Anda di halaman 1dari 55

ANALISIS CURAHAN WAKTU KERJA TENAGA KERJA KOMODITAS

SAYURAN ORGANIK KPTT (KURSUS PERTANIAN TAMAN TANI)


KOTA SALATIGA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Oleh:

ADHITYA RIZQI

PROGRAM STUDI S-1 AGRIBISNIS


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017

i
ii
RINGKASAN

ADHITYA RIZQI. 23040114130046. Analisis Curahan Waktu Kerja Tenaga


Kerja Komoditas Sayuran Organik KPTT (Kursus Pertanian Taman Tani) Kota
Salatiga. (Pembimbing: Dyah Mardiningsih, Ir., M.S.).
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di Kursus Pertanian Taman Tani
(KPTT), Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga pada tanggal 7 Januari - 6 Februari
2017. Praktek Kerja Lapangan bertujuan untuk menganalisis curahan kerja tenaga
kerja karyawan di Kursus Pertanian Taman Tani.
Metode yang digunakan adalah dengan partisipasi aktif dilapangan dan
melakukan pengamatan secara langsung di KPTT yang terletak di Kecamatan
Sidomukti Kabupaten Salatiga. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara,
yaitu dengan cara wawancara terhadap Manajer HRD dan karyawan yang bekerja
pada bidang sayuran organik.
Hasil praktek kerja lapangan bahwa komoditas sayuran organik yang
dibudidayakan adalah sawi, cabai, dan kangkung. KPTT memiliki 15 orang tenaga
kerja yang terdiri dari 13 orang tenaga kerja pria dan 2 orang tenaga kerja wanita.
Jumlah produksi sayuran organik pada satu musim tanam adalah 70 kg sawi, 24
kg kangkung, dan 5 kg cabai. Kegiatan budidaya tanaman organik terdiri dari
pembibitan, pengolahan lahan, pindah tanam, penyiangan, penyiraman,
pemupukan, panen, pasca panen, dan distribusi. Total curahan waktu kerja
seluruhnya yaitu 7,86 HKSP untuk 15 orang dengan catatan 2 orang merangkap
kegiatan pemeliharaan tanaman, yaitu penyiangan, penyiraman dan pemupukan.
Penggunaan tenaga kerja pria sebesar 7,41 HKSP dan penggunaan tenaga kerja
wanita sebesar 0,45 HKSP.

Kata kunci : Budidaya, Curahan Waktu Kerja, Sayuran Organik.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat-Nya yang diberikan kepada kami berupa kesehatan rohani dan jasmani
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan dengan
judul ”Menghitung Curahan Waktu Kerja Tenaga Kerja Komoditas Pertanian
Organik Kursus Pertanian Taman Tani (KPTT) di Kota Salatiga”. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Titik
Ekowati, M.Sc. selaku Ketua Program Studi; Ibu Siwi Gayatri, S.Pt. M. Sc. Ph.D.
selaku Ketua Laboratorium Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat; Ibu Dyah
Mardiningsih, Ir., M.S. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan hingga penyelesaian laporan ini. Romo Sugiarto selaku
direktur KPTT; dan seluruh responden petani organik di KPTT yang telah
memberi data dan informasi yang diperlukan serta seluruh pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih belum sempurna,
oleh karena itu untuk memperbaiki laporan ini penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun. Semoga laporan ini bermanfaat khususnya bagi penulis
dan para pembaca pada umumnya. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima
kasih.

Semarang, Juli 2017

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ ii
RINGKASAN ............................................................................................ iii
KATA PENGANTAR................................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... vii
DAFTAR TABEL....................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 4
2.1. Tenaga Kerja........................................................................................ 3
2.2. Manajemen SDM................................................................................. 4
2.3. Curahan Waktu Tenaga Kerja.............................................................. 5
2.4. Pertanian Organik................................................................................ 6
2.5. Tanaman Sawi...................................................................................... 7
2.6. Tanaman Kangkung............................................................................. 8
2.7. Tanaman Cabai .................................................................................... 9

BAB III METODOLOGI............................................................................ 11


3.1. Kerangka Pemikiran............................................................................. 11
3.2. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan................................................... 11
3.3. Metode Pelaksanaan............................................................................. 11
3.4. Pengolahan Data.................................................................................. 12
3.5. Analisis Data........................................................................................ 12
3.6. Batas Istilah Dan Konsep Pengukuran ................................................ 13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... 15


4.1. Keadaan Umum KPTT........................................................................ 15
4.2. Manajemen SDM ................................................................................ 17
4.2.1. Perencanaan............................................................................... 17
4.2.2. Pengorganisasian....................................................................... 17
4.2.3. Pengarahan................................................................................. 21
4.2.4. Pengawasan................................................................................ 22
4.3. Budidaya Sayuran Organik ................................................................. 23
4.3.1. Pembibitan ................................................................................ 23
4.3.2. Pengolahan Lahan ..................................................................... 23
4.3.3. Pindah Tanam............................................................................. 25
4.3.4. Pemeliharaan Tanaman ............................................................. 26
4.3.5. Panen ......................................................................................... 27
4.3.6. Pasca Panen ............................................................................... 27

v
4.3.7. Distribusi ................................................................................... 28
4.4. Curahan Waktu Kerja .......................................................................... 29

BAB V SIMPULAN DAN SARAN........................................................... 32


5.1. Simpulan.............................................................................................. 32
5.2. Saran.................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 33

DAFTAR LAMPIRAN

vi
Nomor Halaman

1. Perhitungan Curahan Waktu Kerja Milik KPTT ................................... 35


2. Bagian Sistem Pekerjaan ....................................................................... 41
3. Kuisioner ............................................................................................... 42
4. Peta Lokasi ............................................................................................ 45
5. Surat Keterangan PKL .......................................................................... 46
6. Dokumentasi ......................................................................................... 47

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Rata-rata Curahan Waktu Kerja Satu Musim Tanam.............................. 30

vii
viii
BAB I

PENDAHULUAN

Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling mendasar bagi manusia,

karena dapat menyediakan pangan yang merupakan kebutuhan pokok. Pertanian

organik adalah sistem budi daya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami

tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Meningkatnya kesadaran masyarakat

akan kebutuhan konsumsi makanan sehat atau makanan organik selalu meningkat

(Suganda, 2010). Kesadaran tentang bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian

bahan kimia sintetis dalam pertanian menjadikan pertanian organik menarik

perhatian baik di tingkat produsen maupun konsumen. Sayuran dari hasil produksi

tanaman organik adalah hasil pertanian yang memenuhi kaidah-kaidah pertanian

organik, yang tidak menggunakan pestisida sintetis, pupuk kimia sintetis, zat

pengatur tumbuh, serta rekayasa genetika, sehingga semua proses pertanian

dilakukan dengan manual dengan memanfaatkan manusia, alam, tumbuhan dan

hewan (Sunarsih, 2008). Kelebihan sayuran organik adalah sayuran yang

mengandung antioksidan lebih dan banyak mengandung zat nutrisi seperti vitamin

c, zat besi, magnesium, fosfor, dan mineral serta phytonutrients yaitu zat gizi

dalam sayuran yang dapat melawan kanker. Lingkungan pertanian sayuran

organik lebih aman dan ramah khususnya terhadap ekosistem lahan pertanian

seperti tanah, udara dan air. Produksi pertanian sangat tergantung pada

pengolahan sumberdaya alam berupa tanah, air dan iklim dengan faktor biologis

tanaman serta faktor produksi lain berupa sumberdaya manusia dan modal.

Kondisi tersebut sangat berpengaruh besar terhadap kondisi di Indonesia karena

1
memiliki latar belakang sebagai negara agraris. Hasil pertanian Indonesia

digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat indonesia dan kegiatan ekspor.

