategori seperti ditunjukkan pada gambar berikut:
Menu utama
Toolbar
Katagori
Gambar 1. Tampilan awal Microsoft visio
a. Menu Utama
Microsoft Visio memiliki menu utama yang terdiri dari:
1. File : digunakan untuk mengatur yang berhubungan dengan file, seperti
membuat file baru, membuka file, menutup file, mengatur file, dll
2. Edit : digunakan untuk proses pengeditan seperti copy, paste, delete, dll
3.View : digunakan untuk mengatur tampilan lingkungan kerja Visio.
4. Insert : digunakan untuk menyisipkan objek, gambar, simbol, komentar, dll
5. Format: digunakan untuk mengatur halaman pengerjaan.
6. Tools : digunakan ini berhubungan dengan fasilitas tambahan yang disediakan
Visio seperti Export to Database, Macro, Ruler& Grid, Report dan
sebagainya.
26
7. Shape : digunakan untuk mengatur objek shape pada halaman pengerjaan.
8. Window: digunakan untuk mengatur jendela kerja Visio.
9. Help : digunakan untuk bantuan penggunaan Visio
B. Membuat Bangun Sederhana

Untuk membuat bangun sederhana dapat kita gunakan kategori “Block Diagram”
dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : Setelah kita membuka program VISIO
kita tinggal pilih kategori “block Diagram”kemudian pilih “Basic Diagram”. Perhatikan
gambar berikut ini :
27
Untuk memulai membuat gambar flow sheet dapat dilakukan dengan cara:
a. Klik file, pilih new
b.Klik shape yang terdapat pada menu utama
c pilih program program yang dikehendaki (misalnya : engineering), seperti
yang ditunjukkan oleh gambar berikut ini:
C. Menampilkan Gambar pada Visio

Untuk menampilkan dan menambahkan gambar peralatan ke halaman pengerjaan dapat kita
lakukan dengan cara:
1. Pilih shape yang ingin kita buat
2. Drag shape tersebut ke halaman pengerjaan, kemudian lepaskan
3. Atur besar kecil bangun sesuai dengan keinginan.
28
29
Modul 3
PENGENALAN PENGGUNAAN HYSIS
2.1 Latar belakang

Hysys (Hyphothetical System (sistem hipotesa)) adalah program yang dirancang
untuk mensimulasikan proses didalam suatu pabrik. Simulasi proses artinya
membuat suatu proses produksi suatu bahan ke dalam diagram alir proses (Process
Flow Diagram) dan menghitung neraca massa dan neraca panas/energi pada masing-
masing peralatan yang digunakan. Penggunaan program ini membantu
menyelesaikan perhitungan-perhitungan untuk mendesain suatu proses yang rumit
(karena melibatkan banyak rumus) dan memerlukan waktu yang lama bila dikerjakan
secara manual (by hand) dapat dilakukan dengan cepat. HYSYS dapat digunakan
untuk merancang beberapa peralatan pada pabrik yang baru atau akan didirikan
(sizing) atau mengevaluasi kinerja suatu peralatan pada pabrik yang sudah ada
(rating). HYSYS memiliki kelebihan daripada program-program simulasi proses
lainnya. Program ini bersifat interaktif karena langsung memberitahukan input apa
yang kurang pada saat penggunanya mendesain suatu proses dan juga langsung
memberitahukan apabila ada kesalahan yang terjadi. Dengan demikian program ini
dapat dikatakan user friendly atau mudah digunakan.
Simulator dengan menggunakan perangkat Hysis dapat digunakan untuk
berbagai kasus-kasus aplikasi di bidang industri kimia seperti:
1. Membuat suatu rancangan terhadap industri kimia
2. Melakukan monitor terhadap kemampuan proses industri kimia yang telah ada.
3. Melacak berbagai permasalahan prosess yang terjadi di industri kimia
4. Memungkinan melakukan peningkatan kapasitas produksi dari industri kimia
Area penggunaan dari simulator Hysys adalah

 Conceptual analysis
 Process design
 Project design
 Operability and safety
30
 Automation
 Asset utilization
Perangkat Hysys dapat dipergunakan untuk mensimulasikan unit-unit process secara
steady state dan dynamic.)
2.2 Tujuan:
1. Mengetahui tool-tool sebagai dasar simulasi yang ada dalam HYSYS
2. Mampu membuat alur sistem proses rancangan industri kimia dengan
menggunakan software Hysis
3. Memberikan pengertian dasar konsep penyelesaian perhitungan Neraca
Massa dan panas
2.3. Kompetensi
Mahasiswa memiliki pemahaman terhadap konsep dasar penggunaan perangkat
Hysis dalam menghitung neraca massa dan energi suatu proses industri.

Matematika dasar dan Teknik Kimia, Proses Industri kimia, Azas Teknik Kimia,
Thermodinamik Analisa Numerik, dan Perancangan Alat Proses
31
1. Memulai HYSYS
Untuk membuka program HYSYS dilakukan dengan mengetik icon HYSYS pada
desktop. Lalu tunggu sampai jendela HYSYS ditampilkan.
Untuk memulai sebuah kasus dalam HYSYS, klik tombol [new case] atau dari menu
File pilih [new] kemudian ambil [case]. Maka jendela Simulation Basis Manager
akan muncul
Gambar 2.2 Tampilan Awal HYSYS
32
2. Simulation Basis Manager
Simulation Basis Manager adalah tampilan utama dalam lingkungan simulasi ini.
Dalam Simulation Basis Manager ini dapat memberikan masukan (input) atau
informasi akses yang diperlukan dalam perhitungan flowsheet. Sekali anda
memasukkan sesuatu kedalamnya, maka semua perubahan itu akan memberikan efek
secara langsung pada semua perubahan itu akan memberikan efek secara langsung
pada semua unsur simulasi.
Simulation Basis Manager ini akan langsung muncul sesaat setelah ikon [New Case]
diklik. Keadaan ini juga salah satu perbedaan antara HYSYS dan CHEMCAD. Bila
di CHEMCAD kita bebas membuat PFD terlebih dahulu dan mengenai property
package dapat di tentukan kemudian. Namun pada HYSYS semuanya harus
ditentukan pada bagian awal. Jadi kalau kita akan menggunakan HYSYS, sedapat
mungkin kita mempersiapkan data-data yang diperlukan .
Gambar 2.3 Kotak Dialog Simulation Basis Manager
a. Fluid Package
Pada bagian ini klik [Add] untuk memasukkan paket fluida yang akan digunakan,
maka akan muncul jendela Fluid Package dengan nama yang akan disesuaikan. Pada
bagian properti, pilih model perhitungan fluida yang diinginkan. Pemilihan model
perhitungan ini didasarkan pada sifat fisis dan chemis dari bahan-bahan yang
33
digunakan dan produk yang dihasilkan. Untuk itu diperlukan pengetahuan dasar
mengenai
34
Gambar 2.4 Kotak dialog Fluid Package bagian Property Package
b. Memilih komponen
Untuk memasukkan komponen, Anda dapat melakukan dengan menggunakan
bantuan Match name yang akan dicocokkan dengan pilihan komponen yang ada, dan
klik dua kali pada komponen yang diinginkan
Gambar 2.5 Kotak dialog Fluid Package bagian Component

Perlu diperhatikan dalam memasukkan komponen ini adalah pemberian nama
kelompok komponen yang diinginkan. Karena ini sering memberi masalah bila Anda
kurang memperhatikan namanya dan terjadi missing dengan flowsheet yang sedang
dibangun. Untuk keadaan aslinya HYSYS memberi nama Basis-1.
35
C. Menentukan Reaktor
Pada bagian reaktor ini sebenarnya bisa juga dikerjakan pada saat flowsheet telah
terbangun sempurna atau paling tidak unit operasi reaktor telah terpasang pada
flowsheet.
Bagian Reactions pada kotak dialog Simulation Basis Manager terdapat keterangan-
keterangan yang berhubungan dengan reaksi.
Gambar 2.6 Kotak Dialog Reaktor

Untuk memulai, klik Add Rxn, maka akan muncul kotak dialog kecil yang
menampilkan opsi dari macam-macam reaksi. Sebagai contoh kita gunakan reaksi
konversi. Maka klik pada bagian Conversation, lalu klik tombol Add Reaction
Gambar 2.7 Jendela macam-macam Reaksi

Kotak dialog reaksi konversi pun muncul
36
Gambar 2.8 Kotak dialog reaksi konversi
Isiskan nama reaksi, masukkan component yang berhubungan dengan reactor,
sekaligus nilai koefisien dari komponen-komponen tersebut dengan menambahkan
tanda minus (-) untuk reaktan.
Gambar 2.9 penulisan koefisien pada kotak dialog reaksi konversi

Perhatikan Balance Error harus bernilai 0.00
3. Memulai Sebuah Simulasi

Proses Flow Diagram (PFD) adalah tampilan utama di saat pertama kali masuk
Simulation Environment. PFD memberikan reprenstasi terbaik dari seluruh flowsheet
yang digunakan. Dengan menggunakna PFD, anda akan ditunjukkan progress dari
simulasi yang sedang dibangun. Seperti aliran yang sudah terpasang, konektifitas
flowsheet dan status obyek.
37
Gambar 2.10 Jendela Simulasi
Pada bagian paling atas terdapat menu bar . yang menampilkan beberapa opsi menu
yang diperlukan selama simulasi. Mulai dari File, Edit, Simulation, Flowsheet, PFD,
Tools, Window dan Help.
Masing-masing menu ini memiliki beberapa opsi dan subopsi.
Pada bagian bawah dari menubar terdapat Tool Bar. Tool Bar merupakan sederet ikon
yang mewakili tool-tool. Untuk mengetahui masing-masing fungsi dari toolbar,
tempatkan ujung panah mouse pada ikon yang dimaksud, dan diamkan sejenak, maka
akan muncul penjelasan tentang ikon tool bar yang dimaksud.
Pada samping kanan (biasanya disebelah kanan) akan muncul palet alat-alat yang
sekiranya diperlukan. Mulai dari feed stream, heat exchanger, valve, pompa, reactor
sampai pada alat-alat separasi.
Yang membedakan antara palet unit operasi pada HYSYS dan CHEMCAD,
CHEMCAD tidak terdapat aliran panas atau energi. Begitu pula untuk flowsheet
yang memiliki aliran recycle, CHEMCAD tidak memiliki instrument untuk
38
mengaturnya. Namun ini semua ada pada palet HYSYS. Sehingga pengguna dapat
dengan mudah mengatur recycle dan juga neraca panas atau energi.
Yang perlu ditekankan adalah pada keadaan aslinya, seluruh spesifikasi yang kita
masukkan akan terhitung. Sehingga bila terjadi kesalahan lansung terlihat. Beda
dengan CHEMCAD, yang baru terhitung saat tombol Run dipencet. Sistem ini
secara umum akan memudahkan pengguna, tapi pada keadaan tertentu, dimana trial
error dilakukan dan konvergensi tidak cepat didapatkan, maka akan merubah banyak
perhitungan sebelumnya. Untuk menghindari hal ini, HYSYS telah menyediakan
fitur Solver holding, yang berfungsi untuk menghentikan perhitungan sementara.
Dan dilanjutkan dengan menggunakan fitur Solver active.
Dua kotak putih yang berada dibagian bawah memiliki fungsi yang berbeda. Bagian
kiri untuk menunjukkan pesan kesalahan yang terjadi selama dilakukan simulasi.
Sedangkan pada sebelah kanan akan menampilkan status sebuah simulasi.
4. Memilih Engineering Unit

