Anda di halaman 1dari 25

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan bakar minyak merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.


Dikatakan kebutuhan pokok karena bahan bakar minyak digunakan hampir setiap
hari, yaitu untuk memperlancar aktivitas keseharian masyarakat, misal untuk
penggerak mesin kendaraan bermotor, penggerak mesin peralatan kerja, dan lain-lain.
Akan tetapi minyak tersebut semakin berkurang jumlahnya, karena bahan yang
digunakan untuk pembuatan BBM tersebut berasal dari fosil-fosil yang ada di perut
bumi yang mengendap selama jutaan tahun. Minyak yang digunakan oleh masyarakat
entah itu bensin, solar, pertamax, minyak tanah dan produk turunannya berasal dari
fosil-fosil purba yang ada di perut bumi. Sayangnya, bahan fosil tersebut tidak dapat
diperbarui, meskipun di alam tersedia melimpah. Akibatnya terjadi kelangkaan
minyak, karena kehabisan suplai.

Masalah kelangkaan tersebut, menimbulkan para ahli untuk menemukan bahan


alternatif dari fosil. Dari penelitian-penelitiannya, ditemukan bahwa terdapat bahan
pengganti fosil yang dapat diperbarui kembali yang ada di sekeliling kita, yaitu
tanaman. Beberapa tanaman dapat di olah menjadi bahan bakar nabati. Tanaman
tersebut misalnya, jagung, jerami, karet, kelapa sawit, ketela pohon dan lain-lain.

Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, kita harus membantu pemerintah
dalam memecahkan permasalahan BBM yang sering terjadi, salah satunya yaitu
kelangkaan bahan bakar minyak. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis Akan
menyajikan makalah yang berisi tentang bahan yang dapat digunakan sebagai bahan
pengganti fosil. Maka dari itu, penulis mengambil judul dalam makalah ini yaitu
“BBN Sebagai Pengganti BBM”.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Pengertian bahan bakar nabati

1.2.2 Jenis-jenis bahan bakar nabati yang dihasilkan dan keunggulannya

1.2.3 Macam-macam tanaman penghasil bioetanol dan biodiesel

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk menjelaskan pengertian dari bahan bakar nabati

1.3.2 Menjelaskan jenis bahan bakar nabati apa saja yang dihasilkan

1.3.3 Menjelaskan macam-macam tanaman penghasil bioethanol dan biodiesel

2
3

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bahan Bakar Nabati

Gambar 2.1 Bahan Bakar Nabati

Saat ini bahan bakar minyak yang berasal dari minyak bumi dengan bahan
bakunya fosil-fosil, dari tahun ke tahun mengalami keterbatasan jumlah atau suplai.
Bahan Baku fosil tidak dapat diperbarui. Akibatnya terjadi kelangkaan bahan bakar
dimana-mana. Para ahli telah menemukan solusi yang tepat yang dapat menggantikan
bahan bakar minyak tersebut yaitu dengan bahan bakar nabati, dimana bahan bakunya
dapat diperbarui.

Menurut Sofyan (2012:32) dalam bukunya yang berjudul Panduan Membuat


Sendiri Bensin dan solar, menjelaskan bahwa bahan bakar nabati atau disebut juga
biofuel didefinisikan sebagai bahan bakar yang berbasis nabati, termasuk didalamnya
biodiesel, bioethanol, dan bio-oil. Indonesia diyakini memiliki sumber biofuel yang
berlimpah termasuk diantaranya kelapa sawit, jarak, biji Rapa, kelapa dan kemiri
sunan.

3
4

Indonesia merupakan Negara tropis, dimana tumbuh-tumbuhan dapat berkembang


dengan baik di wilayah yang tropis. Itu artinya bahwa Indonesia memiliki potensi
besar untuk memproduksi sendiri bahan bakar nabati. Tanpa harus mengimpor dari
Negara lain bahan Baku atau yang lainnya. Sayangnya, tidak semua jenis tumbuhan
yang dapat dijadikan bahan Baku BBN memberikan dampak positif. Contohnya
Bahan Baku BBN yang juga bahan makanan untuk masyarakat adalah ketela pohon,
kelapa sawit, jagung dan molase. Menurut Sofyan (2012:32) bahan-bahan tersebut
memiliki potensi kompetisi dengan keamanan pangan apabila biofuel berasal dari
bahan Baku makanan

2.1.1 Jenis Bahan Bakar Nabati yang Dihasilkan dan Keuntungannya

Terdapat beberpa macam produk-produk olahan bahan bakar nabati. Diantaranya


bioethanol, biodiesel, bio-oil dan masih banyak lagi. Sebagian masyarakat Indonesia
banyak yang menggunakan bioethanol, biodiesel, dan bio-oil.