Sawi,

Kursus Pertanian Taman Tani KPTT merupakan perusahaan pertanian dan

training center yang bergerak di berbagai macam komoditas yang berbasis pada

pertanian organik, khususnya sayuran organik. KPTT memiliki kantor terletak di

Kecamatan Sidomukti Kabupaten Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Pembagian

curahan waktu di tenaga kerja yang diselingi oleh siswa merupakan salah satu hal

yang perlu diperhatikan, mengingat banyaknya komoditas pertanian organik yang

dibudidayakan oleh KPTT, serta perbedaan curahan kerja pada usahatani organik

dibanding dengan usahatani non organik. Curahan waktu kerja tani dalam

kegiatan yang produktif banyak tergantung pada faktor sosial ekonomi dan

keadaan keluarga. Faktor-faktor sosial ekonomi yang berpengaruh pada curahan

waktu kerja adalah tingkat umur, jumlah tanggungan keluarga, tingkat upah, luas

lahan, status perkawinan, tingkat pendidikan, dan tingkat pengalaman (Novita,

2012).

Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah untuk menghitung curahan

hari tenaga kerja karyawan di Kursus Pertanian Taman Tani. Manfaat dari Praktek

Kerja Lapangan ini adalah memperoleh pengalaman dan pengetahuan praktek di

lapangan khususnya di bidang Manajemen Ketenagakerjaan di Kursus Pertanian

Taman Tani.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tenaga Kerja

Tenaga kerja, yaitu individu yang sedang mencari atau sudah melakukan

pekerjaan yang menghasilkan barang atau jasa yang sudah memenuhi persyaratan

ataupun batasan usia yang telah ditetapkan oleh UU yang bertujuan untuk

memperoleh hasil atau upah untuk kebutuhan hidup sehari-hari (Wibowo, 2007).

Menurut (UU No.13 tahun 2003 Bab I pasal I ayat 2) tenaga kerja merupakan

setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan

jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Manajemen

dibagi menjadi empat bagian yaitu perencanaan, pengorganisasisan, penggerakan,

dan pengawasan.

Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi

dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem,

anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan (Hani, 2010).

Pengorganisasian (Organizing) merupakan penentuan sumber daya dan kegiatan-

kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi (Fayol, 1985).

Penggerakan (Actuating) adalah pelaksanaan untuk bekerja. Penggerakan

berfungsi untuk merangsang anggota-anggota kelompok melaksanakan tugas-

tugas dengan antusias dan kemauan yang baik. Penggerakan artinya

menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan

kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif

(George, 2003). Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan

3
(leadership). Pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh

secara berdaya guna atau lebih efisien dan berhasil guna sesuai dengan rencana

yang telah ditentukan sebelumnya (Simbolon, 2004).

2.2. Manajemen SDM

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah suatu ilmu atau cara

mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh

individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal

sehingga tercapai tujuan bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi

maksimal. Perencanaan sumber daya manusia adalah kegiatan yang secara

sistematis memprediksi jumlah dan kualitas pekerja yang dibutuhkan oleh suatu

organisasi. Perencanaan sumber daya manusia yang dibutuhkan dapat dilakukan

melalui analisis pekerjaan yang meliputi deskripsi pekerjaan dan spesifikasi

pekerjaan. Deskripsi pekerjaan adalah evaluasi sistematis terhadap tugas-tugas,

lingkungan kerja, alat, bahan, dan perlengkapan yang berkaitan dengan kinerja

suatu pekerjaan, sedangkan spesifikasi pekerjaan adalah merinci keterampilan,

kemampuan, dan pengalaman yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan

secara efektif (Soegoto, 2009). Perencanaan sumber daya manusia dilakukan

untuk mengefektifkan penggunaan sumber daya manusia, menyesuaikan kegiatan

sumber daya manusia dengan tujuan organisasi, dapat mengkoordinasikan

kegiatan kegiatan manajemen sumber daya manusia, dan mengembangkan sistem

manajemen sumber daya manusia (Tangkilisan, 2007).

2.3. Curahan Waktu Tenaga Kerja

4
Curahan waktu tenaga kerja diartikan sebagai jumlah jam kerja yang

dicurahkan oleh petani pemilik lahan baik dalam usahatani maupun luar usahatani.

Tiap tenaga kerja dalam mengalokasikan waktunya untuk berbagai kegiatan

dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor yang ada meliputi usia, jumlah

tanggungan, pengalaman kerja, pengetahuan, keterampilan, lahan dan aset

lainnya, serta jenis kelamin. Pola curahan kerja pada usahatani akan semakin

meningkat dengan semakin bertambahnya umur (Sammy, 1998). Alokasi waktu

kerja merupakan curahan waktu kerja oleh petani dan keluarga dalam kegiatan

produktif baik untuk usahatani padi sawah maupun kegiatan lain, yaitu usahatani

selain padi sawah, usahatani tanaman hortikultura, beternak, buruh tani, dan

kegiatan lain di luar sektor pertanian (Baruwadi, 2006). Pada umumnya, tenaga

kerja pria melakukan pekerjaan yang rata-rata memerlukan tenaga banyak seperti

pembibitan dan pengolahan tanah, sedangkan tenaga kerja wanita hanya

membantu pekerjaan yang ringan seperti penyiangan, penyimpanan dan

pengolahan (Mahdalia, 2008).

Tenaga kerja diukur menurut besarnya curahan kerja dalam suatu

usahatani yaitu sebagai berikut, jumlah jam dan hari kerja total. Untuk

meyetarakan, dilakukan konversi berdasarkan upah di daerah kelompok tani

(Rahim dan Diah, 2008). Ukuran ini menghitung seluruh pencurahan kerja sejak

persiapan sampai panen yang menggunakan inventarisasi jam kerja (1 hari = 7

jam kerja) lalu dijadikan hari kerja total. Jumlah setara pria yaitu jumlah kerja

yang dicurahkan untuk seluruh proses produksi, diukur dengan hari kerja pria. Ini

berarti harus menggunakan ketentuan berdasarkan upah yaitu untuk pria 1 HKP,

5
wanita 0,8 HKP, anak-anak 0,7 HKP, dan ternak 2 HKP. Curahan kerja

dipengaruhi oleh beberapa faktor dari dalam maupun luar keluarganya (Shinta,

2011). Satuan yang sering dipakai dalam perhitungan kebutuhan tenaga keraja

adalah HKO (hari kerja orang) dan JKO (jam kerja orang). Pemakaian HKO ada

kelemahanya karena masing-masing daerah berlainan (1 HKO di daerah B belum

tentu sama dengan 1 HKO di daerah A) bila dihitung jam kerjanya. Sering kali

dijumpai upah borongan yang sulit dihitung, baik HKO maupun JKO-nya.

(Suratiyah, 2009).

2.4. Pertanian Organik

Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan

terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agroekosistem,

keragaman hayati, siklus biologi dan aktifitas biologi tanah secara alami, sehingga

menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan. Oleh

karena itu, pertanian organik merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan

pertanian sistem berkelanjutan dengan menerapkan teknologi atau teknik yang

menyesuaikan agar ekosistem tetap berjalan seperti apa adanya dan tidak

menggangu keseimbangan lingkungan.Sistem pertanian organik menggunakan

bahan secara alami atau menghindari penggunaan pestisida, pupuk kimia, atau

hormon/zat tumbuh kimia. Strategi pertanian organik adalah memindahkan hara

secepatnya dari sisa tanaman, kompos, dan pupuk kandang menjadi biomassa

tanah yang selanjutnya setelah mengalami proses mineralisai akan menjadi hara

dalam larutan tanah. Hal ini tentu berbeda dengan pertanian yang menggunakan

pupuk sintetis yang memberikan unsur hara secara cepat dan langsung dalam

6
bentuk larutan sehingga cepat diserap oleh tanaman dan waktu pemberian yang

sesuai dengan kebutuhan tanaman (Sutanto, 2006). Kompos merupakan hasil dari

pelapukan bahan-bahan berupa dedaunan, jerami, kotoran hewan, dan sampah

kota. Proses dipercepat melalui bantuan manusia. Secara garis besar membuat

kompos berarti merangsang pertumbuhan bakteri (mikroorganisme) untuk

menghancurkan atau menguraikan bahan-bahan yang dikomposkan sehingga

terurai menjadi senyawa lain. Kompos mengandung unsur hara dalam jenis dan

jumlah yang bervariasi tergantung bahan asal, juga menyediakan unsur secara

lambat (slow release) dan dalam jumlah terbatas dan mempunyai fungsi utama

memperbaiki kesuburan dan kesehatan tanah. Kompos dapat memperbaiki sifat

tanah dan lingkungan (Dipoyuwono, 2007). Bahan organik memiliki peranan

penting dalam membentuk kemampuan tanah untuk mendukung tanaman,

sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun, kemampuan tanah dalam

mendukung produktivitas tanaman juga menurun. Bahan organik adalah bagian

dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis yang bersumber

dari sisa tanaman dan binatang yang ada di dalam tanah.

