Anda di halaman 1dari 25

MODUL PRAKTIKUM

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
PRAKTIKUM I
TEKNOLOGI PENGOLAHAN DENGAN SUHU TINGGI
(PEMBUATAN SAUS TOMAT)

I. Pendahuluan
Dalam proses pengolahan pangan dengan menggunakan panas, kita
selalu dihadapkan dalam dua pilihan yang bertentangan, yaitu semakin
tinggi suhu maka populasi mikroba akan semakin menurun, tetapi semakin
tinggi suhu juga dapat menyebabkan kerusakan zat gizi yang semakin
meningkat. Oleh karena itu kita perlu menentukan suhu dan waktu yang
tepat yang disebut optimasi proses.
Tujuan penggunaan panas selain untuk proses pengolahan bahan
pangan yaitu untuk menghasilkan produk pangan olahan, juga untuk
menghilangkan atau mengurangi aktifitas biologis yang tidak diinginkan
dalam bahan pangan, seperti aktifitas mikroba dan enzim sehingga masa
simpan bahan dapat diperpanjang. Pemanasan bahan pangan dapat
dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu blanching, pasteurisasi dan sterlisasi.
Blanching adalah pemanasan awal dengan suhu lebih kecil dari
100oC selama kurang lebih 10 menit. Blanching bertujuan untuk
menghilangkan bau, lendir dan menginaktifkan enzim. Pasteurisasi adalah
o
pemanasan pada suhu lebih kecil atau sama dengan 100 C pada selang
waktu tertentu (tergantung jenis bahan). Pasteurisasi bertujuan untuk
membunuh sel-sel vegetatif dan patogen. Sterilisasi adalah pemanasan pada
o
suhu di atas 100 C dalam waktu yang relatif lama sehingga mikroba mati.
Sterilisasi bertujuan untuk membunuh mikroba patogen dan spora
pembusuk. Sterilisasi dikelompokkan menjadi 2 yaitu: sterilisasi
murni/sempurna dan sterilisasi komersial.
Saos tomat merupakan sejenis bumbu penyedap makanan, berbentuk
pasta dan umumnya mempunyai warna merah. Tomat merupakan sayuran
buah yang memiliki kandungan vitamin C yang cukup tinggi dibandingkan
sayuran lainnya. Saos tomat dibuat dari campuran buah tomat dan
bumbu-bumbu. Walaupun mengandung air dalam jumlah besar, saos tomat
mempunyai masa simpan panjang karena mengandung asam, gula, garam
yang merupakan bahan pengawet alami.

II. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui proses pembuatan saos tomat.


2. Untuk mengetahui proses blanching dan sterilisasi pada pembuatan saus
tomat.

III. Metode Praktikum

A. Bahan dan Alat


Alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Kompor
2) Panci
3) Blender
4) Baskom
5) Sendok
6) Timbangan
7) Saringan
8) Pisau
9) Botol kaca / gelas jar 1 buah
(botol kaca bekas selai, bekas minuman You C100)

Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:


1) Tomat segar 5 buah ukuran sedang
2) Gula pasir 50 gram (3 sendok makan)
3) Cuka putih ½ sendok makan
4) Garam 1 sendok teh /secukupnya
B. Prosedur Praktikum
 Proses sterilisasi botol kaca tempat saus tomat adalah sebagai berikut:
1) Cuci bersih botol kaca dan penutupnya dengan menggunakan
sabun, lalu tiriskan sampai kering.
2) Masak air mendidih dalam panci besar.
3) Masukkan botol kaca dalam air mendidih dan panaskan selama 15
menit.
4) Lakukan hal yang sama untuk penutup botol terbuat dari besi, ke
dalam panci yang berbeda.
5) Angkat perlahan dan tempatkan diatas tempat/kain yang bersih,
jangan di lap kembali.
6) Segera gunakan botol yang telah kering dan steril, untuk mencegah
terkontaminasi dengan bahan lainnya.