Bagian ini sebenarnya tidak ada pada beberapa panduan HYSYS, tapi sepertinya
harus saya berikan karena akan memberikan sedikit permasalahan ditengah asyiknya
melakukan perhitungan, terutama bila units yang digunakan tidak seperti yang biasa
kita gunakan.
Gambar 2.11 Opsi Membuka Jendela Preference

Untuk memilih engineering unit, masuk menu [Tool] kemudian pilih [Preference],
maka akan keluar jendela Preference
39
Gambar 2.12 Kotak Dialog Preference Bagian Variables
Pilih bagian [variables], kemudian klik tombol [clone] kemudian ganti unit sesuai
dengan yang anda inginkan, jangan lupa memberi nama engineering unit pilihan
anda ini. Untuk di load kemudian hari
Gambar 2.13 Pemberian Nama Preference Bagian Variables
40
Gambar 2.14 Menyimpan Preference Dalam Sebuah File
5. Mendifinisikan Feed Stream

Untuk memulai membuat flowsheet, biasanya dimulai dengan tombol [Feed]. Baru
kemudian diikuti alat-alat lain yang diperlukan.
Gambar 2.15 Feed Stream
41
Pembuatan flowsheet sangat perlu diperhatikan, karena flowsheet ini akan sangat
mempengaruhi akurasi hasil yang diinginkan. Terutama pemilihan alat-alat yang
diperlukan.
Kita sekarang berada dalam posisi mendifinisikan Feed Stream. Untuk dapat
memanggil kotak dialog Edit Streams dapat dilakukan dengan mengklik dua kali
stream yang tepat pada flowsheet
Gambar 2.16 Worksheet Sebuah Feed Stream

Pada field pertama, disebut Stream Name yang mempersilahkan anda untuk mengisi
nama atau label stream. Nama ini disediakan sampai 16 karakter alphanumeric, dan
akan muncul pada flowsheet saat anda menutup kotak dialog ini.
Empat field berikutnya : temperature, pressure, vapor fraction, dan enthalphy adalah
Thermodinamic Properties dari stream. Menurut aturan kebebasan fase gibb, dengan
memberikan sekali komposisi saja, dan mendefinisikan dua dari empat
Thermodinamic Properties maka akan terdefinisikan dua yang lain.
Jadi dengan mendefinisikan komposisi temperature dan tekanan, secara langsung
fraksi uap dan enthalpi akan terdefinisikan (sekali lagi ini hanya untuk campuran
saja)
42
Namun HYSYS tidak mengijinkan terlalu banyak kebebasan. Mengingat enthalpy
terhitung dari data yang relatif. Perhitungan dari beberapa entalpi stream akan
menghasilkan proses yang cenderung error.
Setelah mendefinisikan field molar flow, klik dua kali field ini maka akan muncul
kotak dialog “Input Composition”. Anda dapat menggunakan dasar fraksi mol, fraksi
massa atau yang lainnya.
Gambar 2.17 Memasukkan Komposisi Komponen

Dalam memasukkan komposisi komponen, kita dapat menggunakan beberapa dasar
sebagaiman yang tampak pada bagian kanan gambar 2.17
43
6. Mendefinisikan Unit Operasi
Untuk mendefinisikan sebuah unit operasi, klik dua kali unit operasi yang
diinginkan. Maka akan muncul jendela unit operasi yang dimaksud.
Misalnya kita mau mendefinisikan sebuah separator. Klik ikon separator.
Gambar 2.18 Salah Satu Unit Operasi

Setiap unit operasi memiliki kekhasan sendiri-sendiri dalam spesifikasinya. Secara
umum, dalam jendela ini akan terdapat beberapa bagian yaitu, design, worksheet,
rating, dan dynamic.
1. Design
Pada bagain design ini terdapat beebrapa bagian. Bagian yang paling sering ada di
setiap unit antara lain, Connection, Parameeters,User Variables dan Notes.
Pada bagian connection anda dapat mengatur koneksitas unit operasi ini dengan unit
operasi yang lain. Mulai dari mendefinisikan nama aliran untuk input dan juga
output.
Perhatikan pesan error diatas. Terlihat separator ini membutuhkan feed stream,
Product stream (liquid dan uap).
44
Gambar 2.19 Kotak Dialog Unit Operasi Bagian Design
Untuk itu perlu ditentukan, bila dalam sebuah flowsheet sudah terlihat aliran
inputnya, maka klik bagian inlet kemudian pilih nama stream pada bagian pilihan
stream yang terletak di sebelah atas. Namun bila belum ada stream yang diinginkan,
seperti kasus sekarang ini maka langsung saja ditulis pada bagian inlet, vapour outlet
dan liquid outlet masing-masing nama stream.
Gambar 2.20 Kotak Dialog Unit Operasi Bagian Setelaah Terisi Nilai
Setelah itu, apa yang terjadi? Tutup sementara kotak dialog unit operasi ini dan
terlihat bahwa separator telah tersambung dengan beberapa stream. Warna biru muda
pada garis stream menunjukkan bahwa pada stream tersebut, worksheet belum
didefinisikan.
45
Gambar 2.21 Flowhsheet Unit Operasi
User variable, digunakan sekiranya pengguna ingin memasukkan variable tersendiri
yang menunjukkan kekhasan dari flowsheet yang sedang di desain.
2. Worksheet
Tak kalah pentingnya dengan design, bagian worksheet ini akan sangat diperlukan
dalam pembuatan PFD. Dalam bilik ini worksheet ini terdapat beberapa bagian,
antara lain: Conditions, Properties dan Compositins.
Gambar 2.22 Kotak Dialog Unit Operasi Bagian Worksheet

Pada bagian conditions ini kita dapat mendefinisikan kondisi operasi dari unit operasi
yang kita gunakan. Mulai dari suhu, tekanan, molar flow dan lainnya.
Sebagaimana pendefinisian pada feed stream, worksheet pada unit operasi ini pun
menggunakan variable bebas. Hanya saja salah satu variable bebasnya telah
ditentukan dengan perhitungan pada desain unit operasi. Yaitu variable tekanan,
dimana telah terhitung dari nilai delta P (ΔP). Karena ΔP yang digunakan bernilai 0,
maka tekanan pada produk liquid maupun vapour bernilai tetap.
46
Sekarang tinggal memasukkan satu variable bebas lagi, yaitu suhu. Masukkan
nilainya dan semua variable telah terhitung oleh HYSYS.
Gambar 2.23 Kotak Dialog Unit Operasi Bagian Worksheet Setelah Terisi Nilai
Properties akan menampilkan properties dari komponen-komponen pada masing-
masing aliran. Properties ini merupakan bentuk yang lebih lengkap dari Conditions.
Compositions akan menampilkan komposisi komponen pada masing-masing aliran
yang berhubungan dengan unit operasi ini.
Untuk melihat komposisi akhir, silahkan klik bagian Composition.
Gambar 2.24 Kotak Dialog Unit Operasi Untuk Melihat Komposisi Pada Tiap
stream
47
7. Konvergensi Sebuah Simulasi Recycle
Terkadang dalam sebuah flowsheet kita membutuhkan recycle. Biasanya recycle
dilakukan untuk mengoptimalkan produk. Namun looping-looping yang terjadi
sering membuat perhitungan tidak konvergen. Sehingga cukup memusingkan
perancang.
Untuk menambahkan recycle, klik ikon recycle (Lambang R) yang terletak dibagian
bawah palet unit operasi.
Gambar 2.25 Ikon Recycle pada Menu Palet

Untuk selanjutnya, recycle ini dikerjakan sebagaimana sebuah unit operasi. Hanya
saja ada beberapa penambahan, misalnya masalah toleransi, banyaknya iterasi atau
hal lain yang berhubungan dengan perhitungan numeris.
Gambar 2.26 Kotak Dialog Recycle Bagian Connection
48
Gambar 2.27 Kotak Dialog Recycle Bagian Parameter Untuk Menetukan Toleransi
Gambar 2.28 Kotak Dialog Recycle Bagian Parameter Mode Perhitungan Numeris
49
8. Pemisahan Dengan Distilasi
1. Short cut
Gambar 2.29 Perhitungan dengan Menggunak Shortcut

Untuk memulai perhitungan distilasi dengan short cut, silahkan klik dan geser ikon
short cut distillation
Klik dua kali distilasi dalam PFD, maka akan muncul kotak dialog unit operasi ini
Gambar 2.30 Kotak Dialog Spesifikasi Koneksi Pada Perhitungan Distilasi Dengan
Shortcut
Isi semua variable Overhead Vapour, Condenser Duty, Reboiler Duty, Bottoms, Inlet
dengan nama variable yang sesuai. Kemudian klik bagian parameter.
50
Gambar 2.31 Kotak Dialog Spesifikasi Parameter Pada Perhitungan Distilasi
Dengan Shortcut
Isikan komponen light key beserta fraksi molnya, komponen heavy key beserta fraksi
molnya, tekanan pada condenser dan reboiler serta ratio reflux.
Periksa dibagian worksheet, terutama komposisi komponennya, apakah sudah sesuai
dengan yang diinginkan?
2. Column
Gambar 2.32 Perhitungan Distilasi Dengan Menggunakan Column Distillation

Untuk memulai perhitungan distilasi dengan column, silahkan klik dan geser ikon
column distillation.
Klik dua kali distilasi dalam PFD, maka akan muncul kotak dialog unit operasi ini.
51
Gambar 2.33 Kotak Dialog Spesifikasi Kolom Distilasi Bagian 1
Isikan semua variable yang diperlukan. Untuk jumlah stages, kita dapat bermain-
main trial error dangan memasukkan inlet stage maupun banyaknya stage. Setelah
selesai semua, klik tombol next pada bagian bawah.