2.5. Tanaman Sawi

Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar

maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang

mirip satu sama lain. Di Indonesia, penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi

hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso,

caisim, atau caisin). Caisim mempunyai nilai ekonomi tinggi setelah kubis crop,

7
kubis bunga dan brokoli (Rukmana, 1994). Daerah penanaman sawi yang cocok

adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas

permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai

ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman sawi tahan terhadap air

hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu

diperhatikan adalah penyiraman secara teratur, namun tanaman ini juga tidak

senang pada air yang menggenang. Tanaman ini cocok bila ditanam pada akhir

musim penghujan. Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur,

banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat

kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6

sampai pH 7 (Nurbaity, 2011).

2.6. Tanaman Kangkung

Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) merupakan sayuran yang bernilai

ekonomi dan persebarannya meluas cukup pesat di daerah Asia Tenggara.

Beberapa negara yang merintis pembudidayaan tanaman kangkung secara intensif

dan komersial adalah Taiwan, Thailand, Filipina, dan Indonesia. Kangkung darat

umumnya dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dan dapat menjadi salah satu

menu di rumah-rumah makan (Rukmana, 1994). Kangkung darat biasanya

ditanam di tempat-tempat yang agak kering, sedangkan kangkung air biasa

ditanam di pinggir-pinggir kolam, rawwa dan lainlain. (Sumaryono, 1984)

Kangkung air (Ipomea aquatic forsk), yang mempunyai daun panjang dengan

8
ujung yang agak tumpul berwarna hijau kelam dan bunganya berwarna

kekuningkuningan atau ungu. Kangkung air memiliki warna bunga putih

kemerah-merahan, ukuran batang dan daun lebih besar dibandingkan dengan

kangkung darat, berbatang hijau dan berbiji sedikit. Buah kangkung memiliki

diameter 7 – 9 mm, halus, berwarna kecoklatan dan berisi 2 – 4 biji (Sunarjono,

2009).

2.7. Tanaman Cabai

Cabai (Capsicum annuum L) merupakan tanaman semusim yang

tumbuhnya tegak dengan batang berkayu dan bercabang serta tergolong

tumbuhan yang menghasilkan biji (spermatophyta) dalam dunia tumbuhan

Plantanum. Berdasarkan pertumbuhan akarnya, cabai keriting mempunyai akar

tunggang yang kuat dan membentuk percabangan ke samping yang disebut akar

serabut. Akar serabut dapat menembus tanah sampai kedalaman 50 cm dan

perkembangan ke samping selebar 45 cm (Setiadi, 2006). Pertumbuhan batang

utama cabai keriting yaitu tegak lurus dan kokoh mencapai tinggi sekitar 30 ‐ 37,5

cm dengan diameter batang antara 1,5 ‐ 3 cm. Batang utama tanaman cabai rawit

berkayu dan berwarna coklat kehijauan serta pembentukan kayu pada batang

utama mulai terjadi mulai umur 30 hari setelah tanam (HST). Panjang buah cabai

rawit dari tangkai hingga ujung buah mencapai 3,7 – 5,3 cm, dan buahnya

berukuran kecil. Biji cabai rawit yang masih muda berwarna kuning, namun

setelah tua berubah warna menjadi coklat. Biji cabai rawit berbentuk pipih

dengan diameter ± 4 mm serta memiliki rasa buah yang pedas dan dapat

mengeluarkan air mata bagi orang yang menciumnya. Cabai rawit memiliki rasa

9
yang pedas karena mengandung capsicol. Tanaman cabai membutuhkan tanah

yang gembur dan banyak mengandung unsur hara serta dapat tumbuh optimal

pada tanah regosol dan andosol dengan pH tanah antara 6 - 7. Untuk menghindari

genangan air pada lahan, Untuk penanaman cabai keriting lebih baik pada lahan

yang agak miring dengan tingkat kemiringan tidak lebih dari 250. Lahan yang

terlalu miring dapat menyebabkan erosi dan hilangnya pupuk, karena tercuci oleh

air hujan (Rahman, 2010).

10
BAB III

METODOLOGI

3.1. Kerangka Pemikiran

KPTT adalah perusahaan pertanian dan training center yang bergerak di

bidang komoditas pertanian organik seperti sawi, cabai, kangkung dan juga

bergerak di bidang pelatihan seperti kursus dan live in. KPTT memiliki karyawan

yang mengerjakan berbagai macam pekerjaan yang juga memiliki waktu serta

curahan kerja yang berbeda-beda. Curahan Kerja yang tepat dapat meningkatkan

efisiensi pada usahatani yang ditinjau dari tenaga kerja. Curahan waktu tenaga

kerja yang baik dapat meningkatkan produktivitas.

3.2. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) akan dilaksanakan selama satu bulan pada

tanggal 7 Januari s/d 10 Febuari 2017 di KPTT Kota Salatiga.

3.3. Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan adalah dengan partisipasi aktif dilapangan yaitu

dengan ikut secara langsung kegiatan yang ada dan melakukan pengamatan

terhadap jam kerja dan curahan waktu kerja pada KPTT yang terletak di

Kecamatan Sidomukti Kabupaten Salatiga. Pengumpulan data dilakukan dengan

dua cara, yaitu dengan wawancara terhadap direktur KPTT dan pengamatan

terhadap jam kerja karyawan KPTT.

11
3.4. Pengolahan Data

Pengumpulan data dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilakukan

dengan dua cara yaitu pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer

berdasarkan wawancara mendalam meliputi curahan waktu tenaga kerja pada

KPTT, observasi dan partisipasi langsung pada kegiatan-kegiatan yang ada di

KPTT. Proses wawancara berdasarkan Kuisioner yang telah di persiapkan terlebih

dahulu. Data sekunder adalah data pendukung dari perusahaan khususnya

keseluruhan mengenai pengelolaan dan manajemen Sumber Daya Manusia,

curahan waktu kerja tenaga kerja, produksi serta data pendukung dari KPTT.

3.5. Analisis Data

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan kuantitatif. Metode

deskriptif yaitu metode yang bertujuan untuk menggambarkan sifat suatu keadaan

atau gejala-gejala yang sedang terjadi pada saat penelitian dilakukan dan

memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu, metode ini dilakukan dengan

survey terhadap jam kerja serta jumlah karyawan yang ada di KPTT, metode ini

digunakan untuk menganalisis curahan waktu kerja tenaga kerja KPTT.


Metode kuantitatif adalah metode yang digunakan apabila kesimpulan-

kesimpulan yang dipakai dapat dibuktikan dengan angka. Rumus-rumus yang

digunakan dalam perhitungan seperti :


Curahan Tenaga Kerja :
Menurut Hartoyo (1981) dalam Putri (2008) dalam data dianalisis dengan

menggunakan rumus berikut :


- JK Total = JO x JK x HK
- HOK = JK Total : JKS

Keterangan :
JK = Jam Kerja (Jam)

12
JO = Jumlah Orang (JO)
HK = Hari Kerja (hari)
JKS = Jam Kerja Standar (7 jam)
HOK = Hari Orang Kerja
HKSP = HOK x Satuan HKSP
Laki-laki = 1 HKP
Wanita = 0,8 HKP
Anak-anak = 0,7 HKP

3.6. Batasan dan Istilah Konsep Pengukuran


1. Curahan waktu tenaga kerja adalah penggunaan tenaga kerja manusia

dalam usahatani padi sawah dengan satuan hari orang kerja (HOK) yang

berasal dari dalam keluarga maupun luar keluarga


2. HOK adalah hari orang kerja, dimana para petani padi sawah bekerja

untuk usaha tani padi sawah


3. HKSP adalah hari kerja setara pria, dimana seluruh tenaga kerja bekerja

sesuai dengan hari kerja pria.


4. Tenaga kerja merupakan salah satu dari unsur-unsur usaha tani yang

memiliki peran penting dalam usahatani.


5. Pengupahan adalah semua pendapatan baik berbentuk uang maupun

barang langsung atau tidak lagsung yang diterima tenaga kerja sebagai

imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.