 Proses pembuatan saus tomat adalah sebagai berikut:


1) Buah tomat dilakukan sortasi, gunakan buah tomat yang matang
sempurna, segar, tidak cacat.
2) Buah tomat dicuci hingga bersih.
3) Iris tipis melintang kulit buah tomat (jangan sampai daging buah),
lalu lakukan blanching pada air mendidih selama 10 menit.
4) Angkat dan rendam dalam air dingin, hingga panas menurun.
5) Kupas kulit buah tomat, yang digunakan hanya daging buah,
potong-potong daging buah lalu diblender hingga halus.
6) Saring dengan menggunakan saringan bersih.
7) Bubur buah tomat dimasak dengan menggunakan api sedang,
masukkan gula, garam dan cuka.
8) Masak sampai mendidih sambil diaduk-aduk hingga mengental dan
tidak ada lagi cairan yang terlihat.
9) Setelah saus tomat selesai dimasak, masukkan dalam botol yang
telah steril, tutup rapat botol kaca
10) Sisihkan sedikit saos tomat yang tidak dimasukkan dalam botol
untuk diuji organoleptik (hari 1/ hari kontrol)
11) Lakukan proses Sterilisasi, dengan cara masak botol saos tomat
yang sudah ditutup rapat, dalam panci yang sudah mendidih selama
30 menit, angkat botol dan dinginkan pada suhu ruang.
12) Keringkan botol dan simpan botol pada tempat yang kering dan
terhindar matahari secara langsung.
13) Amati perubahan yang terjadi secara sensori dan visual saos tomat
pada hari ke-1, ke-7 dan ke-14 berdasarkan parameter pengamatan
(lihat pada tabel 1).
14) Data pengamatan dibuat dalam bentuk tabel dan melampirkan foto
tiap parameter pengamatan.

IV. Parameter Praktikum

Pengamatan dilakukan secara uji sensori dan uji visual pada saos tomat,

dengan mengisi tabel dibawah ini.

Tabel 1. Pengamatan Uji Sensori dan Uji Visual pada Saos Tomat.
Pengamatan (Hari)
Perlakuan
1 7 14
(Kontrol)
Warna
Rasa
Aroma
Tekstur
Kekentalan
Kenampakan
Skala Uji Sensori (warna, aroma dan rasa) :
1. Tidak Suka
2. Kurang Suka
3. Cukup Suka
4. Suka
5. Sangat Suka
PRAKTIKUM II
TEKNOLOGI PENGAWETAN
(PEMBUATAN TELUR ASIN)

I. Pendahuluan
Dalam proses pengolahan telur adalah salah satu sumber protein
hewani yang memiliki rasa yang enak dan lezat, mudah dicerna dan bergizi
tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat
dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai makanan, tepung
telur, obat, dan lain sebagainya. Telur terdiri dari protein 13%, lemak 12%
serta vitamin dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuning
telur. Kuning telur mengandung asam amino esensial yang membantu
mempercepat pertumbuhan otot serta mineral seperti besi, fosfor, sedikit
kalsium dan vitamin B kompleks. Adapun putih telur yang jumlahnya
sekitar 60% dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis protein dan
sedikit karbohidrat.
Kelemahan telur yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik kerusakan
alami, kimiawi maupun kerusakan akibat serangan mikroorganisme melalui
pori-pori telur. Penyimpanan telur dalam waktu lama tanpa pengawetan
dapat menurunkan bobot telur dan putih telur menjadi encer. Telur yang
diawetkan dapat memperpanjang daya simpan tanpa mengurangi kadar
gizinya. Salah satu cara pengawetan yang tidak merubah gizinya yaitu di
asinkan. Oleh sebab itu usaha pengawetan sangat penting untuk
mempertahankan kualitas telur.

II. Tujuan Praktikum


1. Mengetahui cara pembuatan telur asin.
2. Memperlambat proses pembusukan (pengawetan).
3. Mengetahui proses osmosis pada pembuatan telur asin.
4. Mengetahui perbandingan warna sebelum dan sesudah di asinkan.
III. Metode Praktikum

A. Bahan dan Alat


Alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Wadah plastik
2) Pengaduk

Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:


1) Telur bebek 4 butir
2) Garam kasar 100 gram (7 sendok makan)
3) Abu gosok 100 gr (7 sendok makan)
4) Batu bata yang sudah di haluskan 100 gr (7 sendok
makan), bisa diskip bila bahan tidak ada
5) Air secukupnya