2.2 Biodiesel

Pengertian Biodiesel

Gambar 2.2 Biodiesel

4
5

Menurut Dwiarum (2006:7) menyatakan bahwa biodiesel adalah sebagai berikut

“Biodiesel/Biosolar adalah senyawa organik yang dapat digunakan sebagai bahan


bakar diesel, yang dihasilkan dari minyak nabati, lemak, hewani, atau minyak bekas”
(Dwiarum S, 2006:7)

Sedangakan menurut Sofyan (2012:61) biodiesel adalah

“Biodiesel adalah bahan bakar mesin diesel yang berupa metil atau etil asam-asam
lemak. Dibuat dari minyak lemak nabati atau hewani dengan proses transesterifikasi
(ditambah proses pra-esterifikasi) dengan methanol/etanol (metanolisis atau
etanolisis)” (Sofyan, 2012:61)

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa biodiesel adalah bahan bakar yang
digunakan untuk menggerakkan mesin diesel, yang tersbuat dari bahan Baku yang
terbarukan yaitu dari minyak nabati atau hewani. Biodiesel dapat digunakan untuk
campuran solar atau dapat juga sebagai pengganti solar.

Menurut Sofyan (2012:26), bahwa sifat biodiesel mirip minyak solar, namun
merupakan bahan bakar yang memiliki keuntungan ramah llingkungan karena bebas
sulfur, rendah bilangan Asap, pembakaran lebih sempurna dan non toxic. Karena sifat
itulah minyak nabati ini dapat digunakan sebagai pengganti/campuran solar.

Pembakaran dengan menggunakan biodiesel pada mesin lebih sempurna, sehingga


dapat mengurangi Kadar karbon dioksida dan karbon monoksida yang keluar dari gas
buangan. Karena biodiesel ini menurut Sofyan (2012; 61) terdiri dari campuran
mono-alkil ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi
bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbarui seperti minyak sayur
atau lemak hewan.

5
6

Biodiesel/biosolar ini lebih sering digunakan sebagai bahan penambah untuk diesel
petroleum, dan juga meningkatkan bahan bakar diesel petrol murni ultra rendah
belerang yang juga rendah pelumas. Biodiesel merupakan bahan bakar yang sangat
berpotensi menggantikan bahan bakar fosil sebagai sumber energi transportasi utama
di Indonesia bahkan di dunia, karena biodiesel dengan bahan Baku yang terbarui
dapat menggantikan diesel petrol di mesin.

2.3 Pembuatan Biodiesel

Diargram 2.1 Pembuatan Biodiesel

Menurut Sofyan (2012:62) dalam bukunya yang berjudul Panduan Membuat


Sendiri Bensin & Solar, menjelaskan tentang pembuatan biodiesel yaitu, pada skala
kecil dapat dilakukan dengan bahan minyak goreng 1 liter yang baru atau bekas.
Methanol sebanyak 200 ml atau 0, 2 liter. Soda api atau NaOH 3, 5 gram untuk
minyak goring bersih, jika minyak bekas soda api yang diperlukan sebanyak 4, 5 atau
mungkin lebih. Kelebihan ini diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas atau
FFA pada minyak goereng bekas. Dapat pula menggunakan KOH namun mempunyai
harga yang lebih mahal dan diperlukan 1, 4 kali lebih banyak dari NaOH.

Proses pembuatan dimulai dengan melarutkan soda api dalam methanol dan
kemudian dimasukkan kedalam minyak yang dipanaskan sekitar 55ºC, kemudian
diaduk selama 15-20 menit lalu dibiarkan dalam keadaan dingin semalam. Maka akan

6
7

diperoleh biodiesel pada bagian atas dengan warna jernih kekuningan dan sedikit
bagian bawah campuran antara sabun dari FFA dan gliserin sekitar 79 ml. biodiesel
yang merupakan cairan kekuningan dapat dipisahkan dengan mudah, dengan
menuang dan menyingkirkan bagian bawah dari cairan.