6. Sayuran organik adalah tanaman sayur yang ditanam oleh KPTT dengan

sistem pertanian organik yang tidak menggunakan insektisida dan

menggunakan pupuk organik.


7. Sawi yang ditanam adalah tanaman Sawi Bakso atau Pakchoy.
8. Cabai yang ditanam adalah tanaman Cabe Rawit.
9. Kangkung yang ditanam adalah tanaman Kangkung Darat.

13
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum KPTT

Kursus Pertanian Taman Tani (KPTT) didirikan pada tanggal 1 September

1965 oleh tiga badan sosial pendidikan serta keagamaan: 1. Ikatan Petani

Pancasila (sosial), 2. IKIP Sanata Dharma (pendidikan) dan 3. Panitia Wali Gereja

Indonesia Sosial (keagamaan). Latar belakang didirikannya KPTT karena pada

Januari 1965 terjadi kemerosotan di segala bidang, kekurangan penerangan dan

penyuluhan mengenai metode dan teknik pertanian, kesulitan-kesulitan dalam hal

pembibitan, pemupukan, pemasaran, kegagalan usaha koperasi dan sengketa-

sengketa politik yang mengacaukan segala usaha pembangunan.

KPTT didirikan untuk mengembangkan sosial-ekonomi masyarakat desa

dan mencari jalan memperbaikinya. KPTT memiliki visi yaitu sebagai lembaga

pendidikan farming modern dan pemberdayaan masyarakat pangan yang tangguh,

inovatif dan berkelanjutan dan misi KPTT yaitu menyelenggarakan pendidikan

farming modern yang memberikan pendidikan dan menyediakan model-

modelnya, karena kualitas pendidikan dan hasil produk-produk di segala bidang

kegiatannya dapat dijadikan inspirasi di bidang pertanian. KPTT berada di Jl.

Mayangsari 2, Karangduwet Kelurahan Kutowinangun, Kecamatan Tingkir,

Salatiga. KPTT memiliki lahan seluas 9,5 Ha terdiri dari 6,9 Ha di Wates dan 2,6

Ha di Karangduwet. Lahan di Desa Wates terdiri dari peternakan babi, perkebunan

lada, dan perkebunan kopi. Lahan di Desa Karangduwet terdiri dari lahan untuk

pembibitan dan budidaya tanaman sayur dan buah organik, dan pengolahan pasca

14
panen. Selain untuk tanaman, lahan karangduwet digunakan untuk kelas kursus

dan asrama. Lahan tersebut berfungsi untuk mendukung program pengembangan

praktik siswa dan usaha pertanian serta peternakan. Kursus Pertanian Taman Tani

berada di bawah Yayasan Taman Tani.

Kursus Pertanian Taman Tani memiliki 28 karyawan yang terdiri dari 12

karyawan tetap, 5 karyawan tidak tetap dan 11 karyawan harian. Kursus Pertanian

Taman Tani bergerak di dua bidang, yaitu pendidikan dan pertanian terpadu. Pada

bidang pertanian terpadu, Kursus Pertanian Taman Tani menjalankan budidaya

sayur dan buah organik dengan komoditas sawi bakso (choysum), cabai,

kangkung, seledri, kubis, buah-buahan seperti pepaya dan tanaman perkebunan

seperti lada dan kopi, sedangkan di bidang peternakan Kursus Pertanian Taman

Tani menjalankan peternakan sapi perah, kambing, ayam, dan kelinci. Pengolahan

pasca panen kopi, lada, dan pala, kursus pertanian, dan pemasaran hasil produksi

juga merupakan kegiatan usaha di Kursus Pertanian Taman Tani Kursus Pertanian

Taman Tani sejak tahun 2003 sudah menghasilkan 1.201 peserta kursus yang

terbagi dalam kursus satu tahun, kursus kilat (1 hingga 3 bulan), dan kursus super

kilat (5 hari hingga 3 minggu). Namun, kursus satu tahun sudah tidak berjalan lagi

sejak 2009 karena peminat yang sedikit. Peserta kursus pada bulan Januari 2017

adalah 41 orang.

15
4.2. Manajemen SDM

4.2.1. Perencanaan

Perencanaan SDM di KPTT dilakukan dengan melihat beberapa aspek

yang ada pada jangka pendek, menengah dan panjang. Pada perencanaan jangka

pendek, direktur merencanakan untuk meningkatkan perbaikan pada manajemen

SDM yaitu seperti pemberian pelatihan serta pengawasan/pengarahan sesuai

kebutuhan. Pelatihan dilaksanakan apabila KPTT membutuhkan suatu

pendalaman dalam bidang yang belum dikuasai atau hanya sekedar ingin

menambah wawasan/pengetahuan. Rencana jangka menengah adalah penambahan

lahan pada daerah kebun atas, dengan menggusur daerah dengan lahan kosong.

Rencana jangka panjang adalah peningkatan gaji karyawan, mengingat gaji yang

diberikan relatif lebih rendah pada umumnya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya

kemampuan KPTT dalam menghasilkan profit yang dapat memenuhi kebutuhan

dan menggaji karyawan secara optimal. Rencana jangka panjang lainnya adalah

meningkatkan kontinuitas dalam pertanian yang ada dan menambah jangkauan

dalam distribusi produk KPTT.

4.2.2. Pengorganisasian

Pengorganisasian dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Struktur organisasi,

perekrutan dan seleksi, dan pengembangan tenaga kerja.

16
Ilustrasi 1. Struktur Organisasi KPTT

DIREKTUR

FA. Sugiarta SJ TATA USAHA


1. Christina Ira P.
2. Cr . Sapta AP.

KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR BIDANG


BIDANG UNIT PRODUKSI SUPERVISI & SARANA
1.PENGAJARAN
B. Herman 1. Dasim
Tjahja SJ 2. Tikno
2. Ir. P. Budi Eko 1. Herman Tjahja SJ
Cahyono

Pada struktur organisasi di KPTT merupakan struktur organisasi garis dan

staf searah. Staf tertinggi dipegang oleh seorang direktur KPTT yaitu Romo FA.

Sugiarta SJ.

1. Direktur
Bertugas dan bertanggung jawab untuk memimpin dan membina

perusahaan secara efektik dan efisien, mengawasi dan membina karyawan,

dan memimpin rapat kerja.


2. Tata usaha
Bagian tata usaha dipegang oleh Christina Ira P. Dan Cr. Sapta AP. Bagian

ini bertugas dan bertanggung jawab dalam menerima nota-nota dari

pemasaran, pembibitan, tanaman hias dan perkebunan, mencatat

pemasukan dan pengeluaran ke dalam buku kas harian.

17
TATA USAHA
Christina Ira P.
1. Christina Ira P.
Cr
2. .Cr
Sapta AP.AP.
. Sapta
3. Koordinator bidang

Koordinator bidang dipegang oleh Romo Herman Tjahja SJ dan Ir. P. Budi

Eko Cahyono. Koordinator bidang bertugas dan bertanggung jawab dalam

mengkoordinasi dan mengawasi semua hal yang berkaitan dengan

pendidikan dan usahatani di KPTT.

4. Koordinator unit produksi

Koordinator unit produksi dipegang oleh Bapak Dasim dan Bapak Tikno,

koordinator unit produksi bertugas dan bertanggung jawab dalam

pengajaran dan produksi semua produk yang ada di KPTT.

5. Koordinator bidang supervisi dan sarana prasarana

Bidang supervisi dipegang oleh Romo Herman Tjahja SJ. Bidang supervisi

bertugas dan bertanggung jawab membantu unit produksi dalam

menjalankan produksi dan menyediakan sarana dan prasarana selama

kegiatan pendidikan dan produksi.

KPTT memiliki Seleksi merupakan proses pemilihan dari sekelompok

pelamar yang paling memenuhi kriteria seleksi untuk posisi yang tersedia di

dalam perusahaan (Simamora, 2009). Sistem Perekrutan dan Seleksi Tenaga Kerja

yang berlangsung di KPTT tidak menyebar lowongan kerja pada publik, sehingga

pelamar kerja mencari dan mendaftarkan diri sendiri secara langsung di KPTT

dengan menyerahkan ijazah dan pas foto. Persyaratan yang paling penting dalam

perekrutan tenaga kerja adalah kecintaan dan niat dalam bidang pertanian,

memiliki pengalaman di sekolah pertanian, selain itu juga diutamakan jika orang

tersebut merupakan alumni KPTT karena unsur kepercayaan yang ada tinggi.