B. Prosedur Praktikum
1) Pilih telur yang bermutu baik (tidak retak atau busuk) dengan cara
merendam telur tersebut, apabila telurnya mangapung berarti telur
tersebut berkualitas buruk, telur yang baik adalah telur yang
tenggelam secara mendatar didasar mangkuk.
2) Bersihkan telur dangan cara dicuci lalu dilap kering.
3) Buat adonan pengasin yang terdiri dari campuran abu gosok, garam
kasar dan atau bubuk batu bata dengan perbandingan 1:1:1.
4) Tambahkan sedikit air ke dalam adonan, lalu diaduk sampai berbentuk
pasta.
5) Untuk mendapatkan tingkat kekentalan yang tepat, adonan dapat dicoba
untuk ditempelkan pada kulit telur. Apabila adonan tersebut dapat
melekat dengan baik dan mudah, berarti tingkat kekentalannya telah
tepat.
6) Bungkus telur dengan menggunakan adonan dengan ketebalan 1 cm –
2 cm.
7) Simpan telur dalam wadah toples plastik, di tempat bersih dan terbuka
selama 7-14 hari (sesuai parameter pengamatan). Usahakan telur tidak
pecah atau retak pada waktu penyimpanan.
8) Setelah pemeraman cukup waktunya, segera bongkar adonan pembalut
pada telur. Agar tidak merusak telur pada saat pengbongkaran adonan
pembalut, sebaiknya tambahkan sedikit air hingga adonan yang kering
menjadi sedikit basah dan gembur. Dengan demikian, adonan dapat
dibongkar dengan lebih mudah dan aman.
9) Selanjutnya rebus telur asin. Cuci dahulu telur asin yang hendak
direbus hingga bersih.
10) Amati perubahan secara uji organoleptik yang terjadi pada hari ke-7
dan hari ke-14 (masing-masing 2 butir telur) berdasarkan parameter
pengamatan.
11) Data pengamatan dibuat dalam bentuk tabel dan melampirkan foto
tiap parameter pengamatan.

IV. Parameter Praktikum


Pengamatan dilakukan secara uji sensori pada telur asin rebus, dengan
mengisi tabel dibawah ini.
Tabel 2. Pengamatan Uji Sensori pada Telur Asin Rebus.
Penyimpanan (Hari)
Perlakuan
7 14
Warna
Rasa
Aroma
Tekstur
Kenampakan
Skala Uji Sensori :
1. Tidak Suka
2. Kurang Suka
3. Cukup Suka
4. Suka
5. Sangat Suka
PRAKTIKUM III
TEKNOLOGI PENGOLAHAN
(PEMBUATAN JAHE INSTAN)

I. Pendahuluan
Untuk skala rumah tangga, pembuatan jahe instan akan sangat
bermanfaat untuk menjaga kesehatan anggota keluarga. Beberapa manfaat
jahe instan untuk kesehatan antara lain adalah menghangatkan tubuh dan
meringankan influenza. Terdapat beberapa jenis jahe yang umum
dikembangkan di Indonesia, antara lain jahe merah, jahe putih kecil (jahe
emprit) dan jahe putih besar (jahe gajah). Dengan perbedaan karakteristik dan
manfaat dari tiap jenis jahe tersebut, jahe yang seringkali diolah menjadi jahe
instan adalah jahe merah. Dengan mengolah jahe menjadi jahe instan, jahe
akan tahan lama dan siap diseduh sewaktu-waktu diperlukan.

II. Tujuan Praktikum


1. Mengetahui cara pembuatan jahe instan.
2. Mengetahui pengaruh penambahan gula pada proses pembuatan jahe
instan.

III. Metode Praktikum


A. Bahan dan Alat
Alat yang diperlukan dalam pembuatan jahe instan adalah :
1) Kompor
2) Wajan
3) Blender
4) Gelas ukur
5) Pengaduk
6) Saringan / Kain bersih
Bahan yang digunakan adalah :