2.3.1 Keuntungan Menggunakan Biodiesel

Ada beberapa keuntungan dari penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar.


Menurut Dwiarum (2006:7) mengatakan bahwa keuntungan biodiesel bagi
lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar berbasis petroleum, antara lain:

1) Mengurangi emisi karbon monoksida (CO) hamper sebanyak 50 % dan karbon


dioksida (CO2) sebanyak 78 %, karena emisi biodiesel di daur ulang dari karbon
yang secara alami telah berada dalam atmosfir, tidak menjadi karbon baru seperti
bahan bakar berbasis petroleum.

2) Dapat mereduksi emisi partikulat dari produk pembakaran sebanyak 20 %


sampai 50 %.

Gas buang dari proses pembakaran dengan mesin yang menggunakan BE-10
ini, menghasilkan emisi karbon dan hidrokarbon lebih rendah dibandingkan dengan
premium dan pertamax, bahkan mesin BE-10 ini kinerja daya dan torsinya pun
cenderung lebih baik.

Sedangakan menurut Sofyan (2012:64), keuntungan pemakaian biodiesel antara lain


yaitu:

1) Dihasilkan dari sumber daya energy terbarukan dan ketersediaan bahan


bakunya terjamin.

7
8

2) Cetane number tinggi (bilangan yang menunjukkan ukuran baik tidaknya


kualitas solar berdasar sifat kecepatan bakar dalam ruang bakar mesin).

3) Viskositas tinggi, sehingga memiliki sifat pelumasan yang lebih baik daripada
solar sehingga memperpanjang umur pakai mesin.

4) Dapat diproduksi secara local

5) Mempunyai kandungan sulfur yang rendah

6) Menurunkan tingkat opasiti Asap

7) Menurunkan emisi gas buang

8) Pencampuran biodiesel dengan petroleum diesel dapat meningkatkan


biodegradability petroleum diesel sampai 500%.

2.4 Bioethanol

Pengertian bioethanol

8
9

Gambar 2.3 Bioethanol

Bioethanol adalah etanol yang terbuat dari sumber daya hayati. Etanol kering
atau absolut saling larut dengan bensin pada segala perbandingan (tetapi tidak dengan
solar/biodiesel). Sehingga bioethanol dapat dijadikan sebagai komponen pencampur
bensin berangka oktan tinggi. Angka bioethanol rata-rata 104, jika bioethanol
dicampur dengan bensin, maka angka oktannya naik sampai 118. Padahal angka
oktan bensin premium saja hanya 87 (Sofyan, 2012:72).

Bio-ethanol adalah ethanol yang diproduksi dari tumbuhan. Di Brazil, bioethanol


telah menggantikan 50 % kebutuhan bensin untuk keperluan transportasi. Dimana
bioethanol tidak saja menjadi alternatif yang sangat menarik untuk substitusi bensin,
namun juga mampu menurunkan emisi CO2 hingga 18% (Indartono, 2005).

Bioethanol dihasilkan dari fermentasi gula (glukosa) yang dilanjutkan dengan proses
destilasi. Bioethanol memiliki sifat menyerupai minyak premium. Untuk pengganti
premium, terdapat alternative gasohol yang merupakan campuran antara bensin dan
bioethanol. (Sofyan, 2012:76)

9
10

Jadi bioethanol itu berbeda dengan biodiesel. Biodiesel adalah bahan bakar nabati
yang diganakan untuk campuran atau pengganti solar, sedangkan bioethanol adalah
bahan bakar yang nabati juga tetapi digunakan untuk campuran atau pengganti dari
bensin.

2.4.1 Keunggulan Bioetanol

Bioethanol memiliki keunggulan dalam perannya sebagai pengganti atau pencampur


bensin.

1. Diproduksi dari tanaman yang bersifat renewable.

2. Mengandung Kadar oksigen sekitar 35% sehingga dapat terbakar lebih sempurna.

3. Penggunaan gasohol dapat menurunkan emisi gas rumah kaca.

4. Pembakaran tidak menghasilkan partikel timbal dan benzene yang bersifat


karsinogenik (penyebab kanker)

5) Mengurangi emisi fine-particulates yang membahayakan kesehatan manusia.

6) Mudah larut dalam air dan tidak mencemari air permukaan dan air tanah.