18
Setelah diterima, pegawai yang tidak merupakan alumni KPTT akan menjalankan

program kursus selama 3 bulan agar dapat menyesuaikan diri dengan keadaan di

KPTT. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sedarmayanti (2010) bahwa perusahaan

juga perlu memberikan orientasi atau mengenalkan perusahaan agar karyawan

beradaptasi pada perusahaan tersebut.

KPTT sering melakukan beberapa bentuk pengembangan dan pelatihan

terhadap tenaga kerja, sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan ketrampilan

tenaga kerja yang ada, hal ini sesuai dengan pernyataan Griffin (2004) bahwa

pelatihan tenaga kerja dapat menjadikan pekerjaan karyawan lebih efektif dan

lebih siap untuk pekerjaan pada masa yang akan datang. Pengembangan yang

dilakukan oleh KPTT berupa pelatihan oleh salah satu professor Teknik Kimia di

Universitas Diponegoro yang ahli dalam bidang pertanian, terutama

pengembangan terhadap tanaman yang bernama Prof. Joko. Beliau telah

mengunjungi dan mengenalkan beberapa teknik dan cara penanaman baru di

KPTT seperti peningkatan efektivitas komoditas jamur dengan penggunaan bahan

log yang tepat. KPTT juga memberi pengembangan yang dilakukan pada

karyawan sejak awal, jika karyawan tersebut merupakan karyawan yang baru di

KPTT, maka akan diberikan program kursus selama 3 bulan agar dapat

menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Pengembangan juga

dilakukan oleh direktur KPTT secara lisan, yaitu dengan rapat koordinasi yang

diadakan pada tanggal 20 setiap bulan, rapat koordinasi ini meliputi kegiatan

pengawasan serta pengembangan karyawan seperti evaluasi terhadap kinerja yang

telah dilakukan, dan mengatasi kendala yang dihadapi selama ini. KPTT juga

19
telah mendatangkan penyuluh dari kementrian pertanian, salah satunya untuk

mengenalkan cara pembuatan pupuk yang baru agar pembudidayaan tanaman

lebih efektif dengan melibatkan partisipasi aktif dari karyawan KPTT, hal ini

sesuai dengan pernyataan Hardjana (2012) yang menyatakan bahwa

pengembangan tenaga kerja bertujuan untuk meningkatkan kinerja pada lembaga

maupun masing-masing pekerja yang terlibat serta meningkatkan efektivitas.

4.2.3. Pengarahan

Bentuk dari motivasi yang diberikan di KPTT adalah pemberian nasehat

atau motivasi secara langsung oleh pengawas yaitu Romo Herman serta Pak

Dasim. Motivasi yang diberikan umumnya berupa motivasi yang berhubungan

dengan kecintaan terhadap pertanian, agar lebih semangat dalam bekerja. Motivasi

yang diberikan juga sering berhubungan dengan karakter, berhubungan dengan

peran romo yang juga harus dapat mengembangkan karakter dari karyawan yang

ada di KPTT. Motivasi diberikan secara insidental (secara langsung pada

pemberian tugas) atau pada waktu rapat/koordinasi bulanan setiap tanggal 20.

KPTT juga memberikan motivasi dalam bentuk promosi, yaitu dengan melihat

dari segi kinerja karyawan. Kompensasi yang diberikan pada karyawan KPTT

adalah kompensasi cuti hari besar seperti pada idul fitri, tahun baru dan natal.

Karyawan juga diberikan kesempatan untuk cuti sebanyak 15 hari.

20
4.2.4. Pengawasan

Sistem pengawasan di KPTT dilakukan oleh ketiga koordinator masing-

masing bagian yang ada, yaitu bagian produksi, toko, dan edukasi. Dalam hal ini,

pelaksanaan penilaian dilakukan oleh Pak Dasim dan Pak Tikno, Pak Dasim

memberi pengawasan dan penilaian terhadap bagian produksi yang ada di kebun

atas dan kebun bawah, sedangkan Pak Tikno memberikan pengawasan dan

penilaian terhadap karyawan yang ada di kebun wates. Kedua koordinator tersebut

memberikan penilaian evaluasi secara langsung terhadap karyawan yang ada di

masing-masing bagian agar dapat menjadikan karyawan lebih disiplin dan lebih

giat serta lebih aktif, hal ini sesuai dengan pernyataan Budihardjo (2015) yang

menyatakan bahwa penilaian kinerja dapat memacu karyawan dalam

menyelesaikan target kerja, kedisiplinan dalam bekerja, sikap loyal terhadap

perusahaan, keaktifan dalam mendorong suasana yang saling membantu di

lingkungan kerja. Selain itu, pengawasan juga dilakukan secara langsung oleh

koordinator bidang supervisi. Pengawasan yang berlangsung di KPTT pada

umumnya cenderung mengarah ke bentuk pengawasan preventif, dimana romo

atau ketua bagian memberi bimbingan atau arahan sebelum mengerjakan suatu

pekerjaan atau kegiatan.

21
4.3. Budidaya Sayuran Organik

4.3.1. Pembibitan

Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan, langkah awal dalam budidaya

pada sayuran organik adalah penyiapan benih (penyemaian). Bibit yang

digunakan adalah varietas Sawi Bakso yang menggunakan Known You Seed,

sedangkan bibit cabai yang digunakan adalah varietas cabai rawit yang

menggunakan Chia Tai Seed, dan benih kangkung yang digunakan adalah varietas

kangkung darat yang menggunakan Garuda Seed. Bibit yang digunakan didapat

dari toko-toko bibit tanaman yang ada di Salatiga. Penyemaian dilakukan pada

media plastik yang sudah diberi campuran antara tanah dan pupuk kandang

perbandingan 2:1, lalu memasukkan benih yang sudah direndam air hangat

terlebih dahulu. Lalu, benih disemai dengan menggunakan campuran tanah dan

pupuk kandang yang dimasukan kedalam plastik kecil dengan 1 benih tiap plastik.

Campuran tanah dan pupuk kandang yang digunakan berasal dari KPTT sendiri,

dengan pupuk kandang dari ternak sapi perah pada Karangduwet. Bibit tanaman

sawi dapat ditanam setelah berumur 3 minggu, bibit tanaman cabe dapat ditanam

setelah berumur 2 minggu, dan bibit tanaman kangkung dapat ditanam setelah

berumur 1 minggu.

4.3.2. Pengolahan Lahan

Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan, pengolahan tanah di KPTT

dilakukan dengan penggemburan dan pembuatan bedengan. Tahap pertama yaitu

22
penggemburan dengan pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan

sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia

tanah yang dapat menambah kesuburan lahan yang digunakan. Tanah yang

digemburkan dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang

tumbuh, dan bebas naungan karena tanaman sawi membutuhkan cahaya matahari.

Kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm lalu diberi pupuk

kandang sebanyak 10 ton/ha, pupuk kandang diberikan saat penggemburan

bertujuan agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang digunakan.

Persiapan lahan cabe dilakukan dengan pembuatan bedengan terlebih

dahulu, bedengan dibuat setelah tanah dicangkul dan diberi pupuk dasar yaitu

pupuk kandang 10 ton/ha. Panjang bedengan sekitar 5 - 15 cm tergantung keadaan

lahan, tinggi bedengan sekitar 20 - 30 cm, jarak antar bedengan sekitar 40 - 50 cm

tergantung pada lahan. Jarak tanam pada tanaman cabai keriting adalah 40×60 cm.

Sedangkan lubang tanam dibuat dengan cara ditugal. Selanjutnya adalah

pemberian mulsa, yaitu dengan mulsa plastik hitam perak.

Persiapan lahan pada tanaman kangkung dilakukan dengan pengolahan

tanah. Tanah diolah dengan dicangkul agar gembur kemudian buat bedengan

dengan lebar 1 meter dan panjang menyesuaikan dengan petak lahan. Jarak antar

bedengan 30-40 cm, fungsinya sebagai saluran drainase dan jalan untuk

pemeliharaan dan pemanenan. Selanjutnya yaitu pemberian pupuk kandang, yaitu

sejumlah 20 ton/ha. Kemudian lahan di diamkan selama 2-3 hari.