1) Jahe 300 gram


2) Gula pasir 300 gram
3) Air

B. Prosedur Praktikum
1) Pilih jahe yang baik dan sehat.
2) Kupas jahe lalu dipotong-potong ukuran besar agar mudah
dibersihkan. Cuci sampai bersih.
3) Potong kecil-kecil rimpang jahe yang sudah dibersihkan.
4) Potongan kecil jahe dicampur sedikit air diblender sampai halus.
5) Peras jahe yang sudah diblender dengan saringan. Air perasan jahe
akan digunakan sebagai bahan pokok membuat jahe instan.
6) Tambahkan gula dengan perbandingan air jahe dan gula 1:1. Untuk
memudahkan takar dengan menggunakan gelas.
7) Rebus cairan jahe dengan api kecil sambil terus diaduk hingga
larutan mengkristal. Aduk terus jangan sampai lengket/gosong.
8) Jika bahan sudah mulai masak, tandanya telah mengkristal dan
berwarna putih agak coklat muda, segera angkat. Biarkan sampai
dingin.

Gambar 1. Pembuatan Jahe Instan.


9) Kristal-kristal jahe tersebut kemudian dihaluskan menjadi bentuk
bubuk/serbuk. Dapat dilakukan dengan blender, ditumbuk lalu
diayak jahe instan hingga kristalnya halus dan rata. Kristal jahe yang
masih kasar dihaluskan lalu diayak lagi sampai halus dan rata.
10) Simpan serbuk jahe instan di tempat kering dan tertutup. Jahe instan
siap dikonsumsi.
11) Cara mengkonsumsi jahe instan, seduh 1-2 sendok jahe instan
dengan air panas, siap diminum.
12) Amati perubahan yang terjadi pada jahe instan dengan uji
organoleptik yang disimpan di hari ke-7 dan ke-14 berdasarkan
parameter pengamatan (pada tabel).
13) Data pengamatan dibuat dalam bentuk tabel dan melampirkan foto
tiap parameter pengamatan.

V. Parameter Praktikum
Pengamatan dilakukan secara uji organoleptik pada jahe instan,
dengan mengisi tabel dibawah ini.
Tabel 3. Pengamatan Uji Organoleptik pada Jahe Instan.
Perlakuan Penyimpanan (Hari)
1 7 14
Bubuk Jahe Instan:
Warna
Rasa
Aroma
Tekstur
Kenampakan
Minuman Jahe Instan :

Warna
Rasa
Aroma
Tekstur
Kenampakan
Skala Uji Organoleptik :
1. Tidak Suka
2. Kurang Suka
3. Cukup Suka
4. Suka
5. Sangat Suka
PRAKTIKUM IV
PENGOLAHAN DENGAN PENDINGINAN,
PEMBEKUAN DAN THAWING

I. Pendahuluan
Hasil pertanian setelah panen, akan mengalami perubahan-perubahan
akibat pengaruh fisik, kimiawi atau mikrobiologi. Penanganan pasca panen
yang tidak benar dapat mengakibatkan kerusakan yang cukup tinggi, sebab
sifat hasil pertanian yang mudah rusak, terutama golongan sayuran dan
buah-buahan. Oleh karena itu dilakukan pengolahan dan pengawetan bahan
pangan yang bertujuan untuk memperpanjang masa simpan bahan pangan
tersebut. Pengolahan dan pengawetan dapat dilakukan dengan berbagai cara
salah satunya dapat dilakukan dengan cara pendinginan dan pembekuan
yang selain bertujuan memperpanjang masa simpan juga dapat memperoleh
bentuk baru dengan kekerasan, rasa, dan aroma tertentu.
Metode blanching/blansir adalah sebuah cara pemanasan (70°-100°
tergantung jenis sayuran/daging) sebelum pembekuan, pengeringan, dan
pengemasan pada bahan-bahan makanan seperti sayuran, daging-dagingan
atau bahkan buah-buahan tertentu. Ada sebagian daging-dagingan, juga
buah-buahan yang tidak perlu melakukan proses blansir karena lebih efisien
dan sudah aman dan awet hanya di simpan di freezer atau kulkas. Manfaat
dari metode blanching adalah :
1. Menjaga warna, rasa, dan nutrisi dari sayuran.
2. Warna sayuran hijau akan tampak semakin cerah setelah diblansir.
3. Membersihkan sayuran dan buah secara sempurna dari bahan kimia.
4. Bila sayuran akan digunakan untuk mpasi atau tumis sayuran, kita
nggak perlu menumis terlalu lama.
5. Untuk sayur dan daging bisa menghilangkan bakteri dalam daging dan
bau amis. Serta dapat menjaga kualitas daging walaupun sudah masuk
freezer.
II. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui proses pengolahan pangan dengan metode blanching,
pembekuan, freezing dan thawing.
2. Mengetahui efek metode blanching, pembekuan, freezing dan
thawing pada bahan pangan.