Masukkan nilai tekanan condenser, reboiler serta pressure drop. Klik next
52
Pada bagian ini, semua variable hanya opsional sifatnya. Jadi tidak harus diisi,
namun bila sudah bisa memperkirakan nilai-nilai variable diatas akan jauh lebih baik
bila dimasukkan nilainya, klik next.

Ini adalah bagian terakhit dari 4 rangkaian tahapan untuk memberikan spesifikasi
Distillation Column. Masukkan nilai vapour rate dan ratio reflux. Dan klik done
53
Gambar 2.37 Kotak Dialog Spesifikasi Kolom Distilasi Bagian Design
Ternyata hasilnya belum konvergen. Pada gambar diatas merupakan rangkuman dari
spesifikasi yang kita masukkan sebelumnya. Selanjutnya buka pada bagian monitor.
Gambar 2.38 Kotak Dialog Spesifikasi Kolom Distilasi Mode Monitor

Klik Run.
54
Gambar 2.39 Perhitungan Kolom Distilasi Yang Sudag Konvergen
Terlihat hasil perhitungan pada setiap iterasi dan juga profil temperature, tekanan dan
flowrate pada setiap stage dalam bentuk grafik. Apakah yang kita inginkan? Silahkan
periksa pada bagian worksheet untuk mengetahui komposisi pada setiap flowrate.
9. Membuat Laporan
Setelah kasus terselesaikan, tibalah saat untuk membuat laporan. Laporan ini
diperlukan untuk menginfomasikan dengan pihak lain. Untuk memulai membuat
sebuah laporan, klik menu bar Tool kemudian pilih Report. Atau ketik [Ctrl] + R
Gambar 2.40 Membuat laporan

Sesaat kemudian keluar kotak dialog report manager. Sebagaiman tampak berikut
55
Gambar 2.41 Kotak Dialog Report Manager
Klik create. Maka akan muncul kotak dialog report builder
Gambar 2.42 Kotak Dialog Report Builder

Klik [Insert Datasheet]. Setelah kotak dialog Select Datablocks For Datasheet
muncul, pilih obyek dan filter yang diinginkan. Bila ingin menampilkan semuanya,
langsung saja klik [Add] dan kemudian [Done]
Gambar 2.43 Kotak Dialog Select Datablocks For Datasheet

Kotak Dialog Report Builder keluar lagi, tapi saat ini Report 1 telah berisi spesifikasi
yang kita masukkan. Selanjutnya klik [Preview]. Dan laporan telah jadi
56
Gambar 2.44 Hasil Sebuah Laporan
TUGAS
1. Distilasi
Silahkan desain dengan menggunakan

 Short Cut Distillation
 Column Distillation
57
2. Pemisahan amonian dan air
3. Heat Exchanger (Shell and Tube Exchanger)
Mendinginkan fluida dengan komposisi :

 n-butane dengan fraksi massa = 0,36
 n-hexane dengan fraksi massa = 0,34
 n-octane dengan fraksi massa = 0,30
fluida ini masuk dengan suhu 167,6⁰C dan keluar dengan suhu 60⁰C. Hitung
banyaknya air yang diperlukan bila suhu air tidak boleh melebihi 50⁰C
58
4. Pembuatan Ethyl Chloride
Contoh sebuah flowsheet ini dikerjakan dengan :

 Tanpa recycle terlebih dahulu. Artinya stream berhenti sampai S4 dan Mixer
M-1 belum diperlukan
 Dengan recycle, dapat dibandingkan hasil Ethyl Chloride
 Menggunakan recycle, tapi nilai W dihitung menggunakan sensitifitas analisa
59
MODUL 4
SIMULASI ALAT PERPINDAHAN PANAS
3.1 Latar Belakang

Perpindahan panas adalah salah satu dari displin ilmu teknik termal yang
mempelajari cara menghasilkan panas, menggunakan panas, mengubah panas, dan
menukarkan panas di antara sistem fisik. Perpindahan panas diklasifikasikan menjadi
konduktivitas termal, konveksi termal, radiasi termal, dan perpindahan panas melalui
perubahan fasa. Konduksi termal adalah pertukaran mikroskopis langsung dari energi
kinetik partikel melalui batas antara dua sistem. Ketika suatu objek memiliki
temperatur yang berbeda dari benda atau lingkungan di sekitarnya, panas mengalir
sehingga keduanya memiliki temperatur yang sama pada suatu titik kesetimbangan
termal. Perpindahan panas secara spontan terjadi dari tempat bertemperatur tinggi ke
tempat bertemperatur rendah, seperti yang dijelaskan oleh hukum kedua
termodinamika.
Konveksi terjadi ketika aliran bahan curah atau fluida (gas atau cairan)
membawa panas bersama dengan aliran materi. Aliran fluida dapat terjadi karena
proses eksternal, seperti gravitasi atau gaya apung akibat energi panas
mengembangkan volume fluida. Konveksi paksa terjadi ketika fluida dipaksa
mengalir menggunakan pompa, kipas, atau cara mekanis lainnya.
3.2 Tujuan:
Mampu merancang alat Perpindahan Panas menggunakan perangkat Hysis
3.3. Kompetensi
Mahasiswa memiliki pemahaman terhadap konsep pengoperasian alat
perpindahan panas yang terdapat dalam perangkat Hysis menjadi model proses
perpindahan panas.
60
Matematika dasar dan Teknik Kimia, , Azas Teknik Kimia, Thermodinamik Analisa
Numerik, Perpindahan panas dan Perancangan Alat Proses

Alat perpindahan panas shell-tube dipergunakan untuk mendinginkan benzena dari
temperatur 180o F ke temperatur 100o F pada laju alir 100 lbm/hr dan tekanan 1.2 bar.
Air dipergunakan mendingkan yang dialirkan berlawanan arah dengan temperatur
masuk 70oF dan laju alir 50 lbm/hr berapa temperatur keluar air dan bagaimana
kondisi operasi double pipe??
Panas yang dipertukaran antara aliran dingin dan panas dapat juga diperhitungkan
dengan menggunakan korelasi koeffisien perpindahan panas keseluruhan (U), cross
section area (A) dan perbedaan temperatur logaritmic antara aliran panas dan dingin.
61
Gambar 3.1 profil suhu pada alat perpindahan panas (a) Counter current (b) Co-
Current
Gambar 3.2 1-2 exchanger (one well-baffle shell pass and two tube passes with an
equal number of tubes in each pass)
62
Jenis-jenis rancangan Heat Exchanger
1. End Design Model, yaitu merupakan standard perhitungan HE dengan
data seperti persamaan diatas tanpa perubahan phase selama proses
perhitungan
2. Weighted Design Model, yaitu merupakan standard perhitungan HE bila
terjadi proses perubahan phase.
3. Steady State Rating Model, yaitu merupakan pengembangan dari End
Design Model pada kondisi tunak .
4. Dynamic Rating Model diaplikasikan pada kondisi dynamic
Pada bagian ini aliran panas adalah benzena dan aliran dingin adalah air. Tahapan
penyelesaian perhitungan di Heat Exchanger adalah
 Definisikan kondisi basis environmentnya
 Definisikan kondisi operasi di aliran dan unit operation
 Kemudian lakukan analisa
1. Set Units yang akan dipergunakan dalam bagian Fields dengan melakukan clone
pada tekanan yaitu psia ke bar.
2. Komponent yang terlibat adalah benzena dan air.
3. Fluid package yang dipergunakan Peng-Robinson
4. Pada unit ini tidak terjadi reaksi
5. Aliran umpan di tube dengan kondisi operasi T = 180 oF, P = 1.2 bar, Flow = 100
lb/hr dan komposisi hanya terdiri atas benzena
6. Aliran umpan di shell dengan kondisi operasi T = 70 oF, P = 1 bar, Flow = 125
lb/hr dan komposisi hanya terdiri atas air
7. Aliran keluaran di shell yaitu T = 100 oF
8. Pemilihan design HE
9. Lihat hasil pada bagian worksheet untuk dianalisa dan graphic suhu.
63
Gambar 3.3 Set Unit Heat Exchanger
Gambar 3.4 Menu Design Heat Exchanger
64
Gambar 3.5 Menu Performance Heat Exchnager
Gambar 3.6 Menu Worksheet Heat Exchnager
65
Gambar 3.7 Grafik hasil perbandingan Temperatur dan heat flow
66
MODUL 5
SIMULASI ALAT PEMISAH
Kasus 1 unit Proses Flash Distilation

Flash distilation merupakan pemisahan uap dan cairan berdasarkan titik didik dari
komponen-komponen yang terlibat dalam 1 tahap pemisahan dengan memanipulasi
tekanan atau temperatur operasi dari alat.
Contoh: Suatu umpan dengan kandungan campuran equimolar dari n-pentana dan n-
hexana (50 kmol/hr) pada kondisi 50 OC dan tekanan 5 atm dimasukan ke alat
pemisah flash distilation yang beroperasi pada tekanan 1 atm. Bagaimana
kondisi produk yang dihasilkan di phasa cair dan uap.
Gambar 4.1 Blok diagram distilasi
Langkah-langkah untuk perhitungan di Flash Distilation