23
4.3.3. Pindah Tanam

Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan, proses pindah tanam pada

sayuran organik dilakukan pada pagi hari. Tanaman sawi sendok dipindahkan ke

lahan setelah berumur 3 minggu. Lalu pada lahan dibuat lubang tanam dengan

menggunakan batang pohon yang sudah ditajamkan ujungnya sedalam 6 cm,

kemudian ditutup dengan tanah. Kebutuhan sawi adalah 20 gr/bedengan, dimana

bedengan sawi yang dimiliki KPTT sejumlah 30 bedeng. Jarak tanam yang

digunakan untuk sawi adalah 40 x 40 cm. Tanaman sawi di KPTT di tanam

sepanjang tahun, kecuali pada bulan Juni, Juli, dan Oktober. Proses pindah tanam

pada tanaman cabe dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menghindari terik

matahari, tanaman cabe dapat dipindahkan ke lahan setelah berumur 2 minggu.

Kebutuhan sawi adalah 200 benih/bedengan, dimana bedengan cabe yang dimiliki

KPTT sejumlah 3 bedeng. Jarak tanam yang digunakan untuk cabe adalah 50 – 60

cm jarak antar lubang dan 60 – 70 cm untuk jarak antar barisan, dengan lubang

sedalam 8 cm. Tanaman cabe di KPTT di tanam sepanjang tahun, kecuali pada

bulan Februari, Maret, November, dan Desember. Sedangkan proses pindah tanam

pada tanaman kangkung dilakukan pada pagi atau sore hari, tanaman kangkung

dapat dipindah ke lahan setelah berumur 1 minggu. Kebutuhan kangkung adalah

200 benih/bedengan, dimana bedengan kangkung yang dimiliki KPTT sejumlah

10 bedeng. Jarak tanam yang digunakan untuk kangkung adalah 20 cm x 10 cm,

dengan lubang sedalam 2 – 3 cm. Tanaman kangkung di KPTT di tanam selama

bulan Agustus hingga bulan Oktober.

24
4.3.4. Pemeliharaan Tanaman

Tahap-tahap pemeliharaan tanaman sayuran organik meliputi penyiraman,

pemupukan, dan penyiangan. Penyiraman tanaman sawi dilakukan 1 kali pada

pagi hari, karena KPTT terletak pada daerah yang curah hujannya relatif tinggi.

Penyiraman tanaman cabe dilakukan 1 kali sehari pada sore hari, dan penyiraman

tanaman kangkung dilakukan 1 kali sehari pada pagi atau sore hari. Pada

umumnya, tanaman diberikan penyemprotan sebagai insektisida untuk mencegah

serangan hama, namun KPTT tidak melakukan hal tersebut karena KPTT sendiri

menerapkan sistem pertanian organik yang tidak menggunakan insektisida. Hama

yang menyerang pada umumnya hanyalah anjing di sekitar yang kerap menginjak

tanaman, sehingga karyawan KPTT sering mengusir anjing peliharaan tersebut

jika terlihat menginjak tanaman yang sedang tumbuh.


Pemupukan lanjutan pada tanaman sawi, kangkung, dan cabe dilakukan

setelah tanaman berumur 2 minggu, pupuk yang digunakan adalah pupuk organik

cair biogas dengan dosis 2 tutup botol per 10 liter air. Penyiangan pada tanaman

sawi dilakukan dengan cara mencabut gulma yang ada di sekitar tanaman,

penyiangan pada sawi dilakukan 3 minggu setelah penanaman, atau jika gulma

yang tumbuh sudah terlalu banyak. Penyiangan pada tanaman cabe dilakukan

dengan cara mencabut gulma-gulma yang ada di sekitar lahan, penyiangan

dilakukan 25-30 hari setelah penanaman atau jika gulma yang tumbuh sudah

terlalu banyak. Penyiangan dilakukan agar tidak ada gulma yang mengganggu di

sekitar tanaman, sehingga tanaman tidak mengalami kompetisi dalam perebutan

sumber hara.

25
4.3.5. Panen

Panen pada tanaman sawi dan kangkung dilakukan dengan cara mencabut

seluruh tanaman beserta akarnya dengan menggunakan sabit atau pisau yang

tajam, sawi dapat dipanen sekali setelah 45 hari ditanam, sedangkan kangkung

dapat dipanen sekali setelah berumur 27-30 hari. Rata-rata hasil produksi tanaman

sawi untuk luas lahan 400 m2 sebesar 70 kg, sedangkan sawi di KPTT dihargai Rp

6.000 per kg. Rata-rata hasil produksi kangkung untuk luas lahan sebesar 300 m2

24 kg, sedangkan kangkung di KPTT dihargai Rp 3.000/ikat (1 ikat ½ kg). Panen

pada tanaman cabe dilakukan dengan mencabut cabe yang sudah siap tanam

dengan menggunakan tangan. Tanaman cabe dapat dipanen setelah 3 bulan

ditanam, dengan melihat fisik cabe yang berwarna merah dan siap untuk dipanen.

Rata-rata hasil produksi tanaman cabe untuk 3 bedeng sebesar 5 kg, sedangkan

cabe dihargai Rp 40.000/kg.

4.3.6. Pasca Panen

Sayuran organik yang ada di KPTT melewati beberapa proses pasca panen

agar dapat menjaga kualitas produk. Pada umumya, sayuran seperti kangkung dan

sawi dibersihkan terlebih dahulu dan dipotong beberapa bagian yang sudah busuk

atau rusak jika ada, dan terakhir sayuran tersebut ditimbang. Proses pembersihan

adalah proses dimana sayuran dibersihkan dari kotoran yang ada setelah dipanen,

seperti ulat dan kotoran dari tanah, selanjutnya adalah pemotongan atau

pemangkasan pada bagian yang sudah rusak atau tidak digunakan. Proses yang

terakhir adalah penimbangan jumlah hasil panen, panen yang didapat dicatat

setelah ditimbang lalu dimasukkan wadah untuk masing-masing sayuran. Semua

26
hasil panen yang ada di KPTT disimpan di toko kecuali beberapa tanaman yang

membutuhkan proses lebih lanjut seperti kopi dan lada untuk penggilingan.

4.3.7. Distribusi

Pendistribusian sayuran organik yang ada di KPTT dilakukan dengan

mendistribusikan pada beberapa konsumen secara langsung yang ada di beberapa

daerah. Harga yang ditetapkan pada konsumen-konsumen tersebut sama dengan

harga yang dijual di toko. KPTT tidak mendistribusikan hasil sayuran tersebut ke

pasar karena produksi yang relatif rendah, melainkan menjual hasil sawi dan cabe

pada toko umumnya dan dibeli oleh warga sekitar, atau bahkan digunakan untuk

konsumsi di dapur untuk memasak, melainkan dengan produk tanaman keras

seperti kopi, lada, dan tanaman jamur yang sering didistribusikan ke pasar-pasar

yang ada di semarang dan dijual secara langsung, atau didistribusikan ke beberapa

restoran yang menjual jamur. Pendistribusian tanaman-tanaman di KPTT

dilakukan oleh wakul direktur KPTT yaitu Romo Herman, dengan menggunakan

mobil pribadi. KPTT juga menjual pupuk biogas olahan sendiri yang juga sering

diminati oleh warga sekitar untuk menanam di lahan sendiri. Bibit dan benih

beberapa jenis sayuran dan buah (seperti jeruk dan cabe) juga dijual di pembibitan

KPTT dan sering kali dibeli oleh warga-warga, terutama bibit cabe yang

mengalami lonjakan harga pada waktu itu.