III. Metode Praktikum


A. Bahan dan Alat
Alat yang diperlukan dalam praktikum ini adalah :
1) Panci
2) Pisau
3) Talenan
4) Plastik kemasan
5) Lemari es
6) Sendok pengaduk

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

1) Kentang (Bahan A)
2) Bunga kol (Bahan B)
3) Ikan segar (Bahan C)
4) Garam halus
5) Kertas label / spidol

B. Prosedur Praktikum
1) Kupas bahan, cuci bersih dan potong memanjang, masing-masing
bahan A, B, C dibagi 12 bagian dengan ukuran yang sama besar.
2) Blanching bahan pada air mendidih dengan perlakuan sebagai
berikut :
a. Perlakuan 1: Bahan A, B, C ambil 4 bagian sebagai kontrol
(tanpa blanching).
b. Perlakuan 2: Bahan A, B, C ambil 4 bagian diblanching dengan
air biasa selama 3 menit.
c. Perlakuan 3: Bahan A, B, C ambil 4 bagian diblanching
dengan campuran air dan garam 1 sendok
makan selama 3 menit.
3) Untuk perlakuan 2 dan 3, angkat dan dinginkan bahan dalam air
dingin selama 3 menit.
4) Kemas dalam plastik bersih masing-masing berisi 2 potong bahan
dan segel rapat/kedap udara, berikan label pada masing-masing
bahan sesuai perlakuannya (lihat Tabel dibawah ini)

Perlakuan
(masing-masing 2 potong)
1 2 3
(Kontrol/Tanpa Blanching dengan
Bahan Blanching)
(Blancing dengan Air)
Larutan Garam)
Simpan Simpan Simpan Simpan Simpan Simpan
Suhu Suhu Suhu
suhu dingin suhu dingin suhu dingin
beku beku beku
(4oC) (-15oC) (4oC) (-15oC) (4oC) (-15oC)
A (Kentang) A11 A12 A21 A22 A31 A32

B (Bunga Kol) B11 B12 B21 B22 B31 B32

C (Ikan Segar) C11 C12 C21 C22 C31 C32

5) Simpan tiap-tiap perlakuan dengan cara:


o
a. Simpan pada suhu dingin 4-8 C yaitu di dalam lemari es.
o
b. Simpan pada suhu beku -15 C yaitu di dalam freezer.
6) Keluarkan bahan dan lakukan thawing untuk masing-masing bahan
pada hari ke-7 dan ke-14 berdasarkan parameter pengamatan (lihat
tabel).
7) Amati perubahan fisik yaitu warna, aroma dan tekstur/kekerasan
masing-masing bahan setelah thawing.
8) Data pengamatan dibuat dalam bentuk tabel dan melampirkan foto
tiap parameter.

VI. Parameter Praktikum


Pengamatan perubahan fisik yaitu warna, bau dan kekerasan bahan, dengan
mengisi tabel dibawah ini.
Tabel 4. Pengamatan Perubahan Warna pada Kentang, Bunga Kol dan Ikan Segar.
Perlakuan Pengamatan Warna (Hari)
7 14
A (Kentang)
A11
A12
A21
A22
A31
A32
B (Bunga Kol)

B11
B12
B21
B22
B31
B32
C (Ikan Segar)
C11
C12
C21
C22
C31
C32
Tabel 5. Pengamatan Perubahan Aroma/Bau pada Kentang, Bunga Kol dan
Ikan Segar.
Perlakuan Pengamatan Aroma/Bau (Hari)
7 14
A (Kentang)
A11
A12
A21
A22
A31
A32
B (Bunga Kol)