1. Penentuan Basis Simulation dengan menggunakan simulation basis manager
dengan tahapan seperti berikut:
 Penentuan units yang akan dipergunakan (SI)
 Penentuan komponen-komponen yang terlibat (n-heptana dan n-hexana)
 Penentuan fluid package yang akan dipergunakan (Peng-Robinson)
 Melanjutkan ke bagian unit operasi yang akan dipergunakan (Flash
Distilation
2. Pelaksanaan simulasi
67
 Penentuan kondisi operasi aliran umpan
 Penentuan kondisi operasi dari alat flash distillation
 Merangkai antara aliran umpan dan alat flash distilation
3. Menganalisa data yang dihasilkan dari simulasi di aliran produk uap dan cairan
Keterangan:
a. Penentuan Units ya ng akan dipergunakan dengan mengklik bagian tools 
preferences variables. Tentukan units yang dipergunakan dengan melihat
kondisi operasi seperti tekanan dan temperatur yang akan dipergunakan. Dalam
soal ini unit yang akan dipergunakan semuanya dalam satuan SI maka pergunakan
units ini
Gambar 4.2 Penetuan Unit
b. Kemudian klik new case dibagian menu bar atau tool bar. Maka akan ditampilkan
windows simulation basis manager kemudian isilah bagian komponents dan fluid
package yang akan dipergunakan
 Pada bagian komponent isilah komponen-komponen yang terlibat yaitu n-
pentana (C5H12) dan n-hexana (C6H14)
68
 Pada bagian fluid package pergunakan Peng-Robinson sebagai persamaan
keadaan termodinamika karena Peng-Robinson sangat baik dipergunakan
untuk perhitungan termodinamika untuk kesetimbangan uap-cair
Gambar 4.3 memasukkan komponen
Gambar 4.4 Penetuan fluid package

c. Kemudian Press Enter Simulation Environment dan muncul windows PFD
69
 Pergunakan aliran massa (tanda panah warna hijau) untuk aliran umpan
kemudian drag ke arah windows PFD. Kemudian isilah
Stream name dengan Feed

Temperature (oC) dengan 50
Pressure (kPa) dengan 5 atm
Molar Flow (kgmol/h) dengan 50
Hysys akan memperingatkan bagian mana yang belum diisi pada bagian bawah
dengan warna kuning
Kemudian klik bagian composition untuk mengisi komposisi umpan yaitu
n- Pentana dengan 0.5000
n-Hexana dengan 0.5000
Bila diisi lengkap maka keluar perintah OK dengan warna hijau dibagian bawah
dari kondisi Feed
d. Pilih unit operation dari flash distilation yaitu separator dengan memilih pada
jendelah unit operation atau tekan F11 dengan keluar unit-unit operation. Pilih
bagian vessel kemudian separator. Maka akan keluar jendela sebagai berikut
Gambar 4.5 memasukkan sama pada stream
70
Kemudian isilah bagian inlets dengan aliran feed yang telah didefinisikan
sebelumnya dan berapa hilang tekan atau tekanan yang dikondisikan didalam unit
flash distilation dengan mengisikan pada bagian parameters dengan isian (5-1) bar =
4 bar setelah itu Hysys meminta data nama aliran keluar baik vapour dan liquid.
Isilah aliran vapour outlet dengan product vapour dan liquid outlet dengan product
liquid.
Gambar 4.6 memasukkan data pada menu design

Setelah diisi lengkah di bagian unit flash distilation maka muncul tanda hijau bagian
bawah menunjukan kalau perhitungan telah selesai dan hasil yang didapatkan dapat
dilihat pada baigan worksheet.
71
Gambar 4.7 memasukkan data condition pada menu worksheet
Gambar 4.8 memasukkan data composition pada menu worksheet

Kasus 2 Unit Proses Destilasi
Distilasi adalah proses pemisahan komponen-komponen dari umpan berdasarkan
titik didih komponen tersebut. Komponen yang mempunyai titik didih rendah akan
dihasilkan sebagian besar di distilate dan komponen dengan temperatur tinggi akan
dihasilkan pada bagian bawah (bottom).
72
Gambar 4.9 Schematic diagram and nomenclature for simple distillation
73
Neraca massa total dan komponen untuk proses di distilasi adalah
NM-Total F =D+B
NM-Komponen F.zfi = Dxdi + Bxbi
Bagaimana kondisi distilate dan bottom sangat dipengaruhi oleh kondisi umpan (T,P,
fraksi uap), kondisi operasi dari kolom distilasi serta jumlah tahap pemisahan untuk
kolom tray. Hysys menyediakan fasilitas untuk perhitungan kondisi produk baik
komposisi, temperatur maupun tekanan yang dihasilkan untuk didistilate, bottom
serta tiap tahap.
Contoh : Pemisahan antara ethanol dan air didalam kolom distilasi

Kondisi Umpan : Komposisi Ethanol = 60 % dan Air = 40 %
P = 101.32 kPa , T = 80oC
F = 1000 kmole/jam
Kondisi Distilasi: P = 1 atm
Jumlah Tahap = 100 tahap
Posisi Umpan pada tahap 15
Hilang Tekan 0 kPa di Kolom Disitlasi, Reboiler, maupun Kondenser
Tahapan Penyelesaian adalah

1. Set Unit yang dipergunakan dalam units SI
2. Open new case dengan memasukkan komponen-komponene (Ethanol dan Air)
3. Pilih fluid package  Wilson Ideal (Merupakan campuran liquid-liquid)
4. Buat aliran massa untuk umpan, distilate dan bottom serta aliran energi di
condenser dan reboiler
5. Gunakan unit operation distillation pada bagian unit operations
6. Isi aliran umpan, distilate, bottom energi condenser dan reboiler
7. Masukkan kondisi tekanan di kondensor dan reboiler ( 1 atm)
8. Massukan harga pressure drop di kondensor dan reboiler (0 atm)
9. Berapa laju alir dan refluks ratio sebagai parameters yang active (750 kmol/jam
dan 1.2 untuk refluks ratio)
10. Kemudian lakukan run pada windows distillation
74
11. Bila didapatkan harga konvergen maka hasil dapat dilihat dengan mengplot untuk
beberapa variable pada bagian performance dan wsorksheet
Gambar 4.10 set unit distillation
Gambar 4.11 memasukkan data conecction pada meu design
75
Gambar 4.12 nilai summary pada meu performance
Gambar 4.13 nilai conditions pada meu worksheet
76
Gambar 4.14 Grafik perbandingn temperature vs tray position from top
Gambar 4.15 Grafik perbandingn composition vs tray position from top
77
MODUL 5
PERSAMAAN KEADAAN
78
MODUL 6
PENGENALAN PENGGUNAAN SUPER PRO

1. Summary Steps
The steps listed below summarize the process of developing a process model with
SuperPro Designer. These steps are explained in much greater detail in the remainder
of this section.
1. Start a new process file by selecting option ‘Start a New Process File’ in the
opening dialog of the program. Alternatively, you may start a new process file
later by clicking New ( ) on the Main toolbar or on the File menu of the
program.
2. Initialize the process model using the following items of the Tasks menu: (a)
set the plant operation mode (batch or continuous) using item Set Mode of
Operation, (b) register pure components using item Pure Components >
Register, Edit/View Properties and stock mixtures using item Stock
Mixtures > Register, Edit/View Properties, and (c) if the plant operation
mode is batch, specify recipe scheduling information using item Recipe
Scheduling Information. You may also want to change the default physical
units of the process model using item Process Options > Physical Units
Options on the Edit menu.
3. Build the process flowsheet by adding unit procedures from the Unit
Procedures menu while in Select Mode ( ). Switch to Connect Mode ( )
to draw streams and connect the unit procedures.
4. Add operations, such as Charge, Agitation, Batch Heating, Batch
Stoichiometric Reaction, etc., to unit procedures. Different unit procedures
have different operations available to them. Batch/semi-continuous (cyclical)
unit procedures can contain one or more operations, whereas continuous unit
procedures are equivalent to unit operations. After the desired operations have
been added, initialize all operations and streams
5. Complete the analysis of the process model using the following commands:
(a) solve mass and energy balances and size equipment by clicking Solve
79
M&E Balances ( ) on the the Main toolbar or on the Tasks menu, (b)
classify streams into different categories (e.g., raw material, revenue, waste,
etc.) using item Stream Classification on the Tasks menu, and (c) perform
costing and economic evaluation calculations by clicking Perform Economic
Calculations ( ) on the Main toolbar or on the Tasks menu. Other analyses
related to scheduling, throughput and debotttlenecking may be optionally
performed.
6. Generate charts and view analysis results using items of the Tasks, Charts
and View menus. Generate and view reports using items of the Reports
menu.
2. Starting a New Process File
To open SuperPro Designer after it has been installed, select the program shortcut on
the Windows Start Menu or double-click the file ‘Designer.exe’ in the installation
directory of the application. The following dialog box will appear by default:
Figure 6.1: The opening dialog box of the program.

To begin working on a new process file, select the option named ‘Start a New
Process File’ from the above dialog and click OK. If you select another option and
close this dialog, you can always start a new process file later by clicking New on the
Main toolbar on the File menu.
80
3. Specifying the Mode of Operation for the Entire Plant
After you choose to start a new process file, the ‘Process Operating Mode’ dialog
box will appear as shown in Figure 7.2. This dialog box allows you to set the primary
mode of operation (batch or continuous) and the annual operating time available for
the entire process. You can also modify these settings at a later time by clicking Set
Mode of Operation on the Tasks menu.
When the process operating mode is set to ‘Batch’, all stream flows are displayed on
a per- batch basis. On the other hand, when the process operating mode is set to
‘Continuous’, all stream flows are displayed on a per-hour basis. Moreover, no
scheduling information is necessary for plants operating continuously.
Please note that although the plant operation mode can be either batch or continuous,
SuperPro Designer can also model processes that operate in mixed modes. That is,
you can have continuous unit procedures in a batch process plant as well as
batch/semi-continuous (cyclical) unit procedures in a continuous process plant. This
is explained later in this chapter (see 2.1h Initializing Unit Procedures).
For now, let’s select ‘Batch’ as the operating mode of this example process.
Figure 6.2: The ‘Process Operating Mode’ dialog box.
81
4. Setting the Default Physical Units
SuperPro Designer provides a variety of options for units of measure for the entry
and display of data. To view or modify the default units of the process model, click
on an empty area in the flowsheet and select Process options > Physical Units
Options on the Edit menu. Alternatively, right-click on the flowsheet to bring up its
context menu and select Physical Units Options.
5. Registering Components and Mixtures
5.1 Component Databanks
SuperPro Designer ‘s component databank provides for the use of multiple source
databases. The following databases can be used to provide component-related
properties:
 the ‘Designer’ database,
 the ‘User’ database, and
 the DIPPR database.
Each database is contained in a separate file. The ‘Designer’component database is
part of the ‘Designer’ (or ‘System’) database; it provides data for over 530
commonly used compounds.
The ‘User’ component database is part of the ‘User’ database an it is a repository
available for users to store data for their own (or ‘user-defined’) components. The
‘User’ component database, is originally empty (upon installation of the software).
The DIPPR database draws its data from the relational form of the DIPPR collection
of component data. This component database has been developed and maintained at
Brigham Young University. A demo version of the DIPPR database with only 5
components is shipped and installed with SuperPro Designer.
To change the location of the database files click Availability, Passwords and
Locations on the Databanks menu to display the Databases: Availability, Password
& Locations Dialog. For example, if the full DIPPR database is available or if you
want to use a different ‘User’ database file based on a file that somebody else
created, you must specify its location through that dialog; for more details, see 15.1
Database Registration.
5.2 Registering Components
82
All the components that will be used in a process model must be registered first. To
register components (in other words, to make them available in your process model),
select Pure Components > Register, Edit/View Properties on the Tasks menu.
This will activate the dialog shown below.
Figure 6.3: The pure component registration dialog box.