4.4. Curahan Waktu Kerja

27
Kegiatan usahatani tanaman organik di KPTT dilakukan selama satu kali

musim tanam. Kegiatan tersebut meliputi pengolahan lahan, pindah tanam,

penyiangan, penyiraman, pemupukan, panen, dan pasca panen. Satuan yang

digunakan adalah jam/hari, kemudian diubah menjadi satuan HKSP. Perhitungan

curahan waktu kerja buruh tani sayuran organik dilakukan pada satu kali periode

musim tanam. Curahan waktu kerja tanaman organik, dapat dilihat lebih rinci

pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata Curahan Waktu Kerja per Musim Tanam

No Kegiatan Waktu Kerja (HKSP) Total


Laki-laki Wanita
Tenaga HKP Tenaga HKP
Kerja Kerja
1. Pembibitan 2 2 - - 2
2. Pengolahan Lahan 2 0,57 - - 0,57
3. Pindah Tanam 3 2,14 - - 2,14
4. Penyiangan 2 0,57 - - 0,57
5. Penyiraman 2 0,28 - - 0,28
6. Pemupukan 2 0,57 - - 0,57
7. Panen 2 0,57 - - 0,57
8. Pasca panen 1 0,28 2 0,45 0,73
9. Distribusi 1 0,43 - - 0,43
Jumlah 17 7,41 2 0,45 7,86

Berdasarkan tabel 1, diperoleh total waktu curahan waktu kerja 7,86

HKSP. Satu kali musim tanam sayuran, pada kegiatan pengolahan lahan

menggunakan tenaga kerja sebanyak 2 tenaga kerja pria. Waktu yang dibutuhkan

untuk mengolah tanah dari jam 07.00 WIB – 09.00 WIB. Curahan waktu tenaga

kerjanya yaitu 0,57 HKSP. Pada kegiatan pindah tanam ini menggunakan tenaga

kerja sebanyak 3 tenaga kerja pria. Waktu yang dibutuhkan untuk pindah tanam

dari jam 07.00 WIB – 12.00 WIB. Curahan waktu kerja diperoleh sebesar 2,14

28
HKSP. Pada kegiatan penyiangan menggunakan tenaga kerja sebanyak 2 orang

tenaga kerja pria. Waktu yang dibutuhkan untuk penyiraman dari jam 10.00 WIB

– 12.00 WIB. Curahan waktu kerja pada kegiatan penyiraman yaitu sebesar 0,57

HKSP.

Pada kegiatan penyiraman menggunakan 2 orang tenaga kerja pria dan

waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penyiangan dari jam 15.00 WIB – 16.00

WIB. Curahan waktu kerja untuk kegiatan penyiangan yaitu 0,28 HKSP. Pada

kegiatan pemupukan menggunakan tenaga kerja sebanyak 2 orang pria dengan

waktu yang dibutuhkan mulai dari jam 08.00 WIB – 10.00 WIB. Total curahan

waktu kerja yang dilakukan untuk pengendalian hama dan penyakit yaitu 0,57

HKSP. Pada kegiatan pemanenan menggunakan tenaga kerja sebanyak 2 orang

pria, waktu yang dibutuhkan mulai dari jam 08.00 WIB – 10.00 WIB. Curahan

waktu kerja pada kegiatan panen yaitu sebesar 0,57 HKSP. Dan kegiatan pasca

panen menggunakan tenaga kerja sebanyak 1 orang pria dan 2 orang wanita

dengan waktu yang dibtuhkan dari jam 13.00 WIB – 15.00 WIB. Curahan waktu

kerja pada kegiatan distribusi yaitu sebesar 0,73 HKSP.

Kegiatan yang paling banyak memakan waktu adalah pindah tanam, yaitu

sebesar 2,14 HKSP. Luas lahan yang dipakai petani berdasarkan perhitungan

yaitu seluas 700 meter. Kegiatan pindah tanam memakan waktu paling banyak,

hal ini disebabkan oleh lahan yang luas dan sedikitnya tenaga kerja yang dapat

melakukan kegiatan tanam, yaitu memindahkan tanaman dari kebun atas hingga

kebun bawah, dan banyaknya tanaman yang harus dipindah tanamkan. Kegiatan

29
usahatani yang paling sedikit memakan waktu adalah penyiraman, yaitu sebesar

0,28 HKSP. Hal ini kegiatan tidak memakan waktu yang lama.

Pada kegiatan pemeliharaan tanaman (penyiangan, penyiraman dan

pemupukan), karyawan yang melakukan kegiatan tersebut merupakan karyawan

yang sama yang mengerjakan ketiga kegiatan tersebut secara berturut-turut. Total

keseluruhan curahan waktu kerja sebesar 7,86 HKSP berdasarkan luas lahan 700

meter dikatakan baik karena jam kerja yang dicurahkan tersebut cukup banyak

namun tenaga kerja yang sedikit untuk 1 kali masa tanam. Curahan waktu kerja

tenaga kerja pria dalam 1 kali musim tanam yaitu 7,41 HKSP. Total curahan

waktu kerja tenaga kerja wanita selama usahatani brokoli 1 kali musim tanam

yaitu 0,45 HKSP. Hal ini menunjukan bahwa partisipasi wanita dalam kegiatan

usahatani kurang sebanding dengan laki-laki, hal ini disebabkan karena kurangnya

tenaga kerja wanita yang bekerja di lahan, melainkan kebanyakn tenaga kerja

wanita yang ada di KPTT bekerja pada bagian administrasi dan bagian dapur.

30
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang dilaksanakan dapat diketahui

bahwa Total curahan waktu kerja seluruhnya yaitu 7,86 HKSP. Penggunaan tenaga

kerja pria sebesar 7,41 HKSP dan penggunaan tenaga kerja wanita sebesar 0,45

HKSP (Dengan 2 orang yang melakukan pekerjaan yang sama pada penyiangan,

penyiraman dan pemupukan). Curahan kerja sebanyak 7,86 HKSP pada luas

tanam 700 meter merupakan curahan kerja yang ideal, namun kurang dapat

memanfaatkan tenaga kerja wanita.

5.2. Saran

Curahan tenaga kerja di KPTT masih kurang baik, hal ini disebabkan oleh

sedikitnya tenaga kerja pada lahan yang sangat luas, dan kurangnya tenaga kerja

wanita yang seharusnya dapat membantu, alangkah baiknya jika KPTT dapat

menambah tenaga kerja agar dapat meningkatkan total HKSP yang lebih sesuai

dengan luas lahan. Namun, pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan KPTT telah

sesuai dengan seharusnya dikerjakan secara tepat.

DAFTAR PUSTAKA

31
Budiharjo, M. 2015. Panduan Praktis Penilaian Kinerja Karyawan. Penebar
Swadaya, Jakarta.

Fayol, Henry, Industri dan Manajemen Umum, Terj. Winardi, London: Sir
Issac and Son, 1985.

Hariadi, Doni. 2012. Pengaruh produk, promosi dan distribusi terhadap keputusan
pembelian konsumen pada produk projector microvision. J. Ilmu dan
Riset Manajemen. 1 (8): 1-21.
Mahdalia, Ayu. 2008. Kontribusi Curahan Waktu Kerja Perempuan Terhadap Total
Curahan Waktu Kerja pada Usaha Peternakan Sapi Potong di Perdesaan.
Skripsi. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Nurbaity, Anne dan Oviyanti, Mulyani. 2011. Efektivitas Arang Sekam Sebagai
Bahan Pembawa Pupuk Hayati Mikoriza Arbuskula Pada Produksi
Sorgum. Jurnal Agrinimal. Vol. 6 (1):1-6.

Rahman, S. 2010. Meraup Untung Bertanam Cabai Rawit dengan Polybag. Lily
Publisher. Yogyakarta.

Rukmana, R. 1994. Bertanam Kangkung. Kanisius Yogyakarta.

Rukmana, R. 1994. Bertanam Petsai dan Sawi. Kanisius. Yogyakarta.

Sammy, S. 1998. Curahan Kerja, Penyerapan Tenaga Kerja, Pendapatan dan


Pengeluaran Rumahtangga Pengusaha Industri Kecil Tempe dan Tahu di
dua Desa Kodua Lampung. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sedarmayanti. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan


Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung, Refika Aditama.

Setiadi, 2006. Jenis dan Budidaya Cabai Keriting. Penebar Swadaya : Jakarta.

Suganda, Tarkus. 2010. Manfaat Pertanian bagi Kehidupan Manusia. Universitas


Padjajaran, Bandung.

Sunarjono, H. 2003. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sutanto, Rachman. 2006. Pertanian Organik. Kanisius, Jogjakarta.

Suratiyah, K. 2009. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta.