B11
B12
B21
B22
B31
B32
C (Ikan Segar)
C11
C12
C21
C22
C31
C32
Tabel 6. Pengamatan Perubahan Tekstur/Kekerasan Bahan pada Kentang, Bunga
Kol dan Ikan Segar.
Pengamatan Tekstur/Kekerasan (Hari)
Perlakuan
7 14
A (Kentang)
A11
A12
A21
A22
A31
A32

B (Bunga Kol)

B11
B12
B21
B22
B31
B32
C (Ikan Segar)
C11
C12
C21
C22
C31
C32
PRAKTIKUM V
TEKNOLOGI PENGOLAHAN
(PEMBUATAN SELAI NENAS)

I. Pendahuluan
Buah-buahan merupakan bahan pangan yang sangat diperlukan untuk
kesehatan tubuh. Kandungan vitamin, serat, mineral, serta beberapa
antioksidan diperlukan tubuh sebagai asupan dalam mendukung aktivitas sel
tiap harinya. Dalam proses konsumsinya buah-buahan dapat dikonsumsi
secara langsung maupung tidak langsung atau melalui proses pengolahan
terlebih dahulu. Buahan-buahan seperti jambu, salak, nanas, mangga,
pepaya, pisang, apel, hingga tomat adalah jenis buah-buahan yang sering
diolah menjadi bentuk pangan lain untuk dikonsumsi. Bentuk pangan olahan
tersebut antara lain adalah selai.
Selai umumnya terbuat dari daging atau sari buah yang diproses
menyerupai gel dan mengandung gula, asam dan pektin. Buah-buahan
umumnya merupakan bahan baku utama dalam pembuatan selai atau jeli. Di
Indonesia, buah nenas memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi
produk, selain karena buah ini cukup banyak diproduksi setiap tahun, buah
ini juga kaya akan zat gizi yang tidak didapat pada buah lain.
Untuk membuat selai, dibutuhkan buah nenas yang tidak mengandung
banyak air, rasanya manis, harum dan matang (90%). Kondisi ini akan
mempersingkat proses pengentalan selai dan mencegah terjadinya reaksi
browning (kecoklatan) akibat pengolahan yang terlalu lama. Pengolahan
yang lama dapat mempercepat kehilangan nilai gizi sehingga kualitas dari
selai yang didapatkan tidak maksimal.
II. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Mengetahui cara pembuatan selai berbahan baku buah nenas.


2. Mengetahui pengaruh proses pengolahan terhadap nilai gizi selai nenas.

III. Metode Praktikum A.


Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan dalam pembuatan selai nenas adalah :
1) Panci
2) Pisau
3) Parutan
4) Talenan
5) Saringan
6) Pengaduk
7) Kompor
8) Sendok
9) Botol kaca / gelas jar

Bahan yang digunakan dalam pembuatan selai nenas adalah :


1) 1 buah nanas matang berukuran sedang
2) 250 gram gula pasir (1 gelas standar)
3) 1/2 sendok teh bubuk kayu manis / 1 batang kayu manis
4) 2 buah cengkeh

B. Prosedur Praktikum
1) Kupas buah nanas hingga bersih. Hilangkan seluruh mata dan
bagian tengahnya.
2) Setelah dikupas potong menjadi 4 bagian dan parut nanas.
3) Masak nanas dengan api sedang, kemudian masukkan kayu manis
dan cengkeh. Masak hingga air menyusut sambil terus diaduk.
4) Nanas dimasak hingga mengental kemudian masukkan gula dan
masak kembali hingga kental dan kering.
5) Saat memasak selai ini, usahakan untuk terus mengaduk selai
agar tidak gosong. Gunakan api kecil dan masak perlahan
hingga matang dan padat.
6) Masak sampai selai kering dan lengket serta berubah warna
menjadi kecoklatan.
7) Setelah air cukup berkurang dan tekstur selai menyerupai pasta
angkat dari pemanas kemudian dinginkan hingga seluruh uap
panasnya hilang.
8) Setelah selai selesai dimasak, masukkan dalam botol yang telah
disterilisasi sebelumnya dengan air mendidih. Tutup rapat botol
kaca.
9) Sisihkan sedikit selai nenas yang tidak dimasukkan dalam botol
untuk diuji organoleptik (hari 1/ hari kontrol)
10) Lakukan sterilisasi pada selai nenas dalam botol, dengan
masukkan dalam air yang mendidih. Masak hingga 30 menit,
angkat botol dan dinginkan pada suhu ruang.
11) Keringkan botol dan simpan botol pada tempat yang kering dan
terhindar matahari secara langsung.
12) Amati perubahan yang terjadi secara visual dan uji sensori pada
hari ke-1, ke-7 dan ke-14 berdasarkan parameter pengamatan
(pada tabel)
13) Data pengamatan dibuat dalam bentuk tabel dan melampirkan
foto tiap parameter pengamatan.
IV. Parameter Praktikum