Note that pure components ‘Nitrogen’, ‘Oxygen’, and ‘Water’ are registered by
default in every new process model and cannot be deleted. For this example process,
you will need to add ‘Heptane’ to the list of registered pure components (shown on
the RHS of this dialog) as well. To add ‘Heptane’, you can either scroll down to it in
the list of available pure components in the ‘Designer’ database (shown on the LHS
of this dialog), or you can begin typing “heptane” in the box above the list (see
Figure 2.3) and the database will automatically scroll to the correct location. Next,
click Register ( ) to add ‘Heptane’ to the list of registered pure components for
this process model. Alternatively, you may double click on ‘Heptane’ in the database
listing and it will be added to your list of registered components.
If a component is not available in the existing component libraries, you can click
New ( ) on the ‘Registered Pure Components’ toolbar to create a new component
for your process model. This will be automatically added to the list of registered
components. For this process, you will need to create components ‘A’, ‘B’, and ‘C’.
These components will represent the reactants and products of a simple reaction. To
83
create component ‘A’, click New ( ) and in the ‘New Component Definition’
dialog that appears (see Figure 7.4) fill-in the letter “A” for the ‘Name’ field. Notice
that as you type, the contents of the ‘Name’ field are automatically copied to all other
fields (‘CAS Number’, ‘Trade Name’, ‘Local Name’, ‘Formula’, and ‘Company
ID’).
Notice that at the bottom of this dialog, you can choose to initialize the properties of
the new component by copying them from some other database component or
registered component. For this example, click OK to copy the properties of
component ‘Water’ which is available in the ‘Designer’ database to component ‘A’.
Figure 6.4: The ‘New Component Definition’ dialog box.

After you have added component ‘A’ to your list of registered components, follow
the same steps to add components ‘B’ and ‘C’. When you have completed this, you
should edit some of the properties of these components. To access the properties of
component ‘A’, double-click on the component in the list of registered pure
components. Alternatively, you can highlight the component (by clicking on it) and
then click Properties ( ) on the ‘Registered Pure Components’ toolbar. This will
bring up the ‘Pure Component Properties’ dialog box for component ‘A’. Through
this dialog you can view or edit a component’s physical and environmental
properties, cost data, and regulatory information.
For the purposes of this example, the only physical parameter we will be concerned
with is the molecular weight (MW). Please go to the ‘Physical (Constant)’ tab and
84
change the MW of component ‘A’ to 150 g/gmol as shown in Figure 6.5. Also, visit
the ‘Economics’ tab and specify a purchasing price of $10/kg. Then, click OK to
close the dialog.
Figure 6.5: Editing the constant physical property values of component ‘A’ in the example.
Next, please visit the properties dialog for component ‘B’ and enter a MW of 25
g/gmol and a purchasing price of $15/kg. Also, visit the properties dialog for
component ‘C’ and enter a MW of 175 g/gmol and a selling price of $200/kg. This
completes your initialization of components for our simple example.
5.3 Registering Mixtures
Mixtures are used to facilitate initialization of input streams in cases where certain
raw materials (e.g., buffers) are consumed as mixtures. In order to register a mixture,
click Stock Mixtures > Register, Edit/View Properties on the Tasks menu and
follow the same steps as for registering pure components.
6. Saving and Opening Files

At this point, please save your file by clicking Save As from the File menu and
giving your process model a descriptive name in the Windows ‘Save As’ dialog box
that appears. In general, it is a good idea to save your work often in order to avoid
having to redo work in the event of a program crash.
If the program does crash, there is sometimes a possibility that you will not be able to
re-open the file you were most recently working on. In that case, you should try to
85
open the backup versions of your file. Anytime you save a newer version of your file,
SuperPro Designer will also save a backup copy of the previous version using file
extension ‘.sp~’ (as opposed to a normal ‘.spf’ file). If the ‘.sp~’ backup file already
exists, SuperPro Designer will first create a copy of that file using file extension
‘.s~~’ as a second backup.
To open a file, click Open from the File menu. This will bring up the Windows
‘Open’ dialog box. To open a backup file, simply go to the directory where you saved
your original file, select the corresponding ‘.sp~’ or ‘.s~~’ backup file (select ‘All
Files (*.*)’ in the ‘File Type’ field of the dialog box) and click the Open button.
Note that the corresponding file extensions for the original, backup, and second
backup files in EnviroPro Designer are ‘.epf’, ‘.ep~’ and ‘.e~~’.
7. Building the Process Flowsheet