2.5 Biokerosin atau Bioavtur

Pengertian

10
11

Gambar 2.4 biokerosin

Seiring dengan kian populernya aneka bahan bakar nabati (BBN/biofuel)


Seperti bioethanol, biodiesel, dunia penerbangan yang sudah puluhan tahun
Menggunakan avtur yang berasal dari bahan bakar fosil, kini juga mulai tertarik untuk
Menggunakan bahan bakar berbasis nabati, yaitu biokerosin atau bioavtur.

Biokerosin atau bioavtur adalah bahan bakar yang berbentuk cair, berasal dari
tumbuhan yang memiliki viskositas dan karakteristik pembakaran mirip dengan
minyak tanah. Biokerosin ini dapat diolah lanjut (ditingkatkan mutunya) menjadi
bioavtur.

(Sofyan, 2012:78)

2.5.1 Keunggulan Biokerosin atau Bioavtur

Biokerosin merupakan bahan bakar dari bahan yang lebih mudah diperbarui
daripada bahan bakar jet biasa. Biokerosin dapat mereduksi emisi gas rumah kaca
penyebab pemanasan global, serta lebih ramah lingkungan. Selain itu, biokerosin
dikabarkan memiliki nilai lubrisitas (pelumasan) dan detergensi (pembersihan) yang
cukup baik, sehingga memiliki kemampuan untuk memperbaiki kinerja dari
petrokerosin dan berkontribusi dalam pembersihan turbin. Biokerosin memiliki
kecenderungan untuk membeku lebih cepat dari bahan bakar berbasis fosil biasa.

11
12

(Sofyan, 2012:80)

2.6 Bio-oil

Gambar 2.5 Bio-Oill

Bio-oil adalah cairan hitam kental produk pirolisis-cepat serbuk kayu atau bahan
lignoselulosik lain pada 500-1300 derajat Celsius, berkadar oksigen mirip kayu.
Memerlukan pengolahan dan pemulusan lanjut. Teknologi produksi, pengolahan dan
pemulusan sedang dikembangkan terutama oleh negara maju (Sofyan, 2012:86).

Sumber Bahan Baku Bioetanol dan Biodiesel

2.7 Sumber Bahan Baku Bioethanol

Indonesia menjadi negara yang berpotensial dalam memproduksi bioethanol,


karena bahan Baku bioethanol salah satunya berasal dari tanaman yang banyak
dijumpai di Indonesia. Sumber bahan Baku tersebut menurut Sofyan (2012:88)
adalah sebagai berikut:

2.7.1 Tanaman Tebu

12
13

Gambar 2.6 Tebu

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tebu yang dimanfaatkan


sebagai bahan Baku gula, produk samping industri guladapat diproses untuk
menghasilkan etanol. Ampas tebu yang berupa limbah padat juga dapat dimanfaatkan
untuk menghasilkan bioethanol.

2.7.2 Tanaman Singkong (Ubi Kayu)

13
14

Gambar 2.7 Singkong

Indonesia merupakan negara penghasil singkong terbesar kelima di dunia. Hingga


saat ini, singkong digunakan untuk menghasilkan tepung yang dikenal dengan tepung
tapioca. Disamping dipergunakan untuk menghasilkan tepung tapioka, tanaman
singkong ini sangat berpotensi untuk menghasilkan bioethanol karena tanaman ini
mengandung pati dan selulosa.

2.7.3 Umbi

Gambar 2.8 Umbi-umbian

Indonesia sebagai penghasil umbi-umbian seperti ubi jalar, bengkuang, talas, dan
lainnya yang mengadung pati dan gula. Bahan yang mengandung pati dan gula sangat
berpotensi sebagai bahan Baku produksi bioethanol.

2.7.4 Limbah Padat Selulosa.

14
15

Gambar 2.9 Limbah Padat Selulosa

Beberapa industri dan sektor pertanian di Indonesia menghasilkan limbah padat


berupa selulosa seperti sekam padi, rumput alang-alang, serbuk gergaji dan limbah
pertanian lainnya sangat berpotensi untuk diproses menghasilkan bioethanol.

2.8 Limbah Cair

Beberapa jenis industri di Indonesia mengahislkan limbah cair yang masih


mengandung pati cukup besar, khususnya industri-indstri makanan, limbah cair ini
berpotensi untuk diproses menghasilkan bioethanol.