Simbolon, Maringan Masry. 2004. Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen.


Penerbit Ghalia Indonesia: Jakarta.

Tjiptono, Fandy. 2004. Pemasaran Jasa. Bayu Media, Malang.

32
Wibowo, S. 2007. Pedoman Mengelola Peusahaan Kecil. Penebar Swadaya.
Bogor.

33
LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan Curahan Waktu Kerja Milik KPTT

Curahan Tenaga Kerja

- JK Total = JO x JK x HK
- HOK = JK Total : JKS

Keterangan =

JK = Jam Kerja (Jam)

JO = Jumlah Orang (JO)

HK = Hari Kerja (hari)

JKS = Jam Kerja Standar (7 jam)

HOK = Hari Orang Kerja

HKSP = HOK x Satuan HKSP

Laki-laki = 1 HKP

Wanita = 0,8 HKP

Anak-anak = 0,7 HKP

a. Mengolah Tanah

JK Total Pria = JO x JK x HK
=2x2x1
= 4 jam
HOK = JK Total : JKS
= 4 jam : 7 jam
= 0,57

Lampiran 1 (Lanjutan).

34
HKSP = HOK x Satuan HKSP
= 0,57 x 1
= 0,57 HKSP.

b. Pindah Tanam

JK Total Pria = JO x JK x HK
=3x5x1
= 15 jam
HOK = JK Total : JKS
= 15 jam : 7 jam
= 2,14
HKSP = HOK x Satuan HKSP
= 2,14 x 1
= 2,14 HKSP.

c. Penyiangan

JK Total Pria = JO x JK x HK

=2x2x1

= 4 jam

HOK = JK Total : JKS

= 2 jam : 7 jam

= 0,57

HKSP = HOK x Satuan HKSP

= 0,57 x 1 HKP

= 0,57 HKSP.

Lampiran 1 (Lanjutan).

35
d. Penyiraman

JK Total Pria = JO x JK x HK

=2x1x1

= 2 jam

HOK = JK Total : JKS

= 2 jam : 7 jam

= 0,28

HKSP = HOK x Satuan HKSP

= 0,28 x 1 HKP

= 0,28 HKSP

e. Pemupukan

JK Total Pria = JO x JK x HK

=2x2x1

= 4 jam

HOK = JK Total : JKS

= 2 jam : 7 jam

= 0,57

HKSP = HOK x Satuan HKSP

= 0,57 x 1 HKP

= 0,57 HKSP.

Lampiran 1 (Lanjutan).

36
f. Panen

JK Total Pria = JO x JK x HK

=2x2x1

= 4 jam

HOK = JK Total : JKS

= 4 jam : 7 jam

= 0,57

HKSP = HOK x Satuan HKSP

= 0,57 x 1 HKP

= 0,57 HKSP.

g. Pasca Panen

JK Total Wanita = JO x JK x HK

=2x2x1

= 4 jam

HOK = JK Total : JKS

= 4 jam : 7 jam

= 0,57

HKSP = HOK x Satuan HKSP

= 0,57 x 0,8 HKP

= 0, 45 HKSP.

Lampiran 1 (Lanjutan).

37
JK Total Pria = JO x JK x HK

=1x2x1

= 2 jam

HOK = JK Total : JKS

= 2 jam : 7 jam

= 0,28

HKSP = HOK x Satuan HKSP

= 0,28 x 1 HKP

= 0,28 HKSP.

h. Distribusi

JK Total Pria = JO x JK x HK

=1x3x1

= 3 jam

HOK = JK Total : JKS

= 3 jam : 7 jam

= 0,42

HKSP = HOK x Satuan HKSP

= 0,43 x 1 HKP

= 0,43 HKSP

i. Pembibitan

JK Total Pria = JO x JK x HK

=2x7x1

= 14 jam

38
HOK = JK Total : JKS

= 14 jam : 7 jam

=2

HKSP = HOK x Satuan HKSP

= 2 x 1 HKP

= 2 HKSP

39
Lampiran 2. Bagian Sistem Pekerjaan KPTT
No Jadwal Kegiatan Jam Kerja Tenaga kerja
1. Pembibitan 07.00 WIB – 14.00 WIB 2 Pria
2. Mengolah Tanah 07.00 WIB – 09.00 WIB, 2 Pria
3. Pindah Tanam 07.00 WIB – 12.00 WIB 3 Pria
4. Penyiangan 10.00 WIB – 12.00 WIB 2 Pria
5. Penyiraman 13.00 WIB – 14.00 WIB 2 Pria
6. Pemupukan 08.00 WIB – 10.00 WIB 2 Pria
7. Panen 08.00 WIB – 12.00 WIB 2 Pria
8. Pasca Panen 13.00 WIB – 15.00 WIB 1 Pria, 2 Wanita
9. Distribusi 11.00 WIB – 14.00 WIB 2 Pria
.

40
Lampiran 3. Kuisioner

A. Kuisioner Untuk Perusahaan


1. Identitas Perusahaan
a. Nama perusahaan : ..........................................................
b. Nama pimpinan perusahaan : ..........................................................
c. Bentuk badan hukum : ..........................................................
d. Jenis perusahaan : ..........................................................
e. Alamat perusahaan : ..........................................................
f. Surat Ijin Usaha : ..........................................................

2. Keadaan Umum Perusahaan


a. Sejarah Berdiri Perusahaan
 Berdiri tanggal : ..........................................................
 Pendiri perusahaan : ..........................................................
 Latar belakang : ..........................................................
b. Luas Area Perusahaan
 Luas lahan : ..........................................................
 Luas bangunan : ..........................................................
c. Kepemilikan Perusahaan
 Perusahaan milik : ..........................................................

3. Kegiatan Perusahaan
a. Hasil utama : ..........................................................
b. Hasil sampingan : ..........................................................
c. Tata laksana produksi
 Jumlah : ..........................................................
 Produksi /hari : .........................................................
 Bahan yang digunakan : ..........................................................
 Pemasaran Produk : ..........................................................
a. Produk : ..........................................................
b. Price : .........................................................
c. Place : .........................................................
d. Promotion : .........................................................

4. Curahan Waktu Tenaga Kerja

a. Klasifikasi tenaga kerja


 Struktur organisasi : ..........................................................
 Tugas, wewenang, dan tanggungjawab
(Job Description) : ..........................................................
 Jumlah tenaga kerja
o Keseluruhan : .... orang

41
o Bagian ................ : .... orang
o Bagian ................ : .... orang
o Bagian ................ : .... orang
 Jabatan : ..........................................................
 Umur : ..........................................................
o 20 – 30 Tahun : ..........................................................
o 31 – 40 Tahun : ..........................................................
o 41 – 50 Tahun : ..........................................................
o > 50 Tahun : ..........................................................

 Lama Bekerja
( Masa Pensiun ) : ..........................................................
 Jam kerja / hari : .... jam/hari
 Tenaga kerja tetap : .... orang
 Tenaga kerja kontrak : .... orang
 Berdasarkan jenis kelamin
o L : .... orang
o P : .... orang

 Berdasarkan tingkat pendidikan


o SD :.... orang
o SMP : .... orang
o SMA / SMK / STM : .... orang
o S-1 : .... orang
o S-2 : .... orang
o S-3 : .... orang

b. Curahan Kerja
 Tanaman Sayuran : .......................................
 Lama masa panen : ..... Hari
 Luas Lahan : ..... Hektar
 Pembibitan : ..... Orang
 Jam kerja / hari : ..... Jam/hari
 Pengolahan Lahan : ..... Orang
 Jam kerja / hari : ..... Jam/hari
 Pemeliharaan Tanaman : ..... Orang
 Jam kerja / hari : ..... Jam/hari
 Panen : ..... Orang
 Jam kerja / hari : ..... Jam/hari
 Pasca Panen : ..... Orang
 Jam kerja / hari : ..... Jam/hari
 Distribusi : ..... Orang
 Jam kerja / hari : ..... Jam/hari

42
43
Lampiran 4. Peta Lokasi

44
Lampiran 5. Surat Keterangan PKL

45
Lampiran 6. Dokumentasi

Pindah Tanam
Pengolahan Tanah

Penyiangan
Pemupukan

46
Foto Bersama Direktur KPTT

47

Anda mungkin juga menyukai