7.1 Adding Unit Procedures
The first step in building a flowsheet is to add processing steps (unit procedures) to
the process. A unit procedure is defined as a series of operations that take place
within a piece of equipment. The types of operations available depend on the type of
unit procedure you are using. As explained later in this chapter (see 2.1h Initializing
Unit Procedures), batch/semi-continuous (cyclical) unit procedures can contain one
or more operations, whereas continuous unit procedures are equivalent to unit
operations.
To add a unit procedure to the flowsheet, first select the desired unit procedure from
the Unit Procedures menu. For our example, please select Batch Vessel Procedure
> in a Reactor. Notice that after you select a unit procedure and move the mouse
pointer to the flowsheet area, it changes to the ‘add step’ pointer ( ). This indicates
that your next mouse click on the flowsheet will lay down the icon of the selected
unit procedure in that location. Please click near the left side of the flowsheet to lay
down the icon of the selected unit procedure. SuperPro Designer automatically adds
a default procedure name (‘P-1’), host equipment name (‘R-101’) and procedure
description (‘Vessel Procedure’) below the icon.
After you have added a Batch Vessel Procedure in a Reactor to the flowsheet, please
add a Plate and Frame Filtration Procedure by clicking Filtration > Plate and
86
Frame Filtration on the Unit Procedures menu and then clicking somewhere to the
right of the vessel procedure icon. Your flowsheet should now look something like
this:
Figure 6.6: The example process with the Batch Vessel Procedure in a Reactor and
Plate and Frame Filtration Procedure icons added.
Moving, Copying and Deleting Unit Procedures
The following guidelines show how you can move or delete unit procedures in a
flowsheet, and how you can cut or copy and paste unit procedures to a different
location in the same flowsheet or in another flowsheet.
First, you need to select the desired unit procedure icon(s). You can select a single
icon by clicking on it. You can select multiple icons by either dragging an enclosing
rectangle around them, or by adding icons to the selection. To add an icon to the
selection, click on it while holding down the Ctrl key. To remove an icon from the
selection, Ctrl+Click on it again. To select an entire flowsheet, click Select All on
the File menu or press Ctrl+A.
 To Move Unit Procedures...
1. Select the desired unit procedure icon(s).
87
2. Drag the selected icon(s) to the new location. If multiple icons are selected,
you can drag any member of the selection and all icons will move
simultaneously. You can use the arrow keys to move the selection one pixel at a
time.
 To Delete Unit Procedures...
2. Hit the Delete key on your keyboard or click Clear on the Edit menu. The
selected unit procedure(s) will be erased.
 To Cut or Copy and Paste Unit Procedures...
SuperPro Designer allows you to cut or copy unit procedures into the clipboard so
that you can subsequently paste them to a different location, either in the same
flowsheet or in another flowsheet. To do this:
2. To cut the icon(s), click Cut on the Edit menu (or press Ctrl+X). To copy the
icons, click Copy on the Edit menu (or press Ctrl+C).
3. Move the mouse cursor to the desired area in the same flowsheet or in another
flowsheet and click Paste on the Edit menu (or press Ctrl+V) to paste the
icon(s).
The following restrictions apply to the use of the Cut, Copy and Paste features:
1. You cannot cut or copy and paste streams alone. Streams are placed onto the
clipboard only if you cut or copy multiple unit procedures.
2. When pasting unit procedures into a flowsheet, you should be aware that
certain features of the original unit procedures are not transferred into the
newly created copy:
a) When you cut or copy a single unit procedure, attached streams are not
included in the pasted set.
b) If the start time of the first operation of the pasted unit procedure was defined
on a relative basis (e.g., with respect to the start or end of another operation in
some other procedure), then the scheduling of the pasted procedure is reset to
remove the coupling.
c) If the original unit procedure was sharing equipment with another procedure,
the pasted procedure is reset to be executed in its own equipment.
88
3. Pasting streams and certain processing steps with component- and stock
mixture- related specifications from one flowsheet to another is not possible
unless all components and stock mixtures of the source process model exist in
the destination process model as well. If that is not the case, the program will
automatically expand the set of registered pure components and stock mixtures
in the destination process to include the missing ones.
Accessing the Help Files
In many equipment resources that host unit procedures, there are dedicated ports,
such as ‘Feed’, ‘Vent (Emissions)’, ‘Cake Removal’, ‘Filtrate Removal’, etc. To see
which ports are
Figure 6.7: The help topic for the Plate and Frame Filtration Procedure.
dedicated to each function, you can look up the desired equipment or unit procedure
in the program’s Help system, which is available through the Help menu. This
provides access to supporting documentation shipped with the software, such as the
electronic version of the User’s Manual and additional content.
As a shortcut to the Help menu for any unit procedure, you can click Help ( ) on
the Main toolbar and then click on the unit procedure icon you are interested in.
Alternatively, you can click on the unit procedure icon and hit the F1 key. Note that
you can also use the Help ( ) button feature as a shortcut to access the Help files
for other interface elements, such as menu options, toolbar buttons, dialog boxes and
dialog tabs.
89
At this point, please open the Help file for the Plate and Frame Filtration Procedure.
A portion of that file is shown in Figure 6.7. Notice that dedicated ports of the host
equipment (Plate & Frame Filter) are labeled next to its icon. The Help file for each
unit procedure also contains a general description, links to its operation models and
to the host equipment, and much more.
7.2 Adding Streams
After you add a unit procedure to the process flowsheet, you can add streams. There
are three types of streams:
 feed (input) streams,
 intermediate streams, and
 product (output) streams.
Feed streams do not have a source unit procedure and in batch processing they are
mainly utilized by charge operations. Intermediate streams connect two unit
procedures and they are used to transfer material from the source to the destination
unit procedure. Product streams do not have a destination unit procedure. All streams
are automatically identified with a stream tag.
In order to add streams to the flowsheet, you must first click Connect Mode ( ) on
the Main toolbar. When you do this and return to the flowsheet, the mouse pointer
changes to the ‘add stream’ pointer ( ) to indicate that you are in ‘Connect Mode’
(as opposed to ‘Select Mode’). Then, you can add feed, intermediate, and product
streams as described below:
 To Add a Feed Stream...
1. Click on an empty area in the flowsheet to initiate drawing of the stream.
Notice that as you move the mouse pointer over the inlet and outlet ports, it
changes to a ‘port’ pointer ( ).
2. Move the mouse pointer over the desired inlet port of the destination unit
procedure and once the ‘port’ pointer is displayed click on the port to terminate
the stream line. SuperPro Designer automatically draws the feed stream symbol
at the beginning of the stream and labels the stream.
 To Add an Intermediate Stream...
90
1. Move the mouse pointer over the desired outlet port of the source unit
procedure and once the ‘port’ pointer is displayed click on the port to initiate
drawing of the stream.
2. Move the mouse pointer over the desired inlet port of the destination unit
procedure and once the ‘port’ pointer is displayed click on the port to terminate
the stream line. SuperPro Designer automatically labels the stream.
 To Add a Product Stream...
1. Move the mouse pointer over the desired outlet port of the source unit
procedure and once the ‘port’ pointer is displayed click on the port to initiate
drawing of the stream.
2. Double-click on an empty area of the flowsheet to terminate the stream.
SuperPro Designer automatically draws the product stream and labels the
stream.
Note that between initiation and termination of a stream, you may optionally click at
intermediate points on the screen to create right angle bends. This permits
customizing of the stream route and flexibility in flowsheet design. You can cancel
the stream-drawing process at any time by simply hitting the Esc key on your
keyboard. Then you can restart the stream- drawing process by clicking Connect
Mode ( ) again on the Main toolbar. To delete a stream, simply hit the Delete key
on your keyboard.
At this point, please add the feed, intermediate, and product streams to your example
process. Your flowsheet should now look like what is shown in Figure 6.8:
91
Figure 6.8: The example process flowsheet with streams added.
Changing the Appearance of Streams
When SuperPro Designer is in ‘Select Mode’ and the mouse pointer is over a stream
line, it changes to a ‘menu’ pointer ( ) to indicate the availability of a stream
context menu (see Figure 6.9). This menu can also be displayed by right-clicking on
a stream line.
Figure 6.9: The stream context menu.
92
Through the stream context menu, you can view or edit (in case of input streams) the
composition, flowrate, and other stream properties using item Simulation Data,
select different stream initialization options using item Initialization Options,
change the tag name (label) of the stream using item Edit Tag Name, adjust the
elbows of the stream line using item Edit Elbows, edit the stream style (e.g., label
and line color, line thickness, etc.) using item Edit Style, etc. Note that double-
clicking on a stream line is equivalent to clicking Simulation Data on the stream’s
context menu.
At this point, please right-click on input stream ‘S-101’ of the vessel procedure ‘P-1’
and click Edit Tag Name on the stream’s context menu. Change the name of the
stream to ‘Heptane’ and click OK. Then, right-click on the ‘Heptane’ stream line and
click Style > Edit Style to display the ‘Stream Style’ dialog. In the ‘Stream Line’ tab
(see Figure 6.10) of this dialog, click Pen Color ( ) on the ‘Stream Line’ toolbar
and change the color to blue. Also click Pen Size ( ) on the same toolbar and
change the size to 2 pixels.
Figure 6.10: The ‘Stream Line’ tab of the ‘Stream Style’ dialog box.
Now, switch to the ‘Name Label’ tab. Click Font Color ( ) on the ‘Color / Font’
toolbar and change the color to teal. Also, click Font ( ) on the same toolbar and
change the font style to bold and the font size to 12. Then, click the ‘Name Label:
Location’ tab, change the segment preference to ‘Vertical Near Source’ and click
OK.
Next, please change the name of stream ‘S-106’ (the stream that is connected to the
dedicated cake removal port of the Plate & Frame Filter) to ‘Cake’. Also, apply the
93
style of the ‘Heptane’ stream to the ‘Cake’ stream and to the intermediate stream ‘S-
105’ using the shortcut method described below:
 To Apply the Style of a Stream to Several Other Streams...
1. Right-click on the source stream line (e.g., the ‘Heptane’ stream in the
example) and click Style > Pickup Style.
2. Right-click on the desired target stream line(s) (e.g. the ‘Cake’ and ‘S-105’
streams in the example) and click Style > Apply Style.
After applying these changes, your streams should look something like this:
Figure 6.11: The example process flowsheet after the names and styles of streams
have been changed.
8. Initializing Unit Procedures
8.1 Specifyng The Operating Mode Of Unit Procedurs
Each unit procedure added to the process has its own operating mode setting. This
can be either:
 batch/semi-continuous, or
 continuous.
94
Batch/semi-continuous (cyclical) unit procedures can contain one or more
operations, whereas continuous unit procedures are equivalent to unit operations.
There are unit procedures that are inherently batch/semi-continuous (e.g., the Batch
Vessel Procedure in a Reactor employed in this example) and can only be operated in
batch/semi-continuous mode. You can have batch/semi-continuous unit procedures in
continuous process plants. Other unit procedures are inherently continuous (e.g., the
Centrifugal Pumping unit procedure which is available by clicking Transport (near)
> Liquids > Centrifugal Pump on the Unit Procedures menu). By default, these
can be operated in either mode. Thereby, you can have continuous unit procedures in
batch process plants. Note that the operating mode of inherently continuous unit
procedures is initially set to batch/semi-continuous in batch process plants and
continuous in continuous process plants.
You can access or modify (where both options are available) the operating mode of a
unit procedure through its context menu. Please right-click on a unit procedure icon
bring up its context menu. The context menu of vessel procedure ‘P-1’ is shown in
Figure 6.12. To view the operating mode setting of a unit procedure, click Procedure
Data. This will display the ‘Procedure Data’ dialog for that unit procedure. The
operating mode specifications can be found in the ‘Scheduling’ tab of that dialog; for
more details on the operating mode of unit procedures, see Chapter5 (Procedures &
Operations).
Figure 6.12: The context menu of the Batch Vessel Procedure in a Reactor in the
example.
95
The meaning of each item in the context menu of a unit procedure is explained
below:
 The Operation Data item allows you to access or modify the simulation
parameters of the operations that have been added to the unit procedure. Note
that this item is not available if no operations have been added to the unit
procedure. If the unit procedure contains a single operation, clicking on this
menu item will bring up the ‘Operation Data’ dialog for that operation. If it
contains more than one operations, clicking on this menu item or simply
moving the mouse pointer over it will bring up a drop-down list of all added
operations. Clicking on an operation in that list will bring up its ‘Operation
Data’ dialog.
 The Add/Remove Operations item allows you to add/remove operations
to/from the unit procedure and change the sequence in which these operations
are executed. This item is only available for unit procedures that are operated
in batch/semi-continuous mode.
 The Procedure Data item allows you to access or modify the simulation
parameters of the unit procedure, such as the operating mode (continuous or
batch/semi-continuous) and additional scheduling, throughput analysis and
debottlenecking information.
 The Procedure State Properties item allows you to access or modify
thermodynamic state properties of pure components during each operation.
 Through the Procedure Activity Overview item, you can view a summary of
scheduled operations, processed material, and equipment contents during the
execution of the unit procedure.
 The Equipment Data item allows you to access or modify the simulation
parameters of the host equipment, such as sizing, costing, and scheduling
information.
 The Equipment Contents item allows you to access or modify the initial
equipment contents, and also view a summary of the thermodynamic
properties and composition of the equipment contents during the execution of
the unit procedure.
96
 The Set Break Points item allows you to place stops in the sequential
solution of mass and energy balances. This is normally used for
troubleshooting in large or complex process simulations.
 The Edit Labels item allows you to change the name of the unit procedure,
the name of the host equipment and the description of the unit procedure. For
example, you can change the default unit procedure name (‘P-1’), equipment
name (‘R-101’) and unit procedure description (‘Vessel Procedure’) for the
vessel procedure in this example.
 The Disconnect item deletes all streams connected to the unit procedure.
 The Flip (reverse flow direction) item allows you to change the flow
direction of the unit procedure icon from left-to-right (default) to right-to-left
and vice versa. You can also do that by clicking Flip Horizontally ( ) on
the Visual Objects Toolbar. Note that this option is only available when the
unit procedure does not have any streams attached to it.
 The Order item forces the unit procedure icon to appear behind or in front of
other icons, text, etc.
 The Style item allows the user to edit such things as the icon color, the tag
name color and font, etc.
 The Help (F1) item provides access to the Help file of the unit procedure.
8.2 Adding Operations To Unit Procedurs
The next step toward initialization of unit procedures is to add relevant operations to
each unit procedure. This step is generally required for unit procedures that are
operated in batch/semi- continuous mode. For convenience, some inherently
batch/semi-continuous unit procedures may initially contain one or more operations
when added to the process (e.g., the Plate and Frame Filtration Procedure used in this
example initially has a Cloth Filtration operation). An equivalent operation is always
added to unit procedures that are inherently continuous, when these are added to the
process (e.g., the Centrifugal Pumping unit procedure will contain a Centrifugal
Pumping operation).
In order to add operations to a unit procedure that is operated in batch/semi-
continuous mode, you can either:
 double-click on a unit procedure icon, or
97
 right-click on the unit procedure icon and select Add > Remove Operations
from the context menu of that unit procedure. Note that this menu item is
only available for unit procedures that are operated in batch/semi-continuous
mode.
Either action will bring up the ‘Operation Sequence’ dialog (see Figure 6.13) for the
selected unit procedure.
At this point, please open the ‘Operation Sequence’ dialog for the vessel procedure
(‘P-1’) in the example. Add a Charge operation to the operation sequence for this unit
procedure by double-clicking this item in the list of available operations.
Alternatively, you can highlight this item and click Add ( ) to add the new
operation at the end of the operation sequence or Insert ( ) to insert the new
operation before the highlighted operation in the operation sequence. To delete an
operation from the operation sequence, click Delete ( ) on the available toolbar. If
you add an operation in the wrong order, you can change its position in the operation
sequence using the Move Up ( ), Move Down ( ), Move to Top ( ), and
Move to Bottom ( ) buttons on the same toolbar.