2.8.1 Buah

Gambar 2.10 Buah

Indonesia sebagai suatu negara penghasil berbagai jenis buah. Berbagai jenis
buah yang kurang mempunyai nilai ekonomi sangat berpotensi diproses untuk
menghasilkan bioethanol.

15
16

2.8.2 Tanaman Jagung

Gambar 2.11 Jagung

Tanaman jagung banyak ditemui di Indonesia, karena tanaman ini dapat tumbuh
subur daerah tropis. Biji jagung dapat dimanfaatkan untuk menunjang sektor
makanan dan industri, sedangkan limbah padatnya seperti tongkol dan batang
tanaman dapat dimanfaatkan sebagai bahan Baku produksi bioethanol.

2.9 Sumber Bahan Baku Biodiesel

16
17

Table 2.1 Bahan Baku Biodiesel

Sama halnya dengan bioethanol, biodiesel juga berbahan Baku dari tanaman.
Tanaman tersebut banyak dijumpai di Indonesia. Menurut Sofyan (2012:154) sumber
bahan Baku biodiesel adlah sebagai berikut:

2.9.1 Biodiesel Dari Biji Karet

17
18

Gambar 2.12 Biji Karet

Biji karet memiliki kandungan minyak 40-50% berat yang berpotensi sebagai
bahan Baku dalam pembuatan biodiesel. Beberapa alasan yang mendukung
penggunaan biodiesel dari biji karet, yaitu berdasarkan survei di Propinsi Jambi
apabila ditinjau dari segi tanaman karetnya, tanaman karet tersebut tersedia melimpah
di Jambi dan jika ditinjau dari potensi menhasilkan biodieselnya, biodiesel
mempunyai sifat-sifat fisik yang hampir sama dengan minyak solar, mempunyai
angka setana yang lebih baik dari minyak solar.

2.9.2 Biodiesel dari Kemiri Sunan

Gambar 2.13 Kemiri Sunan

Tanaman ini banyak tumbuh di daerah Pulau Jawa, khusunya Jawa Barat. Kemiri
suanan merupakan tanaman yang cukup efisien sebagai bahan Baku bahan bakar

18
19

nabati. Karena rendemen dari biji kemiri sunan bisa mencapai 50%. Selain itu dari
minyak kasar biji kemiri sunan dapat diperoleh 88% biodiesel dan 12% gliserol.

2.9.3 Biodiesel dari Kulit Pisang

Gambar 2.14 Kulit Pisang

Kulit pisang merupakan bahan Baku sampah. Karena kulit pisang ini sudah tidak
digunakan lagi setelah pisangnya diambil. Buah pisang banyak mengandung
karbohidrat baik isinya atau kulitnya. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa pada
kulit pisang banyak mengandung air 68, 90% dan akrbohidrat sebesar sebesar 18,
50%. Selain itu, kulit pisang mengandung vitamin B6 dan kaya Akan serotoninya itu
sebesrar 1, 2-7, 8 mg/100 gram.

2.9.4 Biodiesel dari Biji Alpukat

19
20

Gambar 2.15 Biji Alpukat

Salah satu sumber bahan Baku biodiesel adalah buah alpukat. Bagian dari buah
alpukat yang dapat digunakan sebagai bahan Baku biodiesel adalah bijinya. Bahan ini
merupakan limbah, karena setelah daging buahnya diambil, maka bijinya tidak
digunakan lagi. Biji alpukat mengandung lemak nabati yang tersusun dari senyawa
yang bisa menghasilkan minyak. Senyawa ini memiliki komposisi yang Sama dengan
bahan bakar diesel solar. Biji alpukat juga mengandung belerang. Kadar belerang
dalam biji alpukat lebih sedikit dibanding Kadar belerang dalam solar. Hal ini
membuat pembakaran berlangsung sempurna, sehingga gas buangnya lebih ramah
lingkungan. Disamping itu, biji alpukat merupakan bahan biomassa yang
mengandung trigliserida serta kandungan asam lemak bebas (FFA) pada minyak biji
alpukat rendah yakni 0,367% sehinnga dapat dijadikan biodiesel dengan proses
transesterifikasi.

