Anda di halaman 1dari 2

Semakin bertambahnya jumlah populasi di dunia dan meningkatnya jenis kebutuhan manusia seiring

dengan berkembangnya zaman, mengakibatkan kebutuhan akan energi semakin meningkat sehingga
persediaan energi khususnya energi yang tidak dapat diperbarui (Unrenewable Energy) semakin berkurang
kuantitasnya, bahkan lama-kelamaan akan habis. Hal ini dapat dilihat dari jumlah konsumsi BBM Indonesia terus
meningkat. Saat ini, hampir 80 persen kebutuhan energi dunia dipenuhi oleh bahan bakar fosil. Padahal,
penggunaan
bahan
bahar
fosil
bisa
mengakibatkan
pemanasan
global.
Untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya energi konvensional yaitu bahan bakar fosil
(minyak/gas bumi dan batu bara) sebagai sumber energi yang tidak terbarukan dengan segala
permasalahannya, tentu akan melihat kepada sumber-sumber energi lainnya sebagai bahan bakar alternatif atau
pengganti asalkan potensi sumber dayanya mudah diperoleh secara lokal supaya harganya lebih murah dan
terjangkau.
Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan karena biodiesel dapat
mengurangi emisi gas karbon monoksida (CO) sekitar 50%, gas karbon dioksida (CO2) sekitar 78,45 %, dan
bebas kandungan sulfur. Biodiesel dapat diperoleh dari minyak tumbuhan yang berasal dari sumber daya yang
dapat diperbarui seperti minyak nabati, lemak binatang, dan minyak goreng bekas (jelantah) melalui esterifikasi
dan/atau transesterifikasi dengan alkohol serta bantuan katalis.
Salah satu sumber bahan baku biodiesel adalah buah alpukat. Bagian dari buah alpukat yang dapat
digunakan sebagai biodiesel adalah bijinya. Bahan ini (biji alpukat) merupakan limbah yang begitu banyak orang
membuangnya setelah memanfaatkan daging buah tersebut. Padahal biji alpukat mengandung lemak nabati
yang tersusun dari senyawa yang bisa menghasilkan minyak. Senyawa ini sangat unik karena memiliki
komposisi yang sama dengan bahan bakar diesel solar. Selain itu kadar belarang dalam alpukat lebih sedikit
dibandingkan kadar belerang dalam solar. Hal ini membuat pembakaran berlangsung sempurna sehingga gas
buangnya lebih ramah lingkungan.
Disamping itu, biji alpukat merupakan bahan biomassa yang mengandung trigliserida serta kandungan
asam lemak bebas (FFA) pada minyak biji alpukat rendah yakni 0,367% sehingga dapat dijadikan biodiesel
dengan proses transesterifikasi.

1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah :


a. Mendapatkan biodiesel dari minyak biji alpukat.
b. Memanfaatkan limbah biji alpukat agar memiliki nilai guna yang tinggi untuk
diolah menjadi biodiesel.
c. Mengetahui pengaruh variasi pelarut dan rasio berat katalis terhadap kualitas
biodiesel yang dihasilkan.

1.3 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah :


a. Mengetahui proses pembuatan biodiesel dari minyak biji alpukat.
b. Institusi pendidikan seperti Politeknik Negeri Sriwijaya dapat menerapkan
penelitian dalam kurikulum sebagai salah satu subjek pada mata kuliah
praktikum di Jurusan Teknik Kimia.
c. Meningkatkan nilai guna dari limbah biji alpukat sebagai bahan baku penghasil
biodiesel.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Biodiesel adalah salah satu bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan,tidak
mempunyai efek terhadap kesehatan yang dapat dipakai sebagai bahan bakar
kendaraan bermotor yang dapat menurunkan emisi bila dibandingkan dengan
minyak diesel. Biodiesel terbuat dari minyak nabati yang berasal dari sumber
daya

alam

yang

dapat

diperbaharui.

Beragam

penelitian

mendukung

penggunaan minyak biji alpukat sebagai biodiesel. The National Biodiesel


Foundation (NBF) telah meneliti buah alpukat sebagai bahan bakar sejak 1994.
Joe Jobe selaku direktur eksekutif NBF mengungkapkan bahwa biji alpukat
mengandung lemak nabati yang tersusun dari senyawa alkil ester. Bahan ester
itu memiliki komposisi yang sama dengan bahan bakar diesel, bahkan nilai
cetanenya lebih baik diibandingkan solar sehingga Sri Risnoyatiningsih :
BIODIESEL FROM AVOCADO SEEDS BY TRANSESTERIFICATION PROCESS 346 gas
buangnya lebih ramah lingkungan. (Hidayat- ,2007) Kandungan minyak biji
alpukat lebih tinggi bila dibandingkan dengan tanaman-tanaman seperti kedelai,
jarak, biji bunga matahari dan kacang tanah. Namun,kandungan minyak alpukat
masih lebih rendah bila dibandingkan dengan minyak kelapa sawit. Pemanfaatan
biji alpukat sampai sekarang hanya digunakan sebagai obat penghilang stress
saja dan belum dimanfaatkan untuk yang lainnya padahal biji alpukat memiliki
kandungan

fatty

acid

methyl

ester

sebagai

bahan

pembuat

biodiesel.

(Hidayat,2007) Karena alasan diatas, peneliti tertarik untuk mengembangkan


dan

memaanfatkan

transesterifikasi.

biji

Sebab

alpukat

mengingat

menjadi
banyaknya

biodiesel
biji

dengan

alpukat

yang

proses
belum

dimanfaatkan dan kandungan fatty acid methyl ester dari biji alpukat itu sendiri
yang berpotensi sebagai bahan bakar alternatif pembuat biodiesel.

Anda mungkin juga menyukai