Notice that the charge operation is initially named ‘CHARGE-1’ when it is added to
the operation sequence. Double-click that item (or highlight that item and click
Rename ( ) on the available toolbar) and change the name of the added charge
operation to ‘Charge Solvent’. Now, add two more Charge operations, a ‘React
(Stoichiometric)’ (Batch Stoichiometric Reaction) operation, and a Transfer Out
operation, to the operation sequence. Rename these operations to ‘Charge Reactant
A’, ‘Charge Reactant B’, ‘React’ and ‘Transfer to PFF-101’,
respectively, so that your dialog box looks like the one shown in Figure 6.13. Then
click OK to return to the process flowsheet.
98
Figure 6.13: Adding operations to the Batch Vessel Procedure in a Reactor in the
example.
Subsequently, please open the ‘Operation Sequence’ dialog for the filtration
procedure (‘P-2’) in the example. Notice that this unit procedure has a ‘Filter’ (Cloth
Filtration) operation (named ‘FILTER-1’) added to its operation sequence by default.
Use the same method as before to add a ‘Wash Cake’ (Cake Wash) operation (named
‘CAKE-WASH-1’) and a Transfer Out operation (named ‘TRANSFER-OUT-1’) to
the operation sequence. You can keep the default names for these operations.
8.3 Initializing The Operations
The next step is to initialize the operations added to the two unit procedures as
described below.
Batch Vessel Procedure in a Reactor
Please right-click on the vessel procedure (‘P-1’) to bring up its context menu and
click Operation Data > Charge Solvent (Charge). This will bring up the
‘Operation Data’ dialog for the ‘Charge Solvent’ operation. Through this dialog, you
can access or modify the simulation data for an operation, such as the operating
conditions, scheduling data, emission specifications, and labor-related information.
This data is grouped into several tabs. Note that different tabs may be available for
99
different operations. The operating conditions (‘Oper. Cond’s’) tab for the ‘Charge
Solvent’ operation of this example is shown in Figure 6.14
Figure 6.14: The ‘Oper. Cond’s’ tab for the first Charge operation (‘Charge Solvent’)
in procedure ‘P-1’.
To initialize the operating conditions for the ‘Charge Solvent’ operation, you begin
by selecting the charge stream for this operation. Use the ‘Charge Using’ drop-down
list at the top of the tab to select the stream which you renamed ‘Heptane’ earlier in
this section. Then, click on the View/Edit Stream Composition and/or Amount (
) button next to the drop-down list in order to access the simulation data dialog
for that stream (see Figure 6.15) and specify itscomposition. To add ‘Heptane’ to the
stream, double-click on the corresponding item in the ‘Registered Ingredients’ listing
for that stream.
100
Figure 6.15: The simulation data dialog for the ‘Heptane’ stream.
Please note the following with respect to the simulation data dialog of streams:
1. You can charge multiple components in the same stream if you wish. To do
this, simply add additional component names from the ‘Registered
Ingredients’ listing. If the ‘Ingredient Flows’ option is selected, you can
specify the corresponding amounts of added ingredients. The computer will
automatically calculate the mass (%) and concentration (g/L or mole/L) of
each ingredient, the stream’s density (if it is not set by the user), the
volumetric flowrate and the activity of the stream. If the ‘Mass Composition’
option is selected, you can specify the total mass or volume flow and the
mass (%) of each component. You may also select units for entry and display.
2. In addition to pure components, stock mixtures can be fed (or “charged”) into
a process step using an input stream. To add a stock mixture to the stream,
select the ‘Stock Mixtures’ option for registered ingredients and follow the
same guidelines as for adding components.
3. As an alternative to going through the simulation data dialogs of operations to
edit stream properties, you can initialize and edit input streams directly from
101
the flowsheet itself. To do this, double-click on a stream (or right-click on a
stream and click Simulation Data from the context menu of that stream).
This will bring up the same dialog box as the one shown in Figure 6.15. Note
that only the feed (input) streams of the flowsheet need to be specified. The
flowrates and compositions of intermediate and output streams are calculated
by the program. However, the user can specify the physical state properties of
these streams.
4. For biotech processes, the extracellular percentage (‘Extra-Cell %’) of an
ingredient represents the fraction of that ingredient in the bulk solution (as
opposed to inside the cell). For more information on this topic, please refer to
the β-Galactosidase example (see 2.3 The b-Galactosidase Process).
5. If the plant operation mode is batch, all flowrates are reported on a per-batch
basis (or per cycle of source or destination process step). If the process plant
is set to operate in continuous mode, then all flowrates are reported on a per-
hour basis. The choice for mass units can be made from each stream’s dialog.
This choice overwrites the default choices of physical units for the whole
process as specified by selecting Process Options > Physical Units Options
on the Edit menu.
6. The ‘Environmental Properties’ tab of a stream’s simulation data dialog
displays the concentrations and daily throughputs of the environmental and
aqueous properties of the stream (TOC, CaCO3, TP, TKN, COD, ThOD,
BOD5, BODu, etc). All values are for display only and cannot be edited by
the user through this dialog box. However, the environmental properties of
the pure components contained in that stream (which contribute to the above
stream properties) can be edited by selecting Pure Components > Register,
Edit/View Properties on the Tasks menu. To edit the environmental
properties of a pure component, double-click on the desired component in the
list of registered pure components and in the dialog that comes up click the
‘Aqueous’ tab.
After you have specified the composition of the ‘Heptane’ stream, click OK to return
to the operating conditions tab for the ‘Charge Solvent’ operation. Then, specify the
amount of material that is going to be charged (1200 L). Notice that there are several
102
ways that the duration of this operation can be specified. For this example, change
the setup time of your charge to 5 minutes and set the volumetric flowrate to 30
L/min so that your tab looks like the one shown in Figure 6.14.
Please also visit the ‘Volumes’, ‘Vent/Emissions’, ‘Labor etc’, and ‘Scheduling’ tabs
to see what they contain. A brief description of each of these tabs follows:
 ‘Volumes’ tab: Through this tab, the user can specify the maximum and
minimum allowable working / vessel volume for this operation (i.e., by the
end of the charge operation the vessel should not be more than 90 % full). In
‘Design Mode’ this is taken into account for sizing the equipment. In ‘Rating
Mode’, the program makes sure that a vessel is not overfilled or the level
does not drop below the agitator level.
 ‘Vent/Emissions’ tab: Through this tab, the user can specify which volatile
organic compounds (VOCs) will be emitted, whether a sweep gas will be
used (for emissions associated with reaction and crystallization operations),
and what temperature the vent condenser should be set at. SuperPro Designer
is equipped with VOC emission models that are accepted by EPA. For more
details, see Chapter10 (Emissions).
 ‘Labor, etc.’ tab: Through this tab, the user can specify labor requirements
and auxiliary utilities.
 ‘Scheduling’ tab: The is the right-most tab of all batch unit procedures.
Through this tab, the user can specify the start time and duration for an
operation. Note that no scheduling information is required for unit
procedures that are operated in continuous mode.
Depending on the complexity of an operation, additional tabs may be used to display
other pertinent variables.
For the heptane charge in your example process (‘Charge Solvent’), please switch to
the ‘Vent/Emissions’ tab and click the ‘Venting’ box and then the ‘Emissions’ box
(see Figure 6.16). By default, the port that is connected to stream ‘S-104’ is selected
as the venting port.
103
Figure 6.16: The ‘Vent/Emissions’ tab for the first Charge operation (‘Charge
Solvent’) in procedure ‘P-1’.
Then, check the ‘Emitted ?’ box next to the ‘Heptane’ component. After the
simulation, please remember to visit the simulation data dialog of stream ‘S-104’ and
check the amount of emitted ‘Heptane’. Note that for particulate and other
components for which emission models are not available, the user can specify
directly the emission percentage. For this operation, leave all the default values for
the ‘Volumes’, ‘Labor, etc.’ and ‘Scheduling’ tabs.
Next, click OK, Next Operation ( ) on the simulation data dialog to move to the
second Charge operation (named ‘Charge Reactant A’) in this unit procedure. For this
operation, use stream ‘S-102’ to add 50 kg of material ‘A’ to the reactor (remember to
visit the stream’s simulation data dialog and add material ‘A’ to the stream). Also,
specify a 5 minute setup time, select the ‘Set by User’ process time option and set the
104
process time equal to 20 minutes (see Figure 6.17). Keep the default values for the
other tabs.
Figure 6.17: The ‘Oper. Cond’s’ tab for the 2nd Charge operation (‘Charge Reactant
A’) in procedure ‘P-1’.
Then, click OK, Next Operation again to move to the final Charge operation
(named ‘Charge Reactant B’). For this operation, use stream ‘S-103’ to add 40 kg of
material ‘B’. Also, change the setup time to 5 minutes, select the ‘Set by User’
process time option and set the process time equal to 30 minutes (see Figure 6.18).
Again, keep the default values for the other tabs.
105
Figure 6.18: The ‘Oper. Cond’s’ tab for the 3rd Charge operation (‘Charge Reactant
B’) in procedure ‘P-1’.
Click OK, Next Operation once more to move to the Batch Stoichiometric Reaction
operation (named ‘React’). Notice that the ‘Oper. Cond’s’ tab is different for this
operation than it was for the charge operations. Also, two additional tabs are present.
These include a ‘Fed Batch’ tab that contains available specification options for fed-
batch supply of reactants, and a ‘Reactions’ tab from where the reaction parameters
are specified. From the operating conditions tab, change the final temperature to
25oC and set the process time equal to 6 hours (remember to enable the User Defined
Process Time option). Also, select ‘Chilled Water’ as the heat transfer agent by
clicking the ‘Agent’ drop-down list box and double-clicking on ‘Chilled Water’ in the
‘Heat Transfer Agents’ drop-down listing that pops up (see Figure 6.19). Keep the
default values of all other parameters in this tab.
106
Figure 6.19: The ‘Oper. Cond’s’ tab for the Batch Stoichiometric Reaction operation
Next, referring to the ‘Volumes’ tab, notice that you can specify a maximum and
minimum working-to-vessel volume ratio. Change the ‘Max Allowable
Working/Vessel Volume’ to 90%. Then move to the reactions tab (see Figure 6.21)
In this tab, you will need to specify the parameters describing a reaction in which a
molecule of reagent (A) combines with a molecule of reagent (B) to form a molecule
of product (C):
A+B C
To enter this, click Edit Stoichiometry ( ) to bring up the ‘Stoichiometry
Balance’ dialog for Reaction #1 (see Figure 7.20). Introduce the reactants (pure
components ‘A’ and ‘B’) and the product (pure component ‘C’) using the Add a
Reactant and Add a Product toolbar buttons (located above the reactant and
product tables, respectively). Select the ‘Molar’ option for the specification of the
stoichiometric coefficients and keep the default unit molar coefficient for everything;
for more details on specifying the stoichiometry balance for a reaction. Now, click
OK to close this dialog and return to the ‘Reactions’ tab.
107
Figure 6.20: The ‘Stoichiometry Balance’ dialog box for the reaction of the example.
Figure 6.21: The ‘Reactions’ tab for Batch Stoichiometric Reaction operation ‘React’
In addition to specifying the stoichiometric reaction coefficients, you will need to
specify the extent of the reaction. For this example, set the extent to 95%, as was
done in Figure 6.21
Leave all the default values for the ‘Vent/Emissions’, ‘Labor. etc.’, and ‘Scheduling’
tabs and click OK, Next Operation to move to the ‘Operation Data’ dialog for the
Transfer Out operation (‘Transfer to PFF-101’). In the operating conditions tab (see
Figure 6.22), use the drop-down menu at the top of the screen to specify which
108
stream will be used for the transfer operation (stream ‘S-105’ is the only choice for
this example). In addition, in order to accurately capture the time required for this
operation, set the duration to be the same as the duration of the filtration operation in
procedure ‘P-2’. To do that, select the ‘Set By Master- Slave Relationship’ duration
option and then click the Setup button. Through the dialog that comes up, select ‘P2
(in PFF-101)’ as the Master Procedure (through the ‘Another Procedure’ drop-down
list), ‘FILTER-1 (Cloth Filtration)’ as the Master Operation (through the ‘Match a
Single Operation’ drop-down list) and then click OK. This will ensure that the
reactor will be considered “utilized” during filtration, since the reactor will not be
completely emptied until the filtration is complete. You can leave the default values
for the other tabs in this dialog. Click OK to return to the flowsheet.
Figure 6.22: The ‘Oper. Cond’s’ tab for Transfer Out operation ‘Transfer to PFF-
101’in procedure ‘P-1’.
Plate and Frame Filtration Procedure
Next, you will need to initialize the operations in the filtration procedure (‘P-2’).
Please right- click on unit procedure ‘P-2’ and select Operation Data > FILTER-1
109
(Cloth Filtration) from the context menu of that unit procedure. This will bring up
the ‘Operation Data’ dialog for the Cloth Filtration operation (named ‘FILTER-1’).
The operating conditions tab for this operation is shown in Figure 2.23. For the
purposes of this example, let us assume that reagents ‘A’ and ‘B’ are completely
soluble in ‘Heptane’, whereas the product ‘C’ is virtually insoluble in ‘Heptane’. In
the ‘Particulate Component Removal’ table that is available on the top left corner of
this tab, please specify that 95% of your product ‘C’ will be removed from the feed
stream and will remain on your filter, whereas the rest will end up in the filtrate.
Figure 6.23: The ‘Oper. Cond’s’ tab for Cloth Filtration operation ‘FILTER-1’in
procedure ‘P-2
Also notice that you can specify a cake dryness either based on loss on drying (LOD)
or cake porosity. This value will cause a portion of the ‘Heptane’ solvent and of
soluble components ‘A’ and ‘B’ to be held in your wet cake. Please change the LOD
for your filtration to 35%. By specifying a LOD of 35%, you are telling the program
that only 65% of wet cake is the insoluble product C. For this operation, please
specify a filtration time of 3 hours. Keep the rest of the parameters (such as the
filtrate flux of 200 L/m2-h) as they are and also, keep stream ‘S- 107’ as the filtrate
stream.
110
Figure 6.24: The ‘Scheduling’ tab for Cloth Filtration operation ‘FILTER-1’in
procedure ‘P-2’.
Next, please visit the ‘Scheduling’ tab of the filtration operation. This tab is common
to all operations in batch unit procedures. By default, the first operation in any batch
unit procedure is scheduled to start relative to the beginning of the batch. In order to
accurately schedule your filtration, you will need to change the start time to be
relative to the start of the Transfer Out operation ‘Transfer to PFF-101’ in procedure
‘P-1’ (see Figure 6.24). The Scheduling Dependency Link selection will be
automatically updated to reflect the changes.
Next, click OK, Next Operation to move to the ‘Operation Data’ dialog for Cake
Wash operation ‘CAKE-WASH-1’. In the ‘Cake Wash’ tab (see Figure 7.25), you
will need to specify which stream will provide the wash solvent and which one will
remove the waste. For this example, keep stream ‘S-109’ as the wash-in stream and
select stream ‘S-108’ as the wash-out stream. In addition, you will need to specify
what solvent will be used for the wash. To do this, click View/Edit Stream
111
Composition and/or Amount ( ) to open the simulation data dialog for the wash-
in stream. Add pure component ‘Heptane’ to the stream and click OK to return to the
operating conditions tab.
Figure 6.25: The ‘Cake Wash’ tab for Cake Wash operation ‘CAKE-WASH-1’ in
procedure ‘P-2’.
Notice that you can choose among three specification options for the volume of wash
to use:
 Available In Wash-In Stream,
 Volume per Cycle, per Unit, or
 Volume per Cake Volume.
If the first option is selected, SuperPro Designer will use the amount that is available
in the wash-in stream as the wash amount. Therefore, the user must specify the mass
or volume of the wash-in stream through the stream’s simulation data dialog.
Alternatively, you can select the second option and specify the volume of wash to use
per procedure cycle and per equipment unit directly, or select the third option and
specify the specific volume of wash with respect to the cake volume. For this
example, please keep the third option with 3 wash in stream volumes per volume of
112
cake (which is the default option). Also, set the wash time to be calculated based on a
Wash Flux of 200 L/m2-h and keep the default option for the Wash Type (i.e.,
Displacement Type with a 90% Approach to Theoretical). Notice that a “slurry” wash
will essentially dilute the soluble components trapped in the cake and remove most
of them in the wash stream, whereas a “displacement” wash will remove the soluble
components from the cake in a plug-flow fashion.
Figure 6.26: The ‘Oper. Cond’s’ tab for the Transfer Out operation n procedure ‘P-
2’.
Finally, click OK, Next Operation to initialize the Transfer Out operation (named
‘TRANSFER-OUT-1’) in this unit procedure. In this operation, you will need to
specify that you are going to transfer out the cake using a specific stream (the ‘Cake’
stream is the only choice in this case). Furthermore, set a Setup Time of 5 minutes
and a (user defined) Process time equal to 30 minutes as illustrated in Figure 6.26.
Then, click OK to return to the flowsheet.
You have now finished initializing the operations and streams for this example
process. Click Save on the File menu to save your work.
113