Pengamatan dilakukan secara uji visual dan uji sensori pada selai

nenas, dengan mengisi tabel dibawah ini.

Tabel 7. Pengamatan Uji Visual dan Uji Sensori pada Selai Nenas
Pengamatan (hari)
Perlakuan
1 7 14
(Kontrol)
Warna
Rasa
Aroma
Tekstur
Kekentalan
Kenampakan
Skala Uji Sensori (warna, aroma, rasa dan tekstur) :
1. Tidak Suka
2. Kurang Suka
3. Cukup Suka
4. Suka
5. Sangat Suka
PEMBAGIAN KELAS (GOOGLE CLASROOM) PENGUMPULAN LAPORAN
PRAKTIKUM TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN SEMESTER AWAL
2020/2021
Kelas Jadwal Kuliah Semester Jumlah Alamat Google Classroom Kode Join
Hari Jam Mahasiswa Kelas
AGT C1 Rabu 15.40 - AGT7 https://classroom.google.com/u/0/c/MTg2ODQ4MDQ1NTAz 6lgjgue
18.10
AGT C2 Selasa 13.00 - AGT7 https://classroom.google.com/u/0/c/MTkwMzg4MDM0ODcw a7pihon
15.30
AGT C3 AGT7 https://classroom.google.com/u/0/c/MTkwMzg4MDM0ODkx 6wluatm

AGT C4 Senin 10.30 - AGT7 https://classroom.google.com/u/0/c/MTkwMzg4MDM0OTEw tppohoq


12.10
AGB C1 Sabtu 13.00 - AGB5 https://classroom.google.com/u/0/c/MTgwNjM3NDM3NDEz voz65f6
15.30
AGB C2 Sabtu 09.40 - AGB5 https://classroom.google.com/u/0/c/MTgwNjM1MzA4MjU4 74p4kwv
12.10
AGB C3 Jumat 15.40 - AGB5 https://classroom.google.com/u/0/c/MTkwMzg4MDM0OTIx mqp5qtf
18.10
AGB C4 Jumat 13.00 - AGB5 https://classroom.google.com/u/0/c/MTkwMzg4MDM2NjAx svj2rgn
15.30
AGB C5 Rabu 07.00 - AGB5 https://classroom.google.com/u/0/c/MTkwMzg4MDM2NjE0 gbnxfap
09.30
AGB C6 Selasa 13.00 - AGB5 https://classroom.google.com/u/0/c/MTkwMzg4MDM2NjM1 dcx4zig
15.30
FORMAT LAPORAN LENGKAP

Jenis Huruf : Times New Roman 12


HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTA ISI (Dimulai dari Daftar Tabel sampai Daftar Lampiran)
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Kegunaan Praktikum
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. TOMAT (Contoh, sesuaikan dengan materi praktikum)
B. SAOS TOMAT (Contoh, sesuaikan dengan materi praktikum)
C. BLANCHING (Contoh, sesuaikan dengan materi praktikum)
D. STERILISASI (Contoh, sesuaikan dengan materi praktikum)
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
B. Alat dan Bahan
C. Prosedur Praktikum
D. Parameter Praktikum
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN (Berdasarkan parameter dan dilengkapi
dengan gambar/foto)

B. dst
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan (berdasarkan tujuan praktikum)
B. Saran
VI. LAMPIRAN (diagram alir prosedur pembuatan produk)
(SAMPUL)
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM TEKNOLOGI HASIL
PERTANIAN

OLEH
NAMA
STAMBUK

PROGRAM STUDI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020

Anda mungkin juga menyukai