2.9.5 Biodiesel dari Tumbuhan Alga

20
21

Gambar 2.16 Tumbuhan Alga

Alga adalah salah satu organisme yang dapat tumbuh pada rentang kondisi yang
luas di permukaan bumi. Alga dapat ditemukan di tempat-tempat yang lembab. Alga
merupakan salah satu bahan Baku pembuatan biodiesel. Alga mampu menghasilkan
minyak 200 kali lebih banyak disbanding dengan tumbuhan penghasil minyak (kelapa
sawit, jarak pagar, dan lain-lain) pada kondisi terbaiknya. Semua jenis alga memiliki
komposisi kimia sel yang terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, dan nucleic acids.
Biodiesel dari alga hampir mirip dengan biodiesel yang diproduksi dari tumbuhan
pengasil minyak (kelapa sawit, jarak pagar, dan lain-lain), sebab semua biodiesel
diproduksi menggunakan trigliserida dari minyak nabati atau alga.

2.9.6 Biodiesel dari Jarak Pagar

Gambar 2.17 Jarak Pagar

Jarak merupakan salah satu tanaman yang paling prospektif untuk diproses
menjadi biodiesel, karena selain relatif mudah ditanam, toleransinya tinggi terhadap
berbagai jenis tanah dan iklim, produksi minyak tinggi, serta minyak yang dihasilkan

21
22

tidak dapat dikonsumsi oleh manusia sehingga tidak mengalami persaingan dengan
minyak untuk pangan.

BAB III

22
23

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari pembahasan pada Bab II tentang bahan bakar nabati, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:

Bahan bakar nabati adalah bahan bakar yang terbuat dari tanaman atau hewan.
Bahan bakar tersebut sebagai pengganti dari bahan bakar minyak. Karena sumber
bahan Baku BBM adalah fosil, dan fosil tersebut merupakan bahan Baku yang
tidak dapat diperbarui. Fosil yang berada di perut bumi Akan habis jika diambil
terus menerus, dan Akan berakibat kelangkaan bahan bakar minyak ataupun
kenaikan harga BBM. Sehingga bahan bakar nabati menjadi alternatif untuk
mengatasi masalah pada bahan bakar minyak.

1.1 Bahan bakar nabati memiliki bentuk final, jenis bahan bakar nabati yang
paling banyak digunakan di Negara Indonesia diantaranya yaitu yang pertama
bioethanol yang digunakan sebagai pengganti atau pencampur bensin. Yang
kedua yaitu biodiesel yang digunakan untuk pengganti atau pencampur solar.
Kemudian, biokerosin atau bioavtur yang digunakan untuk bahan bakar
pesawat terbang. Bio-oil yaitu bahan bakar yang berbentuk cairan hitam
kental produk pirolisis cepat dari serbuk kayu atau bahan lignoselulosik.
Bahan bakar yang sumbernya dari tanaman atau hewan tersebut memilki
keunggulan yang Sama, yaitu lebih ramah lingkungan, dapat diproduksi
dalam skala kecil, menurunkan emisi gas buang CO2, dan lain-lain.
1.2 Indonesia merupakan negara yang paling berpotensi dalam menghasilkan
produk-produk bahan bakar nabati, karena sumber bahan bakunya banyak yang
tumbuh subur di Indonesia. Bahan bakar yang sering digunakan oleh
masyarakat Indonesia adalah biodiesel dan bioethanol. Sumber bahan Baku
bioethanol adalah tanaman, antara lain tanaman tebu, tanaman singkong, umbi,
limbah padat selulosa, limbah cair, buah, dan tanaman jagung. Sedangkan
bahan Baku biodiesel juga berasal dari tanaman, antara lain dari biji karet,

23
24

kemiri sunan, dari kulit pisang, biji alpukat, tumbuhan alga, tanaman jarak
pagar.

2 Saran

BBN dapat diproduksi dalam skala kecil, artinya dapat diproduksi sendiri tanpa
melibatkan perusahaan besar, dapat diproduksi dirumah sendiri. Karena bahan Baku
BBN berasal dari tumbuhan, yang banyak ditemukan disekeliling rumah. Untuk
mencoba mengenbangkan produksi BBN, sebaiknya carilah buku panduan yang
berisi petunjuk bagaimana membuat BBN, atau bertanya kepada orang yang sudah
berpengalaman.

DAFTAR PUSTAKA

24
25

 https://katamitha.wordpress.com/2014/03/04/bbn-sebagai-pengganti-bbm-2/

 https://putritania.jimdo.com/2016/11/29/bahan-bakar-nabati-energi-untuk-
masa-depan-indonesia/

25

Anda mungkin juga menyukai