Panduan Praktikum Komputasi 2018

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Panduan Praktikum Komputasi 2018

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM

KOMPUTASI PROSES KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

1. Praktikum dimulai pada pukul 8.30 pagi.

FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM

Mahasiswa harus memiliki 6 laporan. Praktikan wajib membuat laporan praktikum

Penulisan daftar pustaka dari internet

1. Laporan dikumpulkan kepada asisten dalam kurun waktu 2x24 jam ;

PENETAPAN TUGAS PRAKTIKUM

Kelompok Praktikum ............

Kelompok Praktikum ................... Total

LEMBAR PENGAMATAN DATA PRAKTIKUM

Kelompok Praktikum ..................

Kelompok Praktikum ..............

Komponen Penilaian (yang dinilai adalah laporan perorangan

Kelompok Praktikum ................

1.1 Latar Belakang

1.4. Mata Kuliah Terkait

1.5. Penelusuran Pustaka

1.5.2 Ciri-ciri, Sifat, Struktur Dasar dan Cara Penulisan Algoritma

Algoritma Luas_Lingkaran _ Judul Algoritma

Bagian deklarasi (kamus)

{Nama variabel yang menggunakan tipe data dasar}

{Nama fungsi, mendefinisikan domain, nama, jumlah, tipe dan

2.1.3 Bagian deskripsi.

Contoh penulisan algoritma menggunakan kalimat deskriptif.

1.1 Latar Belakang

1.4. Mata Kuliah Terkait

1.5. Penelusuran Pustaka

Gambar 1. Tampilan awal Microsoft visio

B. Membuat Bangun Sederhana

C. Menampilkan Gambar pada Visio

PENGENALAN PENGGUNAAN HYSIS

2.1 Latar belakang

Area penggunaan dari simulator Hysys adalah

2.4. Mata Kuliah Terkait

Gambar 2.2 Tampilan Awal HYSYS

Gambar 2.3 Kotak Dialog Simulation Basis Manager

Gambar 2.5 Kotak dialog Fluid Package bagian Component

Gambar 2.6 Kotak Dialog Reaktor

Gambar 2.7 Jendela macam-macam Reaksi

Gambar 2.9 penulisan koefisien pada kotak dialog reaksi konversi

3. Memulai Sebuah Simulasi

4. Memilih Engineering Unit

Gambar 2.11 Opsi Membuka Jendela Preference

Gambar 2.13 Pemberian Nama Preference Bagian Variables

5. Mendifinisikan Feed Stream

Gambar 2.15 Feed Stream

Gambar 2.16 Worksheet Sebuah Feed Stream

Gambar 2.17 Memasukkan Komposisi Komponen

Gambar 2.18 Salah Satu Unit Operasi

Gambar 2.22 Kotak Dialog Unit Operasi Bagian Worksheet

Gambar 2.25 Ikon Recycle pada Menu Palet

Gambar 2.26 Kotak Dialog Recycle Bagian Connection

Gambar 2.29 Perhitungan dengan Menggunak Shortcut

Gambar 2.32 Perhitungan Distilasi Dengan Menggunakan Column Distillation

Gambar 2.34 Kotak Dialog Spesifikasi Kolom Distilasi Bagian 2

Gambar 2.36 Kotak Dialog Spesifikasi Kolom Distilasi Bagian 4

Gambar 2.38 Kotak Dialog Spesifikasi Kolom Distilasi Mode Monitor

Gambar 2.40 Membuat laporan

Gambar 2.42 Kotak Dialog Report Builder

Gambar 2.43 Kotak Dialog Select Datablocks For Datasheet

Silahkan desain dengan menggunakan